bab iidan (autosaved) baru bgt

Upload: muhamad-ibnu-sina

Post on 10-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    1/23

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kerja Gilir

    a. Pengertian Kerja GilirKerja gilir adalah suatu pengaturan jam kerja yang menggunakan dua atau lebih

    kelompok gilir pekerja dalam rangka memperluas jam kerja melebihi jam kerja

    kantor yang konvensional. Konsep umum untuk jam kerja normal adalah selama

    delapan jam kerja yang terjadi selama siang hari sedangkan jadwal kerja diluar

    kerja normal dinyatakan sebagai kerja abnormal atau tidak biasa (Wallace, 2002).

    Pendekatan secara konvensional pada kerja gilir adalah membagi hari secara sama

    dalam tiga periode dengan interval waktu delapan jam yaitu siang hari, sore

    hingga malam hari dan jam tengah malam (Dewi,2006).

    Jenis jenis waktu kerja ada empat kelompok besar, yaitu:

    a. Kerja siang : meliputi periode bekerja antara pukul 07.00 hingga pukul15.00

    b. Jam kerja berpindah tetap, seseorang yang bekerja pada salah satu dariwaktu gilir, yaitu:

    - Gilir pagi : yaitu pukul 07.00 s/d pukul 15.00- Gilir sore : yaitu pukul 15.00 s/d pukul 23.00- Gilir malam : yaitu pukul 23.00 s/d pukul 07.00

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    2/23

    9

    c. Kerja gilir rotasi : meliputi pergantian atau selang seling dari waktu gilir ,bias kerja gilir atau hanya dua gilir

    d. Kerja roster : sama dengan kerja bergilir rotasi akan tetapi kurang teraturdan lebih fleksibel

    Ada beberapa sistem kerja gilir yang biasa digunakan di seluruh dunia .

    Klasifikasi yang biasa dipakai adalah :

    a. Sistem gilir tetap (permanen) : yaitu sistem gilir dimana orang bekerjapada jam kerja gilir tertentu dengan periode yang panjang

    b. Sistem gilir yang berputar : yaitu sistem gilir dimana orang bekerja dalamtipe gilir yang berbeda.

    Terdapat tiga tipe sistem gilir yang termasuk sistem gilir yang berputar

    adalah :

    - Putaran cepat : yaitu selama 1 sampai 4 hari dengan pola kerja 2 kali pagi,2 kali siang, 2 kali malam dan 2 hari libur. Disebut juga sistem

    metropolitan

    - Putaran lambat : yaitu 1 minggu gilir malam, 1 minggu gilir pagi, 1minggu sore dan libur dengan jumlah hari tertentu.

    - Gilir tetap : Sistem gilir dimana pekerja, bekerja pada jam kerja gilirtertentu dengan periode yang panjang.

    Arah putaran gilir dapat searah jarum jam (pagi-sore-malam) dan

    berlawanan dengan arah jarum jam (pagi-malam-sore)

    c. Sistem gilir tidak kontinyu, biasanya mencakup kurang dari 7 hari, biasmencakup sampai akhir minggu tetpi bias juga tidak

    d. Sistem gilir kontinyu, sampai akhir minggu tetap bekerja

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    3/23

    10

    Dalam merencanakan jadwal kerja gilir maka faktor - fakrtor tersebut dibawah ini

    harus mempertimbangkan, yaitu :

    a. Lama KerjaILO (International Labour Organisation) merekomendasikan untuk kerja

    gilir malam dibatasi hanya 8 jam.

    b. Jumlah gilir malamBila panjangnya seri kerja gilir malam yang dilaksanakan lebih dari 4 hari

    akan menjadi beban yang berat sekali. Dalam studi lapangan dibuktikan

    bahwa terdapat perbaikan tingkat kewaspadaan dan kesehatan secara

    umum ketika pada pekerja gilir tujuh hari putaran diganti dengan 2-3 hari

    putaran

    c. Arah rotasiArah rotasi searah jarum jam yaitu pagi-sore-malam harus lebih banyak

    daripada rotasi berlawanan arah jarum jam. Terbuki bahwa perubahan arah

    rotasi dari berlawanan jarum jam menjadi searah jarum jam dapat

    meningkatkan hasil produksi dan kondisi kesehatan pekerja.

    d. Siklus rotasiDirekomendasikan bahwa rotasi gilir harus jangka pendek. Sebaiknya gilir

    malam diikuti segera dengan istirahat penuh selama 24 jam. Seperti

    ditunjukan dalam table di bawah ini.

