isi leptoo.docx

14
PENDAHULUAN Latar Belakang Lep tos pir osis adalah peny aki t zoo not ik yan g dis eba bka n ole h infeksi spiroket  Leptospira interrogans dan merupakan salah satu zoonosis yang paling sering terjadi di seluruh dunia. Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Weil  pada tahun 1886 . Leptospiro sis dikenal dengan nama  flood fever atau demam banjir, ka rena seri ng terj adi waba h pa da sa at ba nj ir. Be nt uk pa li ng pa rah da ri leptospirosis yang menyerang dan merusak hampir semua organ dikenal dengan We il’s Disease !aroun et al . "#11$. Penularan leptospirosis dapat terjadi se%ara langsung akibat adanya kontak antara manusia dengan urin atau jaringan binatang yang terinfeksi, dan se%ara tidak langsung terjadi akibat kontak antara manusia den gan air , tan ah, atau tanaman ya ng terk ont ami nas i uri n dar i bin atan g yan g terinfeksi leptospira &nies et al. "##'$. Leptospirosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya negara(negara yang beriklim tropis dan subtropis yang memiliki %urah hujan tinggi )ha dan &nsari "#1#$. Penyakit infeksi ini endemis pada masyarakat miskin atau populasi petani dan pekerja yang berhubungan dengan air dan tanah di negara berkembang. !eskipun leptospirosis adalah penyakit yang mengan%am  jiwa dan menimbulkan banyak kerugian, kurangnya data global mengenai morbi ditas dan mortalitas dari penyakit ini meny ebabka n leptos pirosi s menjad i salah satu penyakit infeksi yan g ter abaika n atau neglec ted infecti ous diseas es *osta et al. "#1+$. Leptospirosis menjadi masalah di dunia karena angka kejadian yang dilaporkan rendah di sebagian besar negara. al ini dikarenakan kesulitan dal am dia gno sis kli nis dan tidak tersedi any a alat dia gno stik yan g memadai, sehingga banyak kejadian yang tidak diketahui. -ejadian leptosp irosis untuk negara subtropis adalah berkisar antara #,1(1 kejadian tiap 1## ### penduduk per tahun, sedangkan di negara tropis berkisar antara 1#(1## kejadian tiap 1## ### penduduk per tahun / "##'$. 0ingginya angka prealensi leptospirosis di daerah yang memiliki iklim tropis dan subtropis, dap at dih ubu ngk an den gan kon dis i lingku nga n yan g kur ang bai k sehing ga memun gkin kan lingkung an tersebu t menjad i tempat yang baik atau %o%ok untuk hi dup da n berkembangbi aknya ba kteri  Leptospira 2e bri an "#1 3$. 4nsiden  penyakit leptospirosis tertinggi di wilayah &frika '+.+ per 1## ### penduduk$ diikuti oleh Pasifik Barat 66.5$, &merika 1".+$, &sia 0enggara 5.8$ dan ropa #.+$. 7ebagian besar kasus yang dilaporkan memiliki manifestasi parah dengan angka kematian lebih besar dari 1#. *osta et al. "#1+$ memperkirakan wabah leptos pir osi s tela h meny eba bka n 1.#3 jut a kas us dan +8 '## kematia n seti ap tahunnya. !orbiditas dan mortalitas paling banyak terjadi di negara miskin atau wilayah yang tidak rutin melakukan surailens. 9i 4ndonesia penyakit leptospirosis sering dilaporkan terjadi di daerah )awa 0engah seperti 7emarang, -laten, 9emak, atau Boyolali. Beberapa tahun terakhir di derah rawan banjir seperti )akarta dan 0angerang juga dilaporkan terjadinya  penyakit ini. 7elain itu kasus leptospira juga banyak ditemukan di daerah pesisir  pasang surut seperti :iau, )ambi, dan -alimantan. &ngka kematian leptospirosis di 4ndonesia termasuk tinggi yaitu men%apai ".+(16.5+ &nies et al. "##'$. /leh 1

Upload: monika

Post on 19-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 1/14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Leptospirosis adalah penyakit zoonotik yang disebabkan oleh infeksi

spiroket Leptospira interrogans dan merupakan salah satu zoonosis yang paling

sering terjadi di seluruh dunia. Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Weil pada

tahun 1886. Leptospirosis dikenal dengan nama  flood fever atau demam banjir,

karena sering terjadi wabah pada saat banjir. Bentuk paling parah dari

leptospirosis yang menyerang dan merusak hampir semua organ dikenal dengan

Weil’s Disease !aroun et al. "#11$. Penularan leptospirosis dapat terjadi se%ara

langsung akibat adanya kontak antara manusia dengan urin atau jaringan binatang

yang terinfeksi, dan se%ara tidak langsung terjadi akibat kontak antara manusia

dengan air, tanah, atau tanaman yang terkontaminasi urin dari binatang yang

terinfeksi leptospira &nies et al. "##'$.

Leptospirosis  merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,

khususnya negara(negara yang beriklim tropis dan subtropis yang memiliki %urah

hujan tinggi )ha dan &nsari "#1#$. Penyakit infeksi ini endemis pada masyarakat

miskin atau populasi petani dan pekerja yang berhubungan dengan air dan tanah

di negara berkembang. !eskipun leptospirosis adalah penyakit yang mengan%am

 jiwa dan menimbulkan banyak kerugian, kurangnya data global mengenai

morbiditas dan mortalitas dari penyakit ini menyebabkan leptospirosis menjadi

salah satu penyakit infeksi yang terabaikan atau neglected infectious diseases

*osta et al. "#1+$. Leptospirosis menjadi masalah di dunia karena angka kejadian

yang dilaporkan rendah di sebagian besar negara. al ini dikarenakan kesulitandalam diagnosis klinis dan tidak tersedianya alat diagnostik yang memadai,

sehingga banyak kejadian yang tidak diketahui.

