bab 1 .sdm paud
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
1/16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan faktor penting dan strategis dalam
pengembangan sumber daya manusia. Salah satu naluri manusia, bahwa
manusia selalu berkembang dan ingin mengembangkan kehidupannya di
segala bidang sesuai dengan tuntutan zaman dan pendidikan hadir sebagai
salah satu cara. Yang mampu memberikan kesan mewah terhadap si
pemakai agar dipandang baik okeh masyarakat. Tanpa pendidikan,
seseorang tidak akan mengetahui dan memahami mengenai sauatu hal yang
ada dan sedang berkembang di dunia.
Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat 3 menyatakan bahwa
Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.1Pendidikan
yang mampu mendukung terhadap pembangunan di masa datang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan semua potensi anak, sehingga
1UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung:Citra
Umbara , 2006), p. 76.
1
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
2/16
2
anak bisa menghadapi dan mampu memecahkan masalah kehidupan yang
akan dihadapinya.
Pendidikan hadir bukan hanya untuk manusia dewasa namun
pendidikan yang sebenarnya dimulai sejak dini bahkan sejak dalam
kandungan. Bidang yang khusus menangani pendidikan untuk anak adalah
Pendidikan Anak Usia Dini atau yang biasa di sebut PAUD. Pendidikan anak
usia dini diselenggarakan sebagai upaya meletakkan dasar-dasar
perkembangan sebelum memasuki pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak mulai dari rentan usia lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani maupun rohani
sebagai bekal awal anak memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.2
Berdasarkan uraian tersebut maka yang disebut dengan pendidikan anak
usia dini adalah sebuah program pendidikan yang ditujukan untuk anak
sampai dengan usia 6 tahun yang bertujuan memberikan pengalaman
pertama kepada anak untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan-
keterampilan baru. Peran anak sebagai generasi penerus bangsa sangat
perlu diperhatikan agar kelak ketika mereka tumbuh dewasa dapat
berpartisipasi membangun bangsanya menjadi lebih baik dari sekarang.
Pendidikan merupakan fondasi dasar dalam proses perkembangan
anak. Akan seperti apakah anak itu nanti, tergantung pada kualitas
2Ibid, pasal . 1.
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
3/16
3
pendidikan yang ditempuh. Pendidikan anak di usia dini memiliki peran paling
besar dalam pembentukan karakter anak saat dewasa nanti. Arti penting
anak usia dini dilandasi dengan kesadaran bahwa masa anak-anak adalah
masa keemasan ( the golden years) Pada masa usia dini pendidikan menjadi
begitu penting, menurut Bredekamp pendidikan pada masa usia dini ini diakui
sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya
manusia, pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa
berikutnya.3 Masa ini merupakan penentu dan peletak dasar kehidupan
manusia.Karena pada masa ini anak belajar kemampuan dan perkembangan
dasar, dimana kemampuan tersebut merupakan modal anak untuk
berkembang di tahap perkembangan selanjutnya.
Dari hasil Beberapa penelitian tentang neourologi menunjukkan pada
masa ini otak anak berkembang luar biasa pesat, yaitu pada saat lahir otak
bayi yang baru lahir sekitar 25 % dari berat otak dewasa dan pada saat usia
2 tahun otak anak sekitar 75% berat otak dewasa.4Dari penelitian tersebut
dapat dilihat bahwa kemampuan manusia untuk menyerap berbagai hal,
paling baik pada masa usia dini oleh karena itu masa ini disebut sebagai
masa keemasan atau the golden age.
Pendidikan anak usia dini pertama kali berkembang di dunia barat dan
salah satu tokoh yang paling berpengaruh menyebarluaskan tentang
pentingnya pendidikan untuk anak adalah Friederich Wilhelm Frobel. Frobel
3Bredekamp, Sue. Copie. Carol, Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Education
Program (Washington DC : NAEYC Publi cation, 1997), p.97.4Santrok, J W. Perkembangan Anak. 2007. (Boston: Mc Graw Hill .), p.172 .
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
4/16
4
dianggap sebagai ayah dari pendidikan anak, ia juga yang pertama kali
mendirikan kindergarten (taman kanak-kanak). Frobel memandang bahwa
pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar.
5
Dari
pemikiran-pemikiran tersebutlah maka saat ini berkembang pemahaman
tentang pentingnya pendidikan untuk anak.
