bab ii dr kelik
TRANSCRIPT
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 1/16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi dan Penyebab Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan
epifisis dan atau tulang rawan sendi. Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa
trauma tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada
tulang (fraktur patologik.
!ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghan"uran, penekukan,
pemuntiran, atau penarikan. Fraktur dapat disebabkan trauma langsung atau
tidak langsung. #rauma langsung berarti benturan pada tulang dan
mengakibatkan fraktur di tempat itu. #rauma tidak langsung bila titik tumpu
benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.
#ekanan yang berulang-ulang dapat menyebabkan keretakan pada tulang.
Fraktur dapat pula terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah
(misalnya oleh tumor atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget.
2.2. $natomi
Fraktur "ruris merupakan "edera terbanyak dari ke"elakaan lalu lintas.
%al ini disebabkan susunan anatomi "ruris dimana permukaan medial tibia
hanya ditutupi jaringan subkutan, sehingga menyebabkan mudahnya terjadi
fraktur "ruris terbuka yang menimbulkan masalah dalam pengobatan.
!e"ara anatomi terdapat & grup otot yang penting di "ruris'
1. otot ekstensor
2. otot abduktor
. otot tri"eps surae
&. otot fleksor
)eempat grup otot tersebut membentuk kompartemen
*rup + 'membentuk kompartemen anterior
*rup ++ 'membentuk kompartemen lateral
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 2/16
*rup ++++' membentuk kompartemen posterior yang terdiri dari
kompartemen superfi"ial dan kompartemen dalam.
$rteri'
1. arteri tibialis anterior
2. arteri tibialis posterior
. arteri peroneus
!araf'
1. n.tibialis anterior dan n.peroneus mempersarafi otot ekstensor dan
abdu"tor
2. n.tibialis posterior dan n.poplitea untuk mempersarafi otot fleksor danotot tri"eps surae.
2.. )lasifikasi Fraktur
a. )omplit - tidak komplit
- Fraktur komplit ' garis patah melalui seluruh penampang tulang atau
melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
- Fraktur tidak komplit ' garis patah tidak melalui seluruh penampang
tulang seperti'
1. %airline fra"ture (patah retak rambut
2. u"kle fra"ture atau torus fra"ture (terjadi lipatan dari satu korteks
dengan kompresi tulang spongiosa dibawahnya.
. *reensti"k fra"ture (mengenai satu korteks dengan angulasi korteks
lainnya yang terjadi pada tulang panjang anak
b. entuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma
- garis patah melintang
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 3/16
- garis patah obli/ue
- garis patah spiral
- fraktur kompresi
- fraktur a0ulsi
". umlah garis patah
- fraktur kominutif ' garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
- fraktur segmental ' garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan.
ila dua garis patah disebut pula fraktur bifokal.
- fraktur multipel ' garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang
berlainan tempatnya.
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 4/16
d. ergeser - tidak bergeser (displa"ed-undispla"ed
- fraktur undispla"ed (tidak bergeser ' garis patah komplit tetapi kedua
fragmen tidak bergeser. Periosteumnya masih utuh.
- Fraktur displa"ed (bergeser ' terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur
yang juga disebut dislokasi fragmen.
1. dislokasi ad longitudinam "um "ontra"tionum (pergeseran searah
sumbu dan o0erlapping2. dislokasi ad aim (pergeseran yang membentuk sudut
. dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling
menjauhi.
e. #erbuka - tertutup
- Fraktur tertutup' bila tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan
udara luar atau permukaan kulit.
- Fraktur terbuka' bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang
fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit.
Fraktur terbuka dibagi menjadi derajat yang ditentukan oleh
berat ringannya luka dan berat ringannya patah tulang.
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 5/16
1. *rade + ' luka biasanya ke"il, luka tusuk yang bersih pada tempat
tulang menonjol keluar. #erdapat sedikit kerusakan pada jaringan
lunak, tanpa penghan"uran dan fraktur tidak kominutif.2. *rade ++ ' luka 3 1 "m, tetapi tidak ada penutup kulit. #idak
banyak terdapat kerusakan jaringan lunak, dan tidak lebih dari
kehan"uran atau kominusi fraktur tingkat sedang.
