asuhan keperwatan pada klien dengan fraktur tibia

Upload: cunipastra

Post on 26-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    1/47

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis

    dan luasnya (Smeltzer, 2001).

    Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan

    yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa trauma. !rauma yang

    menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan

    pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat

    berupa trauma tidak langsung misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang

    menyebabkan tulang kla"ikula atau radius distal patah, (Sjamsuhidayat #

    $im %e &ong, l '').

    Fraktur !ibia adalah raktur yang terjadi pada bagian tibia sebelah kanan

    maupun kiri akibat pukulan benda keras atau jatuh yang bertumpu pada kaki.

    Fraktur ini sering terjadi pada anak* anak dan wanita lanjut usia dengan tulang

    osteoporosis dan tulang lemah yang tak mampu menahan energi akibat jatuh

    atau benturan benda keras (+enderson, 1'').

    Fraktur tibia (Fraktur olles) adalah raktur yang terjadi pada bagian tibia

    sebelah kanan akibat jatuh yang bertumpu pada tangan dorsileksi terbuka.

    Fraktur ini sering terjadi pada anak* anak dan wanita lanjut usia dengan tulang

    osteoporesis dan tulang lemah yang tak mampu menahan energi akibat jatuh,

    (-swari, 1'').

    /egara ndonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam tara

    halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan

    mobilisasi masyarakat mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi

    terjadi peningkatan penggunaan alat*alat transportasi kendaraan bermotor

    khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga menambah

    kesemrawutan arus lalu lintas. 3rus lalu lintas yang tidak teratur dapat

    meningkatkan ke4enderungan terjadinya ke4elakaan kendaraan bermotor.

    5e4elakaan tersebut sering kali menyebabkan 4idera tulang atau disebut

    raktur.

    6enurut Smeltzer (2001 7 289) raktur adalah terputusnya kontinuitas

    tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.

    1

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    2/47

    :erdasarkan data dari rekam medik ;S Fatmawati di ruang -rthopedi

    periode &anuari 200 sd &uli 200 berjumlah 828 yang mengalami gangguan

    muskuloskletel, termasuk yang mengalami raktur !ibia Fibula berjumlah 81

    orang (,'1).

    =enanganan tersebut dilakukan untuk men4egah terjadinya komplikasi.

    5omplikasi umumnya oleh akibat tiga raktur utama yaitu penekanan lokal,

    traksi yang berlebihan dan ineksi (;asjad, 1'' 7 8>8).

    1.2. Rumusan Masalah:erdasarkan latar belakang diatas , maka kita dapat merumuskan masalah

    sebagai berikut 7 :agaimana penerapan asuhan keperawatan perioperati

    pada klien dengan raktur tibia .

    1.3. Tujuan

    1.3.1. Tujuan Umum

    3gar penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan perioperati

    pada klien yang menderita raktur tibia dengan menggunakan pendekatkan

    proses keperawatan se4ara benar, tepat, dan sesuai dengan standar

    keperawatan proesional.

    1.3.2. Tujuan husus

    a. 6ampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami raktur

    tibia

    b. 6ampu menegakkan diagnosa keperawatan pada penderita raktur

    tibia

    4. nter"ensikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami raktur

    tibiad. mplementasikan asuhan keperawatan pada klien dengan raktur tibia

    e. 6enge"aluasi hasil asuhan keperawatan pada klien dengan raktur

    tibia.

    1.! Met"#e Penul$san

    %alam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode 7

    1. %eskripti

    1) Studi kasus, yang meliputi obser"asi, partsipasi dengan 4ara melakukan

    pengamatan se4ara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan

    2

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    3/47

    4ara wawan4ara dengan keluarga, melihat 4atatan medis, melihat 4atatan

    keperawatan dan inormasi dari rekan satu proesi maupun dari tim lain.

    2) Studi dokumentasi yaitu menggunakan ormat pengkajian untuk

    melakukan pemeriksaan.2. Studi literatur yaitu dengan memba4a dan mempelajari buku kepustakaan

    yang berkaitan dengan raktur tibia untuk mendapatkan dasar*dasar ilmiah

    yang berhubungan dengan isi laporan ini.

    .% Ruang L$ngku&

    %alam penulisan laporan ini, penulis membatasi pada 3suhan

    5eperawatan perioperati pada !n.; dengan diagnosa /egle4ted losed ? -

    !he @et Shet !ibia di :S ;S3A %;.6 S3@36A/.

    BAB II

    TIN'AUAN TE(RITI)

    .1. "nse& Dasar

    .1.1 Pengert$an

    Fraktur tibia(Fraktur olles) adalah raktur yang terjadi pada bagian tibia

    sebelah kanan akibat jatuh yang bertumpu pada tangan dorsileksi terbuka.

    Fraktur ini sering terjadi pada anak* anak dan wanita lanjut usia dengan tulang

    osteoporesis dan tulang lemah yang tak mampu menahan energi akibat jatuh,

    (-swari, 1'')

    Fraktur tibia adalah terjadinya trauma, akibat pukulan langsung jatuh

    dengan kaki dalam posisi leksi atau gerakan memuntir yang keras ( :runner

    and suddart th 2000 hal 28> ).

    3

    http://www.healthyenthusiast.com/fraktur-tibia.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/fraktur-tibia.html
  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    4/47

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    5/47

    Fraktur yang disebabkan oleh adanya benturan langsung pada jaringan

    tulang seperti pada ke4elakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dan

    benturan benda keras oleh kekuatan langsung.

    2. !rauma tidak langsung ( indire4t )Fraktur yang bukan disebabkan oleh benturan langsung, tapi lebih

    disebabkan oleh adanya beban yang berlebihan pada jaringan tulang atau

    otot , 4ontohnya seperti pada olahragawan atau pesenam yang

    menggunakan hanya satu tangannya untuk menumpu beban badannya.

