proposal penelitian indraja (ibnu)

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bencana alam (natural disaster) merupakan peristiwa yang mampu mengancam dan menghasilkan kerusakan lingkungan. Faktor penyebab peristiwa ini dapat berupa faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Hal tersebut dapat mengancam kor ban jiwa, ker usa kan lin gkungan dan ker ugi an har ta benda. Indonesia secara geog raf is sangat rentan ter hada p benc ana, kare na ter let ak pada per temuan tiga lempeng tekt oni k dunia (uras ia, India!"us tra lia dan #empeng $as ifi k), ber ada diantara dua samudera (%amudera $asifik dan %amudera Hindia) dan dua benua (Benua "ustralia dan Benua "sia). Bencana dapat terjadi karena faktor geologis (gempa, tsunami, letusan gunung berapi), hidrometeorologis (banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), biologis (wabah penyakit, penyakit tanaman dan ternak, hama tanaman), kegagalan teknologi (kecelakaan industri dan transportasi, radiasi nukl ir , penc ema ran baha n kimia) dan faktor sos ial pol iti k (konfl ik hor i&onta l, terorisme, edeologi, religi). $erma sal aha n ban ji r pad a seti ap dae rah di Indones ia tent uny a memi li ki karakteristik yang berbeda!beda, hal ini tidak terlepas dari kondisi geografis wilayah Indonesia yang beraneka ragam. Banjir merupakan peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam suatu daratan, dengan kata lain banjir dapat terjadi jika suatu kapasitas badan air seperti' sungai, waduk dan danau sudah tidak mampu menampung besarnya olume air yang mangalir sehingga terjadi luapan yang dapa t mer enda m dar ata n. ej adi an banjir aka n berd ampa k dan bere sik o tin ggi apabila terjadi pada suatu daerah dengan porsi jumlah penduduk yang tinggi. Hal ter sebut tent u aka n ber laku sebali knya pada daer ah yang memili ki por si jumlah  penduduk rendah atau tidak ada penduduk sama sekali. ondisi bencana yang sering terjadi terkadang menyebabkan beberapa kesulitan dalam mengakses informasi kejadian bencana. Hal ini dapat dipermudah dengan teknologi penginderaan jauh ( remote sensing ) yang mempunyai banyak peranan dal am hal kebe ncanaan. *eknol ogi ter sebu t mampu mer ekam obj ek dan lokasi

Upload: ibnu-sultan

Post on 28-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 1/15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bencana alam (natural disaster) merupakan peristiwa yang mampu mengancam

dan menghasilkan kerusakan lingkungan. Faktor penyebab peristiwa ini dapat berupa

faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Hal tersebut dapat mengancam

korban jiwa, kerusakan lingkungan dan kerugian harta benda. Indonesia secara

geografis sangat rentan terhadap bencana, karena terletak pada pertemuan tiga

lempeng tektonik dunia (urasia, India!"ustralia dan #empeng $asifik), berada

diantara dua samudera (%amudera $asifik dan %amudera Hindia) dan dua benua

(Benua "ustralia dan Benua "sia). Bencana dapat terjadi karena faktor geologis

(gempa, tsunami, letusan gunung berapi), hidrometeorologis (banjir, tanah longsor,

kekeringan, angin topan), biologis (wabah penyakit, penyakit tanaman dan ternak,

hama tanaman), kegagalan teknologi (kecelakaan industri dan transportasi, radiasi

nuklir, pencemaran bahan kimia) dan faktor sosial politik (konflik hori&ontal,

terorisme, edeologi, religi).$ermasalahan banjir pada setiap daerah di Indonesia tentunya memiliki

karakteristik yang berbeda!beda, hal ini tidak terlepas dari kondisi geografis wilayah

