idk case 4 dhf_edit (done)

41
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done) http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 1/41 DEMAM BERDARAH DENGUE Definisi Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD ( dengue haemorrhagic fever /DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik. Pada DBD teradi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan !airan di rongga tubuh. "indrom renatan dengue ( dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renatan/syok. Etiologi Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter #$nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul % & '$. erdapat % serotipe virus tipe yaitu D*+', D*+-, D*+#, dan D*+% yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat serotype ditemukan di ndonesia dengan D*+# merupakan serotype terbanyak. erdapat reaksi silang antara serotype dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese encephalitis dan West Nile virus. Epidemiologi Demam berdarah dengue tersebar di ilayah 0sia enggara, Pasifik Barat dan 1aribia. ndonesia merupakan ilayah endemis dengan sebaran di seluruh ilayah tanah air. nsiden DBD di ndonesia antara hingga '2 per '$$.$$$ penduduk ('343 hingga '332)5 dan pernah meningkat taam saat keadian luar biasa hingga #2 per '$$.$$$ penduduk pada tahun '334, sedangkan mortalitas DBD !enderung menurun hingga men!apai -6 pada tahun '333. Penularan infeksi virus dengue teradi melalui vektor nyamuk genus 0edes (terutama  A. aegypti dan A. albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu beana yang  berisi air ernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya). Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue yaitu 7 ') 8ektor 7 perkembang biakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di lingkungan, transportasi vektor dilingkungan, transportasi vektor dai satu tempat ke tempat lain5 -) Peamu 7 terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan enis kelamin5 #) 9ingkungan 7 !urah huan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk . Patogenesis Patogenesis teradinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat baha mekanisme imunopatologis  berperan dalam teradinya demam berdarah dengue dan sindrom renatan dengue. :espon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah 7

Upload: krisna-perdana

Post on 25-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 1/41

DEMAM BERDARAH DENGUE

Definisi

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever /DHF)

adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,

nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,trombositopeniadan diathesis hemoragik. Pada DBD teradi perembesan plasma yang ditandai

oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan !airan di rongga tubuh.

"indrom renatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang

ditandai oleh renatan/syok.

Etiologi

Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk 

dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 

#$nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul % & '$.

erdapat % serotipe virus tipe yaitu D*+', D*+-, D*+#, dan D*+% yang semuanya

dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat serotypeditemukan di ndonesia dengan D*+# merupakan serotype terbanyak. erdapat reaksi silang

antara serotype dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese encephalitis dan

West Nile virus.

Epidemiologi

Demam berdarah dengue tersebar di ilayah 0sia enggara, Pasifik Barat dan 1aribia.

ndonesia merupakan ilayah endemis dengan sebaran di seluruh ilayah tanah air. nsiden

DBD di ndonesia antara hingga '2 per '$$.$$$ penduduk ('343 hingga '332)5 dan pernah

meningkat taam saat keadian luar biasa hingga #2 per '$$.$$$ penduduk pada tahun '334,sedangkan mortalitas DBD !enderung menurun hingga men!apai -6 pada tahun '333.

Penularan infeksi virus dengue teradi melalui vektor nyamuk genus 0edes (terutama  A.

aegypti dan A. albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi

lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu beana yang

 berisi air ernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya).

Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue yaitu 7

') 8ektor 7 perkembang biakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di

lingkungan, transportasi vektor dilingkungan, transportasi vektor dai satu tempat ke

tempat lain5

-) Peamu 7 terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan

terhadap nyamuk, usia dan enis kelamin5

#) 9ingkungan 7 !urah huan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk .

Patogenesis

Patogenesis teradinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih diperdebatkan.

Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat baha mekanisme imunopatologis

 berperan dalam teradinya demam berdarah dengue dan sindrom renatan dengue. :espon

imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah 7

Page 2: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 2/41

a) :espon humoral berupa pembentukan antibody yang berparan dalam proses

netralisasi virus, sitolisis yang dimeasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi

antibody. 0ntibody terhadap virus dengue berperan dalam memper!epat replikasi

virus pad monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependent 

enhancement (0D*)5

 b) 9imfosit baik helper (;D%) dan sitotoksik (;D4) berepran dalam respon imunseluler terhadap virus dengue. Diferensiasi helper yaitu H' akan memproduksi

interferon gamma, 9- dan limfokin, sedangkan H- memproduksi 9%, 92, 9

dan 9'$5

!) <onosit dan makrolag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi.

 +amun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi

sitokin oleh makrofag5

d) "elain itu aktivitasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya ;#a

dan ;2a.

Halstead pada tahun '3=# mengaukan hipotesis  secondary heterologous infection yangmenyatakan baha DHF teradi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan tipe

yang berbeda. :einfeksi menyebabkan reaksi anamnestik antibodi sehingga mengakibatkan

konsentrasi kompleks imun yang tinggi.

1urang dan *nnis pada tahun '33% merangkum pendapat Halstead dan peneliti lain5

menyatakan baha infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang mefagositosis

kompleks virusantibody non netralisasi sehingga virus bereplikasi di makrofag. eradinya

infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi helper dan sitotoksik sehingga

diprosuksi limfokin dan interferon gamma. nterferon gamma akan mengaktivasi monosit

sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti histamin, +F> , 9', dan 9.

Peningkatan ;#a dan ;2a teradi melalui aktivasi kompleks virusantibody yang ugamenyebabkan teradinya kebo!oran plasma.

 

?ambaran sumsum tulang pada fase aal infeksi (@2 hari) menunukkan keadaan hiposeluler 

dan supresi megakariosit. "etelah keadaan nadir ter!apai akan teradi peningkatan proses

hematopoiesis termasuk megakariopoiesis. 1adar tromobopoietin dalam darah pada saat

teradi trombositopenia ustru menunukkan kenaikan, hal ini menunukkan teradinya

stimulasi tromobositopenia. Destruksi trombosit teradi melalui pengikatan fragmen ;#g,

terdapatnya antibody 8D, konsumsi trombosit selama proses koagulopati dan sekuestrasi di

 perifer. ?angguan fungsi trombosit teradi melalui mekanisme gangguan pelepasan 0DP,

 peningkatan kadar btromoboglobulin dan PF% yang merupakan petanda degranulasi

tromobosit.

1oagulopati teradi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang menyebabkan

disfungsi endotel. Berbagai penelitian menunukkan teradinya koagulopati konsumtif pada

demam berdarah dengue stadium dan 8. 0ktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue

teradi melalui aktivasi alur ekstrinsik (tissue factor pathway).

Manifestasi klinis dan perjalanan penyakit

<anifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat berupa demam

yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue (""D).

Pada umumnya pasien mengalami fase demam -= hari, yang diikuti oleh fase kritis selam -

# hari. Pada aktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk

teradi renatan ika tidak mendapat pengobatan tidak adekuat

Page 3: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 3/41

Pemeriksaan penunjang

Laoratorium

Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue

adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, umlah trombosit dan hapusan

darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru.Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi

antigen virus :+0 dengue dengan teknik :P;: ( Reserve ranscriptase !olymerase "hain

 Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi

adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, g< maupun g?.

Parameter 9aboratoris yang dapat diperiksa antara lain 7

A 9eukosit7 dapat normal atau menurun. <ulai hari ke# dapat ditemui limfositosis

relative (%26 dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (9PB) '26

dari umlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.

A rombosit7 umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke #4.

A Hematokrit7 1ebo!oran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatanhematokrit C -$6 dari hematokrit aal, umumnya dimulai pada hari ke# demam.

A Hemostasis7 Dilakukan pemeriksaan P, 0P, Fibrinogen, DDimer, atau FDP pada

keadaan yang di!urigai teradi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.

A Protein/albumin7 Dapat teradi hipoproteinemia akibat kebo!oran plasma.

A "?/"?P (serum alanin aminotransferase)7 dapat meningkat.

A Ereum, 1reatinin7 bila didapatkan gangguan fungsi ginal.

A *lektrolit7 sebagai parameter pemantauan pemberian !airan.

A ?olongan darah7 dan cross ma!th (ui !o!ok serasi)7 bila akan diberikan transfusi

darah atau komponen darah.

A muno serologi dilakukan pemeriksaan g< dan g? terhadap dengue.! "gM7 terdeksi mulai hari ke #2, meningkat sampai minggu ke#, menghilang

setelah $3$ hari.

! "gG7 pada infeksi primer, g? mulai terdeteksi pada hari ke'%, pada infeksi

sekunder g? mulai terdeteksi hari ke-.

A Ei 7 Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari

 peraatan, ui ini digunakan untuk kepentingan surveilans.

Pemeriksaan radiologis

Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila teradi

 perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat diumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan

foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). 0sites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan E"?.

Diagnosis

<asa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar % hari (rentang #'% hari), timbul geala

 prodormal yang tidak khas seperti 7 nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.

A# Demam Dengue $DD%

<erupakan penyakit demam akut selama -= hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi

klinis sebagai berikut7

A +yeri kepala.

A +yeri retrooebital.

A <ialgia / artralgia

Page 4: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 4/41

A :uam kulit.

A <anifestasi perdarahan (petekie atau ui bending positif).

A 9eukopenia.

dan pemeriksaan serologi dengue positif, ayau ditemukan pasien DD/DBD yang sudah

dikonfirmasi pada lokasi dan aktu yang sama.

B# Demam Berdara& Dengue $DBD%#

Berdasarkan kriteria H '33= diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal ini di baah ini

dipenuhi 7

A Demam atau riayat demam akut, antara -= hari, biasanya bifasik.

A erdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut 7

! Ei bendung positif.

! Petekie, ekimosis, atau purpura.

! Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan

dari tempat lain.! Hematemesis atau melena.

A rombositopenia (umlah trombosit @'$$.$$$/ul).

A erdapat minimal satu tandatanda plasma leakage (kebo!oran plasma) sebagai

 berikut 7

! Peningkatan hematokrit -$6 dibandingkan standar sesuai dengan umur dan enis

kelamin.

! Penurunan hematokrit -$6 setelah mendapat terapi !airan, dibandingkan dengan

nilai hematokrit sebelumnya.

! anda kebo!oran plasma seperti 7 efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.

Dari keterangan di atas terlihat baha perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada

DBD ditemukan adanya kebo!oran plasma.

'# (indrom (yok Dengue $((D%#

"eluruh kriteria di atas untuk DBD disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi yang

!epat dan lemah, tekanan darah turun (G -$ mmHg), hipotensi dibandingkan standar sesuai

umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah.

