refrat ar

Upload: agniajolanda

Post on 15-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 refrat AR

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti

    sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang

    sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana

    persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga

    terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan

    bagian dalam sendi (Gordon, !!). "ngram (#$$%) mengatakan bah&a,

    rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis

    dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sino'ial dari sendi diartroidial.

    Pre'alensi arthritis rheumatoid relati'e konstan berkisar antara !,#*.

    Pre'alensi yang paling tinggi didapatkan di Pima +ndian dan hippe&a +ndian

    masingmasing sebesar ,-* dan ,%*. Pre'alensi arthritis rheumatoid di /egara

    barat kurang lebih sama yaitu berkisar !,0*. Sedangkan di hina, +ndonesia, dan

    Philipina pre'alensinya kurang dari !,1*, di daerah urban maupun rural.

    #

    Pre'alensi arthritis rheumatoid lebih banyak ditemukan pada perempuan

    dibandingkan lakilaki dengan rasio -2# dan dapat terjadi pada semua kelompok

    umur, dengan angka kejadian tertinggi didapatkan pada decade keempat dan

    kelima.#

    1.2. Tujuan

    3ujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai syarat untuk

    menempuh pendidikan di S45 Penyakit 6alam 5akultas Kedokteran

    7ni'ersitas 8ndalas dan untuk menambah pengetahuan tentang artritis

    reumatoid.

    1.3. Batasan Masalah

  • 7/23/2019 refrat AR

    2/22

    6alam makalah ini akan dibahas mengenai arthritis reumatoid yang

    meliputi definisi, epidemiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis,

    dan diagnosis banding, dan tatalaksana.

    1.4. Metoe Penul!san

    Penulisan makalah ini disusun berdasarkan metode tinjauan kepustakaan dari

    beberapa literatur.

  • 7/23/2019 refrat AR

    3/22

    BAB 2

    TIN"AUAN PU#TA$A

    2.1 %heu&ato! Arthr!t!s

    2.1.1 Pengert!an %heu&ato! Arthr!t!s

    Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti

    sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang

    sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana

    persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga

    terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan

    bagian dalam sendi (Gordon, !!). "ngram (#$$%) mengatakan bah&a,

    rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis

    dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sino'ial dari sendi diartroidial.

    2.1.2 E'!e&!olog!

    Pre'alensi arthritis rheumatoid relati'e konstan berkisar antara !,#*.

    Pre'alensi yang paling tinggi didapatkan di Pima +ndian dan hippe&a +ndian

    masingmasing sebesar ,-* dan ,%*. Pre'alensi arthritis rheumatoid di /egara

    barat kurang lebih sama yaitu berkisar !,0*. Sedangkan di hina, +ndonesia, dan

    Philipina pre'alensinya kurang dari !,1*, di daerah urban maupun rural.#

    Pre'alensi arthritis rheumatoid lebih banyak ditemukan pada perempuan

    dibandingkan lakilaki dengan rasio -2# dan dapat terjadi pada semua kelompok

    umur, dengan angka kejadian tertinggi didapatkan pada decade keempat dan

    kelima.#

    2.1.3 $las!(!kas! %heu&ato! Arthr!t!s

    9uffer (!#!) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 1 tipe,

    yaitu2

    #. :heumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 0 kriteria tanda dan

    gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam

    &aktu minggu.

  • 7/23/2019 refrat AR

    4/22

    . :heumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat kriteria tanda dan

    gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam

    &aktu minggu.

    -. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat - kriteria tanda

    dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam

    &aktu minggu.

    1. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat kriteria tanda

    dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit

    dalam &aktu - bulan.

    2.1.4 Et!olog! an )aktor %!s!ko

    Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun

    faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigenantibodi), faktor

    metabolik, dan infeksi 'irus (Suratun, ;eryati, 4anurung < :aenah, !!%).

    8da beberapa etiologi pada arthritis rheumatoid2

    #. 5aktor genetic

    3erdapat interaksi yang komplrks antara factor genetic dam lingkungan

    factor genetic berperan penting terhadap kejadian arthritis rheumatoid,

    dengan kepekaan dan ekspresi sebesar !*. ;ubungan gen ;=86:9#

    dengan kejadian arthritis rheumatoid telah diketahui dengan baik. Gen ini

    berperanpenting dalam reasorpsi tulang pada arthritis rheumatoid. Selain

    itu gen juag berpengaruh terhadap terapi arthritis rheumatoid karena

    berperan penting dalam metabolism mthotreksat dan a>>athioprine.

    . ;ormon se?

    Pre'alensi arthritis rheumatoid lebih banyak pada perempuan dari pada

    lakilaki, s&ehingga diduga hormone se? berperan dalam perkembangan

  • 7/23/2019 refrat AR

    5/22

    penyakit ini. Pada obser'asi didapatkan bah&a perbaikan gejala arthritis

    rheumatoid selama kehamilan.

