bab 1 kaspan baru

Upload: keyustisia

Post on 08-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    1/23

    KASUS PANJANG

    Trauma Okuli Non Perforans

    Oleh:

    Aditya Indra M 0!0"!00#$

    Thyi%ya K 0!0"!&0!"

    I'rahim (usuf NST !0$0"0!0"!#!00)

    Pem'im'in*:

    dr+ O%i Sofia+ S,+M

    -A.O/ATO/IUM I-MU KS1ATAN MATA

    2AKU-TAS K3OKT/AN UNI4/SITAS ./A5IJA(A

    /UMA1 SAKIT UMUM 3r+ SAI2U- AN5A/

    MA-ANG

    #0!&

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    2/23

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Trauma okuli merupakan trauma atau cedera yang terjadi pada mata

    yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata , kelopak mata dan

    rongga orbita, kerusakan ini akan memberikan penyulit sehingga menggangu

    fungsi mata sebagai indera penglihat (Sidharta,2000).

    Trauma okuli sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada anak

    dan dewasa muda, kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata

    yang parah. ecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan, cedera akibat olah raga,

    dan kecelakaan lalulintas merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan

    trauma mata.

    !re"alensi trauma okuli di #merika Serikat sebesar 2,$ juta pertahun dan

    sedikitnya setengah juta di antaranya menyebabkan kebutaan. %i dunia, kira&kira

    terdapat ', juta orang yang mengalami kebutaan, 2, juta mengalami

    penurunan fungsi penglihatan bilateral, dan '* juta mengalami penurunan fungsi

    penglihatan unilateral akibat trauma okuli. +erdasarkan jenis kelamin, beberapa

    penelitian yang menggunakan data dasar rumah sakit maupun data populasi,

    menunjukkan bahwa laki&laki mempunyai pre"alensi lebih tinggi (-,20'0).

    /nited States ye 1njury egistry (/S1) merupakan sumber informasi

    epidemiologi yang digunakan secara umum di #S. 3enurut data dari /S1,

    rata&rata umur orang yang terkena trauma okuli perforans adalah 2* tahun, dan

    laki&laki lebih sering terkena di banding dengan perempuan. 3enurut studi

    epidemiologi international, kebanyakan orang yang terkana trauma okuli

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    3/23

    perforans adalah laki&laki umur 24 sampai 0 tahun, sering mengkonsumsi

    alcohol, trauma terjadi di rumah.

    %alam makalah kasus panjang ini akan penulis laporkan sebuah laporan

    kasus mengenai pasien yang mengalami trauma okuli non perforans dengan

    hifema grade ' 5 iridodialisa akibat trauma mekanis (terkena karet ban) yang

    menjalani rawat inap diumah Sakit Syaiful #nwar 3alang.

    1.2 Tujuan

    Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah 6

    a. 3engetahui definisi trauma okuli non perforans.

    b. 3engetahui diagnosa trauma okuli non perforans.

    c. 3engetahui penatalaksanaan trauama okuli non perforans

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    4/23

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi an !i"iologi

    7ungsi mata tergantung dari pertahanan anatomi yang berhubungan

    antara palpebra, kornea, bilik mata depan, lensa, retina, otot&otot ekstraokuler

    dan saraf. erusakan permanen yang terjadi pada komponen diatas dapat

    menyebabkan penurunan bahkan dapat mengakibatkan kebutaan (1lyas, 200).

    7ungsi dari palpebra ada lah memberikan proteksi mekanis pada bola

    mata anterior, mensekresi bagian berminyak dari lapisan film air mata,

    menyebarkan film air mata ke konjungti"a dan kornea, mencegah mata kering

    dan memiliki puncta tempat air mata mengalir ke sistem drainase

    lakrimal(8aughn,200*).

    Gambar 1. anatomi dan histologi palperbra (Vaughn, 2009).

    onjungti"a atau selaput lendir mata adalah membran yang menutupi

    sklera dan kelopak bagian belakang. onjungti"a mengandung kelenjar musin

    yang bersifat membasahi bola mata terutama kornea dihasilkan oleh sel 9oblet.

    Terdapat tiga bagian konjungti"a yaitu : konjungti"a tarsal yang menutup tarsus,

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    5/23

    konjungti"a bulbi membungkus bulbi okuli serta menutupi sklera, dan konjungti"a

    forniks sebagai tempat peralihan konjungti"a tarsal dengan konjungti"a bulbi

    (anski,200;).

    Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata dibagian luar, yang

    hampir seluruhnya terdiri atas kolagen.

