bab iii-iv kaliangkrik 17 apr 13 print

Upload: aiu-waw-wawin

Post on 10-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    1/34

    39

    BAB III

    IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

    A. Analisis Hasil

    Dari hasil kegiatan Januari Maret 2013 di Puskesmas Kaliangkrik, Berdasarkan

    SPM (Standart Pelayanan Minimal) ditemukan masalah sbb :

    Tabel 14. Identifikasi Masalah dan Besarnya Masalah Pada Bulan Januari Maret

    2013 di Puskesmas Kaliangkrik

    No. Masalah Tingkat

    Pencapaian (%)

    Besar

    Masalah (%)

    1. Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate 0 100

    2. P2 ISPA

    Cakupan pneumonia balita yang ditangani

    12,2 87,8

    3. Cakupan susp TB paru 19,4 80,04. BBLR yang ditangani 26 74

    5. Neonatal risti yang ada/ ditemukan 29 71

    6. Neonatal risti yang ditangani / dirujuk 36 64

    7. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 44 56

    8. Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk 56 44

    9. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 66 34

    10. Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) 74 26

    11. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 81 19

    12. Cakupan kunjungan neonatus Kn3 82 18

    13. Imunisasi BCG 85 15

    14. Imunisasi DPT 1 85 15

    15. Imunisasi polio 1 87 13

    16. Imunisasi campak 87 1317. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 87 13

    18. Jumlah bumil yang mendapat TT 2 88,5 11,5

    19. Cakupan kunjungan bumil (K1) 97 3

    B. Prioritas Masalah

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    2/34

    Dari permasalahan yang ada di Puskesmas Kaliangkrik, ditentukan prioritas

    masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif yaitu dengan 4 kelompok

    kriteria.

    Berdasarkan metodeHanlon Kuantitatifprioritas masalah sebagai berikut:

    1. Besarnya Masalah (Kriteria A)

    Besarnya masalah dilihat dari besarnya masalah terhadap prosentase

    pencapaian ( 100% - skor pencapaian ).

    Menghitung Kelas dan Interval

    K = 1+3,3 log 19 = 5,21 pembulatan menjadi 5 kelas

    = (100-3)/ 5

    = 19 interval 19

    Tabel 15. Besar Masalah Pada Bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas

    Kaliangkrik

    No Masalah kesehatan Kelas I

    3-21

    (1)

    Kelas II

    22-40

    (2)

    Kelas III

    41-59

    (4)

    Kelas IV

    60-78

    (6)

    Kelas V

    >78

    (8)

    Nilai

    1. Penemuan kasus TB BTA+ /case

    detection rate

    X 8

    2. P2 ISPA

    Cakupan pneumonia balita yang

    ditangani

    X 8

    40

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    3/34

    3. Cakupan susp TB paru X 8

    4. BBLR yang ditangani X 6

    5. Neonatal risti yang ada/

    ditemukan

    X 6

    6. Neonatal risti yang ditangani /

    dirujuk

    X 6

    7. Ibu hamil dengan komplikasi yg

    ditangani

    X 4

    8. Ibu hamil dengan resiko tinggi

    yang dirujuk

    X 4

    9. Cakupan kunjungan ibu hamil

    (K4)

    X 2

    10. Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) X 2

    11. Pertolongan persalinan oleh

    tenaga kesehatan

    X 1

    12. Cakupan kunjungan neonatus

    Kn3

    X 1

    13. Imunisasi BCG X 1

    14. Imunisasi DPT 1 X 1

    15. Imunisasi polio 1 X 1

    16. Imunisasi campak X 1

    17. Cakupan kunjungan neonatus(Kn2)

    X 1

    18. Jumlah bumil yang mendapat TT

    2

    X 1

    19. Cakupan kunjungan bumil (K1) X 1

    2. Kegawatan masalah (Kriteria B) dengan bobot 1-4

    Penilaian kriteria ini lebih bersifat subjektif. Tentukan 3 faktor tingkat

    kegawatan :

    1. Tingkat kegawatan yang menyebabkan kematian, kecacatan

    2. Tingkat urgensi atau mendesak

    3. Biaya

    41

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    4/34

    Tingkat Kegawatan dengan bobot 4 :

    - Sangat ganas : 4

    - Ganas : 3

    - Kurang ganas : 2

    - Tidak ganas : 1

    Tingkat Urgensi dengan bobot 4 :

    - Sangat mendesak : 4

    - Mendesak : 3

    - Kurang mendesak : 2

    - Tidak mendesak : 1

    Tingkat Biaya dengan bobot 4 :

    - Sangat murah : 4

    - Murah : 3

    - Mahal : 2

    - Sangat mahal : 1

    42

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    5/34

    Tabel 16. Kegawatan Masalah Pada Bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas

