260110140078 ayu apriliani modul 1
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
1/19
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PEMERIKSAAN BAHAN BAKU
VITAMIN C DENGAN TITRASI IODIMETRI
NAMA : AYU APRILIANI
NPM : 260110140078
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN, 14 SEPTEMBER 2015
ASISTEN :1. HASYA AQDAN
2. HESTI JUWITA SARI
LABORATORIUM ANALISIS FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
2/19
Abstrak
Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu
kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Karena itu iodin adalah sebuah agen
pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV)
dan kalium dikromat. Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen
pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat
sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. Tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk menentukan kadar asam askorbat dari vitamin c dengan metode titrasiiodimetri, mempelajari cara menganalisa vitamin c dan memahami konsep dasar
reaksi reduksi dan oksidasi. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah titrasi
secara iodimetri dalam menentukan kadar asam askorbat dari vitamin C. Kadar asam
askobat yang didapat dalam praktikum ini sebesar , tidak memenuhi
persyaratan kadar yang terdapat dalam Farmakope Indonesia edisi III yaitu tidak
kurang dari 99,0 %.
Kata kunci : Titrasi, iodimetri, reduksi, oksidasi, iodin
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
3/19
Abstract
Iodimetri an iodometric titration method directly refers to the titration with a
standard iodine solution. Because the iodine is an oxidizing agent that is much
weaker than potassium permanganate, a compound of cerium (IV) and potassium
dichromate. In iodimetri titration, iodine is used as an oxidizing agent, but it can
be said that only a few substances which are strong enough as a reduction element
titrated directly with iodine. The purpose of this practicum is to determine levels
of vitamin C ascorbic acid titration method iodimetri, learn how to analyze
vitamin c and understand the basic concepts of reduction and oxidation reactions.
The method used in this practicum is in iodimetri titration to determine the levels
of ascorbic acid of vitamin C. Ascorbic acid of vitamin C content obtained in this
practicum amounted to 220.7%, does not meet the level requirements contained in
the third edition of the Pharmacopoeia Indonesia that is not less than 99, 0%.
Keywords: Titration, iodimetri, reduction, oxidation, iodine
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
4/19
I. Pendahuluan
Latar Belakang
Vitamin merupakan nutrisi
penting yang dibutuhkan tubuh untuk
tumbuh dan menjalankan fungsinya
dengan baik. Berbeda
denganmineral yang tidak mudah
rusak, vitamin mudah rusak dan
berubah bentuk jika terkena panas
atau asam.
Struktur vitamin akan berubah
ketika masuk ke dalam tubuh. Tubuh
tidak menyerap vitamin dalam
bentuk awal, melainkan diserap
dalam bentuk provitamin (vitamin
yang belum aktif). Vitamin memiliki
sifat mudah larut dalam air dan
lemak, namun tidak dengan mineral.
Fungsi vitamin dalam tubuh berbeda-
beda tergantung jenisnya. Dan
berikut ini jenis-jenis vitamin beserta
sumber, fungsi serta akibat dari
kekurangan vitamin tersebut
(defisiensi).
Vitamin C merupakan salah
satu vitamin yang sangat penting
bagi tubuh manusia. Selama
hidupnya, manusia pasti
membutuhkan vitamin C.
Vitamin C banyak terkandung dalam
bahan- bahan makanan yang
dikonsumsi manusia, khususnya
buah dan sayuran. Namun,ternyata
dalam buah dan sayuran tersebut
masih belum diketahui secara pasti
berapa kadar vitamin C yang
terkandung di dalamnya sehingga
buah atau sayuran tersebut dapat
memberikan asupan gizi yang cukup
bagi tubuh. Karena perannya yang
begitu besar bagi pertumbuhan dan
kesehatan, maka banyak orang yang
ingin mengetahui sebenarnya
seberapa banyak kadar vitamin C
yang dibutuhkan per satuan waktu
dan banyak orang melakukan
penelitian mengenai penentuan kadar
vitamin C dalam suatu bahan
makanan bak menggunakan metode
titrasi alkali-asidimetri atau titrasi
asam-basa, maupun titrasi iodimetri.
Tujuan
1. Menentukan kadar asam
askorbat dari vitamin c dengan
metode titrasi iodimetri
2. Mempelajari cara menganalisa
vitamin c
3.
