03. bab iii - metode penelitian
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
1/16
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian dan Parameter Yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey, metode
analisis laboratorium, metode pengambilan samplingpurposive random samplingdan
metode analisis data indeks pencemar. Data yang dikumpulkan dalam penelitian
meliputi data sekunder dan data primer. Dari data yang didapat kemudian diberikan
scoring dengan metode indeks pencemaran yang mengacu pada Keputusan Menteri
LH 115 Tahun 2003 dan baku mutu airtanah yang mengacu pada
a. Metode survey
Metode Survey yaitu metode yang dilakukan langsung untuk memperoleh data
lapangan dengan cara pengamatan, pengukuran dan pencatatan secara sistematik
terhadap fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
data-data primer dan sekunder yang diperlukan dalam penelitian. Data primer yang
dikumpulkan yaitu data ketinggian muka airtanah, data sampel airtanah, data
sampel limbah peternakan babi sebagai pencemar. Data sekunder berupa curah
hujan, kondisi geofisik, biotis, sosial, budaya dan penggunaan lahan yang
diperoleh dari instansi-instansi yang menaungi wilayah penelitian.
b. Metode Analisis Laboratorium
Metode analisis laboratorium merupakan metode untuk menganalisis zat
yang terkandung di badan air yang telah diambil sampelnya di lapangan. Sampel
tersebut berupa sampel airtanah yang diperoleh dari sumur gali penduduk diambil
menggunakan timba dan sampel limbah peternakan babi lalu dimasukkan ke dalam
botol sampel. Parameter penelitian adalah suatu nilai yang stabil karena nilai
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
2/16
49
tersebut diperoleh dari hasil observasi seluruh anggota populasi yang akan diteliti.
Parameter yang digunakan dalam penelitian guna untuk mengetahui pencemaran
airtanah akibat pembuangan limbah peternakan babi yang ada di Desa Trimurti
Tabel 3.1. Parameter Fisik, Kimia, Biologi Yang Digunakan Untuk Penelitian
No PARAMETER SATUAN
BAKU MUTU AIR
Permenkes No.416
Tahun 1990 (air bersih)
PP RI No.82 Tahun
2001 (kelas 2)
1. pH 6.5 - 8.5 6 - 9
2. Suhu Co Deviasi 3o Deviasi 3o
3. BOD mg/L - 3
4. Amonia mg/L 0.5 1.5
5. EscherichiaColi
Per100ml
0 1000
(Sumber:Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990, peraturan pemerintah nomer 82 tahun2001 tentang pengelolaan kualitas air)
3.2. Teknik Sampling dan Penentuan Lokasi Sampling
Teknik pengambilan purposive random sampling merupakan teknik
pengambilan sampel dengan memperhatikan bentuk lahan, kemiringan lereng dan
arah aliran airtanah. Dengan teknik ini penulis sengaja memilih tempat yang
berpotensi terkena pengaruh dari pencemaran di kawasan peternakan babi di Desa
Trimurti.
Penentuan titik sampling dilakukan secara menyebar dengan
mempertimbangkan batas lokasi penelitian dan arah aliran airtanah. Sampel yang
diambil di lokasi penelitian antara lain seperti sampel airtanah dan sampel limbah
peternakan babi sebagai pencemar.
3.3. Perlengkapan Penelitian
Dalam pengumpulan data sekunder maupun data primer dalam penelitian ini
diperlukan bantuan perlengkapan atau alat sebagai penunjang pemgambilan data
lapangan maupun dan mempermudah kerja lapangan dalam penyusunan laporan
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
3/16
50
penelitian di studio. Perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan pada
table 3.2.