. *rade +++ ' terdapat kerusakan yang luas pada kulit, jaringan lunak
dan struktur neuro0askuler, disertai banyak kontaminasi luka.
+++ $' tulang yang mengalami fraktur mungkin dapat ditutupi
se"ara memadai oleh jaringan lunak.
+++ ' terdapat pelepasan periosteum dan fraktur kominutif
yang berat.
+++ 4 ' terdapat "edera arteri yang perlu diperbaiki, tidak peduli
berapa banyak kerusakan jaringan lunak yang lain.
)lasifikasi fraktur menurut 5uller dkk,1667
$ngka pertama menunjukkan tulang '
18humerus
28radius ulna
8femur
&8tibia fibula
$ngka kedua menunjukkan segmen
18proksimal
28diafisial
8distal
&8maleolar
!uatu huruf menunjukkan jenis fraktur
Diafisis $8sederhana
8berbentuk baji
48kompleks
Proksimal dan distal $8ekstra artikular
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 6/16
8artikular sebagian
48artikular lengkap
9omor selanjutnya menunjukkan morfologi fraktur se"ara rin"i.
-:$ system
Femur #engah (Diafise
(2-$ fraktur simple
(2- fraktur wedge
(2-4 fraktur kompleks
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ;adiologis
Dilakukan foto rontgen sinar < minimal harus 2 proyeksi yaitu $P dan lateral.
Pemeriksaan radiologis pada fraktur femur selain proyeksi $P dan lateral, proyeksi
panggul dan lutut ipsilateral, termasuk $P pel0is juga harus didapatkan. Fraktur
intertro"hanter dan femoral ne"k ipsilateral telah dilaporkan pada 17= pasien dengan
fraktur femur.
>ntuk fraktur-fraktur dengan tanda-tanda klasik, diagnosis dapat dibuat se"ara klinis
sedangkan pemeriksaan radiologis tetap diperlukan untuk melengkapi deskripsi
fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya.
>ntuk fraktur-fraktur yang tidak memberikan tanda-tanda klasik memang
diagnosanya harus dibantu pemeriksaan radiologis baik rontgen biasa ataupun
pemeriksaan "anggih seperti 5;+, "ontohnya untuk fraktur tulang belakang dengan
komplikasi neurologis.
++. ? Diagnosis
5enegakkan diagnosis fraktur dapat se"ara klinis meliputi anamnesis lengkap dan
melakukan pemeriksaan fisik yang baik, namun sangat penting untuk
dikonfirmasikan dengan melakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen
untuk membantu mengarahkan dan menilai se"ara objektif keadaan yang sebenarnya.
1. $namnesa ' ada trauma
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 7/16
ila tidak ada riwayat trauma berarti fraktur patologis. #rauma harus diperin"i
jenisnya, besar-ringannya trauma, arah trauma dan posisi penderita atau ekstremitas
yang bersangkutan (mekanisme trauma.
Dari anamnesa saja dapat diduga '
- )emungkinan politrauma.
- )emungkinan fraktur multipel.
- )emungkinan fraktur-fraktur tertentu, misalnya ' fraktur "olles, fraktur
supra"ondylair humerus, fraktur "ollum femur.
- Pada anamnesa ada nyeri tetapi tidak jelas pada fraktur inkomplit
- $da gangguan fungsi, misalnya ' fraktur femur, penderita tidak dapat berjalan.
)adang-kadang fungsi masih dapat bertahan pada fraktur inkomplit dan fraktur
impa"ted ( impaksi tulang kortikal ke dalam tulang spongiosa.
2. Pemeriksaan umum
Di"ari kemungkinan kompikasi umum, misalnya ' sho"k pada fraktur multipel,
fraktur pel0is atau fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka terinfeksi.
. Pemeriksaan status lokalis
#anda-tanda fraktur yang klasik adalah untuk tulang panjang. Fraktur tulang-tulang
ke"il misalnya' na0i"ulare manus, fraktur a0ulsi, fraktur intraartikuler, fraktur
epifisis. Fraktur tulang-tulang yang dalam misalnya odontoid-"er0i"al, "er0i"al, dan
a"etabulum mempunyai tanda-tanda tersendiri.
