bab ii keratokonus

Upload: putri-lastiana

Post on 26-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    1/13

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Keratokonus

    Keratokonus berasal dari bahasa Yunani (kerato: kornea, konos: cone).

    Keratokonus pertama kali dijelaskan oleh seorang dokter Inggris bernama John

    Nottingham di naskahnya yang berjudul !engamatan praktis di kornea

    berbentuk kerucut dan penglihatan pendek serta cacat lain pada mata" pada

    tahun #$%&.

    Keratokonus adalah gangguan non'inlamasi dimana terjadi penipisan

    kornea yang menghasilkan tonjolan berbentuk kerucut dari kornea. Keratokonus

    merupakan penyakit yang bersiat kronis dan menyerang kornea bagian sentral

    dan parasentral. Keratokonus adalah kondisi progresi dan bisa memburuk

    secara bertahap dari aktu ke aktu.$,*

    2.1 Etiologi dan Faktor esiko Keratokonus

    +da berbagai teori mengenai etiologi keratokonus, meskipun sebenarnya

    penyebab pastinya masih belum diketahui. eberapa penelitian mengaitkan

    penyebab keratokonus dengan penyakit sistemik, misalnya kondisi atopik seperti

    asma, hayfever dan eksim, gangguan jaringan ikat misalnya Ehlers-Danlos

    syndrome. !ola herediter tidak dapat diprediksi meskipun bukti kuat keterlibatan

    genetik pada kembar mono-igot.,#/

    eberapa penelitian telah melaporkan hubungan yang kuat antara

    menggosok mata dan pengembangan terkait keratokonus.Ini mungkin karena

    akti0asi proses penyembuhan luka dan sinyal sekunder terhadap trauma

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    2/13

    mekanik pada epitel dan juga trauma mekanik pada keratosit dan peningkatan

    hidrostatik tekanan dalam mata. 1emakai lensa kontak adalah bentuk lain dari

    microtrauma kornea terkait dengan keratokonus. 2eori ini didukung oleh akta

    baha pasien dengan keratokonus sering memiliki mata gatal dan iritasi pada

    mata. 3arisan autosomal dominan dilaporkan pada sekitar #/4 kasus. ,#/

    2.! E"ide#iologi Keratokonus

    Keratokonus adalah suatu kelainan yang umum terjadi pada kornea dengan

    pre0alensi sebesar %/'56/ dari #//./// kasus gangguan pada kornea, kira' kira

    satu per 5/// populasi. Insiden keratokonus relati lebih tinggi pada daerah

    1editerania dan 2imur 2engah, dan keratokonus relati rendah terjadi di Jepang,

    2aian dan 7ingapura.#,6

    Keratokonus dapat terjadi pada semua ras dan tidak ada perbedaan angka

    kejadian pada laki'laki maupun perempuan. Namun beberapa penelitian

    menyatakan baha laki'laki lebih berisiko daripada perempuan. 6,

    +ngka kejadian keratokonus meningkat pada usia pubertas hingga aal

    dekade kedua kehidupan. erdasarkan penelitian '#%4 kasus, keratokonus

    terjadi pada keluarga dengan riayat keratokonus. !re0alensi di keluarga tingkat

    pertama adalah #%'8'kali lebih tinggi daripada populasi umum. !re0alensi

    kejadian pada pasien denganDown Syndromterjadi sekitar 84. 5,6,

    2.$ %e&ala dan Tanda Keratokonus

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    3/13

    9ampir semua kasus keratokonus terjadi bilateral, tapi # mata dapat

    terlihat lebih parah.8 ejala satu'satunya adalah penglihatan kabur.!ada stadium

    aal didapatkan kelainan reraksi berupa miopi dan astigmatisme regular yang

    bisa dikoreksi dengan kaca mata. !ada stadium lanjut berupa astigmatisme

    irregular yang sudah tidak bisa dikoreksi dengan kacamata. +dapun gejala dan

    tanda keratokonus sebagai berikut:6

    Tanda %e&ala;elek unting (;elek berputar pada

    retinoskopi)

