bab ii reproduksi
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
1/21
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah Sistem Reproduksi 1 tentang aspel legal dan etik dalam
kepera!atan maternitas"# $an juga kami %erterima kasih pada &%u &nu Martina
S#ST selaku $osen mata kuliah Sistem Reproduksi 1 yang telah mem%erikan
tugas ini#
'ami sangat %erharap makalah ini dapat %erguna dalam rangka menam%ah
!a!asan serta pengetahuan kita mengenai aspek legal dan etik dalam
kepera!atan maternitas# 'ami juga menyadari sepenuhnya %ah!a di dalam tugas
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan# (ntuk
itu, kami %erharap adanya kritik, saran dan usulan demi per%aikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
mem%angun#
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami %agi siapapun yang
mem%a)anya# Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat %erguna %agi kami
sendiri maupun orang yang mem%a)anya# Se%elumnya kami mohon maaf apa%ila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang %erkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang mem%angun per%aikan di masa depan#
'epanjen, 1* Septem%er
+1
Penyusun
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
2/21
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangAsuhan keperawatan maternitas dan perinatal sering
menimbulkan lebih banyak pertanyaan etik dan hukum kepadaperawat dibandingkan area asuhan keperawatan lain. Perawatmaternitas dan perinatal memberikan pelayanan dankeperawatan yang luas untuk klien diberbagai lingkunganpraktik yang berbeda.Perawat ini dihadapkan dengan isuseputar kelahiran, kehidupan, kematian dan kemampuanuntuk menjalani kehidupan sehari- hari. Hal yang pentingdalam isu ini adalah keterlibatan dua klien, ibu dan janin atau
bayi baru lahir. Perawat profesional harus menghadapitanggung jawab etik dan konik yang mungkin meraka alamisebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktikprofesional. emajuan dalam bidang kedokteran, hak klien,perubahan sosial dan hukum telah berperan dalampeningkatan perhatian terhadap etik. !tandart perilakuperawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun olehasosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negerabagian atau pro"insi.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam
pengambilan keputusan dan men#akup nilai dan keyakinandari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat.Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak kliendengan bertindak sebagai ad"okat klien.eperawatan sebagaisuatu profesi harus memiliki suatu landasan dan lindunganyang jelas. Para perawat harus tahu berbagai konsep hukumyang berkaitan dengan praktik keperawatan karena merekamempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakanprofesional yang mereka lakukan.
!e#ara umum terdapat dua alasan terhadap pentingnyapara perawat tahu tentang hukum yang mengatur praktiknya.Alasan pertama untuk memberikan kepastian bahwakeputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsistendengan prinsip-prinsip hukum. edua, untuk melindungiperawat dari liabilitas.$ntuk itu, dalam makalah ini akandibahas tentang etik dan hukum dalam keperawatan
.# R(M(S/N M/S/0/
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
3/21
.agaimana hukum dan etik dalam kepera!atan maternitas2
3# T(4(/N
/gar pera!at dapat mem%edakan dan mematuhi peraturan yang sudah
ditetapkan, serta pera!at juga dapat mem%edakan peran pera!at yang
%erhu%ungan dengan asuhan kepera!atan maternitas#
./. &&
0/N$/S/N TE5R&
/SPE' 0E6/07 ('(M $/N ET&' $/0/M 'EPER/8/T/N
M/TERN&T/S 9 &S( ('(M $/0/M PEM.ER&/N /S'EP
M/TERN&T/S
1#1 Etika#
Etik merupakan prinsip prilaku yang mengarahkan
hubungan seseorang dengan orang lain. Etik merupakan
keyakinan dasar tentang nilai- nilai yang benar dan salah
menyediakan sebuah kerangka untuk pengambilan keputusan
dan tindakan. Misalnya, etik menyediakan dasar untuk
memutuskan apakah seseorang harus pergi keja atau tidak
dipagi hari. Tidak ada aturan dalam situasi seperti itu sehingga
keputusan pribadi harus seperti itu sehingga keputusan pribadi
harusdibuat untuk melakukan apa yang benar.
Seseorang dapat berpura- pura sakit dan tinggal dirumah;
namun, rekan sejawat, para sahabat, akan sepakat bahwa pura-
pura sakit adalah tingkah lakuyang tidak pantas. Terlebih lagi,
seseorang atasan memiliki hak untuk mencatat bawahannya
jika hal seperti itu terjadi berulang- ulang. Kadang- kala
muncul situasi yang mengharuskan pengambilan keputusan,
tetapi tidak ada satupun solusi yang tampaknya benar- benar
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
4/21
memuaskan. Sebuah dilema etik muncul. Muncul lebih dari
satu solusi; mungkin solusi tersebut saling bertentangan. Satu
atau seluruh solusiyang mungkin tidak disukai. Keputusan etik
memiliki konsekuensi terhadap diri seseorang dan orang lain
Ellis et al., !""#$.
