jtptunimus gdl oktarinady 5580 2 babii

Upload: ismiartodrg

Post on 21-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    1/28

    1

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Pengetahuan

    1. Pengertian

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

    setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

    tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

    indera penglihatan, pendengaran, penciuaman, rasa, dan raba.

    Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

    telinga. (Notoatmodjo, 2007, p.139)

    2. Manfaat Pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2007, p.140), pengetahuan atau

    kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

    terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari

    pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari

    oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

    tidak didasari oleh pengetahuan.

    Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri

    seseorang terjadi proses yang berurutan yakni:

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    2/28

    2

    a.

    Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari

    dalam diri mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

    (obyek).

    b. Interest(merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut.

    Disini sikap subyek sudah mulai timbul.

    c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

    stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

    sudah lebih baik lagi.

    d.

    Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

    sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

    e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

    pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

    Apabila penerimaan perilaku baru atau diadopsi perilaku

    melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan,

    kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

    bersifat langgeng.

    3.

    Tingkat Pengetahuan

    Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat menurut

    Notoatmodjo (2007, p.140), yaitu :

    a. Tahu (Know)

    Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    3/28

    3

    orang tahu tentang yang dipelajari antara lain: menyebutkan,

    menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

    Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan

    protein pada anak balita.

    b. Memahami (Comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

    menjelaskan secara benar, dengan cara menyimpulkan,

    meramalkan dan sebagainya.

    c.

    Aplikasi (Aplication)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

    materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang real

    (sebenarnya).

    d.

    Analisis (Analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

    atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

    di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya

    satu sama lain.

    e.

    Sintesis (Synthesis)

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

    atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

    keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

    kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi-

    formulasi yang ada.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    4/28

    4

    f.

    Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

    justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

    Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

    ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

    telah ada.

    4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

    Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada

    beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

    a. Umur

    Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur

    seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya

    bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya

    proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika

    berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga

    mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah

    satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat

    kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat

    berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang

    diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau

    menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat

    suatu pengetahuan akan berkurang.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    5/28

    5

    b.

    Intelegensi

    Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar

    dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental

    dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor

    yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi

    seseorang merupakan salah satu model untuk berfikir dan

    mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia

    mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997, p.34). Dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari

    seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat

    pengetahuan.

    c. Lingkungan

    Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

    pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh

    pertama bagi seseorang, dimana seseorangdapat mempelajari

    hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada

    sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan

    memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara

    berfikir seseorang. (Nasution : 1999)

    d. Sosial Budaya

    Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

    seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

    hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    6/28

    6

    seeorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh

    suatu pengetahuan.

    e. Pendidikan

    Menurut Notoatmodjo (1997), pendidikan adalah suatu

    kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau

    meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran

    pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

    f.

    Informasi

    Menurut Wied Hary A (1996), informasi akan memberikan

    pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang

    memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan

    informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio

    atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan

    pengetahuan seseorang.

    g. Pengalaman

    Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut

    dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber

    pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk

    memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

    pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk

    memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

    mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    7/28

    7

    memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

    lalu.(Notoadmojo 1997, p.13)

    5. Pengukuran Pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

    wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

    ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

    pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

    sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo,

    2005).

    Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan

    pertanyaan-pertanyaan, kemudahan dilakukan penilaian nilai 1

    untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Kemudian

    digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang.

    Dikatakan baik (> 75%), cukup (60-75%), dan kurang (

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    8/28

    8

    sekalipun umur cukup atau karena kombinasi keduanya (Manuaba,

    2007)

    b. Menurut Saifuddin (2001) Berat badan Lahir Rendah (BBLR) adalah

    bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram.

    c. Menurut Samad (2005) Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi berat

    badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

    2. Klasifikasi

    Berdasarkan umur kehamilannya BBLR dapat di bedakan menjadi :

    a.

    Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat

    yang sesuai (masa kehamilan di hitung mulai dari pertama haid

    pertama)

    b.