Diagnosis anding

Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis dengan demamtiroid, !ampak, influena, !hikungunya dan leptospirosis.

)omplikasi

! *nsefalopati dengue

! edem paru

! ?angguan ginal

Pen*ega&an

Page 5: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 5/41

'. <elakukan langkah #<

A <enguras bak air 

A <enutup tempat yang mungkin menadi tempat berkembang biak nyamuk 

A <engubur barangbarang bekas

-. Pemberian bubuk abate pada tempat penampungan air 

#. Dilakukan fogging

%. <enggunakan kelambu atau obat nyamuk saat tidur siang.

Demam ;hikungunya

Page 6: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 6/41

Definisi

Demam ;hikungunya adalah suatu penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk dan

dikenal pasti pertama kali di anania pada tahun '32-. +ama !hikungunya ini berasal dari

kata kera dasar bahasa <akonde yang bermaksud ImembungkukJ, menga!u pada postur 

 penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia)

Etiologi

Penyakit Demam ;hikungunya disebabkan oleh virus ;hikungunya (;H18) yang termasuk 

keluarga ogaviridae, ?enus 0lphavirus dan ditularkan oleh nyamuk 0edes aegypti dan

0edes albopi!tus. ;H18 sebagai penyebab ;hikungunya masih belum diketahui pola

masuknya ke ndonesia. "ekitar -$$#$$ tahun lalu ;H18 merupakan virus pada hean

 primata di tengah hutan atau savana di 0frika. "ata primata yang dinilai sebagai pelestari

virus adalah bangsa baboon (Papio sp), ;er!opithe!us sp. "iklus di hutan diantara sata

 primata dilakukan oleh nyamuk 0edes sp ;ara transmisi bagi !hikungunya ini adalah

ve!torborne yaitu melalui gigitan nyamuk 0edes sp yang terinfeksi. ransmisi melalui

darah berkemungkinan bisa teradi dengan satu kasus pernah dilaporkan. ;H18 dikatakan

tidak bisa ditularkan malalui 0"

+anda Dan Gejala

:atarata masa inkubasi bagi ;hikungunya adalah sekitar -'- hari tetapi umumnya #= hari.

?eala yang sering ditimbulkan infeksi virus ini berupa demam mendadak disertai menggigil

selama -2 hari. ?eala demam biasanya timbul mendadak se!ara tibatiba dengan deraat

tinggi ( %$K;). Demam kemudian menurun setelah -# hari dan bisa kambuh kembali ' hari berikutnya. Demam uga sentiasa berhubungan dengan gealageala lainnya seperti sakit

kepala, mual dan nyeri abdomen.

  +yeri sendi (arthralgia) dan otot(myalgia) bisa mun!ul pada penderita !hikungunya.

1eluhan arthralgia ini ditemukan sekitar 4$6 pada penderita !hikungunya dan biasanya

sendi yang sering dikeluhkan adalah sendi lutut,siku, pergelangan, ari kaki dan tangan serta

tulang belakang. Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan

 berusaha mengurangi dan membatasi gerakan. ?eala ini dapat bertahan selama beberapa

minggu, bulan bahkan ada yang sampai bertahan beberapa tahun sehingga dapat menyerupai

:heumatoid 0rtritis. +yeri otot pula bisa teradi pada seluruh otot terutama pada otot

 penyangga berat badan seperti pada otot bagian leher, daerah bahu dan anggota gerak.

Pada kebanyakan penderita , geala peradangan sendi biasanya diikuti dengan adanya ber!ak 

kemerahan makulopapuler yang bersifat nonpruriti!. Ber!ak kemerahan ini sering

ditemukan pada bagian tubuh dan anggota gerak tangan dan kaki. Ber!ak ini akan

menghilang setelah ='$ hari dan kemudiannya diikuti dengan deskuamasi.

 ?ealageala lain yang bisa ditemukan termasuk sakit kepala, pembesaran kelenar getah

 bening di leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.

Page 7: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 7/41

Pemeriksaan Laoratorium

Deteksi dini dan diagnosis yang teratur memainkan peran penting dalam mengontrol infeksi

virus ini se!ara efektif. Pemeriksaan melihat perkembangan g< melalui enyme linked

immunosorbent asssay (<0;*9"0) telah menadi pemeriksaan serologi yang maor 

karena teknik pemeriksaan ini sangat !epat dan reliabel.

eknik pemeriksaaan lain yang bisa dilakukan untuk mendeteksi dan mengindentifikasi

antigen virus adalah teknik immunofluores!ent antibodi se!ara tidak langsung. :everse

trans!ription polymerase !hain rea!tion (:P;:) uga telah dikenal sangat berguna dalam

mendiagnosa virus !hikungunya (;H18) dengan !epat. <alah :P;: uga merupakan

teknik mendeteksi m:+0 yang paling sensitif. Dibandingkan dengan - teknik lain yang

sering digunakan untuk menkuantifikasi m:+0 level yaitu +orthen blot analysis dan :+ase

 prote!tion assay, :P;: dapat digunakan untuk menkuantifikasi m:+0 level dari umlah

sampel yang ke!il. <alah kombinasi : P;: dan nested P;: terbukti efisien untuk deteksi

spesifik dan mengenotip ;H18.

Pengoatan

"ehingga kini masih tiada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin yang berguna

sebagai tindakan preventif uga belum ditemukan. Pengobatannya hanya bersifat

simptomatis dan supportif seperti pemberian analgesik, antipiretik, anti inflamasi. Pemberian

aspirin kepada penderita demam !hikungunya ini tidak dianurkan karena dikuatiri efek 

aspirin terhadap platelet. Pemberian !hloroLuine phosphate sangat efektif untuk arthritis

!hikungunya kronis.

Penularan abah !hikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti berminat

mengembangkan agen antivirus baru, :+0i. anya bertindak men!egah infeksi yang

ditimbulkan virus dengan mengganggu post trans!riptional e&pression m:+0.

)omplikasi

Penyebab morbiditas yang tertinggi adalah dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit dan

hipoglikemia. Beberapa komplikasi lain yang dapat teradi meskipun arang berupa gangguan

 perdarahan, komplikasi neurologis, pneumonia dan gagal nafas

Prognosis 

Penyakit ini bersifat self limiting diseases, tidak pernah dilaporkan adanya kematian

sedangkan keluhan sendi mungkin berlangsung lama. Penelitian sebelumnya pada '$= kasus

infeksi ;hikungunya menunukkan 4=,36 sembuh sempurna, #,=6 mengalami kekakuan

sendi atau mild dis!omfort, -,46 mempunyai persistent residual oint stiffness tapi tidak 

nyeri dan 2,6 mempunyai keluhan sendi yang persistent, kaku dan sering mengalami efusi

sendi.

Pen*ega&an

Page 8: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 8/41

<elihat masih tiada kematian karena !hikungunya yang dilaporkan dan tiada pengobatan

spesifik dan vaksin yang sesuai, maka upaya pen!egahan sangat dititikberatkan. Epaya ini

lebih menurus ke arah pemberantasan sarang nyamuk penular dengan !ara membasmi entik 

nyamuk. ndividu yang menderita demam !hikungunya ini sebaiknya diisolasi sehingga

dapat di!egah penularannya ke orang lain. indakan pen!egahan gigitan nyamuk bisadilakukan dengan menggunakan obat nyamuk dan repelan tetapi pen!egahan yang sebaiknya

 berupa pemberantasan sarang nyamuk penular. Pemberantasan sarang nyamuk seharusnya

dilakukan pada seluruh ;ara memberantas nyamuk 0edes aegypti dan 0edes albopi!tus

yang tepat melalui Pemberantasan "arang +yamuk.

'ampak $Rueola%

Definisi

O Penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus.

Page 9: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 9/41

(inonim

O :ubeola

O <orbili

O <easles

Epidemiologi

O <enurut "urvei 1esehatan :umah angga ("1:) !ampak merupakan urutan ke 2

dari '$ ma!am penyakit utama pada bayi dan urutan ke 2 dari '$ ma!am penyakit

utama anak usia '% tahun.

O <erupakan penyakit endemis terutama di negara berkembang.

Etiologi

8irus ;ampak 

O Famili !aramy#ovirus

O ?enus $orbillivirus

O 8irus tetap aktif min. #% am pada suhu kamar, '2 minggu dalam pengaet beku, min.

% minggu disimpan dalam suhu #2M; dan beberapa hari pada suhu $M;.

O 8irus tidak aktif pada pH rendah.

Gejala klinis

O (tadium masa inkuasi '$'- hari.

O (tadium prodromal  demam ringansedang, batuk yang makin berat, peradangan

mata, koria, dan ber!ak koplik (ber!ak putih pada mukosa pipi).

O (tadium ak&ir  demam tinggi dan mun!ul ruam kulit (mulai dari belakang telinga,

leher, aah, tubuh, ekstremitas)

Page 10: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 10/41

Page 11: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 11/41

Page 12: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 12/41

Diagnosis

O solasi virus sampel dari sekret nasofaring dan konungtiva, darah, dan urin.

O "erologi g< spesifik.

O P;: :+0 virus.

Diagnosis anding

O :ubella

O Demam skarlatina

O :uam akibat obatobatan

)omplikasi

O 9aringitis akut

O Bronkopneumonia

O 1eang demam

O *nsefalitis

O ""P* %&ubacute &clerosing !anencephalitis'

O titis media

Pengoatan

O anpa komplikasi berobat alan.

O Pengobatan simptomatik antipiretik, ekspektoran, vitamin 0, dan antibiotik (bila

ada infeksi sekunder)

Pen*ega&an

Page 13: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 13/41

O munisasi !ampak pada bayi usia 3 bulan. Berasal dari virus hidup yang dilemahkan

dan diberikan se!ara subkutan dalam atau i.m dengan dosis $,2 !!.