%hli &iloso&i moral telah mengidenti&ikasi tiga perinsip
etik yang mendasari penilaian moral dan pengambilan
keputusan etik. Ketiga prinsip ini adalah bene&icience,
menghargai otonom, dankeadilan 'ood Et all., !""(; kontak #-
!$. )erawat perlu memprhatikan ketiga perinsip tersebut saat
mengambil keputusan etik mengenai ksejahteraan kliennya.
Etika %erasal dari %ahasa Yunani 'uno yaitu :ethos; yang %erarti adat
istiadat
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
5/21
!""#$ Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan ataumasyarakat. Sedangkan menurut Maryani
0 1udigdo 233!$ 4Etika adalah seperangkataturan atau norma
atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang
harusdilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut
oleh sekelompok atausegolongan masyarakat atau pro&esi5.
1#@ Aungsi Etika
1? Sarana untuk memperoleh orientasi kritis %erhadapan dengan %er%agai
moralitas yang mem%ingungkan#
+? Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk
%erargumentasi se)ara rasional dan kritis#
B? 5rientasi etis ini diperlukan dalam menga%il sikapyang !ajar dalam
suasana Pluralism
1# Ma)am-Ma)am Etika
1? ET&'/ $ES'R&PT&A, yaitu etika yang %erusaha meneropong se)ara kritis
dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini se%agai sesuatu yang %ernilai# Etika $eskriptif
mem%erikan fakta se%agai dasar untuk mengam%il keputusan tentangprilaku atau sikap yang mau diam%il#
+? ET&'/ N5RM/T&A, yaitu etika yang mengajarkan %er%agai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari# Etika Normatif juga mem%eri penilaian sekaligus mem%eri
norma se%agai dasar dan kerangka tindakan yang akan dilakukan#
Se)ara umum etika di%agi menjadi dua %agian, yaitu 7
1? 1?Etika (mum, mengajarkan tentang kondisi-kondisi 9 dasar-dasar
%agaimana seharusnya manusia %ertindak se)ara etis, %agaimana pula
manusia %ersikap etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar
yang menjadi pegangan %agi manusia dalam %ertindak serta tolok ukur
dalam menilai %aik atau %uruknya suatu tindakan# Etika umum dapat pula
dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang mem%ahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori etika#
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
6/21
+? +?Etika 'husus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam
%idang kehidupan# Penerapan ini %isa %er!ujud 7 .agaimana seseorang
%ersikap dan %ertindak dalam kehidupannya dan kegiatan profesi khusus
yang dilandasi dengan etika moral# Namun, penerapan itu dapat juga
%er!ujud .agaimana manusia %ersikap atau melakukan tindakan dalam
kehidupan terhadap sesama#
Etika 'husus di%agi menjadi + %agian, yaitu 7
/#Etika indiCidual, yaitu menyangkut ke!aji%an dan sikap manusia
terhadap dirinya sendiri#
.#Etika sosial, yaitu mengenai sikap dan ke!aji%an, serta pola perilaku
manusia
se%agai anggota %ermasyarakat# Etika sosial meliputi %anyak %idang,
antara lain 7
Sikap terhadap sesama
Etika keluarga
Etika profesi misalnya etika untuk pustaka!an,
arsiparis,dokumentalis, pialang informasi#
Etika politik
Etika lingkungan
Etika idiologi adalah filsafat atau pemikiran kritisrasional tentang
ajaran moral
sedangkan moral adalah ajaran %aik %uruk yang diterima umum
mengenaiper%uatan, sikap, ke!aji%an ds%# Etika selalu
dikaitkandengan moral serta harus dipahami per%edaan antaraetika
dengan moralitas#/
1.3 Penerapan Etika Dalam Keperawatan Maternitas
a#Terhadap &ndiCidu
8aji% menghormati keper)ayaan indiCidu#
Menghormati nilai, adat, ke%iasaan indiCidu#
Memegang teguh kerahasiaan informasi indiCidu#
%#Terhadap Praktik 'epera!atan
.ertanggung ja!a% melaksanakan tugas#
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
7/21
8aji% memelihara standar kepera!atan#
Mempertim%angkan kemampuan indiCidu dalam melimpahkan tanggung
ja!a%#
)#Terhadap Profesi
Mem%antu perkem%angan profesi#
.erperan serta dalam memper%aiki standar kepera!atan#
Me)iptakan dan mem%ina kondisi kerja yang adil ditinjau dari segi sosial
dan ekonomi#
d#Terhadap Profesi 0ain
Mampu %ekerjasam dengan mem%ina hu%ungan %aik masyarakat, %angsa dan
negara#
1.6 Masalah Etika Dalam Keperawatan Maternitas
a#Masalah Etika Ringan
1? Mem%i)arakan rahasia klien
+? Mem%entak klien yang gelisah
B? Mem%antu klien partus tanpa ta%ir
%#Masalah Etika 'ompleks
1? /%ortus+? /mniosintesis
1#* 'e%ijakan Pelayanan 'epera!atan Maternitas
Mem%erikan pelayanan tenaga terlatih
Meningkatkanpengetahuankesehatanmasyarakat
Meningkatkan penerimaan gerakan '.
