penelitian gandsel

Upload: rizky-fauzi

Post on 22-Feb-2018

281 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    1/57

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Penuaan adalah suatu proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan secara

    terus menerus dan berkesinambungan. Proses penuaan yang dialami pada setiap

    manusia ini berkontribusi dalam terjadinya perubahan gaya hidup, psikis,

    sosialekonomi dan sistem fisiologis tubuh pada lansia. Perubahan-perubahan tersebut

    dapat menyebabkan masalah-masalah yang terjadi pada lansia. Salah satu masalah

    yang terjadi pada lansia adalah perubahan pola tidur sehingga kualitas tidur pada

    lansia menurun.

    Lansia atau lanjut usia menurut WHO diartikan sebagai manusia yang mempunyai

    batasan usia, sebagai berikut usia pertengahan !"-"# tahun, lanjut usia $%-&! tahun,

    lanjut usia tua &"-#% tahun, usia sangat tua ' #% tahun. ( Sedangkan definisi menurut

    )) *o.(+ tahun (## tentang kesejahteraan lansia adalah seseorang yang mencapai

    usia $% tahun ke atas.

    Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak

    lahir dan setiap individu tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi

    merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari

    dalam maupun dari luar tubuh. Akan didapatkan penurunan fungsi akibat proses menua

    yang dapat dipertimbangkan menjadi beberapa aspek seperti aspek fisiologis, fungsional,

    motorik, kognitif, dan salah satu di antaranya dapat mempengaruhi kualitas tidur.3

    Subjek pada penelitian ini ditujukan pada lansia berumur $% tahun ke atas

    berlandaskan aspek bertambahnya usia didapatkan adanya penurunan dari periode

    tidur.!elompok usia lanjut cenderung lebih mudah bangun dari tidurnya. ebutuhan

    tidur akan berkurang dengan berlanjutnya usia. Pada usia $% tahun didapatkan

    kebutuhan untuk tidur adalah enam setengah jam dan enam jam pada usia % tahun.!

    Lansia dengan depresi, stroke, penyakit jantung, penyakit paru, diabetes, artritis,

    atau hipertensi sering melaporkan bah/a kualitas tidurnya buruk dan durasi tidurnya

    kurang bila dibandingkan dengan lansia yang sehat." 0erdasarkan salah satu hasil

    penelitian di 1ina tahun %(+ oleh Luo 2 didapatkan pre3alensi kualitas tidur yang

    buruk yang terjadi pada lansia adalah !(,"4 di mana didapatkan pre3alensi pada

    lansia /anita 5!",46 lebih tinggi dibandingkan pada lansia pria 5+",46. 7ngka

    1

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    2/57

    pre3alensi ini meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, +,(4 untuk usia $%-$#

    tahun dan ","4 untuk usia lebih dari % tahun."

    8idur didefinisikan sebagai suatu keadaan ba/ah sadar saat seseorang masih dapat

    dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. !

    ualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur yang dapat dinilai dari segi

    aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, /aktu yang diperlukan

    untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan

    kepulasan tidur.!Pada lansia terjadi gangguan pada aspek-aspek yang disebutkan di

    atas.

    9aktor risiko daripada penurunan kualitas tidur pada lansia bermacam-macam,

    yaitu sosiodemografi, perubahan gaya hidup seperti akti3itas fisik, merokok, kafein,

    dan faktor biologis.$9aktor biologis yang berkaitan adalah penyakit muskuloskeletal

    di mana yang sering diderita oleh lansia adalah osteoarthritis dan penyakit kronis

    seperti hipertensi serta diabetes melitus.$

    Pada penelitian di 0eijing dan Shanghai tahun %(% didapatkan bah/a jenis

    kelamin, lokasi geografi, tingkat kesehatan, depresi dan kuantitas tidur merupakan

    faktor mayor yang berhubungan dengan kualitas tidur.&Semua faktor di atas saling

    berkaitan satu sama lain dan lebih cenderung lansia berumur $"- memiliki kualitastidur yang lebih baik.& Lansia dengan kondisi kesehatan yang menurun biasanya

    relatif menurun 5: $ jam6 atau lebih lama 5;

    (% jam6 durasi tidur.&

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    3/57

    dibandingkan faktor pernikahan itu sendiri.&

    Perubahan kualitas tidur mempengaruhi tingkat produkti3itas pada lansia. lingkungan sosial, serta sarana kesehatan yang memadai dan diperlukan pula

    dukungan dari lembaga kesehatan yang berkecimpung pada kesehatan lansia yang

    berpengalaman untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik bagi lansia.

    7lasan dilakukan penelitian ini dikarenakan ketertarikan peneliti terhadap adanya

    program lansia dan permasalahannya yang terjadi pada lansia khususnya adalah

    kualitas tidur yang pada akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan hidup lansia.

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    0erdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

    7pakah terdapat hubungan antara karakteristik sosiodemografi 5umur, jenis kelamin,

    pendidikan, pernikahan6, status gi?i, gaya hidup 5merokok, konsumsi kafein dan

    akti3itas6, dan penyakit kronik 5hipertensi, diabetes mellitus, O76 dengan kualitas

    tidur pada lansia di @W ( dan " elurahan Aandaria SelatanB

    1.3 TUJUAN PENELITIAN

    (. 8ujuan )mum

    8ujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan angka harapan

    hidup masyarakat disertai peningkatan kualitas hidup lansia.

    . 8ujuan husus

    3

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    4/57

    a. Cenentukan adanya hubungan antara faktor sosiodemografi 5umur,

    jenis kelamin, pendidikan, pernikahan6 dan kualitas tidur pada lansia

    b. Cenentukan adanya hubungan antara status gi?i dengan kualitas tidur

    pada lansia

    c. Cenentukan adanya hubungan antara gaya hidup dan kualitas tidur

    pada lansia

    d. Cenentukan adanya hubungan antara penyakit kronik dan kualitas

    tidur pada lansia

    I.4 HIPOTESIS PENELITIAN

    a. 9aktor sosiodemografi 5umur, jenis kelamin, pendidikan, pernikahan6 dan

    kualitas tidur pada lansia

    b. Status gi?i berhubungan dengan kualitas tidur pada lansia

    c. Aaya hidup berhubungan dengan kualitas tidur pada lansia

    d. Penyakit kronik berhubungan dengan kualitas tidur pada lansia

    I.5 MANFAAT PENELITIAN

    a. 0agi Casyarakat

    )ntuk meningkatkan pemahaman terhadap faktor-faktor yang

    mempengaruhi kualitas tidur sehingga dapat menjadikan masyarakat

    khususnya lansia turut serta dalam meningkatkan kualitas tidur khususnya

    pada pasien lansia yang tinggal di elurahan Aandaria Selatan.

    b. 0agi Puskesmas

    (. 7gar dapat memberikan masukan bagi Puskesmas elurahan Aandaria

    Selatan dalam meningkatkan kualitas tidur lansia.

    . Sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas pelayanan lansia di

    Puskesmas.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    4

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    5/57

    2.1 TIDUR

    8idur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan

    kelelahan mental. desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo oblogata disebut

    sebagai pusat penggugah atau aurosal state.!8idur dibagi menjadi tipe yaitu

    (. 8ipeRapid Eye Movement5@DC6

    . 8ipeNon Rapid Eye Movement5*@DC6

    9ase a/al tidur didahului oleh fase *@DC yang terdiri dari ! stadium, lalu

    diikuti oleh fase @DC. eadaan tidur normal antara fase *@DC dan @DC terjadi

    secara bergantian antara !-& kali siklus semalam. 0ayi baru lahir total tidur ($-%

    jam>hari, anak-anak (%-( jam>hari, kemudian menurun #-(% jam>hari pada umur

    diatas (% tahun dan kira-kira &-&," jam>hari pada orang de/asa.

    Tipe NREM dib!i d"# 4 $%di 'i%&(

    (. 8idur stadium satu

    9ase ini merupakan antara fase terjaga dan fase a/al tidur. 9ase ini didapatkan

    kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan

    dan kekiri. 9ase ini hanya berlangsung +-" menit dan mudah sekali dibangunkan.

    Aambaran DDA biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, beta dan kadang

    gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. 8idak didapatkan adanya gelombang

    sleep spindledan kompleks .

    . 8idur stadium dua

    5

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    6/57

    Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih

    berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Aambaran DDA terdiri dari

    gelombang theta simetris. 8erlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang

    3erteks dan komplek .

    +. 8idur stadium tiga

    9ase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Aambaran DDA terdapat lebih

    banyak gelombang delta simetris antara "4-"%4 serta tampak gelombang sleep

    spindle.

    !. 8idur stadium empat

    Cerupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Aambaran DDA

    didominasi oleh gelombang delta sampai "%4 tampak gelombangsleep spindle.

    9ase tidur *@DC, ini biasanya berlangsung antara &% menit sampai (%%

    berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi

    atau bangun. Pola tidur @DC ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus

    otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapat

    menceritakan mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksipenis, tonus otot Pola tidur @DC berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti

    periode neonatal bah/a tidur @DC me/akili "%4 dari /aktu total tidur.

    Periode neonatal ini pada DDA-nya masuk ke fase @DC tanpa melalui stadium

    ( sampai !. Pada usia ! bulan pola berubah sehingga persentasi total tidur @DC

    berkurang sampai !%4 hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan

    masuk keperiode a/al tidur yang didahului oleh fase *@DC kemudian fase @DC

    pada de/asa muda dengan distribusi fase tidur sebagai berikut

    *@DC 5&"46 yaitu stadium ( "4E stadium !"4E stadium + (4E

    stadium ! (+4

    @DCE " 4.

    Pe)** Ne&)+%)*$#i%e)

    eadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim 7@7S 5Ascending

    Reticulary Activity System6. 0ila aktifitas 7@7S ini meningkat orang tersebut dalam

    6

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    7/57

    keadaan tidur. 7ktifitas 7@7S menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur.

    7ktifitas 7@7S ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem

    serotoninergik, noradrenergik, kholonergik, histaminergik.

    , Si$%e# Se)+%+*e)!i-

    Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino

    trypthopan. tidur. 0ila

    serotonin dari tryptopan terhambat pembentukannya, maka terjadikeadaan tidak bisa

    tidur>jaga. Cenurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini

    terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan

    aktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan tidur @DC.

    , Si$%e# Ad)e*e)!i-

    *euron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel

    nukleus cereleus di batang otak. erusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat

    mempengaruhi penurunan atau hilangnya @DC tidur. Obat-obatan yang

    mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan menyebabkan

    penurunan yang jelas pada tidur @DC dan peningkatan keadaan jaga.

    , Si$%e# K+"i*e)!i-

    Pemberian prostigimin intra 3ena dapat mempengaruhi episode tidur @DC.

    Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan aktifitas gambaran DDA seperti dalam

    keadaan jaga. Aangguan aktifitas kholinergik sentral yang berhubungan dengan

    perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi

    tidur @DC. Pada obat antikolinergik 5scopolamine6 yang menghambat pengeluaran

    kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan pada fase a/al dan penurunan

    @DC.

    , Si$%e# Hi$%#i*e)!i-

    Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.

    , Si$%e# H+)#+*

    7

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    8/57

    Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon

    seperti 718H, AH, 8SH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi

    secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus path/ay. Sistem ini

    secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin,

    serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun.

    0eberapa penelitian menyebutkan bah/a gangguan hormonal seperti

    menopause mempengaruhi kualitas tidur pada lansia /anita. Pada /anita dengan

    perimenopause terdapat persentase @DC yang lebih lama dan terbangun dari fase

    @DC yang tidak adekuat sehingga didapatkan tidur yang tidak nyaman. Pada /anita

    postmenopause didapatkan /aktu yang lebih lama lagi dan fase terbangun dari @DC

    yang lebih tidak adekuat lagi. Hal hal tersebut juga berpengaruh apabila didapatkan

    lansia menopause yang mengalami depresi.

    2.2 K&"i%$ Tid&)

    ualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang

    tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan

    apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungti3a merah, mata

    perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk.ualitas didefinisikan sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa

    dimensi. ualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya

    tidur, /aktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek

    subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur.

    Persepsi mengenai kualitas tidur itu sangat ber3ariasi dan indi3idual yang

    dapat dipengaruhi oleh /aktu yang digunakan untuk tidur pada malam hari atau

    efesiensi tidur.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    9/57

    permukaan otak atau permukaan luar kepala dapat menunjukkan adanya akti3itas

    listrik yang terus menerus timbul dalam otak. =ni sangat dipengaruhi oleh derajat

    eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur, keadaan siaga atau karena penyakit

    lain yang diderita. 8ipe gelombang DDA diklasifikasikan sebagai gelombang alfa,

    betha, tetha dan delta.

    ualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-

    tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. 8anda-tanda

    kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    10/57

    mencapai kualitas tidur yang baik yaitu sekitar ' jam. Hal tersebut lebih signifikan

    pada lansia yang sudah mempunyai kemunduran dalam hal mengingat. Cereka akan

    cenderung mempunyai kualitas tidur yang kurang.(%

    7kti3itas fisik sederhana seperti berjalan santai atau jalan cepat yang

    dilakukan rutin dapat memperbaiki kualitas tidur yang kurang memadai. Hal tersebut

    juga dapat didukung dengan tidur siang yang singkat tidak berlebihan dengan

    maksimal #% menit. Hal-hal tersebut akan memperbaiki mood seseorang sehingga

    seseorang tersebut mempunyai kecenderungan tenang saat akan memulai tidur. Saat

    keadaan tenang maka fase-fase tidur akan terle/ati dengan baik.((

    2.3 GA/A HIDUP

    8ujuan hidup manusia itu adalah menjadi tua tetapi tetap sehat 5Healthy aging6.

    Healthy aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. 8erdapat suatu pernyataan

    yaitu Gerontology is conerned primarily with problem o healthy aging rather than

    the prevention o aging!"(Pre3ensi disini hanyalah mencegah agar proses menua tadi

    tidak disertai degan proses patologik dan model pencapaian tersebut di atas akan

    dipengaruhi oleh faktor (. Dndogenik aging, yang dimulai dengan cellular aging, le/at tissue dan

    anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh. (+Proses ini seperti jam yang

    terus berputar.