    -. 5aktor infeksi

    9eberapa 'irus dan bakteri yang diduga sebagai agen penyebab arthritis

    rheumatoid seperti par'o'irus, retro'irus, mycoplasma, mycobacteria,

    eipsteinbarr 'irus dan bacterial cell &alls. @rganisme ini diduga

    menginfeksi sel induk semang (host) dan merubah reakti'itas atau respon

    sel 3 sehingga mencetuskan penyakit, namun belum ditemukan agen

    infeksi yang secara nyata menyebabkan arthritis rheumatoid.

    1. Protein heat shock (;SP)

    ;SP adalah protein yang diproduksi yang diproduksi oleh semua spesien

    sebagai respon stress. ;ipotesisnya adalah antibody dan sel 3 mengenali

    epitop ;SP pada agen infeksi dan sel host. ;al ini memfasilitasi reaksi

    silang limfosit dengan sel host sehingga mencetus reaksi imunologi

    5aktor risiko arthritis rheumatoid antara lainA

    #. Benis kelami

    . 8da ri&ayat keluarga

    -. 7mur

    1. Paparan salisilat

    . 4erokok

    . Konsumsi kopi

  • 7/23/2019 refrat AR

    6/22

    2.1.4 Patogenes!s an Pato(!s!olog!

    Patogenes!s

    Kerusakan sendi pada 8: dimulai dari proliferasi makrofag dan fibroblas

    syno'ial setelah adanya factor pencetus, berupa autoimun atau infeksi.

    =imfosit menginfiltrasi daerah peri'askular dan terjadi proliferasi selsel

    endotel, yang selanjutnya terjadinya neo'askularisasi. Pembuluh darah

    pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan bekuan kecil atau

    selsel inflamasi. 3erjadi pertumbuhan yang irregular pada jaringan

    syno'ial yang mengalami inflamasi sehingga membentuk jaringan pannus.

    Pannus mengin'asi dan merusak ra&an sendi dan tulang.

    Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya)

    terutama terjadi dalam jaringan sino'ial. Proses fagositosis menghasilkan en>im

    en>im dalam sendi. "n>imen>im tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi

    edema, proliferasi membran sino'ial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus

    akan menghancurkan tulang ra&an dan menimbulkan erosi tulang. 8kibatnya

    adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. @tot

    akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif

    dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smelt>er er < 9are, !!).

    E

    Gejala sistemik dari rheumatoid arthritis adalah

    #. mudah capek

    . lemah,

    -. lesu

    1. takikardi

    . berat badan

    . menurun

    0. anemia (=ong, #$$).

    Pola karakteristik dari persendian yang terkena adalah 2 mulai pada

    persendian kecil di tangan, pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai

    persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang ser'iks,

    dan temporomandibular. 8&itan biasanya akut, bilateral dan simetris. Persendian

    dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari

    -! menit. 6eformitas tangan dan kaki adalah hal yang umum.

    Bika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu 2

    #. Stadium sino'itis

    Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sino'ial yangditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun

    istirahat, bengkak dan kekakuan.

    . Stadium destruksi

    Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sino'ial terjadi

    juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.

    -. Stadium deformitas

  • 7/23/2019 refrat AR

    9/22

    Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,

    deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

    Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit

    yang dini sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi

    yang akut pada sendisendi tersebut. Persendian yang teraba panas, membengkak,

    tidak mudah digerakkan dan pasien cendrung menjaga atau melindungi sendi

    tersebut dengan imobilisasi. +mobilisasi dalam &aktu yang lama dapat

    menimbulkan kontraktur sehingga terjadi deformitas jaringan lunak. 6eformitas

    dapat disebabkan oleh ketidaksejajajran sendi yang terjadi ketika sebuah tulang

    tergeser terhadap lainnya dan menghilangkan rongga sendi (Smelt>er < 9are,

    !!).

    8dapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi

    pada lanjut usia menurut 9uffer (!#!), yaitu2 sendi terasa kaku pada pagi hari,

    bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan

    kaki, juga pada jarijari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba

    akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakitCnyeri, bila sudah tidak

    tertahan dapat menyebabkan demam, dapat terjadi berulang.

    2.1. E/aluas! D!agnost!k

    Kriteria diagnostik 8: disusun untuk pertama kalinya oleh suatu komite

    khusus dari 8merican :heumatism 8ssociation (8:8) pada tahun #$. Karenakriteria tersebut dianggap tidak spesifik dan terlalu rumit untuk digunakan dalam

    klinik, komite tersebut melakukan peninjauan kembali terhadap kriteria klasifikasi

    8: tersebut pada tahun #$%.

