bab i proposallllllllllllllllll.docx
TRANSCRIPT
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 1/54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tindakan pembedahan adalah tindakan medis invasif yang luas, sering
kali harus membuka ”jaringan tubuh hama suci”, dan mungkin juga dapat
diikuti dengan tindakan manipulatif dan eksploratif. Salah satu resiko yang
ditimbulkan oleh tindakan ini adalah penyebaran mikroba patogen ke jaringan
tubuh penderita (Darmadi, 2!".
#aktor$faktor yang mengganggu penyembuhan luka, yaitu% usia,
malnutrisi, obesitas, gangguan oksigenasi, merokok, obat$obatan, diabetes,
radiasi, atau respon individu terhadap stress (&otter dan &erry, 2'".
&ada proses penyembuhan luka, semakin tua usia seorang akan semakin
lama dalam proses penyembuhan luka. al ini dipengaruhi oleh adanya
penurunan elastin dalam kulit dan perbedaan penggantian kolagen
mempengaruhi penyembuhan luka. )egitu juga dengan status penyakit dan
pengobatan. *perasi, trauma dan luka bakar merupakan stress fisiologik yang
menimbulkan hipermetabolisme sehingga bisa mengakibatkan kehilangan berat
badan (artono, 2+".
B. Rumusan Masalah)erdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis merumuskan
masalah ”faktor$faktor apa saja yang berhubungan dengan lama peraatan
pasien post operasi laparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar 1”.
C. Tujuan penelitian
. Tujuan mum
Diketahuinya faktor$faktor yang berhubungan dengan lama peraatan
pasien post operasi laparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 2/54
2. Tujuan 3husus
. Diketahuinya hubungan umur dengan lama peraatan pasien post
operasi laparatomi.
2. Diketahuinya hubungan infeksi nosokomial dengan lama peraatan
pasien post operasi laparatomi.
4. Diketahuinya hubungan status gi5i (60T" dengan lama peraatan
pasien post operasi laparatomi.
7. Diketahuinya hubungan mobilisasi dengan lama peraatan pasien post
operasi laparatomi.
D. Manaat Penelitian
. 0anfaat bagi &eneliti
Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pengalaman berharga
bagi penulis dan dapat meningkatkan aasan dalam bidang penelitian
serta dapat menambah pengetahuan dalam hal peraatan pada pasien post
operasi laparatomi.
2. 0anfaat bagi 6nstitusi &endidikan
sebagai informasi tambahan untuk menambah hasanah keilmuan dan
pengetahuan baik tenaga pendidik maupun mahasisa peserta didik
sekalipun sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya tentang faktor$faktor
yang berhubungan dengan lama peraatan pasien pasca bedah laparatomi.
4. 0anfaat bagi 0asyarakat
Sebagai informasi bagi masyarakat untuk mengetahui tentang faktor$
faktor yang berhubungan dengan lama peraatan pasien post operasi
laparatomi.
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 3/54
BAB II
TIN!AUAN PU"TA#A
A. Tinjauan Umum tentang Lama Pera$atan
. Definisi
/ama peraatan adalah 8umlah hari pasien diraat di -umah Sakit
sampai pulang dengan keadaan membaik dengan nilai ideal 9v/*S
( Average Length of Stay: rata$rata lamanya pasien diraat" adalah antara
+$! hari (Depkes, 2'".
2. /ama &eraatan &asien &ost *perasi /aparatomi
Salah satu faktor terpenting dalam pelaksanaan pasien post operasi
adalah menyupayakan proses penyembuhan luka akibat pembedahan secara
primer yakni menyatukan kedua tepi yang berdekatan dan saling
berhadapan, jaringan yang dihasilkan sedikit, dalam aktu sampai 7
hari, repitalisasi secara normal sudah sempurna dan biasanya hanya
menyisakan jaringan paruh yang tipis yang cepat memudar dengan arna
merah muda menjadi putih (0arison, 27".