    Kaliangkrik

    No Masalah Kesehatan Keganasan Urgency Biaya yang

    dikeluarkan

    Jumlah

    1 2 3 4 5

    1. Penemuan kasus TB BTA + / case

    detection rate

    3 2 4 9

    2. P2 ISPA

    Cakupan pneumonia balita yg

    ditangani

    2 3 4 9

    3. Cakupan susp TB paru 3 2 4 94. BBLR yg ditangani 3 4 4 11

    5. Neonatal risti yang ada/ ditemukan 3 4 4 11

    6. Neonatal risti yang ditangani / dirujuk 4 4 4 12

    7. Ibu hamil dengan komplikasi yang

    ditangani

    3 3 4 10

    8. Ibu hamil dengan resiko tinggi yang

    dirujuk

    3 4 4 11

    9. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 2 3 3 8

    10 Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) 3 3 3 9

    11 Cakupan pertolongan persalinan oleh

    tenaga kesehatan

    2 2 4 8

    12 Cakupan kunjungan neonatus Kn3 2 2 4 8

    13 Imunisasi BCG 1 3 4 8

    14 Imunisasi DPT 1 1 3 4 8

    15 Imunisasi polio 1 1 3 4 8

    16 Imunisasi campak 1 3 4 8

    17 Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 3 3 3 9

    18 Jumlah bumil yang mendapat TT 2 2 2 4 8

    19 Cakupan kunjungan bumil (K1) 2 3 3 10

    C. Kemudahan Dalam Penanggulangan

    43

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    6/34

    Menilai masalah tersebut dalam penanggulangan tentang keberadaan sumber

    daya (tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas kesehatan, dll), teknologi yang digunakan

    tersedia, dan kemampuan serta kemudahan menyelesaikan masalah.

    Makin sulit penanggulangan skor makin kecil

    1 2 3 4

    Sangat sulit Sangat mudah

    ditanggulangi ditanggulangi

    Dengan bobot 4, dimana :

    - Sangat mudah : 4

    - Mudah : 3

    - Sulit : 2

    - Sangat sulit : 1

    Tabel 17. Kemudahan Penanggulangan Pada Bulan Januari Maret 2013 di

    Puskesmas Kaliangkrik

    No Masalah 1 2 3 4 5 6 7 MEAN

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    1. Penemuan kasus TB BTA + / case

    detection rate4 4 4 4 4 3 3 3,71

    2. P2 ISPA

    Cakupan pneumonia balita yang

    ditangani

    3 3 4 3 3 3 3 3,14

    3. Cakupan susp TB paru2 4 4 4 2 4 2 3,14

    4. BBLR yang ditangani 2 2 2 2 3 3 3 2,42

    5. Neonatal risti yang ada/ ditemukan 2 2 2 2 2 2 3 2,14

    6. Neonatal risti yang ditangani /

    dirujuk2 2 2 2 2 3 3 2,28

    7. Ibu hamil dengan komplikasi yang 3 3 2 2 2 2 2 2,28

    44

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    7/34

    ditangani

    8. Ibu hamil dengan resiko tinggi yang

    dirujuk 2 2 2 2 2 3 3 2,28

    9. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 2 3 4 4 4 4 2 3,28

    10. Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) 2 2 2 2 3 3 2 2,28

    11. Cakupan pertolongan persalinan oleh

    tenaga kesehatan3 3 2 4 3 4 2 2,71

    12. Cakupan kunjungan neonatus Kn3 2 3 3 2 3 4 2 2,71

    13. Imunisasi BCG 2 2 3 3 3 4 2 2,71

    14. Imunisasi DPT 1 3 3 3 2 2 2 3 2,57

    15. Imunisasi polio 1 2 3 3 3 2 2 2 2,42

    16. Imunisasi campak2 2 2 3 3 3 2 2,42

    17. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 3 3 3 4 3 3 3 3,14

    18. Jumlah bumil yang mendapat TT 2 2 3 4 4 4 4 2 3,28

    19. Cakupan kunjungan bumil (K1) 3 3 3 4 3 3 3 3,14

    D. Pearl Faktor

    Faktor yang saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan,

    faktor-faktor tersebut :

    a. Kesesuaian (Propiety)

    b. Ekonomi murah (Economic)

    c. Dapat diterima (Acceptability)

    d. Tersedianya sumber (Refek samping obaturces availability)

    Tabel 18. Pearl Faktor Pada Bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas

    Kaliangkrik

    45

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    8/34

    No Masalah P E A R L Hasil

    Perkalian

    1 2 3 4 5 6 7

    1. Penemuan kasus TB BTA + / case

    detection rate

    1 1 1 1 1 1

    2. P2 ISPA

    Cakupan pneumonia balita yang

    ditangani

    1 1 1 1 1 1

    3. Cakupan susp TB paru 1 1 1 1 1 1

    4. BBLR yang ditangani 1 1 1 1 1 1

    5. Neonatal risti yang ada/ ditemukan 1 1 1 1 1 1

    6. Neonatal risti yang ditangani /

    dirujuk

    1 1 1 1 1 1

    7. Ibu hamil dengan komplikasi yang

    ditangani

    1 1 1 1 1 1

    8. Ibu hamil dengan resiko tinggi yang

    dirujuk

    1 1 1 1 1 1

    9. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 1 1 1 1 1 1

    10. Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam) 1 1 1 1 1 1

    11. Cakupan pertolongan persalinan oleh

    tenaga kesehatan

    1 1 1 1 1 1

    12. Cakupan kunjungan neonatus Kn3 1 1 1 1 1 1

    13. Imunisasi BCG 1 1 1 1 1 1

    14. Imunisasi DPT 1 1 1 1 1 1 1

    15. Imunisasi polio 1 1 1 1 1 1 1

    16. Imunisasi campak 1 1 1 1 1 1

    17. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) 1 1 1 1 1 1

    18. Jumlah bumil yang mendapat TT 2 1 1 1 1 1 1

    19. Cakupan kunjungan bumil (K1) 1 1 1 1 1 1

    Setelah nilai A,B,C dan D didapat kemudian dimasukkan dalam formula sebagai

    berikut :

