model-model sistem pertanian

12
 BAB III MODEL-MODEL SISTEM PERTANIAN 3.1 Pendahul uan Sistem merupakan satu kesatuan bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan utuh. Sistem lajimnya mempuny ai ciri sebagai berikut: 1. Suatu kesatuan bagian 2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri 3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan 4. Keseluruhannya dimasudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem) 5. Terjadi dal am suatu lingk ungan yang kompleks Sistem usahatani melibatkan berbagai kegiatan pengambilan keputusan petani untuk melakukan usahatani. Pengambilan keputusan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor pembentuk sistem pertanian. 3.2 Model Si stem Pertanian Pertanian sebagai suatu sistem dalam hal ini merupakan tipe pertanian yang ditentukan khusus oleh kondisi lingkungan alam dan proses sosial ekonomi tertentu yang mencangkup cara- cara, karakteristik, orientasi, serta efek (hasil) usahatani tertentu yang dilaksanakan dalam kondisi penggunaan lahan. Menurut model Ruthenberg, (1980) aspek-aspek yang mempengaruhi sitem pertanian di suatu wilayah mejadi dasar untuk menentukan sistem pertanian yang berkembang di wilayah tersebut. Adapun aspek aspek yang menentukan sistem pertanian adalah faktor fisik (alam) dan non fisik atau faktor manusia (human element) serta faktor non fisik lainnya (sosio- ekonomi dan politik).

Upload: m-imam-syaifuddin

Post on 04-Feb-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 1/12

BAB III

MODEL-MODEL SISTEM PERTANIAN

3.1 Pendahuluan

Sistem merupakan satu kesatuan bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk

suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan utuh. Sistem lajimnyamempunyai ciri sebagai berikut:

1. Suatu kesatuan bagian

2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri

3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan

4. Keseluruhannya dimasudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem)

5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

Sistem usahatani melibatkan berbagai kegiatan pengambilan keputusan petani untuk

melakukan usahatani. Pengambilan keputusan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor 

pembentuk sistem pertanian.

3.2 Model Sistem Pertanian

Pertanian sebagai suatu sistem dalam hal ini merupakan tipe pertanian yang ditentukan

khusus oleh kondisi lingkungan alam dan proses sosial ekonomi tertentu yang mencangkup cara-

cara, karakteristik, orientasi, serta efek (hasil) usahatani tertentu yang dilaksanakan dalam kondisi

penggunaan lahan. Menurut model Ruthenberg, (1980) aspek-aspek yang mempengaruhi sitem

pertanian di suatu wilayah mejadi dasar untuk menentukan sistem pertanian yang berkembang di

wilayah tersebut. Adapun aspek aspek yang menentukan sistem pertanian adalah faktor fisik(alam) dan non fisik atau faktor manusia (human element) serta faktor non fisik lainnya (sosio-

ekonomi dan politik).

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 2/12

Gambar 3. 1. Model Sistem Pertani

Dari Gambar 3.1 tampak bahwa b

suatu wilayah. Apek-aspek terseb

fisik dan non fisik. Secara g

pertanian/farming system) ada du

dan output. Aspek input meliputi fa

hujan, temperatur), tanah (sifat fisik

dan unsur fisik yang lain, sedangka

upah), modal (modal uang untuk o

bangunan/gudang, mesin-mesin (

teknologi serta keterampilan, politi

dari aspek outputs (luaran) beru

diperoleh pendapatan pertaniaan,atau hewan dan seterusnya. Model

an

  anyak aspek yang berpengaruh terhadap sis

t merupakan aspek geografis yang meliputi a

aris besar untuk melalukan kegiatan us

aspek pokok yang hams dipertimbangkan y

tor fisik suatu daerah termasuk didalamnya ad

dan kandungan kimia tanah), air, tinggi tempat

n faktor manusia dan ekonomi meliputi tenaga

rasional), ternak (sebagai tenaga kerja untuk

ebagai peralatan), bibit, pupuk, pestisida p

, kebijaksaan pemerintah dan sistem pemas

a produksi tanaman maupun ternak. Hasil

yang dapat diinvestasikan kembali untuk uslain sistem usahatani digambarkan pada Gam

em pertanian di

  spek lingkungan

  hatani (sistem

  aitu aspek input

  alah iklim (curah

  /topografi, lokasi

  kerja (keluarga,

  engolah lahan),

  ngetahuan dan

  ran, sedangkan

  output ini akan

  hatani tanaman  ar 3.2 berikut.

