tugas terstruktur_bakery full

Upload: syifaulmubarokah

Post on 10-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    1/25

    TUGAS TERSTRUKTUR

    TEKNOLOGI PRODUK BAKERY

    PEMBUATAN COOKIES BERSERAT TINGGI DENGAN

    MEMANFAATKAN TEPUNG AMPAS MANGROVE(Sonneratia caseolar is)

    Oleh :

    Chesarani Kemala Mentari A1M011022Siti Haryati Pertiwi A1M011023

    Inna Kurniani A1M011024

    Ezra Maria BLR A1M011025

    Alfiani Abadya A1M011026

    Syifaul Mubarokah A1M011027

    Nuraeni A1M011028

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

    PURWOKERTO

    2013

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    2/25

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangIndonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, banyak

    hutan mangrove dan juga jenis tumbuhan lain yang tumbuh di wilayah tropis ini,

    tetapi belum banyak yang mengetahui cara pemanfaataannya. Salah satunya

    adalah mangrove jenis Sonneratia caseolaris atau yang biasa disebut dengan

    buah pedada. Mangrove mempunyai banyak fungsi baik fungsi ekonomis maupun

    ekologis yang mendukung kehidupan masyarakat di wilayah pesisir pantai dan

    juga melindungi fauna serta menjaga keseimbangan lingkungan sekitar pantai .

    Selama ini Mangrove hanya dimanfaatkan kayunya saja, belum banyak

    masyarakat yang tau bahwa mangrove juga dapat dimanfaatkan menjadi obat dan

    bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi.

    Sebagian besar industri pangan di Indonesia masih sangat tergantung

    pada penggunaan tepung gandum (terigu) sebagai bahan bakunya, seperti industri

    roti, cake, biskuit, cookies, wafer, mie, dan beberapa jenis kue basah. Salah

    satunya adalah cookies. Cookies merupakan kue kering yang renyah, tipis, datar(gepeng) dan biasanya berukuran kecil (Smith, 1972). Pada standar industri,

    cookies adalah makanan kering yang dibuat dari adonan lunak yang

    mengandung bahan dasar terigu, Tepung merupakan struktur pokok atau bahan

    pengikat di dalam semua formula kue kering. Dia menunjang kerangka sekeliling

    dimana bahan lain dikelompokkan dalam berbagai proporsi. Untuk para pembuat

    kue kering telah tersedia sejumlah besar ukuran dan jenis tepung yang masing-

    masing memiliki pengaruh pengikatan dan pengerasan yang berbeda-bedaterhadap adonan kue kering (Sediaoetama, 2008). Akan tetapi, penggunaan bahan

    baku ini memiliki kelemahan dimana tepung terigu merupakan komoditi impor

    dengan harga relatif mahal, sehingga penggunaannya menjadi kurang ekonomis.

    Volume impornya pun sangat tinggi, yaitu mencapai 500 ribu ton per tahun. Oleh

    karena itu, dibutuhkan sumber karbohidrat alternatif yang berasal dari dalam

    negeri untuk menggantikan posisi tepung terigu sebagai bahan baku industri.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    3/25

    Salah satu produk pertanian Indonesia yang potensial untuk dijadikan

    alternative baru pengganti terigu ialah penggunaan tepung ampas magrove

    (Sonneratia caseolaris) yang diambil dari pemanfaatan limbah pembuatan sirup

    mangrove Sonneratia caseolaris yang belum mendapatkan perhatian dan terbuang

    percuma,sehingga dilakukan proses yang dapat memberikan nilai ekonomis

    dengan cara melakukan proses penepungan dari limbah tersebut dan dijadikan

    olahan pangan berupa cookies agar inovasi ini dapat menjadikan nilai tambah dari

    produsen tersebut. Buah mangrove pada umumnya memiliki kadar gizi yang

    cukup tinggi, walaupun dari segi rasa rata-rata buah mangrove tidak bisa

    dikatakan manis. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rumaseuw (1990),

    buah mangrove memiliki kadar karbohidrat 76,56 %,lemak 0,9%, protein

    4,83%, dan kadar abu. Terdapat pula vitamin C serta zat yodium sedangkan kadar

    serat kasar pada tepung buah Sonneratia Caseolaris rata-rata sebesar 0,7371%

    (Kasemat Indonesia 2009). Dengan melihat potensi yang dimiliki maka dilakukan

    pengkajian lebih lanjut mengenai sifat kimia dan organoleptik dari tepung ampas

    magrove (Sonneratia caseolaris) ini. .

    B. TujuanPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi tepung terigu dan tepung

    ampas mangrove dengan penambahan margarine terhadap kualitas cookies.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    4/25

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    Kata cookie awalnya berasal dari keokje Belanda, yang berarti "kue kecil."

    Cookies adalah jenis biskuit yang berkadar lemak tinggi, renyah, dan bila

    dipatahkan penampang potongnya bertekstur kurang padat.

    Keberadaan serat makanan dalam menu sehari-hari terbukti dapat menjaga

    dan meningkatkan fungsi saluran cerna serta dapat menjaga kesehatan tubuh,

    terutama dalam upaya menghindari berbagai penyakit degenaratif, seperti

    obesitas, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskuler (Wildman et al, 2000 ;

    Joseph, 2002).