RUBELLA (CAMPAK JERMAN)

DEFINISI

  Campak Jerman (Rubella, Campak !ar") a#ala! $ua%u "n&ek$" '"ru$

menular, an men"mbulkan e*ala an r"nan (m"$alna ner" $en#" #an

ruam kul"%)+ Berbe#a #enan ampak, rubella %"#ak %erlalu menular #an

 *aran meneran anak-anak+ J"ka meneran .an"%a !am"l (%eru%ama

pa#a $aa% ke!am"lan beru$"a /-01 m"nu), b"$a menebabkan

keuuran, kema%"an ba" #alam kan#unan a%au kela"nan ba.aan pa#a

ba"+

PEN2EBAB 34RANSMISI

Penebabna a#ala! '"ru$+ 5"ru$ rubella #"%ularkan melalu" per"kan lu#a!

pen#er"%a a%au karena k6n%ak #enan pen#er"%a+ Penak"% "n" *ua

#"%ularkan #ar" "bu !am"l kepa#a *an"n an bera#a #" #alam

kan#unanna+ Pen#er"%a b"$a menularkan penak"% "n" pa#a $aa%0

m"nu $ebelum munulna ruam $ampa" 0 m"nu $e%ela! ruam

men!"lan+ Ba" baru la!"r an %er"n&ek$" ke%"ka ma$"! bera#a #alam

kan#unan, $elama beberapa bulan $e%ela! la!"r, b"$a menularkan

penak"% "n"+ Kekebalan $eumur !"#up #"per6le! $e%ela! men#er"%a

penak"% "n"+ 7aba! b"$a %er*a#" #enan "n%er'al 8-9 %a!un+ S"n#r6ma

rubella k6nen"%al %er*a#" pa#a :;< a%au leb"! ba" an la!"r #ar" "bu

an men#er"%a rubella pa#a %r"me$%er per%ama+ J"ka "bu men#er"%a "n&ek$""n" $e%ela! ke!am"lan beru$"a leb"! #ar" :1 m"nu, *aran %er*a#" kela"nan

ba.aan pa#a ba"+ Kela"nan ba.aan an b"$a #"%emukan pa#a ba" baru

la!"r a#ala! %ul", ka%arak, m"kr6$e&alu$, ke%erbelakanan men%al, kela"nan

 *an%un ba.aan #an kela"nan la"nna+

=EJALA

=e*ala mula" %"mbul #alam .ak%u 0>-:0 !ar" $e%ela! %er"n&ek$"+ Pa#a anak-

anak, e*alana #"a.al" #enan ra$a %"#ak enak ba#an $elama 0-; !ar",

#emam an %"#ak be"%u %"n" (/ Cel$"u$), #"$er%a" pembenkakankelen*ar e%a! ben"n kepala #an le!er, ka#an #"$er%a" ner" $en#"+ 4"#ak

Page 14: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 14/41

%er#apa% ner" %en6r6kan, %e%ap" %en6r6kan !ana %erl"!a% aak

mera!+ Pa#a #e.a$a, e*ala a.al %er$ebu% $"&a%na r"nan a%au $ama

$ekal" %"#ak %"mbul+Ruam (kemera!an kul"%) munul #an berlan$un

$elama !ar"+ Pa#a mulana ruam %"mbul #" .a*a! #an le!er, lalu

menebar ke ba%an ba#an, lenan #an %unka"+ Pa#a lan"%-lan"% mulu%%"mbul b"n%"k-b"n%"k kemera!an+ =e*ala la"n #ar" rubella, an

$er"n #"%emu" pa#a rema*a #an 6ran #e.a$a, %erma$uk? $ak"% kepala,

kuran na&$u makan, 6n*un%"'"%"$ r"nan (pembenkakan pa#a kel6pak

ma%a #an b6la ma%a), !"#un an $e$ak #an ba$a!, kelen*ar e%a!

ben"n an membenkak #" ba"an la"n %ubu!, $er%a a#ana ra$a $ak"%

#an benkak pa#a per$en#"an (%eru%ama pa#a .an"%a mu#a)+ Banak

6ran an %erkena rubella %anpa menun*ukkan a#ana e*ala apa-apa+

Ke%"ka rubella %er*a#" pa#a .an"%a !am"l, #apa% %er*a#" $"n#r6m rubella

ba.aan, an p6%en$"al men"mbulkan keru$akan pa#a *an"n an $e#an

%umbu!+ Anak an %erkena rubella $ebelum #"la!"rkan bere$"k6 %"n"

menalam" ke%erlamba%an per%umbu!an, ke%erlamba%an men%al,

ke$ala!an ben%uk *an%un #an ma%a, %ul", #an pr6blema%"ka !a%", l"mpa

#an $um$um %ulan+

PA4O=ENESIS

Penak"% "n" #"%ularkan melalu" a"ran an keluar #ar" !"#un a%au

%en6r6kan,$ela"n "%u, #apa% #"%ularkan melalu" al"ran #ara! $e6ran

.an"%a an $e#an !am"l kepa#a *an"n an #"kan#unna+ Karena

penak"% "n" %er6l6n penak"% r"nan pa#a anak-anak, ba!aa me#"$

an u%ama #ar" penak"% "n" a#ala! "n&ek$" pa#a .an"%a !am"l, an #apa%

menebabkan $"n#r6m aa% ba.aan pa#a

 *an"n %er$ebu%+

Per"6#e "nkuba$" rubella a#ala! 0> - : !ar", #enan ra%a-ra%a "nkuba$"a#ala! 08 - 0/ !ar"+ Ruam rubella b"a$ana berlan$un $elama !ar"+

Pembenkakan kelen*ar akan berlan$un $elama $a%u m"nu a%au leb"!

#an $ak"% per$en#"an akan berlan$un $elama leb"! #ar" #ua m"nu+

Anak-anak an %erkena rubella akan pul"! #alam *anka .ak%u $a%u

m"nu $emen%ara pa#a 6ran #e.a$a membu%u!kan .ak%u leb"! lama

un%uk pul"!+

DIA=NOSA

D"an6$"$ #"%eakkan ber#a$arkan e*ala+

Page 15: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 15/41

D"an6$"$ pa$%" pa#a "bu !am"l b"$a #"%eakkan melalu" penukuran ka#ar

an%"b6#" %er!a#ap '"ru$ rubella+

KOMPLIKASI

Kebanakan anak-anak menalam" penembu!an %6%al+ Anak lak"-lak"a%au pr"a #e.a$a ka#an menalm" ner" pa#a %e$%"$ (bua! @akar) an

ber$"&a% $emen%ara+ Seper%"a .an"%a menalam" ner" $en#" a%au ar%r"%"$+

Pa#a .an"%a !am"l, ampak Jerman b"$a menebabkan keuuran,

kema%"an ba" #alam kan#unan a%aupun keuuran+ Ka#an %er*a#"

"n&ek$" %el"na (6%"%"$ me#"a)+ In&ek$" 6%ak (en$e&al"%"$) *aran %er*a#"+

PEN=OBA4AN

 4"#ak a#a pen6ba%an k!u$u$ un%uk ampak Jerman+ Un%uk menurunkan

pana$ b"$a #"ber"kan a$e%am"n6&en+

PENCE=AAN

Penea!an Rubella #apa% #"ea! #enan 'ak$"n rubella+ Imun"$a$"

rubella $eara lua$ #an mera%a $ana% pen%"n un%uk menen#al"kan

penebaran penak"% "n", an pa#a ak!"rna #apa% menea! aa%

ba.aanla!"r ak"ba% $"n#r6m rubella ba.aan+ 5ak$"n "n" b"a$ana #"ber"kan

kepa#a anak-anak beru$"a 0: - 0; bulan #an men*a#" ba"an #ar"

"mun"$a$" MMR an %ela! %er*a#.al+ D6$"$ ke#ua MMR b"a$ana #"ber"kanpa#a u$"a > - 8 %a!un, #an %"#ak b6le! leb"! #ar" 00 - 0: %a!un+

Sebaa"mana #enan "mun"$a$" la"nna, $elalu a#a peneual"an %er%en%u

#an ka$u$-ka$u$ k!u$u$+ D6k%er anak akan mem"l"k" "n&6rma$" an %epa%+

5ak$"n rubella %"#ak b6le!! #"ber"kan kepa#a .an"%a !am"l a%au .an"%a

an akan !am"l #alam *anka .ak%u $a%u bulan $e$u#a! pember"an

'ak$"n+ J"ka an#a berp"k"r un%uk !am"l, pa$%"kan ba!.a an#a kebal

%er!a#ap rubella melalu" %e$ #ara!+ J"ka %"#ak, $eba"kna an#a

men#apa%kan 'ak$"na$" $e%"#akna $a%u bulan $ebelum memula"

ke!am"lan+ 7an"%a !am"l an %"#ak kebal %er!a#ap rubella !aru$

men!"n#ar" 6ran an men"#ap penak"% "n" !aru$ #"ber"kan 'ak$"na$"

$e%ela! mela!"rkan $e!"na #"a akan kebal %er!a#ap penak"% "n" #"

ke!am"lan ber"ku%na+

Page 16: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 16/41

P*+00901"0+00+

D*<0< D*+?E*, D*<0< B*:D0:0H D*+?E* D0+

"+D:< "N1 D*+?E*

Pada dasarnya pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD) bersifat suportif, yaitu

mengatasi kehilangan !airan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan

sebagai akibat perdarahan. Pasien Demam Dengue (DD) dapat berobat alan sedangkan

 pasien DBD diraat di ruang peraatan biasa. etapi pada kasus DBD dengan komplikasi

diperlukan peraatan intensif. Entuk dapat meraat pasien DBD dengan baik, diperlukan

dokter danperaat yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, !airan kristaloid

dankoloid, serta bank darah yang senantiasa siap bila diperlukan. Diagnosis dini

danmemberikan nasehat untuk segera diraat bila terdapat tanda syok, merupakan hal yang

 penting untuk mengurangi angka kematian. Di pihak lain, peralanan penyakit DBD sulitdiramalkan. Pasien yang pada aktu masuk keadaan umumnya tampak baik, dalam aktu

singkat dapat memburuk dantidak tertolong. 1un!i keberhasilan tatalaksana DBD atau

"indrom "yok Dengue (""D) terletak pada ketrampilan para dokter untuk dapat mengatasi

masa peralihan dari fase demam ke fase penurunan suhu (fase kritis, fase syok) dengan baik.

,# Demam dengue

Pasien DD dapat berobat alan, tidak perlu diraat. Pada fase demam pasien dianurkan

• irah baring, selama masih demam.

• bat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.

• Entuk menurunkan suhu menadi @ #3M;, dianurkan pemberian parasetamol.

0setosal/salisilat tidak dianurkan (indikasi kontra) oleh karena dapat meyebabkangastritis, perdarahan, atau asidosis.

Page 17: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 17/41

• Dianurkan pemberian !airan danelektrolit per oral, us buah, sirop, susu, disamping

air putih, dianurkan paling sedikit diberikan selama - hari.

• <onitor suhu, umlah trombosit danhematokrit sampai fase konvalesen

.

Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda penyembuhan.

