refrat ar
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 refrat AR
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti
sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang
sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi (Gordon, !!). "ngram (#$$%) mengatakan bah&a,
rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis
dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sino'ial dari sendi diartroidial.
Pre'alensi arthritis rheumatoid relati'e konstan berkisar antara !,#*.
Pre'alensi yang paling tinggi didapatkan di Pima +ndian dan hippe&a +ndian
masingmasing sebesar ,-* dan ,%*. Pre'alensi arthritis rheumatoid di /egara
barat kurang lebih sama yaitu berkisar !,0*. Sedangkan di hina, +ndonesia, dan
Philipina pre'alensinya kurang dari !,1*, di daerah urban maupun rural.
#
Pre'alensi arthritis rheumatoid lebih banyak ditemukan pada perempuan
dibandingkan lakilaki dengan rasio -2# dan dapat terjadi pada semua kelompok
umur, dengan angka kejadian tertinggi didapatkan pada decade keempat dan
kelima.#
1.2. Tujuan
3ujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai syarat untuk
menempuh pendidikan di S45 Penyakit 6alam 5akultas Kedokteran
7ni'ersitas 8ndalas dan untuk menambah pengetahuan tentang artritis
reumatoid.
1.3. Batasan Masalah
-
7/23/2019 refrat AR
2/22
6alam makalah ini akan dibahas mengenai arthritis reumatoid yang
meliputi definisi, epidemiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis,
dan diagnosis banding, dan tatalaksana.
1.4. Metoe Penul!san
Penulisan makalah ini disusun berdasarkan metode tinjauan kepustakaan dari
beberapa literatur.
-
7/23/2019 refrat AR
3/22
BAB 2
TIN"AUAN PU#TA$A
2.1 %heu&ato! Arthr!t!s
2.1.1 Pengert!an %heu&ato! Arthr!t!s
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti
sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang
sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi (Gordon, !!). "ngram (#$$%) mengatakan bah&a,
rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis
dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sino'ial dari sendi diartroidial.
2.1.2 E'!e&!olog!
Pre'alensi arthritis rheumatoid relati'e konstan berkisar antara !,#*.
Pre'alensi yang paling tinggi didapatkan di Pima +ndian dan hippe&a +ndian
masingmasing sebesar ,-* dan ,%*. Pre'alensi arthritis rheumatoid di /egara
barat kurang lebih sama yaitu berkisar !,0*. Sedangkan di hina, +ndonesia, dan
Philipina pre'alensinya kurang dari !,1*, di daerah urban maupun rural.#
Pre'alensi arthritis rheumatoid lebih banyak ditemukan pada perempuan
dibandingkan lakilaki dengan rasio -2# dan dapat terjadi pada semua kelompok
umur, dengan angka kejadian tertinggi didapatkan pada decade keempat dan
kelima.#
2.1.3 $las!(!kas! %heu&ato! Arthr!t!s
9uffer (!#!) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 1 tipe,
yaitu2
#. :heumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 0 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
&aktu minggu.
-
7/23/2019 refrat AR
4/22
. :heumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
&aktu minggu.
-. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat - kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
&aktu minggu.
1. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam &aktu - bulan.
2.1.4 Et!olog! an )aktor %!s!ko
Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun
faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigenantibodi), faktor
metabolik, dan infeksi 'irus (Suratun, ;eryati, 4anurung < :aenah, !!%).
8da beberapa etiologi pada arthritis rheumatoid2
#. 5aktor genetic
3erdapat interaksi yang komplrks antara factor genetic dam lingkungan
factor genetic berperan penting terhadap kejadian arthritis rheumatoid,
dengan kepekaan dan ekspresi sebesar !*. ;ubungan gen ;=86:9#
dengan kejadian arthritis rheumatoid telah diketahui dengan baik. Gen ini
berperanpenting dalam reasorpsi tulang pada arthritis rheumatoid. Selain
itu gen juag berpengaruh terhadap terapi arthritis rheumatoid karena
berperan penting dalam metabolism mthotreksat dan a>>athioprine.
. ;ormon se?
Pre'alensi arthritis rheumatoid lebih banyak pada perempuan dari pada
lakilaki, s&ehingga diduga hormone se? berperan dalam perkembangan
-
7/23/2019 refrat AR
5/22
penyakit ini. Pada obser'asi didapatkan bah&a perbaikan gejala arthritis
rheumatoid selama kehamilan.