-ejadian leptospirosis untuk negara subtropis adalah berkisar antara #,1(1

kejadian tiap 1## ### penduduk per tahun, sedangkan di negara tropis berkisar 

antara 1#(1## kejadian tiap 1## ### penduduk per tahun / "##'$. 0ingginya

angka prealensi leptospirosis di daerah yang memiliki iklim tropis dan subtropis,

dapat dihubungkan dengan kondisi lingkungan yang kurang baik sehingga

memungkinkan lingkungan tersebut menjadi tempat yang baik atau %o%ok untuk 

hidup dan berkembangbiaknya bakteri  Leptospira 2ebrian "#13$. 4nsiden

 penyakit leptospirosis tertinggi di wilayah &frika '+.+ per 1## ### penduduk$

diikuti oleh Pasifik Barat 66.5$, &merika 1".+$, &sia 0enggara 5.8$ dan ropa#.+$. 7ebagian besar kasus yang dilaporkan memiliki manifestasi parah dengan

angka kematian lebih besar dari 1#. *osta et al. "#1+$ memperkirakan wabah

leptospirosis telah menyebabkan 1.#3 juta kasus dan +8 '## kematian setiap

tahunnya. !orbiditas dan mortalitas paling banyak terjadi di negara miskin atau

wilayah yang tidak rutin melakukan surailens.

9i 4ndonesia penyakit leptospirosis sering dilaporkan terjadi di daerah )awa

0engah seperti 7emarang, -laten, 9emak, atau Boyolali. Beberapa tahun terakhir 

di derah rawan banjir seperti )akarta dan 0angerang juga dilaporkan terjadinya

 penyakit ini. 7elain itu kasus leptospira juga banyak ditemukan di daerah pesisir 

 pasang surut seperti :iau, )ambi, dan -alimantan. &ngka kematian leptospirosis

di 4ndonesia termasuk tinggi yaitu men%apai ".+(16.5+ &nies et al. "##'$. /leh

1

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 2/14

karena itu penyakit ini penting untuk diketahui se%ara lengkap oleh masyarakat di

4ndonesia serta harus mendapatkan prioritas dalam pengendalian dan

 pemberantasannya terutama menjelang musim hujan tiba dan khususnya pada

wilayah(wilayah rawan terjadi banjir.

0ujuan

!akalah ini bertujuan untuk menjelaskan salah satu penyakit zoonotik yang

 banyak terjadi di 4ndonesia yang disebabkan oleh bakteri leptospira spp. sehingga

dapat diketahui bagaimana dampak penyakit ini pada masyarakat serta bagaimana

upaya untuk mengendalikannya.

TINJAUAN PUSTAKA

-arakteristik &gen

Leptospira merupakan bakteri gram negatif dan spiroket aerobik(obligat dari

famili Leptospira%eae dan ordo 7piro%haetales. Bakteri ini berbentuk spiral, tipis,

halus, dan fleksibel dengan panjang 6("# ;m, dan lebar #.1(#." ;m serta memiliki

dua lapis membran. 7alah satu ujung leptospira berbentuk bengkok seperti kait.

Leptospira tidak berflagel, namun dapat melakukan gerakan rotasi aktif memutar 

sepanjang sumbunya$ dengan gerakan maju mundur. Bentuk dan gerakannya

dapat dilihat dengan mikroskop fase kontras. Bakteri ini tidak mudah diwarnai,namun dapat diwarnai dengan impregnasi perak 0anzil "#1"$.

<ambar 1 Bakteri Leptospira sp. *9* "#1+$

Leptospira tumbuh baik pada kondisi aerobik di suhu "8(3#=* )awetz et al.

"#1#$ dan  p >."(8.# !eeyam et al. "##6$. Bakteri ini dapat tumbuh dengan

 baik dalam media yang mengandung serum kelin%i  Fletcher’s medium$, juga

 pada media yang mengandung serum sapi  Ellinghausen-Mc Cullough-Johnson-

 Harris? !) medium$, pertumbuhannya terlihat dalam beberapa hari sampai 5

2

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 3/14

minggu. Leptospira peka terhadap asam dan dapat hidup di dalam air tawar 

selama kurang lebih satu bulan. !enurut angelista dan *oburn "#1#$,

 berdasarkan genetiknya leptospira diklasifikasikan menjadi 1' spesies 13 patogen

dan 6 saprofit$ yang diidentifikasi melalui analisis 9@& hibridisasi. 0ujuh dari

spesies tersebut yaitu L. interrogans, L. orgpetersenii, L.  santarosai, L.noguchii!  L. "eilli!  L.  #irschneri, dan L. ale$anderi  merupakan agen utama

 penyebab leptospirosis. 7emua spesies dari Leptospira terbagi lagi menjadi "5

serogroup berdasarkan ekpresi dari permukaan lipopolisakarida. Beberapa seroar 

L.interrogans yang patogen pada manusia adalah L. icterohaemorrhagiae!  L.

canicola! L. pomona! L. grippoth%phosa! L. &avanica! L. celledoni! L. allum! L.

 p%rogenes, L. ataviae, dan L. hard&o.

Leptospirosis dapat menyerang berbagai hewan mamalia dan marsupial

dengan atau tanpa gejala klinis. 7eroar dari Leptospira dapat menginfeksi anjing,

sapi, babi !eeyam et al. "##6$, domba, kambing -o et al. "##'$, serta mamalia

lain namun jarang menunjukkan gejala klinis di ku%ing. Leptospirosis pernah

dilaporkan terjadi di kebun binatang dan satwa liar. 7elain mamalia darat,leptospira juga dilaporkan terjadi di antara mamalia laut, kasus klinis terjadi

 paling sering pada singa laut *alifornia  'alophus californianus$ dan anjing laut

alaska Callorhinus ursinus$ serta pernah pula dilaporkan terjadi pada anjing laut

 (hoca vitulina$ dan gajah laut utara  Mirounga angustirostris$ *27P "#13$.

Leptospira masuk ke dalam darah penderita, berkembang biak, dan

menyebar ke seluruh jaringan tubuh. 0ubuh manusia akan memberikan respon

imunologi, baik se%ara selular maupun humoral. Leptospira berkembang biak 

terutama di ginjal tuulus )onvoluta$ sehingga ginjal menjadi organ yang paling

sering terkena dampak parah dari leptospirosis Putra "##8$. Leptospira ini akan

 bertahan dan diekresi melalui urin. Leptospira dapat berada di urin sekitar 8 hari

setelah infeksi hingga bertahun(tahun. 7etelah fase leptospiremia selama 5(> hari,

leptospira hanya dijumpai pada jaringan ginjal dan mata. Leptospiremia umumnya

 berlangsung 1(5 minggu.