    Untuk rotasi gilir jangka pendek, sistim rotasi yang biasa dipakai di United

    Kingdom yaitu sistim 2-2-2 (metropolitan rota) dan sistim 2-2-3 (contimental

    rota). Pada sistim 2-2-2 bebas akhir pekan (sabtu atau minggu) datang hanya satu

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    4/23

    11

    kali dalam 8 minggu dan pada sistim 2-2-3 bebas akhir pecan terjadi setiap 4

    minggu (Sofrina, 2004).

    Di Indonesia, sistem gilir yang banyak digunakan adalah dengan pengaturan jam

    kerja secara bergilir mengikuti pola 5-5-5 yaitu lima hari kerja gilir pagi (07.00-

    15.00), lima harikerja gilir sore (15.00-23.00) dan lima hari kerja gilir malam

    (23.00-07.00) diikuti dengan dua hari libur pada setiap akhir kerja gilir (Dewi,

    2006)

    b. Dampak Kerja GilirSofrina (2004) mengemukakan bahwa sistem kerja gilir terdapat dampak positif

    dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah memaksimalkan sumber daya

    yang ada, memberikan lingkungan kerja yang sepi khususnya kerja gilir malam

    dan memberikan waktu libur yang banyak. Sedangkan dampak negatifnya adalahpenurunan kinerja, keselamatan kerja dan masalah kesehatan.

    Tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan sistem kerja gilir karena

    membutuhkan banyak sekali penyesuaian waktu, seperti waktu tidur, waktu

    makan dan waktu berkumpul bersama keluarga. Secara umum, semua fungsi

    tubuh berada dalam keadaan siap digunakan pada siang hari. Sedangkan pada

    malam hari adalah waktu untuk istirahat dan pemulihan sumber energi. Monk

    mengatakan, individu yang tergolong tipe siang mengalami kesulitan dalam

    menyesuaikan diri dengan kerja gilir malam. Individu dengan tipe siang adalah

    individu yang bangun tidur lebih pagi dan tidur malam lebih awal dari rata-rata

    populasi.(Sofrina, 2004)

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    5/23

    12

    Kerja gilir dan kerja malam hari merupakan kondisi yang dapat menghambat

    kemampuan adaptasi pekerja baik dari aspek biologis maupun sosial. Kerja gilir

    malam berpengaruh terhadap kesehatan fisik, mental, menganggu irama

    sirkadian, waktu tidur dan makan, mengurangi kemampuan kerja dan

    meningkatkan kesalahan dan kecelakaan kerja, menghambat hubungan sosial dan

    keluarga.

    Irama sirkadian adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh

    untuk menyesuaikan perubahan waktu selama 24 jam (Tayyari dan Smith, 2004),

    sehingga seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti

    pada kerja gilir karena irama sirkadian atau jam biologis tubuh tidak mampu

    mengatasi perubahan situasi yang ada. Ada kecenderungan meningkatnya

    kecemasan dan agresivitas pada akhir suatu kerja gilir. Tambahan durasi kerja

    gilir (extended-duration shift), yang didefinisikan bekerja lebih dari 24 jam terus

    menerus, akan meningkatkan tingkat kesalahan. Lima kali tambahan durasi kerja

    gilir per bulan akan meningkatkan kelelahan sampai 300% dan berakibat fatal

    (Dewi, 2006).

    c.

    Hubungan Kerja Gilir dengan Kesehatan

    Kerja gilir dapat mempengaruhi kesehatan. Tubuh disinkronkan dengan siang dan

    malam oleh ritme sirkadian. Seseorang yang bekerja malam atau mulai hari kerja

    sebelum jam 6 pagi, berjalan bertentangan dengan ritme sirkadian. Hal ini dapat

    menyebabkan masalah kesehatan.(Tjita, 2002)

