kti bab 1-6

61
BAB 1 PENDAHULUAN A.  Latar Belakang Peny aki t kus ta mer upa kan sal ah sat u peny aki t menu lar yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan, dan ketahanan nasional (Kemenkes RI, 2012) Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negaranegara berkembang sebagai akibat keterbat asan kemampuan negara terse but dalam memberik an pelaya nan yang memadai dalam bidang keseha tan, pendidikan, dan kese!a hteraa n sosia l ekonomi  pada masyarakat (Kemenkes RI, 2012) "umlah kasus baru kusta di dunia pada #ahun 2011 sekitar 21$.0%&. "umlah tersebut paling banyak terdapat di regional 'sia #enggara (10.12), diikuti regional 'merika (.*2), regional '+rika (12.%). ementara di regional 'sia #enggara distribusi kasus kusta ber-ariasi. Indonesia menepati peringkat 2 dengan !umlah kasus  baru yang ditemukan 20.02, setelah india di peringkat pertama d engan !umlah k asus  baru 12%.2$& (Kemenkes RI, 2012) Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. al ini disebabkan masih kurangnya  pengetahuan/pengertian, keperayaan yang keliru terhadap kusta dan aat yang ditimbulkan (Kemenkes RI, 2012). "umlah penderita Kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani pada tahun 2013 sampai tahun 201& ber!umlah 1 orang. Pada aal tahun 201 ini, setelah dilakukan 1

Upload: indah-purnamasari

Post on 23-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 1/61

BAB 1

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan

masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis

tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan, dan ketahanan

nasional (Kemenkes RI, 2012)Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negaranegara berkembang sebagai

akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang

memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan kese!ahteraan sosial ekonomi

 pada masyarakat (Kemenkes RI, 2012)

"umlah kasus baru kusta di dunia pada #ahun 2011 sekitar 21$.0%&. "umlah

tersebut paling banyak terdapat di regional 'sia #enggara (10.12), diikuti regional

'merika (.*2), regional '+rika (12.%). ementara di regional 'sia #enggara

distribusi kasus kusta ber-ariasi. Indonesia menepati peringkat 2 dengan !umlah kasus

 baru yang ditemukan 20.02, setelah india di peringkat pertama dengan !umlah kasus

 baru 12%.2$& (Kemenkes RI, 2012)

Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk 

sebagian petugas kesehatan. al ini disebabkan masih kurangnya

 pengetahuan/pengertian, keperayaan yang keliru terhadap kusta dan aat yang

ditimbulkan (Kemenkes RI, 2012)."umlah penderita Kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani pada tahun 2013

sampai tahun 201& ber!umlah 1 orang. Pada aal tahun 201 ini, setelah dilakukan

1

Page 2: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 2/61

skrining penyakit kusta didapatkan adanya & kasus baru.2  al inilah yang

melatarbelakangi penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah tentang karakteristik 

 penderita penyakit kkusta di ilayah ker!a Puskesmas ani Kabupaten 4onggala

(5P#4 PKM ani, 2013)

B.  Rumusan Masalah

Pada uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah dalam peneitian

ini adalah6 7 8agaimana karakteristik dari penderita penyakit kusta di ilayah ker!a

Puskesmas ani Kabupaten 4onggala9:

C.  Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui karakteristik dari penderita

 penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani Kabupaten 4onggala.

2. Tujuan husus

a. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani

 berdasarkan usia

 b. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani

 berdasarkan !enis kelamin

. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani

 berdasarkan tipe kusta

d. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani

 berdasarkan riayat kontak e. Mengidenti+ikasi karakteristik penderita penyakit kusta di Puskesmas ani

 berdasarkan tingkat pendidikan

D.  Man!aat Penelitian

'dapun hasil penelitian ini dapat diberikan memberikan man+aat 6

1. Bagi "eneliti

Menambah aasan ilmu pengetahuan bagi peneliti terkait pemahaman

mengenai penyakit kusta

2

Page 3: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 3/61

2. Bagi instansi esehatan

4engan penelitian ini diharapkan dapat memberikan in+ormasi yang

 berguna bagi pengelola program pengendalian penyakit kusta dalam

optimalisasi penegahan penyakit tersebut.

#. Bagi mas$arakat

Masyarakat dapat mengetahui tentang karakteristik yang berperan

dalam proses ter!adinya penyakit kusta sehingga dapat men!aga diri agar tidak 

tertular penyakit tersebut.

BAB %%

T%N&AUAN PU'TAA

A.  Telaah Pustaka

1. (am)aran Umum Puskesmas *ani

Puskesmas ani merupakan salah satu puskesmas yang berada di ilayah

Kabupaten 4onggala tepatnya di Keamatan #ananto-ea. 8erdasarkan data dari

5P#4 Puskesmas ani #ahun 2013, Puskesmas ani memiliki luas ilayah

ker!a ; 0$,* km<, bertanggung !aab atas 10 desa dalam ilayah ker!a yang

terdiri dari 6

a 4esa ani I

 b 4esa ani II 4esa ani III

d 4esa =umbumpetigo

e 4esa >upabomba+ 4esa ?untarano

g 4esa 8ale

h 4esa ombo Mpanaui 4esa ombo Induk 

 ! 4esa ombo Kalongo

3

Page 4: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 4/61

'dapun batas ilayah ker!a dari Puskesmas ani adalah sebagai berikut 6

ebelah utara berbatasan dengan Keamatan =abuan. ebelah selatan berbatasan dengan Keamatan Palu 5tara Kota Palu.

ebelah barat berbatasan dengan Keamatan Palu 5tara Kota Palu.

ebelah timur berbatasan dengan Keamatan Palu 5tara Kota Palu dan #eluk 

 palu.

(5P#4 PKM ani, 2013)

4ari segi geogra+is, ilayah ker!a Puskesmas ani terdiri dari daratan

dengan arus transportasi dan komunikasi yang kurang lanar karena beberapa

ilayah ker!a ukup terpenil sehingga arus transportasi hanya dapat di!angkau

dengan kendaraan roda dua dan beberapa desa !uga tidak ter!angkau oleh signal

komunikasi (5P#4 PKM ani, 2013).

a +isi ,an Misi Puskesmas *ani

1) @isi

Pelayanan kesehatan Puskesmas ani dilaksanakan melalui program

 program ker!a dengan -isi 6 7#eru!udnya Pelayanan Kesehatan 4asar 

yang 8ermutu Menu!u Masyarakat ehat dan Mandiri:2) Misi

5ntuk dapat meu!udkan -isi tersebut di atas, ditetapkan empat misi

sebagai berikut 6a) Mengembangkan sistem mana!emen puskesmas

 b) Mengembangkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang

kesehatan

) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia seara

 berkesinambungan

d) Mengembangkan kemitraan yang harmonis dengan sistem terkait

) Motto Puskesmas ani 7ABRM'#:

Aermat 6 Aepat dalam Pelayanan

4

Page 5: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 5/61

B-isien 6 'kses Minimal asil Maksimal

Ramah 6 Perlakuan Ramah terhadap Pasien

Mudah 6 Kemudahan dalam 'kses Pelayanan'kti+ 6 'kti+ dalam Memberikan In+ormasi

#epat 6 #epat dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan seara

  Prima dengan enyum, alam dan apa(5P#4 PKM ani, 2013)

) 'truktur -rganisasi

Puskesmas ani memiliki struktur organisasi sebagai berikut6

?ambar 2.1. truktur Crganisasi Puskesmas ani (5P#4 PKM ani,2013)

5

Page 6: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 6/61

Pr/gram Puskesmas

Program pokok maupun program pengembangan yang diupayakan di

Puskesmas ani, antara lain 6 (5P#4 PKM ani, 2013)

1) Program Kesehatan Ibu dan 'nak (KI')

2) Program Keluarga 8erenana

) Program Perbaikan ?iDi

3) Kesehatan =ingkungan

&) Promosi Kesehatan

) Program Penanggulangan dan Penegahan Penyakit Menular (P2M)

%) Program Pengobatan

*) 5saha Kesehatan ekolah

$) Program P#M (Penyakit #idak Menular)

10) 5saha Kesehatan ?igi dan Mulut

11) =aboratorium

12) Program Kesehatan a!i

1) Penatatan dan Pelaporan istem In+ormasi Kesehatan

13) Program Kesehatan 5sila

1&) Program Kesehatan #radisional

(5P#4 PKM ani, 2013)

2. Pen$akit usta

a. De!inisi

Penyakit kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman

 Mycobacterium leprae  ( M.leprae). Kuman golongan myco  ini berbentuk 

6

Page 7: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 7/61

 batang yang tahan terhadap asam terutama asam alkohol dan oleh sebab itu

disebut !uga 8asil #ahan 'sam (8#'). Penyakit ini bersi+at kronis pada

manusia, yang bisa menyerang sara+sara+ dan kulit. 8ila dibiarkan begitu sa!a

tanpa diobati, maka akan menyebabkan aat E aat !asmani yang berat

(ol++  et al F200$).

Penularan penyakit kusta ke orang lain memerlukan aktu yang ukup

lama tidak seperti penyakit menular lainnya. Masa inkubasinya adalah 2 &

tahun. Penyakit ini sering menyebabkan tekanan batin pada penderita dan

keluarganya, bahkan sampai menggangu kehidupan sosial mereka.

). E"i,emi/l/gi Pen$akit usta

1) 4istribusi Menurut CrangKe!adian penyakit kusta menun!ukkan adanya perbedaan distribusi

dapat dilihat karena +aktor geogra+i. >amun, !ika diamati dalam satu

 >egara atau ilayah yang sama kondisi lingkungannya ternyata perbedaan

distribusi dapat ter!adi karena +aktor etnik. 4i Myanmar ke!adian kusta

lepromatosa lebih sering ter!adi pada etnik 8urma dibandingkan dengan

etnik India. ituasi di Malaysia !uga mengindikasikan hal yang sama,

yaitu ke!adian kusta lebih banyak pada etnik Ahina dibandingkan etnik 

Melayu atau India. 4emikian pula ke!adian di Indonesia, etnik Madura

dan 8ugis lebih banyak menderita kusta dibandingkan etnik "aa atau

Melayu.

Penyakit kusta !arang ditemukan pada bayi. Insiden rate penyakit ini

meningkat sesuai umur dengan punak pada umur 1020 tahun dan

kemudian menurun. Pre-alensinya !uga meningkat sesuai dengan umur 

7

Page 8: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 8/61

dengan punak antara umur 0&0 tahun dan kemudian seara perlahan

lahan menurun. Insiden maupun pre-alensi pada lakilaki lebih banyak 

dari pada anita keuali di '+rika dimana anita lebih banyak daripada

lakilaki. Gaktor +isiologik seperti pubertas, menopause, kehamilan, serta

+aktor in+eksi dan malnutrisi dapat meningkatkan perubahan klinis

 penyakit kusta.