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 3/12

Gambar 3.2 Model Lain Sistem Per 

Dari Gambar 3.2 tampak bahw

oleh oleh berbagai input usahatani

tentunya diperlukan untuk meningk

Manajemen dalam suatu us

pengelolaan usahatani, baik pengel

pengelolaan dalam output sampai

Capital (modal) dalam pertania

sebagai penyimpan produk, peral

Modal tetap ini disebut juga seb  

variable cost) digunakan untuk bia

upah tenaga kerja dan biaya pema

Tenaga Kerja dalam pertanian

tenaga kerja upah (non keluarg

pemeliharaan, pamanenan dan pe

dalam usahatani. Lahan juga medipengaruhi oleh iklim, jenis tanah

utama yang harus dipersiapkan dal

Dari berbagai input tersebut

perikanan. Pada dasarnya produk

kombinasi keduanya. Dari semua i

dikelola oleh manusia yang tercer

anian

  sistem pertanian yang terbentuk di suatu wila

i seperti manajemen, modal, tenaga kerja dan

tkan produksi (luaran) berupa tanaman dan at

hatani merupakan unsur manusia yang

lolaan input (aspek fisik dan non fisik), proses

iperoleh suatu pendapat.

  an terdiri atas modal tetap yang berupa lahan

tan pertaniaan dan ternak berfungsi untuk

gai fixsed cost. Untuk modal uang (modal

a operasional usahatani, biaya pengolahan,

aran.

  sering menggunakan tenaga kerja keluarga (

a). Tenaga kerja ini diperlukan dalam pe

masaran, yang semuanya ini berpengaruh te

rupakan unsur fisik suatu wilayah yang di d, air dan aspek fisik lainnya. Aspek lahan m

am melakukan usahatani tersebut.

  akan menghasilkan suatu tanaman atau t

hasil) pertaniaan dapat berupa tanaman saja,

puts (modal, tenaga kerja, lahan) maupun out

in dalam manajemen, semuanya akan berpe

yah dipengaruhi

  lahan. Input ini

  au hewan.

  erperan dalam

  roduksi maupun

 

(tanah), gudang

  engolah lahan.

  tidak tetap atau

  arana produksi,

 

tidak upah) dan

  golahan lahan,

  rhadap produksi

  alamnya sangat  erupakan modal

 

ernak termasuk

  ternak saja atau

  put kesemuanya

  ngaruh terhadap

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 4/12

besar kecilnya biaya produksi usa

nilai produksinya tergantung pad

usahatani akan dipengaruhi oleh f

(menentukan) besarnya rasio anta

berarti pendapatan (pertaniaan) ak

Model lain sistem usahatani atersebut disebutkan bahwa sistem

kerena petani bertindak sebagai p

masalah dalam membuat keputu

menghadapi masalah ketidakpasti

Model sistem usahatani ini digamb

Gambar 3.3 Keputusan Pengambila

Model sistem usahatani pada G

aspek-aspek yang menentukan p

ringkas sitem usahatani pada mode

a. Input merupakan masukan

usahatani ini terdiri dari terna

buruh, tanah, saluran air, per

komponen yaitu input tetap d

yang seragam dan stabil dal

teknologi dan penemuan bar

tanah dan buruh tetap. Input

costnya dengan lebih mudah

atani maupun biaya pemasaran. Produk dala

harga pemasaran, sehingga untung rugin

aktor manusia (human element), sehingga ak

a input dan output. Bila selisih antara input d

n tinggi dan sebaliknya.