<ambar " 7umber dan target leptospira dalam tubuh manusia

3

7atwa liar 

0ernak dan hewan domestik 

:odensia karier 

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 4/14

Pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan toksin yang menyebabkan

gangguan pada beberapa organ. <angguan ini dapat diklasifikasikan berdasarkan

histopatologi maupun patofisiologinya. Beberapa organ yang mengalami

gangguan akibat toksin leptospira adalah ginjal, mata, hati, otot rangka, pembuluh

darah, dan jantung. Bila leptospira masuk ke dalam %airan serebrospinal sampai keselaput otak, maka dapat menyebabkan meningitis. !eningitis  merupakan

gangguan neurologi yang paling sering dialami sebagai komplikasi dari

leptospirosis. Leptospira adalah kuman nefrofilik yang dapat menyerang ginjal

se%ara inasi langsung. 7eluruh bagian ginjal dapat terkena infeksi leptospira.

 @efritis interstisial merupakan lesi pertama kali yang dapat dijumpai, bahkan

sebelum adanya gejala klinis. 7elanjutnya penderita dapat mengalami nekrosis

tubuler, yang dapat menyebabkan komplikasi menjadi gagal ginjal akut. Pada

tahapan tersebut, pasien dianjurkan menjalani hemodialisis :amadhani dan

Aunianto "#1"$.

Leptospira juga di temukan di antara sel(sel parenkim hati. Pada komplikasi

hati, leptospirosis dapat menyebabkan infiltrasi sel limfosit dan proliferasi sel #upfer disertai kolestasis, akibatnya ditemukan gejala ikterus. Bagian jantung

yang dapat terkena adalah endokardium, miokardium, dan epikardium bisa

 berkomplikasi perdarahan fokal didaerah endo%ardium dan miokardium.

7peelman "##8$. -erusakan pada pembuluh darah dapat menyebabkan

kebo%oran kapiler dan hipoolemia. Banyak pasien dengan leptospirosis

 berkembang menjadi  Disseminated *ntravascular Coagulation 94*$, Hemol%tic

+remic ,%ndrome 7$, hromotic hromoc%topenic (urpura 00P$, dan

askulitis. Pada keadaan(keadaan demikian, angka mortalitas meningkat sekitar +(

5#. Pada otot rangka dapat terjadi nekrosis lokal dan akuolisasi 0anzil "#1"$.

Leptospira juga dapat masuk ke ruang anterior mata dan menyebabkan uveitis

aake dan Leett "#1+$.

Gejala Klinis

<ejala klinik leptospirosis pada awalnya tidak spesifik, sering menyerupai

influenza, meningitis, ensefalitis, dengue fever , hepatitis, atau gastroenteritis.

<ejala ringan yang timbul berupa panas, lesu, sakit pada otot, dan sakit kepala.

<ejala yang berat ditandai dengan demam, ikterus, disertai perdarahan, anemia,

azotemia dan gangguan kesadaran. Bentuk berat dari penyakit leptospirosis ini

dikenal sebagai Weil’s disease yang menyerang multi organ tubuh penderita yang

ditandai dengan adanya hemoragi, gagal ginjal, dan  &aundice 7aif et al. "#1+$.!asa inkubasi leptospirosis "("6 hari, biasanya >(13 hari dengan rata(rata 1# hari.

Leptospirosis mempunyai " fase penyakit yang khas yaituC

1. Fase leptospiremia

Pada fase ini leptospira dapat dijumpai dalam darah dan %airan tubuh lain.

<ejala ditandai dengan sakit kepala pada daerah frontal, sakit otot betis, paha,

 pinggang disertai nyeri saat ditekan. <ejala ini diikuti hiperestesi kulit, demam

tinggi, menggigil, mual, diare, bahkan penurunan kesadaran. Pada sakit berat

dapat ditemui bradikardia dan ikterus +#$. Pada sebagian penderita dapat

ditemui fotofobia, urtikaria kulit, splenomegali, hepatomegali, dan limfadenopati.

<ejala ini terjadi saat hari ke 5(>. )ika pasien ditangani se%ara baik, suhu tubuhakan kembali normal dengan organ(organ yang terlibat akan membaik. 2ungsi

4

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 5/14

organ(organ ini akan kembali ke 3(6 minggu setelah perawatan. Pada keadaan

sakit lebih berat, demam turun setelah hari ke(> diikuti fase tidak demam 1(3 hari,

lalu demam kembali. -eadaan ini disebut sebagai fase kedua atau fase imun.

2. Fase Imn

2ase ini ditandai dengan peningkatan titer antibodi, demam hingga 5#=*disertai mengigil dan kelemahan umum. Pada leher, perut, dan otot kaki dijumpai

rasa sakit. Perdarahan paling jelas saat fase ikterik, dapat ditemukan purpura,

 peteki, epistaksis, dan perdarahan gusi. Con&untiva in&ection dan con&ungtival 

 suffusion dengan ikterus merupakan tanda patognomonis untuk leptospirosis. 2ase

ini juga dapat ditandai dengan adanya meningitis. Pada fase ini, leptospira dapat

dijumpai dalam urin <ar%ia dan 4senberg "#1#$.

<ambar 3 <ejala umum yang terlihat pada penderita leptospirosis yaitu ikterus Lowe

"#1#$

Pada hewan, masa inkubasi dapat berlangsung dalam beberapa hari, dengan

gejala klinis mun%ul pada +(1+ hari. Pada infeksi kronis, gejala klinis dapat

mun%ul lebih lama. <ejala klinis yang mun%ul seringkali berkaitan dengan

gangguan pada organ ginjal, hati, dan saluran reproduksi. <ejala klinis pada

awalnya seringkali kurang spesifik yaitu terjadi peningkatan suhu tubuh,

anoreksia, konjuktiitis, dan diare. 7aat kasus menjadi lebih parah akan terjadi

 jaundis, hemoglobiuria, anemia hemolitik, pneumonia, serta gejala meningitis

inkoordinasi, saliasi, dan gangguan otot$. Pada sapi dan kambing perah, adanya

leptospirosis dapat menurunkan produksi susu. Pada sapi dan babi, infeksi oleh

leptospira  sp. dapat menyebabkan aborsi. Pada anjing terjadi pete%hi pada

mukosa, dan pada infeksi lebih parah terjadi hemoragi gastroenteritis danepistasis, serta adamya gangguan pulmonari yang mengakibatkan batuk,

ta%hypnea, dan dyspnea *27P "#13$.