2) 4istribusi Menurut #empat dan aktu

Penyakit kusta tersebar di seluruh dunia dengan endemisitas yang

 berbedabeda. 4iantara 122 negara yang endemis pada tahun 1$*& dengan

 pre-alensi H1/10.000 penduduk, hanya tinggal negara yang masih belum

menapai eliminasi di tahun 200& yaitu 6 India, 8raDil, Indonesia,

8angladesh, Aongo, dan >epal 'ntara tahun 1$*& hingga 200& lebih dari

1& !uta penderita telah sembuh. 4an 222.% kasus masih dalam

 pengobatan pada aal tahun 200. "umlah kasus baru kusta di dunia pada

tahun 2011 adalah sekitar 21$.0%&. 4ari !umlah tersebut paling banyak 

terdapat di regional 'sia #enggara (10.12), diikuti regional 'merika

(.*2), regional '+rika (12.%) dan sisanya berada di regional lain di

dunia. ementara di regional 'sia #enggara distribusi kasus kusta

 ber-ariasi. Indonesia menepati peringkat 2 dengan !umlah kasus baru yang

ditemukan 20.02, setelah india di peringkat pertama dengan !umlah kasus

 baru 12%.2$& (at!ito, 201F Kemenkes RI, 2013)"umlah penderita Kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani pada tahun

2013 sampai tahun 201& ber!umlah 1 orang. Pada aal tahun 201 ini,

8

Page 9: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 9/61

setelah dilakukan skrining penyakit kusta didapatkan adanya & kasus baru.

 penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani (5P#4 PKM ani,

2013)

) 4eterminan#imbulnya penyakit kusta bagi seseorang tidak mudah, dan tidak perlu

di takuti. 'dapun beberapa +aktor yang dapat menyebabkan ter!adinya

kusta dipengaruhi oleh host, agent, dan en-ironment antara lain 6

a) Gaktor 4aya #ahan #ubuh (host)

ebagian besar manusia kebal terhadap penyakit kusta ($&).

4ari hasil penelitian menun!ukkan baha dari 100 orang yang

terpapar, $& orang tidak men!adi sakit, orang sembuh sendiri tanpa

obat, dan 2 orang men!adi sakit. al ini belum memperhitungkan

 pengaruh pengobatan.

 b) Gaktor Kuman (agent)

Kuman dapat hidup di luar tubuh manusia antara 1$ hari

tergantung pada suhu atau uaa, dan hanya kuman kusta yang utuh

(solid) sa!a yang dapat menimbulkan penularan.

) Gaktor umber Penularan (en-ironment)

umber penularan adalah penderita kusta tipe Multi 8asiller 

(M8). Penderita M8 ini pun tidak akan menularkan kusta apabila

 berobat teratur. Penyakit ini dapat ditularkan melalui perna+asan

(droplet) dan kulit.

. lasi!ikasi Pen$akit usta

#u!uan klasi+ikasi ini untuk menentukan regimen pengobatan dan

 perenanaan operasional. 5ntuk keperluan pengobatan kombinasi atau

9

Page 10: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 10/61

Multidrug #herapy (M4#) yaitu menggunakan gabungan Ri+ampiin,

=amprene dan 44, maka penyakit kusta di Indonesia diklasi+ikasikan

men!adi 2 tipe seperti klasi+ikasi menurut C (1$$*) yaitu6

1) #ipe P8 (Pausibasiler)Jang dimaksud dengan kusta tipe P8 adalah penderita kusta dengan

8asil #ahan 'sam (8#') pada sediaan apus, yakni tipe I (Indeterminate)

## (#uberuloid) dan 8# (8oderline #uberuloid) menurut kriteria Ridley

dan "oplin dan hanya mempunyai !umlah lesi 1& pada kulit.

2) #ipe M8 (Multi 8asiler)Kusta M8 adalah semua penderita kusta tipe 88 (Mid 8oderline), 8=

(8oderline lepromatous) dan == (lepromatosa) menurut kriteria Ridley

dan "oplin dengan !umlah lesi atau lebih dan skin smer positi+.(Kemenkes RI, 2012)

Ta)el 2.1. Per)e,aan antara Pen$akit usta Ti"e MB ,an Ti"e PB 0emenkes

  R% 2123

N/ (am)aran Ti"e PB Ti"e MB

1. 8erak (Makula)

a. "umlah

 b. 5kuran

. 4istribusi

d. Konsistensi

e. 8atas

+. Kehilangan rasa pada

 berak 

1&

Keil dan besar 

5nilateral atau bilateralasimetris

Kering dan kasar 

elalu ada dan tegas

#egas

H&

Keilkeil

8ilateral simetris

alus berkilap

#idak !elas, !ika ada

ter!adi pada yang sudah

lan!utKurang tegas

10

Page 11: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 11/61

g. Kehilangan

kemampuan

 berkeringat dan bulurontok pada berak 

elalu ada dan !elas 8iasanya tidak !elas, !ika

ada ter!adi pada yang

sudah lan!ut

2. In+iltrat

a. Kulit

 b. Membran mukosa

(hidung tersumbat,

 peradangan hidung)

#idak ada

#idak pernah ada

'da, kadang tidak ada

'da, kadang tidak ada

#. Airiiri khusus Aentral ealing

(Penyembuhan di tengah)

Punhed out leson

(bentuk lesi sepertidonat)

Madarosis?inekomastiaidung Pelana

uara sengau

4.  >odulus #idak ada Kadang ada

5. Penebalan sara+ tepi anya satu sara+ =ebih dari satu sara+  

6. 4e+ormitas 8iasanya asimetris dan

ter!adi dini

8iasanya simetris, ter!adi

 pada stadium lan!ut

7. 'pusan 8#' >egati+ 8#' Positi+  

Menurut Madrid (dalam ol++ et alF 200*) klasi+ikasi kusta dibagi

men!adi 3 yaitu 6 indeterminate, tuberculoid, borderline, dan lepromatosa.1)  Intermediate (I)

#erdapat kelainan kulit berupa makula berbentuk bulat yang ber!umlah 1

atau 2. 8atas lokasi di bokong, kaki, lengan, dan punggung pipi.

Permukaan halus dan liin2) Tuberkuloid  (#)

#erdapat makula atau berak tipis bulat yang tidak teratur dengan !umllah

lesi 1 atau beberapa. 8atas lokasi terdapat di bokong, punggung, lengan,

kaki, pipi. Permukaan kering, kasar, sering dengan penyembuhan di

tengah

)  Borderline (8)

11

Page 12: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 12/61

Kelainan kulit berak agak menebal yang tidak teratur dan tersebar. 8atas

lokas sama dengan tuberkuoid.3)  Lepromatosa (=)

Kelainan kulit berupa berakberak menebal yang di+us, bentuk tidak 

 !elas. 8erbentuk nodul, maluka tipis di badan, dan bersambung simetris.

Menurut  Ridley-Jopling   (ol++ et al; 200*) penyakit kusta men!adi &

kelompok berdasarkan gambaran klinis, bakteriologis, histopatologi, dan

imunologi. Klasi+ikasi ini banyak dipakai pada bidang penelitian.

1) #ipe #uberkuloid tuberkuloid (##)=esi mengenai kulit maupun sara+. =esi bisa satu atau beberapa, berupa

 berak makula anestetik dan hipopigmentasi yang terdapat di semua

tempat terutama pada a!ah dan lengan, keuali ketiak, kulit kepala,

 perineum, dan selangkangan. 8atas lesi !elas berbeda dengan arna kulit

disekitarnya. ipopigmentasi merupakan ge!ala yang menon!ol.

Permukaan lesi dapat bersisik dengan tepi yang meninggi, daapat disertai

dengan penebalan sara+ peri+er yang biasanya teraba, kelemahan otot, dan

sedikit rasa gatal.

2) #ipe borderline tuberkuloid (8#)

?e!ala pada kusta tipe 8# sama dengan tipe ##, tetapi lesi lebih keil,

tidak disertai adanya kerontokan rambut, !umlah lesi dapat satu atau

 beberapa, dan perubahan sara+ hanya ter!adi pembengkakan.

) #ipe Mid Borderline (88)

12

Page 13: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 13/61

Merupakan tipe yang palng tidak stabil dari semua spektrum penyakit

kusta. 4isebut !uga bentik dismor+ik dan benntuk ini !arang di!umpai.

Pada pemeriksaan bakteriologis ditemukan beberapa hasil dan tes

lepromin memberikan hasil negati+. =esii kulit berbentuk tidak teratur,

terdapat satelit yang mengelilingi lesi, dan distribusi lesi simetris. 8aagian

tepi dari lesi dapat dibedakan dengann !elas terhadap daerah sekitarnya.

3) #ipe borderline lepromatous (8=)=esi pada tipe ini berupa makula dan nodul papula yang enderung

asimetris, aalnya hanya dalam !umlah sedikit dan sangat epat menyebar 

ke seluruh tubuh. Makula lebih !elas dan lebih ber-ariasi bentuknya,

alaupun keil namun papul dan nodus lebih tegas dengan distribusi lesi

yang hampir simetris dan beberapa nodus tampak melekuk pada bagian

tengah. #anda kerusakan sara+ berupa hilangnya sensasi, hipopigmentasi,

 berkurangnya keringat, dan gugurnya rambut lebih epat munul

dibandingkan dengan tipe ==.&) #ipe =epromatosa (==)

"umlah lesi sangat banyak, simetris, dan mengkilap berarna keabu

abuan. 4istribusi lesi khas, yakni di a!ah mengenai dahi, pelipis, dagu,

uping telinga, sedangkan di badan mengenai bagian engan, punggung

tangan dan permukaan ekstensor tungkai baah. Pada stadium lan!ut

tampak penebalan kulit yang progresi+, uping telinga menebal. =ebih

lan!ut lagi dapat ter!adi de+ormitas pada hidung.

(umber6 ol++ et al, 200*)

d. Aara Penularan Penyakit Kusta

13

Page 14: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 14/61

Penyakit kusta dapat ditularkan dari penderita kusta tipe M8 kepada orang

lain seara langsung. Aara penularan penyakit ini masih belum diketahui

seara pasti, tetapi sebagian besar para ahli berpendapat baha penyakit kusta

dapat ditularkan melalui saluran perna+asan dan kulit. Kusta mempunyai masa

inkubasi 2& tahun, akan tetapi dapat !uga berlangsung sampai bertahun

tahun. Meskipun ara masuk kuman M.leprae ke dalam tubuh belum diketahui

seara pasti, namun beberapa penelitian telah menunu!ukkan baha yang

 paling sering adalah melalui kulit yang leet pada bagian tubuh yang bersuhu

dingin dan pada mukosa nasal. elain itu penularan !uga dapat ter!adi apabila

kontak dengan penderita dalam aktu yang sangat lama.(umber6 ol++ et al, 200$)

e. 4iagnosa Penyakit KustaPenyakit kusta dapat menun!ukkan ge!ala yang mirip dengan banyak 

 penyakit lain. ebaliknya penyakit lain dapat menun!ukkan ge!ala yang mirip

dengan penyakit kusta. Cleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk 

mendiagnosis penyakit kusta seara tepat dan membedakannya dengan

 berbagai penyakit lain agar tidak membuat kesalahan yang merugikan

 penderita.

4iagnosa penyakit kusta didasarkan pada penemuan tanda kardinal (ge!ala

utama), yaitu 6

1) =esi (kelainan) kulit yang mati rasa.

Kelainan kulit dapat berbentuk berak keputihputihan (hipopigmentasi)

atau kemerahmerahan (eritematous) yang mati rasa (anestesi)

14

Page 15: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 15/61

2) 'danya penebalan sara+ tepi yang disertai dengan gangguan +ungsi sara+.

?angguan +ungsi sara+ ini merupakan akibat dari peradangan kronis sara+ 

tepi (neuritis peri+er), gangguan +ungsi sara+ dapat berupa gangguan +ungsi

sensoris (anestesia), dan gangguan +ungsi motoris (parese atau plegia).

) 8asil tahan asam (8#') positi+ 

8ahan pemeriksaan 8#' diambil dari kerokan kulit ( skin smear ) dari

 bagian uping telinga dan bagian akti+ dari lesi di kulit. >amun

 pemeriksaan ini dapat dilakukan !ika kasus yang ditemukan meragukan.