Memahami konsep dasar reaksi
reduksi dan oksidasi
http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/06/macam-macam-fungsi-mineral-bagi-tubuh.htmlhttp://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/06/macam-macam-fungsi-mineral-bagi-tubuh.html -
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
5/19
Prinsip
1. Iodometri
Iodometri merupakan suatu
metode analisis kuantitatif
volumetri berdasarkan redoks
dimana senyawa dan
pereaksinya bereaksi secara
tidak langsung menggunakan
larutan Na2S2O3 sebagai titran
(Day&Underwood, 1998).
2. Iodimetri
Iodimetri merupakan suatu
metode analisis kuantitatif
volumetri berdasarkan redok
dimana senyawa dan
pereaksinya bereaksi secara
langsung (Day&Underwood,
1998).
3.
Titrasi Redoks
Suatu penetapan kadar reduktor
atau oksidator berdasarkan
reaksi reduksi dan oksidasi
dimana reduktor akan
teroksidasi dan oksidator akan
tereduksi (Cairns, 2004).
4. Titik Akhir Titrasi
Kondisi pada saat terjadi
perubahan warna indikator
(Sutresna, 2007)
Teori Dasar
Iodimetri merupakan suatu
metode analisis kuantitatif volumetri
berdasarkan redoks dimana senyawa
dan pereaksinya bereaksi secara
langsung atau sering disebut dengan
Direct Titration. Dalam proses
penitaran, titran mengoksidasi titrat
maka metode ini termasuk dalam
oksidimetri dan menggunakan
penambahan indikator kanji di awal
titrasi (Winarto, 2013).
Dalam reaksi redoks
harus selalu ada oksidator dan
reduktor ,sebab bila suatu unsur
bertambah bilangan oksidasinya
(melepaskan electron ), maka harus
ada suatu unsur yang bilangan
oksidasinya berkurang atau turun
(menangkap electron) ,jadi tidak
mungkin hanya ada oksidator
ataupun reduktor. Dalam metoda
analisis ini , analat (titrat)
dioksidasikan oleh I2 , sehingga I2
tereduksi menjadi ion iodide, dengan
kata lain I2 bertindak sebagai
oksidator dengan reaksi:
I2 + 2 e - 2 I-
Karena iodimetri merupakan suatu
penentuan kuantitatif, maka yang
dicari adalah jumlah I2 yang bereaksi
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
6/19
dengan sample atau terbentuk dari
hasil reaksi antara sample dengan ion
iodide.Contoh senyawa yang dapat
ditetapkan dengan iodimetri adalah :
Sn2+, As3+, Zn2+, Hg2+, Pb2+, ion
sulfit, glukosa (dan gula-gula
pereduksi lain), vitamin C (Winarto,
2013).
Iodimetri merupakan titrasi
langsung dengan menggunakan baku
iodin dan digunakan untuk analisis
kuantitatif senyawa-senyawa yang
mempunyai potensial oksidasi lebih
kecildaripada system iodium-iodida
sebagaimana persamaan di atas atau
dengan kata lain digunakanuntuk
senyawa-senyawa yang bersifat
reduktor yang cukup kuat seprti
vitamin C, tiosulfat,arsenit, sulfide,
sulfit, stibium (III), timah (II), dan
ferosianida. daya mereduksi dari
berbagaimacam zat ini tergantung
pada konsentrasi ion hydrogen, dan
hanya dengan penyesuaian
pHdengan tepat yang dapat
menghasilkan reaksi dengan iodium
secara kuantitatif (Mursyidi, 2007).
Iodium merupakan oksidator
yang relatif lemah dibanding dengan
kalium kromat, senyawa serum (IV),
brom, dan kalium bikromat.
I2+ 2e 2I- E0 = 0,535 V
Walaupun demikian, iodium masih
mampu megoksidasi secara
sempurna senyawa-senyawayang
bersifat reduktor kuat seperti SnCl2 ,
H2SO3, H2S, Na2S2O3 dan lain-
lainnya, sedangkandengan reduktor
lemah seperti senyawa-senyawa
arsen, antimon trivalent dan besi (II)
sianida dapat berlangsung sempurna
jika larutan netral atau sedikit asam
(Mursyidi, 2007).
Titrasi iodimetri adalah titrasi
berdasarkan reaksi oksidasi antara
iodin sebagai pentiter dengan
reduktor yang memiliki potensialoksidasi lebih rendah dari sistem
iodin-iodida di mana sebagai
indikator larutan kanji. Titrasi
dilakukan dalam suasana netral
sedikit asam (pH 5-8) (Zega, 2009).