Indonesia yang beraneka ragam. Banjir merupakan peristiwa yang terjadi ketika

aliran air yang berlebihan merendam suatu daratan, dengan kata lain banjir dapat

terjadi jika suatu kapasitas badan air seperti' sungai, waduk dan danau sudah tidak 

mampu menampung besarnya olume air yang mangalir sehingga terjadi luapan yang

dapat merendam daratan. ejadian banjir akan berdampak dan beresiko tinggi

apabila terjadi pada suatu daerah dengan porsi jumlah penduduk yang tinggi. Hal

tersebut tentu akan berlaku sebaliknya pada daerah yang memiliki porsi jumlah

 penduduk rendah atau tidak ada penduduk sama sekali.

ondisi bencana yang sering terjadi terkadang menyebabkan beberapa kesulitan

dalam mengakses informasi kejadian bencana. Hal ini dapat dipermudah dengan

teknologi penginderaan jauh ( remote sensing ) yang mempunyai banyak peranan

dalam hal kebencanaan. *eknologi tersebut mampu merekam objek dan lokasi

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 2/15

kejadian bencana dengan menggunakan sensor satelit tanpa secara langsung

melakukan peninjauan di lokasi bencana. Hal ini secara cepat dapat membantu

 pelaksanaan eakuasi dan rehabilitasi paska kejadian bencana, salah satunya dengan

membuat +uick response dan rapid mapping .

1.2 Batasan Masalah

alam penelitian ini dititikberatkan pada pemantauan kerentanan dan resiko

 banjir dengan memanfaatkan teknik penginderaan jauh.

1.3 Tujuan Penelitian

"dapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah '

1. -emantau kerentanan dan resiko banjir di Indonesia

2. -enggunakan teknik penginderaan jauh untuk pemetaan daerah yang rentan

dan memiliki resiko terhadap banjir.

1.4 Manaat Penelitian

"dapun manfaat dari penelitian ini adalah '

. -empermudah mendapatkan informasi berupa &ona banjir.

/. -emberikan informasi secara lengkap dan aktual kepada semua pihak yang

terkait dengan unsur!unsur penanggulangan bencana banjir.

0. -eningkatkan kemampuan perencanaan penanggulangan bencana banjir.

BAB II

TIN!AUAN PU"TA#A

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 3/15

2.1 Pengin$eraan !auh

Pengin$eraan jauh  (atau disingkat in$eraja) adalah pengukuran atau akuisisi

data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik 

melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari

sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari  pesawat,

 pesawat luar angkasa, satelit, kapal  atau alat lain. 1ontoh dari penginderaan jauh

antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik 

dan wahana luar angkasa  yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari

 bahasa Inggris  remote sensing ,  bahasa $erancis  télédétection,  bahasa 2erman fernerkundung ,  bahasa $ortugis  sensoriamento remota,  bahasa %panyol  percepcion

remote dan bahasa 3usia distangtionaya. i masa modern, istilah penginderaan jauh

mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar 

angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti  penginderaan medis

atau fotogrametri. 4alaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi

sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan

 penginderaan jauh yang intensif), istilah 5penginderaan jauh5 umumnya lebih kepada

yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.

-enurut #indgren dalam %utanto (678) penginderaan jauh adalah teknik yang

dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi, informasi

tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari

 permukaan bumi. -ather (679) mengatakan bahwa penginderaan jauh terdiri atas

 pengukuran dan perekaman terhadap energi elektromagnetik yang dipantulkan atau

dipancarkan oleh permukaan bumi dan atmosfer dari suatu tempat tertentu di

 permukaan bumi. "dapun menurut #ilesand et al. (/::;) mengatakan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu

objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat

tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh

adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang permukaan bumi yang

menggunakan media satelit ataupun pesawat terbang.

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 4/15

2.2 #%&'%nen Pengin$eraan !auh

2.2.1 "u&(er Tenaga

%umber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas ' 

%istem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari

 

%istem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti

gelombang mikro

2umlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda!beda, hal

ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain '

1) 4aktu penyinaran

2umlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus

(siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). -akin

 banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.

2) Bentuk permukaan bumi

$ermukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah

 pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari

dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap.

%ehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan

 jelas.

3) eadaan cuaca

ondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. -isalnya kondisi udara

yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas

atau bahkan tidak terlihat.

