lp ca laring

21
KANKER LARING A. Pengertian Laring adalah kotak kaku yang tidak dapat meregang, laring mengandung ruang sempit antara pita suara (glottis) dimana udara harus melewati ruangan ini. Carcinoma laring adalah keganasan pada laring. Kanker merupakan massa jaringan abnormal tumbuh terus menerus, tidak pernah mati. Tumbuh dan tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana ia tumbuh. Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan.. Secara anatomi karsinoma di bagi atas 3 bagian yaitu supra giotik, tumor pada puka ventrikularis, aritenoid, epigiatis dan sinus periforanus. (Glatis : tumor pada korda vokalis, subglotis : tumor dibawah koida vokalis). B. Anatomi Fisiologi Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trachea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas: 1. Epiglotis: ostium katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan 2. Glotis: ostium antara pita suara dan laring 3. Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trachea, sebagian dari kartilago membentuk jakun (Adam’s apple)

Upload: mayasuheri

Post on 21-Apr-2017

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP CA Laring

KANKER LARING

A. Pengertian

Laring adalah kotak kaku yang tidak dapat meregang, laring mengandung

ruang sempit antara pita suara (glottis) dimana udara harus melewati ruangan ini.

Carcinoma laring adalah keganasan pada laring. Kanker merupakan massa jaringan

abnormal tumbuh terus menerus, tidak pernah mati. Tumbuh dan tidak terkoordinasi

dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana ia tumbuh. Kanker Laring

adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di

tenggorokan.. Secara anatomi karsinoma di bagi atas 3 bagian yaitu supra giotik,

tumor pada puka ventrikularis, aritenoid, epigiatis dan sinus periforanus. (Glatis :

tumor pada korda vokalis, subglotis : tumor dibawah koida vokalis).

B. Anatomi Fisiologi

Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan

faring dan trachea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya

vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi dari benda asing

dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:

1. Epiglotis: ostium katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama

menelan

2. Glotis: ostium antara pita suara dan laring

3. Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trachea, sebagian dari kartilago

membentuk jakun (Adam’s apple)

4. Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring

(terletak dibawah kartilago roid)

5. Kartilago critenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid

6. Pita suara: ligamen yang terkontrol oleh gesekan otot yang menghasilkan bunyi

suara, pita suara melekat pada lumen laring.

C. Etiologi

Penyebab utama dari kanker laring tidak diketahui. Kanker laring mewakili

1% dari semua kanker dan terjadi lebih sering pada pria, faktor-faktor penyebabnya

adalah

1. Tembakau

Page 2: LP CA Laring

2. Alkohol dan efek kombinasinya

3. Ketegangan vocal

4. Laringitis kronis

5. Pemajanan industrial terhadap karsinogen

6. Defisiensi nutrisi (riboflavin) dan

7. Predisposisi keluarga.

D. Klasifikasi

Tumor Ganas Laring

1. Glotis

Tis Karsinoma insitu

a. T1 Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara

masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.

b. T2 Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat

bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).

c. T3 Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir.

d. T4 Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar

dari laring.

2. Subglotis

Tis karsinoma insitu

a. T1 Tumor terbatas pada daerah subglotis

b. T2 Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah

terfiksir.

c. T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.

d. T4 Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar

laring atau dua-duanya.

3. Metastasis Jauh (M)

a. Mx Tidak terdapat/ terdeteksi

b. M0 Tidak ada metastasis jauh

c. M1 Terdapat metastasis jauh.

4. Stadium

a. ST1 T1 N0 M0

Page 3: LP CA Laring

Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara

masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.

Tumor terbatas pada daerah subglotis. Tidak ada metastasis jauh

b. ST II T2 N0 M0

Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih

dapat bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility). Tumor sudah meluas

ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir. Tidak ada

metastasis jauh

c. STIII T3 N0 M0, T1/T2/T3 N1 M0

Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir. Tidak ada

metastasis jauh

d. STIV T4 N0/N1 M0

Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah

keluar dari laring. Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau

perluasan ke luar laring atau dua-duanya

e. T1/T2/T3/T4 N2/N3

f. T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3 M1

E. Penanggulangan

Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan, maka ditentukan tindakan

yang akan diambil sebagai penanggulangannya.

Ada 3 cara penaggulangan yang lazim dilakukan, yakni pembedahan, radiasi,

obat sitostatika ataupun kombinasi daripadanya, tergantung pada stadium penyakit

dan keadaan umum pasien.

Sebagai patokan dapat dikatakan stadium 1dikirim untuk dilakukan operasi,

stadium 4 dilakukan operasi dengan rekonstruksi, bila masih memungkinkan atau

dikirim untuk mendapatkan radiasi.