    . Dksogenik faktor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan 5en3ironment6

    di mana seseorang hidup dan faktor sosiobudaya yang paling tepat disebut gaya hidup

    5life-style6.(+ 9aktor eksogenik aging, sekarang lebih dikenal dengan sebutan faktor

    resiko.

    Pengalaman menunjukkan bah/a yang lebih berpengaruh adalah faktor-faktor

    eksogen yaitu gaya hidup dan lingkungan yang memang juga saling mempengaruhi

    satu sama lain. Dndogenik dan eksogenik faktor ini seringkali sulit untuk dipisah-

    pisahkan karena saling mempengaruhi dengan erat. 0ila faktor-faktor tersebut tidak

    dapat dicegah terjadinya maka orang tersebut akan lebih cepat meninggal dunia.

    Aaya hidup merupakan faktor eksogenik yang dirumuskan pengertian sebagai

    berikut F#iestyle is a way o living based on identiiable patterns o behaviour

    which are determined by the interplay between an individual$s personal

    10

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    11/57

    characteristics, social interactions, and socioeconomic and environmental living

    condition"! (

    Pola - pola perilaku 5beha3ioral patterns6 akan selalu berbeda dalam situasi atau

    lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap

    5fiGed6. Aaya hidup indi3idu, yang dicirikan dengan pola perilaku indi3idu, akan

    memberi dampak pada kesehatan indi3idu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain.

    obat-obatan

    - Olahraga

    - 0erat badan seimbang

    - Cakan + kali sehari tanpa jajan

    - Sarapan setiap pagi

    - 8idur &- jam perhari

    2.3.1 Kebi$* Me)+-+-

    Cerokok dapat mengganggu kerja paru-paru yang normal karena hemoglobin

    lebih mudah memba/a karbondioksida daripada memba/a oksigen. 2ika terdapat

    karbondioksida dalam paru-paru, maka akan diba/a oleh hemoglobin sehingga tubuh

    memperoleh oksigen yang kurang dari biasanya. andungan nikotin dalam rokok

    yang terba/a dalam aliran darah dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh yaitu

    mempercepat denyut jantung sampai % kali lebih cepat dalam satu menit daripada

    dalam keadaan normal, menurunkan suhu kulit sebesar setengah derajat karena

    penyempitan pembuluh darah kulit dan menyebabkan hati melepaskan gula ke dalam

    aliran darah.

    Cerokok merupakan faktor risiko terpenting untuk terjadinya penyakit tidak

    11

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    12/57

    menular, karena dapat menyebabkan arteriosklerosis dini, penyakit jantung koroner,

    penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru, larynG, rongga mulut, pankreas dan

    esofagus, selain itu juga dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar lemak dalam

    darah sebagai faktor risiko terjadinya stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah.("

    Iat-?at kimia beracun yang terdapat dalam rokok seperti nikotin dan karbon

    monoksida yang diisap melalui rokok diba/a masuk ke dalam aliran darah.

    Selanjutnya ?at ini merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri sehingga

    mengakibatkan proses aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Selain dapat

    meningkatkan tekanan darah, merokok juga meningkatkan denyut jantung dan

    kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung.

    2.3.2 K0ei*

    afein adalah salah satu obat yang paling banyak digunakan di dunia, paling

    sering ditemukan dalam kopi dan teh, tetapi juga dapat ditemukan dalam ratusan soda,

    minuman energi, dan makanan ringan. emampuan kafein untuk meningkatkan

    mood, gairah, dan meningkatkan perhatian sudah diketahui secara luas. Sebagai

    contoh, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bah/a kafein meningkatkan /aktu

    reaksi sederhana, memori kerja numerik, dan akurasi 3erifikasi kalimat.(!Perbaikan

    ini terjadi pada kebiasaan mengkonsumsi kafein maupun tidak, memperkuat hipotesis

    bah/a efek dari kafein terjadi secara independen terjadi pada pengkonsumsi kafein.

    afein itu sendiri dapat melemahkan efek dari kelelahan mental dan kantuk di siang

    hari melalui interaksi dengan proses regulasi tidur fisiologis. ($

    onsumsi kafein telah lama dikaitkan dengan peningkatan fungsi kognitif dan

    suasana hati, terutama belajar, memori dan kecepatan pemrosesan informasi.

    erugian kognitif dan gangguan neurodegenerati3e pada orang tua merupakan

    masalah kesehatan masyarakat yang utama, dan kemungkinan bah/a terapi gratis

    tersedia, murah dan relatif efek samping seperti kafein dapat memberikan efek

    modifikasi dari suatu penyakit.(&

    2.3.3 O")!

    7kti3itas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

    pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik,

    mental dan kualitas hidup yang sehat dan bugar.(

    Perubahan gaya hidup FSedentary! merupakan gaya hidup dimana gerak fisik

    12

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    13/57

    yang dilakukan minimal sedang beban kerja mental maksimal. eadaan ini besar

    pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan termasuk keadaan gi?i seseorang dan

    selanjutnya berakibat sebagai penyebab dari berbagai penyakit.

    Pola hidup juga bisa mempengaruhi kerentanan fisik terutama kurangnya

    akti3itas fisik. 7kibatnya, timbul penyakit yang sering diderita antara lain diabetes

    melitus atau kencing manis, penyakit jantung, hipertensi, kanker atau keganasan dan

    lain-lain Aaya hidup pada ?aman modern ini telah mendorong orang mengubah gaya

    hidupnya seperti jarang bergerak karena segala sesuatu atau pekerjaan dapat lebih

    mudah dikerjakan dengan adanya teknologi yang modern seperti mencuci dengan

    mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot debu, bepergian dengan kendaran

    /alaupun jaraknya dekat dan bisa dilakukan dengan jalan kaki. Aaya hidup seperti itu

    tidak baik untuk tubuh dan kesehatan karena tubuh kita menjadi manja, karena kurang

    bergerak, sehingga tubuh menjadi lembek dan rentan penyakit.

    )ntuk menciptakan hidup yang sehat segala sesuatu yang kita lakukan tidak

    boleh berlebihan karena hal tersebut bukannya menjadikan lebih baik tetapi

    sebaliknya akan memperburuk keadaan. 2adi lakukanlah atau kerjakanlah sesuai

    kebutuhan.

    )sia bertambah, tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan

    akan semakin terlihat setelah umur !% tahun, sehingga saat lansia kemampuan akan

    turun antara +%-"%4.( Oleh karena itu, bila usia lanjut ingin berolahraga harus

    memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dengan kemungkinan adanya penyakit.

    Olah raga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban

    ringan atau sedang, /aktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak

    kompetitif atau bertanding.