Tabel 3.2. Perlengkapan Penelitian, Kegunaan, dan Hasil yang Didapat
No Perlengkapan
Penelitian
Kegunaan Hasil Gambar
1 Bahan
a. Peta RBI, skala1:25.000
Sebagai dasarpembuatan peta
Peta dasar dan petatafsiran untuk di
lapangan danpembuatan peta
tematikb.Peta Administrasi
dan batas daerahpenelitian
Sebagai dasar
penentuan pembuatanpeta tematik
c.Peta Topografi,
skala 1:25.000
2 Peralatan lapangan
a. GPS (global
positioning
system)
Menentukan lokasi atauposisi dan evaluasi
geografis
Data pembuatan petatematik. dan titik
koordinat lokasi dangerakan tanah
b. Kompas Geologi Mengetahui kemiringanzona , kedudukan dan
ketinggian dari unsur-unsur geologi
Data kemiringan zonadan dasar pembuatan
peta tematik
c. Meteran Mengukur tebal tanah,
dan tinggi tanah
penutup
Data Luas, panjang
dan tinggi tanah
penutup
d. Alat tulismenulis
Pencatatan data Informasi data tertulis
e. Camera digital Untuk mengambil
gambar kenampakan di
lapangan
Informasi pendukung
penelitian berupa
gambar
3 Peralatan pasca lapangan
a. Alat tulis menulisdan gambar
Pembuatan tulisan dansketsa gambar peta
Penulisan DataLapangan
b. Komputer danPrinter
Pembuatan peta secaradigital dan penyusunan
laporan
Pembutan Tulisan dangambar peta dari data
penelitian
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
4/16
51
3.4. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian disusun sesuai dengan tahapan kegiatan yang akan
dilakukan oleh peneliti dan dirangkum dalam diagram alir pada gambar 3.2.
gambar 3.1. Tahap Penelitian
Tahap Pasca
Lapangan
Tahap Uji
Laboratorium
Tahap Kerja
Lapangan
Keterangan :
input
proses
output
Uji kualitas sampel airtanah &
pencemar parameter COD, BOD,
Amonia,Escherichia Coli
Tingkat pencemaran
baik/rendah/sedang/tinggi/
sangat tinggi
Peta Sebaran
Kualitas Air
Analisis status mutu air :
Metode Indeks Pencemaran
Pengambilan
sampel limbah
peternakan
Pengambilan
sampel airtanah
Pengukuran kualitas
air di lapangan
parameter pH, suhu
Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 & Permenkes
RI No. 416/ MENKES
/PER/IX/1990
(Kualitas air bersih)
Peta
topografiPeta Geologi Citra
Satelit
Peta RBI skala
1 : 25000
Studi literatur Pengumpulan data sekunder
Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel
Peta
kemiringan
lereng
Peta satuan
batuanPeta penggunaan
lahan
Peta
admininistrasi
Peta Satuan LahanPengukuran ketinggian
muka airtanah
Pembuatan PetaFlownet
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
5/16
52
3.4.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan rencana awal dalam melaksanakan penelitian ini,
dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap persiapan yang di akan dilakukan
sebagai berikut :
a.
Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan tahap persiapan awal yang dilakukan dengan
mendapatkan informasi yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.
Studi pustaka yang terkait dengan penelitian merupakan penelusuran literatur-
literatur, jurnal ilmiah, hasil penelitian terdahulu, buku, dan peta tematik.
b. Administrasi
Administrasi merupakan tahap persiapan yang kedua setelah tahap
studi pustaka. Tahap administrasi merupakan penyelesaian persyaratan
administrasi dengan pihak akademik maupun pihak instansi terkait dengan
tujuan mendapatkan izin dan dukungan dari akademik dan instansi sebagai
kelancaran proses penelitian.
c. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder berupa, Peta administrasi daerah
penelitian, Peta batas daerah kegiatan penelitian, Peta kemiringan lerengi
daerah penelitian, Peta jenis tanah daerah penelitian, Peta satuan batuani daerah
penelitian, Peta penggunaan lahan daerah penelitian.dan data-data komponen
rona lingkungan hidup seperti data curah hujan, data komponen biotis, dan data
komponen social yang dapat dilihat pada Tabel 3.3.