Mem%erikan pendidikan dukun %eranak
Meningkatkan sistem pelayanan
Peranan pera!at dalam kepera!atan maternitas merupakan suatu perilaku
yang diharapkan, yang dikaitkan dengan standart,merefleksikan tujuan dan nilai
yang dilaksanakan pada situasi tertentu#
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
8/21
Peran pera!at dalam asuhan kepera!atan maternitas merupakan peranan atau
tingkah laku pera!atan yang diharapkan dan di nilai oleh masyarakat dalam
mem%erikan pelayanan i%u dan %ayi %aru lahir7
1# Se%agai pelaksanan kepera!atan =)aregiCer?
+# Se%agai pendidik =tea)her?
B# Se%agai komunikator
@# Se%agai penasehat =konselor?
# Se%agai resear)her
D# Se%agai pem%ela =adCo)ade?
*# Se%agai menejer
1#+ ukum
ukum adalah peraturan perilaku atau tindakan yang dikenal mengikat
atau ditegakkan oleh pihak %er!enang, seperti pemerintah lokal, negara %agian,
atau nasional# ukum diran)ang untuk men)egah tindakan satu pihak yang
mengganggu pihak- pihak lain# Seluruh hukum pada dasarnya %erasal dari hukum
dasar, ke)endrungan pem%a!aan lahir manusia untuk melakukan hal yang %aik
dan menghindari hal yang %uruk# Pemerintah Aederal /merika Serikat dan ngara-
Negara %agiannya memegang konstitusi untuk mem%uat dan menegakkan hukum#
Sistem hukum menyusun pedoman, %ukan menetapkan peraturan yang kaku untuk
praktik#
Semua hukum, tidak peduli asal usulnya, adalah su%yek terhadap
peru%ahan dan interprestasi# Ellis et al# =1>>? menyatakan %ah!a etik dan hukum
dapat %erjalan %erdampingan dan saling mendukung# 4ika, seseorang indiCidu
memilih untuk men)uri uang dari majikannya, prilaku terse%ut %ukan saja tidak
etis, tetapi juga melanggar hukum# .anyak hukum ditulis untuk menyediakanse%uah dasar untuk menegakan prinsip etik yang dianggap perlu untuk
kesejahteraan se%agaian %esar masyarakat#
6ubungan %ntar Etik dan 6ukum
Etik mungkin membahas tentang pertanyan yang
berbeda dari hukum. Sebagai contoh datang ketempat kerja
sesuai dengan yang diharapkan tidak diperintah oleh hukum
walaupun kebanyakan orang memiliki pandangan yang sama
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
9/21
pada situasi seperti ini. Meskipun demikian, kadang- kadang
indi7idu menemukan bahwa hukum dan keyakinan etik
mereka berbeda. 8ontohnya adalah seseorang tentara yang
dituntut membunuh musuhnya dalam peperangan. Seluruh
negara menganggap hal tersebut sah secara hukum, tetapi
sebagian orang memilikisyarat etik dan menetapkan keberatan
yang besar jika diberikan kesediaannya dalam berperang.
ndi7idu semacam ini sering sering diberi tugas untuk tidak
berperang walaupun mereka berada di9ona perang. 8ontoh
dalam keperawatan adalah seorang perawat yang menolak
membantu aborsi karena merasa tidak etis mengambil nyawa
janin. )erawat semacam ini mungkin diberi tugas lain yang
tidak memiliki pertentangan antara etika pribadi dengan
kegiatan dan hukum yang berlaku. )ara penulis dibidang etik
menyimpulkan bahwa tidak semua pilihan atau masalah
bersi&at etis Ellis et al., !""#, /usy et al., !":"$. Mereka
menguraikan beberapa karakteristik yang membuat masalah
etik menjadi unik
!. Masalah tidak dapat seluruhnya dipecahkan dari data
empiris; misalnya haruskah orang yang sehat dipaksa untuk
mendonorkan organ tubuhnya keseseorang yang akan mati jika
tidak mendapat donor organ tersebut < jelas, ilmu pengetahuan
apapun tidak akan dapat menjawab pertanyaan ini denganpasti. /eragam ilmu pengetahuan dan rasa kemanuasiaan
dapat memberikan in&ormasi, tetapi jawabannya berada diluar
disiplin
ilmu.
