print aza

Upload: ahmad-zakki

Post on 27-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Print Aza

    1/25

    PERENCANAAN DAN PERKERASAN

    JALAN RAYA

    Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Kurikulum

    Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

    Pembinaan Masyarakat Indonesia

    Dikerjakan Oleh:

    Nama : Ahmad Zakki

    NIM : 13070011

    Jurusan : Teknik Sipil

    Dosen Pengajar : Prof. Dr. Dra. Zuriah Sitorus, ST., M.Sc

    JURUSAN TEKNIKSIPIL

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS PEMBINAAN

    MASYARAKAT INDONESIA

    2016

  • 7/25/2019 Print Aza

    2/25

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    memberikan kesehatan, kesempatan dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan tugas Perencanaan Jalan Raya ini, yang merupakan salah satu

    mata kuliah wajib pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

    Pembinaan Masyarakat Indonesia.

    Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan

    masukan-masukan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak.

    Karenanya, dalam kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati

    penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu

    Prof. Dr. Dra. Zuriah Sitorus, ST., M.Sc. yang telah meluangkan waktu untuk

    membimbing dan memberikan saran-saran kepada penulis, sehingga tugas

    rancangan ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis

    sampaikan juga kepada orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan

    materil serta rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan berupa

    pikiran maupun waktu yang tentunya sangat berguna dalam proses rampungnya

    tugas ini.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas rancangan ini

    masih jauh dari kesempurnaan, karenanya dengan segala kerendahan hati penulis

    mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan

    penulisan laporan di masa mendatang.

    Akhirnya penulis mengharapkan semoga tugas Perencanaan Jalan Raya

    ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi khususnya dan rekan-rekan sesama

    mahasiswa Fakultas Teknik UPMI umumnya.

    Medan, Januari 2016

    Ahmad Zakki

    NPM 13070011

  • 7/25/2019 Print Aza

    3/25

    BAB I. PENDAHULUAN

    Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,termasuk

    bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang beradapada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawahpermukaan tanah dan/atau air, serta

    di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,jalan lori, dan jalan kabel.

    Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalankhusus

    adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, ataukelompok

    masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan tol adalah jalan umumyang merupakan bagian

    sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yangpenggunanya diwajibkan membayar tol.

    Tol adalah sejumlah uang tertentu yangdibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Jalan bebas

    hambatan adalah jalan umumuntuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk

    secara penuh dantanpa adanya persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang

    milikjalan.

    Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yangmengatasi

    berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan mukabumi, pembangunan

    jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin

    melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesinpembangun jalan akan digunakan untuk

    proses ini. Dalam proses pembuatan jalanitu sendiri disebut dengan perkerasan jalan.

    Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yangdigunakan

    untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai dalamperkerasan jalan

    adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil sampingpeleburan baja. Sedangkan bahan

    ikat yang dipakai antara lain semen, aspal dantanah liat.

    Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampungbeban

    kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengantanah yang lebih

    keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnyadi atas lapisan dasar ini akan

    dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisanpermukaan. Biasanya lapisan permukaan

    dibuat dengan aspal ataupun semen.

    Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harusdiperhitungkan dalam

    pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaanjalan setelah hujan tidak hanya

    membahayakan pengguna jalan, malahan akanmengikis dan merusakkan struktur jalan.

    Karena itu permukaan jalan sebenarnyatidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian

    yang berarah ke selokan dipinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali

    ke selokan.

  • 7/25/2019 Print Aza

    4/25

    Setelah itu dipasang di tempat-tempat yang berbahaya sepertibelokan yang tajam. Di

    permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "matakucing", yakni sejenis benda bersinar

    seperti batu yang "ditanamkan" dipermukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan

    batas lintasan.

  • 7/25/2019 Print Aza

    5/25

    BAB II.

    LAPISAN PEKERJAAN JALAN

    Berdasarkan bahan ikat, lapisan perkerasan jalan ada dua kategori:

    1.Lapisan Perkerasan Lentur

    2.Lapisan Perkerasan Kaku

    1.Perkerasan Lentur ( Flexible Pavement )

    Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai

    bahan pengikat.

    Lapisan lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebabkanbeban lalulintas

    ke tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan lapisan tersebutadalah :Lapisan permukaan

    (surface coarse)

    Lapisan pondasi atas (base coarse)

    Lapisan pondasi bawah (sub-base coarse)

    Lapisan tanah dasar (sub grade)

    Gambar 5.1. Susunan perkerjaan perkerasan jalan

    Lapisan Permukaan ( surface coarse)

    Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan yang paling atas.

    Lapisan tersebut berfungsi sebagai berikut :

    Lapisan perkerasan penahan beban roda, yang mempunyai stabilitas tinggi

    untuk menahan beban roda selama masa pelayanan.