    Bayi Smail For Gestasional Age (SGA) yaitu bayi yang beratnya

    kurang dari berat badan semestinya menurut umur kehamilan (kecil

    untuk masa kehamilan : KMK) (Wiknjosastro : 2001) Menurut Berat

    badannya, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di bagi

    menjadi 3 : (Saifuddin : 2002)

    1)

    Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), berat badan lahir 1500-

    2500 gram

    2) Bayi Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat badan

    lahir kurang 1500 gram

    3) Bayi Berat Badan Lahir Eksterm Rendah (BBLER), berat badan

    lahir kurang dari 1000 gram

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    9/28

    9

    3. Karakteristik

    a. Bayi Prematuritas Murni

    Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat

    badannya kurang 2500 gram,PB 45 cm,LK kurang dari 33cm,LD

    kurang dari 30 cm atau disebut neonatus kurang. Menurut Syahlan

    (2002) bayi tampak lemah dan mengantuk, biasanya kepala lebih

    besar, Muka berbentuk segitiga dan tulang pipi menonjol, memiliki

    ekspresi yang menunjukkan kekhawatiran, segan membuka mata,

    biasanya refleks menghisap tidak ada. Fontanel melebar, kulit

    cenderung berwarna merah, dada kecil dan tipis, vena dipermukaan

    kulit tampak, di kulit muncul lanugo, alat genetalia pada bayi

    perempuan labia minor belum tertutup labia mayora, sedang pada bayi

    laki-laki testis belum turun.

    b. Dismaturitas

    Adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari berat badan yang

    seharusnya untuk masa kehamilan itu.

    Pada bayi dismaturitas yang lahir pada saat preterm. Memiliki

    karakteristik sama dengan bayi prematuritas murni. Sedangkan bayi

    dismaturitas yang lahir post term memiliki ciri kulitnya pucat, kering,

    keriput, dan tipis, vornex caseosa tipis atau kadang tak ada. Jaringan

    lemak dibawah kulit tipis. Bayi tampak gesit, aktif dan kuat. Tali pusat

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    10/28

    10

    berwarna kuning kehijauan. Pada bayi ini mengalami retardasi

    pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa

    kehamilan (KMK) sering disebut juga Smail For Gestational Age

    (SGA) dan IUGR (Hasan & Alutus, 1998).

    C. Faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR menurut Manuaba (1998)

    1. Faktor Ibu

    a.

    Gizi Ibu saat Hamil Kurang

    Untuk mengetahui apakah gizi ibu saat hamil kurang atau

    cukup ditentukan melalui pengukuran antopometri. Jenis antopometri

    yang digunakan untuk mengukur resiko kurang energi kronik (KEK)

    Pada Wanita Usia Subur (WUS) adalah melalui Lingkar Lengan Atas

    (LILA). Sasaran WUS adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun

    yang terdiri dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia

    Subur (PUS).

    Ambang batas lingkar lengan atas wanita usia subur dengan

    resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm

    artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan

    melahirkan bayi dengan BBLR (Supatiasa, 2001).

    b. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

    1) Umur ibu kurang dari 20 tahun

    Secara umum seorang perempuan disebut siap secara fisik jika

    ia telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    11/28

    11

    20 tahun ketika tubuhnya berhenti tumbuh. Sehingga usia 20 tahun

    bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Hambatan yang akan terjadi

    pada kehamilan dengan usia kurang dari 20 tahun).

    a) Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan

    kehamilannya termasuk kontrol kehamilan ini berdampak pada

    meningkatnya resiko kehamilan. Bahaya yang ditimbulkan

    pada ibu hamil dengan resiko kehamilan yang tinggi

    diantaranya adalah bayi lahir dengan berat rendah (BBLR)

    b)

    Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan

    tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan

    kehamilan serta kekejangan yang berakibat kematian

    Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun akan

    cenderung mengalami komplikasi, demikian pula anak yang

    dilahirkannya salah satunya adalah kelahiran bayi lahir rendah

    (BBLR). Hal ini terjadi karena dari segi biologis pertumbuhan

    dan perkembangan alat-alat reproduksi belum seluruhnya

    normal.

    2) Umur ibu lebih dari 35 tahun

    Pada wanita umur lebih dari 35 tahun dapat melahirkan bagi

    berat lahir rendah (BBLR) hal ini mungkin disebabkan karena

    resiko munculnya masalah kesehatan yang kronis. Misalnya

    tekanan darah tinggi dan DM serta resiko terjadinya plasenta previa

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    12/28

    12

    dan perkembangan alat-alat reproduksi bisa terjadi kelainan.

