manajemen pendidikan kajian teori

Upload: desmi-tri-mersi

Post on 10-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    1/72

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. MANAJEMEN PENDIDIKAN1. Manajemen Kurikulum

    a. Konsep Manajemen Kurikulum

    Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan, diharapkan mampu

    nengoptimalkan potensi sekolah dalam proses mencapai tujuan pendidikan,

    termasuk bagaimana mensukseskan implementasi kurikulum yang berlaku.

    Sehubungan dengan suksesnya pelaksanaan kurikulum, kepala sekolah setidak-

    tidaknya melaksanakan fungsi-fungsi manajemen: perencanaan,

    pengorganisasian (kordinasi), penggerakan (kepemimpinan, motivasi,

    komunikasi), dan pengendalian (George R Terry, 1985;31)

    Misi yang dikembangkan dalam bidang pendidikan adalah

    mencerdaskan kehidupan bangsa (pembukaan UUD 1945). Pemerintah

    menyelenggarakan suatu sistem nasioanl yang diatur dengan UUD (UUD 1945,

    bab XXXI pasal 31, ayat 1).

    Atas tuntutan mewujudkan masyarakat yang cerdas, berkepribadian

    tinggi dan dapat bersaing pada zaman yang serba modern ini, diperlukan upaya

    peningkatan mutu pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh

    mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-

    aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

    keterampilan dan seni. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada

    peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    2/72

    pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri

    dan berhasil dimasa yang akan datang. Dengan demikian, peserta didik

    memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui

    pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan

    berkesinambungan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan kurikulum

    sekolah dan madrasah yang berbasis pada kompetensi peserta didik (Depag,

    2003).

    Penyempurnaan kurikulum ini dilandasi oleh kebijakan-kebijakan yang

    dituangkan dalam peraturan-peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

    1. UUD 1945 dan perubahannya;2. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.3. Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;4. Peraturan Pemerintah No 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

    dan Kewnangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom.

    Fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah sebagaimana yang

    diamanatkan dalam UU No. 20/2003. Standar Kompetensi Lulusan merupakan

    seperangkat kompetensi yang dibakukan dan harus dicapai peserta didik

    sebagai hasil belajarnya dalam setiap satun pandidikan, yang meliputi Taman

    Kanak-Kanak,dan Raudlatul Athfal, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah,

    Sekiolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah

    Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Standar Kompetensi Lulusan pada

    TKKh, SDKh, SMPKh, SMAKh disesuaikan dengan ketunaan.

    Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

    tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    3/72

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

    tertentu. Sesuai dengan pengertian tersebut, kurikulum 2004 berisi seperangkat

    rencanadan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk mencapai

    tujuan nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan dengn keadaan dan

    kemampuan daerah dan satuan pendidikan.

    Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar

    kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk

    hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Pasal 26, PP

    19/2005,SNP).

    Dalam PERMEN (N0 23/2006, SKL SD, MI), kompetensi kelulusan

    Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut:

    1. Menjalankan agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri .3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan.4. Mengargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial

    ekonomi di lingkungan sekitarnya.

    5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis dankreatif.

    6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif denganbimbingan guru/pendidik.

    7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam

    kehidupan sehari-hari.

    9. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    4/72

    10.menunjukkan kecintaandan kebanggaan terahadap bangsa, negara dantanah air.

    11.Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budayalokal.

    12.Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman danmemanfaatkan waktu luang.

    13.Berkomunikasi secara jelas dan santun.14.Bekerjasama dalam kelompok, tolong menolong, dan menjaga diri sndiri

    dalam lingkungan teman sebaya dan keluarga.

    15.Menunjukkan kemampuan mengamati gejala alam dan sosial dilingkungan sekitar.

    16.Menunjukkan kegemaran membaca dan manulis.17.Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan

    berhitung.

    Standar Kompetensi Lulusan tersebut kemudian dijabarkan ke dalam

    standar isi yang memuat bahan kajian , dan mata pelajaran serta kegiatan

    belajar pembiasaan. Pengorganisasian bahan kajian tersebut di atas ke dalam

    mata pelajaran untuk MI adalah sebagai berikut:

    1. Pendidikan agama Islam (Al-Quran, Aqidah Akhlaq, Fiqih, dan SKI)2. Pendidikan kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial3. Bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris)

    4. Matematika

    5. Sains6. PKPS

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    5/72

    7. Penjaskes8. Kertakes9. Bahasa Daerah10.Praktek Komputer11.Muatan Lokal (Depag 2006)

    Mata pelajaran adalah sekumpulan bahan kajian dan bahan pelajaran

    yang memperkenalkan konsep, pokok bahasan, tema, dan nilai yang dihimpun

    dalam satu kesatuan disiplin pengetahuan (Hendyat Sutopo,2001;121).

    Pendidikan dasar adalah kegiatan terpadu dari sistem pendidikan

    nasional. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun yang

    di selenggarakan 6 tahun di SD dan 3 tahun di SLTP. Kurikulum pendidikan

    dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasioanl, perkembangan ilmu

    pengetahuan, teknologi dan kesenian.

    Kurikulum pendidikan dasar yang di selenggarakan di SD menekankan

    pada kemampuan dan keterampilann dasar baca, menulis dan menghitung,

    sebagaimana bahasa (menulis, membaca, bicara), serta berhitung (menambah,

    mengurangi, geometri) yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Sutopo

    2003;28-29)

    b. Strategi dan Implementasi Manajemen Kurikulum dalamPendidikan

    1. Perencanaan

    Setiap kegiatan yang betujuan perlu dipikirkan secara rasioanl dan

    sistematis, agar langkah-langkah kegiatan beserta sumber daya penunjangnya

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    6/72

    dapat ditentukan secara tepat, alternatif pemecahan masalah yang dihadapi

    dapat diantisipasi secara proporsional, sehingg target dan tujuan yang

    diharapkan tercapai secara efektif dan efesien. Implementasi manajemen

    kurikulum merupakan pendekatan yang relatif bagus bagi kepala sekolah dan

    guru untuk pengelolaan sekolah.

    Sedangkan suksesnya implementasi manajemen kurikulum

    tegantung pada kemampuan dan kemauan kepala sekolah dan guru dalam

    melaksanakan manajemen. Oleh karena itu kepala sekolah perlu

    mengidentifikasi kemampuan dan kemauan guru dalam mengimplementasikan

    kurikulum dalam kegiatan pembelajaran. Rendahnya kemampuan guru dapat

    ditanggulangi melalui pelatihan dan penataran. Sedangakan rendahnya

    kemauan guru tergantung pada sikap dan motivasi guru terhadap pengelolaan

    kurikulum di sekolah. Maka kepala sekolah harus dapat menyakinkan guru

    bahwa manajemen kurikulum merupakan pendekatan yang mempermudah dan

    memperlancar guru dalam proses pembelajaran (lebih berhasil) dibandingkan

    dengan pendekatan sebelumnya. Keyakinan itu tumbuh dan berkembang

    apabila guru-guru dapat membuktikan secara rasional dan objektif melalui

    pengalaman sendiri atau orang lain. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut

    dapat dikembangkan melalui pengalaman ikut serta dalam seminar, diskusi,

    demontrasi melalui audio visual, ini meupakan instrumen altrrnatif

    pengembangan dan pertumbuhan kemauan dan sikap.

    Dalam tahap implementasi kurikulum di sekolah melalui perencanaan

    dapt diuraikan sebagai berikut:

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    7/72

    a. Perencanaan Kurikulum

    Kepala sekolah sebagai administrator sekolah menyelenggarakan berbagai

    bidang tugas di sekolah, salah satunya adalah manajemen pengajaran.

    Tugas kepala sekolah dalam manajemen pengajaran atau kurikulum adalah

    bahwa tugas kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah dalam mengelola

    kegiatan belajar mengajar, meliputi: 1) penyusunan kalender dekolah; 2)

    penyusunan program tahunan; dan 3) penyusunan jadwal.

    Uraian tersebut di atas merupakan sebagian dari proses pikir yang rasional

    dan sistematis. Diknas (2004) menguraikan alternatif proses perencanaan

    implementasi kurikulum disuatu sekolah sebagai berikut:

    1) Menetapkan tujuan dalam implementasi kurikulum di sekolah. Setidaktidaknya kepala sekolah mempunyi harapan bahwa setiap guru yang

    ada di sekoahnya mampu dan mau menerapkan kurikulum dalam proses

    pembelajaran.

    2) Menganalisis situasi dan kondisi sekolah dengan acuan harapan yangtersebut pada butir a) di atas. Visi atau gambaran sekolah yang ideal,

    kondusif bagi implementasi kurikulum dirumruskan secara oprasional,

    dan data-data rinci tentang situasi dan kondisi sekolah sehubungan

    dengan visi sekolah yang ideal tadi dapat dijadikan dasar untuk

    menentukan alternatif pemecahannya.

    3) Masalah yang ditemukan perlu ditetapkan secara oprasional subtansi,kualitas, dan kuantitasnya, kejelasan masalah memudahkan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    8/72

    perencanaan kepala sekolah dalam menentukan alternatif

    pemecahannya dan menyusun program kegiatannya.

    4) Program-program kegiatan yang ditetapkan sebagai solusi pemecahanmasalah dijadwalkan secara sequensial menurut skala prioritas

    urgensinya agar hasil tercapai secara efektif dan efesien. Program-

    program kegiatan tersebut yang menjadi rencana kegiatan sekolah harus

    jelas tujuannya, siapa yang bertangguang jawab mengerjakan apa,

    kapan dilaksanakan, dimana pelaksanaannya, bagaimana

    pelaksanaannya, dan dengan sarana dan prasarana serta dana yang jelas.

    b. Analisis untuk mencapai tujuan yang seperti digambarkan pada butir (a) di

    atas; perencanaan (kepala sekolah) perlu menganalisis situasi dan kondisi

    sekolah secara objektif. Sebarapa jauh komponen-komponen sekolah yang

    ideal bagi pelaksanaan kurikulum sudah terpenuhi. Komponen-komponen

    yang belum terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitas dalam

    menunjang pelaksaan kurikulum, merupakan masalah atau kendala yang

    harus ditangani. Jadi gap antara apa yang diharapkan dengan apa yang ada

    baik kualitas maupun kuantitas merupakan masalah.

    c. Masalah yang berkaitan dengan komponen silabus, sarana prasarana, alat

    bantu mangajar, guru, dan iklim organisasi sekolah harus dirumuskan secara

    baik, baik aspek kualitas maupun kuantitasnya. Umpamanya; semua guru

    disekolah belum memahami konsep pendekatan yang terdapat pada

    kurikulum yang berlaku. Dengan rumrsan yang jelas akan memudahkan

    perencanaan dalam menetapkan alternatif pemecahan.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    9/72

    d. Alternatif pemecahan masalah: setiap masalah perlu dicarikan alternatif

    pemecahannya. Tentunya alternatif yang paling efektif dan efesien

    ditetapkan sebagai suatu solusi dan menjadi program kegiatan sekolah yang

    direncanakan dalam proses implementasi kurikulum disekolah

    e. Program-program kegiatan-kegiatan tersebut disusun secara sequensialsesuai dengan skala prioritas menurut urgensinya. Begiyu juga tujuannya

    dirumuskan secara operasional, siapa yang bertangung jawab, bagaimana

    pelaksanaannya, kapan dan dimana, serta berapa dana yang diperlukan.