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
6/16
53
Tabel 3.3. Parameter Yang Dibutuhkan, Jenis Data, dan Sumber Data
No. Parameter Jenis/Sifatdata
UnsurParameter
Sumber Data Instansi Terkait
1. Iklim Sekunder Curah hujan Bantul dalam angka Badan Pusat Statistik
Kab.Bantul2. Relief Sekunder Topografi,
Kemiringan
lereng
Peta RBI BAPPEDA Kab.Bantul
Primer Pemetaan dilapangan
3. Batuan Sekunder Jenis batuan Peta satuan batuan
Primer Pengamatan batuandan analisis di
lapangan
4. Tanah Sekunder Jenis tanah,Tekstur tanah,
Permeabilitastanah
Peta jenis tanah BAPPEDA Kab.Bantul
Primer Sampling tanahDan analisislaboratorium
5. Hidrologi Primer Kedalaman
muka airtanah,
kemiringan
muka airtanah,
Pengamatan dan
pengukuran
di lapangan
6. Lahan Sekunder Penggunaan
lahan
Peta RBI Bakosurtanal
Primer
Pengamatan dan
pengukurandi lapangan
d. Persiapan Perlengkapan
Perlengkapan dalam penelitian merupakan sarana sebagai kelancaran
penelitian. Persiapan perlengkapan meliputi alat dan bahan peneliti baik di
lapangan maupaun di studio.
e.
Observasi Lapangan
Observasi lapangan bertujuan supaya peneliti dapat lebih memahami
permasalahan maupun kondisi lingkungan dan melakukan pengamatan secara
langsung di daerah penelitian serta dapat menambah data pendukung dalam
penelitian.
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
7/16
54
3.4.2. Tahap Kerja Lapangan
3.4.2.1. Pengambilan Sampel Airtanah
Sampel airtanah diambil dari titik pengambilan sampel yang sudah
ditentukan yaitu titik sebelum sumber pencemar (peternakan) dilihat dari arah
aliran airtanah (kontrol), titik yang dekat dengan bahan sumber pencemar, dan
titik terjauh dari sumber pencemar dilihat dari arah aliran airtanah. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan pencemar yang terdapat di
dalam air limbah tersebut. Sampel yang diambil selanjutnya dibawa ke
laboratorium untuk dianalisa. Sampel air yang dibutuhkan kurang lebih 5 liter
untuk tiap titik pengamatan dengan volume yang sama tiap titik pengamatan.
Sampel air yang diambil harus memenuhi standar pengambilan contoh air
permukaan sesuai SNI 6989.57:2008 seperti di bawah ini ;
1. Pengambilan sampel air dilakukan di tempat yang mempunyai kecepatan
air homogen dan tenang (tidak ada turbulensi).
2. Pengambilan sampel air tidak dilakukan di daerah sedimentasi
3. Sebelum pengambilan sampel, wadah dibilas dengan air limbah dengan
pengulangan 3 kali.
4. Wadah harus tercelup seluruhnya ke dalam air dan mengisi wadah sampai
penuh dengan tidak ada udara di dalam wadah.
5. Menghindari wadah dari sinar matahari secara langsung.
3.4.2.2. Pengukuran Kedalaman Airtanah
Pengukuran ketinggian muka airtanah dimaksudkan untuk mengetahui
arah aliran airtanah yang mana juga merupakan arah aliran pencemaran.
Pengukuran dilakukan pada sumur-sumur warga sekitar yang diambil secara
random. Hasil dari pengukuran muka airtanah disajikan dalam bentuk peta
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
8/16
55
flownet. peta flownet merupakan peta yang di dalamnya terdapat kontur
ketinggian tempat dan arah aliran air tanah yang saling memotong tegak lurus.
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengukuran muka air tanah adalah GPS,
meteran, dan peta.
Tahapan dalam melakukan pengukuran adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan koordinat lokasi dan elevasi sumur gali menggunakan GPS,
kemudian melakukan pengukuran kedalaman muka airtanah (h) dengancara mengukur tinggi sumur dari bibir sumur sampai permukaan airtanah
(h1) dikurangi dengan tinggi dari bibir sumur ke permukaan tanah (h2).
b.