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 4/54
&ada umumnya pengangkatan jahitan pada laparatomi dilakukan pada
hari ke$; post operasi untuk sebagian diselesaikan pada hari ke$ (anifa
<., 2!"
4. &roses &enyembuhan /uka
&enyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan
melibatkan banyak sel. &roses yang dimaksudkan disini karena
penyembuhan luka melalui beberapa fase. #ase tersebut meliputi (Suriadi,
27"%
a. #ase koagulasi &ada fase koagulasi merupakan aal proses penyembuhan luka
dengan melibatkan platelet. 9al pengeluaran platelet akan
menyebabkan vasokonstriksi dan terjadi koagulasi. &roses ini sebagai
hemostasis dan mencegah pendarahan yang lebih luas. &ada tahapan ini
terjadi adhesi, agregasi dan degranulasi pada sirkulasi platelet di dalam
pembentukan gumpalan fibrin. 3emudian suatu plethona mediator dan
cytokin dilepaskan seperti transforming growth factor beta(TGFB),
platelet derived growth factor (!GF)" vasc#lar endotheliar growth
factor ($%GF)" platelet&activating factor (AF)" dan ins#linike growth
factor&' (GF&')" yang akan mempengaruhi edema jaringan dan aal
inflamsi. =>?#, suatu faktor permeabilitasi vasukuler, akan
mempengaruhi e@travasasi protein plasma untuk menciptakan suatu
struktur sebagai penyokong yang tidak hanya mengaktifkan sel
endothelial tetapi juga lekosit dan sel epitalial. ntuk proses koagulasi
ini ada manfaatnya, akan tetapi pada permukaan yang berat seperti luka
;
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 5/54
bakar yang luas, akan berdampak negatif pada suplai darah yaitu bila
terjadi koagulasi dapat mengakibatkan iskemia pada jaringan. b. #ase inflamasi
#ase inflamasi mulainya dalam beberapa menit setelah luka dan
kemudian dapat berlangsung sampai beberapa hari. Selama fase ini, sel$
sel inflammatory terikat dalam luka dan aktif melakukan penggerakan
dengan lekosites ( polymorphon#clear le#kocytes ata# ne#trophil ". Aang
pertama kali muncul dalam luka adalah neutrophil. 0engapa neutrophil,
karena densitasnya lebih tinggi dalam bloodstream 3emudian
Beutrophil akan mempagosit bakteri dan masuk ke matriks fibrin dalam
persiapan untuk jaringan baru. 3emudian dalam aktu yang singkat
mensekresi mediator vasodilator dan cytokin yang mengaktifkan
fibroblast dan keratinocytes dan mengikat macrophag ke dalam luka.
3emudian macrophage menpagosit pathogen, dan sekresi cytokine, dan
groth factors seperti fibroblast groth factor (#?#", epidermal groth
factors (>?#", vasc#lar endotheliar growth factor ($%GF)"t#mor
necrosis factor (T*F &alpa), interferon gamma(*F&gamma), dan
interle#kin&' (L&'), kimia ini juga akan merangsang infiltrasi, proferasi
dan migrasi fibroblast dan sel endothelial (dalam hal ini, angiogenesis".
9ngiogenesis adalah suatu proses dimana pembuluh$pembuluh kapiler
darah yang baru mulai tumbuh dalam luka setelah in+#ry dan sangat
penting perannya dalam fase proliferasi. Fibroblast dan sel endotelial
mengubah oksigen molec#ler dan larut dengan s#pero,ide yang
merupakan senyaa penting dalam resistensi terhadap infeksi maupun
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 6/54
pemberian isyarat o,idative dalam menstimulasi produksi growth
factors lebih lanjut. Dalam proses inflammatory adalah suatu
perlaanan terhadap infeksi dan sebagai jembatan antara jaringan yang
mengalami in+#ry atau luka dan untuk pertumbuhan sel$sel baru.
