proposal penelitian asli

Upload: kristy-natalia-simorangkir

Post on 11-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    1/51

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangPembangunan Nasional menurut UU RI No. 25 tahun 2000 tentang

    Program Pembangunan Nasional mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

    kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu

    visi dari pembangunan nasional adalah tercapainya Indonesia Sehat melalui

    pembangunan di bidang kesehatan.

    Pembangunan di bidang kesehatan yang merupakan bagian integral dari

    pembangunan nasional menurut Kepmenkes No. 128/Menkes/II/2004

    diselenggarakan secara berkelanjutan, terencana, terarah dan mempunyai tujuan

    meningkatkan kesadaran, kemauan serta kemampuan hidup sehat bagi setiap

    orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Menurut Hendrick L.

    Blumm derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai jika tidak hanya tersedia

    pelayanan kesehatan yang meliputi sarana dan prasarana kesehatan saja. Derajat

    kesehatan harus didukung juga oleh tenaga-tenaga yang kompeten terutama

    untuk tenaga dokter dan tenaga keperawatan (www.jabarprov.go.id: 2010)

    Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

    bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat

    http://www.jabarprov.go.id/http://www.jabarprov.go.id/http://www.jabarprov.go.id/
  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    2/51

    2

    keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif

    serta ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun

    sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan

    Nasional 1986).

    Keperawatan menurut SK No 427/ dikti/ kep/ 1999 tentang landasan

    dibentuknya pendidikan keperawatan adalah sebuah profesi yang di dalamnya

    terdapat sebuah body of knowledge yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki

    dasar pendidikan yang kuat, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya.

    Hal ini menyebabkan Profesi Keperawatan selalu dituntut untuk

    mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan

    Kesehatan di Indonesia dalam upaya meningkatkan profesionalisme keperawatan

    agar dapat memajukan pelayanan masyarakat akan kesehatan di negeri ini

    (http://haluankepri.com : 2012)

    Sistem pelayanan kesehatan meliputi sistem pemberian asuhan

    keperawatan yang diberikan secara terus menerus sejak pertama kali pasien

    mengalami masalah kesehatan sampai kepada ketika status kesehatan pasien

    dinyatakan pulih kembali. Proses untuk memberikan pelayanan ini dipengaruhi

    oleh beberapa faktor yaitu aksesibilitas terhadap pelayanan, kualitas pemberian

    pelayanan, dan sistem pembayaran yang ditetapkan.

    Pelayanan keperawatan profesional dilaksanakan di berbagai tatanan

    pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang

    memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di

    http://haluankepri.com/http://haluankepri.com/
  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    3/51

    3

    tatanan pelayanan rumah sakit. Adanya kebutuhan peningkatan pelayanan

    kesehatan yang berkualitas di rumah sakit dan dalam rangka mencapai pelayanan

    keperawatan profesional, maka dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

    asuhan keperawatan. Upaya tersebut salah satunya adalah dengan

    mengembangkan metode penugasan dalam pelayanan keperawatan.

    (www.fkep.unpad.ac.id : 2010)

    Metode penugasan dalam pelayanan keperawatan berkembang menuju

    layanan profesional. Metode penugasan menggunakan beberapa metode

    pemberian asuhan keperawatan mulai dari metode kasus, metode fungsional,

    metode tim, dan metode keperawatan primer serta manajemen kasus. Metode

    yang paling memungkinkan dalam pemberian asuhan keperawatan profesional

    adalah metode yang menggunakan the breath of keperawatan primer yaitu

    Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) (Ratna Sitorus, 2006).

    MPKP adalah sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang

    memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan

    termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan keperawatan tersebut.

    MPKP pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit

    Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit lain. Dalam MPKP terdapat

    perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diberikan

    kepada pasien yang disebut sebagai perawat primer (PP) dan dalam

    pelaksanaannya terdapat perawat asosiet (PA). Ada beberapa hal yang harus

    diperhatikan untuk terselenggaranya MPKP dengan baik yaitu dengan

    http://www.fkep.unpad.ac.id/http://www.fkep.unpad.ac.id/
  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    4/51

    4

    terdapatnya fasilitas meliputi : badge atau kartu nama tim, papan nama dan papan

    MPKP, dan kegiatan rutin yang mendukung berjalannya MPKP meliputi : operan

    tiap shift, konferensi, kontrak atau orientasi dengan klien atau keluarga, ronde

    keperawatan, rencana harian perawat primer. Hasil yang diharapkan dari model

    praktek keperawatan profesional yaitu mutu asuhan, kepuasan perawat, kepuasan

    pasien (Ratna Sitorus, 2006 : 70)

    Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul

    sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

    membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Imbalo S, Pohan, 2007 :

    156). Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan. Kepuasan

    pelanggan merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan

    kesehatan. Jika kita akan melakukan upaya peningkatan mutu layanan kesehatan,

    pengukuran tingkat kepuasan pasien ini diperlukan. Melalui pengukuran tersebut

    dapat diketahui sejauh mana dimensi-dimensi mutu layanan kesehatan yang telah

    diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien. Hasil pengukuran kepuasan

    pasien bagi manajemen rumah sakit dapat digunakan sebagai dasar untuk

    mendukung perubahan sistem layanan kesehatan dan memberikan gambaran

    seberapa mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien, sehingga perlu

    dilakukan survei kepuasan pasien secara berkala. (Imbalo. S. Pohan : 2007)

    Penelitian oleh Desire Farlinda Supit tahun 2011 tentang Efektifitas

    Penerapan MPKP di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Bandung diperoleh

    hasil bahwa penerapan MPKP berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    5/51

    5

    pasien dibanding ruangan dengan metode penugasan fungsional

    (http://etd.ugm.ac.id : 2011)

    Rumah Sakit Santo Borromeus merupakan rumah sakit tipe B dengan

    kapasitas 379 tempat tidur. BOR rata-rata Rumah Sakit Santo Borromeus bulan

    Januari-Maret 2012 adalah 83,4%. Di Rumah Sakit Santo Borromeus penerapan

    MPKP sudah dimulai sejak tahun 2007. Jenis MPKP yang diterapkan di Irene 4-5

    yaitu Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP).

    Pelaksanaannya dapat dilihat dari adanya badge atau kartu nama tim, papan nama

    papan MPKP, terdapatnya kegiatan operan antar shift, konferensi, ronde

    keperawatan, kontrak atau orientasi dengan klien atau keluarga, rencana harian

    perawat primer, yang hasil akhirnya diharapkan adanya peningkatan kepuasan

    pasien.

    Survei kepuasan pasien sudah dilakukan di Rumah Sakit Santo

    Borromeus secara berkala setiap 6 bulan yaitu setiap bulan Januari dan bulan

    Juli. Hasil survei bulan Januari di Irene 4-5 menunjukkan nilai 83,4 dimana

    target yang ingin dicapai adalah 92. Jumlah pasien Irene 4-5 selama Bulan

    Januari-Maret 2012 rata-rata 140 pasien perbulan. Survei tersebut dilakukan oleh

    bagian Humas yang meliputi survei kepuasaan pasien terhadap pelayanan

    keperawatan, pelayanan medis, pelayanan gizi dan pelayanan kebersihan,

    sedangkan survei kepuasan pasien terhadap penerapan metode praktek

    keperawatan profesional belum pernah dilakukan. Kepuasan yang dialami selama

    http://etd.ugm.ac.id/http://etd.ugm.ac.id/
  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    6/51

    6

    pasien dirawat dapat juga dilihat dari tingginya BOR rumah sakit. BOR Ruang

    Irene 4-5 bulan Januari-Maret rata-rata 82,4%.

    Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada tersebut maka

    penulis tertarik untuk membuat karya tulis dengan judul : Hubungan

    Pelaksanaan Metode Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Dengan

    Kepuasan Pasien atau Keluarga Di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus Bandung

    1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis ingin

    mengetahui tentang : Apakah ada Hubungan Pelaksanaan MPKP Dengan

    Kepuasan Pasien atau Keluarga Di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus Bandung

    1.3Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan Umum

    Mengidentifikasi hubungan pelaksanaan MPKP dengan kepuasan pasien

    atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus

    Bandung.

    1.3.2 Tujuan Khusus1.3.2.1 Mengidentifikasi adanya badge atau kartu nama tim1.3.2.2 Mengidentifikasi adanya papan nama

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    7/51

    7

    1.3.2.3 Mengidentifikasi adanya papan MPKP1.3.2.4

    Mengidentifikasi adanya operan tiapshift

    1.3.2.5 Mengidentifikasi adanya konferensi tim1.3.2.6 Mengidentifikasi adanya kontrak atau orientasi dengan

    klien atau keluarga

    1.3.2.7 Mengidentifikasi adanya ronde keperawatan1.3.2.8 Mengidentifikasi adanya pembuatan rencana harian perawat

    primer (PP)

    1.3.2.9 Mengidentifikasi hubungan badge atau kartu nama tim terhadapkepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit

    Santo Borromeus Bandung

    1.3.2.10 Mengidentifikasi hubungan papan nama dengan kepuasanpasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus Bandung

