bab ii dr kelik

16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 . Def ini si da n Pen yeb ab Fr akt ur Fra ktu r ada lah ter put usny a kon tin uit as jari nga n tul ang, tul ang rawan epifisis dan atau tulang rawan sendi. Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa trauma tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik. !eba gia n be sar fr aktur di sebabkan ol eh kekuata n yang ti ba-t iba da n  berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghan"uran, penekukan,  pemuntiran, atau penarikan. Fraktur dapat disebabkan trauma langsung atau ti dak la ngsung . #rauma la ng sung be rart i be nt ur an pa da tu la ng da n mengakibatkan fraktur di tempat itu. #rauma tidak langsung bila titik tumpu  benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan. #ekanan yang berulang-ulang dapat menyebabkan keretakan pada tulang. Fraktur dapat pula terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (mi salnya ole h tumor atau kal au tul ang itu sangat rapuh (mi salnya pada  penyakit paget. 2.2. $na to mi Fraktur "ruris merupakan "edera terbanyak dari ke"elakaan lalu lintas. %al ini disebabkan susunan anatomi "ruris dimana permukaan medial tibia hanya ditutupi jaringan subkutan, sehingga menyebabkan mudahnya terjadi fraktur "ruris terbuka yang menimbulkan masalah dalam pengobatan. !e"ara anatomi terdapat & grup otot yang penting di "ruris' 1. oto t ekstenso r 2. oto t ab du kto r . otot tr i"ep s surae &. oto t fl ek so r )eempat grup otot tersebut membentuk kompartemen *rup + 'membentuk kompart emen ante rior *rup ++ 'membentuk kompartemen lateral

Upload: maria-ulfah

Post on 16-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 1/16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi dan Penyebab Fraktur

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan

epifisis dan atau tulang rawan sendi. Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa

trauma tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada

tulang (fraktur patologik.

!ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan

 berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghan"uran, penekukan,

 pemuntiran, atau penarikan. Fraktur dapat disebabkan trauma langsung atau

tidak langsung. #rauma langsung berarti benturan pada tulang dan

mengakibatkan fraktur di tempat itu. #rauma tidak langsung bila titik tumpu

 benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.

#ekanan yang berulang-ulang dapat menyebabkan keretakan pada tulang.

Fraktur dapat pula terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah

(misalnya oleh tumor atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget.

2.2. $natomi

Fraktur "ruris merupakan "edera terbanyak dari ke"elakaan lalu lintas.

%al ini disebabkan susunan anatomi "ruris dimana permukaan medial tibia

hanya ditutupi jaringan subkutan, sehingga menyebabkan mudahnya terjadi

fraktur "ruris terbuka yang menimbulkan masalah dalam pengobatan.

!e"ara anatomi terdapat & grup otot yang penting di "ruris'

1. otot ekstensor

2. otot abduktor

. otot tri"eps surae

&. otot fleksor

)eempat grup otot tersebut membentuk kompartemen

*rup + 'membentuk kompartemen anterior

*rup ++ 'membentuk kompartemen lateral

Page 2: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 2/16

*rup ++++' membentuk kompartemen posterior yang terdiri dari

kompartemen superfi"ial dan kompartemen dalam.

$rteri'

1. arteri tibialis anterior 

2. arteri tibialis posterior 

. arteri peroneus

!araf'

1. n.tibialis anterior dan n.peroneus mempersarafi otot ekstensor dan

abdu"tor 

2. n.tibialis posterior dan n.poplitea untuk mempersarafi otot fleksor danotot tri"eps surae.

2.. )lasifikasi Fraktur 

a. )omplit - tidak komplit

- Fraktur komplit ' garis patah melalui seluruh penampang tulang atau

melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.

- Fraktur tidak komplit ' garis patah tidak melalui seluruh penampang

tulang seperti'

1. %airline fra"ture (patah retak rambut

2. u"kle fra"ture atau torus fra"ture (terjadi lipatan dari satu korteks

dengan kompresi tulang spongiosa dibawahnya.

