bab 1 .sdm paud

Upload: surya-laga

Post on 25-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    1/16

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Pendidikan merupakan faktor penting dan strategis dalam

    pengembangan sumber daya manusia. Salah satu naluri manusia, bahwa

    manusia selalu berkembang dan ingin mengembangkan kehidupannya di

    segala bidang sesuai dengan tuntutan zaman dan pendidikan hadir sebagai

    salah satu cara. Yang mampu memberikan kesan mewah terhadap si

    pemakai agar dipandang baik okeh masyarakat. Tanpa pendidikan,

    seseorang tidak akan mengetahui dan memahami mengenai sauatu hal yang

    ada dan sedang berkembang di dunia.

    Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

    harus dipenuhi sepanjang hayat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat 3 menyatakan bahwa

    Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan

    pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.1Pendidikan

    yang mampu mendukung terhadap pembangunan di masa datang adalah

    pendidikan yang mampu mengembangkan semua potensi anak, sehingga

    1UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung:Citra

    Umbara , 2006), p. 76.

    1

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    2/16

    2

    anak bisa menghadapi dan mampu memecahkan masalah kehidupan yang

    akan dihadapinya.

    Pendidikan hadir bukan hanya untuk manusia dewasa namun

    pendidikan yang sebenarnya dimulai sejak dini bahkan sejak dalam

    kandungan. Bidang yang khusus menangani pendidikan untuk anak adalah

    Pendidikan Anak Usia Dini atau yang biasa di sebut PAUD. Pendidikan anak

    usia dini diselenggarakan sebagai upaya meletakkan dasar-dasar

    perkembangan sebelum memasuki pendidikan dasar.

    Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

    ditujukan kepada anak mulai dari rentan usia lahir sampai dengan usia enam

    tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

    membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani maupun rohani

    sebagai bekal awal anak memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.2

    Berdasarkan uraian tersebut maka yang disebut dengan pendidikan anak

    usia dini adalah sebuah program pendidikan yang ditujukan untuk anak

    sampai dengan usia 6 tahun yang bertujuan memberikan pengalaman

    pertama kepada anak untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan-

    keterampilan baru. Peran anak sebagai generasi penerus bangsa sangat

    perlu diperhatikan agar kelak ketika mereka tumbuh dewasa dapat

    berpartisipasi membangun bangsanya menjadi lebih baik dari sekarang.

    Pendidikan merupakan fondasi dasar dalam proses perkembangan

    anak. Akan seperti apakah anak itu nanti, tergantung pada kualitas

    2Ibid, pasal . 1.

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    3/16

    3

    pendidikan yang ditempuh. Pendidikan anak di usia dini memiliki peran paling

    besar dalam pembentukan karakter anak saat dewasa nanti. Arti penting

    anak usia dini dilandasi dengan kesadaran bahwa masa anak-anak adalah

    masa keemasan ( the golden years) Pada masa usia dini pendidikan menjadi

    begitu penting, menurut Bredekamp pendidikan pada masa usia dini ini diakui

    sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya

    manusia, pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa

    berikutnya.3 Masa ini merupakan penentu dan peletak dasar kehidupan

    manusia.Karena pada masa ini anak belajar kemampuan dan perkembangan

    dasar, dimana kemampuan tersebut merupakan modal anak untuk

    berkembang di tahap perkembangan selanjutnya.

    Dari hasil Beberapa penelitian tentang neourologi menunjukkan pada

    masa ini otak anak berkembang luar biasa pesat, yaitu pada saat lahir otak

    bayi yang baru lahir sekitar 25 % dari berat otak dewasa dan pada saat usia

    2 tahun otak anak sekitar 75% berat otak dewasa.4Dari penelitian tersebut

    dapat dilihat bahwa kemampuan manusia untuk menyerap berbagai hal,

    paling baik pada masa usia dini oleh karena itu masa ini disebut sebagai

    masa keemasan atau the golden age.