++. @ Penatalaksanaan
!e"ara umum prinsip pengobatan fraktur ada &'
1. ;e"ognition, diagnosis dan penilaian fraktur
Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis,
pemeriksan klinis dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan'
A Bokalisasi fraktur
A entuk fraktur
A 5enentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan
A )omplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 8/16
2. ;edu"tionC reduksi fraktur apabila perlu
;estorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima.Pada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin
mengembalikan fungsi normal dan men"egah komplikasi seperti kekakuan,
deformitas, serta perubahan osteoartritis di kemudian hari.
Posisi yang baik adalah '
-alignment yang sempurna
-aposisi yang sempurna
. ;etentionC imobilisasi fraktur
&. ;ehabilitationC mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin
Pilihan #erapi
$da 2 terapi, pilihan berdasarkan banyak faktor seperti bentuk fraktur, usia penderita,
le0el akti0itas, dan pilihan dokter sendiri.
a. #erapi pada fraktur tertutup
Pilihannya adalah terapi konser0atif atau operatif .
- #erapi konser0atif
1. Proteksi saja
>ntuk penanganan fraktur dengan dislokasi fragen yang minimal atau dengan
dislokasi yang tidak akan menyebabkan "a"at di kemudian hari.
2. +mmobilisasi saja tanpa reposisi
5isalnya pemasangan gips pada fraktur inkomplit dan fraktur dengan kedudukan
yang baik.
. ;eposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
+ni dilakukan pada fraktur dengan dislokasi fragmen yang berarti. Fragen distal
dikembalikan ke kedudukan semula terhadap fragen proksimal dan dipertahankan
dalam kedudukan yang stabil dalam gips.
&. #raksi
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 9/16
+ni dilakukan pada fraktur yang akan terdislokasi kembali di dalam gips. 4ara ini
dilakukan pada fraktur dengan otot yang kuat. #raksi dapat untuk reposisi se"ara
perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Pada
anak-anak dipakai traksi kulit (traksi %amilton ;usselEtraksi ryant. #raksi kulit
terbatas untuk & minggu dan beban ? kg, untuk anak-anak waktu dan beban
tersebut men"ukupi untuk dipakai sebagai traksi definitif, bilamana tidak maka
diteruskan dengan immobilisasi gips. >ntuk orang dewasa traksi definitif harus traksi
skeletal berupa balan"ed tra"tion.
#erapi operatif
#erapi operatif dengan reposisi se"ara tertutup dengan bimbingan radiologis.
1. ;eposisi tertutup G fiksasi eterna
!etelah reposisi berdasarkan "ontrol radiologis intraoperatif maka dipasang fiksasi
eterna. >ntuk fiksasi fragmen patahan tulang, digunakan pin baja yang ditusukkan
pada fragmen tulang, kemudian pin baja tadi disatukan se"ara kokoh dengan
batangan logam di luar kulit.
2. reposisi tertutup dengan "ontrol radiologis diikuti fiksasi interna.
Fragmen direposisi se"ara non operatif dengan meja traksi. !etelah tereposisi
dilakukan pemasangan pen se"ara operatif.
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 10/16
#erapi operatif dengan membuka frakturnya
1. ;eposisi terbuka dan fikasasi interna E:;+F (:pen ;edu"tion and +nternalFiation
fiksasi interna yang dipakai bisa berupa pen di dalam sumsum tulang panjang, bisa
juga berupa plat dengan skrup di permukaan tulang. )euntungan :;+F adalah bisa
di"apai reposisi sempurna dan bila dipasang fiksasi interna yang kokoh, sesudah
operasi tidak perlu lagi dipasang gips dan segera bisa dilakukan immobilisasi.
)erugiannya adalah reposisi se"ara operatif ini mengundang resiko infeksi tulang.
+ndikasi :;+F'
a fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya a0as"ulair ne"rosis tinggi.
b Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup
" Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan.
d Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan
operasi, misalnya fraktur femur.
2. H"isional arthroplasty
5embuang fragmen yang patah yang membentuk sendi.
. H"isi fragmen dan pemasangan endoprosthesis
dilakukan pada fraktur kolum femur.
b. #erapi pada fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan segera.
