dkk contoh kasus kecelakaan

Upload: ismiraa

Post on 10-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    1/16

    Contoh Kasus : Kecelakaan Kerja Pada Karyawan di Mesin Dinamo Pabrik

    Bagian Pakaian Korban yang Tersangkut Puli Dinamo Yang Sedang Berputar

    Musibah bermula sebelumnya sekitar pukul 07.40 saat akan dilakukan penggantian jam kerja,

    korban mengambil sampel lateks dibagian produksi. Namun sebelum mengambil sampel korban

    memutar arah jalan dari tempat yang dituju sehingga melintas dari bagian mesin yang bukan area

    lintasan. Saat melewati salah satu mesin, tiba-tiba ujung jilbab korban yang terjuntai kebawah

    tersangkut puli dinamo sehingga tergulung akibat jilbab tergulung akhirnya leher korban tercekik

    ditempat kejadian perkara dalam keadaan sepi karena seluruh karyawan bersiap-siap untuk pulang

    kerja untuk penggantian jam kerja sekitar pukul 08.00.

    Akibatnya tidak ada yang melihat korban sehingga tidak ada yang menolong danmengakibatkan korban meninggal dunia.

    Analisa :

    TAHAPAN PENYEBAB

    Penyebab Umum

    Jilbab korban yang terjuntai ke bawah tersangkut pada puli dinamo yang sedang berputar

    Penyebab Terperinci

    Kelalaian korban dalam mengambil arah jalan yang bukan areal lintasan dan dalam memilih

    penggunaan pakaian kerja.

    Penyebab Pokok

    Kebijakan pabrik Perusahaan

    Kurang memberikan pelatihan dan perhatian kepada pegawai mengenai keselamatan kerja agar tidak

    lalai dalam mengambil suatu tindakan yang beresiko tinggi.

    Kurangnya komunikasi yang baik antar pegawai

    kurangnya kepekaan pegawai terhadap lingkungannya tempat bekerja

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    2/16

    Analisa :

    Strategi Pengendalian

    memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatati dan kesehatan kerja yang diperlukan

    pekerja guna meningkatkan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, demi mencegah terjadinya

    kecelakaan yang sama.

    selama melakukan proses pekerjaaan yang berbahaya, seperti pembersihan mesin, penambahan

    minyak, pemeriksaan, perbaikan, pengaturan, mesin harus berhenti beroperasi. Untuk mencegah

    orang lain menghidupkan mesin, maka mesin harus dikunci atau diberi tanda peringatan, perusahaan

    harus memasang tutup pengaman atau peralatan pembatas.

    Operator mesin ataupun alat produksi lainnya sebailrnya diberi peringatan setiap sesudah dan

    sebelumnya mengoperasikan apakah ada petugas yang masih disana ataupun tidak. sebaiknya

    operator mesin dilatih agar tetap siaga dan tanggap dengan tanggung jawabnya.

    Seluruh tugas keselamatan dan kesehatan tenaga kerjaa harus bertanggung jawab menjalankan

    penanggulangan kecelakaan, rencanaa penanganan darurat, serta melakukan bimbingan pelaksanaan

    setiap bagian.

    Komunikasi antar pegawai hams selalu terjaga dengan baik agar saling memperhatikan satu

    sama lain sehingga mampu meminimalisir peluang kecelakaan yang terjadi.

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    3/16

    analisis kasus 'kesehatan kerja'

    BAB 3. STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

    3.1 Studi Kasus 1

    Kurang Efisien Periksa Pilot Satu Persatu

    Penulis : Ester Meryana | Jumat, 10 Februari 2012 | 20:48 WIB

    KOMPAS.comIlustrasi

    JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Keselamatan dan Lingkungan Indonesia National Air

    Carrier Association (INACA), Novianto Herupratomo, mengatakan pemeriksaan kesehatan awak

    pesawat secara satu persatu menjelang keberangkatan kurang efisien dari segi waktu. Prosesnya pun

    terbilang kompleks.

    "Menurut saya bukan nggak mungkin (diperiksa satu per satu jelang keberangkatan). Tapi mau butuh

    berapa jam sebelum terbang. Dan jam kerjanya pilot mau dikasih berapa jam. Jadi nggak efisien.

