asuhan keperwatan pada klien dengan fraktur tibia
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
1/47
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya (Smeltzer, 2001).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa trauma. !rauma yang
menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan
pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat
berupa trauma tidak langsung misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang
menyebabkan tulang kla"ikula atau radius distal patah, (Sjamsuhidayat #
$im %e &ong, l '').
Fraktur !ibia adalah raktur yang terjadi pada bagian tibia sebelah kanan
maupun kiri akibat pukulan benda keras atau jatuh yang bertumpu pada kaki.
Fraktur ini sering terjadi pada anak* anak dan wanita lanjut usia dengan tulang
osteoporosis dan tulang lemah yang tak mampu menahan energi akibat jatuh
atau benturan benda keras (+enderson, 1'').
Fraktur tibia (Fraktur olles) adalah raktur yang terjadi pada bagian tibia
sebelah kanan akibat jatuh yang bertumpu pada tangan dorsileksi terbuka.
Fraktur ini sering terjadi pada anak* anak dan wanita lanjut usia dengan tulang
osteoporesis dan tulang lemah yang tak mampu menahan energi akibat jatuh,
(-swari, 1'').
/egara ndonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam tara
halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan
mobilisasi masyarakat mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi
terjadi peningkatan penggunaan alat*alat transportasi kendaraan bermotor
khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga menambah
kesemrawutan arus lalu lintas. 3rus lalu lintas yang tidak teratur dapat
meningkatkan ke4enderungan terjadinya ke4elakaan kendaraan bermotor.
5e4elakaan tersebut sering kali menyebabkan 4idera tulang atau disebut
raktur.
6enurut Smeltzer (2001 7 289) raktur adalah terputusnya kontinuitas
tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
1
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
2/47
:erdasarkan data dari rekam medik ;S Fatmawati di ruang -rthopedi
periode &anuari 200 sd &uli 200 berjumlah 828 yang mengalami gangguan
muskuloskletel, termasuk yang mengalami raktur !ibia Fibula berjumlah 81
orang (,'1).
=enanganan tersebut dilakukan untuk men4egah terjadinya komplikasi.
5omplikasi umumnya oleh akibat tiga raktur utama yaitu penekanan lokal,
traksi yang berlebihan dan ineksi (;asjad, 1'' 7 8>8).
1.2. Rumusan Masalah:erdasarkan latar belakang diatas , maka kita dapat merumuskan masalah
sebagai berikut 7 :agaimana penerapan asuhan keperawatan perioperati
pada klien dengan raktur tibia .
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
3gar penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan perioperati
pada klien yang menderita raktur tibia dengan menggunakan pendekatkan
proses keperawatan se4ara benar, tepat, dan sesuai dengan standar
keperawatan proesional.
1.3.2. Tujuan husus
a. 6ampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami raktur
tibia
b. 6ampu menegakkan diagnosa keperawatan pada penderita raktur
tibia
4. nter"ensikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami raktur
tibiad. mplementasikan asuhan keperawatan pada klien dengan raktur tibia
e. 6enge"aluasi hasil asuhan keperawatan pada klien dengan raktur
tibia.
1.! Met"#e Penul$san
%alam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode 7
1. %eskripti
1) Studi kasus, yang meliputi obser"asi, partsipasi dengan 4ara melakukan
pengamatan se4ara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan
2
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
3/47
4ara wawan4ara dengan keluarga, melihat 4atatan medis, melihat 4atatan
keperawatan dan inormasi dari rekan satu proesi maupun dari tim lain.
2) Studi dokumentasi yaitu menggunakan ormat pengkajian untuk
melakukan pemeriksaan.2. Studi literatur yaitu dengan memba4a dan mempelajari buku kepustakaan
yang berkaitan dengan raktur tibia untuk mendapatkan dasar*dasar ilmiah
yang berhubungan dengan isi laporan ini.
.% Ruang L$ngku&
%alam penulisan laporan ini, penulis membatasi pada 3suhan
5eperawatan perioperati pada !n.; dengan diagnosa /egle4ted losed ? -
!he @et Shet !ibia di :S ;S3A %;.6 S3@36A/.
BAB II
TIN'AUAN TE(RITI)
.1. "nse& Dasar
.1.1 Pengert$an
Fraktur tibia(Fraktur olles) adalah raktur yang terjadi pada bagian tibia
sebelah kanan akibat jatuh yang bertumpu pada tangan dorsileksi terbuka.
Fraktur ini sering terjadi pada anak* anak dan wanita lanjut usia dengan tulang
osteoporesis dan tulang lemah yang tak mampu menahan energi akibat jatuh,
(-swari, 1'')
Fraktur tibia adalah terjadinya trauma, akibat pukulan langsung jatuh
dengan kaki dalam posisi leksi atau gerakan memuntir yang keras ( :runner
and suddart th 2000 hal 28> ).
3
http://www.healthyenthusiast.com/fraktur-tibia.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/fraktur-tibia.html -
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
4/47
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
5/47
Fraktur yang disebabkan oleh adanya benturan langsung pada jaringan
tulang seperti pada ke4elakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dan
benturan benda keras oleh kekuatan langsung.
2. !rauma tidak langsung ( indire4t )Fraktur yang bukan disebabkan oleh benturan langsung, tapi lebih
disebabkan oleh adanya beban yang berlebihan pada jaringan tulang atau
otot , 4ontohnya seperti pada olahragawan atau pesenam yang
menggunakan hanya satu tangannya untuk menumpu beban badannya.