c. #ase proliferasi
9pabila tidak ada infeksi dan kontaminasi pada fase inflamasi, maka
akan cepat terjadi fase proliferasi. &ada fase proliferasi ini terjadi proses
granulasi dan kontraksi. #ase proliferasi ditandai dengan pembentuhkan
jaringan granulasi dalam luka, pada fase ini macrophag dan
lymphocytes masih ikut berperan, tipe sel predominan mengalami
proliferasi dan migrasi termasuk sel epithelial, fibroblast , dan sel
endothelial. &roses ini tergantung pada metabolic, konsentrasi oksigen
dan factor pertumbuhan. Dalam beberapa jam setelah in+#ry atau luka,
terjadi epitelialisasi dimana epidermal yang mencakup sebagian besar
keratinocytes mulai bermigrasi dan mengalami stratifikasi dan
deferensiasi untuk menyusun kembali fungsi barrier epidermis. &ada
proses ini diketahui sebagian epitelialisasi, juga meningkatkan produksi
e@traseluler matrik ( promotes&e,tracell#ler matri, atau disingkat %-. ",
growth factor" sitokin dan angiogenesis melalui pelepasan faktor
pertumbuhan seperti keratinocyte growth factor(/GF)
&ada fase proliferasi fibroblast adalah merupakan elemen sintetik
utama dalam proses perbaikan dan berperan dalam produksi struktur
protein yang digunakan selama rekonstruksi jaringan secara khusus
fibroblast menghasilkan sejumlah kolagen yang banyak. #ibroblast
biasanya akan tampak pada sekeliling luka. &ada fase ini juga terjadi
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 7/54
angiogenesis yaitu suatu proses dimana kapiler$kapiler pembuluh darah
yang baru tumbuh atau pembentukan jaringan baru ( gran#lation tiss#e".
Secara klinik akan tampak kemerahan pada luka.
3emudian pada fase kontraksi luka, kontraksi disini adalah
berfungsi dalam memfasilitasi penutupan luka. 3ontraksi merupakan
peristia fisiologi yang menyebabkan terjadinya penutupan luka pada
luka terbuka. 3ontraksi terjadi bersama dengan sistensis kolagen. asil
dari kontraksi akan tampak dimana ukuran luka akan tampak semakin
mengecil atau menyatu.
d. #ase remodeling atau maturasi
&ada fase remoding yaitu banyak terdapat komponen matrik.
3omponen hyal#ronicacid" proteoglycan" dan kolagen yang berdeposit
selama perbaikan untuk memudahkan perekatan pada migrasi seluler
dan manyokong jaringan. Serabut$serabut kolagen meningkat secara
bertahap dan bertambah tebal kemudian disokong oleh proteinase untuk
perbaikan sepanjang garis luka. 3olagen menjadi unsur yang utama
pada matrik. Serabut kolagen menyebar dengan saling terikat dan
menyatu dan berangsur$angsur menyokong pemulihan jaringan.
-emodeling kolagen selama pembentukan skor tergantung pada sintesis
dan katab
olisme kolagen secara terus menerus.
/ama peraatan pasien post operasi laparatomi memerlukan
aktu yang lama karena proses penyembuhah luka melalui 7 fase
seperti yang dijabarkan diatas dan juga kulit bekas insisi tidak bisa
kembali seperti keadaan semula. )erapa orang dapat menerima
kenyataan tersebut tetapi ada juga yang tidak bisa menerima. *leh
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 8/54
karena itu kita perlu kesabaran dan sholat untuk menolong kita dalam
menerima suatu musibah atau cobaaan tersebut. Sebagaimana yang
difirmankan oleh 9llah S<T dalam surah 9l$)aCarah ayat '4.
0ai orang&orang yang beriman" +adikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongm#" ses#ngg#hya Allah bersama orang&orang yang sabar
(1S2 Al&Ba3arah2'45)
B. Tinjaun Umum tentang P%st &perasi Laparat%mi. Definisi
*perasi laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada
daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan
(Sjamsuhidayat dan jong, 2+"
&ost operasi laparatomi adalah keadaan setelah dilakukan pembukaan
rongga abdomen.
