resume chapter 13 blocher - jurnal 8.1 target costing - jurnal 8.2 strategic pricing

Upload: lely2014

Post on 20-Feb-2018

290 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    1/39

    Disusun Oleh:

    Tri Aprillian Jani 041414253001

    Refivia Audie C. 041414253013

    Yulliana Ekaningrum 041414253030

    Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Airlangga

    Chapter 13:

    Cost Planning for theProduct Life Cycle: Target

    Costing, Theory of

    Constraints, and Strategic

    Pricing

    November 2

    2015

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    2/39

    Penentuan target costingmerupakan tahap pertama dari empat metode pembiayaan yang

    akan dipelajari dalam bab ini. Masing-masing dari empat metode digunakan untuk perencanaan

    biaya pada siklus hidup produk (atau jasa). Sebagai contoh, penentuan target costingdigunakan

    pada tahap awal siklus hidup produk untuk membantu perusahaan dalam mendesain produk guna

    mencapai keuntungan yang diinginkan. Metode lainnya, yang digunakan pada tahapan berbeda

    dalam siklus hidup adalah theory of constraints, life cycle cost,dan strategic pricing. Sementara

    sesekali hanya terfokus pada biaya produksi, saat ini manajer melihat biaya hulu (sebelum

    produksi) dan hilir (setelah produksi) dalam siklus hidup produk untuk mendapatkan analisis

    yang komprehensif atas biaya produk dan peluang laba (Exhibit 13.1). Misalnya, dalam

    penentuan target costing kita memepertimbangkan peran desain produk (kegiatan hulu) dalammenghemat biaya selama tahap pembuatan dan fase hilir dari siklus hidup. Kemudian, kita

    melihat bagaimana theory of constraints digunakan dalam tahap produksi untuk menghemat

    biaya produksi dan mempercepat pengiriman hilir. Selanjutnya kita melihat biaya siklus hidup,

    yang memberikan evaluasi menyeluruh terhadap peluang laba produk yang berbeda, termasuk

    biaya siklus hidup produk. Akhirnya, strategic pricingmenggunakan konsep siklus hidup dalam

    pengambilan keputusan harga.

    Keempat metode perencanaan biaya, target costing, theory and constraints, life cycle cost,

    didasarkan pada suklus hidup biaya produk atau jasa, sedangkan metode terakhir, strategic

    pricing, mempertimbangkan siklus hidup biaya dan siklus hidup penjualan. Siklus hidup biaya

    (cost life cycle) adalah rangkaian kegiatan di dalam perusahaan yang diawali dengan penelitian

    dan pengembangan kemudian diikuti dengan desain, produksi (atau penyediaan jasa),

    pemasaran/distribusi, dan layanan pelanggan. Ini adalah siklus hidup produk atau jasa dari sudut

    pandang biaya yang dikeluarkan. Siklus hidup biaya diilistrasikan pada Exhibit 13.1. Siklus

    hidup penjualan (sales life cycle) adalah rangkaian tahapan dalam jarring-jaring produk atau jasa

    pada lingkungan pasar, pertumbuhan penjualan, dan akhirnya jatuh tempo, penurunan penjualan,

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    3/39

    dan penarikan produk dari pasar. Penjualan pada awalnya berjumlah kecil, memuncak pada tahap

    jatuh tempo, kemudian menurun, seperti yang digambarkan pada Exhibit 13.2

    A. TARGET COSTING

    Henry Ford menjelaskan sebuah teknik yang disebut dengan Target Costing, dimana

    perusahaan menentukan biaya (contohnya target) yang diperbolehkan untuk produk atau jasa,

    pada sebuah harga pasar yang kompetitif , sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba

    yang diinginkan :

    Rumus: Target Costing = Harga Kompetitf Laba yang diinginkan

    Penentuan biaya berdasarkan target sangatlah penting terutama pada saat yang kompetitif,

    seperti saat resesi ekonomi, saat dimana banyak perusahaan berjuang untuk bertahan.

    Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk mengurangi biaya menjadi sebuah tingkat biaya

    target :

    1. Dengan menyatukan teknologi produksi yang baru, menggunakan teknik manajemen

    biaya yang lebih maju seperti pembiayaan berbasis aktivitas, dan mencari produktivitas

    yang lebih tinggi.

    2.

    Dengan mendesain ulang produk atau jasa. Metode ini sangat menguntungkan banyakperusahaan karena menunjukan bahwa keputusan desain bernilai penting bagi

    kebanyakan total siklus hidup produk. Dengan perhatian yang teliti terhadap desain,

    penghematan yang signifikan pada total biaya menjadi mungkin.

    Banyak perusahaan menerapkan kedua pilihan ini: usaha dalam meraih produktivitas

    yang meningkat dan penentuan biaya berdasarkan target untuk menentukan desain yang

    hemat biaya. Target Costing, berdasarkan analisis fungsi/trade-offbiaya, adalah sebuah alat

    manajemen yang sesuai untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif, peranti

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    4/39

    lunak, dan produsen fitur. Dengan posisi seperti yang telah dijelaskan, tahap hulu dari siklus

    hidup biaya, penentuan biaya berdasarkan target dapat benar-benar menolong sebuah

    perusahaan dalam menekan biaya total. (Exhibit 13.3)

    Penerapan Target Costingmelibatkan lima tahap berikut :

    1. Penentuan harga pasar

    2. Penentuan laba yang diinginkan

    3. Pembuatan perhitungan biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang diinginkan

    4. Penggunaan rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya

    produk.

    5. Penggunaan pembiayaan kaizen dan kendali operasional untuk penghematan biaya

    secara lebih baik.

    Value Engineering

    Value Engineering (Rekayasa Nilai) digunakan dalam penentuan Target Costinguntuk

    menekan biaya produk dengan manganalisis trade-off antara berbagai jenis fungsi produk

    (jenis fitur produk yang berbeda) dan biaya total produk. Langkah pertama yang penting

    dalam rekayasa nilai adalah untuk melakukan analisis pelanggan selama tahap desain dari

    produk baru atau yang diperbaiki. Analisis pelanggan mengidentifikasikan preferensi penting

    pelanggan yang menentukan fungsi yang diinginkan untuk produk yang baru.

    Target Costing lebih berguna untuk produk-produk dalam kelompok perusahaan yangbergerak dalam bidang otomotif, piranti lunak, dan fitur elektronik lainnya karena

    perusahaan memiliki beberapa pertimbangan tentang jumlah fitur yang lebih besar. Jenis

    umum dari rekayasa nilai yang diterapkan di perusahaan-perusahaan ini adalah functional

    analysis (analisis fungsional) adalah sebuah jenis yang umum darai rekayasa nilai dimana

    biaya dan kinerja dari setiap fungsi atau fitur utama dari produk diteliti. Yujuan dari analisis

    ini adalah untuk menentukan keseimbangan yang diinginkan dari fungsi dan biaya. Sebuah

    tingkat keseluruhan yang diinginkan dari pencapaian kinerja untuk setiap fungsi diperoleh

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    5/39

    sambil menjaga biaya dari semua fungsi untuk tetap berada dibawah biaya target. Penentuan

    acuan (benchmarking)sering digunakan pada langkah ini untuk menentukan fitur mana yang

    memberikan perusahaan sebuah keunggulan yang kompetitif.

    Design Analysis (analisis desain) adalah bentuk umum dari rekayasa nilai dimana tim

    desainer mempersiapkan desain yang memungkinkan dari sebuah produk, masing-masing

    memiliki fitur yang serupa dengan tingkat kinerja dan biaya yang berbeda. Penentuan tolok

    ukur dan analisis value chainmembantu mengarahkan tim desainer dalam memepersiapkan

    desai berbiaya rendah dan kompetitif. Tim desainer bekerja dengan personel manajemen

    biaya untuk memilih satu desain yang paling sesuai dengan preferensi pelanggan sekaligus

    tidak melebihi biaya target.Sebuah perbandingan yang berguna dari penentuan biaya berdasarkan target yang

    berbeda dan strategi pengurangan biaya dalam tiga perusahaan Jepang, berdasarkan

    penelitian lapangan Robin Cooper, diilustrasikan pada Exhibit 13.4

    Cost Tables (tabel biaya) adalah basis data terkomputerisasi yang menyertakan informasi

    menyeluruh mengenai pemicu biaya perusahaan. Pemicu biaya meliputi, misalnya, ukuran

    produk, bahan yang digunakan dalam pembuatannya, dan sejumlah fitur. Perusahaan yang

    memproduksi bagian-baguian dari ukuran yang berbeda dari desain yang sama menggunakan

    tabel biaya untuk menunjukan perbedaan pada biaya untguk komponen dari ukuran dan jenis

    bahan baku yang berbeda.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    6/39

    Group Technology (teknologi kelompok) adalah sebuah metode untuk mengidentifikasi

    kemiripan pada komponen-komponen produk yang diproduksi sehingga komponen yang

    sama dapat digunakan dalam dua produk atau lebih, dengan demikian dapat menekan biaya.

    Kombinasi dari teknologi kelompok dan manajemen kulitas secara keseluruhan dapat

    menghasilkan biaya yang lebih rendah baik pada produksi dan pada layanan/garansi.

    Concurrent Engineering (rekayasa gabungan) atau rekayasa berkelanjutan, adalah sebuah

    perkembangan baru dalam proses desain produk yang menggantikan pendekatan rekayasa

    dasar dimana desainer produk bekerja di tempat yang tertutup untuk komponen khusus dari

    proyek desain keseleruhan. Sebaliknya, rekayasa gabungan mengandalkan pada sebuah

    pendekatan yang bersatu padu , dimana proses rekayasa/desain terletak pada keseluruhansiklus hidup biaya menggunakan kelompok fungsional silang. Informasi dikumpulkan dari

    dan digunakan pada setiap tahap dari value chain untuk meningkatkan desain produk.

    Target Costing and Kaizen

    Langkah kelima dalam penentuan biaya berdasarkan target adalah dengan menggunakan

    perbaikan yang berkelanjutan (Kaizen) dan kendali operasional untuk menekan biaya. Kaizen

    terjadi pada tahap produksi dimana efek rekayasa nilai dan desain yang telah dikembangkan

    sudah terjadi; Peranan pengurangan biaya pada tahap ini adalah untuk mengembangkan

    metode produksi baru seperti sistem produksi fleksibel dan menggunakan teknik-teknik

    manajemen baru seperti kendali operasional, manajemen mutu total, dan theory and

    constraintsuntuk menekan biaya lebih jauh. Kaizenberarti perbaikan secara terus-menerus,

    yaitu pencarian yang sedang berlangsung dalam mencari cara baru untuk menekan biaya

    dalam proses pembuatan sebuah produk dengan desain dan fungsionalitas yang ada.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    7/39

    Exhibit 13.5 menunjukan hubungan antara penentuan biaya berdasarkan Target Costing

    dan Kaizen. Harga dianggap stabil atau menurun dari waktu ke waktu bagi perusahaan-

    perusahaan dimana penentuan biaya berdasarkan target dianggap cocok untuk digunakan

    mengingat persaingan yang ketat pada harga, kualitas produk dan fungsi produk. Perusahaan-

    perusahaan ini menanggapi tekanan persaingan dengan mendesain ulang produk mereka

    secara berkala dengan menggunakan penentuan biaya bersadarkan target untuk menekan

    harga produk dan meningkatkan nilai produk-produk tersebut secara berkesinambungan.