Mencatat hasil pengukuran
Untuk lebih jelasnya, ilustrasi penampang kedalaman muka airtanah pada
sumur dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.2. Pengukuran Ketinggian Muka Air Tanah
3.4.3. Tahap Uji Laboratorium
Tahap uji laboratorium bertujuan untuk mengetahui kadar bahan
pencemar sesuai dengan parameter dari masing-masing sampel air.
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
9/16
56
a. pH (SNI 06-6989.11-2004)
Pengukuran pH air secara sederhana dilakukan dengan bantuan kertas
lakmus. Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain :
1. Gelas ukur
2. pH meter
3. Contoh air
Dalam pengukuran pH air yang pertama dilakukan adalah mengambil
contoh air pada gelas ukur yang sebelumnya telah dibilas dengan contoh air
tersebut dengan pengulangan 3 kali. Setelah itu masukkan pH meter dan tunggu
3 detik. Setelah itu bandingkan warna pada pH meter dengan skala pH meter.
Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan tiap 1 contoh air
dilakukan 3 kalai pengulangan pengukuran setelah itu diambil rata-rata.
b.
BOD (SNI 6989.72:2009)
Pada umumnya pengukuran BOD (Biochemical Oxygen Demand)
dengan sejumlah contoh uji ditambahkan ke dalam larutan pengencer jenuh
oksigen yang telah ditambah laruta nutrisi dan bibit mikroba, kemudian
diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 200C 100C selama 5 hari. Nilai BOD
dihitung berdasarkan selisih konsentrasi oksigen terlaru 0 (nol) dan 5 (lima)
hari. Bahan control standar dalam uji BOD ini, digunakan larutan glukosa asam
glutamate.
Pada pengukuran nilai BOD, ada bahan kimia dan peralatan sebagai
berikut :
a.
air bebas mineral jenuh oksigen (minimal 7,5 mg/L);
b.
kalium dihidrogen fosfat, KH2PO4;
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
10/16
57
c. dikalium hidrogen fosfat, K2HPO4;
d. dinatrium hidrogen fosfat heptahidrat, Na2HPO4.7H2O;
e.
amonium klorida, NH4Cl;
f. Natrium hidroksida, NaOH;
g. magnesium sulfat, MgSO4.7H2O;
h. kalsium klorida anhidrat, CaCl2;
i. feri klorida, FeCl3.6H2O;
j. larutan suspensi bibit mikroba;
k. larutan glukosa-asam glutamat (GGA);
l. asam sulfat, H2SO4;
m. natrium sulfit, Na2SO3;
n.
inhibitor nitrifikasi Allylthiourea (ATU), (C4H8N2S);
o. asam asetat glasial (CH3COOH);
p.
kalium iodida (KI);
q. larutan indikator amilum (kanji);
Cara uji digunakan untuk menentukan jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh mikroba aerobik untuk mengoksidasi bahan organik karbon
dalam contoh uji air limbah, efluen atau air yang tercemar yang tidak
mengandung atau yang telah dihilangkan zat-zat toksik dan zat-zat pengganggu
lainnya. Pengujian dilakukan pada suhu 200C 10C selama 5 hari 6 jam.
c. Amonia (SNI 06-2479-1991)
Pada prinsipnya pengukuran Amonia adalah dengan menggunakan alat
spektofotometri. Prinsip metode ini adalah sampel menyerap gelombang
elektromaknetik yang pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat.
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
11/16
58
Pembacaan panjang gelombang disesuaikan untuk mengukur panjang
gelombang.
Alat dan bahan yang digunakan dalam perhitungan Amonia adalah
sebagai berikut :
1.
Test tube
2.
Spektofotometri
Prosedur pengukuran Amonia dengan menggunakan Spektofotmetri :
a.
Pipet 5 ml sampel ke dalam test tube.
b. Tambahkan 0,2 ml larutan phenol, kocok.
c. Tambahkan 0,2 larutan nitropruside, kocok.
d. Tambahkan 0,5 ml larutan oxidizing, kocok dan tutup (Larutan
oxidizing : larutan ini dibuat dengan mencampur larutan alkaline dan
larutan sodium hypoclorite dengan perbandingan 4:1).
e.