    46

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    9/34

    Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A + B) x C

    Nilai Prioritas Total (NPT) = (A + B) x C x D

    Tabel 19. Nilai Prioritas Masalah Pada Bulan Januari - Maret 2013 di Puskesmas

    Kaliangkrik

    47

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    10/34

    48

    NoMasalah

    Nilai

    A

    Nilai

    B

    Nilai

    CNPD

    Nilai

    DNPT Rangking

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Penemuan kasus TB BTA

    + / case detection rate5 9 3,71 51,94 1 51,94 I

    2 P2 ISPA

    Cakupan pneumonia

    balita yang ditangani

    5 9 3,14 33,26 1 33,26 II

    3 Cakupan susp TB paru5 9 3,14 33,26 1 33,26 II

    4 BBLR yang ditangani4 11 2,42 30,62 1 30,62 VIII

    5 Neonatal risti yang ada/ditemukan 4 11 2,14 27,54 1 27,54 XI

    6 Neonatal risti yang

    ditangani / dirujuk 4 12 2,28 31,36 1 31,36 VI

    7 Ibu hamil dg komplikasi

    yang ditangani 3 10 2,28 29,64 1 29,64 IX

    8 Ibu hamil dg resiko tinggi

    yang dirujuk3 11 2,28 31,92 1 31,92 V

    9 Cakupan kunjungan ibu

    hamil (K4)2 8 3,28 32,8 1 32,8 IV

    10 Cakupan Kn1 (lahir 6-48

    jam) 2 9 2,28 25,08 1 25,08 XII

    11 Cakupan pertolongan

    persalinan oleh tenaga

    kesehatan

    1 8 2,71 24,39 1 24,39 XIII

    12 Cakupan kunjungan

    neonatus Kn3 1 8 2,71 24,39 1 24,39 XIII

    13 Imunisasi BCG1 8 2,71 24,39 1 24,39 XIII

    14 Imunisasi DPT 1

    1 8 2,57 23,13 1 23,13 XIV15 Imunisasi polio 1 1 8 2,42 21,78 1 21,78 XV

    16 Imunisasi campak1 8 2,42 21,78 1 21,78 XV

    17 Cakupan kunjungan

    neonatus (Kn2)1 9 3,14 31,4 1 31,4 VII

    18 Jumlah bumil yang

    mendapat TT 2 1 8 3,28 29,52 1 29,52 X

    19 Cakupan kunjungan bumil

    (K1)1 10 3,14 34,54 1 34,54 III

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    11/34

    E. Penentuan Prioritas Masalah dengan Hanlon Kuantitatif

    Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif, didapatkan 19

    masalah dengan urutan sebagai berikut :

    1. Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate

    2. P2 ISPA (cakupan pneumonia balita yang ditangani)

    3. Cakupan suspek TB paru

    4. Cakupan kunjungan bumil (K1)

    5. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)

    6. Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk

    7. Neonatal risti yang ditangani / dirujuk

    8. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)

    9. BBLR yang ditangani

    10. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani

    11. Jumlah bumil yang mendapat TT 2

    12. Neonatal risti yang ada/ ditemukan

    13. Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam)

    14. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

    15. Cakupan kunjungan neonatus Kn3

    16. Imunisasi BCG

    17. Imunisasi DPT 1

    18. Imunisasi polio 1

    19. Imunisasi campak

    49

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    12/34

    Setelah dikonfirmasikan kepada Kepala Puskesmas Kaliangkrik,

    masalah yang dipilih adalah P2 ISPA (cakupan pneumonia balita yang

    ditangani).

    F. Analisis Penyebab Masalah

    Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh, digunakan

    pendekatan sistem yang meliputi input, proses, lingkungan, serta QA yang

    meliputisimple problem dan complex problem.

    Gambar 2. Pendekatan sistem manajemen mutu

    G. Menentukan Penyebab

    Untuk menganalisa penyebab masalah menejemen secara menyeluruh, digunakan

    pendekatan system yang meliputi : Input, Proses, Output, Lingkungan, serta QA

    yang meliputi Simple problem dan Complex problem.

