sop ii ym revisi

16
STANDAR OPERASIONAL PENANGANAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI OPERASI PANAS BUMI Secara umum pertolongan pertama pada korban kecelakaan kerja antara lain : 1. Pindahkan korban ke tempat yang aman 2. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban 3. Perhatikan terjadinya perdarahan 4. Perhatikan tanda- tanda shock A. SHOCK Adalah kegagalan sirkulasi perifer ke jaringan sehingga perfusi jaringan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sel, untuk mengeluarkan sisa- sisa metabolisme. Pembagian shock : Shock hipovolumik (karena volume darah berkurang) terjadi akibat : Perdarahan Luka bakar Keringat berlebih Patah tulang hemathorak Shock normovolumik

Upload: yusup

Post on 11-Jul-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SOP

TRANSCRIPT

Page 1: Sop II Ym Revisi

STANDAR OPERASIONAL PENANGANAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

DI OPERASI PANAS BUMI

Secara umum pertolongan pertama pada korban kecelakaan kerja antara lain :

1. Pindahkan korban ke tempat yang aman

2. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban

3. Perhatikan terjadinya perdarahan

4. Perhatikan tanda- tanda shock

A. SHOCK

Adalah kegagalan sirkulasi perifer ke jaringan sehingga perfusi jaringan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sel, untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme.

Pembagian shock :

Shock hipovolumik (karena volume darah berkurang) terjadi akibat :

Perdarahan

Luka bakar

Keringat berlebih

Patah tulang

hemathorak

Shock normovolumik

Shock kardiogenik : kelainan jantung

Shock septik : karena infeksi

Shock anaphylaxi : karena alergi

Shock neurogenik : karena nyeri hebat

Penatalaksanaan shock :

Cari penyebabnya

Page 2: Sop II Ym Revisi

Letakkan pasien dengan posisi kaki diangkat 20 derajat sehingga sedikit lebih tinggi dari kepala. Sedangkan posisi tubuh terlentang.

Periksa tanda vital : tensi, nadi , nafas

Diberikan cairan perental/ peroral

Shock anafilaktik

Pengertiannya :

Penanganan kejadian reaksi anaphilaksis pada pasien yang dilakukan untuk mencegah adanya kemungkinan komplikasi yang dapat mengakibatkan kematian / fatal.

Tujuan :

Mencegah terjadinya syok anaphilaksis dan kematian pasien.

Penanganan :

Bersikap tenang dan bertindak cepat dan tepat. Bila pada saat itu sedang dilakukan pemberian obat,

misalnya suntikan penicillin procain, zat kontras atau vaksinasi maka segera menghentikan tindakan tersebut.

Meletakkan penderita tidur terlentang dengan posisi kaki lebih tinggi, kepala diluruskan sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan jalan napas dan mudah membersihkan mulut.

Pakaian yang ketat dilonggarkan. Berika segera suntikan adrenalin 0,1 % sebanyak 0,3 cc

secara subkutan di lengan atas atau intra muscular di pantat, suntikan ini dapat diulang 5 – 15 menit kemudian.

Bila tidak ada perkembangan / perbaikan keadaan pasien berikan adrenalin yang diencerkan 10 kali secara intra vena dan perlahan – lahan.

Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan. Berikan Oksigen sebanyak 4 – 5 liter / menit

B. FRAKTUR

Adalah terputusnya continuitas tulang dan atau tulang rawan dengan atau tanpa perubahan letak daripada fragmen-fragmen tulang

Dapat dibagi menjadi 2 :

Fraktur terbuka

Page 3: Sop II Ym Revisi

Fraktur tertutup

Gejala terjadinya fraktur :

Nyeri, baik nyeri tekan maupun nyeri gerak

Deformitas atau perubahan bentuk dari tulang

Krepitasi atau terdengarnya/terasanya suara gemeretak bila penderita melakukan gerakan

Adanya gangguan fungsi

Penanganan :

Periksa keadaan penderita sadar/ tidak

Periksa keadaan fisik

Dilakukan pemasangan spalk/bidai

Jika frakturnya terbuka maka luka di bersihkan terlebih dahulu, tutup dengan kassa, baru kemudian dilakukan pemasangan spalk..

Rujuk ke RS

C. . Flail Chest

Definisi

Adanya bagian dari dinding dada yang kehilangan kontinuitas dengan dinding dada sisanya (ada bagian yang melayang). Terdapat multiple fraktur iga dengan garis fraktur lebih dari satu pada satu iga.