    7ering mengganti ganti kacamata

    ingkaran cahaya di sekitar lampu

    !englihatan kabur

    2able #: 2anda dan gejala yang terkait dengan keratokonus dini

    Gambar 1 : Kornea normal dan kornea

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    4/13

    !erorasi spontan pada keratoconus adalah jarang terjadi. Namun, ekskresi

    air mata dapat terjadi pada membran

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    5/13

    2.) Pe#eriksaan Penun&ang Keratokonus

    2.).1 Pe#eriksaan Keratokonus

    Gambar 4: Histopatologis

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    6/13

    2anda'tandanya meliputi kornea berbentuk konus@ lipatan sempit linear

    terletak di membrane descemet (garis'garis Aogt)@ sebuah cincin besi di sekeliling

    bagian kerucut (cincin Bleischer)@ dan pada kasus'kasus berat, indentasi palpebral

    inerior oleh kornea saat pasien melihat ke baah (tanda 1unson).

    ebih menonjol dari mata

    normal

    7lit lamp

    Aogt 7triae aris'garis halus sejajar

    dengan aksis dari kerucut di

    stroma bagian dalam yang

    hilang sementara pada

    penekanan bola mata dengan

    jari

    7lit lamp

    Bleischer ring Cincin besi di sekeliling

    dasar kerucut.

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    7/13

    kornea sebelah nasal

    2abel 5. ejala dan metode pemeriksaannya

    Gambar 2: Vogts striae dan Fleischers

    Gambar 2: Ruzziti sign

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    8/13

    2.).2 Pe#eriksaan Ta#+a,an

    1. Pe#eriksaan -a#"u ela, Bio#ikrosko"

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    9/13

    !. Pe#eriksaan Ta"ografi Kornea

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    10/13

    2. Diagnosis Banding Keratokonus

    1. Degenerasi Pellu0id *arginal2erjadi penipisan kornea bagian inerior. Dnset pada dekade ketiga sampai

    kelima kehidupan. ersiat progresi dan tidak mempunyai predileksi pada

    jenis kelamin tertentu. !enyebab degenerasi !ellucid 1arginal belum

    diketahui.8

    2. Keratoglo+us

    7eluruh kornea mengalami penipisan. !enyakit ini timbul sejak lahir,

    bersiat bilateral dan diduga disebabkan oleh kelainan sintesa kolagen.8

    Gambar !:

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    11/13

    2.3 Tatalaksana Keratokonus

    1. Kontak -ensa

    !ada tahap aal dari keratokonus, kacamata merupakan pilihan untuk

    koreksi penglihatan. Namun kacamata tidak dapat mengkoreksi astigmatisme

    yang irreguler sehingga dibutuhkan kontak lensa yang sesuai untuk beberapa

    kasus. 2ipe kontak lensa yang digunakan tergantung pada tahapan dari

    keratokonus. !ada tahap aal digunakansoft toric lenseuntuk mengkoreksi

    myopia dan reguler astigmatisme. 7eiring penyakit berkembang maka rigid

    gas permeable (RGP)lensa yang digunakan. 5

    2. 4- 5orneal ollagen ross -inking 6it, i+ofla7in8

    !rosedur kolagen silang kornea menggabungkan ribola0in (0itamin

    5), yang secara alamiah terdapat pada seluruh sel badan manusia. 9al yang

    ambar : Keratoglobus

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    12/13

    paling utama pada prosedur kolagen silang kornea ini adalah untuk

    menstabilkan kelengkungan kornea dan mencegah penonjolan pada stroma

    kornea. &

    Komplikasi dari prosedur kolagen silang kornea ini ber0ariasi dengan

    teknik yang digunakan termasuk penyembuhan epitel yang lambat, kabut

    kornea, penurunan sensiti0itas kornea, edema kornea dan kerusakan sel

    endotel.

  • 7/25/2019 BAB II Keratokonus

    13/13

    menonjol seperti kerucut. !enyakit ini merupakan penyakit non inlamasi, bersiat

    kronis dan progresi. ila terjadi jaringan parut pada kornea bagian sentral akan

    menyebabkan penurunan 0isus yang bermakna dan tidak dapat dikoreksi dengan

    lensa kontak. 5

    Keratokonus sering berkembang perlahan antara usia 5/ dan / tahun

    meskipun berkembangnya keratokonus dapat berhenti setiap saat. Jika dilakukan

    transplantasi kornea sebelum kornea sangat menipis, prognosisnya akan

    sempurna@ penglihatan pulih (koreksi terbaik) tercapai dalam & tahun pada lebih

    dari $%4 mata dan dalam #& tahun pada lebih 8/4 mata.#