    Berdasarkan kemampuannya untuk dapat larut dalam air, serat makanan

    dikelompokkan menjadi serat larut (soluble fiber), antara lain: pektin, gum, -

    glukan dan serat tidak larut (insoluble fiber) antara lain: selulosa, hemi selulosa

    dan lignin. Sekitar sepertiga serat makanan total (Total dietary fiber/TDF) adalah

    serat makanan yang larut, sedangkan sisanya yang terbanyak merupakan serat

    yang tidak larut (Prosky et al, 1992; Joseph, 2002).

    Gordon (1989) menyatakan bahwa serat pangan total (TDF) mengandung

    gula-gula dan asam-asam gula sebagai bahan pembangun utama serta grup

    fungsional yang dapat mengikat dan terikat atau bereaksi satu sama lain atau

    dengan komponen lain. Semua komponen serat pangan total memberikan

    karakteristik fungsional pada serat yang meliputi kemampuan daya ikat air,

    kapasitas untuk mengembang, membentuk gel dengan viskositas yang berbeda-

    beda, mengadsorpsi minyak/lemak, pertukaran kation, serta memberikan warna

    dan flavor. Salah satu sumber serat pangan yang dapat dimanfaatkan dalam

    produk makanan adalah tepung mangrove. Tepung mangrove ditambahkan dalam

    pembuatan cookies sebagi sumber serat pangan sehingga dihasilkan cookies

    berserat tinggi.

    Bahan dasar yang digunakan untuk membuat cookies adalah lemak, gula,

    telur, terigu. Selain itu masih banyak juga bahan-bahan lain yang berfungsi

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    5/25

    sebagai penambah seperti bahan pengembang misalnya baking powder atau soda

    kue (Yuni Heruwati, 2006). Karakteristik cookies pada umumnya ditentukan dari

    tekstur renyah, bentuk, ketebalan, kadar air, struktur (berpori besar/kecil) dan juga

    warnanya.

    Tepung terigu adalah tepung yang terbuat dari biji gandum melalui proses

    penggilingan. Umumnya penggolongan tepung terigu berdasarkan kandungan

    proteinnya. Biasanya jenis yang tersedia di pasar memiliki kandungan protein

    berkisar antara 8% 9%, 10.5% 11.5% dan 12% 14%. Di dalam tepung terigu

    terdapat senyawa yang dinamakan gluten, hal ini yang membedakan tepung terigu

    dengan tepung tepung lainnya. Gluten adalah suatu senyawa pada tepung terigu

    yang bersifat kenyal dan elastis, yang diperlukan dalam pembuatan roti agar dapat

    mengembang dengan baik. Dalam pembuatan makanan, hal yang harus

    diperhatikan ialah ketepatan penggunaan jenis tepung terigu. Tepung terigu

    berprotein 12%-14% ideal untuk pembuatan roti dan mie, 10.5%-11.5% untuk

    biskuit, pastry/pie dan donat sedangkan untuk gorengan, cake dan wafer gunakan

    yang berprotein 8%-9%.

    Gula merupakan bahan yang banyak digunakan dalam pembuatan cookies.Jumlah gula yang ditambahkan biasanya berpengaruh terhadap tekstur dan

    penampilan cookies. Fungsi gula dalam proses pembuatan cookies selain sebagai

    pemberi rasa manis, juga berfungsi memperbaiki tekstur, memberikan warna pada

    permukaan cookies dan mempengaruhi cookies. Cookies sebaiknya menggunakan

    gula halus. Jenis gula ini akan menghasilkan kue berpori-pori kecil dan halus. Di

    dalam pembuatan adonan cookies gula berfungsi sebagai pemberi rasa, dan

    berperandalam menentukan penyebaran dan struktur rekahan kue. Gunakan gulasesuai ketentuan resep, pemakaian gula yang berlebihan menjadikan kue cepat

    menjadi browning akibat dari reaksi karamelisasi. Dampak yang lain kue akan

    melebar sewaktu dipanggang (Anni Faridah, dkk:2008:302).

    Lemak ( margarin) merupakan salah satu komponen penting dalam

    pembuatan cookies. Kandungan lemak dalam adonan cookies merupakan salah

    satu faktor yang berkontribusi pada variasi berbagai tipe cookies. Didalam adonan

    lemak memberikan fungsi shortening dan fungsi tekstur sehingga cookies menjadi

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    6/25

    lebih lembut. Selain itu lemak juga berfungsi sebagai pemberi flavor. Gunakan

    lemak sebanyak 65-75% dari jumlah tepung. Prosentase ini akan menghasilkan

    cookies yang rapuh, kering, gurih dan warna kuning mengkilat. Jangan

    menggunakan lemak berlebihan akibatnya cookies akan melebar dan mudah

    hancur, sedangkan jumlah lemak terlalu sedikit akan menghasilkan cookies yang

    bertekstur keras dengan rasa seret di mulut (Anni Faridah, dkk:2008:301).