    0eberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan diatas yaitu, jalan kaki,

    dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam,

    mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat

    rekreatif dapat diberikan.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    14/57

    Penelitian menyatakan adanya hubungan antara gaya hidup dari segala

    3ariabelnya dengan kualitas tidur. Aaya hidup itu sendiri terdiri atas tujuh unsur

    utama dan didapatkan dari masing-masing penelitian salah satunya berdasarkan

    analisis multi3ariat menunjukkan bah/a laki-laki, tempat tinggal yang baik, etnik

    Han, status sosioekonomi yang tinggi dan kondisi kesehatan yang baik berhubungan

    secara positif dengan kualitas tidur yang baik.&

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    15/57

    hipertensi yaitu, glomerulonefritis akut, penyakit ginjal kronis, penyakit polikistik,

    stenosis arteria renalis, 3askulitis ginjal, dan tumor penghasil renin. Aangguan pada

    sistem endokrin juga dapat menyebabkan hipertensi, dintaranya seperti hiperfungsi

    adrenokorteks 5sindrom 1ushing, aldosteronisme primer, hiperplasia adrenal

    kongenital, ingesti licorice6, hormon eksogen 5glukokortikoid, estrogen, makanan

    yang mengandung tiramin dan simpatomimetik, inhibitor monoamin oksidase6,

    feokromositoma, akromegali, hipotiroidisme, dan akibat kehamilan. Aangguan pada

    sistem kardio3askular seperti koarktasio aorta, poliarteritis nodosa, peningkatan

    3olume intra3askular, peningkatan curah jantung, dan rigiditas aorta juga dapat

    menyebabkan hipertensi, begitu pula dengan gangguan neurologik seperti psikogenik,

    peningkatan intrakranium, apnea tidur, dan stres akut.%

    9aktor yang mempengaruhi hipertensi pada lansia

    Pada orang yang berumur lebih dari "% tahun, tekanan darah sistolik '(!% mmHg

    yang merupakan faktor risiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit

    kardio3askular dari pada tekanan darah diastolik. @isiko penyakit kardio3askular

    dimulai pada tekanan darah ((">&" mmHg, meningkat dua kali dengan tiap kenaikan

    %>(% mmHg. @isiko penyakit kardio3askular ini bersifat kontinyu, konsisten, dan

    independen dari faktor risiko lainnya, serta indi3idu berumur "" tahun memiliki #%4

    risiko untuk mengalami hipertensi.

    9aktor yang mempengaruhi hipertensi pada lansia adalahE%

    a. Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat proses

    menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus 3itiosus hipertensi glomerelo-sklerosis-

    hipertensi yang berlangsung terus menerus.

    b. Peningkatan sensiti3itas terhadap asupan natrium.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    16/57

    % samapi (+#># mmHg. Hipertensi stadium (

    bila tekanan darah sistolik (!% sampai ("# mmHg atau tekanan darah diastolik #%

    sampai ## mmHg. Serta hipertensi stadium bila tekanan darah sistolik ;($% mmHg

    atau tekanan darah diastolik ; (%% mmHg.

    8atalaksana

    9armakologi

    Pemakain obat pada lanjut usia perlu dipikirkan kemungkinan adanya

    16

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    17/57

    (6 Aangguan absorsbsi dalam alat pencernaan

    6 =nteraksi obat

    +6 Dfek samping obat

    !6 Aangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal.

    8iga hal e3aluasi menyeluruh terhadap kondisi penderita adalah

    (6 Pola hidup dan indentifikasi ada tidaknya faktor resiko kardio3askuler6 Penyebab langsung hipertensi sekunder atau primer

    +6 Organ yang rusak karena hipertensi.

    Celaksanakan terapi anti hipertensi perlu penetapan jad/al rutin harian minum

    obat, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke dan serangan

    jantung. Cencatat obat-obatan yang diminum dan keefektifan mendiskusikan

    informasi ini untuk tindak lanjut.(

    *on farmakologi

    Pengendalian tekanan darah dan efek samping minimal diperlukan terapi obat-

    obatan sesuai, disertai perubahan pola hidup. Seperti berhenti merokok, penurunan

    berat badan yang berlebihan, berhenti>mengurangi asupan alkohol, mengurangi

    asupan garam, pengurangan stres, latihan aerobik secara teratur.(

    2.4.2 Dibe%e$ Me"i%&$

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    18/57

    menurunnya akti3itas fisik sehingga terjadi penurunan jumlah reseptor insulin yang

    siap berikatan dengan insulin, perubahan pola makan lebih banyak makan karbohidrat

    akibat berkurangnya jumlah gigi sehingga, perubahan neurohormonal 5terutama

    insulinli6e growth actor7 5=A9-(6 dan dehidroepiandosteron 5

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    19/57

    oral yang dilakukan dengan &" g glukosa standar WHO6

    !. Pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis

    hiperglikemia dengan kadar gula se/aktu '%% mg>dL.

    8atalaksana

    8erapi

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    20/57

    masih sulit dijelaskan. 8erlebih lagi, penggunaan sendi selama hidup tidak terbukti

    menyebabkan degenerasi. Sehingga, osteoartritis bukan merupakan akibat sederhana

    dari penggunaan sendi.!

    Perubahan struktur tulang ra/an sendiyang paling dini terlihat pada osteoartritis

    adalah kerusakan atau fibrilasi ?ona superfisial sampai ke ?ona transisional dan

    3iolasi oleh pembuluh darah tulang subchondral. 0erberapa peneliti memperkirakan

    bah/a kekakuan tulang subchondral menyebabkan dan mempercepat degenerasi

    ra/an sendi, dan progresi degenerasi kartilago mengakibatkan kekakuan tulang

    subchondral, tapi beberapa peneliti lain mengatakan bah/a kerusakan tulang ra/an

    sendimeningkatkan stress pada tulang subchondral yang menyebabkan remodeling

    tulang.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    21/57

    dari pembentukan lapisan tulang baru pada trabekula biasanya merupakan tanda a/al

    dari penyakit degenerasi sendi pada tulang subchondral, tapi pada beberapa sendi

    rongga M rongga terbentuk sebelum peningkatan densitas tulang secara keseluruhan.

    Pada stadium akhir dari penyakit, tulang ra/an sendi telah rusak seluruhnya, sehingga

    tulang subchondral yang tebal dan padat kini berartikulasi dengan permukaan tulang

    Fdenuded dari sendi la/an. @emodeling tulang disertai dengan kerusakan tulang

    sendi ra/an mengubah bentuk sendi dan dapat mengakibatkan shortening dan

    ketidakstabilan tungkai yang terlibat."

    9aktor resiko

    Predisposisi genetik dan kelemahan sendiri merupakan faktor resiko osteoartritis

    sedangkan usia merupakan faktor resiko yang paling penting. 0ebannya mekanik

    yang mempengaruhi kemampuan sendi memperbaiki atau mempertahankan dirinya

    juga merupakan faktor bentuk sendi post trauma, instabilitas, atau alignment dan

    displasia sendi dapat menghasilkan tekanan mekanik yang merusak permukaan sendi

    tulang ra/an."

    (. )sia

    9ungsi kondrosit menurun dengan bertambahnya usia. Sel-sel ini mensintesis

    aggrecans yang lebih kecil dan protein penghubung yang kurang fungsional sehinggamengakibatkan pembentukan agregat proteoglikan yang ireguler dan lebih kecil.

    7kti3itas mitotik dan sintesis menurun dengan bertambahnya usia, dan mereka kurang

    responsif terhadap sitokin anabolik dan rangsang mekanik.

    . 0eban Sendi yang 0erlebihan dan 0erulang-ulang.