5ntuk menegakkan penyakit kusta, paling sedikit harus ditemukan satu

tanda kardinal. 8ila tidak atau belum dapat ditemukan, maka kita hanya dapat

mengatakan tersangka kusta dan penderita perlu diamati dan diperiksa ulang

setelah bulan sampai diagnosis kusta dapat ditegakkan atau disingkirkan.

(umber6 Kemenkes RI, 2012)

+. Pemeriksaan Penderita1) 'namnesis

a) Keluhan penderita

 b) Riayat kontak dengan penderita lain) =atar belakang keluarga, misalnya keadaan sosial ekonomis

2) Inspeksi

4engan penerangan yang baik, lesi kulit harus diperhatikan dan !uga

kerusakan kulit.

) Palpasi

a) Kelainan kulit, nodus in+iltrate, !aringan perut, ulkus, khususnya paa

tangan dan kaki

 b) Kelainan sara+ 6 pemeriksaan sara+, termasuk meraba dengan teliti 6

 >.aurikularis magnus, >.ulnaris, dan >.peroneus. Petugas harus

menatat, adanya nyeri tekan dan penebalan sara+. arus diperhatikan

raut a!ah penderita, apakah kesakitan atau tidak pada aktu sara+ 

15

Page 16: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 16/61

diraba. Pemeriksaan sara+ harus sistematis, meraba atau palpasi

sedemikian rupa !angan sampai menyakiti atau penderita mendapat

kesan kurang baik.

Aara pemeriksaan sara+ 6 8andingkan sara+ bagian kiri dan kanan.

Membesar atau tidak

8entuk bulat atau o-al

Pembesaran regular (smooth) atau irregular, lumps, kerots Perabaan keras atau kenyal

>yeri atau tidak

5ntuk mendapat kesan sara+ mana yang masih normal, diperlukan

 pengalaman yang banyak.

Aara pemeriksaan sara+ tepi 6 >. aurikularis magnus 6 Pasien disuruh menoleh ke samping

semaksimal mungkin, maka sara+ yang terlihat akan terdorong oleh

otot dibaahnya sehingga sudah dapat terlihat bila membesar. 4ua

 !ari pemeriksaan diletakkan di atas persilangan !alannya sara+ 

tersebut dengan arah otot, perabaan seara seksama akan

menentukan !aringan seperti kabel atau kaat, bila ada penebalan.

"angan lupa membandingkan yang kiri dan kanan. >. ulnaris 6 #angan yang diperiksa harus santai, sedikit +leksi dan

sebaiknya diletakkan diatas satu tangan pemeriksa. #angan

 pemeriksa yang lain meraba lekukan di baah siku (sulkus ner-i

ulnaris) dan merasakan, apakah ada penebalan atau tidak. Perlu

dibandingkan >. ulnaris kanan dan kiri untuk melihat adanya

 perbedaan atau tidak.

>. peroneus lateralis 6 Pasien disuruh duduk dengan kedua kaki

menggantung kemudian diraba di sebelah lateral dari apitulum

16

Page 17: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 17/61

+ibulae biasanya sedikit ada ke posterior. 8ila sara+ yang diari

tersentuh oleh !ari pemeriksa, sering pasien merasakan seperti

terkena setrum pada daerah yang dipersara+i oleh sara+ tersebut.

Pada keadaan neuritis akut, sedikit sentuhan sudah memberikan

rasa nyeri yang hebat.

(umber6 Kemenkes RI, 2012)3) #es +ungsi sara+

a) #es sensoris

Rasa raba 6 dengan kapas atau sepotong kapas yang dilanipkan

dipakai untuk memeriksa perasaan dengan menyinggung kulit. Jang

diperiksa harus duduk pada aktu pemeriksaan. #erlebih dahulu

 petugas menerangkan baha bila mana merasa disinggung bagian

tubuhnya dengan kapas, ia harus menun!ukkan kulit yang disinggung

dengan !ari telun!uknya dan diker!akan dengan mata terbuka. #anda

tanda di kulit dan bagianbagian kulit lain yang diurigai, diperiksa

sensibilitasnya. arus diperiksa sensibilitas kulit yang tersangka

diserang kusta. 8erakberak di kulit harus diperiksa ditengahnya dan

 !angan dipinggirnya.

Rasa nyeri 6 diperiksa degan memakai !arum. Petugas menusuk kulit

dengan u!ung !arum yang ta!am dan dengan pangkal tangkainya yangtumpul dan penderita harus mengatakan tusukan mana yang tumpul.

Rasa suhu 6 dilakukan dengan mempergunakan 2 tabung reaksi, yang

satu berisi air panas(sebaiknya 30 A) yang lainnya air dingin

(sebaiknya sekitar 20 A). kenudian mata penderita ditutup atau

menoleh ke tempat lain, lalu bergantian kedua tabung tersebut

ditempelkan pada daerah kulit yang diurigai. 8ila penderita salah

17

Page 18: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 18/61

menyebutkan rasa pada tabung yang ditempelkan, maka dapat

disimpulkan baha sensasi suhu di daerah tersebut terganggu.

8erdasarkan adanya gangguan berkeringat di makula anestesi pada

 penyakit kusta, pemeriksaan lesi kulit dapat dilengkapi dengan

test anhidrosis.

 b) #es motoris 6 Voluntary muscle test  (@M#)(umber6 Kemenkes RI, 2012)

&) Komplikasi 6 diari komplikasi

a) Pada mata, hidung, laring dan testis

 b) Reaksi 6 nyeri sara+, eritema nodosum leprosum, iridosiklitis

tenosino-itis) Kerusakan sara+ sensoris

d) Kerusakan sara+ motoris

e) Kerusakan sara+ otonom(umber6 Kemenkes RI, 2012)

) Pemeriksaan bakterioskopik

Pemeriksaan apusan kerokan kulit (bakterioskopik) berguna untuk 6

a) Membantu menentukan diagnosis penyakit b) Membantu menentukan klasi+ikasi (tipe) penyakit kusta

) Membantu menilai hasil pengobatan.

d) Ketentuan untuk lokasi sediaan 6 ediaan diambil dari kelainan kulit yang paling akut

Kulit muka sebaiknya dihindari karena alasan kosmetik keuali

tidak ditemukan kelainan kulit di tempat lain

Pada pemeriksaan ulangan dilakukan di tempat kelainan kulit yang

sama dan bila perlu ditambah dengan lesi kulit yang baru timbul ebaiknya petugas yang mengambil dan memeriksa sediaan hapus

dilakukan oleh orang yang berlainan. al ini untuk men!aga

 pengaruh gambaran klinis terhadap hasil pemeriksaan

 bakterioskopik 

18

Page 19: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 19/61

#empat yang sering diambil untuk sediaan hapus !aringan bagi

 pemeriksaan M.leprae adalah 6 uping telinga, lengan, punggung,

 bokong, dan paha

"umlah pengambilan sediaan apus !aringan kulit harus minimum

dilaksanakan di tiga tempat, yaitu 6 uping telinga kiri, uping

telinga kanan, dan berak yang paling akti+  ediaan dari selaput lender hidung sebaiknya dihindarkan karena 6

tidak menyenangkan bagi penderita, positi+ palsu karena

mikrobakterium lain, tidak pernah ditemukan M.leprae pada

selaput lender hidung apabila sediaan hapus kulit negati+, pad

 pengobatan pemeriksaan bakterioskopis selaput lender hidung

negati+ lebih dahulu daripada di kulit

8eberapa ketentuan yang harus diambil sediaan hapus kulit 6

semua orang yang diurigai menderita kusta, semua penderita baru

yang didiagnosis seara klinis sebagai penderita kusta, semua

 penderita kusta yang diduga kambuh (relaps) atau karena tersangka

kuman (resisten) kebal terhadap obat, dan semua penderita M8

setahun sekali

(umber6 Kemenkes RI, 2012)

g. Penegahan Pen$akit usta

Mengingat di masyarakat masih banyak yang belum memahami tentang

 penyakit kusta yang bisa men!adi hambatan bagi pelaksanaan program

 pemberantasan kusta termasuk dalam mengikutsertakan peran serta

masyarakat, maka diperlukan upayaupaya penegahan untuk dapat

mengurangi pre-alensi, insidens dan keaatan penderita kusta. 5payaupaya

19

Page 20: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 20/61

 penegahan diatas dibagi men!adi beberapa tingkatan sesuai dengan

 per!alanan penyakit yaitu 6 penegahan primer, sekunder, dan penegahan

tersier 

1) Penegahan PrimerPenegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan

orang yang sehat agar tetap sehat atau menegah orang yang sehat men!adi

sakit. eara garis besar, upaya penegahan ini dapat berupa penegahan

umum dan penegahan khusus. Penegahan umum dimaksudkan untuk 

mengadakan penegahan pada masyarakat umum, misalnya personal

ygiene, pendidikan kesehatan masyarakat dengan penyuluhan dan

kebersihan lingkungan. Penegahan khusus ditu!ukan pada orangorang

yang mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit, misalnya pemberian

imunisasi.2) Penegahan ekunder

#ingkat penegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk menegah

orang yang telah sakit agar sembuh dengan pengobatan, menghindarkan

komplikasi keaatan seara +isik. Penegahan sekunder menakup

kegiatankegiatan seperti dengan tes penyaringan yang ditu!ukan untuk 

 pendeteksian dini serta penanganan pengobatan yang epat dan tepat.

#u!uan utama kegiatan penegahan sekunder adalah untuk 

mengidenti+ikasikan orangorang tanpa ge!ala yang telah sakit atau yang

 !elas berisiko tinggi untuk mengembangkan penyakit.) Penegahan #ersier

Penegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidak mampuan dan

mengadakan rehabilitasi. 5paya penegahan tingkat tiga ini dapat

20

Page 21: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 21/61

dilakukan dengan memaksimalkan +ungsi organ tubuh, membuat protesa

ekstremitas akibat amputasi dan mendirikan pusat pusat rehabilitasi

medik 

(umber6 Kemenkes RI, 2012)

h. Penegahan eaatan

M.leprae menyerang sara+ tepi pada tubuh manusia. #ergantung dari

kerusakan urat sara+ tepi, maka akan ter!adi gangguan +ungsi sara+ tepi 6

sensorik, motorik, dan otonom.

Menurut C tahun 1$$ batasan istilah dalam aat kusta adalah 6

1) Impairment 6 segala kehilangan atau abnormalitas struktur +ungsi yang

 bersi+at psikologik, +isiologik, atau anatomik.2) 4isability 6 segala keterbatasan atau kekurangmampuan (akibat

impairment)) 5ntuk melakukan kegiatan dalam batasbatas kehidupan yang normal bagi

manusia.

3) andiap 6 kemunduran pada seorang indi-idu (akibat impairment dan

disability) yang membatasi atau menghalangi penyelesaian tugas normal

yang bergantung pada umur, seks, dan +aktor sosial budaya.

"enis aat kusta dapat dikelompokkan men!adi dua kelompok, yaitu 61) Kelompok aat primer, adalah kelompok aat yang disebabkan langsung

oleh akti+itas penyakit, terutama kerusakan akibat respons !aringan

terhadap M.leprae, yang termasuk aat primer adalah aat pada +ungsi

sara+ sensorik, +ungsi sara+ motorik, dan aat pada +ungsi otonom serta

gangguan re+leks -asodilatasi.