Jenis pembedahan adalah laringgektomia totalis ataupun parsial, tergantung

lokasi dan penjalaran tumor, serta dilakukan juga diseksi leher radikal bila terdapat

penjalaran ke kelenjar limfa leher. Di bagian THT RSCM tersering dilakukan

laringektomia totalis, karena beberapa pertimbangan, sedangkan laringektomi parsial

jarang dilakukan, karena teknik sulit untuk menentukan batas tumor.

F. Patofisiologi dan Pathway

Page 4: LP CA Laring

Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun.

Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan

merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat.

Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker kepala dan

leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan. Terutama neoplasma

laryngeal, 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara

(intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga

tidak terjadi metastase ke arah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis

(ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor superglotis dan subglotis harus

cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak.

Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih

dapat digerak.

Pathway

Keterpaparan

 

Zat Kimia   Rokok        Alkohol    Serbuk Logam    Serbuk Kayu

 

Bersihan Jalan Nafas Tak Efektif

Terhirup

 

Batuk

 

Terhirup dalam jangka waktu yang lama menyebabkan penimbunan zat toksin

 

Terbentuk thrombus

Page 5: LP CA Laring

terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan ligamen rikoaritenoid,

 tumor di pita suara akan mengganggu gerak maupun getaran kedua pita suara

Gangguan Komunikasi Verbal

Suara Serak

 

Fase lanjut

Perubahan membrane Mokosa oral

 

Tumor menjalar ke Pharynx

Gangguan Nutrisi Kurang   dari Keb.Tubuh

 

Gangguan menelan, berbicara

Gangguan Citra Tubuh

 

Tumor makin membesar

Pembedahan

Page 6: LP CA Laring

Nyeri

Gangguan Integritas Kulit

G. Manifestasi Klinis

1. Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak.

Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera

memeriksakan diri.

2. Rasa tidak enak pada tenggorokan seperti ada yang tersangkut.

3. Kesulitan menelan.

4. Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar

getah bening, muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.

5. Nyeri tenggorokan

6. Nyeri leher

7. Penurunan berat badan

8. Batuk

9. Batuk darah

10. Bunyi pernafasan yang abnormal. (strdor/ ngorok timbul saat tidur).

11. Sesak terjadi pada awal dan di area glotis

12. Nyeri dan rasa terbakar pada tenggorok ketika minum cairan panas dan jus jeruk

13. Disfagia, dispnea, dan nafas bau

14. Pembesaran nodus servikal, debilitas umum dan nyeri yang menjalar ke telinga

dapat menandakan adanya metastasis (transfer penyakit dari satu organ ke organ

lain).

Page 7: LP CA Laring

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER LARING

A. Pengkajian

Data pre dan posoperasi tergantung pada tipe kusus atau lokasi proses kanker

dan koplikasi yang ada. Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai

sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

1. Identitas klien

Nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, status,

agama, alamat, hubungan klien dengan penanggung jawab.

2. Pemeriksaan fisik.

3. Riwayat kesehatan sekarang.

4. Riwayat kesehatan lalu.

5. INTEGRITAS EGO

Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara,mati, terjadi atau berulangnya kanker.

Kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan kerja dan

keuangan. Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi.

6. MAKANAN ATAU CAIRAN

Gejala :Kesulitan menelan. Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit

menelan, sakit tenggorok yang menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase oral,

kebersihan gigi buruk. Pembengkakan lidah dan gangguan gag reflek.

7. HIGIENE

Tanda : kemunduran kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan perawatan dasar.

8. NEUROSENSORI

Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian. Tanda : Hemiparesis wajah

(keterlibatan parotid dan submandibular). Parau menetap atau kehilangan suara

(gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik). Kesulitan menelan. Kerusakan

membran mukosa.

9. NYERI ATAU KENYAMANAN

Gejala : Sakit tenggorok kronis, benjolan pada tenggorok. Penyebaran nyeri ke

telinga, nyeri wajah (tahap akhir, kemungkinan metastase). Nyeri atau rasa terbakar

dengan pembengkakan (kususnya dengan cairan panas), nyeri lokal pada orofaring.

Pascaoperasi : Sakit tenggorok atau mulut (nyeri biasanya tidak dilaporkan kecuali

nyeri yang berat menyertai pembedahan kepala dan leher, dibandingkan dengan nyeri

Page 8: LP CA Laring

sebelum pembedahan). Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan

gangguan tonus otot.

10. PERNAPASAN

Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu serbuk

kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit paru kronik. Batuk

dengan atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal. Tanda : Sputum dengan darah,

hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor.

11. KEAMANAN

Gejala : Terpajan sinar matahari berlebihan selama periode bertahun-tahun atau

radiasi.Perubahan penglihatan atau pendengaran. Tanda : Massa atau pembesaran

nodul.