Bila tidak terdapat zat
pengganggu yang berwarna,
sebenarnya larutan iodin masih dapat
berfungsi sebagai indikator meskipun
warna yang terjadi tidak sejelas
KMnO4 (Zega, 2009).
Umumnya lebih disukai
penggunaan larutan kanji sebagai
indikator yang dengan iodin
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
7/19
membentuk kompleks berwarna biru
cerah. Larutan kanji yang telah
disimpan lama memberikan warna
violet dengan iodium. Meskipu
warna ini tidak mengganggu
ketajaman titik akhir titrasi, tetapi
larutan kanji yang baru perlu dibuat
kembali (Zega, 2009).
Pada titrasi iodimetri
digunakan larutan iodin sebagai
larutan titer. Larutan iodin sukar larut
dalam air tetapi mudah larut dalam
kalium iodida pekat. Larutan titer
iodin dibuat dengan melarutkan iodin
ke dalam larutan KI pekat. Larutan
ini dibakukan dengan arsen (III)oksida atau larutan baku natrium
tiosulfat (Zega, 2009).
Vitamin C atau L-asam
askorbat merupakan senyawa bersifat
asam dengan rumusempiris
C6H8O6 (berat molekul = 176,12
g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah
sebagaiantioksidan dan berfungsi
penting dalam pembentukan kolagen,
membantu penyerapan zat besi,serta
membantu memelihara pembuluh
kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi
dosis normal Vitamin 90 mg/hari.
Vitamin C banyak terkandung pada
buah dan sayuran segar. (Pratama,
2011)
Vitamin C (Taylor, 1993)
adalah salah satu zat gizi yang
berperan sebagai antioksidan dan
efektif mengatasi radikal bebas yang
dapat merusak sel atau jaringan,
termasuk melindungi lensa dari
kerusakan oksidatif yang
ditimbulkan oleh radiasi. Status
vitamin C seseorang sangat
tergantung dari usia, jenis kelamin,
asupan vitamin C harian,
kemampuan absorpsi dan ekskresi,
serta adanya penyakit tertentu
(Schetman, 1989). Rendahnyaasupan serat dapat mempengaruhi
asupan vitamin C karena bahan
makanan sumber serat dan buah-
buahan juga merupakan sumber
vitamin C (Karinda, 2013).
Metode pengukuran
konsentrasi larutan menggunakan
metode titrasi yaitu suatu
penambahan indikator warna pada
larutan yang diuji, kemudian ditetesi
dengan larutan yang merupakan
kebalikan sifat larutan yang diuji.
Pengukuran kadar Vitamin C dengan
reaksi redoks yaitu menggunakan
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
8/19
larutan iodin (I2) sebagai titran dan
larutan kanji sebagai indikator. Pada
proses titrasi, setelah semua Vitamin
C bereaksi dengan Iodin, maka
kelebihan iodin akan dideteksi oleh
kanji yang menjadikan larutan
berwarna biru gelap. Reaksi Vitamin
C dengan iodin adalah sebagai
berikut :
C6H8O6 + I2 C6H6O6 +
2I- + 2H+ .(2.1)
Dalam proses-proses analitis,
iodin dipergunakan sebagai sebuah
agen pengoksidasi(iodimetri), dan
ion iodide dipergunakan sebagai
sebuah agen pereduksi (iodometri).
Dapatdikatan bahwa hanya sedikit
saja substansi yang cukup kuat
sebagai unsur reduksi untuk
dititrasilangsung dengan iodin.
Karena itu jumlah dari penentuan-
penentuan iodimetrik adalah
sedikit. Namun demikian, banyak ag
en pengoksidasi yang cukup kuat unt
uk bereaksi secara lengkapdengan
ion iodide, dan aplikasi dari proses
iodometrik cukup banyak
(Day&Underwood, 1998).
Warna dari sebuah larutan
iodin 0,1 N cukup intens sehingga
iodin dapat bertindaksebagai
indikator bagi dirinya sendiri. Iodin
juga memberikan warna ungu atau
violet yang intensuntuk zat-zat
pelarut seperti karbon tetraklorida
dan kloroform, dan terkadang
kondisi inidipergunakan dalam
mendeteksi titik kahir dari titrasi-
titrasi. Namun demikian, suatu
larutan(penyebaran koloidal) dari
kanji lebih umum dipergunakan,
karena warna biru gelap
darikompleks iodin kanji bertindak
sebagai suatu tes yang amat sensitif
untuk iodin (Day&Underwood,
1998).