    Menjadi tidak terimplementasi secara baik," kata Novianto kepada Kompas.com, di Jakarta, Jumat

    (10/2/2012).

    Selain masalah waktu, proses pemeriksaan kesehatan pun menjadi lebih kompleks. Apalagi alat

    deteksi penggunaan narkoba dan alkohol bisa berbeda-beda waktu prosesnya. "Ada alat deteksi yang

    bisa mendeteksi 4 jam, bisa mendeteksi 2 hari bahkan sampai 2 tahun," ujarnya.

    Lagi pula, kata Novianto, secara umum belum ada peraturan atau regulasi penerbangan sipil yang

    mengatur mengenai tes kesehatan sebelum berangkat khususnya untuk penerbangan komersial.

    Secara khusus, biasanya itu dilakukan untuk awak pesawat tempur atau penerbangan khusus.

    "Belum pernah ada (aturan pemeriksaan kesehatan jelang keberangkatan di luar negeri). Yang ada

    dilakukan random check. Random check itu bukan semua orang dicek," pungkasnya.

    http://riskianisa22desember.blogspot.com/2013/05/analisis-kasus-kesehatan-kerja.htmlhttp://riskianisa22desember.blogspot.com/2013/05/analisis-kasus-kesehatan-kerja.htmlhttp://riskianisa22desember.blogspot.com/2013/05/analisis-kasus-kesehatan-kerja.html
  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    4/16

    Untuk diketahui saja, belakangan ini industri penerbangan nasional sedang disorot menyusul

    tertangkapnya lagi seorang pilot Lion Air ketika mengonsumsi narkoba. Petugas Badan Narkotika

    Nasional (BNN) melakukan penangkapan terhadap seorang pilot Lion Air, SS, di Hotel Garden

    Palace, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/2/2012) pukul 03.30 WIB.

    SS ditangkap di kamar 2109 dengan barang bukti berupa bong berisi sabu 0,04 gram. Dari hasil tes

    urin diketahui SS positif menggunakan sabu. Belum lama ini, pilot Lion Air juga tertangkap

    menggunakan narkoba di Makassar.

    3.1.1 Permasalahan

    Permasalahan dalam kasus ini, pemeriksaan kesehatan pada awak pesawat yang dilakukan sebelum

    berangkat dinilai kurang efisien dari segi waktu. Karena menurut pihak terkait, pemeriksaan

    kesehatan membutuhkan waktu yang lama karena prosesnya tidak sedikit.

    3.1.2 Landasan Hukum

    Per.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraankeselamatan kerja

    Pasal 3 ayat 1 : Pemeriksaan Kesehatan Berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat

    kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya serta menilai kemungkinan adanya

    pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha

    pencegahan

    UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada Bab 12 Tentang Kesehatan Kerja

    Pasal 165 ayat 1 : pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan

    melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja

    Pasal 166 ayat 1 : majikan atau pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja melalui upaya

    penceegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan serta wajib menanggung seluruh biaya

    pemeliharaan kesehatan pekerja.

    3.1.3 Analisis

    Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,

    peningkatan, pengobatan dan pemulihan tenaga kerja. Pemeriksaan kesehatan pilot sebelum

    keberangkatan pesawat termasuk dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan. Mengingat disini

    pilot sebagai pengendali jalannya pesawat dan bertanggung jawab penuh atas keselamatan

    penumpangnya. Pemeriksaan kesehatan awak pesawat sangat penting, oleh karena itu sebaiknya harusdiupayakan untuk dilakukan karena jika diabaikan akan berbahaya. Dengan dilakukannya

    pemeriksaan kesehatan dapat mendiagnosis secara dini para awak pesawat sedang dalam keadaan

    sakit atau mengkonsumsi narkoba. Pemeriksaan berkala tidak harus dialakukan setiap kali

    keberangkatan, tetapi dapat dilakukan minimal satu bulan sekali.

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    5/16

    3.2 Studi Kasus 2

    Sabtu, 13 April 2013 | 20:16:03 WITA | 394 HITS

    Lion Air Tidak Berkomentar Pilot Tak Periksa Medis Sebelum Terbang

    JAKARTA,FAJAR -- Pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG bernomor penerbangan JT 904 memang

    merupakan pesawat baru. Namun demikian pilot yang menerbangkan pesawat itu merupakan pilot

    kawakan yang sudah berpengalaman.

