tonsilitis terbaru fix

7/25/2019 Tonsilitis Terbaru Fix

1/32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tonsilitis kronis merupakan kondisi di mana terjadi pembesaran tonsil disertai dengan

serangan infeksi yang berulang-ulan. Tonsillitis merupakan salah satu penyakit yang paling

umum ditemukan pada masa anak-anak. Angka kejadian tertinggi terutama antara anak-anak

dalam kelompok usia antara 5 sampai 10 tahun yang mana radang tersebut merupakan infeksi

dari berbagai jenis bakteri.

Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang terjadi di tenggorokan terutama terjadi

pada kelompok usia muda.Penyakit ini terjadi disebabkan peradangan pada tonsil oleh

karena kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian antibiotik pada penderita tonsilitis akut.

Ketidaktepatan terapi antibiotik pada penderita tonsilitis akut akan merubah mikroflora pada

tonsil, merubah struktur pada kripta tonsil dan adanya infeksi irus menjadi faktor

predisposisi bahkan faktor penyebab terjadinya tonsilitis kronis. Tonsilitis kronis merupakan

penyakit yang paling sering terjadi dari seluruh radang tenggorok yang berulang.

!erdasarkan data epidemiologi penyakit T"T di # proinsi $%ndonesia& pada tahun

1''(-1''), prealensi tonsilitis kronik tertinggi setelah nasofaringitis akut $(,)*& yaitu

sebesar +,*.edangkan pada penelitian di /P r. "asan adikin pada periode April

sampai dengan aret 1'' ditemukan 102( pasien tonsilitis kronis atau ),#5* dari seluruh

jumlah kunjungan. edangkan penelitian yang dilakukan di alaysia pada Poli T"T umah

akit ara3ak selama 1 tahun dijumpai .11 pasien dalam jumlah penderita penyakit

tonsilitis kronis menempati urutan keempat yakni sebanyak )5# $1*& penderita. Tonsilitisdapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak tangan, menghirup udara tetesan setelah

seseorang dengan tonsilitis bersin atau berbagi peralatan atau sikat gigi dari orang yang

terinfeksi. Anak-anak dan remaja berusia 5-15 tahun yang paling mungkin untuk

mendapatkan tonsilitis, tetapi dapat menyerang siapa saja.

1.2.Tujuan dari penyusunanini adalah4


2/32

enambah pengetahuan pembaa mengenai Tonsilitis Kronik

embantu untuk mendiagnosa Tonsilitis Kronik

embantu untuk mengetahui ara penatalaksanaan Tonsilitis Kronik

embantu untuk mengetahui komplikasi Tonsilitis Kronik

embantu untuk mengetahui prognosis Tonsilitis Kronik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. TONSILITIS KRONIS

A.Tonsil

Tonsil merupakan suatu akumulasi dari limfonoduli permanen yang letaknya di ba3ah epitel yang telah

terorganisir sebagai suatu organ.' Pada tonsil terdapat epitel permukaan yang ditunjang oleh jaringan ikat retikuler

dan kapsul jaringan ikat serta kriptus di dalamnya.


3/32

!erdasarkan lokasinya, tonsil dibagi menjadi

1. Tonsilla lingualis, terletak pada radi6 linguae.

2. Tonsilla palatina $tonsil&, terletak pada isthmus fauium antara arus glossopalatinus dsan arus

glossopharingius.

+. Tonsilla pharingia $adenoid&, terletak pada dinding dorsal dari nasofaring.

(. Tonsilla tubaria, terletak pada bagian lateral nasofaring di sekitar ostium tuba auditia.

5. Pla7ues dari Peyer $tonsil perut&, terletak pada ileum.

ari kelima maam tonsil tersebut, tonsilla lingualis, tonsilla palatina, tonsilla pharingia dan tonsilla tubaria

membentuk inin jaringan limfe pada pintu masuk saluran nafas dan saluran penernaan. 8inin ini dikenal dengan

nama inin 9aldeyer. Kumpulan jaringan ini melindungi anak terhadap infeksi melalui udara dan makanan.

:aringan limfe pada inin 9aldeyer menjadi hipertrofi fisiologis pada masa kanak-kanak, adenoid pada umur +

tahun dan tonsil pada usia 5 tahun, dan kemudian menjadi atrofi pada masa pubertas.

