anestesi pada obstetri - referat

Upload: aindrawanto

Post on 22-Feb-2018

314 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    1/15

    Anestesi pada Obestetri

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Peredaan nyeri selama persalinan merupakan masalah yang unik. Awitan persalinan

    tidak dapat diduga dan mungkin diperlukan anestesi obstetri. American Academy of

    Pediatrics, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sertaAmerican

    Society of Anesthesiologists(ASA) telah menerbitkan petunjuk tentang anestesi obstetri.

    iga hal esensial dalam meredakan nyeri obstetri adalah kemudahan, keamanan, dan

    dipertahankan homeostasis janin. !anita yang mendapat analgesia spinal atau epiduraldilakukan dengan sering mengkontrol tekanan darah, kadar anastetik, dan mengukur

    oksigenasi ibu dengan oksimeter nadi. "asa takut dan ketidaktahuan akan menambah nyeri.

    #paya untuk mengurangi ketegangan emosi dan ke$emasan dapat mengurangi kebutuhan

    analgesia. #paya tersebut adalah memberikan in%ormasi dan edukasi antenatal mengenai

    proses melahirkan anak dan kehadiran pendamping (mis, suami, keluarga, dsb).

    BAB II

    1

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    2/15

    Anestesi pada Obestetri

    PEMBAHASAN

    II.1. Perubahan fisiologi pada kehailan

    Sistem pernapasan

    Perubahan pada %ungsi pulmonal, &entilasi dan pertukaran gas. Functional residual

    capacity menurun sampai '*+ , $adangan oksigen juga berkurang. Pada saat persalinan,

    kebutuhan oksigen (oxygen demand) meningkat sampai '++.

    -enjelang atau dalam persalinan dapat terjadi gangguan sumbatan jalan napas pada /+

    kasus, menyebabkan penurunan PaO* yang $epat pada waktu dilakukan induksi anestesi,

    meskupun dengan disertai denitrogenasi. 0entilasi per menit meningkat sampai +,

    memungkinkan dilakukannya induksi anestesi yang $epat pada wanita hamil.

    Sistem kardiovaskular

    Peningkatan isi sekun$up stroke volume sampai /+, peningkatan %rekuensi denyut

    jantung sampai ', peningkatan $urah jantung sampai 1+. 0olume plasma meningkat

    sampai 1 sementara jumlah eritrosit meningkat hanya sampai *, menyebabkan

    terjadinya dilutional anemia of pregnancy.

    -eskipun terjadi peningkatan isi dan akti%itas sirkulasi, penekanan kompresi &ena $a&a

    in%erior dan aorta oleh massa uterus gra&id dapat menyebabkan terjadinya supine

    hypertension syndrome. 2ika tidak segera dideteksi dan dikoreksi, dapat terjadi penurunan

    &askularisasi uterus sampai as%iksia janin.

    Pada persalinan, kontraksi uterushis menyebabkan terjadinya autotrans%usi dari

    plasenta sebesar /++++ $$ selama kontraksi. 3eban jantung meningkat, $urah jantung

    meningkat, sampai 4+. Perdarahan yang terjadi pada partus per&aginam normal ber&ariasi,

    dapat sampai 1++5++ $$. Pada sectio cesarea, dapat terjadi perdarahan sampai '+++ $$.

    -eskipun demikian jarang diperlukan trans%usi. 6al itu karena selama kehamilan normal

    terjadi juga peningkatan %aktor pembekuan 077, 0777, 8, 877 dan %ibrinogen sehingga darah

    berada dalam hyper$oagulable state.

    Ginal

    Aliran darah ginjal dan laju %iltrasi glomerulus meningkat sampai '+ pada

    trimester pertama, namun menurun sampai 5+ di atas nonpregnant state pada saat

    2

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    3/15

    Anestesi pada Obestetri

    kehamilan aterm. 6al ini kemungkinan disebabkan oleh akti%itas hormon progesteron. 9adar

    kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

    Pasien dengan preeklampsia mungkin berada dalam proses menuju kegagalan %ungsi ginjal

    meskipun pemeriksaan laboratorium mungkin menunjukkan nilai :normal;.

    Sistem gastrointestinal

    #terus gra&id menyebabkan peningkatan tekanan intragastrik dan perubahan sudut

    gastroesophageal unction, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya regurgitasi dan

    aspirasi pulmonal isi lambung. Sementara itu terjadi juga peningkatan sekresi asam lambung,

    penurunan tonus s%ingter esophagus bawah serta perlambatan pengosongan lambung. ambung harus selalu di$urigai penuh berisi bahan yang berbahaya

    (asam lambung, makanan) tanpa memandang kapan waktu makan terakhir.