2. Masalah bersi&at membingungkan. Terdapat kon&ik danketidakpastian tentang jumlah dan jenis in&ormasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan. =ika bayi yang baru
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
10/21
lahir memiliki anomali kongenital mulipel yang dapatdiperbaiki, tetapi memiliki penyimpangan kromosom yangpada akhirnya menyebabkan kematian pada usia dini,haruskah dilakukan upaya yang agresi& untuk membutnyatetap hidup selama mungkin walaupun upaya tersebut dapatmenyebabkan sakit dan penderitaan bagi orang tua dan bayitersebut alaupuncontoh tersebut dramatis, isu lain, hak wanita untukmengkonsumsi obat-obatan dan alkohol pada masa kehamilanatau berapa lama untuk memperpanjang hidup bayi baru lahir
yang mengalami gangguan yang tidak dapat disembuhkan,adalah kurang jelas.)erawat harus menggunakan karakteristik tersebut saatmenentukan apakah keputusan
%spek 6ukum pada )erawatan Maternitas dan )erinatal/idang maternitas dan perinatal terutama memiliki
resiko tinggi untukterjadinya malpraktik dan kelalaian
pro&esional karena beberapa alasan. /eberapa rumah sakit
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
11/21
menghadapi krisis keuangan sehingga mereka menerapkanpola sta& yang tidak memadai, yang asangat berbahaya bagiklien dan perawat. Selain itu, kemajuan teknologi untukmemantau ibu dan janin pada masa prakonsepsi, konsep danpasca konsepsi dan banyaknya pelaksaan teknik dan proseduryang menyebabkan resiko yang menghasilkan pengaruhiatrogenik yang dapat merusak ibu, janin atau kedua- duanya,yang kadang- kadang ire7ersibel. Mungkin yang paling penting,kemungkinan adanya du dua pegklaim di setiap kesukan yangterjadi di kedua ibu dan bayi sehingga menggandakan resikoyng dimiliki perawat dan tenaga kesehatan lain Ellis et al.,!""#; 1ederman et al., !""!$.
1# Prinsip dasar etika dalam tindakan o%stetri
1# sejak dahulu seorang dokter menduduki tempat ter%erat dalam masyarakat
dan adalah tugas para dokter yang terga%ung dalam satu ikatan profesi untuk
senantiassa menjaga agar kedudukan terse%ut tidak merosot# 'edudukan terhomat
dengan sendirinya mem%a!a tanggung ja!a% yang %esar %agi para dokter, dan ini
tidak %erarti %ah!a perilaku dokter tidak akan dipertanyakan lagi# /khir-akhir ini
masyarakat yang makin kritis sering menyoroti profesi dokter se%agai aki%at
tingkah laku %e%erapa orang dokter, yang dalam melakukan profesinya
menyimpang dari nilai-nilai yang telah disepakati %ersama oleh ikatan profesi
kedokteran#
+# sudah sejak pertengahan a%ad ke 1>, &ndonesia mengenal profesi dokter#
Sejak itu pula perilaku para dokter senantiasa dituntun oleh persepsi dalam hati
nurani masing-masing mengenai nilai-nilai etis dalam menjalankan profesinya#
Pada !aktu itu, dimana jumlah dokter masih sedikit, %ila seorang dokter
melakukan tindakan yang menyimpang dari norma-norma etik yang telah
merupakan kesepakatan %ersama, akan turun marta%atnya dimana mata teman
seja!atnya#
B# dengan %ertam%ahnya jumlah dokter, perkem%angan pesat dalam ilmu dan
teknologi kedokteran yang menim%ulkan masalah-masalah %aru serta sorotan
yang makin tajam terhadap profesi kedokteran, telah mendorong para dokter
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
12/21
untuk menentukan nilai-nilai etik yang dapat menjadi panduan %agi dojter-dokter
dalam melakukan profesinya# $ari %e%erapa pengo%atan kemudian mun)ul apa
yang dise%ut kode etik kedokteran &ndonesia# 'ode etik ini se)ara resmi diakui
oleh departemen kesehatan se%agai kode etik kedokteran %agi para dokter di
&ndonesia =1>B?# $engan demikian para dokter dalam melakukan profesinya
selain %erpandu pada lafal sumpah dokter, juga pada kode etik kedokteran#
@# kode etik kedokteran, seperti kode etik profesi lain se%enarnya adalah satu
tata )ara perilaku yang telah diterima se)ara sukarela oleh anggota-anggotanya
yaitu satu pedoman yang di%uat sendiri oleh profesi se)ara sukarela dan tidak
merupakan undang-undang atau peraturan pemerintah# Pada hakekatnya dokter
sendirilah yang menentukan sikap atau tindakannya, sesuai dengan itu nilai-nilai
etik kedokteran dan norma-norma yang %erlaku dalam masyarakat# Seorang
dokter harus merasa apa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai etik kedokteran dan
norma-norma yang %erlaku dalam masyarakat# $alam praktek sehari-hari, agar
tindakan yang menyimpang dari kode etik dan sekaligus merupakan pelanggaran