    Pemeliharaan struktur dan fungsi sendi syno3ial yang normal dilakukan melalui

    penggunaan sendi yanng teratur dalam akti3itas sehari-hari. *amun, beban berlebihan

    dan berulang-ulang dari sendi yang normal dapat meningkatkan resiko kerusakan

    degeneratif pada sendi.+. @i/ayat Penyakit

    Penelitian longitudinal meninjukkan bah/a selama beberapa puluh tahun,

    pemeriksaan radiologi pasien dengan osteoartritis sendi panggul dan lutut, tidak

    berkembang pada (>+ sampai >+ pasien. 8idak terdapat hubungan kuat antara

    perubahan radiografik dan klinis. 9aktor lain yang sukar dinilai adalah hubungan

    antara derajat degenerasi sendi dengan gejala yang ditimbulkannya. Ceskipun gejala

    osteoartritis utama yaitu nyeri dan kekakuan sendi, muncul dari degenerasi sendi,

    tingkat keparahan kerusakan tulang ra/an tidak memiliki korelasi kuat dengan tingkat

    21

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    22/57

    keparahan gejala. Pasien dengan degenerasi sendi yang berat dapat merasakan nyeri

    yang minimal dan ruang gerak yang luas, dan sebaliknya. Oleh karena itu, sangatlah

    penting untuk membedakan ri/ayat klinis dan ri/ayat penyakit."

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    23/57

    Penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus dan osteoarthritis dapat

    mengganggu kuantitas tidur lansia. Pasien yang mengalami osteoarthritis 5O76 juga

    mengalami hal yang sama dengan pasien yang mempunyai keluhan nyeri pinggang.

    *yeri yang hebat /alaupun sudah diba/a istirahat menjadi gangguan dalam memulai

    tidur. Selain itu mereka juga akan terbangun apabila di pagi hari sendi yang

    mengalami O7 menimbulkan gejala nyeri. Hal-hal tersebut yang akan mempengaruhi

    kualitas tidur dan fase fase tidur yang sudah dijelaskan diatas.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    24/57

    pertumbuhan dan pengukuran yang komprehensif terkait aspek psikososial dan

    akti3itas indi3idu yang dapat meningkatkan permasalahan tidur pada lansia.(&

    0erdasarkan odds ratio di Shanghai, 1ina didapatkan bah/a terdapat korelasi

    regresi ratio terhadap kondisi geografis, keluarga>lingkungan sosial dan tenaga

    kesehatan dengan kualitas tidur.&Lansia pria !4 memiliki kualitas tidur yang lebih

    baik daripada lansia /anita.&Lansia urban #4 memiliki kualitas tidur lebih baik

    dibanding lansia suku Han. Lansia di 1ina )tara 0arat dan 1ina 8imur memiliki ++4

    dan !+4 lebih tinggi dibandingkan 1ina )tara.&

    Penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus dan osteoarthritis dapat

    mengganggu kuantitas tidur lansia. Pasien yang mengalami osteoarthritis 5O76 juga

    mengalami hal yang sama dengan pasien yang mempunyai keluhan nyeri pinggang.

    *yeri yang hebat /alaupun sudah diba/a istirahat menjadi gangguan dalam memulai

    tidur. Selain itu mereka juga akan terbangun apabila di pagi hari sendi yang

    mengalami O7 menimbulkan gejala nyeri. Hal-hal tersebut yang akan mempengaruhi

    kualitas tidur dan fase fase tidur yang sudah dijelaskan diatas.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    25/57

    9atigue in Older

    7dults /ith

    Painful

    Osteoarthritis

    tidur yang buruk

    Pre3alence and

    @isk 9actors of

    Poor Sleep

    Nuality among

    1hinese Dlderly in

    an )rban

    1ommunity

    @esults from the

    Shanghai 7ging

    Study

    Shangha

    i, 1ina

    Lansia Sosiode

    mografi

    Lansia pria !4

    memiliki kualitas

    tidur lebih baik dari

    pada lansia /anita.

    Lansia urban #4

    lebih baik dari suku

    Han.

    Lansia cina barat dan

    1ina 8imur ++4 dan

    !+4 lebih tinggi

    dibanding 1ina )tara

    7ssociaton

    bet/een percei3ed

    insufficent sleep,

    freuent mental

    distress, obesity

    and chronic

    diseases among

    )S elderly adults

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    26/57

    8echnology

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    27/57

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    28/57

    BAB III

    KERANGKA KONSEP ARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

    3.1 KERANGKA KONSEP

    3.2 ARIABEL

    +..( Jariabel dependen

    ualitas tidur lansia

    +.. Jariabel independen

    (. Sosiodemografi

    28

    A77 H=

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    29/57

    a. )mur

    b. 2enis kelamin

    c. Pendidikan

    d. Perka/inan

    . Status Ai?i

    . Aaya hidup

    a. Cerokok

    b. afein

    c. Olahraga

    +. Penyakit ronis

    a. Hipertensi c. Osteoarthritis

    b.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    30/57

    physchiat

    ric

    practice

    and

    research.

    Psychiatr

    y

    @esearch

    (#E

    (#+-(+

    )mur @entang umur

    respondenyang

    mengikuti

    penelitian

    dalam tahun

    yang dihitung

    dari tanggal

    lahir dalam

    tahun

    @esponden

    mengisipertanyaan

    umur dari

    kuesioner

    yang

    diberikan

    uesioner (. $%-&!

    tahun. &"-#

    tahun

    +. ; #% tahun

    Ordinal WHO

    =LO %%$@iskesda

    s %(%

    8ingkat

    Pendidikan

    8ahapan

    pendidikan

    yang

    ditetapkan

    berdasarkan

    tingkat

    perkembangan

    peserta didik,

    tujuan yang

    akan dicapai,

    dan

    kemampuan

    yang

    dikembangkan

    .8ingkat

    pendidikan

    @esponden

    mengisi item

    pendidikan

    terakhir yang

    pernah

    diikuti pada

    kuesioner.

    uesioner (. @endah

    5S

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    31/57

    formal terdiri

    atas

    pendidikan

    rendah,

    pendidikan

    sedang, dan

    pendidikan

    tinggi.

    Status

    Perka/inan

    eterangan

    terkait

    hubungan

    pernikahan

    yang dimiliki

    responden

    dengan

    pasangan

    hidupnya

    @esponden

    mengisi item

    status

    perka/inan

    dari

    kuesioner

    uesioner (. Cenikah

    . 8idak

    menikah

    *omin

    al

    31

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    32/57

    Status gi?i Suatu ukuran

    mengenai

    kondisi tubuh

    seseorang

    yang dapat

    dilihat dari

    makanan yang

    dikonsumsi

    dan

    penggunaan

    ?at-?at gi?i di

    dalam tubuh.

    @esponden

    diukur berat

    badan dan

    tinggi badan

    8imbangan

    injak,

    stadiometer

    (.

    )nder/eight

    5K(,"

    kg>m6

    . *ormal

    5(," kg>m-

    " kg>m6

    +.O3er/eigh

    t 5' "

    kg>m6

    Ordinal aiser

    C2,

    0auer

    2C,

    @amsch

    1, et al.