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    6/23

    13

    Didi Purwanto menemukan prevalensi insomnia (sulit tidur) 48,1% dimana

    prevalensi pada pekerja gilir hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan pekerja

    non gilir. Kondisi sulit tidur akan sangat mengganggu. Umumnya orang

    membutuhkan sekitar 6-8 jam tidur dalam sehari, kondisi ini sulit tercapai pada

    pekerja yang mengalami gangguan tidur akibat kerja gilir. Pada orang yang

    bekerja di malam hari sampai pagi hari, tubuh tidak mengikuti polanya untuk tidur

    tetapi terus diusahakan terjaga. Pada saat ingin tidur di pagi hari, tubuh tidak

    melihat adanya sinkron dengan lingkungan yang sudah terang. Kondisi

    'kebingungan' tubuh inilah yang memicu adanya suatu gangguan tidur yang terkait

    dengan kerja gilir.Pada saat jam kerja seseorang tidak sesuai dengan irama

    sirkadiannya, tubuh orang tersebut akan dipaksa untuk tidur saat jam terjaga dan

    pada saat jam kerja justru dia akan mengantuk. Jika sudah timbul gejala-gejala

    seperti susah tidur, sakit kepala, rasa lelah saat bangun tidur, mudah tersinggung,

    berkurangnya kewaspadaan, dan sulit berkonsentrasi merupakan tanda mengalami

    gangguan tidur. Kondisi yang sering diungkapkan oleh penderita biasanya adalah

    kesulitan tidur saat jam kerja berakhir atau merasa mengantuk tetapi tidak bisa

    jatuh tertidur.

    Gangguan pencernaan lebih sering terjadi pada pekerja dengan kerja gilir.

    Keluhan umum adalah sembelit dan diare. Studi kasus di Swedia menunjukkan

    bahwa ulkus peptik (luka pada lambung) lebih sering pada pekerjaan dengan kerja

    gilir dan yang bekerja malam hari seperti supir taksi, pengemudi truk, pedagang

    keliling, pekerja pabrik, tukang pos. Prevalensi ulkus lambung 2,38% pada

    pekerja shift dibandingkan dengan 1,03% pada pekerja tanpa kerja gilir.

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    7/23

    14

    Pekerja gilir memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskular

    dibandingkan dengan pekerja tidak kerja gilir. Studi di Denmark melaporkan

    adanya peningkatan risiko kanker payudara pada perempuan usia 30-54 tahun

    yang bekerja di malam hari seperti pramugari, perawat, penyiar dan operator

    telepon. Theorell dan kerstedt menunjukkan bahwa serum konsentrasi kalium,

    asam urat, gula darah, kolesterol dan kadar lemak total meningkat selama bekerja

    malam hari. Koller dkk di Austria menemukan prevalensi penyakit metabolik

    3,5% pada pekerja gilir, dan 1,5% pada pekerja tidak gilir. Prevalensi diabetes

    (kencing manis) ditemukan meningkat dengan meningkatkan paparan kerja gilir.

    Pada kehamilan, menunjukkan adanya hubungan antara kerja gilir dengan bayi

    lahir rendah, kelahiran prematur, peningkatan risiko keguguran dan menstruasi

    yang tidak teratur. Para pekerja gilir malam juga beresiko mengalami kanker.

    Pada saat tidur, kadar sel-sel pembunuh alami dalam darah sangat tinggi. Ini

    adalah sel penguat daya tahan tubuh, termasuk dari serangan sel tumor atau

    kanker. (Tjita, 2002).

    Dari beberapa penelitian, menemukan bahwa faktor manusia menempati posisi

    yang sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu antara 80-85%.

    Salah satu penyebabnya adalah kelelahan akibat gangguan tidur yang dipengaruhi

    oleh kekurangan waktu tidur dan ganguan irama sirkadian akibat kerja gilir (Tjita,

    2002).

    Tjita(2002) menyatakan bahwa pekerja gilir malam memiliki resiko 28% lebih

    tinggi mengalami cidera atau kecelakaan. Empat kecelakaan terbesar pusat listrik

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    8/23

    15

    tenaga nuklir disebabkan oleh faktor manusia pada waktu permulaan kerja gilir

    pagi.

    Survei pengaruh kerja gilir terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang

    dilakukan Smith , melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi

    pada akhir rotasi kerja gilir (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69%

    per tenaga kerja (Sofrina, 2004).

    B. Gula Daraha. Pengertian Gula Darah

    Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa dalam

    darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum diatur ketat

    dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama

    energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula dalam darah bertahan

    pada batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat

    setelah makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari

    sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan (Harper, 2003).

    b.Kadar Gula DarahKadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah

    makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang

    normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110

    mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada

    2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun

    karbohidrat lainnya (Jayanti, 2010)

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    9/23

    16

    Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi

    bertahap setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif

    bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum

    merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah

    kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula

    darah menurun secara perlahan (Jayanti, 2010)

    Patokanpatokan yang dipakai di Indonesia adalah :

    1. Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar gula darah.