8. !rauma pathologis
Fraktur yang disebabkan oleh proses penyakit seperti osteomielitis,
osteosarkoma, osteomala4ia, 4ushing syndrome, komplikasi kortison
3!+, osteogenesis impere4ta (gangguan 4ongenital yangmempengaruhi pembentukan osteoblast). !erjadi karena struktur tulang
yang lemah dan mudah patah.
a. -steoporosis terjadi karena ke4epatan reabsobsi tulang melebihi
ke4epatan pembentukan tulang, sehingga akibatnya tulang menjadi
keropos dan rapuh dan dapat mengalami patah tulang.
b. -steomilitis merupakan ineksi tulang dan sum*sum tulang yang
disebabkan oleh bakteri piogen dimana mikroorganisme berasal dari
okus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah.4. -stheoartritis itu disebabkan oleh rusak atau menipisnya bantalan sendi
dan tulang rawan (6uttaBin, 200).
.1.! Pat"+$s$"l"g$
!erjadinya trauma yang mengakibatkan raktur akan dapat merusak
jaringan lunak disekitar raktur mulai dari otot as4ia, kulit sampai struktur
neuromuskuler atau organ* organ penting lainnya, pada saat kejadian
kerusakan terjadilah respon peradangan dengan pembentukan gumpulan atau
bekuan ibrin , osteoblas mulai mun4ul dengan jumlah yang besar untukmembentuk suatu metriC baru antara Fragmen* ragmen tulang. 5lasiikasi
terjadinya raktur dapat dibedakan yang terdiri dari raktur tertutup dan raktur
terbuka, raktur tertutup yaitu tidak ada luka yang menghubungkan raktur
dengan kulit, raktur terbuka yaitu terdapat luka yang menghubungkan luka
dengan kulit,(Suriadi # ;ita yuliani, 1'').
Setelah terjadinya raktur periosteum tulang terkelupas dari tulang dan
terobek terus kesisi berlawanan dari sisi yang mendapat truma, akibatnya
darah keluar melalui 4elah* 4elah periosteum dan ke otot disekitarnya dan
5
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
6/47
disertai dengan oedema, selain keluar melalui 4elah periosteum yang rusak,
darah juga keluar akibat terputusnya pembuluh darah didaerah terjadinya
raktur.
niltrasi dan pembengkakan segera terjadi dan bertambah selam 2D jam
pertama, menjelang akhir periode ini otot menjadi hilang elastisitasya, oleh
karena itu reposisi lebih mudah dilakukan selama beberapa jam setelah 4edera,
setelah dilakukan reposisi atau immobilitas maka pertumbuhan atau penyatuan
tulang dimulai dengan pembentukan kallus, (Sjamsuhidajat # wim de jong,
1'').
.1.% Tan#a #an ,ejala
a. /yeri sedang sampai hebat dan bertambah berat saat digerakkan.
b. +ilangnya ungsi pada daerah raktur.
4. Edemabengkak dan perubahan warna lo4al pada kulitakibat trauma yang
mengikuti raktur.
d. %eormitaskelainan bentuk.
e. ;igiditas tulang.
. 5repitasi saat ekstremitas diperiksa dengan tangan teraba adanya derik
tulang akibat gesekan ragmen satu dengan yang lain.
g. Syokyang disebabkan luka dan kehilangan darah dalam jumlah banyak
.1.- Man$s+estas$ l$n$s
6enurut :runner dan Suddart (2002 28) 6aniestasi klinis raktur
adalah nyeri, hilangnya ungsi, deormitas, pemendekan ekstermitas, krepitus,
pembengkakan lokal, dan perubahan warna.
a. /yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai ragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai raktur merupakan bentuk
bidai alamiah yang diran4ang untum meminimalkan gerakan antar
ragmen tulang.
b. Setelah terjadi raktur, bagian*bagian yang tak dapat digunakan dan
4enderung bergerak se4ara alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap
rigid seperti normalnya. =ergeseran ragmen pada raktur lengan atau
6
http://www.healthyenthusiast.com/kulit.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/kulit.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/syok.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/kulit.htmlhttp://www.healthyenthusiast.com/syok.html -
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
7/47
tungkai menyebabkan deormitas (terliahat maupun teraba) ekstermitas
yang bisa diketahui dengan membandingkan ekstermitas yang normal.
Ekstermitas tak dapat berungsi dengan baik karena ungsi normal otot
bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
4. =ada raktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya
karena kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat raktur.
Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,*4m (1*2
in4hi).
d. Saat ekstermitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang
dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara ragmen satu
dengan lainnya. Aji kreptus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan
yang lebih berat.
e. =embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagi
akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti raktur. !anda ini bisa baru
terjadi setelah beberapa jam atau 4edera.
.1. "m&l$kas$ *raktur T$/$a
a. 5omplikasi awal
5omplikasi awal dapat terjadi syok hipo"olemik atau traumatik
yang terjadi karena perdarahan dan kehilangan 4airan ekstra sel kejaringan
yang rusak, sindrome emboli lemak (terjadi dalam 2D sampai 92 jam
setelah 4edera), dan sindrom kompartemen terjadi karena perusi jaringan
dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan
komplikasi awal lain adalah ineksi, tromboemboli(emboli paru ),yang
dapat menyebabkan kematian beberapa minggu setelah 4edera dan
koagulopati ntra"askuler %esiminata (5%).
b. 5omplikasi lanjut
%elayed union( proses penyembuhan yang berjalan lambat)3dalah raktur
yang tidak sembuh setelah selang waktu 8* bulan untuk anggota gerak
atas dan bulan untuk anggota gerak bawah. +al ini juga merupakan
kegagalan raktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan
tulang untuk menyambung. +al ini terjadi karena suplai darah ke tulang
menurun.
/on*union (suatu kegagalan penyembuhan tulang setelah >*' bulan)
adalah raktur yang tidak sembuh antara >* bulan dan tidak didapatkan
konsilidasi sehingga terdapat sendi palsu.