    2. Pengorganisasian

    Pelaksanaan program-program kegiatan yang telah direncanakan harus

    dikordinasikan secara baik. Jadwal pelaksanaan program disusun secara

    sequensial. Umpanya program penyusunan dijadwal setelah guru-guru

    memahami kandungan konsep kurikulum dan menguasi yang diperlukan dalam

    proses menyusun analisis materi pelajaran.

    Tujuan setiap program kegiatan diintegrasikan, artinya tujuan

    setiap program kegiatan dipadukan sehingga saling menunjang kearah

    terwujudnya pelaksanaan kurikulum. Disamping itu progam-program kegiatan

    yang telah direncanakan disingkronisasikan. Kordinasi diperlukan untuk

    menghindari adanya konflik antar program, baik dari segi pelaksanaan maupun

    tujuan.

    Langkah selanjudnya mengimplementasikan tahap

    pengorganisasian dan kordinasi kepala sekolah mengatur pembagian tugas

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    10/72

    mengajar, menyusun jadwal pelajaran, dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler,

    sebagai berikut:

    a. Pembagian tugas mengajar dan tugas-tugas lain perlu dilakukan secaramerata, sesuai dengan bidang keahlian dan minat guru. Diupayakan

    setiap guru memperoleh jam tugas sesuai dengan tugas beban minimal.

    Pemerataan tugas akan menumbuhkan rasa kebersamaan. Pemberian

    tugas yang sesuai dengan keahlian dan minat akan meningkatkan

    motivasi kerja guru. Memperoleh sesuai dengan beban tugas minimal

    akan membuat guru merasa aman dan dapat naik pangkat dengan tepat

    waktu.

    b. Penyusunan jadwal pelajaran di upayakan agar guru mengajar maksimal5 hari/minggu, sehingga ada satu hari tidak mengajar untuk pertemuan

    MGMP. Setiap hari guru sebaiknya tidak mengajar lebih dari 6 jam

    pelajaran sehingga ada waktu istirahat.

    c. Menyusun jadwal perbaikan kegiatan dan pengayaan. Secara normalsetiap mata pelajaran akan memerlukan kegiatan perbaikan bagi siswa

    yang belum tuntas penugasan terhadap bahan ajar. Oleh karena itu,

    ketika menyusun jadwal mata pelajaran sudah harus dialokasikan waktu

    untuk kegiatan perbaikan bagi siswa yang belum tuntas dan pengayaan

    bagi yang sudah tuntas.

    d. Penyusunan jadwal kegiatsn ekstra kurikuler. Kegiatan eksrta kurikulerperlu difokuskan untuk mendukung kegiatan kurikuler dan kegiatan lain

    yang mengarah pada pembentukan keimanan dan ketaqwaan,

    kepribadian dan kepemimpinan dengan keterampilan tertentu. Setiap

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    11/72

    awal cawu kegiatan ekstra kurikuler sudah harus disusun bersamaan

    dengan penyususna jadwal pelajaran.

    e. Penyusunan jadwal penyegaran guru. Guru secara periodik perlumendapat penyegaran tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi maupun metode mangajar, penyegaran perlu dijadwalkan,

    dengan memanfaatkan waktu-waktu libur sekolah. (Depdikbud, 1994)

    3. Actuating (penggerakan)

    Tugas kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah dalam

    mengarahkan guru-guru dalam menyusun kegiatan belajar, meliputi: a)

    program mengajar dalam satu tahun; b) program mengajar dalam semester; c)

    program persiapan mengajar; d) progaram mingguan/harian dalam bentuk

    catatan kemajuan belajar; dan e) program perbaikan dan pengayaan.

    Fungsi manajemen yang ke tiga adalah fungsi penggerakan, artinya

    kepala sekolah harus dapat menggerakkan guru agar dapat menerapkan konsep

    kurikulum yang berlaku dalam proses pembelajaran. Kemauan guru tumbuh

    berkembang apabila mereka termotivasi oleh rasa puas terhadap hasil kerja

    mereka: yakni hasil penerapan kerikulum dalam proses pembelajaran. Untuk

    itu kepala sekolah harus mampu mengembangkan tumbuhnya iklim organisasi

    sekolah yang kondusif bagi terlaksananya kurikulum di sekolah.

    Sehubungan dengan hal tersebut, kepala sekoah harus memiliki

    kemauan sosial yang efektif. Kemauan ini tumbuh berkembang oleh gaya

    kepemimpinan kepala sekolah yang efektif, kemauan personil yang manusiawi,

    dan kemauan berkomunikasi yang efektif. Iklim organisasi sekolah atau situasi

    lingkungan psikis maupun fisik dan hubungn sosial antar individu yang

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    12/72

    manusiawi , wajar dan menyenangkan akan menumbuhkan morale (semangat)

    kerja yang tinggi bagi guru-guru dalam upaya mengimplementasikan

    kurikulum.

    Tahap pelaksanaan atau actuating, tugas utama kepala sekolah adalah

    melakukan supervisi, dengan tujuan untuk membantu guru menemukan dan

    mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan itu guru akan merasa didampingi

    pimpinan, sehingga akan membangkitkan semangat kerja (Dedikbud, 1994).

    Tugas kepala sekolah dalam mangarahkan guru kelas. Guru adalah sumber

    daya insani yang sangat penting perannya dalam mendidik dan mengajar.

    Berhasilnya kegiatan belajar mengajar bergantung pada kemampuan guru

    dalam menyusun atau merancang program belajar mengajar. Oleh karena itu,

    kepala sekolah mempunyai tugas untuk mengarahkan guru-guru dalam

    menyusun program belajar mengajar, yaitu menyusun program belajar

    mengajar yaitu menyusu program pengajaran tahunan dan semester.

    Program ini disusun oleh guru kelas untuk tiap mata pelajaran

    sebelum tahun ajaran dimulai. Dalam rangka menyusun Program Pengajaran

    Tahunan dan Semister. Guru perlu melakukan kegiatan-kegiatan sebagai

    beikut: a) secara umum/garis besar mempelajari tentang penyusunan program

    dan GBPP; b) mempelajari kalender pendidikan/sekolah; c) memperhatikan

    alokasi waktu yang ada dalam GBPP mata pelajaran yang bersangkutan setiap

    semister; d) menganalisis pokok bahasan/ konsep/tema/bahan kajian yang ada

    dalam GBPP mata pelajara yang bersangkutan; e) memperhatikan jadwal

    pelajaran; F) menyusun program tahunan dan semister.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    13/72

    Dalam menganalisis pokok bahasan/konsep/tema/ bahan kajiandan

    menentukan alokasi waktunya, guru harus mengalokasikan waktu baik tes

    formatir maupun untuk ulangan umum pada setiap semister, serta menentukan

    jadwal ulangan tersebut. Disamping itu perlu diketahui bahwa untuk Program

    Pengajaran Tahunan, guru tidak perlu menyusun secara tersendiri dengan

    menggunakan format tertentu. Dalam hal ini guru cukup menggabungkan dua

    program semesteran yang telah dibuatnya menjadi Program Pengajaran

    Tahunan.

    4. Pengendalian

    Pengendalian merupakan upaya manajerial untuk mencegah

    terjadinya penyimpangan pelaksanaan program dari rencananya. Meskipun

    setiap program kegiatan telah direncanakan secara rasional dan sistematis serta

    di tunjang oleh data-data yang akurat dan objektif, pelaksanaan program

    tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar. Banyak hambatan atau masalah

    yang relatif dapat menggagalkan tercapainya tujuan atau target yang telah

    ditetapkan. Hambatan datang dari berbagai faktor baik manusia maupun non

    manusia.

    Kepala sekolah sebagai manajer berkewajiban membantu

    mengatasi hambatan dan masalah yang dihadapi oleh pelaksana program agar

    tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Fungsi ini dapat

    dilaksanakan dengan baik, apabila kepala sekolah tidak bertindak selaku atasan

    yang selaku pengendali bersikap colegial dan kesejawatan, serta bersifat

    kemitraan hubungan kerjanya dengan staf dan guru-guru di sekolah, tidak

    bertindak sebagai atasan kepada bawahan.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    14/72

    Sikap dan prilaku kepala sekoah yang demikian itu itu memudahkan

    proses pengambilan keputusan yang objektif dalam menetukan alternatif

    pemecahan masalah secara objektif dan memperlancar proses pelurusan

    penyimpangan yang terjadi. Pada tahap pengendalian, ada dua aspek yang

    perlu diperhatikan , yaitu: 1) jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuannya, 2)

    pemanfaatan evaluasi. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah:

    a. Kepala sekolah perlu mengingatkan guru bahwa eveluasi memiliki tujuanganda, yaitu untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran khusus

    (TPK) dan mengetahui kesulitan siswa. Untuk mengetahui ketercapaian

    tujuan pembelajaran guru dapat mengunakan berbagai alat penilaian yang

    sesuai, sedangkan untuk mengetahui kesulitan siswa menggunakan

    dianogstik.

    b. Hasil evaluasi harus benar-benar dimanfaatkan guru untuk memperbaikikegiatan pembelajaran. Untuk itu kepala sekolah harus selalu

    mengingatkan guru, jika siswa belum menguasai bahan ajar yang sensial

    perlu diadakan perbaikan.

    Siswa yang mengalami kesulitan perlu dicarikan jalan, misalnya

    dibentuk kelompok belajar, perlu juga diadakan pembelajaran kooperatif,

    sehingga siswa yang kurang pandai terbantu oleh siswa yang lebih pandai.

    Mengingat pentingnya evaluasi maka perlu dirancang sejak awal. Untuk itu

    kepala sekolah perlu mengarahkan guru untuk menyusun kisi-kisi evaluasi ,

    menyusu butir soal dan kemudian menelaah (memvalidasi ), sampai dihasilkan

    perangkat soal yang baik , serta cara pensekorannya. Sedangkan menurut

    peraturan Pemerintah NO 19 tahun 2005, penialian pada jenjang pendidikan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    15/72

    dasar diatur dalam bab X tentang standar penilaian. Penyusunan soal semacam

    itu sebaiknya tidak dilakukan oleh guru sendiri sendiri , tetapi dilakukan oleh

    beberap guru bidang guu sejenis atau oleh MGMP, mengarah pada soal standar

    (Depdikbud, 1994)

    Secara singkat, Efendi (2002) menegaskan bahwa dalam proses

    implementasi manajemen kurikulum, kepala sekolah berkewajiban

    melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara efektif. Setidak tidaknya empat

    fungsi manajemen berikut dibawah ini dilaksanakan :

    a. Perencanaanb. Pengkordinasian /pengorganisasianc. Penggerakand. Pengendalian.