-. 5aktor infeksi
9eberapa 'irus dan bakteri yang diduga sebagai agen penyebab arthritis
rheumatoid seperti par'o'irus, retro'irus, mycoplasma, mycobacteria,
eipsteinbarr 'irus dan bacterial cell &alls. @rganisme ini diduga
menginfeksi sel induk semang (host) dan merubah reakti'itas atau respon
sel 3 sehingga mencetuskan penyakit, namun belum ditemukan agen
infeksi yang secara nyata menyebabkan arthritis rheumatoid.
1. Protein heat shock (;SP)
;SP adalah protein yang diproduksi yang diproduksi oleh semua spesien
sebagai respon stress. ;ipotesisnya adalah antibody dan sel 3 mengenali
epitop ;SP pada agen infeksi dan sel host. ;al ini memfasilitasi reaksi
silang limfosit dengan sel host sehingga mencetus reaksi imunologi
5aktor risiko arthritis rheumatoid antara lainA
#. Benis kelami
. 8da ri&ayat keluarga
-. 7mur
1. Paparan salisilat
. 4erokok
. Konsumsi kopi
-
7/23/2019 refrat AR
6/22
2.1.4 Patogenes!s an Pato(!s!olog!
Patogenes!s
Kerusakan sendi pada 8: dimulai dari proliferasi makrofag dan fibroblas
syno'ial setelah adanya factor pencetus, berupa autoimun atau infeksi.
=imfosit menginfiltrasi daerah peri'askular dan terjadi proliferasi selsel
endotel, yang selanjutnya terjadinya neo'askularisasi. Pembuluh darah
pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan bekuan kecil atau
selsel inflamasi. 3erjadi pertumbuhan yang irregular pada jaringan
syno'ial yang mengalami inflamasi sehingga membentuk jaringan pannus.
Pannus mengin'asi dan merusak ra&an sendi dan tulang.
Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya)
terutama terjadi dalam jaringan sino'ial. Proses fagositosis menghasilkan en>im
en>im dalam sendi. "n>imen>im tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi
edema, proliferasi membran sino'ial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus
akan menghancurkan tulang ra&an dan menimbulkan erosi tulang. 8kibatnya
adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. @tot
akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smelt>er er < 9are, !!).
E
Gejala sistemik dari rheumatoid arthritis adalah
#. mudah capek
. lemah,
-. lesu
1. takikardi
. berat badan
. menurun
0. anemia (=ong, #$$).
Pola karakteristik dari persendian yang terkena adalah 2 mulai pada
persendian kecil di tangan, pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai
persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang ser'iks,
dan temporomandibular. 8&itan biasanya akut, bilateral dan simetris. Persendian
dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari
-! menit. 6eformitas tangan dan kaki adalah hal yang umum.
Bika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu 2
#. Stadium sino'itis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sino'ial yangditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun
istirahat, bengkak dan kekakuan.
. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sino'ial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
-. Stadium deformitas
-
7/23/2019 refrat AR
9/22
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit
yang dini sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi
yang akut pada sendisendi tersebut. Persendian yang teraba panas, membengkak,
tidak mudah digerakkan dan pasien cendrung menjaga atau melindungi sendi
tersebut dengan imobilisasi. +mobilisasi dalam &aktu yang lama dapat
menimbulkan kontraktur sehingga terjadi deformitas jaringan lunak. 6eformitas
dapat disebabkan oleh ketidaksejajajran sendi yang terjadi ketika sebuah tulang
tergeser terhadap lainnya dan menghilangkan rongga sendi (Smelt>er < 9are,
!!).
8dapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi
pada lanjut usia menurut 9uffer (!#!), yaitu2 sendi terasa kaku pada pagi hari,
bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan
kaki, juga pada jarijari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba
akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakitCnyeri, bila sudah tidak
tertahan dapat menyebabkan demam, dapat terjadi berulang.
2.1. E/aluas! D!agnost!k
Kriteria diagnostik 8: disusun untuk pertama kalinya oleh suatu komite
khusus dari 8merican :heumatism 8ssociation (8:8) pada tahun #$. Karenakriteria tersebut dianggap tidak spesifik dan terlalu rumit untuk digunakan dalam
klinik, komite tersebut melakukan peninjauan kembali terhadap kriteria klasifikasi
8: tersebut pada tahun #$%.