7
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
8/47
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
9/47
a. Fiksasi interna dengan plat, nail
b. Fiksasi eksterna
4. %ipasang traksi skeletal selama D*> minggu.
.2 Pem$l$han T$n#akan anestes$ umum
.2.1 Pengert$an Anestes$ umum
3nestesi umum (General Anesthesia) disebut pula dengan nama /arkose
Amum (/A). 3nastesi Amum adalah tindakan meniadakan nyeri se4ara
sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersiat re"ersible. 3nestesi umum
yang sempurna menghasilkan ketidak sadaran, analgesia, relaCasi otot tanpa
menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien.
.2.2 Anestes$ umum #engan *ae mask
6enggunakan teknik !G3(!otal ntra Genous 3naesthesia) atau induksi
intra"ena dan maintenan4e inhalasi. 3nestesi umum dengan a4e mask biasa
dikena dengan sungkup muka . penggunaan teknik ini pada pasien yang tidak
memiliki gangguan atau kelainan jalan naas karena teknik ini menggunakan
inhalasi sehingga harus menguasai jalan naas pasien. =enggunaan a4e mask
dapat memasilitasi oksigen dan gas anestesi dari sistm breathing ke pasien.
Fa4e mask bisa digunakan retaining hook untuk mengaitkan head s4rap
sehingga a4e mask tidak perlu terus dipegang.
+al*hal yang harus diperhatikan adalah 7
a. &alan naas
+arus selalu mengontrol jalan napas karena kemungkinan ada
obstruksi akibat sali"a atau terjadi aspirasi
b. ;esiko aspirasi
9
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
10/47
5emungkinan terjadi aspirasi akibat hiper"entilasi . pemberian
"entilasi harus sesuai dengan "olume tidal pasien . aspirasi dapat
menyebabkan pnemonisa dan hipoksia.
4. =enekanaan pada daerah mata
=enggunaan a4e mask dapat menyebabkan penekanan pada daerah
mata sehingga kemungkinan 4edera mata dapat terjadi . hal ini perlu
diperhatikan dengan pemberian kasa basah pada daerah mata untuk
mengurangi resiko 4edera mata.
d. =emeliharaan anestesi yang adekuat untuk men4egah pasien bangun intra
operasi
Antuk kasus ruptur tendon bisa menggunakan anetesi umum
dengan a4e mask jika lokasi rutur tendon kurang daro 80,
2 hild >,*20
212 hild 20*80
8 Small adult 80D /ormal adult H90
@arge adult I90
%ikutip dari edward morgan,2009
3dapun kontra indikasi penggunaan @63 adalah
a. 5elainan aring (abses)
b. Sumbatan aring
4. @ambung penuh (pasien puasa kurang)
d. omplinan4e paru*paru kurang
10
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
11/47
5omplikasi penggunaan @63 adalah
a. %istensi lambung
+al ini dapat terjadi akibat hiper"entilasi karena penempatan @63
tepat diatas tra4hea dan esoagus kemungkinan besar udara lebih banyak
masuk ke lambung.
b. ;egurgitasi
5emungkinan terjadi reguritasi akibat hiper"entilasi, sehingga
pemberian "entilasi harus sesuai dengan tidal "olume pasien. Antuk kasus
rutur tendon penggunaan teknik anestesi sema4am ini sering digunakan .
.2.! Anestes$ umum #engan $ntu/as$
3nestesi umum dengan intubasi yaitu dengan memasukan E!! atau pipa jalan
naas langsung ke tra4hea tepat diatas karina (per4abangan bronkus). ntubasi
digunakan dengan !G3 dan maintanan4e inhalasi. Akuran E!! dipilih sesuai
dengan umur dan berat badan pasien.adapunrumus menetukan ukuran E!!
4+n
4 (n adalah umur dalam tahun).
%ibawah ini adalah nomer E!! king king dan non king king
5ing*king /on king*king
2,
8
8,
D
D,
,
>
>,
9
9,
12
1D
1>
1
20
22
2D
2>
2
80
82
8D
ndikasi penggunaan E!! adalah 7
a. -perasi lama
b. -perasi yg memerlukan relaksasi
4. -perasi pada pasien yg puasanya kurang
d. -perasi pada daerah wajah, mulut, leher
e. -perasi dengan posisi miring, telungkup dll E!! /on 5ing*king
11
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
12/47
. =asien dengan resiko aspirasi
g. Jagal naas
.2.% (/at Anestes$ umum
.2.%.1 (/at Anestes$ Intra7ena=emakaian obat anestetik intra"ena, dilakukan untuk 7 induksi
anesthesia, induksi dan pemeliharaan anesthesia bedah singkat,
suplementasi hypnosis pada anesthesia atau tambahan pada anelgesia
regional dan sedasi pada beberapa tindakan medik atau untuk membantu
prosedur diagnostik misalnya tiopental, ketamin dan propool. 5euntungan
anestesi intra"ena lebih dapat diterima pasien, kurang perasaan
klaustroobik (perasaan akan*akan wajah ditutupi topeng), tahap tidak
sadar yang lebih 4epat dan lebih menyenangkan bagi ahli anestesi. -leh
karena itu, agen intra"ena dapat digunakan sendiri untuk menimbulkan
anestesi
1. +ipnotik sedati
=enggunaan obat hipnotik sedati memberikan sensasi tidur pada pasien.
:ekerja dengan J3:3(gamma amino butyri4 a4id) neurotransmitter
utama pada siste syara pusat. 3da beberapa golongan obat hipnotik sedati
antara lain
1) =ropool
%osis 2*2, mgkg:: , =ropool dikemas dalam 4airan emulsi
lemak berwarna putih susu bersiat isotonik dengan kepekatan 1< (1
mlK10 mg). -nset 4epat, lama kerja pendek. Eek kerja di4apai dalam
1*D detik. Eek pun4ak 1 menit, lama aksi *10 menit. 3kumulasi
minimal, 4epat dimetabolisme, pemulihan 4epat. Eek anti emetik positi.
