10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

Upload: ivan-phedra-phelia

Post on 26-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    1/29

    1

    ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, RASIO

    AKTIVITAS, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAPPRICE EARNING

    RATIOPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

    DI BURSA EFEK INDONESIA

    Farida Wahyu Lusiana

    Dr. H. M. Chabachib, M.si., Akt

    ABSTRACT

    The aims of this study is to determine the influence of financial ratios of Price Earing Ratio

    in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. In fundamental

    analysis, Price Earning Ratio is often used because it is easy to understood by investors or

    prospective investors as a measure to determine how the market value or price of a company.

    Financial ratios used in the liquidity ratio, solvability ratio, activity ratio, and profitability

    ratio. Variable in this study are independent and dependent variables. The independent

    variable consist of Current Ratio (CR) , Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover

    (INTO), Return On Equity (ROE), and the dependent variable is Price Earning Ratio.

    Research method used is multiple linear regression model. Type of data is secondary data

    from each manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for three years

    in 2006, 2007, and 2008. The samples are taken by purposive random sampling. The

    samples is fifty four manufacturing companies. Results show that the liquidity ratio, activity

    ratio, and profitability ratio has a significant effect on price earning ratio manufacturing

    company shares. However solvability ratio have no significant effect on price earning ratio

    manufacturing company shares. This research can be used as a reference for investors to

    predicting the companys stock price in the future and in making decesions to invest.

    Keywords : CR, DER, INTO, ROE, PER

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    2/29

    2

    PENDAHULUAN

    Faktor fundamental selalu dijadikan acuan investor dalam membuat keputusan

    investasi di pasar modal. Analisis faktor fundamental didasarkan pada laporan keuangan

    perusahaan yang dapat dianalisis melalui analisis rasio-rasio keuangan dan ukuran-ukuran

    lainnya seperti cash flow untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan

    dikelompokkan dalam lima jenis yaitu : (1) rasio likuiditas, yaitu rasio yang menyatakan

    kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek; (2) rasio

    aktivitas, menyatakan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimikinya;

    (3) rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan

    keuntungan; (4) rasio solvabilitas (leverage), menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

    memenuhi kewajiban jangka panjang, dan (5) rasio pasar, menunjukkan informasi penting

    perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham.

    Dalam analisis fundamental, cukup banyak analisis rasio-rasio yang dipergunakan.

    Salah satu rasio yang paling sering dipergunakan adalah rasio harga dengan laba bersih (price

    earning ratio -- PER), karena cukup mudah dipahami oleh investor maupun calon investor.

    PER merupakan bagian dari rasio pasar dimana sudut pandang rasio pasar ini lebih banyak

    pada sudut pandang investor dan juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar

    memberi nilai/harga pada suatu perusahaan. Price Earning Ratio (PER) digunakan untuk

    memprediksi kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa depan dari suatu

    perusahaan. Investor dapat mempertimbangkan rasio ini untuk memilahmilah saham mana

    yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar di masa mendatang. Perusahaan

    dengan kemungkinan pertumbuhan yang tinggi biasanya mempunyai Price Earning Ratio

    (PER) yang besar, sedangkan perusahaan dengan pertumbuhan yag rendah biasanya

    mempunyaiPrice Earnng Ratio (PER) yang rendah.

    PER juga merupakan indikator dari pertumbuhan suatu perusahaan, PER sendiri

    dipengaruhi oleh banyak variabel. Penelitian yang dilakukan oleh Kaziba A Mpataa dan

    Agus Sartono (1997), mengatakan bahwa PER dipengaruhi oleh aktiva tetap (fixed assets),

    pertumbuhan laba, penjualan, dividend payout ratio (DPR), ukuran perusahaan, return on

    equity(ROE), leverage ratio. Sedangkan Zaeni (1997), mengatakan bahwa PER dipengaruhi

    oleh pertumbuhan laba, dividend payout ratio(DPR), return on equity(ROE), dividend yield

    (DY), book value per share (BVS), dan closing price. Menurut Chandra (2001), mengatakan

    bahwa PER dipengaruhi oleh profit margin, leverage ratio, perputaran aktiva (total assets

    turnover), dan ukuran perusahaan.

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    3/29

    3

    Berhubungan dengan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

    tentang ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS,

    RASIO AKTIVITAS, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PRICE

    EARNING RATIOPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

    BURSA EFEK INDONESIA. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh rasio

    likuiditas (current rasio), rasio solvabilitas (debt to equity ratio), rasio aktivitas (inventory

    turnover), dan rasio profitabilitas (return on equity) terhadap price earning ratio pada

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini variable

    yang digunakan adalah variable bebas yaitu rasio keuangan dan variable terikat yaitu price

    earning ratio. Variable bebas dalam penelitian ini terdiri dari: Current Ratio (X1), Debt to

    Equity Ratio (X2), Inventory Turnover (X3), Return On Equity (X4). Variable terikat

    (dependent variable) yaituprice earning ratio.

    Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana rasio likuiditas (current ratio) berpengaruh terhadap price earning

    ratiopada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

    2. Bagaimana rasio solvabilitas (debt to equity ratio) berpengaruh terhadap price

    earning ratiopada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

    3. Bagaimana rasio aktivitas (inventory turn over) berpengaruh terhadap price

    earning ratiopada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

    4. Bagaimana rasio profitabilitas (retutn on equity) berpengaruh terhadap price

    earning ratiopada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

    Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan

    penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

    1. Untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas (current rasio)berpengaruh terhadap

    price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek

    Indonesia.

    2. Untuk menganalisis pengaruh rasio solvabilitas (debt to equity ratio)berpengaruh

    terhadap price earning ratiopada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa

    Efek Indonesia.

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    4/29

    4

    3. Untuk menganalisis pengaruh rasio aktivitas (inventory turn over) berpengaruh

    terhadap price earning ratiopada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa

    Efek Indonesia.

    4. Untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas (return on equity) berpengaruh

    terhadapprice earning ratiopada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa

    Efek Indonesia.

    Kegunaan Penelitian

    Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Kegunaan Teoritis

    Untuk memberikan sumbangan pikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

    ekonomi mengenai analisis pengaruh rasio keuangan terhadap price earning ratio.

    Dan dapat digunakan sebagai dasar perluasan penelitian terutama yang

    berhubungan dengan faktor-faktor fundamental lainnya yang dikaitkan dengan

    price earning ratiosaham pada penelitian selanjutnya.