2. &erubahan&erubahan pada )adan &ost *perasi
Sesudah operasi, timbul beberapa perubahan pada badan. 6ni perlu
diketahui. &erubahan$ perubahan itu ialah (anifa <., 2!" %
a. 3ehilangan darah dan air yang menyebabkan berkurangnya volume
cairan dalam sirkulasi. 3arena hemokonsentrasi dan vasokonstriksi
tekanan darah dipertahanka, dan dengan mengalirnya cairan dari ruang
ekstraselular, volume kemudian pulih kembali. 9kan tetapi, misalnya
terjadi perdarahan terlalu banyak, tensi menurun dan nadi menjadi cepat,
dan bahaya syok mengancam.
b. Diuresis post operasi agak berkurang, tetapi beberapa hari kemudian
menjadi normal. &engukuran air kencing yang keluar sangat perlu oleh
karena oliguri merupakan tanda syok mengancam.
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 9/54
c. &erlu diketahui baha sebagai operasi terjadi penghancuran protein
jaringanE baha ekskresi kalium meningkat, sedang pengeluaran
natrium dan klorida berkurang.
4. &enanganan post operasi
Setelah operasi selesai, penderita tidak boleh ditinggalkan sampai ia
sadar. arus dijaga supaya jalan pernafasan tetap bebas. &ada umumnya,
setelah dioperasi, penderita ditempatkan dalam ruang pulih ( recovery room"
dengan penjagaan terus$menerus sampai ia sadar. Selama beberapa hari
sampai dianggap tidak perlu lagi, suhu, nadi, tensi, dan diuresis harus
diaasi terus$menerus. Sesudah penderita sadar, biasanya ia mengeluh
kesakitan. -asa sakit ini dalam beberapa hari berangsur kurang. &ada hari
operasi dan esok harinya ia biasanya memerlukan obat tahan nyeri, seperti
petidinE kemudian biasanya dapat diberikan analgetikum yang lebih ringan.
Sebagai akibat anastesi, penderita post operasi biasanya enek, kadang
sampai muntah. 6a tidak boleh minum, sampai rasa enek hilang sama sekaliE
kemudian ia boleh minum sedikit$sedikit, untuk lambat laun ditingkatkan.
Dalam 27 jam sampai 7F jam post aoperasi, hendaknya diberi makanan
cairanE sesudah itu, apalagi sudah flatus, dapat diberi makanan lunak yang
bergi5i untuk lambat laun menjadi makanan biasa (anifa <., 2!".
&ada post operasi peristaltik usus mengurang dan baru lambat laun pulih
kembali. &ada hari kedua post operasi biasanya usus bergerak kembali. &ada
hari kedua pascaoperasi biasanya usus bergerak lagiE dengan gejala mules,
kadang$kadang disertai dengan perut kembung sedikit. &engeluaran flatus
dapat dibantu dengan pemberian dosis kecil prostigmin, dengan teropong
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 10/54
angin dimasukkan kedalam rektum, dan kadang$kadang perlu diberikan
klisma kecil terdiri atas ' cc. Gampuran minyak dan gliserin.
&emberian antibiotik pada post operasi tergantung jenis operasi yang
diakukan. 0isalnya, setelah kista ovarium kecil diangkat, tidak perlu diberi
antibiotikaE akan tetapi sesudah histerektomi total dengan pembukaan
vagina, sebaiknya obat tersebut diberikan (anifa <., 2!".
Sesudah penderita sadar, pada post operasi ia dapat menggerakkan
lengan dan kakinya. Dan tidur miring apabila hal itu tidak dihalangi oleh
infus yang diberikan kepadanya. Tidak ada ketentuan pasti kapan ia bisa
duduk, keluar dari tempat tidur, dan berjalan. al itu tergantung dari jenis
operasi, kondisi badannya. Dan komplikasi$komplikasi yang mungkin
timbul. &ada umunya pengangkatan jahitan pada laparatomi dilakukan pada
hari ke $; post operasi untuk sebagian dan diselesaikan pada hari ke$
(anifa <., 2!".