2) Kelompok aat sekunder, yaitu aat yang ter!adi akibat aat primer,

terutama akibat adanya kerusakan sara+. 'nastesi akan memudahkan

21

Page 22: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 22/61

ter!adinya luka akibat trauma mekanis atau termis yang dapat mengalami

in+eksi sekunder dengan segala akibatnya. (umber6 Kemenkes RI, 2012)

4era!at aat kusta, di bagi men!adi tiga tingkatan, yaitu 6

1) Aaat pada tangan dan kaki 6#ingkat 0 6 tidak ada anestesi dan kelainan anatomis

#ingkat 1 6 ada anestesi, tetapi tidak ada kelainan anatomis

#ingkat 2 6 terdapat kelainan anatomis

2) Aaat pada mata 6#ingkat 0 6 tidak ada kelainan pada mata (termasuk -isus)

#ingkat 1 6 ada kelainan mata, tetapi tidak terlihat, -isus sedikit berkurang

#ingkat 2 6 ada lago+talmos dan -isus sangat terganggu

) 5paya penegahan aat terdiri atas 6a) 5paya penegahan aat primer, yang meliputi 6

Pengobatan seara teratur dan adekuat 4iagnosa dini dan penatalaksanaan neuritis

4iagnosa dini dan penatalaksanaan reaksi

 b) 5paya penegahan aat sekunder, yang meliputi 6 Peraatan diri sendiri untuk menegah luka

=atihan +isioterapi pada otot yang mengalami kelumpuhan untuk 

menegah ter!adinya kontraktur 8edah rekonstruksi untuk koreksi otot yang mengalami

kelumpuhan agar tidak mendapat tekanan yang berlebihan 8edah plastik untuk menguragi perluasan in+eksi

Peraatan mata, tangan, dan atau kaki yang anestesi atau

mengalami kelumpuhan otot.

(umber6 Kemenkes RI, 2012)

i. Penemuan ,an Peng/)atan Pen,erita usta

1) Penemuan Penderita4alam program pemberantasan penyakit kusta, penemuan penderita

seara dini sangat penting untuk menegah penularan dan timbulnya aat

 pada penderita.

Aara penemuan penderita kusta ada 2 (dua) yaitu 6a) Penemuan penderita seara pasi+ (sukarela)

Penemuan ini dilakukan oleh penderita baru atau tersangka yang

 belum pernah berobat kusta, datang sendiri atau saran dari orang lain

22

Page 23: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 23/61

ke sarana kesehatan. al ini tergantung dari pengertian dan kesadaran

 penderita itu sendiri untuk mendapatkan pengobatan. Gaktor+aktor 

yang menyebabkan penderita terlambat datang berobat ke

Puskesmas/sarana kesehatan lainnya, yaitu 6

#idak mengerti tanda dini kusta

Malu datang ke Puskesmas

#idak tahu baha ada obat yang tersedia uma uma di

Puskesmas

"arak penderita ke Puskesmas/sarana kesehatan lainnya terlalu

 !auh.

 b) Penemuan seara akti+ Kegiatan yang dilakukan dalam penemuan penderita seara akti+ 

adalah 6 Pemeriksaan kontak serumah (ur-ei Kontak)

4engan melakukan pemeriksaan kepada semua anggota

keluarga yang tinggal serumah dengan penderita. Pemeriksaan

dilakukan minimal 1 tahun sekali, terutama ditu!ukan pada kontak 

tipe M8.

Pemeriksaan anak sekolah

Penderita pada usia dibaah 13 tahun atau anak ekolah 4asar 

dan #aman Kanakkanak ukup banyak. Ini untuk mengantisipasi

kemungkinan adanya penderita kusta pada anak dan menegah

ter!adinya penularan di lingkungan sekolah.

) Ahase ur-eyMenari penderita baru sambil membina partisipasi masyarakat

untuk mengetahui tandatanda kusta dini seara benar.d) ur-ei Khusus

ur-ei ini dilakukan apabila suatu daerah dimana proporsi

 penderita M8 minimal 0 dan di!umpai penderita pada usia muda

23

Page 24: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 24/61

ukup tinggi sesuai dengan perenanaan dan petun!uk dari 4epkes

yang sudah diadakan 7et 5p: seara statistik oleh ahli statistik dari

C tahun 201

(umber6 Kemenkes RI, 2012)

 j. Peng/)atan Pen$akit usta

1) Program M4#

Program M4# dimulai pada tahun 1$*1, yaitu ketika Kelompok tudi

Kemoterapi C seara resmi mengeluarkan rekomendasi pengobatan

kusta dengan regimen kombinasi yang selan!utnya dikenal dengan

regimen M4# C (2001). Regimen ini terdiri atas kombinasi obatobat

dapson, ri+ampisin, dan klo+asimin. elain untuk mengatasi resistensi

adapson yang semakin meningkat, penggunaan M4# dimaksudkan !uga

untuk mengurangi ketidakpatuhan penderita dan menurunkan angka putus

obat (drop-out rate) yang ukup tinggi pada masa monoterapi dapson. 4i

samping itu !uga diharapkan !uga dengan M4# dapat mengeliminasi

 persistensi kuman dalam !aringan.

2) Cbat Kusta 8aru

4alam pelaksanaan program M4#C (2001) ada beberapa

masalah yang timbul, yaitu 6 adanya persister, resistensi ri+ampisin, dan

lamanya pengobatan terutama untuk kusta M8. 5ntuk penderita kusta P8,

regimen M4#P8 !uga masih menimbulkan beberapa masalah, antara lain6

masih menetapnya lesi kulit setelah bulan pengobatan. "ika seorang

 penderita mempunyai resistensi ganda terhadap dapson dan ri+ampisin

 bersamasama, tentunya hal ini akan membahayakan.

24

Page 25: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 25/61

Cleh karena itu diperlukan obatobat baru dengan mekanisme

 bakterisidal yang berbeda dengan obatobat dalam regimen M4#C

saat ini. Idealnya, obatobat kusta baru harus memenuhi syarat antara lain 6

 bersi+at bakterisidal kuat terhadap M.leprae, tidak antagonis dengan obat

yang sudah ada, aman dan akseptabilitas penderita baik, dapat diberikan

 per oral, dan sebaiknya diberikan tidak lebih dari sekali sehari. 4i antara

yang sudah terbukti e+ekti+ adalah o+loksasin, minosiklin, dan

klaritromisin.

 (umber6 Kemenkes RI, 2012)

 b. Program Pemberantasan Kusta

5ntuk menapai tu!uan nasional eliminasi kusta pada tahun 200&,

Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan program pemberantasan kusta

adalah dengan memutuskan rantai penularan untuk menurunkan insidens

 penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita dan menegah timbulnya

aat.1) #u!uan Program "angka Pan!ang

a) Penemuan penderita sedini mungkin sehingga proporsi aat tingkat 2

(dua) di antara penderita baru dapat ditekan serendah mungkin. b) Meningkatkan pengobatan M4# sebagai obat standar bagi penderita

terda+tar dan penderita baru) #erapainya 100 selesai pengobatan untuk P8 dalam !angka aktu $

 bulan dan untuk M8 1* bulan dengan melakukan ase holding yang

ketat dan ermat.

25

Page 26: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 26/61

d) Pembinaan pengobatan, agar penderita yang di M4# akan selesai

 pengobatannya dalam batas aktu $ bulan. 4an semua penderita M8

yang di M4# akan selesai pengobatannya dalam batas aktu 1* bulan

sesuai urat Bdaran 4irektorat Pemberantasan Penyakit Menular 

langsung 4epartemen Kesehatan RI >omor 6 K.00.02.3.1%1

e) Menegah aat pada penderita yang telah terda+tar sehingga tidak 

akan ter!adi aat baru.

+) Melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat tentang penyakit kusta,

agar masyarakat memahami kusta yang sebenarnya dan mengurangi

leprophobia

g) Pengaasan sesudah RG# (Release Grom #reatment) dengan

memberikan moti-asi kepada semua penderita agar datang

memeriksakan dirinya setiap tahun setelah selesai masa pengobatan

selama 2 tahun untuk tipe P8 dan & tahun untuk tipe M8

h) Melaksanakan penatatan dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan dalam memenuhi kebutuhan program

(umber6 Kemenkes RI, 2012)

2) #u!uan Program "angka Pendek#u!uan program kusta adalah menurunkan angka kesakitan penyakit

kusta men!adi kurang dari 1/10.000 penduduk seara nasional pada tahun

200&, sehingga tidak lagi !adi masalah kesehatan masyarakat.

) Kebi!aksanaana) Pelaksanaan program kusta diintegrasikan dalam kegiatan puskesmas

 b) Penderita kusta tidak boleh diisolasi

) Pengobatan kusta dengan M4# sesuai dengan rekomendasi C

diberikan seara gratis

26

Page 27: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 27/61

#. 8akt/r9!akt/r $ang men$e)a)kan keja,ian usta

a. 'gent

 Mycobacterium leprae yang menyerang sara+ tepi, kulit dan

 !aringan tubuh lainnya keuali susunan sara+ pusat. Kusta adalah

 penyakit yang disebabkan oleh bakteri M. leprae yang menyerang

kulit, sara+ tepi di tangan maupun kaki, dan selaput lendir pada hidung,

tenggorokan dan mata. Kuman ini satu genus dengan kuman #8

dimana di luar tubuh manusia, kuman kusta hidup baik pada

lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar 

matahari. Kuman kusta dapat bertahan hidup pada tempat yang se!uk,

lembab, gelap tanpa sinar matahari sampai bertahuntahun lamanya.

Kuman #uberulosis dan leprae !ika terkena ahaya matahari akan

mati dalam aktu 2 !am, selain itu. eperti halnya bakteri lain pada

umumnya, akan tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan

kelembaban yang tinggi. 'ir membentuk lebih dari *0 -olume sel

 bakteri dan merupakan hal esensial untuk pertumbuhan dan

kelangsungan hidup sel bakteri. Kelembaban udara yang meningkat

merupakan media yang baik untuk bakteribakteri patogen termasuk 

yang memiliki rentang suhu yang disukai, merupakan bakteri

meso+ilik yang tumbuh subur dalam rentang 2&300A, tetapi akan

tumbuh seara optimal pada suhu 1%0A. Pengetahuan mengenai

si+atsi+at agent sangat penting untuk penegahan dan penanggulangan

 penyakit, si+atsi+at tersebut termasuk ukuran, kemampuan

27

Page 28: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 28/61

 berkembangbiak, kematian agent atau daya tahan terhadap pemanasan

atau pendinginan (umber6 at!ito et al , 200)b. !ost

Manusia merupakan reser-oir untuk penularan kuman seperti

Myobaterium tuberulosis dan morbus ansen, kuman tersebut dapat

menularkan pada 101& orang. Menurut penelitian pusat ekologi kesehatan

(1$$1), tingkat penularan kusta di lingkungan keluarga penderita ukup tinggi,

dimana seorang penderita ratarata dapat menularkan kepada 2 orang di

dalam rumahnya. 4i dalam rumah dengan -entilasi baik, kuman ini dapat

hilang terbaa angin dan akan lebih baik !ika -entilasi ruangannya

menggunakan pembersih udara yang bisa menangkap kuman. al yang perlu

diketahui tentang host atau pen!amu meliputi karakteristikF giDi atau daya

tahan tubuh, pertahanan tubuh, hygiene pribadi, ge!ala dan tanda penyakit dan

 pengobatan. Karakteristik host dapat dibedakan antara lain 6 umur, !enis

kelamin, peker!aan , keturunan, peke!aan, ras dan gaya hidup (umber6

at!ito et al , 200). =ingkungan

=ingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda

mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat

interaksi semua elemenelemen termasuk host yang lain. =ingkungan terdiri

dari lingkungan +isik dan non +isik, lingkungan +isik terdiri dari 6 keadaan

geogra+is (dataran tinggi atau rendah, persaahan dan lainlain), kelembaban

udara, suhu, lingkungan tempat tinggal. 'dapun lingkungan non +isik meliputi

6 sosial (pendidikan, peker!aan), budaya (adat, kebiasaan turun temurun),

28

Page 29: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 29/61

ekonomi (kebi!akan mikro dan loal) dan politik (suksesi kepemimpinan yang

mempengaruhi kebi!akan penegahan dan penanggulangan suatu penyakit)