    1.3.2.11 Mengidentifikasi hubungan papan MPKP dengan kepuasanpasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus Bandung

    1.3.2.12 Mengidentifikasi hubungan operan tiap shiftdengan kepuasanpasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus Bandung

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    8/51

    8

    1.3.2.13 Mengidentifikasi hubungan konferensi tim dengan kepuasanpasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus Bandung

    1.3.2.14 Mengidentifikasi hubungan kontrak atau orientasi denganklien atau keluarga dengan kepuasan pasien atau keluarga di

    Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    1.3.2.15 Mengidentifikasi hubungan ronde keperawatan dengankepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit

    Santo Borromeus Bandung

    1.3.2.16 Mengidentifikasi hubungan pembuatan rencana harian perawatprimer (PP) dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang

    Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    1.4Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat secara teoritis

    Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkuat teori yang sudah ada

    mengenai praktik keperawatan profesional dengan metode penugasan

    MPKP.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    9/51

    9

    1.4.2 Manfaat secara praktis1.4.2.1

    STIKes Santo Borromeus

    Hasil penelitian dapat menambah referensi dan sebagai acuan

    untuk penelitian berikutnya tentang indikator MPKP yang paling

    berpengaruh terhadap kepuasan pasien.

    1.4.2.2MahasiswaMenambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam

    memahami hubungan pelaksanaan metode praktik keperawatan

    profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga.

    1.4.2.3Rumah Sakit Santo BorromeusHasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam menilai mutu

    pelayanan di rumah sakit.

    1.4.2.4PenelitiPeneliti mendapatkan pengalaman nyata dengan melakukan

    penelitian mengenai hubungan pelaksanaan metode praktik

    keperawatan profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga di

    ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.

    1.5Ruang Lingkup PenelitianPenelitian ini adalah mengenai hubungan pelaksanaan MPKP dengan

    kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus. Penelitian akan dilaksanakan Bulan Juli 2012. Penelitian ini

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    10/51

    10

    dilaksanakan karena berdasarkan studi awal diketahui bahwa hasil survei

    kepuasan pelanggan Bulan Januari di Irene 4-5 menunjukkan nilai 83,4 dimana

    target yang ingin dicapai adalah 92. Survei tersebut merupakan survei umum

    yang dilakukan oleh bagian Humas yang meliputi survei kepuasan pasien

    terhadap pelayanan keperawatan, pelayanan medis, pelayanan gizi dan pelayanan

    kebersihan, sedangkan survei kepuasan pasien secara khusus terhadap

    pelaksanaan metode praktik keperawatan profesional belum pernah dilakukan.

    Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif

    dengan melihat korelasi antara pelaksanaan metode praktik keperawatan

    profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    11/51

    11

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    2.1Konsep Metode Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)2.1.1 Pengertian

    2.1.1.1 Menurut Hoffart dan Woods (1996) Metode Praktik KeperawatanProfesional adalah sebuah sistem yang meliputi struktur, proses,

    dan nilai profesional yang memungkinkan perawat profesional

    mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur

    lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan (Ratna Sitorus,

    2006)

    2.1.1.2Menurut Gillies (1989) Model praktik keperawatan profesionalatau keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan

    keperawatan, dimana terdapat hubungan yang dekat dan

    berkesinambungan antara klien dan seorang perawat tertentu yang

    bertanggung jawab dalam perencanaan, pemberian dan koordinasi

    asuhan keperawatan klien selama klien dirawat (Ratna Sitorus,

    2006)

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    12/51

    12

    2.1.2 Tujuan pengembangan model praktik keperawatan profesional2.1.2.1

    Meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui penataan sistem

    pemberian asuhan keperawatan

    2.1.2.2Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajarmelaksanakan praktik keperawatan profesional.

    2.1.3 Model praktik keperawatan profesionalMenurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai

    dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu:

    2.1.3.1Model Praktik Keperawatan Profesional IIITenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua

    profesional dan ada yang sudah doktor. Di ruangan tersebut juga

    dilakukan penelitian keperawatan khususnya penelitian khusus.

    2.1.3.2Model Praktik Keperawatan Profesional IITenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini mempunyai

    kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada

    perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian

    keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.

    2.1.2.3Model Praktik Keperawatan Profesional IModel ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan,

    metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi

    keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    13/51

    13

    kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang

    disebut tim primer.

    2.1.2.4Model Praktik Keperawatan Profesional PemulaModel ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal

    pengembangan yang akan menuju profesional I.