II. Metode
Alat percobaan
Batang pengaduk, buret,
corong, erlenmeyer, gelas kimia,
gelas ukur, klem, labu ukur, pipet
tetes, spatel dan statif.
Bahan percobaan
Amilum, aquadest, arsen
trioksida, asam klorida, iodium,
kalium iodide, natrium hidroksida
dan vitamin c.
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
9/19
Pembuatan Larutan I2
Kalium iodide ditimbang
sebanyak 2,7 gram kemudian
dilarutkan dalam aquadest sebanyak
15 ml. Iodium ditimbang sebanyak
1,9 gram selanjutnya dilarutkan
dalam larutan KI yang telah dibuat
sebelumnya setelah itu ditambahkan
aquadest ad 150 ml.
Pembuatan Indikator Amylum
0,5%
Amilum ditimbang dengan
menggunakan neraca analisis
sebanyak 0,5 gram kemudian
dimasukkan kedalam air panas 100
ml aduk ad larut dan didapatkan
larutan bening.
Standardisasi Larutan I2
Arsen trioksida ditimbang secara
seksama sebanyak 75 mg, dan
dilarutkan kedalam 10 ml larutan
NaOH 1N, setelah itu ditambahkan
aquadest sebanyak 20 ml,
ditambahkan pula 4 pipet indicator
amilum 0.5% yang sebelumnya telah
dibuat dan 4 tetes HCl encer
konsentrasi 4, selanjutnya dititrasi
dengan menggunakan larutan I2
sebanyak dua kali/duplo.
Penentuan Kadar Vitamin C
Vitamin C ditimbang
sebanyak 500 mg kemudian
dilarutkan dengan aquadest sampai
250 ml. Pipet larutan vitamin C
sebanyak 20 ml, ditambahkan
indicator amilum 0,5 % sebanyak 1
ml, selanjutnya dilakukan titrasi
dengan I2sebagai titran (tirtasi yang
dilakukan triplo), dilakukan
perhitungan kadar vitamin C dan
bandingkan dengan persyaratan.
III. Hasil
Standarisasi larutan Iodin
PERLAKUAN HASIL
Timbang arsen trioksida sebanyak 75
mg dan dilarutkan dalam 10 ml larutan
NaOH 1 N
Larutan bening, arsen larut
Tambahkan aquadest sebanyak 20 ml Larutan bening
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
10/19
Tambahkan 4 pipet indikator amilum
dan HCl encer 4 N sebanyak 4 tetes
Larutan bening
Titrasi dengan larutan I2 yang
dilakukan secara triplo
Titik akhir titrasi dengan ditandai
pwrubahan warna biru tua mantap
Pembuatan indikator amilum
Perlakuan Hasil
0,25 gram + air panas 50 ml Indikator amilum 0,5 %
Penentuan kadar vit-C
perlakuan Hasil
Vit-C 500 mg dilarutkan dalam
aquadest 250 ml
Larutan bening
Ambil 20 ml larutan dan ditambahkan 1
ml indikator amilum dan dititrasi
dengan larutan iodin
Larutan berubah menjadi biru tua
mantap
Perhitungan
1. Titrasi I2 dengan arsen troiksida
no I2 As2o3
1 6,9 ml 20 ml
2 7,8 ml 20 ml
X 10,8 ml 20 ml
Faktor konversi
1 ml I2 0,1 N ~ 4,946 mg as2o3
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
11/19
X Mek = 1,516
Titrasi 1
Mek = N . V
1,516 = N . 6,9
N = 0,2197
Titrasi 2
Mek = N . V
1,516 = N . 7,8
N = 0,1946
Rata-rata =
N
2. Penentuan kadar vitamin C
Titrasi vitamin C dengan I2
No Vit.C I2
1 20 ml 4,75
2 20 ml 5.00
3 20 ml 4,77
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
12/19
Titrasi 1
Mek vit-C = Mek I2
=N . V
= 0,20715 . 4,75
Mek vit-C = 0,984 N
Massa vit-C = Mek vit-C x BE vit-C x 250/20
= 0,984 N x 88,06 x 12,5
= 1083, 138 mg
%vit-C =
100 %
=
= 216,6%
Titrasi 2
Mek vit-C = Mek I2
=N . V
= 0,20715 . 5,00
Mek vit-C = 1,035 N
Massa vit-C = Mek vit-C x BE vit-C x 250/20
= 1,035 N x 88,06 x 12,5
= 1140,1 mg
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
13/19
%vit-C =
100 %
=
= 228,0%
Titrasi 3
Mek vit-C = Mek I2
=N . V
= 0,20715 . 4,77
Mek vit-C = 0,988 N
Massa vit-C = Mek vit-C x BE vit-C x 250/20
= 0,988 N x 88,06 x 12,5
= 1087,6 mg
%vit-C =
100 %
=
= 217,5%
Rata-rata kadar vit-C =
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
14/19
IV. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini
bertujuan untuk menentukan kadar
asam askorbat dari vitamin c dengan
metode titrasi iodimetri, mempelajari
cara menganalisa vitamin c dan
memahami konsep dasar reaksi
reduksi dan oksidasi. Dalam
menentukan kadar vitamin c
digunakan metode titrasi iodimetri.