(umber6 at!ito et al , 200)

Menurut 'P' ( "merican public elat "ssosiation, 200&), lingkungan

rumah yang sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 6

1) Memenuhi kebutuhan +isiologisFa) uhu ruangan, yaitu dalam pembuatan rumah harus diusahakan agar 

kontruksinya sedemikian rupa sehingga suhu ruangan tidak berubah

 banyak dan agar kelembaban udara dapat di!aga !angan sampai terlalu

tinggi dan terlalu rendah. 5ntuk itu harus diusahakan agar erbedaan

suhu antara dinding, lantai, atap dan permukaan !endela tidak terlalu

 banyak.

 b) arus ukup mendapatkan penahayaan baik siang maupun malam.

uatu ruangan mendapat penerangan pagi dan siang hari yang ukup

yaitu !ika luas -entilasi minimal 10 dari !umlah luas lantai.) Ruangan harus segar dan tidak berbau, untuk ini diperlukan -entilasi

yang ukup untuk proses pergantian udara.d) arus ukup mempunyai isolasi suara sehingga tenang dan tidak 

terganggu oleh suarasuara yang berasal dari dalam maupun dari luar 

rumah.

e) arus ada -ariasi ruangan, misalnya ruangan untuk anakanak 

 bermain, ruangan makan, ruang tidur, dan lainlain.

+) "umlah kamar tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan umur dan

 !enis kelaminnya. 5kuran ruang tidur anak yang berumur kurang dari

lima tahun minimal 3,& m, artinya dalam suatu ruangan anak yang

29

Page 30: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 30/61

 berumur lima tahun ke baah diberi kebebasan menggunakan -olume

ruangan 3,& m (1,& 1 m) dan di atas lima tahun menggunakan

ruangan $ m ( 1 m).

(umber6 yamsir et al , 2012)2) Perlindungan terhadap penularan penyakitF

a) arus ada sumber air yang memenuhi syarat, baik seara kualitas

maupun kuantitas, sehingga selain kebutuhan untuk makan dan minum

terpenuhi, !uga ukup tersedia air untuk memelihara kebesihan rumah,

 pakaian dan penghuninya. b) arus ada tempat penyimpanan sampah dan A yang baik dan

memenuhi syarat, !uga air pembuangan harus bisa dialirkan dengan

 baik.) Pembuangan kotoran manusia dan limbah harus memenuhi syarat

kesehatan, yaitu harus dapat menegah agar limbah tidak meresap dan

mengkontaminasi permukaan sumber air bersih.

d) #empat memasak dan tempat makan hendaknya bebas dari

 penemaran dan gangguan binatang serangga dan debu.

e) arus ada penegahan agar -ektor penyakit tidak bisa hidup dan

 berkembangbiak di dalam rumah, !adi rumah dalam kontruksinya

harus rat proo#, #ly #igt, mos$uito #igt .

+) arus ada ruangan udara (air space) yang ukup.g) =uas kamar tidur minimal $ m per orang dan tinggi langitlangit

minimal 2,%& meter. Gaktor lingkungan memegang peranan yang

 penting dalam penularan penyakit kusta, terutama pada pemenuhan

+isiologis rumah, sebab sinar ultra -iolet yang terdapat pada sinar 

matahari dapat membunuh kuman kusta, selain itu sinar matahari !uga

30

Page 31: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 31/61

dapat mengurangi kelembaban yang berlebihan, sehingga dapat

menegah berkembangnya kuman kusta dalam rumah, oleh karenanya

suatu rumah sangat perlu adanya penahayaan langsung yang ukup

dari sinar matahari.

(umber6 'P', 200&)

4. 8akt/r Risik/ Lingkungan

a. Penahayaan

Rumah sehat memerlukan ahaya yang ukup khususnya ahaya alam

 berupa ahaya matahari yang berisi antara lain ultra -iolet. Aahaya matahari

minimal masuk 0 lu dengan syarat tidak menyilaukan. Penahayaan rumah

yang tidak memenuhi syarat berisiko 2,& kali terkena #uberulose dan kusta

dibanding penghuni yang memenuhi persyaratan dan pada kusta pun ter!adi hal

yang sesuai dengan #8 tersebut. emua ahaya pada dasarnya dapat mematikan,

namun tentu tergantung !enis dan lama ahaya tersebut. Penahayaan alami

ruangan rumah adalah penerangan yang bersumber dari sinar matahari (alami),

yaitu semua !alan yang memungkinkan untuk masuknya ahaya matahari alamiah,

misalnya melalui !endela atau genteng kaa.

a) Aahaya 'lamiahAahaya alamiah yakni matahari. Aahaya ini sangat penting, karena

dapat membunuh bakteribakteri pathogen di dalam rumah, misalnya kuman

tuberkulose, kusta dan kuman lain. Cleh karena itu rumah yang ukup sehat

seyogyanya harus mempunyai !alan masuk yang ukup (!endela) luasnya

sekurangkurangnya 1& 20. Perlu diperhatikan agar sinar matahari dapat

31

Page 32: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 32/61

langsung ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Gungsi

 !endela selain sebagai -entilasi, !uga sebagai !alan masuk ahaya. elain itu

 !alan masuknya ahaya alamiah !uga diusahakan dengan genteng kaa.

2) Aahaya 8uatan

Aahaya buatan yaitu ahaya yang menggunakan sumber ahaya yang

 bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan lainlain. Kualitas

dari ahaya buatan tergantung dari terangnya sumber ahaya (brigtness o# 

te source%. Penahayaan buatan bisa ter!adi dengan ara, yaitu direct ,

indirect ,  semi direct   atau  general di##using . eara umum pengukuran

 penahayaan terhadap sinar matahari adalah dengan menggunakan lu& meter ,

yang diukur di tengahtengah ruangan setinggi L *3 m dari lantai, dengan

ketentuan tidak memenuhi syarat kesehatan bila penahayaan rumah antara L

&0 menyebakan penahayaan dalam rumah kurang terang sedangkan H00 lu

 penahayaan dalam rumah menyilaukan.Aahaya matahari mempunyai si+at membunuh bakteri, terutama kuman

 M. tuberculosis  dan leprae. Kuman tuberkulosa dan lepra dapat mati oleh

sinar matahari langsung. Cleh sebab itu, rumah dengan standar penahayaan

yang buruk sangat berpengaruh terhadap ke!adian tuberulosis dan kusta.

Kuman tuberkulosis dan leprae dapat bertahan hidup pada tempat yang se!uk,

lembab dan gelap tanpa sinar matahari sampai bertahun tahun lamanya, dan

mala bila terkena sinar matahari, sabun lisol, karbol dan panas api, kuman

Myobaterium tuberulosis dan leprae akan mati dalam aktu 2 !am oleh

sinar matahariF oleh tincture iodii selama & menit dan !uga oleh etanol  *0

32

Page 33: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 33/61

dalam aktu 210 menit serta mati oleh +enol & dalam aktu 23 !am, rumah

yang tidak masuk sinar matahari mempunyai risiko menderita tuberkulosis

seperti halnya kusta % kali dibandingkan dengan rumah yang dimasuki sinar 

matahari.

(umber6 yamsir et al, 2012)

 b. Kepadatan Penghuni Rumah

Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan

 !umlah anggota keluarga dalam satu rumah tinggal. Persyaratan kepadatan hunian

untuk seluruh perumahan biasa dinyatakan dalam m2 per orang. =uas minimum

 per orang sangat relati+, tergantung dari kualitas bangunan dan +asilitas yang

tersedia. 5ntuk perumahan sederhana, minimum $ m2/orang. 5ntuk kamar tidur 

diperlukan minimum m2 per orang. Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni H 2

orang, keuali untuk suami istri dan anak di baah dua tahun. 'pabila ada

anggota keluarga yang men!adi penderita penyakit kusta sebaiknya tidak tidur 

dengan anggota keluarga lainnya. eara umum penilaian kepadatan penghuni

dengan menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu kepadatan penghuni

yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai

dengan !umlah penghuni $ m2 per orang dan kepadatan penghuni tidak 

memenuhi syarat kesehatan bila diperoleh hasil bagi antara luas lantai dengan

 !umlah penghuni L $ m2 per orang. Kepadatan penghuni dalam satu rumah

tinggal akan memberikan pengaruh bagi penghuninya. =uas rumah yang tidak

sebanding dengan !umlah penghuninya akan menyebabkan o'ercro(ded . al ini

tidak sehat karena selain menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, !uga bila

salah satu anggota keluarga terkena penyakit in+eksi, terutama tuberulose dan

33

Page 34: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 34/61

leprae akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain, dimana seorang

 penderita ratarata dapat menularkan 2 orang di dalam rumahnya.Kepadatan merupakan prereNuisite untuk proses penularan penyakit, semakin

 padat maka perpindahan penyakit khususnya penyakit melalui udara akan

semakin mudah dan epat. Cleh sebab itu kepadatan hunian dalam rumah tempat

tinggal merupakan -ariabel yang berperan dalam ke!adian kusta. 5ntuk itu

4epartemen Kesehatan telah membuat peraturan tentang rumah sehat dengan

rumus !umlah penghuni/luas bangunan. yarat rumah dianggap sehat adalah $ m2

 per orang, !arak antara tempat tidur satu dan lainnya adalah $0 m, kamar tidur 

sebaiknya tidak dihuni 2 orang atau lebih keuali di baah 2 tahun. ebuah

 penelitian menun!ukkan baha resiko untuk terkena penyakit kusta 1, kali lebih

tinggi pada penduduk yang tinggal pada rumah yang kurang memenuhi

 persyaratan kesehatan

(umber6 yamsir et al , 2012)

. =antai Rumaheara hipotesis !enis tanah memiliki peran terhadap proses ke!adian kusta,

melalui kelembaban dalam ruangan. =antai tanah enderung menimbulkan

kelembaban, dengan demikian -iabilitas kuman lepra di lingkungan !uga sangat

dipengaruhi. =antai merupakan dinding penutup ruangan bagian baah, kontruksi

lantai rumah harus rapat air dan selalu kering agar mudah dibersihkan dari

kotoran dan debu. elain itu dapat menyebabkan meningkatnya kelembaban

dalam ruangan. 5ntuk menegah masuknya air ke dalam rumah, maka lantai

rumah sebaiknya dinaikan 20 m dari permukaan tanah. Keadaan lantai rumah

34

Page 35: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 35/61

 perlu dibuat dari bahan yang kedap terhadap air sehingga lantai tidak men!adi

lembab dan selalu basah seperti tegel, semen, keramik.=antai yang tidak memenuhi syarat dapat di!adikan tempat hidup dan

 perkembangbiakan kuman dan -ektor penyakit, men!adikan udara dalam ruangan

lembab, pada musim panas lantai men!adi kering sehingga dapat menimbulkan

debu yang berbahaya bagi penghuninya. Keadaan lantai rumah perlu dibuat dari

 bahan yang kedap terhadap air seperti tegel, semen, keramik.