Biarkan selama 1 jam.
f.
Baca absorbansi pada panjang gelombang 640 nm, gunakan air laut
matang sebagai blanko.
g. Hitung konsentrasi dengan standar konsentrasi yang telah dibuat.
d. BakteriEscherichia Coli (SNI 01-2332-1991)
Pada prinsipnya pengukuran Escherichia Coli adalah menumbuhkan
bakteri dalam suatu media cair dan perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Alat dan bahan yang digunakan dalam perhitungan Escherichia Coli
adalah sebagai berikut :
a)
waterbath bertutup dengan sirkulasi 45
o
C 0,5
o
C;
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
12/16
59
b) inkubator 35oC 1oC;
c) blenderbeserta jar yang dapat disterilisasi atau stomacher;
d)
botol pengencer;
e) tabung durham;
f) cawan petri ukuran 15 mm x 90 mm;
g) tabung reaksi ukuran 16 mm x 150 mm dan 13 mm x 100 mm;
h) timbangan dengan ketelitian 0,0001 g;
i) mikroskop;
j) pipet atau pippetor1ml, 5 ml dan 10 ml.
Uji pendugaanEscherichia coli(faecal coliform, presumptive Escherichia coli)
a) Inokulasikan dari setiap tabung LTB yang positif ke tabung-tabung EC
Broth yang berisi tabung durham dengan menggunakan jarum ose,.
Inkubasi EC Broth dalam waterbath sirkulasi selama 48 jam 2 jam pada
suhu 45oC 0,5oC. Waterbath harus dalam keadaan bersih, air di dalamnya
harus lebih tinggi dari tinggi cairan yang ada dalam tabung yang akan
diinkubasi.
b) Periksa tabung-tabung EC Broth yang menghasilkan gas selama 24 jam 2
jam, jika negatif inkubasikan kembali sampai 48 jam 2 jam. Tabung
positif ditandai dengan kekeruhan dan gas dalam tabung durham.
c)
Tentukan nilai angka paling memungkinkan (APM) berdasarkan jumlah
tabung-tabung EC yang positif dengan menggunakan Angka Paling
Memungkinkan (APM). Nyatakan nilainya sebagai APM/g faecal
coliform.
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
13/16
60
3.5. Tahap Analisis Data
3.5.1. Analisis Kualitas Airtanah
Analisis kualitas airtanah digunakan untuk menentukan apakah air limbah yang
dibuang ke lingkungan melebihi baku mutu atau tidak. Metode analisis yang
digunakan adalah Indeks Pencemaran berdasarkan Kepmen LH No. 115 tahun 2003.
Baku mutu yang digunakan untuk air minum adalah Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 dan Peraturan Pemerintah
Nomer 82 tahun 2001 tentang kualitas air bersih.
Pengelolaan kualitas air atas dasar Indeks Pencemaran (IP) ini dapat memberi
masukan pada pengambil keputusan agar dapat menilai kualitas badan air untuk suatu
peruntukan serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kualitas jika terjadi
penurunan kualitas akibat kehadiran senyawa pencemar. IP mencakup berbagai
kelompok parameter kualitas yang independen dan bermakna.
Definisi Indeks pencemaran adalah apabila Lij menyatakan konsentrasi
parameter kualitas air yang dicantumkan dalam Baku Peruntukan Air (j), dan Ci
menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil analisis
cuplikan air pada suatu lokasi pengambilan cuplikan dari suatu alur sungai, maka PIj
adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari Ci/Lij.
Tiap nilai Ci/Lij menunjukkan pencemaran relatif yang diakibatkan oleh parameter
kualitas air. Nisbah ini tidak mempunyai satuan. Nilai Ci/Lij = 1,0 adalah nilai yang
kritik, karena nilai ini diharapkan untuk dipenuhi bagi suatu Baku Mutu Peruntukan
Air. Jika Ci/Lij >1,0 untuk suatu parameter, maka konsentrasi parameter ini harus
dikurangi atau disisihkan, kalau badan air digunakan untuk peruntukan (j). Jika
parameter ini adalah parameter yang bermakna bagi peruntukan, maka pengolahan
mutlak harus dilakukan bagi air itu.