6engan kriteria tahun #$% ini ini seseorang dikatakan menderita 8: klasik
jika memenuhi 0 dari ## kriteria yang ditetapkan, definit jika memenuhi kriteria,
probable jika memenuhi - kriteria dan possible jika hanya memenuhi kriteria
-
7/23/2019 refrat AR
10/22
saja. Dalaupun kriteria tahun #$% ini telah digunakan selama hampir -! tahun,
akan tetapi dengan terjadinya perkembangan pengetahuan yang pesat mengenai
8:, ternyata diketahui bah&a dengan menggunakan kriteria tersebut banyak
dijumpai kesalahan diagnosis atau dapat memasukkan jenis artritis lain seperti
spondyloarthropathy seronegatif, penyakit pseudorheumatoid akibat deposit
calcium pyrophosphate dihydrate, lupus eritematosus sistemik, polymyalgia
rheumatica, penyakit =yme dan berbagai jenis artritis lainnya sebagai 8:.
9eberapa faktor yang turut dalam memeberikan kontribusi pada penegakan
diagnosis rheumatoid arthritis, yaitu nodul rheumatoid, inflamasi sendi yang
ditemukan pada saat palpasi dan hasilhasil pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaaan laboratorium menunjukkan 2
#. peninggian laju endap darah dan factor rheumatoid yang positif sekitar 0!*F
pada a&al penyakit faktor ini negatif.
. Bumlah sel darah merah dan komplemen 1 menurun. Pemeriksaan
reaktifprotein (:P) dan antibody antinukleus (8/8) dapat menunjukan hasil
yang positif.
-. 8rtrosentesis akan memperlihatkan cairan sino'ial yang keruh, ber&arna
mirip susu atau kuning gelap dan mengandung banyak sel inflamasi, seperti
leukosit dan komplemen (Smelt>er < 9are, !!).
1. Pemeriksaan sinar dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis dan
memantau perjalanan penyakitnya. 5oto rongen akan memperlihatkan erosi
tulang yang khas dan penyempitan rongga sendi yang terjadi dalam perjalanan
penyakit tersebut (Smelt>er < 9are, !!).
6engan menggabungkan 'ariabel yang paling sensitif dan spesifik pada
penderita 8: dan penderita kontrol, pada #$%0 8:8 berhasil dilakukan re'isi
susunan kriteria klasifikasi reumatoid artritis dalam format tradisional yang baru.
Susunan kriteria tersebut adalah sebagai berikut2
#$%0 :e'ised 8.:.8. riteria for :heumatoid 8rthritis 2
#. Kaku pagi hari
. 8rtritis pada - daerah persendian atau lebih
-. 8rtritis pada persendian tangan
-
7/23/2019 refrat AR
11/22
1. 8rtritis simetris
. /odul reumatoid
. 5aktor reumatoid serum positif
0. Perubahan gambaran radiologis
Penderita dikatakan menderita 8: jika memenuhi sekurang kurangnya kriteria #
sampai 1 yang diderita sekurang kurangnya minggu.
2.1.0 Penatalaksanaan
$onse' Pengoatan A%
Dalaupun hingga kini belum berhasil didapatkan suatu cara pencegahan dan
pengobatan 8: yang sempurna, saat ini pengobatan pada penderita 8: ditujukan
untuk2
#. 4enghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik
. 4encegah terjadinya destruksi jaringan
-. 4encegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian agar tetap
dalam keadaan baik.
1. 4engembalikan kelainan fungsi organ dan persen dian yang terlibat agar
sedapat mungkin menjadi normal kembali.
6alam pengobatan 8: umumnya selalu dibutuh kan pendekatan
multidisipliner. Suatu team yang idealnya terdiri dari dokter, pera&at, ahli
fisioterapi, ahli terapi okupasional, pekerja sosial, ahli farmasi, ahli gi>i dan ahli
psikologi, semuanya memiliki peranan masing masing dalam pengelolaan
penderita 8: baik dalam bidang edukasi maupun penatalaksanaan pengobatan
penyakit ini. Pertemuan berkala yang teratur antara penderita dan keluarganya
dengan team pengobatan ini umumnya akan memungkinkan penatalaksanaan
penderita menjadi lebih baik dan juga akan meningkatkan kepatuhan penderita
untuk berobat.
Setelah diagnosis 8: dapat ditegakkan, pendekatan pertama yang harus
dilakukan adalah segeraberusaha untuk membina hubungan yang baik antara
penderita dan keluarganya dengan dokter atau team pengobatan yang mera&atnya.
3anpa hubungan yang baik ini agaknya akan sukar untuk dapat memelihara
ketaatan penderita untuk tetap berobat dalam suatu jangka &aktu yang cukup
-
7/23/2019 refrat AR
12/22
lama. Peranan Pendidikan dalam Pengobatan 8: Penerangan tentang
kemungkinan faktor etiologi, patogenesis, ri&ayat alamiah penyakit dan
penatalaksanaan 8: kepada penderita merupakan hal yang amat penting untuk
dilakukan. 6engan penerangan yang baik mengenai penyakitnya, penderita 8:
diharapkan dapat melakukan kontrol atas perubahan emosional, moti'asi dan
kognitif yang terganggu akibat penyakit ini.