:aringan limfoid pada 8inin 9aldeyer berperan penting pada a3al kehidupan, yaitu sebagai daya

pertahanan lokal yang setiap saat berhubungan dengan agen dari luar $makan, minum, bernafas&, dan sebagai

sureilen imun.;ungsi ini didukung seara anatomis dimana di daerah faring terjadi tikungan jalannya material yang

mele3atinya disamping itu bentuknya tidak datar, sehingga terjadi turbulensi khususnya udara pernafasan. engan

demikian kesempatan kontak berbagai agen yang ikut dalam proses fisiologis tersebut pada permukaan penyusun

inin 9aldeyer itu semakin besar.


4/32


5/32

+. uperior 4 palatum mole

(. %nferior 4 1=+ posterior lidah

5. edial 4 ruang orofaring

). >ateral 4 kapsul dipisahkan oleh m.onstritor pharyngis superior oleh jaringan areolar longgar A. arotis

interna terletan 2,5 m dibelakang dan lateral tonsil.


6/32

di bagian luar m. konstriktor superior dan memberikan abang untuk tonsil dan palatum mole. Arteri palatina

asenden, mengirim abang-abangnya melalui m. konstriktor posterior menuju tonsil.Arteri faringeal asenden juga

memberikan abangnya ke tonsil melalui bagian luar m. konstriktor superior.Arteri lingualis dorsal naik ke pangkal

lidah dan mengirim abangnya ke tonsil, plika anterior dan plika posterior.Arteri palatina desenden atau a. palatina

posterior atau lesser palatina artery member askularisasi tonsil dan palatum mole dari atas dan membentuk

anastomosis dengan a. palatina asenden.ena-ena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus

dari faring.


7/32

). I$nologi

Tonsil merupakan organ yang unik karena keterlibatannya dalam pembentukan imunitas lokal dan

pertahanan imunitas tubuh. >imfosit ! berproliferasi di @germinal enter. %munoglobulin $%g


8/32

2. Etiologi

Btiologi berdasarkan orrison yang mengutip hasil penyelidikan dari Commission on

Acute Respiration Disease bekerja sama dengan Surgeon General of the Army America

dimana dari 1)' kasus didapatkan data sebagai berikut 4

F 25* disebabkan oleh treptokokus G hemolitikus yang pada masa penyembuhan

tampak adanya kenaikan titer treptokokus antibodi dalam serum penderita.

F 25* disebabkan oleh treptokokus golongan lain yang tidak menunjukkan kenaikan

titer treptokokus antibodi dalam serum penderita.

F isanya adalah Pneumokokus, tafilokokus, "emofilus influenEa.

Adapula yang menyatakan etiologi terjadinya tonsilitis sebagai berikut 4

1. treptokokus G hemolitikus


9/32

Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.

". Pato,isiologi

Proses peradangan dimulai pada satu atau lebih. Karena proses radang berulang, maka

epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan

limfoid akan diganti oleh jaringan parut. :aringan ini akan mengerut sehingga kripta akan

melebar.

eara klinis kripta ini akan tampak diisi olehDetritus$akumulasi epitel yang mati,

sel leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripte berupa eksudat yang ber3arna

kekuning-kuningan&. Proses ini terus meluas hingga menembus kapsul sehingga terjadi

perlekatan dengan jaringan sekitar fossa tonsillaris. Pada anak-anak, proses ini akan disertai

dengan pembesaran kelenjar submandibula.

"ipertrofi tonsil


10/32

%. -ani,estasi klinis

Pada umumnya penderita sering mengeluh oleh karena serangan tonsilitis akut yang

berulang-ulang, adanya rasa sakit $nyeri& yang terus-menerus pada tenggorokan $odinofagi&,

nyeri 3aktu menelan atau ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan bila menelan, terasa

kering dan pernafasan berbau.

Pada pemeriksaan, terdapat dua maam gambaran tonsil dari Tonsilitis Kronik yang mungkin

tampak, yakni 4

Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan

sekitar, kripte yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen atau seperti

keju.
https://kunsantori.files.wordpress.com/2012/03/image001.jpg


11/32

ungkin juga dijumpai tonsil tetap keil, mengeriput, kadang-kadang seperti

terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripte yang melebar

dan ditutupi eksudat yang purulen.


12/32

Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut. ebagian kripta

mengalami stenosis, tapi eksudat $purulen& dapat diperlihatkan dari kripta-kripta

tersebut. Pada beberapa kasus, kripta membesar, dan suatu bahan seperti keju atau

dempul amat banyak terlihat pada kripta.

. Pemeriksaan Penunjang

apat dilakukan kultur dan uji resistensi $sensitifitas& kuman dari sediaan apus tonsil.