    Pada ketetapan terakhir yang dikeluarkan oleh WHO dalam petemuan

    tahun 2005 disepakati bahwa angkanya tidak berubah dari ketetapan

    sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 1999, yaitu:

    Tabel I. Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar gula darah

    Metode Kadar Gula Darah

    Pengukuran Normal DM IGT IFG

    Gula darah

    < 6,1mmol/L 7,0 mmol/L < 7.0 mmol/L

    < 6,1mmol/L

    Puasa

    (Fasting

    Glucose)

    (

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    10/23

    17

    2. Kadar gula darah normal (Normoglycaemia)

    Normoglycaemia adalah kondisi dimana kadar glukosa darah yang ada

    mempunyi resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi diabetes atau

    menyebabkan munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah

    3. IGT (Impairing Glucose Tolerance)

    IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang

    mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada kasus

    yang menunjukkan kadar gula darah dapat kembali ke keadaan normal.

    Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk dalam kategori IGT juga

    mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang

    sering mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli

    terjadi karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan

    terjadinya kekebalan jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi.

    4. IFG (Impairing Fasting Glucose)

    Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk pengukuran gula darah

    puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110 mg/dL. IFG sendiri mempunyai

    kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit akan

    tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin

    secara optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekananpengeluaran gula dari hati ke dalam darah.

    c. Metode Pengukuran Kadar Gula DarahMetode pengukuran kadar gula standar menggunakan bahan plasma darah

    yang berasal dari pembuluh vena. Plasma darah adalah bagian cair dari

    darah. Intinya adalah darah yang sudah tidak mengandung bahan-bahan

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    11/23

    18

    padat lagi seperti sel darah merah hematokrit dan yang lainnya. Pada alat

    pengukur gula darah portabel yang banyak terdapat di pasaran, metode

    mendapatkan plasma dari darah dengan melakukan penyaringan darah

    yang diambil yang dilakukan oleh strip tempat menaruh sediaan darah

    yang diambil. Pengukuran kadar gula darah sebaiknya dilakukan sesegera

    mungkin setelah darah diambil dari vena. Pengukuran darah vena dan

    kapiler pada saat puasa memberikan hasil yang identik pada saat puasa

    tetapi tidak untuk pengukuran 2 jam setelah makan dimana hasil dari darah

    kapiler menunjukkan nilai yang lebih tinggi.

    Terdapat metode pemeriksaan kadar gula darah lainnya yang dapat

    membantu menentukan pengelompokan gangguan kadar gula darah yaitu

    OGTT (Oral Glucose Tolerance Test= Tes Toleransi Glukosa Oral ). Hal

    ini penting disebutkan karena tes glukosa darah puasa saja mempunyai

    nilai kegagalan untuk mendeteksi diabetes yang telah diderita sebelumnya

    sebesar 30% OGTT merupakan metode pengukuran yang dapat

    mengidentifikasi kondisi IGT secara akurat OGTT diperlukan untuk

    memastikan seseorang mengalami gangguan toleransi glukosa yang tidak

    terdeteksi dan juga berarti mengeluarkan orang tersebut dari kecurigaan

    yang ada. Tes OGTT disarankan untuk dilakukan pada seseorang yang

    memiliki kadar gula puasa 6.16.9 mmol/L atau 110125 mg/dL untuk

    menentukan kepastian status toleransi glukosanya.

    Adapun prosedur Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) adalah sebagai

    berikut:

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    12/23

    19

    - Tiga hari sebelum tes, pasien harus mendapatkan diet karbohidrat yangadekuat, minimal 150 gram per hari dengan aktivitas fisis yang normal.

    - Pasien dipuasakan selama 1016 jam sebelum pemeriksaan dimulaikecuali untuk pasien yang dilakukan TTGO dengan indikasi

    hipoglikemia.

    - Dalam keadaan basal diperiksa kadar glukosa plasma, insulin serum,serta glukosa dan keton urin.

    - Selanjutnya pasien diberi glukosa oral 1,75 g/kgBB maksimal 75 gramyang dilarutkan dalam 200 ml air dan diminum dalam waktu 510

    menit.

    - Selama tes, pasien tetap dalam keadaan tidur atau duduk.- Pengambilan darah vena kembali dilakukan pada menit ke 30, 60, 90

    dan 120.