hukum, %aik hukum perdata maupun pidana# Se%agai )ontoh misalnya pada
kasusu kelalaian = malpra)ti)e atau negligen)e?, sehingga dokter yang
%ersangkutan dapat diajukan ke pengadilan# Se%aliknya %anyak tindakan atau
perilaku yang menurut '(P tidak termasuk pelanggaran, akan tetapi oleh
profesi di anggap menyimpang dari kode etik#
# Satjipto Rahardjo, seorang ahli dalam hukum sosial, menyatakan %ah!a
praktek kedokteran tidak %erlangsung dalam ruang hampa melainkan dalam suatu
ruang yang penuh dengan jaringan nilai, kaidah serta lalu lintas perilaku dan
pikiran manusia# .erdasarkan pernyataan diatas, maka praktek dan perkem%angan
kedokteran meruFakan sesuatu yang dinamis, yaitu merupakan hasil interaksiantara dunia kedokteran yang isoterik dengan lingkunganya# $i dalam pengertian
interaksi terse%ut tersimpan %er%agai %entuk proses, %aik yang %ersifat harmonis
maupun yang %ersifat konflik#
D# sesuai dengan sifatnya yang selalu yang selalu sosial-kontekstual se%agai
aki%at dari perkem%angan ilmu dan teknologi, maka %anyak hal yang %isa
dipermalashkan ke)uali perkem%angan dalam %idang medik# Para dokter se%agai
mata rantai yang melakukan penerapan hasil-hasil dari ilmu terse%ut menempati
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
13/21
kedudukan penting, %aik se%agai ahli yang menguasai teknologi pengo%atan,
maupun se%agai manusia yang mempunyai hati nurani#
*# kode etik kedokteran pada dasarnya le%ih dekat dengan moral daripada
hukum# 'ode etik ini mengandung pertim%angan etis yang jelas oleh karenanya
dekat dengan moral# 'ode etik kedokteran tidak hanya merisalkan perilaku dokter
semata, tetapi perilaku yang men)erminkan keluhurna profesi dan dengan
dedikasi terhadap profesi terse%ut# 'alau kode etik lalu dikaitkan kepada moralitas
positif, hal ini dise%a%kan oleh karena ia merupakan penerapan suatu keyakinan
moral tertentu terhadap suatu profesi# al ini %er%eda dengan )ara kerja hukum
yang hanya merisaukan perilaku manusia yang menim%ulkan danpak terhadap
keterti%an umum# Pada saat-saat tertentu, yaitu saat profesi kedokteran
dihadapkan kepada peru%ahan dan tantangan %aru, maka %anyak sekali pemikiran
etis mun)ul dengan kuat#
# tantangan %agi profesi kedokteran sekarang ini nampaknya %erkaitan erat
dengan perlakuan kita terhadap manusia se)ara %iologis# Memang tidak %iasa lain,
se%a% suatu kode etik profesi yang tidak mampu menuntun dunia profesinya
mele!ati tantangan terse%ut dengan selamat menjadi tidak %erarti lagi se%agai
suatu kode etik profesi# 'ode etik profesi %ersifat dinamis, karena moral disini
%erkaitan dengan ilmu yang selalu %erkem%ang# 0e%ih lanjut harus disadari %ah!a
dari kode etik kedokteran tidak dapat diharapakan adanya tuntunnya yang persis
dan rin)i, oleh karenanya ia dapat mem%erikan tuntunan etis yang sangat umum
sifatnya#
># dalam %e%erapa dasa!arsa yang lalu mungkin harapan masyarakat dapat
terpenuhi, karena kondisi masyarakat masih memungkinkan dilaksanakan kode
etik kedokteran se)ara murni# 'in masyarakat telah %erkem%ang sedemikian rupa,sehingga nilai kriteria yang dipergunakan juga %eru%ah#
ET&'/ $/0/M 5.STETR& 5PER/T&A
1# Sejarah menunjukkan %ah!a masalah etika dan medikolegal yang paling sukar
adalah yang %erhu%ungan dengan reproduksi manusia# Toalk ukur pelyanan
ke%idanan de!asa ini tidak lagi dinilai dari kematian i%u saja, tetapi sudah dilihat
sejauh mana dilihat penurunan mo%iditas maternal, %ahkan ke mor%iditas dan
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
14/21
motarlitas peritanal# 0e%ih dari itu , kehamilan adalah satu kondisi dimana profesi
kedokteran ikut serta# $isini ilmu kedokteran tidak hanya mengikutsertakan
seorang i%u, tetapi janin dan keluarga# Tindakan %erkele%ihan %ila dikatakan
%ah!a di%idang kedokteran, ilmu ke%idanan mem%erikan peluang yang %erharga
yang sedemikian luasnya dan sedemikian %ertanggung ja!a% se)ara langsung %agi
kesejahteraan dan ke%ahagiaan seseorang, keluarga, masyarakat, %angsa dan
Negara# Ruang gerak sesorang ahli o%stetri) G ginekologi meliputi setiap tahapan
kehidupan men)angkupgenerasi ke generasi#
+# $alam %idang o%stetri) operatif diharapkan agar dapat ditegakkan standar
pelayanan yang %aik, yang %erarti %ah!a derajat kemampuan dan keterampilan
para dokter, setidak-tidaknya memenuhi suatu standar tertentu, dalam menanganio%stetri) # prosedur penanganan kasus-kasus yang gagal, seorang dokter menolong
