print aza
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Print Aza
1/25
PERENCANAAN DAN PERKERASAN
JALAN RAYA
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Kurikulum
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Pembinaan Masyarakat Indonesia
Dikerjakan Oleh:
Nama : Ahmad Zakki
NIM : 13070011
Jurusan : Teknik Sipil
Dosen Pengajar : Prof. Dr. Dra. Zuriah Sitorus, ST., M.Sc
JURUSAN TEKNIKSIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBINAAN
MASYARAKAT INDONESIA
2016
-
7/25/2019 Print Aza
2/25
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, kesempatan dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Perencanaan Jalan Raya ini, yang merupakan salah satu
mata kuliah wajib pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Pembinaan Masyarakat Indonesia.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan
masukan-masukan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak.
Karenanya, dalam kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Prof. Dr. Dra. Zuriah Sitorus, ST., M.Sc. yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan saran-saran kepada penulis, sehingga tugas
rancangan ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis
sampaikan juga kepada orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan
materil serta rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan berupa
pikiran maupun waktu yang tentunya sangat berguna dalam proses rampungnya
tugas ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas rancangan ini
masih jauh dari kesempurnaan, karenanya dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan
penulisan laporan di masa mendatang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga tugas Perencanaan Jalan Raya
ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi khususnya dan rekan-rekan sesama
mahasiswa Fakultas Teknik UPMI umumnya.
Medan, Januari 2016
Ahmad Zakki
NPM 13070011
-
7/25/2019 Print Aza
3/25
BAB I. PENDAHULUAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang beradapada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawahpermukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalankhusus
adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, ataukelompok
masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan tol adalah jalan umumyang merupakan bagian
sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yangpenggunanya diwajibkan membayar tol.
Tol adalah sejumlah uang tertentu yangdibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Jalan bebas
hambatan adalah jalan umumuntuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk
secara penuh dantanpa adanya persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang
milikjalan.
Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yangmengatasi
berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan mukabumi, pembangunan
jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin
melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesinpembangun jalan akan digunakan untuk
proses ini. Dalam proses pembuatan jalanitu sendiri disebut dengan perkerasan jalan.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yangdigunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai dalamperkerasan jalan
adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil sampingpeleburan baja. Sedangkan bahan
ikat yang dipakai antara lain semen, aspal dantanah liat.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampungbeban
kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengantanah yang lebih
keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnyadi atas lapisan dasar ini akan
dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisanpermukaan. Biasanya lapisan permukaan
dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harusdiperhitungkan dalam
pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaanjalan setelah hujan tidak hanya
membahayakan pengguna jalan, malahan akanmengikis dan merusakkan struktur jalan.
Karena itu permukaan jalan sebenarnyatidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian
yang berarah ke selokan dipinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali
ke selokan.
-
7/25/2019 Print Aza
4/25
Setelah itu dipasang di tempat-tempat yang berbahaya sepertibelokan yang tajam. Di
permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "matakucing", yakni sejenis benda bersinar
seperti batu yang "ditanamkan" dipermukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan
batas lintasan.
-
7/25/2019 Print Aza
5/25
BAB II.
LAPISAN PEKERJAAN JALAN
Berdasarkan bahan ikat, lapisan perkerasan jalan ada dua kategori:
1.Lapisan Perkerasan Lentur
2.Lapisan Perkerasan Kaku
1.Perkerasan Lentur ( Flexible Pavement )
Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat.
Lapisan lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebabkanbeban lalulintas
ke tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan lapisan tersebutadalah :Lapisan permukaan
(surface coarse)
Lapisan pondasi atas (base coarse)
Lapisan pondasi bawah (sub-base coarse)
Lapisan tanah dasar (sub grade)
Gambar 5.1. Susunan perkerjaan perkerasan jalan
Lapisan Permukaan ( surface coarse)
Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan yang paling atas.
Lapisan tersebut berfungsi sebagai berikut :
Lapisan perkerasan penahan beban roda, yang mempunyai stabilitas tinggi
untuk menahan beban roda selama masa pelayanan.
Lapisan kedap air.
Air hujang yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan di bawahnya
dan melemahkan lapisan lapisan tersebut.
Lapis aus.
Lapisan ulang langsung menderita gesekan akibat roda kendaraan.
Lapis lapis yang menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya sehingga dapat dipukul oleh
lapisan lain dengan daya dukung yang lebih jelek.