Saat ini terdapat telah banyak publikasi tentang manfaat pendidikan dini
pada penderita 8:. Salah satu yang banyak dilaksanakan di 8merika Serikat dan
Kanada adalah adalah 3he 8rthritis Self 4anagement Program, yang
diperkenalkan oleh =orig dkk. dari Stanford 7ni'ersity. Peningkatan pengetahuan
penderita tentang penyakitnya telah terbukti akan meningkatkan moti'asinya
untuk melakukan latihan yang dianjurkan, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri
yang dialaminya.
9erbeda dengan trend pada dekade yang lalu, saat ini banyak di antara para
ahli penyakit reumatik yang telah meninggalkan cara pengobatan tradisional yang
menggunakan Hpiramida terapeutik. 9eberapa ahli bahkan menganjurkan untuk
menggunakan pendekatan step do&n bridge dengan menggunakan kombinasi
beberapa jenis 648:6 yang dimulai pada saat yang dini untuk kemudian
dihentikan secara bertahap pada saat akti'itas 8: telah dapat terkontrol.
;al ini didasarkan pada pendapat bah&a penatalaksanaan yang efektif hanya
dapat dicapai bila pengobatan dapat diberikan pada masa dini penyakit.
Penggunaan @8+/S dalam Pengobatan 8:
@bat 8nti +nflamasi /on Steroid (@8+/S) umum nya diberikan pada
penderita 8: sejak masa dini penyakit yang dimaksudkan untuk mengatasi nyeri
sendi akibat inflamasi yang seringkali dijumpai &alaupun belum terjadi proliferasi
sino'ial yang bermakna. Selain dapat mengatasi inflamasi, @8+/S juga
memberikan efek analgesik yang sangat baik. @8+/S terutama bekerja dengan
menghambat en>im sikloo?ygenase sehingga menekan sintesis prostaglandin.
-
7/23/2019 refrat AR
13/22
4asih belum jelas apakah hambatan en>im lipoo?ygenase berperanan dalam hal
ini, akan tetapi jelas bah&a @8+/S berkerja dengan cara2
4enghambat pembebasan dan akti'itas mediator inflamasi (histamin,
serotonin, en>imlisosomal dan en>im lainnya). 4enghambat migrasi sel ke tempat peradangan
4enghambat proliferasi seluler
4enetralisasi radikal oksigen
4enekan rasa nyeri
Selama ini telah terbukti bah&a @8+/S dapat sangat berguna dalam
pengobatan 8:, &alaupun @8+/S bukanlah merupakan satu satunya obat yang
dibutuhkan dalam pengobatan 8:. ;al ini di sebabkan karena golongan @8+/S
tidak memiliki khasiat yang dapat melindungi ra&an sendi dan tulang dari proses
destruksi akibat 8:. 7ntuk mengatasi proses destruksi tersebut masih diperlukan
obat obatan lain yang termasuk dalam golongan 648:6.
E(ek #a&'!ng AIN# 'aa Pengoatan Pener!ta A%
Semua @8+/S secara potensial umumnya bersifat toksik. 3oksisitas
@8+/S yang umum dijumpai adalah efek sampingnya pada traktusgastrointestinalis terutama jika @8+/S digunakan bersama obat obatan lain,
alkohol, kebiasaan merokok atau dalam keadaan stress. 7sia juga merupakan
suatu faktor risiko untuk mendapatkan efek samping gastrointestinal akibat
@8+/S. Pada penderita yang sensitif dapat digunakan preparat @8+/S yang
berupa suppositoria, pro drugs, enteric coated, slo& release atau nonacidic. 8khir
akhir ini juga sedang dikembangkan @8+/S yang bersifat selektif terhadap jalur
@ metabolisme asam arakidonat. @8+/S yang selektif terhadap jalur @
umumnya kurang berpengaruh buruk pada mukosa lambung dibandingkan dengan
preparat @8+/S biasa.
"fek samping lain yang mungkin dijumpai pada pengobatan @8+/S antara
lain adalah
reaksi hipersensiti'itas
gangguan fungsi hati dan ginjal
penekanan sistem hematopoetik.