Di Indonesia, pendidikan anak usia dini sudah mulai digalakkan sekitar
tahun 1997. Implementasi dari keseriusan pemerintah untuk mewujudkan
pendidikan anak usia dini adalah dengan dikeluarkannya UU No 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bagian ketujuh yang menjelaskan
perihal penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Pemerintah juga
menghimbau masyarakat untuk menyediakan akses pendidikan untuk anak
usia dini sampai satuan lini terkecil di masyarakat yaitu di rukun warga (RW).
Lembaga-lembaga tersebut bisa berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), pos
PAUD, Bina Keluarga Balita PAUD (BKB PAUD), Tempat Penitipan Anak
(TPA), Kelompok Bermain (KB), atau Satuan PAUD Sederajat (SPS).
Saat ini pendidikan anak usia dini sudah menjadi rujukan utama bagi
para orang tua agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang layak.
Walaupun berdasarkan data dari Direktorat PAUD tahun 2007, jumlah anak
usia dini yang tertampung pada lembaga PAUD sekitar 7.155.165 anak atau
sekitar 27,34 %, dan angka partisipasi kasar (APK) PAUD dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2004, APK PAUD masih 24,75 %,
5 Patmonodewo, Soemaiarti, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: Rineka Cipta. 2003), p.7
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
5/16
5
namun pada akhir 2013 naik menjadi 68,10%. Pada tahun 2014 APK PAUD
ditargetkan sebesar 72 %.Sedangkan tahun 2015, Ditjen PAUDNI
menargetkan APK PAUD sebesar 75 %. Masih ada sekitar 5,97 juta anak
dari total 18.723.199 anak atau 31,9%, anak berusia 3-6 tahun yang belum
terlayani pendidikan anak usia dini, dari jumlah seluruh anak di
Indonesia.Dan Saat ini masih ada 23.516 desa dari total 77.587 desa atau
sekitar 31% yang belum terlayani PAUD.6 Sementara data Kemendibud
melalu Subdit PTK PAUD Dirjen PAUNI jumlah tenaga pendidik TK
berjumlah 252.639 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 baru
12%. Sisa sekitar 88% masih lulusan SMA dan D3, dan PAUD sekitar 79.000
masih lulusan SMA.7Dilihat dari data tersebut maka dapat dilihat jumlah anak
yang terlayani masih cukup rendah. Ada 2 hal yang melatar belakangi
mengapa angka partisipasi anak usia dini masih rendah, yang pertama
adalah tidak tersedianya akses PAUD di daerah tersebut dan yang kedua
adalah belum terbangunnya kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan anak usia dini.
Selain jumlah partisipasi yang masih rendah, penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini memiliki tantangan tersendiri yaitu pada
pengelolaan program pembelajaran di PAUD. Pengelola PAUD harus mampu
menyelenggarakan pendidikan untuk anak yang sesuai dengan
6http://www. ditjen paudni. Kemendikbu.go.id .diakses tgl. 15 Maret 2012.
7Jurnal Ilmiah VISI, Majalah Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD, Nonformal dan Informal, Edisi
01 Tahun 1- Jul i 2011 ( Di tjen PAUDNI, 2011), p.57.
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
6/16
6
perkembangan dan karakteristik anak. Karena seyogyanya pendidikan untuk
anak tidak sama dengan pendidikan untuk orang dewasa atau remaja.
Pendidikan untuk anak lebih menekankan kepada pengembangan aspek
perkembangan anak agar berkembang dengan optimal. Pendekatan yang
dilakukanpun berbeda, pendidikan untuk anak usia dini dikemas dengan cara
yang menyenangkan namun bermakna untuk anak.
Untuk dapat merancang pendidikan yang baik untuk anak maka
dibutuhkan guru yang kompeten dibidangnya. Menurut Permen No 58 Tahun
2009 tentang Standar PAUD, Pendidik anak usia dini adalah tenaga
profesional yang memiliki kompetensi untuk menjalankan tugas dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai program serta membimbing,
memotivasi dan memfasilitasi kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak
usia dini.8Berdasarkan peraturan menteri pendidikan tersebut dijelaskan
bahwa seorang guru adalah tenaga profesional yang harus mempunyai
keahlian khusus atau kompetensi sebagai guru.Kompetensi yang harus
dimiliki diantaranya adalah mampu merancang pembelajaran, mampu
melaksanakan dan mengelola kelas, dan mampu melakukan evaluasi serta
menjadi panutan dan fasilitator untuk peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk dapat menjalankan program
Pendidikan Anak Usia Dini dengan baik dan sesuai dengan ilmu PAUD
diperlukan guru profesional yang paham dan mengerti tentang prinsip dasar
8Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar PAUD (Jakarta, Dit
PAUD, 2010), p. 14.