    2.1.4 Penetapan jenis tenaga dalam MPKPMetode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan pada MPKP

    adalah metode modifikasi keperawatan primer. Tenaga yang terdapat

    dalam satu ruang rawat meliputi kepala ruang rawat, clinical care

    manager(CCM), perawat primer (PP), dan perawat asosiet (PA).

    2.1.4.1Kepala ruang rawatPada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat

    adalah perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan yang

    berpengalaman dan pada MPKP tingkat I adalah perawat dengan

    kemampuan Skp atau Ners yang berpengalaman.

    2.1.4.2Clinicalcare managerPada ruang rawat dengan MPKP pemula, clinical care manager

    (CCM) adalah Skp atau Ners dengan pengalaman dan pada MPKP

    tingkat I adalah seorang ners spesialis. Pada MPKP tingkat II,

    jumlah ners spesialis lebih dari satu orang tetap disesuaikan

    dengan kekhususan (Majoring) kasus yang ada.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    14/51

    14

    2.1.4.3Perawat primerPada ruang rawat dengan MPKP pemula, perawat primer (PP)

    pemula adalah perawat lulusan DIII Keperawatan dengan

    pengalaman minimal 4 tahun. PP dapat berdinas pagi, sore atau

    malam hari, namun sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi atau

    sore saja.

    Tugas dan tanggungjawab PP :

    1) Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga pada awalmasuk ruangan sehingga tercipta hubungan terapeutik.

    2) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapipengkajian yang sudah dilakukan PP pada sore, malam atau

    hari libur.

    3) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisisstandar rencana perawatan sesuai dengan hasil pengkajian.

    4) Menjelaskan rencana perawatan yang sudah ditetapkan kepadaPA di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan klien yang

    dirawat (pre konferensi).

    5) Menetapkan PA yang bertanggungjawab pada setiap klien,setiap pergantianshift.

    6) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalammelakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP.

    7) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    15/51

    15

    8) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA9)

    Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium

    10)Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggungjawabnya bersama dengan PA

    11)Mendampingi dokter visit klien di bawah tanggung jawabnya12)Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan

    perkembangan klien setiap hari.

    13)Melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimalsetiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien

    (tergantung kondisi klien)

    14)Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien atau keluarga15)Membuat perencanaan pulang16)Bekerja sama dengan CCM dalam mengidentifikasi issu yang

    memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence based

    practice (EBP)

    2.1.4.4Perawat asosietPerawat asosiet (PA) pada MPKP pemula atau MPKP tingkat I

    sebaiknya adalah perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan.

    Pada beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapat

    pendidikan tambahan, PA adalah perawat dengan pendidikan SPK

    tetapi mempunyai pengalaman cukup lama di rumah sakit

    tersebut.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    16/51

    16

    2.1.5 Proses Pelaksanaan MPKP2.1.5.1 Fasilitas

    1) Badge atau kartu nama timBadge atau kartu nama tim merupakan kartu identitas tim yang

    berisi PP dan PA dalam tim tersebut. Kartu ini digunakan

    pertama kali saat membuat kontrak dengan klien atau keluarga.

    Tabel 2.1 Contoh kartu tim

    2) Papan namaPapan nama ini menunjukkan daftar nama klien dan PP serta

    digunakan untuk menempelkan semua dokumentasi

    keperawatan yang terkait dengan klien. Papan nama ini

    biasanya terbuat dari papan dengan ukuran 90x100 cm dan

    diletakkan di sisi tempat tidur klien.

    3) Papan MPKPPapan MPKP ini berisi daftar nama-nama klien, PP, PA dan

    dokter yang merawat klien. Papan ini memudahkan seseorang

    yang ingin mengetahui dengan cepat tentang klien, tim, dan

    RUANG MPKP IRNA BIV KANANTIM I

    Perawat Primer : Riri Maria, SKp

    Perawat Asosiet : 1. Sr. Yuni2. Sr. Rini

    3. Sr. Tuti

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    17/51

    17

    dokter yang merawat klien. Papan ini biasanya diletakkan di

    kantor perawat agar mudah dilihat. (Tabel 2.2)

    Tabel 2.2 Contoh papan MPKP

    2.1.5.2Kegiatan rutina. Operan

    1) PengertianOperan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan

    menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan

    keadaan klien.

    2) Tujuana) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klienb) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti

    oleh dinas berikutnya

    c) Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya3) Langkah-langkah

    a) Kedua kelompokshiftdalam keadaan sudah siapb) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu

    mempersiapkan hal-hal apa yang harus disampaikan.