    Interpretasi hasil dari TTGI tersebut sebagai berikut :

    Penilaian hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

    Kadar glukosa darah dianggap normal bila :

    - Kadar glukosa darah puasa

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    13/23

    20

    WHO juga menggunakan istilahIntermediate Hyperglycaemia untuk

    menggambarkan kadar gula dalam darah antara normal dan diabetes (IFG

    dan IGT) karena WHO bermaksud menghilangkan stigma diabetes

    terhadap orang yang tidak memenuhi kriteria untuk dikatakan memiliki

    kondisi diabetes dan juga menekankan bahwasanya kondisi intermediate

    glycaemia ini masih dapat kembali ke kondisi normal.

    WHO mendefinisikan diabetes sebagai kondisi dimana terdapat kenaikan

    kadar gula dalam darah yang berimplikasi meningkatnya faktor resiko

    terhadap penyakit yang didasari karena kerusakan pembuluh darah kecil

    dan besar serta berkurangnya kualitas hidup seseorang.

    Dari definisi ini, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan sederhana

    bahwa batasan yang dibuat WHO untuk menentukan seseorang diabetes

    atau tidak mengambil pertimbangan besar kecilnya kemungkinan muncul

    penyakit pembuluh darah dan jantung dari kondisi kadar gula darah

    seseorang. Pada kondisi dimana seseorang memiliki kadar gula darah

    dibawah batas kadar gula darah diabetes maka orang tersebut aman dari

    kemungkinan faktor resiko yang dapat timbul seandainya kondisi berada di

    dalam wilayah batas diabetes (Iswantoro, 2009).

    d.Cara Pengukuran Kadar Gula DarahGlukosa dapat diukur dalam darah atau serum keseluruhan, yaitu plasma.

    Secara historis, nilai glukosa darah diberikan dalam hal seluruh darah,

    namun sebagian besar laboratorium sekarang mengukur dan melaporkan

    tingkat glukosa serum. Karena sel darah merah (eritrosit) memiliki

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    14/23

    21

    konsentrasi yang lebih tinggi protein (misalnya, hemoglobin) daripada

    serum, serum memiliki kandungan air lebih tinggi dan glukosa akibatnya

    lebih terlarut daripada darah. Untuk mengkonversi dari seluruh glukosa

    darah, perkalian dengan 1,15 telah terbukti pada umumnya memberikan

    tingkat serum / plasma (Price, 2005).

    Pengumpulan darah dalam tabung untuk analisis kimia bekuan serum

    memungkinkan metabolisme glukosa dalam sampel dengan sel darah

    sampai dipisahkan dengan sentrifugasi. Sel darah merah, misalnya, tidak

    memerlukan insulin untuk asupan glukosa dari darah. Lebih tinggi dari

    jumlah normal jumlah darah putih atau merah sel dapat menyebabkan

    glikolisis yang berlebihan di sampel dengan pengurangan substansial

    tingkat glukosa jika sampel tidak diproses dengan cepat. Suhu lingkungan

    di mana sampel darah disimpan sebelum pemusingan dan pemisahan

    plasma / serum juga mempengaruhi kadar glukosa. Pada suhu lemari es,

    glukosa tetap relatif stabil selama beberapa jam dalam sampel darah. Pada

    suhu kamar (25 C), kehilangan 1 sampai 2% dari total per jam glukosa

    harus diharapkan dalam sampel darah keseluruhan. Kehilangan glukosa

    bawah kondisi ini dapat dicegah dengan menggunakan tabung Fluorida

    (yaitu, abu-abu atas) sejak fluoride menghambat glikolisis. Namun,

    seharusnya hanya digunakan ketika darah akan diangkut dari satu

    laboratorium rumah sakit lain untuk pengukuran glukosa. Merah-atas

    tabung pemisah serum juga melestarikan glukosa dalam sampel setelah

    disentrifugasi mengisolasi serum dari sel (Price, 2005)

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    15/23

    22

    Perhatian khusus harus diberikan untuk menarik sampel darah dari lengan

    yang berlawanan di mana garis intravena dimasukkan, untuk mencegah

    kontaminasi dari sampel dengan cairan intravena. Atau, darah dapat

    diambil dari lengan yang sama dengan infus setelah infus telah dimatikan

    selama setidaknya 5 menit, dan lengan diangkat untuk menguras cairan

    infus jauh dari vena (Price, 2005).