    Simak dua titik pada Exhibit 13.5 yang berlabel Target Costingpertama dan Kedua. Periode

    waktu antara desain ulang produk adalah sekitar siklus hidup penjualan produk. Pada saat

    diantara desain ulang produk, perusahaan menggunakan Kaizenuntuk menekan biaya produkdalam proses produksi melalui penyederhanan jarring-jaring pasokan dan meningkatkan baik

    metode produksi dan program produktivitas. Dengan demikian, penentuan biaya berdasarkan

    target dan Kaizen adalah metode pelengkap yang digunakan untuk menekan biaya dan

    meningkatkan nilai secara berkelanjutan.

    Benefits of Target Costing

    Penentuan Target Costingdapat menguntungkan karena hal-hal berikut ini :

    1. Meningkatkan kepuasan pelanggan, sebagai desain yang berfokus pada nilai

    pelanggan

    2. Menekan biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien

    3. Membantu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diinginkan pada produk

    baru atau yang telah dirancang ulang

    4. Dapat menekan total waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk, melalui

    koordinasi desain yang telah ditingkatkan, produksi, dan amanjer pemasaran

    5. Dapat membantu menyediakan sebuah batasan persaingan pada waktu resesi ekonomi

    6.

    Dapat meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan, sebagaimana desain telah

    ditingkatkan secara cermat dan isu-isu produksi dipertimbangkan secara tegas pada

    tahap desain.

    B. THE THEORY OF CONSTRAINTS

    Sebelum melihat theory of constraints (TOC) lebih dekat, maka kita perlu

    mempertimbangakn isu-isu tentang bagaimana kecepatan diukur dan ditingkatkan melalui

    siklus hidup biaya, sebagaimana digambarkan pada Exhibit 13.6. Pengukurannya diartikan

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    8/39

    dengan cara yang berbeda oleh beberapa perusahaan yang berbeda pula, bergantung pada

    sifat dari operasi perusahaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, waktu siklus (cycle time)

    produksi (atau waktu tempuh produksi atau waktu keluaran-manufacturing lead time or

    throughput time) biasanya diartikan sebagai berikut :

    Waktu Siklus = Jumlah waktu antara penerimaan pesanan pelanggan dan pengiriman

    pesanan tersebut

    Berdsarkan pada operasi dan tujuan perusahaan, awal dari waktu siklus juga dapat

    diartikan sebagai waktu dari sebuah batchproduksi dijadwalkan, saat bahan mentah dipesan,

    atau waktu ketika produksi pesanan dimulai. Waktu penyelesaian siklus juga dapat diartikan

    sebagai waktu ketika produksi selesai atau waktu ketika pesanan tersebut siap untuk dikirim.

    Pengukuran lain yang berguna adalah efisiensi siklus produksi (manufacturing cycle

    efficiency MCE) adalah rasio dari waktu pengolahan terhadap waktu siklus total.

    TOC dikembangkan untuk membantu manajer mengurangi waktu siklus dan biaya

    operasional. Sebelum TOC, manajer sering memberikan usaha untuk meningkatkan efisiensi

    dan kecepatan melaui keseluruhan proses produksi daripada memfokuskan perhatian hanya

    pada kegiatan-kegiatan yang menjadi kendala (seperti hambatan) dalam proses yang ada.

    Kendala(constraints) adalah kegiatan yang memperlambat waktu total siklus produk.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    9/39

    TOC telah mengalihkan perhatian untuk meningkatkan kecepatan pada kendala, yang

    menyebabkan sebuah penurunan yang menguntungkandalam keseluruhan siklus waktu dan

    persediaan. TOC bisa dibandingkan terhadap poroduksi tepat waktu (just in time JIT) yang

    pada keduanya ditujukan untuk mengurangi waktu siklus dan mengurangi tingkat persediaan.

    JIT menyelesaikan ini dengan metode yang mengoordinasikan proses produksi sehingga

    bahan baku tersedia tepat waktu untuk proses tersebut dan meningkatkan kecepatan

    pemrosesan serta mengurangi atau menghilangkan persediaan.

    Steps in the Theory of Constraints Analysis

    Analisis TOC memiliki lima tahapan :

    1.

    Mengidentifikasi kendala2. Menentukan komposisi produk yang paling menguntungkan ketika dihadapkan pada

    kendala yang ada

    3. Memaksimalkan arus produksi dengan kendala yang ada

    4. Meningkatkan daya tahan ketika menghadapi kendala tersebut

    5. Mendesain ulang proses produksi demi fleksibilitas dan waktu siklus yang cepat

    Langkah 1 : Mengidentifikasi Kendala

    Akuntan manajemen bekerjasama dengan manajer produksi dan para teknisi untuk

    mengidentifikasi setiap kendala pada proses produksi dengan mengembangkan sebuah

    diagam alur (flow chart) dari pekerjaan yang telah diselesaikan.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    10/39

    Lima proses untuk HPI adalah sebagai berikut :

    Proses 1. Perakitan lubang suara

    Proses 2. Pemprograman dan pengecekan cip komputer (hanya untuk produk HPI-3)

    Proses 3. Pemasangan komponen elektronik lainnya

    Proses 4. Melakukan perakitan dan pengecekan akhir

    Proses 5. Pengepakan dan pengirimanDalam menggunakan lima proses HPI diatas, HPI menghadapi kesulitan dalam menjaga

    penempatan karyawan secara memadai pada keseluruhan proses, kecuali pada proses ke 5 yang

    merupakan pengepakan dan pengiriman. Langkah 1 pada tampilan 13.8 menunjukkan total

    waktu yang dibutuhkan pada setiap proses dengan tingkat permintaan yang ada. Masing-masing

    dari kelima proses tersebut kecuali proses ke 4, memiliki keleluasaan waktu. Oleh karena itu,

    kendala muncul pada proses ke 4.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    11/39

    Langkah 2: Menentukan Komposisi Produk Yang Paling Menguntungkan Pada Kendala

    Yang Dihadapi

    Komposisi produk yang paling menguntungkan adalah gabungan dari produk-produk

    yang memaksimalkan total keuntungan untuk kedua produk tersebut.

    Untuk menentukan produk yang paling menguntungkan, pertama-tama menentukan

    produk yang paling menguntungkan, dengan kendala yang dihadapi. TOC mengukur peluang

    laba produk menggunakan throughput margin, dimana harga produk dikurangi biaya bahan

    baku (termasuk keseluruhan biaya yang digunakan bahan baku, komponen-komponen yang

    dibeli, dan biaya pengendali bahan baku). Dalam contoh, pengukuran laba yang relevan adalah

    batas keluaranper menit waktu pada perakitan dan pengecekan akhir.

    Langkah 3: Memaksimalkan Arus Melalui Kendala yang Ada

    Pada langkah ini, akuntan manajemen mencari cara untuk mempercepat arus melalui

    kendala yang ada dengan menyederhanakan proses yang ada, meningkatkan desain produk,

    mengurangi waktu pengaturan, dan mengurangi penundaan-penundaan lainnya pada kegiatan

    yang tidak dijadwalkan dan tidak menambah nilai seperti pemeriksaan atau rusaknya mesin,

    diantara yang lainnya.

    Metode yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi kendala memperlancar arus

    produksi adalah dengan penggunaan waktu takt (takt time). Sebagai contoh, asumsi bahwa

    sebuah pabrik beroperasi untuk delapan jam per hari, dan setelah dipotong dengan waktu

    istirahat, 400 menit dari waktu produksi per hari. Rata-rata permintaaan pelanggan per hari

    adalah 800 unit, waktu takt adalah

    Waktu takt = Waktu produksi yang tersedia

    Permintaan pelanggan

    Waktu Takt = 400 menit = 30 detik per unit

    800 unit

    Ini berarti bahwa setiap unit harus diproduksi dengan rata-rata 30 detik untuk memenuhi

    permintaan pelanggan.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    12/39

    Langkah 4: Menambahkan Kapasitas pada Kendala

    Sebagai tindakan jangka panjang untuk meringankan kendala dan meningkatkan waktu

    siklus, manajemen harus mempertimbangkan menambah kapasitas pada kendala dengan

    menambahkan mesin baru atau yang ditingkatkan dan/atau tenaga kerja tambahan.

    Langkah 5: Mendesain Ulang Proses Produksi untuk Fleksibelitas dan Waktu Siklus yang

    Cepat

    Tanggapan strategis yang paling lengkap untuk kendala adalah untuk mendesain ulang

    proses produksi, termasuk pengenalan teknologi produksi baru, penghentian beberapa produksi

    dari produk yang sulit untuk diproduksi, dan mendesain ulang beberapa produk untuk kasusproduksi yang lebih besar.

    Pembiayaan Berbasis Aktivitas dan Teori Kendala

    Perusahaan menggunakan metode manajemen biaya seperti penentuan biaya berdasarkan

    target dan teori kendala yang umumnya menggunakan pembiayaan berbasis aktivitas (ABC).

    ABC digunakan untuk menilai peluang laba produk, sebagaimana seperti TOC digunakan dalam

    ilustrasi sebelumnya. Perbedaannya adalah bahwa TOC mengambil pendekatan jangka pendek

    untuk analisis peluang laba sementara pembiayaan ABC mengembangkan suatu analisis jangka

    panjang. Analisis TOC memiliki fokus jangka pendek karena penekanannya hanya pada biaya

    bahan terkait saja, sedangkan ABC meliputi semua biaya produk.

    ABC tidak dapat digunakan untuk menentukan komposisi produk jangka pendek terbaik. ABC

    dan TOC merupakan metode komplementer, ABC menyediakan analisis komprehensif dari

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    13/39

    pengungkit biaya dan biaya unit akurat sebagai dasar untuk keputusan strategis tentang

    penetapan harga jangka panjang dan komposisi produk. Sebaliknya TOC memberikan metode

    yang berguna untuk meningkatkan peluang laba jangka pendek dari pabrik melalui penyesuaian

    komposisi produk jangka pendek dan melalui perhatian terhadap kendala produksi.