    Kamar Nama klien Dokter PP Keterangan

    305-1 Tn. Andi Dr. Oky Ns. Rini, SKep DM, 20 Juni 2004

    305-2 Tn. Ahmad Dr. Nirmala Ns. Riri, SKep CKD, 18 Juni 2004

    Dst.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    18/51

    18

    c) Perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift yang selanjutnya meliputi : keadaan umum

    klien, tindak lanjut dan rencana kerja.

    d) Penyampaian operan dinas harus dilakukan secara jelasdan tidak terburu-buru

    e) Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat keadaan klien.

    4) Prosedur operanHal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur ini

    meliputi:

    a) Persiapan(1)Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap(2)Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku

    catatan

    b) PelaksanaanOperan dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat

    primer yang mengganti jaga padashiftberikutnya :

    (1)Operan dilaksanakan setiap pergantianshift(2)Dari nurse station perawat berdiskusi untuk

    melaksanakan operan dengan mengkaji secara

    komprehensif yang berkaitan tentang masalah

    keperawatan pasien, rencana kegiatan yang sudah dan

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    19/51

    19

    belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang

    perlu dilimpahkan.

    (3)Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukanperincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara

    khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada

    perawat jaga berikutnya.

    (4)Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat operanadalah : identitas pasien dan diagnosa medis, masalah

    keperawatan, tindakan keperawatan, intervensi, rencana

    umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam

    kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan

    laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya,

    persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang

    tidak dilaksanakan secara rutin.

    (5)Perawat yang melakukan operan dapat melakukanklarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi

    terhadap hal-hal yang di operan-kan dan berhak

    menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.

    (6)Penyampaian pada saat operan secara singkat dan jelas(7)Lama operan untuk setiap pasien tidak lebih dari 5

    menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan

    penjelasan yang lengkap dan rinci.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    20/51

    20

    (8)Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung padabuku laporan ruangan oleh perawat primer.

    c) Alur operanBagan 2.1 Alur operan

    b. Konferensi timKonferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap

    hari. Konferensi dilakukan setelah melakukan operan dinas

    pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas PP.

    Konferensi bertujuan untuk :

    1) Membahas masalah setiap klien berdasarkan rencanakeperawatan yang telah dibuat PP

    Pasien

    Diagnosa medis masalah

    kolaboratif

    Diagnosa keperawatan

    Rencana tindakan

    Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

    Perkembangan keadaan pasien

    Rencana tindakan :Teratasi, belum,

    sebagian, baru

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    21/51

    21

    2) Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab masing-masing PA.

    3) Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiapklien pada hari itu. Rencana tindakan didasarkan pada

    rencana keperawatan yang ditetapkan oleh PP

    4) Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang menjaditanggung jawabnya.

    Konferensi terbagi 2 :

    1) Pre konferensi yaitu komunikasi PP dan PA setelah selesaioperan untuk rencana kegiatan pada hari tersebut yang

    dipimpin oleh PP atau penanggung jawab (PJ) tim.

    2) Post konferensiPost konferensi yaitu komunikasi PP dan PA tentang hasil

    kegiatan sepanjang shiftdan sebelum operan kepada shift

    berikut.

    c. Kontrak atau orientasi dengan klien atau keluargaKontrak antara perawat dan klien atau keluarga merupakan

    kesepakatan antara perawat dan klien atau keluarganya dalam

    pemberian asuhan keperawatan. Kontrak ini diperlukan agar

    hubungan saling percaya antara perawat dan klien dapat

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    22/51

    22

    terbina. Kontrak diawali dengan pemberian orientasi bagi

    klien dan keluarganya.

    Panduan bagi PP dalam melakukan kontrak atau orientasi

    dengan pasien atau keluarga :

    1) Orientasi dilakukan saat pertama kali klien datang (24 jampertama) dan kondisi klien sudah tenang

    2) Orientasi dilakukan oleh PP. Bila PP tidak ada, PA dapatmemberikan orientasi untuk klien dan keluarga.

    Selanjutnya orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP

    sesegera mungkin. Hal ini penting karena PP yang

    bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi

    yang dilakukan

    3) Orientasi diberikan kepada klien dan didampingi olehanggota keluarga yang dilakukan di kamar klien dengan

    menggunakan format orientasi.

    4) Setelah orientasi, berikan daftar nama tim atau badgekepada klien dan keluarga kemudian gantungkan daftar

    nama tersebut pada laci klien.

    5) Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari olehPP atau yang mewakili, terutama tentang daftar nama tim

    yang sudah diberikan, sekaligus menginformasikan

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    23/51

    23

    perkembangan kondisi keperawatan klien dan

    mengidentifikasi kebutuhan klien.

