referat besar abortus
TRANSCRIPT
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 1/42
BAB I
PENDAHULUAN
Kata abortion didapatkan dari bahasa Latin aboriri yang berarti keguguran. Abortus
adalah terminasi kehamilan, secara spontan maupun buatan, sebelum janin viable.
Berdasarkan WHO, abortus dinyatakan sebagai terminasi kehamilan sebelum ! minggu
umur kehamilan atau janin lahir dengan berat " #!! g. Abortus merupakan salah satu
penyebab perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua. $erdarahan
ini dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan atau kehamilan terus berlanjut. %ecara klinis,
&!'&#( kehamilan yang terdiagnosis berakhir dengan abortus )Wiknjosastro, !!*+.
Kasus abortus sebenarnya angkanya lebih besar daripada yang disebutkan di atas,
karena banyak kasus yang tidak dilaporkan, tidak tercatat, dan tidak diketahui. %eorang
anita dapat mengalami abortus tanpa mengetahui baha ia hamil. Abortus bisa juga tidak
diketahui karena hanya dianggap sebagai menstruasi yang terlambat )siklus memanjang+, dan
insiden abortus kriminalis yang pada umumnya tidak dilaporkan.
Abortus dapat menyebabkan perdarahan yang hebat dan dapat menimbulkan syok,
per-orasi, in-eksi, dan kerusakan -aal ginjal (renal failure) sehingga mengancam keselamatan
ibu. Kematian dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan secara cepat dan tepat.
isamping menimbulkan dampak -isik yang buruk sebagaimana disebutkan di atas,
abortus juga menyebabkan e-ek psikologis bagi anita yang mengalaminya. alam beberapa
tahun terakhir ini, sejumlah penelitian dilakukan untuk mengidenti-ikasi konsekuensi
psikologis anita yang mengalami abortus. $ada sejumlah besar abortus yang terjadi pada
anita yang mengalaminya merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan atau
mengeceakan, $engalaman ini unik bagi setiap individu dan intensitas pengalaman itu tidak berhubungan dengan usia gestasi janin )%teart, et al. &// dalam Henderson dan 0ones,
!!*+.
Bagi beberapa anita, keguguran merupakan pengalaman yang tidak mengeceakan,
tetapi melegakan karena tidak semua anita memandang keguguran sebagai suatu kehilangan
)1oulder, &//! dalam Henderson dan Kathleen, !!*+. Kebanyakan anita yang mengalami
abortus mengalami stres karena tidak mengetahui apa yang terjadi pada janinnya. %elain itu
mereka diminta untuk beristirahat di tempat tidur tanpa penjelasan lebih lanjut. Lebih dari
/!( memberikan reaksi berkabung, yang berlangsung sampai sebulan pada ! ( kasus
1
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 2/42
abortus )Lleellyn'0ones, !!+. 2rost dan 3ondon )&//* dalam Ale4ander, et al !!5+
menyatakan baha setelah mengalami keguguran, anita cenderung menunjukkan gejala
yang merupakan reaksi dukanya. Berbagai karakteristik duka unik yang dirasakan anita
setelah keguguran meliputi rasa bersalah, perasaan kehilangan salah satu bagian tubuh dan
perubahan identitas pribadi. Harker )&//6 dalam Henderson 7 0ones, !!*+, penelitiannya
pada &&# anita yang mengalami abortus menunjukkan adanya reaksi depresi pada minggu
ke' dan ke'# setelah keguguran.
BAB II
2
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 3/42
ABORTUS
Kata abortus berasal dari bahasa Latin aboriri yang artinya keguguran. Abortusdide-inisikan sebagai terminasi kehamilan secara spontan maupun diinduksi, sebelum -etus
viabel. Keguguran dan abortus merupakan istilah dengan arti sama yang digunakan pada
konteks medis. 8etapi karena kata 9abortus: lebih sering dipahami oleh masyarakat sebagai
terminasi kehamilan yang disengaja, maka sebagian orang cenderung mengartikan keguguran
sebagai keluarnya -etus secara spontan. %eiring dengan meluasnya penggunaan sonogra-i dan
pengukuran human chorionic gonadotropin dalam mengidenti-ikasi kehamilan dini, dibuat
istilah'istilah baru seperti keguguran kehamilan dini, pembuangan, atau kegagalan.
NOMENKLATUR
8erminologi digunakan untuk menentukan viabilitas janin dan dengan demikian abortus
memiliki peran besar dalam bidang medis, hukum, dan sosial. ;iabilitas merupakan batas
yang memisahkan abortus dengan kelahiran prematur. Hal ini biasanya ditentukan oleh durasi
kehamilan dan berat lahir janin untuk keperluan statistik dan hukum. National Center for
Health Statistics, the Centers for Disease Control and Prevention, dan World Health
Organiation mende-inisikan abortus sebagai penghentian kehamilan sebelum usia kehamilan
! minggu atau janin yang lahir dengan berat badan "#!! g. Kriteria ini, bagaimanapun, agak
kontradikti- karena berat lahir rata'rata janin pada usia ! minggu adalah 6! g, sedangkan
#!! g adalah berat rata'rata untuk janin usia '6 minggu )1oore, &/55+.
%ebagaimana telah disebutkan sebelumnya, perkembangan teknologi telah merevolusi
terminologi abortus saat ini. %onogra-i transvaginal )8;%+ dan pengukuran yang tepat dari
konsentrasi serum human chorionic gonadotropin )h3<+ digunakan untuk mengidenti-ikasi
kehamilan yang sangat dini serta untuk mengidenti-ikasi lokasi janin, apakah intrauterin
ataupun ektopik. Aplikasi praktek ini secara luas, memungkinkan untuk membedakan antara
kehamilan klinis dan kimiai. %ebuah kelompok konsensus ad hoc internasional telah
mengusulkan istilah 9kehamilan yang tidak diketahui lokasinya: ) Pregnanc! of "n#no$n
%ocation'$=L+ dengan tujuan untuk identi-ikasi dan manajemen dini kehamilan ektopik
3
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 4/42
)Barnhart, !&&> oubilet, !&6+. Kehamilan rahim yang berakhir pada keguguran spontan
disebut juga keguguran dini atau kegagalan kehamilan dini.
?stilah yang telah digunakan secara klinis selama beberapa dekade umumnya digunakan
untuk menjelaskan keguguran pada kehamilan lanjut, termasuk di dalamnya@
&. Abortus spontan ' kategori ini mencakup abortus yang mengancam, tak terelakkan,
tidak lengkap, lengkap, dan missed abortion. Abortus septik digunakan untuk
mengklasi-ikasikan abortus dengan komplikasi berupa in-eksi.
. Abortus berulang ' istilah ini memiliki de-inisi yang bervariasi, tetapi dimaksudkan
untuk mengidenti-ikasi anita dengan abortus spontan berulang sehingga -aktor yang
mendasari dapat ditangani untuk mendapatkan bayi yang viabel.
6. Abortus yang diinduksi ' istilah ini digunakan untuk menjelaskan terminasi janin hidupyang belum viabel secara bedah atau medis.
I. ABORTUS SPONTAN
8?1%8 $8A1A ABO8=% %$OC8AC
Patogenesis
Lebih dari D!( abortus spontan terjadi dalam & minggu pertama kehamilan. Abortus
pada trimester pertama, kematian embrio atau janin hampir selalu mendasari ekspulsi
spontan. Kematian biasanya disertai dengan perdarahan ke dalam desidua basalis. Hal ini
diikuti oleh nekrosis jaringan yang berdekatan, yang merangsang kontraksi rahim dan
ekspulsi. Kantung kehamilan yang utuh biasanya terisi dengan cairan dan mungkin
mengandung ataupun tidak mengandung embrio atau janin. engan demikian, kunci untuk
menentukan penyebab keguguran dini adalah dengan memastikan penyebab kematian janin.
Camun, keguguran pada kehamilan lanjut, biasanya janin belum meninggal sebelum terjadi
ekspulsi, dan dengan demikian harus dipikirkan penyebab lainnya.
Insidens
4
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 5/42
%tatistik tentang kejadian abortus spontan bervariasi bergantung pada pengakuan
pasien. Wilco4 dan rekan )&/DD+ meneliti & anita sehat melalui 5!5 siklus menstruasi dan
menemukan baha 6&( dari kehamilan gugur setelah implantasi. 1ereka menggunakan tes
yang sangat spesi-ik untuk mendeteksi konsentrasi E'h3< maternal per menit dan
melaporkan baha duapertiga dari keguguran dini secara klinis tidak terdeteksi.
%aat ini, terdapat -aktor'-aktor yang diketahui mempengaruhi abortus spontan yang
tampak secara klinis, bagaimanapun, tidak diketahui apakah -aktor'-aktor yang sama
mempengaruhi keguguran yang secara klinis tidak terdeteksi. %ebagai contoh, tingkat
keguguran klinis hampir dua kali lipat bila salah satu orang tua berusia lebih dari F! tahun
)<racia, !!#> Kleinhaus, !!*+. 8api tidak diketahui apakah keguguran yang tidak terdeteksi
secara klinis juga dipengaruhi oleh usia parental.
Faktor Fetal
%ekitar setengah dari abortus merupakan anembrionik, yaitu abortus tanpa ditemukan
embrio. ?stilah blighted ovum dapat digunakan meskipun kurang akurat )%ilver, !&&+. #!(
abortus lainnya adalah keguguran embrionik, yang biasanya menampilkan kelainan
perkembangan Gigot, embrio, janin, atau seringkali pada plasenta. %etengah dari keguguran
embrionik ' # persen dari semua kasus abortus 'memiliki anomali kromosom dan dengan
demikian disebut sebagai abortus aneuploid. Kasus'kasus lainnya merupakan abortus euploid,
yang memiliki komplemen kromosom normal.
Aort!s Ane!"loid
Angka abortus dan anomali kromosom menurun dengan bertambahnya usia kehamilan.
$ada #!( abortus embrio yang aneuploid, kelainan kromosom hanya ditemukan pada
sepertiga dari keguguran janin pada trimester kedua dan hanya #( dari bayi lahir mati pada
trimester ketiga. Abortus aneuploid terjadi pada usia kehamilan dini. Kajii dan rekan )&/D!+
mencatat baha 5# persen abortus aneuploid terjadi dalam minggu ke'D. ari jumlah
tersebut, /# persen dari kelainan kromosom disebabkan oleh kelainan gametogenesis
maternal, dan # persen oleh kelainan paternal )0acobs, &/D!+.
5
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 6/42
$ada keguguran trimester pertama, trisomi autosomal merupakan anomali kromosom
yang paling sering ditemukan. 1eskipun sebagian besar trisomi adalah hasil dari
nondisjunction terisolasi, penyusunan ulang kromosom struktural yang seimbang ditemukan
pada satu pasangan dari sampai F persen pasangan dengan keguguran berulang. 8risomi
telah diidenti-ikasi dalam kasus abortus, kecuali kromosom nomor &, dan nomor &6, &*, &D,
&, dan merupakan yang paling sering.