(umber6 yamsir et al , 2012)

d. @entilasi@entilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmos+er yang menyenangkan

dan menyehatkan manusia. 8erdasarkan ke!adiannya, maka -entilasi dapat dibagi

ke dalam dua !enis, yaitu61) @entilasi alamiah

@entilasi alamiah berdasarkan pada tiga kekuatan, yaitu 6 daya di+usi

dari gas gas, gerakan angin dan gerakan massa di udara karena perubahan

temperatur. @entilasi alam ini mengandalkan pergerakan udara bebas (angin),

temperatur udara dan kelembabannya. elain melalui !endela, pintu dan

lubang angin, maka -entilasi pun dapat diperoleh dari pergerakan udara

sebagai hasil si+at porous dinding ruangan, atap dan lantai.

2) @entilasi buatan

Pada suatu aktu, diperlukan !uga -entilasi buatan dengan

menggunakan alat mekanis maupun elektrik. 'lat alat tesebut antara lain 6

kipas angin, ehauster dan 'A (air conditioner ). Persyaratan -entilasi yang

 baik adalah sebagai berikut 6 luas lubang -entilasi tetap minimal & dari luas

lantai ruangan, sedangkan luas lubang -entilasi insidentil (dapat dibuka dan

35

Page 36: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 36/61

ditutup) minimal & dari luas lantai. "umlah keduanya men!adi 10 dari luas

lantai ruangan, udara yang masuk harus bersih, tidak diemari asap atau

 pabrik, knalpot kendaraan, debu dan lain lain, aliran udara diusahakan ross

-entilation dengan lubang -entilasi berhadapan antar dua dinding. 'liran

udara !angan sampai terhalang oleh barangbarang besar, misalnya lemari,

dinding, sekat dan lainlain. eara umum, penilaian -entilasi dan luas lantai

rumah, dengan menggunakan roll meter . Menurut indikator pengaasan

rumah, luas -entilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 10 luas

lantai rumah dan luas -entilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah

L 10 luas lantai rumah. Rumah dengan luas -entilasi yang tidak memenuhi

syarat kesehatan akan membaa pengaruh bagi penghuninya. alah satu

+ungsi -entilasi adalah men!aga aliran udara di dalam rumah tersebut tetap

segar. =uas -entilasi rumah yang L 10 dari luas lantai (tidak memenuhi

syarat kesehatan) akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi oksigen dan

 bertambahnya konsentrasi karbondioksida yang bersi+at raun bagi

 penghuninya. 4isamping itu, tidak ukup -entilasi akan menyebabkan

 peningkatan kelembaban ruangan karena ter!adinya proses penguapan airan

dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ruangan yang tinggi akan men!adi

media yang baik untuk tumbuh dan berkembangbiaknya bakteri bakteri

 pathogen termasuk kuman lepra. elain itu, +ungsi kedua -entilasi adalah

untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri bakteri, terutama bakteri

 patogen seperti leprae, karena di situ selalu ter!adi aliran udara yang terus

36

Page 37: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 37/61

menerus. 8akteri yang terbaa oleh udara akan selalu mengalir. elain itu,

luas -ertilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan

terhalangnya proses pertukaran aliran udara dan sinar matahari yang masuk ke

dalam rumah, akibatnya kuman leprae yang ada di dalam rumah tidak dapat

keluar dan ikut terhisap bersama udara perna+asan. @entilasi berman+aat bagi

sirkulasi udara dalam rumah serta mengurangi kelembaban. Keringat manusia

 !uga dikenal mempengaruhi kelembaban. emakin banyak manusia dalam

satu ruangan kelembaban semakin tinggi khususnya karena uap air baik dari

 perna+asan maupun keringat. Kelembaban dalam ruang tertutup dimana

 banyak terdapat manusia di dalamnya lebih tinggi dibanding kelembaban di

laur ruang. @entilasi mempengaruhi proses dilusi udara !uga dengan kata lain

mengenerkan konsentrasi kuman tuberulosis dan leprae serta kuman lain

terbaa keluar dan mati terkena sinar ultra -iolet. @entilasi !uga dapat

merupakan tempat untuk memasukan ahaya ultra -iolet. al ini akan

semakin baik apabila konstruksi rumah menggunakan genteng kaa (umber6

yamsir et al , 2012)

e. Kelembaban

Kelembaban udara adalah prosentase !umlah kandungan air dalam udara.

Kelembaban terdiri dari 2 !enis, yaitu 1) Kelembaban absolute, yaitu uap air per 

unit -olume udaraF 2) Kelembaban relati+, yaitu banyaknya uap air dalam udara

 pada suatu temperatur terhadap banyaknya uap air pada saat udara !enuh dengan

uap air pada temperatur tersebut. eara umum penilaian kelembaban dalam

rumah dengan menggunakan ygrometer . Menurut indikator pengaasan

37

Page 38: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 38/61

 perumahan, kelembaban udara yang memenuhi syarat kesehatan dalam rumah

adalah L 30 atau H %0. Rumah yang tidak memiliki kelembaban yang

memenuhi syarat kesehatan akan membaa pengaruh bagi penghuninya. Rumah

yang lembab merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme,

antara lain bakteri, spiroket, riketsia dan -irus. Mikroorganisme tersebut dapat

masuk ke dalam tubuh melalui udara. elain itu kelembaban yang tinggi dapat

menyebabkan membrane mukosa hidung men!adi keringat sehingga kurang

e+ekti+ dalam menghadang mikroorganisme. 8akteribakteri pada umumnya akan

tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan kelembaban tinggi karena air 

membentuk lebih dari *0 -olume sel bakteri dan merupakan hal yang esensial

untuk petumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri. elain itu kelembaban

udara yang meningkat merupakan media yang baik untuk bakteribakteri patogen.

Penghuni rumah yang mempunyai kelembaban ruang keluarga lebih besar dari

%0 berisiko terkena penyakit tuberkulosis 10,% kali dibanding penduduk yang

tinggal pada perumahan yang memiliki kelembaban lebih keil atau sama dengan

%0. Kelembaban merupakan sarana yang baik untuk pertumbuhan

mikroorganisme, termasuk kuman tuberkulosis dan leprae sehingga -iabilitas

lebih lama. eperti telah dikemukakan, kelembaban berhubungan dengan

kepadatan dan -entilasi. #opogra+i menurut penelitian !uga berpengaruh terhadap

kelembaban, ilayah yang lebih tinggi enderung memiliki kelembaban lebih

rendah.

(umber6 yamsir et al , 2012)

+. Ketinggian

38

Page 39: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 39/61

Ketinggian seara umum mempengaruhi kelembaban dan suhu lingkungan.

etiap kenaikan 100 meter, selisih suhu udara dengan permukaan laut sebesar 

0,&0A. ketinggian berkaitan dengan kelembaban !uga dengan kerapatan oksigen.

Kuman M. tuberulosis dan kuman se!enisnya seperti leprae sangat aerob,

sehingga diperkirakan kerapatan oksigen di pegunungan akan mempengaruhi

-iabilitas kuman. (umber6 yamsir et al , 2012)

5. 8akt/r Risik/ arakteristik Pen,u,uk "a,a keja,ian kusta

a. osial BkonomiC (200) menyebutkan $0 penderita kusta di dunia menyerang

kelompok dengan sosial ekonomi lemah atau miskin. ubungan antara

kemiskinan dengan penyakit kusta bersi+at timbal balik. Kusta merupakan

 penyebab kemiskinan dan karena miskin maka manusia menderita kusta. Kondisi

sosial ekonomi itu sendiri, mungkin tidak hanya berhubungan seara langsung,

namun dapat merupakan penyebab tidak langsung seperti adanya kondisi giDi

memburuk, serta perumahan yang tidak sehat, ygiene sanitasi yang kurang dan

akses terhadap pelayanan kesehatan !uga menurun kemampuannya (umber6

at!ito et al, 200).

#ingkat peker!aan dan !enis peker!aan sangat mempengaruhi ter!adinya kasus

kusta atau keberhasilan pengobatan, status sosial ekonomi keluarga diukur dari

 !enis, keadaan rumah, kepadatan penghuni per kamar, status peker!aan dan harta

kepemilikan. Masyarakat dengan sosial ekonomi yang rendah sering mengalami

kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, sehingga penyakit kusta

men!adi anaman bagi mereka. Penyebab terbesar menurunnya kasus kusta adalah

39

Page 40: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 40/61

meningkatnya tingkat sosial ekonomi keluarga tetapi +aktor lain akibat sosial

ekonomi adalah pengaruh lingkungan rumah seara +isik baik pada, penahayaan,

-entilasi, kepadatan rumah, dan pemenuhan kebutuhan giDi dapat terpenuhi

(umber6 at!ito et al, 200).

Gaktor sosial ekonomi ini merupakan salah satu karakteristik tentang +aktor 

orang, perlu mendapat perhatian tersendiri. tatus sosial ekonomi sangat erat

hubungannya dengan peker!aan dan !enis peker!aan serta besarnya pendapatan

keluarga !uga hubungan dengan lokasi tempat tinggal, kebiasaan hidup keluarga,

termasuk kebiasaan makan, !enis rekreasi keluarga, dan lain sebagainya. tatus

sosial ekonomi erat pula hubungannya dengan +aktor psikologi indi-idu dan

keluarga dalam masyarakat. tatus ekonomi sangat sulit dibatasi, hubungan

dengan kesehatan !uga kurang nyata, yang !elas baha kemiskinan erat

hubungannya dengan penyakit hanya sulit dianalisa managemen sebab, dan yang

mana akibat. tatus ekonomi menentukan kalitas makanan, hunian, kepadatan

giDi, tara+ pendidikan, tersediannya +asilitas air bersih, sanitasi kesehatan lainnya,

 besar keil keluarga, dan teknologi (umber6 at!ito et al, 200)

 b. 5mur 

Kebanyakan peneliti melaporkan distribusi penyakit kusta menurut umur 

 berdasarkan pre-alensi, hanya sedikit yang berdasarkan insiden, karena pada saat

timbulnya penyakit sangat sulit diketahui. 4engan kata lain ke!adian penyakit

sering terkait umur pada saat ditemukan dari pada saat timbulnya penyakit. Kusta

diketahui ter!adi pada semua umur mulai bayi sampai umur tua ( minggu sampai

lebih dari %0 tahun), namun yang terbanyak adalah pada umur muda dan

40

Page 41: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 41/61

 produkti+. Keaatan lebih banyak ter!adi pada usia produkti+ dan keaatan

sekunder pada usia dibaah 0 tahun. al ini disebabkan oleh bahaya yang

terpapar pada saat berakti+itas (umber6 at!ito et al, 200)

. "enis kelaminPenyakit kusta dapat mengenai dari semua !enis kelamin, baik laki laki

mupun perempuan. ebagian besar >egara di dunia keuali dibeberapa >egara di

'+rika menun!ukkan baha lakilaki lebih banyak terserang kusta dari pada

anita. Rendahnya ke!adian kusta pada anita disebabkan karena beberapa

+aktor antara lain +aktor lingkungan dan +aktor biologis. #ingkat keaatan pada

lakilaki lebih besar daripada anita. al ini berkaitan dengan peker!aan,

kebiasaan keluar rumah, dan merokok (umber6 at!ito et al, 200).d. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terenana untuk meu!udkan suasana

 bela!ar dan proses pembela!aran agar peserta didik seara akti+ mengembangkan

 potensi dirinya untuk memiliki semangat spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, keerdasan akhlak mulia keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan >egara. Pendidikan +ormal adalah !alur pendidikan yang

terstruktur dan ber!en!ang yang terdiri dari pendidikan dasar (4/MP/edera!at),

 pendidikan menengah (M'/edera!at) serta pendidikan tinggi

(4iploma/sar!ana/magister/spesialis) (55 >o 20 tahun 200 #entang istem

 pendidikan >asional). tatus pendidikan berkaitan denga tindakan penarian

 pengobatan penderita kusta. Rendahnya tingkat pendidikan dapat mengakibatkan

lambatnya penarian pengobatan dan diagnosis penyakit, hal ini dapat

mengakibatkan keaatan pada penderita kusta semakin parah. Kelompok tidak 

41

Page 42: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 42/61

terpela!ar (3) lebih banyak mengalami keaatan sekunder. al ini disebabkan

 pada kelompok terpela!ar lebih mengerti dan mengikuti instruksi tenaga kesehatan

(umber6 at!ito et al, 200).

e. Peker!aanebagian besar penderita kusta di dunia berada di negara yang sedang

 berkembang termasuk Indonesia, sebagaian besar penduduk. Indonesia menari

 penghasilan dengan berook tanam atau bertani. al ini sangat berpengaruh

terhadap ter!adinya aat pada kusta (umber6 at!ito et al, 200).