    Pilot yang menerbangkan pesawat yang diterima pada Maret 2013 itu bernama . Ghozali. "Dia

    mempunyai pengalaman terbang 10 ribu jam lebih," ujar Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait saat

    konferensi pers di Lion Air Tower, Jakarta, Sabtu (13/4).

    Edward menerangkan, pilot Lion Air menjalani tes kesehatan setiap 6 bulan sekali. Jika hasilnya tidak

    sesuai dengan ketentuan yang ada maka pilot tersebut akan dicopot lisensinya.

    Namun demikian Edward enggan berkomentar saat disinggung Ghozali tidak menjalani pemeriksaan

    kesehatan sebelum menerbangkan pesawat. "No comment," terang dia.

    Sementara itu mengenai pemeriksaan tes urin pilot, diakui Edward, hal tersebut dilakukan secara

    acak. Namun dia mengaku pilot dalam kondisi baik saat menerbangkan pesawat. "Pilot dalam

    keadaan sehat," tandasnya.

    Seperti diberitakan, pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG membawa 101 penumpang dengan

    komposisi 95 dewasa, 5 anak-anak dan 1 bayi. Kemudian ada 7 awak pesawat.

    Edward mengatakan mereka semua dalam keadaan selamat. "Proses evakuasi awak pesawat dengan

    penumpang berjalan dengan baik," terang dia. (jpnn)

    Berita terkait lainnya

    Minggu, 14 April 2013 | 06:52:21 WITA | 214 HITS

    Analisis Ahli Biomedik Penerbangan

    Kecelakaan Undershoot, Dugaan Human Error Menguat

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    6/16

    JAKARTA,FAJAR - Secara resmi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air di Bandara Ngurah Rai,

    Bali masih belum di lansir. Tetapi sejumlah praktisi mulai menduga-duga penyebab jatuhnya pesawat

    berlogo kepala singa bersayap itu.

    Diantara analisis dugaan kecelakaan dikeluarkan oleh ahli biomedik penerbangan DR dr Wawan

    Mulyawan SpBS FS.

    Wawan menguraikan analisis jatuhnya pesawat yang memiliki durasi terbang delapan bulan itu. Dia

    menduga kuat jika pesawat berpenumpang seratus orang lebih ini telah mengalami undershoot atau

    jatuh karena terlalu cepat mendarat.

    Dia menganalisa jika faktor kerusakan mesin sangat kecil kemungkinan menjadi penyebab

    kecelakaan ini. Sebab sesuai dengan pernyataan pihak Lion Air, pesawat ini baru dan sudah

    dinyatakan layak terbang. Pesawat ini tidak bermasalah dan masih gres, katanya.

    Dengan analisis tersebut, penyebab kecelakaan tinggal ada dua faktor yakni human error dan cuaca

    (weather). Namun untuk faktor weather, dengan alat navigasi canggih yang dimilikinya, seharusnyasangat kecil akan menimbulkan kecelakaan. Karena sudah diantisipasi dengan baik, jelas dia.

    Wawan lantas mengatakan dugaan penyebab kecelakaan ini mengarah pada human error.

    Faktor ini memang menjadi penyebab terbesar yang paling sering menyebabkan kecelakaan,

    ujarnya. Dia menguraikan jika ada kemungkinan pilot mengalami kelelahan (fatigue).

    Dia menyimpulkan faktor kelelahan itu karena dilihat dari model kecelakaan yang tergolong

    undershoot. Kecelakaan jenis undershoot jika merupakan kesalahan manusia (human error, red)

    adalah kesalahan elementer yang seharusnya tidak boleh terjadi, papar Wawan.

    Dia menerangkan jika sangat mungkin pilot tidak konsentrasi dalam mendaratkan pesawat. Sehingga

    ketika diperburuk dengan cuaca yang mulai gelap, terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan

    pendaratan.

    Keputusan yang salah saat menduga roda pesawat sudah akanmenyentuh landasan, padahal masih

    di atas laut, kata dia.

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    7/16

    Alasan penyebab kelelahan muncul dari sistem manajemen atau rotasi pilot dan co-pilot. Wawan

    mengatakan perusahaan penerbangan yang tumbuh cepat seperti Lion Air sangat mungkin sulit

    memenuhi standar 1:4. Yakni setiap 1 unit pesawat harus menyediakan 4 crew setting. Artinya setiap

    pesawat harus menyediakan 4 pilot dan 4 co-pilot yang dirotasi untuk menerbangkan satu pesawat.