!iakan s3ab sering menghasilkan beberapa maam kuman dengan berbagai derajat

keganasan, sepertitreptokokus beta hemolitikus grup A, treptokokus iridans,

tafilokokus

). Diagnosa Baning

Tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kemudian kripta terlihat melebar

dan beberapa kripta terisi oleh debritus. Terasa ada yang mengganjal di tenggorokan,

kemudian pasien merasa tenggorokan kering dan nafas berbau.

Terdapat beberapa diagnosa banding dari tonsilitis kronis adalah sebagai berikut 4

1. Penyakit-penyakit dengan pembentukan Pseudomembran atau adanya membran semu

yang menutupi tonsil $Tonsilitis Membranosa&

Tonsilitis ifteri

isebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Tidak semua

orang yang terinfeksi oleh kuman ini akan sakit. Keadaan ini tergantung pada

titer antitoksin dalam darah. Titer antitoksin sebesar 0,0+ sat= darah dapat

dianggap ukup memberikan dasar imunitas.


13/32

jantung dapat terjadi miokarditis sampai dekompensasi kordis, pada saraf

kranial dapat menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot pernafasan dan

pada ginjal dapat menimbulkan albuminuria.

Angina Plaut Hinent $tomatitis /lseromembranosa&


14/32

disertai pembentukan jaringan ikat. ekuele dari gumma bisa mengakibatkan

perforasi palatum mole dan pilar tonsil.

>epra $Lues&

Penyakit ini dapat menimbulkan nodul atau ulserasi pada faring

kemudian menyembuh dan disertai dengan kehilangan jaringan yang luas dan

timbulnya jaringan ikat.

Aktinomikosis ;aring

Terjadi akibat pembengkakan mukosa yang tidak luas, tidak nyeri, bisa

mengalami ulseasi dan proses supuratif. !lastomikosis dapat mengakibatkan

ulserasi faring yang ireguler, superfisial, dengan dasar jaringan granulasi yang

lunak.

Penyakit-penyakit diatas umumnya memiliki keluhan berhubungan dengan nyeri tenggorokan

$odinofagi& dan kesulitan menelan $disfagi&. iagnosa pasti berdasarkan pada pemeriksaan

serologi, hapusan jaringan atau kultur, foto ?-ray dan biopsi jaringan.

*. Ko/likasi

Adapun berbagai komplikasi yang kerap ditemui adalah sebagai berikut 4

Ko/likasi sekitar tonsil

Peritonsilitis4 Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya

trismus dan abses.

Abses Peritonsilar $Juinsy&4 Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang

peritonsil. umber infeksi berasal dari penjalaran tonsilitis akut yang mengalami

supurasi, menembus kapsul tonsil dan penjalaran dari infeksi gigi.

Abses Parafaringeal4 %nfeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah

bening=pembuluh darah. %nfeksi berasal dari daerah tonsil, faring, sinus paranasal,

adenoid, kelenjar limfe faringeal, mastoid dan os petrosus.


15/32

Abses retrofaring4 erupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. !iasanya

terjadi pada anak usia + bulan sampai 5 tahun karena ruang retrofaring masih berisi

kelenjar limfe.

Krista Tonsil4 isa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh jaringan

fibrosa dan ini menimbulkan krista berupa tonjolan pada tonsil ber3arna putih=berupa

ekungan, biasanya keil dan multipel.

Tonsilolith $kalkulus dari tonsil&4 Terjadinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat

dalam jaringan tonsil membentuk bahan keras seperti kapur.

0. Penatalaksanaan

a. Terapi edikamentosa

Penatalaksanaan medis termasuk pemberian antibiotika penisilin yang lama, irigasi

tenggorokan sehari-hari dan usaha untuk membersihkan kripta tonsilaris dengan alat irigasi

gigi $oral&./kuran jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan dengan infeksi kronik atau

berulang-ulang.

b. Tindakan peratif

Tonsilektomi merupakan suatu prosedur pembedahan yang diusulkan oleh 8elsus dalam buku

e ediina $tahun 10 asehi&. :enis tindakan ini juga merupakan tindakan pembedahan

yang pertama kali didokumentasikan seara ilmiah oleh >ague dari heims .