<eskipun demikian semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapatteradi selama - hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan oleh karena kemungkinan kita

sulit membedakan antara DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak elas

saat suhu turun, yaitu pada DD akan teradi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat

tanda aal kegagalan sirkulasi (syok). 1omplikasi perdarahan dapat teradi pada DD

tanpa disertai geala syok. leh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati bila terasa

nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa

seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut

merupakan tanda kegaatan, sehingga harus segera dibaa segera ke rumah sakit.

Penerangan untuk orang tua tertera pada 9ampiran '. Pada pasien yang tidak mengalami

komplikasi setelah suhu turun -# hari, tidak perlu lagi diobservasi. atalaksana DD

tertera pada Bagan - (atalaksana tersangka DBD).

-# Demam Berdara& Dengue

1etentuan Emum

Perbedaan patofisilogik utama antara DD/DBD/""D danpenyakit lain adalah adanya

 peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan perembesan plasma dangangguanhemostasis. ?ambaran klinis DBD/""D sangat khas yaitu demam tinggi mendadak,

diastesis hemoragik, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. <aka keberhasilan

tatalaksana DBD terletak pada bagian mendeteksi se!ara dini fase kritis yaitu saat suhu

turun (the time of deferves!en!e) yang merupakan *ase aal teradinya kegagalan

sirkulasi, dengan melakukan observasi klinis disertai pemantauan perembesan plasma

dangangguan hemostasis. Prognosis DBD terletak pada pengenalan aal teradinya

 perembesan plasma, yang dapat diketahui dari peningkatan kadar hematokrit.

Fase kritis pada umumnya mulai teradi pada hari ketiga sakit. Penurunan umlah

trombosit sampai @'$$.$$$/pl atau kurang dari '- trombosit/ pb (ratarata dihitung pada

'$ pb) teradi sebelum peningkatan hematokrit dansebelum teradi penurunan suhu.Peningkatan hematokrit -$6 atau lebih men!ermikan perembesan plasma dan merupakan

indikasi untuk pemberian !aiaran. 9arutan garam isotonik atau ringer laktat sebagai !airan

aal pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat ringan penyakit.

Perhatian khusus pada asus dengan peningkatan hematokrit yang terus menerus

danpenurunan umlah trombosit @ 2$.$$$/%'. "e!ara umum pasien DBD deraat dan

dapat diraat di Puskesmas, rumah sakit kelas D,; dan pada ruang raat sehari di rumah

sakit kelas B dan 0.

Fase Demam

atalaksana DBD fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD, bersifat simtomatik 

dansuportif yaitu pemberian !airan oral untuk men!egah dehidrasi. 0pabila !airan oraltidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang

Page 18: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 18/41

 berlebihan, maka !airan intravena rumatan perlu diberikan. 0ntipiretik kadangkadang

diperlukan, tetapi perlu diperhatikan baha antipiretik tidak dapat mengurangi lamanya

demam pada DBD. Parasetamol direkomendasikan untuk pemberian atau dapat di

sederhanakan seperti tertera pada tabel ' dosis parasetamol menurut kelompok umur.

:asa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi, anoreksia

dan muntah. Oenis minuman yang dianurkan adalah us buah, air teh manis, sirup, susu,

serta larutan oralit. Pasien perlu diberikan minum 2$ ml/kg BB dalam % am pertama.

"etelah keadaan dehidrasi dapat diatasi anak diberikan !airan rumatan 4$'$$ ml/kg BB

dalam -% am berikutnya. Bayi yang masih minum asi, tetap harus diberikan disamping

larutan olarit. Bila teradi keang demam, disamping antipiretik diberikan antikonvulsif 

selama demam.

Pasien harus diaasi ketat terhadap keadian syok yang mungkin teradi. Periode kritis

adalah aktu transisi, yaitu saat suhu turun pada umumnya hari ke #2 fase demam.Pemeriksaan kadar hematokrit berkala merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik 

untuk pengaasan hasil pemberian !airan yaitu menggambarkan deraat kebo!oran

 plasma danpedoman kebutuhan !airan intravena. Hemokonsentrasi pada umumnya teradi

sebelum diumpai perubahan tekanan darah dantekanan nadi. Hematokrit harus diperiksa

minimal satu kali seak hari sakit ketiga sampai suhu normal kembali.

Bila sarana pemeriksaan hematokrit tidak tersedia, pemeriksaan hemoglobin dapat

dipergunakan sebagai alternatif alaupun tidak terlalu sensitif. Entuk Puskesmas yang

tidak ada alat pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan dengan menggunakan Hb. "ahli

dengan estimasi nilai Ht # & kadar Hb

Penggantian 8olume Plasma

Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang teradi pada fase penurunan

suhu (fase afebris, fase krisis, fase syok) maka dasar pengobatannya adalah penggantian

volume plasma yang hilang. alaupun demikian, penggantian !airan harus diberikan

dengan biaksana dan berhatihati. 1ebutuhan !airan aal dihitung untuk -# am

 pertama, sedangkan pada kasus syok mungkin lebih sering (setiap #$$ menit).

etesan dalam -%-4 am berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda vital, kadar 

hematokrit, danumlah volume urin. Penggantian volume !airan harus adekuat, seminimal

mungkin men!ukupi kebo!oran plasma. "e!ara umum volume yang dibutuhkan adalah

 umlah !airan rumatan ditambah 246.

;airan intravena diperlukan, apabila

Page 19: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 19/41

') 0nak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi sehingga tidak 

rnungkin diberikan minum per oral, ditakutkan teradinya dehidrasi sehingga

memper!epat teradinya syok.

-) +ilai hematokrit !enderung meningkat pada pemeriksaan berkala. Oumlah !airan

yang diberikan tergantung dari deraat dehidrasi dan kehilangan elektrolit,

dianurkan !airan glukosa 26 di dalam larutan +a;l $,%26. Bila terdapatasidosis, diberikan natrium bikarbonat =,%6 '- ml/kgBB intravena bolus

 perlahanlahan.

0pabila terdapat hemokonsentrasi -$6 atau lebih maka komposisi enis !airan yang

diberikan harus sama dengan plasma. 8olume dankomposisi !airan yang diperlukan

sesuai !airan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang, yaitu !airan rumatan Q

defisit 6 (2 sampai 46), seperti tertera pada tabel - dibaah ini.

Pemilihan enis danvolume !airan yang diperlukan tergantung dari umur dan berat badan pasien serta deraat kehilangan plasma, yang sesuai dengan deraat hemokonsentrasi. Pada

anak gemuk, kebutuhan !airan disesuaikan dengan berat badan ideal untuk anak umur 

yang sama. 1ebutuhan !airan rumatan dapat diperhitungan dari tabel # berikut.

<isalnya untuk anak berat badan %$ kg, maka !airan rumatan adalah '2$$Q(-$&-$)

'3$$ ml. Oumlah !airan rumatan diperhitungkan -% am. leh karena perembesan

 plasma tidak konstan (perembesam plasma teradi lebih !epat pada saat suhu turun), maka

volume !airan pengganti harus disesuaikan dengan ke!epatan dankehilangan plasma,

yang dapat diketahui dari pemantauan kadar hematokrit. Penggantian volume yang

 bedebihan dan terusmenerus setelah plasma terhenti perlu mendapat perhatian.

Perembesan plasma berhenti ketika memasuki fase penyembuhan, saat teradi reabsorbsi

Page 20: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 20/41

!airan ekstravaskular kembali kedalam intravaskuler. 0pabila pada saat itu !airan tidak 

dikurangi, akan menyebabkan edema paru dandistres pernafasan.

Pasien harus diraat dansegera diobati bila diumpai tandatanda syok yaitu gelisah,

letargi/lemah, ekstrimitas dingin, bibir sianosis, oliguri, dan nadi lemah, tekanan nadi

menyempit (-$mmHg atau kurang) atau hipotensi, dan peningkatan mendadak dari kadar hematokrit atau kadar hemato!rit meningkat terus menerus alaupun telah diberi !airan

intravena.

Oenis ;airan (rekomendasi H)

• 1ristaloid.

9arutan ringer laktat (:9)

9arutan ringer asetat (:0)

9arutan garam faali (?F)

Dekstrosa 26 dalam larutan ringer laktat (D2/:9)

Dekstrosa 26 dalam larutan ringer asetat (D2/:0)

Dekstrosa 26 dalam '/- larutan garam faali (D2/'/-9?F)

(;atatan7Entuk resusitasi syok dipergunakan larutan :9 atau :0 tidak boleh

larutan yang mengandung dekstran)

• 1oloid.

Dekstran %$

Plasma

0lbumin

#. "indrom "yok Dengue

"yok merupakan 1eadaan kegaatan. ;airan pengganti adalah pengobatan yang utama

yang berguna untuk memperbaiki kekurangan volume plasma. Pasien anak akan !epat

mengalami syek dan sembuh kembali bila diobati segera dalam %4 am. Pada penderita

""D dengan tensi tak terukur dan tekanan nadi @-$ mm Hg segera berikan !airan

kristaloid sebanyak -$ ml/kg BB/am seiama #$ menit, bila syok teratasi turunkan menadi

'$ ml/kgBB.

Penggantian 8olume Plasma "egera

Pengobatan aal !airan intravena larutan ringer laktat -$ ml/kg BB. etesan diberikanse!epat mungkin maksimal #$ menit. Pada anak dengan berat badan lebih, diberi !airan

sesuai berat BB ideal danumur '$ mm/kg BB/am, bila tidak ada perbaikan pemberian

!airan kristoloid ditambah !airan koloid. 0pabila syok belum dapat teratasi setelah $

menit beri !airan kristaloid dengan tetesan '$ ml/kg BB/am bila tidak ada perbaikan stop

 pemberian kristaloid danberi !airan koloid (dekstran %$ atau plasma) '$ ml/kg BB/am.

Pada umumnya pemberian koloid tidak melebihi #$ ml/kg BB. <aksimal pemberian

koloid '2$$ ml/hari, sebaiknya tidak diberikan pada saat perdarahan. "etelah pemberian

!airan resusitasi kristaloid dan koloid syok masih menetap sedangkan kadar hematokrit

turun, diduga sudah teradi perdarahan5 maka dianurkan pemberian transfusi darah segar.

0pabila kadar hematokrit tetap tinggi, maka berikan darah dalam volume ke!il ('$

ml/kg BB/am) dapat diulang sampai #$ ml/kgBB/ -% am. "etelah keadaan klinismembaik, tetesan infus dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis dankadar hematokrit.