Lapisan permukaan berdasarkan fungsinya :
Lapis non structural, sebagai lapis aus dan kedap air.
Lapis structural, sebagai lapis yang menahan dan menyebarkan beban roda.
Bahan bahannya terdiri dari batu pecah, kerikil, dan stabilisasi tanah dengan semen atau
kapur.
-
7/25/2019 Print Aza
6/25
Pennggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap airdan
memberikan bantuan tenaga tarik yang berarti mempertinggi daya dukunglapisan terhadap
beban roda lalulintas.
Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaannya,umur
rencana, serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat yang sebesar besarnya dari biaya
yang dikeluarkan.
Pondasi Atas ( base coarse )
Lapis pondasi atas adalah bagian perkerasan jalan yang terletak antaralapis
permukaan dengan lapis pondasi bawah ( atau dengan tanah dasar bila tidakmenggunakan
lapis pondasi bawah )
Fungsi lapis pondasi adalah :
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke
lapisan di bawahnya.
Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan untuk lapis pondasi atas harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban
beban roda.
Sebelum menentukan bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasihendaknya
dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik baiknyasehubungan dengan persyaratan
teknis. Bermacam macam bahan alam ataubahan setempat (CBR>/50%, PI
-
7/25/2019 Print Aza
7/25
Pennggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap airdan
memberikan bantuan tenaga tarik yang berarti mempertinggi daya dukunglapisan terhadap
beban roda lalulintas.
Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaannya,umur
rencana, serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat yang sebesar besarnya dari biaya
yang dikeluarkan.
Pondasi Atas ( base coarse )
Lapis pondasi atas adalah bagian perkerasan jalan yang terletak antaralapis
permukaan dengan lapis pondasi bawah ( atau dengan tanah dasar bila tidakmenggunakan
lapis pondasi bawah )
Fungsi lapis pondasi adalah :
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah
Bantalan terhadap lapisan permukaan
Bahan untuk lapis pondasi atas harus cukup kuat dan awet sehingga dapat
menahan beban beban roda.
Sebelum menentukan bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasihendaknya
dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik baiknyasehubungan dengan persyaratan
teknis. Bermacam macam bahan alam ataubahan setempat (CBR>/50%, PI/20%. PI < 10%)yang relative
lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasibawah.
Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen Portlanddalam
beberapa hal sangat dilanjutkan agar dapat bantuan yang efektif terhadapkestabilan
konstruksi pekerasan.
Tanah Dasar (Sub grade)
-
7/25/2019 Print Aza
8/25
Tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanahgalian
atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakanpermukaan dasaruntuk
perletakkan bagian-bagian perkerasan lainnya.
-
7/25/2019 Print Aza
9/25
BAB III
A. Tanah Dasar (Sub Grade)
Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan.
Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya
dukung tanah dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus
diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar
yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa
contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk
diselidiki.
Jenis- jenis tanah:
- Tanah Liat Koloidal (Colloid)
Bentuk butir- butir tanah liat koloidal itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar
butir- butirnya kurang dari 1 ( dibaca mikron ;1 =1/1000 mm). Butir- butirnya diselimuti
oleh suatu selaput air. Gaya adhesi tanah liat koloidal terhadap air itu besar sekali.
- Tanah liat biasa (clay)
Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar
butir- butirnya antara 1 dan 5 . Gaya Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu tidak seberapa
besar.
- Tanah lumpur (silt)
Bentuk butir- butir tanah lumpur itu bulat dan mempunyai permukaan yang agak kasar. Besar
butir- butirnya antara 5 dan 50 gaya adhesi tanah lumpur terhadap air itu kecil sekali.
- Pasir halus (fine sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar. Besar butir-
butirnya antara 50 dan 200 . Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir halus dan air.
- Pasir Kasar (Coarse sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar dan tajam.
Besar butir- butirnya antara 200 dan 2 mm. tidak ada gaya adhesi antar butir- butir pasir
kasar dan air.
- Kerikil (gravel)
Bentuk butir- butir kerikil itu bermacam- macam ada yang bulat, bulat telur dan ada yang
pipih. Besar butir- butirnya lebih dari 2 mm.
B. Agregat (Sub Base Course dan Base Course)
-
7/25/2019 Print Aza
10/25
Ditinjau dari asal kejadiannya agregat/ batuan dapat dibedakan :
- Batuan beku
Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas, batuan
beku luar (extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).