    Sehingga jika Lion Air mempunyai sekitar 178 unit pesawat baru Boeing 737 yang telah

    dipromosikan di mana-mana, Wawan mengatakan harusnya maskapai memiliki sekitar 700 pilot dan

    700 co-pilot.

    Saya mohon maaf, tidak yakin Lion Air mempunyai penerbang sebanyak itu. Maaf jika saya salah,

    kata Wawan.

    Karena jumlah penerbangnya kurang, maka terjadi beban kerja yang sangat padat. Kepadatan beban

    kerja ini memungkinkan sekali menjadi penyebab kelelehan muncul pada pilot.

    Karena lelah itu kemudian menyebabkan mudah mengambil keputusan yang salah, jelas Wawan.

    Dia mengatakan terus memperdalam kasus kecelakaan Lion Air ini untuk keselamatan duniapenerbangan di Indonesia. (jpnn)

    3.1.1 Permasalahan

    Penyebab kecelakaan yang dialami pesawat Lion Air baru-baru ini masih menimbulkan banyak

    spekulasi. Menurut Direktur Umum Lion Air, pilot Lion Air menjalani tes kesehatan setiap 6 bulan

    sekali. Jika hasilnya tidak sesuai dengan ketentuan yang ada maka pilot tersebut akan dicopot

    lisensinya. Namun demikian Direktur tersebut enggan berkomentar saat disinggung mengenai pilot

    yang tidak menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum menerbangkan pesawat.

    Ada yang menduga kecelakaan ini terjadi karena faktor cuaca dan Human Error. Human Error

    merupakan faktor yang menjadi penyebab terbesar yang paling sering menyebabkan kecelakaan. Ada

    kemungkinan pilot mengalami kelelahan (fatigue) sehingga sangat mungkin pilot tidak konsentrasi

    dalam mendaratkan pesawat.

    3.1.2 Landasan Hukum

    Dari studi kasus diatas undang-undang, peraturan, dan keputusan menteri yang terkait adalah sebagai

    berikut:

    UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada bab 12 tentang kesehatan kerja

    Pasal 164.

    Ayat 1 : upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari

    gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan

    Ayat 2 : upaya kesehatan kerja sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 meliputi pekerja di sektor

    formal dan informal

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    8/16

    Ayat 7 : pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di

    lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

    Pasal 165

    Ayat 1 : pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya

    pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja

    Ayat 2 : pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan menaati

    peraturan yang berlaku di tempat kerja

    Pasal 166

    Ayat 1 : majikan atau pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan,

    peningkatan, pengobatan dan pemulihan serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan

    kesehatan pekerja

    Per.02/Men/1980

    Pasal 1

    b : pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap

    tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter. Dalam hal ini perusahaan (pihal lion air) telah menyatakan

    bahwa pilot Lion Air menjalani tes kesehatan setiap 6 bulan sekali. Pernyataan tersebut didukung

    dengan pasal 3 ayat 2 yang menyebutkan bahwa perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan

    berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur

    Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.

    c : pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara

    khusus terhadap tenaga kerja tertentu.

    Pasal 5

    Ayat 1 : Pemeriksaan kesehatan secara khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-

    pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu.

    Pasal 9

    Pengurus bertanggung jawab atas biaya yang diperlukan terhadap pemeriksaan kesehatan berkala taua

    pemeriksaan kesehatan khusus yang dilaksanakan atas perintah baik oleh Pertimbangan Kesehatan

    Daerah ataupun oleh Majelis Pertimbangan Kesehatan Pusat

    Pasal 10

    Pengurus yang tidak mentaati ketentuan-ketentuan dalam Peraturan ini diancam dengan hukuman

    sesuai dengan pasal 15 ayat (2) dan (3) Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

    (ancaman pidana dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan atau denda setinggi-tingginya

    Rp. 100.000,-)

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    9/16

    3.1.3 Analisis

    Dalam kasus ini pemeriksaan khusus diperlukan untuk menilai atau mendeteksi ada atau tidaknya

    faktor kelelahan yang dialami pilot mengingat jam terbang pilot tersebut yang panjang. Seharusnya

    dalam hal ini pilot mendapatkan pemeriksaan secara khusus sebelum dia mengemudikan pesawat,

    mengingat dia bertanggung jawab atas keselamatan banyak orang.