Page 21: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 21/41

Pemeriksaan Hematokrit untuk <emantau Penggantian 8olume Plasma Pemberian !airan

harus tetap diberikan alaupun tanda vital telah membaik dan kadar hematokrit turun.

etesan !airan segera diturunkan menadi '$ ml/kg BB/am dan kemudian disesuaikan

tergantung dari kehilangan plasma yang teradi selama -%%4 am. Pemasangan ;8P yang

ada kadangkala pada pasien ""D berat, saat ini tidak dianurkan lagi.

;airan intravena dapat dihentikan apabila hematokrit telah turun, dibandingkan nilai Ht

sebelumnya. Oumlah urin/ml/kg BB/am atau lebih merupakan indikasi baha keadaaan

sirkulasi membaik. Pada umumnya, !airan tidak perlu diberikan lagi setelah %4 am syok 

teratasi. 0pabila !airan tetap diberikan dengan umlah yang berlebih pada saat teradi

reabsorpsi plasma dari ekstravaskular (ditandai dengan penurunan kadar hemato!rit setelah

 pemberian !airan rumatan), maka akan menyebabkan hypervolemia dengan akibat edema

 paru dangagal antung. Penurunan hematokrit pada saat reabsorbsi plasma ini angan

dianggap sebagai tanda perdarahan, tetapi disebabkan oleh hemodilusi. +adi yang kuat,

tekanan darah normal, diuresis !ukup, tanda vital baik, merupakan tanda teradinya fase

reabsorbsi.

1oreksi ?angguan <etabolik dan *lektrolit

Hiponatremia danasidosis metabolik sering menyertai pasien DBD/""D, maka analisis gas

darah dankadar elektrolit harus selalu diperiksa pada DBD berat. 0pabila asidosis tidak 

dikoreksi, akan mema!u teradinya 1D, sehingga tatalaksana pasien menadi lebih

kompleks.

Pada umumnya, apabila penggantian !airan plasma diberikan se!epatnya dan dilakukan

koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat, maka perdarahan sebagai akibat 1D, tidak 

akan teadi sehingga heparin tidak diperlukan.

Pemberian ksigen

erapi oksigen - liter per menit harus selalu diberikan pada semua pasien syok. Dianurkan

 pemberian oksigen dengan mempergunakan masker, tetapi harus diingat pula pada anak 

seringkali menadi makin gelisah apabila dipasang masker oksigen.

ransfusi Darah

Pemeriksaan golongan darah !rossmat!hing harus dilakukan pada setiap pasien syok,

terutama pada syok yang berkepanangan (prolonged sho!k).

Pemberian transfusi darah diberikan pada keadaan manifestasi perdarahan yang nyata.

1adangkala sulit untuk mengetahui perdarahan interna (internal haemorrhage) apabiladisertai hemokonsentrasi. Penurunan hemato!rit (misalnya dari 2$6 me.nadi %$6) tanpa

 perbaikan klinis alaupun telah diberikan !airan yang men!ukupi, merupakan tanda

adanya perdarahan.

Pemberian darah segar dimaksudkan untuk mengatasi pendarahan karena !ukup

mengandung plasma, sel darah merah dan faktor pembesar trombosit.

Plasma segar dan atau suspensi trombosit berguna untuk pasien dengan 1D dan

 perdarahan masif. 1D biasanya teradi pada syok berat dan menyebabkan perdarahan

masif sehingga dapat menimbulkan kematian.

Pemeriksaan hematologi seperti aktu tromboplastin parsial, aktu protombin, dan

fibrinogen degradation produ!ts harus diperiksa pada pasien syok untuk mendeteksi

Page 22: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 22/41

teradinya dan berat ringannya 1D. Pemeriksaan hematologis tersebut uga menentukan

 prognosis.

<onitoring

anda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi se!ara teratur untuk 

menilai hasil pengobatan. Halhal yang harus diperhatikan pada monitoring adalah•  +adi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus di!atat setiap '2 #$ menit atau

lebih sering, sampai syok dapat teratasi.

• 1adar hematokrit harus diperiksa tiap % am sekali sampai keadaan klinis pasien

stabil.

• setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai enis !airan, umlah,

dan tetesan, untuk menentukan apakah !airan yang diberikan sudah men!ukupi.

• Oumlah dan frekuensi diuresis.

Pada pengobatan syok, kita harus yakin benar baha penggantian volume intravaskuler 

telah benarbenar terpenuhi dengan baik. 0pabila diuresis belum !ukup ' ml/kg/BB,sedang umlah !airan sudah melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda overload antara

lain edema, pernapasan meningkat, maka selanutnya furasemid ' mg/kgBB dapat

diberikan. Pemantauan umlah diuresis, kadar ureum dankreatinin tetap harus dilakukan.

etapi, apabila diuresis tetap belum men!ukupi, pada umumnya syok belum dapat

terkoreksi dengan baik, maka pemberian dopamia perlu dipertimbangkan.

:uang :aat 1husus Entuk DBD

Entuk mendapatkan tatalaksana DBD lebih efektif, maka pasien DBD seharusnya diraat

di ruang raat khusus, yang dilengkapi dengan peraatan untuk kegaatan. :uang

 peraatan khusus tersebut dilengkapi dengan fasilitas laboratorium untuk memeriksa

kadar hemoglobin, hematokrit, dan trombosit yang tersedia selama -% am. Pen!atatanmerupakan hal yang penting dilakukan di ruang peraatan DBD. Paramedis dapat didantu

oleh orang tua pasien untuk men!atatumlah !airan baik yang diminum maupun yang

diberikan se!ara intravena, serta menampung urin serta men!atat umlahnya.

1riteria <emulangkan Pasien

Pasien dapat dipulang apabila, memenuhi semua keadaan dibaah ini

'.ampak perbaikan se!ara klinis

-.idak demam selaina -% am tanpa antipiretik 

#.idak diumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)

%. Hematokrit stabil

2. Oumlah trombosit !enderung naik 2$.$$$/pl. iga hari setelah syok teratasi

=. +afsu makan membaik 

00901"0+0 *+"*F09P0 D*+?E*

Pada ensefalopati !enderung teradi udem otak danalkalosis, maka bila syok telah teratasi

!airan diganti dengan !airan yang tidak mengandung H;$# dan umlah !airan harus

segera dikurangi. 9arutan laktat ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan +a;l ($,36)

7 glukosa (26) '7#. Entuk mengurangi udem otak diberikan de&ametason $,2 mg/kg

BB/kali tiap 4 am, tetapi bila terdapat perdarahan saluran !erna sebaiknya kortikosteroid

tidak diberikan.

Page 23: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 23/41

Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin 1 intravena #'$ mg selama # hari,

kadar gula darah diusahakan 4$ mg. <en!egah teradinya peningkatan tekanan

intra!ranial dengan mengurangi umlah !airan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi

asidosis dan elektrolit.

Peraatan alan nafas dengan pemberian oksigen yang adekuat. Entuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan neomisin dan laktulosa. Esahakan tidak memberikan

obatobat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi beban

detoksifikasi obat dalam hati.

ransfusi darah segar atau komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu

dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan dapat diberikan asam amino rantai

 pendek.

<engingat pada saat aal pasien datang kita belum selalu dapat menentukan diagnosis

DD/DBD dengan tepat, maka sebagai pedoman tatalakasana aal dapat dibagi dalam #

 bagan yaitu

atalaksana kasus tersangka DBD, termasuk kasus DD, DBD deraat dan DBD deraat

tanpa peningkatan kadar hematokrit. (Bagan - dan #)

atalaksana kasus DBD, temasuk kasus DBD deraat dengan peningkatan kadar 

hematokrit (Bagan %)

atalaksana kasus sindrom syok dengue, termasuk DBD deraat dan 8 (Bagan 2)

Page 24: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 24/41

1eterangan Bagan -

atalaksana 1asus ersangka DBD

Pada aal peralanan penyakit DBD tanda/gealanya tidak spesifik, oleh karena itu orang

tua/anggota keluarga diharapkan untuk aspada ika meiihat tanda/geala yang mungkin

merupakan geala aal penyakit DBD. anda/geala aal penyakit DBD ialah demam

tinggi -= hari mendadak tanpa sebab yang elas, terus menerus, badan terasa lemah/anak 

tampak lesu.

Pertamatama ditentukan terlebih dahulu

Page 25: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 25/41

') 0dakah tanda kedaruratan yaitu tanda syok (gelisah, nafas !epat, bibir biru, tangan

dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus menerus, keang, kesadaran menurun,

muntah darah, berak darah, maka pasien perlu diraat

-) 0pabila tidak diumpai tanda kedaruratan, periksa ui tourniLuet/ ui :umple 9eede/

ui bendung dan hitung trombosit5

a. Bila ui tourniLuet positif dan/ atau trombosit G '$$.$$$/pl, pasien diobservasi

(tatalaksana kasus tersangka DBD ) Bagan #

 b. Bila ui tourniLuet negatif dengan trombosit C '$$.$$$/pl atau normal , pasien

 boleh pulang dengan pesan untuk datang kembali setiap hari sampai suhu turun.

Pasien dianurkan minum banyak seperti air teh, susu, sirup, oralit, us buah dll

serta diberikan obat antipiretik golongan parasetamol angan golongan salisilat.

0pabila selama di rumah demam tidak turun pada hari sakit ketiga, evaluasi tanda

klinis adakah tandatanda syok yaitu anak menadi gelisah, uung kaki/tangan

dingin, sakit perut, berak hitam, ken!ing berkurang5 bila perlu periksa Hb, Ht,dantrombosit. 0pabila terdapat tanda syok atau terdapat peningkatan Hb/Ht

danatau penurunan trombosit, segera kembali ke rumah sakit.

Page 26: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 26/41

Page 27: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 27/41

1eterangan Bagan #

atalaksana 1asus tersangka DBD (9anutan Bagan -)

Pasien dengan keluhan demam -= hari, disertai ui tourniLuet positif (DBD deraat ) atau

disertai perdarahan spontan tanpa peningkatan hemato!rit (DBD deraat ) dapat dikelola

seperti tertera pada Bagan -.

0pabila pasien masih dapat minum, berikan minum sebanyak '- liter/hari atau ' sendok 

makan setiap 2 menit. Oenis minuman yang dapat diberikan adalah air putih, teh manis, sirop,

 us buah, susu atau oralit. bat antipiretik (parasetamol) diberikan bila suhu #4.2M;. Pada

anak dengan riayat keang dapat diberikan obat anti konvulsif.