6ekanisme kerja diduga menghasilkan eek sedati hipnotik melalui
interaksi dengan J3:3 (gamma-amino butyric acid), neurotransmitterinhibitori utama pada SS=.
2) 5etamin
%osis induksi intra"ena ialah 1*2 mgkg dan untuk intramuskular
8*10 mg. Eek analgesik di4apai dengan dosis sub anestetik 0,2*0,
mgkg G. 5etamin dikemas dalam 4airan bening kepekatan 1< (1 mlK
10mg), < (1 ml K 0 mg) dan 10< (1 ml K 100 mg). 6ula kerja 80
detik pada G, 2*D menit pada 6. @ama kerja pada G 10*20 menit,
12
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
13/47
tetapi memerlukan waktu >0*'0 menit untuk berorientasi penuh. $aktu
paruh 9*11 menit
5etamin meningkatkan tekanan darah sistolik 28< dari baseline,
denyut jantung meningkat, kadang*kadang timbul aritmia, serta
menimbulkan hipersekresi. Eek samping sering menimbulkan
takikardia, hipertensi, hipersali"asi, nyeri kepala, pas4a anestesia dapat
menimbulkan mual muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk.
8) %iazepam
%osis premedikasi 10*20 mg 6, induksi 0,8*0,> mgkg:: G.
3nak*anak 0,1*0,2 mgkg:: 1 jam sebelum induksi. %ewasa dan remaja
2*20 mgkg 6G tergantung indikasi dan beratnya gejala. 5emasan
suntik mgml. njeksi dilakukan se4ara lambat L 0,*1 mlmenit3dalah obat yang berkhasiat ansiolitik, sedati, relaksasi otot,
antikon"ulsi dan amnesia. 6enembus sawar darah otak dan sawar
plasenta serta ditemukan dalam 3S. eek anestesi diazepam kurang
memuaskan karena mula kerjanya lambat dan masa pemulihannya lama.
5ontraindikasi pemberian obat terhadap pasien dengan hipersensiti"itas,
insuisiensi pulmonal akut, depresi naas, keadaan phobia atau obsesi,
psikosis kronis, glaukoma sudut sempit akut dan lebar
2. 3nalgetik
1) 6orin
!erhadap Sistem Sara =usat, mempunyai dua siat yaitu depresi
dan stimulasi. %igolongkan depresi yaitu analgesi, sedasi, perubahan
emosi, hipo"entilasi al"eolar stimulasi termasuk stimulasi parasimpatis,
miosis, mual*muntah, hiperakti releC spinal, kon"ulsi, dan sekresi
hormone antidiuretik (3%+).
!erhadap Sistem &antung*Sirkulasi dosis besar merangsang "agus
dan beralkibat bradikardi, walaupun tidak mendepresi miokardium. %osis
terapetik pada dewasa sehat normal tidur terlentang hamper tidak
mengganggu sistem jantung*sirkulasi. 6orin menyebabkan hipotensi
ortostatik.
13
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
14/47
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
15/47
!hiamylal
6ethoheCital 0M
:enzodiazepi
n %iazepam 0 0
@orazepam 0 0
6idazolam 0
-pioid
6eperidin N N
6orin N N
Fentanyl 0
Suentanil 0
3lentanil 0
;emientanil 0
5etamin
Etomidat 0 0
=ropool 0 0
%roperidol 0 0 0
N 7 eeknya tergantung dari besarnya pelepasan histamin
0 7 tidak ada perubahan
0 7 tidak ada perubahan ataupun terjadi perubahan ringan
7 menurun (sedikit, sedang , banyak)
7 meningkat (sedikit, sedang, banyak)
8. 6us4le relaCant
-bat pelumpuh otot yang berungsi untuk memberikan relaksasi pada otot.
3da beberapa pilihan untuk obat pelumpuh otot.
Ta/le 81. De&"lar$9$ng an# N"n#e&"lar$9$ng Musle Rela:ants.
De&"lar$9$ng N"n#e&"lar$9$ng)h"rt;at$ng )h"rt;at$ng
Su44inyl4holine 6i"a4urium
Interme#$ate;at$ng
3tra4urium (!ramus, /otriCum)
i4atra4urium
Ge4uronium (/or4uron)
;o4uronium (Esmeron, ;o4ulaC)
L"ng;at$ng
%oCa4urium
=an4uronium
=ipe4urium
15
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
16/47
lini4al hara4teristi4s o /ondepolarizing 6us4le ;elaCants.
Drug ED%
+"r
A##u
t"r
P"ll$$s
Dur$ng
N2
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
17/47
2) Jolongan non depolarisasi
a. 3rta4urium
%osis 0,*0,> mgkg:: . onset 2*8 menit durasi 1*8 menit . eek
samping menyebabkan pelepasan histamin release.
b. ;e4uronium
%osis 0,>*1,0 mgkg:: . onsetnya 8* menit durasi 1*8 menit. -bat
ini memiliki eek samping yang minimal sehingga menjadi pilihan
yang baik.
4. =an4uronium
%osis 0,1 mgkg:: onset 2*8 menit durasi 80*D menit . eek
samping hipertensi dan ta4khikardi
.2.%.2 (/at anestes$ $nhalas$
6erupakan obat anestesi umum berupa 4airan atau gas yang
mudah menguap diberikan melalui pernaasan pasien.