    2. Manajemen Sumber Daya Manusia

    a. Konsep Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bentuk

    pengakuan pentingnya anggota organisasi (personel) sebagai sumber daya yang

    dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi, pelaksanaan fungsi dan

    kegiatan-kegiatan organisasi untuk menjamin bahwa mereka dipergunakan

    secar efektif dan adil demi kepentingan organisasi, individu dan

    masyarakat.istilah manajemen personalia dipergunakam di kebanyakan

    organisasi sebagai departemen yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan

    rekrutmen pegawai, , seleksi, kompensasi, dan pelatihan,. Namun dalam hal-

    hal tertentu istilah manajemen sumber daya manusia juga sering

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    16/72

    dipergunakan. Ini semua adalah wujud pengakuan peran vital personalia dalam

    organisasi, tantangan tantangan pengelolaan sumber daya manusia secara

    efektif, dan perkembangan cabang ilmu pengetahuan dan profesionalisme

    dalam bidang MSDM.

    Manajemen sumber daya manusia secara garis besar memiliki fungsi

    dan aktivitas pokok yang ditetapkan oleh kebanyakan Departemen Personalia

    di segenap organisasi. Menurut Sculer, Dowling, dan Smart dalam

    Burhanuddin (2003) ada lima fungsi pokok manajemen sumber daya manusia,

    yaitu:

    1. Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia atau staf2. Pengadaan sumber daya manusia atau staf3. Penilaian prestasi kerja4. Pelatihan dan pengembangan5. Penciptaan dan pembinaan hubungan kerja yang efektif

    Meskipun di kebanyakan departemen persunalia tidak melakukan

    kesemua fungsi tersebut, namun kecendrungan yang terjadi saat ini sudah

    mengarah kepada kelima fungsi di atas.

    Tujuan umum manajemen Pendidikan (sekoah) tidak lain untuk

    menjamain berlangsungnya sistem sekolah sesuai dengan tujan dan rencana

    yang telah ditetapkan. Kepala sekolah dituntut untuk menyatu padukan

    berbagai sumber daya yang ada, seperti sumber daya manusia, dana, fasilitas,

    sarana dan prasarana dalam upaya dan kegiatan yang dapat mengefektifkan

    sumber-sumber itu untuk mewujudkan misi sistem. Kepala sekolah adalah

    unsur yang paling menentukan di dalam mendayagunakannya melalui proses

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    17/72

    tranformasi. SDM adalah darah kehidupan lembaga (sekolah). SDM itulah

    yang melakukan kerja terpadu semua kegiatan sekolah yang dipersembahkan

    oleh masing-masing SDM, mengembangkan dan mengimplementasikan

    rencana rencana yang perlukan untuk mewujudkan tujuan dan jaga

    menyerasikan rencana dan pelaksanaannya. Strukterformal, ketetapan dan

    peraturan-peraturan, materi pelajaran, pedoman jabatan dan kebijaka-kebijakan

    bisa saja dikembangkan sedemikian rupa , namun itu semua akan berarti bila

    oraang bisa melaksanakannya (Morphet, dkk, 1982)

    Menurut Gutrie dan Reed (1991), sekolah adalah lembaga kerja yang

    intensif, karena itu sekolah berorientasi pada orang. Walaupun perhatian

    utamanya adalah mendidik siswa melalui proses yang hampir semuanya terdiri

    dari sumber daya manusia, seperti guru, kepala sekolah, dan penjaga sekolah

    untuk SD, ditambah lagi konselor, petugas perpustakaan, karyawan tata usaha

    untuk tingkat sekolah lanjutan. Namun manajemen SDM lebih dititik beratkan

    pada terpenuhinya rasa aman para staf sekolah sesuai dengan harapan mereka

    ketika mereka baru memulai karirnya. Walaupun kondisi itu lebih banyak

    mengandung arti ekonomi, namaun faktor-faktor non ekonomi cukup

    berpengaruh pula pada kondisi kerja semacam itu.

    b. Strategi dan Implementasi Manajemen SDM dalam Pendidikan1) Perencanaan Kebutuhan sumber daya manusia

    Perencanaan Kebutuhan sumber daya manusia merupakan salah satu

    fungsi yang menjadi dasar efektifitas penyelenggaraan MSDM. Secara spesifik

    perencanaan sumber daya manusia melibatkan kegiatan memperkirakan

    (forecasting) sumber daya manusia atau anggota organisasi, sekaligus

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    18/72

    merencanakan langkah-langkah pemenuhannya. Kegitan fungsi ini terdiri dari

    pengembangan dan penerapan rencana dan program-program untuk menjamin

    agar jumlah maupun tipe personel yang diperlukan dapat terpenuhi sesuai

    dengan tempat dimana mereka akan bekerja, memenuhi prinsip the right man

    on the right place. Karena itu terkait langsung dengan perencanaan organisasi

    kedepan, maka fungsi ini dipandang sangat penting dalam rangka mencapai

    tujuan organisasi dimasa yang akan datang. Perencanaan SDM memiliki

    keterkaitan dan berpengaruh kepada hampir semua fungsi MSDM. Meskipun

    demikian, secara khusus memiliki kaitan yang sangat erat pada dua aktifitas

    manajemen sumber daya, yaitu (1) pengadaan staf, dan (2) manajemen karir

    sebagaimana digambarkan:

    Pengadaan Pegawai

    Rekrutmen

    Seleksi

    Perencanaan

    Pengadaan pegawai

    Program-programmanjemen karir

    Perencanaan karir

    Gambar 1. Hubugan Sistematis Fungsi perencanaa SDM

    a) Tujuan perencanaan SDMSecara umum tujuan strategis perencanaan SDM adalah untuk

    mengidentifikasi kebutuhan ketersediaan SDM dan mengembangkan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    19/72

    program-program kepegawaian dalam mengeliminir penyimpampangan-

    penyimpangan atas dasar kepentingan individu dan organisasi. Secara

    khusu tujuan adalah sebagai berikut:

    (1)Mengurangi beban biaya dalam bidang ketenagaan dengan caramengatisipasi kekurangan maupun kelebihan jumlah tenaga yang

    diperlukan.

    (2)Menjadi dasr yang baik untuk pengembangan staf dalam rangkamengoptimalkan pendayagunaan SDM.

    (3)Meningkatkan proses perencanaan organisasi secara menyeluruh.

    (4)Memberikan kesempatan organisasi untuk meningkat karier danmengidentifikasi khusus yang tersedia

    (5)Meningkatkan kesadaran akan pentingnya SDM yang baik.(6)Menyediakan alat untuk menilai pengaruh segenap alternatif tindakan

    dan kebijakan personalia (Burhanuddin, M,Ed, dkk,2003;70)

    b) Kegiatan Utama Perencanaan SDM dan Analisis Jabatan (Job Analisis)Pada dasarnya perencanaan SDM mengemban 2 (dua) buah tugas pokok,

    yakni (1) merencanakan dan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja

    organisasiuntuk jangka panjang, 9@) melakukan analisis jabatan untuk

    menentukan jenis keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang

    diperlukan, dan atas dasar itu sekaligus merancang jenis jabatan dalam

    rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan individual.

    2) Pengadaan StafBegitu perencanaan kebutuhan tenaga telah dilaksanakan, tiba

    saatnya organisasi berusaha memenuhi kebutuhan tenaga sesuai denga tipe

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    20/72

    pekerjaan, jumlah karakteristik tenaga yang diperlukan. Terdapat jumlah

    aktivitas pokok fungsi pengadaan, antara lain:

    (a)melaksanakan rekrutmen atau penarikan calon tenaga kerja atau SDM(job aplicants)

    (b)pelaksanaan seleksi terhadap calon tenaga kerja sesuai dengan jenispekerjaan dan karakteristik tenaga yang diperlukan; dan

    (c)penempatan / penugasan stafKegiatan rekrutmen dilakukan dengan memperhatikan aspek

    legalitas yang berlaku dalam rangka memperoleh sejumlah tenaga yang

    diperlukan. Adapaun maksud dan pentingnya rekrutmen ini adalah: (1)

    menentukan kebutuhan penarikan tenaga kerja, (2) meningkatkan jumlah

    pelamar secara efesien, (3) membantu meningkatkan rating proses seleksi

    dengan mengurangi jumlah pelamar kerja yang anderqualified atau

    overqualified, (4) mengurangi kemungkinan berhenti atau mutasi setelah

    diangkat, (5) memenuhu kewajiban organisasi melaksanakan program

    pemerataan kesempatan kerja, (6) mengidentifikasi dan menyiapkan calon-

    calon tenaga kerja yang potensial, (7) meningkatkan efektifitas organisisi dan

    individu baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, (8) menilai

    efektifitas dan lokasi rekrutmen (Burhanuddin, M,Ed, dkk,2003;73)

    3) Penilaian Prestasi KerjaPentingnya penilain prestasi kerja yang rasional dan ditetapkan secara

    obyektif terlihat pada peling sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan

    pegawai yang bersangkutan sendiri dan kepentingan organisasi.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    21/72

    Penilaian pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan secara formal

    berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara rasioanl, diterapkan

    secara objektif, serta didokumentasikan secara sistematis (Sondang, 2002;224).

    Namun demikian tidak sedikit para menejer yang beranggapan

    bahwa penilaian penilain prestasi hanya penjadi gangguan terhadap

    pelaksanaan oprasional. Mereka tidak setuju dengan penilain formal tetapi

    penilain cukup diserahkan kepada atasannya, para manajer itulah yang paling

    kompeten dalam melakukan penilaian kepada bawahannya.

    Teori sumber daya manusia memberi petunjuk bahwa terdapat tiga

    kelemahan argumentasi tersebut. Pertama,tanpa kriteria yang relatif seragam,

    gaya penilaian akan sangat beraneka ragam dengan kemungkinan interpretasi

    yang berbeda-beda. Kedua, tdak ada jaminan atasan melakukam penilaian

    berdasarkan penilaian kriteria yang obyektif. Ketiga, hasil penilaian sangat

    mungkin tidak terdokumentasi dengan baik padahal hasil penilaian tersebut

    harus merupakan bagian dari keseluruhan dokumen kepegawaian pegawai yang

    dinilai.

    Pentingnya penilaian terhadap bawahan diantara juga adalah untuk

    mengukur sejauh mana karyawan tersebut melaksanaka tugas pekerjaannya.

    Dengan kata lain dapat juga menentukan seberapa produktif karyawan tersebut

    dan apakah ia dapat bekerja efektif di masa yang akan datang, sehingga baik

    karyawan itu sendiri, organisasi, dan masyarakat sama-sama akan mendapat

    keuntungan. Menurut Rowlan and Ferris dalam Burhanuddin (2003), maksud

    dilaksanakannya penilaian prestasi kerja ini sebagai berikut:

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    22/72

    (a)Pengembagan manajemen. Hasil penilaian terhadap prestasi kerjamenjadi acuan bagi pengembangan staf di masa yang akan datang

    dengan mengidentifikasi dan menyiapkan individu-individu tertentu

    untuk memegang tanggung jawab manajemen yang lebih besar.

    (b)Pengukuran prestasi. Hasil penilaan meggambarkan nilai relatifindividu terhadap organisasi.