<ambar 5 &njing dengan leptospirosis akut &. -elemahan ototD B. 4kterus pada mukosamulutD *. 4kterus pada telapak kaki$ -han et al. "##'$

5

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 6/14

PE#"AHASAN

0ransmisi penyakit

Leptospirosis dapat di transmisikan se%ara langsung diantara inang ataupun

tidak langsung melalui lingkungan.  Leptospira spp. menular se%ara langsung

melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi serta adanya kontak dengan

genangan air ter%emar. al tersebut banyak terjadi saat banjir, dimana bakteri ini

dapat penetrasi ke tubuh melalui kulit yang lama terendam dalam air ter%emar.

:odensia liar merupakan reseroir utama penularan leptospirosis ke manusia

*osson et al. "#15$. 4nfeksi leptospirosis di 4ndonesia umumnya dengan

 perantara tikus jenis  attus norvegicus tikus selokan$,  attus diardii tikus

ladang$, dan  attus e$ulans ,uncu murinus %urut$ :amadhani dan Aunianto

"#1"$.

/rganisme ini dapat memasuki tubuh manusia melalui luka terbuka di kulitatau melalui permukaan mukosa dari mata, mulut, nasofaring, dan oesophagus.

7umber utama penularan leptospirosis pada manusia ialah kontak langsung

dengan urin dari hewan terinfeksi atau tidak langsung melalui kontak dengan air 

atau tanah yang terkontaminasi urin dari hewan terinfeksi. ewan dengan infeksi

kronis dapat mengeluarkan bakteri ini berbulan(bulan hingga bertahun(tahun

dalam urinnya. Pada manusia, umumnya penderita akan mengeluarkan bakteri ini

selama 6# hari dalam urinnya *27P "#13$.

 :ute lain terjadi akibat kontak langsung dengan darah atau jaringan dari

hewan terinfeksi. 0ransmisi dari manusia ke manusia pernah dilaporkan terjadi

lewat ingesti dari susu penderita atau melalui kontak seksual dengan penderita.

4nfeksi selama kehamilan dapat berisiko terhadap janin yang dapat mengakibatkankematian saat lahir. 7elain itu pernah dilaporkan infeksi akibat adanya interaksi

dengan bakteri saat bekerja di laboratorium <uerra "##'$. !enurut aake dan

Leett "#1+$, indiidu dengan pekerjaan tertentu berisiko tinggi tertular oleh

hewan terinfeksi yaitu dokter hewan, petugas rumah potong, pekerja peternakan,

 pekerja shelter hewan, dan petugas handling hewan.

<ambar + 0ransmisi leptospirosis pada manusia dan hewan

6

Air, tanah, danlumpur

Urin Hewan

Urin

MANUSIAMusim

Peer aan

Air, tanah, danlumpur

"#densia

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 7/14

!enurut :ejeki et al . "#13$, terdapat hubungan antara faktor perilaku

dengan kejadian leptospirosis pada manusia antara lain riwayat kontak dengan

tikus, hewan peliharaan seperti anjing, kerbau, sapi, kepedulian saat perawatan

luka, penggunaan alat pelindung diri, dan kebiasaan mandi atau men%u%i di

sungai. 7elain itu, riwayat kontak dengan genangan air juga terbukti sebagaifaktor risiko kejadian leptospirosis karena bakteri leptospira dapat bertahan hidup

di air sampai sekitar satu bulan terutama dalam air tawar. 7eseorang dapat

terinfeksi leptospirosis setelah berenang, piknik di luar rumah, kerja bakti

membersihkan genangan air, atau berkebun.

-usmiyati et al. "##+$ menyatakan bahwa pada manusia kejadian

leptospirosis akan meningkat pada saat %urah hujan yang tinggi. *urah hujan

tinggi biasanya menyebabkan banjir pada beberapa wilayah di 4ndonesia dan

kondisi ini semakin meningkatkan risiko terjadinya wabah leptospirosis *ahyati

dan Lestari "##' /. 0erdapat tiga mekanisme yang dapat digunakan untuk 

menjelaskan hubungan antara %urah hujan dan kejadian leptospirosis. !ekanisme

yang pertama adalah meningkatnya %urah hujan merupakan kondisi yang optimal bagi tikus untuk bereproduksi sehingga terjadi peningkatan populasi tikus, yang

 berarti meningkatnya juga kemungkinan terjadinya penularan leptospirosis.

!ekanisme yang kedua adalah tingginya %urah hujan mengakibatkan terjadinya

 banjir yang membuat banyak tikus keluar dari persembunyiannya dan masuk ke

lingkungan perumahan, hal tersebut meningkatkan risiko terjadinya penularan

leptospirosis. !ekanisme yang ketiga adalah adanya peningkatan %urah hujan

meningkatkan risiko manusia untuk terpapar permukaan air yang telah

terkontaminasi bakteri leprospira. &ir hujan yang kemungkinan sudah

terkontaminasi bakteri leptospira melalui urine tikus mengalir ke daerah

 persawahan dan berpotensi untuk menginfeksi orang(orang yang melakukan

aktiitas di persawahan.

pidemiologi Leptospirosis di 4ndonesia

Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah

kesehatan masyarakat pada beberapa negara di daerah &sia 0enggara. !eskipun

leptospirosis adalah penyakit yang mengan%am jiwa dan menimbulkan banyak 

kerugian, kurangnya data global mengenai morbiditas dan mortalitas dari penyakit

ini menyebabkan leptospirosis menjadi salah satu penyakit infeksi yang terabaikan

atau neglected infectious diseases  *osta et al. "#1+$. al ini dapat disebabkanoleh konfirmasi penyakit leptospirosis yang memerlukan uji laboratorium tidak 

selalu tersedia, dan diagnosis %epat untuk penyakit ini juga tidak dapat diandalkan.