    Anatomi tubuhnya mulai mengalami degenerasi sehingga

    kemungkinan terjadi komplikasi pada saat kehamilan dan

    persalinan akan meningkat akibatnya akan terjadi kematian

    perinatal

    c. Jarak kelahiran dan bersalin terlalu dekat

    Hal itu terjadi karena ibu yang melahirkan dalam jangka waktu

    yang berdekatan tidak cukup waktu untuk pemulihan kesehatan jarak

    kehamilan dan bersalin yang berdekatan termasuk resiko tinggi

    kehamilan yang salah satu indikasinya adalah BBLR (Depkes, 2006).

    d. Paritas

    Menurut Mochtar (1998), paritas adalah seorang wanita yang

    pernah melahirkan bayi yang dapat hidup secara normal. Menurut

    Agung Dewanto (2003) bahwa pada multipara khususnya jumlah

    paritas lebih dari 3 anak dapat menambah resiko terhadap ibu dan bayi

    yang dikandungnya serta meningkatkan insiden komplikasi antara lain

    hipertensi, DM, perdarahan antepartum, komplikasi plasenta,

    malpresentasi janin, makrosomia dan persalinan prematur.

    e. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, kebiasaan merokok

    1) Hipertensi

    Klasifikasi hipertensi

    a) Hipertensi Ringan, tekanan diastolik > 90 mmHg dan kenaikan

    ini paling sedikit terdeteksi dalam dua kali pemeriksaan yang

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    13/28

    13

    sekurang-kurangnya berselang 6 jam. Urin tidak menunjukkan

    protein signifikan (kurang dari 30mg/dl). Hipertensi ringan

    hanya memberikan resiko sedikit bagi ibu dan janin. (Mochtar,

    1998)

    b) Hipertensi sedang, tekanan darah sistolik pasien terletak antara

    140 sampai 170 mmHg, sedangkan tekanan darah diastolik 160

    sampai 110 mmHg jika didapati protein urin signifikan (lebih

    dari 30 dan kurang dari 300 mg/dl) kategori ini bisa berubah

    menjadi hipertensi berat.(Manuaba, 2007)

    c)

    Hipertensi Berat, Tekanan darah melebihi 170/110 mmHg atau

    terdapat protein urin yang nyata. Hipertensi berat mengenai

    kira-kira 1% primigranda.(Saifuddin, 2002)

    Pada wanita hamil dengan hipertensi, sebagian pembuluh

    darah mengalami vase konstriksi atau penyempitan sehingga O2

    yang ada pada ibu tidak bisa dialirkan ke janin lewat plasenta,

    akibatnya bayi mengalami hipoksia dan mengalami kesulitan

    pertumbuhan janin dan komplikasi yang terjadi pada bayi biasanya

    BBLR. Jika hipertensi ditemukan sebelum minggu ke-32

    kehamilan, dilakukan pengawasan dengan tujuan adalah

    mempertahankan janin. Tetapi di dalam uterus hingga kehamilan

    mencapai 35 minggu. Akan tetapi jika hipertensi memburuk

    kehamilan harus diakhiri biasanya dengan seksio sesarea (SC).

    Sedangkan untuk wanita hamil hipertensi yang didiagnosis setelah

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    14/28

    14

    kehamilan minggu ke-35 harus dikontrol secara cepat dan

    dilakukan induksi persalinan atau SC tergantung keadaan janin dan

    serviks, karena ia tidak boleh mengalami kehamilan lewat waktu

    disebabkan resiko kematian intra uterin meningkat setelah aterm.

    2) Jantung

    Prognosis bayi untuk wanita hamil dengan penyakit jantung

    tergantung pada beratnya penyakit yang diderita. Jantung paling

    sering terjadi adalah edema paru. Dan komplikasi yang paling

    sering dialami janin adalah prematuritas.