    Pihak Lion Air harus lebih waspada dan harus lebih ketat lagi terhadap pelaksanaan upaya kesehatan

    kerja mengingat Lion Air adalah perusahaan yang melayani penerbangan yang menanggung

    keselamatan penumpangnya, selain itu sudah pernah terjadi kasus pemakaian narkoba oleh pilot Lion

    Air. Pemberian sanksi pada pilot yang tidak melaksanakan atau menaati peraturan yang

    mengharuskan dia melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan untuk menjamin status kesehatannya

    sebelum dia mengemudikan pesawat perlu di tegakkan untuk lebih menjamin keselamatan

    penumpang.

    3.3 Studi Kasus 3

    Senin, 25 Maret 2013 | 16:04

    Ratusan Karyawan Tambang Batubara Bawah Tanah Demo ke DPRD Bengkulu

    Batu bara (sumber: Antara)

    Bengkulu - Sekitar 100 karyawan PT Finxiang, yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan

    batubara di bawah tanah di Kecamatan Tabah Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu,

    Senin (25/3) mendatangi kantor DPRD Provinsi Bengkulu untuk menyampaikan aspirasi atas upah

    kerja yang mereka terima tidak seimbang dengan resiko yang akan dialami.

    "Kami datang menemui anggota DPRD Provinsi Bengkulu bukan demo, tapi untuk menyampaikan

    aspirasi atas upah kerja yang kami terima dari PT Finxiang tidak sebanding dengan resiko kerja yang

    akan menimpa para pekerja. Kami berharap DPRD sebagai wakil kami dapat memperjuangkan

    kepada pihak perusahaan," kata Salman (27), salah seorang pekerja PT Finxiang yang ikut dalam aksi

    damai tersebut.

    Ia mengatakan, selain upah kerja yang mereka terima sangat rendah dibawah upah minimum provinsi

    (UMP) juga peralat kerja yang digunakan para pekerja tidak standar, serta tidak dimasukan dalam

    program Jamsostek. Padahal, resiko pekerja tinggi karena bekerja dibawah tanah.

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    10/16

    Selain itu, para pekerja tidak diberikan makanan tambahan dari perusahaan, seperti susu dan makanan

    bergizi lainnya. Padahal, mereka bekerja siang malam dibawah perut bumi.

    "Terus terang jika waktu-waktu terowongan runtuh, siapa bertangung jawab. Apalagi lagi Bengkulu

    merupakan salah satu daerah rawan gempa, sehingga resiko yang akan mengancam kami sebagai

    pekerja tambang batubara di bawah tanah cukup tinggi," ujarnya.

    Untuk itu, para pekerja mengharapkan pihak perusahaan memberikan gaji yang seimbang dengan

    resiko yang dialami para buruh. "Kami tidak minta gaji besar-besar, tapi minimal diatas UMP tahun

    2013 yang ditetapkan Gubernur Bengkulu sebesar Rp 1,2 juta per bulan. Selain itu, alat kerja yang

    diberikan kepada pekerja benar-benar standar, sehingga kami nyaman saat bekerja," ujarnya.

    Selain itu, seluruh pekerja harus dimasukan ke program Jamsostek. Sebab, sesuai ketentuan

    perusahaan wajib karyawannya di masukan ke program Jamsostek. Dengan demikian, jika terjadi

    kecelakaan dalam bekerja kami dilindungi oleh ansuransi.

    Demikian pula jika sakit para pekerja tidak mengeluarkan biaya sendiri karena sudah ditanggung oleh

    Jamsostek. "Kami berharap tuntutan kami dapat diperjuangkan anggota DPRD Provinsi Bengkulu keperusahaan tempat kami bekerja," ujarnya.

    Setelah menyampaikan orasi di depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu, sebanyak 10 orang dari

    perwakilan pekerja diterima enam anggota DPRD Provinsi Bengkulu, di antaranya Ahmad Ismail,

    Yenita Fitriani, Septi Yuslina dan Syafrianto Daud, Ferial dan Rahimandani.