    6engan kriteria tahun #$% ini ini seseorang dikatakan menderita 8: klasik

    jika memenuhi 0 dari ## kriteria yang ditetapkan, definit jika memenuhi kriteria,

    probable jika memenuhi - kriteria dan possible jika hanya memenuhi kriteria

  • 7/23/2019 refrat AR

    10/22

    saja. Dalaupun kriteria tahun #$% ini telah digunakan selama hampir -! tahun,

    akan tetapi dengan terjadinya perkembangan pengetahuan yang pesat mengenai

    8:, ternyata diketahui bah&a dengan menggunakan kriteria tersebut banyak

    dijumpai kesalahan diagnosis atau dapat memasukkan jenis artritis lain seperti

    spondyloarthropathy seronegatif, penyakit pseudorheumatoid akibat deposit

    calcium pyrophosphate dihydrate, lupus eritematosus sistemik, polymyalgia

    rheumatica, penyakit =yme dan berbagai jenis artritis lainnya sebagai 8:.

    9eberapa faktor yang turut dalam memeberikan kontribusi pada penegakan

    diagnosis rheumatoid arthritis, yaitu nodul rheumatoid, inflamasi sendi yang

    ditemukan pada saat palpasi dan hasilhasil pemeriksaan laboratorium.

    Pemeriksaaan laboratorium menunjukkan 2

    #. peninggian laju endap darah dan factor rheumatoid yang positif sekitar 0!*F

    pada a&al penyakit faktor ini negatif.

    . Bumlah sel darah merah dan komplemen 1 menurun. Pemeriksaan

    reaktifprotein (:P) dan antibody antinukleus (8/8) dapat menunjukan hasil

    yang positif.

    -. 8rtrosentesis akan memperlihatkan cairan sino'ial yang keruh, ber&arna

    mirip susu atau kuning gelap dan mengandung banyak sel inflamasi, seperti

    leukosit dan komplemen (Smelt>er < 9are, !!).

    1. Pemeriksaan sinar dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis dan

    memantau perjalanan penyakitnya. 5oto rongen akan memperlihatkan erosi

    tulang yang khas dan penyempitan rongga sendi yang terjadi dalam perjalanan

    penyakit tersebut (Smelt>er < 9are, !!).

    6engan menggabungkan 'ariabel yang paling sensitif dan spesifik pada

    penderita 8: dan penderita kontrol, pada #$%0 8:8 berhasil dilakukan re'isi

    susunan kriteria klasifikasi reumatoid artritis dalam format tradisional yang baru.

    Susunan kriteria tersebut adalah sebagai berikut2

    #$%0 :e'ised 8.:.8. riteria for :heumatoid 8rthritis 2

    #. Kaku pagi hari

    . 8rtritis pada - daerah persendian atau lebih

    -. 8rtritis pada persendian tangan

  • 7/23/2019 refrat AR

    11/22

    1. 8rtritis simetris

    . /odul reumatoid

    . 5aktor reumatoid serum positif

    0. Perubahan gambaran radiologis

    Penderita dikatakan menderita 8: jika memenuhi sekurang kurangnya kriteria #

    sampai 1 yang diderita sekurang kurangnya minggu.

    2.1.0 Penatalaksanaan

    $onse' Pengoatan A%

    Dalaupun hingga kini belum berhasil didapatkan suatu cara pencegahan dan

    pengobatan 8: yang sempurna, saat ini pengobatan pada penderita 8: ditujukan

    untuk2

    #. 4enghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik

    . 4encegah terjadinya destruksi jaringan

    -. 4encegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian agar tetap

    dalam keadaan baik.

    1. 4engembalikan kelainan fungsi organ dan persen dian yang terlibat agar

    sedapat mungkin menjadi normal kembali.

    6alam pengobatan 8: umumnya selalu dibutuh kan pendekatan

    multidisipliner. Suatu team yang idealnya terdiri dari dokter, pera&at, ahli

    fisioterapi, ahli terapi okupasional, pekerja sosial, ahli farmasi, ahli gi>i dan ahli

    psikologi, semuanya memiliki peranan masing masing dalam pengelolaan

    penderita 8: baik dalam bidang edukasi maupun penatalaksanaan pengobatan

    penyakit ini. Pertemuan berkala yang teratur antara penderita dan keluarganya

    dengan team pengobatan ini umumnya akan memungkinkan penatalaksanaan

    penderita menjadi lebih baik dan juga akan meningkatkan kepatuhan penderita

    untuk berobat.

    Setelah diagnosis 8: dapat ditegakkan, pendekatan pertama yang harus

    dilakukan adalah segeraberusaha untuk membina hubungan yang baik antara

    penderita dan keluarganya dengan dokter atau team pengobatan yang mera&atnya.