Keguguran pada kehamilan sebelumnya meningkatkan risiko &,F'&,5 persen untuk
terjadinya aneuploidi pada janin selanjutnya )Bianco, !!*+. engan dua atau tiga kali
keguguran sebelumnya, risiko meningkat menjadi &,D dan , persen.
1onosomi )F#, + adalah kelainan kromosom tunggal yang spesi-ik, yang paling
sering ditemukan. ?ni adalah sindrom 8urner, yang biasanya mengakibatkan abortus.
%ebaliknya, monosomi autosomal jarang terjadi dan tidak kompatibel dengan kehidupan.
8riploidi sering dikaitkan dengan degenerasi plasenta hidropik atau molar. 0anin dalam
mola hidatidosa parsial sering terjadi abortus dini, dan pada beberapa janin yang
dipertahankan lebih lama terjadi de-ormitas yang nyata. ?bu dan ayah yang usianya sudah
lanjut tidak meningkatkan kejadian triploidi. 0anin tetraploid biasanya gugur pada aal
kehamilan, dan jarang lahir hidup. 8erakhir, kelainan struktural kromosom jarangmenyebabkan abortus.
Aort!s E!"loid
0anin dengan kromosom yang normal gugur pada usia kehamilan yang lebih tua
daripada janin yang aneuploid. 8ingkat abortus euploid memuncak pada sekitar minggu ke'&6
)Kajii, &/D!+. %elain itu, kejadian abortus euploid meningkat secara dramatis setelah usia ibu
melebihi 6# tahun )%tein, &/D!+.
Faktor Maternal
$enyebab abortus euploid belum diketahui dengan jelas, namun berbagai gangguankesehatan, kondisi lingkungan, dan kelainan perkembangan telah disangkut'pautkan. %alah
6
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 7/42
satu contoh yang telah diketahui adalah pengaruh usia maternal yang telah dijelaskan
sebelumnya.
A. In#eksi
Beberapa virus, bakteri, dan agen in-eksi lainnya yang menyerang manusia normal
dapat menyebabkan keguguran. Banyak in-eksi yang bersi-at sistemik dan mengin-eksi unit
-etoplasenta oleh organisme yang ditularkan melalui darah. Orang lain mungkin terin-eksi
secara lokal melalui in-eksi atau kolonisasi pada genitourinaria. Camun, meskipun banyak
in-eksi yang dapat terjadi pada kehamilan, hal ini jarang menjadi penyebab abortus dini.
&rucella abortus, Camp!lobacter fetus, dan 'ooplasma gondii menyebabkan in-eksi abortus
pada ternak, tetapi peran mereka dalam kehamilan manusia belum jelas )2eldman, !&!>
%embunyikan, !!/> 1ohammad, !&&, ;ilcheG, !&F+. 8ampaknya tidak ada kaitan antara
in-eksi aborti-acient dengan in-eksi oleh %isteria monoc!togenes, parvovirus,
c!tomegalovirus, atau virus herpes simple )Bron, &//5> 2eldman, !&!+. %atu
pengecualian yang mungkin adalah in-eksi Chlam!dia trachomatis, yang ditemukan dalam F
persen kasus abortus dibandingkan dengan "& persen kontrol )Baud, !&&+. ?n-eksi
polimikroba lainnya adalah in-eksi dari penyakit periodontal yang telah dikaitkan dengan duahingga empat kali lipat peningkatan risiko )Holbrook, !!F> 1oore, !!F> iong, !!5+.
ata mengenai hubungan antara beberapa in-eksi lainnya dengan peningkatan abortus
saling bertentangan. 3ontohnya adalah !coplasma dan "reaplasma )Iuinn, &/D6a, b>
8emmerman, &//+. 3ontoh lainnya adalah hubungan dengan human immunodeficienc! virus
)H?;+ )Iuinn, &/D6a, b> van Benthem, !!!+. Oakeshott dan rekan kerja )!!+ melaporkan
adanya hubungan antara keguguran pada trimester kedua ' bukan trimester pertama J dengan
vaginosis bakterialis.
B. Kelainan Medis
%ecara umum, abortus dini jarang disebabkan oleh penyakit kronis seperti 8B3 atau
carcinomatosis. Ada beberapa kelainan tertentu yang mungkin berkaitan dengan peningkatankeguguran dini. ang berhubungan dengan diabetes mellitus dan penyakit tiroid akan dibahas
7
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 8/42
selanjutnya. 3ontoh lain adalah penyakit celiac, yang telah dilaporkan menyebabkan abortus
berulang serta menyebabkan in-ertilitas pada laki'laki dan perempuan )%harshiner, !&6>
%her, &//F+. $enyakit jantung sianotik memiliki kemungkinan risiko untuk abortus
)3anobbio, &//*+. <angguan makan'anoreia nervosa dan bulimia nervosa'telah dikaitkan
dengan sub-ertilitas, kelahiran prematur, dan restriksi pertumbuhan janin. Bagaimanapun,
hubungan mereka dengan keguguran belum diketahui secara jelas )Andersen, !!/> %ollid,
!!F+. *nflammator! bo$el disease dan lupus eritematosus sistemik dapat meningkatkan
risiko )Al Ar-aj, !&!> Khashan, !&+. Hipertensi kronis tidak terbukti meningkatkan risiko
yang signi-ikan )Ankumah, !&6+. 8erdapat peningkatan risiko terjadinya restriksi
pertumbuhan janin pada anita dengan riayat keguguran berulang )3atov, !!D+. Kaitan
lainnya dengan penyakit vaskular adalah pada anita yang berulang kali mengalami
keguguran, terdapat risiko untuk kemudian mengalami in-ark miokard )KharaGmi, !&&+.
1edikasi. Hanya beberapa obat telah dievaluasi mengenai perannya dalam keguguran
dini. Kontrasepsi oral atau agen spermisida yang digunakan dalam krim kontrasepsi dan jeli
yang tidak terkait dengan peningkatan tingkat keguguran. emikian pula, penggunaan obat
antiin-lamasi nonsteroid atau ondansetron tidak berkaitan dengan keguguran )dards, !&>
$asternak, !&6+. Kehamilan yang terjadi dengan alat kontrasepsi )?=+ in situ memiliki
peningkatan risiko abortus dan khususnya abortus septik. engan ?= yang lebih baru,1oschos dan 8ickler )!&&+ melaporkan baha hanya * dari * kehamilan intak yang
gugur sebelum ! minggu. $enelitian telah menunjukkan tidak ada peningkatan tingkat
keguguran dengan konjugat meningokokus atau trivalent inactivated influena vaccines
)?rving, !&6> heteyeva, !&6+.
Kanker. osis terapi radiasi tak dapat disangkal aborti-acient, tetapi dosis yang
menyebabkan abortus yang tidak diketahui secara tepat. 1enurut Brent )!!/+, paparan "#
rad tidak meningkatkan risiko. $enderita kanker yang sebelumnya diobati dengan radioterapi
abdominopelvik mungkin terdapat peningkatan risiko untuk keguguran. Wo dan ;isanathan
)!!/+ melaporkan terdapat kaitan antara peningkatan risiko dua hingga delapan kali lipat
terjadinya keguguran, berat bayi lahir rendah dan restriksi pertumbuhan bayi, kelahiran
prematur, serta kematian perinatal pada anita yang sebelumnya diobati dengan radioterapi.
-ek dari kemoterapi dalam menyebabkan abortus tidak dide-inisikan dengan jelas. Kasus
yang mengkhaatirkan adalah perempuan dengan kehamilan yang normal, keliru diobati
dengan methotre4ate untuk kehamilan ektopik. alam sebuah laporan dari delapan kasus
tersebut, terdapat beberapa mal-ormasi pada dua janin yang viabel. alam enam kasus yang
8
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 9/42
tersisa, masing'masing tiga kasus terjadi abortus spontan maupun diinduksi )Curmohamed,
!&&+.
$. Diaetes Mellit!s
8elah diketahui baha diabetes yang tidak terkontrol dapat menjadi -aktor risiko
abortus. Kontrol glukosa yang optimal dapat menurunkan risiko tersebut. Angka abortus
spontan dan mal-ormasi kongenital mayor meningkat pada anita diabetes yang bergantung
pada insulin. Hal ini berkaitan dengan derajat pengontrolan glukosa dan metabolik selama
masa konsepsi.
D. %angg!an Tiroid
<angguan tiroid telah sejak lama dicurigai menyebabkan keguguran pada kehamilan
dini dan masalah lainnya pada kehamilan. e-isiensi iodin yang berat, yang jarang terjadi
pada negara berkembang, telah dikaitkan dengan peningkatan angka keguguran )3astaneda,
!!+. ?nsu-isiensi hormon tiroid dalam derajat yang bervariasi, sering ditemukan pada
anita. 1eskipun hal terburuk J hipotiroidisme yang nyata J merupakan kasus yang jarang
terjadi pada kehamilan, hipotiroidisme subklinis memiliki insidens sampai 6 persen )3asey,
!!#> <arber, !&+. Keduanya seringkali disebabkan oleh tiroiditis Hashimoto autoimun,
dimana insidens dan derajat keparahan dari keduanya meningkat seiring dengan peningkatan
usia. Camun, peningkatan risiko keguguran akibat hipotiroidisme masih belum jelas
)Krassas, !&!> Cegro, !&!+. e ;ivo )!&!+ melaporkan baha de-isiensi hormon tiroid
subklinis mungkin berkaitan dengan keguguran pada kehamilan yang sangat dini.
$revalensi kadar tinggi yang abnormal dari serum antibodi terhadap tiroid peroksidase
atau tiroglobulin mencapai &#( pada anita hamil )Abbassi'<hanavati, !&!> Haddo,
!&&+. 1eskipun sebagian besar dari anita ini eutiroid, mereka yang mengalami
hipotiroidisme klinis cenderung memiliki konsentrasi antibodi yang lebih tinggi. Bahkan
pada anita eutiroid, antibodi merupakan sebuah marker dalam peningkatan angka
keguguran )Benhadi, !!/> 3hen, !&&> 8hangaratinam, !&&+. Hal ini dikon-irmasi oleh dua
penelitian prospekti- baha suplementasi dengan tiroksin dapat menurunkan risiko
keguguran )1annisto, !!/> Cegro, !!*+.
E. Prosed!r Pe&eda'an
isiko keguguran yang disebabkan oleh operasi belum diketahui dengan jelas. 8erdapat
perhatian khusus pada kehamilan pada ibu yang melakukan operasi bariatrik, karena
dikatakan baha obesitas merupakan -aktor risiko yang tidak disangkal menjadi penyebab
9
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 10/42
keguguran. Bagaimanapun, saat ini belum diketahui apakah risiko ini dapat diturunkan
dengan operasi penurunan berat badan )<uelinck4, !!/+.