-
7/23/2019 refrat AR
14/22
Selama duapuluh tahun terakhir ini, berbagai jenis @8+/S baru dari
berbagai golongan dan cara penggunaan telah dapat diperoleh di pasaran. 6alam
memilih suatu @8+/S untuk digunakan pada seorang penderita 8:, seorang
dokter umumnya harus mempertimbangkan beberapa hal seperti2
Khasiat anti inflamasi
"fek samping obat
Kenyamanan C kepatuhan penderita
9iaya.
Karena faktor seperti khasiat anti inflamasi, efek analgesik, beratnya efek
samping atau biaya dari berbagai jenis @8+/S saat ini umumnya masih tidak jauh
berbeda, sejak beberapa tahun terakhir ini pilihan @8+/S lebih banyak
bergantung pada faktor kenyamanan dan kepatuhan penderita dalam
menggunakan @8+/S.
Penggunaan DMA%D 'aa Pener!ta A%
Pada dasarnya saat ini terdapat terdapat dua cara pendekatan pemberian
648:6 pada pengobatan penderita 8:.
#. ara pertama adalah pemberian 648:6 tunggal yang dimulai dari saat yang
sangat dini.
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bah&a destruksi sendi pada 8:
terjadi pada masa dini penyakit. 9rook and orbett, pada penelitiannya
menemukan bah&a $!* penderita 8: telah menunjukkan gambaran erosi
secara radiologis pada dua tahun pertama setelah menderita penyakit. ;asil
pengobatan jangka panjang yang buruk pada sebagian besar penelitian sangat
mungkin disebabkan karena pengobatan baru dimulai setelah masa kritis ini
dilampaui.
. ara pendekatan lain adalah dengan menggunakan dua atau lebih 648:6
secara simultan atau secara siklik seperti penggunaan obat obatan
imunosupresif pada pengobatan penyakit keganasan.
Kecenderungan untuk menggunakan kombinasi 648:6 dalam pengobatan
8: ini timbul sejak dekade yang silam karena banyak diantara para ahli
-
7/23/2019 refrat AR
15/22
reumatologi beranggapan bah&a terapi 648:6 secara sek&ensial, pada jangka
panjang tidak berhasil mencegah terjadinya kerusakan sendi yang progresif.
Sebenarnya tidak terdapat suatu batasan yang tegas mengenai kapan kita
harus mulai menggunakan 648:6. ;al inibdisebabkan karena hingga kini
belum terdapat suatu cara yang tepat untuk dapat mengukur beratnya sino'itis
atau destruksi tulang ra&an pada penderita 8:. 6engan demikian, keputusan
untuk menggunakan 648:6 pada seorang penderita 8: akan sepenuhnya
bergantung pada pertimbangan dokter yang mengobatinya. 7mumnya pada
penderita yang diagnosisnya telah dapat ditegakkan dengan pasti, @8+/S harus
diberikan dengan segera. Pada penderita yang tersangka menderita 8: yang tidak
menunjukkan respons terhadap @8+/S yang cukup baik dalam beberapa minggu,
648:6 dapat dimulai diberikan untuk dapat mengontrol progresi'itas
penyakitnya. 9eberapa jenis 648:6 yang la>im digunakan untuk pengobatan
8: adalah2
#. Klorokuin
Klorokuin merupakan 648:6 yang paling banyak digunakan di +ndonesia. ;al
ini disebabkan karena klorokuin sangat mudah didapat dengan biaya yang amat
terjangkau sesuaidengan kebijaksanaan pemerintah +ndonesia dalam hal eradikasi
penyakit malaria. Sebagai 648:6, klorokuin memiliki beberapa keterbatasan.
9anyak diantara para ahli yang berpendapat bah&a khasiat dan efekti'itas
klorokuin agaknya lebih rendah dibandingkan dengan 648:6 lainnya,
&alaupun toksisitasnya juga lebih rendah dibandingkan dari 648:6 lainnya.
6ari pengalaman penggunaan klorokuin di +ndonesia diketahui bah&a sebagianpenderita akan menghentikan penggunaan klorokuin pada suatu saat karena
merasa bah&a obat ini kurang bermanfaat bagi penyakitnya.
3oksisitas
klorokuin sebenarnya tidak perlu terlalu dikha&atirkan. Klorokuin dapat
digunakan dengan aman jika dilakukan pemantauan yang baik selama
penggunaannya dalam jangka &aktu yang panjang. "fek samping pada mata,
-
7/23/2019 refrat AR
16/22
sebenarnya hanya terjadi pada sebagian kecil penderita saja. 4acken>ie and
Scherbel, pada penelitiannya telah dapat menunjukkan bah&a toksisitas klorokuin
pada retina hanya bergantung pada dosis harian saja dan bukan dosis
kumulatifnya. 6osis antimalaria yang dianjurkan untuk pengobatan 8: adalah
klorokuin fosfat ! mgChari atau hidroksiklorokuin 1!! mgChari. Pada dosis ini
jarang sekali terjadi komplikasi penurunan ketajaman penglihatan. "fek samping
lain yang mungkin dijumpai pada penggunaan antimalaria adalah dermatitis
makulopapular, nausea, diare dan anemia hemolitik. Dalaupun sangat jarang dapat
pula terjadi diskrasia darah atau neuromiopati pada beberapa penderita.