    Pendidikan anak usia dini pertama kali berkembang di dunia barat dan

    salah satu tokoh yang paling berpengaruh menyebarluaskan tentang

    pentingnya pendidikan untuk anak adalah Friederich Wilhelm Frobel. Frobel

    3Bredekamp, Sue. Copie. Carol, Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Education

    Program (Washington DC : NAEYC Publi cation, 1997), p.97.4Santrok, J W. Perkembangan Anak. 2007. (Boston: Mc Graw Hill .), p.172 .

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    4/16

    4

    dianggap sebagai ayah dari pendidikan anak, ia juga yang pertama kali

    mendirikan kindergarten (taman kanak-kanak). Frobel memandang bahwa

    pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar.

    5

    Dari

    pemikiran-pemikiran tersebutlah maka saat ini berkembang pemahaman

    tentang pentingnya pendidikan untuk anak.

    Di Indonesia, pendidikan anak usia dini sudah mulai digalakkan sekitar

    tahun 1997. Implementasi dari keseriusan pemerintah untuk mewujudkan

    pendidikan anak usia dini adalah dengan dikeluarkannya UU No 20 tahun

    2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bagian ketujuh yang menjelaskan

    perihal penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Pemerintah juga

    menghimbau masyarakat untuk menyediakan akses pendidikan untuk anak

    usia dini sampai satuan lini terkecil di masyarakat yaitu di rukun warga (RW).

    Lembaga-lembaga tersebut bisa berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), pos

    PAUD, Bina Keluarga Balita PAUD (BKB PAUD), Tempat Penitipan Anak

    (TPA), Kelompok Bermain (KB), atau Satuan PAUD Sederajat (SPS).

    Saat ini pendidikan anak usia dini sudah menjadi rujukan utama bagi

    para orang tua agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang layak.

    Walaupun berdasarkan data dari Direktorat PAUD tahun 2007, jumlah anak

    usia dini yang tertampung pada lembaga PAUD sekitar 7.155.165 anak atau

    sekitar 27,34 %, dan angka partisipasi kasar (APK) PAUD dari tahun ke

    tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2004, APK PAUD masih 24,75 %,

    5 Patmonodewo, Soemaiarti, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: Rineka Cipta. 2003), p.7

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    5/16

    5

    namun pada akhir 2013 naik menjadi 68,10%. Pada tahun 2014 APK PAUD

    ditargetkan sebesar 72 %.Sedangkan tahun 2015, Ditjen PAUDNI

    menargetkan APK PAUD sebesar 75 %. Masih ada sekitar 5,97 juta anak

    dari total 18.723.199 anak atau 31,9%, anak berusia 3-6 tahun yang belum

    terlayani pendidikan anak usia dini, dari jumlah seluruh anak di

    Indonesia.Dan Saat ini masih ada 23.516 desa dari total 77.587 desa atau

    sekitar 31% yang belum terlayani PAUD.6 Sementara data Kemendibud

    melalu Subdit PTK PAUD Dirjen PAUNI jumlah tenaga pendidik TK

    berjumlah 252.639 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 baru

    12%. Sisa sekitar 88% masih lulusan SMA dan D3, dan PAUD sekitar 79.000

    masih lulusan SMA.7Dilihat dari data tersebut maka dapat dilihat jumlah anak

    yang terlayani masih cukup rendah. Ada 2 hal yang melatar belakangi

    mengapa angka partisipasi anak usia dini masih rendah, yang pertama

    adalah tidak tersedianya akses PAUD di daerah tersebut dan yang kedua

    adalah belum terbangunnya kesadaran orang tua akan pentingnya

    pendidikan anak usia dini.

    Selain jumlah partisipasi yang masih rendah, penyelenggaraan

    pendidikan anak usia dini memiliki tantangan tersendiri yaitu pada

    pengelolaan program pembelajaran di PAUD. Pengelola PAUD harus mampu

    menyelenggarakan pendidikan untuk anak yang sesuai dengan

    6http://www. ditjen paudni. Kemendikbu.go.id .diakses tgl. 15 Maret 2012.

    7Jurnal Ilmiah VISI, Majalah Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD, Nonformal dan Informal, Edisi

    01 Tahun 1- Jul i 2011 ( Di tjen PAUDNI, 2011), p.57.

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    6/16

    6

    perkembangan dan karakteristik anak. Karena seyogyanya pendidikan untuk

    anak tidak sama dengan pendidikan untuk orang dewasa atau remaja.