    Telur berpengaruh terhadap tekstur produk patiseri sebagai hasil dari

    fungsi emulsifikasi, pelembut tekstur dan daya pengikat.Penggunaan kuning telur

    memberikan tekstur cookies yang lembut, tetapi struktur dalam cookies tidak

    sebaik jika digunakan keseluruhan bagian telur. Merupakan pengikat bahan-bahan

    lain, sehingga struktur cookies lebih stabil. Telur digunakan untuk menambah

    warna dan rasa.Telur juga membuat produk lebih mengembang karena

    menangkap udara selama pengocokan. Putih telur bersifat sebagi

    pengikat/pengeras. Kuning telur berfungsi sebagai pengempuk (Anni Faridah,

    dkk:2008:300).

    Susu yang digunakan berfungsi untuk memperbaiki cita rasa, warna, dan

    menahan penyerapan air, sebagai bahan pengisi dan meningkatkan nilai gizicookies. Protein dalam susu dapat mengikat air dan membuat adonan menjadi

    lebih kuat dan lengket. Biasanya susuyang digunakan berjumlah sekitar 5% dari

    berat tepung. Susu bubuk lebih menguntungkan digunakan dibandingkan dengan

    susu cair. Sedangkan gula dalam susu (laktosa) membantu membentuk warna,

    meningkatkan citarasa dan menahan air.

    Garam ditambahkan untuk membangkitkan rasa lezat bahan-bahan lain

    yang digunakan dalam pembuatan cookies. Tepung dengan kadar protein yang

    lebih rendah akan membutuhkan lebih banyak garam karena garam akan

    memperkuat protein.

    Kelompok leavening agents (pengembang adonan) merupakan kelompok

    senyawa kimia yang akan terurai menghasilkan gas di dalam adonan. Salah satu

    leavening agents yang sering digunakan dalam pengolahan cookies adalah baking

    powder. Baking powder memiliki sifat larut pada suhu kamar dan tahan selama

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    7/25

    pengolahan.Fungsi bahan pengembang adalah untuk mengaerasi adonan,

    sehingga menjadi ringan dan berpori, menghasilkan cookies yang renyah dan

    halus teksturnya ( Faridah, dkk:2008:304).

    Tabel Syarat mutu cookies (SNI No. 01-2973-1992)

    Kriteria Uji Satuan Klasifikasi

    Bau, rasa, warna, tekstur - Normal

    Kadar air % b/b Maksimum 5

    Kadar abu % b/k Maksimum 2

    Kadar protein % b/k Minimum 6

    Kadar lemak % b/k Minimum 9,5

    Kadar karbohidrat % b/k Minimum 70

    Serat kasar % b/k Maksimum 0,5

    Kalori Kal/100g Minimum 400

    Sumber: Badan Standarisasi Nasional (1992)

    Sonneratia caseolaris merupakan tumbuhan mangrove yang mempunyai

    kuantitas buah yang cukup tinggi karena pada saat tidak musim saja 1 pohon

    masih bisa menghasilkan kurang lebih 2 kg/hari sehingga dalam satu hari minimal

    bisa menghasilkan buah sebanyak 62932 kg.

    Buah Sonneratia caseolaris telah banyak diolah untuk dijadikan beberapa

    produk pangan seperti jenang, dodol, selai dan sirup. Buah Sonneratia caseolaris

    memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis tanaman mangrove

    lainnya yaitu sifat buahnya tidak beracun, dapat dimakan langsung. Rasa asam

    dan aroma yang khas serta tekstur buah yang lembut membuat buah Sonneratia

    caseolaris cocok diolah menjadi sirup (Indra dkk., 2007).

    Buah mangrove mengandung energi dan karbohidrat yang cukup tinggi,

    bahkan melampaui berbagai jenis pangan sumber karbohidrat yang bisa

    dikonsumsi masyarakat pada umumnya seperti beras, jagung, singkong atau sagu

    (Kesemat, 2007).

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    8/25

    Buah mangrove pada umumnya memiliki kadar gizi yang cukup tinggi,

    walaupun dari segi rasa, rata-rata buah mangrove tidak bisa dikatakan manis.

    Buah pedada mengandung kadar air 79,86% (bb), kadar abu(bk) 7,08%, kadar

    protein(bk) 6,24%, kadar lemak (bk)1,42%, dan kadar karbohidrat(bk) 65,12%

    (Hamsah, 2013). Buah pedada banyak mengandung vitamin seperti vitamin A,

    B1, B2, dan C. Kadar vitamin A, B1, B2, dan C berturut turut adalah 221,97

    IU/100 gram, 5,04 mg/100 gram, 7,65 mg/100 gram, dan 56,74 mg/100 gram

    (Manalu, 2011). Terdapat pula vitamin C serta zat yodium serta kadar serat kasar

    pada tepung buah Sonneratia Caseolaris rata-rata sebesar 0,7371% (Kasemat

    Indonesia 2009).

    Salah satu potensi pengembangan buah pedada adalah dengan pengolahan

    menjadi tepung. Proses pembuatan tepung cukup sederhana dan dapat dilakukan

    dalam skala rumah tangga maupun industri kecil. Pembuatan tepung buah pedada

    meliputi pembersihan,pengirisan, dan pengeringan sampai kadar air tertentu

    kemudian ditepungkan.