    Sistem saraf pusat

    Akibat peningkatan endorphin dan progesteron pada wanita hamil, konsentrasi obat

    inhalasi yang lebih rendah $ukup untuk men$apai anestesia? kebutuhan halotan menurun

    sampai *, iso%luran 1+, metoksi%luran /*. Pada anestesi epidural atau intratekal

    (spinal), konsentrasi anestetik lokal yang diperlukan untuk men$apai anestesi juga lebih

    rendah. 6al ini karena pelebaran &ena&ena epidural pada kehamilan menyebabkan ruang

    subarakhnoid dan ruang epidural menjadi lebih sempit.

    @aktor yang menentukan yaitu peningkatan sensiti%itas serabut sara% akibat meningkatnya

    kemampuan di%usi =at=at anestetik lokal pada lokasi membran reseptor (enhanced diffusion).

    !ransfer obat dari ibu ke anin melalui sirkulasi plasenta

    2uga menjadi pertimbangan, karena obatobatan anestesia yang umumnya merupakan

    depresan, dapat juga menyebabkan depresi pada janin. 6arus dianggap bahwa semua obat

    dapat melintasi plasenta dan men$apai sirkulasi janin.

    II.!. "eknik Anes#esi

    Prinsip teknik anestesi harus memenuhi kriteria

    '. Si%at anelgesi yang $ukup kuat

    3

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    4/15

    Anestesi pada Obestetri

    *. idak menyebabkan trauma psikis terhadap ibu

    /. oksisitas rendah aman terhadap ibu dan bayi

    1. idak mendepresi janin

    . "elaksasi otot ter$apai tanpa relaksasi "ahim

    "isiko yang mungkin timbul pada saat penatalaksanaan anestesi adalah sebagai berikut.

    '. Adanya gangguan pengosongan lambung

    *. erkadang sulit dilakukan intubasi

    /. 9ebutuhan oksigen meningkat

    1. Pada sebagian ibu hamil, posisi terletang (supine) dapat menyebabkan hipotensi

    (:supine aorto$a&al syndrome;) sehingga janin akan mengalami hipoksiaas%iksia.

    @aktor resiko anestesi pada ibu hamil

    '. 9egemukan berlebihan

    *.

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    5/15

    Anestesi pada Obestetri

    7ner&asi sara% di sekitar perineum berasal dari ner&us pudendus. #ntuk luka perineum

    tingkat pertama dan kedua, $ukup dilakukan in%iltrasi lokal di sekitar lokasi jahitan

    luka.

    3ahan analgesia yang la=im dipergunakan adalah lidokain (*/ ampul, untuk sisi kanan

    dan kiri). Selanjutnya ditunggu dua menit, dan jahitan terhadap luka episiotomi dapat

    dilakukan dengan aman dan tenang.

    b$ 3lok ner&us pudendus

    Der&us pudendus menyara%i otot le&ator ani, dan otot perineum pro%unda serta

    super%isialis. Eengan memblok sara% pudendus, akan ter$apai anestesi setempat

    sehingga memudahkan operator untuk melakukan reparasi terhadap perineum yang

    mengalami robekan. eknik blok sara% pudendus

    Siapkan '+ $$ larutan lidokain +,' untuk anestesia.

    angan kanan dimasukkan kedalam &agina untuk men$apai spina iskiadika.

    2arum suntik ditusukkan sampai menembus ujung ligamentum sakrospinarium,

    tepat dibelakang spina iskiadika.

    9emudian jarum diarahkan agak ke in%erolateralis, dilakukan aspirasi, untuk

    menghindarkan masuknya obat anestesi lokal ke dalam pembuluh darah.

    Suntikan diberikan sebanyak '+ $$ dan ditunggu selama * menit sehingga e%ek

    anestesi ter$apai.

    5

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    6/15

    Anestesi pada Obestetri

    "omplikasi anestesi lokal

    9omplikasi terjadi bila anestesia lokal masuk ke dalam pembuluh darah, sehingga

    menimbulkan intoksikasi susunan sara% pusat. Oleh karena itu harus dilakukan upaya untukmenghindarkan masuknya obat anestesi ke dalam pembuluh darah, dengan jalan melakukan

    aspirasi, sebelum penyuntikan dilakukan. Gejala intoksikasi obat anestesi lokal adalah

    Pusing dan kepala terasa ringan

    initus

    Perilaku aneh

    9ejang

    erdapat gangguan pernapasan

    7ntoksikasi pada sistem kardio&askuler, dengan gejala awal hipertensi dan takikardi,

    kemudian diikuti hipotensi dan bradikardi.