#indakan harus sudah dimulai dari fase pra rumah sakit'
- pembidaian
- menghentikan perdarahan dengan perban tekan
- menghentikan perdarahan dengan perban klem.
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 11/16
#iba di >*D rumah sakit harus segera diperiksa menyeluruh oleh karena &7= dari
fraktur terbuka merupakan polytrauma. #indakan life-sa0ing harus selalu di
dahulukan dalam kerangka kerja terpadu.
#indakan terhadap fraktur terbuka'
1. 9ilai derajat luka, kemudian tutup luka dengan kassa steril serta pembidaian
anggota gerak, kemudian anggota gerak ditinggikan.
2. )irim ke radiologi untuk menilai jenis dan kedudukan fraktur serta tindakan
reposisi terbuka, usahakan agar dapat dikerjakan dalam waktu kurang dari @ jam
(golden period & jam
. penderita diberi toksoid, $#! atau tetanus human globulin.
#indakan reposisi terbuka'
1. Pemasangan torni/uet di kamar operasi dalam pembiusan yang baik.
2. $mbil swab untuk pemeriksaan mikroorganisme dan kulturE sensitifity test.
. Dalam keadaan narkose, seluruh ekstremitas di"u"i selama ?-17 menit dan
di"ukur.
&. Buka diirigasi dengan "airan 9a"i steril atau air matang ?-17 liter. Buka derajat
harus disemprot hingga bebas dari kontaminasi.
?. #utup luka dengan doek steril
@. $hli bedah "u"i tangan dan seterusnya
I. Desinfeksi anggota gerak J. Drapping
6. Debridement luka (semua kotoran dan jaringan nekrosis ke"uali neiro0as"ular 0ital
termasuk fragmen tulang lepas dan ke"il dan diikuti reposisi terbuka, kalau perlu
perpanjang luka dan membuat in"isi baru untuk reposisi tebuka dengan baik.
17. Fiksasi'
a. fiksasi interna untuk fraktur yang sudah dipertahankan reposisinya (unstable
fra"ture minimal dengan )is"hner wire
b. +ntra medular nailing atau plate s"rew sesuai dengan indikasinya seperti pada
operasi elektif, terutama yang dapat dilakukan dalam masa golden period untuk
fraktur terbuka grade 1-2
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 12/16
". #es stabilitas pada tiap tindakan. $pabila fiksasi interna tidak memadai (karena
sifatnya hanya adaptasi buat fiksasi luar (dengan gips spalk atau sirkular
d. !etiap luka yang tidak bisa dijahit, karena akan menimbulkan ketegangan, biarkanterbuka dan luka ditutup dengan dressing biasa atau dibuat sayatan kontra lateral.
>ntuk grade kalau perlu'
Pasang fikasasi eterna dengan fiator eterna (pinEs"rew dengan ) nailEwire dan
a"ryli" "ement. >sahakan agar alignment dan panjang anggota gerak sebaik-
baiknya. $pabila hanya dipasang gips, pasanglah gips sirkuler dan kemudian gips
dibelah langsung (split setelah selesai operasi.
a. uat -ray setelah tindakan
++. I Prognosis
Prognosis dari fraktur tibia fibula untuk kehidupan adalah bonam. Pada sisi fungsi
dari kaki yang "edera, kebanyakan pasien kembali ke performa semula, namun halini sangat tergantung dari gambaran frakturnya, ma"am terapi yang dipilih, dan
bagaimana respon tubuh terhadap pengobatan.
)omplikasi infeksi yang menyebabkan osteomielitis biasanya merupakan akibat dari
fraktur terbuka meskipun tidak jarang terjadi setelah reposisi terbuka.
++. J Penyembuhan Fraktur
Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis. #idak seperti jaringan
lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut. Proses
penyembuhan pada fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan
apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai terjadi konsolidasi. Faktor
mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang se"ara fisik sangat penting
dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan suatu faktor yang
sangat esensial dalam penyembuhan fraktur. Proses penyembuhan fraktur berbeda
pada tulang kortikal pada tulang panjang serta tulang kanselosa pada metafisis tulang
panjang atau tulang-tulang pendek, sehingga kedua jenis penyembuhan fraktur ini
harus dibedakan.