    8. !rauma pathologis

    Fraktur yang disebabkan oleh proses penyakit seperti osteomielitis,

    osteosarkoma, osteomala4ia, 4ushing syndrome, komplikasi kortison

    3!+, osteogenesis impere4ta (gangguan 4ongenital yangmempengaruhi pembentukan osteoblast). !erjadi karena struktur tulang

    yang lemah dan mudah patah.

    a. -steoporosis terjadi karena ke4epatan reabsobsi tulang melebihi

    ke4epatan pembentukan tulang, sehingga akibatnya tulang menjadi

    keropos dan rapuh dan dapat mengalami patah tulang.

    b. -steomilitis merupakan ineksi tulang dan sum*sum tulang yang

    disebabkan oleh bakteri piogen dimana mikroorganisme berasal dari

    okus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah.4. -stheoartritis itu disebabkan oleh rusak atau menipisnya bantalan sendi

    dan tulang rawan (6uttaBin, 200).

    .1.! Pat"+$s$"l"g$

    !erjadinya trauma yang mengakibatkan raktur akan dapat merusak

    jaringan lunak disekitar raktur mulai dari otot as4ia, kulit sampai struktur

    neuromuskuler atau organ* organ penting lainnya, pada saat kejadian

    kerusakan terjadilah respon peradangan dengan pembentukan gumpulan atau

    bekuan ibrin , osteoblas mulai mun4ul dengan jumlah yang besar untukmembentuk suatu metriC baru antara Fragmen* ragmen tulang. 5lasiikasi

    terjadinya raktur dapat dibedakan yang terdiri dari raktur tertutup dan raktur

    terbuka, raktur tertutup yaitu tidak ada luka yang menghubungkan raktur

    dengan kulit, raktur terbuka yaitu terdapat luka yang menghubungkan luka

    dengan kulit,(Suriadi # ;ita yuliani, 1'').

    Setelah terjadinya raktur periosteum tulang terkelupas dari tulang dan

    terobek terus kesisi berlawanan dari sisi yang mendapat truma, akibatnya

    darah keluar melalui 4elah* 4elah periosteum dan ke otot disekitarnya dan

    5

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    6/47

    disertai dengan oedema, selain keluar melalui 4elah periosteum yang rusak,

    darah juga keluar akibat terputusnya pembuluh darah didaerah terjadinya

    raktur.

    niltrasi dan pembengkakan segera terjadi dan bertambah selam 2D jam

    pertama, menjelang akhir periode ini otot menjadi hilang elastisitasya, oleh

    karena itu reposisi lebih mudah dilakukan selama beberapa jam setelah 4edera,

    setelah dilakukan reposisi atau immobilitas maka pertumbuhan atau penyatuan

    tulang dimulai dengan pembentukan kallus, (Sjamsuhidajat # wim de jong,

    1'').

    .1.% Tan#a #an ,ejala

    a. /yeri sedang sampai hebat dan bertambah berat saat digerakkan.

    b. +ilangnya ungsi pada daerah raktur.

    4. Edemabengkak dan perubahan warna lo4al pada kulitakibat trauma yang

    mengikuti raktur.

    d. %eormitaskelainan bentuk.

    e. ;igiditas tulang.

    . 5repitasi saat ekstremitas diperiksa dengan tangan teraba adanya derik

    tulang akibat gesekan ragmen satu dengan yang lain.

    g. Syokyang disebabkan luka dan kehilangan darah dalam jumlah banyak

    .1.- Man$s+estas$ l$n$s

    6enurut :runner dan Suddart (2002 28) 6aniestasi klinis raktur

    adalah nyeri, hilangnya ungsi, deormitas, pemendekan ekstermitas, krepitus,

    pembengkakan lokal, dan perubahan warna.

    a. /yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai ragmen tulang

    diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai raktur merupakan bentuk

    bidai alamiah yang diran4ang untum meminimalkan gerakan antar

    ragmen tulang.

    b. Setelah terjadi raktur, bagian*bagian yang tak dapat digunakan dan

    4enderung bergerak se4ara alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap

    rigid seperti normalnya. =ergeseran ragmen pada raktur lengan atau

    6

    http://www.healthyenthusiast.com/kulit.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/kulit.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/syok.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/kulit.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/syok.html
  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    7/47

    tungkai menyebabkan deormitas (terliahat maupun teraba) ekstermitas

    yang bisa diketahui dengan membandingkan ekstermitas yang normal.

    Ekstermitas tak dapat berungsi dengan baik karena ungsi normal otot

    bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.

    4. =ada raktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya

    karena kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat raktur.

    Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,*4m (1*2

    in4hi).

    d. Saat ekstermitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang

    dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara ragmen satu

    dengan lainnya. Aji kreptus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan

    yang lebih berat.

    e. =embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagi

    akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti raktur. !anda ini bisa baru

    terjadi setelah beberapa jam atau 4edera.

    .1. "m&l$kas$ *raktur T$/$a

    a. 5omplikasi awal

    5omplikasi awal dapat terjadi syok hipo"olemik atau traumatik

    yang terjadi karena perdarahan dan kehilangan 4airan ekstra sel kejaringan

    yang rusak, sindrome emboli lemak (terjadi dalam 2D sampai 92 jam

    setelah 4edera), dan sindrom kompartemen terjadi karena perusi jaringan

    dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan

    komplikasi awal lain adalah ineksi, tromboemboli(emboli paru ),yang

    dapat menyebabkan kematian beberapa minggu setelah 4edera dan

    koagulopati ntra"askuler %esiminata (5%).

    b. 5omplikasi lanjut

    %elayed union( proses penyembuhan yang berjalan lambat)3dalah raktur

    yang tidak sembuh setelah selang waktu 8* bulan untuk anggota gerak

    atas dan bulan untuk anggota gerak bawah. +al ini juga merupakan

    kegagalan raktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan

    tulang untuk menyambung. +al ini terjadi karena suplai darah ke tulang

    menurun.

    /on*union (suatu kegagalan penyembuhan tulang setelah >*' bulan)

    adalah raktur yang tidak sembuh antara >* bulan dan tidak didapatkan

    konsilidasi sehingga terdapat sendi palsu.

    7

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    8/47

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    9/47

    a. Fiksasi interna dengan plat, nail

    b. Fiksasi eksterna

    4. %ipasang traksi skeletal selama D*> minggu.