    50

    Lingkungan

    Input Proses Output Outcome Impact

    5 M P1 P2 P3

    Simple problemComplex problem

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    13/34

    1. Pendekatan Sistem

    Berdasarkan hasil urutan prioritas masalah dengan menggunakan metode

    Hanlon Kuantitatif, kami mengkonfirmasikan kepada pihak Puskesmas

    Kaliangkrik dengan menggunakan analisis pendekatan sistem :

    a. Input(Man, Money, Material, Methode, Machine)

    b. Proses (P1,P2,P3)

    c. Faktor lingkungan

    Tabel 20. Kemungkinan Penyebab Rendahnya Cakupan Balita dengan Pneumonia

    yang ditemukan atau ditangani pada bulan Januari-Maret 2013 di

    Puskesmas Kaliangkrik.

    NoVariable Komponen Kelemahan

    1 2 3

    1 Input Man Rangkap pekerjaan

    Jarangnya pelatihan teknis pneumonia pada balitaMoney Tidak ada pendanaan khusus untuk program pneumonia

    pada balita

    Methode Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal.

    Material Tidak ada masalah: Puskesmas memiliki obat-obatan

    yang sesuai untuk pneumonia pada balita

    Machine Uji standarisasi dan perawatan peralatan belum

    dilakukan secara rutin

    2 Proses P1 Tidak ada masalah

    P2 Tidak ada masalah

    P3 Evaluasi belum optimal

    3 Lingkungan Tidak ada masalah

    2. Mutu Pelayanan

    Dalam menilai mutu pelayanan Puskesmas dilakukan simple

    problem dan complex problem. Pada simple problem kami menggunakan

    51

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    14/34

    Standart Operating Prosedure (SOP), sedangkan complex problem kami

    menggunakan observasi dan wawancara kepada pasien terhadap 9 dimensi

    mutu.

    a. Simple problem

    Tabel 21. Daftar tilik kepatuhan petugas kesehatan terhadap prosedur

    pemeriksaan di BP umum (Simple problem pemeriksaansimple problem

    dilakukan melalui observasi)