1. Penyembuhan fraktur pada tulang kortikal
Proses penyembuhan pada tulang kortikal terdiri atas lima fase, yaitu'
a. Fase %ematoma
$pabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah ke"il yang
melewati kanalikuli dalam sistem %a0ersian mengalami robekan pada daerah fraktur
dan akan membentuk hematoma di antara kedua sisi fraktur. %ematoma yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong dan dapat mengalami robekan
akibat tekanan hematoma sehingga dapat terjadi ekstra0asasi darah ke dalam jaringan
lunak.
:steosit dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter dari daerah fraktur akan
kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu daerah "in"in a0askuler
tulang yang mati pada sisi-sisi fraktur segera setelah trauma.
b. ;adang dan proliferasi seluler
Dalam delapan jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi sel
di bawah periosteum dan di dalam saluran medulla yang tertembus. >jung fragmen
dikelilingi oleh jaringan sel, yang menghubungkan tempat fraktur. %ematoma yang
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 13/16
membeku perlahan-lahan diabsorpsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke
daerah itu.
". Fase pembentukan kalus!el yang berkembang biak memiliki potensi krondrogenik dan osteogenik. $pabila
diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan dalam
beberapa keadaan juga kartilago. Populasi sel sekarang juga men"akup osteoklas
(mungkin dihasilkan pembuluh darah baru yang mulai membersihkan tulang yang
mati. 5assa sel yang tebal, dengan pulau-pulau tulang yang immatur dan kartilago,
membentuk kalus atau bebat pada permukaan periosteal dan endosteal. !ementara
tulang fibrosa yang immature (atau anyaman tulang menjadi lebih padat, gerakan
pada tempat fraktur semakin berkurang dan pada empat minggu setelah "edera,
fraktur menyatu.
d. Fase konsolidasi
ila akti0itas osteoklastik dan osteoblastik berlanjut, anyaman tulang berubahmenjadi tulang lamelar. !istem itu sekarang "ukup kaku untuk memungkinkan
osteoklas menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan dekat dibelakangnya
osteoblas mengisi "elah-"elah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang
baru. +ni adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum
tulang "ukup kuat untuk membawa beban yang normal.
e. Fase remodeling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. !elama beberapa
bulan, atau bahkan beberapa tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses
resorpsi dan pembentukan tulang yang terus menerus.lamela yang lebih tebal
diletakkan pada tempat yang tekanannya tinggi, dinding-dinding yang tidak
dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk. $khirnya, dan terutama pada anak-
anak tulang akan memperoleh bentuk yang mirip bentuk normalnya.
2. Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa
#ulang kanselosa yang berlokasi pada metafisis tulang panjang, tulang pendek serta
tulang pipih diliputi oleh korteks yang tipis. Penyembuhan fraktur pada daerah tulang
kanselosa melalui proses pembentukan kalus internal atau endosteal, walaupun
eksternal kalus atau periosteal juga memiliki peranan yang penting. #rabekula dari
tulang kanselosa memiliki 0askularisasi yang baik sehingga nekrosis yang terjadi
pada permukaan daerah fraktur berlangsung minimal. Proses osteogenik
penyembuhan sel dari bagian endosteal yang menutupi trabekula, berproliferasi
untuk membentuk wo0en bone primer di dalam derah fraktur yang disertaihematoma. Pembentukan kalus interna mengisi ruangan pada daerah fraktur.
Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi pada daerah dimana terjadi
kontak lansung diantara kedua permukaan fraktur yang berarti satu kalus endosteal.
$pabila terjadi kontak dari kedua fraktur maka terjadi union se"ara klinis.
!elanjutnya wo0en bone diganti oleh tulang lamelar dan tulang mengalami
konsolidasi.
Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi se"ara "epat karena beberapa
faktor, yaitu '
1 askularisasi yang baik
2 #erdapat permukaan yang lebih luas
)ontak yang baik memberikan kemudahan 0askularisasi yang "epat
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 14/16
& %ematoma memegang peranan dalam penyembuhan fraktur
. Penyembuhan fraktur pada tulang rawan persendian
#ulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas kemampuannya untuk regenerasi. Pada fraktur intraartikuler penyembuhan tidak terjadi melalui tulang
rawan hialin, tetapi terbentuk melaui fibrokartilago.