    3anpa hubungan yang baik ini agaknya akan sukar untuk dapat memelihara

    ketaatan penderita untuk tetap berobat dalam suatu jangka &aktu yang cukup

  • 7/23/2019 refrat AR

    12/22

    lama. Peranan Pendidikan dalam Pengobatan 8: Penerangan tentang

    kemungkinan faktor etiologi, patogenesis, ri&ayat alamiah penyakit dan

    penatalaksanaan 8: kepada penderita merupakan hal yang amat penting untuk

    dilakukan. 6engan penerangan yang baik mengenai penyakitnya, penderita 8:

    diharapkan dapat melakukan kontrol atas perubahan emosional, moti'asi dan

    kognitif yang terganggu akibat penyakit ini.

    Saat ini terdapat telah banyak publikasi tentang manfaat pendidikan dini

    pada penderita 8:. Salah satu yang banyak dilaksanakan di 8merika Serikat dan

    Kanada adalah adalah 3he 8rthritis Self 4anagement Program, yang

    diperkenalkan oleh =orig dkk. dari Stanford 7ni'ersity. Peningkatan pengetahuan

    penderita tentang penyakitnya telah terbukti akan meningkatkan moti'asinya

    untuk melakukan latihan yang dianjurkan, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri

    yang dialaminya.

    9erbeda dengan trend pada dekade yang lalu, saat ini banyak di antara para

    ahli penyakit reumatik yang telah meninggalkan cara pengobatan tradisional yang

    menggunakan Hpiramida terapeutik. 9eberapa ahli bahkan menganjurkan untuk

    menggunakan pendekatan step do&n bridge dengan menggunakan kombinasi

    beberapa jenis 648:6 yang dimulai pada saat yang dini untuk kemudian

    dihentikan secara bertahap pada saat akti'itas 8: telah dapat terkontrol.

    ;al ini didasarkan pada pendapat bah&a penatalaksanaan yang efektif hanya

    dapat dicapai bila pengobatan dapat diberikan pada masa dini penyakit.

    Penggunaan @8+/S dalam Pengobatan 8:

    @bat 8nti +nflamasi /on Steroid (@8+/S) umum nya diberikan pada

    penderita 8: sejak masa dini penyakit yang dimaksudkan untuk mengatasi nyeri

    sendi akibat inflamasi yang seringkali dijumpai &alaupun belum terjadi proliferasi

    sino'ial yang bermakna. Selain dapat mengatasi inflamasi, @8+/S juga

    memberikan efek analgesik yang sangat baik. @8+/S terutama bekerja dengan

    menghambat en>im sikloo?ygenase sehingga menekan sintesis prostaglandin.

  • 7/23/2019 refrat AR

    13/22

    4asih belum jelas apakah hambatan en>im lipoo?ygenase berperanan dalam hal

    ini, akan tetapi jelas bah&a @8+/S berkerja dengan cara2

    4enghambat pembebasan dan akti'itas mediator inflamasi (histamin,

    serotonin, en>imlisosomal dan en>im lainnya). 4enghambat migrasi sel ke tempat peradangan

    4enghambat proliferasi seluler

    4enetralisasi radikal oksigen

    4enekan rasa nyeri

    Selama ini telah terbukti bah&a @8+/S dapat sangat berguna dalam

    pengobatan 8:, &alaupun @8+/S bukanlah merupakan satu satunya obat yang

    dibutuhkan dalam pengobatan 8:. ;al ini di sebabkan karena golongan @8+/S

    tidak memiliki khasiat yang dapat melindungi ra&an sendi dan tulang dari proses

    destruksi akibat 8:. 7ntuk mengatasi proses destruksi tersebut masih diperlukan

    obat obatan lain yang termasuk dalam golongan 648:6.

    E(ek #a&'!ng AIN# 'aa Pengoatan Pener!ta A%

    Semua @8+/S secara potensial umumnya bersifat toksik. 3oksisitas

    @8+/S yang umum dijumpai adalah efek sampingnya pada traktusgastrointestinalis terutama jika @8+/S digunakan bersama obat obatan lain,

    alkohol, kebiasaan merokok atau dalam keadaan stress. 7sia juga merupakan

    suatu faktor risiko untuk mendapatkan efek samping gastrointestinal akibat

    @8+/S. Pada penderita yang sensitif dapat digunakan preparat @8+/S yang

    berupa suppositoria, pro drugs, enteric coated, slo& release atau nonacidic. 8khir

    akhir ini juga sedang dikembangkan @8+/S yang bersifat selektif terhadap jalur

    @ metabolisme asam arakidonat. @8+/S yang selektif terhadap jalur @

    umumnya kurang berpengaruh buruk pada mukosa lambung dibandingkan dengan

    preparat @8+/S biasa.

    "fek samping lain yang mungkin dijumpai pada pengobatan @8+/S antara

    lain adalah

    reaksi hipersensiti'itas

    gangguan fungsi hati dan ginjal

    penekanan sistem hematopoetik.