    Penanganan intoksikasi obat anestesi lokal yang masuk ke pembuluh darah

    3ila terjadi kejang, dapat diatasi dengan memberikan

    Pentotal

    0alium

    6

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    7/15

    Anestesi pada Obestetri

    3ila terjadi gangguan pada sistem kardio&askuler

    3erikan in%us se$epatnya

    3erikan e%edrin hingga tekanan darah naik

    3ila keadaan pasien gawat, maka pasien dapat dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai

    %asilitas $ukup.

    Apabila dalam melakukan pertolongan sederhana, diperkirakan dapat terjadi komplikasi

    yang serius, maka pasien perlu dipasangi in%us, karena akan memudahkan pemberian

    obatobat antidotum (jika diperlukan).

    II.!.!. Anes#esi %egional

    Pelaksanaan blok epidural blok spinal bersi%at spesialistik, sehingga sebaiknya diserahkan

    kepada dokter ahli anastesia. Sebagai gambaran, berikut ini dikemukakan beberapa hal

    tentang anastesia epidural atau spinal.

    Ealam melakukan tindakan ke$il pada obstetri dan ginekologi, seperti penjahitan kembali

    luka episiotomi, dilatasi dan kuretase, atau biopsi dianjurkan untuk melakukan anastesia

    se$ara intra&ena (lebih mudah dan aman). Einegara yang sudah maju, kebanyakan kasus

    persalinannya memerlukan tindakan anastesia lumbal, sakral, atau kaudal.

    Analgesi/blok epidural (lumbal)& sering digunakan untuk persalinan per &aginam.

    Anestesi epidural atau spinal : sering digunakan untuk persalinan per abdominamsectio

    cesarea.

    "euntungan #

    -engurangi pemakaian narkotik sistemik sehingga kejadian depresi janin dapatdi$egahdikurangi.

    7bu tetap dalam keadaan sadar dan dapat berpartisipasi akti% dalam persalinan.

    "isiko aspirasi pulmonal minimal (dibandingkan pada tindakan anestesi umum)

    2ika dalam perjalanannya diperlukan se$tio $esarea, jalur obat anestesia regional sudah

    siap.

    7

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    8/15

    Anestesi pada Obestetri

    "erugian #

    $% 6ipotensi akibat &asodilatasi (blok simpatis)

    &% !aktu mula kerja (time of onset) lebih lama

    '% 9emungkinan terjadi sakit kepala pas$a punksi. (Post (ural Punction )eadache

    PEP6)

    *% #ntuk persalinan per &aginam, stimulus nyeri dan kontraksi dapat menurun, sehingga

    kemajuan persalinan dapat menjadi lebih lambat.

    "ontraindikasi #

    a+ Pasien menolak

    b+ 7nsu%isiensi uteroplasentac+ Syok hipo&olemik

    d+ 7n%eksi in%lamasi tumor pada lokasi injeksi

    e+ Sepsis

    f+ Gangguan pembekuan

    g+ 9elainan SSP tertentu

    !eknik #

    Pasang line in%us dengan diameter besar, berikan ++'+++ $$ $airan kristaloid ("inger

    >aktat).

    '/+ menit sebelum anestesi, berikan antasida

    Obser&asi tanda &ital

    Epidural posisi pasien lateral dekubitus atau duduk membungkuk, dilakukan punksi

    antara &ertebra >*> (umumnya >/>1) dengan jarumtrokard. "uang epidural di$apai

    dengan perasaan :hilangnya tahanan; pada saat jarum menembus ligamentum %la&um.

    Spinal ' subaraknoid posisi lateral dekubitus atau duduk, dilakukan punksi antara >/

    >1 (di daerah cauda euina medulla spinalis), dengan jarum trokard. Setelah

    menembus ligamentum %la&um (hilang tahanan), tusukan diteruskan sampai menembus

    selaput duramater, men$apai ruangan subaraknoid. 7denti%ikasi adalah dengan keluarnya

    $airan $erebrospinal, jika stylet ditarik perlahanlahan.

    9emudian obat anestetik diinjeksikan ke dalam ruang epidural subaraknoid.

    8

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    9/15

    Anestesi pada Obestetri

    9eberhasilan anestesi diuji dengan tes sensorik pada daerah operasi, menggunakan jarum

    halus atau kapas.

    2ika dipakai kateter untuk anestesi, dilakukan %iksasi. Eaerah punksi ditutup dengan kasa

    dan plester.

    9emudian posisi pasien diatur pada posisi operasi tindakan selanjutnya.