    Jalidatio

    n of the

    Cini

    *utrition

    al

    7ssessm

    ent

    Short-

    9orm

    5C*7Q-

    S96 7

    practical

    tool for

    identifica

    tion of

    nutritiona

    l status. 2

    *utr

    Health

    7ging

    %%#E

    (+&-&.

    Aaya Hidup 7 /ay of

    li3ing based

    on

    identifiable

    patterns of

    beha3iour

    /hich are

    determined

    by theinterplay

    @esponden

    mengisi

    pertanyaan

    kuesioner

    uesioner (. 0uruk

    5Ceroko

    k atau

    mengkon

    sumsi

    kafein

    atau

    *omin

    al

    Culac

    7, Ailes

    H.

    FouRre

    only as

    old asyou

    32

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    33/57

    bet/een an

    indi3idualRs

    personal

    characteristic

    s, social

    interactions,and

    socioeconomi

    c and

    en3ironmenta

    l li3ing

    condition

    tidak

    berolahr

    aga6

    . 0aik

    5tidak

    merokok

    , atau

    tidak

    konsums

    i kafein,

    dan

    berolahr

    aga6

    sound

    percei3e

    d 3ocal

    age and

    social

    meaning

    s. Health

    1ommu

    n.

    (##$E(

    ##-("

    Cerokok Suatu kegiatan

    atau akti3itas

    membakar

    rokok dan

    kemudian

    menghisapnya

    dan

    menghembusk

    annya keluar

    dan dapat

    menimbulkanasap yang

    dapat terhisap

    oleh

    orang-orang

    disekitarnya

    @esponden

    mengisi item

    merokok,

    lama,

    frekuensi dan

    jumlah

    perhari yang

    tertera pada

    kuesioner.

    uesioner (. Cerokok

    . 8idak

    merokok

    *omin

    al

    Lugo 7,

    La

    Jecchia

    1,

    0occia S,

    Curisic0

    , Aallus

    S. Pattern

    of

    Smoking

    Pre3alence among

    the

    Dlderly

    in

    Durope.

    =nt 2

    Dn3iron

    @es

    Public

    Health.

    %(+

    Septemb

    erE (%5#6

    !!(M

    !!+(

    afein 7lkaloid yang

    tergolong

    dalamkeluarga

    @esponden

    mengisi

    pertanyaan

    uesioner (.onsumsi

    kafein

    .8idak

    *omin

    al

    1afein

    o3erdose.

    %%$.Cedlinep

    33

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    34/57

    methylGanthin

    e

    bersama sama

    senya/a tefilin

    dan teobromin,berlaku

    sebagai

    perangsang

    sistem saraf

    pusat.

    apakah

    mengonsums

    i kopi,teh,

    coklat atau

    minuman

    berenergi

    pada

    kuesioner

    yang telah

    diberikan

    konsumsi

    kafein

    lus.

    73ailable

    at

    http>>//

    /.nlm.ni

    h.go3>me

    dlineplus

    >ency>arti

    cle>%%"

    .htm.

    accessed

    on 2uly

    ,%(!

    Olahraga Suatu kegiatan

    jasmani yang

    dilakukan

    dengan

    maksud

    untuk

    memelihara

    kesehatan dan

    memperkuat

    ototMotot

    tubuh

    @esponden

    mengisipertanyaan

    apakah

    responden

    berolahraga

    serta

    frekuensi

    olahraga

    pada

    kuesioner

    yang

    diberikan

    uesioner (. Olahraga

    .8idakolahraga

    *omin

    al

    2effry

    8enggara

    . 5%%#6.

    Dlderly

    DGercise-

    Olahraga

    untuk

    Lanjut

    )sia,

    0agian =.

    2akarta

    9)=-

    @S1C

    Penyakit

    kronis

    Penyakit yang

    diderita lebih

    dari $ bulan

    @esponden

    mengisi

    pertanyaan

    apakah

    respondenmemiliki

    penyakit

    yang sudah

    diderita

    cukup lama

    uesioner (.a

    5responden

    memiliki

    ri/ayat

    hipertensiatau, diabetes

    mellitus, atau

    osteoarthritis

    6

    .8idak

    5responden

    tidak

    memiliki

    *omin

    al

    urnia/

    an =.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    35/57

    ri/ayat

    hipertensi,

    atau

    hipertensi,

    atau

    osteoarthritis

    6

    Jolum

    $%.

    %(%. p

    "&&-#

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    36/57

    METODE PENELITIAN

    4.1 DESAIN PENELITIAN

    2enis penelitian yang digunakan adalah analitik obser3asional dengan desain

    penelitian potong silang. 2enis dan desain penelitian tersebut digunakan untuk

    menja/ab permasalahan penelitian dan mencapai tujuan penelitian. Pada desain

    potong silang, peneliti melakukan pengumpulan data baik 3ariabel bebas, yaitu status

    gi?i, gaya hidup, penyakit kronis dan kualitas tidur sebagai 3aiabel tergantung secara

    bersamaan.

    4.2 LOKASI DAN 7AKTU PENELITIAN

    Penelitian dilakukan di @W ( dan " kelurahan Aandaria Selatan, 1ilandak

    0arat-2akarta Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan 2uni-2uli %(!, yang

    dia/ali dengan pembuatan proposal penelitian, dilanjutkan dengan pengumpulan data,

    pengolahan data, dan penulisan laporan penelitian.

    4.3 POPULASI DAN SAMPEL

    Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah lansia di @W ( dan "

    kelurahan Aandaria Selatan. Sedangkan sampel dari penelitian adalah sebagian dari

    populasi yang memiliki kriteria inklusi sebagai berikut

    a. Laki-laki atau perempuan ; $% tahun saat penelitian dimulai.

    b. Lansia yang bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedur

    penelitian

    c. Lansia yang mampu berkomunikasi secara aktif

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    37/57

    Perkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

    rumus

    R&$ p+p&"$i i*0i*i% (

    N+ 8

    I T 8ingkat kemaknaan yang dikehendaki #"4 besarnya (,#$

    P T Pre3alensi kelompok lansia yang kualitas tidur buruk sebesar !(,"4"

    N T Pre3alensi kelompok lansia yang kualitas tidur baik ","4

    d T 7kurasi dari ketepatan pengukuran untuk p '(%4 adalah %,%"

    *o T 5(,#$6 G %,!("G %,"" T +&+,%$dibulatkan menjadi +&+

    5%,%"6

    R&$ p+p&"$i 0i*i%e

    * 8

    n T 0esar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit

    n% T 0esar sampel dari populasi yang infinit

    * T 0esar sampel populasi finit yang terdapat di @W ( dan " elurahan

    Aandaria berjumlah ($# orang maka

    n TUUUU+&+ T (($,+ orang, dibulatkan menjadi (($ orang

    5( V +&+>($#6

    antisipasi drop out T (%4 G n

    antisipasi drop out T (%4 G (($ T ((,$

    8otal sampel T n V antisipasi drop out

    8otal sampel T (($ V ((,$ T (&,$ dibulatkan( orang

    37

    ,+,/-2.-,

    +d/000

    ,-0.-,

    19*:;N

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    38/57

    4.4 ALUR PENGAMBILAN SAMPEL

    4.5 BAHAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    39/57

    diukur dengan menggunakan 8he Pittsburgh Sleep Nuality =ndeG 5PSN=6. PSN= terdiri

    dari & komponen, yaitu latensi tidur, durasi tidur, kualitas tidur, efisiensi kebiasaan

    tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan gangguan fungsi tubuh di siang hari.