12. INTERAKSI SOSIAL

Gejala : masalah tentang kemampuan berkomunikasi, dan bergabung dalam interaksi

sosial. Tanda : Parau menetap,perubahan tinggi suara, bicara kacau, enggan untuk

bicara,dan menolak orang lain untuk memberikan perawatan atau terlibat dalam

rehabilitasi.

B. Diagnosa keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian

atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan,

serta sekresi banyak dan kental.

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan

batang suara) dan hambatan fisik (selang trakeostomi).

3. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan,adanya

selang nasogastrik atau orogastrik.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

jenis masukan makanan sementara atau permanen, gangguan mekanisme umpan

balik keinginan makan, rasa, dan bau karena perubahan pembedahan atau struktur,

radiasi atau kemoterapi.

5. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi

wajah dan leher.

Page 9: LP CA Laring

C. Intervensi

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian

atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan,

serta sekresi banyak dan kental.

Tujuan : Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka.

Kriteria hasil : Bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak sianosis,frekwensi napas

normal.

INTERVENSI RASIONAL

a.       Awasi frekwensi atau

kedalaman pernapasan. Auskultasi

bunyi napas. Selidiki kegelisahan,

dispnea, dan sianosis.

b.      Tinggikan kepala 30-45 derajat

c.       Dorong menelan bila pasien

mampu.

d.      Berikan humidifikasi tambahan,

contoh tekanan udara atau oksigen

dan peningkatan masukan cairan.

e.       Awasi seri GDA atau nadi

oksimetri, foto dada.

a.       perubahan pada pernapasan, adanya

ronki,mengi,diduga adanya retensi sekret.

b.      memudahkan drainase sekret, kerja pernapasan dan

ekspansi paru.

c.       mencegah pengumpulan sekret oral menurunkan

resiko aspirasi. Catatan : menelan terganggu bila

epiglotis diangkat atau edema paskaoperasi bermakna

dan nyeri terjadi.

d.      fisiologi normal ( hidung) berarti menyaring atau

melembabkan udara yang lewat.Tambahan

kelembaban menurunkan mengerasnya mukosa dan

memudahkan batuk atau penghisapan sekret melalui

stoma.

e.       pengumpulan sekret atau adanya ateletaksis dapat

menimbulkan pneumonia yang memerlukan tindakan

terapi lebih agresif.

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan

batang suara) dan hambatan fisik (selang trakeostomi).

Tujuan : Komunikasi klien akan efektif .

Kriteria hasil : Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbicara yang tepat

setelah sembuh

INTERVENSI RASIONAL

a.       Kaji atau diskusikan praoperasi

mengapa bicara dan bernapas

terganggu,gunakan gambaran

a.       untuk mengurangi rasa takut pada klien.

Page 10: LP CA Laring

anatomik atau model untuk

membantu penjelasan.

b.      Tentukan apakah pasien

mempunyai gangguan komunikasi

lain seperti pendengaran dan

penglihatan

c.       Berikan pilihan cara

komunikasi yang tepat bagi

kebutuhan pasien misalnya papan

dan pensil, papan alfabet atau

gambar, dan bahasa isyarat.

d.      Konsul dengan anggota tim

kesehatan yang tepat atau terapis

atau agen rehabilitasi (contoh

patologis wicara, pelayanan

sosial, kelompok laringektomi)

selama rehabilitasi dasar dirumah

sakit sesuai sumber komunikasi

(bila ada).

b.      adanya masalah lain mempengaruhi rencana untuk

pilihan komunikasi.

c.       memungkingkan pasien untuk menyatakan

kebutuhan atau masalah. Catatan : posisi IV pada

tangan atau pergelangan dapat membatasi

kemampuan untuk menulis atau membuat tanda.

d.      Kemampuan untuk menggunakan pilihan suara dan

metode bicara (contoh bicara esofageal) sangat

bervariasi, tergantung pada luasnya prosedur

pembedahan, usia pasien, dan motivasi untuk

kembali ke hidup aktif. Waktu rehabilitasi

memerlukan waktu panjang dan memerlukan sumber

dukungan untuk proses belajar.

3. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan,adanya

selang nasogastrik atau orogastrik.

Tujuan : Nyeri klien akan berkurang atau hilang.

Kriteria hasil : Klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks dan ekpresi wajah

ceria

INTERVENSI RASIONAL

a.       Sokong kepala dan leher

dengan bantal.Tunjukkan pada

pasienbagaimana menyokong

leher selama aktivitas.

a.       kelemahan otot diakibatkan oleh reseksi otot dan

saraf pada struktur leher dan atau bahu. Kurang

sokongan meningkatkan ketidaknyamanan dan

mengakibatkan cedera pada area jahitan.

b.      menelan menyebabkan aktivitas otot yang dapat

menimbulkan nyeri karena edema atau regangan

jahitan.