Kemungkinan besar, prosedur pembedahan tanpa komplikasi yang dilakukan selama
kehamilan dini tidak meningkatkan risiko abortus )1aGGe, &/D/+. 8umor ovari dapat
direseksi tanpa menyebabkan keguguran. $engecualian yang penting adalah pembuangan dini
dari korpus luteum atau ovari. 0ika dilakukan sebelum usia gestasi &! minggu, suplementasi
dengan progesteron harus diberikan. Antara minggu ke'D sampai ke'&!, injeksi intramuskular
&5'hidroksiprogesteron kaproat &#! mg dalam dosis tunggal dapat diberikan pada saat
pembedahan. 0ika diantara minggu ke'* sampai D, injeksi yang sama dapat diberikan dengan
tambahan dua dosis, yaitu pada minggu pertama dan minggu ke' setelah injeksi pertama.
egimen progesteron lainnya seperti progesteron mikron oral )$rometrium+ !! atau 6!! mg
satu hari sekali, atau D( progesteron gel vagina )3rinone+ diberikan intravaginal
menggunakan aplikator ditambah dengan $rometrium &!! atau !! mg peroral satu hari
sekali dapat dilanjutkan sampai usia kehamilan &! minggu. 8rauma jarang menyebabkan
keguguran pada trimester pertama. 8rauma berat, terutama pada abdomen, dapat
menyebabkan keguguran.
F. N!trisi
Kekurangan nutrisi yang ekstrim J de-isiensi giGi yang berat dan obesitas ' berhubungan dengan peningkatan risiko keguguran. Kualitas makanan juga penting, karena
risiko ini dapat dikurangi pada anita yang mengonsumsi buah dan sayuran segar setiap hari
)1aconochie, !!5+. Kekurangan asupan dari satu nutrisi tidak meningkatkan risiko untuk
abortus. Bahkan dalam kasus yang ekstrim'misalnya, hiperemesis gravidarum'abortus jarang
terjadi )1aconochie, !!5+.
Obesitas dikaitkan dengan serangkaian masalah pada kehamilan. ?ni termasuk
sub-ertilitas dan peningkatan risiko keguguran serta abortus berulang )0arvie, !&!> Lashen,
!!F> %atpathy, !!D+. alam sebuah studi dari *#!! anita yang hamil dengan -ertilisasi in
vitro )?;2+, tingkat kelahiran hidup berkurang secara progresi- untuk setiap unit kenaikan
indeks massa tubuh )B1?+ )Bellver, !&!a+.
Faktor Sosial dan Perilak!
10
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 11/42
$ilihan gaya hidup dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran, yang paling sering
dikaitkan adalah konsumsi Gat'Gat legal secara berlebihan. ang paling umum digunakan
adalah alkohol, dengan e-ek teratogenik kuat. ikatakan baha risiko keguguran meningkat
hanya pada konsumsi rutin atau berlebih )2loyd, &///> 1aconochie, !!5+. 2aktanya,
konsumsi alkohol dengan kadar rendah tidak secara signi-ikan meningkatkan risiko abortus
)3avallo, &//#> Kesmodel, !!+.
%etidaknya &# persen dari anita hamil mengaku merokok )3enters -or isease 3ontrol
and $revention, !&6+. 8ampaknya intuiti-, tetapi belum terbukti, baha rokok dapat
menyebabkan keguguran dini dengan sejumlah mekanisme yang menyebabkan masalah pada
kehamilan lanjut )3atov, !!D+.
Konsumsi ka-ein berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko abortus. Ada
laporan baha asupan sekitar lima cangkir kopi per hari, atau sekitar #!! mg ka-ein, sedikit
meningkatkan risiko abortus )Armstrong, &//> 3nattingus, !!!> Klebano--, &///+. %tudi
dari pengguna MmoderatM ' kurang dari !! mg sehari ' tidak meningkatkan risiko )%avitG,
!!D> Weng, !!D+. %aat ini, American 3ollege o- Obstetricians dan <ynecologists )!&6b+
telah menyimpulkan baha konsumsi moderat mungkin bukan merupakan risiko abortus
utama dan baha risiko yang terkait dengan asupan tinggi belum dapat dipastikan.
Faktor Ok!"asional dan Lingk!ngan
1erupakan suatu intuisi untuk membatasi paparan ibu hamil toksin apapun. ikatakan
baha meskipun beberapa racun lingkungan seperti benGena terlibat dalam mal-ormasi janin,
data yang berkaitan dengan risiko keguguran kurang jelas )Lupo, !&&+. Alasan utama adalah
baha tidak mungkin untuk menilai paparan lingkungan secara akurat. Laporan sebelumnya
mengaitkan beberapa bahan kimia dengan peningkatan risiko keguguran, termasuk arsenik,
timah, -ormaldehida, benGena, dan etilen oksida )Barlo, &/D+. Baru'baru ini, ada bukti
baha 8'dichlorodiphenyltrichloroethane' dapat menyebabkan tingkat keguguran yang
tinggi )skenaGi, !!/+. Bahkan, penggunaan insektisida yang mengandung 8 telah
11
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 12/42
ditangguhkan. Camun pada tahun !!*, penggunaan 8 masih didukung oleh Organisasi
Kesehatan unia )!&&+ untuk pengendalian nyamuk dalam pencegahan malaria.
Hanya terdapat sedikit penelitian mengenai kaitan paparan pada pekerjaan dengan
risiko abortus. Lason dan rekan )!&+ melaporkan sedikit peningkatan risiko keguguran
pada peraat yang terpapar dengan obat antineoplastik, agen sterilisasi, dan 4'ray. Beberapa
di antaranya menemukan baha paparan terminal tampilan video atau =%< tidak
meningkatkan tingkat keguguran )%chnorr, &//&> 8askinen, &//!+. $eningkatan risiko
keguguran ditemukan pada asisten dokter gigi yang terpapar nitrous o4ide lebih dari 6 jam
setiap hari jika tidak ada gas+scavenging euipment )Boivin, &//5> oland, &//#+.
Kesimpulan dari sebuah metaanalisis adalah terdapat sedikit risiko untuk abortus spontan
pada anita yang bekerja dengan agen kemoterapi antineoplastik sitotoksik )ranitsaris,
!!#+.
Faktor I&!nologis
8oleransi kekebalan dari ibu terhadap kombinasi haploid paternal dan janin masih
misterius )3alleja'Agius, !&&> Williams, !&+. 8erdapat peningkatan risiko keguguran dini
pada beberapa gangguan imun. ang paling poten adalah antibodi anti-os-olipid yang
diarahkan terhadap ikatan protein dalam plasma )rkan, !&&+. engan temuan klinis dan
laboratorium, telah ditetapkan kriteria untuk mendiagnosis sindrom antibodi anti-os-olipid'
A$% )American 3ollege o- Obstetricians dan <ynecologists, !&+.
Tro&o#ilia (ang Dit!r!nkan
1eskipun thrombo-ilia aalnya dikaitkan dengan berbagai hasil kehamilan, berbagai
asosiasi telah membantahnya. %aat ini, American 3ollege o- Obstetricians dan <ynecologists
)!&6a+ berpendapat baha tidak ada hubungan sebab akibat yang de-initi- antara
thrombophilias dengan hasil kehamilan yang merugikan dan abortus pada khususnya.
Faktor Paternal
12
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 13/42
2aktor ini dalam asal'usul keguguran tidak dipahami seutuhnya. Kelainan kromosom
dalam sperma dilaporkan meningkatkan risiko abortus )3arrell, !!6+. $eningkatan usia ayah
secara bermakna dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk abortus di erusalem $erinatal
%tudy )Kleinhaus, !!*+. isiko terendah adalah sebelum usia # tahun, setelah itu semakin
meningkat pada interval # tahun.
Klasi#ikasi Klinis Aort!s S"ontan
Abortus ?mminens
iagnosis klinis dari abortus imminens ditegakan saat darah keluar dari vagina atau
pendarahan yang keluar dari serviks yan tertutup saat ! minngu pertama )Hasan, !!/+.
$endarahan pada aal kehamilan perlu dibedakan dari pendarahan akibat implantasi, yang
beberapa anita mungkin dapatkan saat aktu perkiraan datangnya haid. Hampir N anita
mengalami pendarahan yang signi-ikan secara klinis, yang dapat bertahan selama beberapa
hari atau minggu. $ada keguguran, pendarahan biasanya timbul pertama kali, lalu diikuti oleh
nyeri perut beberapa jam hingga beberapa hari kemudian. 1ungkin akan didapatkan kram
yang ritmik derajat rendah hingga menengah> nyeri panggul belakang yang persisten dengan
penekanan pada pelvis> atau nyeri tumpul pada daerah suprapubis. %ejauh ini, pendarahan
merupakan -actor resiko yang paling dapat memprediksikan terjadinya keguguran )ddleman,
!!*+. %ecara menyeluruh, sekitar dari pasien ini akan mengalami aborsi, namun resiko ini
menurun secara signi-ikan bila sudah terdapat aktivitas jantung janin.
Walaupun keguguran tidak diikuti oleh pendarahan sebelumnya, resiko dari e-ek
samping kehamilan selanjutnya meningkat )&D.+. $ada penelitian yang mengikutsertakan
hampir &.D juta kehamilan dari anish Cational $atient estry, terdapat peningkatan resiko
64 kali lipat untuk terjadinya komplikasi kehamilan tersebut.
13
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 14/42
&D. tingkat penurunan kadar h3< serum pada anita dengan keguguran.
Abortus ?mminens vs Kehamilan ktopik
%etiap anita dengan kehamilan aal, pendarahan dari vagina dan nyeri merupakan
hal yang perlu dievaluasi lebih lanjut. 8ujuan utamanya adalah diagnosis aal kehamilan
ektopik secara tepat. =ntuk memastikan adanya janin intrauterine yang hidup, pemeriksaankuantitati- E'h3< serial dan tingkat progesterone diperlukan. Karena tidak terdapat
pemeriksaan yang &!!( akurat untuk memastikan kematian janin aal ataupun posisi janin,
pemeriksaan berulang sering dibutuhkan. 8ingkat serum h3< pada anita dengan
pendarahan pada aal kehamilan namun memiliki kehamilan yang normal dapat dilihat pada
kurva )&D.6+. $ada kehamilan intrauterine yang sehat, serum h3< harus meningkat sedikitnya
#6 J **( setiap FD jam )Banhart, !!F> Kadar, &/D+. Konsentrasi serum progesteron " #
ngPml memberikan kesan kematian dari kehamilan, sedangkan nilai Q ! ngPdL mendukung
diagnosis kehamilan yang sehat.
14
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 15/42
&D.6 J kurva peningkatan konsentrasi serum h3< pada anita dengan pendarahan dan diikuti
oleh kehamilan yang normal
8;=% digunakan untuk mengetahui lokasi kehamilan dan memastikan kehidupan
janin. Bila hal ini tidak bisa dilakukan, diagnosis pregnanc! of un#no$n location ditegakan.