7. 3omplikasi$3omplikasi post operasi
3omplikasi$ komplikasi yang mungkin timbul dalam masa ini ialah
sebagai berikut (anifa, 2!"%
a. Syok &eristia ini terjadi karena insufiensi akut dari sistem sirkulasi
dengan akibat sel$sel jaringan tidak mendapat 5at$5at makanan dan *2
dengan akibat terjadi kematiannya. Sebab$sebab syok aneka ragam%
hemoragi, sepsis, neurogenik, dan kardiogenik, atau kombinasi antara
bebagai sebab tersebut. ?ejala$gejalanya ialah nadi dan pernafasan
meningkat, tensi menurun, oliguri, penderita gelisah, ekstremitas dan
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 11/54
muka dingin serta arna kulit keabu$abuan. Sangat penting dalam hal
ini untuk membuat diagnosis sendini mungkin, oleh karena jika
terlambat, perubahan$perubahan sudah tidak dapat dipengaruhi lagi.
Disamping terapi kausal, diberikan oksigen dan infus intavena dengan
jenis cairan dan dalam jumlah yang sesuai
b. emoragi
emoragi post operasi timbul biasanya karena ikatan terlepas atau
oleh karena usaha penghentian darah kurang sempurna. &erdarahan yang
mengalir ke luar mudah diketahui, yang sulit diketahui ialah perdarahan
dalam rongga perut. Diagnosis yang dapat diperbuat dengan observasi
yang cermatE nadi meningkat, tensi menurun, penderita tampak pucat
dan gelisah, kadang$kadang mengeluh kesakitan di perut, dan pada
periksa ketok pada perut ditemukan suara pekak di samping. 8ika setelah
observasi dicapai kesimpulan baha perdarahan berlangsung terus,
maka tidak ada jalan lain daripada membuka perut lagi.
c. -etensio urin
&ada operasi kemungkinan terjadi retensio urine, jika air kencing
yang dikeluarkan jauh kurang, ada kemungkinan oliguri atau retensio
urine. &emeriksaan pada abdomen sering kali dapat menentukan adanya
retensi. 9pabila daya upaya supaya penderita dapat kencing tidak
berhasil, maka terpaksa dilakukan kateterisasi. &ada retensio urine
kadang$kadang bisa timbul paradoksaE di sini alaupaun ada retensi,
penderita mengeluarkan kencing secara spontan, tetapi sedikit$sedikit.
8ika ada kecurigaan mengenai hal ini, perlu dimasukkan kateter untuk
menentukan apakah benar ada retensi.
d. 6nfeksi jalan kencing
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 12/54
3emungkinan infeksi jalan kencing selalu ada, terutama pada
penderita$penderita yang, untuk salah satu sebab, dikateter. &enderita
menderita panas dan sering kali menderita nyeri pada saat kencing dan
pemeriksaan air kencing ( yang dikeluarkan dengan kateter atau sebagai
midstream urine" mengandung leukosit dalam kelompok.
ntuk melakukan pengobatan yang sempurna, sebaiknya diadakan
pembiakan dahulu guna mengetahui penyebab infeksi dan memberi obat
yang membasmi kuman yang bersangkutan. Sementara menunggu hasil
pembiakan dan tes kepekaan, kepada penderita dapat diberikan
antibiotika dengan spektrum luas.
e. Distensi perut
&ada post laparatomi tidak jarang perut agak kembungE akan tetapi,
setelah flatus keluar, keadaan perut menjadi normal. 3eadaan perut post
laparatomi perlu diaasi. 9kan tetapi, ada kemungkinan baha distensi
bertambah, terdapat timpani diatas perut pada pemeriksa ketok, serta
penderita merasa ebek dan mulai muntah. Dalam keadaan demikian kita
harus aspada terhadap dilatasi lambung dan atau ileus paralitik.