2.2.2 At&%ser

#apisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti </, 1</,

nitrogen, hidrogen dan helium. -olekul!molekul gas yang terdapat di dalam

atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi

elektromagnetik.

i dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer , yaitu bagian spektrum

elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. eadaan di atmosfer dapat menjadi

 penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi.

ondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai

 permukaan bumi.

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 5/15

 

=ambar /././ Interaksi antara tenaga

elektromagnetik dan atmosfer 

2.2.3 Interaksi Antara Tenaga $an *(jek 

Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan

oleh foto udara. *iap!tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam

memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.

 

<bjek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada

citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. 1ontoh' $ermukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju

mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada

 permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

2.2.4 "ens%r $an +ahana

a) %ensor 

-erupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik 

 pesawat maupun satelit. %ensor dapat dibedakan menjadi dua '

  %ensor fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. %ensor 

ini menghasilkan foto. %ensor yang dipasang pada pesawat

menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada

satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)

 

%ensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal.

%inyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 6/15

kemudian dapat diproses menjadi data isual atau data digital

dengan menggunakan komputer. emudian lebih dikenal dengan

sebutan citra.

() 4ahana

"dalah kendaraan>media yang digunakan untuk membawa sensor 

guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan

tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi

tiga kelompok'

 

$esawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian

 peredarannya antara .::: ? 6.::: meter di atas permukaan bumi

 

$esawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian

 peredarannya lebih dari 7.::: meter di atas permukaan bumi

 

%atelit, wahana yang peredarannya antara ;:: km ? 6:: km diluar 

atmosfer bumi.

2.2., Per%lehan Data

ata yang diperoleh dari inderaja ada / jenis '

 

ata manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. =una

melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu

 bernama stereoskop. %tereoskop dapat digunakan untuk melihat objek 

dalam bentuk tiga dimensi.

 

ata numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus

 penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer .

2.2.- Pengguna Data

$engguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem

inderaja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. 2ika tidak 

ada pengguna, maka data inderaja tidak ada manfaatnya. %alah satu lembaga

yang menggunakan data inderaja misalnya adalah'

  Bidang militer 

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 7/15

 

Bidang kependudukan

 

Bidang pemetaan

 

Bidang meteorologi dan klimatologi

2.3 Teknik Pengu&'ulan Data

ata dapat dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan tergantung kepada

objek atau fenomena yang sedang diamati. @mumnya teknik!teknik penginderaan

 jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh

objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah, cahaya tampak,

gelombang mikro, dsb. Hal ini memungkinkan karena faktanya objek yang diamati

(tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll) memancarkan atau memantulkan

radiasi dalam  panjang gelombang  dan intensitas yang berbeda!beda. -etode

 penginderaan jauh lainnya antara lain yaitu melalui gelombang suara, graitasi atau

medan magnet.

2.4 #eunggulan #eter(atasan $an #ele&ahan Pengin$eraan !auh

2.4.1 #eunggulan

-enurut %utanto (66;'7!/0), penggunaan penginderaan jauh baik diukur 

dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada

tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh

 beberapa faktor antara lain '

1itra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi

denganA wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan

 bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.

ari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional

apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.

araktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam

 bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 8/15

1itra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit

dijelajahi secara terestrial.

-erupakan satu!satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

1itra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

2.4.2 #eter(atasan

Berupa ketersediaan citra %#"3 yang belum sebanyak ketersediaan citra

lainnya. ari citra yang ada juga belum banyak diketahui serta dimanfaatkan

(#illesand dan iefer, 696). i samping itu jugaharganya yang relatie mahal

dari pengadaan citra lainnya (1urran, 67).

2.4.3 #ele&ahan

4alaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki

kelemahan antara lain sebagai berikut '

 

<rang yang menggunakan harus memiliki keahlian khususA

 

$eralatan yang digunakan mahalA

  %ulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.