  dalah model dari Morgan dan Muton, (1971usahatni sebenarnya merupakan suatu kegiat

ngusaha, pemodal dan pekerja sekaligus. Pe

san karena mereka perlu memahami ala

n, perubahan masa, produksi dan penggunaa

rkan dalam Gambar 3.3.

  n Sistem Pertanian

  ambar 3.3 membentuk sutau model yang men

engambilan keputusan untuk melakukan us

l tersebut melibatkan beberapa hal diantaranya

  berbagai sumber yang digunakan proses

, benih tanaman, bajak, makanan ternak, nutri

latan pertanian dan bangunan. Input usatani i

an input tidak tetap. Input tetap dapat dikatak

m jangka waktu yang panjang, kecuali jika t

. Input tetap terdiri dari modal, bangunan, a

idak tetap merupakan input yang dapat diuku

. Input tidak tetap ini meliputi input benih, bib

m pertaniaan ini

  a dalam suatu

  an berpengaruh

  an output besar,

 

). Dalam model  n yang komplek

  ani menghadapi

  secara fisikal,

  n alat teknologi.

 

coba memahami

  ahatani. Secara

  :

  produksi. Input

  i ternak, tenaga

  i terdiri dari dua

  n sebagai input

  rjadi perubahan

  lat-lat pertanian,

  r dan ditentukan

  it ternak, pakan

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 5/12

ternak, racun serangga, tenaga buruh tidak tetap dan perawat kesehatan pada binatang

ternak.

b. Sistem usahatani juga melibatkan usaha-usaha penanaman dan pemeliharaan binatang

ternak. Usaha-usaha ini mempunyai hubungan langsung dengan ruang fisikal dan lingkungan

biologi, dengan input tetap maupun tidak tetap.

c. Pekerjaan yang berkaitan dengan proses akhir dalam output seperti penunaian,penyembelihan, pemerasan susu, pengumpulan hasil, pengemasan dan penyimpanan hasil

tanaman atau ternak, sebelum diangkut ke pasar.

Pada dasarnya sistem usahatani ini melibatkan proses pembuatan keputusan yang dilakukan

oleh petani sendiri. Ada dua aspek yang dilibatkan dalam kegiatan keputusan usahatani 1) hal

yang berkaitan dengan keputusan tentang perencanaan dan kebij akan terutam tentang jenis

usaha yang akan dilakukan dan penentuan sumberdaya, 2) hal yang berkaitan dengan keputusan-

keputusan organisasi yang harus dilaksanakan setiap hari, minggu, bulan dan musim yang

didasarkan pada keadaan cuaca dan pasar. Keputusan yang dibuat oleh petani tersebut

dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu a) faktor ekonomi yaitu berkaitan dengan pengeluaran,

pendapatan dan kekayaan, b) faktor sosial yaitu berkaitan dengan status sosial, penghargaan,

penghormatan ataupun kekuasaan dalam suatu kumpulan atau masyarakat di mana petani tinggal,

dan c) faktor idiologi yaitu berkaitan dengan semangat kebangsaan, tanggungjawab terhadap

keluarga dan masyarakat setempat. Namun demikian secara keseluruhan keputusan-keputusan

tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti harapan masa depan petani, fisik alam

dan lingkungan, ekonomi, politik dan perubahan lainnya sepanjang masa.

3.3 Klasifikasi Sistem Pertaniaan

3.3.1 Karakteristik Sistem Pertanian

Di dunia terdapat berbagai jenis sistem pertanian yang dijalankan dalam keadaan geografi

fisikal dan sosial ekonomi yang berbeda-beda. Kajian dalam Geografi Pertanian bukan saja

memberikan perhatian penyebaran kegiatan penanaman dan peternakan yang dijalankan oleh

manusia, tetapi juga melihat faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sistem pertanian di

kawasan atau wilayah tertentu. Kegiatan pertanian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

sitem pertanian yang didasarkan pada kriteria tertentu. Secara umum ada beberapa dasar yang

digunakan untuk menentukan kriteria sistem pertanian disuatu wilayah yaitu:

a. Kondisi Airnya

Berdasarkan kondisi airnya pertanian di suatu wilayah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Pertanian lahan kering (Dry farming)