    Penentuan Biaya Siklus Hidup

    Metode manajemen biaya memiliki kecenderungan untuk berfokus hanya pada biaya

    produksi, biaya hulu dan hilir dapat menunjukkan sebuah porsi yang signifikan dari biaya siklus

    hidup total, khususnya pada industri tertentu.

    Biaya hulu dan hilir dikelola pada beberapa cara termasuk peningkatan hubungan baikdengan pemasok dan distributor, hal yang paling penting adalah desain produk dan proses

    produksi.

    Pentingnya Desain

    Faktor faktor penting pada tahap desain

    Penghematan waktu pemasaran

    Menekan biaya jasa yang diharapkan

    Menekan pengaruh lingkungan produk

    Meningkatakan kemudahan produksi

    Proses perencanaan dan desain

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    14/39

    Manfaat Penetuan Biaya Siklus Hidup Pada Perusahaan Peranti Lunak

    Sebuah contoh dalam penerapan penentuan biaya siklus hidup, pengambang peranti lunak

    Analytical Decisions, Inc. (ADI), yang menyediakan peranti lunak khusus untuk bank-bank dan

    institusi keuangan lainnya yang digunakan untuk menganalisa cadangan kerugian pinjaman dan

    untuk merencanakan portofolio pinjaman. ADI memiliki dua produk, yaitu ADI-1 untuk bank-

    bank besar dan ADI-2 untuk bank-bank kecil, juga untuk tabungan serta pinjaman. Masing-

    masing dari produk ini selalu diperbaharui setiap tahunnya, dan kadang-kadang dengan sebuah

    membaharuan khusus pada tahun berjalan. Setiap pembaharuan meningkatkan fungsionalitas dari

    produk tersebut pada beberapa hal yang signifikan.

    Penetapan Harga Strategis Menggunakan Siklus Hidup Produk

    a)

    Penetapan Harga Menggunakan Siklus Hidup Biaya

    Penetapan harga berbasis biaya adalah pendekatan umum untuk perusahaan manufaktur dan jasa.

    Mereka adalah yang bersaing pada informasi biaya yang menggunakan kepemimpinan biaya

    (cost leadership) untuk meningkatkan efisiensi operasional untuk menurunkan biaya dan harga.

    1. Biaya Produksi Penuh Ditambah Kenaikan Harga

    Dalam metode ini, perusahaan menentukan biaya produksi penuh (total biaya tidak tetap dan

    biaya produksi tetap) dan menerapkan presentase kenaikan harga untuk menutup biaya

    operasional lainnya ditambah keuntungan.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    15/39

    2. Biaya Siklus Hidup Ditambah Kenaikan Harga

    Pendekatan siklus hidup pada penetapan harga menggunakan biaya siklus hidup penuh, daripada

    hanya menggunakan biaya produksi.

    3. Biaya Penuh Dan Persentase Margin Bruto Yang Diinginkan

    Dalam variasi ini, harga ditentukan sehingga persentase margin bruto yang diinginkan dapat

    tercapai.

    4. Biaya Penuh Ditambah Pengembalian Aset Yang Diinginkan

    Pendekatan umum untuk penetapan harga lainnya adalah dengan mengatur harga untuk

    mencapai pengembalian aset yang diinginkan.

    b)

    Penetapan Harga Strategis Untuk Tahp-Tahap Pada Siklus Hidup Penjualan

    Tahap 1 : Pengenalan

    Tahap ini melibatkan sedikit persaingan, dan penjualan naik perlahan-lahan ketika pelanggan

    sadar akan adanya produk atau jasa yang baru.

    Tahap 2 : Pertumbuhan

    Pada tahap ini penjualan mulai meningkat dengan cepat seperti hal nya keberagaman produk.

    Tahap 3 : Jatuh Tempo

    Tahap ini penjualan masih meningkat tetapi pada tingkat yang menurun

    Tahap 4 : Penurunan Penjualan

    Tahap ini penjualan dan harga terus menurun, seperti halnya jumlah pesaing.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    16/39

    The Adoption and Implementation of Target CostingApproach in Manufacturing

    Companies in Jordan

    Dr. Sulayman H. Atieh PhD

    Associate Professor of Accounting

    Accounting Department

    College of Finance & Business

    The World Islamic Science & Education University

    Amman, Jordan

    Abstrak

    Studi ini mengkaji penggunaan dan pendekatan target costing (TC) di perusahaan manufaktur diJordan. Untuk melakukan penelitian dan mencapai tujuannya, kuesioner dikembangkan dan

    ditujukan kepada Manajer keuangan, Manajer Pemasaran. Akuntan Manajerial, dan

    Pengembangan Produksi dan desain. Manajer perusahaan Manufaktur di Yordania , Lima - titik

    skala likert yang digunakan untuk pengukuran dan one sample t-test digunakan untuk menguji

    hipotesis penelitian. Hasil penelitian ini meliputi: (1) perusahaan manufaktur di Yordania

    menerapkan persyaratan TC, (2) Manfaat mengadopsi TC adalah terdapat biaya pengurangan,

    kepuasan pelanggan, control dalam kualitas, keputusan harga yang efisien, dan penerapan kerja

    tim. Hambatan untuk tidak mengadopsi TC di Yordania adalah: sifat pekerjaan di perusahaan

    yang membuat TC tidak berlaku, pengumpulan informasi dan analisis yang mahal, dan

    kurangnya dukungan dari manajemen.

    Kata kunci: manajemen target biaya, rekayasa nilai, kontrol kualitas, harga dipimpin biaya,

    biaya siklus hidup, biaya pengurangan

    1. Purpose of the Study

    Studi ini mengkaji penggunaan Target Costing (TC) dengan perusahaan Manufaktur di

    Yordania. (MCIJ) Terdaftar di Bursa Efek Amman (ASE) . Penelitian ini bertujuan untuk

    mencapai tujuan sebagai berikut:

    Menentukan apakah perusahaan manufaktur di Yordania menerapkan persyaratan

    dalam pendekatan TC.

    Mencari tahu tingkat pelaksanaan TC di perusahaan manufaktur di Yordania.

    Menemukan alasan yang membuat non - Adopter dari TC di Yordania dapat

    menggunakan TC Dengan kata lain, menemukan kendala yang dihadapi perusahaan

    manufaktur di Yordania dalam melaksanakan TC.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    17/39

    Mencari tahu tujuan dan manfaat dari pelaksanaan TC di perusahaan manufaktur di

    Yordania.

    2. Statement of the Problem

    Studi ini deals dengan penerapan TC di perusahaan manufaktur di Yordania. Ini merupakan

    upaya untuk menjawab pertanyaan berikut:

    1. Apakah perusahaan manufaktur Do di Yordania menggunakan pendekatan TC?

    2. Bagaimana tingkat pelaksanaan adopsi TC di MCIJ?

    3. Apa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan adopsi MCIJ TC?

    4.

    Apa manfaat bagi perusahaan di Yordania jika mencoba untuk implementasi TC?5. Bagaimana Pelaksanaan TC yang terorganisir dan departemen perusahaan mana yang

    terlibat dalam implementasi TC?

    3. The Need for the Study

    Ada pasar yang kompetitif untuk produk perusahaan manufaktur Yordania. Ini mungkin yang

    membuat perusahaan tersebut sulit untuk menjadi menguntungkan. Salah satu teknik manajemen

    biaya yang dapat membantu perusahaan-perusahaan ini untuk biaya yang efektif dan

    menguntungkan adalah penerapan TC. Penelitian ini berkaitan dengan penerapan TC di

    perusahaan manufaktur di Yordania. Tujuan dari TC adalah untuk memungkinkan manajemen

    untuk mengelola bisnis yang akan menguntungkan dalam pasar yang sangat kompetitif. TC

    adalah perencanaan proaktif biaya, manajemen biaya, dan praktek pengurangan biaya, di awal

    desain dan siklus pengembangan.

    4.Literature Review on Adoption of TC

    4.1 Target Costing Approach

    Target costing dimulai dengan pertanyaan : Apa yang harus produk biayai ? Pertanyaan ini dapat

    dijawab oleh persamaan berikut, diketahui: selling price required profit margin = Target

    cost of the product (Feil, Hyo, dan Kim, 2004). Metode ini kontras dengan praktek historis di

    banyak perusahaan dan industri (Cost Plus Approach) di mana biaya penuh (full cost)

    ditambahkan ke margin keuntungan (profit margin) untuk menentukan harga . Seperti yang

    ditunjukkan pada rumus berikut: Full cost of product + profit margin = Selling Price

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    18/39

    Tujuan target costing adalah untuk mengidentifikasi biaya produksi yang diusulkan sehingga

    ketika produk dijual, dapat menghasilkan profit margin yang diinginkan (Cooper, 1992). Target

    costing awalnya diperkenalkan di Jepang dengan nama Genkakikakuatau '' Ginka Kikaku ''

    (Monder dan Hamad, 1991, Nicolini et al., 2000) dan menjadi populer dalam literatur Bahasa

    Inggris di tahun 1990-an (Cooper, Tahun 1995, Kato, 1993a dan 1993b). Target Costing

    merupakan alat penting untuk mempertahankan keseluruhan upaya produsen untuk biaya yang

    kompetitif standar dan mewujudkan spesifikasi yang diminta oleh pelanggan (Ellarm, 2000).

    TC menggunakan informasi harga di pasar untuk menentukan biaya produk (Zeng dan Ada,

    2010). Dalam literatur akuntansi, sasaran penetapan biaya telah diperkenalkan sebagai sistem

    akuntansi manajemen yang strategis untuk pengelolaan biaya produk (Ewert dan Ernst, 1999).Target Cost Management, yang umumnya disebut sebagai TCM dan perusahaan Jepang , saling

    bersangkutan dalam pencapaian target costing secara bersamaan, dengan system perencanaan,

    pengembangan dan desain produk baru.

    Target costing adalah dimana harga jual dan profit margin digunakan untuk menentukan biaya

    yang diijinkan untuk pembuatan produk baru / yang sudah ada (Dekker dan Smidt, 2003). Rumus

    berikut ini digunakan untuk menentukan biaya yang diijinkan: Maximum allowable cost =

    attainable sales price required profit margin, maka biaya yang diijinkan dan disesuaikan

    sudah diidentifikasi oleh peluang pengurangan biaya , biaya meningkat dan penurunan biaya

    untuk mencapai target costing (Yazadifar dan Askarany, 2012). TC adalah proses sistematis

    dalam mengelola biaya produk selama tahap desain produk baru dan mengurangi biaya lebih

    keseluruhan produk , dengan memeriksa semua ide-ide untuk pengurangan biaya dalam

    perencanaan produk, dan proses R dan D (Kee, 2010, Filomena et al., 2009, Iranmanesh dan

    Theomson, 2008; Ax, et al, 2000; Kato 1993a, 1993b, Cooper dan slagmuldes, tahun 1997, dan

    Dekker dan Smidt 2003).