Leptospirosis terus menjadi masalah yang signifikan di daerah dengan populasi

tinggi seperti di negara(negara &sia 0enggara. )umlah total penduduk dari sebelas

negara &sia 0enggara lebih dari 1.> milyar dan >>5 juta diantaranya dalam usia

 produktif dengan 55> juta orang terlibat dalam bidang pertanian sebagai salah satu

faktor risiko. Leptospirosis di 4ndonesia masih berperan sebagai penyakit

 berbahaya yang terabaikan dan terus menjadi masalah kesehatan masyarakat.

ariastuti "#11$ menyatakan bahwa leptospirosis di 4ndonesia memiliki

fenomena seperti gunung es, yang hanya tampak sedikit di permukaan, padahal

apabila dilakukan pen%arian yang intensif di wilayah endemis maka jumlah

$

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 8/14

kasusnya akan jauh meningkat. 7ebagai %ontoh di kota 7emarang pada tahun "##>

hanya ter%atat ' penderita, namun dengan upaya pen%arian yang intensif pada

tahun "##8 ditemukan 131 pasien positif leptospirosis. 4nformasi terbaru

mengenai leptospirosis di 4ndonesia adalah terjadinya peningkatan jumlah kasus

di 9aerah 4stimewa Aogyakarta 94A$ pada awal tahun "#11. Pemda 94Amenetapkan sebagai kejadian luar biasa -LB$ yang menyerang kabupaten

Bantul, -ulon Progo, dan <unung -idul dengan jumlah kematian yang %ukup

tinggi yaitu men%apai 1# orang dari 6# kasus.

!enurut / "##'$, selalu terjadi wabah leptospirosis di 4ndonesia saat

terjadi banjir. 7alah satu %ontohnya ialah terjadi wabah leptospirosis pada saat

 banjir di )akarta tahun "##" yang menunjukkan tingginya seropositif pada hewan

domestik seperti anjing, ku%ing, dan sapi. 7elain itu, banjir pada tahun "##> juga

dilaporkan sebanyak 66> kasus leptospirosis pada dengan case fatalit% rate

sebesar 8.

!enurut Profil 9ata -esehatan 4ndonesia tahun "#13 leptospirosis di

4ndonesia + tahun terakhir "##' E "#13$ %enderung mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus maupun kematian meskipun terjadi penurunan kasus pada tahun

"#1". Proinsi yang melaporkan adanya kasus leptopirosis tahun "#13 yaitu

Proinsi 7umatera 7elatan, 9-4 )akarta, )awa Barat, )awa 0engah, 94 Aogyakarta,

)awa 0imur, dan Banten. 7elama lima tahun terakhir, 7umatera 7elatan baru

melaporkan kasus leptospirosis pada tahun "#13. :endahnya kasus yang

dilaporkan oleh penderita dan kurangnya sureilans oleh pemerintah

menyebabkan data leptospirosis tidak men%akup seluruh proinsi di 4ndonesia

sehingga tidak dapat menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi terkini

leptospirosis di 4ndonesia

0abel 1 9istribusi -asus Leptospirosis di ' Proinsi di 4ndonesia 0ahun "##' E "#13-emenkes "#15$

Proinsi 0ahun

  "##' "#1# "#11 "#1" "#13

7umatera 7elatan # # # # 1

9-4 )akarta 8 1+ 11 1# 66

)awa Barat # 1 "' # 1

)awa 0engah "3" 133 185 1"' 1+6

94 Aogyakarta '+ "3# 6"6 >" 163

)awa 0imur # 1' + "8 "55

Banten # # # # 1#

-alimantan 0imur # # " # #

7ulawesi 7elatan # 11 # # #

 0otal 33+ 5#' 8+> "3' 651

9ibandingkan tahun "#1", terdapat kenaikan jumlah kasus yang signifikan

yaitu dari "3' kasus menjadi 651 kasus pada tahun "#13. Lonjakan kasus

leptospirosis terjadi di )awa 0imur, 9-4 )akarta, dan 94 Aogyakarta. Peningkatan

kasus tersebut salah satunya karena kejadian luar biasa -LB$ di -abupaten

%

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 9/14

7ampang !adura yang menyebabkan '6 kasus dengan sembilan kasus meninggal

*2:F'.3>$. -ejadian luar biasa terjadi akibat air banjir yang terkontaminasi

ken%ing tikus, lingkungan yang kurang sehat, dan perilaku hidup bersih dan sehat

masyarakat masih kurang. &ngka kematian akibat leptospirosis selama enam

tahun terakhir dapat dilihat pada <ambar + berikut ini.

<ambar 6 -ura kejadian leptospirosis di 4ndonesia -emenkes "#15$

<ambar 6 menunjukkan grafik kejadian leptospirosis dari tahun ke tahun di

4ndonesia. 9ari grafik tersebut terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan wabah

leptospirosis tiap tahunnya ke%uali pada tahun "#1" terjadi penurunan tingkat

kejadian namun kasus kembali meningkat kembali tahun "#13.alaupun jumlah

kasus pada tahun "#13 meningkat kembali dibandingkan tahun "#1", namun

angka kematian case fatalit% rate?*2:$ akibat leptospirosis menurun dari 1".13

 pada tahun "#1" menjadi '.38 pada tahun "#13. Penurunan ini menunjukkan

 bahwa upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka kematian

%ukup efektif -emenkes "#15$.

Dia$nosis

7alah satu kendala penanganan leptospirosis adalah kesulitan dalammelakukan diagnosis awal. Biasanya pasien datang dengan berbagai ma%am

keluhan dari berbagai sistem organ sepertiC demam, sakit kepala, hepatitis,

nefritis, meningitis, pneumonia, influenza, bahkan pankreatitis. 7aat anamnesis,

hal yang paling penting untuk ditanyakan adalah mengenai identitas pasien,

misalnya pekerjaan dan tempat tinggal. al tersebut dapat menunjukkan apakah

 pasien termasuk orang berisiko tinggi atau tidak. <ejala demam, sakit kepala

frontal, nyeri otot, mual, muntah, dan fotofobia dapat di%urigai kearah

leptospirosis. Pada pemeriksaan fisik seringkali dijumpai demam, bradikardia,

nyeri otot, hepatomegali, dan lain(lain 7peelman "##8$.