    2. Kegunaan Praktis

    a. Bagi Calon Investor

    Dapat melakukan analisis saham yang akan diperjual-belikan di pasar modal

    melalui analisis faktor-faktor fundamental mikro perusahaan yang

    mempengaruhi price earning ratio saham, sehingga investor dapat melakukan

    portofolio investasinya secara bijaksana. Disamping itu dengan penelitian ini

    diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

    keputusan untuk membeli atau menjual saham di pasar modal dengan

    berdasarkan pedoman perilaku PER.

    b. Bagi Emiten

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berharga dalam

    mengevaluasi dan sekaligus untuk memperbaiki kinerja manajemen keuangan di

    masa yang akan datang

    c. Bagi akademisi

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan berpijak dan referensi bagi

    para peneliti yang tertarik untuk meneliti kajian yang sama untuk waktu yang

    akan datang

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    5/29

    5

    TELAAH TEORI

    Analisis Fundamental

    Analisis faktor fundamental didasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang dapat

    dianalisis melalui analisis rasio-rasio keuangan dan ukuran-ukuran lainnya seperti cash flow

    untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Analisis fundamental merupakan suatu teknik

    analisis yang beranggapan bahwa setiap saham mempunyai nilai intrinsik (intrinsic value),

    atau nilai yang tepat sebagaimana yang diperkirakan oleh investor, yang merupakan fungsi

    gabungan variabel perusahaan baik dalam menghasilkan pengembalian (return) yang

    diharapkan maupun risiko yang mungkin timbul. Dalam analisa fundamental, cukup banyak

    analisa rasio-rasio yang dipergunakan. Salah satu rasio yang paling favorit dipergunakan

    adalah rasio harga dengan laba bersih (price earning ratio -- PER). PER menjadi favorit

    karena cukup mudah dipahami oleh investor maupun calon investor. PER merupakan bagian

    dari rasio pasar dimana sudut pandang rasio pasar ini lebih banyak pada sudut pandang

    investor dan juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai/harga

    pada suatu perusahan.

    Jones (1991) menyatakan pendekatan fundamental yang dapat digunakan untuk

    penilaian saham adalah: Present Value Approach, Price Earning Ratio Approach, Price to

    book value, Sales to price ratio

    Pengertian Rasio Keuangan

    Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)

    antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio sebenarnya

    hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untuk

    menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 2001:329).

    Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai

    macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta

    hasil operasional perusahaan. Sedangkan studi yang berfungsi untuk mempelajari rasio

    keuangan tersebut disebut analisa rasio keuangan (financial ratios analysis). Financial ratio

    analysis ini dapat dibagi atas dua jenis berdasarkan variate yang digunakan dalam analisa

    (Robert Ang, 1997:18.23), yaitu: Unvariate Ratio Analysis&Multivariate Ratio Analysis.

    Penggolongan Rasio

    Menurut Robert Ang (1997:18.23-18.38) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima

    jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu: Rasio Likuiditas

    (Liquidity Ratios), Rasio Aktivitas (Activity Ratios), Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

    (Profitability Ratios), Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios), Rasio Pasar (Market Ratios). Dari

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    6/29

    6

    rasio-rasio tersebut, yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan

    dalam penelitian ini meliputi: Current Rasio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover,

    Return On Equity

    Saham

    Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham

    merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya

    (Ang,1997:11). Bagi beberapa investor, membeli saham merupakan cara untuk mendapatkan

    kekayaan besar (capital gain) yang relatif cepat. Sementara bagi investor yang lain, saham

    memberikan penghasilan yang berupa deviden. Adapun jenis-jenis saham antara lain saham

    biasa (common stock) saham preferen (preferren stock) dan saham komulatif preferen

    (commulative preferren stock) (Riyanto, 1999:240).

    Harga Saham

    Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham

    dikemudian hari. Menurut anoraga (2001 : 100) harga saham adalah uang yang dikeluarkan

    untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan. Harga saham juga

    dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham

    yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor

    memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam

    mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Surat berharga saham memiliki

    bermacam-macam bentuk.

    Penilaian Harga Saham

    Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, yang berarti harga saham

    tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Kondisi permintaan atau penawaran

    atas saham yang fluktuatif tiap harinya akan membawa pola harga saham yang fluktuatif

    juga. Pada kondisi dimana permintaan saham lebih besar, maka harga saham akan cenderung

    naik, sedang pada kondisi dimana penawaran saham lebih banyak maka harga saham akan

    menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham di pasar adalah :

    a. Taksiran penghasilan yang akan di terima.

    b. Besarnya tingkat keuntungan yang di syaratkan oleh investor, yang mana di pengaruhi

    oleh keuntungan yang beresiko serta resiko yang di tanggung investor.

    Penilaian harga saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian

    variabel ekonomi perusahaan yang diramalkan (atau yang di amati) menjadi perkiraan

    tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut seperti misalnya laba perusahaan,

    deviden yang dibagikan, varibilitas laba, dan sebagainya (Suad Husnan, 1998 : 290 ).

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    7/29

    7

    Menurut Manurung (1997 : 28) model penilaian harga saham yang sering dipergunakan untuk

    analisis sekuritas adalah adalah :

    1. PendekatanPresent Value .

    dirumuskan :

    Po = D

    R

    Model Pertumbuhan Konstan ( Constant growth Model )

    dirumuskan :

    Po = D

    r - g

    2. Pendekatan PER (Price Earning Ratio)

    Price Earning Ratio (PER)

    Robbert Ang (1997) mengemukakan kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana

    pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang

    dicerminkan oleh EPSnya. Sedangkan menurut Jones (1991) menyatakan analisis

    fundamental yang dapat digunakan untuk penilaian saham adalah dengan menggunakan

    pendekatan Price Earning Ratio (PER approach). Pendekatan ini digunakan untuk

    memperkirakan nilai saham dengan cara membagi harga saham (price) pada saat ini dengan

    earnings per share (EPS). Pendekatan ini tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.