    .2 Pem$l$han T$n#akan anestes$ umum

    .2.1 Pengert$an Anestes$ umum

    3nestesi umum (General Anesthesia) disebut pula dengan nama /arkose

    Amum (/A). 3nastesi Amum adalah tindakan meniadakan nyeri se4ara

    sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersiat re"ersible. 3nestesi umum

    yang sempurna menghasilkan ketidak sadaran, analgesia, relaCasi otot tanpa

    menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien.

    .2.2 Anestes$ umum #engan *ae mask

    6enggunakan teknik !G3(!otal ntra Genous 3naesthesia) atau induksi

    intra"ena dan maintenan4e inhalasi. 3nestesi umum dengan a4e mask biasa

    dikena dengan sungkup muka . penggunaan teknik ini pada pasien yang tidak

    memiliki gangguan atau kelainan jalan naas karena teknik ini menggunakan

    inhalasi sehingga harus menguasai jalan naas pasien. =enggunaan a4e mask

    dapat memasilitasi oksigen dan gas anestesi dari sistm breathing ke pasien.

    Fa4e mask bisa digunakan retaining hook untuk mengaitkan head s4rap

    sehingga a4e mask tidak perlu terus dipegang.

    +al*hal yang harus diperhatikan adalah 7

    a. &alan naas

    +arus selalu mengontrol jalan napas karena kemungkinan ada

    obstruksi akibat sali"a atau terjadi aspirasi

    b. ;esiko aspirasi

    9

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    10/47

    5emungkinan terjadi aspirasi akibat hiper"entilasi . pemberian

    "entilasi harus sesuai dengan "olume tidal pasien . aspirasi dapat

    menyebabkan pnemonisa dan hipoksia.

    4. =enekanaan pada daerah mata

    =enggunaan a4e mask dapat menyebabkan penekanan pada daerah

    mata sehingga kemungkinan 4edera mata dapat terjadi . hal ini perlu

    diperhatikan dengan pemberian kasa basah pada daerah mata untuk

    mengurangi resiko 4edera mata.

    d. =emeliharaan anestesi yang adekuat untuk men4egah pasien bangun intra

    operasi

    Antuk kasus ruptur tendon bisa menggunakan anetesi umum

    dengan a4e mask jika lokasi rutur tendon kurang daro 80,

    2 hild >,*20

    212 hild 20*80

    8 Small adult 80D /ormal adult H90

    @arge adult I90

    %ikutip dari edward morgan,2009

    3dapun kontra indikasi penggunaan @63 adalah

    a. 5elainan aring (abses)

    b. Sumbatan aring

    4. @ambung penuh (pasien puasa kurang)

    d. omplinan4e paru*paru kurang

    10

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    11/47

    5omplikasi penggunaan @63 adalah

    a. %istensi lambung

    +al ini dapat terjadi akibat hiper"entilasi karena penempatan @63

    tepat diatas tra4hea dan esoagus kemungkinan besar udara lebih banyak

    masuk ke lambung.

    b. ;egurgitasi

    5emungkinan terjadi reguritasi akibat hiper"entilasi, sehingga

    pemberian "entilasi harus sesuai dengan tidal "olume pasien. Antuk kasus

    rutur tendon penggunaan teknik anestesi sema4am ini sering digunakan .

    .2.! Anestes$ umum #engan $ntu/as$

    3nestesi umum dengan intubasi yaitu dengan memasukan E!! atau pipa jalan

    naas langsung ke tra4hea tepat diatas karina (per4abangan bronkus). ntubasi

    digunakan dengan !G3 dan maintanan4e inhalasi. Akuran E!! dipilih sesuai

    dengan umur dan berat badan pasien.adapunrumus menetukan ukuran E!!

    4+n

    4 (n adalah umur dalam tahun).

    %ibawah ini adalah nomer E!! king king dan non king king

    5ing*king /on king*king

    2,

    8

    8,

    D

    D,

    ,

    >

    >,

    9

    9,

    12

    1D

    1>

    1

    20

    22

    2D

    2>

    2

    80

    82

    8D

    ndikasi penggunaan E!! adalah 7

    a. -perasi lama

    b. -perasi yg memerlukan relaksasi

    4. -perasi pada pasien yg puasanya kurang

    d. -perasi pada daerah wajah, mulut, leher

    e. -perasi dengan posisi miring, telungkup dll E!! /on 5ing*king

    11

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    12/47

    . =asien dengan resiko aspirasi

    g. Jagal naas

    .2.% (/at Anestes$ umum

    .2.%.1 (/at Anestes$ Intra7ena=emakaian obat anestetik intra"ena, dilakukan untuk 7 induksi

    anesthesia, induksi dan pemeliharaan anesthesia bedah singkat,

    suplementasi hypnosis pada anesthesia atau tambahan pada anelgesia

    regional dan sedasi pada beberapa tindakan medik atau untuk membantu

    prosedur diagnostik misalnya tiopental, ketamin dan propool. 5euntungan

    anestesi intra"ena lebih dapat diterima pasien, kurang perasaan

    klaustroobik (perasaan akan*akan wajah ditutupi topeng), tahap tidak

    sadar yang lebih 4epat dan lebih menyenangkan bagi ahli anestesi. -leh

    karena itu, agen intra"ena dapat digunakan sendiri untuk menimbulkan

    anestesi

    1. +ipnotik sedati

    =enggunaan obat hipnotik sedati memberikan sensasi tidur pada pasien.

    :ekerja dengan J3:3(gamma amino butyri4 a4id) neurotransmitter

    utama pada siste syara pusat. 3da beberapa golongan obat hipnotik sedati

    antara lain

    1) =ropool

    %osis 2*2, mgkg:: , =ropool dikemas dalam 4airan emulsi

    lemak berwarna putih susu bersiat isotonik dengan kepekatan 1< (1

    mlK10 mg). -nset 4epat, lama kerja pendek. Eek kerja di4apai dalam

    1*D detik. Eek pun4ak 1 menit, lama aksi *10 menit. 3kumulasi

    minimal, 4epat dimetabolisme, pemulihan 4epat. Eek anti emetik positi.

    6ekanisme kerja diduga menghasilkan eek sedati hipnotik melalui

    interaksi dengan J3:3 (gamma-amino butyric acid), neurotransmitterinhibitori utama pada SS=.