    Lapisan kedap air.

    Air hujang yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan di bawahnya

    dan melemahkan lapisan lapisan tersebut.

    Lapis aus.

    Lapisan ulang langsung menderita gesekan akibat roda kendaraan.

    Lapis lapis yang menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya sehingga dapat dipukul oleh

    lapisan lain dengan daya dukung yang lebih jelek.

    Lapisan permukaan berdasarkan fungsinya :

    Lapis non structural, sebagai lapis aus dan kedap air.

    Lapis structural, sebagai lapis yang menahan dan menyebarkan beban roda.

    Bahan bahannya terdiri dari batu pecah, kerikil, dan stabilisasi tanah dengan semen atau

    kapur.

  • 7/25/2019 Print Aza

    6/25

    Pennggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap airdan

    memberikan bantuan tenaga tarik yang berarti mempertinggi daya dukunglapisan terhadap

    beban roda lalulintas.

    Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaannya,umur

    rencana, serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat yang sebesar besarnya dari biaya

    yang dikeluarkan.

    Pondasi Atas ( base coarse )

    Lapis pondasi atas adalah bagian perkerasan jalan yang terletak antaralapis

    permukaan dengan lapis pondasi bawah ( atau dengan tanah dasar bila tidakmenggunakan

    lapis pondasi bawah )

    Fungsi lapis pondasi adalah :

    Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke

    lapisan di bawahnya.

    Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.

    Bantalan terhadap lapisan permukaan.

    Bahan untuk lapis pondasi atas harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban

    beban roda.

    Sebelum menentukan bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasihendaknya

    dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik baiknyasehubungan dengan persyaratan

    teknis. Bermacam macam bahan alam ataubahan setempat (CBR>/50%, PI

  • 7/25/2019 Print Aza

    7/25

    Pennggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap airdan

    memberikan bantuan tenaga tarik yang berarti mempertinggi daya dukunglapisan terhadap

    beban roda lalulintas.

    Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaannya,umur

    rencana, serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat yang sebesar besarnya dari biaya

    yang dikeluarkan.

    Pondasi Atas ( base coarse )

    Lapis pondasi atas adalah bagian perkerasan jalan yang terletak antaralapis

    permukaan dengan lapis pondasi bawah ( atau dengan tanah dasar bila tidakmenggunakan

    lapis pondasi bawah )

    Fungsi lapis pondasi adalah :

    Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan

    menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.

    Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah

    Bantalan terhadap lapisan permukaan

    Bahan untuk lapis pondasi atas harus cukup kuat dan awet sehingga dapat

    menahan beban beban roda.

    Sebelum menentukan bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasihendaknya

    dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik baiknyasehubungan dengan persyaratan

    teknis. Bermacam macam bahan alam ataubahan setempat (CBR>/50%, PI/20%. PI < 10%)yang relative

    lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasibawah.

    Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen Portlanddalam

    beberapa hal sangat dilanjutkan agar dapat bantuan yang efektif terhadapkestabilan

    konstruksi pekerasan.

    Tanah Dasar (Sub grade)

  • 7/25/2019 Print Aza

    8/25

    Tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanahgalian

    atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakanpermukaan dasaruntuk

    perletakkan bagian-bagian perkerasan lainnya.

  • 7/25/2019 Print Aza

    9/25

    BAB III

    A. Tanah Dasar (Sub Grade)

    Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan.

    Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya

    dukung tanah dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus

    diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar

    yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa

    contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk

    diselidiki.

    Jenis- jenis tanah:

    - Tanah Liat Koloidal (Colloid)

    Bentuk butir- butir tanah liat koloidal itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar

    butir- butirnya kurang dari 1 ( dibaca mikron ;1 =1/1000 mm). Butir- butirnya diselimuti

    oleh suatu selaput air. Gaya adhesi tanah liat koloidal terhadap air itu besar sekali.

    - Tanah liat biasa (clay)

    Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar

    butir- butirnya antara 1 dan 5 . Gaya Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu tidak seberapa

    besar.

    - Tanah lumpur (silt)

    Bentuk butir- butir tanah lumpur itu bulat dan mempunyai permukaan yang agak kasar. Besar

    butir- butirnya antara 5 dan 50 gaya adhesi tanah lumpur terhadap air itu kecil sekali.

    - Pasir halus (fine sand)

    Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar. Besar butir-

    butirnya antara 50 dan 200 . Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir halus dan air.

    - Pasir Kasar (Coarse sand)

    Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar dan tajam.

    Besar butir- butirnya antara 200 dan 2 mm. tidak ada gaya adhesi antar butir- butir pasir

    kasar dan air.

    - Kerikil (gravel)

    Bentuk butir- butir kerikil itu bermacam- macam ada yang bulat, bulat telur dan ada yang

    pipih. Besar butir- butirnya lebih dari 2 mm.