    6) Pada saat pergantian dinas (dikamar klien), ingatkan kliennama perawat yang bertugas saat itu. Bila perlu anjurkan

    klien atau keluarga melihat pada daftar nama tim.

    d. Ronde keperawatan1) Pengertian

    Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan

    mengatasi masalah klien yang dilaksanakan oleh perawat

    dengan melibatkan klien untuk membahas dan

    melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu

    harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler,

    kepala ruangan, perawat asosiet yang perlu juga

    melibatkan seluruh anggota tim.

    2) Tujuana) Menumbuhkan cara berpikir secara kritisb) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan

    yang berasal dari masalah klien

    c) Meningkatkan validitas data kliend) Menilai kemampuan justifikasie) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    24/51

    24

    f) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencanakeperawatan

    3) Langkah-langkahLangkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan

    adalah sebagai berikut :

    Bagan 2.2 Langkah-langkah ronde keperawatan

    Penetapan pasien Proposal

    Persiapan pasien :

    - Informed consent- Hasil pengkajian/intervensi data

    Penyajian masalahPersiapan pasien :

    - Informed consent- Hasil pengkajian/intervensi data

    Aplikasi hasil

    analisa dan diskusi

    Analisa data

    Masalah teratasi

    Diskusi karu, PP,

    perawat konselorTahap ronde pada

    bedpasien

    Tahap ronde pada

    bedpasien

    Validasi data

    PP Tahap pra ronde

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    25/51

    25

    a) Persiapan(1)

    Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu

    pelaksanaan ronde

    (2)Pemberian informed consentkepada klien atau keluargab) Pelaksanaan ronde

    (1)Penjelasan tentang klien oleh perawat primer.(2)Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut(3)Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat

    konselor atau kepala ruangan tentang masalah klien serta

    rencana tindakan yang akan dilakukan

    (4)Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telahdan akan ditetapkan.

    e. Rencana Harian PPRencana harian PP adalah rencana kegiatan yang akan

    dilaksanakan oleh perawat primer yang dibuat pada setiapshift.

    Isi rencana harian PP adalah:

    1) Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yangmenjadi tanggung jawabnya.

    2) Melakukan supervisi perawat pelaksana.3) Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.4) Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    26/51

    26

    Kegiatan tersebut meliputi antara lain:

    1)

    Operan

    2) Pre konferensi dan post konferensi3) Merencanakan asuhan keperawatan4) Melakukan supervisi perawat pelaksana.5) Menulis dokumentasi6) Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep7) Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas

    2.2Kepuasan Pasien2.2.1 Pengertian

    2.2.1.1Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbulsebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya

    setelah pasien membandingkannya dengan apa yang

    diharapkannya (Imbalo S, Pohan, 2007).

    2.2.1.2Kepuasan adalah tingkat kepuasan sesorang setelahmembandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan

    harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari

    interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa

    atau pelayanan yang diberikan (Triatmojo, 2006).

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    27/51

    27

    2.2.1.3Kepuasan adalah tingkat perasaan sesorang setelahmembandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan

    harapannya. (Imbalo S, Pohan, 2007).

    2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasienWijono (1999) mengemukakan bahwa kepuasan pasien ditentukan oleh

    beberapa faktor, antara lain : kinerja (performance), pelayanan (service

    ability), keandalan (reliability), daya tahan (durability), kesesuaian

    dengan spesifikasi (conformance to specification), ciri-ciri kesitimewaan

    tambahan (features), kualitas yang dipersiapkan (perceived quality),

    estetika.

    2.2.3 Dimensi mutu2.2.3.1Reliabilitas (reliability)

    Reliabilitas (reliability) adalah kemampuan memberikan pelayanan

    dengan segera, tepat (akurat), dan memuaskan. Secara umum

    dimensi reliabilitas merefleksikan konsistensi dan kehandalan (hal

    yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan) dari penyedia

    pelayanan. Reliabilitas berarti sejauh mana jasa mampu

    memberikan apa yang telah dijanjikan kepada pelanggannya dengan

    memuaskan. Hal ini berkaitan erat dengan apakah perusahaan atau

    instansi memberikan tingkat pelayanan yang sama dari waktu ke

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    28/51

    28

    waktu, apakah perusahaan atau instansi memenuhi janjinya,

    membuat catatan yang akurat dan melayani secara benar.

    2.2.3.2Daya tanggap (responsiveness)Daya tanggap (responsiveness) yaitu keinginan dari para karyawan

    atau staf membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan

    melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap. Dimensi ini

    menekankan pada sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian,

    cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, pertanyaan dan

    masalah dari pelanggan. Dimensi ketanggapan ini merefleksikan

    komitmen perusahaan atau instansi untuk memberikan pelayanan

    yang tepat pada waktunya dan persiapan perusahaan atau instansi

    sebelum memberikan pelayanan.