  • 7/23/2019 refrat AR

    14/22

    Selama duapuluh tahun terakhir ini, berbagai jenis @8+/S baru dari

    berbagai golongan dan cara penggunaan telah dapat diperoleh di pasaran. 6alam

    memilih suatu @8+/S untuk digunakan pada seorang penderita 8:, seorang

    dokter umumnya harus mempertimbangkan beberapa hal seperti2

    Khasiat anti inflamasi

    "fek samping obat

    Kenyamanan C kepatuhan penderita

    9iaya.

    Karena faktor seperti khasiat anti inflamasi, efek analgesik, beratnya efek

    samping atau biaya dari berbagai jenis @8+/S saat ini umumnya masih tidak jauh

    berbeda, sejak beberapa tahun terakhir ini pilihan @8+/S lebih banyak

    bergantung pada faktor kenyamanan dan kepatuhan penderita dalam

    menggunakan @8+/S.

    Penggunaan DMA%D 'aa Pener!ta A%

    Pada dasarnya saat ini terdapat terdapat dua cara pendekatan pemberian

    648:6 pada pengobatan penderita 8:.

    #. ara pertama adalah pemberian 648:6 tunggal yang dimulai dari saat yang

    sangat dini.

    Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bah&a destruksi sendi pada 8:

    terjadi pada masa dini penyakit. 9rook and orbett, pada penelitiannya

    menemukan bah&a $!* penderita 8: telah menunjukkan gambaran erosi

    secara radiologis pada dua tahun pertama setelah menderita penyakit. ;asil

    pengobatan jangka panjang yang buruk pada sebagian besar penelitian sangat

    mungkin disebabkan karena pengobatan baru dimulai setelah masa kritis ini

    dilampaui.

    . ara pendekatan lain adalah dengan menggunakan dua atau lebih 648:6

    secara simultan atau secara siklik seperti penggunaan obat obatan

    imunosupresif pada pengobatan penyakit keganasan.

    Kecenderungan untuk menggunakan kombinasi 648:6 dalam pengobatan

    8: ini timbul sejak dekade yang silam karena banyak diantara para ahli

  • 7/23/2019 refrat AR

    15/22

    reumatologi beranggapan bah&a terapi 648:6 secara sek&ensial, pada jangka

    panjang tidak berhasil mencegah terjadinya kerusakan sendi yang progresif.

    Sebenarnya tidak terdapat suatu batasan yang tegas mengenai kapan kita

    harus mulai menggunakan 648:6. ;al inibdisebabkan karena hingga kini

    belum terdapat suatu cara yang tepat untuk dapat mengukur beratnya sino'itis

    atau destruksi tulang ra&an pada penderita 8:. 6engan demikian, keputusan

    untuk menggunakan 648:6 pada seorang penderita 8: akan sepenuhnya

    bergantung pada pertimbangan dokter yang mengobatinya. 7mumnya pada

    penderita yang diagnosisnya telah dapat ditegakkan dengan pasti, @8+/S harus

    diberikan dengan segera. Pada penderita yang tersangka menderita 8: yang tidak

    menunjukkan respons terhadap @8+/S yang cukup baik dalam beberapa minggu,

    648:6 dapat dimulai diberikan untuk dapat mengontrol progresi'itas

    penyakitnya. 9eberapa jenis 648:6 yang la>im digunakan untuk pengobatan

    8: adalah2

    #. Klorokuin

    Klorokuin merupakan 648:6 yang paling banyak digunakan di +ndonesia. ;al

    ini disebabkan karena klorokuin sangat mudah didapat dengan biaya yang amat

    terjangkau sesuaidengan kebijaksanaan pemerintah +ndonesia dalam hal eradikasi

    penyakit malaria. Sebagai 648:6, klorokuin memiliki beberapa keterbatasan.

    9anyak diantara para ahli yang berpendapat bah&a khasiat dan efekti'itas

    klorokuin agaknya lebih rendah dibandingkan dengan 648:6 lainnya,

    &alaupun toksisitasnya juga lebih rendah dibandingkan dari 648:6 lainnya.

    6ari pengalaman penggunaan klorokuin di +ndonesia diketahui bah&a sebagianpenderita akan menghentikan penggunaan klorokuin pada suatu saat karena

    merasa bah&a obat ini kurang bermanfaat bagi penyakitnya.