- Batuan sedimen
Sedimen berasal dari campuran partikel mineral, sisa- sisa hewan dan tanaman.
Berdasarkan cara pembentukannya batuan sedimen dapat ddibedakan atas:
Batuan sedimen yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, konglomerat, batu pasir dan batu
lempung. Batuan ini banyak mengandung silica.
Batuan sedimen yang di bentuk secara organis seperti batu gamping, batu-bara, opal.
Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam, gips dan flint.
- Batuan metamorf
Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk
akibat adanya perubahan tekanan temperature dari kulit bumi.
Berdasarkan proses pengolahannya.
- Agregat alam
Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses
pengolahan, dinamakan agregat alam.
Dua bentuk agregat alam yang sering dipergunakan yaitu: kerikil dan pasir.
Kerikil adalah agregat dengan ukuran partikel > inch (6,35 mm), Pasir adalah agregat
dengan ukuran partikel < inch tetapi lebih besar dari 0,075 mm (saringan no.200).
- Agregat yang melalui proses pengolahan
Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering ditemui agregat masih berbentuk batu gunung
sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai
agregat konstruksi perkerasan jalan.
Agregat ini harus melalui proses pemecahan terlebih dahulu supaya diperoleh:
Bentuk partikel bersudut diusahakan berbentuk kubus.
Permukaan partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik.
Gradasi sesuai yang diinginkan.
Proses pemecahan agregat sebaiknya menggunakan mesin pemecah batu (Crusher stone)
sehingga ukuran partikel yang dihasilkan dapat terkontrol sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan.
- Agregat buatan
Agregat yang merupakan mineral filler/ pengisi (partikel dengan ukuran
-
7/25/2019 Print Aza
11/25
C. Aspal (Surface Course)
Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua,pad temperature ruang
berbentuk padat sampai agak padat.jika dipanaskan sampai suatu temperature tertentu aspal
dapat menjadi lunak atau cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu
pembuatan aspal beton atau dapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan
atau penyiraman pada kekerasan macadam ataupun peleburan.Jika temperature mulai
turun,aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada rempatnya (sifat termoplastis).
Jenis Aspal:
Berdasarkan cara diperolehnya aspal dapat dibedakan atas :
1. Aspal alam,dapat dibedakan atas
- Aspal gunung (rock asphalt),contoh aspal dari pulau beton
- Aspal danau (lake asphalt) contoh aspal dari Bermudez,Trinidad.
2. Aspal buatan
- Aspal minyak merupakan hasil penyulingan minyak bumi
- Tar,merupakan hasil penyulingan batubara tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan kara
lebih cepat mengeras,peka terhadap perubahan temperature dan beracun.
SIFAT ASPAL
Aspal yang digunakan pada konsturksi perkersan jalan berfungsi sebagai :
1. Bahan pengikat,member ikatanyang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal itu sendiri
2. Bahan pengisi mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu
sendiri.
2. PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN RAYA
A. Uraian Teknis
Terutama tentu kita akan mendapatkan gambar-gambar serta syarat-syarat dari pekerjaan itu
(spesifikasi) dan daerah yang akan diperkerjakan.
Langkah utama untukk memulai pekerjaan ialah :
Survey kembali,dalam hal ini untuk menentukan titik dasar/pedoman ketinggian dari
pekerjaan selanjutnya, setelah ditetapkan dassar ini,maka selanjutnya dapat diteruskan
membikin B.M (Benk Mark) dan titik lainya C (center line),dan lain-lain.apabila telah
selesai/deketahui hal-hal yang diperlukan yang dilaksanakan surveyor/pengukuran baru dapat
dimulai pekerjaan selanjutnya.
-
7/25/2019 Print Aza
12/25
1. Pekerjaan Tanah (Earth work)
Dalam pekerjaan tanah pada umumnya kita menemui 2 macam:
Galian- cut
Timbunan- fill
Ad.1 Galian- cut
Kalau tanah dari galian akan dipergunakan untuk timbunan pertama- tama kita harus
bersihkan dari tumbuh- tumbuhan dan lapisan humusnya harus dibuang, tebal lapisan ini
umumnya setebal 10- 30 cm pekerjaan ini disebut juga Top Soil Stripping. Dapat tidaknya
tanah/ material galian ini dipakai untuk timbunan akan dilakukan pengetesan oleh
laboratorium. Jadi, dalam hal ini material itu boleh dapat dipakai untuk timbunan setelah ada
hasil atau ketetapan tertulis Dario laboratorium.