    (c)Peningkatan prestasi. Penilaian mendorong peningkatan prestasi secarakontinyu dan mengurangi kelemahan individu dalam bekerja sehingga

    menjadi lebih efektif dan produktif.

    (d)Membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi kompensasi, yaknipengaturan sistem penggajian atau upah dan bonus secara tepat.

    (e)Mengidentifikasi karyawan yang akan di promosikan(f) Menyediaka bahan balikan terhadap tindakan yang perlu diambil

    terhadap kinerja pegawai tertentu.

    (g)Pembantu fungsi perencanaan MSDM ke depan terutama dalamkaitannya dengan persediaan tenaga dan kebutuha sekarang.

    (h)Komunikasi. Penilaian prestasi akan menjadi media komunikasi antaraatasan dan bawahan sekaligus menumbuhkan kepercayaan antara

    penilai dan yang dinilai

    4) Pelatihan dan PengembanganFungsi ini merupakan suatu usaha peningkatan prestasi kerja para

    pegawai saat ini dan masa depan dengan kegiatan belajar untuk peningkatan

    pengetahuan dan keterampilan mereka dalam bekerja. Tujuan utama fungsi

    pelatihan dan pengembangan ini adalah untuk mengatasi kekurangan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    23/72

    kekurangan para pegawai dalam bekerja yang disebabkan oleh kemungkinan

    ketidak mampuan dalam melaksanakan pekerjaan, dan sekaligus upaya

    membina mereka agar menjadi lebih produktif. Pertanggung jawaban pelatihan

    ini adalah piminan pada sstiap level yang dibantu oleh staf khusus (Smart Dkk,

    1989).

    Program pelatihan dan pengembangan dapat dilakukan dalam model:

    (1) on the job programs yakni pelatihan yang dilaksanakan berdasarkan

    pengalaman langsung dalam bekerja di organisasi tertentu. Model ini dapat

    dilakukan secara formal maupun non formal. (2)off the job program

    adalah

    model pelatihan di luar jabatan yang dilaksanakan secara formal misal melalui

    kursus, pendidikan dan pelatihan (Sutopo Dkk, 2003).

    Pelaksanaan progaram pelatihan diawali dengan analisis kebutuhan

    organisasi baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Pada tahap ini,

    aspek organisasi perlu dianalisisuntuk menetukan kebutuhan pengembangan

    staff baik sekarang maupun yang akan datang. Hasil analisis pekerjaan

    /jabatan akan memudahkan menetapkan jenis keterampilan maupun

    keterampilan yang akan dikembangkan.

    5) Penciptaan dan Pembinaan Hubungan Kerja yang EfektifBegitu organisasi telah mendapat jumlah karyawan anggota yang

    diperlukan, maka tiba saatnya untuk memelihara mereka, memberikan

    penghargaan, dan berusaha menyediakan kondisi kerja yang menarik sehingga

    dapat membuat mereka betah di tempat kerja. Sebagai bagian dari usaha-usaha

    tersebut, organisasi harus menciptakandan dan mempertahankan hubungan-

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    24/72

    hubungan kerja yang efektif dengan para karyawan. Sehubungan dengan itu

    terdapat 3 tugas fungsi penciptaan dan pembinaan hubungan kerja ini , yaitu:

    (a)Mengakui dan menghargai hak-hak pegawai(b)Memahami alasan-alasan dan metode yang digunakan para pegawai di

    dalam berorganisasi

    (c)Melakukan bargaining dan menyelesaikan komplain dengan parapegawai maupun organisasi yang mewakili mereka (Tim Pakar

    Manajemen Pendidikan UNM Malang; 2003;82)

    Dikalangan teoritis dan praktisi manajemen telah lama diketahui

    bahwa masalah motivasi bukanlah sesuatu yang mudah, baik memahaminya

    apalagi menerapkannya. Oleh karena itu bagi pengelola sumber daya manusia

    mutlak perlu memahami hal ini dalam upaya memelihara hubungan yang

    harmonis dengan seluruh anggota organisasi.

    Salah satu ilmuan yang dipandang sebagai peloporteori motivasi

    yaitu Abrahan H Moslow berpendapat bahwa dalam bukunya yang bejudul

    Motivation and Personality bahwa manusia mempunayi lima tingkat

    kebutuhan atau hierarki kebutuhan, yaitu

    1. Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan2. Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga

    mental, psikologikal da, intelektual

    3. Kebutuhan sosial4. Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-

    simbol status

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    25/72

    5. Aktualisai diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untukmengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah

    menjadi kemepuan nyata.

    Jika konsep tersebut diaplikasiakan pada pemuasan kebutuhan

    manusia,berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat

    kedua _dalam hai ini keamanan _sebelum kebutuhan tingkat pertama terpenuhi

    ; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasannya sebelum seseorang merasa

    aman, begitu seterusnya

    3. Manajemen Sarana dan Prasarana

    a. Konsep Manajemen Sarana dan PrasaranaGorton (1976) berpendapat, bahwa the Phisical environment in

    which we workcan and does influence what we do how we feel, yang berarti

    bahwa pembinaan kemampuan guru itu memang diperlukan dalam rangka

    peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Namun dalam rangka itu pula di

    sekolah perlu adanya layanan profesional di bidang sarana prasarana kerja bagi

    guru dalam menerapkan kemampuannya secara maksimal.

    Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah pada dasarnya

    merupakan salah satu bidang kajian manajemen sekolah (school manager) atau

    administrasi pendidikan (educational administration) dan sekaligus menjadi

    tugas pokok manajer sekolah atau kepala sekolah. Secara sederhana

    manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat di definisikan sebagai

    proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan

    secara efektif dan efesien (Bafadal, 2003;86)

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    26/72

    Secara umum tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan disekolah

    adalah untuk memberikan layanan secara profesioanl dibidang sarana dan

    prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara

    efektif dan efesien. Secara rinci tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan

    di sekolah adalah sebagai berikut:

    1) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melaluisistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga

    sekolah memiliki sarana dan parasarana yang baik, sesuai dengan

    kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efesien.

    2) Untuk mengupayakan pengunaan sarana dan parasarana sekolah secaratepat dan efesien

    3) Untuk mengupayakan perawatan sarana dan parasarana pendidikan,sehingga keberadaannya selalu dalam keadaan siap pakai.(Bafadal,

    2003;87)

    Agar tujuan sebagaimana diuraikan di atas dapat tercapai, ada

    beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan

    prasarana pendidikan di sekolah, yaitu:

    1) Prinsip pencapaian tujuan. Yaitu bahwa sarana dann prasaran pendidikandi sekoalah harus selalu dalam keadaan siap pakai bilamana akan

    didayagunakan oleh pesonel sekolah dalam rangaka pencapaian tujuan

    proses belajar mengajar.

    2) Prinsip efesiensi,yaitu bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikandi sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga

    dapat diadakan sarana dan prasarana yang baik dengan harga yang murah.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    27/72

    Demikian juga pemekaiannya harus denga hati-hati sehingga mengurangi

    pemborosan.

    3) Prinsip administratif, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasara disekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, perturan, intruksi,

    dan petunjuk teknis yang telah diberlakukan oleh yang berwenang.

    4) Prinsip Kejelasan tanggung jawab,yaitu bahwa manajemen sarana danprasarana di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang

    mampu bertanggung jawab. Apabila melibatkan banyak personel sekolah

    dalam manajemennya, maka perlu adanya diskripsi tugas dan tanggung

    jawab yang jelas untuk tiap personel sekolah.

    5) Prinsip kekohesifan, yaitu bahwa bahwa manajemen sarana dan prasaradi sekolah harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat

    kompak (Bafadal, 2004;5-6)

    b. Strategi dan Aplikasi Manajemen Sarana dan Prasaraa di SekolahPerlu ditegaskan kembali bahwa manajemen sarana dan prasarana

    pendidikan itu merupakan proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan

    prasarana pendidikan secara efektif dan efesien. Oleh karena itu manajemen

    sarana dan prasarana merupakan suatu proses yang terdiri dari langkah-langkah

    tertentu secara sistematik.

    Adapun lanhgkah-langkah yang terpenting dalam manajemen sarana

    dan prasarana tersebut menurt Ibrohim (2003) yaitu: (1) pengadaan sarana dan

    prasarana; (2) pemeliharaan sarana dan prasarana; (3) pengadaan sarana dan

    prasarana sekolah.(Ibraohim,2002;88). Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    28/72

    1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah

    Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan untuk memenuhi

    kebutuhan sesuai dengan perkembangan program sekolah, menggantikan

    barang-barang yang rusak, hilang, dihapuskan, atau sebab lain yang dapat

    dipertanggung jawabkan. Berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana

    pendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu dipahami. Pertama, bahawa

    pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus melalui

    perencanaan yang hati-hati. Kedua, bahwa banyakk cara dalam pengadaan

    sarana dan parasarana pendidikan di sekolah. Ketiga,bahwa pengadaan sarana

    dan prasarana pendidikan di sekolah harus di administrasikan denga tertib,

    sehingga semua pengeluaran keuangan dat dipertanggung jawabkan baik

    kepada pemerintah, yayasan, dan masyarakat.

    a) Perencanaan Sarana dan Prasarana sekolahPerencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah harus direncanakan

    dengan hati, sehingga semua pengadaannya sesuai dengan kebutuhan.

    Soekarno (1987) mendiskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan

    perlengkapan pendidikan di sekolah sebagai berikut:

    (1)Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yangdiajukan oleh setiap unit kerja dan atau mengiventarisasi kurangan

    perlenglapan sekolah

    (2)Penyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk perodetertentu, misalnya ubtuk satu triwulan atau satu tahun ajaran

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    29/72

    (3)Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapanyang tersedia sebelumnya

    (4)Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolahyang tersedia, apalgi uang yang ada tidak mencukupi untuk pengadaan

    semua kebutuhan itu, maka perlu melakukan seleksi terhadap semua

    kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan

    mempertimbangkan yang lebih urgen di butuhkan.

    (5)Penetapan rencana keputusan akhir .

    b) Cara Pengadaan Sarana dan Prasana SekolahPengadaan sarana dan prasarana pendidikanpada hakikatnya

    merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan yang telah disusun

    sebelumya. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan

    perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah, yaitu sebagai berikut:

    (1)Pengadaan perlengkapan dengan cara membeli langsung ataumemesan terlebih dahhulu

    (2)Pengadaan perlengkapan dengan cara mendapatkan hadiah artaumeminta sumbangan kepada orang tua murid, lembaga sosial tertentu

    yang tidak mengikat.

    (3)Pendapatlan perlengkapan denag cara tukar menukar barang lebih yangdimiliki sekolah dengan barang lain yang belum dimiliki sekolah

    (4) Pengadan perlengkapan dengan meminjan /menyiwa.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    30/72

    c) Administrasi Sarana dan Prasarana PerlengkapanSetiap sarana dan prasana perlu di administrasikan dengan sebaik-

    baiknya sejak mengadaannya. Istilah lazimnya iventarisasi sarana an

    prasarana. Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor Kep 225/MK/

    V / 4 / 1971barang milik negara berupa semua barang yang berasal atau di

    beli dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau sebagiannya

    dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau dana lainnya

    yang barang-barangnya di bawah penguasan Kantor Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang DIKNAS) baik yang berada di dalam

    negeri atau luar negeri.