. *reensti"k fra"ture (mengenai satu korteks dengan angulasi korteks

lainnya yang terjadi pada tulang panjang anak

 b. entuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma

- garis patah melintang

Page 3: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 3/16

- garis patah obli/ue

- garis patah spiral

- fraktur kompresi

- fraktur a0ulsi

". umlah garis patah

- fraktur kominutif ' garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan

- fraktur segmental ' garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan.

ila dua garis patah disebut pula fraktur bifokal.

- fraktur multipel ' garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang

 berlainan tempatnya.

Page 4: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 4/16

d. ergeser - tidak bergeser (displa"ed-undispla"ed

- fraktur undispla"ed (tidak bergeser ' garis patah komplit tetapi kedua

fragmen tidak bergeser. Periosteumnya masih utuh.

- Fraktur displa"ed (bergeser ' terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur 

yang juga disebut dislokasi fragmen.

1. dislokasi ad longitudinam "um "ontra"tionum (pergeseran searah

sumbu dan o0erlapping2. dislokasi ad aim (pergeseran yang membentuk sudut

. dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling

menjauhi.

e. #erbuka - tertutup

- Fraktur tertutup' bila tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan

udara luar atau permukaan kulit.

- Fraktur terbuka' bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang

fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit.

Fraktur terbuka dibagi menjadi derajat yang ditentukan oleh

 berat ringannya luka dan berat ringannya patah tulang.

Page 5: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 5/16

1. *rade + ' luka biasanya ke"il, luka tusuk yang bersih pada tempat

tulang menonjol keluar. #erdapat sedikit kerusakan pada jaringan

lunak, tanpa penghan"uran dan fraktur tidak kominutif.2. *rade ++ ' luka 3 1 "m, tetapi tidak ada penutup kulit. #idak 

 banyak terdapat kerusakan jaringan lunak, dan tidak lebih dari

kehan"uran atau kominusi fraktur tingkat sedang.

. *rade +++ ' terdapat kerusakan yang luas pada kulit, jaringan lunak 

dan struktur neuro0askuler, disertai banyak kontaminasi luka.

+++ $' tulang yang mengalami fraktur mungkin dapat ditutupi

se"ara memadai oleh jaringan lunak.

+++ ' terdapat pelepasan periosteum dan fraktur kominutif 

yang berat.

+++ 4 ' terdapat "edera arteri yang perlu diperbaiki, tidak peduli

 berapa banyak kerusakan jaringan lunak yang lain.

)lasifikasi fraktur menurut 5uller dkk,1667

$ngka pertama menunjukkan tulang '

18humerus

28radius ulna

8femur 

&8tibia fibula

$ngka kedua menunjukkan segmen

18proksimal

28diafisial

8distal

&8maleolar 

!uatu huruf menunjukkan jenis fraktur 

Diafisis $8sederhana

8berbentuk baji

48kompleks

Proksimal dan distal $8ekstra artikular 

Page 6: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 6/16

8artikular sebagian

48artikular lengkap

 9omor selanjutnya menunjukkan morfologi fraktur se"ara rin"i.

-:$ system

Femur #engah (Diafise

(2-$ fraktur simple

(2- fraktur wedge

(2-4 fraktur kompleks

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ;adiologis

Dilakukan foto rontgen sinar < minimal harus 2 proyeksi yaitu $P dan lateral.

Pemeriksaan radiologis pada fraktur femur selain proyeksi $P dan lateral, proyeksi

 panggul dan lutut ipsilateral, termasuk $P pel0is juga harus didapatkan. Fraktur 

intertro"hanter dan femoral ne"k ipsilateral telah dilaporkan pada 17= pasien dengan

fraktur femur.

>ntuk fraktur-fraktur dengan tanda-tanda klasik, diagnosis dapat dibuat se"ara klinis

sedangkan pemeriksaan radiologis tetap diperlukan untuk melengkapi deskripsi

fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya.

