case ensfalopati metabolik

Upload: tarash-burhanuddin-hassan

Post on 04-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    1/30

    Laporan Kasus

    ENSEFALOPATI METABOLIK

    Disusun Oleh:

    Tarash Burhanuddin

    NIM: 030.0.!"#

    Pe$%i$%in&:

    Dr. Fi'riani Nasu'ion( Sp.S

    KEPANITE)AAN KLINIK SMF NE*)OLO+I

    )S*P FATMA,ATI -AKA)TA

    P)O+)AM ST*DI PENDIDIKAN DOKTE)

    FAK*LTAS KEDOKTE)AN *NIE)SITAS T)ISAKTI

    -AKA)TA

    Periode 0 Dese$%er !0/ 3 -anuari !0#

    0

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    2/30

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya

    penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah presentasi kasus yang berjudul

    Ensefalopati Metabolik ini!

    Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian

    Neurologi Program Studi Pendidikan "okter #ni$ersitas Trisakti di %umah Sakit #mum

    Pusat &atma'ati (akarta!

    Penulis mengu)apkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dokter

    pengajar SM& Neurologi* khususnya dr! &itriani Nasution* Sp!S* atas bimbingan dan segala

    masukan di bagian neurologi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan

    sebaik + baiknya!

    Penulis menyadari bah'a makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini serta

    untuk melatih kemampuan penulis dalam menulis makalah berikutnya!

    "emikian yang dapat penulis sampaikan* semoga makalah ini dapat bermanfaat

    bagi para pemba)a* khususnya bagi teman seja'at yang sedang menempuh pendidikan!

    (akarta* "esember ,./

    Penyusun

    1

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    3/30

    DAFTA) ISI

    0ATA PEN1ANTA% !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! .

    "A&TA% 2S2 !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ,

    3A3 2 STAT#S PAS2EN !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 4

    3A3 22 T2N(A#AN P#STA0A !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! .5

    "A&TA% P#STA0A !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 4,

    BAB I

    2

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    4/30

    STAT*S PASIEN

    . IDENTITAS PASIEN

    Nama 6 Ny! Eti 7aryati

    (enis 0elamin 6 Perempuan

    #sia 6 8, tahun

    Agama 6 2slam

    Alamat 6 (9! Masjid 9io

    Suku bangsa 6 2ndonesia

    Pekerjaan 6 2bu %umah Tangga

    Pendidikan terakhir 6 Tidak Tamat S"

    Status Menikah 6 Menikah

    No! %M 6 .44:48;

    %uangan 6

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    5/30

    Pasien diba'a ke 21" %S#P &atma'ati dalam keadaan tidak sadar! Pasien sudah

    tidak sadar dari , jam SM%S* sebelum tidak sadar pasien sedang beraktifitas dengan

    keluarga dan sehabis makan malam! 4 hari SM%S* pasien merasakan mual dan muntah!

    Muntahnya dalam 'aktu sehari ,= dengan isinya makanan yang di makan pasien! Pasien

    sadar setelah , hari masuk rumah sakit dan dipindahkan ke ruang inap! "emam* kejang*

    kelemahan sisi tubuh* dan rasa kesemutan disangkal oleh pasien! Tidak ada pandangan

    mata kabur* penglihatan ganda* gangguan pen)iuman* gangguan pendengaran* dan

    gangguan merasakan makanan!! 3uang air besar dan buang air ke)il baik!

    4. )i1a2a' Pen2ai' Dahulu

    Pasien belum pernah mengalami kejadian serupa sebelumnya! Pasien memiliki

    ri'ayat pengapuran di lutut kanannya dari . tahun yang lalu! Selain itu pasien juga

    pernah terkena batu ginjal < tahun yang lalu dan dinyatakan sembuh oleh dokternya!

    Pasien tidak memiliki ri'ayat darah tinggi dan gula! %i'ayat (antung* Asma disangkal

    oleh pasien!

    d. )i1a2a' Pen2ai' Keluar&a

    "i keluarga pasien* bapak pasien memiliki penyakit darah tinggi!

    e. )i1a2a' Sosial dan Ke%iasaan

    Pasien tidak merokok dan ri'ayat kebiasaan minum alkohol disangkal!

    .3 PEME)IKSAAN FISIK

    Pemeriksaan fisik di ruangan

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    6/30

    Tinggi badan 6 .: )m

    3M2 6 ,:*.8 kg?m,

    B. S'a'us +eneralis

    0ulit 6 Warna sa'o matang* sianosis @-* ikterik @- 0epala 6 Normosefali* rambut hitam* distribusi merata

    Mata 6 0onjungti$a anemis -?-*sklera ikterik -?-* pupil bulat

    isokor B 4mm?4mm* refleks )ahaya langsung C?C*

    refleks )ahaya tidak langsung C?C

    Telinga* 7idung*Tenggorokan

    Telinga 6

    - 2nspeksi 6

    o Preaurikuler 6 hiperemis @-?@-

    o

    Preaurikuler 6 hiperemis @-?@-o Postaurikuler 6 hiperemis @-?@-* abses @-?@-* massa @-?@-

    o 9iang telinga 6 lapang* serumen @-?@-* otorhea @-?@-

    7idung 6

    - 2nspeksi 6 deformitas @-* ka$um nasi lapang* sekret @-?@-* de$iasi septum @-?@-*

    edema @-?@-

    - Palpasi 6 nyeri tekan pada sinus maksilaris @-?@-* etmoidalis@-?@-* frontalis@-?@-