operatif ini dapat mem%ela dirinya dari tuntutan profesi#
Pem%akuan prosedur mempunyai dampak yang luas, yaitu disamping
memper%aiki pelayanan o%stetri) dapat juga dipakai untuk mengkaji sejauh mana
seorang dokter spesialis ke%idanan sudah melakukan ke!aji%an- ke!aji%annya#
B# Masyarakat makin laju informasi ilmu makin mudah di)erna masyarakat,
kepuasan pelayanan kesehatan makin menjadi tuntutan masyarakat# Se%aliknya
setiap dokter tidak dapat menjamin akan ke%erhasilan pengao%atan ataupun
tindakannya, lagi pula pengo%atan ataupun tindakan ntuk seseorang atausatu kasus
tertentu kadang-kadang dapat %eranekaragam , namun demikianhanyasatu
)arasajayang harus dipilih oleh dokter pada !aktu itu#
@# 5%stetri) operatif sering merupakan suatutindakan yang segera dilakukan# Suatu
tindakan yang sangat mempengaruhi ke%ahagian, keluarga, i%u dan anaknya#
'e%ahagian i%u dan anaknya, %ahkan nya!anya sangat tergantung dari
tindakanoperasi o%stetri) ini# Seorang dokter ke%idanan harus se)ara tajam
menentukan diagnosisnya dan segera memilih tindakantepat dengan syarat-syarat
yang pada !aktu itu# Selama persalinan %erlangsung tgas seorang dokter terhadap
seorang pasien adalah mem%erikan pen)egahan dan pengo%atan#
# Tindakan o%stetri) harus selalu didasari oleh etika yang %aik, pemikiran yang
jernih serta keterampilan yang%aik# Tindakan dalam %idang o%stetri) dengan
mudah dapat melukai i%u dan anak, apalagi pada kasus yang %erlarut-larut,
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
15/21
keluarga penderita yang menjengkelkan, dokter yang lelah, atau harus menhadapi
kasus yang menjadi sulit, ini semua dapat mem%uat seorang dokter kehilangan
kemampuannya untuk mem%uat diagnosis yang tepat dan dapat mem%uat dokter
%ekerja se)ara tergesa-gesa,sehingga dapat merugikani%u atau anaknya, atau
kedua-duanya#
D# Sudah menjadi ke%iasaan %ila terjadi kesalahan , maka kesalahan terse%ut
)enderung dilimpahkan pada pihak lain#hal ini terutama terjadi %ila )edera yang
dialami menimpa dirinya atau anggota keluarga yang di)intai misalnya %ayinya#
$alam o%stetri) penye%a% tuntutan keluarga terutama tergantung !atakpri%adi
orangtua %ayi, %erat ringannya )edera, pri%adi dokter dan derajat pelayanan#
Seorang dokter dalam kesu%%ukkannya pada !aktu kelelahanatau %iala sedangmengalami stressse)ara tidak sada dapatsaja mem%uat kesalahan#
*# untuk mengurangi tuntunan keluarga dan untk pemikiran , perlu diperhatikan
%e%erapahal 7
a# agar mengikutsertakan keluargadalam mengam%il keputusan
keluargayang artinnya agar dokter mem%erikan informasi mengenai
keadaan i%u yang sedangmenjalani persalinan, keadaan janin dan
kemajuan proses persalinannya#
%# Perlu di informasikanresiko proses persalinan yang untuk %e%erapa
keadaan )ukup tinggi aki%atnya#
)# $okumentasi dalam )atatan medi) yang tepat dan kronologi
men)erminkan derajat pelayanan, )atatan mana dapat menjadi titik lemah
%ilatidak di)atatse)ara )ermat, se%aliknya dapat dimanfaatkan untuk
menangkis tuduhan G tuduhan %ila pen)atatannya %aik#
d# 'etrampilan dan sopansantun penolong perlu diperhatikan#
# (ntuk mengurangi kemungkinan tuntutan , maka di%a!ah ini di)antumkan daftar
yang perlu di )ek 7
a# Melayani pasien dengan ramah tamah#%# 'enali lah !atak pasien#
)# /pa%ila anamnesis yang %aik
d# Periksalah dengan penuh kesopanan dan penuh perhatian
e# 0akukan proseduryang andatrampil mengerjakan
f# Rujukan %ila terdapat kesulitan
g# $ikomunikasikan pada penderita dan keluarganya
h# Penga!asa yng selalu teratur
i# argailah pendapat penderita untuk menerima atau menolak pengo%atan#
># .erikut ini %e%erapa kesalahan yang dapat terjadi dalam menjalankan o%stetri)
yang direkam oleh florida medi)al assossiation
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
16/21
$itinjau dari seringnya kejadian
a# $iagnosis yang kurang tepat
%# 'esalahan teknik operasi
)# 'esalahan o%atd# Perlukaan pada %ayi
e# &nfeksi luka operasi
f# /nestesi yang kurang tepat
g# .enda asing yang tertinggal
h# 'esalahan petugas kesehatan
$itinjau dari derajat kesalahan
a# Perlukaan pada %ayi
%# /nestesi yang kurang tepat)# Perlukaan jalan lahir
d# 'esalahan petugas kesehatan
e# $iagnosis yang kurang tepat
f# &nfeksi luka operasi
g# 'esalahan teknik operasi
h# Penderita kurang puas terhadap pelayanan
$itinjau dari segi pem%iayaan =seringnya kejadian kesalahan?