Teknik penggalian:
Setiap akan berhenti pekerjaan sedapat mungkin diusahakan kalau hujan datang air tidak
tergenang. Sebab, kalau sampai air tergenang mengakibatkan menyulitkan kerja dan
selanjutnya akan mempengaruhi mutu/klasifikasi dari material.
Ad.2 Timbunan :fill- embankment.
Materialnya:
Dapat dipakai dari hasil galian atau cut. Yang termasuk dalam rencana yang juga disebut
Common excavation atau material atau bahan galian yang didatangkan dari luuar daerah
pekerjaan disebut Borrow Excavation.
Jenis tanah:
- Tanah- clay
- Tanah bercampur batu- rock clay
- Pasir + Batu (sirtu)- Granular material
- Batu hasil dari pemecahan (memakai dynamit)-rock.
- Pasir sand.
Pasir dapat dipakai minimal 0,60 dibawah permukaan badan jalan.
Cara pelaksanaan :
Setelah diketahui dengan pasti daerah yang dilaksanakan serta siap segala persiapan patok-
patok dan lain- lain (pengukuran/ surveyor) maka dapat dikerjakan pekerjaan sebagai berikut:
- Clearing & grubbing pekerjaan pemotongan pohon- pohon besar/ kecil.
-
7/25/2019 Print Aza
13/25
- Top Soil & Stripping- pembuangan humus- humus/ lapisan atas, akar- akar kayu dan umumnya
setebal 10-30 cm.
- Compaction of foundation of Embankment.
- Pemadatan tanah dasar sebelum dilaksanakan penimbunan.
- Lapisan ini perlu di test (density- test of proof rolling test) baru diteruskan pekerjaan
selanjutnya- penimbunan.
- Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis/ layer by layer setebal 20 cm dan didapatkan
dibawah 1.00 dari sub-grade pengetesan(density test dapat dilaksanakan setiap 3 lapis, jadi
setiap lapisnya cukup dengan test proof rolling).
2. Sub-Base Course
Sesudah lapisan sub-grade ini betul- betul telah memenuhi syarat- syarat evalasi dan
kepadatan kita akan mulai pekerjaan sub-base course.
Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya. Untuk mencapai ketebalan yang
dikehendaki. Titik yang diperlukan minimum : 5 titik menurut potongan melintang (X
section) dan dengan jarak maksimum 25 meter menurut potongan memanjang atau profil.
Cara pengamparan :
Setelah selesai pemasangan patok- patok untuk menentukan ketinggian/ ketebalannya maka
kita dapat mendatangkan material seb-base ini kelapangan. Patok- patok itu dipasang harus
cukup kuat, dan kita lindungi sekelilingnya dengan material sub-base tersebut 30 cm.
Cara pemadatan:
Prinsip pemadatan harus dimulai dari pinggir/ dari rendah ke tengah /tinggi.
Setelah kita ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama kita laksanakan
dengan road roller (MacAdam Roller atau Tandem Roller).
Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/ keadaan
memerlukan sambil menyiram.
Untuk menyelesaikan pemadatan kita pakai sebaiknya Mac Adam Roller. Sudah cukup padat,
melihat dengan pandangan mata pertama kali (pengalaman). Sebelumnya meneruskan
pekerjaan selanjutnya mencetak elevasi (oleh surveyor) dan kepadatan. Density Test oleh Soil
Material Enginer/ Laboratorium.
Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan kepadatannya) secara
tertulis baru dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya/ base course.
-
7/25/2019 Print Aza
14/25
3. Base Course
Seperti yang diuraikan pada pekerjaan sub-base course pekerjaan base course prinsipnya
sama saja. Yaitu:
- Permukaan sub- base course harus sudah rata dan padat.
- Dipasang patok- patok untuk pedoman ketinggiannya (dalam arah melintang 5 titik dan arah
memanjang dengan jarak maksimal setiap 25 m) sesuai dengan station X-section.
- Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan setiap jarak tertentu volumenya yang
diperlukan.
- Toleransi ketinggian diambil 1 cm, dimana menurut pengalaman waktu pengamparannya
dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump. : tebal 15 cm padat, sebelum dipadatkan kita
ampar tebalnya 16.5- 17.50. Ini jangan lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/ turunnya
daripada materialnya basah. Menurut pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan
ketinggian dalam ketentuan (toleransi) dan mengurangi segregation.
- Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang diperlukan barulah kita
apreading/ampar dan grading/ratakan, sesudah rata kelihatannya baru kita padatkan (pertama
dengan Mac Adam Roller atau Tandem Roller, dimana biasanya dapat dilihat mana yang
rendah dan tinggi perlu kita tambah/kurangi. Setelah kira-kira rata lagi baru selanjutnya kita
padatkan pakai Tire Roller sambil disiram.
Untuk finishing, lebih baik dipadatkan pakai Mac Adam Roller lagi.
- Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor (Check level/permukaan) dan
kepadatannya oleh Soil Material Enginer (Density test) dengan data tertulis, baru pekerjaan
selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-Coat.
4. Prime Coat
Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime coat ini akan dilaksanakan, base
coursenya betul- betul sudah memenuhi syarat yang dikehendaki, baik ketinggiannya dan
kepadatannya.
Sesudah itu kita harus menjaga hal seperti berikut ini :
Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta kering. Alat untuk membersihkan adalah
kompresor, sapu lidi, dan karung goni, power brom, atau power blower.
Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari kotoran/ debu yang melekat pada
permukaan base-course tersebut. Mungkin pada sapu lidi dan karung goni saja sudah cukup,
dan adakalanya harus dipakai kompresor dahulu baru dengan sapu dan karung goni, prinsip
harus bersih dari debu dan kotoran dan material yang terlepas harus dibuang.
-
7/25/2019 Print Aza
15/25
Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk prime-coating yang dipersiapkan ialah
alat- alatnya (distributor kecil), dan alat penarik (Tire Roller) atau distributor (besar), juga
disebut distributor- car distributor. Tentu semua alat ini telah diperiksa baik dan berjalan
lancar.
Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu sebelumnya melalui beberapa kali
percobaan dengan dasar pedoman dari yang sudah diketahui sebelumnya. Panas/temperature,
kecapatan, menentukan volume yang keluar, jarak nozel dengan permukaan base-course
menentukan ratanya disamping juga ikut menentukan volume tersebut.
Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki itu, walaupun sudah ada
patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga bahagian laboratorium (Soil
Material Engineer) harus hadir untuk mengecek dilapangan (cara timbangan). Sesudah selesai
dengan sempurna, dengan menunggu kering lebih dahulu baru pekerjaan selanjutnya/ asphalt
concrete dilaksanakan.
Umumnya sesudah 48 jam sudah cukup kering, dan asphalt concrete dilaksanakan.
Cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh cuaca/panas matahari dan tebalnya lapisan
dari prime coat tersebut.
5. Asphalt Concrete
Sebagaimana yang telah diuraikan tadi, Asphalt- concrete baru dapat dilaksanakan apabila
prime- coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Harus sudah kering.
b. Permukaan prime-coat itu bersih dari kotoran/ debu.
Apa yang kita perlukan/ perhatikan?
a. Sesudah kita mengetahui beberapa lebar jalan yang akan dilaksanakan kita pakai form (bentuk
atau mal)
Gunanya adalah :
a. Mendapatkan bentuk yang dikehendaki.
b. Yang lebih penting sewaktu kita memadatkan asphalt concrete tidak lari/bergeser keluar
daerah yang kita perlukan.
Apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut sudah selesai/ memenuhi syarat kita
akan beralih pada alat- alatnya.
Tebal asphalt concrete
Ini tergantung perencanaan.
-
7/25/2019 Print Aza
16/25
Pengamparan tebalnya sebelum dipadatkan biasanya diampar 25% dari tebal yang
diperlukan.
Sebelum memulai pengamparan, finisher disetel/ diatur sedemikian rupa, supaya dapat
asphalt concrete yang kita perlukan.
Finisher itu dapat diatur untuk tebal dan kemiringan/slope yang kita perlukan.
Asphalt concrete dapat dipakai/diampar setelah sampai dilapangan harus utuh/ tidak basah
(yang mungkin dalam perjalanan ditimpa air hujan) dan panasnya memenuhi syarat
(spesifikasi)Ump. , dengan adanya jarak lapangan kerja A.M.P (Produksi Asphalt Concrete)
tentu aka nada penurunan/ perubahan panas. Dalam pengalaman setiap jarak ditempuh 1
jam perjalanan penurunan panas adalah .