<estational sacP kantong janin dapat dilihat pada umur kehamilan F.# minggu. $ada saat ini,
tingkat E'h3< umumnya bernilai antara &#!! J !!! m?=PmL )Bamhart, &//F> 8imor'
8ritsch, &/DD+. Camun, kumpulan cairan di intrauterine juga dapat terlihat seperti kantong
janin, hal ini disebut pseudo'gestational sac. $seudosac ini dapat terlihat pada kehamilan
ektopik dan lebih mudah untuk menyingkirkanny saat indung telur telah terlihat. Biasanya,
yolk akan terlihat pada umur kehamilan #.# minggu dan dengan mean gestational+ sac
diameter &! mm. Oleh karena itu diagnosis dari kehamilan intrauterine harus ditegakan
secara berhati'hati bila indung telurnya belum terlihat.
$ada kehamilan # J * minggu, embrio berukuran & J mm, yang berhubungan
dengan indung telur dapat dilihat. 8idak tampaknya embrio pada kantong janin dengan mean
sac diameter mencapai &* J ! mm memberikan kesan janin yang mati. $ada akhirnya,
aktivitas jantung janin dapat terdeteksi pada usia * J *.# minggu kehamilan dengan panjang
embrio sebesar &'# mm dan mean sac diameter &6'&D mm. mbrio sebesar # mm tanpa
disertai aktivitas jantung menandang kematian janin. Karena itu, diagnosis anembryonic
gestation ditegakan bila mean gestational sac diameter R ! mm dan tidak terlihat embrio.
15
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 16/42
Kematian embrio juga dikatakan bila ukuran embrio mencapai R &! mm tanpa disertai
aktivitas jantung.
1anagement
Analgetik acetaminophen akan membantu untuk meredakan ketidaknyamanan akibat
kram. Bila tidak terdapat indikasi pengakhiran umur kehamilan, bed rest biasanya dapat
disarankan alaupun tidak memperbaiki hasil akhir. $ada pasien dengan pendarahan
persisten atau berat perlu dilakukan pemeriksaan hematocrit. Bila terdapat anemia yang
signi-ikan atau hypovolemia biasanya merupakan indikasi pengakhiran masa kehamilan. $ada
kasus ini, bila terdapat janin yang hidup, beberapa memilih trans-use dan observasi lebih
lanjut.
?mmunoglobulin Anti'
$ada keguguran spontan, ( anita dengan h 'negati- akan mengalami
alloimunisasi bila tidak diberikan isoimunisasi pasi-. $ada aborsi yang dibuat, angka ini dapat
mencapai #(. American 3ollege o- Obstetricians and <ynecologists )!&6+
merekomendasikan pemberian h! )+ immunoglobulin sebanyak 6!! Sg secara ?1 pada
semua umur kehamilan, atau #! Sg ?1 pada kehamilan " & minggu dan 6!! Sg pada umur Q
&6 minggu.
Abortus ?nsipien
$ada trimester pertama, ruptur yang besar pada membrane disertai pembukaan serviks
hampir selalu disertai oleh kontraksi uterus ataupun in-eksi. $ancaran cairan vagina saat
sebahagian pertama kehamilan biasanya memiliki konsekuensi yang serius. $ada beberapa
kasus tidak disertai nyeri, demam, ataupun pendarahan, cairan mungkin berasal dari antara
amnion dan korion. Bila hal ini didapatkan, pengistirahatan disertai observasi merupakan hal
yang cukup layak dilakukan. %etelah FD jam, bila tidak terdapat cairan amnion lainnya yang
keluar, dan tidak terdapat pendarahan, nyeri, maupun demam, maka anita tersebut dapat
melanjutkan aktivitas disertai pelvic rest. Bila terdapat pendarahan, nyeri, ataupun demam,
aborsi dianggap merupakan hal yang tidak dapat dihindari, dan pengakhiran kehamilan perludilakukan.
16
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 17/42
Abortus ?ncomplet
$endarahan yang disertai terlepasnya plasenta secara parsial ataupun komplet dan
dilatasi serviks disebut abortus inkomplet. %eluruh janin dan plasenta mungkin masih terdapat
di dalam uterus atau telah keluar sebahagian melalui ostium uteri. %ebelum &! minggu,
biasanya janin dan plasenta lahir bersamaan, namun bila keluar setelah aktu tersebut,
plasenta dan janin lahir secara terpisah. $ilihan tatalaksana untuk abortus inkomplet meliputi
kuretasi, obat'obatan, maupun pengaasan saja pada anita dengan keadaan stabil. ilatasi
serviks lebih lanjut sebelum dilakukannya kuretasi mungkin dibutuhkan. $ada kasus lainnya,
jaringan plasenta yang masih menempel secara longgar pada canalis servikalis dapat
dikeluarkan dengan mudah menggunakan -orcep.
Abortus komplet
8erkadang lahirnya seluruh kehamilan dapat terjadi sebelum pasien datang ke rumah
sakit. iayat pendarahan yang berat, nyeri, dan keluarnya jaringan ataupun janin merupakan
hal yang sering terjadi. Lebih penting lagi, saat pemeriksaan, serviks telah mengalami penutupan. $asien dianjurkan untuk membaa jaringan yang telah dikeluarkan yang mungkin
merupakan seluruh bagian dari kehamilan, bekuan darah, ataupun decidual cast . Lapisan
terakhir adalah lapisan endometrium dengan bentuk seperti rongga uterus yang bila
terkelupas akan tampak seperti kantung yang kolaps.
Bila lahirnya kantung janin dilahirkan secara komplet tidak dapat ditemukan,
pemeriksaan =%< perlu dilakukan untuk membedakan antara abortus komplet, abortus
imminens, maupun kehamilan ektopik. $enemuan karakteristik dari abortus komplet meliputi
penebalan minimal endometrium tanpa disertai kantung janin. Walaupun demikian, hal ini
tidak memastikan terjadinya kehamilan intrauterin sebelumnya. 3ondous et al )!!#+
menemukan pada &# anita dengan pendarahan berat, uterus yang kosong dengan tebal
endometrium " &# mm dengan diagnosis abortus komplet didapatkan *( dari mereka
terbukti memiliki kehamilan ektopik. Oleh karena itu, bila tidak ditemukan produk konsepsi
atau pemeriksaan =%< yang menyatakan kehamilan intrauterine dan pemeriksaan berikutnya
yang menyatakan kosongnya rahim, diagnosis abortus komplet belum dapat dipastikan. $ada
17
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 18/42
kasus yang tidak pasti, pemeriksaan serum h3< serial dibutuhkan sebagai klari-ikasi. $ada
abortus komplet, jumlah serum ini akan menurun dengan cepat.
issed -bortion
isebut juga kegagalan atau hilangnya kehamilan, missed abortion, berdasarkan arti
yang sebenarnya, telah digunakan dengan salah dibandingkan dengan artinya beberapa
decade yang lalu. ahulu, istilah tersebut digunakan untuk menjelaskan produk konsepsi
yang mati dan bertahan selama beberapa hari, minggu, ataupun beberapa bulan di uterus
dengan serviks yang tertutup. Kehamilan aal tampak sebagai hal yang normal dengan
amenorrhea, nausea dan muntah, perubahan buah dada, dan pertumbuhan uterus. Karena
suspek kematian janit tidak dapat dikon-irmasi, manajemen pengaasan merupakan pilihan
satu'satunya., dan keguguran secara spontan biasanya akan terjadi. an karena aktu
kematian janin tidak dapat ditentukan secara klinis, durasi kehamilan J dan seterusnya umur
janin J dengan tak menentu dihitung dari menstruasi terakhir.
Septic -bortion
?n-eksi yang parah dan kematian maternal akibat abortus kriminalis septik merupakan
hal yang jarang teradi sejak aborsi menjadi hal yang legal. Walaupun demikian, sekitar &' (
anita dengan abortus insipien atau inkomplet terkena in-eksi pelvis dan sindrom sepsis.
Aborsi yang direncanakan, dengan metode bedah maupun obat'obatan, juga terkadang
disertai komplikasi in-eksi berat bahkan mematikan )Barret, !!> Ho, !!/+. Bakteri
mendapat akses masuk ke uterus dan berkoloni pada produk konsepsi yang telah mati.
Organisme ini juga bisa menginvasi jaringan myometrium dan menyebar menyebabkan
parametritis, peritonitis, septicemia, dan terkadang endocarditis );artian, &//&+. ang lebih
meresahkan lagi adalah necrotiing infection yang berat dan toic shoc# s!ndrome yang
disebabkan oleh streptococcus group A J S p!ogenes )ai-, !!/+.
%elama beberapa tahun terakhir, in-eksi berat yang disebabkan oleh organime dengan
virulensi yang rendah jarang terjadi. Kematian telah dilaporkan akibat to4ic shock yangdisebabkan oleh 3lostridium per-ringens )33, !!#+. ?n-eksi yang serupa disebabkan oleh
18
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 19/42
3lostridium sordellii dan memiliki mani-estasi klinis yang dimulai sejak beberapa hari
setelah terjadinya aborsi. $asien mungkin tidak demam saat pertama kali dengan cedera
endotel berat, kebocoran kapiler, hemokonsentrasi, hipotensi, dan leukositosis )3ohen, !!5>
2ischer, !!#> Ho, !!/+. Kematian maternal dari spesies clostridium mencapai !.#D per
&!!.!!! abortus medicinalis.
1anajemen dari in-eksi meliputi pemberian antibiotik spectrum luas yang tepat.
Kuretase perlu dilakukan bila terdapat produk atau -ragmen konsepsi yang tertinggal di dalam
uterus. Hampir seluruh anita memberikan respon pada terapi ini dalam &' hari, dan boleh
dipulangkan setelah tidak demam. 2olloTup dari antibiotik oral mungkin tidak diperlukan
)%avaris, !&&+. $ada sebahgian kecil anita, sindrom sepsis yang berat menyebabkan
A%, cedera ginjal akut, atau ?3. $ada kasus'kasus ini, peraatan suporti- secara intensi-
merupakan hal yang sangat diperlukan.
=ntuk mencegah sepsis post'abortus, pro-ilaksis antibiotik diberikan pada saat
terjadinya abortus, baik provokatus maupun spontan, dan membutuhkan penanganan dengan
obat'obatan maupun dengan pembedahan. American 3ollege o- Obstetricians and
<ynecologists )!&&+ merekomendasikan doksisiklin, &!! secara oral & jam sebelum
pembedahan, dan dilanjutkan dengan !! mg oral setelah pembedahan.