    Pendidikan untuk anak lebih menekankan kepada pengembangan aspek

    perkembangan anak agar berkembang dengan optimal. Pendekatan yang

    dilakukanpun berbeda, pendidikan untuk anak usia dini dikemas dengan cara

    yang menyenangkan namun bermakna untuk anak.

    Untuk dapat merancang pendidikan yang baik untuk anak maka

    dibutuhkan guru yang kompeten dibidangnya. Menurut Permen No 58 Tahun

    2009 tentang Standar PAUD, Pendidik anak usia dini adalah tenaga

    profesional yang memiliki kompetensi untuk menjalankan tugas dalam

    merencanakan, melaksanakan dan menilai program serta membimbing,

    memotivasi dan memfasilitasi kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak

    usia dini.8Berdasarkan peraturan menteri pendidikan tersebut dijelaskan

    bahwa seorang guru adalah tenaga profesional yang harus mempunyai

    keahlian khusus atau kompetensi sebagai guru.Kompetensi yang harus

    dimiliki diantaranya adalah mampu merancang pembelajaran, mampu

    melaksanakan dan mengelola kelas, dan mampu melakukan evaluasi serta

    menjadi panutan dan fasilitator untuk peserta didik.

    Berdasarkan uraian tersebut, untuk dapat menjalankan program

    Pendidikan Anak Usia Dini dengan baik dan sesuai dengan ilmu PAUD

    diperlukan guru profesional yang paham dan mengerti tentang prinsip dasar

    8Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar PAUD (Jakarta, Dit

    PAUD, 2010), p. 14.

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    7/16

    7

    pendidikan anak usia dini serta mampu mengelola program pembelajaran di

    PAUD. Sehingga anak-anak mendapatkan pendidikan yang patut dan

    berkualitas, yang dapat membantu mengoptimalisasi perkembangan anak di

    masa keemasannya yang dapat melahirkan bibit-bibit sumber daya manusia

    yang berkualitas.

    Salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan

    pendidikan adalah guru. Hal tersebut karena kemampuan guru memiliki

    peran penting dalam proses pengembangan sumber daya manusia pada

    umumnya.

    Menurut Ace Suryadi dalam Sarjilah mengemukakan di berbagai studi

    bahwa mutu guru secara konsisten menjadi salah satu faktor terpenting dari

    mutu pendidikan.Lebih lanjut guru yang bermutu mampu membelajarkan

    murid secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungan.9

    Kunci pengajaran yang bermutu adalah kemampuan guru yang

    bermutu.Kemampuan guru memiliki peran yang sangat penting dalam

    menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh

    karena itu, kemampuan guru harus memikirkan dan membuat perencanaan

    secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi anak-anak

    dalam proses pembelajaran.

    Efektivitas pelaksanaan tugas mengajar yang dilakukan seorang guru

    ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh guru itu sendiri.Kemampuan

    9Sarjilah, Makna Pengembangan Manusia Pada Pelatihan Guru, 2008

    (htt://lpmpjogja.diknas.go.id/materi/wi/sarjilah/KaryaTulis-MaknaPMTak eHome.pdf), p. 2 diakses

    tanggal 25 maret 2012.

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    8/16

    8

    tersebut adalah kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan dan

    mengevaluasi pembelajaran.Ketidakmampuan memilih variasi media dan

    metode yang tepat, terbatasnya media yang digunakan, terbatasnya

    kemampuan serta pengetahuannya sehingga tidak dapat menguasai materi

    pembelajaran.

    Guru hendaknya kreatif dan selalu menambah kemampuan dan

    pengetahuannya baik mengenai ilmu yang diajarkan maupun ilmu

    pengetahuan lainnya yang dapat membuka wawasan baru. Kejelian guru

    dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran

    secara tepat dalam kegiatan mengajar sangat dibutuhkan sebagai penunjang

    prestasi belajar anak.

    Pada kenyataannya di lapangan, penyelengaraan program pendidikan

    anak usia dini belum berjalan dengan optimal. Banyak penyelenggara

    program PAUD yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu PAUD sendiri.