. Sulfa>ala>ine
Sulfasala>ine (S8SP,salicyla>osulfapyridine) diperkenalkan untuk pertama
kalinya oleh /ana S'art> di S&edia pada sekitar tahun #$-!. Pada mulanya obat
ini digunakan untuk mengobati artritis inflamatif yang diduga disebabkan karena
infeksi, akan tetapi setelah digunakan beberapa &aktu, perhatian terhadap obat ini
menurun akibat dipublikasikannya laporan Sinclair dan 6uthie mengenai
pengaruh yang kurang baik pada penggunaan obat ini di +nggris. @bat ini
kemudian kembali menjadi populer setelah di publikasikannya laporan
4conkey, 9ird dan ka&an ka&an yang meneliti kembali khasiat S8SP pada
penderita 8: dengan metodologi penelitian yang lebih baik. 7ntuk pengobatan
8: sulfasala>ine dalam bentuk enteric coated tablet digunakan mulai dari dosis #
? !! mg C hari, untuk kemudian ditingkatkan !! mg setiap minggu sampai
mencapai dosis 1 ? !! mg. Setelah remisi tercapai dengan dosis g C hari, dosis
diturunkan kembali sehingga mencapai # g Chari untuk digunakan dalam jangka
panjang sampai remisi sempurna terjadi. Bika sulfasala>ine tidak menunjukkankhasiat yang di kehendaki dalam - bulan, obat ini dapat dihentikan dan digantikan
dengan 648:6 lain atau tetap digunakan dalam bentuk kombinasi dengan
648:6 lainnya. Kurang lebih !* penderita 8: menghentikan pengobatan
S8SP karena mengalami nausea, muntah atau dispepsia. Gangguan susunan
syaraf pusat seperti pusing atau iritabilitas dapat pula dijumpai. /eutropenia,
agranulositosis dan pansitopenia yang re'ersibel telah pernah dilaporkan terjadi
pada penderita yang mendapatkan S8SP. :uam kulit terjadi kurang lebih pada #*
-
7/23/2019 refrat AR
17/22
sampai * dari penderita yang menggunakan S8SP. Penurunan jumlah sel
spermato>oa yang re'ersibel juga pernah dilaporkan &alaupun belum pernah
dilaporkan adanya peningkatan abnormalitas foetus.
-. 6penicillamine
6penicillamine (6P) mulai meluas penggunaannya sejak tahun tujuhpuluhan.
Dalaupun demikian, karena obat ini bekerja sangat lambat, saat ini 6P kurang
disukai lagi untuk digunakan dalam pengobatan 8:. 7mumnya diperlukan &aktu
pengobatan kurang lebih satu tahun untuk dapat mencapai keadaan remisi yang
adek&at, dan rentang &aktu ini dianggap terlalu lama bagi sebagian besar
penderita 8: 6alam pengobatan 8:, 6P (uprimin ! mg atau 3rolo'ol -!!
mg) digunakan dalam dosis # ? ! sampai -!! mgChari kemudian dosis
ditingkatkan setiap dua sampai 1 minggu sebesar ! sampai -!! mgChari untuk
mencapai dosis total 1 ? ! sampai -!! mgChari. "fek samping 6P antara lain
adalah ruam kulit urtikarial atau morbilformis akibat reaksi alergi, stomatitis dan
pemfigus. 6P juga dapat menyebabkan trombositopenia, lekopenia dan
agranulositosis. Pada ginjal 6P dapat menyebabkan timbulnya proteinuria ringan
yang re'ersible sampai pada suatu sindroma nefrotik. "fek samping lain yang juga
dapat timbul adalah lupus like syndrome, polimiositis, neuritis, miastenia gra'is,
gangguan mengecap, nausea, muntah, kolestasis intrahepatik dan alopesia.