=roperties o 6odern nhalation 3nestheti4s
Agent )truture MA=
>1
?a&"r Pressure mm Hg
at 2@=6
/itrous oCide 10 P
+alothane
(Fluothane)
0.9 2D8
solurane
(Forane)
1.2 2D0
%eslurane(Suprane)
>.0 >1
Se"olurane
(Altane)
2.0 1>0
1) +alotan
17
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
18/47
6erupakan turunan etran, berbau enak dan tak merangsang jalan
naas. +alotan harus disimpan dalam botol gelap (4oklat tua) supaya tidak
dirusak oleh 4ahaya dan diawetkan oleh timol 0,01
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
19/47
dapat dikurangi dengan teknik anestesia hiper"entilasi, sehingga banyak
digunakan untuk bedah otak.
Eek terhadap depresi jantung dan 4urah jantung minimal, sehingga
digemari untuk anesthesia teknik hipotensi dan banyak digunakan pada
pasien dengan gangguan koroner. soluran dengan konsentrasi I 1,0 "oluem
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
20/47
@aju metabolism
RSeizure
Bl"ka#e
=elumpuh otot non
depolarisasi
,$njal
3liran darah
@aju iltrasi
glomerulus
T T
-utput urin T T
He&ar
3liran darah
Meta/"l$sme 0.00D
, G7), orientasi klien
terhadap tempat, waktu dan orang 4ukup baik terbukti klien dapat
menyebutkan keluarganya, lokasi sekarang dia berada dan mengingat
kejadian lampau dan baru dialami.. Sistem Endoktrin
!idak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.
>. Sistem Arinaria
Jinjal teraba, blass penuh, genetalia bersih.
9. Sistem 6uskuloskeletal
a. Ekstremitas atas
:entuk simetris, ;-6 kiri dan kanan mampu bergerak ke segala
arah. !idak terdapat nyeri pada persendian dan tulang, tidak tampak
deormitas tulang dan kontraktur sendi. 5ekuatan otot , klien mampu
menahan tahanan penuh dari perawat. ;eleks bi4eps UUUU, releks
tri4eps UUUU.
b. Ekstremitas bawah
:entuk tidak simetris, ;-6 kanan bebas bergerak ke segala arah,
;-6 kiri gerakan terbatas, terdapat nyeri pada ekstremitas kiri, ada
kontraktur dan deormitas.
. Sistem ntegumen
25
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
26/47
5ulit kepala dan rambut tampak bersih, warna rambut hitam,
distribusi merata, kulit tubuh lembab, turgor kulit baik dan kuku tangan
dan kaki bersih.
'. Sistem =endengaran:entuk telinga simetris, bersih, klien dapat menjawab pertanyaan
dengan baik
10. Sistem =engelihatan
:entuk mata simetris, konjungti"a merah muda, s4lera berwarna
putih, releks kedua pupil terhadap 4ahaya positi terjadi midriasis, ungsi
penglihatan baik, klien dapat memba4a papan nama perawat dengan jarak
80 4m, lapang pandang baik.
11. %ata =sikologis
a. Status Emosi
Status emosi tidak stabil dengan klien tampak gelisah dan 4emas
akibat nyeri.
b. =ola 5oping
=ola koping 4ukup baik klien menerima penjelasan dari perawat
dan keluarga sering bertanya tentang penyakitnya.
4. Jaya 5omunikasi
5lien dapat berkomunikasi dengan baik
d. Jambaran diri
5lien terlihat sedih dengan keadaan kakinya yang mengalami
penurunan ungsi.
e. +arga diri
5lien merasa harga dirinya kurang baik karena kaki sebelah kiri
mengalami keterbatasan gerak akibat post ke4elakaan.
. deal diri
5lien berharap 4epat sembuh agar dapat melakukan akti"itas sehari*
hari.12. %ata Sosial
5lien mengatakn hubungan dengan keluarga baik
18. %ata Spiritual
5lien mengatakn bahwa ia selalu berdoa dan berharap pada !uhan
agar 4epat diberikan kesembuhan.
1D. %ata =enunjang
Tanggal Pemer$ksaan Has$l N$la$ N"rmal
1111201D +b 11,8 @ 7 18,2 O 19,8 grdl
26
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
27/47
= 7 11,9 O 1, grdl
@eukosit >.>00
@ 7 8.00 O 10.>00mm8
= 7 8.>00 O 11.000mm8
:ayi 7 18.000 O
8.000mm8
!rombosit 2D>.00010.000 * DD0.000
mm8
+ematokrit D1@ 7 D0 O 2
= 7 8 O D9
@aju endap darah 1D@ 7 0 O 10
= 7 0 O 20
$aktu pendarahan 800 1 O 8
$aktu pembekuan >00 1 O 9
Jlukosa sewaktu 1>' H 120
1. =ola 3kti"itas Sehari*hari
/o =ola 5ebiasaan %i ;umah 2D jam
1. /utrisi
a. 6akanan
&enis
Frekuensi
=antangan
6asalah
b. 6inuman
&enis
¨ah
/asi, sayur, tahu, tempe, bakso dan makanan yang
pedas.
8C perhari satu porsi habis
!idak ada
!idak ada
3ir putih
(1200*1>00 44)2. Eliminasi
a. :3:
5onsistensi
Frekuensi
$arna
b. :35
Frekuensi
$arna
@embek
1C
5uning
*> Chari (100 44)
27
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
28/47
5uning jernih
8. stirahat
!idur siang
!idur malam
5eluhan
Sering 1*2 jam
jam
(20.00*0D.00 $:)
!idak ada
D. =ersonal hygine
6andi
Josok gigi
5eramas
Junting kuku
2C hari
2C hari
2C minggu
1C minggu
. 3kti"itas 5liem merasa sulit berakti"itas seperti biasanya
karena kaki kirinya mengalami keterbatasan gerak
akibat post ke4elakaan.