Iodimetri merupakan titrasi langsung
untuk zat yang bersifat reduktor.dan
merupakan metoda penentuan atau
penetapan kuantitatif yang pada
dasar penentuannya adalah jumlah I2
yang bereaksi dengan sample atauterbentuk dari hasil reaksi antara
sample dengan ion iodida . Iodimetri
adalah titrasi redoks dengan I2
sebagai penitar. Dalam reaksi redoks
harus selalu ada oksidator dan
reduktor ,sebab bila suatu unsur
bertambah bilangan oksidasinya
(melepaskan electron ), maka harus
ada suatu unsur yang bilangan
oksidasinya berkurang atau turun
(menangkap electron) ,jadi tidak
mungkin hanya ada oksidator saja
ataupun reduktor saja. Dalam metoda
analisis ini , analit dioksidasikan oleh
I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion
iodida.
Metode titrimetri masih
digunakan secara luas karena
merupakan metode yang tahan,
mudah, dan mampu memberikan
ketepatan (presisi) yang tinggi.
Keterbatasan metode ini adalah
bahwa metode titrimetri kurang
spesifik. Titrasi iodimetri digunakan
untuk menentukan kadar dari zat-zat
uji yang bersifat reduktor dengan
titrasi langsung. Sedangkan untuk
titrasi iodometri adalah kebalikannya
Pada percobaan uji penetapan
kadar vitamin C dibutuhkan larutan
I2 untuk titrasi. I2 merupakan larutan
baku sekunder dimana
konsentrasinya tidak dapat diketahui
dengan cara menimbang zat
kemudian melarutkannya untuk
memperoleh volum tertentu. Namun
harus dibakukan dengan arsen
trioksida yang merupakan larutan
baku primer. Arsen trioksida
dilarutkan dalam natrium hidroksida
dan kemudian dinetralkan dengan
penambahan asam. Disebabkan
kelarutan iodine dalam air nilainya
kecil maka larutan I2 dibuat dengan
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
15/19
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
16/19
dilakukan karena karbondioksida
dapat mengoksidasi vitamin C
sehingga titik akhir titrasi menjadi
lebih dekat (volume iodin yang
digunakan semakin sedikit),
kemudian di titrasi dengan larutan I2
N agar diperoleh titik akhir
titrasi dengan menggunakan
indikator kanji. Titik akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna
dari bening menjadi biru. Adapun
mekanisme reaksi dari percobaan ini
vitamin C yang bereaksi dengan I2
akan membentuk HI berlebih, iodum
yang bereaksi dengan indikator kanji
akan menghasilkan ikatan kompleks
iodin dengan kanji itu lemah
sehingga mengakibatkan kanji
mudah lepas (biru hilang) dan ketika
vitamin C habis maka iodin akan
langsung bereaksi dengan kanji dan
akan berwarna biru . Titrasi iodimetri
harus dilakukan dengan lambat agar
I2sempurna bereaksi dengan vitamin
C, jika titrasi cepat maka I2tidak
bereaksi sempurna dengan sampel
sehingga titik akhir titrasi lebih cepat
tercapai dan hasilnya tidak akurat.
Deteksi titik akhir titrasi pada
iodimetri dilakukan dengan
menggunakan indicator kanji atau
amilum yang akan memberikan
warna biru saat tercapainya titik
akhir titrasi. Titrasi dalam penentuan
kadar vitamin c dilakukan secara
triplo dan didapat hasil .