>ntuk fraktur-fraktur yang tidak memberikan tanda-tanda klasik memang

diagnosanya harus dibantu pemeriksaan radiologis baik rontgen biasa ataupun

 pemeriksaan "anggih seperti 5;+, "ontohnya untuk fraktur tulang belakang dengan

komplikasi neurologis.

++. ? Diagnosis

5enegakkan diagnosis fraktur dapat se"ara klinis meliputi anamnesis lengkap dan

melakukan pemeriksaan fisik yang baik, namun sangat penting untuk 

dikonfirmasikan dengan melakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen

untuk membantu mengarahkan dan menilai se"ara objektif keadaan yang sebenarnya.

1. $namnesa ' ada trauma

Page 7: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 7/16

ila tidak ada riwayat trauma berarti fraktur patologis. #rauma harus diperin"i

 jenisnya, besar-ringannya trauma, arah trauma dan posisi penderita atau ekstremitas

yang bersangkutan (mekanisme trauma.

Dari anamnesa saja dapat diduga '

- )emungkinan politrauma.

- )emungkinan fraktur multipel.

- )emungkinan fraktur-fraktur tertentu, misalnya ' fraktur "olles, fraktur 

supra"ondylair humerus, fraktur "ollum femur.

- Pada anamnesa ada nyeri tetapi tidak jelas pada fraktur inkomplit

- $da gangguan fungsi, misalnya ' fraktur femur, penderita tidak dapat berjalan.

)adang-kadang fungsi masih dapat bertahan pada fraktur inkomplit dan fraktur 

impa"ted ( impaksi tulang kortikal ke dalam tulang spongiosa.

2. Pemeriksaan umum

Di"ari kemungkinan kompikasi umum, misalnya ' sho"k pada fraktur multipel,

fraktur pel0is atau fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka terinfeksi.

. Pemeriksaan status lokalis

#anda-tanda fraktur yang klasik adalah untuk tulang panjang. Fraktur tulang-tulang

ke"il misalnya' na0i"ulare manus, fraktur a0ulsi, fraktur intraartikuler, fraktur 

epifisis. Fraktur tulang-tulang yang dalam misalnya odontoid-"er0i"al, "er0i"al, dan

a"etabulum mempunyai tanda-tanda tersendiri.

++. @ Penatalaksanaan

!e"ara umum prinsip pengobatan fraktur ada &'

1. ;e"ognition, diagnosis dan penilaian fraktur 

Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis,

 pemeriksan klinis dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan'

A Bokalisasi fraktur 

A entuk fraktur 

A 5enentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan

A )omplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan

Page 8: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 8/16

2. ;edu"tionC reduksi fraktur apabila perlu

;estorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima.Pada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin

mengembalikan fungsi normal dan men"egah komplikasi seperti kekakuan,

deformitas, serta perubahan osteoartritis di kemudian hari.

Posisi yang baik adalah '

-alignment yang sempurna

-aposisi yang sempurna

. ;etentionC imobilisasi fraktur 

&. ;ehabilitationC mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin

Pilihan #erapi

$da 2 terapi, pilihan berdasarkan banyak faktor seperti bentuk fraktur, usia penderita,

le0el akti0itas, dan pilihan dokter sendiri.

a. #erapi pada fraktur tertutup

Pilihannya adalah terapi konser0atif atau operatif .

- #erapi konser0atif 

1. Proteksi saja

>ntuk penanganan fraktur dengan dislokasi fragen yang minimal atau dengan

dislokasi yang tidak akan menyebabkan "a"at di kemudian hari.

2. +mmobilisasi saja tanpa reposisi

5isalnya pemasangan gips pada fraktur inkomplit dan fraktur dengan kedudukan

yang baik.

. ;eposisi tertutup dan fiksasi dengan gips

+ni dilakukan pada fraktur dengan dislokasi fragmen yang berarti. Fragen distal

dikembalikan ke kedudukan semula terhadap fragen proksimal dan dipertahankan

dalam kedudukan yang stabil dalam gips.