0pabila pasien tidak dapat minum atau muntah terus menerus, sebaiknya diberikan infus

 +a;9 $,%26 7 dekstrosa 26 dipasang dengan tetesan rumatan sesuai berat badan. Disamping

itu perlu dilakukan pemeriksaaan Ht, Hb am dan trombosit setiap - am.

0pabila pada tindak lanut telah teradi perbaikan klinis dan laboratorium anak dapatdipulangkan5 tetapi bila kadar Ht !enderung naik dan trombosit menurun, maka infus !airan

diganti dengan ringer laktat dan tetesan disesuaikan seperti pada Bagan #.

Page 28: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 28/41

Page 29: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 29/41

Keterangan Bagan 4Tatalaksana Kasus DBD

Pa$"en DBD apab"la #"*umpa" #emam %"n" men#a#ak %eru$ meneru$ $elama !ar"%anpa $ebab an *ela$, #"$er%a" %an#a per#ara!an $p6n%an (%er$er"n per#ara!an kul"%#anmuk6$a a"%u pe%ek"e a%au m"m"$an) #"$er%a" penurunan *umla! %r6mb6$"% 011+111pl, #an pen"nka%an ka#ar !ema%6r"% (:1<)+

Pa#a $aa% pa$"en #a%an, ber"kan a"ran kr"$%al6"# r"ner lak%a%NaCI 1,9 < a%au#ek$%r6$a ;< #alam r"ner lak%a%NaCl 1,9 < 8- mlk BB*am+ M6n"%6r %an#a '"%al#anka#ar !ema%6kr"% $er%a %r6mb6$"% %"ap 8 *am+ Selan*u%na e'alua$" 0:-:> *am

0+ Apab"la $elama 6b$er'a$" kea#aan umum memba"k a"%u anak nampak %enan,%ekanan na#" kua%, %ekanan #ara! $%ab"l, #"ure$"$ ukup, #anka#ar % en#erun%urun m"n"mal #alam : kal" pemer"k$aan ber%uru%-%uru%, maka %e%e$an #"kuran"men*a#" ; mlkBB*am+ Apab"la #alam 6b$er'a$" $elan*u%na %an#a '"%al %e%ap $%ab"l,%e%e$an #"kuran" men*a#" mlkBB*am #an ak!"rna a"ran #"!en%"kan $e%ela! :>-

>/ *am+

:+ Perlu #""na% ba!.a $eper%"a ka$u$ akan *a%u! ke #alam $6k+ Maka apab"la kea#aankl"n"$ pa$"en %"#ak a#a perba"kan, anak %ampak el"$a!, na&a$ epa% (#"$%re$perna&a$an), &rekuen$", na#" men"nka%, #"ure$"$ kuran, %ekanan na#" :1 mmmemburuk, #"$er%a" pen"nka%an %, maka %e%e$an #"na"kkan men*a#" 01mlkBB*am, $e%ela! 0 *am %"#ak a#a perba"kan %e%e$an #"na"kkan men*a#" 0;mlkBB*am+ Apab"la %er*a#" #"$%re$ perna&a$an #an % na"k maka ber"kan a"rank6l6"# :1-1 mlkBB*amG %e%ap" apab"la % %urun berar%" %er#apa% per#ara!an,ber"kan %ran&u$" #ara! $ear 01 mlkBB*am+ B"la kea#aan kl"n"$ memba"k, makaa"ran #"$e$ua"+

Page 30: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 30/41

Page 31: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 31/41

Keterangan Bagan 5Sidrom Syok Dengue (SSD)

S"n#r6m S6k Denue "ala! DBD #enan e*ala, el"$a!, na&a$ epa%, na#" %eraba ke"l,lembu% a%au %ak %eraba, %ekanan na#" menemp"% (m"$alna $"$%6l"k 91 #an #"a$%6l"k /1mm, *a#" %ekanan na#" :1 mm), b"b"r b"ru, %anan kak" #"n"n, %"#ak a#a pr6#uk$"ur"n+

0) (0)+ Seera ber" "n&u$ kr"$%al6"# (r"ner lak%a% a%au NaCl 1,9<) 01-:1m0kBB$eepa%na (#"ber"kan #alam b6lu$ $elama 1 men"%) #an6k$"en : l"%ermen"%+Un%uk SSD bera% (DBD #era*a% I5, na#" %"#ak %eraba #an %en$" %"#ak %erukur)#"ber"kan r"ner lak%a% :1 mlkBB ber$ama k6l6"# (l"!a% bu%"r :)+ Ob$er'a$" %en$"#anna#" %"ap 0; men"%, !ema%6kr"% #an%r6mb6$"% %"ap >-8 *am+ Per"k$a elek%r6l"%#an ula #ara!+

:) (:) Apab"la #alam .ak%u 1 men"% $6k belum %era%a$", %e%e$an r"ner lak%a% %e%ap#"lan*u%kan 0;-:1 mlk BB, #"%amba! pla$ma (&re$! &r6@en pla$ma) a%au k6l6"#(#ek$%ran >1) $ebanak 01-:1 mlk BB, mak$"mal 1 mlk BB (k6l6"# #"ber"kan

pa#a la*ur "n&u$ an $ama #enan kr"$%al6"#, #"ber"kan $eepa%na)+ Ob$er'a$"kea#aan umum, %ekanan #ara!, kea#aan na#" %"ap 0; men"%, #anper"k$a!ema%6kr"% %"ap >-8 *am+ K6rek$" a$"#6$"$, elek%r6l"%, #anula #ara!+

a+ Apab"la $6k %ela! %era%a$" #"$er%a" penurunan ka#ar !em6l6b"n!ema%6kr"%,%ekanan na#" :1 mm, na#" kua%, maka %e%e$an a"ran #"kuran" men*a#"01 mmk BB*am+ 56lume 01 mlk BB *am #apa% #"per%a!ankan $ampa" :> *am a%au $ampa" kl"n"$ $%ab"l #an!ema%6kr"% menurun >1<+ Selan*u%naa"ran #"%urunkan men*a#" mlkBB $ampa" kea#aan kl"n"$ #an!ema%6kr"%$%ab"l kemu#"an $eara ber%a!ap a"ran #"%urunkan ; ml #an $e%eru$namlk BB*am+ D"an*urkan pember"an a"ran %"#ak meleb"!" >/ *am $e%ela!$6k %era%a$"+ Ob$er'a$" kl"n"$, %ekanan #ara!, na#", *umla! ur"n #"ker*akan%"ap*am (u$a!akan ur"n H 0 mlk BB*am, BD ur"n 0+1:1) #an pemer"k$aan

!ema%6kr"% 3 %r6mb6$"% %"ap >-8 *am $ampa" kea#aan umum ba"k+

b+ Apab"la $6k belum #apa% %era%a$", $e#ankan ka#ar !ema%6r"% menurun%e%ap" ma$"! >1 '6l < ber"kan #ara! #alam '6lume ke"l 01mlkBB+ Apab"la%ampak per#ara!an ma$"&, ber"kan #ara! $ear :1mlkBB #an lan*u%kana"ran kr"$%al6"#+ 01mlk BB*am+ Pema$anan C5P (#"per%a!ankan ;-/ m:1) pa#a $6k bera% ka#an-ka#an #"perlukan, $e#ankan pema$anan$6n#e lambun %"#ak #"an*urkan+

+ Apab"la $6k ma$"! belum %era%a$", pa$an C5P un%uk mene%a!u" kebu%u!ana"ran #anpa$an ka%e%er ur"n un%uk mene%a!u" *umla! ur"n+ Apab"la C5Pn6rmal (H 01 mm:1), maka #"ber"kan #6pam"n+

Page 32: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 32/41

TATALAKSANA DBD PADA DEWASA

Protokol Pasien Tersangka DBD

Pr6%6k6l 0 "n" #apa% #"unakan $ebaa" pe%un*uk #alam member"kan per%6l6nanper%ama pa#a pa$"en DBD a%au an #"#ua DBD #" Pu$ke$ma$ a%au I$%ala$" =a.a%Darura% Ruma! Sak"% #an %empa% pera.a%an la"nna un%uk #"paka" $ebaa" pe%un*uk#alam memu%u$kan "n#"ka$" ru*uk a%au ra.a%+

Man"&e$%a$" per#ara!an pa#a pa$"en DBD pa#a &a$e a.al munk"n ma$"! belum %ampak,#em"k"an pula !a$"l pemer"k$aan #ara! %ep" (b, %, lek6$"% #an %r6mb6$"%) munk"nma$"! #alam Ba%a$-Ba%a$ n6rmal, $e!"na $ul"% membe#akanna #enan e*alapenak"% "n&ek$" aku% la"nna+ Peruba!an "n" munk"n %er*a#" #ar" $aa% ke $aa% ber"ku%na+Maka pa#a ka$u$-ka$u$ an meraukan #alam menen%ukan "n#"ka$" ra.a% #"perlukan6b$er'a$ " pemer"k$aan leb"! lan*u%+ Pa#a $elek$" per%ama #"an6$"$ #"%eakkanber#a$arkan anamne$"$ #anpemer"k$aan $"k $er%a !a$"l pemer"k$aan b, %, #an *umla!