    B. Agregat (Sub Base Course dan Base Course)

  • 7/25/2019 Print Aza

    10/25

    Ditinjau dari asal kejadiannya agregat/ batuan dapat dibedakan :

    - Batuan beku

    Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas, batuan

    beku luar (extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).

    - Batuan sedimen

    Sedimen berasal dari campuran partikel mineral, sisa- sisa hewan dan tanaman.

    Berdasarkan cara pembentukannya batuan sedimen dapat ddibedakan atas:

    Batuan sedimen yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, konglomerat, batu pasir dan batu

    lempung. Batuan ini banyak mengandung silica.

    Batuan sedimen yang di bentuk secara organis seperti batu gamping, batu-bara, opal.

    Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam, gips dan flint.

    - Batuan metamorf

    Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk

    akibat adanya perubahan tekanan temperature dari kulit bumi.

    Berdasarkan proses pengolahannya.

    - Agregat alam

    Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses

    pengolahan, dinamakan agregat alam.

    Dua bentuk agregat alam yang sering dipergunakan yaitu: kerikil dan pasir.

    Kerikil adalah agregat dengan ukuran partikel > inch (6,35 mm), Pasir adalah agregat

    dengan ukuran partikel < inch tetapi lebih besar dari 0,075 mm (saringan no.200).

    - Agregat yang melalui proses pengolahan

    Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering ditemui agregat masih berbentuk batu gunung

    sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai

    agregat konstruksi perkerasan jalan.

    Agregat ini harus melalui proses pemecahan terlebih dahulu supaya diperoleh:

    Bentuk partikel bersudut diusahakan berbentuk kubus.

    Permukaan partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik.

    Gradasi sesuai yang diinginkan.

    Proses pemecahan agregat sebaiknya menggunakan mesin pemecah batu (Crusher stone)

    sehingga ukuran partikel yang dihasilkan dapat terkontrol sesuai dengan spesifikasi yang

    ditetapkan.

    - Agregat buatan

    Agregat yang merupakan mineral filler/ pengisi (partikel dengan ukuran

  • 7/25/2019 Print Aza

    11/25

    C. Aspal (Surface Course)

    Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua,pad temperature ruang

    berbentuk padat sampai agak padat.jika dipanaskan sampai suatu temperature tertentu aspal

    dapat menjadi lunak atau cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu

    pembuatan aspal beton atau dapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan

    atau penyiraman pada kekerasan macadam ataupun peleburan.Jika temperature mulai

    turun,aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada rempatnya (sifat termoplastis).

    Jenis Aspal:

    Berdasarkan cara diperolehnya aspal dapat dibedakan atas :

    1. Aspal alam,dapat dibedakan atas

    - Aspal gunung (rock asphalt),contoh aspal dari pulau beton

    - Aspal danau (lake asphalt) contoh aspal dari Bermudez,Trinidad.

    2. Aspal buatan

    - Aspal minyak merupakan hasil penyulingan minyak bumi

    - Tar,merupakan hasil penyulingan batubara tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan kara

    lebih cepat mengeras,peka terhadap perubahan temperature dan beracun.

    SIFAT ASPAL

    Aspal yang digunakan pada konsturksi perkersan jalan berfungsi sebagai :

    1. Bahan pengikat,member ikatanyang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal itu sendiri

    2. Bahan pengisi mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu

    sendiri.

    2. PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN RAYA

    A. Uraian Teknis

    Terutama tentu kita akan mendapatkan gambar-gambar serta syarat-syarat dari pekerjaan itu

    (spesifikasi) dan daerah yang akan diperkerjakan.

    Langkah utama untukk memulai pekerjaan ialah :

    Survey kembali,dalam hal ini untuk menentukan titik dasar/pedoman ketinggian dari

    pekerjaan selanjutnya, setelah ditetapkan dassar ini,maka selanjutnya dapat diteruskan

    membikin B.M (Benk Mark) dan titik lainya C (center line),dan lain-lain.apabila telah

    selesai/deketahui hal-hal yang diperlukan yang dilaksanakan surveyor/pengukuran baru dapat

    dimulai pekerjaan selanjutnya.

  • 7/25/2019 Print Aza

    12/25

    1. Pekerjaan Tanah (Earth work)

    Dalam pekerjaan tanah pada umumnya kita menemui 2 macam:

    Galian- cut

    Timbunan- fill

    Ad.1 Galian- cut

    Kalau tanah dari galian akan dipergunakan untuk timbunan pertama- tama kita harus

    bersihkan dari tumbuh- tumbuhan dan lapisan humusnya harus dibuang, tebal lapisan ini

    umumnya setebal 10- 30 cm pekerjaan ini disebut juga Top Soil Stripping. Dapat tidaknya

    tanah/ material galian ini dipakai untuk timbunan akan dilakukan pengetesan oleh

    laboratorium. Jadi, dalam hal ini material itu boleh dapat dipakai untuk timbunan setelah ada

    hasil atau ketetapan tertulis Dario laboratorium.