    Kandungan gula yang tinggi pada buah pedada dapat menyebabkan reaksi

    pencoklatan. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan perlakuan pendahuluanberupa blanching dan perendaman dengan menggunakan bahan kimia anti

    pencoklatan seperti natrium metabisulfit sebelum pengeringan (Kadarisman dan

    Sulaeman, 1993 dalam Honestin, 2007). Proses blanching mampu menghambat

    terjadinya pencoklatan pada tepung buah pedada karena mampu menginaktifkan

    enzim polifenolase yang diduga terdapat banyak pada buah pedadahal ini sesuai

    pendapat Estiasih (2009) yang mengatakan bahwa melalui proses blanching,

    enzim polifenolase diinaktifkan sehingga perubahan warna akibat reaksipencoklatan enzimatis diminimumkan.

    Kelarutan dalam air pada tepung buah pedada tergolong tinggi sehingga

    tepung buah pedada cocok digunakan sebagai pengganti terigu pada pembuatan

    produk yang membutuhkan pengembangan besar misalnya produk roti. Hal ini

    disebabkan oleh kadar protein yang mengandung gugus amino hidrofilikrelatif

    tinggi dan rendahnya kadar protein yang mengandung gugus amino yang bersifat

    hidrofobik. Prabowo (2010) mengatakan bahwa protein yang banyak mengandung

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    9/25

    asam amino dengan gugus hidrofobik daya kelarutannya dalam air kurang baik

    dibandingkan dengan protein yang banyak mengandung asam amino dengan

    gugus hidrofilik.

    Berdasarkan hasil analisis kadar air pada tepung buah pedada

    menunjukkan bahwa nilai kadar air pada tepung pedada berkisar antara 5,46-

    11,66%, kadar abu tepung buah pedada berada pada kisaran antara3,67-6,59%,

    kadar protein tepung buah pedada berada pada kisaran 4,28-4,87%, kadar lemak

    tepung buah pedada berada pada kisaran 1,08-1,27%, dan kadar karbohidrat

    berkisar 79,22-82,44% (Hamsah, 2013).

    Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang

    dinyatakan dalam persen. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan

    kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi

    mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak,

    sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno, 2004). Menurut

    Fardiaz (1989), mengatakan bahwa batas kadar air maksimum dimana mikroba

    masih dapat tumbuh adalah 14-15%.

    Kadar abu merupakan komponen yang tidak menguap hal ini sesuai

    dengan pernyataan Soebito (1988) yang mengatakan bahwa kadar abu merupakan

    total mineral yang tertinggal setelah dibakar hingga bebas karbon dan merupakan

    komponen yang tidak menguap. Perbedaan nilai kadar abu disebabkan oleh

    kandungan mineral semua buah berbeda-berda termasuk pada buah pedada baik

    buah segar maupun setelah diolah menjadi tepung. Hal ini dipengaruhi oleh

    keadaan kondisi tanah dimana pohon pedada tumbuh hal tersebut sesuai wagiono

    (1979) yang mengatakan bahwa perbedaan kandungan mineral dapat disebabkan

    oleh perbedaan penambahan pupuk dan kondisi tanah tumbuh.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    10/25

    III. METODOLOGI

    A. BahanBahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

    1. Mangrove2. Telur3. Gula4. Soda kue5. Margarin

    B. ProsedurPenelitian ini menggunakan rancang acak lengkap faktorial RAL, yang

    terdiri dari dua faktor.

    Faktor I (A) = proporsi tepung ampas mangrove dan tepung terigu.

    A1 = 15 : 85

    A2 = 30 : 70

    A3 = 45 : 55

    Faktor II (B) = penambahan margarin

    B1 = 40%

    B2 = 45%

    B3 = 50%

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    11/25

    Pembuatan Tepung Ampas Mangrove

    Pembuatan Cookies

    Sortasi Buah

    Pengupasan dan Pencucian

    Pemarutan

    Pemerasan

    Pengeringan dengan sinar matahari/kabinet dryer

    selama 12 jam

    Penggilingan dan pengayakan dengan

    mengguanakan ukuran 80 mesh

    Persiapan bahan-bahan

    Pencampuran Gula dan Telur menggunakan mixer sampai adonan mengembang,

    ditambahkan campuran tepung ampas mangrove dan tepung terigu . diaduk

    Adonan dipipihkan

    Pemanggangan

    Analisa produk akhir

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    12/25

    IV. PEMBAHASAN

    A.

    Kadar AirKadar air yang diamati dari jurnal yang kami gunakan adalah kadar air

    pada cookies dengan perlakuan penambahan tepung ampas mangrove dan cookies

    dengan perlakuan penambahan margarine. Hasil analisis kadar air dapat dilihat

    pada tabel 2 dan 3.

    Tabel 2 mengenai kadar air cookiesdengan perlakuan penambahan tepung

    ampas mangrove, menunjukkan bahwa penambahan tepung ampas mangrove

    berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar air dari cookies mangrove.

    Peningkatan kadar air ini disebabkan oleh kandungan utama pada tepung ampas

    mangroveadalah pati dan serat. Pati dan serat memiliki kemampuan mengikat air

    yang besar dan air yang terikat pada pati dan serat akan sulit dilepaskan walau

    dengan pemanasan (Mayer, 1980).

    Pati merupakan bagian terbesar yang terkandung dalam karbohidrat.

    Dikarenakan kandungan utama dari tepung ampas mangroveadalah pati dan serat,

    maka semakin banyaknya proporsi tepung ampas mangroveyang digunakan, akan

    samikn meningkat pula kandungan pati dan serat dalam cookiesyang dihasilkan.