    Investor dapat mempertimbangkan rasio ini untuk memilahmilah saham mana yang nantinya

    dapat memberikan keuntungan yang besar di masa mendatang. Perusahaan dengan

    kemungkinan pertumbuhan yang tinggi biasanya mempunyai Price Earning Ratio (PER)

    yang besar, sedangkan perusahaan dengan pertumbuhan yag rendah biasanya mempunyai

    Price Earnng Ratio (PER) yang rendah

    Penelitian Terdahulu

    Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

    No. Judul / Peneliti Variabel

    yang diamati

    Metode /

    Alat Analisis

    Hasil

    1. Pengaruh Return On

    Investment (ROI),

    Price Earning Ratio

    (PER), & Earning Per

    Share (EPS) Terhadap

    Return On

    Investment

    (ROI), Price

    Earning

    Ratio (PER),

    Alat statistik

    regresi

    berganda,

    Uji statistik

    F, Uji

    -Secara

    simultan

    variabel ROI,

    PER, EPS

    berpengaruh

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    8/29

    8

    Harga Saham Pada

    Perusahaan Manufaktur

    Yang Terdaftar Di

    Bursa Efek Jakarta

    ANUNG SAPTADI

    2007

    & Earning

    Per Share

    (EPS), Harga

    Saham

    statistik t terhadap harga

    saham

    -ROI

    berpengaruh

    secara

    signifikanterhadap harga

    saham

    - PER tidak

    berpengaruh

    secara

    signifikan

    terhadap harga

    saham

    - EPS tidak

    berpengaruh

    terhadap harga

    saham

    2. Analisis Faktor-Faktor

    Yang Mempengaruhi

    Price Earning Ratio

    Saham-Saham

    Perusahaan Yang

    Terdaftar di Bursa Efek

    Jakarta

    ABDUL KHOLID2006

    Variabel

    pertumbuhan

    penjualan,

    return on

    equity,

    Deviden

    Payout Ratio,

    tingkat sukubunga

    sertifikat

    Bank

    Indonesia,

    Debt to

    Equity Ratio,

    Return On

    Investment

    Alat statistik

    regresi

    berganda,

    Uji statistik

    F, Uji

    statistik t

    -Variabel

    pertumbuhan

    penjualan

    mempunyai

    pengaruh

    signifikan

    terhadap PER

    -Variabel ROE

    mempunyai

    pengaruh

    signifikan

    terhadap PER

    -Variabel DPR

    mempunyai

    pengaruh

    signifikan

    terhadap PER-Variabel

    tingkat suku

    bunga

    sertifikat Bank

    Indonesia

    mempunyai

    pengaruh

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    9/29

    9

    signifikan

    terhadap PER

    -Variabel Debt

    to Equity Ratio

    mempunyai

    pengaruhsignifikan

    terhadap PER

    -Variabel ROI

    mempunyai

    pengaruh

    signifikan

    terhadap PER

    3. Pengaruh Current

    Ratio, Debt Ratio, Debt

    to Equity Ratio,

    Earning After Tax to

    Sale, Retained Earning

    to Total Assets

    Terhadap Price

    Earning Ratio

    WINARNO

    1998

    Current

    Ratio, Debt

    Ratio, Debt

    to Equity

    Ratio,

    Earning After

    Tax to Sale,

    Retained

    Earning total

    Assets

    Alat statistik

    regresi

    berganda

    -Semua

    Variabel

    Independent

    secara simultan

    berpengaruh

    signifikan

    terhadapPrice

    Earning Ratio

    4. Pengaruh Kinerja

    Keuangan Terhadap

    Return Saham

    Perusahaan Manufaktur

    Yang Terdaftar di BEI

    (Bursa Efek Indonesia)

    RIA NURANITA

    SARI

    2009

    EPS, PER,

    DER, ROI,

    ROE

    Alat statistik

    regresi linear

    berganda

    -Rasio

    keuangan yang

    terdiri dari

    rasio EPS,

    PER, DER,

    ROI, dan ROE

    berpengaruh

    secara serentak

    terhadap return

    saham.

    -Rasio

    keuangan yang

    berpengaruh

    secara parsial

    terhadap return

    saham adalah

    rasio ROI

    sehingga

    secara

    langsung rasio

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    10/29

    10

    ini dominan

    mempengaruhi

    perubahan

    return saham.

    Merefleksi dari penelitian sebelumnya maka peneliti berusaha mengembangkan

    penelitian ini dengan tetap berpijak pada penelitian yang terdahulu ada dengan tujuan untuk

    kesempurnaan penelitian.

    Kerangka Pemikiran Teoritis

    Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan

    landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka kerangka pemikiran teoritis yang

    diajukan adalah sebagai berikut:

    Kerangka Pemikiran Teoritis

    Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas

    TerhadapPrice Earning Ratio

    Sumber: Winarno (1998), Abdul Kholid (2006), Anung Saptadi (2007)

    Perumusan Hipotesis

    Berdasarkan gambar 2.1, hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

    H1: Rasio likuiditas (CurrentRatio) berpengaruh positif terhadap price earning ratio

    saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

    H2: Rasio solvabilitas (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif terhadap price

    earning ratio saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek

    Indonesia.

    H3: Rasio aktivitas (Inventory Turnover) berpengaruh positif terhadap price earning

    ratiosaham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

    RASIO LIKUIDITAS

    (Current Ratio)

    RASIO SOLVABILITAS

    (Debt to Equity Ratio)

    RASIO AKTIVITAS

    (Inventory Turnover)

    RASIO PROFITABILITAS

    ( Return on Equity)

    PRICE EARNING

    RATIO (PER)

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    11/29

    11

    H4: Rasio profitabilitas (Return on Equity) berpengaruh positif terhadapprice earning

    ratiosaham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    12/29

    12

    METODE PENELITIAN

    Variable Penelitian

    Menurut Arikunto (1998:91) variable penelitian yaitu obyek penelitian atau apa yang

    menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variable yang ada adalah

    variable bebas yaitu rasio keuangan dan variable terikat yaitu price earning ratio saham.