    NoInput Ya Tidak

    Pencapaian

    %

    1 2 3 4

    1 Apakah tersedia ruang BP yang representative dan bersih? 5 100%

    2 Apakah tersedia meja periksa ? 5 100%

    3 Apakah tersedia kursi pasien? 5 100%

    4 Apakah tersedia bed periksa? 5 100%5 Apakah tersedia tensimeter? 5 100%

    6 Apakah tersedia thermometer suhu? 5 100%

    7 Apakah tersedia stetoskop? 5 100%

    8 Apakah tersedia alat pengukur nadi atau RR? 5 100%

    9 Apakah tersedia lampu senter? 5 100%

    10 Apakah tersedia timbangan injak dengan mistar? 5 100%

    11 Apakah tersedia buku registrasi rawat jalan? 5 100%

    12 Apakah dokter dan perawat sebagai tugas pemeriksa? 5 100%

    Proses

    1 Apakah petugas mempersiapkan sarana dan prasarana

    sebelum pelayanan BP dimulai?5 100%

    2 Apakah pelayanan di BP dimulai jam 8? 5 100%3 Apakah petugas memanggil pasien sesuai urutan daftar? 5 100%

    4 Apakah petugas mempersilahkan duduk di kursi pasien? 5 100%

    5 Apakah petugas membaringkan pasien di bed pasien

    apabila kondisi pasien tidak memungkinkan?5 100%

    6 Apakah petugas menanyakan keluhan utama pasien? 5 100%

    7 Apakah petugas pasien menanyakan sejak kapan pasien

    sakit?5 100%

    52

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    15/34

    8 Apakah petugas menanyakan lamanya sakit yang diderita

    pasien?5 100%

    9 Apakah petugas menanyakan kualitas sakit pasien? 5 100%

    10 Apakah petugas menanyakan frekuensi atau kuantitas

    penyakit pasien?5 100%

    11 Apakah petugas menanyakan factor yang memperberat dan

    memperingan?5 100%

    12 Apakah petugas menanyakan gejala lain yang menyertai

    sakit pasien?5 100%

    13 Apakah petugas mengukur tensi setiap pasien dewasa? 5 100%

    14 Apakah petugas mengukur nadi pasien? 5 100%

    15 Apakah petugas mengukur RR pasien? 5 100%

    16 Apakah petugas mengukur suhu badan pasien? 5 100%

    17 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik lengkap

    untuk semua pasien?5 100%

    18 Apakah petugas menulis diagnosis atau kode diagnosis? 5 100%19 Apakah petugas menulis resep obat sesuai dengan jenis

    penyakit pasien?5 100%

    20 Apakah petugas memberikan penjelasan tentang sakit ytang

    diderita pasien?5 100%

    21 Apakah petugas memberi penjelasan tentang pemakaian,

    khasiat dan EFEK SAMPING OBAT pada pasien?3 2 60%

    22 Apakah petugas mencatat data kasus baru, lama dan

    kunjungan kasus pasien?5 100%

    23 Apakah petugas mencatat hasil pemeriksaan dan

    pengobatan pada status?5 100%

    24 Apakah petugas merujuk pasien ke laboratorium / RS

    apabila perlu?5 100%

    25 Apakah petugas mencatat kunjungan pada register rawat

    jalan / BP umum5 100%

    26 Apakah petugas menutup pelayanan BP umu jam 11? 5 100%

    Output

    1 Apakah semua pasien terlayani sesuai kebutuhan? 5 100%

    2 Apakah pasien dan pengantar puas dengan pelayanan yang

    diberikan?5 100%

    3 Apakah pasien atau pengantar faham dengan penjelasan

    petugas?5 100%

    4 Apakah tersedia jumlah pasien yang dilayani di BP umum? 5 100%

    53

    CR = Jumlah jawaban ya x 100%

    Jumlah ya + tidak

    CR = 202x 100%

    210

    = 96,19%

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    16/34

    Dari datasimple problem diatas didapati presentasenya 96,19% atau >80% sehingga

    secara keseluruhan kepatuhan petugas terhadap SOPsudah memenuhi standar.

    b. Complex problem

    Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat

    pendekatan Complex Problem, yaitu dengan menggunakan 9 dimensi mutu.

    Kuesioner ditanyakan pada 5 pasien yang berkunjung di Puskesmas.

    Berikut ini adalah daftar inventarisasi pendapat yang merupakan masalah

    berdasarkan instrumen jaminan mutu.

    Tabel 22. Daftar Pertanyaan Dimensi Mutu

    No Dimensi Pertanyaan

    1 Technical

    Competence

    1. Petugas yang bertugas di pelayanan kesehatan yang Anda kunjungi

    berada di tempatnya pada saat jam kerja berlangsung?

    2. Petugas di loket pendaftaran melayani Anda dengan cekatan?

    3. Dokter mampu menjelaskan penyakit dan obat yang diberikan kepada

    Anda?

    2 Access to

    Service

    1. Jarak pelayanan kesehatan dengan rumah anda mudah dijangkau?

    2. Apakah biaya berobat ke Puskesmas cukup murah?

    3. Kondisi jalan menuju tempat pelayanan kesehatan dari rumah Andasudah beraspal?

    54

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    17/34

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    18/34

    9 Informasi 1. Apakah penjelasan dokter dan petugas kesehatan Puskesmas mengenai

    penyakit anda dapat diterima dengan cukup jelas?

    2. Apakah informasi pengobatan yang diberikan dokter Puskesmas dapat

    diterima pasien?

    3. Apakah setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan

    dokter di Puskesmas ini dapat diterima dengan baik oleh pasien?

    Tabel 23. Hasil Pertanyaan Dimensi Mutu (Complex problem)

    No. Masalah Mutu No P1 P2 P3 P4 P5 Total

    PencapaianY T Y T Y T Y T Y T

    1. Technical

    Competence

    A X X X X X 100%

    B X X X X X 100%

    C X X X X X 100%

    2. Access to Service A X X X X X 100%

    B X X X X X 100%

    C X X X X X 100%

    3. Effectiveness A X X X X X 100%

    B X X X X X 100%

    C X X X X X 100%

    4. Efficience A X X X X X 100%

    B X X X X X 100%

    C X X X X X 100%

    5. Interpersonal

    Relation

    A X X X X X 100%

    B X X X X X 100%

    C X X X X X 100%

    6. Continuity A X X X X X 100%

    B X X X X X 40%

    C X X X X X 100%

    7. Safety A X X X X X 100%

    B X X X X X 100%

    C X X X X X 100%8. Ameinitis A X X X X X 100%

    B X X X X X 100%

    C X X X X X 100%

    9. Informasi A X X X X X 100%

    B X X X X X 100%

    C X X X X X 100%

    56

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    19/34

    Tidak ada pendanaan

    khusus untuk program

    pneumonia pada balitaJarangnya

    pelatihan teknis

    pneumonia pada

    Yang bermasalah dalam dimensi mutu adalah continuitinya dimana petugas

    tidak melakukan kegiatan luar gedung secara rutin.

    Konfirmasi Penyebab masalah

    Setelah dikonfirmasi dengan Kepala Puskesmas Kaliangkrik, maka

    didapatkan penyebab masalah antara lain :

    1. Rangkap pekerjaan

    2. Jarangnya pelatihan teknis pneumonia pada balita

    3. Tidak ada pendanaan khusus untuk program pneumonia pada balita

    4. Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal.

    5. Uji standarisasi dan perawatan peralatan belum dilakukan secara rutin

    6. Evaluasi belum optimal

    H. Prioritas Penyebab Masalah

    Keenam masalah ini dapat pula ditelusuri dengan menggunakan fish bone

    analysis. Masalah - masalah tersebut selanjutnya akan diurutkan berdasarkan prioritas

    dengan menggunakanpaired comparison.