    Kegiatan iventarisasi sarana dan prasarana pendidikan meliputidua

    kegiatan, yaitu:

    1). Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan di dalam:

    (a)Buku Penerimaan Barang(b)Buku Pembelian Barang(c)Buku Induk Inventaris(d)Buku Golongn Inventris(e)Buku Bukan Inventaris(f) Buku (Kartu) Stok Barang

    2). Pembuatan kode khusus pada barang inventaris. Caranya dengan

    menemp;kan atau menuliskannya pada badan barang inventaris. Kode

    yersebut sebagai tanda kepemilikan, kode tersebut dituliskan pada barang

    yang sekiranya mudah di baca dan dilihat.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    31/72

    3). Semua barang perlengkapan inventaris di sekolah harus dilaporkan

    (laporan mutasi barang), pelaporan dilakukan pda priode tertentu pada tahun

    berikutnya

    2. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

    Idealnya semua sarana dan prasarana sekolah, sepeti perabot, peralatan

    kantor, dan sarana belajar selau dalam keadaan siap pakai pada setiap saat

    diperlukan, selau tertata, enak dipandang, tidak cepat rusak.

    Ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasaranapendidikan di

    sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.

    a) Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana danprasarana pendidikan di sekolah. Empat macam pemeliharaan tersebut

    cocok untuk perawatan mesin:

    (1) Pemeliharaan perlengkapan yang bersifat pengecekan(2) Pemeliharaan yang bersifat pencegahan(3) Pemeliharan yang bersifat perbaiakan ringan(4)Perabaikan berat

    b) Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaansarana dan prasarana pendidikandi sekolah

    (1) Pemeliharaansehari-hari, seperti mnyapu, mengepel lantai, dll(2)Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, mengapuran

    tembok.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    32/72

    3. Penghapuasan Sarana dan Prasarana SekolahSelama mengelola saran adan prasarana pendidikan di sekolah tentu

    kadang-kadang ditemukan barang atau perlenkapan sekolah yang rusak berat.

    Barang itu tidak dapat dipakai lagi, dan seandainya kalau diperbaiki biayanya

    akan lebih besar sehingga lebih baik membeli yang baru. Dan begitu pula

    dengan barang-kuno yang tidak lagi sesuai dengan situasi, dan apabila barang

    tersebut tetep disimpan, maka antara biaya pemeliharaannya deanga

    pemenfaatannya secara teknis adan ekonomis tidak seimbang, oleh karena itu

    perlu diadakan penghapusan.

    Adapun tujuan dari penghapusan adalah Untuk:1) mencagah atau

    membatasi kerugian yang lebh besar, 2) mencagah terjadainya pemborosan

    biaya, 3) membebaskan lembaga dari tanggung jawab pengamanan, 4)

    meringankan beben iventarisasi.

    Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan

    terhdap perlengkapan sekolah. Namaun demikian penghapusan barang harus

    memenuhi syarat-syarat penghapusan, dan melalui prosedur perundang-

    undanganyang berlaku. Adapun syarat-syarat penghapusan yaitu:

    (a)Barang-barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat digunakanlagi

    (b) Barang yang tidak sesuai denag kebutuhan(c)Barang-barang kuno yang penggunaannya tidak efesien lagi.(d)Barang-barang yang terkena larangan(e)Barang-barang yang mengalami penyusutan di luarkekuasaan pengurus

    barang

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    33/72

    (f) Barang barang yang pemeliharaannya tidak seimbang dengankegunaanya

    (g)Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi(h)Barang-barang yang dicuri(i) Barang-barang yang disewakan(j) Barang-barang yang terbakar atau musnah akibat adanya bencana alamAdapun prosedur penghapusan barang-barang yang memenuhi syarat adalah

    sebagai berikut

    (a)Kepala sekolah mengelompokkan barang-barang yang akan dihapus

    dengan meletakkan di tempat yang aman namun tetap dilingkungan

    sekolah

    (b)Menginventarisasi barang yangnakan dihapus dengan cara mencatat jenis,dantahun pembuatan barang tersebut

    (c)Kepala sekolah mengajukan usulan penghapusan dan membentuk panitiapenghapusan, yang dilampiri dengan data barang yang akan dihapaus ke

    Kantor Dinas Pendidikan

    (d)Setelah SK penghapusan terbit, panitia memeriksa kembali barang yangakan di hapus dengan membuta berita cara pmeriksaan

    (e)Begitu selesai dalam melakukan pemeriksaan, maka panitia mengusulkanpenghapusan barang-barang yang terdaftar di dalam berita acara

    pemeriksaan. Dalm rangka itu biasanya perlu adanya pengantar dari kepala

    sekolahnya, lalu diteruskan ke Kantor Pusat

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    34/72

    (f) Akhirnya begitu surat keputusan penghapusan dari Kantor Pusat , biasanyasegera dilakukan penghapusan barang-barang tersebut, dengan dua cara

    penghapusan yaitu dimusnahkan,atau dileleng .

    4. Manajemen Keuangan di Lembaga Pendidikan

    a) Konsep Manajemen Keuangan di Lembaga PendidikanManajemen diartikan sebagai suatu proses melakukan kegiatan tertentu

    dengan mengerakkan tenaga orang lain manajemen keuangan berarti suatau

    proses melakukan kegiatan pengaturan keuangan dengan menggerakkan tenaga

    orang lain. Menurut Depdiknas (2000: 277) bahwa manajemen keuangan

    adalah suatu tindakan pengurusan atau ketatausahaan keuangan yang meliputi

    pencacatan data, perencanaan, pe;aksanaan, pertanggung jawaban, dan

    pelaporan. Kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,

    pelaksanaan sampai pengawasan. Dalam manajemen keuangan di sekolah

    kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan anggaran sampai dengan

    pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan.

    Adapun tujuan manajemen keuangan sekolah adalah untuk

    mewujudkan tertib administrasi keuangan. Sehingga urusan keuangan dapat

    dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Depdiknas,

    2000; 277).

    Sedangkan manfaat manajemen keuangan adalah (1) semua kegitan

    keuangan yang terkait dilaksanakan di sekolah dasar dapat diketahui dengan

    jelas. (2) tersedianya bahan penyusunan laporan, (3) sebgai alat menganalisa

    terhadap data hasil pencatatan, (4) pengendalian terhadap segala kegiatan yang

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    35/72

    akan berakibat pada keuangan dan pertanggungjawaban dapat dilakukan

    dengan baik, (5) sebagai bahan penyusunan RAPBS (Depdiknas, 2000;277).

    Menurut Soetopo (1982:221) bahwa sumber-sumber penerimaan

    keuangan dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu, (1) Bantuan dari

    masyaraka, (2) Bantuan dari siswa atau orang tua murid, (3) Bantuan dari

    pemerintah.

    Soerjani (1989;165) menyatakan bahwa penggunaan anggaran

    dankeuangan didasarakan pada prinsip-prinsip (1) Hemat, tidak mewah,

    efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan, (2) Terarah dan

    terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, (3) Keharusan

    penggunaan kemampuan/hasil produksi dalam negeri sejauh ini dimungkinkan.

    Laporan pertanggung jawaban sekolah harus dibukukan secara

    terperinci, yaitu memuat pemasukan dan pengeluaran keuangan sekolah.

    Semua keuangan yang masuk maupun yang keluar harus diperinci secara

    mendetail dalam laporan pertanggungjawaban dan harus dilampiri dengan

    bukti-bukti pengeluaran, berupa kwitansi maupun bon secara jelas (Soetopo,

    1989;233).

    Pada dasarnya manajemen keuangan meliputi tiga tahap yaitu (1)

    pengadaan keuangan, (2) penggunaan keuangan, (3) pertanggungjawaban

    keuangan.

    Dalam hal pengelolaan keuangan di sekolah, kepala sekolah berfungsi

    sebagai otorisator dan ordonator berfungsi sebagai otorisator , yaitu

    kepala sekolah diberi wewenangan untuk mengambil tindakan yang berkaitan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    36/72

    dengan penerimaan / pengeluaran anggaran. Sedangkan berfungsi sebagai

    ordonator adalah kepala sekolah sebagai pejabat yang berwenang melakukan

    pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan berdasarkan

    otorisasi yang telah ditetapkan (Direktur Diknas,1995/1996)

    Selain berfungsi sebagai ototrisator dan ordoanator, masih ada satu

    fungsi lagi yaitu bendaharawan. Bendaharawan berwenang melakukan

    penerimaan dan pengeluaran keuangan atau surat berharga lainnya yang dapat

    dinilai dengan uang, dan diwajibkan membuat perhitungan dan

    pertanggungjawaban. Kepala sekolah

    selaku pimpinan satuan kerja, wajib

    melakukan pengawasan ke dalam. Sehubugan dengan hal tersebut, kepala

    sekolah tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendahara.

    b) Strategi dan Implementasi Manajemen Keuangan di LembagaPendidikan

    1) Perencanaan Anggaran SekolahSebagai pemimpin oganisasi sekolah , Kepala Sekolah diharapkmn

    menyusun rencana angaran pendidikan dan belanja (RAPBS). Untuk itu kepala

    sekolah hendaknya mengetahui sumber0sumber dana yang merupakan sumber

    daya sekolah. Sumber dana tersebut antara lain meliputi Anggran Rutin, Dana

    Penunjang Pendidikan (DPP), Subsidi Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan

    (SBPP), Bantuan Oprasional dan Perawatan (BOP), Badan Pembantu

    Penyelenggaraan Pendidikan (BP3), Donatur serta Banntuan lain.

    Setelah mengetahui sumber dana yang ada, selanjudnya sekolah

    membuat RAPBSA. Dalam menyusun RAPBS kepala sekolah sebaiknya

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    37/72

    membentuk tim dewan guru. Setelah tim dan kepala sekolah menyelesaikan

    tugas, merinci semua anggaran pendapatan dan belanja sekolah, kepala sekolah

    menyetujuinya. Dengan pelibatan para guru ini akan diperolah rencana yang

    mantap, dan secara moral semua guru dan kepala sekolah merasa bertanggung

    jawab terhadap keberhasilan rencana tersebut.

    Dalam menetapkan jumlah anggaran, dua hal yang perlu diperhatikan

    yaitu Unit Cost (satuan biaya) dan volume kegiatan. Untuk anggaran rutin,

    SBPP, BOP, jenis kegiatan dan satuan biayanya sudah ditentukan. Kepala

    sekolah dan guru diharapkan menyusun prioritas penggunaan dana per-mata

    anggaran secara cermat (Maissyaraoh, 2003;98)

    2) Pelaksanaan Anggaran SekolahDalam mempergunakan anggaran, ada asas yang lazim yang bisa

    dibuat pedoman yaitu asas umum pengeluaran negara, bahwa manfaat

    penggunaan ung negara minimal harus sama apabila uang tersebut digunakan

    sendiri oleh masyarakat. Asas ini tercermin dalam prinsip-prinsip yang dianut

    dalam pelaksanaanAPBN seperti prinsip efesien, pola hidup sederhana dan

    sebagainya. Setiap pelaksanaan kegiatan yang memberatkan anggaran belanja ,

    ada ikatan- ikatan yang berupa: pembatasan pembatasan, laranga-larangan,

    keharusan-keharusan, dan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan setiap

    petugas yang diberi wewenang dan kewajiban mengelola uang negara.