    2) 5etamin

    %osis induksi intra"ena ialah 1*2 mgkg dan untuk intramuskular

    8*10 mg. Eek analgesik di4apai dengan dosis sub anestetik 0,2*0,

    mgkg G. 5etamin dikemas dalam 4airan bening kepekatan 1< (1 mlK

    10mg), < (1 ml K 0 mg) dan 10< (1 ml K 100 mg). 6ula kerja 80

    detik pada G, 2*D menit pada 6. @ama kerja pada G 10*20 menit,

    12

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    13/47

    tetapi memerlukan waktu >0*'0 menit untuk berorientasi penuh. $aktu

    paruh 9*11 menit

    5etamin meningkatkan tekanan darah sistolik 28< dari baseline,

    denyut jantung meningkat, kadang*kadang timbul aritmia, serta

    menimbulkan hipersekresi. Eek samping sering menimbulkan

    takikardia, hipertensi, hipersali"asi, nyeri kepala, pas4a anestesia dapat

    menimbulkan mual muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk.

    8) %iazepam

    %osis premedikasi 10*20 mg 6, induksi 0,8*0,> mgkg:: G.

    3nak*anak 0,1*0,2 mgkg:: 1 jam sebelum induksi. %ewasa dan remaja

    2*20 mgkg 6G tergantung indikasi dan beratnya gejala. 5emasan

    suntik mgml. njeksi dilakukan se4ara lambat L 0,*1 mlmenit3dalah obat yang berkhasiat ansiolitik, sedati, relaksasi otot,

    antikon"ulsi dan amnesia. 6enembus sawar darah otak dan sawar

    plasenta serta ditemukan dalam 3S. eek anestesi diazepam kurang

    memuaskan karena mula kerjanya lambat dan masa pemulihannya lama.

    5ontraindikasi pemberian obat terhadap pasien dengan hipersensiti"itas,

    insuisiensi pulmonal akut, depresi naas, keadaan phobia atau obsesi,

    psikosis kronis, glaukoma sudut sempit akut dan lebar

    2. 3nalgetik

    1) 6orin

    !erhadap Sistem Sara =usat, mempunyai dua siat yaitu depresi

    dan stimulasi. %igolongkan depresi yaitu analgesi, sedasi, perubahan

    emosi, hipo"entilasi al"eolar stimulasi termasuk stimulasi parasimpatis,

    miosis, mual*muntah, hiperakti releC spinal, kon"ulsi, dan sekresi

    hormone antidiuretik (3%+).

    !erhadap Sistem &antung*Sirkulasi dosis besar merangsang "agus

    dan beralkibat bradikardi, walaupun tidak mendepresi miokardium. %osis

    terapetik pada dewasa sehat normal tidur terlentang hamper tidak

    mengganggu sistem jantung*sirkulasi. 6orin menyebabkan hipotensi

    ortostatik.

    13

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    14/47

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    15/47

    !hiamylal

    6ethoheCital 0M

    :enzodiazepi

    n %iazepam 0 0

    @orazepam 0 0

    6idazolam 0

    -pioid

    6eperidin N N

    6orin N N

    Fentanyl 0

    Suentanil 0

    3lentanil 0

    ;emientanil 0

    5etamin

    Etomidat 0 0

    =ropool 0 0

    %roperidol 0 0 0

    N 7 eeknya tergantung dari besarnya pelepasan histamin

    0 7 tidak ada perubahan

    0 7 tidak ada perubahan ataupun terjadi perubahan ringan

    7 menurun (sedikit, sedang , banyak)

    7 meningkat (sedikit, sedang, banyak)

    8. 6us4le relaCant

    -bat pelumpuh otot yang berungsi untuk memberikan relaksasi pada otot.

    3da beberapa pilihan untuk obat pelumpuh otot.

    Ta/le 81. De&"lar$9$ng an# N"n#e&"lar$9$ng Musle Rela:ants.

    De&"lar$9$ng N"n#e&"lar$9$ng)h"rt;at$ng )h"rt;at$ng

    Su44inyl4holine 6i"a4urium

    Interme#$ate;at$ng

    3tra4urium (!ramus, /otriCum)

    i4atra4urium

    Ge4uronium (/or4uron)

    ;o4uronium (Esmeron, ;o4ulaC)

    L"ng;at$ng

    %oCa4urium

    =an4uronium

    =ipe4urium

    15

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    16/47

    lini4al hara4teristi4s o /ondepolarizing 6us4le ;elaCants.

    Drug ED%

    +"r

    A##u

    t"r

    P"ll$$s

    Dur$ng

    N2

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    17/47

    2) Jolongan non depolarisasi

    a. 3rta4urium

    %osis 0,*0,> mgkg:: . onset 2*8 menit durasi 1*8 menit . eek

    samping menyebabkan pelepasan histamin release.

    b. ;e4uronium

    %osis 0,>*1,0 mgkg:: . onsetnya 8* menit durasi 1*8 menit. -bat

    ini memiliki eek samping yang minimal sehingga menjadi pilihan

    yang baik.

    4. =an4uronium

    %osis 0,1 mgkg:: onset 2*8 menit durasi 80*D menit . eek

    samping hipertensi dan ta4khikardi

    .2.%.2 (/at anestes$ $nhalas$

    6erupakan obat anestesi umum berupa 4airan atau gas yang

    mudah menguap diberikan melalui pernaasan pasien.

    =roperties o 6odern nhalation 3nestheti4s

    Agent )truture MA=

    >1

    ?a&"r Pressure mm Hg

    at 2@=6

    /itrous oCide 10 P

    +alothane

    (Fluothane)

    0.9 2D8

    solurane

    (Forane)

    1.2 2D0

    %eslurane(Suprane)

    >.0 >1

    Se"olurane

    (Altane)

    2.0 1>0

    1) +alotan

    17

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    18/47

    6erupakan turunan etran, berbau enak dan tak merangsang jalan

    naas. +alotan harus disimpan dalam botol gelap (4oklat tua) supaya tidak

    dirusak oleh 4ahaya dan diawetkan oleh timol 0,01

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    19/47

    dapat dikurangi dengan teknik anestesia hiper"entilasi, sehingga banyak

    digunakan untuk bedah otak.