Tonsilektomi merupakan operasi yang sering dilakukan di bagian T"T dengan indikasi yang

terdapat pada penderita tonsilitis kronis. !eberapa sitokin dihasilkan oleh proses inflamasi

pada tonsila palatina seperti interferon $%D;&-L serta tumor nerosis fator $TD;&-M. Pada

penderita tonsilitis kronis, kadar sitokin-sitokin ini akan mengalami peningkatan dalam

serum.

perasi tonsilektomi yang dilakukan pada anak-anak masih diperdebatkan, mengenai

keuntungan menghilangkan sumber infeksi dan kerugian akibat hilangnya sumber pertahanan


16/32

mukosa lokal maupun sistemik."al ini disebabkan fungsi imun tonsil pada anak lebih besar

daripada de3asa, 3alaupun pada beberapa penelitian didapatkan bah3a pada tonsilitis

kronik, fungsi imun ini menjadi berkurang.

%ndikasi

%ndikasi untuk dilakukan tonsilektomi yaitu 4

1& bstruksi 4

N "iperplasia tonsil dengan obstruksi.

N leep apnea atau gangguan tidur.

N Kegagalan untuk bernafas.

N


17/32

%ndikasi Tonsilektomi

erdasarkan The American Academy of !tolaryngology" #ead and $eck Surgery $ AA-

"D& tahun 2002 tonsilektomi terbagi menjadi 4

1. %ndikasi absolut

a& Pembesaran tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan napas atas,disfagia

berat,gangguan tidur, atau terdapat komplikasi kardiopulmonal

b& Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan

pertumbuhan orofaial

& Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam

d& Tonsil yang akan dilakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi $diurigai keganasan&

2. %ndikasi relatif

a& Terjadi + kali atau lebih infeksi tonsil pertahun, meskipun dengan terapi yang adekuat

b& !au mulut atau bau nafas yang menetap yang menandakan tonsilitis kronik tidak respon

terhadap terapi media

& Tonsilitis kronik atau berulang pada pemba3a streptokokus yang tidak membaik

dengan pemberian antibiotik kuman resisten terhadap G-laktamase.

d& pembesara tonsil unilateral yang diperkirakan neoplasma

aat mempertimbangkan tonsilektomi untuk pasien de3asa harus dibedakan apakah mereka

mutlak memerlukan operasi tersebut atau hanya sebagai kandidat.ugaan keganasan dan

obstruksi saluran nafas merupakan indikasi absolut untuk tonsilektomi.Tetapi hanya sedikit

tonsilektomi pada de3asa yang dilakukan atas indikasi tersebut, kebanyakan karena infeksi

kronik.

bstruksi nasofaringeal dan orofaringeal yang berat sehingga boleh mengakibatkan

terjadinya gangguan apnea ketika tidur merupakan indikasi absolute untuk surgery. Pada


18/32

kasus yang ekstrim,obstrutie sleep apnea ini boleh menyebabkan hipoentilasi aleolar dan

hipertensi pulmonal.

Teknik perasi

Teknik operasi yang optimal dengan morbiditas yang rendah sampai sekarang masih menjadi

kontroersi, masing-masing teknik memiliki kelebihan dan kekurangan.Penyembuhan luka

pada tonsilektomi terjadi per sekundam.Pemilihan jenis teknik operasi difokuskan pada

morbiditas seperti nyeri, perdarahan perioperatif dan pasa operatif serta durasi

operasi.!eberapa teknik tonsilektomi dan peralatan baru ditemukan disamping teknik

tonsilektomi standar.

i %ndonesia teknik tonsilektomi yang terbanyak digunakan saat ini adalah teknik


19/32

(& Teknik adiofrekuensi

Pada teknik ini radiofrekuensi elektrode disisipkan langsung kejaringan.ensitas baru

disekitar ujung elektroda ukup tinggi untuk membuka kerusakan bagian jaringan melalui

pembentukan panas. elama periode (-) minggu, daerah jaringan yang rusak mengeil dan

total olume jaringan berkurang.

5&Teknik kapel harmonik

kapel harmonik menggunakan teknologi ultrasonik untuk memotong dan mengkoagulasi

jaringan dengan kerusakan jaringan minimal.

)& Teknik 8oblation

8oblation atau old ablation merupakan suatu modalitas yang untuk karena dapat

memanfaatkan plasma atau molekul sodium yang terionisasi untuk mengikis jaringan.

ekanisme kerja dari oblation ini adalah menggunakan energi dari radiofrekuensi bipolar

untuk mengubah sodium sebagai media perantara yang akan membentuk kelompok plasma

dan terkumpul disekitar elektroda. Kelompok plasma tersebut akan mengandung suatu

partikel yang terionisasi dan kandungan plasma dengan partikel yang terionisasi yang akan

memeah ikatan molekul jaringan tonsil. elain memeah ikatan molekuler pada jaringan

juga menyebabkan disintegrasi molekul pada suhu rendah yaitu (0-#0*, sehingga dapat

meminimalkan kerusakan jaringan sekitar.