    Variable bebas dalam penelitian ini terdiri dari: Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio

    (X2), Inventory Turnover(X3),Return On Equity(X4)

    Definisi Operasional

    Definisi operasional dari variable terikat (dependent variable) yaitu price earning ratio

    saham. Price Earning Ratio (PER) digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan

    menghasilkan laba dimasa depan dari suatu perusahaan. yang dapat diformulasikan sebagai

    beriku

    Harga pasar per lembar sahamPER =

    Laba per lembar saham

    Definisi operasional dari variable bebas (independent variable) yang terdiri dari current ratio,

    debt to equity ratio , inventory turnover , return on equity; definisi dari masing-masing

    variable tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Rasio Likuiditas (Current Ratio)

    Rasio likuiditas merupakan suatu indicator mengenai kemampuan perusahaan untuk

    membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan

    menggunakan aktiva lancer yang tersedia. Rasio likuiditas yang digunakan adalah:

    Current Ratio(CR)yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. CR

    dapat diformulasikan sebagai berikut:

    b. Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio)

    Rasio Solvabilitas merupakan suatu indikator untuk mengukur perbandingan dana yang

    disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor perusahaan

    (dibelanjai dari hutang). Rasio Solvabilitas yang digunakan adalah:

    Debt to Equity Ratio (DER) yaitu perbandingan antara total hutang dengan modal

    sendiri perusahaan. Rumus DER yaitu:

    CR = Aktiva Lancar

    Hutang Lancar

    DER = Total Hutang

    Modal Sendiri

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    13/29

    13

    c. Rasio Aktivitas (Inventory Turnover)

    Rasio Aktivitas merupakan indikator untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

    memanfaatkan sumber daya yang dikelolanya. Rasio Aktivitas yang digunakan

    adalah:

    Inventory Turnover (INTO) yaitu perbandingan antar penjualan dengan persediaan.

    Inventory Turnover (INTO) dirumuskan sebagai berikut:

    d. Rasio Profitabilitas (Return on Equity)

    Rasio Profitabilitas merupakan indikator untuk mengukur efektivitas manajemen

    perusahaan berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan

    investasi. Rasio Profitabilitas yang digunakan adalah

    Return on Equity (ROE) yaitu perbandingan antara laba setelah pajak (laba bersih)

    dengan modal sendiri. Rumus ROE adalah:

    Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang selalu menyajikan

    laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2006-2008. Dari kriteria

    tersebut diperoleh 54 perusahaan sebagai sample penelitian.

    Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang sumber

    datanya diperoleh dari Bursa Efek Indonesia terutama Table Trading dan Financial Ratios

    untuk bulan Desember 2006 sampai dengan 2008 secara tahunan.

    Metode Pengumpulan Data

    Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan metode sampling

    dengan menggunakan purposive sampling, maka pengumpulan data didasarkan pada laporan

    keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui Capital Market Directory

    (ICMD 2009) periode 2006, 2007, dan 2008.

    Metode Analisis

    INTO = Penjualan

    Persediaan

    ROE = Laba setelah pajak

    Equity

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    14/29

    14

    Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel penentu (independent variable)

    terhadapprice earning ratio dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dengan

    persamaan kuadrat terkecil dengan model dasar sebagai berikut:

    PER= a + b1 CR + b2 DER + b3 INTO + b4 ROE + e

    Besarnya konstanta tercermin dalam a, dan besarnya koefisien dari masing-masing

    variabel independen ditunjukkan dengan b1, b2, b3, dan b4. Keempat variabel bebas tersebut

    merupakan faktor fundamental perusahaan, sedangkan variabel dependennya adalah price

    earning ratio.

    1. Uji Asumsi Klasik

    Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan

    ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang

    mendasari model regresi. Penyimpangam asumsi klasik yang digunakan dalam

    penelitian ini meliputi uji normalitas, dan multikolinearitas yang secara rinci dapat

    dijelaskan sebagai berikut:

    a. Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regressi, variabel

    dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah

    tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

    mendekati normal. Test statistik yang digunakan antara lain analisis grafik

    histogram, normal probability plots dan Kolmogorov-Smirnov test (Imam Ghozali,

    2002)

    b. Multikolinearis

    Pengujian asumsi kedua adalah uji multikolinearis (multicollinearity) antar

    variabel-variabel independen yang masuk ke dalam model. Metode untuk

    mendiagnosa adanya multicollinearity dilakukan dengan uji Varience Inflation

    Factor (VIF) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    Jika VIF lebih besar dari 10, maka antar variabel bebas (independent variable)

    terjadi persoalan multikolinearitas (Gujarati, 1993)

    c. Uji Heteroskedastisitas

    Pengujian asumsi ketiga adalah heteroskedastisitas (heteroscedasticity) digunakan

    grafik Scatterplot. Jika dalam grafik terlihat ada pola tertentu seperti titik-titik yang

    ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

    menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    15/29

    15

    pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu

    Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2001:69).

    d. Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier

    ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji

    autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Apabila nilai Durbin Watson

    berada pada daerah dU sampai 4-dU dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

    mengandung autokorelasi

    2. Uji F dan Uji t

    Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    a. Uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel independen (Xi) terhadap variabel

    dependen (Y) baik secara parsial maupun secara bersama-sama dilakukan dengan

    uji statistik F (F-test) dan uji t (t-test).

    1) Uji F-statistik

    Uji digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel

    independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

    Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut:

    H1 : b1, b2, b3, b4, b5, b6 0

    Artinya terdapat pengaruh yang significant secara bersama-sama dari variabel

    independen (X1 s/d X4) terhadap variabel dependen (Y).

    Pengambilan keputusan:

    Jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak (diterima)

    Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan menerimaHa

    Adapun Hipotesisnya:

    H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independent secara simultan

    terhadap variabel dependen.

    Ha = ada pengaruh dari variabel independent secara simultan terhadap variabel

    dependen.

    2) Uji t-statistik

    Uji keberartian koefisien (bi) dilakukan dengan statistik-t (student-t). Hal ini

    dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel

    independennya. Adapun hipotesis dilakukan sebagai berikut:

    H1 : bi 0

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    16/29

    16

    Artinya terdapat pengaruh yang significant dari variabel independen Xi terhadap

    variabel dependen (Y).

    Pengambilan keputusan:

    Jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak (diterima)

    Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan menerima Ha

    Adapun Hipotesisnya:

    H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independent secara parsial

    terhadap variabel dependen.

    Ha = ada pengaruh dari variabel independent secara parsial terhadap variabel

    dependen.

    b. Untuk menguji dominasi variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)

    dilakukan dengan melihat pada koefisien beta standar.

    3. Koefisien Determinasi

    Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda maka masing-masing

    variabel yaitu current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, return on

    equity secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaituprice earning

    ratio saham yang dinyatakan dengan R2untuk mengetahui koefisien determinasi

    atau seberapa besar pengaruh terhadap price earning ratio saham. Besarnya

    koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1.