Pemadatan :
Sewaktu penghamparan mungkin saja terjadi pada tempat- tempat tertentu kurang rata, maka
perlu ditambah pengamparan cukup dengan tenaga manusia.
Memulai pemadatan dilaksanakan telah cukup tersedia areanya dan panas- panas/
temperature dari asphalt concrete sesudah dihampar.
Sewaktu pemadatan roda roller harus disiram air secukupnya.
Cara pemadatan :
a. Apabila pertama dari lebar jalan belum ada asphalt concrete pemadatannya dilakukan secara
berturut- turut sebagai berikut:
1) Pada sambungan melintang/ Transverse joints.
2) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
3) Dari bagian terendah kebagian tinggi sewaktu pemadatan pertama.
4) Pemadatan kedua urutannya sama dengan pemadatan pertama.
5) Pemadatan terakhir pun sama dengan pertama dan kedua urutannya.
b. Apabila dibagian lain ( jalan) sudah ada asphalt concretenya pemadatan dilaksanakan
sebagai berikut:
1) Pada sambungan melintang (transverse joints)
2) Pada sambungan memanjang (4 center line)
3) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
4) Dari bagian terendah kebahagiaan yang tinggi sewaktu pemadatan pertama.
5) Pemandangan ke dua sama urutannya dengan pemadatan pertama.
6) Pemadatan terakhir pun sama dengan pemadatan pertama dan kedua urutannya.
-
7/25/2019 Print Aza
17/25
6. T.B.S.T (Triple Bitominous Suface Treatment)
Sebagaimana diuraikan diatas, lapisan pengerasannya sama dengan pekerjaan kalau kita
pakai asphalt concrete, hanya lapisan aus (pavement) yang berlainan.
Untuk pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Prime-coat :
Sesudah base-course memenuhi syarat- syarat baik kepadatan dan kerataannya baru pekerjaan
Prime Coat(M.C. -1) dilaksanakan, dengan volume yang diperlukan, dengan volume yang
diperlukan Ump.: 0.6 kg/m2, setelah kering, yang memerlukan waktu 24 jam, tetapi kalau
udara baik/ panas dengan wakktu 5 jam sudah cukup kering.
b. Bituminous R.C-2:
Setelah prime-coat (M.C.-1) kering, lanjutkan dengan penyiraman asphalt (R.C.-2) lagi
dengan volume yang diperlukan Ump.:0,8 kg/m2.
c. Grading B.:
Selagi R.C.-2 ini masih dalam panas, segera diamparkan material batu pecah (grading B)
dengan volume yang diperlukan Ump. 27 kg/m2. Hasil amparan ini harus marata.
Sesudah merata dan cukup padat, lalu kita padatkan dengan tandem roller.
Pemadatan cukup satu kali jalan (mundur dan maju). Harus diingat bahwa pemadatan itu
jangan sampai material hancur.
d. Bituminous R.C-2
Selesai grading B dipadatkan dan sudah cukup rata, maka disiramkan lagi asphalt (R.C-2)
dengan volume yang diperlukan Ump. : 1,6 kg/m2.
e. Grading E.:
Selagi R.C-2 itu panas diampar lagi material batu pecah (grading E) dengan volume yang
diperlukan Ump.:9 kg/m2 dan dipadatkan.
Bituminous R.C-2 :
Sesudah grading E dipadatkan dan rata disiram lagi asphalt dengan volume yang diperlukan.
Pasir/Abu Batu:
Terakhir R.C-2 yang panas dihamparkan pasir dengan volume yang telah ditetapkan dan
dipadatkan, pemadatanya lebih baik pakai Tire-Roller.
-
7/25/2019 Print Aza
18/25
BAB IV
Jenis-Jenis Perkerasan Jalan
STRUKTUR PERKERASAN
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun
dari bawah ke atas,sebagai berikut :
Lapisan tanah dasar (sub grade)
Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :
a. Flexible pavement (perkerasan lentur).
b. Rigid pavement (perkerasan kaku).
c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).
PERKERASAN LENTUR
Jenis dan fungsi lapisan perkerasan
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke
lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar
Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis
perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah
dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai
persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya
dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau
tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
Lapisan tanah dasar, tanah galian.
Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
-
7/25/2019 Print Aza
19/25
Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan
daya dukung tanah dasar.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada
lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang
kurang baik.
Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan
di bawah lapis pondasi atas.