B.  erangka Te/ri

8erdasarkan uraian tin!auan pustaka terdapat banyak +aktor yang dapat

mempengaruhi ter!adinya penyakit kusta yang akan di gambarkan dalam kerangka

teori berikut ini6

?ambar 2.2. Kerangka #eori (umber at!ito et al , 200F yamsir et al,2012F

  amsuar et al,2012)

C.  erangka /nse"

4ari banyaknya +aktor yang dapat mempengaruhi ter!adinya penyakit kusta,

 peneliti menggunakan -ariabel independen yaitu umur, !enis kelamin, tingkat

 pendidikan, peker!aan, riayat kontak, dan daerah tempat tinggal. 8eberapa

42

Agent:

 M.leprae Environtment 

Penahayaan Kepadatan

 penghuni rumah

=antai rumah

@entilasi

Kelembaban Ketinggian

Pen$akit

usta

 Host:

- 5mur 

- "enis Kelamin

- Pendidikan

- osialBkonomi

- Peker!aan

Ria at Kontak 

Page 43: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 43/61

-ariabel lainnya tidak diambil, karena peneliti menyesuaikan dengan data yang

 bisa diambil melalui rekam medik yang ada ditempat penelitian. 8erikut akan

digambarkan dalam kerangka konsep6

?ambar 2.. kema Kerangka Konsep

BAB %%%

43

@ariabel 4ependen@ariabel Independen

5mur 

Penyakit Kusta

#i e Kusta

Riayat Kontak 

#ingkat Pendidikan

"enis Kelamin

Page 44: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 44/61

MET-DE PENEL%T%AN

A.  Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan !enis penelitian obser-asional deskripti+ dengan

 pendekatan sur-ei untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit kusta pada

atatan rekam medik di Puskesmas ani periode "anuari 2013 sampai 4esember 

#ahun 201&.

B.  *aktu ,an Tem"at Penelitian

1. L/kasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Puskesmas ani Kabupaten 4onggala

2. *aktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1* 20 "anuari tahun 201

C.  P/"ulasi Penelitian

1. P/"ulasi target

Penderita Penyakit Kusta

2. P/"ulasi terjangkau

eluruh penderita penyakit kusta yang teratat dalam rekam medik program

tatalaksana pasien penyakit kusta di Puskesmas ani periode "anuari 2013 sampai

4esember 201&

D.  'am"el ,an teknik "engam)ilan sam"el

ampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi penderita

 penyakit Kusta yang teratat dalam register kohort program tatalaksana pasien

 penyakit kusta di Puskesmas ani periode "anuari 2013 sampai 4esember 201& yang

diambil dengan menggunakan tehnik sampling )enu *sensus% serta memenuhi kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi

E.  riteria Retriksi

1. riteria %nklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah6

44

Page 45: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 45/61

a. Pasien yang terdiagnosis kusta

 b. Pasien dengan data rekam medik lengkap

2. riteria EksklusiKriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah6

a. Pasien yang terdiagnosis kusta tetapi rekam medik tidak lengkap.

8.  De!inisi -"erasi/nal

1. +aria)el %n,e"en,en

Penderita penyakit kusta adalah pasien yang dinyatakan menderita kusta

 berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan +isik (berdasarkan cardinal sign) tanpa

 pemeriksaan penun!ang skin smear  8#' yang teratat dalam rekam medik pasien.

a. 5mur  5mur adalah lamanya hidup dalam tahun dilihat dari tanggal kelahiran

sampai dengan ulang tahun terakhir responden.'lat 5kur 6 Rekam Medik  

kala 5kur 6 >ominal

asil 5kur 6 1 O L 1& tahun

  2 O H 1& tahun b. "enis Kelamin

"enis kelamin adalah Pembagian manusia menurut anatomi dan +isiologi

yaitu lakilaki atau perempuan

'lat 5kur 6 Rekam Medik  

kala 5kur 6 >ominalasil 5kur 6 1 O =akilaki

  2 O Perempuan

. #ingkat pendidikan

#ingkat pendidikan adalah !en!ang pendidikan tertinggi yang pernah

diikuti/ditamatkan/di apai oleh responden. Pendidikan tinggi termasuk 1

sampai . Pendidikan sedang termasuk tamat 4, MP, dan M'/edera!at.

Pendidikan rendah termasuk tidak tamat 4 dan tidak bersekolah.'lat 5kur 6 Rekam Medik  

kala 5kur 6 Crdinal

asil 5kur 6 1 O Pendidikan Rendah

2 O Pendidikan edang

45

Page 46: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 46/61

  O Pendidikan #inggi

d. #ipe kusta

#ipe kusta adalah tipe penyakit kusta yang diderita responden berdasarkan

klasi+ikasi dari C yang terbagi atas dua yaitu tipe pausibasiler (P8) dan tipe

multibasiler (M8).

'lat 5kur 6 Rekam Medik  

kala 5kur 6 >ominal

asil 5kur 6 1 O P8  2 O M8

e. Riayat kontak 

Riayat kontak adalah adanya kontak +isik dengan orang (baik anak atau

deasa) yang sudah diketahui menderita penyakit kusta, sedang men!alani

 pengobatan penyakit kusta, telah selesai pengobatan, maupun yang tidak selesai

 pengobatan, baik yang tinggal serumah maupun tidak.'lat 5kur 6 Rekam Medik  

kala 5kur 6 >ominal

asil 5kur 6 1 O 'da Kontak 

  2 O #idak 'da Kontak 

2. +aria)el De"en,en

Penyakit Kusta adalah penyakit in+eksi granulomatous menahun yang

disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. 8akteri ini merupakan bakteri tahan

asam yang menyerang sistem sara+ tepi, kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian

atas, mata, otot, tulang, testis dan sistem retikuloendotelial, keuali sistem sara+ pusat.

(.  Tehnik Pengum"ulan Data

1. &enis ,ata

"enis data penelitian ini berupa data kuantitati+.

2. 'um)er ,ata

46

Page 47: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 47/61

umber data yang digunakan berupa sekunder (rekam medik) yang diperoleh

dari instansi tempat penelitian dilakukan.#. Cara Pengum"ulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan ara memeriksa data yang diperoleh seara

tidak langsung dari sub!ek penelitian melainkan diperoleh dari data yang telah ada

(rekam medik).

H.  Peng/lahan Data

4atadata yang digunakan dalam penelitian ini diatur terlebih dahulu melalui

lima tahapan, antara lain6

+. ata oding 

Pada tahapan ini klasi+ikasi dibuat terlebih dahulu kemudian diberi kode pada

rekam medik yang peneliti kumpulkan. #ahapan ini dilakukan agar memudahkan

dalam mengedit dan memasukkan data.

. ata /diting 

etelah diberi kode, kemudian diek terlebih dahulu kelengkapan !aabannya,

selan!utnya diproses dalam pengeditan

0. ata /ntry

Pada tahap ini, barulah data dimasukkan ke dalam setiap template yang telah

disiapkan.

1. ata Tabulating Pada tahap ini data dikelompokkan sesuai -ariabel yang akan diteliti guna

memudahkan analisis data2. ata leaning 

Pengeekan kembali data yang telah dientry dimasukkan untuk memastikan

 baha data tersebut telah bebas dari kesalahan, baik kesalahan pengkodean

47

Page 48: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 48/61

ataupun kesalahan dalam membaa kode, sehingga data benarbenar siap untuk 

dianalisis.

%.  Teknik Analisa Data

"enis analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

uni-ariat. 'nalisis data uni-ariat ber+ungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari

masingmasing -ariabel, baik -ariabel dependen maupun -ariabel independen.

@ariabel diteliti melalui distribusi +rekuensi dari masingmasing -ariabel. 'nalisis

data uni-ariat pada penelitian ini ber+ungsi untuk mengetahui gambaran distribusi

 pasien penderita penyakit Kusta di Puskesmas ani periode "anuari 2013 sampai

4esember 201& berdasarkan umur, !enis kelamin, tingkat pendidikan, daerah tempat

tinggal, riayat kontak, dan tipe kusta.

48

Page 49: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 49/61

BAB %+

HA'%L PENEL%T%AN

8erdasarkan penelitian yang telah dilakukan, data di analisis dengan

menggunakan teknik analisis uni-ariat dan hasil karakteristik penderita penyakit

kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani Kabupaten 4onggala yang didapatkan adalah6

A. Umur

#able 3.1 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan umur pada penderita

  penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

UMUR &UMLA

H

PER'ENTA'E

;15 Tahun 1 *

<15 Tahun 12 $2

T/tal 1 100

?ra+ik 3.1. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan umur pada penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

*

$2

UMUR 

L1& H1&

49

Page 50: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 50/61

4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita

 penyakit kusta dengan kelompok umur H 1& tahun lebih banyak dibandingkan

kelompok umur L 1& tahun. 4ari 1 orang penderita kusta didapatkan proporsi

kelompok umur L 1& tahun sebesar *, sedangkan proporsi kelompok umur H 1&

tahun sebesar $2.

B. &enis elamin

#abel 3.2. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan !enis kelamin pada

 penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

&enis elaminT/tal

=K P

&umlah 10 1

Persentase %% 2 100

?ra+ik 3.2. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan !enis kelamin pada penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

50

Page 51: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 51/61

='KI ='KI PBRBMP5'>0

2

3

*

10

12

10

3

&enis elamin

"5M='

4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita penyakit

kusta dengan "enis kelamin laki laki lebih banyak dibandingkan !enis kelamin

 perempuan. 4ari 1 orang penderita kusta didapatkan proporsi !enis kelamin laki

laki sebesar %% (10 orang), sedangkan proporsi perempuan sebesar 2 (

orang).