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
7/16
7
pendidikan anak usia dini serta mampu mengelola program pembelajaran di
PAUD. Sehingga anak-anak mendapatkan pendidikan yang patut dan
berkualitas, yang dapat membantu mengoptimalisasi perkembangan anak di
masa keemasannya yang dapat melahirkan bibit-bibit sumber daya manusia
yang berkualitas.
Salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan
pendidikan adalah guru. Hal tersebut karena kemampuan guru memiliki
peran penting dalam proses pengembangan sumber daya manusia pada
umumnya.
Menurut Ace Suryadi dalam Sarjilah mengemukakan di berbagai studi
bahwa mutu guru secara konsisten menjadi salah satu faktor terpenting dari
mutu pendidikan.Lebih lanjut guru yang bermutu mampu membelajarkan
murid secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungan.9
Kunci pengajaran yang bermutu adalah kemampuan guru yang
bermutu.Kemampuan guru memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh
karena itu, kemampuan guru harus memikirkan dan membuat perencanaan
secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi anak-anak
dalam proses pembelajaran.
Efektivitas pelaksanaan tugas mengajar yang dilakukan seorang guru
ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh guru itu sendiri.Kemampuan
9Sarjilah, Makna Pengembangan Manusia Pada Pelatihan Guru, 2008
(htt://lpmpjogja.diknas.go.id/materi/wi/sarjilah/KaryaTulis-MaknaPMTak eHome.pdf), p. 2 diakses
tanggal 25 maret 2012.
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
8/16
8
tersebut adalah kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran.Ketidakmampuan memilih variasi media dan
metode yang tepat, terbatasnya media yang digunakan, terbatasnya
kemampuan serta pengetahuannya sehingga tidak dapat menguasai materi
pembelajaran.
Guru hendaknya kreatif dan selalu menambah kemampuan dan
pengetahuannya baik mengenai ilmu yang diajarkan maupun ilmu
pengetahuan lainnya yang dapat membuka wawasan baru. Kejelian guru
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran
secara tepat dalam kegiatan mengajar sangat dibutuhkan sebagai penunjang
prestasi belajar anak.
Pada kenyataannya di lapangan, penyelengaraan program pendidikan
anak usia dini belum berjalan dengan optimal. Banyak penyelenggara
program PAUD yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu PAUD sendiri.
Misalnya, seperti dalam pemberian materi pada anak didik, para guru PAUD
sering kali hanya terfokus pada kegiatan membaca, menulis dan berhitung
yang dianggap lebih penting, lebih mudah dan praktis yang akhirnya tanpa
disadari mengabaikan aspek perkembangan anak yang lain. Atau sering kali
guru PAUD menjadi peran sentral dalam pembelajaran tanpa melihat
partisipasi aktif dari peserta didik sehingga proses pembelajaran menjadi
monoton dan tidak lagi bermakna untuk anak karena tidak ada proses
menemukan pengetahuan itu sendiri untuk anak.
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
9/16
9
Salah satu penyebab ketidak sesuaian pelaksanaan program PAUD di
lapangan antara lain terkait dengan sumber daya pendidiknya. Sumber daya
manusia yang ditugaskan untuk mengelola program ini belum memiliki
kemampuan yang dibutuhkan tentang pendidikan anak usia dini dan tidak
memiliki kompetensi yang seharusnya dimiliki. Hal ini terjadi terutama di
lembaga-lembaga PAUD non-formal di tingkat kecamata sampai dengan
desa yang penyelenggaraannya dikelola oleh ibu-ibu/kader PKK.
Rendahnya kualitas kemampuan guru PAUD ini berimplikasi terhadap
rendahnya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan di
lembaga-lembaga PAUD. Sebagai contoh hingga saat ini masih terjadi
praktik-praktik pendidikan anak usia dini yang dipandang kurang tepat
sehingga menimbulkan banyak kritik. Misalnya pelaksanaan proses
pendidikan dan pembelajaran yang terlalu akademis, terstruktur dan kaku;
atau kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan pada membaca,
menulis, dan berhitung; sementara di sisi lain masih banyak aspek
perkembangan anak yang belum mendapatkan perhatian yang seimbang
seperti pengembangan kreativitas, kemandirian, pengembangan konsep diri
yang positif, pengendalian diri, serta perilaku-perilaku positif lainnya.
Terjadinya kekeliruan dalam praktek pendidikan dan pembelajaran
pada lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini ini, antara lain disebabkan
karena begitu tingginya tuntutan dan tekanan faktor lingkungan terutama
orang tua dan masyarakat serta masih kurangnya pemahaman dan
pandangan para pendidik sendiri tentang makna pendidikan anak usia dini.
