taman nasional pendahuluan

Upload: nellaindras

Post on 21-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Taman Nasional Pendahuluan

    1/8

    1

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tujuan utama dari pengelolaan taman nasional adalah untuk melestarikan

    keanekaragaman hayati dan menyediakan jasa ekosistem. Sebuah taman nasional

    memegang peranan yang sangat penting dalam melestarikan sumber daya alam.

    Keberhasilan pengelolaan kawasan yang dilindungi sangat tergantung pada

    tingkat dukungan dan penghargaan masyarakat sekitar yang diberikan pada

    kawasan tersebut. Jika kawasan yang dilindungi dianggap sebagai penghalang,

    maka penduduk setempat dapat menggagalkan upaya pelestarian. Sebaliknya bila

    pelestarian dianggap sebagai suatu yang positif manfaatnya, maka penduduk

    setempat sendiri yang akan bekerjasama dengan pengelola dalam melindungi

    kawasan dari ancaman. Dengan demikian diperlukan pendekatan khusus pada

    masing-masing kawasan dalam menjalin hubungan partisipatif sebagai bentuk

    peranserta masyarakat sekitar dengan tetap memperhatikan batasan dalam

    pendayagunaan sumberdaya serta kaidah-kaidah konservasi sesuai fungsi utama

    perlindungan terhadap kawasan.

    Perambahan kawasan hutan saat ini menjadi hal biasa kita temui pada

    kawasan taman nasional yang berbatasan langsung dengan masyarakat. Hal ini

    dapat dimaklumi, mengingat lahan untuk budidaya pertanian dan perkebunan

    semakin sempit, sehingga tidak ada jalan lain. Seiring dengan jumlah penduduk

    yang semakin bertambah, sedangkan lahan budidaya pertanian dan perkebunan

    tidak mengalami penambahan maka tekanan terhadap kawasan hutan semakin

    tinggi.

  • 7/24/2019 Taman Nasional Pendahuluan

    2/8

    2

    Salah satu permasalahan dalam pengelolaan taman nasional adalah

    ancaman tekanan jumlah penduduk, yang dalam banyak kasus telah mendorong

    munculnya konflik kawasan serta memicu berbagai kegiatan illegal seperti

    perambahan, illegal logging dan pengambilan secara illegal terhadap

    satwa/tumbuhan liar, serta kebakaran hutan dan lahan. Ditjen Perlindungan Hutan

    dan Konservasi Alam (PHKA), Kementerian Kehutanan mencatat bahwa tahun

    2010 terdapat 3.800 desa di dalam dan di sekitar kawasan konservasi. Keberadaan

    desa ini cenderung memunculkan konflik dengan pengelola apabila tidak

    dilakukan penanganan secara bijaksana. Tekanan penduduk terhadap kelestarian

    taman nasional diperkirakan akan terus meningkat, sehingga diperlukan berbagai

    upaya yang bersentuhan dengan peningkatan peran ekonomi taman nasional bagi

    kesejahteraan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan (BTNMB, 2012).

    Keberhasilan pelestarian kawasan taman nasional ini sangat tergantung

    pada keberhasilan dalam menangani masalah sosial ekonomi masyarakat di

    sekitarnya. Gangguan terhadap kawasan taman nasional akan berkurang bila

    kesejahteraan masyarakat sekitar sudah dapat dipenuhi dari hasil usaha di luar

    pemanfaatan hutan. Untuk itu diperlukan solusi-solusi terhadap berkurangnya/

    tertutupnya akses masyarakat terhadap kawasan hutan/konservasi, sebab

    masyarakat telah hidup di sekitar kawasan taman nasional tersebut jauh sebelum

    kawasan ini dijadikan kawasan konservasi. Pemahaman terhadap kepentingan

    masyarakat secara sosial ekonomi perlu diperhatikan oleh pengelola kawasan,

    sebab masyarakat berpotensi sebagai pendukung upaya konservasi sekaligus

    ancaman terhadap upaya konservasi. Daerah dimana kawasan taman nasional

  • 7/24/2019 Taman Nasional Pendahuluan

    3/8

    3

    sebagai penghalang dan tidak mendatangkan manfaat bagi masyarakat, maka

    masyarakat sekitar akan menjadi ancaman. Sebaliknya jika kawasan pelestarian

    alam dianggap sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat sekitar,

    maka masyarakat menjadi pendukung dalam usaha pelestarian kawasan.