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi
atas.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya
daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah
dan lapis permukaan.
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban ke lapisan di bawahnya.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan
beban-beban roda.
-
7/25/2019 Print Aza
20/25
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain,
kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.
Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh
lapisan di bawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di
atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah
masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus
tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
PERKERASAN KAKU
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat
(slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas
tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis
pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi
sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari
kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan
perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis
pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban,
maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen
-
7/25/2019 Print Aza
21/25
adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau
pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan,
yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi,
kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai
kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.
Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k),
menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama
air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat
lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air
bebas terakumulasi di bawah pelat.
Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur yang
sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan dan
kerugian masing-masing jenis perkerasan tersebut seperti dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Perkembangan perkerasan kaku
Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun langsung di atas tanah
dasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah dasar dan kondisi drainasenya. Pada
umumnya dibangun plat beton setebal 6 7 inch. Dengan bertambahnya beban lalu-lintas,
khususnya setelah Perang Dunia ke II, mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan
penting terhadap unjuk kerja perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya
pumping pada perkerasan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha untuk mengatasi
pumping sangat penting untuk diperhitungkan dalam perencanaan.
Pada periode sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan penebalan di bagian ujung
/ pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi akibat beban truk
yang sering lewat di bagian pinggir perkerasan.
Kemudian setelah efek pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya dan jalan bebas
hambatan, banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih tebal yaitu antara 9 10
inch.
-
7/25/2019 Print Aza
22/25
Guna mempelajari hubungan antara beban lalu-lintas dan perkerasan kaku, pada tahun 1949
di Maryland USA telah dibangun Test Roads atau Jalan Uji dengan arahan dari Highway
Research Board, yaitu untuk mempelajari dan mencari hubungan antara beragam beban
sumbu kendaraan terhadap unjuk kerja perkerasan kaku.
Perkerasan beton pada jalan uji dibangun setebal potongan melintang 9 7 9 inch, jarak
antara siar susut 40 kaki, sedangkan jarak antara siar muai 120 kaki. Untuk sambungan
memanjang digunakan dowel berdiameter 3/4 inch dan berjarak 15 inch di bagian tengah.
Perkerasan beton uji ini diperkuat dengan wire mesh.
Tujuan dari program jalan uji ini adalah untuk mengetahui efek pembebanan relatif dan
konfigurasi tegangan pada perkerasan kaku. Beban yang digunakan adalah 18.000 lbs dan
22.400 pounds untuk sumbu tunggal dan 32.000 serta 44.000 pounds pada sumbu ganda.
Hasil yang paling penting dari program uji ini adalah bahwa perkembangan retak pada pelat
beton adalah karena terjadinya gejala pumping. Tegangan dan lendutan yang diukur pada
jalan uji adalah akibat adanya pumping.
Selain itu dikenal juga AASHO Road Test yang dibangun di Ottawa, Illinois pada tahun
1950. Salah satu hasil yang paling penting dari penelitian pada jalan uji AASHO ini adalah
mengenai indeks pelayanan. Penemuan yang paling signifikan adalah adanya hubungan
antara perubahan repetisi beban terhadap perubahan tingkat pelayanan jalan. Pada jalan uji
AASHO, tingkat pelayanan akhir diasumsikan dengan angka 1,5 (tergantung juga kinerja
perkerasan yang diharapkan), sedangkan tingkat pelayanan awal selalu kurang dan 5,0.
-
7/25/2019 Print Aza
23/25
BAB V
Aspal
adalah merupakan bahan bitumen yang telah digunakan sejak dulu, hingga saat sekarang
aspal dipakai untuk jenis-jenis pekerjaan perkerasan, atap, pipa dan lain-lain.
Macam-macam aspal antara lain :
1. Aspal Alam
Aspal ini terdapat di alam antara lain
lake asphalt( danau aspal )
rock asphaltdi pulau Buton
sand asphalt
Yang akan di bahas adalah rock asphalt, yang terdapat di puau Buton. Jenis aspal itu juga
sering disebut BUTAS ( Buton Aspal ), terdapat pada batu-batu karang sehingga bercampur
dengan kapur (CaCo). Umumnya berupa susunan bahan 35 % bitumen, 60% bahan mineral,
dan 5% bahan lainnya.