9iagnosa leptospirosis se%ara garis besar dapat dilakukan melalui 5 %ara

yaitu bakteriologis, mikroskopis, immunologis, dan biologi molekular ariastuti

&

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 10/14

"#11$. 7e%ara bakteriologis, diagnosis dapat dilakukan dengan %ara isolasi dan

inokulasi hewan uji. asil isolasi dapat menjadi bukti nyata terjadinya infeksi

 pada pasien. @amun leptospira termasuk jenis bakteri yang sensitif dan tidak 

mudah untuk dikembangbiakkan. Bakteri ini membutuhkan kondisi lingkungan

yang berkisar pada suhu "8(3# G* dan p >(8. 7elain itu, banyaknya jenis serotipeleptospira juga menambah tingkat kesulitan untuk memperoleh kultur biakan

murni.

7e%ara mikroskopis, pemeriksaan dapat dilakukan dengan %ara direct 

microscop%, immunohistochemical staining! immunoflorescence! dan  silver 

impregnation techni0ues.  9iagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan

mikroskopik langsung, spesimen darah segar pada awal masa infeksi$ yang

dibuat sediaan darah tebal dengan teknik 1iemsa dan dapat juga dilakukan dengan

 pembiakan leptospira, berasal dari darah dan %airan serebrospinal minggu

 pertama infeksi$ dan urin sesudah minggu pertama sampai hari ke 5#$. 7pesimen

tersebut ditanam pada media  Fletcher’s atau media !). Pada media ini,

 pertumbuhan akan terlihat dalam beberapa hari sampai 5 minggu )awetz et al."#1#$. &danya leptospira pada media ini dapat dilihat dengan menggunakan

mikroskop fluoresen  fluorerescent antiodi stain$.

Pemeriksaan uji imunoserologi sangat penting untuk diagnosis leptospirosis.

Pada umumnya antibodi baru ditemukan setelah hari ke(> atau ke(1# post infeksi.

0iternya akan meningkat dan akan men%apai pun%aknya pada minggu ke(3 atau

ke(5 masa infeksi. !enurut 0ansupaseri et al. "##+$, uji imunoserologi yang

 biasa digunakan C,,,,,,

1. !&0  Microscopic 2gglutination est $

3. *gM dot EL*,2 dipstic) test 

asil penelitian terbaru dari 0ahiliani et al. "##+$ menyebutkan adanya

antigen spesifik leptospira, yaitu lipoprotein rLipl3" yang dapat menjadi  gold 

 standard diagnosis leptospirosis 0anzil "#1+$. 7ebagai  gold standard   untuk 

 pemeriksaan leptospira, metode !&0 memiliki kelemahan yaitu membutuhkan

waktu dan tenaga yang %ukup banyak untuk memelihara berbagai strain antigen

uji. 9isamping itu !&0 juga membutuhkan keterampilan pemeriksa untuk 

menentukan titer dalam bentuk ikatan antigen(antibodi. Pemeriksaan leptospira

dengan teknik L47& sudah dapat dilakukan menggunakan tes kit yang banyak 

 beredar dipasaran sehingga %ukup praktis untuk laboratorium yang sudah memilki

alat L47& reader . Lepto dipsti%k, Lepto lateral flow, dan Lepto dri dot adalah

 berbagai model rapid test detection yang dapat digunakan hanya bila suatu daerah

telah dinyatakan sebagai daerah endemis.!etode keempat yaitu se%ara molekuler biologis target dengan melakukan

9@& se0uence amplification P*: dan real-time ( *:$ dan in- situ h%ridi4ation

47$. 7aat ini teknik (olimerase Chain eaction P*:$ dan realtime P*: lebih

 banyak diminati karena dianggap lebih praktis dan memberikan hasil yang %ukup

akurat. 7ayangnya teknik ini masih terbilang %ukup mahal untuk masyarakat

4ndonesia sehingga jarang dilakukan untuk pengujian deteksi awal penyakit.

1'

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 11/14

paya Pen%egahan dan Pengendalian Leptospirosis

!enurut Profil 9ata -esehatan 4ndonesia tahun "#13, leptospirosis di

4ndonesia pada + tahun terakhir "##' E "#13$ %enderung mengalami peningkatan

namun angka kematian case fatalit% rate?*2:$ akibat leptospirosis menurun dari1".13 pada tahun "#1" menjadi '.38 pada tahun "#13. Penurunan ini

menunjukkan keberhasilan upaya penanggulangan penyakit yang dilakukan oleh

 pemerintah. Penanggulangan kejadian luar biasa leptospirosis ditujukan pada

upaya penemuan dini serta pengobatan segera penderita leptospirosis untuk 

men%egah kematian, interensi lingkungan untuk men%egah mun%ulnya sarang(

sarang atau tempat persembunyian tikus, dan aksinasi hewan peliharaan terhadap

 Leptospira spp. 

7elain menimbulkan bahaya kesehatan, leptospirosis juga menimbulkan

kerugian ekonomi bagi masyarakat. -erugian ekonomi terutama karena

 penurunan produksi susu dan terjadi aborsi pada hewan terinfeksi, selain itu juga

 biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh penderita. &dapun menurut -usmiyati et al. "##+$, pen%egahan leptospirosis dapat dilakukan melalui tiga aspek yang

meliputi C

a. &spek sumber infeksi

1$ !elakukan tindakan isolasi dan perlakuan terhadap hewan yang di%urigai

terinfeksi untuk menurunkan resiko hewan tersebut menyebarkan penyakit

melalui kontak dengan hewan lain atau manusia *27P "#13$.

"$ !emberikan antibiotik pada hewan yang terinfeksi agar tidak menjadi karier 

leptospira ke lingkungan. !eskipun pemberian antibiotik tidak men%egah

terjadinya penularan pada hewan lain, namun pemberian segera pada

 penderita dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit dan men%egah

 penyakit menyebar dan berkembang kearah lebih buruk.  (enicillin!

tetrac%cline! ceftria$one dan do$%c%cline adalah antibiotik yang dianjurkan

untuk diberikan 7aif et al. "#1+$.