&. #raksi

Page 9: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 9/16

+ni dilakukan pada fraktur yang akan terdislokasi kembali di dalam gips. 4ara ini

dilakukan pada fraktur dengan otot yang kuat. #raksi dapat untuk reposisi se"ara

 perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Pada

anak-anak dipakai traksi kulit (traksi %amilton ;usselEtraksi ryant. #raksi kulit

terbatas untuk & minggu dan beban ? kg, untuk anak-anak waktu dan beban

tersebut men"ukupi untuk dipakai sebagai traksi definitif, bilamana tidak maka

diteruskan dengan immobilisasi gips. >ntuk orang dewasa traksi definitif harus traksi

skeletal berupa balan"ed tra"tion.

#erapi operatif 

#erapi operatif dengan reposisi se"ara tertutup dengan bimbingan radiologis.

1. ;eposisi tertutup G fiksasi eterna

!etelah reposisi berdasarkan "ontrol radiologis intraoperatif maka dipasang fiksasi

eterna. >ntuk fiksasi fragmen patahan tulang, digunakan pin baja yang ditusukkan

 pada fragmen tulang, kemudian pin baja tadi disatukan se"ara kokoh dengan

 batangan logam di luar kulit.

2. reposisi tertutup dengan "ontrol radiologis diikuti fiksasi interna.

Fragmen direposisi se"ara non operatif dengan meja traksi. !etelah tereposisi

dilakukan pemasangan pen se"ara operatif.

Page 10: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 10/16

#erapi operatif dengan membuka frakturnya

1. ;eposisi terbuka dan fikasasi interna E:;+F (:pen ;edu"tion and +nternalFiation

fiksasi interna yang dipakai bisa berupa pen di dalam sumsum tulang panjang, bisa

 juga berupa plat dengan skrup di permukaan tulang. )euntungan :;+F adalah bisa

di"apai reposisi sempurna dan bila dipasang fiksasi interna yang kokoh, sesudah

operasi tidak perlu lagi dipasang gips dan segera bisa dilakukan immobilisasi.

)erugiannya adalah reposisi se"ara operatif ini mengundang resiko infeksi tulang.

 

+ndikasi :;+F'

a fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya a0as"ulair ne"rosis tinggi.

 b Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup

" Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan.

d Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan

operasi, misalnya fraktur femur.

2. H"isional arthroplasty

5embuang fragmen yang patah yang membentuk sendi.

. H"isi fragmen dan pemasangan endoprosthesis

dilakukan pada fraktur kolum femur.

 b. #erapi pada fraktur terbuka

Fraktur terbuka adalah suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan segera.

#indakan harus sudah dimulai dari fase pra rumah sakit'

- pembidaian

- menghentikan perdarahan dengan perban tekan

- menghentikan perdarahan dengan perban klem.

Page 11: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 11/16

 

#iba di >*D rumah sakit harus segera diperiksa menyeluruh oleh karena &7= dari

fraktur terbuka merupakan polytrauma. #indakan life-sa0ing harus selalu di

dahulukan dalam kerangka kerja terpadu.

#indakan terhadap fraktur terbuka'

1. 9ilai derajat luka, kemudian tutup luka dengan kassa steril serta pembidaian

anggota gerak, kemudian anggota gerak ditinggikan.

2. )irim ke radiologi untuk menilai jenis dan kedudukan fraktur serta tindakan

reposisi terbuka, usahakan agar dapat dikerjakan dalam waktu kurang dari @ jam

(golden period & jam

. penderita diberi toksoid, $#! atau tetanus human globulin.

#indakan reposisi terbuka'

1. Pemasangan torni/uet di kamar operasi dalam pembiusan yang baik.

2. $mbil swab untuk pemeriksaan mikroorganisme dan kulturE sensitifity test.

. Dalam keadaan narkose, seluruh ekstremitas di"u"i selama ?-17 menit dan

di"ukur.