Proses terjadinya rock asphalt adalah terjadi pada daerah yang mengandung minyak bumi dan
aspal.Akibat terjadinya gerakan-gerakan pada lapisan kulit bumi menyebabkan terjadinya
penurunan atau retak-retak pada permukaan bumi.Dengan adanya tekanan dari bawah lapisan
kulit bumi menyebabkan keluarnya minyak bumi.Apabila tekanan yang tejadi besar, maka
minyak bumi akan keluar dengan aspal yang dikandungnya, akan tetapi sebaliknya, apabila
tekanan itu lemah maka minyak bumi akan merembes melalui retakan-retakan dan aaspal itu
tertinggal. Pada proses perjalanan minyak bumi tadi, akan melalui batuan-batuan yang
sifatnya p[orous sehingga minyak bumi yang mengandung aspal akan meresap pada lapisan
batuan porous tersebut dan terjadilah rock asphalt.
2 jenis aspal dari pulau Buton berdasarkan kadar bitumennya :
1. Kadar bitumen aspal > 20 %, = bisa langsung dipakai untuk mengaspal jalan
2. Kadar bitumen aspal < 20 %
Sifat Butas Aspal
aspal apabila kena panas akan berubah keadaannya dari keadaan keras menjadi keadaan
plastis. Sampai suhu 30 derajat Celcius. Batu aspal masih bersifat rapuh / getas dan mudah
pecah. Sehingga apabila dibutuhkan butiran batu aspal yang berukuran kecil, maka
pemecahan bungkah-bungkah batuan aspal dilakukan pada suhu rendah.Suhu diantara 40
50 derajat Celcius akan bersifat plastis dan jika dipukul akan sukar pecah. Diatas suhu 60
derajat Celcius maka batu aspal sudah bersifat sangat plastis.
-
7/25/2019 Print Aza
24/25
Aspal Buatan
Aspal ini diperoleh dari proses destilasi/penyulingan minyak tanah mentah.
Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dapat dibedakan atas :
1. Aspal keras/ panas (asphalt cement, AC), adalah aspal yang digunakan dalam keadaan
cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan (temperatur
ruang).
2. Aspal emulsi (emulsion asphalt) adalah aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi,
dapat digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas. Aspal emulsi dan cutback
aspal umum digunakan pada campuran dingin atau pada penyemprotan dingin.
3. Aspal dingin/ cair (cut back asphalt) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair
dan dingin
Aspal Keras / Aspal Cement
Aspal cement pada temperatur ruang (25oC - 30oC) berbentuk padat. Aspal semen terdiri dari
beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya.
Pengelompokkan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi pada temperatur
25oC ataupun berdasarkan nilai viskositanya. Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan
berdasarkan nilai penetrasinya,yaitu :
1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 40-502.
2. AC pen 60/70, yaitu AC dengan penetrasi antara 60-703.
3. AC pen 85/100, yaitu AC dengan penetrasi antara 85-1004.
4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120-1505.
5. AC pen 200-300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200-300Persyaratan Aspal Keras /
Aspal Cement
Aspal Emulsi
Aspal cement dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu lintas
dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume rendah. Di Indonesia pada umumnya
dipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60-70 dan 80-100.
Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dalam bahan pengemulsi. Berdasarkan
muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :
1. Kationik, disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan
arus listrik positif.
-
7/25/2019 Print Aza
25/25
2. Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan
negatif.c. Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti
tidak mengantarkan listrik.
3. Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak
mengantarkan listrik.
Aspal Cair (Curback asphalt)
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan
minyak bumi. Dengan demikian cut back asphalt berbentuk cair dalam temperatur ruang.
Berdasarkan bahan cairnya dan kemudahan menguap bahan pelarutnya, aspal cair dibedakan
atas :
1. RC (Rapid Curing Cut Back):Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bensin
atau premium.RC merupakan cut back aspal yang paling cepat menguap.
2. MC (Medium Curing Cut Back):Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan
pencair yang lebih kental seperti minyak tanah
3. SC (Slow Curing Cut Back)
4. Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan yang lebih kental seperti solar.
Aspal jenis ini merupakan cutback aspal yang paling lama menguap.
Berdasarkan nilai viskositas pada temperatur 60oC, cutback aspat dapat dibedakan atas :
RC 30 60 MC 30 60 SC 30 60
RC 70 40 MC 70 140 SC 70 140
RC 250 500 MC 250 500 SC 250 500
RC 800 1600 MC 800 1600 SC 800 1600
RC 3000 6000 MC 3000 6000 SC 3000 6000