    Tenggorokan dan tongga mulut 6

    - Inspeksi :o Bucal : warna normal, ulkus (-)

    o

    Lidah : pergerakan simetris, plak (-)o Palatum mole simetris pada keadaan diam dan bergerak,

    arkus faring dan uvula simetris, penonolan (-)o !onsil : !"#!", kripta (-)#(-), detritus(-)#(-)o $inding anterior faring licin, hiperemis (-),o $inding posterior faring licin, hiperemis (-), post nasal

    drip (-)o Pursed lips breathing (-), karies gigi (-), kandidisasis oral @-

    9eher 6 3entuk simetris* trakea lurus di tengah* tidak teraba

    013 dan kelenjar tiroid! Pulsasi Aa! >arotis 6 Teraba kananDkiri* regular* eual

    0elenjar 1etah 3ening 6 Tidak ada pembesaran 013 submandibula* parotis

    dan submental

    5

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    7/30

    Pemeriksaan Thoraks

    o Pemeriksaan jantung

    2nspeksi 6 2)tus )ordis tidak tampak

    Palpasi 6 2)tus )ordis teraba di 2>S F, linea mid)la$ikula sinistra

    Perkusi 6 3atas kanan kanan 2>S 2F linea sternalis de=tra* batas kiri

    2>S F2 , jari lateral linea midkla$ikula sinistra

    Auskultasi 6 S.-S, reguler* murmur @-* gallop @-

    o Pemeriksaan Paru

    2nspeksi 6 Pergerakan naik-turun dada simetris kanan kiri

    Palpasi 6 Fo)al fremitus kananDkiri* tidak ada benjolan

    Perkusi 6 Sonor di seluruh lapang paru

    Auskultasi 6 Suara nafas $esikuler C?C* %onki C?C* WheeGing -?-

    o >olumna Fertebralis 6 9urus di tengah* skoliosis @-* kifosis @-

    Pemeriksaan Abdomen

    2nspeksi 6 (ejas @-* perut tidak bun)it

    Palpasi 6 Nyeri tekan @-* hepar?lien tidak teraba membesarPerkusi 6 Timpani

    Auskultasi 6 3ising usus @C normal

    Pemeriksaan Ekstremitas

    Proksimal 6 akral hangat C?C* edema -?-

    "istal 6 akral hangat C?C* edema -?-

    Pembuluh "arah Perifer 6 >apillary refiil time H , detik

    5.S'a'us Neurolo&is

    6 +5S>ompos mentis* 1>S6 E/M:Fafasia

    !6 )an&san& Selapu' O'a Kanan Kiri

    0aku 0uduk 6 @-

    9aseue 6 I8J I8J

    0ernig 6 I .4

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    8/30

    A)ies Fisus 6 3aik 3aik

    Fisus >ampus 6 Normal Normal

    Melihat Warna 6 Normal Normal

    &unduskopi 6 tidak dilakukan tidak dilakukan

    N. III( I( I Kanan Kiri

    0edudukan 3ola Mata 6 Krtoposisi Krtoposisi

    Pergerakan 3ola Mata

    0e Nasal 6 Normal Normal

    0e Temporal 6 Normal Normal

    0e Nasal Atas 6 Normal Normal

    0e Nasal 3a'ah 6 Normal Normal

    0e Temporal Atas 6 Normal Normal

    0e Temporal 3a'ah 6 Normal Normal

    Eksopthalmus 6 @- @-

    Nistagmus 6 @- @-

    Pupil 6 2sokor 2sokor

    3entuk 6 3ulat* B 4mm 3ulat* B 4mm

    %efleks >ahaya 9angsung 6 @C @C

    %efleks >ahaya 0onsensual6 @C @C

    Akomodasi 6 Normal Normal

    0on$ergensi 6 L Normal Normal

    N. Kanan Kiri

    >abang Motorik 6 Normal Normal

    >abang Sensorik

    Kpthalmik 6 Normal Normal

    Ma=illa 6 Normal Normal

    Mandibularis 6 Normal Normal

    N. II Kanan Kiri

    Motorik Krbitofrontal 6 Normal Normal

    Motorik Krbi)ularis 6 Normal Normal

    Penge)ap 9idah 6 Normal Normal

    7

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    9/30

    N. III Kanan Kiri

    Festibular

    %omberg 6 tidak dilakukan tidak dilakukan

    Nistagmus @- @-

    >o)hlear

    Tinnitus 6 @- @-

    %inner 6 @C @C

    Weber 6 tidak ada lateralisasi

    S)h'aba)h 6 sama dengan pemeriksa

    N. I9( 9

    3agian Motorik

    Suara biasa?parau?tak bersuara 6 normal

    0edudukan Ar)us Pharyn= 6 simetris* kuat angkat

    0edudukan #$ula 6 normal

    3agian Sensorik

    %eflek Muntah @pharyn= 6 normal

    N. 9I Kanan Kiri

    Mengangkat bahu 6 Normal Normal

    Menoleh 6 Normal Normal