    Teknik penggalian:

    Setiap akan berhenti pekerjaan sedapat mungkin diusahakan kalau hujan datang air tidak

    tergenang. Sebab, kalau sampai air tergenang mengakibatkan menyulitkan kerja dan

    selanjutnya akan mempengaruhi mutu/klasifikasi dari material.

    Ad.2 Timbunan :fill- embankment.

    Materialnya:

    Dapat dipakai dari hasil galian atau cut. Yang termasuk dalam rencana yang juga disebut

    Common excavation atau material atau bahan galian yang didatangkan dari luuar daerah

    pekerjaan disebut Borrow Excavation.

    Jenis tanah:

    - Tanah- clay

    - Tanah bercampur batu- rock clay

    - Pasir + Batu (sirtu)- Granular material

    - Batu hasil dari pemecahan (memakai dynamit)-rock.

    - Pasir sand.

    Pasir dapat dipakai minimal 0,60 dibawah permukaan badan jalan.

    Cara pelaksanaan :

    Setelah diketahui dengan pasti daerah yang dilaksanakan serta siap segala persiapan patok-

    patok dan lain- lain (pengukuran/ surveyor) maka dapat dikerjakan pekerjaan sebagai berikut:

    - Clearing & grubbing pekerjaan pemotongan pohon- pohon besar/ kecil.

  • 7/25/2019 Print Aza

    13/25

    - Top Soil & Stripping- pembuangan humus- humus/ lapisan atas, akar- akar kayu dan umumnya

    setebal 10-30 cm.

    - Compaction of foundation of Embankment.

    - Pemadatan tanah dasar sebelum dilaksanakan penimbunan.

    - Lapisan ini perlu di test (density- test of proof rolling test) baru diteruskan pekerjaan

    selanjutnya- penimbunan.

    - Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis/ layer by layer setebal 20 cm dan didapatkan

    dibawah 1.00 dari sub-grade pengetesan(density test dapat dilaksanakan setiap 3 lapis, jadi

    setiap lapisnya cukup dengan test proof rolling).

    2. Sub-Base Course

    Sesudah lapisan sub-grade ini betul- betul telah memenuhi syarat- syarat evalasi dan

    kepadatan kita akan mulai pekerjaan sub-base course.

    Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya. Untuk mencapai ketebalan yang

    dikehendaki. Titik yang diperlukan minimum : 5 titik menurut potongan melintang (X

    section) dan dengan jarak maksimum 25 meter menurut potongan memanjang atau profil.

    Cara pengamparan :

    Setelah selesai pemasangan patok- patok untuk menentukan ketinggian/ ketebalannya maka

    kita dapat mendatangkan material seb-base ini kelapangan. Patok- patok itu dipasang harus

    cukup kuat, dan kita lindungi sekelilingnya dengan material sub-base tersebut 30 cm.

    Cara pemadatan:

    Prinsip pemadatan harus dimulai dari pinggir/ dari rendah ke tengah /tinggi.

    Setelah kita ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama kita laksanakan

    dengan road roller (MacAdam Roller atau Tandem Roller).

    Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/ keadaan

    memerlukan sambil menyiram.

    Untuk menyelesaikan pemadatan kita pakai sebaiknya Mac Adam Roller. Sudah cukup padat,

    melihat dengan pandangan mata pertama kali (pengalaman). Sebelumnya meneruskan

    pekerjaan selanjutnya mencetak elevasi (oleh surveyor) dan kepadatan. Density Test oleh Soil

    Material Enginer/ Laboratorium.

    Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan kepadatannya) secara

    tertulis baru dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya/ base course.

  • 7/25/2019 Print Aza

    14/25

    3. Base Course

    Seperti yang diuraikan pada pekerjaan sub-base course pekerjaan base course prinsipnya

    sama saja. Yaitu:

    - Permukaan sub- base course harus sudah rata dan padat.

    - Dipasang patok- patok untuk pedoman ketinggiannya (dalam arah melintang 5 titik dan arah

    memanjang dengan jarak maksimal setiap 25 m) sesuai dengan station X-section.

    - Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan setiap jarak tertentu volumenya yang

    diperlukan.

    - Toleransi ketinggian diambil 1 cm, dimana menurut pengalaman waktu pengamparannya

    dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump. : tebal 15 cm padat, sebelum dipadatkan kita

    ampar tebalnya 16.5- 17.50. Ini jangan lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/ turunnya

    daripada materialnya basah. Menurut pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan

    ketinggian dalam ketentuan (toleransi) dan mengurangi segregation.

    - Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang diperlukan barulah kita

    apreading/ampar dan grading/ratakan, sesudah rata kelihatannya baru kita padatkan (pertama

    dengan Mac Adam Roller atau Tandem Roller, dimana biasanya dapat dilihat mana yang

    rendah dan tinggi perlu kita tambah/kurangi. Setelah kira-kira rata lagi baru selanjutnya kita

    padatkan pakai Tire Roller sambil disiram.

    Untuk finishing, lebih baik dipadatkan pakai Mac Adam Roller lagi.

    - Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor (Check level/permukaan) dan

    kepadatannya oleh Soil Material Enginer (Density test) dengan data tertulis, baru pekerjaan

    selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-Coat.

    4. Prime Coat

    Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime coat ini akan dilaksanakan, base

    coursenya betul- betul sudah memenuhi syarat yang dikehendaki, baik ketinggiannya dan

    kepadatannya.

    Sesudah itu kita harus menjaga hal seperti berikut ini :

    Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta kering. Alat untuk membersihkan adalah

    kompresor, sapu lidi, dan karung goni, power brom, atau power blower.

    Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari kotoran/ debu yang melekat pada

    permukaan base-course tersebut. Mungkin pada sapu lidi dan karung goni saja sudah cukup,

    dan adakalanya harus dipakai kompresor dahulu baru dengan sapu dan karung goni, prinsip

    harus bersih dari debu dan kotoran dan material yang terlepas harus dibuang.

  • 7/25/2019 Print Aza

    15/25

    Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk prime-coating yang dipersiapkan ialah

    alat- alatnya (distributor kecil), dan alat penarik (Tire Roller) atau distributor (besar), juga

    disebut distributor- car distributor. Tentu semua alat ini telah diperiksa baik dan berjalan

    lancar.

    Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu sebelumnya melalui beberapa kali

    percobaan dengan dasar pedoman dari yang sudah diketahui sebelumnya. Panas/temperature,

    kecapatan, menentukan volume yang keluar, jarak nozel dengan permukaan base-course

    menentukan ratanya disamping juga ikut menentukan volume tersebut.

    Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki itu, walaupun sudah ada

    patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga bahagian laboratorium (Soil

    Material Engineer) harus hadir untuk mengecek dilapangan (cara timbangan). Sesudah selesai

    dengan sempurna, dengan menunggu kering lebih dahulu baru pekerjaan selanjutnya/ asphalt

    concrete dilaksanakan.

    Umumnya sesudah 48 jam sudah cukup kering, dan asphalt concrete dilaksanakan.

    Cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh cuaca/panas matahari dan tebalnya lapisan

    dari prime coat tersebut.

    5. Asphalt Concrete

    Sebagaimana yang telah diuraikan tadi, Asphalt- concrete baru dapat dilaksanakan apabila

    prime- coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :

    a. Harus sudah kering.

    b. Permukaan prime-coat itu bersih dari kotoran/ debu.

    Apa yang kita perlukan/ perhatikan?

    a. Sesudah kita mengetahui beberapa lebar jalan yang akan dilaksanakan kita pakai form (bentuk

    atau mal)

    Gunanya adalah :

    a. Mendapatkan bentuk yang dikehendaki.

    b. Yang lebih penting sewaktu kita memadatkan asphalt concrete tidak lari/bergeser keluar

    daerah yang kita perlukan.

    Apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut sudah selesai/ memenuhi syarat kita

    akan beralih pada alat- alatnya.

    Tebal asphalt concrete

    Ini tergantung perencanaan.

  • 7/25/2019 Print Aza

    16/25

    Pengamparan tebalnya sebelum dipadatkan biasanya diampar 25% dari tebal yang

    diperlukan.

    Sebelum memulai pengamparan, finisher disetel/ diatur sedemikian rupa, supaya dapat

    asphalt concrete yang kita perlukan.

    Finisher itu dapat diatur untuk tebal dan kemiringan/slope yang kita perlukan.

    Asphalt concrete dapat dipakai/diampar setelah sampai dilapangan harus utuh/ tidak basah

    (yang mungkin dalam perjalanan ditimpa air hujan) dan panasnya memenuhi syarat

    (spesifikasi)Ump. , dengan adanya jarak lapangan kerja A.M.P (Produksi Asphalt Concrete)

    tentu aka nada penurunan/ perubahan panas. Dalam pengalaman setiap jarak ditempuh 1

    jam perjalanan penurunan panas adalah .

    Pemadatan :

    Sewaktu penghamparan mungkin saja terjadi pada tempat- tempat tertentu kurang rata, maka

    perlu ditambah pengamparan cukup dengan tenaga manusia.

    Memulai pemadatan dilaksanakan telah cukup tersedia areanya dan panas- panas/

    temperature dari asphalt concrete sesudah dihampar.