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
10/16
10
Masyarakat memandang bahwa pendidikan anak usia dini adalah pendidikan
yang diselenggarakan sebagai penyiapan sekolahdasar, sehingga dengan
pandanganya seperti itu pendidikan anak usia dini lebih berfungsi sebagai
penyiapan anak untuk menguasai keterampilan membaca, menulis, dan
berhitung.
Seiring dengan masih rendahnya kualifikasi dan kemampuan guru
anak usia dini non formal, penghargaan masyarakat terhadap guru PUAD
non formal sebagai suatu profesi belum menggembirakan. Bahkan masih
adanya kecenderungan anggapan bahwa mengajar di lembaga PAUD adalah
pekerjaan yang gampang, sehingga dapat dilakukan oleh siapa pun, yang
penting ada kemauan. Akibatnya pekerjaan sebagai guru PAUD non formal
dipandang sebagai pekerjaan yang dapat dibayar dengan murah.
Peran guru PAUD sangat sentral dalam menghidupkan lembaga
PAUD di masyarakat. Sebagian besar guru PAUD tidak memiliki kemampuan
yang mumpuni dan mengerti prinsip dasar PAUD serta tidak memiliki
kompetensi yang seharusnya dimilliki oleh seorang guru PAUD. Hal ini
karena para guru tidak memiliki latar belakang pendidikan yang mendukung
atau bahkan ada pendidik yang memang tidak mengenyam pendidikan
sebelumnya.
Dari hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Hasil
pendataan dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten serang tahun 2013
tercatat jumlah Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini 784 Lembaga, yang
terdiri 2 Lembaga Taman Penitipan Anak (TPA), 508 Kelompok Bermain
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
11/16
11
(KB), dan 174 SPS, dan 100 TK.10Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah
menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan pelatihan untuk para
pendidik atau Guru PAUD. Pemerintah juga bekerja sama dengan
masyarakat maupun perkumpulan profesi untuk dapat menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan guna meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan para pendidik. Data dari hasil monitoring dan evaluasi yang
dilakukan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan bidang Pendidikan Anak
Usia Dini Nonformal informal Kab. Serang tahun 2013 dari 2439 tenaga
pendidik pendidikan anak usia dini nonformal informal se-Kab serang.
tercatat pendidik PAUD dengan latar belakang pendidikan >SLTA 185, SLTA
1696 orang, D1&D2 142 orang, D III 30 orang, S1 337 orang, S2 4 orang di
serang.11Serta data UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Tunjung Teja dari 230
pendidik PAUD di wilayah kecamatan tunjung teja sudah sekitar 25 pendidik
PAUD yang telah mengikuti pelatihan dasar PAUD di Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kab. Serang maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Banten dari tahun 2007 hingga 2012.12Peserta pelatihannya
merupakan perwakilan dari masing-masing daerah di Kab Serang dan
beberapa perwakilan Kab/Kota di Provinsi Banten.Dengan dilaksanakannya
berbagai program pendidikan dan pelatihan diharapan dapat meningkatkan
kemampuan, pengetahuan, pemahaman, perubahan sikap dan perilaku para
pendidik PAUD. Perkembangan pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten
10Data. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bidang PAUDNI Kab.Serang Tahun, 2013.
11Ibid.
12Op.Cit
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
12/16
12
Serang pada tahun 2010 secara kelembangan meningkat tajam dengan
terdapat kelembangaan mencapai 528 lembaga PAUD. Angka Partisipasi
Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini baru mencapai 15,2%.
13
Berdasarkan uraian di atas terdapat harapan besar bahwa pelatihan
yang diadakan dapat meningkatkan Kemampuan dan pemahaman pendidik
PAUD sehingga lebih baik dalam melaksanakan pembelajaran di PAUD
sampai tingkat satuan terkecil. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih dalam tentang pengaruh pelatihan model terbimbing dan mandiri PAUD
terhadap kemampuan guru merencanakan pembelajaran di PAUD antar
terbimbing dan mandiri.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat berbagai
permasalahan yang dapat diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Masih banyak pendidik PAUD yang belum memiliki kemampuan
perencanaan pembelajaran PAUD.
2. Apakah ada peningkatan kemampuan pendidik terhadap
pembelajaran di PAUD setelah diberikan pelatihan.
3. Seberapa besar pengaruh pelatihan PAUD dalam meningkatkan
kemampuan pendidik PAUD dalam melaksanakan perannya
sebagai pendidik PAUD.