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    17/29

    17

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

    Dari 54 perusahaan sampel dengan menggunakan metode pooled dimana 54

    perusahaan dikalikan dengan tahun pengamatan (3 tahun), maka didapatkan data observasi

    sebanyak 162 data. Pada Tabel Statistik Deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata (mean)

    price earning ratiodari perusahaan sampel selama periode pengamatan (2006-2008) sebesar

    18,2085 kali dengan standar deviasi sebesar 18,08816 dimana nilai standar deviasi ini lebih

    kecil dari pada rata-rata price earning ratio. Demikian pula nilai minimum lebih kecil dari

    rata-ratanya (1,41) dan nilai maksimum jauh lebih besar dari rata-ratanya (92,61).

    Dari tabel berikut juga dapat diketahui perusahaan manufaktur yang menjadi sampel

    mempunyai current ratiorata-rata sebesar 2,1591 kali dengan standard deviasi 1,44033. CR

    minimum sebesar 0,74 kali dan maksimum 9,25 kali. Sedangkan DER yang dimiliki

    perusahaan manufaktur yang menjadi sampel mempunyai rata-rata sebesar 1,2583 kali

    dengan standard deviasi 1,13193. DER minimal 0,10 kali dan maksimal sebesar 7,45 kali.

    Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel mempunyai rasio rata-rata Inventory

    Turnoversebesar 4,9322 kali dengan standard deviasi 3,24427. Rasio minimum sebesar 0,24

    kali dan maksimumnya 15,99 kali. Sedangkan Return On Equity (ROE) perusahaan

    manufaktur yang menjadi sampel penelitian memiliki mean sebesar 11,1662 kali dengan

    standard deviasi 8,72243. ROE minimum 0,02 kali dan maksimum sebesar 57,69 kali.

    Descriptive Statistics

    N MinimumMaximum Mean Std. Deviation

    CR 162 .74 9.25 2.1591 1.44033

    DER 162 .10 7.45 1.2583 1.13193

    INTO 162 .24 15.99 4.9322 3.24427

    ROE 162 .02 57.69 11.1662 8.72243

    PER 162 1.41 92.61 18.2085 18.08816

    Valid N (listwise) 162

    Analisis DataDari data yang diperoleh, maka didapatkan hasil penelitian tentang pengaruh Current

    Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (INTO), Return on Equity

    (ROE) terhadap Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Industri Manufaktur yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai berikut:

    Uji Normalitas Data

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    18/29

    18

    Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model

    statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Model regresi

    yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah

    distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan analisis grafik. Cara

    yang paling sederhana adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data

    observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Dengan melihat tampilan grafik

    histogram dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang

    mendekati normal. Namun demikian dengan hanya melihat histogram , hal ini dapat

    memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk sampel kecil. Metode yang handal

    adalah dengan melihat normalprobability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-

    titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

    Berdasarkan grafik histogram dan grafik normal plot, menunjukkan bahwa model regresi

    layak dipakai dalam penelitian ini karena memenuhi asumsi normalitas. Untuk menentukan

    data dengan uji Kolmogrov-Smirnov, nilai signifikansi harus diatas 0,050 atau 5% (Imam

    Ghozali, 2002:53). Pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan Kolmogrov-

    Smirnov sebagai berikut.

    Kolmogrov-Smirnov

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    CR DER INTO ROE PER

    N 162 162 162 162 162

    Normal Parametersa,,b

    Mean .6054 -.0965 1.3674 11.1662 2.5228

    Std. Deviation .54487 .82665 .73090 8.72243 .86870

    Most ExtremeDifferences

    Absolute .098 .079 .073 .101 .027

    Positive .098 .055 .031 .100 .027

    Negative -.064 -.079 -.073 -.101 -.027

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.250 1.007 .928 1.281 .347

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    19/29

    19

    Asymp. Sig. (2-tailed) .088 .263 .356 .075 1.000

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Sumber: Data diolah

    Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai K-S untuk variabel CR sebesar 1,250 dengan

    probabilitas signifikansi 0,088; nilai K-S untuk variabel DER sebesar 1,007 dengan

    probabilitas signifikansi 0,263; nilai K-S untuk variabel INTO sebesar 0,928 dengan

    probabilitas signifikansi 0,356; nilai K-S untuk variabel ROE sebesar 1,281 dengan

    probabilitas signifikansi 0,075; nilai K-S untuk variabel price earning ratio 0,347 dengan

    probabilitas signifikansi 1,000. Berdasarkan hasil diatas, angka-angka probabilitas untuk

    variabel CR, DER, INTO, ROE dan PER berada diatas 0,05; maka dapat ditarik kesimpulan

    bahwa data-data variabel dalam penelitian ini berdistribusi secara normal dan memenuhi uji

    normalitas data.

    Uji Asumsi Klasik

    Uji Multikolinearitas

    Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independent digunakan

    variance inflation factor (VIF). Berdasarkan Tabel di bawah ini, tidak terdapat satu variabel

    yang mempunyai nilai VIF > 10, artinya keempat variabel independent tersebut tidak terdapat

    hubungan multikolinearitas dan dapat digunakan untuk memprediksi price earning ratio

    selama periode pengamatan (2006-2008). Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tidak

    terdapat hubungan multikolinearitas pada variabel CR, DER, INTO, dan ROE karena nilai

    VIF tidak lebih besar dari 10,00.

    Tabel Hasil Perhitungan VIF

    Coefficientsa

    Model

    Collinearity Statistics

    Tolerance VIF

    1 (Constant)CRDER

    INTOROE

    .461

    .465

    .982

    .988

    2.1682.151

    1.0181.012

    a. Dependent Variable: PER

    Sumber: Data diolah

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    20/29

    20

    Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

    ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi

    ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafikscatterplot.

    Berdasarkan Gambar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

    heteroskedastisitas. Hal ini berdasarkan gambar grafik dimana titik-titik yang ada dalam

    grafik tidak membentuk pola tertentu yang jelas dan titik-titik tersebut tersebar diatas dan

    dibawah angka 0 pada sumbu Y.

    Hasil Uji Autokorelasi

    Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan uji Durbin-Watson (DW-

    test). Hasil regresi dengan level of significance 0.05 (=0.05) dengan sejumlah variabel

    independent (k = 4) dan banyaknya data (n = 162). Pengambilan keputusan ada atau tidaknya

    autokorelasi berdasarkan tabel autokorelasi yang menyebutkan bahwa nilai Uji Dw = 1.744.