++. 6 )omplikasi penyembuhan fraktur
1. 5alunion
5alunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat
deformitas yang berbentuk angulasi, 0arusE0algus, rotasi, kependekan atau union
se"ara menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna.
Htiologi
Fraktur tanpa pengobatan, pengobatan yang tidak adekuat, reduksi dan imobilisasi
yang tidak baik, pengambilan keputusan serta teknik yang salah pada awal
pengobatan, osifikasi premature pada lempeng epifisis karena adanya trauma.*ambaran )linis
Deformitas dengan bentuk yang ber0ariasi, gangguan fungsi anggota gerak, nyeri
dan keterbatasan pergerakan sendi, ditemukan komplikasi seperti paralysis tardi
ner0us ulnaris, :steoartritis apabila terjadi pada daerah sendi, bursitis atau nekrosis
kulit pada tulang yang mengalami deformitas.
;adiologis
Pada foto roentgen terdapat penyambungan fraktur tetapi dalam posisi yang tidak
sesuai dengan keadaan yang normal.
Pengobatan
)onser0atif dilakukan refrakturisasi dengan pembiusan umum dan diimobilisasi
sesuai dengan fraktur yang baru, apabila ada kependekan anggota gerak dapat
dipergunakan sepatu ortopedi. :peratif dilakukan osteotomi koreksi (osteotomi K
dan bone graft disertai dengan fiksasi interna, atau dengan osteotomi dengan
pemanjangan bertahap misalnya pada anak-anak, atau dengan osteotomi yang
bersifat baji.
2. Delayed >nion
Delayed >nion adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu -? bulan (
bulan untuk anggota gerak atas dan ? bulan untuk anggota gerak bawah.
Htiologi
!ama dengan nonunion.
*ambaran )linis 9yeri anggota gerak dan pergerakan pada waktu berjalan, terdapat pembengkakan,
nyeri tekan, terdapat gerakan yang abnormal pada daerah fraktur, pertambahan
deformitas.
;adiologis
#idak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur, gambaran kista pada
ujung-ujung tulang karena adanya dekalsifikasi tulang, gambaran kalus yang kurang
disekitar fraktur.
Pengobatan
)onser0atif dilakukan pemasangan plester untuk imobilisasi tambahan selama 2-
bulan. :peratif dilakukan bila union diperkirakan tidak akan terjadi maka segera
dilakukan fiksasi interna dan pemberian bone graft.
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 15/16
. 9on union
Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara @-J bulan dan tidak
didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu. Pseudoartrosisdapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi bersama-sama infeksi disebut
infe"ted pseudoartrosis. eberapa jenis nonunion terjadi menurut keadaan ujung-
ujung fragmen tulang yaitu '
hipertrofik ujung-ujung tulang bersifat sklerotik dan lebih besar dari normal yang
disebut gambaran elephantLs foot, garis fraktur tampak dengan jelas, ruangan antar
tulang diisi dengan tulang rawan dan jaringan ikat fibrosa, pada jenis ini
0askularisasi baik sehingga biasanya hanya diperlukan fiksasi yang rigid tanpa
pemasangan bone graft.
$trofikEoligotrofik tidak ada tanda-tanda akti0itas seluler pada ujung fraktur,
ujung tulang lebih ke"il dan bulat serta osteoporotik dan a0askuler, pada jenis ini
disamping dilakukan fiksasi rigid juga diperlukan pemasangan bone graft.Htiologi
askularisasi yang kurang pada ujung-ujung fragmen, reduksi yang tidak adekuat,
imobilisasi yang tidak adekut sehingga terjadi pada kedua fragmen, waktu
imobilisasi yang tidak "ukup, infeksi, distraksi pada kedua ujung karena adanya
traksi yang berlebihan, interposisi jaringan lunak di antara kedua fragmen, terdapat
jarak yang "ukup besar antara kedua fragmen, destruksi tulang misalnya oleh karena
tumor atau osteomielitis (fraktur patologis, disolusi hematoma fraktur oleh jaringan
sino0ia (fraktur intrakapsuler, kerusakan periosteum yang hebat sewaktu terjadi
fraktur atau operasi, fiksasi interna yang tidak sempurna, delayed union yang tidak
diobati, pengobatan yang salah atau sama sekali tidak dilakukan pengobatan, terdapat
benda asing diantara kedua fraktur misalnya pemasangan s"rew diantara kedua
fragmen.