    3oksisitas

    klorokuin sebenarnya tidak perlu terlalu dikha&atirkan. Klorokuin dapat

    digunakan dengan aman jika dilakukan pemantauan yang baik selama

    penggunaannya dalam jangka &aktu yang panjang. "fek samping pada mata,

  • 7/23/2019 refrat AR

    16/22

    sebenarnya hanya terjadi pada sebagian kecil penderita saja. 4acken>ie and

    Scherbel, pada penelitiannya telah dapat menunjukkan bah&a toksisitas klorokuin

    pada retina hanya bergantung pada dosis harian saja dan bukan dosis

    kumulatifnya. 6osis antimalaria yang dianjurkan untuk pengobatan 8: adalah

    klorokuin fosfat ! mgChari atau hidroksiklorokuin 1!! mgChari. Pada dosis ini

    jarang sekali terjadi komplikasi penurunan ketajaman penglihatan. "fek samping

    lain yang mungkin dijumpai pada penggunaan antimalaria adalah dermatitis

    makulopapular, nausea, diare dan anemia hemolitik. Dalaupun sangat jarang dapat

    pula terjadi diskrasia darah atau neuromiopati pada beberapa penderita.

    . Sulfa>ala>ine

    Sulfasala>ine (S8SP,salicyla>osulfapyridine) diperkenalkan untuk pertama

    kalinya oleh /ana S'art> di S&edia pada sekitar tahun #$-!. Pada mulanya obat

    ini digunakan untuk mengobati artritis inflamatif yang diduga disebabkan karena

    infeksi, akan tetapi setelah digunakan beberapa &aktu, perhatian terhadap obat ini

    menurun akibat dipublikasikannya laporan Sinclair dan 6uthie mengenai

    pengaruh yang kurang baik pada penggunaan obat ini di +nggris. @bat ini

    kemudian kembali menjadi populer setelah di publikasikannya laporan

    4conkey, 9ird dan ka&an ka&an yang meneliti kembali khasiat S8SP pada

    penderita 8: dengan metodologi penelitian yang lebih baik. 7ntuk pengobatan

    8: sulfasala>ine dalam bentuk enteric coated tablet digunakan mulai dari dosis #

    ? !! mg C hari, untuk kemudian ditingkatkan !! mg setiap minggu sampai

    mencapai dosis 1 ? !! mg. Setelah remisi tercapai dengan dosis g C hari, dosis

    diturunkan kembali sehingga mencapai # g Chari untuk digunakan dalam jangka

    panjang sampai remisi sempurna terjadi. Bika sulfasala>ine tidak menunjukkankhasiat yang di kehendaki dalam - bulan, obat ini dapat dihentikan dan digantikan

    dengan 648:6 lain atau tetap digunakan dalam bentuk kombinasi dengan

    648:6 lainnya. Kurang lebih !* penderita 8: menghentikan pengobatan

    S8SP karena mengalami nausea, muntah atau dispepsia. Gangguan susunan

    syaraf pusat seperti pusing atau iritabilitas dapat pula dijumpai. /eutropenia,

    agranulositosis dan pansitopenia yang re'ersibel telah pernah dilaporkan terjadi

    pada penderita yang mendapatkan S8SP. :uam kulit terjadi kurang lebih pada #*

  • 7/23/2019 refrat AR

    17/22

    sampai * dari penderita yang menggunakan S8SP. Penurunan jumlah sel

    spermato>oa yang re'ersibel juga pernah dilaporkan &alaupun belum pernah

    dilaporkan adanya peningkatan abnormalitas foetus.

    -. 6penicillamine

    6penicillamine (6P) mulai meluas penggunaannya sejak tahun tujuhpuluhan.

    Dalaupun demikian, karena obat ini bekerja sangat lambat, saat ini 6P kurang

    disukai lagi untuk digunakan dalam pengobatan 8:. 7mumnya diperlukan &aktu

    pengobatan kurang lebih satu tahun untuk dapat mencapai keadaan remisi yang

    adek&at, dan rentang &aktu ini dianggap terlalu lama bagi sebagian besar

    penderita 8: 6alam pengobatan 8:, 6P (uprimin ! mg atau 3rolo'ol -!!

    mg) digunakan dalam dosis # ? ! sampai -!! mgChari kemudian dosis

    ditingkatkan setiap dua sampai 1 minggu sebesar ! sampai -!! mgChari untuk

    mencapai dosis total 1 ? ! sampai -!! mgChari. "fek samping 6P antara lain

    adalah ruam kulit urtikarial atau morbilformis akibat reaksi alergi, stomatitis dan

    pemfigus. 6P juga dapat menyebabkan trombositopenia, lekopenia dan

    agranulositosis. Pada ginjal 6P dapat menyebabkan timbulnya proteinuria ringan

    yang re'ersible sampai pada suatu sindroma nefrotik. "fek samping lain yang juga

    dapat timbul adalah lupus like syndrome, polimiositis, neuritis, miastenia gra'is,

    gangguan mengecap, nausea, muntah, kolestasis intrahepatik dan alopesia.