    3) Kebiasaan Merokok

    Kebiasaan ibu yang merokok pada saat ibu tersebut hamil,

    akan membawa dampak bahaya pada bayi yang dikandungnya,

    salah satu diantaranya adalah BBLR. Ini karena nikotin yang

    terkandung dalam rokok menutup pembuluh darah arteri ibu ke

    bayi lewat plasenta. Karena nikotin menutup aliran O2dari ibu ke

    janin, sehingga bayi mengalami hipoksia dan mengalami

    pertumbuhan janin yang tidak sempurna.

    2. Faktor Kehamilan

    a) Hidramnion

    Adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih

    banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter (Mochtar, 2002).

    Berdasarkan jalannya penyakit dibagi menjadi 2 yaitu :

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    15/28

    15

    1)

    Hidramnion Kronik

    a.

    Pertambahan air ketuban secara perlahan dalam beberapa

    minggu atau bulan.

    b. Biasanya terjadi pada kehamilan yang lanjut.

    c. Kronik hidramnion lebih sering terjadi pada ibu yang

    mempunyai riwayat penyakit DM

    2) Hidramnion akut

    a)

    Pertambahan air ketuban sangat tiba-tiba dan cepat dalam

    beberapa hari

    b)

    Biasanya terjadi pada kehamilan yang agak muda bulan ke-5

    dan ke-6

    b) Hamil Ganda

    Kehamilan ganda dapat didefinisikan suatu kehamilan dimana

    terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus (Hacker dan

    Moore, 2005) klasifikasi kehamilan ganda adalah : (Manuaba, 1998).

    1) Kehamilan kembar monozigotik

    Merupakan kehamilan kembar yang berasal dari satu ovum

    sehingga disebutkan juga hamil kembar identik atau hamil kembar

    homolog atau hamil kembar uniovuler karena berasal dari satu

    ovum, hamil kembar ini merupakan ciri sebagai berikut :

    a) Jenis kelamin sama

    b) Rupa sama

    c) Sebagian besar hamil kembar dalam bentuk

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    16/28

    16

    (1)

    2 amnion

    (2).2 korion

    (3).2 plasenta

    d) Pada hamil kembar monozigotik dapat terjadi pertumbuhan

    seperti kembar siam.

    2) Kehamilan kembar dizigotik

    Sebagian besar kehamilan kembar adalah dizigotik dengan ciri :

    a)

    Jenis kelamin dapat sama atau beda

    b)

    Mempunyai 2 plasenta 2 amnion dan 2 korion

    Pertumbuhan janin kehamilan kembar

    Pertumbuhan janin kembar tergantung dari faktor plasenta

    apakah menjadi satu (sebagian besar hamil kembar monozigotik)

    atau bagaimana lokalisasi implantasi plasentanya. Memperhatikan

    kedua faktor tersebut, mungkin terdapat jantung di salah satu janin

    lebih kuat dari yang lain, sehingga janin yang mempunyai jantung

    lemah mendapat nutrisi yang kurang menyebabkan pertumbuhan

    terhambat sampai kematian janin dalam rahim (Manuaba, 1998)

    kelainan bentuk tersebut diantaranya :

    (1) Secara umum masing-masing berat janin hamil kembar

    lebih rendah sekitar 7001000 gram dari hamil tunggal.

    (2) Dalam pertumbuhan yang bersaing antara kedua janin

    hamil kembar dapat terjadi :

    (a) Perbedaan berat tidak sama

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    17/28

    17

    (b)

    Terjadi pertumbuhan akarsiakus

    (c)

    Fetus papiraseus

    (d) Terjadi kembar dempet, karena perpisahan terjadi

    setelah umur fertilisasi 13 hari.

    (3) Komplikasi ibu terhadap kehamilan ganda

    (a) Anemia

    (b) Abortus

    (c)

    Hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi

    (d)

    Inersia uteri

    (e)

    Hidramnion

    (4) Komplikasi janin/plasenta

    (a) Plasenta previa

    (b)

    Solusio plasenta

    (c) Insufiensi plasenta

    (d) Berat badan lahir rendah

    (e) Malpresentasi

    (f)

    Prolapsus tali pusat

    (g)

    Kelainan kongenital

    c. Perdarahan Antepartum

    Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginan pada

    kehamilan diatas 28 minggu atau lebih (Manuaba, 1998). Perdarahan

    antepartum dikelompokkan sebagai berikut

    1)Perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan :

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    18/28

    18

    a)