a# $iagnosis yang kurang tepat
%# 'esalahan teknik operasi
)# Perlukaan pada %ayi
d# /nestesi yang kurang tepat
e# 'esalahan o%at
./. &&& PEM.//S/N
%. )engertian %bortus
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
17/21
%bortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi padausia kehamilan kurang dari 23 minggu atau berat janin kurangdari #33 gram. stilah abortus dipakai untuk menunjukkanpengeluaran hasilkonsepsi sebelum janin dapat hidup di luarkandungan. /erdasarkan 7ariasi berbagai batasan yang adatentang usia berat lahir janin 7iable yang mampu hidup diluar kandungan$, akhirnya ditentukan suatu batasan abortussebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat#33 g atau usia kehamilan 23 minggu. terakhir, >6?@'?!"": 22 minggu$
/erdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortusdibagi menjadi
!. %bortus iminens, perdarahan per7aginam pada kehamilankurang dari 23 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi ser7iksyang meningkat.2. %bortus insipiens, bila perdarahan diikuuti dengan dilatasiser7iks.(. %bortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janindikeluarkan dari uterus. /ila abortus inkomplit disertai in&eksigenetalia disebut abortus in&eksiosa
A. %bortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar
dariuterus#. Missed abortion, kematian janin sebelum 23 minggu, tetapitidak dikeluarkan selama : minggu atau lebih.)roses abortus dapat berlangsung spontan suatu peristiwapatologis$, atau arti&isial terapeutik suatu peristiwa untukpenatalaksanaan masalah komplikasi$.%bortus spontan diduga disebabkan oleh !. kelainan kromosom sebagian besar kasus$2. in&eksi chlamydia, mycoplasma dsb$
(. gangguan endokrin hipotiroidisme, diabetes mellitus$A. oksidan rokok, alkohol, radiasi dan toksin$
/. )ertimbangan Etik dan 6ukum dalam %borsiKon&lik saat ini, antara kelompok pro- pilihan prochoice$ danprokehidupan pro&ile$ telah menyulutkan api yangmembangkitkan sekitartopik aborsi. )erawat harus mengerti posisi etik mereka dalammasalah
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
18/21
ini jika ingin memberikan keperawatan yang berkualitaskepada klien.)erawat terlibat konseling pada klien tentang aborsi dari sudutpandangyang beragam, ulasan singkat tentang pertimbangan etik danhukumdijelaskan pada bagian selanjutnya.
!. )erkembangan EtikEtika dalam masalah aborsi berkisar pada masalah mengakhirikehidupan janin dengan cara memindahkan janin dari sistem
pendukung kehidupannya. Telah diperdebatkan bahwa apbilamanusia diberika sebuah pilihan, ia akan memilih kesehatandantidak akan mengalami penderitaan. 1ebih jauh, perdebatanberlanjut, manusia tudak memiliki hak untuk membebankanolehakibat tragis dari penyakit yang terdeteksi pada janin. Benganmenggugurkan janin yang cacat, 4 ketiadaan5 terjadi bukanpenderiataan karena hidup dengan abnormalitas. =anin yangrusak
dapat diganti dengan yang normal pada kehamilan berikutnya.>alaupun alasan ini mendukung pengguguran janin yangrusak,alasan ini tidak mebahas tindaka etika aborsi pada hasilkonsepsiyang sehat atau tidak direncanakan$. 6al ini jugamenimbulkanmasalah tentang siapa yang menetukan normal atau sehatcohen,!""3 ; ?7erall, !""3 ; @reda , !""A$.