    Nilai DW akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan

    5%, dengan jumlah sampel 162 dengan 4 variabel independent. Pada tabel kritik DurbinWatson diperoleh dL = 1,61 dan dU = 1,74 sehingga diperoleh 4-dU = 2,26 dan 4-dL = 2,39.

    Berdasarkan nilai kritik tersebut, model regresi dikatakan tidak mengandung autokorelasi

    apabila Durbin Watson berada pada daerah 1,74 sampai dengan 2,26. Dari hasil analisis

    menggunakan SPSS versi 17 diperoleh dW = 1,744 yang berada pada daerah 1,74 sampai

    dengan 2,26 yang berarti bahwa du < dw < 4-du yaitu 1,740 < 1,744 < 2,260 . Dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa model regresi terbebas dari autokorelasi.

    Analisis Regresi

    Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda yang berfungsi

    untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu variabel bebas dan

    variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh antara Current Ratio (CR),Debt to Equity Ratio

    (DER),Inventory Turnover (INTO),Return on Equity (ROE), terhadap Price Earning Ratio

    (PER) digunakan persamaan regresi: Y = + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e.

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    21/29

    21

    Hasil Perhitungan Regresi

    Coefficientsa

    Model

    UnstandardizedCoefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig.

    CorrelationsCollinearityStatistics

    BStd.Error Beta

    Zero-order Partial Part

    Tolerance VIF

    1 (Constant)

    3.610 .176 20.544

    .000

    CR -.315 .158 -.198 -1.997 .048 -.122 -.157 -.134 .461 2.168

    DER -.131 .104 -.125 -1.265 .208 .062 -.100 -.085 .465 2.151

    INTO -.291 .081 -.244 -3.601 .000 -.235 -.276 -.242 .982 1.018

    ROE -.046 .007 -.460 -6.804 .000 -.469 -.477 -.458 .988 1.012

    a. Dependent Variable: PER

    Sumber: Data diolah

    Model Summaryb

    Mod

    el R

    R

    Square

    Adjusted

    R Square

    Std. Error

    of the

    Estimate

    Change Statistics

    Durbin-

    WatsonR SquareChange

    FChang

    e df1df2

    Sig. F

    Change

    1 .538a .290 .272 .74131 .290 16.022 4 157 .000 1.744

    a. Predictors: (Constant), ROE, INTO, DER, CR

    b. Dependent Variable: PER

    Sumber: Data diolah

    Dari Tabel di atas, maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai

    berikut:

    PER = 3,610 0,315 CR 1,31 DER 0,291 INTO 0,046ROE + e

    Dari persamaan regresi linier berganda dapat dijelaskan:

    Konstanta () sebesar 3,610.

    Koefisien regresi untuk Current Ratio (b1) sebesar -0.315 artinya bahwa setiap

    perubahan satu satuan rasio keuangan (Current Ratio), maka price earning ratio akan

    mengalami penurunan sebesar 0,315%.

    Koefisien regresi untuk Debt to Equity Ratio (b2) sebesar -0,131 artinya bahwa setiap

    perubahan satu satuan rasio keuangan(Debt to Equity Ratio), makaprice earning ratio

    akan mengalami penurunan sebesar 0,131%.

    Koefisien regresi untuk Inventory Turnover (b3) sebesar -0,291 artinya bahwa setiap

    perubahan satu satuan rasio keuangan (Inventory Turnover), maka price earning ratio

    akan mengalami penurunan sebesar 0,291%.

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    22/29

    22

    Koefisien regresi untuk Return on Equity (b4) sebesar -0,046 artinya bahwa setiap

    perubahan satu satuan rasio keuangan (Return on Equity), price earning ratio akan

    mengalami penurunan sebesar 0,046%.

    Uji Hipotesis

    Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan menggunakan metode analisis

    regresi berganda (multiple regression). Metode regresi berganda menghubungkan satu

    variabel dependent dengan beberapa variabel independent dalam suatu model prediktif

    tunggal. Adapun untuk menguji signifikan tidaknya hipotesis tersebut digunakan Uji F dan

    Uji t.

    Uji Simultan (Uji F statistik)

    Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel bebas

    terhadap variabel terikat dilakukan uji F. Uji F dapat dicari dengan membandingkan hasil dari

    probabilitas value. Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan jika probabilitas < 0,05 maka

    Ha diterima. Dari Tabel 4.9 dapat dilihat probabilitas value dalam penelitian ini yaitu sebesar

    0,000 yang berarti angka ini jauh berada di bawah angka 0,05 maka Ha diterima. Kesimpulan

    yang dapat diambil adalah bahwaCurrent Ratio (CR),Debt to Equity Ratio(DER),Inventory

    Turnover (INTO), Return on Equity (ROE), secara bersama-sama berpengaruh terhadap

    Price Earning Ratio (PER).

    Uji Parsial (Uji t)

    Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat

    yaitu antara Current Ratio terhadaps Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio terhadap

    Price Earning Ratio,Inventory TurnoverterhadapPrice Earning Ratio, danReturn on Equity

    terhadap Price Earning Ratio dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap koefisien

    regresi yaitu dengan uji t. Berdasarkan hasil analisis regresi maka pengujian koefisien

    regresinya adalah:

    a. Pengujian koefisien regresi Current Ratio (b1)

    Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0,048 lebih kecil dari

    0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Current Ratio

    terhadap Price Earning Ratio, yang berarti bahwa variasi perubahan nilai variabel

    independent dapat menjelaskan variabel dependent makaHa diterima danHo ditolak.

    b. Pengujian koefisien regresiDebt to Equity Ratio (b2)

    Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0,208 lebih besar dari

    0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dariDebt to

    Equity Ratio terhadap Price Earning Ratio, yang berarti bahwa variasi perubahan nilai

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    23/29

    23

    variabel independent tidak dapat menjelaskan variabel dependent maka Ha ditolak dan Ho

    diterima.

    c. Pengujian koefisien regresiInventory Turnover (b3)

    Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa probabilitas valuesebesar 0,000 lebih kecil dari

    0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Inventory

    Turnover terhadapPrice Earning Ratio, yang berarti bahwa variasi perubahan nilai variabel

    independent dapat menjelaskan variabel dependent makaHa diterima danHo ditolak.

    d. Pengujian koefisien regresiReturn on Equity (b4)

    Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0,000 lebih kecil dari

    0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Return on

    Equity terhadap Price Earning Ratio, yang berarti bahwa variasi perubahan nilai variabel

    independent dapat menjelaskan variabel dependent makaHa diterima danHo ditolak.