2. Pertanian lahan basah (Wet land cultivaciom atau irigation farming)

b. Intensitas Rotasinya

Pertanian berdasarkan intensitas rotasinya pertanian di suatu wilayah dapat dibedakan

menjadi dua yaitu:

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 6/12

1. Pertanian ladang pindah (shifting cultivation)

2. Pertaniaan menetap (setled agriculture)

c. Tingkat Komersialnya

Pertanian berdasarkan tingkat komersialisasinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Pertaniaan subsistem (subsistence agriculture)

2. Pertanian komersial (Commercial agriculture)

d. Intensitas Penggunaan Lahan

Pertanian berdasarkan intesitas penggunaan lahan pertaniannya dapat dibedakan menjadi

dua yaitu:

1. Pertanian intensif (intensive agriculture)

2. Pertanian extensif (extensive agriculture)

e. Proses Penggambilan Hasil

Pertanian berdasrakan teknis ekonomi pengambilan hasil dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Pertanian ekstraktif (extractive agriculture)

2. Pertanian Generatif (generative agriculture)

Berdasarkan kriteria tersebut maka sistem pertanian dapat dikelompokan menjadi beberapa

sistem pertanian dengan ciri dan karakteristik tertentu, yaitu :

a. Pertanian berpindah

Pertanian berpindah-pindah (Shifting cultivation) ini banyak dilakukan oleh masyarakat yang

masih primitif, penggunaan lahan relatif luas, pengolahan lahan belum intensif, alat-alat

pertanian yang digunakan masih sederhana, tenaga kerja yang digunakan tenaga kerja

keluarga, intensitas penggunaan lahan relatif singkat, terdapat priode kosong (Follow/bera),

terjadi field rotation (pergiliran penggunaan lahan), tanaman yang diusahakan cenderung

tanaman pangan (foor crops), belum ada hak milik tanah dan teknologi yang digunakan

sangat sederhana.

b. Pertanian Menetap

Pertanian menetap merupakan tipe pertanian yang diusahakan sepanjang tahun secara

kontinyu, penggunnaan lahannya sempit sampai luas, pengolahan lahannya lebih intensif 

karena lahan dapat diusahakan sepanjang tahun. Untuk meningkatkan produksinya digunakan

teknologi modern sehinggga pertanian ini lebih mengarah pada pertanian agribisnis.

Penggunnaan tenaga kerja bervariasi, ada yang menggunakan tenaga kerja luar dan keluarga

dengan diupah atau tanpa upah. Kerena intensifnya penggunaan lahan, maka kadang-kadang

tak ada saat bero/kosong. Jenis tanaman yang diusahakan juga bervariasi (tidak terbatas

pada food crops), sedangkan lahan yang di garap sudah ada hak milik dan dilakukan oleh

masyarakat yang sudah lebih maju.

c. Pertanian Subsisten

Pertanian subsisten mempunyai orintasi produksi untuk kebutuhan konsumsi keluarga, jika

produksi surplus bukan merupakan tujuan utama karena tujuan utama untuk konsumsi dan

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 7/12

bila terjadi suplus biasanya produksi dijual ke pasar lokal, tenaga kerja yang digunakan

biasanya keluarga dan tidak di upah, tanah merupakan input dominan, modal yang digunakan

untuk usahatani relatif kecil, input yang berupa bibit dan pupuk merupakan hasil usahatani

sendiri.

d. Pertanian Komersial

Pada pertanian ini orientasi produksi untuk dijual atau pemenuhan kebutuhan pasar, tenagakerja yang digunakan sebagian besar tenaga kerja upahan, biaya untuk produksi ditekan

seminimal mungkin, sedangkan produksi ditingkatkan sampai maksimum, proporsi input

sebagian besar dibeli, modal dan lahan merupakan bagian besar input, pola tanam

monoculture, lahan yang diusahakan relatif luas, produksi usahatani diperdagangkan secara

teratur dan uang yang diperoleh digunakan untuk investasi kembali dalam usahatani, tujuan

utama sahatani ini adalah mencapai keuntungan maksimum.