3$ !engurangi populasi tikus dengan beberapa %ara seperti penggunaan ra%un

tikus, pemasangan jebakan life trapH dengan umpan kelapa bakar dan ikan

asin, perangkap kawat, penggunaan rondentisida, dan predator ronden

:ejeki "##+$.

5$ !eniadakan akses tikus ke dalam lingkungan pemukiman, makanan dan air 

minum dengan membangun gudang penyimpanan makanan atau hasil

 pertanian, sumber penampungan air, dan perkarangan yang kedap tikus, dan

dengan membuang sisa makanan serta sampah jauh dari jangkauan tikus.al ini penting karena keberadaan sampah merupakan tempat reseroir tikus

men%ari makanan :ejeki et al. "#13$.

+$ !en%egah tikus dan hewan liar lain tinggal di habitat manusia dengan

memelihara lingkungan bersih, memangkas rumput dan semak berlukar,

menjaga sanitasi, khususnya dengan membangun sarana pembuangan

limbah dan kamar mandi yang baik, dan menyediakan air minum yang

 bersih?tidak ter%emar.

6$ !elakukan aksinasi terhadap hewan ternak dan hewan peliharaan

-usmiyati et al. "##+$.

>$ !embuang kotoran hewan peliharaan dan dapat dengan melakukan

 perlakuan misalnya dengan pemberian desinfektan sehingga tidak 

11

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 12/14

menimbulkan kemungkinan mun%ulnya tikus atau terjadi kontaminasi di

lingkungan.

 b. &spek transmisi

Penularan dapat di%egah dengan berbagai upaya berikutC1$ payakan untuk selalu memakai pelindung kerja sepatu, sarung tangan,

 pelindung mata, apron, masker$ terutama saat melakukan kontak dengan

hewan terinfeksi <uerra "##'$.

"$ !en%u%i luka dengan %airan antiseptik, dan ditutup dengan plester kedap air.

3$ !en%u%i atau mandi dengan sabun antiseptik setelah terpapar oleh per%ikan

urin, tanah, dan air yang terkontaminasi.

5$ !enumbuhkan kesadaran terhadap potensi resiko leptospirosis dan

mengupayakan metode untuk men%egah atau mengurangi paparan misalnya

dengan mewaspadai per%ikan atau aerosol, tidak menyentuh bangkai hewan,

 janin, plasenta, organ ginjal, kandung kemih$ dengan tangan kosong, dan

 jangan menolong persalinan hewan tanpa sarung tangan.+$ !elakukan desinfektan daerah yang terkontaminasi, dengan membersihkan

lantai kandang, rumah potong hewan, dan tempat(tempat lain yang berisiko

tinggi.

6$ !elindungi sanitasi air minum penduduk dengan pengelolaan air minum

yang baik, filtrasi, dan korinasi untuk men%egah kontaminasi leptospira.

>$ !enurunkan p air sawah menjadi asam dengan pemakaian pupuk aau

 bahan(bahan kimia sehingga jumlah dan irulensi kuman leptospira

 berkurang.

8$ !emberikan peringatan kepada masyarakat mengenai air kolam, genangan

air dan sungai yang telah atau diduga terkontaminasi kuman leptospira.

'$ Bagi pekerja yang sering berhubungan dengan tanah atau air tergenang

upayakan selalu menggunakan alas kaki atau sepatu boot untuk men%egah

kontaminasi yang mungkin terjadi.

%. &spek manusia

Pemerintah sebagai pemegang kebijakan dapat melakukan berbagai upaya

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan

edukasi yang dapat dilakukan dengan %ara(%ara sebagai berikutC

1$ paya edukasi melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat diharapkan

setelah penyuluhan, pengetahuan masyarakat meningkat yaitu mengetahui

gejala, penyebab, %ara penularan, hewan penular, pengobatan, dan pen%egahan :istiyanto et al. "#13$.

"$ Penyebaran leaflet, poster, dan baliho untuk mempromosikan pen%egahan

leptospirosis yang dapat diaplikasikan di lingkungan masyarakat.

3$ !enumbuhkan sikap waspada. Perlu adanya pendekatan pada masyarakat

umum dan kelompok dengan risiko tinggi terinfeksi leptospirosis. 7elain

mengetahui tentang leptospirosis, mereka juga dapat waspada dan sesegera

mungkin menuju sarana kesehatan bila diduga ada infeksi leptospirosis.

4( Perlu ada er!asama den)an lem*a)a swada+a mas+araat,

el#mp# usaha tani atau el#mp# i*ui*u Pem*inaan

12

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 13/14

-ese!ahteraan -eluar)a .P--(  sehin))a pr#)rampr#)ram

+an) dicanan)an pemerintah *isa *er!alan den)an *ai/

SI#PULAN

Leptospirosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang menjadi

 permasalahan bagi kesehatan masyarakat 4ndonesia dan dapat ditularkan se%ara

langsung maupun tidak langsung melalui lingkungan ter%emar. 7elain

menimbulkan bahaya kesehatan, leptospirosis juga menimbulkan kerugian

ekonomi bagi masyarakat. -eberhasilan program pengendalian dan

 pemberantasan penyakit rabies di 4ndonesia sangat dipengaruhi oleh peran serta

dan kesadaran masyarakat serta komitmen pemerintah dan sektor(sektor terkait.

DAFTA% PUSTAKA

&nies, adisaputro 7, 7akundarno !, 7uhartono. "##'. Lingkungan dan Perilaku

 pada -ejadian Leptospirosis. M Med *ndones 536$C3#6(311.

*ahyati , Lestari 2. "##'. ubungan kebersihan pribadi dan riwayat luka

dengan kejadian leptospirosis. #EM2,  + 1$C>#(>'.

I*27PJ 0he *enter for 2ood 7e%urity and Publi% ealth. "#13. Leptospirosis.

4owa 7&$C 4owa 7tate niersity.

*osson )2, Pi%ardeau !, !iel%arek !, 0atard *, *haal A, 7uputtamongkol A,

Bu%hy P, )ittapalapong 7, erbreteau K, !orand 7. "#15. pidemiology of leptospira transmitted by rodents in 7outheast &sia.  (Lo, 5egl rop Dis

86$C1(1#.