    N. 9II Kanan Kiri

    0edudukan 9idah

    Waktu istirahat 6 normal

    Waktu gerak 6 normal

    Atrofi 6 @- @-

    &asikulasi?tremor 6 @- @-

    #6 Sis'e$ Mo'ori

    Ekstremitas Atas Proksimal "istal 6

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    10/30

    Tremor 6 @-

    >horea 6 @-

    Atetose 6 @-

    Mioklonik 6 @-

    ;6 Tro7i : eutrofi pada keempat ekstremitas

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    11/30

    S)haeffer 6 @- @-

    0lonus 9utut 6 @- @-

    0lonus Tumit 6 @- @-

    #6 Keadaan Psiis

    2ntelegensia 6 Normal

    Tanda regresi 6 @-

    "emensi 6 @-

    ./ PEME)IKSAAN PEN*N-AN+

    ./. La%ora'oriu$

    A. Darah

    Pe$erisaanTan&&al -a$ >asil Nilai

    Nor$al

    +*LA DA)A> SE,AKT*

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    12/30

    ELEKT)OLIT DA)A>

    Natrium

    0alium

    0lorida

    >alsium 2on

    3!

    #(30

    .l-serta melepaskan )adangan

    neurotransmitter! 0emudian air akan memasuki sel sehingga terjadi peingkatan osmolalitas

    dan sel membengkak! 0onsentrasi kalsium intraselular neuronal dapat meningkat hingga

    empat kali lipat! 0onsentrasi kalsium intraselular tersebut selanjutnya mengaktifkan lipase*

    protease* dan enGim katabolik lainnya@Suspan)* Fargek-solter* "emarin* ,4!

    Perubahan tekanan oksigen memiliki efek yang )epat dan langsung pada saluran

    ion membran yang sebagian terkait dengan fosforilasi! 3eberapa saluran ion mengalami

    down regulationuntuk mengurangi saluran ion dan mengurangi kebutuhan energi selular!

    3eberapa saluran ion mengalami up regulation yang menimbulkan depolarisasi dan

    kematian sel! 7ipoksia juga merangsang terbentuknya molekul hypoxia-inducible factor

    @72&! Pembentukan molekul ini terjadi setelah terjadi efek hipoksia terhadap saluran ion!

    Molekul ini mengaktifkan transkripsi gen untuk eriropoietin* gen untuk enGim glikolitik

    dan gen yang terlibat dalam angiogenesis@Teresa >hua* ,.!

    b! 7iperkapnia dan hipokapnia

    Patogenesis terjadinya kelainan neurologis terkait dengan hiperkapnia belum

    dimengerti dengan jelas! 7iperkapnia dapat menyebabkan $asodilatasi serebral dan

    peningkatan tekanan )airan serebrospinal! Sedangkan hipokapnia yang terjadi akibat

    hiper$entilasi dapat menimbulkan $asokonstriksi serebral* penurunan ketersediaan

    oksigen* dan perubahan keseimbangan ion kalsium! 7al ini dapat menyebabkan penurunan

    18

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    20/30

    kesadaran* tremor* gangguan penglihatan dan palpitasi! Adapun kondisi-kondisi yang dapat

    menyebabkan terjadi hiper$entilasi diantaranya koma hepatikum* lesi batang otak* dan

    penyait kardiopulmoner tertentu@Teresa >hua* ,.!

    )! 1angguan homeostasis glukosa

    1lukosa diperlukan bagi fungsi neuronal! 0andungan glukosa pada otak lebih

    rendah daripada darah dan hanya sedikit mengalami peningkatan pada hiperglikemia! 7al

    ini penyaluran glukosa* laktat* maupun piru$at ke otak memerlukan transport spesifik

    tertentu berupa 19#TS dan M>Ts @glucose and monocarboxylic acids transporter

    protein)! (umlah dari molekul transporter tersebut membatasi penetrasi glukosa ke dalam

    sel! 19#T . terletak pada daerah sa'ar otak dan 19#T 4 terletak pada membran

    neuronal@Suspan)* Fargek-solter* "emarin* ,4!

    Sebagaimana pada kondisi hipoksia dan iskemia* hipoglikemia juga menginduksi

    terjadinya kerusakan otak! #ntuk dapat mempertahankan gradien neurotransmitter dan ion*

    neuron membutuhkan suplai glukosa dan oksigen se)ara konstan! Apabila terjadi

    hipoglikemik* maka terjadilah gangguan pada gradien neurotransmitter dan ion!