.2 PRE (PERA)I
.2.1 Anal$sa Data
N" Data Et$"l"g$ Masalah
1. %ata Subjekti
5lien mengatakan kaki kirinya
sakit
* = 7 /yeri
* V 7 /yeri bertambah ketika
kaki digerakkan, nyeri
berkurang saat diimobilisasi
* ; 7 3rea tibia
* S 7 8>,2 0
* ! 7 Saat digerakan sampai
diimobilisasi
%ata -bjekti
=asien terlihat meringis menahan
nyeri, bengkak, rontgen raktur
tibia (U)
;; 7 1'
!% 7 10' mm+g
+; 7 >0 Cmenit
idera tulang
W
%iskontuinitas tulang
W
=roses inlamasi
W
6enekan ujung syara
bebas
W
/yeri
Jangguan rasa
nyaman nyeri
28
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
29/47
2. %ata subjekti
=asien mengatakan takut karena
belum pernah dioperasi
sebelumnya
%ata objekti
=asien tampak gelisah dengan raut
muka terlihat pu4at
;; 7 1' Cmenit
!% 7 10' mm+g
S 7 8>,2 0
/ 7 >0 Cmenit
Fraktur tibia
W
=embedahn
W
5urang pengetahuan
W
emas
3nsietas
.2.2 D$agn"sa ke&era4atan
1) Jangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan raktur tibia tertutup
ditandai dengan hasil oto rontgen (U) raktur tibia, pasien tampak
meringis menahan nyeri
2) 3nsietas berhubungan dengan akan dilaksanakannya tindakan operasi,
ditandai dengan pasien mengatakan takut, muka pasien tampak pu4at.
.2.3 Renana e&era4atan
N" D$agn"sa e&era4atan Perenanaan
Tujuan Inter7ens$ Ras$"nal
1. Jangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan
dengan raktur tibia
tertutup ditandai dengan
%ata Subjekti 5lien mengatakan kaki
kirinya sakit
%ata -bjekti
=asien terlihat meringis
menahan nyeri,
bengkak, rontgen
raktur tibia (U)
!upan 7
/yeri +ilang
!upen 7
Setelah
dilakukantindakan
keperawatan
dalam waktu
1C2D jam nyeri
berkurang
dengan kriteria 7
* Skala nyeri 1*2
* !!G dalam
1. 5aji lokasi
dan intensitas
nyeri.
2. 5aji !!G
8. 3jarkan
menegemen
1. 6engetahui
tingkat nyeri
klien sehingga
dapat diketahui
tindakan yangakan dilakukan.
2. 6engetahui
tingkat nyeri
dalam
mempengaruhi
!!G
8. 5lien dapat
mengatasi yang
29
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
30/47
;; 7 1'
!% 7 10' mm+g
+; 7 >0 Cmenit
batas normal
!%7 '0>0 O
180'0 mm+g
+;7 >0*100C
;;7 12*20C
S7 8>,*89,0
nyeri dengan
4ara distraksi
dan naas
dalam
D. 5olaborasi
untuk
pemberian
analgetik
ringan se4ara
mandiri
D. 6engurangi
nyeri hebat pada
klien
2. 3nsietas berhubungan
dengan akan
dilaksanakan*nya
tindakan operasi,
ditandai dengan
=asien tampak gelisah
dengan raut muka
terlihat pu4at
=asien terlihat meringis
menahan nyeri,
bengkak, rontgen
raktur tibia (U)
;; 7 1'
!% 7 10' mm+g
S 7 8>,2 0
+; 7 >0 Cmenit
!upan 7
3nsietas teratasi
!upen 7
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1C80
menit ansietas
berkurang
dengan 4riteria
*5lien
mengatakan
4emas
berkurang
*5lien tampak
rileks
* !!G dalam
batas normal
!%7 '0>0 O
180'0 mm+g
+;7 >0*100C
;;7 12*20C
S78>,*89,0
1. 5aji !!G
2. :erikan
pengetahuan
kepada klien
tentang
pembedahan
8. -rientasikan
klien pada
lingkungan
yang baru.
D. Sarankan
klien untuk
berdoa
. 5olaborasi
dalam
pemberian
obat sedasi
1. 6engetahui
sejauh mana
ansietas
mempengaruhi
!!G
2. 5lien yang
telah mendapat
inormasi, lebih
mudah
menerima
penanganan dan
mematuhi
intruksi.
8. =engenalan
terhadap
lingkungan
membantu
mengurangi
ansietas.
D. %engan berdoa
dapat
mengurangi
ke4emasan.