e. Pertanian Intensif 

Tujuan utama usahatani ini adalah untuk mendapatkan keuntungan maksimum, hasil produksi

per hektar sangat tinggi dan sedikit potensi lahan yang terbuang, jenis tanaman yang

diusahakan secara ekonomis menguntungkan, pertanian ini dijumpai di negara yang padat

penduduknya dan di negara maju yang langka akan sumberdaya lahan pertanian, pertanian

ini memperhatikan atau melaksanakan beberapa hal seperti 1) crop rotion (pergiliran tanaman,

2) penggunaan bibit, pupuk dan pengelolaannya dilakukan secara terencana dengan teknologi

tepat guna, 3) pembuatan teras (pengelolaan lingkungan fisik yang maksimum) untuk

menghindari atau mengurangi percemaran lingkungan dan, 4) pola tanam bersifat mixed 

croping atau tanaman campuran.

f. Pertanian Ektensif Pertanian ini menggunakan lahan relatif luas dan ada usaha-usaha untuk menambah luas

lahan, efesiensi penggunaan lahan kurang karena banyak lahan yang tidak termanfaatkan

secara optimum, produktivitas per hektar lebih rendah dari pertanian intensif, teknologi yang

digunakan masih rendah atau terbatas, dalam pengelolaannya tidak begitu mengharapkan

return yang sangat tinggi, keuntungan yang diperoleh tidak menentu, jenis tanaman yang

diusahakan pun sangat bervariasi dan tidak memperhatikan nilai ekonomi dari tanaman yang

diusahakan, penggunaan tenaga kerja sebagaian besar adalah keluarga dengan tanpa atau

diupah yang lebih rendah, biasanya usahatani ini terdapat pada wilayah atau negara yang

lahannya masih luas dan pertaniannnya belum maju dengan ditandai aksesibilitas ke pasar 

atau ke konsumen masih rendah.

g. Pertanian lahan Kering

Pertanian ini diusahakan pada lahan kering tanpa irigasi dan jenis tanaman yang diusahakan

 juga cukup bervariasi. Pertanian lahan kering meliputi lahan pekarangan, lahan kebun

campuran, lahan tegalan dan lahan perkebunanan. Lahan pekarangan merupakan lahan yang

ada di sekitar rumah dengan jenis tanaman yang diusahakan meliputi tanaman tahunan (kayu)

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 8/12

dan taman semusim seperti buah-buahan. Kebun campuran merupakan lahan kering yang

didominasi oleh tanaman tahunan dan hanya sedikit tanaman semusim serta letaknya jauh

dari permukiman penduduk. Tegalan merupakan lahan kering yang terletak di daerah lebih

tinggi dari lahan sawah dan jauh dari rumah penduduk dengan tanaman dominan adalah

tanaman palawija, semusim dan terkadang sedikit tanaman tahunan.

h. Pertanian Lahan BasahPertanian lahan basah merupakan pertanian yang diusahakan pada lahan banyak

mengandung sumber air seperti di daerah sawah irigasi maupun non irigasi. Jenis tanaman

yang diusahakan lebih didominasi oleh tanaman pangan seperti padi pada musim hujan dan

palawija atau sayuran pada musim kemarau. Pertanian lahan basah banyak ditemui pada

daerah dataran aluvial atau dataran rendeh dengan topografi yang landai. Namun demikian

sering juga, ditemui pada dataran tinggi seperti sawah yang ada di atas bukit atau

pegunungan yang subur dan banyak sumber air.

i. Pertanian Ektratif 

Pertanian ektratif merupakan pertanian dengan usaha mengambil hasil dari alam dan tanpa

pengembalian untuk mengembalikan sebagian hasil tersebut untuk keperluan pengambilan

dikemudian hari. Pertanian ini banyak dilakukan oleh petani prinitif untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya seperti mengambil ikan di kali atau di Taut, mengambil hasil hutan untuk

kebutuhan konsumsi rumahtangga.