    Kondisi tersebut di atas saat ini juga dialami dalam pengelolaan zona

    rehabilitasi di Taman Nasional Meru Betiri. Kegiatan rehabilitasi di Taman

    Nasional Meru Betiri menggunakan pola kolaboratif/kemitraan yaitu rehabilitasi

    kawasan yang mengikutsertakan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional

    Meru Betiri melalui perjanjian/kesepakatan yang didukung oleh stakeholders.

    Rehabilitasi di Taman Nasional Meru Betiri merupakan upaya memulihkan fungsi

    dan kondisi kawasan yang telah rusak melalui kegiatan penanaman, pengkayaan

    jenis dan pemeliharaan dengan tumbuhan asli setempat. Tumbuhan asli yang

    ditanam di zona rehabilitasi adalah tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat

    dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti kedawung (Parkia roxhburgii), pakem

    (Pangium edule), pinang jambe (Pinanga odorata) dan kemiri (Alueritas

    moluccana). Penanaman tanaman keras atau tanaman pokok selain berfungsi

    untuk mengembalikan kondisi hutan yang telah gundul, juga diharapkan dapat

    dijadikan sumber pendapatan bagimasyarakat melalui hasil buahnya.

    Tetapi di dalam pelaksanaan pengelolaan terhadap zona rehabilitasi

    meskipun sudah dilakukan sejak tahun 1999 sampai saat ini dinilai belum optimal.

    Dari hasil evaluasi terhadap kegiatan rehabilitasi di kawasan Taman Nasional

    Meru Betiri pada tahun 2009 dan 2010, prosentase tumbuh tanaman pokok

    sebesar 33,47%. Tanaman yang tumbuh tersebut sebanyak 92,61% adalah

  • 7/24/2019 Taman Nasional Pendahuluan

    4/8

    4

    tumbuhan asli Taman Nasional Meru Betiri dan lainnya bukan tumbuhan asli dari

    taman nasional. Meskipun hampir setiap tahun telah dilakukan pengkayaan

    terhadap zona rehabilitasi dengan tumbuhan asli dari kawasan Taman Nasional

    Meru Betiri tetapi prosentase tumbuh tanaman pokok tetap rendah.

    Hampir semua tanaman pokok yang saat ini tumbuh di zona rehabilitasi

    adalah tanaman yang bermanfaat dan dimanfaatkan oleh masyarakat petani

    rehabilitasi. Selain memanfaatkan tanaman pokok yang diambil buahnya, petani

    rehabilitasi juga memanfaatkan lahan di bawahnya dengan menanami tanaman

    tumpangsari. Zona rehabilitasi menjadi lahan bagi masyarakat sebagai sumber

    pendapatan mereka. Dengan bertambahnya penduduk, tentunya tekanan terhadap

    kawasan taman nasional khususnya zona rehabilitasi juga semakin bertambah.

    Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh pihak Taman Nasional

    Meru Betiri terhadap kegiatan rehabilitasi, terdapat beberapa permasalahan yang

    menyebabkan kegiatan rehabilitasi tersebut tidak berjalan dengan optimal.

    Permasalahan tersebut antara lain (BTNMB, 2011) :

    a) Kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan rehabilitasi masih

    rendah;

    b)

    Masyarakat lebih konsentrasi dalam memelihara tanaman sela dibandingkan

    tanaman pokok sehingga banyak tanaman pokok yang kurang terawat

    (tumbuhnya tidak bagus) bahkan mati;

    c) Terjadi perluasan lahan rehabilitasi ke arah hutan rimba disebabkan keinginan

    masyarakat untuk memperluas lahan garapan agar hasil yang diperoleh

    semakin besar;

  • 7/24/2019 Taman Nasional Pendahuluan

    5/8

    5

    d)

    Masih banyak petani lahan rehabilitasi yang menanam jenis-jenis yang

    dilarang (selain tanaman pokok yang sudah ditentukan) meskipun sudah

    diberikan penyuluhan;

    e) Sebagian petani belum memahami nota kesepakatan yang telah

    ditandatangani karena sumber daya manusia yang rendah.

    1.2 Rumusan Masalah

    Pemanfaatan zona rehabilitasi di Taman Nasional Meru Betiri oleh

    masyarakat sebagai lahan pertanian secara tidak langsung menjadikan zona

    rehabilitasi sebagai salah satu sumber pendapatan bagi mereka. Sebagai sumber

    pendapatan, tentunya zona rehabilitasi sangat penting artinya bagi masyarakat

    petani penggarapnya. Keberadaan kawasan taman nasional selain sebagai kawasan

    pelestarian alam diharapkan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar

    kawasan dalam peningkatan kesejahteraan. Masyarakat dengan kawasan

    diharapkan ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Disatu sisi

    masyarakat membutuhkan kawasan hutan untuk dapat meningkatkan

    kesejahteraannya, disisi lain kawasan taman nasional juga memerlukan

    masyarakat untuk ikut menjaga kelestariannya. Semakin bertambahnya jumlah

    penduduk, sedangkan lahan budidaya pertanian dan perkebunan tidak mengalami

    penambahan akan menyebabkan tekanan penduduk terhadap kawasan Taman

    Nasional Meru Betiri khususnya zona rehabilitasi juga semakin meningkat karena

    kebutuhan masyarakat akan lahan pertanian semakin bertambah. Adanya

    keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan zona rehabilitasi taman nasional, perlu