&. Buka diirigasi dengan "airan 9a"i steril atau air matang ?-17 liter. Buka derajat

harus disemprot hingga bebas dari kontaminasi.

?. #utup luka dengan doek steril

@. $hli bedah "u"i tangan dan seterusnya

I. Desinfeksi anggota gerak J. Drapping

6. Debridement luka (semua kotoran dan jaringan nekrosis ke"uali neiro0as"ular 0ital

termasuk fragmen tulang lepas dan ke"il dan diikuti reposisi terbuka, kalau perlu

 perpanjang luka dan membuat in"isi baru untuk reposisi tebuka dengan baik.

17. Fiksasi'

a. fiksasi interna untuk fraktur yang sudah dipertahankan reposisinya (unstable

fra"ture minimal dengan )is"hner wire

 b. +ntra medular nailing atau plate s"rew sesuai dengan indikasinya seperti pada

operasi elektif, terutama yang dapat dilakukan dalam masa golden period untuk 

fraktur terbuka grade 1-2

Page 12: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 12/16

". #es stabilitas pada tiap tindakan. $pabila fiksasi interna tidak memadai (karena

sifatnya hanya adaptasi buat fiksasi luar (dengan gips spalk atau sirkular

d. !etiap luka yang tidak bisa dijahit, karena akan menimbulkan ketegangan, biarkanterbuka dan luka ditutup dengan dressing biasa atau dibuat sayatan kontra lateral.

>ntuk grade kalau perlu'

Pasang fikasasi eterna dengan fiator eterna (pinEs"rew dengan ) nailEwire dan

a"ryli" "ement. >sahakan agar alignment dan panjang anggota gerak sebaik-

 baiknya. $pabila hanya dipasang gips, pasanglah gips sirkuler dan kemudian gips

dibelah langsung (split setelah selesai operasi.

a. uat -ray setelah tindakan

++. I Prognosis

Prognosis dari fraktur tibia fibula untuk kehidupan adalah bonam. Pada sisi fungsi

dari kaki yang "edera, kebanyakan pasien kembali ke performa semula, namun halini sangat tergantung dari gambaran frakturnya, ma"am terapi yang dipilih, dan

 bagaimana respon tubuh terhadap pengobatan.

)omplikasi infeksi yang menyebabkan osteomielitis biasanya merupakan akibat dari

fraktur terbuka meskipun tidak jarang terjadi setelah reposisi terbuka.

++. J Penyembuhan Fraktur 

Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis. #idak seperti jaringan

lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut. Proses

 penyembuhan pada fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan

apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai terjadi konsolidasi. Faktor 

mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang se"ara fisik sangat penting

dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan suatu faktor yang

sangat esensial dalam penyembuhan fraktur. Proses penyembuhan fraktur berbeda

 pada tulang kortikal pada tulang panjang serta tulang kanselosa pada metafisis tulang

 panjang atau tulang-tulang pendek, sehingga kedua jenis penyembuhan fraktur ini

harus dibedakan.

1. Penyembuhan fraktur pada tulang kortikal

Proses penyembuhan pada tulang kortikal terdiri atas lima fase, yaitu'

a. Fase %ematoma

$pabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah ke"il yang

melewati kanalikuli dalam sistem %a0ersian mengalami robekan pada daerah fraktur 

dan akan membentuk hematoma di antara kedua sisi fraktur. %ematoma yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong dan dapat mengalami robekan

akibat tekanan hematoma sehingga dapat terjadi ekstra0asasi darah ke dalam jaringan

lunak.

:steosit dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter dari daerah fraktur akan

kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu daerah "in"in a0askuler 

tulang yang mati pada sisi-sisi fraktur segera setelah trauma.

 b. ;adang dan proliferasi seluler 

Dalam delapan jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi sel

di bawah periosteum dan di dalam saluran medulla yang tertembus. >jung fragmen

dikelilingi oleh jaringan sel, yang menghubungkan tempat fraktur. %ematoma yang

Page 13: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 13/16

membeku perlahan-lahan diabsorpsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke

daerah itu.