 j. Pertanian Generatif 

Pertanian yang memerlukan usaha-usaha pembibitan atau pembenihan, pengolahan,

pemupukan baik untuk tanaman atau hewan. Pertanian ini lebih cenderung berupaya untuk

melakukan regenerasi dari suatu variatas tertentu. Harapan dari pertanian ini adalahmengembangkan janis komoditi tanaman atau hewan untuk mendapatkan bibit yang lebih

unggul. Oleh karena itu dalam usahanya selalu melakukan penelitian dengan melakukan

percobaan untuk menemukan varitas baru yang lebih unggul.

3.4 Sistem Pertanian Tradisional

Perbedaan pertanian modern dan pertanian maju dapat dilihat dari sifat dari prilaku

petaninya dalam melakukan usahatani. Pada petani tradional atau subsisten basil produk

usahatani yang dijual ke pasar proporsinya sangat rendah atau bahkan tidak ada, tujuan utama

untuk kebutuhan konsumsi keluarga dan diproses secara lokal, input berupa tenaga hewan dan

manusia, pupuk yang digunakan lebih cenderung pupuk alami atau kompos yaitu pupuk hijau,

abu legominosal, pengendalian penyakit dilakukan dengan pergiliran tanaman atau intercroping,

penyiangan tanaman dilakukan dengan cangkul, alat-alat pertanian berupa cangkul, bajak dan

sabit, bibit biasanya diperoleh dari hasil panen sendiri. Untuk usahatani ternak biasanya pakan

ternak berupa rumput atau hasil dari usahataninya.

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 9/12

Tujuan secara ekonomi pertanian tradisional lebih difokuskan pada pemenuhan kebutuhan

konsumsi keluarga, penggunaan modal yang kecil, sedangkan untuk lahan dan tenaga kerja

besar, tanaman yang diusahakan bervariasi tapi tidak punya nilai ekonomi, hasil produksi per 

hektar rendah dan petani sebagain besar takut terhadap resiko kegalan panen jika menggunakan

input baru.

3.5 Sistem Pertanian ModernPada pertanian modern petani sudah bersifat rasional sehinggga kegiatan usahatani lebih

banyak ditunjukkan untuk pemenuhan kebutuhan pasar sehingga proporsi produk yang dijual

sangat tinggi. Bahkan hasil produknya ditunjukkan untuk pemenuhan kebutuhan industri, asal

input yang digunakan berupa tenaga adalah minyak dan mesin, penggunaan pupuk kimia

sangat intensif, pengendalian hama lebih banyak menggunakan insektisida, fungisida, break

crops, penyiangan atau kontrol tanaman dilakukan dengan herbisida, alat yang digunakan

berupa teknologi modern seperti mesin traktor dan bibit yang digunakan berupa variatas

unggul. Untuk kegiatan usahatani ternak, pakan yang digunakan adalah pakan buatan yang

dibeli dari toko.

Tujuan secara ekonomi dari kegiatan usahatani modern adalah mencapai keuntungan

masksimum. Modal dan lahan cukup besar dan dikelola dengan manjemen yang baik,

penggunan tenaga kerja manusia rendah, jenis tanaman yang diusahakan bernilai ekonomis

sehingga ada spesielisasi produksi. Produk per hektar untuk setiap petani sangat tinggi

dengan biaya minimum dan petani modern selalu mencari inovasi barn. Ada beberap hal yang

menjadi persyaratan untuk terciptanya pertanian modern:

1.  Adanya teknologi dan efesiensi usahatani yang terus menerus ditingkatkan dan diperbaiki

2. Hasil pertanian yang diproduksi kontinyu dan jika berubah sesuai dengan perubahanpermintaan (konsumen) dan perubahan biaya produksi sebagai akibat perubahan teknologi.