    Diagram 1. Fish Bone

    57

    Money Man

    Sudah ada SOP,

    tetapi sosialisasi

    belum maksimal

    Uji standarisasi dan

    perawatan peralatan

    belum dilakukan

    secara rutin

    Rangkap pekerjaan

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    20/34

    Tabel 24. Paired Comparison

    Table 25. Penyebab Masalah pada bulan Januari Maret 2013 di Puskesmas

    Kaliangkrik

    NoPenyebab Masalah Frekuensi Persen

    Jumlah

    Kumulatif

    Persen

    Kumulatif

    1 2 3 4 5

    1. Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal. 5 33,33% 5 33,33%

    2. Rangkap pekerjaan 4 26,67% 9 60%

    58

    1 2 3 4 5 6 Total horizontal

    1 1 1 4 1 1 4

    2 2 4 2 6 2

    3 4 3 6 14 4 4 5

    5 6 0

    6 3

    Machine

    Cakupan Balita denganpneumonia yang ditangani

    sebesar 12,2% padaJanuari-Maret 2013 diPuskesmas Kaliangkrik

    dari target 100 %

    Machine

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    21/34

    3. Evaluasi belum optimal 3 20% 12 80%

    4. Jarangnya pelatihan teknis pneumonia pada balita 2 13,33% 14 93,33%

    5.

    Tidak ada pendanaan khusus untuk program pneumonia pada

    balita 1 6,67% 15 100%

    6.Uji standarisasi dan perawatan peralatan belum dilakukan

    secara rutin0 0% 15 100%

    Diagram 2. Diagram Pareto

    Dari hasil analisa Pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi 3 penyebab masalah

    dari 6 penyebab masalah, dianggap sebagai penyebab masalah yaitu :

    1. Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal.

    59

    Penyebab

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    22/34

    2. Rangkap pekerjaan

    3. Evaluasi belum optimal

    I. Alternatif pemecahan masalah

    Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan masalah yang

    dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

    Tabel 26. Aletrnatif Pemecahan Masalah pada bulan Januari Maret 2013 di

    Puskesmas Kaliangkrik

    NoPenyebab Alternatif Pemecahan Masalah

    1 2

    1. Sudah ada SOP, tetapi

    sosialisasi belum maksimal

    Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan

    SOP pneumonia pada balita

    2. Rangkap pekerjaan Mengadakan rapat untuk menyusun kembalistruktur organisasi dan menambah jumlah tenaga

    kerja sesuai dengan kebutuhan

    3. Evaluasi belum optimal Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah

    kegiatan pneumonia pada balita.

    mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di

    dalam P2M untuk membahas pencapaian cakupan

    balita dengan pneumonia

    Dari tabel di atas, dapat disimpulkan alternatif pemecahan masalah, sebagai

    berikut:

    1. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita

    2. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan

    menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

    60

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    23/34

    3. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan

    4. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk

    membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia.

    J. Proses Pengambilan Keputusan

    Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria

    keinginan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

    1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan

    2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan

    3. Menetapkan bobot kriteria keinginan

    4. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk mencapai

    tujuan

    5. Skoring alternatif pemecahan masalah dengan cara :

    a. Memakai kriteria mutlak

    b. Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan sedangkan yang lulus

    dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan. Matriks kriteria keinginan

    adalah:

    1) Setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan yang

    ada

    2) Angka nilai setiap alternatif tidak boleh melebihi bobot kriteria yang

    bersangkutan

    61

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    24/34

    3) Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan keputusan

    sementara

    6. Menetapkan keputusan sementara

    7. Menetapkan konsekuensi

    8. Menentukan keputusan tetap dengan mempertimbangkan

    Langkah-Langkah

    1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan

    Tabel 27.Tujuan dan sasaran alternatif pemecahan masalah

    NoPenyebab Tujuan Sasaran Alternatif Pemecahan Masalah

    1 2 3 4

    1. Sudah ada SOP,

    tetapi

    sosialisasi

    belummaksimal

    Agar petugas

    kesehatan memahami

    dan megaplikasikanSOP dengan benar

    Petugas

    kesehatan

    Mengadakan rapat tentang

    sosialisasi pelaksanaan SOP

    pneumonia pada balita

    32

    .

    Rangkap

    pekerjaanUntuk

    mengoptimalkan

    kinerja para petugas

    kesehatan

    Petugas

    Kesehatan

    Mengadakan rapat untuk

    menyusun kembali struktur

    organisasi dan menambah

    jumlah tenaga kerja sesuai

    dengan kebutuhan

    3. Evaluasi belum

    optimal

    Untuk meningkatkan

    kedisiplinan

    petugas kesehatan

    dalam proses

    pelaksanaan

    kegiatan

    Memastikan kegiatan

    tidak menyimpang

    dari tujuan dan

    SOP serta

    meningkatkan

    mutu kinerja

    Kepala

    Puskesmas

    dan

    penanggung

    jawab

    program

    Melakukan monitoring

    sebelum, saat dan setelah

    kegiatan pneumonia pada

    balita.