Garam emas
1. 8uro Sodium
3hiomalate (8S3) intramuskular telah dianggap sebagai suatu gold standard bagi
648:6 sejak ! tahun terakhir ini. Khasiat obat ini tidak diragukan lagi,&alaupun penggunaan obat ini seringkali menyertakan efek samping dari yang
ringan sampai yang cukup berat. 8S3 (3auredon ampul #!, ! dan ! mg)
diberikan secara intramuskular yang dimulai dengan dosis percobaan pertama
sebesar #! mg, disusul dengan dosis percobaan kedua sebesar ! mg setelah #
minggu kemudian. Setelah # minggu, dosis penuh diberikan sebesar ! mg C
minggu selama ! minggu. Bika respons penderita belum memuaskan setelah !
minggu, pengobatan dapat dilanjutkan dengan pemberian dosis tambahan sebesar
-
7/23/2019 refrat AR
18/22
! mg setiap minggu sampai - bulan. Kalau masih diperlukan 8S3 kemudian
dapat diberikan dalam dosis sebesar ! mg setiap - minggu sampai keadaan
remisi yang memuaskan dapat tercapai.
"fek samping 8S3
antara lain adalah pruritus, stomatitis, proteinuria, trombositopenia dan aplasia
sumsum tulang. "fek samping 8S3 agaknya terjadi lebih sering pada pengemban
;=8 6:-8. Bika timbul efek samping yang ringan, dosis 8S3 dapat dikurangi
atau dihentikan untuk sementara. Bika gejala efek samping tersebut menghilang,
8S3 kemudian dapat diberikan lagi dalam dosis yang lebih rendah.
. :idaura
:idaura (auranofin tablet - mg) adalah preparat garam emas oral telah dikenal
sejak a&al dekade yang lalu dan dianggap sebagai 648:6 yang berlainan
sifatnya dari 8S3. Dalaupun obat ini terbukti berkhasiat dalam pengobatan 8:,
lebih mudah digunakan serta tidak memerlukan pemantauan yang ketat seperti
8S3, banyak para ahli yang berpendapat bah&a khasiat auranofin tidaklah lebih
baik dibandingkan dengan 8S3.
8uranofin sangat berguna bagi penderita 8: yang menunjukkan efek samping
terhadap 8S3. 8uranofin diberikan dalam dosis ? - mg sehari. "fek samping
proteinuria dan trombositopenia lebih jarang dijumpai dibandingkan dari
penggunaan 8S3. Pada a&al penggunaan auranofin, banyak penderita yang
mengalami diare, yang dapat diatasi dengan menurun kan dosis pemeliharaan
yang digunakan.
. 4ethotre?ate
4ethotre?ate (43) adalah suatu sitostatika golongan antagonis asam folat yang
banya digunakan sejak # tahun yang lalu. @bat ini sangat mudah digunakan dan
rentang &aktu yang dibutuhkan untuk dapat mulai bekerja relatif lebih pendek (-
I 1 bulan) jika dibandingkan dengan 648:6 yang lain. 6alam pengobatan
penyakit keganasan, 43 bekerja dengan menghambat sintesis thymidine
sehingga menyebabkan hambatan pada sintesis 6/8 dan proliferasi selular.
-
7/23/2019 refrat AR
19/22
8pakah mekanisme ini juga bekerja dalam penggunaannya sebagai 648:6
belum diketahui dengan pasti. Pemberian 43 umumnya dimulai dalam dosis 0.
mg ( mg untuk orang tua) setiap minggu. Dalaupun dosis efektif 43 sangat
ber'ariasi, sebagian besar penderita sudah akan merasakan manfaatnya dalam
sampai 1 bulan setelah pengobatan. Bika tidak terjadi kemajuan dalam - sampai 1
bulan maka dosis 43 harus segera ditingkatkan.
"fek samping 43
dalam dosis rendah seperti yang digunakan dalam pengobatan 8: umumnya
jarang dijumpai akan tetapi juga dapat timbul berupa kerentanan terhadap infeksi,
nausea, 'omitus, diare, stomatitis, intoleransi gastrointestinal, gangguan fungsi
hati, alopesia, aspermia atau leukopenia. "fek samping ini biasanya dapat diatasi
dengan mengurangi dosis atau menghentikan pemberian 43. Kelainan hati
dapat dicegah dengan tidak menggunakan 43 pada penderita 8: yang obese,
diabetik, peminum alkohol atau penderita yang sebelumnya telah memiliki
kelainan hati. Pada penderita 8: yang menunjukkan respons yang baik terhadap
43, pemberian asam folinat (=euco'orin) dapat mengurangi beratnya efek
samping yang terjadi. =euco'orin diberikan dalam dosis sampai # mgCm luaspermukaan badan setiap jam selama 0 jam jika terdapat efek samping 43
yang dapat membahayakan penderita. Dalaupun penggunaan 43 memberikan
harapan yang baik dalam pengobatan 8:, akan tetapi seperti halnya penggunaan
sitostatika lain, 43 sebaiknya hanya diberikan kepada penderita 8: yang
progresif dan gagal di kontrol dengan 648:6 standard lainnya.