    Sebagaimana yang terjadi pada kondisi hipoksia* terjadi akumulasi neurotransmitter

    eksitatori* yaitu aspartat @pada hipoksia adalah glutamate yang memiliki peranan

    patogenetik penting terjadinya kerusakan dan kematian neuron@Suspan)* Fargek-solter*

    "emarin* ,4!

    d! "efisiensi nutrisi?$itamin

    3iasanya terjadi pada defisiensi thiamin! "efisiensi thiamin menyebabkan

    perubahan pada regio brain stem terutama talamus! Perubahan patologis tersebut akan

    menimbulkan nistgmus* ekstraokuler palsy* ataksia@Suspan)* Fargek-solter* "emarin*

    ,4!

    e! 1angguan metabolisme asam-basa

    &ungsi dan eksitabilitas otak sangat sensitif terhadap p7! p7 )airan tubuh diatur

    dengan sangat ketat!Barrierpermeabilitas memisahkan sistem saraf pusat dengan )airan

    tubuh! >airan ekstraselular otak mengandung lebih banyak proton dan ion magnesium*

    namun lbih sedikit pottasium! 9ingkungan ekstraselular otak diatur atau diprogram untuk

    mengandung lebih banyak 7C! 3anyak saluran ion ber$oltase pada sistem saraf sensitif

    terhadap perubahan p7! Asidosis @penurunan p7 menghambat saluran ion ber$oltase dan

    saluran ion yang diakti$asi oleh glutamat! 0arena )hannel sodium dan kalsium lebih

    19

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    21/30

    sensitif terhadap perubahan p7 dibandingkan )hannel pottasium* maka peningkatan p7

    @alkalosis akan meningkatkan entri kalsium dan sodium ke dalam sel neuron* membuat

    neuron tersebut lebih mudah tereksitasi! Seringkali menyebabkan kejang dan gangguan

    kesadaran@Teresa >hua* ,.!

    Normalnya )airan ekstraselular otak adalah isotonik dengan plasma! (ika

    osmolaritas plasma berubah dengan )epat maka otak akan bertindak sebagai osmometer*

    otak akan membengkak jika osmolaritas plasma menurun dan mengkerut jika osmolaritas

    plasma meningkat akibat kehilangan )airan! 0ondisi hiponatremia maupun hipernatremia

    dapat mengganggu >NS dengan )ara mengubah osmolalitas sel-sel otak! Adapun gejala

    neurologis hiponatremia adalah sakit kepla* mual* inkoordinasi* delirium* dan akhirnya

    kejang fokal atau generalisata dengan apneu! Peningkatan konsentrasi sodium dalam )airantubuh akan meningkatkan osmolalitas )airan dan menginduksi manifestasi serebral berat!

    1ejala neurologis yang terjadi tanpa adanya perubahan struktural pada otak* kemungkinan

    merupakan akibat langsung dari hiperosmolalitas! 0eluhan dan gejala mun)ul akibat

    edema serebral! 7al ini khususnya terjadi dengan rehidrasi yang )epat dan disebabkan oleh

    karena peningkatan klorida dan pottasium pada otak@Teresa >hua* ,.!

    0onsentrasi pottasium ekstraselular otak memiliki efek besar terhadap eksitabilitas

    serebral* tetapi gangguan serebral amat jarang pada pasien hiperkalemia ataupun

    hipokalemia! "eplesi pottasium dapat mengakibatkan kelemahan otot! Pada kasus yang

    berat* kelemahan otot mengalami progresi menjadi kuadripegia* gagal nafas mirip dengan

    Guillan Barre syndrome! Adapun hiperkalemia dapat ditemukan pada pasien dengan

    hemolisis sel darah merah@Teresa >hua* ,.!

    7ipokloremia merupakan sindrom yang ditandai dengan anoreksia* gagal tumbuh*

    letargi* kelemahan otot* dan alkalosis metabolik hipokalemik yang dapat ditemukan pada

    bayi-bayi yang mengonsumsi formula yang dapat mengurangi klorida selama . bulan atau

    lebih! 0ondisi ini dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan lingkar kepala*

    keterlambatan bahasa* dan defisit $isual motor@Teresa >hua* ,.!

    0alsium merupakan kation ekstraselular utama! 0adar kalsium serum baik rendah

    maupun tinggi dapat menimbulkan gangguan neurologis! Terdapat 4 bentuk kalsium dalam

    serum yaitu terikat protein* chelated, dan terionisasi! Se)ara umum gejala neurologis

    berhubungan dengan kadar kalsium terionisasi dengan jumlah ,*< mg?dl atau kurang!

    20

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    22/30

    7iperkalsemia dapat terjadi akibat hiperparatiroidisme* menyertai penyait maligna seperti

    leukimia* dan pasien dengan gagal ginjal stadium akhir@Teresa >hua* ,.!

    f! Hepatic encephalopathy

    0erusakan hati baik akut maupun kronik aka menginisisasi terjadinya serangkaian

    keluhan neuropsikiatrik yang disebut dengan ensefalopati hepatik! Pada gagal hati akut*

    perubahan morfologi pada otak didominasi oleh perubahan astrositik* terutama

    pembengkakan astrositik* dan edema otak sitotoksik! Seiring dengan progresi$itas edema

    otak* tekanan intrakranial meningkat dan menghasilkan herniasi serebral! Pada gagal hati

    kronik* kelainan mikroskopik prinsipal diantaranya aalah pembesaran dan peningkatan

    jumlah astrosit protoplasmik! Sel-sel ini merupakan astrosit dengan nukleus yang

    membesar* pu)at* dan penyusutan pada protein asidik fibrilari glial! Sel-sel tersebut dapat

    ditemukan pada korteks serebral* basal ganglia* nuklei batang otak* dan lapisan purkinje

    serebelum! 7al ini juga dapat ditemukan pada ensefalopati 72F! Terdapat , faktor

    terpenting pada patogenesis ensefalopati yakni peningkatan konsentrasi amonia pada

    plasma maupun otak! "i otak* amonia akan diubah menjadi glutamine yang siklusnya

    berjalan dari astrosit sampai neuron* dan selanjutnya akan diubah menjadi glutamate!