Sesuai dengan literature kadar
vitamin C adalah tidak kurang dari
99% (Farmakope Indonesia Edisi
III).Berdasarkan hasil perhitungan ini
maka dapat disimpulkan bahwa
serbuk vitamin C tidak sesuai dengan
literatur yang dimana hasil kadar
yang didapat lebih dari 99%. Adapun
faktor-faktor kesalahan dalam
percobaan ini adalah larutan iodin
yang distandarisasi tidak terbacanya
titik ekivalen secara tepat sehingga
menyebabkan kesalahan saat
menentukan kadar vitamin c.
Dalam Farmakope Indonesia,
titrasi iodimetri digunakan untuk
menetapkan kadar obat obatan.
Salah satu contohnya adalah untuk
menetapkan kadar asam askorbat
atau vitamin C, natrium askorbat,
metampiron (antalgin), serta natrium
tiosulfat dan sediaan injeksinya.
-
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
17/19
V. Kesimpulan
1. Kadar asam askorbat dalam
vitamin C adalah , tidak
memenuhi persyaratan kadar yang
terdapat dalam Farmakope Indonesia
edisi III yaitu tidak kurang dari 99,0
%.
2. Menganalisa kadar vitamin c
dapat dilakukan dengan
menggunakan metode titrasi
iodimetri. Iodimetri adalah titrasi
terhadap zat-zat reduktor dengan
titrasi langsung. Dilakukan
percobaan ini untuk menentukan
kadar zat-zat oksidator secara
langsung, seperti yang kadar terdapat
dalam serbuk vitamin C
3. Metode titrasi iodimetri adalah
titrasi redoks yang menggunakan
larutan standar iodium sebagai titran.
Dalam metoda analisis ini , analit
dioksidasikan oleh I2 , sehingga I2
tereduksi menjadi ion iodida.
DAFTAR PUSTAKA
Cairns, Donald. 2014.Intisari Kimia
Farmasi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Day&Underwood JR. 1998.Analisis Kimia
Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Karinda, Monalisa. 2013.Perbandingan
Hasil Penetapan Kadar
Vitamin C Mangga Dodol
dengan Menggunakan Metode
Spektofotometri UV-Vis dan
Iodometri. Jurnal Ilmiah
Farmasi , Vol. 2
http://ejournal.unsrat.ac.id/inde
x.php/pharmacon/article/view/
1252No. 01. Tersedia Online
di (Diakses pada 19 September
2015).
Mursyidi, Achmad dan Abdul
Rohman. 2007.Pengantar
Kimia Farmasi Analisis
Volumetri danGravimetri.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Pratama, Anggi.2011.
Aplikasi LabVIEW sebagai Pen
gukur Kadar Vitamin C dalam
Larutanmenggunakan Metode
titrasi Iodimetri. Tersedia
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/1252http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/1252http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/1252http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/1252http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/1252http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/1252http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/1252 -
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
18/19
Online di
http://eprints.undip.ac.id.
(Diakses pada 19 September
2015).
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas
Belajar Kimia. Bandung; Grafindo
Media Pratama
Winarto, Dwi. 2013 Titrasi
Iodimetri.Tersedia Online di
http://www.ilmukimia.org/201
3/01/titrasi-iodimetri.html
(Diakses pada 19 September
2015).
Zega, Mei Kristian. 2009.
Penetapan Kadar Tablet Antal
gin secara Titrasi Iodimetri di
PT. Kimia Farma (Persero) Tb
k. Plant Medan. Tersedia
Online di
http://repository.usu.ac.id
(Diakses pada 19 September
2015).
http://eprints.undip.ac.id/http://www.ilmukimia.org/2013/01/titrasi-iodimetri.htmlhttp://www.ilmukimia.org/2013/01/titrasi-iodimetri.htmlhttp://www.ilmukimia.org/2013/01/titrasi-iodimetri.htmlhttp://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://www.ilmukimia.org/2013/01/titrasi-iodimetri.htmlhttp://www.ilmukimia.org/2013/01/titrasi-iodimetri.htmlhttp://eprints.undip.ac.id/http://eprints.undip.ac.id/ -
7/24/2019 260110140078 Ayu Apriliani Modul 1
19/19
Lampiran
Hasil Pengamatan