". Fase pembentukan kalus!el yang berkembang biak memiliki potensi krondrogenik dan osteogenik. $pabila

diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan dalam

 beberapa keadaan juga kartilago. Populasi sel sekarang juga men"akup osteoklas

(mungkin dihasilkan pembuluh darah baru yang mulai membersihkan tulang yang

mati. 5assa sel yang tebal, dengan pulau-pulau tulang yang immatur dan kartilago,

membentuk kalus atau bebat pada permukaan periosteal dan endosteal. !ementara

tulang fibrosa yang immature (atau anyaman tulang menjadi lebih padat, gerakan

 pada tempat fraktur semakin berkurang dan pada empat minggu setelah "edera,

fraktur menyatu.

d. Fase konsolidasi

ila akti0itas osteoklastik dan osteoblastik berlanjut, anyaman tulang berubahmenjadi tulang lamelar. !istem itu sekarang "ukup kaku untuk memungkinkan

osteoklas menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan dekat dibelakangnya

osteoblas mengisi "elah-"elah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang

 baru. +ni adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum

tulang "ukup kuat untuk membawa beban yang normal.

e. Fase remodeling

Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. !elama beberapa

 bulan, atau bahkan beberapa tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses

resorpsi dan pembentukan tulang yang terus menerus.lamela yang lebih tebal

diletakkan pada tempat yang tekanannya tinggi, dinding-dinding yang tidak 

dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk. $khirnya, dan terutama pada anak-

anak tulang akan memperoleh bentuk yang mirip bentuk normalnya.

2. Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa

#ulang kanselosa yang berlokasi pada metafisis tulang panjang, tulang pendek serta

tulang pipih diliputi oleh korteks yang tipis. Penyembuhan fraktur pada daerah tulang

kanselosa melalui proses pembentukan kalus internal atau endosteal, walaupun

eksternal kalus atau periosteal juga memiliki peranan yang penting. #rabekula dari

tulang kanselosa memiliki 0askularisasi yang baik sehingga nekrosis yang terjadi

 pada permukaan daerah fraktur berlangsung minimal. Proses osteogenik 

 penyembuhan sel dari bagian endosteal yang menutupi trabekula, berproliferasi

untuk membentuk wo0en bone primer di dalam derah fraktur yang disertaihematoma. Pembentukan kalus interna mengisi ruangan pada daerah fraktur.

Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi pada daerah dimana terjadi

kontak lansung diantara kedua permukaan fraktur yang berarti satu kalus endosteal.

$pabila terjadi kontak dari kedua fraktur maka terjadi union se"ara klinis.

!elanjutnya wo0en bone diganti oleh tulang lamelar dan tulang mengalami

konsolidasi.

Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi se"ara "epat karena beberapa

faktor, yaitu '

1 askularisasi yang baik 

2 #erdapat permukaan yang lebih luas

)ontak yang baik memberikan kemudahan 0askularisasi yang "epat

Page 14: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 14/16

& %ematoma memegang peranan dalam penyembuhan fraktur 

. Penyembuhan fraktur pada tulang rawan persendian

#ulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas kemampuannya untuk regenerasi. Pada fraktur intraartikuler penyembuhan tidak terjadi melalui tulang

rawan hialin, tetapi terbentuk melaui fibrokartilago.

++. 6 )omplikasi penyembuhan fraktur 

1. 5alunion

5alunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat

deformitas yang berbentuk angulasi, 0arusE0algus, rotasi, kependekan atau union

se"ara menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna.

Htiologi

Fraktur tanpa pengobatan, pengobatan yang tidak adekuat, reduksi dan imobilisasi

yang tidak baik, pengambilan keputusan serta teknik yang salah pada awal

 pengobatan, osifikasi premature pada lempeng epifisis karena adanya trauma.*ambaran )linis

Deformitas dengan bentuk yang ber0ariasi, gangguan fungsi anggota gerak, nyeri

dan keterbatasan pergerakan sendi, ditemukan komplikasi seperti paralysis tardi

ner0us ulnaris, :steoartritis apabila terjadi pada daerah sendi, bursitis atau nekrosis

kulit pada tulang yang mengalami deformitas.