    Eek terhadap depresi jantung dan 4urah jantung minimal, sehingga

    digemari untuk anesthesia teknik hipotensi dan banyak digunakan pada

    pasien dengan gangguan koroner. soluran dengan konsentrasi I 1,0 "oluem

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    20/47

    @aju metabolism

    RSeizure

    Bl"ka#e

    =elumpuh otot non

    depolarisasi

    ,$njal

    3liran darah

    @aju iltrasi

    glomerulus

    T T

    -utput urin T T

    He&ar

    3liran darah

    Meta/"l$sme 0.00D

    , G7), orientasi klien

    terhadap tempat, waktu dan orang 4ukup baik terbukti klien dapat

    menyebutkan keluarganya, lokasi sekarang dia berada dan mengingat

    kejadian lampau dan baru dialami.. Sistem Endoktrin

    !idak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.

    >. Sistem Arinaria

    Jinjal teraba, blass penuh, genetalia bersih.

    9. Sistem 6uskuloskeletal

    a. Ekstremitas atas

    :entuk simetris, ;-6 kiri dan kanan mampu bergerak ke segala

    arah. !idak terdapat nyeri pada persendian dan tulang, tidak tampak

    deormitas tulang dan kontraktur sendi. 5ekuatan otot , klien mampu

    menahan tahanan penuh dari perawat. ;eleks bi4eps UUUU, releks

    tri4eps UUUU.

    b. Ekstremitas bawah

    :entuk tidak simetris, ;-6 kanan bebas bergerak ke segala arah,

    ;-6 kiri gerakan terbatas, terdapat nyeri pada ekstremitas kiri, ada

    kontraktur dan deormitas.

    . Sistem ntegumen

    25

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    26/47

    5ulit kepala dan rambut tampak bersih, warna rambut hitam,

    distribusi merata, kulit tubuh lembab, turgor kulit baik dan kuku tangan

    dan kaki bersih.

    '. Sistem =endengaran:entuk telinga simetris, bersih, klien dapat menjawab pertanyaan

    dengan baik

    10. Sistem =engelihatan

    :entuk mata simetris, konjungti"a merah muda, s4lera berwarna

    putih, releks kedua pupil terhadap 4ahaya positi terjadi midriasis, ungsi

    penglihatan baik, klien dapat memba4a papan nama perawat dengan jarak

    80 4m, lapang pandang baik.

    11. %ata =sikologis

    a. Status Emosi

    Status emosi tidak stabil dengan klien tampak gelisah dan 4emas

    akibat nyeri.

    b. =ola 5oping

    =ola koping 4ukup baik klien menerima penjelasan dari perawat

    dan keluarga sering bertanya tentang penyakitnya.

    4. Jaya 5omunikasi

    5lien dapat berkomunikasi dengan baik

    d. Jambaran diri

    5lien terlihat sedih dengan keadaan kakinya yang mengalami

    penurunan ungsi.

    e. +arga diri

    5lien merasa harga dirinya kurang baik karena kaki sebelah kiri

    mengalami keterbatasan gerak akibat post ke4elakaan.

    . deal diri

    5lien berharap 4epat sembuh agar dapat melakukan akti"itas sehari*

    hari.12. %ata Sosial

    5lien mengatakn hubungan dengan keluarga baik

    18. %ata Spiritual

    5lien mengatakn bahwa ia selalu berdoa dan berharap pada !uhan

    agar 4epat diberikan kesembuhan.

    1D. %ata =enunjang

    Tanggal Pemer$ksaan Has$l N$la$ N"rmal

    1111201D +b 11,8 @ 7 18,2 O 19,8 grdl

    26

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    27/47

    = 7 11,9 O 1, grdl

    @eukosit >.>00

    @ 7 8.00 O 10.>00mm8

    = 7 8.>00 O 11.000mm8

    :ayi 7 18.000 O

    8.000mm8

    !rombosit 2D>.00010.000 * DD0.000

    mm8

    +ematokrit D1@ 7 D0 O 2

    = 7 8 O D9

    @aju endap darah 1D@ 7 0 O 10

    = 7 0 O 20

    $aktu pendarahan 800 1 O 8

    $aktu pembekuan >00 1 O 9

    Jlukosa sewaktu 1>' H 120

    1. =ola 3kti"itas Sehari*hari

    /o =ola 5ebiasaan %i ;umah 2D jam

    1. /utrisi

    a. 6akanan

    &enis

    Frekuensi

    =antangan

    6asalah

    b. 6inuman

    &enis

    &umlah

    /asi, sayur, tahu, tempe, bakso dan makanan yang

    pedas.

    8C perhari satu porsi habis

    !idak ada

    !idak ada

    3ir putih

    (1200*1>00 44)2. Eliminasi

    a. :3:

    5onsistensi

    Frekuensi

    $arna

    b. :35

    Frekuensi

    $arna

    @embek

    1C

    5uning

    *> Chari (100 44)

    27

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    28/47

    5uning jernih

    8. stirahat

    !idur siang

    !idur malam

    5eluhan

    Sering 1*2 jam

    jam

    (20.00*0D.00 $:)

    !idak ada

    D. =ersonal hygine

    6andi

    Josok gigi

    5eramas

    Junting kuku

    2C hari

    2C hari

    2C minggu

    1C minggu

    . 3kti"itas 5liem merasa sulit berakti"itas seperti biasanya

    karena kaki kirinya mengalami keterbatasan gerak

    akibat post ke4elakaan.