    Penilaian kuesioner ini adalah jika total nilai PSN= KT " maka kualitas tidur baik dan

    sebaliknya, jika total PSN= ' " menunjukkan bah/a kualitas tidur buruk dengan

    tingkat sensitifitas sebesar #,$4 dan spesifitas sebesar $,"4 untuk membedakannya

    kedua kualitas tidur tersebut. Selain itu, didapatkan pula data sekunder, yaitu data

    yang didapatkan dari elurahan 1ilandak 0arat sebagai data populsi lansia di /ilayah

    Aandaria Selatan.

    39

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    40/57

    4.< ALUR PENGAMBILAN DATA

    40

    Proposal disetujui

    Peneliti turun ke lapangan

    Cengumpulkan sampel berdasarkan random

    sampling untuk memilih @8

    Peneliti melakukan /a/ancara

    berdasarkan panduan kuesioner

    yang ada

    Peneliti mengumpulkan data

    Peneliti mengolah data dalam

    bentuk tabular dengan

    menggunakanMicrosot 3ord

    011;, S*SS Statistics 00"1

    Penyajian data dalam bentuk

    presentasi

    Peneliti mendapatkan data yaitu

    populasi lansia di @W ( dan "kelurahan Aandaria Selatan dari

    kantor kelurahan

    riteria

    inklusi

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    41/57

    4.= ANALISIS DATA

    7nalisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan program

    soft/are SPSS .%.

    (. 7nalisis )ni3ariat

    7nalisis uni3ariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-

    masing 3ariabel yang diteliti. 7nalisis uni3ariat menggambarkan frekuensi

    dari seluruh 3ariabel yang diteliti yaitu karakteristik responden 5usia dan jenis

    kelamin, berat badan, dan tinggi badan6, gaya hidup 5akti3itas fisik, merokok,

    konsumsi kafein6 dan kualitas tidur. Peneliti akan mengolah data tersebut

    menjadi bentuk proporsi atau persentase dan tabel.

    . 7nalisis 0i3ariat

    7nalisis bi3ariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara 3ariabel

    bebas dengan 3ariabel tergantung.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    42/57

    4.> PEN/AJIAN DATA

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    43/57

    (.. Hasil 7nalisa

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    44/57

    lansia di @W ( dan @W " Aandaria Selatan. 0erikut ini adalah tabel distribusi dari

    beberapa 3ariabel yang terkait dengan kualitas tidur pada lansia.

    8abel .

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    45/57

    onsumsi kafein "! +$,"4

    8idak konsumsi kafein #! $+,"4

    Olahraga

    a (( &",&4

    8idak +$ !,+4

    Hipertensi

    Hipertensi "$ +&,4

    8idak Hipertensi # $,4

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    46/57

    8abel ". 7nalisis data hubungan antara status gi?i, gaya hidup, penyakit kronis

    dengan kualitas tidur pada lansia

    Jariabel ualitas tidur buruk ualitas tidur baik p

    Status gi?i

    urang ($ 5!!,!46 % 5"",$6 %,(!%

    *ormal ! 5&,#46 $ 5&,(46

    Lebih (( 5!,+46 (" 5"&,&46

    Aaya hidup

    0uruk +( 5+#,46 ! 5$%,46 %,(#%

    0aik % 5#,%46 !# 5&(,%46

    Penyakit kronik

    a +$ 5!(,#46 "% 5",(46 %,%$

    8idak (" 5!,46 !& 5&",46

    emaknaan suatu hubungan ditentukan oleh nilai p dari setiap 3ariabelnya.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    47/57

    dengan lansia yang tidak mempunyai pernyakit kronik sebanyak (" 5!,46 5p T

    %,%$6.

    8abel $. 7nalisis data hubungan antara jenis kelamin, umur, pendidikan,

    merokok, konsumsi kafein, olahraga, hipertensi,

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    48/57

    yang mempunyai hipertensi 5p T %,$!!46. )ntuk ri/ayat

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    49/57

    sebanyak !( 5+$,%46 yang mengalami kualitas tidur yang buruk ternyata lebih besar

    tidak bermakna dibandingkan dengan lansia yang mempunyai tingkat pendidikan

    tinggi sebanyak ( 5((,(46 5p T %,###6.

    Lansia yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak (( 5+$,&46 yang

    mengalami kualitas tidur yang buruk ternyata lebih besar tidak bermakna

    dibandingkan dengan lansia yang tidak mempunyai kebiasaan merokok sebanyak !%

    5++,#46 5p T %,&&$46.

    Lansia yang mempunyai kebiasaan mengonsumsi kafein sebanyak (# 5+",46

    yang mengalami kualitas tidur yang buruk ternyata lebih besar tidak bermakna

    dibandingkan dengan lansia yang tidak mempunyai kebiasaan mengonsumsi kafein

    sebanyak + 5+!,%46 5p T %,6.

    Lansia yang mempunyai kebiasaan berolahraga sebanyak +! 5+%,+46 yang

    mengalami kualitas tidur yang buruk ternyata lebih kecil tidak bermakna

    dibandingkan dengan lansia yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga sebanyak

    (& 5!&,46 5p T %,%$!6

    Lansia yang mempunyai hipertensi sebanyak ( 5+,(46 yang mengalami

    kualitas tidur yang buruk ternyata lebih kecil tidak bermakna dibandingkan dengan

    lansia yang tidak mempunyai hipertensi sebanyak ++ 5+",#46 5p T %,$!!6

    Lansia yang mempunyai ri/ayat

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    50/57

    PEMBAHASAN

    Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data terkait faktor-faktor yang

    mempengaruhi kualitas tidur yang dilakukan oleh mahasis/a fakultas kedokteran

    8risakti. Penelitian dilakukan pada lansia di @W ( dan " kelurahan Aandaria Selatan.

    Pada penelitian ini diketahui bah/a dari (! lansia didapatkan "+ lansia

    5+",(46 mengalami penurunan kualitas tidur. ualitas tidur merupakan salah satu

    ualitas didefinisikan sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa

    dimensi. ualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya

    tidur, /aktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek

    subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur.