    Obat anestetik yang digunakan

    >ido$ain ', bupi&a$ain +.*+.B, atau $hlorpro$ain */ .Eosis yang dipakai untuk

    anestesi epidural lebih tinggi daripada untuk anestesi spinal.

    "omplikasi yang mungkin teradi

    2ika terjadi injeksi subara$hnoid yang tidak diketahui pada ren$ana anestesi epidural dapat

    terjadi total spinal anesthesia, karena dosis yang dipakai lebih tinggi. Gejala berupa nausea,

    hipotensi dan kehilangan kesadaran, dapat sampai disertai henti napas dan henti jantung.

    Pasien harus diatur dalam posisi telentang supine, dengan uterus digeser ke kiri, dilakukan

    &entilasi O* '++ dengan mask disertai penekanan tulang $ri$oid, kemudian dilakukan

    intubasi. 6ipotensi ditangani dengan memberikan $airan intra&ena dan ephedrine.

    7njeksi intra&askular ditandai dengan gangguan penglihatan, tinitus, dan kehilangan

    kesadaran. 9adang terjadi juga serangan kejang. 6arus dilakukan intubasi pada pasien,

    menggunakan '.+ F '. mgkg33 suksinilkolin, dan dilakukan hiper&entilasi untuk

    mengatasi asidosis metabolik.

    9omplikasi neurologik yang sering adalah rasa sakit kepala setelah punksi dura. erapi

    dengan istirahat baring total, hidrasi (/ >hari), analgesik, dan pengikat korset perut

    (abdominal binder).

    II.!.( Anes#esi Uu

    9

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    10/15

    Anestesi pada Obestetri

    indakan anestesi umum digunakan untuk persalinan per abdominam se$tio $esarea.

    7ndikasi

    '. Gawat janin.

    *. Ada kontraindikasi atau keberatan terhadap anestesia regional.

    /. Eiperlukan keadaan relaksasi uterus.

    9euntungan

    '. 7nduksi $epat.

    *. Pengendalian jalan napas dan pernapasan optimal./. "isiko hipotensi dan instabilitas kardio&askular lebih rendah.

    9erugian

    '. "isiko aspirasi pada ibu lebih besar.

    *. Eapat terjadi depresi janin akibat pengaruh obat.

    /. 6iper&entilasi pada ibu dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia dan asidosis pada janin.

    1. 9esulitan melakukan intubasi tetap merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas

    maternal.

    eknik

    '. Pasang line in%us dengan diameter besar, antasida diberikan '/+ menit sebelum operasi,

    obser&asi tanda &ital, pasien diposisikan dengan uterus digeser dimiringkan ke kiri.

    *. Eilakukan preoksigenasi dengan O* '++ selama / menit, atau pasien diminta melakukan

    pernapasan dalam sebanyak sampai '+ kali.

    /. Setelah regio abdomen dibersihkan dan dipersiapkan, dan operator siap, dilakukan rapid-

    seuence induction dengan propo%ol * F *. mgkg33 atau ketamine '*mgkg dan ',

    mgkg33 suksinilkolin.

    1. Eilakukan penekanan krikoid, dilakukan intubasi, dan balon pipa endotrakeal

    dikembangkan. Eialirkan &entilasi dengan tekanan positi%.

    . O*D*O ++ diberikan melalui inhalasi, dan suksinilkolin diinjeksikan melalui

    in%us. Eapat juga ditambahkan inhalasi '.+ se&o%luran, +.B iso%luran, atau +. halotan,

    sampai janin dilahirkan, untuk men$egah ibu bangun.

    10

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    11/15

    Anestesi pada Obestetri

    5. Obat inhalasi dihentikan setelah tali pusat dijepit, karena obatobat tersebut dapat

    menyebabkan atonia uteri.

    B. setelah melahirkan bayi dan plasenta, *+ 7# oksitosin didrip 70 dan +,* mg methergin 7-

    dalam '++ ml normal salin di drip perlahan.

    4. Setelah itu, untuk maintenan$e anestesi digunakan teknik balans (D*Onarkotikrelaksan),

    atau jika ada hipertensi, anestetik inhalasi yang kuat juga dapat digunakan dengan konsentrasi

    rendah.

    .

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    12/15

    Anestesi pada Obestetri

    (osis pentotal

    Eosis pentotal yang dianjurkan adalah mgkg 33 dalam larutan *, dengan p6 '+.4,

    tetapi sebaiknya hanya diberikan +B mg.