    Proses Pengambilan keputusan dibawah pendekatan target costing, melibatkan tim lintas

    fungsional, di mana karyawan dari berbagai departemen (Produksi, Teknik, Penelitian dan

    Pengembangan, Pemasaran, dan Akuntansi) diberi Tanggung jawab untuk menentukan harga

    pasar yang dapat diterima, dan sesuai dengan pengembalian penjualan serta biaya kelayakan di

    item tertentu yang dapat diproduksi. Dalam rangka untuk mengurangi biaya (sebagai salah satu

    tujuan dari target costing), anggota tim focus pada menghilangkan biaya proses non-nilai,

    meningkatkan desain produk, dan memodifikasi proses metode. Sejumlah teknik rekayasa biaya

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    19/39

    yang digunakan dalam proses pengurangan biaya seperti just-in-time, Total Quality Control,

    Material . Perencanaan Kebutuhan dan nilai Rekayasa (http: // maaw, inff).

    4.2 Previous Studies

    4.2.1 A Study by (Abrigh, 1998)

    Studi ini menunjukkan bahwa sistem TC memiliki tiga karakteristik utama sebagai berikut:

    (Cooper, 1995)

    1. Target untuk harga, kualitas, dan fungsi yang ditetapkan di muka.

    2. Biaya utama yang diidentifikasi dalam tahap desain.

    3.

    Pendekatan TC adalah multifungsi.

    4.2.2 A Study by Dekker and Smidt (2003)

    Penelitian ini melaporkan hasil survei antara Perusahaan Belanda yang terdaftar di Bursa Efek

    Amsterdam pada adopsi dan penggunaan biaya praktek yang menyerupai konsep target costing

    Jepang. Temuan penelitian ini meliputi:

    Sembilan belas dari tiga puluh dua perusahaan manufaktur mengaku menggunakan

    praktek target costing, meskipun digunakan nama yang berbeda dari mereka. Jumlah ini

    sama dengan tingkat adopsi 59,4% untuk sampel manufaktur.

    Berbagai macam nama lain untuk target costing disediakan oleh responden, seperti:

    "harga bersih dasar", "Manufacturing pengurangan biaya", "pra-perhitungan",

    "pemantauan harga biaya", kontribusi margin maksimalisasi ", "Benchmarking struktur

    biaya pesaing", " biaya kelayakan langsung ", dan pengurangan biaya.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa alasan untuk tidak adopsi TC, seperti:

    manajemen yang tidak kenal dengan metode ini, pengumpulan informasi dan analisis

    yang mengambil banyak waktu serta metode pelaksanaan TC yang mahal.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan biaya adalah manfaat paling penting

    dari praktek TC.

    pengembangan produk dan departemen desain adalah departemen terkemuka di proses

    target costing management (TCM).

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    20/39

    4.2.3 A Study by Swenson, Dan, et al (Winter 2003)

    Berjudul "Praktik Terbaik di Target Costing" ("Best Practices in Target Costing".) . Penelitian ini

    menguji cara-cara dalam menargetkan costing , yang telah diterapkan di berbagai industri di AS.

    Penelitian ini dimulai dengan survei untuk mengumpulkan informasi tentang target costing di

    seluruh Amerika Serikat. Tim peneliti memilih empat perusahaan sebagai perusahaan yang

    memiliki praktik terbaik dalam target costing. Tim kemudian melakukan kunjungan di masing-

    masing perusahaan yang memiliki "praktek terbaik", yaitu. Perusahaan The Boeying, Caterpillar

    Daimler Chrysler, dan Continental Teves. Ini adalah salah satu studi terkemuka di TC, dengan

    banyak Hasil, Beberapa hasil penelitian disajikan di bawah ini:

    1.

    Prinsip Target costing. Enam prinsip utama target biaya : (1) Harga led costing, (2)Fokus pada pelanggan, (3) Fokus pada desain, (4) lintas keterlibatan fungsional (cross

    functional involvement), (5) keterlibatan rantai nilai, dan (6) orientasi siklus hidup

    2. perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini digunakan tim target costing lintas

    fungsional untuk mengurangi dan menutup biaya. Berikut ini menjelaskan beberapa alat,

    dan beberapa karakteristik sukses dalam target costing di perusahaan.

    "praktek terbaik" perusahaan memiliki struktur organisasi yang sangat efektif dan

    mereka menanggapi "suara pelanggan ".

    Nilai rekayasa digunakan untuk meningkatkan nilai produk Daimler Chrysler

    kepada pelanggan, melalui meningkatkan desain.

    Daimler Chrysler menggunakan analisis nilai untuk mengevaluasi banyak pilihan

    yang tersedia untuk kendaraan. Proses pengembangan produk di Boeing Company

    telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum target costing diperkenalkan,

    insinyur cenderung merancang "keajaiban rekayasa" dengan sedikit permainan

    biaya.

    4.2.4 A Study by Feil, et al (2004)

    Penelitian ini membahas sejarah perkembangan target costing di Jepang. Para penulis

    menyatakan bahwa target costing Ini berasal dari Jepang pada 1960-an. Sejak 1980-an, ketika

    target costing secara luas diakui sebagai faktor utama untuk posisi kompetitif unggul di

    Perusahaan Jepang, upaya ekstensif telah dilakukan untuk menyampaikan target costing untuk

    negara-negara Barat. Penelitian ini juga menjelaskan bisnis Jepang dan faktor budaya yang

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    21/39

    membantu perusahaan-perusahaan Jepang dalam menerapkan target costing . Faktor-faktor ini

    meliputi:

    Kepemimpinan Top manajemen: Di banyak perusahaan Jepang, manajemen puncak

    adalah sangat balik inisiatif dari target costing.

    Tim :. ini tim-orientasi adalah bagian dari cara hidup orang Jepang (Albach, 1997) Di

    Jepang kelompok selalu datang sebelum individu (Alston, 1986).

    Komitmen untuk bekerja: ini rasa kewajiban terlihat dalam kesiapan karyawan Jepang

    untuk bekerja berjam-jam dan kesediaan mereka untuk memiliki liburan pendek (Martin

    et al. 1992).

    Saling Percaya: Contoh terbaik dari ukuran membangun kepercayaan adalah kehidupanwaktu kerja yang umum di Jepang (Alston, 1986).

    Akuntansi Manajemen: Sistem ini tidak dirancang untuk menghasilkan informasi yang

    tepat untuk keputusan strategis, namun akuntansi manajerial menekankan langkah-

    langkah non finansial dan orientasi pasar yang ketat. Selain itu, pengurangan biaya

    merupakan masalah besar dalam biaya manajemen Jepang .

    Pendidikan: Perusahaan di Jepang juga terus berusaha untuk mengembangkan karyawan

    mereka melalui rotasi pekerjaan dan pelatihan yang mahal. Belajar di Jepang berdasarkanlearning by doing

    Jaringan Informasi: perusahaan Jepang memiliki jaringan informasi yang sangat baik

    dengan pelanggan dan pemasok. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan ini menerima

    informasi pasar melalui kerjasama intensif dengan pemasok dan pembeli.

    4.2.5 A study by Helms, M.M. et al (2005)

    Penelitian ini menyimpulkan bahwa beberapa manfaat dari penerapan target costing dalam rantai

    pasokan antara lain : pengembangan produk dan proses teknologi yang paling tepat, dapat

    meminimalkan kompleksitas lini produk, menghilangkan kelebihan biaya, membatasi masalah

    desain dan memberikan harga yang lebih rendah. Target costing bukan hanya teknik

    pengurangan biaya atau kerangka kontrol, tetapi juga bagian dari sistem manajemen laba

    (analisis nilai dan value engineering).

    4.2.6 A Study by Yazdifar and Askarany (2012)

    Penelitian ini menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan TC sebagai berikut:

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    22/39

    Pembentukan target sales price, Faktor-faktor berikut yang harus dipertimbangkan dalam

    menetapkan harga jual: tingkat nilai yang dirasakan dari produk bagi pelanggan, harga

    pesaing, karakteristik diantisipasi pelanggan, siklus hidup produk, kuantitas penjualan

    yang diharapkan, dan strategi pesaing '(Kato, 1993a, 1993b).

    Pembentukan target profit: Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika menetapkan

    target profit meliputi: strategi manajemen selama siklus hidup produk dan perencanaan

    laba perusahaan jangka menengah , yang mungkin 3-5 tahun. (Kato, 1993a, 1993b dan)

    Pembentukan target costing: TC adalah perbedaan antara harga jual target dan target

    profit.

    Pembentukan target costing untuk kegiatan, fungsi, item biaya, dan desainer yangberbeda. Kemudian (Monden & Hamada, 1991) pembentukan kerjasama antara fungsi

    yang berbeda.

    Detil informasi biaya diperlukan :. Dampak desain yang berbeda dalam pengurangan

    biaya adalah penting bagi perusahaan Jepang menggunakan tabel biaya untuk meringkas

    dan membandingkan efek pada biaya.dari desain yang berbeda

    perbandingan berkelanjutan dari biaya yang sebenarnya dengan target costing. Target

    costing tidak boleh melebihi. Jika biaya aktual melebihi target costing di setiap tahappengembangan produk, pengurangan setara harus dibuat di tempat lain (Cooper dan

    Slagmulder, 1997)

    Adopsi value engineering (VE) untuk menggabungkan kebutuhan pelanggan. VE

    bertujuan untuk mewujudkan semua yang diperlukan untuk produk di biaya siklus total.

    Penelitian ini, kemudian melaporkan hasil survei antara CMA akuntan manajemen yang

    berkualitas,yang bekerja di manufaktur dan layanan perusahaan-perusahaan di Inggris, AU, dan

    NZ yang mengadopsi dan melaksanakan TC. Menurut Temuan penelitian, tingkat pelaksanaan

    TC di ketiga negara yang ditargetkan pada tahun 2007 relatif rendah. T Temuan menunjukkan

    bahwa hanya 17,9% dari perusahaan yang disurvei di AU, 18,3% di NZ, dan 16,7% di Inggris

    (17,7% rata-rata di tiga negara) telah diimplementasikan dan diterima menggunakan TC. Ada

    juga beberapa perusahaan yang telah memperkenalkan TC (5,5% rata-rata di tiga negara).