1anajemen Abortus %pontan
engan semakin mudahnya veri-ikasi kematian embryo'-etal menggunakan teknologi
=%<, manajemen yang perlu dilakukan dapat lebih disesuaikan berdasarkan keadaan masing'
masing individu. Bila tidak terdapat pendarahan yang serius ataupun in-eksi pada abortus
inkomplet, terdapat tiga pilihan yang dapat diambil J observasi, obat'obatan, maupun
penanganan bedah. 1asing'masing memiliki kerugian maupun keuntungan tersendiri J
sebagai contoh, kedua pilihan pertama dapat menyebabkan pendarahan yang tidak dapat
diperkirakan, dan beberapa anita akan melalui kuretase. an juga, keberhasilan dari metode
manapun bergantung pada apakah anita tersebut memiliki abortus inkomplet atau missed
abortion. Beberapa kerugian dan keuntungan dapat disimpulkan sebagai berikut@
&. 1anajemen dengan observasi dari abrtus inkomplet spontan memiliki rasio kegagalan
mencapai #!(
19
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 20/42
. 8erapi dengan obat'obatan denga prostaglandin & )$<&+ memiliki angka kegagalan
dari #'F!(. $ada &&!! anita dengan suspek abrosi pada trimester pertama
didapatkan D& ( sembuh secara spontan
6. Kuretase biasanya menyebabkan kesembuhan secara cepat yang /#'&!!( berhasil.
Hal ini merupakan suatu hal yang invasive dan tidak dibutuhkan pada seluruh anita.
II. ABORTUS BERULAN%
Kata lain yang sering digunakan untuk keguguran kehamilan spontan repetiti- yaitu
recurrent spontaneus abortion, recurrent pregnanc! loss, dan habitual abortion. ipercaya
baha kurang lebih & persen pasangan -ertil memiliki aborsi berulang> keguguran berturut'turut 64 atau lebih saat usia kehamilan dibaah ! minggu atau berat janin "#!!gram.
Kebanyakan keguguran ini saat masih embrio atau terjadi di aal kehamilan, sisanya
biasanya anembrionik atau terjadi setelah &F minggu. $enelitian sulit dilakukan karena tidak
adanya de-inisi yang terstandarisasi. 3ontohnya, seorang ibu yang keguguran 4, bukan 64,
dan ibu yang keguguran 64 namun tidak berturut'turut. okumentasi kehamilan tentang
kadar B'h3<, sonogra-i, dan pemereiksaan patologis juga bervariasi.
Abortus berulang harus dibedakan dengan keguguran yang berhubungan dengan
intervensi kehamilan dengan janin yang dapat hidup. Walaupun anita dengan kategori yang
kedua memiliki resiko yang lebih rendah untuk aborsi berulang, namun asumsi ini masih
patut dipertanyakan. 1enurut dua penelitian, resiko aborsi berulang mirip setelah terjadinya
dua atau tiga kali keguguran. Camun kemungkinan untuk kehamilan yang sukses masih
Q#!( alaupun telah terjadi keguguran # kali. )Brigham, &///+.
8he American %ociety -or eproductive 1edcine )!!D+ menyatakan baha abortus
berulang dapat di de-inisikan sebagai dua atau lebih keguguran secara klinis setelah
dikon-irmasi dengan sonogra-i atau pemeriksaan histopatologi. valuasi yang lebih lanjut
dibutuhkan setelah keguguran yang ketiga, dan pengobatan dilaksanakan lebih aal pada
pasangan dengan sub-ertilitas )0aslo, !&!> eddy, !!5+.
Etiologi
20
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 21/42
Banyak hal yang dipertimbangkan sebagai penyebab abortus berulang, namun hanya
6 yang diterima secara umum@ abnormalitas kromosom orangtua, sindrom antibodi
anti-os-olipid, dan abnormalitas dari uterus. $enyebab lain yang dicurigai namun belum
terbukti adalah alloimunitas, endokrinopati, toksin dari lingkungan, dan in-eksi. ?n-eksi
jarang menimbulkan keguguran. %ehingga jarang sekali menyebabkan abortus berulang,
terutama karena antibodi maternal telah terbentuk. %elama bertahun'tahun mutasi trombo-ilia
yang termasuk de-isiensi -aktor ; Leiden, protrombin <!&!A, protein 3 dan %, dan
de-isiensi antitrombin, juga dicurigai sebagai penyebabnya. Camun penelitian telah
membuktikan baha hubungan trombo-ilia dengan meningkatnya jumlah keguguran tidak
bermakna )American 3ollege o- Obstetricians and <ynecologists, !&6a+.
itemukan beberapa bukti yang menunjukan adanya ekspresi gen polimor-isme
dalam abortus. 3ontohnya yaitu polimor-isme yang menganggu ekspresi ;<2'A, yang
mengganggu agregasi platelet, dan dengan tipe maternal spesi-ik respon imun 8h& dan 8h
)3alleja Agius, !&&> 3orardetti, !&6>ller, !&&> 2lood, !&!+.
Waktu dari abortus berulang mungkin dapat memberikan petunjuk, dan pada beberapa
anita, setiap keguguran biasanya terjadi pada usia gestasi yang serupa )Heuser !&!+.
2aktor genetik biasanya menyebabkan hilangnya embrionik saat aal kehamilan, sedangkan
autoimun atau kelainan anatomi uterus lebih sering terjadi pada abortus trimester kedua
)%chust, !!+. %eperti yang disebutkan sebelumnya, keguguran pada trimester pertama
memiliki insidensi gen abnormal yang lebih rendah daripada abortus yang intermiten
)sullivan, !!F+. 1ereka menyatakan, evaluasi kromosom rutin untuk abortus mahal dan
tidak akurat untuk menentukan kariotipe -etus.
Anor&alitas Kro&oso& Orangt!a
Walaupun penyebab ini hanya terjadi 'F persen dari abortus berulang, evaluasi
karyotipik dari kedua orang tua dapat dianggap penting oleh kebanyakan. $ada penelitian
sebelumnya, ditemukan balanced reciprocal translocations lebih dari setengah kelainan
kromosom, translokasi robertsonian sebanyak seperempat, dan kromosom mosaikisme'
F5, atau sindrom Kline-elter J sebanyak &( )8herapel, &/D#+. Kelainan kromosom ini
repetiti- untuk keguguran yang berturut'turut )van den boogard, !&!+.
21
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 22/42
%etelah konseling genetik yang mendalam, pasangan dengan karyotipe yang abnormal
dapat di bantu dengan ?;2 dilanjutkan dengan diagnosis genetik preimplantasi.
2aktor Anatomi
Beberapa abnormalitas dari alat genital dapat menyebabkan abortus berulang dan
kelainan pada kehamilan lainnya, namun bukan in-ertilitas. 1enurut evi World dan kolega,
&# persen anita dengan 6 atau lebih aborsi berturut dapat ditemukan adanya kelainan uterus
secara kongenital atau didapat.
Abnormalitas yang didapat, sinekia uteri' sindrom Asherman' biasanya terjadi karena
adanya destruksi dari sebagian luas endometrium. Hal ini dapat diikuti dengan tindakan
kuretase uteri dan prosedur ablati-. 1ultipel -illing'de-ects dapat dilihat dengan
histerosal-ingogra-i atau sonogra-i in-us'saline. $engobatan dilakukan dengan directed
hysteroscopic lysis o- adhesions. $ada banyak anita, angka keguguran dapat diturunkan
dengan cara ini.
Leiomyoma =teri dapat ditemukan pada sebagian besar anita deasa dan
menyebabkan abortus, terutama apabila terletak didekat tempat implantasi plasenta. Camundata tentang hal ini masih kurang meyakinkan. istorsi kavitas uteri kemungkinan tidak
menyebabkan hasil yang buruk. Camun pada anita yang menjalani ?;2, kehamilannya
sangat terpengaruh dengan submucous atau intramural leiomyoma. Kebanyakan ahli setuju
submukosa dan intrakavitas leiomyoma harus di eksisi pada anita dengan abortus berulang.
?ronisnya, anita yang menjalani embolisasi arteri uterus karena myoma memiliki resiko
keguguran untuk kehamilan selanjutnya.
Kelainan traktus genitalia biasanya berasal dari abnormalitas -ormasi duktus muller
atau -usi abnormal. ?nsidensinya terjadi pada & banding !! anita. 8ergantung anatominya,
beberapa mungkin memiliki peningkatan resiko untuk keguguran aal, sedangkan yang lain
mungkin aborsi midtrimester atau melahirkan secara preterm. =nicornuate, bicornuate, dan
septate uteri berhubungan dengan ketiga kemungkinan tersebut. Kelainan pada uterus
ditemukan kurang lebih ! persen pada anita dengan abortus berulang dibandingkan 5
persen pada subjek kontrol.
22
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 23/42
%ulit dibuktikan koreksi terhadap anomali uterus dapat memperbaiki hasil kehamilan
aal.
2aktor imunologi
$ada analisis yang dibuat oleh erman dan Kutteh )&//*+ &# persen lebih dari &!!!
anita dengan abortus berulang memiliki -aktor autoimun. ua pato-isiologi primer adalah
teori autoimun J imunitas terhadap diri sendiri, dan teori alloimun J imunitas terhadap orang
lain.
Abortus sering terjadi pada anita dengan %L, penyakit autoimun. Banyak dari
anita ini ditemukan memiliki antibodi anti-os-olipid, -amili dari auto'antibodi yang terikat
pada -os-olipid'binding plasma proteins. Wanita dengan abortus berulang memiliki -rekuensi
yang lebih sering terhadap antibodi ini dibandingkan dengan orang normal J #'&#(
berbanding '#(. e-inisi dari Antiphospholipid antibody syndrome )A$%+ adalah
ditemukannya antibodi ini bersama dengan berbagai bentuk abortus disertai dengan
peningkatan resiko tromboembolisme vena.
1engenai alloimunitas, teori yang provokati- mengatakan baha kehamilan normalmemerlukan -ormasi -aktor pertahanan dari rejeksi maternal terhadap antigen -etal asing.
2aktor untuk mencegah hal ini termasuk Human Leukocyte Antigen )HLA+ yang mirip
dengan ayah, aktivitas natural killer cell, regulasi stimulasi sel 8, dan 1utasi gen HLA'< .
Beberapa tes dan pengobatan terhadap hal ini masih dalam penyelidikan. $enggunaan
paternal atau imunisasi imunoglobulin intravena pihak ketiga terbukti tidak bermakna pada
anita dengan abortus idiopatik.
2aktor ndokrin.
1enurut Arredondo dan Coble )!!*+, D'&( abortus berulang disebabkan karena
-aktor endokrin. $enelitian untuk mengevaluasi hal ini masih inkosisten dan kurang memiliki
makna. 3ontohnya, keduanya kontroversial, progesteron de-isiensi yang disebabkan oleh
de-ek -ase luteal dan sindrom ovarian polikistik )BukulmeG, !!F> 3ocksedge, !!D> CaaG,
!&!+.
23
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 24/42
%ebaliknya ada pula e-ek aborsi yang sudah diketahui seperti diabetes yang tidak
terkontrol. $erikonsepsi yang optimal dalam mengkontrol kadar glikemik dapat memperbaiki
hal ini.
Begitupula dengan e-ek dari hipotiroidisme dan de-isiensi iodine berat terhadap
abortus aal kehamilan. Koreksi dengan suplementasi akan memperbaiki e-ek tersebut.