    Ketentuan yang berupa pembatasan dan larangan-larangan terdapat dalam

    peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan

    negara antara lain: undang-undang pembendaharaan negara pasal, 24, 28, 30,

    yaitu pengeluaran yang melampaui kridit anggaran atau tidak tersedia

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    38/72

    anggarannya, tidak boleh terjadi. Kredi-kredit yang disediakan dalam angaran

    tidak boleh ditambah baik langsung maupun tidak langsung karena adanya

    keuntungan bagi negara. Barang-barang milik negara berupa apapun tidak

    boleh diserahkan kepada mereka yang mempunyai tagihan kepada negara .

    ketentuan-ketentuan tersebut pada hakikatnya mengacu pada hal yag sama

    yaitu membatasi penggunaan anggaran oleh pemerintah dalam jumlah seperti

    yang diterapkan tercantum dalam anggaran dan hanya untuk keiatan-kegiatan

    seperti yang dimaksud dalam kredit anggaran masing masing Widjanarko,

    sahertian, 1996/1997)

    Selanjudnya pengunaan dana di sekolah, sebagaimana telah

    dikemukakan di atas, dana rutin, DPP, BOP, dipergunakan sesuai mata

    anggaran yang ditentukan. Sedang untu dana BP3 dan dana lainnya

    dipergunakan untuk:

    (a)Kegiatan peningkatan mutu pendidikan, antara lain peningkatakemapuan profesional, supervisi pendidikan, dan eveluaso.

    (b)Kegiatan ekstra kurikuler, antra lain usaha kesehata sekolah (UKS),pramuka, olah raga kreativitas seni.

    (c)Bahan pengajaran praktek, keterampilan antara lain penambanhansarana pengajaran, bahan praktek.

    (d)Gaji dan kesejahtraan kepala sekolah, guru dan pagawai.(e)Pembelian alat-alat kantor dan alat-alat tulis kantor.(f) Pengembangan perpustakaan(g)Pembangunan sarana fisik sekolah.(h)Biaya litrik , telepun, air, dan surat menyurat.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    39/72

    (i) Dana sosial, seperti bantuan kesehatan, pakaian seragam.(j) Biaya pemeliharaan gedung, pagar dan pekarangan sekolah

    Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah, perlu

    pengelolaan sumber daya terpadu antra sumber tenaga (manusia ), sarana dan

    prasarana (material) dan dana(keuangan), ketiganya salin terkait satu sama

    lain..Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk mengatur keuangan sekolah

    dengan sebaik-baiknyasehingga tidak ada kegiatan yang semestinya mendapat

    prioritas pendanaan, tapi tapi tidak memperoleh anggaran.

    Bendaharawan sekolah dalam mengatur keuangan henaknya

    memperhatikan beberapa hal berikut:

    (a)Hemet dan sesuai denga kebutuhan(b)Terarah dan terkendali sesuai denga rencana(c)Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses

    belajar mengajar, seperti ucapan selamat, hadiah, dan

    pesta.(Maisyaroh ,2003;100)

    3) Penyelenggaraan Pembukuan dan Penyampaian LaporanOrang orang atau badan yang menerima , menyimpan, dan

    membahas uang atau surat-surat berharga milik negara diwajibkan membuat

    catatan secara tertib teratur. Pedoman yang digunakan adalah petunjuk yang

    ditetapkan oleh menteri keuangan. Dalam pasal 34 Keputusan Presiden No 24

    tahun 1984 disebutkan : kepala kantor, kesatuan kerja, pimpinan proyak,

    bendaharawan, dan orang atau badan yang menerima/menguasai uang negara

    wajib menyelenggarakan pembukuan. Sekolah sebagai penerima uang

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    40/72

    dariberbagai sumberjuga harus mengadakan pembukuan. Pembukuan

    mencakup: sumber dana dan besarnya, distrubusu penggunaannya.

    Pembukuan anggaran baik penerimaan maupun pengeluaran harus

    dilakukan secara tertib, teratur dan benar. Pembukuan yang tertib, akan mudah

    diketahui pembandingan antaran proyek baik fisik maupun sumber daya

    manusia. Setiap saat pembukuan harus dapat menggambarkan mutasi yang

    paling akhir. Dari membukuan, tertib, teratur, lengkap dan up to date akan

    dapat disajikan pelaporan yang baik, lengkap dan bermanfaat. Pembuatan

    laporan dilakukan secara teratur dan periodik dan dipertangungjawabkan sesuai

    dengan dengan ketentuan yang berlaku.

    Selanjudnya untuk menunjang terlaksananya pemgelolaan keuangan

    yang baik, kepala sekolah hendaknya memperhatikan:

    (a)Perlengkapan administrasi keuangan, yaitu sekolah memiliki keuangantempat khusus untuk menyimpan perlengkapan administrasi keuangan,

    memilki alat hitung, dan memiliki buku-buku yang dibutuhkan.

    (b)RAPBS, yaitu sekolah memiliki RAPBS yang telah disahkan oleh yangberwenang, serta memiliki program penjabarannya.

    (c)Pengadministrasian keuangan, yaitu sekolah memiliki catatan logistik(uang dan barang) sesuai dengan mata anggaran dan sumber dananya

    masing-masing, sekolah memiliki buku setoran ke Bank/KPKN/yayasan,

    memiliki daftar penerimaan gaji/honor guru dan tenaga lainnya, dan

    yang terkhir sekolah memiliki laporan keuangan triwulan dan tahunan

    (Ditdikdas, 1995/1996).

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    41/72

    4) Pengawasan Pelaksanaan Anggaran SekolahPemeriksaan kas sewaktu-waktu dan penutupan buku kas umum secara

    bulanan merupakan tanggungjawab kepala sekolah. Pemeiksaan kas ini

    didasarkna pada buku kas umum yang dipergunakan oleh bendaharawan untuk

    mencatat transaksi kas yangmenjadi tanggungjawab kepala sekolah.

    Dalam elaksanakan pengawasan yang diteruskan dengan pemeriksaan,

    beberapa butir pertanyaan perlu diajukan, yaitu:

    (a)Apakah laporan keuangan disusun menurut ketentuan yang berlaku?(b)Apakah laporan keuangan disusun secara konsisten dari waktu ke

    waktu?

    (c)Apakah penjelasan dalam laporan keuangan diberikan secaramemedai?

    Ketiga pertanyaan tersebuthendaknya dijawab ya agar memudahkan

    penentuan keberhasilan keuangan(Maisyaroh, 2003;101)

    5. Manajemen Partisipasi Masyrakat Dengan Sekolah

    a. Konsep Manajemen Partipasi Masayarakat dengan SekolahSukiswa (1986:13) mendefinisikan manajemen adalhsuatu proses

    sosial, yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi

    dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu atau yang telah

    ditetapkan dengan efektif. Handoko (1995: 8) manajemen adalahproses

    perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para

    anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    42/72

    lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dharma

    (2001:1) mengemukakan bahwa manajemen adalah proses pencapaian hasil

    melalui dan dengan orang lain dengan memaksimumkan pendayagunaan

    sumber daya yang tersedia. Menurut burhanuddin (2002:10)manajemen dalam

    dunia pendidikan adalah usaha pencapaian tujuan melaui p[roses kerjasama

    dengan mendayagunakan segenap resources yang dimiliki sekolah, khusus

    sumber daya manusia agar penyelenggaraan sistem pendidikan dapat berjalan

    secara efektif dan efisien.

    Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

    adalah usaha pencapaian tujuan melalui proses perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan mendayagunakan

    sumber daya yang tersedia agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.

    Kegiatan hubungan masyarakat dilaksanakan lembaga-lembaga

    pendidikan atau badan-badan penyelenggara pendidikan dimaksudkan untuk

    mengabdi pada kepentingan pendidikan. Kegiatan itu disebut humas

    pendidikan. Kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat meiliki latar

    belakang pemikiran yang tidak berbeda dengan kegiatan hubungan masyarakat

    pada umumnya. Oleh karena itu proses kegiatan dalam kehumasan perlu

    memperioleh perhatian semestinya apabila sekolah melakukan hubungan

    dengan masyarakat (Suryosubroto, 2001:4).

    Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan masyarakat di lingkungan

    organisasi kerja / instansi pemerintah termasuk juga di bidang pendidikan

    harus diartikan sebagai rangkaian kegiatan organisasi/instansi untuk

    menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihalk tertentu

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    43/72

    di luar organisasi tersebut agar mendapat dukungan terhadap efisiensi dan

    efektifitas pelaksanaan kerja secara sadar dan sukarela (Nawawi, 1988:73).

    Pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat dikemukakan oleh

    Leslie (dalam Indra Fachrudi, 1994:8) sebagai berikut:

    School public relation is a process of communication between the

    school and community for purpose of increasing citizen of educational need

    and practices encouraging intelligent citizen inters and cooperation in the

    work of improving the school.

    Pengertian tersebut dapat diterjemahkan menjadi hubungan sekolah

    dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan

    masyarakat untuk meningkatkan pengertian warga masyarakat akan kebutuhan

    dan pelaksanaan pendidikan serta mendorong kerjasama untuk memajukan

    sekolah.

    1) Pengertian Manajemen Hubungan Sekolah dengan MasyarakatBerdasarkan beberapa definisi mengenai manajemen dan

    hubungan sekolah dengan masyarakat di atas, maka dapat disimpulkan

    bahwa manajemen hubungan masyarakat dengan sekolah adalah usaha

    pencapaian tujuan melalui proses kerjasama dan komunikasi antara

    sekolah dan masyarakat dengan mendayagunakan segenap resources yang

    dimiliki sekolah agar penyelenggaraan sistem pendidikan dapat berjalan

    secara efektif dan efisien.

    Menurut Suryosubroto (2001:18), jika ditinjau dari sudut pandang

    manajemen hubungan asyarakat adalah suatu realisasi fungsi komunikasi,

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    44/72

    sementara tugas hubungan masyarakat itu sendiri merupakan salah satu fungsi

    manajemen.

    2) Fungsi Hubungan Sekolah dengan MasyarakatFungsi utama hubungan masyarakat secara umum adalah

    menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi

    dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan

    pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya

    emenciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan

    lembaga/organisasi (Rachmadi, 1996:21).

    Adnan (1996:19) engemukakan bahwa ada tiga fungsi utama

    hubungan masyarakat, antara lain: (1) Menilai dan menentukan pendapat

    umum yang berkaitan dengan organisasinya, (2) Memberi saran kepada

    pimpinan tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana

    mestinya, dan (3) Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat

    umum. Dari ketiga fungsi tersebut, fungsi yang sesuai dengan pokok bahasan

    dalam penelitian ini adalah fungsi ketiga, yaitu menggunakan komunikasi

    untuk mempengaruhi pendapat umum, dalam hal ini adalah pendapat

    masyarakat di luar lingkungan sekolah.