    4.2.7 A Study by Alinzehad; M. et al (April 2013)

    Populasi statistik penelitian ini mencakup sampel dari 100 orang dari kalangan manajer

    perusahaan di Bursa Efek Tahran. Hipotesis dikembangkan dan t-test digunakan dalam analisis

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    23/39

    regresi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada kendala dalam menerapkan target costing.

    Beberapa hambatan tersebut adalah : Tidak mungkin untuk menetapkan harga yang kompetitif,

    ide kepuasan pelanggan tidak umum, tidak ada kelompok yang memiliki semangat kerja,

    penetapan biaya berdasarkan aktivitas tidak dapat diterapkan, dan rekayasa nilai tidak

    dimanfaatkan.

    4.2.8 A study by Vaisle, E. et al (June, 2013)

    Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode target costing adalah alat manajemen untuk

    menganalisis dan mengurangi biaya produk di seluruh siklus hidupnya. Metode target costing

    yang berorientasi di pasar, dan berdasarkan aturan bahwa pasar menentukan harga jual. Hasilpenelitian menunjukkan adanya hambatan yang memperlambat penerapan target costing adalah

    sebagai berikut: biaya yang relatif tinggi, rendahnya kepuasan pelanggan tertentu, portofolio

    produk diversifikasi .

    4.2.9 A study by Briciu, S. et al (2013)

    Studi ini melihat pro dan kontra untuk pelaksanaan metode target costing dalam Romanian

    Household Appliances Manufacturing Entities . Hasil yang diperoleh melalui studi kasus praktis

    menunjukkan ada kemungkinan mengadopsi dan menerapkan metode biaya dalam entitas.

    kesimpulan Penulis . Menyoroti argumen yang paling penting untuk metode target costing di

    Rumania, Manfaat TC adalah sebagai berikut: (1) Ini meningkatkan pemahaman biaya produk,

    sehingga memungkinkan identifikasi awal dari masalah yang mungkin terjadi di proses

    pengurangan biaya, dan (2) Staf dari semua departemen terlibat dalam analisis biaya, sehingga

    mendorong tanggung jawab manajemen biaya.

    5.Population and the Sample of the Study

    Populasi penelitian terdiri dari perusahaan manufaktur di Yordania. Terdaftar di Amman Stock

    Exchange. Menurut Jordan Securities Commission , jumlah perusahaan-perusahaan ini adalah

    (74). Delapan puluh kuesioner dibagikan kepada perusahaan-perusahaan ini. Sebanyak (60)

    respon yang diterima , mewakili dengan persentase (75%) dari didistribusikannya kuesioner.

    persentase ini adalah wajar dan akan memberikan hasil yang dapat diandalkan penelitian. Semua

    tanggapan ini dimasukkan dalam analisis studi, dan sampel t-test digunakan dalam analisis

    statistik.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    24/39

    6. Research Methodology and Collection of Data

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki penggunaan dan adopsi target costing di

    bidang manufaktur di perusahaan Yordania. Untuk membantu responden memahami dan

    menjawab kuesioner, penjelasan dari pendekatan TC diberikan dalam kuesioner.

    Kuesioner meliputi bagian-bagian berikut:

    Bagian 1: Karakteristik responden, bagian 2: persyaratan untuk penggunaan dan adopsi TC,

    bagian 3: sejauh mana TC digunakan dalam perusahaan manufaktur di Yordania, bagian 4:

    manfaat dan keuntungan yang dicapai oleh perusahaan manufaktur di Yordania dengan TC, dan

    bagian 5: alasan dan hambatan untuk tidak mengadopsi TC Di Yordania. Kuesioner ditujukan

    kepada Manajer Keuangan, Pemasaran, Akuntan Manajerial, dan Produksi Pengembangan &Desain Manajer (MCIJ). Penelitian ini menggunakan kedua teknik dan fungsi akuntansi sebagai

    responden, karena target Costing merupakan fenomena rekayasa. skala Likert, lima poin

    digunakan untuk pengukuran ,dimana (I) merupakan "tidak berlaku", dan (5) mewakili "berlaku

    TC dengan tingkat yang lebih tinggi".

    7.Hypotheses of the Study

    Hipotesis penelitian ini meliputi berikut ini:

    H01: Perusahaan Manufaktur di Yordania tidak menerapkan persyaratan untuk menerapkan

    target costing.

    H02: Main Hipotesis

    Tidak ada Manfaat dan Keuntungan mengadopsi target costing pada Perusahaan Manufaktur di

    Yordania.

    Sub-Hipotesis:

    H02-1: tidak ada efek statistik Target costing pada pengurangan biaya produk di MCIJ.

    H02-2: Tidak ada efek statistik dari target costing pada kepuasan pelanggan di MCIJ.

    H02-3 : Tidak ada efek statistik dari target costing pada kontrol kualitas di MCIJ.

    H02-4: Tidak ada efek statistik dari target costing pada keputusan harga efisiensi dalam MCIJ.

    H02-5: Tidak ada efek statistik dari target costing pada koordinasi antar departemen dan fungsi

    dalam MCIJ.

    H02-6 : Tidak ada efek statistik dari target costing pada penerapan pendekatan Tim-bekerja di

    MCIJ.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    25/39

    H03 (Main Hipotesis): Tidak ada alasan atau hambatan yang menghalangi penerapan target

    costing di MCIJ.

    Sub-Hipotesis

    H03-1: Tidak ada efek statistik dari sifat pekerjaan perusahaan dalam mengadopsi target costing

    di MCIJ.

    H03-2 : Tidak ada efek statistik dari pengumpulan informasi dan analisis dalam mengadopsi

    target costing di MCIJ.

    H03-3 :Tidak ada efek statistik dukungan manajemen dan efisiensi dalam mengadopsi target

    costing di MCIJ.

    H03-4 : Tidak ada efek statistik dari harga yang tidak stabil di pasar karena masalahperdagangan internasional, dan krisis ekonomi dalam mengadopsi target costing di MCIJ.

    8. Statistical Analysis and Hypotheses Testing

    Tanggapan responden dipindahkan ke lembar kerja menggunakan Microsoft Excel, dan SPSS

    digunakan untuk analisis. Hasil berikut dicapai.

    8.1 Uji Reliabilitas (Cronbach Alpha)

    Tabel (1) disajikan bawah ini menunjukkan penelitian Cronbach Alpha.

    Jika Koefisien Alpha berada di atas 0,80, itu dianggap tinggi, dan jika mereka berada di atas

    0,75, mereka diterima, sedangkan jika mereka berada di bawah 0,60, maka hasil menunjukkan

    inkonsistensi internal yang lemah. Seperti terlihat pada tabel (1), hasil Cronbach Alpha terdaftar

    diterima, namun hasil Alpha Cronbach adalah antara 0,802 dan 0,912.

    8.2 Descriptive Statistics of Demographic Variables

    Tabel (2) menunjukkan karakteristik responden mengenai jenis kelamin, gelar akademik,

    professional sertifikat, daerah khusus dan posisi . Tabel tersebut menunjukkan bahwa 91,7%dari

    responden yang B.Sc dan Pemegang M.Sc, dan 85,2%adalah CPA. Juga, 45,9%dari responden

    jurusan akuntansi, dan 42,4% dari pengembangan produksi dan desain manajer. Statistik ini

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    26/39

    menunjukkan bahwa mereka sangat memenuhi syarat kualifikasi mereka yang membuat respon

    mereka lebih akurat dan obyektif;. akibatnya, hasil ini studi akan lebih dapat diandalkan.

    8.3 The Extent to which TC was Used in Manufacturing Companies in Jordan

    Tabel (3) menunjukkan frekuensi yang diberikan oleh 60 responden untuk setiap tingkatpelaksana TC , dinyatakan dalam hal masing-masing kalimat. Kalimat-kalimat ini disusun sesuai

    dengan tingkat pelaksanaan TC. Kalimat pertama merupakan tingkat terendah pelaksanaan, dan

    kalimat terakhir merupakan tingkat tertinggi. Sebagai contoh, tabel (3) menunjukkan bahwa

    27,9% dari responden menunjukkan bahwa mereka menerapkan TC di perusahaan mereka,

    sementara 6,6% dari responden menunjukkan bahwa keputusan telah diambil untuk tidak

    memperkenalkan TC di perusahaan mereka. Persentase menerapkan TC di bidang manufaktur

    perusahaan di Yordania adalah (27,9%).persen ini wajar, jika dibandingkan dengan persentase

    adopsi target costing di Inggris, AU, dan NZ. Disana rata-rata negara-negara tersebut 17,7%

    (Yazdifa, et al, 2012).

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    27/39

    8.4 Testing the Hypotheses

    H01: Hipotesis ini menyatakan: Perusahaan Manufaktur di Yordania tidak menerapkan

    persyaratan dalam melaksanakan TC (Persyaratan sebagaimana tercantum dalam kuesioner

    meliputi: TC dihitung dengan mengurangkan keuntungan yang diperlukan dari harga jual,

    penggunaan VE untuk mengurangi biaya perusahaan, perusahaan mengakui pengaruh harga

    pasar, kualitas dan fungsi dari produk saat memperkirakan TC, perusahaan membuat

    keseimbangan biaya yang efektif dan memenuhi standar dan spesifikasi yang diminta oleh

    pelanggan, dan banyak hambatan yang dihapus antar departemen untuk memfasilitasi

    pelaksanaan TC. Untuk hipotesis ini kami menggunakan satu sample t-test untuk menguji

    signifikan perbedaan rata-rata dari rata-rata referensi (3).Tabel 4 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (0,6506) adalah signifikan di mana-nilai t

    (5.22) dan (sig = 0,000) kurang dari 0,05, sehingga kita menolak hipotesis nol dan menerima

    bahwa "perusahaan Manufacturing di Yordania melakukan menerapkan persyaratan untuk

    implementasi TC ".

    H02 Main Hipotesis

    Tidak ada manfaat dan keuntungan dari mengadopsi TC di perusahaan manufaktur di Yordania.

    Untuk menguji hipotesis ini dan sub-hipotesis, serangkaian satu-sample t-test digunakan untuk

    peran adopsi TC dalam manfaat dan keuntungan yang ditentukan dari TC. Tabel (5)

    menunjukkan satu-sample t-test untuk mendeteksi manfaat dan Keuntungan mengadopsi TC.

    H02-1: Tidak ada manfaat dan keuntungan dari mengadopsi TC mengenai pengurangan biaya.

    Tabel (5) menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (1,66) signifikan di mana-nilai t (24,48) dan

    (sig = 0.00) kurang 0,05, jadi kita menolak hipotesis nol dan menerima bahwa "Ada manfaat dan

    keuntungan dari TC mengadopsi mengenai biaya pengurangan ".

    H02-2: tidak ada manfaat dan keuntungan dari mengadopsi TC mengenai kepuasan pelanggan.