    Misalnya, seperti dalam pemberian materi pada anak didik, para guru PAUD

    sering kali hanya terfokus pada kegiatan membaca, menulis dan berhitung

    yang dianggap lebih penting, lebih mudah dan praktis yang akhirnya tanpa

    disadari mengabaikan aspek perkembangan anak yang lain. Atau sering kali

    guru PAUD menjadi peran sentral dalam pembelajaran tanpa melihat

    partisipasi aktif dari peserta didik sehingga proses pembelajaran menjadi

    monoton dan tidak lagi bermakna untuk anak karena tidak ada proses

    menemukan pengetahuan itu sendiri untuk anak.

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    9/16

    9

    Salah satu penyebab ketidak sesuaian pelaksanaan program PAUD di

    lapangan antara lain terkait dengan sumber daya pendidiknya. Sumber daya

    manusia yang ditugaskan untuk mengelola program ini belum memiliki

    kemampuan yang dibutuhkan tentang pendidikan anak usia dini dan tidak

    memiliki kompetensi yang seharusnya dimiliki. Hal ini terjadi terutama di

    lembaga-lembaga PAUD non-formal di tingkat kecamata sampai dengan

    desa yang penyelenggaraannya dikelola oleh ibu-ibu/kader PKK.

    Rendahnya kualitas kemampuan guru PAUD ini berimplikasi terhadap

    rendahnya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan di

    lembaga-lembaga PAUD. Sebagai contoh hingga saat ini masih terjadi

    praktik-praktik pendidikan anak usia dini yang dipandang kurang tepat

    sehingga menimbulkan banyak kritik. Misalnya pelaksanaan proses

    pendidikan dan pembelajaran yang terlalu akademis, terstruktur dan kaku;

    atau kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan pada membaca,

    menulis, dan berhitung; sementara di sisi lain masih banyak aspek

    perkembangan anak yang belum mendapatkan perhatian yang seimbang

    seperti pengembangan kreativitas, kemandirian, pengembangan konsep diri

    yang positif, pengendalian diri, serta perilaku-perilaku positif lainnya.

    Terjadinya kekeliruan dalam praktek pendidikan dan pembelajaran

    pada lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini ini, antara lain disebabkan

    karena begitu tingginya tuntutan dan tekanan faktor lingkungan terutama

    orang tua dan masyarakat serta masih kurangnya pemahaman dan

    pandangan para pendidik sendiri tentang makna pendidikan anak usia dini.

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    10/16

    10

    Masyarakat memandang bahwa pendidikan anak usia dini adalah pendidikan

    yang diselenggarakan sebagai penyiapan sekolahdasar, sehingga dengan

    pandanganya seperti itu pendidikan anak usia dini lebih berfungsi sebagai

    penyiapan anak untuk menguasai keterampilan membaca, menulis, dan

    berhitung.

    Seiring dengan masih rendahnya kualifikasi dan kemampuan guru

    anak usia dini non formal, penghargaan masyarakat terhadap guru PUAD

    non formal sebagai suatu profesi belum menggembirakan. Bahkan masih

    adanya kecenderungan anggapan bahwa mengajar di lembaga PAUD adalah

    pekerjaan yang gampang, sehingga dapat dilakukan oleh siapa pun, yang

    penting ada kemauan. Akibatnya pekerjaan sebagai guru PAUD non formal

    dipandang sebagai pekerjaan yang dapat dibayar dengan murah.

    Peran guru PAUD sangat sentral dalam menghidupkan lembaga

    PAUD di masyarakat. Sebagian besar guru PAUD tidak memiliki kemampuan

    yang mumpuni dan mengerti prinsip dasar PAUD serta tidak memiliki

    kompetensi yang seharusnya dimilliki oleh seorang guru PAUD. Hal ini

    karena para guru tidak memiliki latar belakang pendidikan yang mendukung

    atau bahkan ada pendidik yang memang tidak mengenyam pendidikan

    sebelumnya.