    2.2.3.3Jaminan (assurance)Jaminan (assurance) artinya karyawan atau staf memiliki

    kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya,

    serta bebas dari resiko dan keragu-raguan. Dimensi-dimensi ini

    merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan (sopan santun)

    kepada pelanggan dan keamanan operasinya. Kompetensi ini

    berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan

    jasa.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    29/51

    29

    2.2.3.4Empati (empathy)Dalam hal ini karyawan atau staf mampu menempatkan dirinya

    pada pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin

    hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya kepada

    pelanggannya serta dapat memahami kebutuhan pelanggan.

    Dimensi ini menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada

    setiap pelanggan dan merefleksikan kemampuan pekerja

    (karyawan) untuk menyelami perasaan pelanggan.

    2.2.3.5Bukti fisik atau bukti langsung (tangible)Dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang

    siap pakai serta penampilan atau staf yang menyenangkan.

    2.2.4 Tingkat kepuasan pasienNursalam (2003) menyatakan bahwa untuk dapat mengukur tingkat

    kepuasan pasien dapat menggunakan beberapa indikator, yaitu :

    a. Sangat Puas (SP)b. Puas (P)c. Tidak Puas (TP)d. Sangat Tidak Puas (STP)Kepuasan pasien diukur dengan indikator berikut :

    a. Kepuasan terhadap akses layanan kesehatanb. Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    30/51

    30

    c. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubunganantar manusia

    d. Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan

    2.3 Metode Praktik Keperawatan Profesional dan Kepuasan PasienMetode Praktik Keperawatan Profesional adalah sebuah sistem yang

    meliputi struktur, proses, dan nilai profesional yang memungkinkan perawat

    profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur lingkungan

    untuk menunjang asuhan keperawatan.

    Metode praktik keperawatan profesional bagi dunia keperawatan

    bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.

    Model praktik keperawatan profesional juga sebagai upaya meningkatkan mutu

    pelayanan keperawatan di Indonesia. Hasil primer model merupakan hasil yang

    diharapkan dari praktik profesional yaitu mutu asuhan, kepuasan perawat dan

    kepuasan klien. Hasil sekundernya adalah konsumen, organisasi dan tenaga

    kesehatan lain. Apabila klien puas terhadap asuhan yang diberikan, reputasi

    pemberi asuhan dan institusi terkait akan meningkat dan akan memberikan

    dampak terhadap peningkatan penampilan kerja rumah sakit (Ratna Sitorus :

    2006)

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    31/51

    31

    2.4 Kerangka KonsepBagan 2.3 Kerangka konsep

    2.5 Uji Hipotesa2.5.1 Hipotesa mayor

    Ho : tidak ada hubungan pelaksanaan metode praktik keperawatan

    profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5

    Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    Ha : ada hubungan pelaksanaan metode praktik keperawatan profesional

    dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit

    Santo Borromeus Bandung

    Pelaksanaan metode praktik

    keperawatan profesional :

    - Fasilitas : badge atau kartunama tim, papan nama, papan

    MPKP

    - Kegiatan operan antarshift,konferensi, ronde keperawatan,

    kontrak atau orientasi denganklien atau keluarga, rencana

    harian perawat primer

    Tingkat kepuasan pasien :

    - Sangat puas- Puas- Tidak puas- Sangat tidak puas

    Variabel independen Variabel dependen

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    32/51

    32

    2.5.2 Hipotesa minora.

    Ho : tidak ada hubungan badge atau kartu nama tim dengan kepuasan

    pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus Bandung

    Ha : Ada hubungan badge atau kartu nama tim dengan kepuasan

    pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus Bandung

    b. Ho : tidak ada hubungan papan nama dengan kepuasan pasien ataukeluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    Ha : Ada hubungan papan nama dengan kepuasan pasien atau keluarga

    di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    c. Ho : tidak ada hubungan papan MPKP dengan kepuasan pasien ataukeluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    Ha : Ada hubungan papan MPKP dengan kepuasan pasien atau

    keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    d. Ho : tidak ada hubungan operan tiap shift dengan kepuasan pasienatau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus

    Bandung

    Ha : Ada hubungan operan tiap shift dengan kepuasan pasien atau

    keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    e. Ho : tidak ada hubungan konferensi tim dengan kepuasan pasien ataukeluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    33/51

    33

    Ha : Ada hubungan konferensi tim dengan kepuasan pasien atau

    keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    e. Ho : tidak ada hubungan kontrak atau orientasi dengan pasien ataukeluarga dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5

    Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    Ha : Ada hubungan kontrak atau orientasi dengan pasien atau

    keluarga dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5

    Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    f. Ho : tidak ada hubungan ronde keperawatan dengan kepuasan pasienatau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus

    Bandung

    Ha : Ada hubungan ronde keperawatan dengan kepuasan pasien atau

    keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    g. Ho : tidak ada hubungan pembuatan rencana harian perawat primer(PP) dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5

    Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

    Ha : Ada hubungan pembuatan rencana harian perawat primer (PP)

    dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah

    Sakit Santo Borromeus Bandung

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    34/51

    34

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    35/51

    35

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1Metode dan Desain PenelitianPenelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif

    dan analisa hubungan atau korelasional. Menurut Sukardi (2009 : 140) penelitian

    deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan kegiatan penelitian.

    Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian pra eksperimen karena dalam

    penelitian ini dilakukan eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk dapat

    menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar

    data yang diperoleh di lapangan. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah

    yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-

    hubungannya.

    Menurut Arikunto (2006 : 270) penelitian korelasi bertujuan untuk

    menemukan ada atau tidaknya hubungan. Penelitian ini melalui pemberian

    kuesioner pada pasien yang dirawat di Ruang Irene 4-5, kemudian dilakukan

    analisis dengan dicari ada tidaknya hubungan pelaksanaan metode praktik

    keperawatan profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-

    5.

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    36/51

    36

    3.2Variabel PenelitianVariabel bebas (independent variable) adalah variabel yang bila dalam

    suatu saat berada bersama dengan variabel lain, variabel yang terakhir ini

    berubah (atau diduga berubah) dalam variasinya. Variabel tergantung (dependent

    variable) adalah variabel yang berubah karena variabel bebas (Ahmad Watik,

    2010). Dalam penelitian yang menjadi variabel independen adalah pelaksanaan

    metode praktik keperawatan profesional, variabel dependen adalah kepuasan

    pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus

    Bandung.

    3.3Populasi dan Sampel3.3.1 Populasi

    Populasi adalah merupakan seluruh subyek atau objek dengan karakteristik

    tertentu yang akan di teliti (Aziz Alimul, 2007 : 32). Populasi adalah

    keseluruhan objek atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini

    adalah pasien yang dirawat di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo

    Borromeus selama bulan Juli 2012 dengan jumlah pasien rata-rata 140

    perbulan.

    3.3.2 SampelSampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

    dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Azis Alimul, 2007 : 32).

    Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    37/51

    37

    yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Tehnik pengambilan sampel

    dalam penelitian ini menggunakan tehnik sampling jenuh yaitu dengan

    mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Pada penelitian ini

    semua anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan

    sebagai sampel.

    3.4Kerangka Kerja PenelitianPasien yang dirawat di Ruang Irene 4-5 atau keluarga yang menunggu pasien di Ruang Irene 4-5

    Kriteria Inklusi :

    1. Pasien yang berusia 12 tahun yangdirawat di Ruang Irene 4-5 atau

    keluarga yang menunggu pasien di

    Ruang Irene 4-5

    2. Pasien yang sadar3. Pasien atau keluarga yang mampu

    baca dan menulis

    4. Pasien atau keluarga yang dapatbekerja sama dan bersedia diteliti

    Kriteria Eksklusi :

    1. Pasienberusia 12 yang tahun tidakdirawat di Ruang Irene 4-5 atau

    keluarga yang tidak menunggu pasien

    di Ruang Irene 4-5

    2. Pasien yang tidak sadar3. Pasien atau keluarga yang tidak

    mampu baca dan menulis

    4. Pasien atau keluarga yang tidak dapatbekerja sama dan bersedia diteliti

    Pendataan Pengolahan dataAnalisa data Laporan penelitian

    Keterangan :

    :

    yang diteliti

    : yang tidak diteliti

    Bagan 3.2 Kerangka kerja penelitian

  • 7/22/2019 Proposal Penelitian Asli

    38/51

    38

    3.5Definisi OperasionalNo Variabel Subvariabel Definisioperasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skalaukur

    1 Variabel

    Independen:Pelaksanaanmetode praktek kepera-watan pro-

    fesional

    Badge

    ataukartunamatim

    Kartu identitas

    tim yang berisiperawat primerdan perawatasosiet di RuangIrene 4-5

    Observasi Check list Dilakukan : > mean

    /medianTidak dilakukan : mean/medianTidak dilakukan : mean/median

    Tidak dilakukan : mean/medianTidak dilakukan : mean/median

    Tidak dilakukan : mean/medianTidak dilakukan : mean

    /medianTidak dilakukan : mean

    /medianTidak dilakukan :