    Plasenta previa

    b)

    Solusio plasenta

    c) Perdarahan pada plasenta letak rendah

    d) Pecahnya sinus marginalis

    e) Pecahnya vasa previa

    2)Perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan

    a) Pecahnya varises vagina

    b)

    Perdarahan polipus servikalis

    c)

    Perdarahan perlukaan servik

    d)

    Perdarahan karena keganasan

    Penanganan perdarahan antepartum memerlukan perhatian

    karena dapat saling mempengaruhi dan merugikan janin dari

    ibunya. Setiap perdarahan antepartum yang dijumpai oleh bidan,

    sebaiknya dirujuk ke rumah sakit atau tempat dengan fasilitas

    yang memadai, karena memerlukan tata laksana khusus.

    3)Komplikasi hamil : pre eklamsi, ketuban pecah dini

    a)

    Pre eklampsi

    Pre eklampsi adalah penyakit yang timbul karena kehamilan

    dengan gejala hipertensi, edema dan protein urin terjadi pada

    umur kehamilan sesudah minggu ke-20 atau dalam TM III yang

    kadang-kadang terjadi konvulsi atau kejang sampai koma

    (Mochtar, 1998) Pre eklampsi merupakan faktor resiko penyakit

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    19/28

    19

    ibu terhadap kelahiran prematuritas atau BBLR (Wikjosastro,

    2002).

    b) Ketuban pecah dini (KPD)

    Yang dimaksud ketuban pecah dini (KPD) adalah cairan yang

    pecah spontan yang terjadi sebelum proses persalinan

    berlangsung setelah kehamilan berusia 22 minggu (Sarwono,

    2002)

    KPD disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran

    disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina

    dan serviks (Prawirohardjo, 2000). Tanda-tanda infeksi

    diantaranya bila suhu ibu > 38oC, air ketuban yang keruh dan

    berbau janin yang mengalami takhi kardi, mungkin mengalami

    infeksi intrauterin. Pengaruh KPD pada janin adalah meski ibu

    merasakan gejala-gejala infeksi tetapi janin sudah terkena infeksi,

    karena infeksi intrauterin lebih dulu terjadi sebelum gejala pada

    ibu dirasakan. Makin muda umur kehamilan makin memanjang

    periode latennya Sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari

    biasa yaitu pada primi 10 jam dan multipara 6 jam.

    3. Faktor Janin

    a. Cacat bawaan

    Menurut Mochtar (1998), cacat bawaan adalah kelainan dalam

    pertumbuhan janin yang terjadi sejak konsepsi dan selama dalam

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    20/28

    20

    diperkirakan kira-kira 20% diantaranya meninggal karena kelainan

    kongenital dalam minggu pertama kehidupannya. Penyebab

    sebenarnya cacat bawaan atau malformasi kongenital tidak diketahui.

    Secara umum pertumbuhan embrio dan janin dapat dipengaruhi oleh

    berbagai faktor, antara lain faktor genetik lingkungan atau keduanya.

    b. Infeksi dalam rahim

    c. Kelainan kromosom

    1.

    Faktor Lingkungan

    a.

    Tempat tinggal dataran tinggi

    b.

    Radiasi

    c. Zat-zat racun

    D.

    Masalah-masalah pada BBLR

    Masalah yang sering terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah

    (BBLR) antara lain (Winkjosastro, 2002)

    1. Gangguan pernapasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada

    BBLR ini disebabkan oleh pertumbuhan dan pengembangan paru yang

    belum, sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan kekurangan

    surfaktan.

    2. Hipotermi, yang disebabkan karena kesulitan mempertahankan suhu

    tubuh, yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat kurangnya

    jaringan lemak dibawah kulit.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    21/28

    21

    3.

    Gangguan alat percernaan dan problem nutrisi, antara lain distensi

    abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang

    dan daya untuk mencerna lemak, laktosa, vitamin berkurang.

    4. Hipoglikemi, terutama bila pemberian minum terlambat, hipoglikemi ini

    disebabkan oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya

    metabolisme bayi.

    E. Kondisi bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) (Mochtar,

    1998)

    1.

    Suhu tubuh

    a. Pusat mengatur panas belum sempurna

    b. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah

    c.