3. Perbandingan antara penggunaan lahan, tenaga kerja dan modal pada usahatani terus

berubah, sesuai dengan adanya perubahan penduduk, perubahan alternatif kesempatan kerja

dan perubahan dalam teknologi usahatani.

4.  Alat-alat pertanian yang digunakan selalu diperbaiki dan ditingkatkan

3.6 Sistem Pertanian Negara Maju

Sistem pertanian di negara maju diawali dari tiga tahapan reveolusi pertanian, yaitu

tahap permulaan awal revolusi, tahap revolusi pertanian kedua dan tahap industrialisasi

pertanian. Tahap awal revolusi pertanian dimulai lebih dari 10.000 tahun yang lalu, pada saat

itu kegiatan pertanian hanya berupa kegiatan berburu (hunting dan gathering) dan

pengumpulan buah-buahan dan tumbuha-tumbuhan dari hutan. Oleh karena itu sistem

pertaniannya disebut pertanian bersifat ektratif yaitu manusia memanfaatkan alam secara

langsung untuk kebutuhan konsumsi tanpa ada proses produksi dan pengembalian ke alam.

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 10/12

Tahap revolusi pertanian kedua dicirikan oleh adanya perubahan dari pertanian subsisten

ke pertanian komersial (market oriented), pada saat itu pertanian tradisional mulai tidak mampu

memenuhi permintaan pasar, ketidaktergantungan pada inovasi (pembaharuan), adanya

peningkatan produksi dan perubahan yang cukup mendasar dari petani kamunal ke petani

komersial.

Tahap ketiga adalah industrialisasi pertanian yaitu pada akhir perang dunia ke II. Padatahap ini dicirikan dengan adanya perubahan yang sangat kontemporer yang dipengaruhi oleh

sistem kapitalis dan sosialis. Akibatnya banyak perubahan yang bersifat menyeluruh (radikal),

sebagai respon terhadap proses industrialisasi pertanian dari pertanian subsisten atau tradisional

ke pertanian modern. Dalam kontek ini peranan birokrasi dan rasionalisasi aktivitas pertanian

mencermin pelaksanaan yang berlebihan melalui proses teknologi agro-industri. Proses teknologi

agro-industri terjadi dalam berbagai hal seperti peningkatan genetik tanaman, penggunaan energi

fleksibel, makanisasi pertanian, penggunaan bahan-bahan kimia, palayanan sistem otomatis dan

usahatani sebagai industri. Disamping itu perubahan yang cepat ini menuntun petani pada

efesiensi ekonomi dan rasionalisasi pertanian. Efesiensi ekonomi idiologinya didasarkan pada

skala ekonomi, produktivitas tenaga kerja dan lahan pertanian, peningkatan penggunaan

pengetahuan dan teknologi.

Dalam industrialisasi pertanian terjadi kombinasi hasil produksi melalui penambahan luas

unit produksi/skala produksi, intesifikasi input modal, spesialisasi produksi dan integrasi produksi

usahatani dengan bagian lain pada sistem pertanian melalui koperasi dengan mekanisme

komplek agro-industri, keterkaitan antara input, prosesing dan distribusi sektor agribisnis.

Industrialisasi pertanian di negara maju telah banyak menimbulkan masalah lingkungan,

perubahan sosial, ekonomi dan politik, seperti keseimbangan ekologis yang semakin berkurang,

munculnya polusi udara, pencemaran air dan tanah, terjadinya erosi dan degradasi lingkungan,

perubahan pola hidup masyarakat tani diperdesaan, terjadi maginalitas wilayah, perubahan dalam

menjemen lingkungan, perubahan dalam perencanaan pedesaan dan kesempatan kerja dan

perubahan subsidi program pembangunan regional.

3.7 Komponen Fungsional Petanian Modern

Dalam komponen funsional pertanian modern ada tiga aspek utama yaitu; farming  (binis

usahatani), agri-millieu (Politik, ekonomi dan budaya) dan agri-suport (komersial dan non

komersial):

1. Farming (Bisnis Usahatani)

Binis usahatni ini lebih menekankan pada peningkatan produksi dan keuntungan. Oleh karena

itu dalam pengelolaanya diperlukan perencanaan yang lebih matang dengan memperhatikan

 jenis tanaman yang sesuai dengan permintaan pasar dan teknologi yang tepat guna.