    Peningkatan kadar pati pada tepung ampas mangrove akan diikuti dengan

    peningkatan kadar amilosa tepung ampas mangrove (Umami, 2012). Hal ini

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    13/25

    dikarenakan amilosa merupakan komponen penyusun pati. Pati tersusun atas

    amilosa dan amilopektin (Umami, 2012). Amilosa memiliki kemampuan

    membentuk ikatan hidrogen dengan air (Argasasmita, 2008) dan terdiri dari unit

    glukosa yang terikat dengan ikatan 1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan

    rantai terbuka (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006). Akibatnya, amilosa bersifat

    mudah menyerap air sehingga kadar air dari cookies meningkat dikarenakan

    penyerapan air yang tinggi dari amilosa. Serat pangan dalam tepung ampas

    mangrove memiliki kapasitas pengikat air yang tinggi sehingga dalam cookies

    yang dihasilkan, kadar air yang dikandungnya tinggi

    Tabel 3 mengenai kadar air cookies dengan penambahan margarine

    menunjukkan bahwa margarin sangat berpengaruh nyata terhadap tingkat kadar

    air pada cookies. Meningkatnya penambahan margarin dalam adonan

    menyebabkan semakin menurunnya tingkat kadar air pada cookies. Margarin

    merupakan shortening yang digunakan pada pembuatan cookiesyang terbuat dari

    lemak tumbuhan. Margarin mengandung lebih dari 80% lemak, 16% air,

    kandungan laktosa 0,5%, abu sekitar 0,1% - 3,0% dan sebagian besar ditambah

    garam (Wijayanti, 2005). Margarin mengandung lemak yang tinggi dan

    mempengaruhi tingkat kadar air. Hal ini dikarenakan lemak dapat mengganggu

    proses gelatinisasi karena lemak mampu membentuk kompleks dengan amilosa

    sehingga menghambat keluarnya amilosa dari granula pati. Selain itu, sebagian

    besar lemak akan diadsorbsi oleh permukaan granula sehingga berbentuk lapisan

    lemak yang bersifat hidrofobik di sekeliling granula. Lapisan lemak tersebut akan

    menghambat pengikatan air oleh granula pati (Prameswari, 2013). Dikarenakan

    lemak menghambat keluarnya milosa dari granula pati dan menghambat

    pengikatan air oleh granula pati, maka penambahan lemak pada pembuatancookiesmenyebabkan menurunnya kadar air.

    B. Kadar ProteinHubungan antara perlakuan penambahan margarin dan tepung ampas

    mangroveterhadap kadar protein cookies ditunjukkan pada tabel 4.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    14/25

    Analisis kadar protein cookies pada tabel 4 menunjukkan kadar protein

    pada cookiesdengan berbagai perlakuan penambahan margarin dan tepung ampas

    mangrovesemakin menurun seiring dengan penambahan substitusi tepung ampas

    mangrovedan margarin. Pada perlakuan penambahan margarin 40 gr dan tepung

    ampas mangrove 15 gr memiliki kadar protein yang paling tinggi (6,9165%)

    sedangkan pada perlakuan penambahan margarin 50 gr dan tepung ampas

    mangrove 45 gr memiliki kadar protein yang paling rendah (5,4075%). Hal ini

    menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi tepung terigu dibandingkan tepungmangroveserta semakin sedikit penambahan margarin maka kadar protein cookies

    akan semakin tinggi, sedangkan apabila tepung mangroveyang digunakan lebih

    banyak daripada tepung terigu dan margarin yang digunakan juga tinggi maka

    kadar protein cookiesakan semakin rendah.

    Penambahan tepung ampas mangrove dan margarin dapat menurunkan

    kadar protein karena tepung ampas mangrove mengandung kadar protein yang

    rendah yaitu 5,542% dan margarin mengandung kadar protein yang sangat rendah

    yaitu hanya 0,37-0,54%. Penggunaan tepung terigu yang lebih banyak

    dibandingkan dengan tepung ampas mangrovedapat meningkatkan kadar protein

    cookieskarena tepung terigu mengandung kadar protein yang tinggi, yaitu sekitar

    8,9% (Depkes RI, 1996).

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    15/25

    C. Kadar LemakMaegari merupakan produk makanan berbentuk emulsi padat atau semi

    padat yang dibuat dari lemak nabati dan air, dengan atau tanpa penambahan bahan

    lain yang diizinkan (NaCl). Margari mengandung 80% lemak, 16% air dan

    beberapa zat lain. Lemak adalah garam garan yang terbentuk dari penyatuan asam

    lemak dengan alkohol organik (yang disebut gliserol dan gliserin). Lemak yang

    dapat mencair dalam temoeratur biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk

    padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat lemak tersusun atas molekul C,

    H, dan O dengan jumlah atom yang lebih banyak.