)endukung kelompok pro- pilihan mengambil sikap bahwa ibumemiliki tanggung jawab pokok dan kebebasan memilih atasapayag terjadi pada tbuhnya. Kelompok pro- pilihan ini bukankelompok pro- aborsi. )endukung kelompok pro- pilihanmenekankan penggunaan aborsi hanya untuk sebagai usahaterakhir. Meraka menjunjung tinggi nilai penggunaankontasepsi,
amniosintesis untuk menentukan de&ek janin, dan adopsi jika
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
19/21
memungkinkan. )endukung kelompok pro kehidupan percayabahwa janin adalah manusia sejak konsepsi dan karena itumenghancurkan kehidupan manusia adalah pembunuhan dantidakdapat dipertahankan secara moral.
2. )ertimbangan 6ukum)ada tahun !"C(, dalam kasus bersejarah Dos 7swade, Mahkamah %gung %merika Serikat memutuskan bahwaaborsi adalah tindakan yang sah di %merika serikat.Keputrusan
tersebut membuat hukum- hukum negara bagian yangmelarangaborsi menjadi tidak berlaku karena hukum- hukum semacamitumenyerang pri7asi ibu %nnas, !":$. Keputusan tersebut jugamenetapkan beberapa point lain sebagai berikut.a. Fegara bagian tidak dapat mencegah sorang wanita untukmelakukan aborsi setiap saat pada trisemester pertama yangdilakukan oleh dokter yang memiliki i9in.b. Fegara bagian dapat mengatur dan bahkan melarang aborsi
pada trisemester ke tiga, kecuali jika kehidupan ataukeselamatan ibu terancam.c. Fegara bagian memiliki hak untuk memberi perlindunganterhadap janin pada trisemester terakhir.
/%/ G )EFHTH)
%. KesimpulanEtika berasal dari bahasa *unani Kuno yaitu +ethos yangberarti adatistiadat kebiasaan yang baik. Etika sendiri adalah lmu tentangapa yangbaik dan yang buruk,tentang hak dan kewajiban moral. 6ukummerupakanperaturan-peraturan hidup didalam masyarakat yang dapat
memaksa orang
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
20/21
supaya mentaati tata tertib dalam masyarakat sertamemberikan sangsi yangtegas berupa hukuman$ terhadap siapa yang tidak mau patuhmentaatinya.%borsi dapat dibenarkan sccara hukum apabila dilakukandenganadanya pertimbangan medis. Tanggung jawab responsibility$merupakanpenerapan ketentuan hukum terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap
kompeten dalam
pengetahuan, sikap dan bekerja sesuai kode etik. %bortushanya dipraktikkandalam klinik atau &asilitas kesehatan yang ditunjuk olehpemerintah danorganisaso-organisasi pro&esi medis. %borsi hanya dilakukanoleh tenagapro&esional yang terda&tar dan memperoleh i9in untuk itu,yaitu dokterspesialis kebidanan dan genekologi atau dokter umum yangmempunyai
kuali&ikasi untuk itu.
/. SaranKesadaran perawat akan pentingnya mempelajari hukum,sangatdiperlukan. Tidak hanya untuk perlindungan untuk perawat itusendiridalam melaksanakan tugas, akan tetapi juga masyarakat padaumunya.)erawat yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan koridorhokum, akanmenjamin keamanan dalam bidang hokum bagi perawat dan
juga pasien.)enting untuk perawat melaksanakan tugasnya sesuai denganetikakeperawatan, mengetahuai hak dan kewajiban, peran dan&ungsi, tanggung
jawab dan tanggung gugat.
-
7/23/2019 BAB II Reproduksi
21/21
6endaknya mahasiswa dapat benar-benar memahami danmewujudnyatakan peran perawat yang legal etis dalam pengambilankeputusan dalamkonteks etika keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
http%&&nersre'asyahbandi.blogspot.#om&()*+&)&pertimbangan-etik-dan-hukumdalam.
http%&&syamm.wordpress.#om&()*)&*(&)*&etika-keperawatanhttpwww.aborsi.orgresiko.htm.
Furhayati,dkk.23!2,Konsep Kebidanan,=akartaSlemba Medika
MerIuis,/essie l,23!3. Kepepimpinan dan Manajement
Keperawatan Teori dan %plikasi Edisi A,=akartaE'8.
>iknjosastro,6ani&a,!":",lmu /edah Kebidanan Edisi
)ertama,=akarta*ayasan /ina )ustaka.
http://nersrezasyahbandi.blogspot.com/2013/08/pertimbangan-etik-dan-hukumdalamhttp://nersrezasyahbandi.blogspot.com/2013/08/pertimbangan-etik-dan-hukumdalamhttp://4syamm.wordpress.com/2010/12/01/etika-keperawatanhttp://www.aborsi.org/resiko.htmhttp://4syamm.wordpress.com/2010/12/01/etika-keperawatanhttp://www.aborsi.org/resiko.htmhttp://nersrezasyahbandi.blogspot.com/2013/08/pertimbangan-etik-dan-hukumdalamhttp://nersrezasyahbandi.blogspot.com/2013/08/pertimbangan-etik-dan-hukumdalam