    Setelah pelepasan glutamate ke )elah sinaptik* reuptake terjadi pada astrosit! Penurunan

    konsumsi oksigen dan metabolisme glukosa terjadi se)ara sekunder pada ensefalopati

    hepatikum@Suspan)* Fargek-solter* "emarin* ,4!

    g! 1agal ginjal

    "asar molekuar ensefalopati uremikum masih kompleks dan belum dimengerti

    dengan baik! Sejauh ini* ensefalopati tersebut bisa mun)ul akibat uremia! Terjadi

    akumulasi asam organik toksik pada sistem saraf pusat! Asam-asam yang memasuki otak

    ini akan mengubah fungsi pompa ion sodium natrium! Aliran darah serebral juga

    menunjukkan defek pada penggunaan oksigen! "efek ini mungkin mun)ul karena

    peningkatan permeabilitas otak dan gangguan fungsi membran sehingga memungkinkan

    produk-produk toksik memasuki jaringan otak@Suspan)* Fargek-solter* "emarin* ,4!

    !.# Mani7es'asi Klinis

    Setiap pasien dengan ensefalopati metabolik mempunyai gambaran klinis yang khas*

    tergantung dari penyakit penyebabnya dan komplikasi yang disebabkan oleh keadaan

    komorbid atau pengobatan! Meskipun adanya perbedaan-perbedaan indi$idual ini*

    penyakit spesifik seringkali menghasilkan pola-pola klinis yang berulang-ulang* dan jika

    21

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    23/30

    dikenali jarang sekali menghasilkan diagnosis yang keliru! Pemeriksaan se)ara

    menyeluruh dan detail dari kesadaran* respirasi* reaksi pupil* pergerakan bola mata* fungsi

    motorik* dan elektroensefalogram @EE1 dapat membedakan ensefalopati metabolik

    dengan kelainan psikiatrik atau dengan penyakit struktural@Sumantri* ,;!

    Aspe linis esadaran

    Pada pasien dengan ensefalopati metabolik biasanya didahului oleh delirium! Penurunan

    daya ingat jangka pendek* penurunan kemampuan untuk mempertahankan atau

    memindahkan perhatian* proses pikir terganggu* gangguan persepsi* delusi dan atau

    halusinasi serta gangguan siklus bangun-tidur@Sumantri* ,;!

    )espirasi

    >epat atau lambat* penyakit ensefalopati metabolik hampir selalu menyebabkan kelainan

    pernapasan baik dari sisi kedalaman ataupun irama! 0ebanyakan perubahan ini terjadi

    se)ara non-spesifik dan merupakan bagian dari penekanan batang otak yang lebih luas!

    Namun demikian* pada keadaan-keadaan tertentu* perubahan pernapasan dapat meberikan

    gambaran khas penyakit spesifik yang menyebabkan@Sumantri* ,;!

    Peru%ahan respirasi neurolo&is dala$ ense7alopa'i $e'a%oli

    Pasien-pasien dalam keadaan stupor atau koma ringan seringkali menampilkan gambaran

    pernapasan >heyne Stokes! Pada keadaan depresi batang otak yang lebih dalam

    hiper$entilasi neurogenik dapat terjadi sebagai akibat dari penekanan daerah inhibisi

    batang otak atau dari terjadinya edema pulmonar neurogenik@Sumantri* ,;!

    7ipoglikemia dan kerusakan anoksik lebih sering lagi menyebabkan hiperpnea transien*

    sedangkan ketoasidosis diabetik dan penyebab koma lainnya yang menghasilkan asidosis

    metabolik akan menunjukkan pernapasan lambat dan dalam @0ussmaul! 3aik ensefalopati

    hepatik dan keadaan inflamasi sistemik sama-sama menyebabkan hiper$entilasi persisten

    yang pada akhirnya menyebabkan alkalosis respiratorik primer! Pada keadaan-keadaan ini*

    peningkatan frekuensi napas terkadang berhasil menutupi keadaan metabolik dasarnya dan

    apabila pasien tersebut juga mempunyai rigiditas ekstensor gambaran klinisnya dapat

    se)ara sekilas menyerupai penyakit struktural atau asidosis metabolik berat! Namun

    demikian dengan melakukan pemeriksaan klinis se)ara teliti* biasanya dapat ditemukan

    diagnosis kerja yang sesuai@3ates* ,4!

    22

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    24/30

    Efekti$itas respirasi harus die$aluasi se)ara berulang-ulang pada saat penyakit metabolik

    menekan otak* hal ini disebabkan karena formasio retikularis batang otak se)ara khusus

    rentan terhadap depresi kimia'i! Anoksia* hipoglikemia dan obat-obatan dapat se)ara

    selektif menginduksi hipo$entilasi atau apnea sementara pada saat yang bersamaan tidak

    mengganggu fungsi batang otak lainnya seperti respons pupil dan kendali tekanan

    darah@3ates* ,4!