    Dalam pertemuan itu, anggota DPRD Provinsi Bengkulu berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk memanggil Direktur PT Finxiang dalam waktu dekat guna

    membahas tuntutan para pekerja tersebut.

    "Kami segera menindaklanjuti tuntutan dari para pekerja dengan memanggil Pimpinan PT Finxiangsecepatnya, sehingga persoalan ini dapat diselesaikan secepatnya," kata salah seorang anggota DPRD

    Provinsi Bengkulu, Rahimandani.

    Selain itu, sejumlah DPRD Provinsi Bengkulu, akan turun ke lapangan untuk melihat langsung lokasi

    kerja para buruh tersebut. "Kita upayakan dalam pekan ini, turun ke lapangan untuk melihat lokasi

    kerja para buruh tersebut. Kalau kita sudah melihat langsung ke lapangan maka persoalan ini bisa

    dituntaskan," ujarnya.

    3.3.1 Permasalahan

    Sekitar 100 karyawan PT Finxiang, yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara di

    bawah tanah di Kecamatan Tabah Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, Senin (25/3)

    mendatangi kantor DPRD Provinsi Bengkulu untuk menyampaikan aspirasi mengenai :

    - upah kerja yang mereka terima tidak seimbang dengan resiko yang akan dialami.

    - peralatan kerja yang digunakan para pekerja tidak standar

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    11/16

    - Pekerja tidak dimasukan dalam program Jamsostek. Padahal, resiko pekerja tinggi karena

    bekerja dibawah tanah.

    - Para pekerja tidak diberikan makanan tambahan dari perusahaan, seperti susu dan makanan

    bergizi lainnya. Padahal, mereka bekerja siang malam dibawah perut bumi

    3.3.2 Landasan Hukum

    Per.01/Men/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

    Pasal 4

    1) Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan-tindakan preventif agar penyakit akibat

    kerja yang sama tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya.

    2) Apabila terdapat keraguan-keraguan terhadap hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh

    Dokter, pengurus dapat meminta bantuan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam hal ini

    aparatnya untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja.

    3) Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan

    penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit

    akibat kerja.

    Pasal 5

    (4) Tenaga kerja berhak meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat pencegahan

    penyakit akibat kerja sebagaimana ditetapkan pada pasal 4 ayat (1) dan ayat (3).

    (5) Tenaga kerja berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan pada pekerjaan yang

    diragukan keadaan pencegahannya terhadap penyakit akibat kerja.

    Pasal 8

    Pengurus yang tidak mentaati ketentuan-ketentuan dalam peraturan Menteri ini, diancam dengan

    hukuman sesuai dengan pasal 15 ayat (2) dan (3) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang

    keselamatan kerja.

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    12/16

    Per.03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.

    Pasal 1

    Dalam peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

    a. Pelayanan Kesehatan adalah usaha kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan:

    1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental,

    terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.

    2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau

    lingkungan kerja.

    3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja.

    4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita

    sakit.

    3.3.3 Analisis

    Adalah hak pekerja untuk mendapatkan peralatan kerja yang aman untuk terhindar dari penyakit

    akibat kerja serta mendapatkan perlindungan sebagai upaya pencegahan preventif dari penyakit akibat

    kerja. Dan semua itu adalah kewajiban pengusaha untuk memenuhi hak-hak pekerja tersebut. Karena

    dalam peraturan yang telah dijelaskan di atas sudah jelas tertuang mengenai hal-hal tersebut.

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    13/16

    3.4 Studi Kasus 4

    Minggu, 7 April 2013 | 02:52 WIB

    Mengidap Dua Penyakit Sejak Jadi Anggota DPR

    INILAH.COM, Jakarta - Idiom populer D3 (Duduk, Diam, Duit) yang menggambarkan tingkah laku

    anggota DPR tidaklah berlaku bagi politikus PPP Ahmad Yani. Pasalnya, sejak menjadi anggota DPR

    justru terserang dua penyakit.

    Tidak sedikit anggota DPR yang benar-benar bekerja sebagaimana diatur dalam konstitusi yakni

    legislasi, pengawasan dan penganggaran. "Sejak saya menjadi anggota DPR justru saya terkena dua

    penyakit yakni lambung dan darah tinggi," ujar Yani dalam diskusi di ruang Fraksi PPP DPR

    Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (4/4/2013).