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    6/23

    >ensa adalah suatu struktur bikon"eks, a"askular tak berwarna dan

    hampir transparan. Tebalnya sekitar $ mm dan diameternya *mm. >ensa terletak

    dibelakang pupil yang dipegang didaerah ekuator pada badan siliar melalui

    ?onula ?inni. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf dilensa. >ensa

    mata mempunyai perana pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar

    dapat difokuskan didaerah makula lutea (ansky, 200;: 8augn, 200*).

    apis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam

    mempunyai susunan lapis sebanyak '0 lapis yang merupakan lapis membrane

    neurosensoris yang merubah sinar menjadi rangsangan kesaraf optik dan

    diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid

    sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina (ansky,

    200;: 8augn, 200*).

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    7/23

    2.2 De#ini"i

    Trauma okuli adalah trauma atau cedera yang terjadi pada mata yang

    dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan

    rongga orbita, kerusakan ini akan memberikan penyulit sehingga mengganggu

    fungsi mata sebagai indra penglihat (>ang,200).

    Trauma okuli non perforans merupakan trauma pada mata yang

    diakibatkan benda yang keras atau benda tidak keras dengan ujung tumpul,

    dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan cepat atau lambat

    sehingga terjadi kerusakan pada bola mata atau daerah sekitarnya (>ang,200).

    2.2 Kla"i#ika"i Trauma $kuli

    Bagan 1. lasifikasi trauma okuli menurut +TT(>ang, 200)

    Trauma mata terbagi 2 yaitu trauma okuli non perforans bila tidak

    menembus melewati struktur dinding bola mata (non-full thickness), dan trauma

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    8/23

    perforans bila melewati seluruh struktur dinding bola mata (full thickness)

    (hurana, 200;).

    Trauma oculi non perforans terbagi menjadi kontusio dan laserasi

    lamellar. !ada kontusio tidak terdapat luka pada permukaan bola mata. Trauma

    terjadi karena energi yang dibawa oleh objek, misalnya energi kinetik yang

    dibawa oleh benturan yang menyebabkan perubahan bentuk dari bola mata

    (hurana, 200;).

    Trauma oculi perforans terbagi menjadi laserasi dan ruptur bola mata.

    >aserasi merupakan luka pada seluruh dinding bola mata yaitu pada tempat

    yang terkena trauma, karena sebuah objek yang tajam dari luar (out @side in

    mechanism). >aserasi ini terdiri dari penetrasi, perforasi dari 17+. %ikatakan

    trauma penetrasi bila terjadi luka masuk dan prolaps dari isi mata sedangkan

    dikatakan trauma perforasi bila terjadi luka masuk dan luka keluar. Sedangkan

    ruptur bola mata karena luka pada seluruh dinding bola mata karena sebuah

    objek dari luar yang tumpul namun efek trauma dari objek bukan hanya pada

    fokal pada area yang bersentuhan tetapi pada daerah lain pada bola mata.

    nergi yang timbul dari objek tersebut menyebabkan penigkatan tekanan

    intraokuler sesaat sehingga dinding bola mata akan bergerak kearah titik yang

    paling lemah (hurana, 200;).

    2.% Pato#i"iologi

    2.%.1 Trauma non &er#oran"

    %imana dinding mata(sklera dan kornea) tidak memiliki cedera pada

    keseluruhan dindingnya tetapi ada kerusakan intraokuler. Terbagi menjadi

    2 yaitu 6

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    9/23

    ontusio 6 mengarah pada trauma non perforan yang diakibatkan dari

    trauma benda tumpul. erusakan mungkin terjadi pada tempat trauma

    atau tempat yang jauh.

    >aserasi lamellar 6 mengarah pada trauma non perforans yang

    mengenai hingga sebagian ketebalan dinding mata yang disebabkan

    oleh benda tajam atau benda tumpul (>ang, 200: hurana, 200;).

    2.%.2 Trauma &er#oran"

    %imana terdapat perlukaan yang mengenai seluruh lapisan pada

    sklera atau kornea atau keduanya. Terdiri dari 6

    uptur 6 kerusakan pada seluruh ketebalan dinding mata yang

    diakibatkan oleh benda tumpul. >uka muncul akibat peningkatan

    tekanan intraoculer yang jelas akibat mekanisme cedera masuk&keluar.

    >aserasi 6 erusakan pada seluruh ketebalan dinding mata yang

    diakibatkan oleh benda tajam. Terbagi atas yaitu luka penetrasi

    (laserasi yang berjumlah hanya satu pada dinding mata yang

    disebabkan oleh benda tajam), perforasi (terdapat dua laserasi pada

    seluruh ketebalan dinding mata (satu masuk dan satu keluar) pada

    dinding mata yang disebabkan oleh benda tajam. edua luka harus

    disebabkan oleh luka yang sama).

    +enda asing intraoculer 6 luka penetrasi dimana benda asingnya tetap

    tertinggal dalam mata (>ang, 200: hurana, 200;).