    Sedangkan fungsi pokok dari hubungan sekolah dengan masyarakat

    adalah menarik simpati masyarakat sehingga dapat meningkatkan relasi serta

    animo masyarakat terhadap sekolah tersebut, yang pada akhirnya menambah

    masukan bagi sekolah yang bermanfaat bagi bantuan terhadap pencapaian

    tujuan yang telah ditetapkan (Gunawan, 1996:188). Pelaksanaan fungsi

    hubungan sekolah dengan masyarakat dilaksanakan dengan kegiatan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    45/72

    komunikasi sesuai dengan pesan yang akan disampaikan atau disebarkan, dan

    tujuan yang akan dicapai (Effendy, 1991:123).

    3) Tujuan Hubungan Sekolah dengan MasyarakatTujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah untuk

    memajukan kualitas pertumbuhan dan perkembangan proses belajar anak,

    memajukan kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat, serta

    menumbuhkan minat masyarakat untuk mebantu dan memajukan program

    pendidikan Elsbree (dalam Indrafachrudi, 1994:10).

    Menurut Djanaid (1990), tujuan hubungan masyarakat yaitu untuk

    menciptakan kehidupan yang harmonis dari sebuah organisasi dengan

    mengusahakan pengertian umum, kepercayaan umum, kerjasama umum dan

    bantuan umum.

    Menurut Cultip (1999:538), tujuan umum yang utama dari hubungan

    sekolah dengan masyarakat meliputi: (1) Meningkatkan kesadarn tenteang

    pendidikan dan meninggalkan kesalahan informasi dan rumor, (2)

    Membangun dukungan masyarakat yang diperlukan untuk memperoleh dana

    yang mencukupi, (3) Mendapatkan penerimaan dan kerjasama masyarakat

    dalam membuat perubahan pendidikan, dan (4) Membangun hubungan yang

    ramah dengan eksekutif berita dan reporter. Dari keempat tujuan umum

    tersebut yang sesuai dengan tema penelitian ini adalah butir kedua, yaitu

    membanguan dukungan masyarakat yang diperlukan untuk memperoleh dana

    yang mencukupi.

    Sianipar (dalam Widodo, 1997:9) mengemukakan tujuan dari

    hubungan sekolah dengan masyarakat, ditinjau dari sudut kepentingan sekolah

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    46/72

    yaitu: (1) Memelihara kelangsungan hidup sekolah, (2) Meningkatkan mutu

    pendidikan di sekolah yang bersangkutan, (3) Memperlancar proses belajar

    mengajar, dan (4) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang

    diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.

    Gunawan (1996:188) menambahkan bahwa tujuan hubungan sekolah

    dengan masyarakat adalah untuk meningkatkan popularitas sekolah di mata

    masyarakat, sehingga prestise sekolah dapat meningkat pula.

    Berdasarkan pendapat beberapa pakar diatas, maka dapat

    disimpulkan bahwa tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah untuk

    membangun dukungan masyarakat terhadap sekolah dan meningkatkan

    popularitas sekolah sehingga sekolah memperoleh dana yang dapat mencukupi

    kebutuhan sekolah.

    b. Strategi dan Implementasi Manajemen Partisipasi Masyarakat dengan

    Sekolah.

    Effendy (1991:28) berpendapat bahwa kegiatan hubungan

    masyarakat perlu dilakukan secara sistematis. Sistematika kegiatan hubungan

    masyarakat terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) penelitian, (2) perencanaan, (3)

    penggiatan/pelaksanaan, dan (4) penilaian.

    Menurut Ruslan (dalam Khutobah, 2000:20) dalam melakukan

    kegiatan hubungan masyarakat, selalu memulainya dari penemuan fakta di

    lapangan, lalu membuat rencana, menentukan teknik komunikasi dan terakhir

    melakukan evaluasi.

    Penelitian bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengumpulan

    data mengenai pendapat atau keinginan masyarakat secara terencana dan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    47/72

    teratur. Penelitian digunakan untuk memperoleh informasi atau data dari

    publik, dalam penelitian dilakukan kegiatan pengumpulan data (data

    collecting) dan pengkajian fakta (fact finding). Penelitian dalam hubungan

    masyarakat ada jenis penelitian opini (opinion research) atau penelitian

    motivasi (motivation research). Penelitian opini adalah kegiatan untuk

    menyelidiki pendapat yang berbeda mengenai suatu masalah atau hal.

    Sedangkan penelitian motivasi merupakan kegiatan mencari, menghimpun,

    dan mengelola data faktual mengenai kebutuhan dan keinginan publik

    (Effendy, 1991: 128). Menurut Adnan (1996:50) kegunaan penelitian antara

    lain : (1) Dapat memberi arti terhadap konsep-konsep komunikasi dua arah,

    (2)Membantu para pleksana, (3) Memberi penilaian obyektif guna memahami

    keadaan diri sendiri (lembaga), (4) Mengendalikan masalah dan berusaha serta

    mempengaruhi pendapat umum, (5) Mempelancar komunikasi, dan (6)

    Menyediakan informasi penting.

    Tujuan penelitian menurut Adnan (1996:52) sebagai berikut: (1)

    Mengumpulkan dan menganalisis informasi, informasi yang dikumpulkan dari

    penelitian dapat dimanfaatkan untuk membuat program kehumasan seperti

    rancangan kegiatan komunikasi, memilih media, menyusun pesan dan

    menyampaikannya kepada khalayak, dan (2) Mengetahui sikap pendapat dan

    kehendak masyarakat sasaran, bertujuan unutuk mengetahui bagaimana sikap

    publik atau masyarakat tertentu terhadap organisasi serta bagaimana pendapat

    masyarakat terutama pendapat masyarakat yang dipengaruhi oleh sekelompok

    orang tertentu. Dengan mengetahui tujuan penelitian, maka kita dapt

    mengetahui arah dan petunjuk tentang kekuatan dan kelemahan pelaksanaan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    48/72

    program-program kehumasan, selain itu hasil penelitian juga dapat

    dimanfaatkan sebagai diagnose untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan

    yang ada dan juga untuk meningkatkan efektifitas dalam mencapai sasaran

    yang diinginkan.

    Djanaid (1986:58) mengemukakan bahwa sebelum kita melakukan

    komunikasi kepada masyarakat, pertama-tama kita harus tahu siapa yang akan

    diberi pesan dan bagaimana keadaan komunikasi, untuk itu kita perlu ada

    penelitian. Penelitian ditinjau dari segi arahnya, yaitu untuk: (1) Meneliti

    bagaimana metode kerja karyawan, (2) Meneliti factor-faktor mana yang

    disenangi dan tidak disenangi publik, (3) Mengetahui selera publik, (4)

    Mengetahui karakteristik publik, (5) Mengetahui struktur masyarakat, (6)

    Mengetahui latar belakang masyarakat, (7) Mengetahui motivasi publik, (8)

    Mengetahui public opinion yang berkembang dalam masyarakat. Dari

    kedelapan tujuan diatas yang masuk ke dalam hubungan sekolah dengan

    masyarakat eksternal adalah tujuan kedua sampai kedelapan. Sedangkan

    tujuan pertama ditujukan untuk masyarakat internal.

    Menurut Meinanda (1982:12) pada tahapan penelitian perlu diketahui:

    (1) apa yang diperlukan publik, (2) siapa yang termasuk dalam publik, (3)

    bagaimana keadaan publik dipandang dari berbagai segi, (4) mengapa publik

    bersikap masa bodoh, menentang dan sebagainya. Penjelasan lain

    dikemukakan oleh Widjaja (2002:56) tahap penelitian meliputi penelitian

    pendapat, sikap dan reasi orang-orang atau publik. Dengan demikian dapat

    diketahui masalah apa yang sedang dihadapi.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    49/72

    Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tahap

    penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang

    meliputi keinginan dan pendapat mereka mengenai sekolah, serta untuk

    mengetahui gambaran kondisi masyarakat yang meliputi karakteristik, sikap

    dan reaksi publik yang menjadi sasaran kegiatan hubungan sekolah dengan

    masyarakat.

    Pada tahap kedua yaitu perencanaan, dalam menyusun rencana harus

    benar-benar berpijak pada fakta. Fakta adalah kenyataan, baik berupa hal yang

    dilihat sendiri maupun keterangan yang didapat dari sumber lain. Rencana

    harus terbagi menjadi program-program dalam rangka memecahkan masalah-

    masalah khusus, tetapi tetap terpadu dalam rencana yang merupakan program

    induk (Effendy, 1991:131).

    Perencanaan harus dilakukan apabila ingin membuat program

    hubungan masyarakat, sebab hubungan masyarakat mengandung perencanaan

    komunikasi baik kedalam maupun keluar. Perencanaan hubungan masyarakat

    adalah suatu proses yang berkesinambungan. Adnan (1996:80)

    mengemukakan tahap-tahap perencanaan antara lain: (1) penilaian situasi,

    meliputi kegiatan mengumpulkan informasi, menganalisis masalah,

    menentukan factor-faktor penyebab dan mengkaji kasus yang sama, agar dapat

    mengetaui bagaimana pandangan orang terhadap organisasi, (2) menetapkan

    tujuan, penting dalam memberi arah atau target yang ingin dicapai, (3)

    menetapkan publik sasaran yang akan dilayani, sesuai dengan tujuan yang

    telah ditetapkan, (4) pemilihan media komunikasi dan teknik penggunaannya,

    meliputi banyaknya media yang tersedia dan jenis pesan yang sesuai dengan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    50/72

    tipe media yang dipilih, (5) anggaran, setiap perencanaan program hubungan

    masyarakat harus disertai dengan perencanaan anggaran/biaya, dan (6)

    evaluasi keputusan, dilakukan agar sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin

    dicapai.

    Djanaid (1986:63) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang perlu

    dirumuskan dalam perencanaan adalah dasar-dasar pemikiran, tujuan, sasaran,

    kegiatan, lokasi, waktu, organisasi pelaksana, materi, biaya dan time schedule.

    Pendapat lain dikemukakan oleh Effendy (1991:131) bahwa pada

    tahap perencanaan perlu ditentukan: (1) apakah yang dijadikan tujuan, (2)

    apakah tujuan itu menyenagkan, (3) apakah tujuan itu mungkin dicapai, (4)

    apakah upaya tujuan itu dapat dilakukan dengan personil yang ada, (5) factor-

    faktor apa yang mendukung pencapaian tujuan itu, (6) factor-faktor apa yang

    diduga dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut, (7) apakah sudah

    diperhitungkan dengan kebijaksanaan hubungan masyarakat, (8) apakah sudah

    diperhitungakan dengan kebijaksanaan organisasi, (9) apakah tidak

    menghambat usaha lain, (10) darimana biaya diperoleh, (11) apakah akibatnya

    bila upaya yang dilakukan gagal, (12) kenapa dilakukan sekarang, (13) siapa

    yang harus memberikan persetujuan, (14) siapa yang harus diberi informasi,

    dan (15) kapan tujuan itu harus selesai dilaksanakan.