%r6mb6$"%+

In#"ka$" ra.a% pa$"en DBD #e.a$a pa#a $elek$" per%ama a#ala!0+ DBD #enan $6k #enan a%au %anpa per#ara!an+:+ DBD #enan per#ara!an ma$"& #enan a%au %anpa $6k+ DBD %anpa per#ara!an ma$"& #enan

a+ b, %, n6rmal #enan %r6mb6$"% 011+111plb+ b, 4 an men"nka% #enan %r6mb6$"%pen"a 0;1+111pl

Pa$"en an #"ur"a" men#er"%a DBD #enan !a$"l b, % #an %r6mb6$"% #alam ba%a$n6mal #apa% #"pulankan #enan an*uran kembal" k6n%r6l ke p6l"kl"n"k Ruma! Sak"%#alam .ak%u :> *am ber"ku%na a%au b"la kea#aan pa$"en rnemburuk aar $eerakembal" ke Pu$ke$ma$ a%au Fa$"l"%a$ Ke$e!a%an+ Se#ankan pa#a ka$u$ an meraukan"n#"ka$" ra.a%na, rnaka un%uk $emen%ara pa$"en %e%ap #"6b$er'a$" #" Pu$ke$ma$ #enanan"uran m"num an banak, $er%a #"ber"kan "n&u$ r"ner lak%a% $ebanak ;11 #alamempa% *am+ Se%ela! "%u #"lakukan pemer"k$aan ulan b, % #an %r6mb6$"%+

Pa$"en #" ru*uk apab"la #"#apa%kan !a$"l $ebaa" ber"ku%+0+ b, % #alam ba%a$ n6rmal #enan *umla! %r6mb6$"% kuran #ar" 011+111pl a%au:+ b, % an men"nka% #enan *umla! %r6mb6$"% kuran #ar" 0;1+111pl

Pa$"en #"pulankan apab"la #"#apa%kan n"la" b, % #alam ba%a$ n6rmal #enan *umla!%r6mb6$"% leb"! #ar" 011+111pl #an#alam .ak%u :> *am kemu#"an #"m"n%a k6n%r6l kePu$ke$ma$p6l"kl"n"k a%au kembal" ke I=D apab"la kea#aan men*a#" memburuk+ Apab"lama$"! meraukan, pa$"en %e%ap #"6b$er'a$" #an%e%ap #"ber"kan "n&u$ r"ner lak%a% ;11

#alam .ak%u empa% *am ber"ku%na+ Se%ela! "%u #"lakukan pemer"k$aan ulan b+ %#an*umla! %r6mb6$"%+

Pa$"en #"ra.a% b"la #"#apa%kan !a$"l lab6ra%6r"um $ebaa" ber"ku%+0+ N"la" b, % #alam ba%a$ n6rmal #enan *umla! %r6mb6$"% kuran #ar" 011+111ul:+ N"la" b, % %e%apmen"nka% #"ban#"n n"la" $ebelumna #enan *umla! %r6mb6$"%

n6rmal a%au menurun Selama #"6b$er'a$" perlu #"m6n"%6r %ekanan #ara!, &rekuen$"na#" #an perna&a$an $er%a *umla! ur"n m"n"mal $e%"ap > *am+

Page 33: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 33/41

Page 34: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 34/41

Pr6%6k6l : DBD 4anpa per#ara!an ma$"& #an $6k

Pa#a pa$"en DBD #e.a$a %anpa per#ara!an ma$"& (u*" %6urn"ue% p6$"%"& pe%ek"e, purpura,ep"$%ak$"$ r"nan, per#ara!an u$" r"nan) #an %anpa $6k #" ruan ra.a% G pember"ana"ran R"ner lak%a% merupakan p"l"!an per%ama+Ca"ran la"n an #apa% #"perunakan an%ara la"n a"ran #ek$%r6$a ;< #alam r"ner lak%a%

a%au r"ner a$e%a%, #ek$%r6$a ;< #alam NaCl 1,>;<, #ek$%r6$a ;< #alam laru%an arama%au NaCl 1,9<+ Jumla! a"ran an #"ber"kan #enan perk"raan $elama :> *am, pa$"enmenalam" #e!"#ra$" $e#an, maka pa#a pa$"en #enan bera% ba#an $ek"%ar ;1-1 k#"ber"kan r"ner lak%a% per "n&u$ $ebanak +111 #alam .ak%u :> *am+ Pa$"en #enanbera% ba#an kuran #ar" ;1 k pember"an a"ran "n&u$ #apa% #"kuran" #an #"ber"kan:+111 :> *am, $e#ankan pa$"en #enan bera% ba#an leb"! #ar" 9 k #apa% #"ber"kana"ran "n&u$ $ampa" #enan >+111 :> *am+ Jumla! a"ran "n&u$ an #"ber"kan !aru$#"per!"%unkan kembal" pa#a pa$"en DBD #e.a$a #enan ke!am"lan %eru%ama pa#a u$"ake!am"lan :/-: m"nu a%au pa#a pa$"en #enan kela"nan *an%un"n*al a%au pa#apa$"en lan*u% u$"a lan*u% $er%a pa#a pa$"en #enan r".aa% ep"lep$"+ Pa#a pa$"en #enanu$"a >1 %a!un a%au leb"! pemer"k$aan elek%r6kar#"6ra merupakan $ala! $a%u $%an#arpr6$e#ur 6pera$"6nal an !aru$ #"lakukan+ Selama &a$e aku% *umla! a"ran "n&u$#"ber"kan pa#a !ar" ber"ku%na $e%"ap

!ar"na %e%ap $ama #an pa#a $aa% mula" #"#apa%kan %an#a-%an#a menembu!an a"%u$u!u %ubu! mula" %urun, pa$"en #apa% m"num #alam *umla! ukup banak ($ek"%ar #ual"%er #alam :> *am) #an %"#ak #"#apa%kanna %an#a-%an#a !em6k6n$en%ra$" $er%a *umla!%r6mb6$"% mula" men"nka% leb"! #ar" ;1+111p", maka *umla! a"ran "n&u$ $elan*u%na#apa% mula" #"kuran"+ Men"na% *umla! pember"an a"ran "n&u$ pa#a pa$"en DBD#e.a$a %anpa per#ara!an ma$"& #an %an#a ren*a%an %er$ebu% $u#a! mema#a", makapemer"k$aan b, % #an %r6mb6$"% #"lakukanna $e%"ap 0: *am un%uk pa$"en #enan *umla! %r6mb6$"% kuran #ar" 011+111p 0, $e#ankan un%uk pa$"enDBD #e.a$a #enan *umla! %r6mb6$"% berk"$ar 011+111 - 0;1+111pl, pemer"k$aan b, %#an %r6mb6$"% #"lakukan $e%"ap :> *am+Pemer"k$aan %ekanan #ara!, &rek.en$" na#" #an perna&a$an, #an *umla! ur"n #"lakukan$e%"ap 8 *am, keual" b"la kea#aan pa$"en $emak"n memburuk #enan #"#apa%kanna%an#a-%an#a $6k, maka pemer"k$aan %an#a-%an#a '"%al %er$ebu% !aru$ leb"! #"perke%a%+

Menena" %an#a-%an#a $6k $e#"n" munk"n $ana% #"perlukan, karena penanananpa$"en DSS leb"! $ul"%, #an#"$er%a" #enan r"$"k6 kema%"an an leb"! %"n"+ 4an#a-%an#a$6k #"n" an !aru$ $eera #"ur"a" apab"la pa$"en %ampak el"$a!, a%au a#anapenurunan ke$a#aran, akral %eraba leb"! #"n"n #an %ampak pua%, $er%a *umla! ur"nan menurun kuran #ar" 1,;mlkBB*am+ =e*ala-e*ala #"a%a$ merupakan %an#a-%an#aberkuranna al"ranper&u$" #ara! ke 6ran '"%al %er$ebu%+ 4an#a-%an#a la"n $6k #"n"a#ala! %ekanan #ara! menurun #enan %ekanan $"$%6l"k kuran #ar" 011 mm, %ekananna#" kuran #ar" :1 mm, na#" epa% #anke"l+ Apab"la #"#apa%kan %an#a-%an#a %er$ebu%pen6ba%an $6k !aru$ $eera #"ber"kan (Baan ; 3 8)+ 4ran$&u$" %r6mb6$"% !ana #"ber"kan pa#a DBD #enan per#ara!an ma$$"& (per#ara!an#enan *umla! #ara! >-; mlkBB*am) #enan *umla! %r6mb6$"% 011+111pl, #enan

a%au %anpa k6aula$" "n%ra'a$kular #"$$em"na%a (KID)+ Pa$"en DBD #enan%r6mb6$"%6pen"a %anpa per#ara!an ma$"& %"#ak #"ber"kan %ran$&u$" $u$pen$" %r6mb6$"%+

Pa$"en #apa% #"pulan apab"la0+ Kea#aan umum ke$a#aran #an!em6#"nam"k ba"k, $er%a %"#ak #emam:+ Pa#a umumna b, % #an*umla! %r6mb6$"% #alam ba%a$ n6rmal $er%a $%ab"l #alam :> *am, %e%ap" #alam beberapa kea#aan, .alaupun *umla! %r6mb6$"% belum menapa"n6rmal (#"a%a$ ;1+111) pa$"en $u#a! #apa% #"pulankan+Apab"la pa$"en #"pulankan $ebelum !ar" ke%u*u! $e*ak ma$a $ak"%na a%au %r6mb6$"%belum #alam ba%a$ n6rmal, maka #"m"n%a k6n%r6l ke p6"l"kl"n"k #alam .ak%u 0:> *ama%au b"la kemu#"an kea#aan umum kembal" memburuk aar $eera #"ba.a ke U=Dkembal"+

Page 35: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 35/41

Page 36: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 36/41

Protokol ! DBD dengan "erdara#an s"ontan dan masi$% tan"a syok Per#ara!an $p6n%an #an ma$"& pa#a pa$"en DBD #e.a$a m"$alna per#ara!an!"#unep"$%ak$"$ an %"#ak %erken#al" .alaupun %ela! #"ber" %amp6n !"#un,per#ara!an $aluran erna (!ema%eme$"$ #an melena a%au !ema%6$ke$"a), per#ara!an$aluran ken"n (!ema%ur"a), per#ara!an 6%ak #an per#ara!an %er$embun", #enan *umla! per#ara!an $ebanak >-; mlkBB*am+ Pa#a kea#aan $eper%" "n"*umla! #an

keepa%an pember"an a"ran r"ner lak%a% %e%ap $eper%" kea#aan DBD %anpa ren*a%anla"nna ;11 ml $e%"ap > *am+ Pemer"k$aan %ekanan #ara!, na#", perna&a$an #an *umla!ur"n #"lakukan $e$er"n munk"n #enan ke.a$pa#aan %er!a#ap %an#a-%an#a $6k $e#"n"munk"n+ Pemer"k$aan b, % #an %r6mb6$"% $er%a !em6$%a$e !aru$ $eera #"lakukan #anpemer"k$aan b, % #an %r6mb6$"% $eba"kna #"ulan $e%"ap >-8 *am+epar"n #"ber"kan apab"la $eara kl"n"$ #an lab6ra%6r"$ #"#apa%kan %an#a-%an#a KID+ 4ran$&u$" k6mp6nen #ara! #"ber"kan $e$ua" "n#"ka$"+ Fre$! Fr6@en Pla$ma (FFP) #"ber"kanb"la #"#apa%kan #e$"en$" &ak%6r-&ak%6r pembekuan (P4 #an P44 an meman*an),Pake# Re# Cell (PRC) #"ber"kan b"la n"la" b kuran #ar" 01 <+ 4ran$&u$" %r6mb6$"%!ana #"ber"kan pa#a DBD #enan per#ara!an $p6n%an #an ma$"& #enan *umla!%r6mb6$"% kuran #ar" 011+111pl #"$er%a" a%au %anpa KID+Pa#a ka$u$ #enan KID pemer"k$aan !em6$%a$e #"u"an :> *am kemu#"an, $e#ankanpa#a ka$u$ %anpa KID pemer"k$aan !em6$%a$e #"ker*akan b"la ma$"! a#a per#ara!an+

