peranan pemeriksaan hba1c pada pengelolaan dm

7/23/2019 Peranan Pemeriksaan HbA1c Pada Pengelolaan DM

1/21

Peranan Pemeriksaan

Hemoglobin A1cpada

Pengelolaan Diabetes

Melitus

Sri Rahayu Paputungan, Harsinen Sanusi

Sub Bagian Metabolik Diabetes Bagian Ilmu Penyakit Dalam, !

"ni#ersitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia


2/21

Abstrak

Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat di

seluruh dunia

Sekitar 439 juta orang diperkirakan menderita penyakit ini pada

tahun 2030

Deteksi risiko diabetes adalah suatu prioritas

Pada tahun 2010 ADA memasukkan kadar bA1! dalam kriteria

diagnosis diabetes

emoglobin A1 "bA1# adalah deri$at adult hemoglobin "bA#%

dengan penambahan monosakarida "&ruktosa atau glukosa#

Pemeriksaan bA1! memiliki kelebihan dibandingkan dengan

pemeriksaan glukosa puasa dan tes toleransi glukosa 2 jam% namun

terdapat beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi nilai bA1!


3/21

Pendahuluan

Diabetespenyakit yang underdiagnosed

30' penderita diabetes tidak sadar akan

penyakitnyasaat didiagnosa% 2(' sudah

ditemukan komplikasi mikro$askular

bA1!menilai kualitas pengendalian glikemik

jangka panjang ) e&ekti$itas terapijuga

berman&aat untuk diagnosis dan skrining D*+2


4/21

Sejarah

bA1!ditemukan tahun 19,0-an

19,2% uisman ) Do.ypeningkatan 1 &raksi minor b pada 4 p/

D*

19,% ahbar menemukan &raksi tersebut pada 2 p/ D* yangmenjalani skrining karena b yang abnormal "ditemukan

peningkatan 2-3 kali lipat dari &raksi tersebut#

19,ada komponen b pada p/ D* tidak terkontrol

memiliki karakteristik kromatogra&ik yang sama dengan bA1! 19,bA1!digunakan untuk pemantauan derajat kontrol

metabolisme glukosa p/ D*

1990-andigunakan sebagai alat monitoring derajat kontrol D*

2010ADA memasukkan bA1!sebagai kriteria diagnosis D*


5/21

omponen b

-komponen mayorbA

-komponen minorbA2% b5% bA1a% bA1b% bA1!"komponen minor terbesar% 6 4' dari total bA#

bA1adalah deri$at bA dengan penambahan

monosakarida "&ruktosa atau glukosa#

bA1!&raksi terpenting ) terbanyak dari bAikatanantara b dengan glukosa

Deri$at bA1yang lain tidak berikatan dengan glukosa%

tetapi dengan heksosa lain

bA1!dan ubungannya dengan adar

7lukosa


6/21

bA1! dan ubungannya

dengan adar 7lukosa

bA1!adalah istilah internasional untuk 7b "glycosylated

hemoglobin atau glycated hemoglobin#

onsentrasi bA1!

tergantung pada konsentrasi glukosadarah dan usia eritrosit

adar bA1!normal 3%('-('

omponen kontribusi bA1!

- (0' dari rata-rata glukosa darah 30 hari terakhir- 2(' dari rata-rata glukosa darah 30-,0 hari sebelumnya

- 2(' dari rata-rata glukosa darah ,0-120 hari sebelumnya


7/21

bA1!dan ubungannya

dengan adar 7lukosa


8/21

ubungan antara bA1!) rata-rata glukosa darah terjadikarena eritrosit terus-menerus terglikasi selama 120 harimasa hidupnya ) laju pembentukan glikohemoglobin

setara dengan konsentrasi glukosa darah

pengukuranbA1!penting untuk kontrol jangka panjang status glikemi

p/ D*

Penelitian International A1c-derived Average Glucose(ADAG)menentukan perkiraan kadar glukosa rata-rata

"eA7# dari pengukuran bA1! dengan rumus

eA7 "mg8d#: 2%/A1!-4,%

bA1!,' ; 12,mg8dsetiap peningkatan 1' ; 29mg8d

bA1!dan ubungannya

dengan adar 7lukosa


9/21

bA1!dan ubungannya

dengan adar 7lukosa

Publikasi hasil Landmark study D


10/21

bA1!dan Diagnosis

Diabetes *elitus =nti diagnosis D* pengukuran gula darah "puasa% se>aktu

tanpa melihat status prandial% setelah pembebanan glukosa

(g#

D*+1

peningkatan glukosa yang tiba-tiba dan ekstrimserta disertai gejala batasan kadar glukosa yang spesi&ik

tidak dibutuhkan untuk diagnosis

D*+2onset bertahap% peningkatan glukosa bertahap

membutuhkan nilai glukosa spesi&ik untuk diagnosis

Penelitian D?+?