Camun e-ek subklinis dari hipotiroidisme dan antibodi antitiroid masih hilang timbul,
sehingga e-ek terhadap abortus berulang masih dalam perdebatan.
24
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 25/42
Aort!s &idtri&ester
Waktu yang mendasari midtrimester -etal loss yaitu dari trimester pertama sampai-etus mencapai berat Q#!! gram atau usia gestasi mencapai ! minggu.ang paling penting,
dalam hal abortus ini, etiologi dapat ditemukan bila evaluasi secara teliti dilakukan.
Insidensi dan etiologi
Aborsi menjadi lebih jarang pada akhir trimester pertama, dan kejadiannya semakin
berkurang. %ecara garis besar abortus spontan pada trimester kedua diperkirakan &,#'6(, dan
setelah &* minggu, hanya &(. $erdarahan pada trimester pertama menggandakan insidensi
abortus pada trimester dua. Berbeda dengan abortus sebelumnya yg disebabkan kromosomal
aneuploidies, abortus lebih lanjut biasanya disebabkan oleh kausa yang multi-aktor dan lebih
mirip dengan recurrent miscarriage. 8idak ada data yang secara akurat menentukan insidensi
dari penyebab yang bermacam'macam, namun beberapa etiologi yang umum tetap ada. %alah
satu -aktor yang sering diperhatikan adalah banyak dari abortus trimester kedua di induksi
secara medis karena adanya abnormalitas dari -etus yang terdeteksi dari program skrining
prenatal untuk kromosom trisomi dan de-ek struktural.
2aktor resiko untuk aborsi trimester kedua termasuk ras, etnis, riayat obstetri yang
buruk, dan umur maternal yang ekstrim. $erdarahan trimester pertama dianggap sebagai
resiko paling berbahaya karena 5( anita abortus biasa akan mengalami abortus trimester
kedua pada kehamilan berikutnya. 8erlebih lagi, sepertiga perempuan ini biasanya
melahirkan secara preterm.
E)al!asi #etal dan "lasental
Karena etiologi dihubungkan dengan resiko berulang, evaluasi secara mendalam tentang
temuan perinatal dan obstetri diajibkan. $emeriksaan patologis dari -etus dan plasenta
adalah esesnsial. $ada anita lebih dari 6# tahun, abnormalitas kromosom menjelaskan D!
persen dari berulangnya abortus. $ada studi terhadap FD* anita dari semua umur dengan
aborsi trimester kedua, maltrans-ormasi -etus ditemukan sebanyak &6 persen. $ada sepertiga
25
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 26/42
-etus normal dapat ditemukan korioamnionitis yang diduga akan mengalami persalinan dini.
/#( plasenta dalam abortus midtrimester ditemukan abnormal. Abnormalitas lainnya yaitu
trombosis vaskular dan in-arksi.
Mana*e&en
Aborsi midtrimester diklasi-ikasikan seperti trimester pertama. 1enejemen yang
dilakukan juga serupa dan biasanya berhasil dilakukan pada kehamilan dengan -etus mati
atau aborsi inkomplit midtrimester. $engecualian disini adalah pada umur gestasi yang lebih
lanjut, oksitosin pada dosis konsentrat sangat e-ekti- untuk induksi persalinan atau
augmentasi. $embedahan untuk mengeluarkan sisa -etus pada abortus midtrimester lebih sulit
dilakukan. ipercaya adanya morbiditas yang signi-ikan dari sisi medis ataupun pembedahan
terminasi. Camun, untuk persalinan secara elekti-, data menunjukan baha terminasi dengan
dilatasi dan evakuasi lebih sedikit terjadi komplikasi dibandingkan induksi persalinan.
Ins!#isiensi ser)ikal
ikenal juga sebagai serviks inkompeten, merupakan kelainan obstetri yang ditandai
dengan dilatasi serviks tanpa rasa sakit pada trimester kedua. Hal ini dapat diikuti dengan
prolapse dan ballooning dari membran ke vagina dan terutama, ekspulsi -etus imatur. Kecuali
di tangani secara e-ekti- kejadian ini akan berulang pada kehamilan berikutnya. Banyak dari
pasien yang memiliki riayat dan temuan klinis yang membuat sulit untuk menentukan
inkompetensi servikal.
Karena banyaknya kesulitan dalam mengidenti-ikasi insu-isiensi serviks klasik,
perhatian banyak ditujukan kepada sonogra-i transvaginal. Beberapa temuan dinilai termasuk
panjang serviks dan bentuknya, yang dimana membran dapat membalon kedalam bagian
internal yang terdilatasi, namun dengan bagianluar yang tertutup. $ada anita dengan
masalah seperti ini, penelitian masih inkonklusi- dalam membuktikan relevansi cerclage
dalam mencegah kelahiran preterm. $enelitian dengan 6! anita resiko tingii dengan
panjang serviks "#mm dilaporkan cerclage memperpanjang kehamilan hingga dapat hidup
diluar rahim, namun bukan kelahiran sebelum 6F minggu.lebih lanjut, Berghella melakukan #
penelitian dalam metaanalisis dan menunjukan baha cerclage untuk anita resiko tinggi ini
26
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 27/42
secara signi-ikan mengurangi kelahiran pretem sebelum F, D, 6, 6#, dan 65 minggu. %atu
analisis retrospekti- tidak menemukan adanya perbaikan pada pregnansi kembar pada anita
dengan panjang serviks "#mm.
Faktor Resiko
Walaupun penyebab inkompetensi tidak jelas, riayat trauma servikal seperti kuretase dan
dilatasi, konisasi, kauterisasi atau amputasi berpengaruh. Kohort studi di noregia dengan
&#!!! anita dengan riayat konisasi serviks menunjukan resiko F 4 lipat abortus sebelum
F minggu. Walaupun dilatasi dan evakuasi memiliki insidensi melukai serviks sebanyak
#( , keduanya tidak menyebabkan serviks inkompeten setelah ! minggu. $ada kasus lain,
pembentukan serviks inkompeten, termasuk pajanan uterus terhadap diethylstilbestrol )%+,
dapat terjadi.
E)al!asi dan Pengoatan
%onogra-i dilakukan untuk emastikan adanya -etus yang hidup tanpa anomali mayor.
%ekret serviks diperiksa untuk in-eksi klamidia dan gonorea. %etelah masalah lain diobati,
setidaknya & minggu sebelum dan setelah operasi, tidak diperkenankan untuk melakukan
se4ual intercourse.
?nkompetensi serviks klasik disembuhkan secara bedah dengan cerclage, yang
menguatkan serviks lemah dengan jahitan purse'string. Kontraindikasi cerclage biasanya
termasuk perdarahan, kontraksi uterus, atau pecahnya ketuban. engan adanya hal'hal
kontraindikasi tersebut, kemungkinan gagal meningkat. %ehingga, cerclage pro-ilaksis
sebelum dilatasi lebih dianjurkan. %aat ini masih belum dapat dilakukan, dan rescue cerclage
masih dilakukan setelah serviks ditemui terdilatasi. $ada beberapa kasus cerclage digunakan
secara tidak benar untuk mencegah persalinan dengan dilatasi serviks, bukan inkompetensi
serviks.
Lamanya bedah tergantung dari keadaan klinis. $ada anita dengan insu-isiensi
servikal sebelumnya, cerclage elekti- biasanya dilakukan sekitar usia gestasi &'&F minggu.
Bila diagnosis dibuat pada anita dengan resiko tinggi menggunakan sonogra-i transvaginaluntuk mendokumentasi pemendekan serviks "#mm, maka cerclage digunakan pada saat itu
27
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 28/42
juga. =ntuk penggunaan rescue cerclage, ada perdebatan tentang bagaimana sebaiknya hGl ini
dilakukan. asarnya adalah semakin besar kehamilan, semakin besar pula resiko intervensi
bedah menstimulasi persalinan preterm ataupun ruptur ketuban. Walaupun tidak ada
penelitian namun biasanya cerclage tidak dilakukan diatas 6 minggu.
%aat hasil dari cerclage dievaluasi, anita dengan gejala yang sama sebaiknya
dibandingkan. 3ontohnya pada studi Oen lebih kurang sepertiga anita melahirkan
dibaah 6# minggu dan sedikit komplikasi terhadap pembedahan. %ebaliknya, pada revie
setelah &! tahun terhadap 5# anita yang menjalani cerclage emergency, 3hasen dan
%ilverman melaporkan hanya setengah yang melahirkan lebih dari 6* minggu. ang paling
penting, hanya FF persen terjadi bulging membran saat cerclage mencapai usia D minggu.
3aruso menjelaskan cerclage dilakukan pada 6 anita usia &5'5 minggu yang memiliki
dilatasi serviks dan ketuban yang menonjol. && bayi dilahirkan dengan selamat, dan peneliti
mengakui tidak menyangka akan sukses.
Bila indikasi cerclage dipertanyakan, sebaiknya anita dengan inkompetensi
mengurangi aktivitas -isik dan berhenti berhubungan badan. $emeriksaan serviks setiap &
atau minggu untuk melihat ada tidaknya dilatasi dan penonjolan. %ayangnya, dilatasi dan
penonjolan dapat terjadi secara cepat alaupun dengan pemeriksaan teratur sekalipun.
Prosed!r +erlage
Ada prosedur cerclage, yang paling simpel dikembangkan oleh 1conald )&/*6+.
Operasi yang lebih rumit merupakan modi-ikasi dari prosedur sebelumnya diperkenalkan
oleh %hirodkar )&/##+. %aat kedua teknik digunakan sebagai pro-ilaksis, anita dengan
inkompetensi serviks akan mendapatkan hasil yang baik. $enting untuk menjahit setinggi
mungkin dan kedalam stroma servikal. Ada kejadian dua jahitan cerclage tidak lebih e-ekti-
dari satu jahitan. $ro-ilaksis antibiotik perioperati- untuk vaginal ataupun abdominal cerclage
masih butuh penelitian lebih lanjut.
escue cerclage, tentu saja, lebih sulit dilkukan. $engembalian kantung ketuban
kembali ke uterus akan mempengaruhi lokasi jahitan. Kadang hal ini dapat dipermudah
dengan merendahkan meja operasi dengan kepala dibaah sembari mengisi vesica urinaria
dengan *!!ml saline dengan 2oley cathether. Walaupun hal ini dapat mengurangi prolaps dariketuban, namun dapat juga menarik bagian atas cervi4 sehingga menjauh dari lapangan
28
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 29/42
operasi. Beberapa menyarankan memasukan 2oley catheter ke cervi4 dan mengembangkan
6!ml baloon untuk mende-leksikan kantung empedu. Baloon di de-lasikan bertahap seusai
jahitan dikencangkan di sekitar kateter. $ada anita dengan membran yang menonjol,
aspirasi cairan transabdominal dapat membantu. Bila hal ini dilakukan, kultur bakteri harus
dilakukan.