Sebaiknya minum atau makan per os di hentikan. Dimasukkan sonde
leat hidung sampai lambung untuk mengeluarkan isinya, dan pemberian
makanan parenteral ditingkatkan. Sementara itu, terapi kausal pada ileus
paralitik kausa biasanya infeksi rongga perut, harus diselenggarakan
dengan sebaik$baiknya. Distensi abdomen dapat disebabkan pula oleh
ileus karena obstruksi. 6leus paralitik umumnya paralitik umumnya
timbul 7F$;2 jam post operasi. Tidak terdapat gerakan usus, dan sakit
perut tidak seberapa, sedang ileus karena obstruksi timbul '$; hari post
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 13/54
operasi, gerakan usus lebih keras disertai rasa mules yang keras dan
berulang. &embuatan foto roentgen dapat membantu dalam membedakan
antara dua keadaan ini.
f. 6nfeksi
9da kemungkinan adanya infeksi paru$paru post operasi. -adang
paru$paru lebih mudah timbul apabila sebelum operasi ada penyakit
paru$paru yang belum sembuh betul. sia lanjut juga memberi
pradisposisi terhadap radang paru$paru.
3eluhan pada pneumonia mulai tampak 2$4 hari post aoperasi, terdiri
atas sesak nafas, panas badan, dan batuk, disertai gejala$gejala fisik.
&erlu dipikirkan juga adanya atelektasis paru$paru post operasi.
endaknya dalam keadaan ini diminta konsult seorang penyakit dalam
untuk diagnosis dan terapi.
6nfeksi umum (sepsis" bisa timbul apabila dalam medan operasi
sumber infeksi patogen terbuka, dan drainase tidak mencukupi, atau
keadaan penderita demikian buruknya, sehingga ketahanan badan tidak
mampu mengatasi infeksi. &ada infeksi umum tampak penderita sakit
keras, suhu tinggi disertai dengan keadaan menggigil, dan nadi cepat,
disetai infeksi lokal yang berpusat di sekitar sumber primer.
Diagnosis sepsis biasaanya tidak seberapa sulit dibuat. ntuk
mengetahui kuman yang menyebabkan nya, perlu dibuat pembiakan dari
darah. Suatu infeksi yang gaat dengan gejala umum disertai gejala$
gejala lokal ialah peritonitis akut, yang bisa ditemukan sebagai
komplikasi operasi ginekologik.
g. Terbukanya luka operasi dan eviserasi
Sebab tebukanya luka operasi post operasi ialah luka tidak dijahit
dengan sempurna, distensi perut, batuk dan muntah keras, infeksi, dan
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 14/54
debilitas penderita. 8ika hal$hal tersebut ditemukan , harus aspada
terhadap kemungkinan terbukanya luka operasi.9danya disrupsi luka operasi dicurigakan dengan adanya rasa nyeri
setempat, menonjolnya luka operasi, dan keluarnya cairan
serosanguinolen. &ada pemeriksaan dapat di lihat usus halus dalam luka,
atau apabila jahitan kulit tidak terbuka dapat diraba massa yang lembek
dibaah kulit.
Setelah diagnosis ditetapkan, maka setelah diadakan persiapan
seperlunya,dilakukan reposisi isi rongga perut dan diadakan jahitan$
jahitan yang menembus semua lapisan dari kulit sampai pada peritonium
dengan sutra atau nilon kuat.
h. Tromboflebitis
3omplikasi untung jarang terdapat pada penderita post operasi di
6ndonesia. &enyakit ini terdapat pada vena yang bersangkutan sebagai
radang, dan sebagai trombosis tanpa tanda radang.