0. yclosporin 8
yclosporin I 8 (S8), adalah suatu undecapeptida siklik yang di isolasi dari
jamur 3olypocladium inflatum Gams pada tahun #$0. 6alam dosis rendah, S8
telah terbukti khasiatnya sebagai 648:6 dalam mengobati penderita 8:.
Pengobatan dengan S8 terbukti dapat menghambat progresi'itas erosi dan
kerusakan sendi. Kendala utama penggunaan obat ini adalah sifat nefrotoksik
yang sangat bergantung pada dosis yang digunakan. Gangguan fungsi ginjal ini
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kreatinin serum atau hipertensi.
-
7/23/2019 refrat AR
20/22
"fek samping lain S8 adalah gangguan fungsi hati, hipertrofi gingi'a,
hipertrikosis, rasa terbakar pada ekstremitas dan perasaan lelah.
6osis a&al S8 yang la>im digunakan untuk pengobatan 8: adalah ,
mgCKg99Chari yang diberikan terbagi dalam dosis setiap # jam. 6osis dapat
ditingkatkan sebesar * dosis a&al setelah minggu hingga mencapai 1
mgCKg99Chari sehingga sehingga tercapai kadar S8 serum sebesar 01 #!
ngCml atau jika kadar kreatinin serum meningkat mencapai lebih dari !* nilai
basal. 6osis pemeliharaan rata rata berkisar antara 1 mgCKg99Chari. 6alam dosis
tersebut ternyata terjadi perbaikan yang bermakna dalam beberapa outcome yang
diukur.
Br!g!ng Thera' ala& Pengoatan A%
9ridging therapy adalah pemberian glukokortikoid dalam dosis rendah (setara
dengan prednison sampai 0, mgChari) sebagai dosis tunggal pada pagi hari.
Dalaupun pemberian glukokortikoid dosis rendah tidak menimbulkan perubahan
yang bermakna kadar dan irama kortisol plasma atau gro&th hormone, pemberian
glukokortikoid dosis rendah ini akan sangat berguna untuk mengurangi keluhan
penderita sebelum 648:6 yang diberikan dapat bekerja.
Pengoatan A%
"ksperimental
Selain dari cara pengobatan di atas, terdapat pula beberapa cara lain yang dapat
dipakai untuk mengobati penderita 8:, akan tetapi karena belum dilakukan uji
klinik mengenai khasiat dan efekti'itas dari modalitas tersebut, cara pengobatan
tersebut masih bersifat eksperimental dan belum digunakan secara luas dalam
pengobatan 8:. Pengobatan eksperimental 8: ini antara lain meliputipenggunaan plasmaferesis, thalidomide, Binterferon, inhibitor +=# dan antibodi
monoclonal.
Peranan D!etet!k ala& Pengoatan A%
8: adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dan bukan suatu penyakit
metabolik. Dalaupun beberapa jenis modifikasi dietetik, antara lain yang terakhir
-
7/23/2019 refrat AR
21/22
berupa suplementasi asam lemak omega - seperti asam eikosapentanoat pernah
dicoba dalam beberapa penelitian, ternyata hasilnya tidak begitu meyakinkan.
6engan demikian hingga saat ini sebagian besar para ahli berpendapat bah&a
selain untuk mencapai berat badan ideal, agaknya modifikasi dietetik saat ini
belum jelas kegunaannya dalam merubah ri&ayat alamiah penyakit ini
cpddokter.com ontinuing Profesional 6e'elopment 6okter +ndonesia
http2CC
3erapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara
pasien dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang mera&atnya.
3anpa hubungan yang baik akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien
untuk tetap berobat dalam suatu jangka &aktu yang lama (4ansjoer, dkk. !!#).
Penanganan medik pemberian salsilat atau /S8+6 (/on Steriodal 8nti
+nflammatory 6rug) dalam dosis terapeutik. Kalau diberikan dalam dosis
terapeutik yang penuh, obatobat ini akan memberikan efek anti inflamasi maupun
analgesik. /amun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut
resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan
sehingga keefektifan obat antiinflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang
optimal (Smelt>er < 9are, !!).
Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan rheumatoid arthritis
menuju pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang
lebih dini. Kesempatan bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan
penyakit terdapat dalam dua tahun pertama a&itan penyakit tersebut (Smelt>er