#& %ntraapsular partial tonsilletomy

%ntraapsular tonsilektomi merupakan tonsilektomi parsial yang dilakukan dengan

menggunakanmirodebrider endoskopi. irodebrider endoskopi bukan merupakan peralatanideal untuk tindakan tonsilektomi, namun tidak ada alat lain yang dapat menyamai ketepatan

dan ketelitian alat ini dalam membersihkan jaringan tonsil tanpa melukai kapsulnya.

& >aser $82-KTP&

>aser tonsil ablation $>TA& menggunakan 82 atau KTP $Potassium Titanyl Phosphat& untuk

menguapkan dan mengangkat jaringan tonsil.Teknik ini mengurangi olume tonsil dan

menghilangkan reses pada tonsil yang menyebabkan infeksi kronik dan rekuren.


20/32

Komplikasi Tonsilektomi

Tonsilektomi merupakan tindakan bedah yang dilakukan dengan anestesi lokal maupun

umum, sehingga komplikasi yang ditimbulkan merupakan gabungan komplikasi tindakan

bedah dan anestesi.

1& Komplikasi anastesi

Komplikasi anastesi ini terkait dengan keadaan status kesehatan pasien. Komplikasi yang

dapat ditemukan berupa 4


21/32

emam, kesulitan bernapas, gangguan terhadap suara $1410.000&, aspirasi, otalgia,

pembengkakan uulal, stenosis faring, lesi dibibir, lidah, gigi dan pneumonia.

. Prognosa

!aik setelah dilakukan tonsilektomi dan sebelum terjadinya komplikasi lebih lanjut


22/32

!A! %%%

>APAD KA/

I. Ientitas Pasien

Dama 4 Tn. %

/mur 4 1 Tahun

Alamat 4 jln adura T 012=001 F imbo %lir F Tebo

tatus 4 !elum enikah

Agama 4 %slam

Pekerjaan 4 ahasis3a

asuk 4 1 esember 2015

Do. 4 00105

II. Ananesis

Keluhan /tama

Dyeri menelan

i3ayat Penyakit ekarang

s datang ke poli T"T dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 bulan ini. Dyeri

menelan yang hilang timbul. Dyeri menelan di rasakan baik makan padat maupun

air. s juga mengeluh perasaan tidak enak di tenggorokan dan bau mulut.

ebelumnya os juga pernah mengeluh nyeri menelan di sertai demam, batuk, flu yanghilang timbul. %bu pasien mengaku kadang pasien mendengkur $ngorok& saat tidur. s


23/32


24/32

+. tatus >okalisata

N Kepala 4 !D

N ata 4 !D

N "idung 4 !D

N Telinga4 !D

Pemeriksaan tenggorokan

!ibir ukosa bibir basah, ber3arna merah muda $D&

ulut ukosa mulut basah ber3arna merah muda

eher 4 !D

ada

- Paru-paru 4 %nspeksi 4 simetris


25/32

Palpasi 4 ; simetris kaRki

Perkusi 4 onor

Auskultasi 4 suara nafas esikuler

- :antung4 %nspeksi 4 iktus ordis tidak tampak

Palpasi 4 iktus ordis tidak teraba

Perkusi 4 batas jantung normal

Auskultasi 4 !: % dan %% normal, suara tambahan $-&

Abdomen 4 !D

Bkstremitas 4 !D

%H Pemeriksaan Penunjang

>aboratorium4

1 esember 2015

Pemeriksaan "asil

"emoglobin 15,(

>eukosit 12000

>B 1 jam 15

"itung jenis -=-=-=)0=+2=

"ematokrit (1

Trombosit +51000

9aktu pendarahan +,5

9aktu pembekuan (

H iagnosa

Tonsilitis Kronik

H% iagnosa banding


26/32

Tonsilitis ifteri

Angina Plaut Hinent $tomatitis /lseromembranosa&

ononukleosis %nfeksiosa

H%% enana kerja

Tonsilektomi

%H; l +0 gtt=i

%nj.efota6ine 261 gram=i

%nj. >9 /P

Tanggal Perjalanan penyakit %nstruksi dokter

1 esember 2015 T4 120=0 mm"g

"4 (6=i

4 2(6=i

T 4 +#,8

K/4 Dyeri menelan

$Q&,demam $Q&

%H; l +0 gtt=%


%nj.