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
14/16
61
Pada model IP digunakan berbagai parameter kualitas air, maka pada
penggunaannya dibutuhkan nilai rata-rata dari keseluruhan nilai Ci/Lij sebagai tolok-
ukur pencemaran, tetapi nilai ini tidak akan bermakna jika salah satu nilai Ci/Lij
bernilai lebih besar dari 1. Jadi indeks ini harus mencakup nilai Ci/Lij yang
maksimum. Perairan akan semakin tercemar untuk suatu peruntukan (j) jika nilai
(Ci/Lij)R dan atau (Ci/Lij)M adalah lebih besar dari 1,0. Jika nilai maksimum Ci/Lij
dan atau nilai rata-rata Ci/Lij makin besar, maka tingkat pencemaran suatu badan air
akan makin besar pula.
Jadi rumus yang digunakan dalam menentukan tingkat pencemaran sungai
adalah sebagai berikut :
PI j= (Ci/Lij)M + (Ci/Lij)R2
Keterangan :
(Cij/Lij) R = konsentrasi parameter kualitas air rata - rata
(Cij/Lij) M = konsentrasi parameter kualitas air maksimum
Pij = Indeks Pencemaran
Evaluasi terhadap nilai PI (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2003) adalah:
0 PIj 1,0 = kondisi baik (memenuhi baku mutu)
1,0 < PIj 5,0 = tercemar ringan
5,0 < PIj 10,0 = tercemar sedang
PIj > 10,0 = tercemar berat
- Tata cara penggunaan rumus indeks pencemaran (IP)
1. Memilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas air
akan membaik
2. Memilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
15/16
62
3. Menghitung harga Cij/Lij untuk tiap parameter pada setiap lokasi pengambilan
sampel air
a. Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat pencemaran
meningkat, missal DO. Menentukan nilai teoritik atau nilai maksimum C im
(misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh). Dalam kasus ini
Cij/Lij hasil pengukuran digantikan dengan Cij/Lij hasil perhitungan dengan
rumus:
(Ci/Lij)b = Cm C(hasil pengukuran)Cm L
b. Jika nilai baku Lij mempunyai rentang
untuk Ci lebih kecil atau sama dengan Lij rata-rata
(Ci/Lij)b = [ C (L)tt]{ (L)mmm (L)tt}
untuk Ci lebih besar dari Lij rata-rata
(Ci/Lij)b = [ C (L)tt]{ (L)mmm (L)tt}
c. Jika nilai Cij/Lij lebih besar dari 1,0 maka menggunakan rumus :
(Ci/Lij)b = 1,0 + P. log(Ci/Lij)(hasil pengukuran)
-
7/25/2019 03. BAB III - Metode Penelitian
16/16
63
P adalah konstanta dan nilainya ditentukan dengan bebas dan disesuaikan
dengan hasil pengamatan lingkungan dan atau persyaratan yang dikehendaki
untuk suatu peruntukan (biasanya digunakan nilai 5)
a.
Analisis Arah Sebaran Pencemaran
Analisisi arah sebaran pencemaran bertujuan untuk menganalisis arah
dari pencemaran oleh air limbah pada airtanah di sekitar daerah penelitian.
Analisis ini menggunakan peta arah aliran air tanah.
3.6. Jadwal Penelitian
Untuk rencana kegiatan penelitian, direncanakan selama 5 bulan yaitu :
Tabel 3.6. Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap persiapan
2. Tahap kerja lapangan
3. Tahap Kerja Studioa.Pembuatan peta tematik
b.Analisis data dan
evaluasi
c.Penulisan laporan
4. Konsultasi Draft Skripsi
5. Kolokium
6. Perbaikan Draft SkripsiHasil Kolokium
7. Ujian Tugas Akhir
(Pendadaran)
8. Perbaikan Draft Hasil UjianAkhir
10. Pengumpulan Dokumen
Final Skripsi