'ransabdominal cerclage dengan jahitan pada ishtmus uteribila ditemukan de-ek
anatomi serviks yang parah atau bila didapatkan kegagalan transvaginal cerclage sebelumnya.
averi merevie &F penelitian tentang kegagalan transvaginal cerclage untuk mencegah
kelahiran preterm. esiko kematian perinatal atau kelahiran sebelum F minguu hanya
berbeda sedikit antara trans abdominal dibanding transcervical *(@&6( . yang paling
penting, operasi transabdominal lebih banyak komplikasi dan 6( terjadi komplikasi berat,
dimana tidak ada komplikasi yang ditemukan pada grup transcervical.
Ko&"likasi
Komplikasi paling sering adalah pecahnya ketuban, persalinan preterm, perdarahan,
in-eksi, atau kombinasinya. Camun jarang ditemukan pada cerclage pro-ilactic. $ada studi
oleh Oen terhadap &6D prosedur, hanya ada &4 ruptur ketuban dan perdarahan. 1enurut
1acCAughton komplikasi ruptur membran hanya & @*!! . 8homason menemukan
perioperative antimicrobial gagal untuk mencegah kebanyakan in-eksi dan tokolitik gagal
menahan persalinan. %ebaiknya bila terjadi in-eksi jahitan harus segera dibuka dengan
persalinan di induksi. Begitu pula dengan aborsi iminens, jahitan harus dilepas karena
kontraksi uterus dapat merobek uterus atau serviks.
uptur membran saat penjahitan atau dalam FD jam setelah operasi merupakan
indikasi pengangkatan cerclage karena kemungkinan in-eksi -etal dan maternal yang tinggi.
Opsi menejemen yang dilakukan mencakup observasi, pengangkatan cerclage dan observasi,
atau pengangkatan cerclage dan induksi persalinan.
Bila penipisan serviks ditemukan saat dilakukan sonogra-i, maka pertimbangkan
reinforcement cerlage. $ada satu studi retrospekti-, menguatkan jahitan cerlage tidak
signi-ikan dalam memperpanjang kehamilan.
29
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 30/42
III. ABORSI ,AN% DIINDUKSI
?stilah tersebut diartikan sebagai terminasi kehamilan yang bersi-at medis atau secara bedah sebelum aktunya janin untuk dapat hidup di luar kandungan.
e-inisi aborsi yang diinduksi untuk menggambarkan -rekuensinya mencakup
&. atio Aborsi @ jumlah aborsi per &!!! kelahiran
. Cilai Aborsi @ jumlah aborsi per &!!! anita usia &#'FF tahun
pidemiologi aborsi yang diinduksi pada tahun !&& ) 1enurut <uttmatcher ?nstitute +
terdapat &, juta prosedur yang telah dilakukan, tapi pada tahun !&! , hanya 5*#.*#! aborsielekti- yang dilaporkan ke 3enter -or isease 3ontrol and $revention ) $aGol,!&6+. atio
aborsi adalah 5 dari &!!! kelahiran dan nilai aborsi adalah &#,& per &!!!! anita usia &#'
FF tahun. i tahun !&! juga, anita usia !'/ tahun sebanyak #D( menjalani aborsi dan
memiliki nilai rata rata aborsi yang tinggi. 0umlah aborsi yang terjadi pada @ anita kulit
hitam @ F55 per &!!! kelahiran, anita kulit putih @ &F! P &!!! kelahiran, dan anita Hispanik
@ &/# per &!!! kelahiran. $ada tahun !!/ , terjadinya aborsi @ *F( pada usia gestasi "UD
minggu, /( pada "U&6 minggu, 5( pada gestasi &F'! minggu, dan &,6( pada gestasi
QU& minggu.
Klasi#ikasi
&. Aborsi terapeutik
' ?ndikasi dilakukannya @
o ekompensasi kardiak persisten
o Kelainan vascular hipertensi berat P 1o Keganasan
o $ada kasus pemerkosaan
o $ada janin dengan kelainan anatomic, metabolik P de-ormitas mental
. Aborsi volunterP elekti-
' e-inisi @ interupsi kehamilan sebelum janin viable atas permintaan pasien, tapi
bukan dengan alasan medis
' Aborsi elekti- merupakan aborsi yang paling sering dilakukan
Konseling seel!& Aorsi elekti#
30
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 31/42
Ada 6 pilihan dasar untuk anita dalam mempertimbangkan aborsi @
&. 1elanjutkan kehamilan dengan apapun risikonya dan tanggung jaab orang tua
. 1elanjutkan kehamilan dengan perencanaan adopsi
6. 8erminasi kehamilan dengan apapun risikonya
$engetahuan dan belas kasihan konselor harus secara objekti- memberikandan
menyediakan in-ormasi berdasarkan pilihan yang dibuat sehingga anita atau pasangan
dapat membuat keputusan yang telah disetujui
Teknik Aorsi
0ika tidak terdapat masalah serius kelainan medis pada maternal, prosedur operasi
tidak perlu raat inap. $ada pasien yang raat jalan, harus tersedia -asilitas resusitasikardiopulmoner dan rujukan segera ke rumah sakit.
Ada beberapa teknik aborsi yang dapat dilakukan pada trimester &
engan prosedur Bedah $rosedur 1edis
' ilatasi dan kuretase
' Aspirasi vakum
' Aspirasi menstrual
a. $rostaglanin , 2, &, dan
analognya
' ?nsersi vaginal
' ?njeksi parental
' ?ngesti oral
' %ublingual
b. Anti progesterone ='FD*
)mi-epristone+ 7 epostane
c. 1ethotre4ateTintramuscular and oral
d. Kombinasi terapi di atas
$erbandingan teknik aborsi dengan prosedur medis dan bedah
2aktor 1edis Bedah
&. invasi-
. nyeri
6. perdarahan vaginal
F. aborsi inkomplit
#. nilai kegagalannya
*. perdarahan berat
5. jumlah in-eksi
D. anestesi
/. aktunya
Biasanya tidak
Lebih terasa nyeri
Lebih lama, tidak dapat
diprediksi
Biasa terjadi
'#(
!,&(
?ya
Kurang terasa nyeri
%ebentar, dapat diprediksi
8idak biasa
&(
!,&(
31
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 32/42
&!. tingkat keberhasilan
endah
Biasanya tidak
Kunjungan multiple, perlu
pemeriksaan rutin
/#(
endah
?ya
Hanya &4 kunjungan dan
tidak perlu pemeriksaan rutin
//(
Persia"an ser)ikal
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melunakkan dan mendilatasi
serviks dengan trauma minimal dari penggunaan dilatasi mekanik yaitu dengan higroskopik
dilator dan pematangan serviks secara medikasi.
Keduanya memiliki man-aat yang sama dalam menurunkan panjangnya prosedur pada
trimester &. $ada Higroskopik dilator, merupakan alat untuk menarik air dari jaringan serviks
dan memperbesar dilatasi serviks secara gradual. %edangkan pada pematangan serviks secara
medikasi, obat yang digunakan berupa
&. 1isoprostol ) 3ytotec+ dosis @ F!! J *!! Vg $O, %L, pervaginam ) di -orniks
posterior vagina +
. Antagonis progesteron 1i-epristone ) 1i-epre4+ dosis @ !! '*!! Vg $O.
6. $rostaglandin dan 2F tapi e-ek sampingnya tidak menyenangkan
32
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 33/42
A B C
FIGURE 18-7 Insertion of laminaria before dilatation and curettage. A. Laminaria immediatelyafter being aroriately laced !it" its uer end #ust t"roug" t"e internal os. B. $e%eral "ourslater t"e laminaria is no! s!ollen& and t"e cer%i' is dilated and softened. C. Laminaria inserted toofar t"roug" t"e internal os( t"e laminaria may ruture t"e membranes
FIGURE 18-8 )ygroscoic dilators. *it" eac" tye& t"e dry unit +left , e'ands e'onentially !"ene'osed to !ater +right , as in t"e endocer%ical canal. A. Laminaria. B. -ilaan$.
A. Aort!s dengan "rosed!r "e&eda'an
8erminasi kehamilan dengan prosedur bedah mencakup pendekatan transvaginal
dengan dilatasi serviks P dengan laparotomi , baik dengan histerektomi maupun dengan
histerotomi.
engan evakuasi transvaginal, metode preoperasi pematangan serviks lebih dipilih
karena nyerinya lebih sedikit, teknik prosedur yang lebih mudah dan aktu yang dibutuhkan
lebih pendek.
$ada kuretase, biasanya dibutuhkan sedasi P analgesic secara iv P per oral, dan juga
dapat menggunakan blockade paraserviks dengan lidokain.
-. Dilatasi dan k!retase
' $endekatan transervikal pada aborsi dengan prosedur bedah , pertama tama butuh
dilatasi serviks dulu, baru evakuasi kehamilan dengan cara
o 1engeluarkan janin sharp curettage
33
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 34/42
o 1enyedot keluar janin suction curettage
o Keduanya
' Aspirasi vakum merupakan bentuk paling sering dari suction curettage , butuh canulyang menempel pada vakum dengan sumber tenaga listrik > dan pada handheld
s!ringe , sebagai sumber vakumnya.
' Kuretase dengan sharp curettage ataupun suction curettage , direkomendasikan pada
usia gestasi "U&# minggu.
' 8erjadinya komplikasi meningkat pada trimester &. Komplikasinya meliputi @
per-orasi, laserasi serviks, hemoragik, pengeluaran -etusP plasenta yang inkomplit, dan
in-eksi post operasi
' Teknik
o %etelah pemeriksaan bimanual dilakukan untuk menentukan ukuran dan
orientasi uterus, masukkan speculum dan serviks dioles dengan povidone'
iodine P sejenisnya. Bibir serviks anterior dijepit dengan tenakulum. %erviks,
vagina, dan uterus dipersara-i oleh nervus dari ple4us -rankenhauser , yang
terletak di dalam jaringan penghubung lateral terhadap uterosakral dan
ligament cardinal, sehingga blockade paraservikal e-ekti- untuk
menghilangkan nyeri. Anestesi lokal seperti # mL & atau ( lidokain, paling
e-ekti- jika ditempatkan lateral terhadap insersi ligamentum uterosakral ke
uterus pada arah jam F dan D. Blokade intraservikal dengan # mL & ( lidokain
yang diinjeksikan pada arah jam &,6,*, dan / juga memiliki e-ektivitas yang
sama. ;asopressin encer juga dapat ditambahkan pada anestesi lokal unutk
menurunkan kehilangan darah.
o %ondase untuk mengukur kedalaman uterus dan cavitas uteri sebelum
dimasukkan instrument lain. 0ika dibutuhkan, dilatasi serviks dilakukan
dengan Hegar, HankP $ratt dilator sampai suction canulla dengan diameter
yang sesuai dapat dimasukkan. Kanula kecil memiliki risiko masih
tertinggalnya sisa jaringan di intrauterine pasca operasi, sedangkan kanula
besar memiliki risiko terjadinya luka serviks dan terasa tidak nyaman. 0ari ke'
F dan ke'# -iksasi pada perineum dan bokong, sedang sisa jarinya memegang
34
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 35/42
dilator dan mendorong dilator masuk melalui os. ?nternal. 8eknik ini
meminimalisasi dilatasi paksa dan lebih aman terhadap risiko terjadinya
per-orasi uterus. %uction 3anulla didorong maju menuju -undus dan ditarik
mundur ke os. untuk menutup seluruh permukaan cavitas uteri.
o Karena per-orasi uterus biasa terjadi ketika ada insersi instrument,
pemegangan alat dilakukan hanya dengan jempol dan jari telunjuk. =ntuk
kehamilan Q &* minggu, -etus diekstraksi, biasanya perbagian menggunakan
2orseps %opher dan instrument destrukti- lainnya.isiko yang dapat terjadi
adalah per-orasi uterus, laserasi serviks, perdarahan uterus karena -etus dan
plasenta besar, dan juga karena dinding uterus yang tipis.