2., Banjir

2.,.1 Pengertian Banjir

-enurut %chwab at.al (67) banjir adalah luapan atau genangan dari sungai

atau badan air lainnya yang disebabkan oleh curah hujan yang berlebihan atau

salju yang mencair atau dapat pula karena gelombang pasang yang membanjiri

kebanyakan pada dataran banjir. -enurut Hewlet (67/) banjir adalah aliran atau

genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi bahkan menyebabkan

kehilangan jiwa. alam istilah teknis banjir adalah aliran sungai yang mengalir 

melampaui kapasitas tampung sungai, dan dengan demikian, aliran sungai

tersebut akan melewati tebing sungai dan menggenangi daerah di sekitarnya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa banjir adalah

 bencana alam yang disebabkan peristiwa alam seperti curah hujan tinggi yang

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 9/15

sering menimbulkan kerugian baik fisik maupun material. odoatie dan

%ugiyanto (/::/) menyebutkan bahwa banjir terdiri atas dua peristiwa, pertama

 banjir terjadi di daerah yang tidak biasa terkena banjir, dan kedua banjir terjadi

karena limpasan air dari sungai karena debitnya yang besar sehingga tidak 

mampu dialirkan oleh alur sungai.

ibyosaputro (67;) mengatakan penyebab banjir dan lamanya genangan

 bukan hanya disebabkan oleh meluapnya air sungai, melainkan oleh kelebihan

curah hujan dan fluktuasi muka air laut khususnya dataran aluial pantai, unit!

unit geomorfologi seperti daerah rawa, rawa belakang, dataran banjir, pertemuan

sungai dengan dataran aluial merupakan tempat!tempat yang rentan banjir.

elebihan air yang menggenangi suatu daerah yang biasanya kering terjadi

sebagai akibat kapasitas sungai tidak mampu menampung air yang mengalir di

atasnya atau berlebihan air hujan lokal. elebihan air hujan lokal yang

menyebabkan banjir dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu telah jenuhnya tanah

ditempat tersebut dan masih tingginya ketinggian muka air di dalam alur sungai.

ejenuhan tanah yang tinggi akan menyebabkan tingkat penyerapan tanah

(infiltrasi) jadi rendah sehingga aliran permukaan (surface runoff) menjaditinggi. *ingginya aliran permukaan sebagai akibat hujan berlebih tersebut dapat

ditampung oleh badan sungai. "kibat air berlebih (banjir) sebagai akibat luapan

air sungai ataupun hujan lokal maka akan menyebabkan terbentuknya bentukan

 banjir dan dalam skala yang lebih luas lagi masuk dalam kelas bentukan asal

fluial.

Banjir merupakan bencana alam (natural ha&ard) yang paling merusak.

Bencana ini melanda daerah yang cekung sampai datar yang terletak di dataran

rendah. $enanggulangan banjir dapat dibedakan secara fisik (struktural

measures) dan non fisik (non struktural measures). %ecara fisik antara lain

 pembuatan cek dam, tanggul, dan bendungan, sedangkan non fisik berupa

 pemetaan daerah rentan, bahaya ataupun beresiko terhadap banjir.

Badan Casional $enanggulangan Bencana (BC$B) di Indonesia mencatat

sebaran kejadian bencana dari tahun 7 ? /:/ (=ambar ). Hasil

inentarisasi data kejadian bencana yang telah dilakukan oleh BC$B,

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 10/15

menunjukkan bencana banjir memiliki porsi tertinggi atau sekitar 0/D dari

seluruh kejadian bencana di Indonesia.

=ambar /.. %ebaran kejadian bencana dan korban jiwa

di Indonesia tahun 7!/:/

2.- #erentanan Banjirerentanan banjir (flood susceptibility) adalah tingkat kemudahan suatu daerah

untuk terkena banjir (ibyosaputro, 67;). aerah yang sangat terpengaruh adanya

 banjir adalah daerah dengan relief datar dan landai seperti dataran alluial, teras

sungai erosional, teras marin, dan dataran nyaris.

Bentuk lahan yang berbukit jarang mengalami banjir karena memiliki

kemiringan lereng yang relatif curam sehingga sebagian besar air hujan langsung

mengalir menjadi aliran permukaan. "kan tetapi, aliran permukaan ini tidak 

menyebabkan banjir karena hanya mengalir ke daerah!daerah yang lebih rendah.