    2.' Etiologi

    Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah

    terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengkibatkan kebutaan. !ada

    mata dapat terjadi berbagai macam bentuk trauma.

    3acam&macam bentuk trauma 6

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    10/23

    3ekanik

    Trauma tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau bola bulu

    tangkis, membuka tutup botol tidak dengan alat.

    Trauma tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, dan peralatan

    pertukangan.

    imia

    Trauma kimia basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih

    lantai, kapur, lem.

    Trauma kimia asam, misalnya cuka, bahan asam&asam di laboratorium.

    adiasi

    Trauma termal,misalnya panas api, listrik, sinar la, sinar matahari

    Trauma bahan radio aktif, misalnya sinar radiasi (>ang, 200: hurana,

    200;).

    2.( )am*aran klini"

    9ejala klinis yang dapat terjadi pada trauma okuli antara lain6

    '. !erdarahan dari mata atau sekitarnya.

    2. 3emar pada sekitar mata.

    . !enurunan "isus dalam waktu yang mendadak.

    $. !englihatan ganda.

    4. 3ata berwarna merah.

    . Ayeri dan rasa menyengat pada mata.

    ;. Sakit kepala.

    B. 3ata terasa gatal dan ada yang mengganjal pada mata.

    *. 7otofobia (8aughn, 200*).

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    11/23

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    12/23

    '. iwayat penglihatan kabur

    2. iwayat penyakit mata

    . !engobatan mata

    $. iwayat operasi sebelumnya

    iwayat medis

    '. %iagnosis

    2. !engobatan

    . #lergi obat

    $. 7aktor resiko -18 dan hepatitis

    4. !emberian "aksin anti tetanus (ansky, 200;: >ang, 200:

    hurana, 200;).

    2., Pemerik"aan #i"ik

    %ilakukan pemeriksaan oftalmik lengkap termasuk pemeriksaan "isus,

    reaksi pupil, lapangan pandang, pergerakan otot&otot ekstraokuler, tekanan intra

    okuler, pemeriksaan slit lamp, funduskopi dan lain&lain.

    !emeriksaan slit lamp dapat dilakukan untuk melihat kedalam cedera

    disegmen anterior bola mata. Tes fluoresen digunakan untuk melihat defek epitel

    pada kornea. !emeriksaan tonometri perlu dilakukan untuk mengetahui tekanan

    bola mata. !emeriksaan fundus yang didilatasikan dengan oftalmoskop indirek

    penting untuk dilakukan untuk mengetahui adanya benda asing intraokuler

    (1lyas,200).

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    13/23

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    14/23

    BAB III

    LAP$/AN KASUS

    %.1 Ientita"

    Aama 6 Tn. S

    aki&laki

    /sia 6 2 tahun

    #lamat 6 %sn. !akisaji, 3alang

    !ekerjaan 6 tukang ban

    #gamaDSuku 6 1slamD

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    15/23

    %.2.' /i3a4at Pen4akit Teraulu

    iwayat penyakit mata6 !asien tidak pernah mengalami hal serupa

    sebelumnya. iwayat menggunakan kacamata sebelum muncul keluhan juga

    disangkal. iwayat penyakit sistemik6 %3 (&), -ipertensi (&)

    %.2.( /i3a4at Kontak

    iwayat kontak dengan penderita mata merah sebelumnya disangkal.

    %.2.+ Pemerik"aan !i"ik

    Sinekia posterior

    Iridodialisis

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    16/23

    %.2., iagno"i" kerja

    S trauma okuli non perforans dengan komplikasi

    20D20 5ISUS 20DB0 ph 20D$0

    P$SISI B6

    rthoporia

    )E/AKAN B6

    edema (&), spasme (&) PALPEB/A edema (&), spasme (5)

    C1 (&), !C1 (&) 7$NJUN7TI5A C1 (5), !C1 (5), jaringan

    fibro"ascular (5)

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    17/23

    -ifema gr 1

    1ridodialisa

    %.2.- /en8ana Diagno"i"

    8isus

    Slitlamp

    T1

    7unduskopi

    %.2. /en8ana tera&i

    +edrest semifowler position

    Artificial tears ed G ' S

    Tobroson ed mds B G ' S

    S# 'H ed G ' S

    #sam Traneksamat G '