    .2 PRE (PERA)I

    .2.1 Anal$sa Data

    N" Data Et$"l"g$ Masalah

    1. %ata Subjekti

    5lien mengatakan kaki kirinya

    sakit

    * = 7 /yeri

    * V 7 /yeri bertambah ketika

    kaki digerakkan, nyeri

    berkurang saat diimobilisasi

    * ; 7 3rea tibia

    * S 7 8>,2 0

    * ! 7 Saat digerakan sampai

    diimobilisasi

    %ata -bjekti

    =asien terlihat meringis menahan

    nyeri, bengkak, rontgen raktur

    tibia (U)

    ;; 7 1'

    !% 7 10' mm+g

    +; 7 >0 Cmenit

    idera tulang

    W

    %iskontuinitas tulang

    W

    =roses inlamasi

    W

    6enekan ujung syara

    bebas

    W

    /yeri

    Jangguan rasa

    nyaman nyeri

    28

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    29/47

    2. %ata subjekti

    =asien mengatakan takut karena

    belum pernah dioperasi

    sebelumnya

    %ata objekti

    =asien tampak gelisah dengan raut

    muka terlihat pu4at

    ;; 7 1' Cmenit

    !% 7 10' mm+g

    S 7 8>,2 0

    / 7 >0 Cmenit

    Fraktur tibia

    W

    =embedahn

    W

    5urang pengetahuan

    W

    emas

    3nsietas

    .2.2 D$agn"sa ke&era4atan

    1) Jangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan raktur tibia tertutup

    ditandai dengan hasil oto rontgen (U) raktur tibia, pasien tampak

    meringis menahan nyeri

    2) 3nsietas berhubungan dengan akan dilaksanakannya tindakan operasi,

    ditandai dengan pasien mengatakan takut, muka pasien tampak pu4at.

    .2.3 Renana e&era4atan

    N" D$agn"sa e&era4atan Perenanaan

    Tujuan Inter7ens$ Ras$"nal

    1. Jangguan rasa nyaman

    nyeri berhubungan

    dengan raktur tibia

    tertutup ditandai dengan

    %ata Subjekti 5lien mengatakan kaki

    kirinya sakit

    %ata -bjekti

    =asien terlihat meringis

    menahan nyeri,

    bengkak, rontgen

    raktur tibia (U)

    !upan 7

    /yeri +ilang

    !upen 7

    Setelah

    dilakukantindakan

    keperawatan

    dalam waktu

    1C2D jam nyeri

    berkurang

    dengan kriteria 7

    * Skala nyeri 1*2

    * !!G dalam

    1. 5aji lokasi

    dan intensitas

    nyeri.

    2. 5aji !!G

    8. 3jarkan

    menegemen

    1. 6engetahui

    tingkat nyeri

    klien sehingga

    dapat diketahui

    tindakan yangakan dilakukan.

    2. 6engetahui

    tingkat nyeri

    dalam

    mempengaruhi

    !!G

    8. 5lien dapat

    mengatasi yang

    29

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    30/47

    ;; 7 1'

    !% 7 10' mm+g

    +; 7 >0 Cmenit

    batas normal

    !%7 '0>0 O

    180'0 mm+g

    +;7 >0*100C

    ;;7 12*20C

    S7 8>,*89,0

    nyeri dengan

    4ara distraksi

    dan naas

    dalam

    D. 5olaborasi

    untuk

    pemberian

    analgetik

    ringan se4ara

    mandiri

    D. 6engurangi

    nyeri hebat pada

    klien

    2. 3nsietas berhubungan

    dengan akan

    dilaksanakan*nya

    tindakan operasi,

    ditandai dengan

    =asien tampak gelisah

    dengan raut muka

    terlihat pu4at

    =asien terlihat meringis

    menahan nyeri,

    bengkak, rontgen

    raktur tibia (U)

    ;; 7 1'

    !% 7 10' mm+g

    S 7 8>,2 0

    +; 7 >0 Cmenit

    !upan 7

    3nsietas teratasi

    !upen 7

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1C80

    menit ansietas

    berkurang

    dengan 4riteria

    *5lien

    mengatakan

    4emas

    berkurang

    *5lien tampak

    rileks

    * !!G dalam

    batas normal

    !%7 '0>0 O

    180'0 mm+g

    +;7 >0*100C

    ;;7 12*20C

    S78>,*89,0

    1. 5aji !!G

    2. :erikan

    pengetahuan

    kepada klien

    tentang

    pembedahan

    8. -rientasikan

    klien pada

    lingkungan

    yang baru.

    D. Sarankan

    klien untuk

    berdoa

    . 5olaborasi

    dalam

    pemberian

    obat sedasi

    1. 6engetahui

    sejauh mana

    ansietas

    mempengaruhi

    !!G

    2. 5lien yang

    telah mendapat

    inormasi, lebih

    mudah

    menerima

    penanganan dan

    mematuhi

    intruksi.

    8. =engenalan

    terhadap

    lingkungan

    membantu

    mengurangi

    ansietas.

    D. %engan berdoa

    dapat

    mengurangi

    ke4emasan.

    . Antuk

    mengurangi

    ke4emasan

    30

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    31/47

    .2.! Im&lementas$ #an E7aluas$

    N" Tgl0

    ;; 7 1'

    S 7 8>,2 0

    8. 6engajarkan menegemen

    nyeri dengan 4ara distraksi

    dan naas dalam

    +asil7 =asien mampu melakukan

    menegemen nyeri

    /yeri berkurang menjadi

    skala 2

    D. 6engkolaborasikan untuk

    pemberian obat

    +asil7

    %iberikan obat parasetamol

    00 mg oral

    /yeri hilang

    S7klien

    mengatakan nyeri

    berkurang

    -7klien tampak

    tenang

    376asalah teratasi

    =7nter"ensi

    dihentikan

    2. 18*11*1D

    09.80

    2 1. 6engkaji !!G

    +asil 7

    !% 7 10'

    +; 7 >0

    ;; 7 1'

    S 7 8> 0

    S7klien

    mengatakan sudah

    tidak 4emas lagi

    -7klien tampak

    rileks

    31

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    32/47

    09.80

    09.80

    2. 6emberikan pengetahuan

    kepada klien tentang

    pembedahan

    +asil 7 5lien mendengarkan

    penjelasan perawat

    5lien mengatakan mengerti

    tentang penjelasan perawat

    5lien tampak tenang

    8. 6engorientasikan klien pada

    lingkungan yang baru

    +asil 7 5lien mengerti akan

    orientasi perawat

    5lien tidak takut untuk

    masuk ruang -5

    D. 6enyarankan klien untuk

    berdoa

    +asil 7

    5lien menundukan

    kepalanya sejenak untuk

    berdoa

    5lien tampak tenang

    37masalah teratasi

    =7inter"ensi

    dihentikan

    .3 INTRA (PERATI*

    .3.1 Pers$a&an &as$en

    /ama 7 !n.;