    Hasil reerata kadar lemak cookies dari perlakuan penambahan margarine

    dan tepung ampas mangrove yaitu dengan perlakuan penambahan margarine 40 gr

    dan tepung ampas mangrove 15 gr memiliki kadar lemak yang paling rendah

    (20,0885 %) sedangkan pada perlakuan penambahan margarine 50 gr dan tepung

    mangrove 45 gr memiliki kadar lemak yang paling tinggi (24,5799 %). Hal ini

    disebabkan karena margarine mengandung kadar lemak yang tinggi. Karena

    struktur yang kaya akan rantai unsur karbon (- CH2CH2CH2-) maka lemak

    mempunyai sifat hydropobik. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak

    untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau

    organik seperti : eter, choloform, atau benzol. Jadi dengan tingginya presentase

    penambahan margarin pada pembuatan cookies maka kandungan lemak yang

    dihasilkan juga tinggi. Pada perlakuan penambahan margarine dan tepung ampas

    mangrove yaitu dengan perlakuan penambahan margarine 40 gr dan tepung ampas

    mangrove 15 gr memiliki kadar lemak yang paling rendah, hal ini dikarenakan

    selain presentase margarine yang rendah kandungan lemak tepung ampas

    mangrove juga rendah yaitu hanya sekitar 0,891 % dan tepung terigu sekitar

    1,3%. Jadi meskipun presentase tepungnya banyak tidak akan mempengaruhi

    jumlah kadar minyak yang dihasilkan karena tepung memiliki kandungan lemak

    yang rendah.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    16/25

    D. Kadar Serat KasarSerat kasar merupakan senyawa yang dianalisa dilaboratorium yaitu

    senyawa yang tidak dapat dihidrolisa oleh asam atau alkali, di dalam buku daftar

    komposisi Bahan Makanan. Tetapi kadar serat kasar dalam suatu makanan dapat

    dijadikan indeks kadar serat makanan, karena umumnya di dalam serat kasar

    ditemukan sebanyak 0,2 0,5 bagian jumlah serat makanan.Untuk menguji serat

    kasar biasanya menggunakan uji kualitatif yaitu dengan pereaksi schweltzer (

    kupraammoniumhidroksida ) karena selulosa adalah suatu zat yang berwarna

    putih dan tidak larut dalam hampir semua pelarut. Pada analisa penentuan serat

    kasar diperhitungkan banyaknya zat-zat yang tidak larut dalam asam encer atau

    basa encer dengan kondisi tertentu.

    Hasil rerata kadar serat kasar cookies dari perlakuan penambahan tepung

    ampas mangrove dan margarine yaitu dengan perlakuan propersi margarine 40 gr

    dan tepung ampas mangrove 15 gr memiliki kadar serat kasar yang paling

    rendahyaitu 2,6608% sedangkan pada perlakuan penambahan margarine 50 gr dan

    tepung mangrove 45 gr memiliki kadar serat kasar yang paling tinggi 4,5477 %.

    Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak penambahan tepung mangrove

    maka semakin tinggi kandungan kadar serat kasar, karena tepung mangrove

    memiliki kandungan serat kasar yang cukup tinggi yaitu sebanyak 5,271% dan

    tepung terigu memiliki kandungan kadar serat kasar yang jauh lebih rendah

    dibanding tepung mangrove yaitu 2%.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    17/25

    E. Uji OrganoleptikKarbohidrat, lipid, protein, vitamin dan komponen makanan lain dapat

    rusak selama pengolahan dan mengalami perubahan kimia. Perubahan kimia inidapat merubah sifat sensori dari makanan. Lemak atau lipid yag mengalami

    pemanasan saat proses pemanggangan cookies akan berubah dari lipid tak jenuh

    menjadi senyawa aldehid, keton, dimmer dan polimer yang dapat mempengaruhi

    flavour, tekstur dan nilai nutrisi dari makanan. Demikian juga pemanasan protein

    dengan adanya air akan menghasilkan protein yang berikatan silang dan dapat

    merubah flavour dan tekstur cookies.

    Uji organoleptik yang dilakukan pada penelitian pembuatan cookies

    dengan memanfaatkan tepung ampas mangrove ini meliputi rasa, kerenyahan dan

    warna cookies. Untuk menguji parameter tersebut dilakukan uji hedonic scale

    scoring pada tiap sampel coolies yang dibuat. Uji mutu hedonik tidak

    menyatakan suka atau tidak suka tetapi baik atau buruk. Kesan baik atau buruk ini

    dinyatakan kesan mutu hedonik, karenanya paraahli memasukkan uji mutu

    hedonik ke dalam mutu hedonik.

    Rasa Cookies

    Hasil pengamatan mengungkapkan bahwa rasa terbaik diperoleh cookies

    dengan penambahan ampas mangrove 30 gram dan margarin 45 gram dengan skor

    tertinggi yaitu 150,5. Berdasarkan uji hedonik scale skoring menunjukkan bahwa

    perlakuan penambahan margarine dan tepung ampas mangrove terdapat interaksi

    yang nyata (p < 0,05).

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    18/25

    Rasa enak pada cookies disebabkan oleh adanya komponen karbohidrat,

    protein dan lemak dalam adonan cookies. Adanya pemanasan komponen

    karbohidrat dan protein akan menimbulkan reaksi maillard yang menghasilkan

    rasa pahit pada produk yang dihasilkan. Kandungan pati dan protein pada tepung

    ampas mangrove cukup tinggi sehingga semakin banyak tepung ampas mangrove

    yang digunakan dalam adonan cookies maka rasa pahit yang timbul akan semakin

    kuat. Rasa pahit yang berlebihan ini tidak disukai oleh panelis.