;adiologis

Pada foto roentgen terdapat penyambungan fraktur tetapi dalam posisi yang tidak 

sesuai dengan keadaan yang normal.

Pengobatan

)onser0atif dilakukan refrakturisasi dengan pembiusan umum dan diimobilisasi

sesuai dengan fraktur yang baru, apabila ada kependekan anggota gerak dapat

dipergunakan sepatu ortopedi. :peratif dilakukan osteotomi koreksi (osteotomi K

dan bone graft disertai dengan fiksasi interna, atau dengan osteotomi dengan

 pemanjangan bertahap misalnya pada anak-anak, atau dengan osteotomi yang

 bersifat baji.

2. Delayed >nion

Delayed >nion adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu -? bulan (

 bulan untuk anggota gerak atas dan ? bulan untuk anggota gerak bawah.

Htiologi

!ama dengan nonunion.

*ambaran )linis 9yeri anggota gerak dan pergerakan pada waktu berjalan, terdapat pembengkakan,

nyeri tekan, terdapat gerakan yang abnormal pada daerah fraktur, pertambahan

deformitas.

;adiologis

#idak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur, gambaran kista pada

ujung-ujung tulang karena adanya dekalsifikasi tulang, gambaran kalus yang kurang

disekitar fraktur.

Pengobatan

)onser0atif dilakukan pemasangan plester untuk imobilisasi tambahan selama 2-

 bulan. :peratif dilakukan bila union diperkirakan tidak akan terjadi maka segera

dilakukan fiksasi interna dan pemberian bone graft.

Page 15: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 15/16

. 9on union

Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara @-J bulan dan tidak 

didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu. Pseudoartrosisdapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi bersama-sama infeksi disebut

infe"ted pseudoartrosis. eberapa jenis nonunion terjadi menurut keadaan ujung-

ujung fragmen tulang yaitu '

hipertrofik ujung-ujung tulang bersifat sklerotik dan lebih besar dari normal yang

disebut gambaran elephantLs foot, garis fraktur tampak dengan jelas, ruangan antar 

tulang diisi dengan tulang rawan dan jaringan ikat fibrosa, pada jenis ini

0askularisasi baik sehingga biasanya hanya diperlukan fiksasi yang rigid tanpa

 pemasangan bone graft.

$trofikEoligotrofik tidak ada tanda-tanda akti0itas seluler pada ujung fraktur,

ujung tulang lebih ke"il dan bulat serta osteoporotik dan a0askuler, pada jenis ini

disamping dilakukan fiksasi rigid juga diperlukan pemasangan bone graft.Htiologi

askularisasi yang kurang pada ujung-ujung fragmen, reduksi yang tidak adekuat,

imobilisasi yang tidak adekut sehingga terjadi pada kedua fragmen, waktu

imobilisasi yang tidak "ukup, infeksi, distraksi pada kedua ujung karena adanya

traksi yang berlebihan, interposisi jaringan lunak di antara kedua fragmen, terdapat

 jarak yang "ukup besar antara kedua fragmen, destruksi tulang misalnya oleh karena

tumor atau osteomielitis (fraktur patologis, disolusi hematoma fraktur oleh jaringan

sino0ia (fraktur intrakapsuler, kerusakan periosteum yang hebat sewaktu terjadi

fraktur atau operasi, fiksasi interna yang tidak sempurna, delayed union yang tidak 

diobati, pengobatan yang salah atau sama sekali tidak dilakukan pengobatan, terdapat

 benda asing diantara kedua fraktur misalnya pemasangan s"rew diantara kedua

fragmen.