    Sewaktu pemadatan roda roller harus disiram air secukupnya.

    Cara pemadatan :

    a. Apabila pertama dari lebar jalan belum ada asphalt concrete pemadatannya dilakukan secara

    berturut- turut sebagai berikut:

    1) Pada sambungan melintang/ Transverse joints.

    2) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)

    3) Dari bagian terendah kebagian tinggi sewaktu pemadatan pertama.

    4) Pemadatan kedua urutannya sama dengan pemadatan pertama.

    5) Pemadatan terakhir pun sama dengan pertama dan kedua urutannya.

    b. Apabila dibagian lain ( jalan) sudah ada asphalt concretenya pemadatan dilaksanakan

    sebagai berikut:

    1) Pada sambungan melintang (transverse joints)

    2) Pada sambungan memanjang (4 center line)

    3) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)

    4) Dari bagian terendah kebahagiaan yang tinggi sewaktu pemadatan pertama.

    5) Pemandangan ke dua sama urutannya dengan pemadatan pertama.

    6) Pemadatan terakhir pun sama dengan pemadatan pertama dan kedua urutannya.

  • 7/25/2019 Print Aza

    17/25

    6. T.B.S.T (Triple Bitominous Suface Treatment)

    Sebagaimana diuraikan diatas, lapisan pengerasannya sama dengan pekerjaan kalau kita

    pakai asphalt concrete, hanya lapisan aus (pavement) yang berlainan.

    Untuk pelaksanaannya sebagai berikut:

    a. Prime-coat :

    Sesudah base-course memenuhi syarat- syarat baik kepadatan dan kerataannya baru pekerjaan

    Prime Coat(M.C. -1) dilaksanakan, dengan volume yang diperlukan, dengan volume yang

    diperlukan Ump.: 0.6 kg/m2, setelah kering, yang memerlukan waktu 24 jam, tetapi kalau

    udara baik/ panas dengan wakktu 5 jam sudah cukup kering.

    b. Bituminous R.C-2:

    Setelah prime-coat (M.C.-1) kering, lanjutkan dengan penyiraman asphalt (R.C.-2) lagi

    dengan volume yang diperlukan Ump.:0,8 kg/m2.

    c. Grading B.:

    Selagi R.C.-2 ini masih dalam panas, segera diamparkan material batu pecah (grading B)

    dengan volume yang diperlukan Ump. 27 kg/m2. Hasil amparan ini harus marata.

    Sesudah merata dan cukup padat, lalu kita padatkan dengan tandem roller.

    Pemadatan cukup satu kali jalan (mundur dan maju). Harus diingat bahwa pemadatan itu

    jangan sampai material hancur.

    d. Bituminous R.C-2

    Selesai grading B dipadatkan dan sudah cukup rata, maka disiramkan lagi asphalt (R.C-2)

    dengan volume yang diperlukan Ump. : 1,6 kg/m2.

    e. Grading E.:

    Selagi R.C-2 itu panas diampar lagi material batu pecah (grading E) dengan volume yang

    diperlukan Ump.:9 kg/m2 dan dipadatkan.

    Bituminous R.C-2 :

    Sesudah grading E dipadatkan dan rata disiram lagi asphalt dengan volume yang diperlukan.

    Pasir/Abu Batu:

    Terakhir R.C-2 yang panas dihamparkan pasir dengan volume yang telah ditetapkan dan

    dipadatkan, pemadatanya lebih baik pakai Tire-Roller.

  • 7/25/2019 Print Aza

    18/25

    BAB IV

    Jenis-Jenis Perkerasan Jalan

    STRUKTUR PERKERASAN

    Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun

    dari bawah ke atas,sebagai berikut :

    Lapisan tanah dasar (sub grade)

    Lapisan pondasi bawah (subbase course)

    Lapisan pondasi atas (base course)

    Lapisan permukaan / penutup (surface course)

    Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :

    a. Flexible pavement (perkerasan lentur).

    b. Rigid pavement (perkerasan kaku).

    c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).

    PERKERASAN LENTUR

    Jenis dan fungsi lapisan perkerasan

    Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke

    lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar

    Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)

    Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis

    perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah

    dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai

    persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya

    dukungnya (CBR).

    Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau

    tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.

    Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :

    Lapisan tanah dasar, tanah galian.

    Lapisan tanah dasar, tanah urugan.

  • 7/25/2019 Print Aza

    19/25

    Lapisan tanah dasar, tanah asli.

    Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan

    daya dukung tanah dasar.

    Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :

    Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.

    Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.

    Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada

    lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang

    kurang baik.

    Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)

    Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan

    di bawah lapis pondasi atas.

    Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

    Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.

    Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

    Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi

    atas.

    Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya

    daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.

    Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

    Lapisan pondasi atas (base course)

    Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah

    dan lapis permukaan.

    Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :

    Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan

    beban ke lapisan di bawahnya.

    Bantalan terhadap lapisan permukaan.

    Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan

    beban-beban roda.

  • 7/25/2019 Print Aza

    20/25

    Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain,

    kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.

    Lapisan Permukaan (Surface Course)

    Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan.

    Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

    Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.

    Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).

    Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan

    bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.

    Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh

    lapisan di bawahnya.

    Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di

    atas lapis permukaan tersebut.

    Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah

    masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus

    tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.

    PERKERASAN KAKU

    Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat

    (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas

    tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis

    pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi

    sebagai lapis permukaan.

    Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan

    mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari

    kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan

    perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis

    pondasi dan lapis permukaan.

    Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban,

    maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen

  • 7/25/2019 Print Aza

    21/25

    adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau

    pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.

    Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan,

    yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi,

    kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai

    kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.

    Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :

    Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.

    Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k),

    menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).

    Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.

    Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.

    Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama

    air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat

    lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air

    bebas terakumulasi di bawah pelat.

    Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur yang

    sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan dan

    kerugian masing-masing jenis perkerasan tersebut seperti dapat dilihat pada Tabel 1.3.

    Perkembangan perkerasan kaku

    Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun langsung di atas tanah

    dasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah dasar dan kondisi drainasenya. Pada

    umumnya dibangun plat beton setebal 6 7 inch. Dengan bertambahnya beban lalu-lintas,

    khususnya setelah Perang Dunia ke II, mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan

    penting terhadap unjuk kerja perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya

    pumping pada perkerasan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha untuk mengatasi

    pumping sangat penting untuk diperhitungkan dalam perencanaan.

    Pada periode sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan penebalan di bagian ujung

    / pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi akibat beban truk

    yang sering lewat di bagian pinggir perkerasan.

    Kemudian setelah efek pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya dan jalan bebas

    hambatan, banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih tebal yaitu antara 9 10

    inch.

  • 7/25/2019 Print Aza

    22/25

    Guna mempelajari hubungan antara beban lalu-lintas dan perkerasan kaku, pada tahun 1949

    di Maryland USA telah dibangun Test Roads atau Jalan Uji dengan arahan dari Highway

    Research Board, yaitu untuk mempelajari dan mencari hubungan antara beragam beban

    sumbu kendaraan terhadap unjuk kerja perkerasan kaku.

    Perkerasan beton pada jalan uji dibangun setebal potongan melintang 9 7 9 inch, jarak

    antara siar susut 40 kaki, sedangkan jarak antara siar muai 120 kaki. Untuk sambungan

    memanjang digunakan dowel berdiameter 3/4 inch dan berjarak 15 inch di bagian tengah.

    Perkerasan beton uji ini diperkuat dengan wire mesh.

    Tujuan dari program jalan uji ini adalah untuk mengetahui efek pembebanan relatif dan

    konfigurasi tegangan pada perkerasan kaku. Beban yang digunakan adalah 18.000 lbs dan

    22.400 pounds untuk sumbu tunggal dan 32.000 serta 44.000 pounds pada sumbu ganda.

    Hasil yang paling penting dari program uji ini adalah bahwa perkembangan retak pada pelat

    beton adalah karena terjadinya gejala pumping. Tegangan dan lendutan yang diukur pada

    jalan uji adalah akibat adanya pumping.

    Selain itu dikenal juga AASHO Road Test yang dibangun di Ottawa, Illinois pada tahun

    1950. Salah satu hasil yang paling penting dari penelitian pada jalan uji AASHO ini adalah

    mengenai indeks pelayanan. Penemuan yang paling signifikan adalah adanya hubungan

    antara perubahan repetisi beban terhadap perubahan tingkat pelayanan jalan. Pada jalan uji

    AASHO, tingkat pelayanan akhir diasumsikan dengan angka 1,5 (tergantung juga kinerja

    perkerasan yang diharapkan), sedangkan tingkat pelayanan awal selalu kurang dan 5,0.

  • 7/25/2019 Print Aza

    23/25

    BAB V

    Aspal

    adalah merupakan bahan bitumen yang telah digunakan sejak dulu, hingga saat sekarang

    aspal dipakai untuk jenis-jenis pekerjaan perkerasan, atap, pipa dan lain-lain.

    Macam-macam aspal antara lain :

    1. Aspal Alam

    Aspal ini terdapat di alam antara lain

    lake asphalt( danau aspal )

    rock asphaltdi pulau Buton

    sand asphalt

    Yang akan di bahas adalah rock asphalt, yang terdapat di puau Buton. Jenis aspal itu juga

    sering disebut BUTAS ( Buton Aspal ), terdapat pada batu-batu karang sehingga bercampur

    dengan kapur (CaCo). Umumnya berupa susunan bahan 35 % bitumen, 60% bahan mineral,

    dan 5% bahan lainnya.