    Garam emas

    1. 8uro Sodium

    3hiomalate (8S3) intramuskular telah dianggap sebagai suatu gold standard bagi

    648:6 sejak ! tahun terakhir ini. Khasiat obat ini tidak diragukan lagi,&alaupun penggunaan obat ini seringkali menyertakan efek samping dari yang

    ringan sampai yang cukup berat. 8S3 (3auredon ampul #!, ! dan ! mg)

    diberikan secara intramuskular yang dimulai dengan dosis percobaan pertama

    sebesar #! mg, disusul dengan dosis percobaan kedua sebesar ! mg setelah #

    minggu kemudian. Setelah # minggu, dosis penuh diberikan sebesar ! mg C

    minggu selama ! minggu. Bika respons penderita belum memuaskan setelah !

    minggu, pengobatan dapat dilanjutkan dengan pemberian dosis tambahan sebesar

  • 7/23/2019 refrat AR

    18/22

    ! mg setiap minggu sampai - bulan. Kalau masih diperlukan 8S3 kemudian

    dapat diberikan dalam dosis sebesar ! mg setiap - minggu sampai keadaan

    remisi yang memuaskan dapat tercapai.

    "fek samping 8S3

    antara lain adalah pruritus, stomatitis, proteinuria, trombositopenia dan aplasia

    sumsum tulang. "fek samping 8S3 agaknya terjadi lebih sering pada pengemban

    ;=8 6:-8. Bika timbul efek samping yang ringan, dosis 8S3 dapat dikurangi

    atau dihentikan untuk sementara. Bika gejala efek samping tersebut menghilang,

    8S3 kemudian dapat diberikan lagi dalam dosis yang lebih rendah.

    . :idaura

    :idaura (auranofin tablet - mg) adalah preparat garam emas oral telah dikenal

    sejak a&al dekade yang lalu dan dianggap sebagai 648:6 yang berlainan

    sifatnya dari 8S3. Dalaupun obat ini terbukti berkhasiat dalam pengobatan 8:,

    lebih mudah digunakan serta tidak memerlukan pemantauan yang ketat seperti

    8S3, banyak para ahli yang berpendapat bah&a khasiat auranofin tidaklah lebih

    baik dibandingkan dengan 8S3.

    8uranofin sangat berguna bagi penderita 8: yang menunjukkan efek samping

    terhadap 8S3. 8uranofin diberikan dalam dosis ? - mg sehari. "fek samping

    proteinuria dan trombositopenia lebih jarang dijumpai dibandingkan dari

    penggunaan 8S3. Pada a&al penggunaan auranofin, banyak penderita yang

    mengalami diare, yang dapat diatasi dengan menurun kan dosis pemeliharaan

    yang digunakan.

    . 4ethotre?ate

    4ethotre?ate (43) adalah suatu sitostatika golongan antagonis asam folat yang

    banya digunakan sejak # tahun yang lalu. @bat ini sangat mudah digunakan dan

    rentang &aktu yang dibutuhkan untuk dapat mulai bekerja relatif lebih pendek (-

    I 1 bulan) jika dibandingkan dengan 648:6 yang lain. 6alam pengobatan

    penyakit keganasan, 43 bekerja dengan menghambat sintesis thymidine

    sehingga menyebabkan hambatan pada sintesis 6/8 dan proliferasi selular.

  • 7/23/2019 refrat AR

    19/22

    8pakah mekanisme ini juga bekerja dalam penggunaannya sebagai 648:6

    belum diketahui dengan pasti. Pemberian 43 umumnya dimulai dalam dosis 0.

    mg ( mg untuk orang tua) setiap minggu. Dalaupun dosis efektif 43 sangat

    ber'ariasi, sebagian besar penderita sudah akan merasakan manfaatnya dalam

    sampai 1 bulan setelah pengobatan. Bika tidak terjadi kemajuan dalam - sampai 1

    bulan maka dosis 43 harus segera ditingkatkan.

    "fek samping 43

    dalam dosis rendah seperti yang digunakan dalam pengobatan 8: umumnya

    jarang dijumpai akan tetapi juga dapat timbul berupa kerentanan terhadap infeksi,

    nausea, 'omitus, diare, stomatitis, intoleransi gastrointestinal, gangguan fungsi

    hati, alopesia, aspermia atau leukopenia. "fek samping ini biasanya dapat diatasi

    dengan mengurangi dosis atau menghentikan pemberian 43. Kelainan hati

    dapat dicegah dengan tidak menggunakan 43 pada penderita 8: yang obese,

    diabetik, peminum alkohol atau penderita yang sebelumnya telah memiliki

    kelainan hati. Pada penderita 8: yang menunjukkan respons yang baik terhadap

    43, pemberian asam folinat (=euco'orin) dapat mengurangi beratnya efek

    samping yang terjadi. =euco'orin diberikan dalam dosis sampai # mgCm luaspermukaan badan setiap jam selama 0 jam jika terdapat efek samping 43

    yang dapat membahayakan penderita. Dalaupun penggunaan 43 memberikan

    harapan yang baik dalam pengobatan 8:, akan tetapi seperti halnya penggunaan

    sitostatika lain, 43 sebaiknya hanya diberikan kepada penderita 8: yang

    progresif dan gagal di kontrol dengan 648:6 standard lainnya.