    1.2.19 /en8ana 6onitoring

    eluhan subyektif

    8isus

    Tanda&tanda keradangan

    Tanda&tanda peningkatan tekanan intra okuli

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    18/23

    %.2.11 /en8ana euka"i

    3enjelaskan kepada pasien bahwa pada pasien terjadi trauma mata yag

    menyebabkan terjadinya lepasnya bagian iris pada mata dan mengakibatkan

    pandangan yang kabur pada pasien

    3enjelaskan pada pasien mengenai kemungkinan pendarahan ulang yang

    dapat terjadi pada 2&4 hari setelah trauma sehingga memerlukan pengawasan

    ketat dan dianjurkan beristirahat dengan posisi semifowler

    3emberitahu pasien untuk menjaga higiene dan menghindari menggosok&

    gosok mata dengan tangan atau jari tangan karena dapat berisiko terjadinya

    komplikasi infeksi dan memperparah kerusakan yang terjadi

    3enjelaskan kepada pasien mengenai terapi, tujuan terapi adalah mencegah

    terjadinya komplikasi pada mata pasien

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    19/23

    BAB I5

    PE6BAHASAN

    !asien berobat ke poliklinik mata SS# pada tanggal '

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    20/23

    mengendalikan tekanan bola mata dan dilaksanakan selama 2&4 hari. -ifema

    adalah keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu daerah

    di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek

    pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor a=ueus

    (cairan mata) yang jernih. %arah yang terkumpul di bilik mata depan biasanya

    terlihat dengan mata telanjang. alaupun darah yang terdapat di bilik

    mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan penglihatan. /mumnya hifema

    diakibatkan oleh karena trauma tumpul yang terjadi pada mata !ada mata kiri

    dan sebelumnya diberikan obat tetes mata tobroson B kali sehari. Tobroson

    merupakan kombinasi antibiotic broad spectrum dan deGamethasone. arena

    ada peradangan pada mata kanan,penggunakan steroid akan mensupresi

    perandangan. !enggunaan antibiotik adalah untuk mencegah infeksi sekunder.

    1 yang diberikan pada pasien ini adalah bahwa pasien harus bed rest

    selama 2&4 hari setelah trauma untuk mengurangi hifema pasien juga diberikan

    sikloplegik S# ' H. S# berfungsi mengurangi nyeri dan merelaksasi iris,S# juga

    menghindari terjadinya synecia.-arus 1 pada pasien bahwa penggunaan S#

    bisa menimbulkan silau dan kabur jika digunakan untuk jangka waktu yang

    lama.#sam traneGamat oral diberi kepada pasien untuk mengurangi nyeri.

    pasien diharapkan untuk menjaga higienitas dan rutin control, serta

    mengkonsumsi dan memakai obat yang diberikan sesuai pemakaian dan

    dosisnya.!asien juga harus dijelaskan bahwa komplikasi yang sering terjadi

    adalah synecia, glaukoma sekunder dan u"eitis. -arus dijelaskan ke pasien

    bahwa glukoma sekunder boleh terjadi akibat penyakit mata sebelumnya seperti

    dalam kasus ini pasien dengan riwayat trauma boleh terkena glukoma sekunder

    jika tekanan intra okuli tidak diatasi atau adanya pendarahan ulang. 9lukoma

    sekunder sering terjadi karena adanya perubahan di lensa, kelainan di u"ea ,

    trauma, bedah, rubeosis dan penggunaan obat steroid dalam jangka waktu

    panjang. omplikasi yang lain bisa terjadi adalah u"eitis. /"eitis adalah suatu

    radang pada u"ea mengenai hanya bagian depan jaringan u"ea atau selaput

    pelangi (iris) dan keadaan disebut iritis (Sidarta 20'). %alam kasus ini pasien ini

    terkena iridodialisis di mana irisnya terlepas dari posisi asalnya dan S# 'H diberi

    untuk merelaGisasi iris dan menhindari synekia.

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    21/23

    obat yang diberikan sesuai pemakaian dan dosisnya. !asien dinasihatkan

    segera ke rumah sakit jika terdapat komplikasi.

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    22/23

    BAB 5

    PENUTUP

    Telah dilaporkan suatu kasus mengenai S trauma okuli non perforans dengan

    komplikasi hifema gr 1 dan iridodialisa. %ari anamnesis dan pemeriksaan status

    oftalmologis pada pasien didapatkan hasil yang mendukung suatu diagnosis S

    trauma okuli non perforans dengan komplikasi hifema gr 1, iridodialisa.

    !enatalaksanaan pada pasien ini adalah bedrest dengan posisi semifowler

    selama 2&4 hari untuk mencegah terjadinya pendarahan ulang, Tobroson ed mds

    B G ' S untuk mengurangi inflamasi yang terjadi dan mencegah infeksi

    sekunder: S# 'H ed G ' Syang bertujuan mengurangi nyeri dan merelaksasi

    iris serta asam traneksamat G ' sebagai antifibrinolitik untuk mencegah

    pendarahan lebih lanjut dari hifema.

  • 7/22/2019 BAB 1 Kaspan Baru

    23/23