    Tabel (5) menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (1,45) signifikan di mana-nilai t (16,87) dan

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    28/39

    (sig = 0.00) kurang 0,05, jadi kita menolak hipotesis nol dan menerima bahwa ada manfaat dan

    keuntungan dari mengadopsi TC mengenai kepuasan pelanggan ".

    H02-3: tidak ada manfaat dan keuntungan dari mengadopsi TC tentang kontrol kualitas. Tabel

    (5) menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (1,38) signifikan di mana-nilai t (12,62) dan (sig =

    0.00) kurang 0,05, jadi kita menolak hipotesis nol dan menerima bahwa "Ada manfaat dan

    keuntungan dari mengadopsi TC mengenai kualitas control ".

    H02-4: tidak ada manfaat dan keuntungan dari mengadopsi TC mengenai keputusan harga yang

    efisien. Tabel (5) menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (1,39) signifikan dimana t-nilai k

    (16,88) dan (sig = 0.00) kurang dari 0,05, sehingga kita menolak hipotesis nol dan menerima

    bahwa "Ada manfaat dan keuntungan dari mengadopsi TC tentang keputusan harga efisien ".H02-5 : tidak ada manfaat dan keuntungan dari mengadopsi TC mengenai koordinasi antar

    departemen & fungsi. Tabel (5) menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (1,47) signifikan di

    mana-nilai t (19,62) dan (sig = 0.00) kurang 0,05, jadi kita menolak hipotesis nol dan menerima

    bahwa "Ada manfaat dan keuntungan dari mengadopsi TC tentang koordinasi antar departemen

    dan fungsi ".

    H02-6:tidak ada manfaat dan keuntungan dari mengadopsi TC pada penerapan pendekatan tim-

    kerja. Tabel (5) menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (1,33) signifikan di mana-nilai t (12,58)

    dan (sig = 0.00) kurang 0,05, jadi kita menolak hipotesis nol dan menerima bahwa "Ada manfaat

    dan keuntungan dari mengadopsi TC pada Aplikasi pendekatan tim-kerja ".

    H03 (Main hipotesis): Tidak ada alasan dan kendala yang menghambat penerapan TC di bidang

    manufaktur perusahaan di Yordania. Untuk menguji hipotesis ini dan sub-hipotesis, serangkaian

    satu-sample t-test digunakan untuk menemukan alasan dan hambatan untuk tidak mengadopsi

    TC oleh perusahaan manufaktur di Yordania. Tabel (6) satu-sample t-test untuk menentukan

    alasan dan hambatan untuk tidak mengadopsi TC disajikan di bawah ini:

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    29/39

    H03-1 : Sifat pekerjaan tidak dianggap sebagai hambatan untuk tidak mengadopsi TC oleh

    perusahaan manufaktur di Yordania. Tabel (6) menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (0,41)

    signifikan di mana-nilai t (3,29) dan (sig = 0.00) kurang dari 0,05, jadi kita menolak hipotesis nol

    dan menerima bahwa "Sifat pekerjaan dianggap sebagai hambatan untuk tidak mengadopsi TC

    oleh perusahaan manufaktur di Yordania ".

    H03-2 : Penemuan (pengumpulan) Informasi dan analisis tidak dianggap sebagai hambatan

    untuk tidak mengadopsi TC oleh perusahaan manufaktur di Yordania. Tabel (6) menunjukkan

    bahwa perbedaan rata-rata (0,73) signifikan di mana-nilai t (7.39) dan (sig = 0.00) kurang dari

    0,05, jadi kita menolak hipotesis nol dan menerima bahwa "Pengumpulan informasi dan analisis

    dianggap sebagai hambatan untuk tidak mengadopsi TC oleh perusahaan manufaktur diYordania ".

    H03-3 : Dukungan Manajemen dan efisiensi tidak dianggap sebagai hambatan untuk tidak

    mengadopsi TC oleh perusahaan manufaktur di Yordania. Tabel (6) menunjukkan bahwa

    perbedaan rata-rata (0,45) signifikan di mana-nilai t (3,72) dan (sig = 0.00) kurang dari 0,05, jadi

    kita menolak hipotesis nol dan menerima bahwa "dukungan Manajemen dan efisiensi dianggap

    sebagai hambatan untuk tidak mengadopsi TC oleh perusahaan manufaktur di Yordania ".

    H03-4: Harga stabil di pasar tidak dianggap sebagai hambatan untuk tidak mengadopsi TC oleh

    perusahaan manufaktur di Yordania. Tabel (6) menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (0,77)

    signifikan di mana-nilai t (6.06) dan (sig = 0.00) kurang dari 0,05, jadi kita menolak hipotesis nol

    dan menerima bahwa "harga tidak stabil di pasar dianggap sebagai hambatan untuk tidak

    mengadopsi TC oleh perusahaan manufaktur di Yordania.

    9. Conclusion

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki penggunaan dan adopsi target costing (TC)

    dalam pembuatan Perusahaan di Yordania. Untuk melakukan penelitian ini, kuesioner dirancang

    dan ditujukan kepada Keuangan Manajer, Manajer Pemasaran, Manajerial Akuntan, dan

    Pengembangan Produk dan Manajer desain & Manufaktur di Yordania. Skala Likert lima poin

    digunakan untuk pengukuran dan satu-sample t-test diterapkan untuk menguji hipotesis . Studi

    Hasil penelitian meliputi: (1) Perusahaan Manufaktur di Yordania menerapkan persyaratan untuk

    pelaksanaan TC, seperti: perusahaan menggunakan value engineering (VE) untuk mengurangi

    biaya, pertemuan kebutuhan pelanggan (meeting customer's requirements), dan menghilangkan

    hambatan antar departemen untuk memfasilitasi pelaksanaan TC. Manfaat TC meliputi:

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    30/39

    pengurangan biaya, kontrol kualitas, keputusan harga efisien, kepuasan pelanggan. Hambatan

    pendekatan kerja tim dalam menghadapi perusahaan yang tidak menggunakan TC meliputi: sifat

    kerja perusahaan membuat TC tidak berlaku, tingginya biaya pengumpulan informasi dan

    analisis, dan tidak stabilnya harga di pasar membuat sulit untuk menentukan harga jual yang

    merupakan titik awal dari TC.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    31/39

    Strategic pricing Possibilities of Grocery Retailers An

    empirical studyAapo Lnsiluoto.

    Seinjoki University of applied sciences. Finland.aapo. [email protected] Back.

    bo Akademi University. Finland. [email protected] Vanharanta.

    Tampere University of Technology. Finland. [email protected]

    Abstrak :

    Harga produk yang tepat adalah salah satu masalah yang paling penting tentang

    perkembangan perusahaan kinerja keuangan. Harga harus cukup rendah untuk menarik

    pelanggan dan pada saat yang sama cukup tinggi untuk menutup semua biaya muncul serta

    keuntungan yang diharapkan. Penelitian ini menggambarkan bagaimana peta organisasi diri

    (SOM) dapat digunakan untuk tujuan harga. Kita menunjukkan bagaimana perubahan dalam

    kebijakan harga perusahaan akan mempengaruhi posisi harga perusahaan. Penelitian ini

    menggambarkan dengan jelas bahwa perusahaan memiliki kemungkinan yang berbeda untuk

    mengubah posisi harga mereka. Dengan metode som baru ini dapat diterapkan dalam berbagai

    cara melalui simulasi harga yang berbeda.

    Pendahuluan

    Harga produk adalah salah satu yang paling penting dan tersulit dalam strategis

    keputusan perusahaan karena umumnya mempengaruhi volume penjualan, pangsa pasar dan

    profitabilitas keseluruhan perusahaan (lih Avlonitis & Indounas 2005 Bhattacharya & Friedman

    tahun 2001, Richards et al. 2005, Simmonds 1982 dan Steed & Gu 2005). Volume penjualan dan

    pangsa pasar adalah faktor umum yang penting bagi bisnis. Profitabilitas penting karena

    memungkinkan perusahaan untuk bertahan hidup, yaitu untuk berinvestasi dan untuk menjamin

    pekerjaan dan pembayaran dividen. Selanjutnya harga jual harus cukup tinggi untuk

    menghasilkan keuntungan yang diperlukan (yaitu harga harus menutupi biaya) bagi perusahaan

    dan pemegang saham dan cukup rendah untuk memberikan kemungkinan insentif bagi

    pelanggan yang cukup dan keuntungan untuk membeli (Avlonitis & Indounas 2005 Bourne 1999

    dan Pitt et al. 2001). Sistem informasi akuntansi akan membantu untuk mengatur harga

    diperlukan produk. Namun, sistem akuntansi belum mampu memberikan informasi yang cukup

    berharga, maka untuk ini keputusan dalam hal pricing berasal dari sudut pandang manajer

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    32/39

    pemasaran (Foster & Gupta 1994). Menurut Foster dan Gupta (1994) informasi harga yang

    berharga berkaitan, misalnya, untuk pemantauan kebijakan persaingan dan pesaing harga dan

    perbedaan antara harga yang tercantum dan harga penjualan aktual.

    Akuntansi manajemen strategis (SMA), yang telah menjadi respon Johnson dan (1987)

    kritik Kaplan dari relevansi akuntansi hilang, juga menekankan pentingnya informasi harga

    dalam proses pengambilan keputusan. SMA berbeda dari akuntansi manajemen tradisional

    dengan berfokus pada pesaing, pemasaran dan masa depan (Bromwich 1990, guilding et al. 2000

    dan Roslender & Hart 2003), sedangkan, akuntansi manajemen tradisional lebih berfokus pada

    produksi dan sejarah. Akuntansi pesaing (monitoring posisi kompetitif, penilaian biaya pesaing

    dan penilaian kinerja pesaing berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan), dan hargastrategis (reaksi harga pesaing, elastisitas harga) adalah beberapa praktek SMA yang terkenal

    (guilding et al. 2000).

    Dalam penelitian ini kita fokus pada harga strategis karena lebih menarik daripada

    pesaing akuntansi untuk keperluan studi ini dan selanjutnya adalah teknik yang digunakan secara

    luas di bidang SMA (guilding et al. 2000). Harga strategis mencakup berbagai macam dan jenis

    analisis strategis seperti reaksi harga pesaing (bagaimana pesaing bereaksi terhadap harga baru,

    apa yang kemungkinan keuangan mereka untuk bereaksi), elastisitas harga (bagaimana

    perubahan permintaan jika harga berubah), proyeksi pertumbuhan pasar (apa efek dari

    pertumbuhan pada industri dan profitabilitas, jangan pangsa pasar berubah sebagai hasil dari

    pertumbuhan) dan skala ekonomi dan ruang lingkup (melakukan pesaing memiliki semacam

    keuntungan ekonomi) (lih Simmonds 1982) . Oleh karena itu, kesuksesan strategis dalam harga

    terletak pada informasi mengenai pelanggan, pesaing dan biaya (Richards et al. 2005).