    Amur 7 80 tahun

    &enis 5elamin 7 laki*laki

    ;uangan 7 Jelatik

    /o.6edrek 7 2101'

    !anggal operasi 7 18 /o"ember 201D

    6asuk ke ruang -5 7 09.20 $:

    %iagnosa pre operasi 7 /ele4ted 4losed ? o the let !ibia

    !indakan operasi 7 -;F

    5esadaran 7 ompos mentis

    Status Fisik 7 :: >D kg !: 1> 4m

    32

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    33/47

    =osisi =asien 7 Supine (terlentang)

    &enis 3nestesi 7 3nestesi Amum

    !ekanan %arah 7 10' mm+g

    /adi 7 >0 Cmenit

    ;espirasi 7 1' CmenitSuhu 7 8>,0

    Saturasi 7 100 %esineksi 5assa betadine

    19 :alut luka 5assa steril,kassa betadine dan hipaiC

    .3.% Anal$sa #ata

    N" Data Et$"l"g$ Masalah

    1 Subjekti 7 pasien

    mengatakan telah berpuasa

    selama ' jam

    -bjekti 7 pada ststus

    pasienn ter4atat pasien telah

    puasa dari jam 22.00

    Jangguan

    keseimbangan 4airan

    dan elektrolit

    Jangguan hemodinamik

    2 Subjekti 7 *-bjekti 7 Lnsisi 20 4m =erdarahan akibatpembedahan

    ;esiko syok hipo"olemik

    .3.- D$agn"sa ke&era4atan

    1) Jangguan hemodinamik berhubungan dengan kekurangan 4airan dan

    elektrolit ditandai dengan pasien telah berpuasa selam ' jam

    2) ;esiko syok hipo"olemik berhubungan dengan pendarahan akibat

    pembedahan ditandai luka insisi 20 4m

    .3. Inter7ens$ ke&era4atan

    N( DIA,N()A TU'UAN INTER?EN)I RA)I(NAL

    1 Jangguan

    hemodinamik

    berhubungan

    dengan kekurangan

    4airan dan

    elektrolit ditandai

    dengan pasien telah

    berpuasa selama '

    jam

    !upan hemodinamik

    stabil

    !upen7setelah dilakukan

    tindakankeperawatan

    1C20 menit hemodinamik

    stabil dengan kriteria

    4airan pengganti puasa

    terpenuhi.

    1. 5aji !!G

    2. 6enghitung

    kebutuhan

    4airan selama

    puasa

    8. @oading 4airan

    pengganti untuk

    mengganti

    1. Antuk

    mengetahui

    sejauh mana

    kekurangan

    4airan pasien.

    2. Antuk

    mengetahui

    seberapa

    banyak 4airan

    yang harus di

    gantikan untuk

    memenuhi

    hemodinamik

    normal.

    37

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    38/47

    4airan selama

    puasa

    D. 5aji !!G

    setelah di

    loading

    8. Antuk

    mengembalikan

    hemodinamik

    ke status

    normal.

    D. Antuk

    mengetahui

    tingkat

    perkembangan

    hemodinamik

    setelah di

    loading 4airan.

    2. ;esiko syok

    hipo"olemik

    berhubungan

    dengan pendarahan

    akibat pembedahan

    di tandai dengan

    luka insisi kurang

    lebih L20 4m dan

    perdarahan di

    su4tion dan kasa

    180 44

    !upan 7 syok

    hipo"olemik tidak terjadi

    !upen 7 setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama operasi 1C1 jam

    dan diharapkan syok

    hipo"olemik tidak terjadi

    dengan kriteria hasil7

    !idak ada tanda

    *!anda syok

    hipo"olemik(4yanosis)

    *!!G dalam batas

    normalpenuerunan

    kuranH20< keada an

    semula.

    1. monitor

    pendarah di

    daerah

    pembedahan

    ,pada su4tion

    dan kasa setelah

    dilakukan insisi

    2. ingatkan

    operator dan

    asisten bila

    terjadi

    pendarahan

    hebat

    8. monitor !!G

    tiap menit

    D. kaji !!G

    sebelum pasien

    di pindahkan ke

    1.untuk mengetahui

    seberapa banyak

    output sehingga

    dapat

    meren4anahakan

    input agar terjadi

    balan4e 4airan

    2. untuk men4egah

    terjadinya

    pendarahan yang

    lebih hebat

    8.mengetahui lebih

    dini terjadinya syok

    hipo"olemik

    D.untuk mengetahui

    keadaan umum

    pasien sebelum di

    38

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    39/47

    ;; pindah ke ;;

    .3.0 Im&lementas$ #an e7aluas$

    N

    "

    Tanggal ,0

    0.0

    0.10

    0.1

    0.1

    0.20

    0.2

    09.8*

    0.80

    0.8

    1. 6emonitor pendarahan di

    daaerah pembedahan ,pada

    su4tion dan kasa setelah

    dilakukan insisi.

    +asil 7

    !erjadi pendarahan sekitar

    200 44

    !erjadi pendarahan sekitar

    D00 44

    !erjadi perdarahan sekitar >00

    44

    !erjadi perdarahan sekitar 00

    44

    !erjadi perdarahan sekitar

    1100 44

    2. 6eningkatkan operator dan

    asisten bila terjadi pendarahan

    hebat.

    +asil 7

    -perator dan asisten segera

    menghentikan pendarahanmenggunakan 4utter setelah

    mereka membuat pendarahan.

    8. 6emonitoring !!G tiap menit

    +asil 7

    !erlampir dalam laporan

    anestesi.