    Persepsi mengenai kualitas tidur itu sangat ber3ariasi dan indi3idual yang

    dapat dipengaruhi oleh /aktu yang digunakan untuk tidur pada malam hari atau

    efesiensi tidur. % diletakkan di depan sis/a pada jarak enam

    meter. Salah satu gangguan penglihatan yaitu penurunan 3isus. Saat penurunan 3isus

    kurang dari +>$% 5artinya pasien bisa menghitung jari pada jarak + meter, sedangkan

    orang normal dapat menghitung pada jarak $% meter6 maka timbulah yang disebut

    dengan low visionberat.#

    Pre3alensi ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan pada

    anak kelas J dan J= S< F 2atinegara, 2akarta 8imur sebesar "(,#4. Selain itu

    didapatkan juga hasil yang lebih tinggi pada penelitian di S< F Canggarai 2akarta

    Selatan dengan pre3alensi kelainan ketajaman penglihatan yang diakibatkan oleh

    kelainan refraksi sebesar $#4. etiga penelitian ini mendukung dugaan tingginya

    pre3alensi kelainan tajam penglihatan pada anak usia sekolah di daerah perkotaan

    yang disebabkan oleh berbagai faktor.+

    50

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    51/57

    Sebuah penelitian lain yang dilakukan di Sambas pada bulan 7gustus sampai

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    52/57

    3isual yang digunakan dapat mengakibatkan peningkatan kelainan ketajaman

    penglihatan.$

    Pada penelitian di Singapura didapatkan bah/a anak-anak dengan kelainan

    refraksi lebih dari + < dilaporkan membaca lebih dari dua buku per minggu dan

    didapatkan secara signifikan melakukan akti3itas dengan jarak pandang dekat

    dibanding anak-anak yang tidak memiliki atau memiliki miopi yang rendah. 7nak-

    anak dengan miopi ditemukan memegang teks lebih dekat dibandingkan dengan anak

    yang bermata normal.+(

    Pada penelitian ini didapatkan bah/a tidak terdapat hubungan antara lingkungan

    terhadap kejadian penurunan ketajaman penglihatan 5pT%,"&!6. Cayoritas sis/a

    memiliki lingkungan belajar di rumah dan sekolah yang memadai dengan

    pencahayaan belajar yang optimal, 3entilasi yang cukup, serta sarana belajar yang

    baik namun tingkat penurunan ketajaman penglihatan masih tinggi. Hal ini berarti

    penurunan fungsi penglihatan yang terjadi pada sampel penelitian tidak disebabkan

    karena buruknya kondisi lingkungan membaca. emungkinan lain bah/a sampel

    penelitian kurang memahami betul kondisi lingkungan membaca baik di rumah

    maupun sekolah sehingga terjadi bias dalam pengolahan data.

    Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari S. dkk, menyatakan bah/a

    terdapat hubungan antara pencahayaan ruangan yang optimal yaitu (%%% luG dan

    3entilasi ruang kerja yang baik yaitu lebih dari satu per enam kali luas ruangan

    belajar, dimana didapatkan sebesar $,!4 sampel dengan pencahayaan yang tidak

    memenuhi syarat dan &,&4 sampel dengan 3entilasi ruangan kerja yang tidak

    memenuhi syarat.+

    Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang signifikan antara faktor herediter

    terhadap kejadian penurunan fungsi penglihatan 5pT%,%%$6. Herediter yang

    dimaksudkan dalam penelitian ini meliputi ri/ayat kelainan ketajaman penglihatan

    dalam keluarga dan anggota keluarga ini yang menggunakan kacamata. Proporsi

    gangguan penglihatan pada kelompok yang memiliki keluarga berkacamata lebih

    tinggi dibanding yang tidak memiliki keluarga berkacamata. Cenurut Sa/, pre3alensi

    miopia tinggi pada beberapa kelompok etnik tertentu seperti 1ina dan 2epang,

    menunjukkan bah/a genetik memainkan peran yang penting, namun perubahan

    pre3alensi pada beberapa generasi terakhir menunjukkan bah/a faktor lingkungan

    52

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    53/57

    juga berpengaruh besar terhadap meningkatnya angka kejadian penurunan ketajaman

    penglihatan.++

    Penelitian serupa yang dilakukan Dlliott at al. menunjukkan pre3alensi pada

    anak-anak meningkat dengan jumlah orang tua yang mengalami penglihatan rabun

    jauh, &.$ 4 untuk kedua orang tua yang tidak mengalami miopi, (!.#4 untuk salah

    satu orang tua yang mengalami miopi, dan !+.$4 untuk kedua orang tua yang

    memiliki miopi. Studi genetik secara aktif terus dilakukan, namun sampai saat ini

    belum dapat mengidentifikasi jalur genetik untuk resiko familial miopi. Pencarian

    faktor resiko seperti gangguan perifer mata dan keterlambatan akomodasi

    memberikan kontribusi untuk perkembangan miopi remaja.+!

    @entang usia yang diambil pada penelitian ini berkisar antara ((-(" tahun.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    54/57

    dikoreksi dengan kacamata. Penderita kelainan refraksi harus memakai kacamata

    untuk memperbaiki kelainan bias pada mata dan persepsi mereka tentang kacamata

    dan kesehatan mata dapat mempengaruhi kepatuhan mereka dengan mengenakan

    kacamata mereka.

    Sebuah studi di daerah perkotaan dan pedesaaan di 7ndhra Pradesh oleh

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    55/57

    rendah yaitu (,"4 dari kebutuhan.!% 7pabila keadaan demikian tidak ditangani

    menyeluruh, akan terus berdampak negatif terhadap perkembangan kecerdasan anak

    dan proses pembelajaran yang juga mempengaruhi mutu, kreati3itas dan produkti3itas

    kerja.

    ekurangan penelitian ini yaitu karena keterbatasan /aktu yang dilakukan untuk

    meneliti dan sulitnya mencari tanggal yang tepat dengan kegiatan akademis sis/a di

    sekolah, sehingga penelitian harus dipadatkan menjadi satu hari. Selain itu karena

    keterbatasan dana yang dimiliki untuk membayar jasa refraksionis dan se/a alat

    optik. arena penelitian ini hanya dilakukan pada satu sekolah saja, penulis tidak

    mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai faktor penurunan 3isus pada

    keadaan dan lokasi yang berbeda, sehingga diperlukan penelitian yang lebih besar lagi

    cakupannya, jika perlu dibandingkan antara sekolah yang berada di pusat dan pinggir

    kota atau sekolah negeri dan s/asta.

    BAB II

    KESIMPULAN DAN SARAN

    &.(. esimpulan

    Hasil penelitian yang diperoleh setelah pemeriksaan ketajaman penglihatan

    dan pemeriksaan refraksi dilakukan pada ( sis/a-sis/i SCP Santo 0ellarminus

    pada tanggal oktober %(+ dengan menggunakan kartu Snellen dan tes pinhole

    menujukkan bah/a penurunan ketajaman penglihatan dialami oleh $( sis/a

    5!&,&46 dengan tingkat penurunan 3isus terbanyak dalam kategori penurunan

    3isus ringan sebanyak +" sis/a 5&,!46.

    55

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    56/57

    Pada penelitian ini juga didapatkan, dari $( sis/a 5!&,&46 yang mengalami

    penurunan 3isus diantaranya "$ sis/a 5#(,46 mengalami kelainan refraksi dan "

    sis/a 5,46 tidak mengalami kelainan refraksi. 7ngka penggunaan kacamata

    relatif tinggi digunakan oleh "$ sis/a 5!+,&"46.

  • 7/24/2019 Penelitian Gandsel

    57/57

    penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, /aktu yang terbatas tidak

    memungkinkan peneliti untuk meneliti lebih luas lagi. 0eberapa hal yang dapat

    dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya mengenai faktor yang

    mempengaruhi penurunan 3isus diantaranya status gi?i, asupan makanan sehari-

    hari, dan tingkat prestasi akademik di sekolah.