C. Tingkat Pen,i,ikan

#abel 3.. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada

  penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

Tingkat

"en,i,ikan

&umla

h

Persentase

Ren,ah $ $

'e,ang 2

Tinggi 1 *

T/tal 1# 1

51

Page 52: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 52/61

?ra+ik 3.. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada

RB>4' B4'>? #I>??I0

1

2

3

&

%

*

$

10

9

3

1

T%N(AT PEND%D%AN

"5M='

 

 penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita penyakit

kusta dengan kelompok pendidikan rendah lebih banyak dibandingkan kelompok 

 pendidikan sedang dan pendidikan tinggi. 4ari 1 orang penderita kusta

didapatkan proporsi kelompok pendidikan rendah sebesar $ ($ orang),

sedangkan proporsi kelompok pendidikan sedang dan tinggi masing masing 2

( orang) dan * (1 orang).

D. Ti"e usta

#abel 3.3. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan tipe pada penderita

  penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

Ti"e &umlah Persen

MB 12 $2

52

Page 53: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 53/61

PB 1 *

T/tal 1# 1

?ra+ik 3.3. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan peker!aan pada penderita

$2

*

T%PE U'TA

M8 P8

 penyaki

t kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita penyakit

kusta dengan tipe M8 lebih banyak dibandingkan kelompok tipe P8. 4ari 1

orang penderita kusta didapatkan proporsi kelompok tipe P8 1 orang (*) ,

sedangkan proporsi kelompok tipe M8 12 orang ($2).

E. Ri=a$at /ntak 

#abel 3.&. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan riayat kontak pada

  penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

Ri=a$at k/ntak &umla

h

Persen

A,a k/ntak  2 1&

Ti,ak a,a k/ntak 11 *&

53

Page 54: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 54/61

#otal 1# 1

?ra+ik 3.&. 4istribusi +rekuensi responden berdasarkan riayat kontak pada

 penderita penyakit kusta periode "anuari 2013 4esember 201&

15%

85%

R%*A>AT -NTA 

'4' KC>#'K #I4'K '4' KC>#'K

4ari hasil analisis distribusi +rekuensi, didapatkan !umlah penderita penyakit

kusta dengan #idak ada riayat kontak lebih banyak dibandingkan yang memiliki

riayat kontak. 4ari 1 orang penderita kusta didapatkan proporsi ada riayat

kontak 2 orang (1&) , sedangkan proporsi tidak ada riayat kontak 11 orang

(*&).

54

Page 55: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 55/61

BAB +

PEMBAHA'AN

Penelitian obser-asional deskripti+ yang dilakukan mengambil sampel dari

seluruh populasi penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani periode

"anuari 2013 sampai 4esember 201& dengan menggunakan data sekunder yaitu

rekam medik pasien. 4ari sampel penderita yang ber!umlah 1 orang, semuanya

memenuhi kriteria inklusi.

A. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas

*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan umur

4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

 periode "anuari 2013 hingga 4esember 201 didapatkan baha kelompok umur lebih

dari 1& tahun lebih banyak ($2) dibandingkan dengan kelompok umur kurang dari

1& tahun (*).

55

Page 56: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 56/61

8erdasarkan teori, penyakit kusta lebih banyak ter!adi pada kkelompok usia

 produkti+. Grekuensi tertinggi ter!adi pada kelompok usia antara 2&& tahun. al ini

dapat disebabkan karena usia produkti+ merupakan usia dimana seseorang

mempunyai pergaulan atau akti-itas lebih tinggi dibanding usia tidak produkti+ 

sehingga usia produkti+ lebih rentan tertular penyakit kusta. elain itu, insiden

 penyakit kusta sulit diketahui dan masa inkubasinya ukup lama (2& tahun) sehingga

kebanyakan penderita kusta baru ditemukan pada umur 1& 0 tahun (umber6 ol++ 

et al, 200*).

B+ek kusta pada usia produkti+ berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi

 penderita. #idak sedikit diantara mereka yang ditolak oleh masyarakat sekitar dan

akhirnya sulit untuk mendapatkan peker!aan atau bahkan kehilangan peker!aan. al

tersebut mengakibatkan penderita kusta tidak dapat hidup seara mandiri dan harus

tergantung pada anggota keluarganya (umber6 at!ito et al,  200F yamsir et al ,

2012F amsuar et al, 2012).

B. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas

*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan jenis kelamin.

4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

 periode "anuari 2013 hingga 4esember 201 didapatkan !enis kelamin lakilaki lebih

 banyak (%%) menderita penyakit kusta dibandingkan perempuan (2).

al ini dapat disebabkan karena rendahnya status sosial atau stigma sosial di

kalangan perempuan dalam kehidupan masyarakat peradaban timur, sehingga

kalangan anita harus meminta iDin terlebih dahulu kepada suami atau keluarga bila

ingin berobat. Rendahnya kun!ungan kalangan perempuan untuk mengakses

 pelayanan kesehatan menybabkan pendataan untuk gender ini men!adi kurang.

56

Page 57: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 57/61

4engan kata lain, masih ada kemungkinan kasus tersembunyi pada kalangan

 perempuan di tengahtengah masyarakat sehingga perlu untuk dilakukan in-estigasi

langsung ke lapangan. elainn itu, dera!at paparan atau pa!anan!uga ikut berpengaruh.

Cleh karena perempuan !arang beker!a atau melakukan akti-itas di luar rumah, maka

risiko paparan terhadap penyakit kusta berpeluang keil bila dibandingkan dengan

lakilaki (umber6 at!ito et al, 200F yamsir et al , 2012F amsuar et al, 2012)

C. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas

*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan tingkat

"en,i,ikan

4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

 periode "anuari 2013 hingga 4esember 201 didapatkan penyakit kusta lebih banyak 

($) diderta oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah dibandingkan

dengan tingkat pendidikan sedang (2) dan tingkat pendidikan tinggi (*).

8erdasarkan teori, banyak +aktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat

 pendidikan di kalangan penderita kusta, diantaranya keterbatasan kondisi sosial

ekonomi, persepsi indi-idu yang keliru akan arti pentingnya pendidikan dan malu

untuk melan!utkan pendidikannya setelah mengetahui dirinya menderita kusta.

 >amun, keterbatasan kondisi sosialekonomi men!adi alasan yang paling utama.

ementara itu, status pendidikan erat kaitannya dengan tindakan penderita kusta

untuk menari pengobatan. Penderita dengan tingkat pendidikan yang rendah

enderung lambat dalam menari pengobatan sehingga lambat untu didiagnosis

menderita kusta. Cleh sebab itu, sebagian besar mereka yang datang untuk menari

57

Page 58: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 58/61

 pengobatan sudah masuk dalam pengelompokkan kusta tipe M8 atau bahkan datang

dalam kondisi aat.

D. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas

*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan ti"e kusta

4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

 periode "anuari 2013 hingga 4esember 201 didapatkan kusta dengan tipe M8 lebih

 banyak ($2) dibandingkan tipeP8 (*).

Persentase penderita kusta tipe M8 lebih besar daripada penderita kusta tipe

P8 atau sebaliknya dapat dipengaruhi oleh beberapa +aktor diantaranya adalah

genetik, tingkat in+eksi bakteri, daya tahan tubuh pe!amu, pengetahuan dan kesadaran

 penderita, epat lambatnya seseorang untuk menari pengobatan, !arak dan

ketersediaan akses pelayanan kesehatan, keadaan sosial ekonomi dan keteraturan

minum obat M4#. >amun, +aktor penyebab yang paling utama adalah daya tahan

tubuh pe!amu atau keadaan respon imunitas seluler seseorang. 8ila respon imun

selulernya baik, maka seseorang yang terin+eksi bakteri Myobaterium leprae hanya

akan bermani+estasi sebagai kusta tipe P8 atau bahkan dapat sembuh sendiri.

edangkan bila respon imunitas selulernya buruk, maka akan berrmani+estasi sebagai

kusta tipe M8 (umber6 at!ito et al, 200F yamsir et al , 2012F amsuar et al, 2012)

E. (am)aran karakteristik "en,erita "en$akit kusta ,i =ila$ah kerja Puskesmas

*ani "eri/,e &anuari 214 hingga Desem)er 216 )er,asarkan ri=a$at k/ntak 

4ari hasil analisis penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

 periode "anuari 2013 hingga 4esember 201didapatkan baha sebanyak *&

58

Page 59: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 59/61

 penderita menyangkal adanya riayat kontak dengan pasien yang diketahui

menderita kusta, dan 1& mengatakan baha pernah kontak dengan penderita kusta.8anyak +aktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian mengenai persentase

ada tidaknya riayat kontak pada penderita kusta. >amun +aktor yang sangat

mempengaruhi adalah ara penemuan penderita seara akti+ (deteksi dini), dimana

 petugas harus melakukan pemeriksaan kontak. #u!uannya adalah untuk menari

 penderita baru yang mungkin sudah lama ada dan belum ditemukan bahkan belum

diobati sert amenari penderita baru yang mungkin ada diatara penderita kusta yang

sudah berstatus release #rom treatment  (RG#). asaran program ini ditu!ukan pada

semua anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita dan tetangga

sekitarnya. Pemeriksaan ini harus dilakukan minimal dalam aktu bulan se!ak 

diketahui ada anggota keluarga menderita kusta terlebih bila tipe kusta yang diderita

adalah tipe M8. Pemeriksaan ini sebaiknya diulang setiap tahun (umber6 at!ito et 

al, 200F yamsir et al , 2012F amsuar et al, 2012)Kontak dengan penderita kusta seara langsung, lama dan berulang, terlebih

mereka dengan tipe M8 merupakan +aktor determinan utama ke!adian kusta. emakin

tinggi hasil temuan akan riayat kontak serumah, tetangga, dan masyarakat sekitar 

maka akan semakin berpeluang tinggi untuk penyebaran penyakit ini di lingkungan

tersebut yang akan berhubungan langsung dengan angka pre-alensi kasus penyakit ini

(umber6 at!ito et al, 200F yamsir et al , 2012F amsuar et al, 2012).

BAB +%

PENUTUP

59

Page 60: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 60/61

A. E'%MPULAN4ari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan baha6

1. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan umur 

didapatkan baha kelompok umur lebih dari 1& tahun lebih banyak ($2)

dibandingkan dengan kelompok umur kurang dari 1& tahun (*).

2. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan !enis

kelamin didapatkan !enis kelamin lakilaki lebih banyak (%%) menderita

 penyakit kusta dibandingkan perempuan (2).

. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan tingkat

 pendidikan didapatkan baha penyakit kusta lebih banyak ($) diderita oleh

masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah dibandingkan dengan tingkat

 pendidikan sedang (2) dan tingkat pendidikan tinggi (*).

3. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan tipe

kusta didapatkan baha kusta dengan tipe M8 lebih banyak ($2) dibandingkan

tipe P8 (*).

&. Karakteristik penderita penyakit kusta di ilayah ker!a Puskesmas ani

Kabupaten 4onggala periode "anuari 2013 4esember 201& berdasarkan adanya

riayat kontak didapatkan baha sebanyak *& penderita menyangkal adanya

riayat kontak dengan pasien yang diketahui menderita kusta, dan 1&

mengatakan baha pernah kontak dengan penderita kusta.

60

Page 61: KTI BAB 1-6

7/24/2019 KTI BAB 1-6

http://slidepdf.com/reader/full/kti-bab-1-6 61/61

B. 'ARAN

1. Bagi "en,erita "en$akit kusta4isarankan untuk selalu berkonsultasi tentang perubahan yang ter!adi

sehubungan dengan penyakit yang diderita

2. Bagi %nstitusi

Meningkatkan pengaasan dan keteraturan minum obat untuk memonitoring

 penderita penyakit kusta

#. Bagi Peneliti lain

Perlu dilakukan penelitian lan!utan dengan sampel yang !auh lebih besar dan

-ariabel yang lebih banyak