Pen#er"%a DBD #enan e*a"a-e*ala %er$ebu% #"a%a$, apab"la #"*umpa" #" Pu$ke$ma$perlu #"ru*uk #enan "n&u$+ I#ealna menunakan pla$ma epan#er (#e%ran) 0-0,;l"%er:>*am+ B"la %"#ak %er$e#"a, #apa% #"unakan a"ran kr"$%al6"#+

Page 37: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 37/41

Page 38: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 38/41

Pr6%6k6l > DBD #enan $'6k #an !er#ara!an $p6n%anKe.a$pa#aan %er!a#ap %an#a $6k #"n" pa#a $emua ka$u$ DBD $ana% pen%"n, karenaanka kema%"an pa#a SSD $epulu! kal" l"pa% #"ban#"nkan pa$"en DBD %anpa $6k+ SSD#apa% %er*a#" karena ke%erlamba%an pen#er"%a DBD men#apa%kanper%6l6nanpen6ba%an, pena%alak$anaan an %"#ak %epa% %erma$uk kurannake.a$pa#aan %er!a#ap %an#a $6k #"n", #an pen6ba%an SSD an %"#ak a#ekua%+

Pa#a ka$u$ SSD, r"ner lak%a% a#ala! a"ran kr"$%al6"# p"l"!an per%ama an $eba"kna#"ber"kan karena menan#un Na lak%a% $ebaa" k6rek%6r ba$a+ P"l"!an la"na a#ala!NaCl 1,9<+ Sela"an re$u$%a$" a"ran, pa$"en *ua #"ber" 6k$"en :-> l"%ermen"%, #anpemer"k$aan an !aru$ #"lakukan a#ala! elek%r6l"% na%r"um, kal"um, kl6r"#a $er%a ureum#an krea%"n"n+Pa#a Ea$e a.al r"ner lak%a% #"ber"kan $ebanak :1 mlkBB*am ("n&u$ epa%uur)#apa% #"lakukan #enan memaka" *arum "n&u$ an be$arn6m6r0:), #"e'alua$" $elama1-0:1 men"%+ S6k $eba"kna #apa% #"a%a$" $eera$eepa% munk"n #alam .ak%u 1men"% per%ama+ S6k #"na%akan %era%a$" b"la kea#aan umum pa$"en memba"k,ke$a#arankea#aan $"$%em $ara& pu$a% ba"k, %ekanan $"$%6l"k 011 mm a%au leb"!#enan %ekanan na#" leb"! #ar" :1 mm, &rek.en$" na#" kuran #ar" 011men"% #enan'6lume an ukup, akral %eraba !ana% #an kul"% %"#ak pua%, $er%a #"ure$"$ 1,;-0mlkBB*am+

Apab"la $6k $u#a! #apa% #"a%a$" pember"an r"ner lak%a% $elan*u%na #apa% #"kuran"men*a#" 01 mlkBB*am #an e'alua$" $elama 81-0:1 men"% ber"ku%na+ B"la kea#aankl"n"$ $%ab"l, maka pember"an a"ran r"ner $elan*u%na $ebanak ;11 $e%"ap > *am+Pena.a$an #"n" kemunk"nan %er*a#" $6k berulan !aru$ #"lakukan %eru%ama #alam.ak%u >/ *am per%ama $e*ak %er*a#"na $6k, 6le! karena $ela"n pr6$e$ pa%6ene$"$penak"% ma$"! berlan$un, *ua $"&a% a"ran kr"$%al6"# !ana $ek"%ar :1< $a*a anmene%ap #alam pembulu! #ara! $e%ela! 0 *am #ar" $aa% pember"anna+ Ole! karena "%uapab"la !em6#"nam"k ma$"! belum $%ab"l #enan n"la" % leb"! #ar" 1< #"an*urkan un%ukmemaka" k6mb"na$" kr"$%al6"# #an k6l6"# #enan perban#"nan >?0 a%au ?0, $e#ankanb"la n"la" % kuran #ar" '6lume 1< !en#akna #"ber"kan %ran$&u$" $el #ara! mera!(pake# re# ell$)Apab"la pa$"en SSD $e*ak a.al per%6l6nan a"ran #"ber"kan kr"$%al6"# #an %erna%a $6kma$"! %e%ap belum #apa% #"a%a$", maka $eba"kna $eera #"ber"kan a"ran k6l6"#+ B"la!ema%6kr"% kuran #ar" '6lume 1< #"an*urkan #"ber"kan *ua $el #ara! mera!+ Ca"rank6l6"# #"ber"kan #alam %e%e$an epa% 01-:1 mlkBB*am #an $eba"kna an %"#akmempenaru!"menanu mekan"$me pembekuan #ara!+ =anuan mekan"$mepembekuan #ara! "n" #apa% #"$ebabkan %eru%ama karenapember"an #alam *umla! be$ar, $ela"n "%u karena *en"$ k6l6"# "%u $en#"r"+ Ole! $ebab "%uk6l6"# #"ba%a$" mak$"mal $ebanak 0111-0;11 ml #alam :> *am+ Saa% "n" a#a 6l6nana"ran k6l6"# an ma$"n-ma$"n mempuna" keunulan #an kekurananna, a"%u0+ Dek$%ran

Laru%an 01< #ek$%ran >1 #an laru%an 8< #ek$%ran 1 mempuna" $"&a% "$6%6n"k #an!"per6nk6%"k, maka pember"an #enan laru%an %er$ebu% akan menamba! '6lume"n%ra'a$kular 6le! karena akan menar"k a"ran ek$%ra'a$kular+ E&ek '6lume 8< Dek$%ran 1 #"per%a!ankan $elama 8-/ *am, $e#ankan e&ek '6lume 016 Dek$%ran >1

#"per%a!ankan $elama ,;>,; *am+ Ke#ua laru%an %er$ebu% #apa% menanumekan"$me pembekuan #ara! #enan ara menanu &un$" %r6mb6$"% #anmenurunkan *umla! br"n6en $er%a &ak%6r 5III, %eru%ama b"la #"ber"kan leb"! #ar"0111 ml:> *am+ Pember"an #ek$%ran %"#ak bale! #"ber"kan pa#a pa$"en #enan KID+

:+ =ela%"n=ela%"n aema$el #an ela&un#"n merupakan laru%an ela%"n an mempuna" $"&a%"$6%6n"k #an "$66nk6%"k+ E&ek '6lume laru%an ela%"n mene%ap $ek"%ar :- *am #an%"#ak menanu mekan"$m pembekuan #ara!+

+ #r6 e%!l $%ar! (ES)#r6 e%!l $%ar! (ES) 8< ES :111,;G 8< ES :111,8G 8< ES >;11, a#ala!laru%an "$6%6n" #an "$6nk6%"k, $e#ankan 01< ES :111,; a#ala! laru%an "$6%6n"k#an !"p6nk6%"k+ E&ek '6lume 8<016 ES :111,; mene%ap #alam >-/ *am,$e#ankan laru%an 8< ES :111,8 #an 8< ES >;11, mene%ap $elama /-0: *am+

=anuan mekan"$me pembekuan %"#ak akan %er*a#" b"la #"ber"kan kuran #ar"0;11:> *am, #an e&ek "n" %er*a#" karena peneneran #enan penurunan !"%un

Page 39: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 39/41

%r6mb6$"% $emen%ara, perpan*anan .ak%u pr6%r6mb"n #an .ak%u %r6mb6pla$%"npar$"al, $er%a penurunan kekua%an bekuan+

Pa#a ka$u$ SSD apab"la $e%ela! pember"an a"ran k6l6"# $6k #apa% #"a%a$", makapena%alak$anaan $elan*u%na #apa% #"ber"kan r"ner lak%a% #enan keepa%an $ek"%ar >-8 *am $e%"ap ;11+ B"la $6k belum #apa% #"a%a$", $ela"n r"ner lak%a%*ua #apa% #"ber"kan

6ba%-6ba%an 'a$6pre$6r $eper%" #6pam"n, #6bu%am"n, a%au ep"nep!r"n+ B"la #ar"pemer"k$aan !em6$%a$"$ #"$"mpulkan a#a KID maka !epar"n+ B"la #ar" pemer"k$aan!em6$%a$"$ #"$"mpulkan a#a KID, maka !epar"n #an %ran$&u$" k6mpunen#ara! #"ber"kan$e$ua" #enan "n#"ka$" $eper%" %er$ebu% #"a%a$+Pemer"k$aan b, % #an %r6mb6$"% #"lakukan $e%"ap >-8 *am+ Pemer"k$aan !em6$%a$"$ulanan pa#a ka$u$ #enan KID #"lakukan :> *am kemu#"an $e*ak #"mula"na pember"an!epar"n, $e#ankan pa#a ka$u$ %anpa KIDG pemer"k$aan !em6$%a$"$ ulanan !ana#"lakukan b"la ma$"! %er#apa% per#ara!an+Pember"an an%"b"6%"k perlu #"per%"mbankan pa#a SSD men"na% kemunk"nan "n&ek$"$ekun#er #enan a#ana %ran$l6ka$" bak%er" #ar" $aluran erna+ In#"ka$" la"n pemaka"anan%"b"6%"k pa#a DBD, b"la #"#apa%kanna "n&ek$" $ekun#er #" %empa%6ran la"nna, #anan%"b"6%"k an #"unakan !en#akna an %"#ak mempuna" e&ek %er!a#ap $"$%empembekuan+

Page 40: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 40/41

Pr6%6k6l ; DBD De.a$a #en an $ 6k %an pa er#ara!an+Pa#a pr"n$"pna pelak$anaan pr6%6k6l ; "n" $ama #enan pr6%6k6l > !ana pemer"k$aan$eara kl"n"$ maupun lab6ra%6r"um (b, %, %r6mb6$"%) perlu #"lakukan $eara %el"%" #an$ek$ama un%uk menen%ukan kemunk"nan a#ana per#ara!an an %er$embu" #"$er%a"#enan KID, maka pember"an !epar"n #apa% #"ber"kan $eper%" pa#a pr6%6k6l >+ 4e%ap" b"la%"#ak #"#apa%kan %an#a-%an#a per#ara!an, .a"aupun !a$"l pemer"k$aan !em6$%a$"$menun*ukkan a#ana KID, maka !epar"n %"#ak #"ber"kan, keual" b"la a#a perkembanankeara! per#ara!an+

Page 41: Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)

http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 41/41