. Antuk
mengurangi
ke4emasan
30
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
31/47
.2.! Im&lementas$ #an E7aluas$
N" Tgl0
;; 7 1'
S 7 8>,2 0
8. 6engajarkan menegemen
nyeri dengan 4ara distraksi
dan naas dalam
+asil7 =asien mampu melakukan
menegemen nyeri
/yeri berkurang menjadi
skala 2
D. 6engkolaborasikan untuk
pemberian obat
+asil7
%iberikan obat parasetamol
00 mg oral
/yeri hilang
S7klien
mengatakan nyeri
berkurang
-7klien tampak
tenang
376asalah teratasi
=7nter"ensi
dihentikan
2. 18*11*1D
09.80
2 1. 6engkaji !!G
+asil 7
!% 7 10'
+; 7 >0
;; 7 1'
S 7 8> 0
S7klien
mengatakan sudah
tidak 4emas lagi
-7klien tampak
rileks
31
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
32/47
09.80
09.80
2. 6emberikan pengetahuan
kepada klien tentang
pembedahan
+asil 7 5lien mendengarkan
penjelasan perawat
5lien mengatakan mengerti
tentang penjelasan perawat
5lien tampak tenang
8. 6engorientasikan klien pada
lingkungan yang baru
+asil 7 5lien mengerti akan
orientasi perawat
5lien tidak takut untuk
masuk ruang -5
D. 6enyarankan klien untuk
berdoa
+asil 7
5lien menundukan
kepalanya sejenak untuk
berdoa
5lien tampak tenang
37masalah teratasi
=7inter"ensi
dihentikan
.3 INTRA (PERATI*
.3.1 Pers$a&an &as$en
/ama 7 !n.;
Amur 7 80 tahun
&enis 5elamin 7 laki*laki
;uangan 7 Jelatik
/o.6edrek 7 2101'
!anggal operasi 7 18 /o"ember 201D
6asuk ke ruang -5 7 09.20 $:
%iagnosa pre operasi 7 /ele4ted 4losed ? o the let !ibia
!indakan operasi 7 -;F
5esadaran 7 ompos mentis
Status Fisik 7 :: >D kg !: 1> 4m
32
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
33/47
=osisi =asien 7 Supine (terlentang)
&enis 3nestesi 7 3nestesi Amum
!ekanan %arah 7 10' mm+g
/adi 7 >0 Cmenit
;espirasi 7 1' CmenitSuhu 7 8>,0
Saturasi 7 100 %esineksi 5assa betadine
19 :alut luka 5assa steril,kassa betadine dan hipaiC
.3.% Anal$sa #ata
N" Data Et$"l"g$ Masalah
1 Subjekti 7 pasien
mengatakan telah berpuasa
selama ' jam
-bjekti 7 pada ststus
pasienn ter4atat pasien telah
puasa dari jam 22.00
Jangguan
keseimbangan 4airan
dan elektrolit
Jangguan hemodinamik
2 Subjekti 7 *-bjekti 7 Lnsisi 20 4m =erdarahan akibatpembedahan
;esiko syok hipo"olemik
.3.- D$agn"sa ke&era4atan
1) Jangguan hemodinamik berhubungan dengan kekurangan 4airan dan
elektrolit ditandai dengan pasien telah berpuasa selam ' jam
2) ;esiko syok hipo"olemik berhubungan dengan pendarahan akibat
pembedahan ditandai luka insisi 20 4m
.3. Inter7ens$ ke&era4atan
N( DIA,N()A TU'UAN INTER?EN)I RA)I(NAL
1 Jangguan
hemodinamik
berhubungan
dengan kekurangan
4airan dan
elektrolit ditandai
dengan pasien telah
berpuasa selama '
jam
!upan hemodinamik
stabil
!upen7setelah dilakukan
tindakankeperawatan
1C20 menit hemodinamik
stabil dengan kriteria
4airan pengganti puasa
terpenuhi.
1. 5aji !!G
2. 6enghitung
kebutuhan
4airan selama
puasa
8. @oading 4airan
pengganti untuk
mengganti
1. Antuk
mengetahui
sejauh mana
kekurangan
4airan pasien.
2. Antuk
mengetahui
seberapa
banyak 4airan
yang harus di
gantikan untuk
memenuhi
hemodinamik
normal.
37
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
38/47
4airan selama
puasa
D. 5aji !!G
setelah di
loading
8. Antuk
mengembalikan
hemodinamik
ke status
normal.
D. Antuk
mengetahui
tingkat
perkembangan
hemodinamik
setelah di
loading 4airan.
2. ;esiko syok
hipo"olemik
berhubungan
dengan pendarahan
akibat pembedahan
di tandai dengan
luka insisi kurang
lebih L20 4m dan
perdarahan di
su4tion dan kasa
180 44
!upan 7 syok
hipo"olemik tidak terjadi
!upen 7 setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama operasi 1C1 jam
dan diharapkan syok
hipo"olemik tidak terjadi
dengan kriteria hasil7
!idak ada tanda
*!anda syok
hipo"olemik(4yanosis)
*!!G dalam batas
normalpenuerunan
kuranH20< keada an
semula.
1. monitor
pendarah di
daerah
pembedahan
,pada su4tion
dan kasa setelah
dilakukan insisi
2. ingatkan
operator dan
asisten bila
terjadi
pendarahan
hebat
8. monitor !!G
tiap menit
D. kaji !!G
sebelum pasien
di pindahkan ke
1.untuk mengetahui
seberapa banyak
output sehingga
dapat
meren4anahakan
input agar terjadi
balan4e 4airan
2. untuk men4egah
terjadinya
pendarahan yang
lebih hebat
8.mengetahui lebih
dini terjadinya syok
hipo"olemik
D.untuk mengetahui
keadaan umum
pasien sebelum di
38
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
39/47
;; pindah ke ;;
.3.0 Im&lementas$ #an e7aluas$
N
"
Tanggal ,0
0.0
0.10
0.1
0.1
0.20
0.2
09.8*
0.80
0.8
1. 6emonitor pendarahan di
daaerah pembedahan ,pada
su4tion dan kasa setelah
dilakukan insisi.
+asil 7
!erjadi pendarahan sekitar
200 44
!erjadi pendarahan sekitar
D00 44
!erjadi perdarahan sekitar >00
44
!erjadi perdarahan sekitar 00
44
!erjadi perdarahan sekitar
1100 44
2. 6eningkatkan operator dan
asisten bila terjadi pendarahan
hebat.
+asil 7
-perator dan asisten segera
menghentikan pendarahanmenggunakan 4utter setelah
mereka membuat pendarahan.
8. 6emonitoring !!G tiap menit
+asil 7
!erlampir dalam laporan
anestesi.