    Margarin yang digunakan dalam adonan akan menambahkan komposisi

    lemak dalam adonan. Selama pemanggangan, lemak dalam adonan ini akan

    membentuk senyawa aldehid dan keton yang mempengaruhi aroma cookies.

    Lemak juga memberikan rasa gurih pada cookies yang disukai oleh panelis.

    Semakin banyak konsentrasi margarin yang ditambahkan pada adonan cookies

    maka rasa gurih yang dihasilkan makin kuat.

    Rasa terbaik yang timbul dari komposisi komponen karbohidrat, protein

    dan lemak yang tepat akan menghasilkan rasa cookies yang enak dan disukai

    panelis. Kombinasi ini ditunjukkan oleh adonan cookies dengan 30 gram tepung

    ampas mangrove dan 45 gram margarin. Komposisi ini menghasilkan rasa gurih

    yang tidak berlebihan dan ada sedikit rasa pahit yang mencegah timbulnya rasa

    eneg karena kuatnya rasa gurih yang dihasilkan.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    19/25

    Kerenyahan cookies

    Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan penambahan

    margarine dan tepung ampas mangrove terdapat interaksi yang nyata (p < 0,05)terhadap tekstur cookies yang dihasilkan. Demikian juga antara masing-masing

    perlakuan terdapat perbedaan yang nyata. Rerata tekstur cookies tiap perlakuan

    dapat dilihat pada Tabel 8.

    Kerenyahan cookies dipengaruhi oleh komponen karbohidrat, protein, air

    dan lemak di dalam adonan. Perubahan pada tekstur disebabkan oleh hilangnya

    cairan, berkurangnya lemak, pembentukan atau pemecahan emulsi, hidrolisa atau

    polimerisasi karbohidrat dan hidrolisa atau koagulasi protein. Sesuai dengan

    pernyataan tersebut, kenaikan kadar air dan lemak serta penurunan kadar pati pada

    cookies cenderung menaikkan tekstur ( semakin lembut atau tidak kasar).

    Adanya protein dan air dalam jumlah yang banyak akan memberikan

    tekstur yang kuat dan elastis pada adonan karena protein akan tergelatinisasi

    membentuk struktur tiga dimensi yang elastis. Struktur ini akan memerangkap air

    dalam adonan. Sehingga saat adonan dipanggan, air memuai membuat adonan

    menjadi mengembang dan saat air menguap akan meninggalkan rongga-rongga

    udara dalam produk. Dalam pembuatan cookies kondisi ini tidak diinginkan.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    20/25

    Cookies yang baik memiliki tekstur yang renyah sehingga pembentukan gluten

    pada adonan sangat dihindari.

    Adanya komponen karbohidrat yang tinggi dalam tepung ampas mangrovemembuat semakin besar penambahan tepung ampas mangrove maka semakin

    tinggi kandungan karbohidrat dan semakin rendah kandungan protein yang ada

    pada adonan secara proporsional. Jadi makin banyak tepung ampas mangrove

    yang ditambahkan maka tekstur cookies akan semakin renyah.

    Tidak seperti tepung dan telur yang bersifat membentuk dan memperkuat

    struktur, margarin mengandung tinggi lemak sebagai shortening akan berfungsi

    untuk mengempukkan produk. Ketika adonan dipanggang dalam oven, shortening

    akan meleleh dan melepaskan CO2 yang berkontribusi untuk pengembangan.

    Margarin yang meleleh kemudian tersimpan disekeliling dinding sel struktur

    untuk berkontribusi dalam pengempukan dan tekstur yang berminyak. Struktur sel

    dan volume kue dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran gelembung udara dan tetesan

    air yang terjebak dalam shortening. Jadi semakin banyak margarin yang

    ditambahkan maka tekstur cookies yang dihasilkan al=kan semakin lunak. Terlalu

    banyak menambahkan margarin akan menghasiklan adonan yang sulit dibentukdan sangat remah.

    Tekstur terbaik dihasilkan oleh kombinasi penambahan 30 gram tepung

    ampas mangrove dan 45 gram margarin. Kombinasi ini menghasilkan cookies

    dengan tekstur adonan yang mudah dibentuk dan tingkat kerenyahan yang baik.

    Warna Cookies

    Berdasarkan uji hedonik scale skoring skoring menunjukkan bahwa

    perlakuan penambahan margarine dan tepung ampas mangrove terdapat interaksi

    yang nyata (p < 0,05). Hasil uji organoleptik terhadap warna terhadap cookies

    ditunjukkan pada Tabel 9.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    21/25

    Perbedaan kesukaan warna cookies disebabkan karena adanya

    penampakan tepung Mangrove yang berbeda proporsi penambahannya. Semakin

    besar penambahan tepung mangrove menghasilkan warna cookies yang coklat

    yang semakin nyata. Pembentukan warna coklat ini dipengaruhi oleh kandungan

    karbohidrat dan protein dalam adonan. Semakin banyak karbohidrat yang

    terkandung dalam adonan maka semakin besar peluang terjadinya reaksi maillard.