*ambaran )linis
9yeri ringan atau sama sekali tidak ada, gerakan abnormal pada daerah fraktur yang
membentuk sendi palsu yang disebut pseudoartrosis, nyeri tekan sedikit atau sama
sekali tidak ada, pembengkakan bisa ditemukan dan bisa juga tidak terdapat
pembengkakan sama sekali, pada perabaan ditemukan rongga diantara kedua
fragmen.
;adiologis
#erdapat gambaran sklerotik pada ujung-ujung tulang, ujung-ujung tulang berbentuk
bulat dan halus, hilangnya ruangan meduler pada ujung-ujung tulang, salah satuujung tulang dapat berbentuk "embung dan sisi lainnya "ekung (pseudoartrosis.
Pengobatan
Fiksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft, eksisi fragmen ke"il dekat sendi
misalnya kepala radius dan prossesus styloideus ulna, pemasangan protesis misalnya
pada fraktur leher femur, stimulasi elektrik untuk memper"epat osteogenesis.
++. 17 )omplikasi Fraktur Femur
1. )omplikasi Dini
- !yok' dapat terjadi perdarahan sebanyak 1-2 liter walaupun fraktur bersifat tertutup.
- Hmboli lemak.
- #rauma Pembuluh darah.
- #rauma !araf.
7/23/2019 BAB II dr kelik
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 16/16
- #rombo-emboli.
- +nfeksi.
2. )omplikasin Banjut- Delayed union' fraktur femur pada orang dewasa mengalami union dalam & bulan.
- 9onunion' apabila permukaan fraktur menjadi bulat dan sklerotik di"urigai adanya
nonunion dan diperlukan fiksasi interna dan bone graft.
- 5alunion' bila terjadi pergeseran kembali kedua ujung fragmen, maka diperlukan
pengamatan terus menerus selama perawatan. $ngulasi sering ditemukan. 5alunion
juga menyebabkan pemendekan pada tungkai sehingga dieprlukn koreksi berupa
osteotomi.
- )aku sendi lutut' setelah fraktur femur biasanya terjadi kesulitsn pergerakan pada
sendi lutut. %al ini disebabkan oleh adanya adhesi periartikuler atau adhesi
intrmuskuler. %al ini dapat dihindari apabila fisioterapi yang intensif dan sistematis
dilakukan lebih awal.- ;efraktur' terjadi apabila imobilisasi dilakukan sebelum terjadi union yang solid.
$ +++
$9$B+!+! )$!>!
Pada anamnesis didapatkan data bahwa penderita berusia 2 tahun beralamat di
dalam kota datang berobat ke ;!5% dengan keluhan sulit dan nyeri menggerakkan
tungkai kanan setelah ke"elakaan lalu lintas. Dari anamnesis lebih lanjut diketahui
bahwa M & jam !5;!, motor yang dikendarai penderita ditabrak mobil dari arah
berlawanan. Penderita terjatuh dengan tungkai kanan terbentur aspal. Penderita
kemudian langsung dibawa ke ;!5%. Pada pemeriksaan fisik, status generalis
didapatkan pernafasan, nadi, tekanan darah dan suhu dalam batas normal. Dari hasil
pemeriksaan fisik, pada status lokalis didapatkan pada regio tibia-fibula detra
tampak adanya deformitas yang menyingkirkan trauma jaringan lunak, 9D baik
dan ;:5 aktif pasif terbatas, yaitu penderita kesulitan menggerakkan se"ara aktif
dan pasif sendi lutut. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan
radiologis dengan hasil rontgen tibia fibula detra $PEBateral didapatkan adanya
fraktur tibia fibula detra 1E distal wedge displa"ed tertutup.
erdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan disimpulkan bahwa pasien ini didiagnosa dengan fraktur tibia fibula detra
1E distal wedge displa"ed tertutup. Penatalaksanaan pada pasien ini diren"anakan
terapi konser0atif dilanjutkan terapi operatif. Prognosis pasien ini adalah Nuo ad
0itam bonam dan /uo ad fungtionam bonam.