    Dari hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Hasil

    pendataan dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten serang tahun 2013

    tercatat jumlah Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini 784 Lembaga, yang

    terdiri 2 Lembaga Taman Penitipan Anak (TPA), 508 Kelompok Bermain

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    11/16

    11

    (KB), dan 174 SPS, dan 100 TK.10Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah

    menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan pelatihan untuk para

    pendidik atau Guru PAUD. Pemerintah juga bekerja sama dengan

    masyarakat maupun perkumpulan profesi untuk dapat menyelenggarakan

    pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan guna meningkatkan pengetahuan

    dan kemampuan para pendidik. Data dari hasil monitoring dan evaluasi yang

    dilakukan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan bidang Pendidikan Anak

    Usia Dini Nonformal informal Kab. Serang tahun 2013 dari 2439 tenaga

    pendidik pendidikan anak usia dini nonformal informal se-Kab serang.

    tercatat pendidik PAUD dengan latar belakang pendidikan >SLTA 185, SLTA

    1696 orang, D1&D2 142 orang, D III 30 orang, S1 337 orang, S2 4 orang di

    serang.11Serta data UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Tunjung Teja dari 230

    pendidik PAUD di wilayah kecamatan tunjung teja sudah sekitar 25 pendidik

    PAUD yang telah mengikuti pelatihan dasar PAUD di Dinas Pendidikan dan

    Kebudayaan Kab. Serang maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

    Provinsi Banten dari tahun 2007 hingga 2012.12Peserta pelatihannya

    merupakan perwakilan dari masing-masing daerah di Kab Serang dan

    beberapa perwakilan Kab/Kota di Provinsi Banten.Dengan dilaksanakannya

    berbagai program pendidikan dan pelatihan diharapan dapat meningkatkan

    kemampuan, pengetahuan, pemahaman, perubahan sikap dan perilaku para

    pendidik PAUD. Perkembangan pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten

    10Data. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bidang PAUDNI Kab.Serang Tahun, 2013.

    11Ibid.

    12Op.Cit

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    12/16

    12

    Serang pada tahun 2010 secara kelembangan meningkat tajam dengan

    terdapat kelembangaan mencapai 528 lembaga PAUD. Angka Partisipasi

    Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini baru mencapai 15,2%.

    13

    Berdasarkan uraian di atas terdapat harapan besar bahwa pelatihan

    yang diadakan dapat meningkatkan Kemampuan dan pemahaman pendidik

    PAUD sehingga lebih baik dalam melaksanakan pembelajaran di PAUD

    sampai tingkat satuan terkecil. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengkaji

    lebih dalam tentang pengaruh pelatihan model terbimbing dan mandiri PAUD

    terhadap kemampuan guru merencanakan pembelajaran di PAUD antar

    terbimbing dan mandiri.

    B. IDENTIFIKASI MASALAH

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat berbagai

    permasalahan yang dapat diidentifikasikan, sebagai berikut:

    1. Masih banyak pendidik PAUD yang belum memiliki kemampuan

    perencanaan pembelajaran PAUD.

    2. Apakah ada peningkatan kemampuan pendidik terhadap

    pembelajaran di PAUD setelah diberikan pelatihan.

    3. Seberapa besar pengaruh pelatihan PAUD dalam meningkatkan

    kemampuan pendidik PAUD dalam melaksanakan perannya

    sebagai pendidik PAUD.

    13http://beritanews.blogspot.com/.../abdul -patah-masi h-banyak-masa lah. diakses tanggal 10april

    2011.

    http://beritanews.blogspot.com/.../abdul-patah-masih-banyak-masalah.%20%20diakses%20tanggal%2010http://beritanews.blogspot.com/.../abdul-patah-masih-banyak-masalah.%20%20diakses%20tanggal%2010http://beritanews.blogspot.com/.../abdul-patah-masih-banyak-masalah.%20%20diakses%20tanggal%2010
  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    13/16

    13

    4. Kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pendidik PAUD untuk

    melaksanakan pembelajaran di PAUD.