    Reaksi maillard adalah reaksi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi

    dengan gugus amina primer yang menghasilkan produk berwarna coklat yang

    sering dikehendaki. Makin banyak reaksi maillard yang terjadi menyebabkan

    warna produk akan semakin coklat. Reaksi ini berlangsung mudah pada suhu

    antara 150-260oC. Reaksi Maillard berlangsung melalui tahap berikut:

    a. Aldosa (gula pereduksi) bereaksi dengan asam amino atau dengan gugusamino dari protein sehingga dihasilkan basa Schiff.

    b. Perubahan terjadi menurut reaksi amadori sehingga menjadi amino ketosa.c. Hasil reaksi amadori mengalami dehidrasi membentuk furfural dehida dari

    pentosa atau hidroksil metil furfural dari heksosa.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    22/25

    d. Proses dehidrasi selanjutnya menghasilkan produk antara berupa metil-dikarbonil yang diikuti penguraia menghasilkan reduktor dan dikarboksil

    seperti metilglioksal, asetot, dan diasetil.

    e. Aldehida-aldehida aktif dari 3 dan 4 terpolimerisasi tanpamengikutsertakan gugus amino (disebut kondensasi aldol) atau dengan

    gugusan amino membentuk senyawa berwarna cokelat yang disebut

    melanoidin.

    Warna cookies terbaik ditunjukkan oleh perlakuan penambahan 30 gram tepung

    ampas mangrove dan 45 gram margarin. Perlakuan ini menghasilkan warna coklat

    muda pada cookies, yang disukai oleh panelis.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    23/25

    V. PENUTUP

    A. Kesimpulan Penambahan tepung ampas mangrove berpengaruh nyata terhadap

    peningkatan kadar air dari cookies mangrove.

    Semakin banyak proporsi tepung ampas mangrove yang digunakan,akan semakin meningkat pula kandungan pati dan serat dalam cookies

    yang dihasilkan.

    Penambahan tepung ampas mangrove pada cookies mangrove tidakmempengaruhi jumlah kadar minyak yang dihasilkan.

    Proporsi margarin dan tepung ampas mangrove pada cookiesmangrove terbaik adalah 45 gr margarin dan 30 gr tepung ampas

    mangrove.

    B. SaranSebaiknya untuk mendukung diversifikasi pangan, para pembaca

    mencoba menggunakan tepung ampas mangrove sebagai bahan dasar atau

    pengganti tepung terigu pada pembuatan cookies, biskuit, dan produk

    pangan lainnya.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    24/25

    DAFTAR PUSTAKA

    Depkes RI. 1996. Pedoman Praktis Pemantauan Gizi Orang Dewasa. Jakarta:

    Depkes RI.

    Faridah, Anni. 2008.Patiseri. Jakarta: Direktoran Pembinaan Sekolah Menengah

    Kejuruan.

    Gordon, 1989. Functional Properties vs Physiological Action of Total Dietary

    Fiber. Cereal Food World. 34(7):517.

    Hamsah. 2013. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung Buah Pedada ( Sonneratia

    Caseolaris). Skripsi. Rogramstudi Ilmu Dan Teknologi Pangan Jurusan

    Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin. Makassar.

    Honestin, Trifena. 2007. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung UbiJalar (Ipomoea

    batas). Skripsi. Departemen Ilmu dan TeknologiPangan. Fakultas Teknologi

    Pertanian. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

    Indra R, Y Nofita dan A Wahyu. 2007. Identifikasi ekosistem mangrove di Surabaya.

    Penelitian. Universitas Airlangga.

    Joseph, G. 2002. Manfaat Serat Makanan Bagi Kesehatan Kita. Makalah Falsafah

    Sains. Program Pascasarjana IPB. Bogor, Mei 2002.

    Manalu, Ruth Dwi Elsa. 2011. Kadar Beberapa Vitamin Pada Buah Pedada (Sonneratia

    caseolaris) dan Hasil Olahannya.Skripsi.Departemen Teknologi Hasil Perairan.

    Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Mayer, L.H. 1980.Food Chemistry. AVI Publishing Co., Wetport, Connecticut.

    Noor, T. F. D. 2012. Pemanfaatan Tepung Ampas Tahu pada Pembuatan Produk Cookies

    (Chocolate Cookies, Bulan Sabit Cookies, dan Pie Lemon Cookies). Proyek akhir.

    Program Studi Teknik Boga Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.

    Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006.Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur_bakery Full

    25/25

    Prameswari, Rizki Dwi dan Estiasih, Teti. 2013. Pemanfaatan Tepung Gembili

    (Dioscorea esculenta L.) Dalam Pembuatan Cookies. Jurusan Teknologi

    Hasil Pertanian.Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 1 No. 1 Hal. 115-

    128.

    Rosky L, De Vries JW. 1992. Controlling Dietary Fiber in Food Product. New York:

    Reinhold.

    Umami, Citra Riza dan Yuwono, Sudarminto Setyo. 2012. Jurnal: Penambahan

    Rumput Laut Euchema cottoni Pada Beras Tiruan Berbasis Tepung

    Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) dan Tepung Beras. Jurusan Teknologi

    Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

    Malang.

    Wijayanti, Anita. 2005. Pembuatan Cookies dengan Penambahan Kecambah

    Hijau untuk Meningkatkan Kadar Vitamin E. Skripsi. Program Studi

    Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Katolik

    Soegijapranata. Semarang.

    Wildman, REC, Modeiros, DM. 2000. Carbohydrates. DalamAdvanced HumanNutrition. New York :CRC press. Boca Ratun. p. 66-97.