  • 7/24/2019 Taman Nasional Pendahuluan

    6/8

    6

    adanya perhatian tersendiri mengingat hal ini dapat menimbulkan dampak

    terhadap kawasan baik negatif maupun positif.

    Pemahaman terhadap kepentingan masyarakat secara sosial ekonomi

    perlu diperhatikan oleh pengelola kawasan, sebab masyarakat berpotensi sebagai

    pendukung upaya konservasi sekaligus ancaman terhadap upaya konservasi.

    Daerah di mana kawasan taman nasional sebagai penghalang dan tidak

    mendatangkan manfaat bagi masyarakat, maka masyarakat sekitar akan menjadi

    ancaman. Sebaliknya jika kawasan pelestarian alam dianggap sesuatu yang

    mendatangkan manfaat bagi masyarakat sekitar, maka masyarakat menjadi

    pendukung dalam usaha pelestarian kawasan, sehingga diperlukan suatu rencana

    pengelolaan zona rehabilitasi dengan memanfaatkan masyarakat sekitar kawasan

    bukan sebagai ancaman melainkan sebagai pendukung untuk ikut menjaga

    kelestarian kawasan taman nasional. Untuk menentukan strategi pengelolaan zona

    rehabilitasi, perlu ada kajian-kajian mendalam dengan melihat kondisi saat ini

    antara lain untuk mengetahui besarnya tekanan penduduk terhadap zona

    rehabilitasi dan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap zona rehabilitasi

    dengan tetap mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang

    kawasan konservasi. Dalam merencanakan pengelolaan perlu kajian bersama-

    sama dengan melihat masukan dari masyarakat serta pihak-pihak lain yang terlibat

    dalam pengelolaan zona rehabilitasi. Pengelolaan ke depan hendaknya dapat

    diarahkan menuju keseimbangan baru yang dapat mendukung terwujudnya tujuan

    ideal pengelolaan taman nasional yaitu terwujudnya kesejahteraan masyarakat

  • 7/24/2019 Taman Nasional Pendahuluan

    7/8

    7

    sekitar hutan dan lestarinya kawasan serta keanekaragaman hayati. Beberapa

    permasalahan yang perlu mendapat kajian, adalah:

    1. Bagaimana tingkat tekanan penduduk terhadap zona rehabilitasi Taman

    Nasional Meru Betiri ?

    2. Seberapa besar kontribusi zona rehabilitasi terhadap pendapatan total

    masyarakat ?

    3. Bagaimana alternatif strategi pengelolaan zona rehabilitasi di Taman

    Nasional Meru Betiri ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka

    tujuan dilaksanakannya penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui tingkat tekanan penduduk terhadap zona rehabilitasi Taman

    Nasional Meru Betiri.

    2. Mengetahui kontribusi zona rehabilitasi terhadap pendapatan total

    masyarakat.

    3. Merumuskan alternatif strategi pengelolaan zona rehabilitasi di Taman

    Nasional Meru Betiri.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Mengacu kepada tujuan penelitian, maka kegunaan dilaksanakannya

    penelitian ini terbagi menjadi kegunaan penelitian bagi pemerintah, masyarakat

    awam dan akademisi. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 7/24/2019 Taman Nasional Pendahuluan

    8/8

    8

    a.

    Kegunaan penelitian bagi pengelola Taman Nasional Meru Betiri.

    Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengelola

    Taman Nasional Meru Betiri dalam mengelola zona rehabilitasi saat ini agar

    bermanfaat secara ekologis, ekonomis dan tidak bertentangan dengan

    peraturan perundang-undangan.

    b. Kegunaan penelitian bagi masyarakat

    Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

    tentang pengelolaan zona rehabilitasi di Taman Nasional Meru Betiri.

    c.

    Kegunaan penelitian bagi akademisi

    Bagi akademisi, khususnya yang mendalami bidang ini, diharapkan penelitian

    ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran, serta dapat dijadikan landasan

    bagi penelitian maupun kegiatan akademis lain yang berkaitan dengan

    penelitian ini.