' Ko&"likasi
o Komplikasinya mencakup per-orasi uterus, kerusakan intraabdominal, injuri
usus yang dapat menyebabkan peritonitis berat dan sepsis, dan koagulopati,
in-eksi seperti bacterial endokarditis.
o ?nsidensi terjadinya per-orasi uterus bervariasi dan ditentukan oleh
kemampuan klinisi dan posisi uterus.
o $er-orasi lebih sering terjadi pada uterus yang retroverted dan baru disadari
ketika instrument masuk ke dalam pelvis tanpa adanya resistensi
o $ro-ilaksisnya dengan pemberian antimikroba dapat menurunkan sepsis
pelvis sebesar F! '/!(.
35
FIGURE 18-9 -ilatation of cer%i' !it" a)egar dilator. /ote t"att"e fourt" and ft" ngers rest against
t"e erineum and buttocs&lateral to t"e %agina. "is maneu%er isan imortant safetymeasure because if t"e cer%i' rela'esabrutly& t"ese ngers re%enta sudden and uncontrolled t"rust of t"edilator& a commoncause of uterine erforation.
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 36/42
/. Dilatasi dan E)ak!asi
8eknik ini digunakan ketika janin berusia &* minggu. %erviks didilatasi
dengan cara, yaitu metal atau higroskopik. 8indakan tersebut selain untuk
mengeluarkan bagian dari janin, juga untuk menghindari trauma mekanik pada
serviks.setelah janin dikeluarkan secara keseluruhan, plasenta dan jaringan
yang tersisa disuction dengan vacuum curette yang berukuran besar.
0. Dilatasi dan Ekstraksi
3ara ini hampir sama dengan teknik dilatasi dan evakuasi, tetapi peralatan
yang digunakan adalah kanul suction yang berguna untuk mengeluarkan isi
intracranial setelah melahirkan bagian tubuh janin. kstraksi ini berguna untuk
mengurangi trauma pada uterus dan serviks dari instrument atau tulang'tulang janin.
36
FIGURE 18-10 suction curette"as been laced t"roug" t"ecer%i' into t"e uterus. "e gures"o!s t"e rotary motion used toasirate t"e contents. +rom *ord&
2012& !it" ermission.,
FIGURE 18-11 s"ar curette isad%anced into t"e uterine ca%ity!"ile t"e instrument is "eld !it"t"e t"umb and forenger ass"o!n in igure 189. In t"emo%ement of t"e curette& only t"estrengt" of t"ese t!o ngers s"ouldbe used. +rom *ord& 2012&!it" ermission.,
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 37/42
1. As"irasi Menstr!asi
8indakan ini dilakukan pada &'6 minggu setelah siklus menstruasi yang
terlambat. Alat yang digunakan adalah kanul Karman berukuran # atau * mm
yang disambungkan dengan spuit. ?stilah lain untuk Aspirasi 1enstruasi
adalah kstraksi 1enstruasi, ?nduksi 1enstruasi atau mini aborsi. =ntuk
mengidenti-ikasi adanya plasenta, isi pada spuit disaring dan dibersihkan dari
darah. Kemudian dimasukkan kedalam kantong plastic yang berisi Ca3l dan
diteliti dibalik lampu. $ada gambaran makroskopik akan tampak halus, lembut
dan berbulu.
2. As"irasi 3ak!& Man!al
8indakan terserbut mirip dengan aspirasi menstruasi tetapi digunakan pada keguguran
kehamilan muda atau terminasi elekti- sampai pada usia kehamilan & minggu.
Beberapa rekomendasi mengatakan baha terminasi kehamilan dengan teknik ini
yang dilakukan diklinik harus pada usia kehamilan " &! minggu. Karena resiko
kehilangan darah sangat tinggi pada usia kehamilan &!'& minggu. =ntuk usia
kehamilan " D minggu, preprosedur seperti pematangan serviks biasanya tidak
dibutuhkan
B. Aort!s dengan Oat4oatan.
Hingga saat ini, hanya terdapat 6 obat'obatan yang dapat digunakan untuk
tindakan aborsi pada usia dini. )&+ Antiprogestin mifepristone, )+ Antimetabolit
methotreate, dan )6+ $rostaglandin misoprostol . 1i-epristone dan 1ethotre4ate
meningkatkan kontraktilitas uterus dengan melaan e-ek inhibisi yang ditimbulkanoleh progesterone sedangkan misoprostol menstimulasi secara langsung pada
miometrium. 1ethotre4ate dan 1isoprostol bersi-at teratogen.
Kontraindikasi@ anemia berat, koagulopati atau pada penggunaan
antikoagulan, dan kondisi medis yang signi-ikan seperti penyakit hepar yang masih
akti-, penyakit kardiovaskular, atau kejang yang tidak terkontrol. $ada pasien yang
membutuhkan terapi glukokortikoid tidak dianjurkan karena misoprostol menghambat
aktivitas glukokortikoid. $ada pasien insu-isiensi ginjal, dosis methotre4ate harus
diperhatikan. Kadang lebih sering menggunakan regimen lain.
37
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 38/42
$ara "engg!naan
Aort!s "ada Tri&ester Ked!a
38
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 39/42
&. Oksitosin
iberikan terapi tunggal dengan dosis tinggi, akan menghasilkan e-ek abortus
pada trimester kedua dalam D!'/! persen kasus. iberikan bersamaan dengan
larutan isotonik.
. $rostaglandin )$<+ dan & )$<&+
$< ! mg yang diberikan pada -orniks posterior vagina e-ektik untukmenginduksi abortus trimester kedua. ?ni lebih e-ekti- pada oksitosin dosis tinggi
namun menimbulkan e-ek samping dengan -rekuensi lebih sering. %eperti mual,
muntah, demam dan diare. -ek samping dapat diobati secara simptomatik dengan
antiemetic seperti metoklopramide, antipiretik seperti asetamino-en, dan antidiare
seperti di-enoksilatePatropine.
1isoprostol )3ytotec+ pada penggunaan tunggal juga e-ekti- dan simple untuk
menimbulkan e-ek terminasi pada kehamilan trimester kedua. -ek abortusnya
lebih cepat dibandingkan oksitosin$<. alam F jam, /#( anita yang
diberikan misoprostol mengalami abortus, dibandingkan oksitosin$< yang
hanya D#(.$ada anita dengan riayat %3 sebelumnya, tidak dianjurkan abortus dengan
induksi obat'obatan pada trimester kedua.
Konsek!ensi Aort!s Elekti# &. Kematian ?bu
39
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 40/42
Abortus yang berkaitan dengan kematian ibu tidak banyak dilaporkan. Abortus
pada trimester aal lebih aman, dan abortus pada usia kehamilan Q D minggu,
setiap minggunya meningkatkan resiko kematian ibu kali lipat.
. Kesehatan dan Kehamilan Berikutnya
ata yang menghubungkan abortus dengan kesehatan maternal sangat terbatas.
Berdasarkan studi, tidak ada bukti peningkatan kelainan mental. ata yang lain
menyatakan baha banyak kehamilan yang kurang baik pada anita yang
mengalami abortus dengan induksi sebelumnya. $rosedur kuretase meningkatkan
resiko plasenta previa, dimana prosedur aspirasi dengan vakum tidak demikian.
Kontrase"si setela' Aort!sOvulasi dapat terjadi minggu setelah terminasi kehamilan pada usia dini.
Lahteemaki dan Luukkainen )&/5D+ mendeteksi lonjakan LH pada hari ke &*'
setelah abortus pada &# dari &D anita yang diteliti. Level plasma progesterone yang
telah menurun setelah abortus, meningkat seketika setelah lonjakan LH.
Hal penting lainnya, jika belum ada kehamilan yang diinginkan, kontrasepsi yang
e-ekti- harus diberikan sesegera mungkin setelah abortus.
BAB III
KESIMPULAN
40
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 41/42
Kata abortus berasal dari bahasa Latin aboriri yang artinya keguguran. Abortus
dide-inisikan sebagai terminasi kehamilan secara spontan maupun diinduksi, sebelum
-etus viabel. Berdasarkan WHO, abortus dinyatakan sebagai terminasi kehamilan sebelum
! minggu umur kehamilan atau janin lahir dengan berat " #!! g.
?stilah yang telah digunakan secara klinis selama beberapa dekade umumnya
digunakan untuk menjelaskan keguguran pada kehamilan lanjut, termasuk di dalamnya@
&. Abortus spontan ' kategori ini mencakup abortus yang mengancam, tak terelakkan,
tidak lengkap, lengkap, dan missed abortion. Abortus septik digunakan untuk
mengklasi-ikasikan abortus dengan komplikasi berupa in-eksi.
. Abortus berulang ' istilah ini memiliki de-inisi yang bervariasi, tetapi dimaksudkan
untuk mengidenti-ikasi anita dengan abortus spontan berulang sehingga -aktor
yang mendasari dapat ditangani untuk mendapatkan bayi yang viabel.
6. Abortus yang diinduksi ' istilah ini digunakan untuk menjelaskan terminasi janin
hidup yang belum viabel secara bedah atau medis.
Abortus dapat menyebabkan perdarahan yang hebat dan dapat menimbulkan syok,
per-orasi, in-eksi, dan kerusakan -aal ginjal (renal failure) sehingga mengancam keselamatan
ibu. Kematian dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan secara cepat dan tepat.
BAB I3.
DAFTAR PUSTAKA
&. Klauser 3had K and %altGman aniel H. 3urrent iagnosis and 8reatment
Obstetric and <ynecology .&&th edition. =%A@ 8he 1c<ra'Hill > !&6.
41
7/23/2019 Referat Besar Abortus
http://slidepdf.com/reader/full/referat-besar-abortus 42/42
. 3unningham, 2. <ary .Leveno Kenneth 0, et al. William Obstetric . Fth edition.
=%A@ 8he 1c<ra'Hill > !&F. $age 6#!'65&.
6. 3allahan ,8amara and 3aughey, Aaron B. Blueprints Obstetric and <ynecology .
*th edition . $hiladelphia @ Lippincott Williams 7 Wilkins > !&F.