    Koefisien Determinasi

    Untuk mengetahui besar presentase variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh

    variasi variabel bebas, maka dicari nilai R2. Dari tabel 4.7 diperoleh nilai R2 atau nilai

    koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,272 atau 27,2%, hal ini berarti 27,2% variasi

    price earning ratiobisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel bebas yaitu CR, DER,

    INTO, ROE sedangkan sisanya sebesar 72,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

    Pembahasan

    Berdasarkan hasil penelitian pengaruh antara Current Ratio (CR), Debt to Equity

    Ratio (DER), Inventory Turnover (INTO), Return on Equity (ROE) terhadap Price Earning

    Ratio (PER) diatas, secara simultan CR, DER, INTO, ROE, dan berpengaruh secara

    signifikan terhadap PER. Hasil regresi dengan menggunakan tingkat signifikansi = 5%

    menunjukkan hasil R2= 0,272 : F = 16,022: signifikansi = 0,000. Hasil ini memberikan dasar

    bagi penarikan kesimpulan bahwa Ha diterima, artinya secara bersama-sama variabel

    independent (CR, DER, INTO, ROE) berpengaruh terhadapPrice Earning Ratio.

    Variabel Rasio Likuiditas

    Hasil pengujian statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel rasio likuiditas

    (current ratio) berpengaruh secara signifikan terhadapprice earning ratio(PER). Rata-Rata

    current ratio perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian pada tahun 2006

    sebesar 2,20, sedangkan pada tahun 2007 turun menjadi 2,15 dan tahun 2008 kembali

    mengalami penurunan menjadi sebesar 2,13. Dengan demikian pada tahun 2006, 2007, dan

    2008 rata-rata perusahaan manufaktur tidak mempunyai hutang yang besar yang jatuh tempo

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    24/29

    24

    pada tahun-tahun tersebut, sehingga investor menilai bahwa tidak ada permasalahan likuiditas

    pada perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut.

    Koefisien regresi variabel rasio likuiditas (current ratio) bertanda negatif dan

    besarnya adalah -0,315. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1 angka pada rasio

    likuiditas (current ratio) akan menyebabkan price earnings ratio turun sebesar 0,315 dan

    begitu pula sebaliknya. Dari hasil koefisien regresi tersebut menjelaskan bahwa current ratio

    mempunyai pengaruh terhadap PER dan tanda negatif menerangkan bahwa pada periode

    penelitian (2006-2008) aktiva lancar perusahaan manufaktur dinilai oleh investor belum

    banyak digunakan untuk aktivitas perusahaan, atau perusahaan terlalu khawatir terhadap

    hutang-hutangnya yang akan jatuh tempo, sehingga hal ini dapat berakibat menurunnya laba

    yang akan diperoleh perusahaan. Menurunnya laba perusahaan akan berakibat pada turunnya

    harga saham, yang berarti juga PER akan turun.

    Variabel Rasio Solvabilitas

    Hasil pengujian statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel rasio solvabilitas

    (debt to equity ratio) berpengaruh secara signifikan terhadap price earnings ratio (PER).

    Rata-rata DER dapat dilihat pada lampiran D, yaitu pada tahun 2006 tercatat bahwa rata-rata

    DER perusahaan manufaktur sebesar 1,21, sedangkan pada tahun 2007 naik menjadi 1,24

    dan pada tahun 2008 besarnya rata-rata DER tidak mengalami perubahan yaitu tetap sebesar

    1,33. Dengan demikian pada tahun 2006, 2007, dan 2008 rata-rata perusahaan manufaktur

    tidak menambah hutang jangka panjangnya selama tahun penelitian tersebut, sehingga

    investor menilai bahwa perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut dalam keadaan tetap.

    Koefisien regresi variabel rasio solvabilitas (debt to equity ratio) bertanda negatif dan

    besarnya adalah -0,131. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1 angka pada rasio

    solvabilitas (debt to equity ratio) akan menyebabkanprice earnings ratioturun sebesar 0,315

    dan begitu pula sebaliknya. Dari hasil koefisien regresi tersebut menjelaskan bahwa debt to

    equity ratiomempunyai pengaruh terhadap PER dan tanda negatif menerangkan bahwa pada

    periode penelitian (2006- 2008) perusahaan-perusahaan manufaktur kurang memanfaatkan

    modal sendiri dalam membiayai aktivitas perusahaan, sehingga hal ini menambah biaya

    bunga dari hutangnya. Keadaan ini menyebabkan penurunan daripada PER saham tersebut.

    Variabel Rasio Aktivitas

    Hasil pengujian statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel rasio aktivitas

    (inventory turnover) berpengaruh secara signifikan terhadap price earnings ratio (PER).

    Rata-rata INTO dapat dilihat pada lampiran E, yaitu pada tahun 2006 tercatat bahwa rata-rata

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    25/29

    25

    INTO perusahaan manufaktur sebesar 4,81, sedangkan pada tahun 2007 naik menjadi 5,01

    dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 4,98.

    Koefisien regresi variabel rasio aktivitas (inventory turnover) bertanda negatif dan

    besarnya adalah -0,291. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1 angka pada rasio

    aktiviatas (inventory turnover) akan menyebabkan price earnings ratioturun sebesar 0,291,

    dan begitu pula sebaliknya. Hasil pengujian statistik (uji t) ini memberikan tanda negatif

    pada inventory turnover, hal ini dikarenakan penjualan yang banyak namun tidak diikuti

    dengan persediaan yang cukup dari perusahaan, atau perusahaan tidak mampu menyediakan

    persediaan dikarenakan banyak piutang yang belum tertagih dan menjadi uang kas.

    Variabel Rasio Profitabilitas

    Hasil pengujian statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel rasio profitabilitas

    (return on equity) berpengaruh secara signifikan terhadap price earnings ratio(PER). Rata-

    rata ROE pada tahun 2006 sebesar 9,08, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 mengalami

    kenaikan menjadi sebesar 10,93 dan 13,49. Koefisien regresi variabel rasio profitabilitas

    (return on equity) bertanda negatif dan besarnya adalah -0,046. Hal ini berarti bahwa setiap

    kenaikan sebesar 1 angka pada rasio profitabilitas (return on equity) akan menyebabkanprice

    earnings ratioturun sebesar 0,046 dan begitu pula sebaliknya. Hasil pengujian statistik (uji t)

    ini memberikan tanda negatif return on equity, menjelaskan bahwa peningkatan ROE

    dikarenakan adanya peningkatan laba perusahaan dan tentunya hal tersebut akan menaikkan

    nilai PER.