%elain itu, sebagian kecil air hujan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah.

$enentuan tingkat kerentanan banjir dapat dilakukan melalui surei terestrial

maupun teknik penginderaan jauh. @ntuk daerah yang luas dan memiliki medan yang

sulit pemanfaatan surei akan memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal.

%utanto (66) untuk memantau daerah yang sering mengalami banjir diperlukan

suatu alat yang memiliki keterandalan dalam perekaman secara cepat sehingga

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 11/15

memungkinkan perekaman ulang daerah yang sama dalam periode waktu yang

 pendek.

2./ 0esik% Banjir

3esiko banjir adalah kemungkinan suatu daerah mengalami kerugian atau

kehilangan sebagai akibat terjadinya peristiwa banjir. Faktor penentu resiko banjir 

adalah tingkat bahaya banjir, kelas kepadatan dan nilai produktiitas untuk setiap

 penggunaan lahan. -isalnya apabila suatu daerah dengan kepadatan penduduk yang

tinggi dan produktiitas lahan tinggi apabila terkena banjir dengan tingkat bahaya

tinggi maka kemungkinan kerugiannya adalah tinggi.

2. Pe&anaatan Pengin$eraan !auh Untuk Mengi$entiikasi Banjir

ata penginderaan jauh dapat berupa foto udara dan citra satelit. Foto udara

memiliki kelebihan resolusi spasialnya yang halus sehingga objek berukuran kecil

(tergantung skala foto) dapat direkam, kenampakan objek seperti wujud sebenarnya

dilapangan, serta secara teknik penggunaannya mudah hanya memerlukan peralatan

yang sederhana, sedangkan kelemahan foto udara adalah resolusi temporalnyarendah, cakupan liputannya sempit, biayanya lebih mahal jika dibandingkan dengan

luasan yang sama dengan citra satelit.

1itra satelit memiliki kelebihan, data yang direkam dalam bentuk digital

sehingga memudahkan pengolahannya maupun interpretasinya, resolusi temporalnya

tinggi (#andsat -%% setiap 8 hari), biayanya relatif murah dibandingkan dengan

luas liputannya, sedangkan kelemahannya memiliki resolusi spasial yang kasar 

(#andsat -%% 96E96 m/), skalanya kecil, kenampakan objek secara garis besar dan

 penggunaannya memerlukan software khusus dan komputer.

-engidentifikasi tempat!tempat banjir pada citra satelit dengan menggunakan

transformasi Tasseled-Cap  yang menghasilkan indeks kecerahan tanah Soil 

 Brightness Index  (%BI). Indeks kecerahan tanah menggambarkan kelembapan tanah

 permukaan. $ada tanah yang lembab warnanya abu!abu gelap dan semakin cerah

untuk tempat!tempat yang kandungan air tanah permukaannya rendah. %elain

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 12/15

memperhatikan tingkat kecerahan juga dipertimbangkan pula asosiasinya dengan

 bentuk permukaan, pola, egetasi, dan sungai.

$ada foto udara tempat!tempat banjir dapat diinterpretasi berdasarkan

kenampakan bentuk lahan, biasanya pada bentuk lahan bentukan fluial dan marin.

Berdasarkan rona gelap atau cerah (gelap biasanya di daerah lembap), egetasi

(egetasi rawa bertekstur halus atau hutan rawa) yang berasosiasi dengan bentuk 

lahan, petunjuk!petunjuk banjir (adanya kenampakan pola!pola khusus akibat banjir)

dan kenampakan penyesuaian manusia terhadap banjir misalnya tanggul.