    Sedangkan menurut Meinanda (1982:3) perencanaan hendaknya

    didasarkan pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut: (1) siapa yang akan

    menjalankan rencana itu, (2) dimana tempat yang kita pilih, (3)kapan

    pekerjaan itu dimulai dan kapan pekerjaan itu selesai,(4) berapa biaya yang

    disediakan, dan (5) bagaimana caranya untuk berhasil.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    51/72

    Pada tahap ini, ditetapkan juga publik yang menjadi sasaran kegiatan.

    Sasaran yang dimaksud adalah publik ekstern, yang meliputi orang-orang

    yang berada di luar lingkungan atau jajaran yaitu para anggota masyarakat.

    Widjaja (2002:59) mengemukakan bahwa strategi pokok hubungan sekolah

    dengan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan mekanisme komunikasi

    dua arah antar lembaga dengan sasaran, agar hasil-hasil yang dicapai oleh

    lembaga itu dapat dikenal oleh ssaran, sehingga ssaran akan ikut berpartisipasi

    aktif dalam mewujudkan tujuan lembaga.

    Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka dapat diambil kesimpulan

    bahwa tahapan perencanaan yang umum dilakukan yaitu: (1) penetapan

    tujuan, (2) penetapan biaya/anggaran, (3) penetapan publik sasaran, (4)

    penetapan waktu, dan (50 penetapan media komunikasi.

    Tahap ketiga yaitu pelaksanaan, yaitu pelaksanaan secara aktif rencana

    yang telah disusun berdasarkan data factual yang telah dikerjakan pada tahap-

    tahap sebelumnya. Yang penting dalam tahap ini adalah mapannya mekanisme

    kerja sehingga koordinasi dan sinkronisasi benar-benar dapat direalisasi secara

    integrative (Effendy, 1991: 132). Djanaid (1986:64) mengemukakan bahwa

    tahap pelaksanaan pada hakekatnya adalah mengkoordinasikan tenaga kerja,

    dana, alat kerja, lokasi dan lingkungan, serta waktu. Dalam tahap ini beberapa

    hal yang perlu diperhatikan adalah: (1) bagaimana memperoleh penilaian yang

    baik dari publik terhadap setiap kegiatan komunikasi, (2) menghindari setiap

    hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kerja, (3)

    menciptakan kerjasama tim yang baik, (4) menjaga semangat kerja petugas,

    (5) menghindari prasangka-prasangka yang tidak perlu terjadi, (6)

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    52/72

    mengembangkan pemikiran-pemikiran yang bersumber pada situasi dan

    kondisi secaratepat, dan (7) sambil melakukan kegiatan secara tidak langsung

    meneliti factor-faktor yang dapat menghambat dan menunjang jalannya

    komunikasi.

    Tahap pengiatan seringkali disebut sebagai tahap pelaksanaan atau

    pengkomunikasian. Disebut tahap pengkomunikasian karena pada tahap ini

    dilakukan pelaksanaan komunikasi dari sesuatu yang sudah direncanakan

    dengan matang. Adnan (1996:96) mengartikan komunikasi sebagai usaha-

    usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan dan memelihara saling

    pengertian melalui berbagai penyebaran informasi yang efektif. Hubungan,

    penyebaran, penerangan dan informasi merupakan aspek-aspek dan kegiatan

    komunikasi yang memiliki fungsi penting dalam praktek kehumasan.

    Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas, bahwa

    pada tahapan pelaksanaan yang lebih banyak disoroti adalah pada: (1)

    penggunaan tenaga kerja, yang meliputi penciptaan kerjasama tim yang baik,

    (2) pemakaian dana untuk kegiatan komunikasi, dan (30 pengkomunikasian

    dengan penyebaran pesan menggunakan media komunikasi.

    Penilaian merupakan tahap akhir dari proses hubungan masyarakat

    yang sering diabaikan. Padahal tahap ini penting sekali dalam rangka membina

    kegiatan hubungan masyarakat secara dinamis. Penilaian berfungsi mengkaji

    pelaksnaan suatu rencana yang terdiri atas program-program yang dalam

    penyusunannya ditunjang oleh hasil penelitian yang dilakukan secara seksama.

    Pada tahap penilaian ini ditelaah apakah rencana yang ditunjang oleh hasil

    penelitian itu dilakukan sebagaimana mestinya dan apakah dijumpai kesulitan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    53/72

    yang menyebabkan tujuan yang ditetapkan pada perencanaan tidak tercapai.

    Penilaian ini dimaksudkan agar di kemudian hari jika suatu kegiatan yang sama

    dilakukan tidak menjumpai lagi hambatan yang sama (Effendy, 1991:135).

    Menurut Adnan (1996:129), setiap usaha atau kegiatan perlu dinilai

    atau dievaluasi agar dapat diketahui sejauh mana hasil yang telah dicapai

    terutama jika kegiatan itu telah menelan banyak biaya, waktu dan tenaga.

    Penilaian atau evaluasi merupakan kesimpulan yang diambil untuk menilai

    apakah tujuan yang telah ditetapkan telah dicapai atau belum. Evaluasi

    hubungan masyarakat bertujuan untuk menentukan factor-faktor apa yang

    menyebabkan terjadinya kegagalan atau keberhasilan suatu program. Jadi

    evaluasi dalam hubungan masyarakat ialah suatu kegiatan pengukuran yang

    dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil yang telah diperoleh, selain itu

    juga merupakan umpan balik yang bias dimanfaatkan untuk mengendalikan

    kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat agar lebih efektif.

    Djanaid (1986:65) mengemukakan bahwa tahap penilaian

    dimaksudkan untuk mencocokkan sampai dimana program/rencanan yang

    telah ditentukan dilaksanakan. Pada tahap ini, diadakan penilaian mengenai:

    (10 apakah semua program dapat dilakukan seluruhnya, (20 apakah kesulitan-

    kesulitan yang dialami selama kegiatan, (30 apakah pesan-pesan yang

    disampaikan semua dengan intruksi, (4) apakah kegiatan yang dilakukan

    sudah efisien, dan (5) apakah tujuan dalam merebut public opinion dapat

    tercapai.

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa tahapan penilaian digunakan

    untuk mengetahui : (1) apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai, (2) pesan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    54/72

    yang disebarkan telah tersampaikan, (3) apakah kegiatan yang dilakukan

    sudah efisien.

    Hal yang senada mengenai proses manajemen hubungan masyarakat

    juga dikemukakan oleh Baskin (1997:5). Sebagai suatu fungsi manajemen,

    proses/sistematika kegiatan hubungan masyarakat meliputi: (1)

    mengumpulkan informasi, (2) membuata rencana, (3) menerapkan tindakan,

    (4) mengevaluasi hasil. Publik masyarakat menjadi target dari tindakan

    hubungan masyarakat. Publik juga menjadi sumbr dari tanggapan untuk

    evaluasi.

    1) Tahap-Tahap Pelaksanaan Manajemen Hubungan Sekolah denganMasyarakat

    Burhanuddin (2002:5) mengemukakan bahwa keberhasilan sekolah

    melaksanakan fungsi kependidikannya perlu didukung dengan manajemen

    yang baik. Manajemen memiliki kedudukan strategis dalam memberikan

    dukungan penyelenggaraan pendidikan terutama dalam proses peningkatan

    mutu pendidikan di sekolah. Ruang lingkup tugas manajerial dapat diterapkan

    ke dalam segenap aspek administrasi pendidikan yaitu proses belajar mengajar

    atau kurikulum, kemuridan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan

    hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan mencapai taraf produktivitas

    yang tinggi.

    Program hubungan sekolah dengan masyarakat dirancang untuk

    mewujudkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kekuatan,

    permasalahan dan kebutuhan sekolah. Pada akhirnya, tujuan dari hubungan

    sekolah dengan masyarakat adalah untuk membangun kepercayaan dan

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    55/72

    dukungan terhadap sekolah (Guthrie, 1986:8). Manfaat dari hubungan sekolah

    dengan masyarakat adalah menambah simpati masyarakat yang dapat

    meningkatkan harga diri (prestise0 sekolah, serta dukungan masyarakat

    terhadap sekolah secara spiritual dan material/finansial (gunawan, 1996:188).

    Hubungan masyarakat sebagai kegiatan manajemen operatif

    merupakan kegiatan yang memikul bebean tugas mewujudkan sebagaian

    kegiatan komunikasi keluar. Beban tugas hubungan masyarakat adalah

    melakukan publisitas tentang kegiatan organisasi kerja yang patut diketahui

    oleh publik secara luas. Kegiatannya dilakukan dengan menyebarkan

    informasi dan memberikan penerangan untuk menciptakan pemahaman

    sebaik-baiknya di kalangan masyarakat luas mengenai tugas-tugas dan fungsi

    yang diemban organisasi kerja tersebut, termasuk juga mengenai kegiatan-

    kegiatan yang sudah, sedang dan akan dikerjakan berdasarkan volume dan

    beban kerjanya (Nawawi, 1988:73).

    Menurut kurikulum tahun 1975 (dalam Suryosubroto, 2001:19)

    kegiatan yang menyangkut hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi

    beberapa ahal: (1) menjaga hubungan sekolah dengan orang tua siswa, (2)

    memelihara hubungan baik dengan BP3, (3) memelihara dan mengembangkan

    hubungan sekolah denga lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi

    social, (4) memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah

    melalui bermacam-macam teknik/sarana komunikasi, seperti melalui majalah,

    surat kabar atau mendatangkan nara sumber. Dari keempat hal tersebut,

    kegiatan ke-4 lebih mengarah pada kegiatan hubungan sekolah dengan

    masyarakat, terutama publikasi sekolah.

  • 7/22/2019 Manajemen Pendidikan Kajian Teori

    56/72

    Jika sekolah akan memberikan informasi kepada masyarakat

    sebagaimana halnya mengurangi kekhawatiran masyarakat, maka penggunaan

    berbagai macam media komunikasi dapat memungkinkan mencapai khalayak

    yang lebih luas 9Guthrie,1986:337). Dalam hal ini proses pemberian informasi

    lebih ditekankan pada amasyarakat di luar sekolah (masyarakat eksternal).

    Menurut Gorton (1991:562) untuk melakukan program hubungan

    masyarakat sesuai dengan tujuan program hubungan masyarakat, yaitu untuk

    menjual program pendidikan kepada orang-orang di masyarakat, sehingga

    mereka akan bangga dan mendukung sekolahnya, maka program hubungan

    sekolah dengan masyarakat harus mempublikasikan secara luas kakuatan dari

    program sekolah yang ada.

    Pelaksanaan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat

    meliputi empat tahap yaitu: (1) penelitian, (2) perencanaan, (3) pelaksanaa, (4)

    dan penilaian. Pelaksanaan proses manajemen hubungan sekolah dengan

    masyarakat menjadi tanggung jawab pimpinan lembaga kependidikan