Tujuan

1) Mengurangi rasa sakit

2) Mencegah kerusakan lebih lanjut pada dinding dada

Persiapan alat

1) Alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)

2) Oksigen lengkap

3) Intubasi set

4) Suction lengkap

5) Infus set

Page 4: Sop II Ym Revisi

6) Pulse oksimetri

Pelaksanaan tindakan

1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)

2) Bersihkan jalan nafas dari cairan / darah dan kontrol C spine

3) Pasang intubasi

4) Berikan oksigenasi yang adekuat

5) Jaga breathing-ventilasi dengan baik

D. Trauma Abdomen

Definisi

Suatu keadaan dimana abdomen mengalami benturan oleh benda tumpul maupun tajam. Dalam hal ini penanganan dikhususkan untuk trauma abdomen dikarenakan benda tajam.

Tujuan

1) Mencegah kerusakan lebih lanjut organ di rongga abdomen

2) Mencegah terjadinya syok haemoragi

Persiapan alat :

Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)

Oksigen lengkap

betadine

hipafix

Kassa steril untuk tampon

tensimeter

Pelaksanaan tindakan

1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)

2) Pertahankan jalan nafas tetap terbuka

3) Pasien diberikan oksigen 6 ltr/menit

4) monitor tanda-tanda vital (TD, O2,airway)

5) bersihkan luka dengan air mengalir

Page 5: Sop II Ym Revisi

6) Jika terdapat organ yang keluar, tutup dengan kasa steril yang lembab

7) Tutup luka dengan kassa stteril untuk menahan terjadinya perdarahan.

8) rujuk ke RS terdekat

E. Cedera Kepala

Definisi

Suatu keadaan dimana kepala mengalami cedera akibat adanya suatu benturan dengan benda tumpul maupun tajam.

Tujuan

1) Mencegah kerusakan otak sekunder

2) Mempertahankan pasien tetap hidup

Persiapan alat

1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)

2) Neckcollar

3) Suction lengkap

4) Oksigen lengkap

5) Intubasi set

6) Long spine board

7) Pulse oksimetri

Pelaksanaan tindakan

1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort

2) Bersihkan jalan nafas dari kotoran (darah, secret, muntah) dengan suction)

3) Imobilisasi C spine dengan neck collar

4) Jika tiba-tiba muntah miringkan dengan teknik “Log Roll”.

5) Letakkan pasien di atas long spine board

6) Bila pasien mengorok pasang oropharingeal airway dengan ukuran yang sesuai oropharingeal jangan difiksasi

Page 6: Sop II Ym Revisi

7) Memasang intubasi (jika ada indikasi)

8) Pertahankan breathing dan ventilation dengan memakai masker oksigen dan berikan oksigen 100 % diberikan dengan kecepatan 10-121/menit

9) Monitor circulasi dan stop perdarahan, berikan infus RL 1-2 liter bila ada tanda- tanda syok dan gangguan perfusi, hentikan perdarahanluar dengan cara balut tekan.

10) Periksa tanda lateralisasi dan nilai Glasgow Coma Scale nya

11) Rujuk ke RS terdekat.

12) Selimuti tubuh penderita setelah diperiksa seluruh tubuhnya, jaga jangan sampai kedinginan.

F. LUKA

Hilang atau rusaknya bagian jaringan tubuh

Menurut penyebabnya luka dibagi :

Luka lecet

Luka robek

Luka memar

Luka iris

Luka tusuk

Luka bakar

Luka tembak

Persiapan alat :

Streril

1. Bak instrumen a. Spuit irigasi 50 ccb. Soft koteker c. Pinset anatomisd. Pinset chirrugise. Gunting jaringanf. Arteri klem

g. Knop sonde

h. Container untuk cairan irigasi

Page 7: Sop II Ym Revisi

i. Naal foulder

2. Kassa dan depres dalam tromol

3. Handschone / gloves steril

4. Neerbeken (bengkok)

5. Kom kecil/ sedang

6. Heacting set

7. Spuit 3 cc

8. Pembalut sesuai kebutuhan

a. Kasa

b. Kasa gulung

c. Sufratul

9. Topical terapi

a. Oxytetraciclin salep /

b. Gentamicin salep 0,3 %

c. Lidokain ampul

10. Cairan pencuci luka dan disinfektan

a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C

b. Betadine

Non Streril

1. Schort / Gown

2. Perlak + Alas Perlak / Underpad

3. Sketsel / Tirai

4. Gunting Verband

5. Neerbeken / Bengkok

6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone

7. Tempat Sampah

Penanganan luka secara umum :

Page 8: Sop II Ym Revisi

Hentikan / kurangi perdarahan dengan torniquet

Anesthesi lokal dengan chlor etil atau injeksi lidokain

Bersihkan luka dengan Nacl atau air mengalir

Jika luka lebar bisa dilakukan jahitan

Diberikan salep antibiotik atau ditutup dengan sofratule

Dibalut dengan perban

Jika luka berat dengan kerusakan jaringan luas, setelah dilakukan pembersihan luka, ditutup dengan kassa, kemudian dirujuk ke RS.

Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras/lecet

1)        Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan Cairan

Ns Dan Betadine

2)        Pembersihan Dengan Ns

3)        Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul

4)        Bersihkan Peralatan

5)        Observasi

6)        Konseling

Penatalaksaan Perawatan Luka Robek

1)        Persiapan Pasien Dan Informed Concern

2)        Semua Alat Disiapkan

3)        Suntikan Dengan Lidokain Merata

4)        Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol

5)        Diberikan Disinfektan Dengan Betadine

6)        Heacting (Sesuai Sop Heacting)

7)        Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin

8)        Ditutup Dengan Kasa Steril

9)        Diplester / Hipafix

10)    Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka.

11)    Bereskan Peralatan

Page 9: Sop II Ym Revisi

12)    Observasi.

Penanganan luka bakar :

Cek kondisi pasien, termasuk dalam golongan luka bakar derajat 1, 2, 3 atau 4

Segera rendam bagian luka kedalam air dingin jika bagian tersebut memungkinkan untuk bisa direndam.

Untuk luka bakar derajat 1, 2 dan 3 bisa dilakukan pemberian salep luka bakar.

Tutup luka bakar dengan kassa steril.

Jika pasien haus diberi minum.

Jika pasien merasa kesakitan, pada bagian luka bakar yang tidak memungkinkan untuk direndam pada air dingin, boleh dikompres dengan air es dengan menggunakan kain bersih

Jika luka bakar derajat 3 atau lebih bisa dilakukan pemasangan infus baik 1 jalur maupun 2 jalur.

.rujuk ke RS terdekat.

G. KERACUNAN

Suatu keadaan dmana tubuh kemasukan zat-zat yang merugikan atau berpengaruh buruk bagi kondisi kesehatan, yang bersifa sementara atau menetap.

Prinsip :

Mencegah atau menghentikan penyerapan racun

Mengeluarkan racun yang telah diserap

Pengobatan simptomatik

Pengobatan spesifik atau anti dotum

Monitor tanda-tanda vital

Encerkan racun yang ada dilambung dengan :

Air biasa atau air kelapa

Susu atau telur mentah

Page 10: Sop II Ym Revisi

Norit

Jika racun yang tertelan bersifat korosif segera rujuk ke RS terdekat.

H. GIGITAN BINATANG BERBISA

Penanganan pada umumnya :

Bersihkan luka gigitan dengan air hangat bisa juga ditambahkan dengan antiseptik

Keluarkan darah dari luka gigian

Rawat luka seperti luka biasa

Penanganan pada gigitan ular berbisa :

Torniquet bagia pangkal dari daerah gigitan

Letakkan daerah gigitan lebih rendah dari jantung

Boleh dikompres dengan es

Usahakan penderita tetap tenang, bisa diberi analgetik untuk meredakan nyeri.

Hindarkan luka ontak dengan benda panas, yodium atau KMn04

Analgetik disuntikkan disekitar luka.

Pengeluaran bisa dapat dilakukan dengan breast/semprit atau hisap dengan mulut.

Dapat dilakukan suntikan Anti Bisa Ular dimana sebelumnya dilakukan tes sensitivitas.

I. Melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Pengertian

Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien.

Tujuan

Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru

Persiapan

Alat

Page 11: Sop II Ym Revisi

Alat pelindung diri (masker, handscoen)

Trolly emergency yang berisi :

(1) Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)

(2) Magil force

(3) Pipa trakhea berbagai ukuran

(4) Trakhea tube berbagai ukuran

(5) Gudel berbagai ukuran

(6) CVP set

(7) Infus set/blood set

(8) Papan resusitasi

(9) Gunting verband

(10) Bag resuscitator lengkap

(11) Semprit 10 cc – jarum no. 18

Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai

Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai

EKG record

EKG monitor bila memungkinkan

DC shock lengkap

Pasien

a) Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

b) Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas keras

c) Baju bagian atas pasien dibuka

Pelaksanaan

a) Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)

b) Mengecek kesadaran pasien dengan cara :

Memanggil nama

Menanyakan keadaannya

Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien

c) Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, aktifkan SPGDT,

Page 12: Sop II Ym Revisi

menyiapkan ambulans untuk di rujuk ke rumah sakit.

d) Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift dan bersihkan jalan nafas dari sumbatan.

e) Menilai pernafasan dengan cara :

1) Melihat pergerakan dada/perut

2) Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung.

f) Memonitor dan mengobservasi keadaan pasien dalam keadaan aman, mempertahankan airway, breathing dan circulation hingga sampai ke RS terdekat.