*osta 2, agan ), *al%agno ), -ane !, 0orgerson P, !artinez(7ileira !7, 7tein

*, &bela(:idder B, -o &4. "#1+. <lobal morbidity and mortality of 

leptospirosisC a systemati% reiew. (Lo, 5egl rop Dis ''$C1(1'.

I*9*J uropean *entre for 9isease Preention and *ontrol. "#1+.

Leptospirosis. Idiunduh tanggal "' /ktober "#1+J. 0ersedia padaC

httpC??e%d%.europa.eu?@?&L00/P4*7?LP0/7P4:/747?Pages?inde.

asp.

angelista -K, *oburn ). "#1#. Leptospira as an emerging pathogenC a reiew of 

its biology, pathogenesis and host immune responses.  Future Microiol 

+'$C1513E15"+.

2ebrian 2. "#13. &nalisis spasial kejadian penyakit leptospirosis di -abupaten

7leman Propinsi 9aerah 4stimewa Aogyakarta tahun "#11. #E, M2, >1$C>(

15.

<ar%ia L7, 4senberg 9. "#1#. Clinical Microiolog% (rocedures and book, 3rd

ed Kol.1, ashington 7&$C &7! Press.

<uerra !&. "##'. Leptospirosis. ) 26M2 "355$C5>"(5>8.

aake 9&, Leett P@. "#1+. Leptospirosis in umans. Curr op Microiol 

 *mmunol  38>C 6+E'>.

ariastuti @4. "#11. 9iagnosis leptospirosis dan karakterisasi leptospira se%aramolekuler. 72L272 >#"$C+'(61.

13

7/23/2019 isi leptoo.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-leptoodocx 14/14

)awetz , !elni%k )L, &delberg &. "#1#.  Medical Microiolog%, "+th ed, @ew

Aork 7&$C !% <raw ill.

)ha 7, &nsari !-. "#1#. Leptospirosis presenting as a%ute meningoen%ephalitis.  J 

 *nfect Dev Ctries 53$C1>'(18".

I-emenkesJ -ementerian -esehatan :epublik 4ndonesia. "#15. Profil kesehatan4ndonesia tahun "#13. )akarta 49$C -ementerian -esehatan :4.

-han 7, assan !, Aasin <. "##'. &%ute Leptospirosis in 9og( & %ase report.

he *nternet Journal of 6eterinar% Medicine >"$C1(5.

-o &4, <oarant *, Pi%ardeau !. "##'. LeptospiraC 0he 9awn of the !ole%ular 

<eneti%s ra for an merging Moonoti% Pathogen. 5at ev Microiol. >1#$C

>36E>5>.

-usmiyati, @oor 7!, 7upar. "##+. Leptospirosis pada hewan dan manusia di

4ndonesia. W22'82 1+5$C"13(""#.

Lowe !. "#1#. Leptopira. Idiunduh tanggal 3# /ktober "#1+J. 0ersedia

 padaChttpsC??mi%robewiki.kenyon.edu?inde.php?Leptospira.

!aroun , -ushawaha &, l(*harabaty , !obarakai @, l(7ayegh 7. "#11.2ulminant Leptospirosis eilNs disease$ in an urban setting as an

oerlooked %ause of multiorgan failureC a %ase report.  J of Medical Case

 eports +C1(5.

!eeyam 0, 0ablerk P, Pet%hanok B, Pi%hpol 9, Padungtod P. "##6.

7eroprealen%e and risk fa%tors asso%iated with leptospirosis in dogs.

,outheast 2sian J rop Med (ulic Health 3>1$C158(1+3.

Putra &!. "#1+. -eterlibatan !ultiorgan pada Penderita Leptospirosis Berat.

IskripsiJ. 7emarang 49$C niersitas 9iponegoro.

:amadhani 0, Aunianto B. "#1". :eseroir dan kasus leptospirosis di wilayah

kejadian luar biasa. Jurnal #esehatan Mas%ara)at 5asional >5$C16"(168.

:ejeki 977, @urlaela 7, /%taiana 9. "#13. Pemetaan dan analisis faktor risiko

leptospirosis. Jurnal #esehatan Mas%ara)at 5asional 85$C1>'(186.

:ejeki 977. "##+. 2aktor risiko lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian

leptospirosis berat. ItesisJ. 7emarang 49$C niersitas 9iponegoro.

:istiyanto, eriyanto B, andayani 29, 0rapsilowati , Pujiati &, @ugroho &.

"#13. 7tudi pen%egahan penularan leptospirosis di daerah persawahan di

-abupaten Bantul, 9aerah 4stimewa Aogyakarta. Jurnal 6e)tora +1$C35(5#.

7aif O, :uhi -, &run K. "#1+. &ni%teri% leptospirosisC an unusual %ause of a%ute

 pan%reatitis. 2rchives 8f Clinical Microiolog% 63$C1(+.

7peelman P. "##8.  Leptospirosis. Harrison’s (rinciples of internal medical , 1>th

ed. @ew Aork 7&$C !% <raw(ill.0ahiliani P, -umar !!, *handu 9, -umar &, @agaraj *, @andi 9. "##+. <el

 purified LipL3"C a prospe%tie antigen for dete%tion of leptospirosis.  J 

 (ostgrad Med +13$C165(168.

0ansuphaseri , 9eepradit 7, Philsuksonbati 9. "##+. & test strip 4g! 9ot(L47&

&ssay using leptospiral antigen of endemi% strains for serodiagnosis of a%ute

leptospirosis. J Med 2ssoc hai  883$C3'1(3'8.

0anzil -. "#1". kologi dan patogenitas kuman Leptospira. Wid%a "'3"5$C1#(13.

I/J orld ealth /rganization. "##'. Leptospirosis situation in the /

7outh(ast &sia :egion. Idiunduh tanggal "5 /ktober "#1+J. 0ersedia padaC

httpC??www.searo.who.int?entity?emergingdiseases?topi%s?*ommuni%able 

9iseases7ureillan%eandresponse7&(*9("16.pdf.

14