    D. 6engkaji !!G sebelum pindah

    ke ;;

    +asil 7

    S 7 *

    - 7 terjadi

    pendarahan , klien

    tampak anemis

    3 7 masalah belum

    teratasi

    = 7 nter"ensi

    dilanjutkan untuk

    mengembalikan

    keseimbangan

    4airan dan

    elektrolit

    40

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    41/47

    !% 7 10090 mm+g

    / 7 10Cmenit

    ;; 7 20 Cmenit

    S 7 8>, 0

    .! P()T (PERATI*

    .!.1 ea#aan kl$en #$ RRRe"7er5 r""m6

    N" Tanggal

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    42/47

    Laporan Kartu Anestesi.3.!.2 Anal$sa Data

    N( Data *"kus Et$"l"g$ Masalah

    1 ) C Pas$en mengatakan n5er$ #$

    kak$ k$r$

    ( C Ter#a&at Luka (&eras$

    )eluas 2@ m

    A#an5a

    erusakan

    'ar$ngan

    ,angguan

    Rasa aman

    n5er$

    3.!.3 D$agn"sa e&era4atanJangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kerusakan

    jaringan ditandai dengan terdapat sayatan 20 4m di daerah pada bagian atas,

    pasien mengatakan nyeri pada daerah luka dan resiko ineksi berhubungan

    dengan implamasi bakteri kedaerah luka ditandai dengan terdapat drain pada

    daerah luka.

    N

    (

    D$agn"sa Tujuan Inter7ens$ Ras$"nal

    42

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    43/47

    1 Janguan rasa

    aman nyeri

    berhubungan

    dengan adanya

    kerusakan

    jaringan di

    tandai dengan

    terdapat

    sayatan di

    daerah betis

    pasien

    mengalami

    nyeri pada

    daerah luka

    !upan nyeri

    dapat hilang

    !upen

    7setelah di

    lakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1C2D

    jam pasien

    dapat

    mengontrolnyeri ,

    dengan

    kriteria hasil 7

    6elaporkan

    nyeri hilang

    atau

    ter4ontrol

    6engikuti

    program

    pengobatan

    yang di

    berikan

    6enunjukan

    penggunan

    teknikrelaCsasi

    relaC

    1.5aji !!G

    2.5aji type

    atau lokasi

    nyeri=erhatikan

    intensiitas

    pada skala 0

    O 10

    =erhatikan

    respon

    terhadap obat

    8.6oti"asipenggunan

    teknik

    manajemen

    stres, 4ontoh7

    /aas dalam

    dan

    "isualisasi.

    D.5olaborasi

    pemberian

    obat

    analgesik

    1.%engan mengkaji !!G

    kita bisa mengetahui

    tingkat kesakitan pasien

    2.mengguatkan indikasi

    ketidak

    nyamanan,terjadinya

    komplikasi dan e"aluasi

    ke eektian inter"ensi

    8.meningkatkan

    relaCsasi,memokuskan

    kembali perhatian,dan

    dapat meninggkatkan

    kemampuan

    koping,menghilangkan

    nyeri

    D.obat obatan analgetik

    dapat menekan pusat

    nyeri di hipotalamus

    sehingga nyeri dapat

    hilang dengan 4epat

    3.!.% Im&lementas$ #an E7aluas$

    43

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    44/47

    /- !anggal&am %

    X

    mplementasi

    !indakanhasil

    E"aluasi =ara

    1 1811201D

    =ukul 0.D

    1 1.6engkaji !!G

    +asil 7

    !% 7 100>0

    /adi 7 10

    ; 7 20

    Suhu 7 8>,2 4

    2.6engkaji type

    3tau @okasi nyeri

    =erhatikan

    ntensitas =ada

    skala 0*10+asil 7

    5perih dan

    nyeri pada luka

    operasi

    Skala 9

    5 !ampak

    meringis

    5esakitan

    8.6oti"asi

    penggunan teknik

    manajemen nyeri

    4ontoh naas

    dalam dan

    isualisasi

    +asil 7

    5lien

    6elakukan teknik

    maajemen nyeri

    5 tampak lebih

    tenang

    Skala nyeri

    D.kolaborasi

    pemberian obat

    analgesik

    S75mengatakan

    nyeri hilang-75!ampak

    tenang dan

    beristirahat

    dengan nyaman

    3 7 6asalah

    teratasi

    = 7 nter"ensi di

    hentikan

    44

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    45/47

    +asil 7

    %iberikan

    keterola4 80mg

    dan tramadol

    0mg dalam ;@

    00 44 dengan

    ke4epatan20

    gttmenit

    5lien

    mengatakan

    nyerinya

    berkurang

    Skala nyeri 2

    =erhatikan ;espon

    terhadap obat dan

    analgetik

    +asil 7

    !idak ada

    ;eaksi alergi pada

    pasien akibat obat

    analgetik

    /yeri

    +ilang,5lien

    tampak tenang

    5lien %apat

    beristirahat dengan

    /yaman

    45

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    46/47

    BAB I?PENUTUP

    .1 es$m&ulan

    Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis

    dan luasnya (Smeltzer, 2001).

    Fraktur !ibia adalah raktur yang terjadi pada bagian tibia sebelah kanan

    maupun kiri akibat pukulan benda keras atau jatuh yang bertumpu pada kaki.

    Fraktur ini sering terjadi pada anak* anak dan wanita lanjut usia dengan tulang

    osteoporosis dan tulang lemah yang tak mampu menahan energi akibat jatuh

    atau benturan benda keras (+enderson, 1'').

    %idalam pre operasi ditemukan masalah gangguan rasa nyaman nyeri

    berhubungan dengan raktur tibia tertutup ditandai dengan photo rontagen (U)

    raktur tibia, pasien tampak meringis terlihat kesakitan. 3nsietas berhubungan

    akan dilakukan tindakan operasi ditandai dengan pasien mengatakan takut.

    %i dalam intra operasi ditemukan diagnosa Jangguan hemodinamik

    berhubungan dengan kekurangan 4airan dan elektrolit ditandai dengan pasien

    telah berpuasa selam ' jam dan resiko syok hipo"olemik berhubungan denganpendarahan akibat pembedahan ditandai luka insisi 20 4m

    %i dalam post operasi ditemukan masalah Jangguan rasa nyaman nyeri

    berhubunga dengan adanya kerusakan kerusakan jaringan ditandai dengan

    terdapat sayatan 20 4m di daerah pada bagian atas, pasien mengatakan nyeri

    pada daerah luka dan resiko ineksi berhubungan dengan implamasi bakteri

    kedaerah luka ditandai dengan terdapat drain pada daerah luka.

    !.2. )aran

    46

  • 7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia

    47/47