27/32

%nj. anitidin 261

%nj. Keterola +61

Paraetamol tab 500mg

+61

1' esember 2015

Post Tonsilektomi "1

T4 110=0 mm"g

"4 06=i

4 2(6=i

T 4 +#8

K/4 Dyeri menelan $Q&

%H; l +0 gtt=%


%nj.


28/32

%nj. Keterola +61


+6121 esember 2015

Post Tonsilektomi "+

T4120=0 mm"g

"4 (6=i

4 2(6=i

T 4 +),58

K/4 $-&

Pasien boleh pulang

AEytromiin 161

8ipro 261


Kalne6 261

BAB I#

PE-BAHASAN

Pasien ini didiagnosa sebagai tonsilitis kronis dapat dilihat dari gejala


29/32

berupa nyeri tenggorok atau nyeri menelan dan bau mulut.demam, batuk, flu yang hilang

timbul. aat dilakukan pemeriksaan pada daerah tenggorokan, terlihat tonsil membesar

T+$de6tra& dan T+ $sinistra& dengan tampilan hiperemis, bengkak, kripte melebar, dan terlihat

detritus. Keterangan tersebut dapat digunakan sebagai auan untuk mendiagnosa pasien

dengan tonsilitis kronik.

ilihat dari ukurannya T+ $de6tra& dan T+ $sinistra& keadaan os merasa kesulitan

untuk makan dan minum, dan seringnya keadaan ini kambuh dalam 1 bulan terakhir,maka

disarankan untuk tonsilektomi. Damun sebelum dilaksanakan tonsiloktomi, peradangan pada

tonsil di tenangkan terlebih dahulu dengan terapi medikamentosa sembari memberi 3aktu

untuk keluarga mempertimbangkan persetujuan oprasi.ketika nanti sudah ada persetujuan

untuk oprasi, mulai dengan pemeriksaa laboratorium untuk mengeek darah lengkap bleeding

time dan lotting time.

BAB #

KESI-PULAN

Tonsilitis kronis adalah infeksi kronis pada jaringan tonsil. !anyak terjadi pada anak

usia 5-10 tahun meskipun beberapa kejadian didapatkan pada usia de3asa. eara klinis pada


30/32

tonsilitis kronik didapatkan gejala berupa nyeri tenggorok atau nyeri telan, mulut berbau,

badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan menurun, nyeri kepala dan badan terasa meriang.

Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang.Tonsil

tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan untuk mempertahankan

bahan purulenta $meningitis bakteria& dan kelenjar regional tetap membesar akhirnya tonsil

memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa,bentuk jaringan fibrosa,

menegah pelepasan bahan infeksi

iagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaankultur

dan uji resistensi $sensitifitas& kuman dari sediaan apus tonsil.Pada anamesis pasien akan

mengeluhkanberupa nyeri tenggorok atau nyeri telan ringan, mulut berbau, badan lesu, sering

mengantuk, nafsu makan menurun, nyeri kepala dan badan terasa meriang.

Penatalaksanaan Tonsilektomi merupakan operasi yang sering dilakukan di bagian

T"T dengan indikasi yang terdapat pada penderita tonsilitis kronis

Prognosa baik setelah dilakukan tonsilektomi dan sebelum terjadinya komplikasi

lebih lanjut

DA+TAR PUSTAKA

Adams, . $1''#&, Penyakit-penyakit Dasofaring dan rofaring,dalam "arjanto, B. dkk

$ed& !oies !uku Ajar Penyakit T"T, edisi ke), Penerbit !uku Kedokteran B


31/32

Bfiaty, oepardi, 2001, !uku Ajar %lmu Kesehatan Telinga "idung Tenggorok Kepala >eher,

Bdisi 5, :akarta, ;K-/%

;arokah, 200#, "ubungan Tonsilitis Kronik dengan Prestasi !elajar pada is3a Kelas %%

ekolah asar di Kota emarang, !agian %lmu Kesehatan T"T-K> ;akultas Kedokteran

/niersitas iponegoro, ; Kesehatan T"T-K> umah akit r. Kariadi emarang,

%ndonesia, 8ermin unia Kedokteran Do. 155 "al4 #-'2.

usmarjono S Kartosoediro, . dinofagi, dalam !uku Ajar %lmu Penyakit Telinga "idung

Tenggorok Kepala >eher, ;K/%, :akarta. 200#.

Pray, . et al. Pelajaran ingkas T"T, penerbit PT


32/32

tonsilitis terbaru fix

Documents