    Metode peta mengorganisir diri (SOM), khususnya, telah dikembangkan untuk

    meningkatkan kemampuan visualisasi informasi (misalnya Churilov et al. 2005). SOM adalah

    teknik jaringan saraf yang dapat menggunakan data multidimensi dan setelah pelatihan peta itu

    ke topologi jaringan dua dimensi. Teknik ini peta barang serupa data dekat satu sama lain di grid,

    menjaga hubungan antara data dalam bentuk tampilan topologi. SOM telah digunakan di lebih

    dari lima ribu aplikasi (Oja et al. 2003), di banyak daerah yang berbeda di mana kemampuan

    visualisasi penting, seperti di diagnosis kanker payudara (misalnya Chen et al. 2000), profil

    pelanggan dan segmentasi (Ultsch 2002), analisis lingkungan ekonomi (misalnya Lnsiluoto et

    al. 2002a), perbandingan industri siklus (misalnya Lnsiluoto et al. 2002b) dan klasifikasi pasien

    kanker prostat ke dalam kelompok risiko (misalnya Churilov et al. 2005). Namun, hanya ada

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    33/39

    beberapa studi pembiayaan mana SOM telah digunakan. Kiviluoto (1998) dan Serrano-Cinca

    (1996) telah menggunakan SOM untuk memprediksi kebangkrutan, Tan et al. (2002) untuk

    peringkat kredit dan Eklund et al. (2002) untuk pembandingan keuangan perusahaan pulp dan

    kertas. Meskipun ada ribuan aplikasi yang berbeda dimana SOM telah digunakan, belum pernah

    digunakan sebelumnya untuk tujuan harga strategis.

    Penelitian ini membahas cara-cara di mana akuntan strategis dapat menghasilkan dan

    menyampaikan informasi dalam proses penetapan harga, juga mempertimbangkan tingkat harga

    pesaing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana SOM dapat

    digunakan untuk menilai efek dari perubahan kebijakan harga (yaitu simulasi) pada posisi harga

    beberapa pengecer kelontong Finlandia. Jenis penilaian ini menarik karena para pengecer dapatmengevaluasi kesenjangan antara saat ini dan posisi harga yang diharapkan serta menilai berapa

    banyak mereka dapat atau harus mengubah kebijakan harga untuk mencapai posisi yang

    diinginkan. Ketika penilaian telah dilakukan pengecer dan akuntan strategis dapat mengevaluasi

    bagaimana struktur biaya mereka harus diubah untuk mencapai posisi baru yang diinginkan

    menguntungkan strategis. Di sisi lain, akuntan dapat melakukan penilaian posisi harga untuk

    menganalisis berapa banyak mereka bisa menaikkan harga masih tetap mempertahankan posisi

    harga saat ini. Akuntan strategis juga dapat mengevaluasi bagaimana posisi pesaing berubah

    sebagai akibat dari kebijakan harga berubah. Ada juga banyak kemungkinan lain untuk harga

    strategis meskipun kami hanya menunjukkan beberapa kemungkinan ini dengan harga pasar

    nyata.

    METODOLOGI

    Data empiris dan variabel

    Data kami diperoleh dari Pusat Penelitian Konsumen Nasional (Finlandia) seperti asosiasi

    yang independen. Database kami berisi 135 pengecer kelontong dengan omset adalah antara

    EUR 940 ribu juta dan EUR 30.100.000 pada tahun 1995. Data ini terdiri dari lima kelompok

    pengecer kelontong Finlandia; K-kelompok (40 pengecer), S-kelompok (32), T-group (27), Eka

    (15), Elanto (3), baik pengecer kelontong independen (3) dan akhirnya lima belas pengecer yang

    kelompok tidak dikenal.

    Karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana perubahan

    kebijakan harga mempengaruhi posisi pengecer, kita akan fokus pada beberapa pengecer.

    Ilustrasi fokus pada pengecer di salah satu kota karena database kami meliputi beberapa pesaing

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    34/39

    dari kelompok pengecer yang berbeda di kota itu. Mereka juga memiliki lokasi dekat dan dari

    cukup ukuran yang sama, yang memberikan alasan lain untuk fokus pada pengecer ini.

    Kami membatasi harga maksimum dari produk dalam analisis sehingga mereka tidak bisa

    melebihi harga maksimum produk yang setelah kenaikan harga produk. Jadi jika harga produk

    tersebut telah diangkat oleh beberapa pengecer sebesar 10 persen dalam analisis kemudian

    beberapa harga dapat melebihi harga maksimum produk tersebut dan harga melebihi ini telah

    disesuaikan sehingga tidak naik lebih dari harga maksimum produk di seluruh dataset.

    Keterbatasan yang sama diterapkan untuk harga berkurang.

    Pemilihan teknik yang tepat untuk penelitianTiga paling umum digunakan teknik clustering teknik partisi (K-means), teknik hirarkis

    (pohon keputusan) dan model berbasis teknik (peta mengorganisir diri) (Han & Kamber 2001,

    346-81 lihat juga Berry & Linoff 2000, 93-94 dan 102-21). Dalam paragraf berikut kita

    membahas secara singkat alasan pemilihan SOM sebagai teknik pengelompokan untuk tujuan

    penelitian kami.

    Teknik clustering memperkenalkan memiliki kekuatan dan kelemahan mereka sendiri.

    Kami memilih teknik SOM karena kami tidak ingin menentukan jumlah cluster a priori (seperti

    yang harus kita lakukan dengan menggunakan k-means). Selain itu, kami ingin memanfaatkan

    teknik benar melakukan jika ukuran cluster bervariasi (ini tidak akan terjadi ketika menggunakan

    k-means). Meskipun teknik pohon keputusan menghasilkan mudah dimengerti cluster, juga

    kadang-kadang menghasilkan klaster cukup kompleks konstruksi terutama jika data

    multidimensi (seperti dalam kasus kami). Kami juga ingin menggunakan teknik yang memiliki

    kemampuan visualisasi yang baik dan berkinerja baik jika data miring. Alasan-alasan ini

    berdampak pada pemilihan teknik SOM yang dijelaskan secara lebih rinci dalam bab berikutnya.

    Peta mengorganisir diri

    Jaringan di peta yang mengatur dirinya sendiri biasanya terdiri dari dua lapisan neuron:

    lapisan input dan lapisan output. Neuron pada lapisan output disusun dalam grid dan dipengaruhi

    oleh tetangga mereka dalam grid ini. Tujuannya adalah untuk secara otomatis mengelompokkan

    pola masukan sedemikian rupa bahwa pola-pola yang sama yang diwakili oleh output neuron

    yang sama, atau oleh salah satu tetangganya. Input adalah 237 harga produk dari 135 pengecer

    kelontong. Output dalam kasus kami adalah kelompok pengecer yang memiliki tingkat harga

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    35/39

    yang sama. Cluster ini tidak diketahui kapan proses pelatihan dimulai, yaitu, selama proses

    pelatihan jaringan tidak memiliki pengetahuan tentang output yang diinginkan. Proses pelatihan

    ini ditandai dengan persaingan antara neuron output. Pola input (harga produk pengecer

    kelontong ini) disajikan ke jaringan satu per satu, secara acak. Neuron keluaran bersaing satu

    sama lain untuk diaktifkan atau dipecat. Output neuron dengan vektor referensi yang terdekat

    dengan vektor input disebut pemenang (Haykin 1999 58). Vektor referensi pemenang

    disesuaikan dalam arah vektor input, dan begitu pula vektor referensi dari neuron sekitarnya di

    output array (Ultsch 1993, 308). Ukuran penyesuaian dalam vektor referensi dari neuron

    tetangga tergantung pada jarak neuron yang dari pemenang dalam array output. Ada beberapa

    metrik yang berbeda untuk mengekspresikan jarak antara dua vektor (Han & Kamber 2001 339-341). Kami telah menggunakan jarak Euclidean, yang sering digunakan dalam analisis kuantitatif

    (Kiang & Kumar 2001). Hal ini didefinisikan sebagai Min {| x - mi |}, di mana x adalah vektor

    input data dan mi adalah vektor referensi (Kohonen 1997, 86)

    Biasanya, neuron pada lapisan output diatur baik dalam kotak persegi panjang atau

    heksagonal (Ripley tahun 1996, 323). Sebuah neuron dalam kotak persegi panjang memiliki

    empat tetangga dan neuron di grid heksagonal memiliki enam tetangga, kecuali orang-orang di

    tepi grid.

    Ada dua parameter pembelajaran yang harus dinyatakan: tingkat pembelajaran dan

    parameter lebar lingkungan. Tingkat belajar mempengaruhi ukuran penyesuaian vektor referensi

    setelah setiap langkah pelatihan, sedangkan parameter lebar lingkungan menentukan sejauh

    mana neuron sekitarnya, tetangga, dipengaruhi oleh pemenang. Parameter tambahan adalah

    panjang pelatihan, yang mengukur waktu proses, yaitu jumlah iterasi melalui data pelatihan.

    Latihan

    Kami menggunakan Self-Organizing Map Paket Program (SOM_PAK) versi 3.1 dalam

    pelatihan peta. Tim SOM Programming dari Universitas Helsinki Teknologi telah

    mengembangkan SOM_PAK tersebut. (Kohonen et al. 1995) Program menggunakan algoritma

    pembelajaran kompetitif, seperti yang dijelaskan di bagian sebelumnya. Peta yang dilatih yang

    divisualisasikan dengan menggunakan demo NENET versi 1.1 dimana kita memiliki

    kemampuan visualisasi yang lebih baik daripada kemampuan SOM_PAK 3.1.

    Kami mulai dengan standarisasi variabel masukan ke kisaran [-1,1] karena kita mencoba

    untuk memberikan semua variabel berat yang sama dan untuk meningkatkan akurasi dan

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    36/39

    efisiensi pelatihan peta (Han & Kamber 2001, 105 & 339 lihat juga Kaski & Kohonen 1998).

    Kami membangun beberapa peta - semua peta termasuk seluruh database dengan 135 pengecer

    dan harga dari 237 toko dan memilih produk-peta dengan kesalahan kuantisasi terendah. Kami

    memilih topologi jaringan yang heksagonal dengan 4 x 5 neuron. Panjang pelatihan adalah 10

    000 di bagian pertama, 100 000 di bagian kedua dan bagian 200000. terakhir Tingkat

    pembelajaran adalah 0,5 di bagian pertama, 0,05 di bagian kedua dan 0,01 di bagian terakhir.