    Proses terjadinya rock asphalt adalah terjadi pada daerah yang mengandung minyak bumi dan

    aspal.Akibat terjadinya gerakan-gerakan pada lapisan kulit bumi menyebabkan terjadinya

    penurunan atau retak-retak pada permukaan bumi.Dengan adanya tekanan dari bawah lapisan

    kulit bumi menyebabkan keluarnya minyak bumi.Apabila tekanan yang tejadi besar, maka

    minyak bumi akan keluar dengan aspal yang dikandungnya, akan tetapi sebaliknya, apabila

    tekanan itu lemah maka minyak bumi akan merembes melalui retakan-retakan dan aaspal itu

    tertinggal. Pada proses perjalanan minyak bumi tadi, akan melalui batuan-batuan yang

    sifatnya p[orous sehingga minyak bumi yang mengandung aspal akan meresap pada lapisan

    batuan porous tersebut dan terjadilah rock asphalt.

    2 jenis aspal dari pulau Buton berdasarkan kadar bitumennya :

    1. Kadar bitumen aspal > 20 %, = bisa langsung dipakai untuk mengaspal jalan

    2. Kadar bitumen aspal < 20 %

    Sifat Butas Aspal

    aspal apabila kena panas akan berubah keadaannya dari keadaan keras menjadi keadaan

    plastis. Sampai suhu 30 derajat Celcius. Batu aspal masih bersifat rapuh / getas dan mudah

    pecah. Sehingga apabila dibutuhkan butiran batu aspal yang berukuran kecil, maka

    pemecahan bungkah-bungkah batuan aspal dilakukan pada suhu rendah.Suhu diantara 40

    50 derajat Celcius akan bersifat plastis dan jika dipukul akan sukar pecah. Diatas suhu 60

    derajat Celcius maka batu aspal sudah bersifat sangat plastis.

  • 7/25/2019 Print Aza

    24/25

    Aspal Buatan

    Aspal ini diperoleh dari proses destilasi/penyulingan minyak tanah mentah.

    Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dapat dibedakan atas :

    1. Aspal keras/ panas (asphalt cement, AC), adalah aspal yang digunakan dalam keadaan

    cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan (temperatur

    ruang).

    2. Aspal emulsi (emulsion asphalt) adalah aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi,

    dapat digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas. Aspal emulsi dan cutback

    aspal umum digunakan pada campuran dingin atau pada penyemprotan dingin.

    3. Aspal dingin/ cair (cut back asphalt) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair

    dan dingin

    Aspal Keras / Aspal Cement

    Aspal cement pada temperatur ruang (25oC - 30oC) berbentuk padat. Aspal semen terdiri dari

    beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya.

    Pengelompokkan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi pada temperatur

    25oC ataupun berdasarkan nilai viskositanya. Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan

    berdasarkan nilai penetrasinya,yaitu :

    1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 40-502.

    2. AC pen 60/70, yaitu AC dengan penetrasi antara 60-703.

    3. AC pen 85/100, yaitu AC dengan penetrasi antara 85-1004.

    4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120-1505.

    5. AC pen 200-300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200-300Persyaratan Aspal Keras /

    Aspal Cement

    Aspal Emulsi

    Aspal cement dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu lintas

    dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk

    daerah bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume rendah. Di Indonesia pada umumnya

    dipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60-70 dan 80-100.

    Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dalam bahan pengemulsi. Berdasarkan

    muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :

    1. Kationik, disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan

    arus listrik positif.

  • 7/25/2019 Print Aza

    25/25

    2. Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan

    negatif.c. Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti

    tidak mengantarkan listrik.

    3. Nanionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak

    mengantarkan listrik.

    Aspal Cair (Curback asphalt)

    Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan

    minyak bumi. Dengan demikian cut back asphalt berbentuk cair dalam temperatur ruang.

    Berdasarkan bahan cairnya dan kemudahan menguap bahan pelarutnya, aspal cair dibedakan

    atas :

    1. RC (Rapid Curing Cut Back):Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bensin

    atau premium.RC merupakan cut back aspal yang paling cepat menguap.

    2. MC (Medium Curing Cut Back):Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan

    pencair yang lebih kental seperti minyak tanah

    3. SC (Slow Curing Cut Back)

    4. Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan yang lebih kental seperti solar.

    Aspal jenis ini merupakan cutback aspal yang paling lama menguap.

    Berdasarkan nilai viskositas pada temperatur 60oC, cutback aspat dapat dibedakan atas :

    RC 30 60 MC 30 60 SC 30 60

    RC 70 40 MC 70 140 SC 70 140

    RC 250 500 MC 250 500 SC 250 500

    RC 800 1600 MC 800 1600 SC 800 1600

    RC 3000 6000 MC 3000 6000 SC 3000 6000