    Mengadakan kegiatan

    koordinasi lintas program di

    dalam P2M untuk membahas

    pencapaian cakupan balita

    dengan pneumonia

    62

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    25/34

    petugas kesehatan

    2. Menentukan Kriteria Mutlak dan Kriteria Keinginan

    a. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

    1) Dana yang akan digunakan

    2) Tenaga kesehatan yang tersedia

    3) Waktu

    4) Persiapan

    5) Metode yang sederhana

    b. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

    1) Efektif

    2) Efisien

    3) Teknik pelaksanaan mudah

    4) Berkesinambungan

    5) Peran serta masyarakat

    3. Menentukan bobot kriteria keinginan

    Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

    a. Efektif : bobot 10

    b. Efisien : bobot 9

    c. Teknik pelaksanaan mudah : bobot 8

    d. Berkesinambungan : bobot 7

    e. Peran serta masyarakat : bobot 6

    63

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    26/34

    4. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk mencapai

    tujuan :

    a. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia

    pada balita

    b. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan

    menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

    c. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan

    d. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk

    membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia.

    Tabel 28. Kriteria mutlak

    Kriteria

    Alternatif

    Dana Tenaga Waktu L/TL

    A 1 1 1 L

    B 1 1 1 L

    C 1 1 1 L

    D 1 1 1 L

    Keterangan :

    0 : tidak

    1 : ya

    Berdasarkan hasil skoring kriteria mutlak, maka alternatif pemecahan masalah

    dinyatakan semua lulus, yaitu

    1. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia

    pada balita

    64

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    27/34

    2. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan

    menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

    3. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan pneumonia

    pada balita

    4. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk

    membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia

    Tabel 29. Kriteria keinginan

    No

    AlternatifEfektif Efisien

    Teknik

    Pelaksanaan

    Mudah

    Berkesinambu

    ngan

    Peran Serta

    Masyarakat

    (10) (9) (8) (7) (6)

    1 A 10x10 = 100 8x9 = 72 8x8 = 64 6x7 = 28 1x6 = 6 270

    2 B 10x10 = 100 7x9 =63 5x8 = 40 1x7 = 7 1x6 = 6 216

    3 C 8x10 = 80 7x9 = 63 5x8 = 40 3x7 = 21 1x6 = 6 210

    4 D 9x10 = 90 8x9 = 72 4x8 = 32 7x7 = 49 3x6 = 18 261

    Keterangan :

    a. Efektif : bobot 10

    b. Efisien : bobot 9

    c. Teknik pelaksanaan mudah : bobot 8

    d. Berkesinambungan : bobot 7

    e. Peran serta masyarakat : bobot 6

    Berdasarkan hasil skoring kriteria keinginan didapatkan hasil sebagai berikut:

    65

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    28/34

    1. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita

    2. Mengadakan kegiatan lintas program di dalam P2M untuk membahas pencapaian

    cakupan balita dengan pneumonia

    3. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan menambah

    jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

    4. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan pneumonia pada balita

    Keputusan sementara dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan

    didapatkan hasil untuk sementara digunakan alternatif pemecahan masalah yaitu :

    1. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia

    pada balita

    2. Mengadakan kegiatan lintas program di dalam P2M untuk membahas

    pencapaian cakupan balita dengan pneumonia

    3. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi dan

    menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

    4. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan pneumonia

    pada balita

    Tabel 30. SWOT

    No. Variabel Strength Weakness Opportunities Threat

    1 2 3 4 5

    1 Man Sosialisasi mudah

    dijalankan karena

    petugas kesehatan

    ikut berpartisipasi

    Petugas

    kesehatan

    kurang

    memahami

    maksud

    Seluruh petugas

    kesehatan dapat

    memahami dan

    melaksanakan

    SOPdengan benar

    Kurangnya minat dan

    partisipasi dari

    petugas kesehatan

    66

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    29/34

    dari SOP

    itu sendiri

    2 Materia

    l

    Sudah adanya SOP Tidak tahu

    tempat

    penyimpanan

    SOP

    Dapat

    mempermudah

    proses sosialisasi

    Pelaksanaan SOP

    pneumonia pada

    balita tidak

    digunakan secara

    maksimal

    3 Money Sudah adanya

    anggaran dari

    Puskesmas

    Pencairan dana

    tidak tepat

    waktu

    Dapat

    mempermudah

    proses sosialisasi

    Penggunaan dana

    yang tidak tepat

    sasaran

    4 Method Cara penyampaiansosialisasi SOP

    mudah dipahami dan

    menarik

    WaktuPelaksanaan

    Sosialisasi

    SOP kurang

    tepat

    Pelaksanaansosialisasi SOP

    berjalan optimal

    Gagalnyapelaksanaan

    sosialisasi SOP

    Keputusaan tetap diambil berdasarkan analisis SWOT maka

    didapatkan pemecahan masalah dengan cara mengadakan rapat tentang

    sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia pada balita.

    Plan of Action (POA)

    Tabel 31. Plan of Action Balita dengan Pneumonia

    Tujuan Sasaran Waktu Tempat Metode Biaya Penanggung

    jawab

    Indikator

    Untuk

    meningkatkan

    cakupan

    balita dengan

    pneumonia

    Petugas

    kesehatan

    Puskesmas

    Kaliangkrik

    Sabtu, 20

    April 2013

    pukul 09.00

    WIB- selesai

    Ruang rapat

    Puskesmas

    Kaliangkrik

    Diskusi

    dan tanya

    jawab

    Sumber

    dana :

    anggaran

    Puskesmas

    Alokasi

    dana : Rp.