*ambaran )linis

 9yeri ringan atau sama sekali tidak ada, gerakan abnormal pada daerah fraktur yang

membentuk sendi palsu yang disebut pseudoartrosis, nyeri tekan sedikit atau sama

sekali tidak ada, pembengkakan bisa ditemukan dan bisa juga tidak terdapat

 pembengkakan sama sekali, pada perabaan ditemukan rongga diantara kedua

fragmen.

;adiologis

#erdapat gambaran sklerotik pada ujung-ujung tulang, ujung-ujung tulang berbentuk 

 bulat dan halus, hilangnya ruangan meduler pada ujung-ujung tulang, salah satuujung tulang dapat berbentuk "embung dan sisi lainnya "ekung (pseudoartrosis.

Pengobatan

Fiksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft, eksisi fragmen ke"il dekat sendi

misalnya kepala radius dan prossesus styloideus ulna, pemasangan protesis misalnya

 pada fraktur leher femur, stimulasi elektrik untuk memper"epat osteogenesis.

++. 17 )omplikasi Fraktur Femur 

1. )omplikasi Dini

- !yok' dapat terjadi perdarahan sebanyak 1-2 liter walaupun fraktur bersifat tertutup.

- Hmboli lemak.

- #rauma Pembuluh darah.

- #rauma !araf.

Page 16: BAB II dr kelik

7/23/2019 BAB II dr kelik

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-dr-kelik 16/16

- #rombo-emboli.

- +nfeksi.

2. )omplikasin Banjut- Delayed union' fraktur femur pada orang dewasa mengalami union dalam & bulan.

- 9onunion' apabila permukaan fraktur menjadi bulat dan sklerotik di"urigai adanya

nonunion dan diperlukan fiksasi interna dan bone graft.

- 5alunion' bila terjadi pergeseran kembali kedua ujung fragmen, maka diperlukan

 pengamatan terus menerus selama perawatan. $ngulasi sering ditemukan. 5alunion

 juga menyebabkan pemendekan pada tungkai sehingga dieprlukn koreksi berupa

osteotomi.

- )aku sendi lutut' setelah fraktur femur biasanya terjadi kesulitsn pergerakan pada

sendi lutut. %al ini disebabkan oleh adanya adhesi periartikuler atau adhesi

intrmuskuler. %al ini dapat dihindari apabila fisioterapi yang intensif dan sistematis

dilakukan lebih awal.- ;efraktur' terjadi apabila imobilisasi dilakukan sebelum terjadi union yang solid.

$ +++

$9$B+!+! )$!>!

Pada anamnesis didapatkan data bahwa penderita berusia 2 tahun beralamat di

dalam kota datang berobat ke ;!5% dengan keluhan sulit dan nyeri menggerakkan

tungkai kanan setelah ke"elakaan lalu lintas. Dari anamnesis lebih lanjut diketahui

 bahwa M & jam !5;!, motor yang dikendarai penderita ditabrak mobil dari arah

 berlawanan. Penderita terjatuh dengan tungkai kanan terbentur aspal. Penderita

kemudian langsung dibawa ke ;!5%. Pada pemeriksaan fisik, status generalis

didapatkan pernafasan, nadi, tekanan darah dan suhu dalam batas normal. Dari hasil

 pemeriksaan fisik, pada status lokalis didapatkan pada regio tibia-fibula detra

tampak adanya deformitas yang menyingkirkan trauma jaringan lunak, 9D baik 

dan ;:5 aktif pasif terbatas, yaitu penderita kesulitan menggerakkan se"ara aktif 

dan pasif sendi lutut. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan

radiologis dengan hasil rontgen tibia fibula detra $PEBateral didapatkan adanya

fraktur tibia fibula detra 1E distal wedge displa"ed tertutup.

erdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah

dilakukan disimpulkan bahwa pasien ini didiagnosa dengan fraktur tibia fibula detra

1E distal wedge displa"ed tertutup. Penatalaksanaan pada pasien ini diren"anakan

terapi konser0atif dilanjutkan terapi operatif. Prognosis pasien ini adalah Nuo ad

0itam bonam dan /uo ad fungtionam bonam.