Indikator banjir yang dapat dikenali melalui teknik interpretasi adalah bentuk 

lahan. 1iri daerah yang rentan banjir adalah memiliki tingkat kelembapan tanah yang

lebih tinggi daripada daerah yang tidak rentan terhadap banjir. Indikator tersebut

melalui tubuh perairan, kenampakan bentuk lahan, kelembapan tanah, egetasi air,

dan buatan manusia untuk menanggulangi banjir. Indikator banjir tersebut, misalnya

 bentuk lahan dataran aluial di daerah sasaran banjir akan memiliki tingkat

kerentanan banjir yang tinggi. Camun tingkat kelembapan tanah di dataran aluial

yang sering menjadi sasaran banjir lebih tinggi daripada yang terdapat di daerah

 bukan sasaran banjir.1iri daerah rentan banjir pada citra foto udara dan citra satelit dapat dikenali

melalui indikator banjir (ibyosaputro, 67;). $enggunaan foto udara dapat

memperkirakan luas dan pola penyebaran banjir asalkan dataran rendah itu dipetakan

secara geomorfologis rinci sehingga ada hubungan timbal balik yang erat tentang

kedalaman dan lama genangan maupun sumber air banjir antara satuan bentuk lahan

dan kerentanan banjir.

ondisi kerentanan banjir dapat dipetakan walaupun foto udaranya diambil tidak 

 pada saat banjir dengan memperlihatkan adanya kenampakan hasil banjir yang

dilengkapi informasi dari penduduik tentang banjir dan analisis imbangan air pada

daerah tersebut. $eta kerentanan banjir yang diperoleh dari pengenalan indikator 

 banjir pada foto udara dan citra satelit baru menunjukkan kemudahan suatu daerah

untuk menjadi sasaran banjir.

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 13/15

BAB III

MET*D*L*I PENELITIAN

3.1 *(jek Penelitian

<bjek penelitian ini adalah seluruh faktor kerentanan dan resiko banjir di

Indonesia melalui peta kerentanan banjir.

3.2 Taha' Persia'an

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 14/15

*ahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan

data dan pengolahan data. alam tahap awal ini disusun hal!hal penting yang harus

dilakukan dengan tujuan mengefektifkan waktu dan pekerjaan.

"dapun dalam tahap persiapan meliputi '

. %tudi pustaka terhadap materi penelitian untuk menentukan garis besar 

 permasalahan.

/. -enentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

0. -enggali informasi melalui instansi terkait yang dapat dijadikan narasumber.

$ersiapan diatas harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari adanya

 bagian!bagian yang terlupakan ataupun pekerjaan berulang. %ehingga pekerjaan pada

tahap pengumpulan data yang tidak maksimal.

3.3 Met%$e Pengu&'ulan Data

ata %ekunder ' ata ini diperoleh dari pihak lain atau instansi terkait, dengan

kata lain menggunakan data yang telah ada.

-etode #iteratur ' aitu dengan metode yang digunakan untuk mendapatkan

data dengan cara mengumpulkan, mengindentifikasi, mengolah data tertulis danmetoda kerja yang digunakan. ata tertulis bisa juga dari instansi!instansi. ata yang

diperoleh dari metode literatur ini pada umumnya didapat dari instansi terkait, antara

lain ' ! $eta lokasi, yaitu peta umum tentang kerentanan banjir Indonesia.

! $eraturan!peraturan yang berlaku.

! =rafik dan tabel yang berhubungan.

!

TUA" MET*D*L*I PENELITAN

P0*P*"AL PENELITIAN

PEMANTAUAN #E0ENTANAN DAN 0E"I#* BAN!I0

DI IND*NE"IA DENAN MEMANAAT#AN

TE#NI# PENINDE0AAN !AUH5

7/25/2019 Proposal Penelitian Indraja (IBNU)

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-indraja-ibnu 15/15

NAMA 6 IBNU "ULTAN

NIM 6 H221112,-

!U0U"AN I"I#A P0*DI E*I"I#A

A#ULTA" MATEMATI#A DAN ILMU PENETAHUAN

UNI7E0"ITA" HA"ANUDDIN

MA#A""A0 

2814

DATA0 PU"TA#A

http'>>file.upi.edu>irektori>F$I$%>[email protected]$C.G=<=3"FI>0/0;;

#I#IG%<-"C*3I>hidrologi!jurnalG=".pdf 

http'>>id.wikipedia.org>wiki>$enginderaanGjauh

http'>>pkpp.ristek.go.id>Gassets>upload>docs>/0GdocG.pdf