    Yani menyebutkan penyebab penyakit yang ia derita itu tidak terlepas dari pola kerja DPR yang

    membutuhkan stamina dan energi yang tidak sederhana. Ia mencontohkan, pola makan pun kerap

    tidak sesuai jam makan orang pada umumnya. "Makan siang jatuhnya di sore atau malam hari," ujar

    Yani. Ia juga menyebutkan rapat di DPR juga kerap dilakukan hingga larut malam.

    Akibat mengidap dua penyakit tersebut, Yani mengaku harus mengkonsumsi obat-obatan untuk

    mengurangi sakit yang ia derita. "Saya ini minum obat seumurr hidup. Jadi hasil di DPR selama ini

    kena sakit lambung dan darah tinggi," beber Yani sembari tetap tersenyum. [mdr]

    3.4.1 Permasalahan

    Ahmad Yani adalah seorang anggota DPR, beliau menyatakan menderita dua penyakit yakni lambung

    dan darah tinggi. Penyakit tersebut muncul sejak beliau menjadi anggota DPR.

    Menurutnya, penyebab penyakit yang ia derita itu tidak terlepas dari pola kerja DPR yang

    membutuhkan stamina dan energi yang tidak sederhana. Dari sini dapat disimpulkan bahwa adanya

    keluhan penyakit akibat kerja yang diderita oleh anggota DPR, Ahmad Yani.

    3.4.2 Landasan Hukum

    Per.01/Men/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

    Pasal 1 (a) : penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau

    lingkungan kerja

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    14/16

    Pasal 2 Ayat 1 : apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan

    khusus sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No

    Per.02/Men/1980 ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan Badan yang

    ditunjuk wajib melaporkan secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan

    Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat

    Per.02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan

    Keselamatan Kerja

    Pasal 3

    Ayat 1 : pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan

    tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-

    pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan

    Ayat 6 : dalam hal ditemukan kelainan-kelainan atau gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga

    kerja pada pemeriksaan berkala, pengurus wajib mengadakan tindak lanjut untuk memperbaiki

    kelainan-kelainan tersebut dan sebab-sebabnya untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dankesehatan kerja

    Pasal 5 ayat 3 : pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan-keluhan

    diantara tenaga kerja, atau atas pengamatan pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, atau

    atas penilaian Pusat Bina Hyperkes dan Keselamatan dan Balai-balainya atau atas pendapat umum di

    Masyarakat

    Kep.333/Men/1989 Tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja

    Pasal 2 ayat 1 : penyakit akibat kerja dapat ditemukan atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan

    pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

    Pasal 3 ayat 1 : diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan melalui seraangkaian pemeriksaan

    klinis dan pemeriksaan kondisi pekerja serta lingkungannya untuk membuktikan adanya hubungan

    sebab akibat antara penyakit dan pekerjaannya.

    3.4.3 Analisis

    Pemeriksaan kesehatan berkala diperlukan dalam kasus ini untuk memantau kesehatan pekerja atau

    pemeriksaan khusus juga dapat dilakukan bila ada keluhan-keluhan tenaga kerja. Penyakit yang

    diderita oleh salah satu anggota DPR diatas termasuk dalam penyakit akibat kerja karena beliau

    menyatakan penyakit tersebut muncul sejak dirinya menjadi anggota DPR.

    3.5 Studi Kasus 5

    Dermatosis pada Pekerja Industri Batik

    Penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi adalah dematosis akibat kerja yaitu sekitar 50 60

    %. Salah satu penyebab dermatosis akibat kerja adalah karena bahan kimia yang dapat menyebabkan

    dermatosis kontak. dalam industri tekstil, bahan kimia merupakan bahan yang paling banyak

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    15/16

    digunakan. Seperti industri tekstil pada umumnya, industri batik yang banyak berdiri di Surakarta ini

    tidak bisa lepas dari penggunaan bahan kimia.