Page 11: LP CA Laring

b.      Dorong pasien untuk

mengeluarkan saliva atau

penghisap mulut dengan hati-hati

bila tidak mampu menelan

c.       Catat indikator non verbal dan

respon automatik terhadap nyeri.

Evaluasi efek analgesik.

d.      Kolaborasi dengan pemberian

analgesik, contoh codein, ASA,

dan Darvon sesuai indikasi.

c.       alat menentukan adanya nyeri dan keefektifan obat

d.      derajat nyeri sehubungan dengan luas dan dampak

psikologi pembedahan sesuai dengan kondisi

tubuh.Diharapkan dapat menurunkan atau

menghilangkan nyeri.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

jenis masukan makanan sementara atau permanen, gangguan mekanisme umpan

balik keinginan makan, rasa, dan bau karena perubahan pembedahan atau struktur,

radiasi atau kemoterapi.

Tujuan : Klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.

Kriteria hasil : Membuat pilihan diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi

individu, menunjukkan peningkatan BB dan penyembuhan jaringan atau insisi sesuai

waktunya

INTERVENSI RASIONAL

a.       Auskultasi bunyi usus

b.      Pertahankan selang makan,

contoh periksa letak selang :

dengan mendorongkan air hangat

sesuai indikasi

c.       Ajarkan pasien atau orang

terdekat teknik makan sendiri,

contoh ujung spuit, kantong dan

metode corong, menghancurkan

makanan bila pasien akan pulang

dengan selang makanan.

a.       makan dimulai hanya setelah bunyi usus membik

setelah operasi.

b.      selang dimasukan pada pembedahan dan biasanya

dijahit.Awalnya selang digabungkan dengan

penghisap untuk menurunkan mual dan muntah.

Dorongan air untuk mempertahankan kepatenan

selang.

c.       membantu meningkatkan keberhasilan nutrisi dan

mempertahankan martabat orang dewasa yang saat

ini terpaksa tergantung pada orang lain untuk

kebutuhan sangat mendasar pada penyediaan

makanan.

Page 12: LP CA Laring

Yakinkan pasien dan orang

terdekat mampu melakukan

prosedur ini sebelum pulang dan

bahwa makanan tepat dan alat

tersedia di rumah

d.      Berikan diet nutrisi seimbang

(misalnya semikental atau

makanan halus) atau makanan

selang (contoh makanan

dihancurkan atau sediaan yang

dijual) sesuai indikasi.

d.      macam-macam jenis makanan dapat dibuat untuk

tambahan atau batasan faktor tertentu, seperti lemak

dan gula atau memberikan makanan yang disediakan

pasien

5. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi

wajah dan leher

Tujuan : Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri

sendiri

Kriteria hasil : menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti

dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positip dengan orang

lain.Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah

terjadi.Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup. Berpartisipasi dalam

tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi

INTERVENSI RASIONAL

a.       Diskusikan arti kehilangan atau

perubahan dengan pasien,

identifikasi persepsi situasi atau

harapan yang akan dating

b.      Catat bahasa tubuh non verbal,

perilaku negatif atau bicara

sendiri. Kaji pengrusakan diri atau

perilaku bunuh diri

c.       Catat reaksi emosi, contoh

kehilangan, depresi, marah

a.       alat dalam mengidentifikasi atau mengartikan

masalah untuk memfokuskan perhatian dan

intervensi secara konstruktif

b.      dapat menunjukkan depresi atau keputusasaan,

kebutuhan untuk pengkajian lanjut atau intervensi

lebih intensif

c.       pasien dapat mengalami depresi cepat setelah

pembedahan atau reaksi syok dan menyangkal.

Penerimaan perubahan tidak dapat dipaksakan dan

proses kehilangan membutuhkan waktu untuk

membaik

Page 13: LP CA Laring

d.      Kolaboratif dengan merujuk

pasien atau orang terdekat ke

sumber pendukung, contoh ahli

terapi psikologis, pekerja sosial,

konseling keluarga.

d.      pendekatan menyeluruh diperlukan untuk

membantu pasien menghadapi rehabilitasi dan

kesehatan. Keluarga memerlukan bantuan dalam

pemahaman proses yang pasien lalui dan membantu

mereka dalam emosi mereka. Tujuannya adalah

memampukan mereka untuk melawan kecendrungan

untuk menolak dari atau isolasi pasien dari kontak

sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: LP CA Laring

http://muhammadnuryakin.blogspot.com/2012/01/makalah-asuhan-keperawatan-kanker.html

Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC

Erfansah . (2010). Asuhan Keperawatan Kanker Laring.

http://erfansyah.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-kanker-laring.html.

Diakses tanggal 24 Oktober 2011. pukul 08.00 am.

Kepacitan. 2010. Askep Kanker Laring. http://kepacitan.wordpress.com/2010/12/15/askep-

kanker-laring/. Diakses tanggal 24 Oktober 2011. Pukul 08 : 10 am