    "euntungan pentotal

    Cepat menimbulkan rasa mengantuk (sedasi) dan tidur (hipnotik).

    ermasuk obat anestesia ringan dan kerjanya $epat.

    idak terdapat delirium

    Cepat pulih tanpa iritasi pada mukosa saluran napas.

    "omplikasi pentotal

    >okal (akibat ekstra&asasi), dapat menyebabkan nekrosis

    "asa panas (bila pentotal langsung masuk ke pembuluh darah arteri)

    Eepresi pusat pernapasan

    "eaksi &ertigo, disorientasi, dan an%ilaksis

    "ontraindikasi pentotal

    Pentotal merupakan kontraindikasi pada pasienpasien yang disertai keadaan berikut

    Gangguan perna%asan

    Gangguan %ungsi hati dan ginjal

    Anemia

    Alergi terhadap pentotal

    Apabila dilakukan anestesi intra&ena menggunakan pentotal, sebaiknya pasien dirawat

    inap karena e%ek pentotal masih dijumpai dalam waktu *1 jam, dan hal ini

    membahayakan bila pasien sedang dalam perjalanan.

    b) 9etamin

    9etamin termasuk golongan non barbiturat dengan akti&itas :rapid setting general

    anaesthesia;, dan diperkenalkan oleh Eomine dan Carses pada tahun '5.

    Si%at ketamin

    o

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    13/15

    Anestesi pada Obestetri

    o

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    14/15

    Anestesi pada Obestetri

    #ntuk menghindari terjadinya komplikasi karena tindakan anastesia sebaiknya

    dilakukan dalam keadaan perut lambung kosong.

    Setelah pasien dipindahkan ke ruangan inap, pasien diobser&asi dan posisi tidurnya

    dibuat miring (ke kiri kanan), sedangkan letak kepalanya dibuat sedikit lebih

    rendah.

    $) Anastesia analgesia dengan &alium

    0alium tergolong obat penenang (tranIuili=er), yang bila diberikan dalam dosis rendah

    bersi%at hipnotis. Obat ini jarang digunakan se$ara sendiri (tunggal), dan selalu diberikan

    se$ara 70 bersama dengan ketamin, dengan tujuan mengurangi e%ek halusinasi ketamin.

    (osis 0alium

    '+ g 70 atau 7-. 3ila digunakan untuk induksi anastesi, dosis nyasebesar +,* F +,5

    mgkg 33.

    d) Eipri&an

    9omposisi dipri&an adalah sebagai berikut

    '+ minyak ka$ang kedelai

    ',* %os%atida telur

    *,* gliserol

    9eseluruhannya merupakan larutan ' dalam air, dalam bentuk emulsi.

    Eipri&an sangat baik karena tidak memerlukan obat premedikasi. Eisamping itu

    kesadaran pasien pulih dengan $epat, tanpa terjadi perubahan apapun. Eipri&an juga

    tidak menimbulkan depresi pusat perna%asan ataupun gangguan jantung. Oleh karena itu,

    ketika dipri&an digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 'BB, obat ini langsung

    menduduki tempat tertinggi untuk kepentingan operasioperasi yang ringan dan singkat.

    14

  • 7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat

    15/15

    Anestesi pada Obestetri

    3A3 777

    9AD

    Perubahan %isiologis kehamilan akan mempengaruhi teknik anestesi yang akan

    digunakan. "isiko yang mungkin timbul pada saat penatalaksanaan anestesi adalah seperti

    adanya gangguan pengosongan lambung, terkadang sulit dilakukan intubasi, kebutuhan

    oksigen meningkat, dan pada sebagian ibu hamil posisi terletang (supine) dapat menyebabkan

    hipotensi (:supine aorto$a&al syndrome;) sehingga janin akan mengalami hipoksiaas%iksia.

    eknik anestesi lo$al (in%iltrasi) jarang dilakukan, terkadang setelah bayi lahir

    dilanjutkan dengan pemberian pentotal dan D*OO*namun analgesi sering tidak memadai

    serta pengaruh toksik obat lebih besar. Anestesi regional (spinal atau epidural) dengan teknik

    yang sederhana, $epat, ibu tetap sadar, bahaya aspirasi minimal, namun sering menimbulkan

    mual muntah sewaktu pembedahan, bahaya hipotensi lebih besar, serta timbul sakit kepala

    pas$a bedah. Anestesi umum dengan teknik yang $epat, baik bagi ibu yang takut, serba

    terkendali dan bahaya hipotensi tidak ada, namun kerugian yang ditimbulkan kemungkinan

    aspirasi lebih besar, pengaturan jalan napas sering mengalami kesulitan, serta kemungkinan

    depresi pada janin lebih besar.

    15