    0. yclosporin 8

    yclosporin I 8 (S8), adalah suatu undecapeptida siklik yang di isolasi dari

    jamur 3olypocladium inflatum Gams pada tahun #$0. 6alam dosis rendah, S8

    telah terbukti khasiatnya sebagai 648:6 dalam mengobati penderita 8:.

    Pengobatan dengan S8 terbukti dapat menghambat progresi'itas erosi dan

    kerusakan sendi. Kendala utama penggunaan obat ini adalah sifat nefrotoksik

    yang sangat bergantung pada dosis yang digunakan. Gangguan fungsi ginjal ini

    dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kreatinin serum atau hipertensi.

  • 7/23/2019 refrat AR

    20/22

    "fek samping lain S8 adalah gangguan fungsi hati, hipertrofi gingi'a,

    hipertrikosis, rasa terbakar pada ekstremitas dan perasaan lelah.

    6osis a&al S8 yang la>im digunakan untuk pengobatan 8: adalah ,

    mgCKg99Chari yang diberikan terbagi dalam dosis setiap # jam. 6osis dapat

    ditingkatkan sebesar * dosis a&al setelah minggu hingga mencapai 1

    mgCKg99Chari sehingga sehingga tercapai kadar S8 serum sebesar 01 #!

    ngCml atau jika kadar kreatinin serum meningkat mencapai lebih dari !* nilai

    basal. 6osis pemeliharaan rata rata berkisar antara 1 mgCKg99Chari. 6alam dosis

    tersebut ternyata terjadi perbaikan yang bermakna dalam beberapa outcome yang

    diukur.

    Br!g!ng Thera' ala& Pengoatan A%

    9ridging therapy adalah pemberian glukokortikoid dalam dosis rendah (setara

    dengan prednison sampai 0, mgChari) sebagai dosis tunggal pada pagi hari.

    Dalaupun pemberian glukokortikoid dosis rendah tidak menimbulkan perubahan

    yang bermakna kadar dan irama kortisol plasma atau gro&th hormone, pemberian

    glukokortikoid dosis rendah ini akan sangat berguna untuk mengurangi keluhan

    penderita sebelum 648:6 yang diberikan dapat bekerja.

    Pengoatan A%

    "ksperimental

    Selain dari cara pengobatan di atas, terdapat pula beberapa cara lain yang dapat

    dipakai untuk mengobati penderita 8:, akan tetapi karena belum dilakukan uji

    klinik mengenai khasiat dan efekti'itas dari modalitas tersebut, cara pengobatan

    tersebut masih bersifat eksperimental dan belum digunakan secara luas dalam

    pengobatan 8:. Pengobatan eksperimental 8: ini antara lain meliputipenggunaan plasmaferesis, thalidomide, Binterferon, inhibitor +=# dan antibodi

    monoclonal.

    Peranan D!etet!k ala& Pengoatan A%

    8: adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dan bukan suatu penyakit

    metabolik. Dalaupun beberapa jenis modifikasi dietetik, antara lain yang terakhir

  • 7/23/2019 refrat AR

    21/22

    berupa suplementasi asam lemak omega - seperti asam eikosapentanoat pernah

    dicoba dalam beberapa penelitian, ternyata hasilnya tidak begitu meyakinkan.

    6engan demikian hingga saat ini sebagian besar para ahli berpendapat bah&a

    selain untuk mencapai berat badan ideal, agaknya modifikasi dietetik saat ini

    belum jelas kegunaannya dalam merubah ri&ayat alamiah penyakit ini

    cpddokter.com ontinuing Profesional 6e'elopment 6okter +ndonesia

    http2CC

    3erapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan

    penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara

    pasien dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang mera&atnya.

    3anpa hubungan yang baik akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien

    untuk tetap berobat dalam suatu jangka &aktu yang lama (4ansjoer, dkk. !!#).

    Penanganan medik pemberian salsilat atau /S8+6 (/on Steriodal 8nti

    +nflammatory 6rug) dalam dosis terapeutik. Kalau diberikan dalam dosis

    terapeutik yang penuh, obatobat ini akan memberikan efek anti inflamasi maupun

    analgesik. /amun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut

    resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan

    sehingga keefektifan obat antiinflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang

    optimal (Smelt>er < 9are, !!).

    Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan rheumatoid arthritis

    menuju pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang

    lebih dini. Kesempatan bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan

    penyakit terdapat dalam dua tahun pertama a&itan penyakit tersebut (Smelt>er