2. Agri-Suport

a. Pertanian Komersial

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 11/12

 Agri-suport komersial lebih memperhatikan adanya distribusi input dan produk, marketing 

produksi dan kridit usahatani.

b. Non-Komersial

 Agri-suport non komersial lebih menekankan pada perluasan penelitian pertanian dan

training pertanian.

3. Agri-Milieua. Politik

 Agri-milieu politik melihat proses-proses partisipasi petani dalam politik yang meliputi

kegiatan, kebijakan penguasaan lahan (landtenure), kebijakan pembangunan pertanian

dan terdapat perluasan wawasan petani berpartisipasi dalam politik pertanian.

b. Ekonomi

 Agri-milieu ekonomi lebih menekankan pada peningkatan industri rumahtangga sebagai

akibat permitaan kebutuhan di bidang pertanian (alat pertanian), perluasan kesempatan

kerja non pertanian, kenaikan harga dan pajak, meningkatkan kesempatan perdagangan

dengan luar negeri, meningkatkan distribusi pendapatan petani, peningkatan transportasi

untuk meningkatkan akses ke pasar dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan

penduduk.

c. Kultur 

 Agri-milieu cultur  lebih menekanan pada aspek tradisi masyarakat petani dan tingkat

pendidikan umum (formal dan non formal) dalam bidang pertanian.

3.8 Struktur Geografi Pertanian

Sruktur Geografi Pertanian meliputi komponen funsional penunjang pertanian yangmeliputi :

a. Lokalitas usahatani

Lokalitas usahatani merupakan suatu daerah di perdesaan yang cukup rumit, setiap petani

yang tinggal pada daerah tersebut dengan alat angkut yang ada, sehingga dalam hari yang

sama mereka dapat kembali ke rumah. Lokasi usahatani ini terdiri dari beberapa unsur yaitu:

1. Pusat pemesaran produksi pertanian

2. Pedagang penyalur/pengecer dan semua sarana produksi dan suplai alat pertanian

3. Perluasan pusat-pusat pelayanan sosial ekonomi

4. Kredit usahatani

5.  Aksesibilitas jalan antara tempat-tempat usahatani dan pusat-puast dimana semua

pelayanan memungkinkan

6. Pengujian lokal untuk memperoleh cara-cara bertani yang paling menguntungkan.

b. Distr ik usahatani

7/21/2019 Model-Model Sistem Pertanian

http://slidepdf.com/reader/full/model-model-sistem-pertanian 12/12

Distrik usahatani terdiri atas beberapa lokalitas usahatani yang letaknya berbatasan satu

sama lain, menyediakan fasilitas dan jasa yang memungkinkan bekerjannya lokalitas

usahatani secara efektif.

c. Var iasi regional

Variasi reginal menunjukkan adanya perbedaan produksi akibat adanya perbedaan kondisi

lingkungan fisik daerah dan potensi daerah.d. Saling ketergantungan antara sektor pertanian dan industri

Meningkatnya permintaan produksi pertanian diimbangi dengan meningkatnya permintaan

bahan baku (raw material) untuk industri. Peningkatan pendapatan sebagai akibat

meningkatnya produk pertanian harus diimbangi peningkatan produk industri. Oleha krena itu,

untuk mencapai keseimbangan tersebut maka diperlukan adanya:

1. Pengembangan sumberdaya manusia di sektor pertanian dan industri

2. Manajemen dan teknologi yang selalu dikembangankan

3. Bahan dan alat produksi pertanian dan industri harus selalu tersedia

4. Prasarana penunjang hams berfungsi lancar (irigasi, perhubungan, tataniaga,

bandara/pelabuhan dan sebagainnya,.

Suasana kegiatan yang menguntungkan dalam kebijakan politik, permintaan pasar, ketertiban dan

sebagainnya.