    Pupil

    Pada pasien dengan koma dalam* keadaan pupilmenjadi kriteria klinis yang paling penting

    dan mampu membedakan antara kerusakan struktural dengan penyakit metabolik! Adanya

    refleks )ahaya pupil yang tetap terjaga* 'alaupun disertai dengan depresi pernapasan*

    kekakuan deserebrasi atau flasiditas motorik tetap mengindikasikan ensefalopati

    metabolik! 0etiadaan refleks )ahaya pupil mengimplikasikan adanya penyakit struktural

    dibanding metabolik@3ates* ,4!

    A'ii'as $o'ori

    Pasien dengan penyakit ensefalopati metabolik biasanya memperlihatkan dua tipe kelainan

    motorik6 @. kelainan non-spesifik dari kekuatan* tonus dan refleks termasuk juga kejang

    fokal dan umumO @, gerakan tidak bertujuan khas yang hampir patognomonik untuk

    penyakit ensefalopati metabolik! 0elainan motorik difus sering ditemukan pada koma

    metabolik dan menggambarkan derajat serta distribusi depresi SSP@Sumantri* ,;!

    0elemahan fokal juga seringkali ditemukan pada pasien dengan penyakit ensefalopati

    metabolik! Pasien dengan penyakit ensfalopati metabolik juga sering mengalami kejang

    fokal atau umum yang tidak dapat dibedakan dengan kejang akibat penyakit otak

    struktural! Meskipun demikian* pada saat ensefalopati metabolik menyebabkan kejang

    fokal* fokusnya seringkali berpindah-pindah dari satu serangan ke serangan yang lain*

    temuan ini jarang didapatkan pada lesi struktural! 0ejang migratorik seperti tersebut di atas

    sering ditemukan pada uremia dan sangat sulit dikendalikan@3ates* ,4!

    Tremor* asteriksis dan mioklonus multifokal merupakan manifestasi terutama dari penyakit

    ensefalopati metabolikO ketiga manifestasi di atas jarang ditemukan pada lesi struktural

    fokal ke)uali mempunyai komponen toksik atau infeksi! Tremor pada ensefalopati

    metabolik biasanya kasar dan iregular dengan laju 5-. kali per detik! Tremor biasanya

    hilang saat istirahat dan paling mudah ditemukan pada jari-jemari tangan yang

    terjulur@3ates* ,4!

    23

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    25/30

    Asteriksis digambarkan sebagai gerakan mengepak telapak tangan bila dihiperekstensikan

    pada pergelangan tangan dan banyak ditemukan pada banyak penyakit ensefalopati

    metabolik!

    Mioklonus multifokal merupakan gerakan berkedut kasar mendadak* non-ritmis dan tidak

    berpola yang melibatkan sebagian atau sekelompok otot pada satu bagian dan kemudian

    bagian tubuh yang lain* terutama pada 'ajah dan tungkai proksimal! Mioklonus multifokal

    biasanya menyertai ensefalopati uremikum* penisilin intra$ena dosis tinggi* narkosis >K,

    dan ensefalopati hiperosmolar hiperglikemik! Mioklonus multifokal pada pasien koma

    menandakan adanya penyakit metabolik yang berat@Sumantri* ,;!

    !." Dia&nosis

    Adanya gangguan kesadaran* gangguan atensi* fluktuasi gejala dan keparahan dari

    'aktu ke 'aktu* adanya halusinasi* disorientasi atau distorsi persepsi* proses pemikiran

    yang tidak terorganisir dengan baik @bi)ara inkoheren atau gangguan memori seharusnya

    menjadi tanda peringatan bagi dokter! Penting untuk mengetahui ri'ayat kesehatan pasien

    sebelumnya berdasarkan data dari rumah sakit?klinik berobat pasien sebelumnya!

    Pemeriksaan klinis juga akan menunjukkan lokasi kelainan neurologis ketika terdapat lesi

    pada otak* namun kebanyakan kasus menunjukkan adanya gangguan pada tanda $ital

    @takikardia* hipotensi* hipertensi* takipnea! Pemeriksaan neurologis yang lengkap dan

    sistematik juga menunjukkan penyebab spesifik terjadinya ensefalopati! Sebagai )ontoh*

    ekstremitas basah dan pu)at pada syok hipotensi* ikterik pada ensefalopati hepatikum*

    nafas berbau keton pada ketoasidosis diabetikum@Farelas 1raffagrino* ,.4!

    Pemeriksaan laboratorium dapat membantu menunjukkan penyebab yang

    mendasari terjadinya ensefalopati! Pemeriksaan tersebut antara lain pemeriksaan darah

    lengkapO kadar elektrolit serum* ureum* kreatinin* kadar gula darahO e$aluasi hormon

    thyroid* parathyroid* dan horon adrenal lainnyaO tes fungsi hepar* amilase* lipase* dan

    amoniaO 0adar troponinO analisa gas darahO e$aluasi )airan serebrospinalO kultur )airan

    tubuh @darah* urin* feses* sputumO serta toksikologi serum dan urin termasuk kadar obat-

    obatan anti epileptik dan logam berat@Farelas 1raffagrino* ,.4!

    lectroencephalography @EE1 mungkin menunjukkan gelombang trifasik yang biasanya

    menunjukkan ensefalopati uremikum atau hepatikum* tapi hal ini tidak spesifik!