    Otot bayi masih lemah

    d. Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas

    e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan

    berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak

    kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36-37 C

    2. Pernapasan

    a. Pusat pengaturan pernapasan belum sempurna

    b. Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak

    sempurna.

    c. Otot pernapasannya dan tilang iga lemah

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    22/28

    22

    d.

    Dapat disertai penyakit. Penyakit hialin membrane, mudah infeksi,

    paru-paru, gagal nafas.

    3. Alat pencernaan makan

    a. Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan dengan

    banyak lemak/kurang baik.

    b. Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga

    pengosongan lambung berkurang

    c.

    Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan

    pneumonia

    4.

    Hepar yang imatur

    Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah

    terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai kern ikterus.

    5.

    Ginjal imatur

    Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum

    sempurna sehingga mudah menjadi edema.

    6. Perdarahan dalam otak

    a.

    Pembuluh darah bayi premature masih rapuh, dan mudah pecah

    b.

    Sering mengalami gangguan pernapasan, sehingga memudahkan

    terjadinya perdarahan dalam otak

    c. Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan

    kematian bayi

    d. Pemberian 02 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadinya

    perdarahan dan nekrosis

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    23/28

    23

    F.

    Penatalaksanaan Pada Bayi Dengan BBLR (Barat Badan Lahir Rendah)

    1. Membersihkan jalan napas bayi

    2. Memotong tali pusat dan melakukan perawatan tali pusat

    3. Membersihkan badan bayi dengan baby oil

    4. Memberikan obat mata

    5. Membungkus bayi dengan kain hangat

    6.

    Pengkajian kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah

    7.

    Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :

    a.

    Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang hangat

    b. Menidurkan bayi di dalam inkubator dengan suhu 35C,untuk bayi

    dengan berat badan < 2 kg dan untuk bayi dengan berat badan 2 2,5

    kg suhunya 37C. Jika inkubator tidak ada gunakan kernjang yang

    pinggirnya di beri penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi

    air panas. Buli-buli panas atau botol-botol panas di letakkan dalam

    keadaan berdiri dan botol di tutup agar airnya tidak tumpah, Buli-buli

    panas atau botol-botol harus dalam keadaan terbungkus, dapat

    menggunakan handuk atau kain yang tebal untuk membungkusnya. Bila

    air panasnya sudah dingin, ganti airnya dengan air panas kembali

    c. Suhu lingkungan bayi harus di jaga

    a)Kamar dapat masuk sinar matahari

    b)Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi

    hilangnya panas dari tubuh bayi melalui proses radiasi dan konveksi

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    24/28

    24

    d.

    Badan bayi harus dalam keadaan kering untuk mencegah evaporasi

    8. Pemberian nutrisi yang adekuat

    a. Apabila daya hisap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi

    sedikit

    b. Apabila bayi belum bisa menetek pemberian ASI diberikan melalui

    sendok atau pipet

    c. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang

    selang

    9.

    Mengajarkan ibu atau orang tua cara

    a. Membersihkan jalan napas

    b. Mempertahankan suhu tubuh

    c.

    Mencegah terjadinya infeksi

    d. Perawatan bayi sehari-hari

    1) Memandikan

    2) Perawatan tali pusat

    3)

    Pemberian ASI

    10.

    Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari apabila tidak ada perubahan

    atau keadaan umum semakin menurun bayi harus dirujuk ke rumah sakit

    G. KERANGKA TEORI

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    25/28

    25

    Gambar 1 Kerangka Teori

    Sumber : Manuaba,1998 ,Notoatmodjo 2003, : Lawrence W. Green

    Faktor predisposisi :

    1. Umur

    2.

    Pengetahuan (Tentang

    faktor dari ibu dan faktor

    kehamilan)

    3. Pendidikan

    4. Pengalaman

    Faktor pendukung:

    Ketersediaan fasilitas pelayanan

    kesehatan

    Keterjangkauan fasilitas

    pelayanan kesehatan

    Faktor pendorong:

    Petugas

    Dukungan keluarga

    BBLR (Berat

    Badan Lahir

    Rendah)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    26/28

    26

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    27/28

    27

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Oktarinady 5580 2 Babii

    28/28

    28