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    26/29

    26

    SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan menggunakan analisis regresi

    berganda dengan variabel dependen price earning ratio dan variabel independen yang terdiri

    dari rasio likuiditas (current ratio), rasio solvabilitas (debt to equity ratio), rasio aktivitas

    (inventory turnover), dan rasio profitabilitas (return on equity) maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut:

    1. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa rasio likuiditas (current ratio)

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio saham

    perusahaan manufaktur, diterima.

    2. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa rasio solvabilitas (debt to equity ratio)

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio saham

    perusahaan manufaktur, ditolak.

    3. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa rasio aktivitas (inventory turnover)

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio saham

    perusahaan manufaktur, diterima.

    4. Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas (return on equity)

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio saham

    perusahaan manufaktur, diterima.

    Dengan demikian dari empat variabel independen hampir semua berpengaruh secara

    signifikan terhadap Price Earning Ratio, hanya rasio solvabilitas (debt to equity ratio) saja

    yang tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat kepercayaan 5% terhadap PER. Tetapi

    semua variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    PER, atau dengan kata lain semua variabel independen merupakan faktor penjelas bagi

    variasi dalam variabel dependen (PER).

    Variabel independen yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PER

    disebabkan karena pada periode penelitian rata-rata rasio keuangan perusahaan manufaktur

    tidak mengalami perubahan yang mencolok, sehingga investor lebih memperhatikan rasio-

    rasio keuangan yang lain.

    Nilai koefisien determinasi (R-Square) persamaan regresi berganda pada penelitian ini

    adalah sebesar 0,272 atau 27,2%, hal ini berarti 27,2% variasi price earning ratio bisa

    dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel bebas yaitu CR, DER, INTO, ROE sedangkan

    sisanya sebesar 72,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    27/29

    27

    Keterbatasan

    Keterbatasan dalam penelitian yang dapat dikemukakan meliputi beberapa hal sebagi

    berikut:

    1. Penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel independen, sedangkan price

    earning ratio (PER) mungkin dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak

    digunakan dalam penelitian ini.

    2. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya pada perusahaan

    manufaktur saja, sehingga hasil dari penelitian ini tidak mutlak dapat dijadikan

    dasar generalisasi dan memungkinkan terjadi pengaruh dari industri yang berbeda.

    3. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan

    perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006,

    2007, dan 2008 (tiga tahun berturut-turut). Pengukuran indikator dengan

    mengambil tahun yang lebih panjang kemungkinan akan lebih menjelaskan

    hubungan antara rasio-rasio keuangan dengan PER.

    4. Dalam penelitian ini hanya menggunakan data sekunder, sehingga analisis data

    sangat tergantung pada hasil publikasi data (laporan keuangan perusahaan).

    Laporan keuangan sebagai data rasio mempunyai keterbatasan karena perusahaan

    mempunyai metode dan kebijakan akuntansi yang berbeda sehingga sulit untuk

    diperbandingkan.

    Saran

    1. Bagi Manajemen

    Investor sebaiknya lebih memperhatikan rasio-rasio keuangan perusahaan dalam

    memprediksi harga saham perusahaan yang akan datang dan dalam pengambilan

    keputusan untuk berinvestasi, karena sebagaimana yang didapat dari hasil

    penelitian ini bahwa rasio-rasio keuangan tersebut mempunyai pengaruh secara

    simultan terhadapPrice Earning Ratiosaham yang bersangkutan.

    2. Bagi Peneliti

    Bagi peneliti yang akan datang, sebaiknya menambah variabel-variabel

    independen yang ada, menambah jumlah sampel perusahaan dengan sektor

    industri yang berbeda, dan memperpanjang waktu penelitian lebih dari 3 (tiga)

    tahun berturut-turut.

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    28/29

    28

    DAFTAR PUSTAKA

    Ang, R obert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.

    Anoraga, Pandji. 1995. Pasar Modal Keberadaan dan Manfaatnya bagi Pembangunan.

    Rineka Cipta: Jakarta.

    Gujarati, Damodar (dalam Sumarno Zain). 1993. Ekonometrika Dasar. Erlangga: Jakarta.

    Ghozali, Imam Dr, M.Com, Akt. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

    SPSS. Badan Universitas Diponegoro: Semarang.

    Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP

    YKPN: Yogyakarta.

    Institute for Economic and Finance Research 2009. ICMD 2009. ECIN: Jakarta.

    Jogiyanto, H.M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFEUGM. Yogyakarta.

    Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta

    Pribawanti, M.T., 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total Return

    Saham Pada Perusahaan Industri Manufaktur Yang Membagikan Deviden Di

    Bursa Efek Jakarta.

    http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH013b/49a3546d.dir/doc.p

    df. Diakses 11 Oktober 2010

    Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE: Yogyakarta.

    Saptadi, Anung. 2007. Pengaruh Return On Investment (ROI), Price Earning Ratio

    (PER), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

    Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

    Jakarta.http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0131/0b7a7cec.

    dir/doc.pdf. Diakses 19 Oktober 2010.

    Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

    Perusahaan. Cetakan Kedua. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    Ulupui, I G. K. A., 2005. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan

    Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan DanMinuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ).

    http://wsclick.searchcanvas.com/clickserver/_iceUrlFlag=1?rawURL=http%3A%2F%

    2Fejournal.unud.ac.id%2Fabstrak%2Fi%2520g%2520k%2520a%2520ulupui(1).pdf&

    0=&1=0&4=67.63.50.255&5=125.163.179.247&9=ddd5e54599be407e8538c9b3ea0d

    cb01&10=1&11=blingee.intl.en.ffhome&13=search&14=239138&15=main-

    title&17=9&18=9&19=0&20=0&21=9&22=6wPgFn7GaAA%3D&40=t6AwoBkitUt

    S3W4CyT40vA%3D%3D&_IceUrl=true. Diakses 11 Oktober 2010

  • 7/25/2019 10 - jurnal mengenai rasio likuiditas

    29/29

    29

    Weston, Fred J, dan Thomas E. Copeland. 1992. Managerial Finance. Tokyo CBS Publising

    Japan. Ltd.