    Arteri, kapiler dan darah vena memiliki kadar glukosa yang sebanding

    dalam individu berpuasa. Setelah makan tingkat vena agak lebih rendah

    dari darah kapiler atau arteri, sebuah perkiraan umum adalah sekitar 10%.

    Dua metode utama telah digunakan untuk mengukur glukosa. Yang

    pertama, masih digunakan di beberapa tempat adalah metode kimia

    mengeksploitasi properti nonspesifik mengurangi glukosa dalam reaksi

    dengan zat indikator yang berubah warna saat berkurang. Karena senyawa

    darah lainnya juga memiliki sifat mengurangi (misalnya, urea, yang dapat

    normal pada pasien uremik yang tinggi), teknik ini dapat menghasilkan

    pembacaan yang salah dalam beberapa situasi (5 sampai 15 mg / dl telah

    dilaporkan). Teknik yang lebih baru, menggunakan enzim khusus untuk

    glukosa, kurang rentan terhadap jenis kesalahan ini. Dua enzim yang

    paling umum digunakan adalah glukosa oksidase dan heksokinase.

    (Hartono, 2007)

    e. Glukometer (Easy Touch GCU Meter)

    1. Pengertian Glukometer dan Easy Touch GCU Meter

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    16/23

    23

    Glukometer merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui kadar

    glukosa di dalam darah. Glukometri adalah teknik untuk mendapatkan nilai

    konsentrasi glukosa dalam darah perifer atau sentral. Nilai pengukuran

    dinyatakan dalam mg/dl atau mmol memiliki nilai klinis yang penting

    untuk mengetahui adanya gangguan metabolisme seperti diabetes melitus,

    denutrisi, dan beberapa gangguan lain seperti koma hiperosmolar, sindrom

    malabsorbsi, dan hipoglikemia yaitu suatu keadaan dimana kadar glukosa

    lebih rendah dari nilai kadar normal (King, 2010).

    Easy Touch GCU Meter Blood glucose/Cholesterol/Uric Acid

    Multifunction Monitoring System adalah alat yang dirancang untuk

    memonitor kadar glukosa, kolesterol dan asam urat. Alat ini digunakan

    untuk memonitor kesehatan bagi orang-orang yang menderita diabetes,

    hiperkolesterolemia dan hiperuresemia (Users Manual Easy Touch GCU

    Meter, 2009).

    Gambar 3.Easy Touch GCU Meter, Anonim, 2011

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    17/23

    24

    2. Profil AlatEasy Touch GCUMeter

    Glukometer :Easy Touch GCU Meter

    Pembuat : Chiuan Rwey Enterprise

    Prinsip Kerja : Bioensor

    Kalibrasi : Plasma

    Rentang Pengukuran : 20-600 mg/dL

    Metode Pengambilan sampel : Tetes

    Waktu tes glukosa : 10 detik

    Jumlah sampel L : 4 L

    Tipe Sampel : Darah Kapiler

    Sumber Energi : Batre 1,5 V (AAA) x 2

    Nomor seri : 3010C035087

    Easy Touch GCU Blood glucose/Cholesterol/Uric Acid Multifunction

    Monitoring System dikemas dalam sebuah tas kecil, di dalam kemasan

    terdiri dari beberapa alat seperti :

    Easy Touch GCU Meter Alat penusuk (lancet device) Tes strip glukosa, tes strip kolesterol dan tes strip asam urat Buku penggunaanEasy Touch GCU Buku catatan Lanset Dua buah batre AAA (1,5 V)

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    18/23

    25

    3. Prinsip Kerja Glukometer

    Glukometer memiliki prinsip kerja biosensor. Biosensor pertama kali

    diperkenalkan oleh Clark dan Lyson pada tahun 1962. Biosensor

    merupakan gabungan dari bioreseptor dan transduser. Bioreseptor

    merupakan alat yang digunakan untuk menyensor kehadiran konsentrasi

    elemen biologi, misalnya, enzim, antibody, sel hidup, dan jaringan lainnya.

    Perangkat transduser berfungsi untuk mengubah sinyal biokimia menjadi

    sinyal listrik yang kemudian akan dibaca pada layar glukometer (Mayes,

    2001).