D. 6engkaji !!G sebelum pindah
ke ;;
+asil 7
S 7 *
- 7 terjadi
pendarahan , klien
tampak anemis
3 7 masalah belum
teratasi
= 7 nter"ensi
dilanjutkan untuk
mengembalikan
keseimbangan
4airan dan
elektrolit
40
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
41/47
!% 7 10090 mm+g
/ 7 10Cmenit
;; 7 20 Cmenit
S 7 8>, 0
.! P()T (PERATI*
.!.1 ea#aan kl$en #$ RRRe"7er5 r""m6
N" Tanggal
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
42/47
Laporan Kartu Anestesi.3.!.2 Anal$sa Data
N( Data *"kus Et$"l"g$ Masalah
1 ) C Pas$en mengatakan n5er$ #$
kak$ k$r$
( C Ter#a&at Luka (&eras$
)eluas 2@ m
A#an5a
erusakan
'ar$ngan
,angguan
Rasa aman
n5er$
3.!.3 D$agn"sa e&era4atanJangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kerusakan
jaringan ditandai dengan terdapat sayatan 20 4m di daerah pada bagian atas,
pasien mengatakan nyeri pada daerah luka dan resiko ineksi berhubungan
dengan implamasi bakteri kedaerah luka ditandai dengan terdapat drain pada
daerah luka.
N
(
D$agn"sa Tujuan Inter7ens$ Ras$"nal
42
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
43/47
1 Janguan rasa
aman nyeri
berhubungan
dengan adanya
kerusakan
jaringan di
tandai dengan
terdapat
sayatan di
daerah betis
pasien
mengalami
nyeri pada
daerah luka
!upan nyeri
dapat hilang
!upen
7setelah di
lakukan
tindakan
keperawatan
selama 1C2D
jam pasien
dapat
mengontrolnyeri ,
dengan
kriteria hasil 7
6elaporkan
nyeri hilang
atau
ter4ontrol
6engikuti
program
pengobatan
yang di
berikan
6enunjukan
penggunan
teknikrelaCsasi
relaC
1.5aji !!G
2.5aji type
atau lokasi
nyeri=erhatikan
intensiitas
pada skala 0
O 10
=erhatikan
respon
terhadap obat
8.6oti"asipenggunan
teknik
manajemen
stres, 4ontoh7
/aas dalam
dan
"isualisasi.
D.5olaborasi
pemberian
obat
analgesik
1.%engan mengkaji !!G
kita bisa mengetahui
tingkat kesakitan pasien
2.mengguatkan indikasi
ketidak
nyamanan,terjadinya
komplikasi dan e"aluasi
ke eektian inter"ensi
8.meningkatkan
relaCsasi,memokuskan
kembali perhatian,dan
dapat meninggkatkan
kemampuan
koping,menghilangkan
nyeri
D.obat obatan analgetik
dapat menekan pusat
nyeri di hipotalamus
sehingga nyeri dapat
hilang dengan 4epat
3.!.% Im&lementas$ #an E7aluas$
43
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
44/47
/- !anggal&am %
X
mplementasi
!indakanhasil
E"aluasi =ara
1 1811201D
=ukul 0.D
1 1.6engkaji !!G
+asil 7
!% 7 100>0
/adi 7 10
; 7 20
Suhu 7 8>,2 4
2.6engkaji type
3tau @okasi nyeri
=erhatikan
ntensitas =ada
skala 0*10+asil 7
5perih dan
nyeri pada luka
operasi
Skala 9
5 !ampak
meringis
5esakitan
8.6oti"asi
penggunan teknik
manajemen nyeri
4ontoh naas
dalam dan
isualisasi
+asil 7
5lien
6elakukan teknik
maajemen nyeri
5 tampak lebih
tenang
Skala nyeri
D.kolaborasi
pemberian obat
analgesik
S75mengatakan
nyeri hilang-75!ampak
tenang dan
beristirahat
dengan nyaman
3 7 6asalah
teratasi
= 7 nter"ensi di
hentikan
44
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
45/47
+asil 7
%iberikan
keterola4 80mg
dan tramadol
0mg dalam ;@
00 44 dengan
ke4epatan20
gttmenit
5lien
mengatakan
nyerinya
berkurang
Skala nyeri 2
=erhatikan ;espon
terhadap obat dan
analgetik
+asil 7
!idak ada
;eaksi alergi pada
pasien akibat obat
analgetik
/yeri
+ilang,5lien
tampak tenang
5lien %apat
beristirahat dengan
/yaman
45
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
46/47
BAB I?PENUTUP
.1 es$m&ulan
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya (Smeltzer, 2001).
Fraktur !ibia adalah raktur yang terjadi pada bagian tibia sebelah kanan
maupun kiri akibat pukulan benda keras atau jatuh yang bertumpu pada kaki.
Fraktur ini sering terjadi pada anak* anak dan wanita lanjut usia dengan tulang
osteoporosis dan tulang lemah yang tak mampu menahan energi akibat jatuh
atau benturan benda keras (+enderson, 1'').
%idalam pre operasi ditemukan masalah gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan raktur tibia tertutup ditandai dengan photo rontagen (U)
raktur tibia, pasien tampak meringis terlihat kesakitan. 3nsietas berhubungan
akan dilakukan tindakan operasi ditandai dengan pasien mengatakan takut.
%i dalam intra operasi ditemukan diagnosa Jangguan hemodinamik
berhubungan dengan kekurangan 4airan dan elektrolit ditandai dengan pasien
telah berpuasa selam ' jam dan resiko syok hipo"olemik berhubungan denganpendarahan akibat pembedahan ditandai luka insisi 20 4m
%i dalam post operasi ditemukan masalah Jangguan rasa nyaman nyeri
berhubunga dengan adanya kerusakan kerusakan jaringan ditandai dengan
terdapat sayatan 20 4m di daerah pada bagian atas, pasien mengatakan nyeri
pada daerah luka dan resiko ineksi berhubungan dengan implamasi bakteri
kedaerah luka ditandai dengan terdapat drain pada daerah luka.
!.2. )aran
46
-
7/25/2019 Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Fraktur Tibia
47/47