    Kami menggunakan nilai-nilai ini karena setelah beberapa set pelatihan yang berbeda kami

    menemukan bahwa nilai-nilai ini membawa hasil terbaik. Jarak Euclidean dari setiap vektor

    input dan vektor referensi pencocokan (kesalahan kuantisasi) yang terbaik adalah 4,521150.

    HASIL

    Analisis kelompok produk tertentu yang menarik ketika pengecer menganalisis

    kemungkinan efek pada posisi harga dalam kasus ketika mereka mampu (atau harus) mengubah

    harga mereka dalam satu kelompok produk tertentu sebagai hasil dari operasi yang lebih efisien.

    Di pengecer sisi lain akan tertarik untuk mengetahui apakah posisi mereka akan berubah jika

    mereka ingin menaikkan harga mereka dalam satu kelompok produk tertentu ketika bertujuan

    untuk meningkatkan profitabilitas mereka. Jenis kelompok produk yang lebih kecil perubahan

    spesifik yang lebih realistis dalam pengaturan harga pengecer karena perubahan ini lebih mudah

    diterapkan daripada perubahan harga semua produk. Di sisi lain, mungkin sulit untuk memilih

    produk harga yang akan diubah. Kesulitan ini memberikan alasan untuk menganalisis perubahan

    dari semua harga produk dan efek mereka mungkin pada posisi.

    Mengidentifikasi cluster

    Gambar 1a menunjukkan misalnya daerah hitam horisontal antara dua neuron di tengah

    peta, yang menunjukkan perbedaan antara dua sel yaitu perbatasan cluster. Dan Gambar 1b

    menunjukkan delapan cluster A-F2 dengan 237 variabel (yaitu harga produk kelontong). Kami

    berasal properti dari cluster dari pesawat fitur manual. Beberapa pesawat ini, khususnya peta

    biasa yang telah disebut dalam Tabel 1, disajikan pada Gambar 2. Kita dapat memahami

    hubungan antara pesawat fitur (Gambar 2) dan U-matriks (Gambar 1) dengan cara yang U-

    matrix dicapai ketika semua pesawat fitur yang disatukan. Karena itu, ketika peritel 55 terletak di

    pojok kanan pada Gambar 1 juga akan berada di tempat yang sama di semua pesawat fitur pada

    Gambar 2.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    37/39

    Perubahan harga dari semua produk

    Gambar 3 menunjukkan bahwa kenaikan tujuh persen di harga 53 akan membawanya ke

    cluster yang sama dengan 57 (B). Jarak geografis mereka hanya beberapa kilometer dan

    kenaikan ini mungkin dalam harga bisa merangsang pelanggan dengan sensitivitas harga tinggi

    untuk mengubah pengecer kelontong mereka. Situasi pengecer 54 (awalnya dalam cluster E)

    cukup menakjubkan dan tidak menguntungkan karena jika perubahan harga yang antara -5 dan

    +3 persen lokasinya tidak berubah. Kemudian hanya pengurangan tujuh persen harga akan

    membawa 54 untuk cluster termurah (F2). Di sisi lain, kenaikan sepuluh persen dari harga

    membawa 54 untuk cluster paling mahal kedua (A2). Dalam sub bab berikutnya kita fokus pada

    perubahan dalam kelompok produk tertentu dan efek mereka pada posisi harga pengecer. Kitamulai dengan menganalisis perubahan tingkat harga produk susu.

    Mengubah harga produk susu

    Gambar 4 menggambarkan situasi di mana harga produk susu (yaitu produk 55-65) telah

    diubah dan semua harga produk lainnya telah tinggal di tingkat yang asli. Pertama-tama kita

    dapat melihat bahwa perubahan pada peta yang lebih kecil (meskipun kelompok produk tertentu

    perubahan tingkat harga yang lebih besar) pada Gambar 4 dari pada Gambar 3 sebagai akibat

    dari perubahan dalam jumlah yang lebih kecil dari harga produk. Dan akhirnya, Gambar 4

    menunjukkan bahwa pengecer 58 dan 56 tidak dapat mengubah posisi mereka dengan

    menurunkan atau meningkatkan hanya untuk harga produk susu.

    Mengubah harga buah-buahan dan sayuran

    Berikutnya, kita menyelidiki dampak dari buah dan sayuran (yaitu produk 89-109)

    perubahan harga pada posisi pengecer. Umumnya, Gambar 5 menunjukkan bahwa perubahan

    harga buah-buahan dan sayuran memiliki efek lebih pada posisi pengecer daripada perubahan

    harga produk susu. Salah satu alasan untuk efek bisa menjadi lebih banyak produk dari dalam

    analisis sebelumnya.

    Pengecer yang paling mahal, 58 (A2), tidak mampu mengubah posisinya dengan

    mengurangi harga buah dan sayuran sedangkan kenaikan 15 persen bergerak 58 ke sudut paling

    mahal di peta. Jika 57 (B) menimbulkan harga hanya 5 persen, itu akan datang lebih dekat

    dengan pesaing 58 meskipun mereka tidak akan berada di cluster yang sama meskipun 57 akan

    menaikkan harga sampai 50 persen.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    38/39

    Perubahan harga produk daging

    Kenaikan harga produk daging sampai 50 persen tidak menyebabkan setiap gerakan

    untuk 56 (cluster D). Bertentangan dengan stabilitas harga ini, penurunan tiga puluh persen

    dalam daging harga produk mengarah 56 dekat dengan 54. Mereka akan berada di neuron yang

    sama sebenarnya jika 56 mengurangi harga daging sebesar 30 persen dan 54 menaikkan harga

    sebesar 10 persen secara bersamaan. Oleh karena itu, jika 54 berencana untuk menaikkan harga

    produk yang daging mereka harus menyadari hasil akhir jika 56 mampu mengurangi harga pada

    waktu yang sama.

    Mengubah harga biskuit dan permenAkhirnya, kita menggambarkan gerakan dari posisi harga saat kita mengubah harga

    biskuit dan permen (yaitu produk 128-138 dan 200-224). Pada Gambar umum 7 menggambarkan

    bahwa posisi pengecer berubah ketika mereka mengurangi atau menaikkan harga. Oleh karena

    itu, pengecer dapat mempengaruhi posisi mereka dengan mengubah harga biskuit dan permen.

    Permen dan biskuit digabungkan karena mereka dapat dipahami sebagai produk makanan kecil

    yang tidak perlu.

    KESIMPULAN

    Dalam penelitian ini kami telah digambarkan beberapa cara berbeda untuk mengubah

    posisi harga strategis dari beberapa pengecer kelontong Finlandia. Seperti yang diharapkan

    gerakan terbesar yang dicapai dengan mengubah harga semua produk. Jenis perubahan total bisa

    sangat sulit untuk melakukan dalam praktek sejak posisi juga dapat dipindahkan dengan

    melakukan perubahan kecil dalam kelompok produk tertentu. Penelitian ini juga menunjukkan

    bahwa tidak semua perubahan kebijakan harga produk mempengaruhi posisi harga pengecer,

    yang menekankan pentingnya analisis individu masing-masing pengecer. Beberapa perubahan

    kebijakan harga tidak mempengaruhi posisi sama sekali dan beberapa perubahan yang lebih

    besar tidak mempengaruhi posisi apapun lebih dari perubahan kecil sudah dilakukan. Namun,

    dalam beberapa kasus bahkan perubahan kebijakan harga kecil mempengaruhi posisi pengecer.

    Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa beberapa pengecer memiliki kemungkinan yang lebih

    sedikit untuk mengubah posisi harga mereka dengan mengurangi harga produk kelontong

    daripada yang lain.

  • 7/24/2019 Resume Chapter 13 Blocher - Jurnal 8.1 Target Costing - Jurnal 8.2 Strategic Pricing

    39/39

    Kami juga menemukan bahwa jika pengecer berencana untuk menaikkan harga beberapa

    kelompok produk itu harus mempertimbangkan rencana pengecer pesaing sehingga mereka tidak

    bergerak dekat dengan orang lain tiba-tiba. Oleh karena itu, akuntan pengecer juga harus

    mencoba untuk menganalisis struktur biaya competitor mereka (guilding et al. 2000),

    kemungkinan mereka untuk mengurangi harga atau tekanan pesaing 'untuk menaikkan harga

    produk mereka sebagai akibat dari bisnis yang tidak menguntungkan.

    Meskipun kita menggunakan harga produk kelontong sebagai faktor evaluasi dalam

    studi, kita harus ingat bahwa keputusan pembelian pelanggan tidak hanya dipengaruhi oleh

    harga. Oleh karena itu, pengecer paling mahal masih dapat menguntungkan dan sukses karena

    nilai pelanggan juga faktor selain harga, misalnya lokasi pengecer ketika mereka membelibarang-barang kelontong (lih Aalto-Setl tahun 1999, 2-3 dan Pitt et al. 2001) .

    Dengan menggunakan SOM bukannya indeks dalam penilaian harga kita bisa mengatasi

    sejumlah masalah:

    1.Kami tidak perlu menilai utilitas konsumen fungsi yang bervariasi antara orang. Dalam

    penelitian ini, fungsi tidak perlu dinilai karena titik awal dari studi ini adalah bahwa pengecer

    memiliki database besar termasuk harga produk dari pengecer kelontong yang berbeda. Dan

    dengan demikian masalah dasar adalah untuk menganalisis dan menilai posisi harga dari

    pengecer dibandingkan dengan pengecer lain dengan benar dan cepat. Setelah penilaian

    pengecer dapat mengevaluasi kemungkinan efek dari harga perubahan pada jumlah yang

    dijual, yaitu bagaimana pelanggan menanggapi tingkat harga berubah. Bila menggunakan

    indeks harga yang harus kita tahu jumlah sebenarnya dari produk yang dijual jika kita ingin

    menggunakan "wajar" harga indeks (lih Aalto-Setl tahun 1999, 40), tetapi dalam

    pendekatan kami tidak harus mengetahui jumlah dari produk yang dijual (database yang

    digunakan tidak bahkan termasuk informasi dalam jumlah yang dijual).

    2.

    Indeks harga, serta SOM, tidak menganggap elastisitas harga produk, yaitu bagaimana

    perubahan permintaan produk ketika perubahan harga (lih Aalto-Setl 1999, 45). Tapi seperti

    yang telah disebutkan, pengecer dapat menganalisis elastisitas harga setelah penilaian posisi

    harga.

    3.Pengaruh harga berubah dalam kelompok produk tertentu tidak dapat dengan mudah

    divisualisasikan dan dievaluasi sebagai dapat dilakukan dengan peta fitur dalam SOM.