    Pemeriksaan neuroimaging dapat membantu untuk menyingkirkan kemungkinan

    terjadinya lesi struktural dan pemeriksaan punksi lumbal yang biasanya mengarahkan pada

    24

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    26/30

    kemungkinan ensefalopati to=ometabolik! M%2 otak menunjukkan temuan spesifik pada

    kondisi seperti myelinolysis pontine pusat dari koreksi segera hiponatremia* kera)unan

    kabon monoksida* methanol* ethylene glu)ol* siklosporin* atau intoksikasi

    metronidaGole@Farelas 1raffagrino* ,.4!

    !.; Pena'alasanaan

    Penanganan ensefalopati meliputi menstabilkan pasien dan )epat mengobati

    kondisi yang mendasari yang menyebabkan terjadinya ensefalopati dan memberikan

    pera'atan suportif! Pada pasien dalam keadaan koma* maka diperlukan tindakan

    emergensi umum meliputi @3ates*,4O Sumantri* ,;6

    .! Menjaga jalan napas @air'ay

    ,! Amankan oksigenasi

    Pasien koma idealnya harus mempertahankan PaK, lebih tinggi dari .mm7g dan

    Pa>K, antara 4< dan /mm7g!

    4! Pertahankan sirkulasi

    Pertahankan tekanan darah arterial rerata @mean arterial pressure?MAPO .?4 sistolik C ,?4

    diastolik antara 8 dan 5mm71 dengan mempergunankan obat-obatan hipertensif dan

    atau hipotensif seperlunya! Se)ara umum* hipertensi tidak boleh diterapi langsung ke)uali

    tekanan diastolik di atas .,mm7g! Pada pasien lansia dengan ri'ayat hipertensi kronik*

    tekanan darah tidak boleh diturunkan melebihi le$el dasar pasien tersebut* oleh karena

    hipotensi relatif dapat menyebabkan hipoksia serebral! Pada pasien muda dan sebelumnya

    sehat* tekanan sistolik di atas 8 atau 5 mm7g biasanya )ukup

    /! #kur kadar glukosa

    0adar glukosa harus dipertahankan se)ara ketat antara 5 dan ..mg?d9* bahkan setelahepisode hipoglikemia yang diterapi dengan glukosa prinsiip kehati-hatian harus diterapkan

    untuk men)egah hipoglikemia ulangan! 2nfus glukosa dan air @dekstrosa

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    27/30

    :! 7entikan kejang

    0ejang berulang dengan etiologi apapun dapat menyebabkan kerusakan otak dan harus

    dihentikan! 0ejang umum dapat diterapi dengan loraGepam @sampai *.mg?kg atau

    diaGepam @*.-*4mg?kg intra$ena!

    8! Perbaiki keseimbangan asam basa

    Pada keadaan asidosis atau alkalosis metabolik* kadar p7 biasanya akan kembali ke

    keadaan normal dengan memperbaiki penyebabnya sesegera mungkin karena asidosis

    metabolik dapat menekan fungsi jantung dan alkalosis metabolik dapat mengganggu

    fungsi pernapasan! Asidosis respiratorik mendahului kegagalan napas* sehingga harus

    menjadi peringatan kepada klinisi bah'a bantuan $entilator mekanis mungkin diperlukan!

    Peningkatan kadar >K, juga dapat menaikkan tekanan intrakranial* sehinggaharus di jaga

    dalam kadar senormal mungkin! Alkalosis respiratorik dapat menyebabkan aritmia jantung

    dan menghambat upaya penyapihan dari dukungan $entilator!

    5! Sesuaikan suhu tubuh

    7ipertermia merupakan keadaan yang berbahaya karena meningkatkan kebutuhan

    metabolisme serebral* bahkan pada tingkat yang ekstrim dapat mendenaturasi protein

    selular otak! Suhu tubuh di atas 45* pada pasien hipertermia harus diturunkan denganmenggunakan antipiretik dan bila diperlukan dapat digunakan pendinginan fisik @e!

    selimut pendingin! 7ipotermia signifikan @di ba'ah 4/J> dapat menyebabkan

    pneumonia* aritmia jantung* kelainan elektrolit* hipo$olemia* asidosis metabolik*

    gangguan koagulasi* trombositopenia dan leukopenia! Pasien harus dihangatkan se)ara

    bertahap untuk mempertahankan suhu tubuh di atas 4!