    C. PEMBATASAN MASALAH

    Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka dalam

    penelitian ini akan dibatasi pada apakah pelatihan model terbimbing dan

    mandiri pendidik PAUD berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan

    pembelajaran di PAUD. Pelatihan merupakan salah satu metode dalam

    pendidikan orang dewasa atau dalam suatu pertemuan yang biasa digunakan

    untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan mengubah sikap peserta

    dengan cara spesifik. Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    pelatihan PAUD yang berisikan materi yang terkait pelaksanaan

    pembelajaran di PAUD meliputi materi prinsip pembelajaran anak usia dini,

    pembuatan perencanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran hingga

    evaluasi untuk anak. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan adalah

    segala hal baik itu informasi maupun keterampilan yang di dapat peserta

    tentang Pendidikan Anak Usia Dini dari hasil proses pelatihan.

    Subjek dari penelitian ini adalah guru PAUD nonformal di daerah

    Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang yang berjumlah 35 lembaga

    yang sudah masuk data nasional dan 4 lembaga PAUD baru, yang tersebar

    di 9 Desa dengan jumlah guru 124 orang dengan tingkat pendidikan SMP,

    SMA, PT. Pemilihan guru PAUD nonformal sebagai subjek penelitian

    dikarenakan salah satu tugas utama guru selain adalah merencanakan

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    14/16

    14

    pembelajaran yang menjadi acuan bagi pendidik dalam melaksanakan

    pembelajaran.

    D. PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

    masalah yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah yang peneliti

    ajukan adalah Apakah terdapat pengaruh pelatihan PAUD terhadap

    kemampuan guru merencanakan pembelajaran di PAUD antara yang di

    bimbing dengan yang mandiri.

    E. MANFAAT PENELITIAN

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis

    meupun praktis :

    1. Secara teoretis

    Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah

    khasanah keilmuan terutama dalam bidang pendidikan anak usia dini.

    Khususnya dalam pengembangan kualitas sumber daya pendidik anak

    usia dini dan di bidang ilmu pendidikan khususnya yang berhubungan

    dengan pengaruh pelatihan PAUD terhadap kemampuan guru

    merencanakan pembelajaran di PAUD antara yang di bimbing

    dengan yang mandiri

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    15/16

    15

    2. Secara praktis.

    a. Bagi pendidik lembaga pendidikan anak usia dini

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan

    untuk evaluasi diri dan motivasi bagi pendidik dan lembaga pendidikan

    anak usia dini untuk semakin meningkatkan kualitas yang dimiliki,

    khususnya kemampuan menyusun program merencanakan

    pembelajaran agar dapat menjadi pendidik yang profesional.

    b. Penyelenggara dan pengelola lembaga pendidikan anak usia dini.

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan

    Untuk dasar membuat program dalam memperhatikan kualitas dari

    tenaga pendidik dengan memberikan motivasi agar meningkatkan

    pelatihan dan pendidikan pendidik, sehingga memiliki kemampuan

    menyusun program merencanakan pembelajaran yang lebih baik.

    c. Program studi pendidikan anak usia dini

    Sebagai salah satu sumbangan pemikiran bagi para insan

    akademik, tentang pengembangan kualitas pendidik anak usia dini.

    d. Pemerintah

    Sebagai sumbangan informasi bagi pemerintah khususnya

    penyelenggara pelatihan PAUD seperti di Dinas Pendidikan dan

    Kebudayaan di Kabupaten ataupun UPT Dinas Pendidikan dan

    Kebudayaan Kecamatan untuk mengembangkan kualitas sumber daya

    pendidik anak usia dini terutama melalui model pelatihan.

  • 7/25/2019 BAB 1 .SDM PAUD

    16/16

    16

    e. Pendidik PAUD

    Menambah kemampuan dan pengetahuan, wawasan serta

    sebagai bahan masukan untuk pendidik dalam pengembangan

    pembelajaran di lembaga PAUD. Diharapkan dapat meningkatkan

    pemahaman tentang pembelajaran di PAUD sehingga berdampak

    pada peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.

    f. Peneliti selanjutnya

    Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan untuk dapat

    memecahkan masalah SDM atau rujukan dalam penelitian

    selanjutnya tentang hubungan pengaruh pelatihan PAUD terhadap

    kemampuan guru merencanakan pembelajaran di PAUD antara yang

    di bimbing dengan yang mandiri.