13http://beritanews.blogspot.com/.../abdul -patah-masi h-banyak-masa lah. diakses tanggal 10april
2011.
http://beritanews.blogspot.com/.../abdul-patah-masih-banyak-masalah.%20%20diakses%20tanggal%2010http://beritanews.blogspot.com/.../abdul-patah-masih-banyak-masalah.%20%20diakses%20tanggal%2010http://beritanews.blogspot.com/.../abdul-patah-masih-banyak-masalah.%20%20diakses%20tanggal%2010 -
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
13/16
13
4. Kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pendidik PAUD untuk
melaksanakan pembelajaran di PAUD.
C. PEMBATASAN MASALAH
Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka dalam
penelitian ini akan dibatasi pada apakah pelatihan model terbimbing dan
mandiri pendidik PAUD berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan
pembelajaran di PAUD. Pelatihan merupakan salah satu metode dalam
pendidikan orang dewasa atau dalam suatu pertemuan yang biasa digunakan
untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan mengubah sikap peserta
dengan cara spesifik. Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pelatihan PAUD yang berisikan materi yang terkait pelaksanaan
pembelajaran di PAUD meliputi materi prinsip pembelajaran anak usia dini,
pembuatan perencanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran hingga
evaluasi untuk anak. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan adalah
segala hal baik itu informasi maupun keterampilan yang di dapat peserta
tentang Pendidikan Anak Usia Dini dari hasil proses pelatihan.
Subjek dari penelitian ini adalah guru PAUD nonformal di daerah
Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang yang berjumlah 35 lembaga
yang sudah masuk data nasional dan 4 lembaga PAUD baru, yang tersebar
di 9 Desa dengan jumlah guru 124 orang dengan tingkat pendidikan SMP,
SMA, PT. Pemilihan guru PAUD nonformal sebagai subjek penelitian
dikarenakan salah satu tugas utama guru selain adalah merencanakan
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
14/16
14
pembelajaran yang menjadi acuan bagi pendidik dalam melaksanakan
pembelajaran.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah yang peneliti
ajukan adalah Apakah terdapat pengaruh pelatihan PAUD terhadap
kemampuan guru merencanakan pembelajaran di PAUD antara yang di
bimbing dengan yang mandiri.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis
meupun praktis :
1. Secara teoretis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
khasanah keilmuan terutama dalam bidang pendidikan anak usia dini.
Khususnya dalam pengembangan kualitas sumber daya pendidik anak
usia dini dan di bidang ilmu pendidikan khususnya yang berhubungan
dengan pengaruh pelatihan PAUD terhadap kemampuan guru
merencanakan pembelajaran di PAUD antara yang di bimbing
dengan yang mandiri
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
15/16
15
2. Secara praktis.
a. Bagi pendidik lembaga pendidikan anak usia dini
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
untuk evaluasi diri dan motivasi bagi pendidik dan lembaga pendidikan
anak usia dini untuk semakin meningkatkan kualitas yang dimiliki,
khususnya kemampuan menyusun program merencanakan
pembelajaran agar dapat menjadi pendidik yang profesional.
b. Penyelenggara dan pengelola lembaga pendidikan anak usia dini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
Untuk dasar membuat program dalam memperhatikan kualitas dari
tenaga pendidik dengan memberikan motivasi agar meningkatkan
pelatihan dan pendidikan pendidik, sehingga memiliki kemampuan
menyusun program merencanakan pembelajaran yang lebih baik.
c. Program studi pendidikan anak usia dini
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran bagi para insan
akademik, tentang pengembangan kualitas pendidik anak usia dini.
d. Pemerintah
Sebagai sumbangan informasi bagi pemerintah khususnya
penyelenggara pelatihan PAUD seperti di Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan di Kabupaten ataupun UPT Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kecamatan untuk mengembangkan kualitas sumber daya
pendidik anak usia dini terutama melalui model pelatihan.
-
7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD
16/16
16
e. Pendidik PAUD
Menambah kemampuan dan pengetahuan, wawasan serta
sebagai bahan masukan untuk pendidik dalam pengembangan
pembelajaran di lembaga PAUD. Diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman tentang pembelajaran di PAUD sehingga berdampak
pada peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.
f. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan untuk dapat
memecahkan masalah SDM atau rujukan dalam penelitian
selanjutnya tentang hubungan pengaruh pelatihan PAUD terhadap
kemampuan guru merencanakan pembelajaran di PAUD antara yang
di bimbing dengan yang mandiri.