    Gambar 4. Prinsip kerja biosensor, Anonim, 2011

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    19/23

    26

    Gambar 5. Struktur Bioreseptor, Anonim, 2011

    Gambar 6. Reaksi spesifik glukosa, Anonim, 2011

    Menurut Whitaker (2009) untuk mengukur glukosa, terdapat tiga buah transduser

    berbeda yang dapat digunakan yaitu :

    1. Sensor oksigen, yang mengukur konsentrasi oksigen.2. Sensor PH, yang mengukur asam glukonik3. Sensor peroksidase, yang mengukur konsentrasi glukosa. Enzim glukosa

    oksidase yang digunakan pada reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi

    spesifik untuk glukosa, khususnya B-D glukosa

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    20/23

    27

    Reaksi kimia :

    Glukosa + O2 glukosa oksidase O-glukono--lakton + H2O2

    Kadar glukosa

    4. Langkah-langkah dalam MenggunakanEasy Touch GCU MeterHal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakanEasy Touch GCU

    Meter :

    Sebelum melakukan pengukuran glukosa darah selalu periksa kodenomor pada kartu yang sesuai dengan label nomor pada botol tes

    strip, bila kode nomor pada kartu tidak sesuai maka hasil yang

    didapatkan akan salah.

    Menulis dan mengingat kapan pertama kali botol tes strip dibukakarena strip tes baik untuk digunakan 3 bulan setelah pertama kali

    dibuka.

    Langkah-langkah penggunaanEasy Touch GCU Meter dalam mengukur

    kadar glukosa darah :

    1. Memasukkan kode nomor glukosa yang sesuai dengan kode yangtertera pada botol tes strip glukosa ke dalam celah kode yang

    berada di belakang alatEasy Touch GCU Meter.

    2. Mengambil satu strip tes glukosa dari botol.3. Memasukkan strip tes glukosa ke dalam celah strip yang ada pada

    alat, kemudian alat akan menampilkan nomor kode misalnya Glu

    6005. Kemudian akan muncul simbol

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    21/23

    28

    4. Meremas jari yang akan ditusuk dengan lanset kemudianmengusapnya dengan menggunakan alkohol, kemudian

    menusukkan lanset yang telah dimasukkan ke dalam alat penusuk

    (lancet device ) ke jari.

    5. Mengelap tetesan darah pertama kemudian teteskan tetesan darahberikutnya ke tes strip.

    6. Kemudian akan terdengar bunyi Beep. Alat akan segeramenghitung mundur 10 detik, kemudian akan menampilkan

    hasilnya di layar.

    7. Mengecek nilai kadar glukosa dengan kadar normal glukosa yangada di botol strip tes.

    8. Membuang strip tes yang telah digunakan

    5. Kelebihan dan Kekurangan Glukometer

    5.1Kelebihan Glukometer

    Menurut Reinauer et al., (2002) beberapa kelebihan glukometer

    diantaranya:

    Presisi tinggi Tidak memerlukan proses pemipetan Menggunakkan darah kapiler Harga yang relatif murah Mudah digunakan

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    22/23

    29

    5.2Kekurangan Glukometer

    Menurut Reinauer et al., (2002) beberapa kekurangan glukometer

    diantaranya:

    Interval pengukuran yang terbatas Ketidaktepatan pengukuran Kurangnya kompatibilitas dengan sampel kontrol Efek suhu menyebabkan hasil yang salah Lebih tinggi biaya bahan habis pakai Sampel darah yang dipakai harus cukup Alkohol dapat menyebabkan ketidakakuratan pengukuran Tes strip yang telah dibuka lebih dari 3 bulan maka akan

    menyebabkan hasil tidak akurat

    beberapa serat (larut atau tidak larut) adalah kimia karbohidrat. Makanan

    juga umumnya mengandung komponen-komponen yang mempengaruhi

    glukosa (gula dan lainnya) pencernaan; lemak, misalnya memperlambat

    proses pencernaan, bahkan untuk konstituen seperti makanan mudah

    ditangani sebagai pati. Menghindari efek makanan terhadap pengukuran

    glukosa darah adalah penting untuk hasil yang dapat diandalkan karena

    efek-efek yang sangat variabel.

    f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Gula DarahFaktorfaktor yang mempengaruhi kenaikan gula darah antara lain :

    - Kandungan serat dalam bahan makanan- Proses pencernaan

  • 7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt

    23/23

    30

    - Cara pemasakan- Ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan sebagai zat

    anti nutrient

    - Waktu makan dengan kecepatan lambat atau cepat- Peka tidaknya makanan