    300.000,00

    Kepala

    Puskesmas

    dan Kepala

    Staff

    pemegang

    program P2M

    Cakupan

    balita

    dengan

    pneumonia

    >80%

    67

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    30/34

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari laporan hasil pengamatan manajemen dan mutu pelayanan

    Puskesmas di Puskesmas Kaliangkrik maka didapatkan : Mencari data umum

    dan khusus tentang SPM (standar pelayanan minimal) di Puskesmas Periode

    Januari Maret 2013.

    a. Mengidentifikasi masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas

    Periode Januari Maret 2013:

    1. Penemuan kasus TB BTA + / case detection rate

    2. P2 ISPA (cakupan pneumonia balita yang ditangani)

    3. Cakupan suspek TB paru

    4. Cakupan kunjungan bumil (K1)

    68

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    31/34

    5. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)

    6. Ibu hamil dengan resiko tinggi yang dirujuk

    7. Neonatal risti yang ditangani / dirujuk

    8. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)

    9. BBLR yang ditangani

    10. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani

    11. Jumlah bumil yang mendapat TT 2

    12. Neonatal risti yang ada/ ditemukan

    13. Cakupan Kn1 (lahir 6-48 jam)

    14. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

    15. Cakupan kunjungan neonatus Kn3

    16. Imunisasi BCG

    17. Imunisasi DPT 1

    18. Imunisasi polio 1

    19. Imunisasi campak

    b. Prioritas masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode

    Januari Maret 2013: cakupan pneumonia balita yang ditangani.

    c. Analisa penyebab masalah dalam manajemen dengan pendekatan sistem

    dan mutu pelayanan dengan simple problem dan complex problem di

    Puskesmas Periode Januari Maret 2013:

    d. Penyebab masalah manajemendan mutu pelayanan di Puskesmas Periode

    Januari Maret 2013:

    69

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    32/34

    i. Rangkap pekerjaan

    ii. Jarangnya pelatihan teknis pneumonia pada balita

    iii. Tidak ada pendanaan khusus untuk program pneumonia pada

    balita

    iv. Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal.

    v. Uji standarisasi dan perawatan peralatan belum dilakukan secara

    rutin

    vi. Evaluasi belum optimal

    e. Urutan prioritas penyebab masalah yang akan diintervensi dalam

    manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret

    2013:

    i. Sudah ada SOP, tetapi sosialisasi belum maksimal.

    ii. Rangkap pekerjaan

    iii. Evaluasi belum optimal

    f. Alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam manajemen

    dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret 2013:

    i. Mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP pneumonia

    pada balita

    ii. Mengadakan rapat untuk menyusun kembali struktur organisasi

    dan menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

    iii. Melakukan monitoring sebelum, saat dan setelah kegiatan

    70

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    33/34

    iv. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M

    untuk membahas pencapaian cakupan balita dengan pneumonia.

    g. Pengambilan keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah dalam

    manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret

    2013 adalah mengadakan rapat tentang sosialisasi pelaksanaan SOP

    pneumonia pada balita

    h. Susunan rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen

    Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Periode Januari Maret

    2013.

    B. Saran

    Untuk meningkatkan cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani oleh

    petugas P2M di wilayah Puskesmas Kaliangkrik, kami menyarankan hal hal

    sebagai berikut kepada Puskesmas Kaliangkrik:

    a. SOPharap disosialisasikan lebih maksimal.

    b. Pelatihan kepada kaderkader guna mengoptimalkan penanganan kasus

    pneumonia pada balita.

    c. Kerjasama antara bagian P2M ISPA (pneumonia pada balita) dengan

    bagian Promosi Kesehatan untuk menyusun jadwal rutin dalam melakukan

    penyuluhan tentang pneumonia pada balita kepada ibu yang mempunyai

    balita.

    d. Harap Kepala Puskesmas dan Kepala staf pemegang program P2M ISPA

    (pneumonia pada balita) melakukan monitoring dan evaluasi lebih optimal.

    71

  • 7/22/2019 BAB III-IV Kaliangkrik 17 Apr 13 Print

    34/34

    e. Mengadakan kegiatan koordinasi lintas program di dalam P2M untuk

    membahas pencapaian cakupan pneumonia pada balita.

    DAFTAR PUSTAKA

    Trihono, 2005, ARRIMES Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat,

    Jakarta: Sagung Seto.

    Notoatmodjo, S, 1996, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar, Jakarta:

    Rineka Cipta.

    Depkes RI, 2006, Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Jakarta: Depkes.

    Depkes RI, 2006, Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Jakarta: Depkes.

    Depkes RI, 2006, Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Jakarta: Depkes.

    Depkes RI, 2011. Visi dan Misi pembangunan kesehatan 2015 di Indonesia

    Budioro, B, 2002, Pengantar Administrasi Puskesmas, Semarang: Badan Penerbit

    Diponegoro.

    SPM Kabupaten Magelang, 2012

    Profil Puskesmas Kaliangkrik, 2011

    Proyeksi penduduk BPS kabupaten Magelang, 2012