    Telah dilakukan suatu penelitian dengan tujuan untuk mengetahui proporsi dermatosis serta gambaran

    faktor-faktor yang diduga berkaitan dengan timbulnya dermatosis pada pekerja industri batik di kota

    Surakarta. Faktor-faktor tersebut adalah faktor kimia (emakaian bahan kimia) dan faktor karakteristik

    tenaga kerja seperti masa kerja, umur, lama paparan, pemakaian APD, riwayat penyakit kulit tertentu,

    riwayat alergi pada kulit, dan kebersihan perorangan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi dermatosis karena bahan kimia pada pekerja industri

    batik di Surakarta adalah 32,7 %. Pekerja yang menggunakan bahan kimia lebih banyak menderita

    dermatosis (54,5 %). Kelompok umur < 25 tahun lebih banyak menderita dermatosis daripada yang

    berumur > 25 tahun. Pekerja dengan masa kerja < 1 tahun lebih banyak menderita dermatosis

    daripada yang masa kerjanya > 1 tahun. Pekerja yang terpapar bahan kimia > 4 jam sehari lebih

    banyak yang dermatosis daripada yang terpapar 1 4 jam sehari. Pekerja yang tidak mempunyai

    riwayat penyakit kulit lebih cenderung terkena dermatosis daripada yang mempunyai riwayat

    penyakit kulit. Pekerja yang mempunyai riwayat alergi pada kulit cenderung terkena dermatosisdaripada yang tidak mempunyai riwayat alergi pada kulit. Pekerja yang selalu memakai APD sarung

    tangan juga cenderung terkena dermatosis daripada yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai

    sama sekali. Pekerja yang kebersihan perorangannya buruk lebih banyak yang dermatosis daripada

    yang kebersihan perorangannya baik atau sedang.

    3.5.1 Permasalahan

    Penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi adalah dematosis akibat kerja yaitu sekitar 50 60

    %. Salah satu penyebab dermatosis akibat kerja adalah karena bahan kimia yang dapat menyebabkan

    dermatosis kontak. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi dermatosis karena bahan kimia

    pada pekerja industri batik di Surakarta adalah 32,7 %. Pekerja yang menggunakan bahan kimia lebihbanyak menderita dermatosis (54,5 %).

    3.5.2 Landasan Hukum

    Per.02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan

    Keselamatan Kerja

    Pasal 3 ayat 1 : pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat

    kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya

    pengaruh-pengaruh dari pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari

    pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.

    Per.01/Men/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

    Pasal 2 ayat 1: Apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan

    khusus sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

    Per.02/Men/1980 ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan Badan yang

    ditunjuk wajib melaporkan secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan

    Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat.

  • 7/22/2019 DKK Contoh Kasus kecelakaan

    16/16

    Pasal 3 ayat 1 : laporan sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat (1) harus dilakukan dalam

    waktu paling lama 2x24 jam setelah penyakit tersebut dibuat diagnosanya

    Pasal 4

    1) Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan-tindakan preventif agar penyakit akibat

    kerja yang sama tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya.

    2) Pengurus wajib menyediakan secara Cuma-Cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan

    penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit

    akibat kerja

    Pasal 5 ayat (1) sampai (5)

    3.5.3 Analisis

    Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa Penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi adalah

    dematosis akibat kerja yaitu sekitar 50 60 %. Ini terbukti dengan hasil penelitian yang dilakukan

    pada pekerja batik di Surakarta yang menyatakan bahwa proporsi dermatosis karena bahan kimia

    pada pekerja industri batik di Surakarta adalah 32,7 %. Pekerja yang menggunakan bahan kimia lebih

    banyak menderita dermatosis (54,5 %).

    Dermatosis adalah segala bentuk kelainan kulit yang timbul pada waktu bekerja atau disebabkan oleh

    pekerjaan. Istilah dermatosis lebih tepat dari pada dermatitis, sebab kelainan kulit akibat kerja tidak

    selalu suatu peradangan, melainkan juga tumor dan alergi.

    Dalam kasus ini, hal yang seharusnya dilakukan oleh pemilik usaha terutama perusahaan yang

    bergerak di bidang kimia atau pemakaian zat kimia seperti industri tekstil adalah menjamin kesehatan

    pekerjanya dengan menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan secara berkala karena dengan

    mempertimbangkan paparan pekerja terhadap bahan kimia secara terus menerus saat

    bekerja menyebabkan besarnya peluang bagi pekerja untuk terserang dermatosis. Selain itu,

    perusahaan juga diharapkan menyusun program pencegahan untuk mengatasi permasalahan tersebut.