11/21

bA1!dan Diagnosis

Diabetes *elitus

*asih didapatkan perdebatan mengenai cut points bA1!untuk

diagnosis D*dari berbagai penelitian% nilainya berkisar antara @

(%,' - @ 'dipengaruhi oleh usia% etnis% &aktor genetik% usia

eritrosit% dan lingkungan eritrosit elandacut points (%'B ,%1'B (%,'


12/21

bA1!dalam *anajemen

Diabetes *elitus

bA1!digunakan sebagai indikator kontrol glikemik% karena

men!erminkan konsentrasi glukosa darah 1-2 bulan sebelum

pemeriksaan ) tidak dipengaruhi oleh diet sebelum pengambilan

darah =ndikator kontrol glikemik D*+2triad glukosa bA1!% kadar

glukosa puasa% dan kadar glukosa postprandial

ila kadar bA1!,%('-%('kontribusi utama glukosa

postprandial manajemen menurunkan 7D2CPP

ila kadar bA1! %3' -%4' kontribusi glukosa puasa dan

postprandial seimbang

ila kadar bA1!E%4'kontribusi utama glukosa puasa

manajemen menurunkan 7DP


13/21

bA1!dalam *anajemen

Diabetes *elitus

Ada 2 nilai yang digunakan untuk menilai D* yang

terkontrol ' oleh ADA dan ,%(' oleh AA


14/21

bA1!sebagai +es Skrining

isiko Diabetes

Penelitian di S>ediakombinasi pemeriksaan bA1!%

glukosa puasa% dan glukosa post perandial memiliki nilai

prediksi lebih tinggi daripada pemeriksaan bA1!saja

Depes =nggris merekomendasikan pemeriksaan bA1!dan tes toleransi glukosa oral untuk skrining diabetes

isiko diabetes dinilai dari 3 status hiperglikemik

o bA1!(%'-,%4'

o 7lukosa puasa terganggu "7DP 100-12,mg8d#

o +oleransi glukosa terganggu "7D2CPP 140-200mg8d#


15/21

+ahun 2009% Epert !ommittee menetapkan nilai bA1!

anatara ,%0-,%4' adalah risiko untuk diabetes perlu

tes toleransi glukosa

+ahun 2010% ADA menurunkan nilai ambang risiko

diabetes dari ,%0' menjadi (%'

bA1!sebagai +es Skiring isiko Diabetes


16/21

elebihan dan ekurangan

Pemeriksaan bA1!

elebihan

+erstandardisasi

=ndeks paparan glukosa keseluruhan yang lebih baik ) dapatmenilai komplikasi jangka panjang

Fariabilitas biologis lebih rendah "bA1!G2'% 7DP 12-1('#

elati& tidak terpengaruh keadaan akut"stress8penyakit

terkait#Dapat digunakan untuk petunjuk ) penyesuaian terapi

Dapat dilakukan kapan saja ) tidak membutuhkan puasa

atau tes khusus


17/21

elebihan

Fariasi diurnalnya rendah

+idak atau kurang dipengaruhi oleh obat-obat yang

mempengaruhi metabolise glukosa

isa digunakan untuk diagnosis sekaligus penilaian kontrol

glikemik

*emiliki instabilitas preanalitik yang rendah

+idak dipengaruhi oleh $ariasi akibat pembebanan jumlah

glukosa yang sama pada indi$idu dengan ukuran tubuh

yang berbeda "tidak seperti ++7H#


Pemeriksaan bA1!


18/21

erugian pada beberapa keadaan% tidak dapat

men!erminkan kontrol glukosa darah


Pemeriksaan bA1!


19/21

ingkasan

Diabetes mellitus adalah masalah kesehatan di seluruh

dunia

Deteksi risiko diabetes adalah suatu prioritas

+ahun 2010% ADA memasukkan bA1!sebagai kriteria

diagnosis diabetesbA1!@ ,%('

bA1!memiliki kelebihan dibandingkan dengan

pemeriksaan 7DP dan tes toleransi glukosa 2 jam%

namun terdapat beberapa keadaan yang mempengaruhi

nilai bA1!


20/21

ingkasan

omponen kontribusi bA1!

- (0' dari rata-rata glukosa darah 30 hari terakhir

- 2(' dari rata-rata glukosa darah 30-,0 hari sebelumnya

- 2(' dari rata-rata glukosa darah ,0-120 hari sebelumnya

isiko diabetes dinilai dari 3 status hiperglikemik

o bA1!(%'-,%4'

o 7lukosa puasa terganggu "7DP 100-12,mg8d#o +oleransi glukosa terganggu "7D2CPP 140-200mg8d#


21/21

peranan pemeriksaan hba1c pada pengelolaan dm

Documents