    ;! Pemberian antidotum spesifik

    3anyak pasien datang ke unit ga'at darurat dalam keadaan koma yang disebabkan oleh

    o$erdosis obat-obatan! Salah satu diantara sekian banyak obat-obatan sedatif* alkohol*

    opioid* penenang* opioid dan halusinogen dapat dikonsumsi tunggal atau dengan

    kombinasi! 0ebanyakan kasus o$erdosis dapat diobati hanya dengan penatalaksaan

    suportif* bahkan karena banyak dari pasien ini menggunakan obat se)ara kombinasi

    pemberian antidotum spesifik sering tidak membantu! Pemberian koktail koma @)ampuran

    dekstrosa* tiamin* naloksonedan flumaGenil jarang sekali membantu dan dapat

    membahayakan pasien! Meskipun demikian* pada saat ada ke)urigaan kuat bah'a ada Gat

    26

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    28/30

    spesifik yang telah dikonsumsi* maka beberapa antagonis yang se)ara spesifik

    membalikkan efek obat-obatan penyebab koma dapat berguna

    Ta%el !.! Antidotum dan indikasi pemakaian @Sumantri* ,;

    An'ido'u$ Indiasi

    Naloson K$erdosis opioid

    Flu$a@enill K$erdosis benGodiaGepine

    Fisos'i&$in K$erdosis antikolinergik @gamma-

    hidroksibutirat

    Fo$epi@ol 0era)unan metanol* etilen glikol

    +lua&on K$erdosis trisiklik

    >idrosoo%ala$in K$erdosis sianida

    Oreo'id 7ipoglikemia karena sulfonilurea

    .! 0endalikan agitasi

    Kbat-obatan dengan dosis sedatif harus dihindarkan sampai dapat diperoleh diagnosis yang

    jelas dan pasti bah'a permasalahan yang terjadi adalah metabolik bukan struktural! Agitasi

    dapat dikendalikan dengan mera'at pasien di dalam ruangan ber)ahaya dan ditemani oleh

    keluarga atau anggota staff kepera'atan serta berbi)ara dengan nada yang menenangkan

    kepada pasien! "osis ke)il loraGepam @*< sampai .*mg per oral dapat diberikan dengan

    dosis tambahan setiap / jam sejauh yang diperlukan dapat digunakan untuk mengendalikan

    agitasi! Apabila ternyata tidak men)ukupi* maka dapat diberikan haloperidol *< sampai

    .*mg per oral atau intramuskular dua kali sehari* dosis tambahan setiap / jam dapat

    diberikan sesuai dengan keperluan! Pada pasien yang telah mengkonsumsi alkohol atau

    obat-obatan sedatif se)ara rutin* dosis yang lebih besar dapat diperlukan oleh karena

    adanya toleransi silang! Penelitian terbaru menunjukkan $alproat* benGodiaGepine* dan

    atau antipsikotik dapat meredakan agitasi pada saat obat-obatan primer telah gagal! #ntuk

    sedasi jangka 'aktu sangat pendek* seperti yang diperlukan untuk melakukan >T-s)an*

    maka sedasi intra$ena dengan menggunakan propofol atau midaGolam dapat digunakan*

    oleh karena obat-obatan ini mempunyai masa kerja singkat dan midaGolam dapat

    dibalikkan efeknya setelah prosedur selesai!

    Pengekang fisik harus dihindari sebisa mungkin* namun terkadang mereka diperlukan

    untuk pasien dengan agitasi yang berat! Prinsip kehati-hatian harus diterapkan untuk

    27

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    29/30

    memastikan pengekang tubuh tidak mengganggu pernapasan dan pengekang tungkai tidak

    menghambat peredaran darah atau merusak persarafan perifer! Pengekang harus dilepas

    sesegera setelah agitasi dapat dikendalikan!

    ..! 9indungi mata

    Erosi kornea dapat timbul dalam jangka 'aktu empat sampai enam jam bila mata pasien

    koma terbuka baik se)ara penuh atau sebagian! 0eratitis akibat paparan dapat

    menyebabkan terjadinya ulserasi kornea bakterial sekunder! Pen)egahan terhadap keadaan

    di atas dapat diperoleh dengan meneteskan air mata buatan setiap empat jam atau dengan

    menggunakan balut korneal polietilen! Memeriksareflekskorneadengankapasberulang-

    ulangjugadapatmerusakkornea* teknik yang lebih aman digunakan adalah dengan

    meneteskan tetes mata saline darijarak .-.< )m!

    !.< Pro&nosis

    0ebanyakan ensefalopati metabolik adalah re$ersibel* tetapi beberapa memiliki

    potensi untuk ke)a)atan jangka panjang! Semakin tua usia pasien dan semakin parah

    ensefalopati dan kegagalan multiorgan yang dialami* maka semakin tinggi

    mortalitas@Teresa >hua* ,.!

    28

  • 7/21/2019 Case Ensfalopati Metabolik

    30/30

    "A&TA% P#STA0A

    .! 3ates* "! @,4! Medi)al )oma! !"@Neurologi) emergen)ies!

    ,! "orland* W! N! @,.!#amus #edokteran $orland@, ed!! (akarta6 E>1!4! 0urin)Guk* (!* White-0oning* M!* 3ada'i* N! @,.! Epidemiology of Neonatal

    En)ephalopathy and 7ypo=i) 2s)hemi En)ephalopathy! %&* 4,;-445!

    /! Mardjono* M!* Priguna* S! @.;5;!'eurologi #linis $asar"(akarta6 "ian %akyat!

    !!

    8! Teresa* P!* >hua* >! @,.! En)ephalopathies! #E%MM>2 >ollege of Medi)ine

    5! Farelas* P! N!* 1raffagrino* >! @,.4! Metaboli) en)ephalopathies and delirium!