&ada tromboflebitis dalam minggu kedua post operasi suhu naik, nadi
mencepat, timbul nyeri spontan dan pada periksa raba pada jalannya vena
yang bersangkutan, dan tampak edema pada kaki, terutama jika vena
femoralis yang terkena. Trombus disini melekat kuat pada dinding
pembuluh darah, dan tidak banyak bahaya akan emboli paru$paru. &ada
trombosis vena tidak terdapat banyak gejala, mungkin suhu agak naik,
trombus tidak melekat erat pada dinding pembuluh darah, dan bahaya
emboli paru$paru lebih besar.
<alaupun komplikasi ini jarang terjadi di 6ndonesia, ada juga
manfaatnya untuk menyelenggarakan pencegahan dengan menyuruh
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 15/54
penderita selama masih berbaring di tempat tidur menggerakan kakinya
secara aktif, ditambah dengan gerakan lain yang diselenggarakan dengan
bantuan seorang peraat.
C. Tinjauan Umum tentang 'aria(el In)epen)en
. mur
3ecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau
kematangan usia seseorang. Bamun selanjutnya, proses penuaan dapat
menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses
penyembuhan luka (idayat, 2+".&enuaan dapat mengganggu semua tahap penyembuhan luka.
&erubahan vaskuler mengganggu sirkulasi ke daerah luka. &enurunan
fungsi hati mengganggu sintesis faktor pembekuan, respon inflamasi
lambat, pembentukan antibody dan limfosit menurun. 8aringan kolagen
kurang lunak. 8aringan parut elastis (&otter dan &erry, 2'".
&ada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama dibandingkan
dengan usia muda. #aktor ini karena kemungkinan adanya proses
degenerasi, tidak adekuatnya pemasukan makanan, menurunnya kekebalan
sirkulasi (Suriadi, 27".
Terdapat perbedaan signifikan didalam struktur dan kulit sepanjang
rentang kehidupan yang disertai dangan perubahan fisiologis normal yang
berkaitan dengan usia yang terjadi pada sistem tubuh lainnya, yang dapat
mempengaruhi predisposisi terhadap cedera dan efisiensi mekanisme
penyembuhan luka (0arison, 27".
3ulit utuh pada orang deasa yang sehat merupakan suatu barier
yang baik terhadap trauma mekanis dan juga infeksi begitu juga dengan
efisiensi sistem imun, sistem kardiovaskular, dan sistem respirasi, yang
memungkinkan penyembuhan luka terjadi lebih cepat. Sistem tubuh yang
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 16/54
berbeda Htumbuh” dengan kecepatan yang berbeda pula, tetapi lebih dari
usia 4 tahun terjadi penurunan yang signifikan dalam beberapa fungsinya,
seperti penurunan efisiensi jantung, kapasitas vital, dan juga penurunan
efisiensi sistem imun, yang masing$masing masalah tersebut ikut
mendukung terjadinya keterlambatan penyembuhan seiring bertambahnya
usia. Terdapat juga perubahan$perubahan yang signifikan dan normal,
yang berhubungan dengan usia, terjadi pada kulit dan cenderung
menyebabkan cedera seperti misalnya dekubitus dan buruknya
penyembuhan luka. &erubahan$perubahan yang memburuk sejalan dengan
bertambahnya usia meliputi penurunan dalam frekuensi penggantian sel
epidermis, respons inflamasi terhadap cedera, persepsi sensoris, proteksi
mekanis , dan fungsi barrier kulit. Aang berhubungan dengan hal tersebut
adalah naiknya frekuensi gangguan patologis yang berhubungan dengan
usia, yang memperlambat penyembuhan luka melalui beberapa mekanisme
( 0arison, 27".
>nam tahapan perkembangan manusia dari avighurst, sebagai
berikut (-e5ki, 24"%
a. )alita % ' tahun
b. 0asa kanak$kanak % + 2 tahun
c. -emaja % 4 F tahun
d. Deasa muda % ! 2! tahun
e. &aruh baya % 4 + tahun
f. /anjut usia % + tahun keatas
*. Tinjauan Umum Ineksi N%s%k%mial
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 17/54
a. Definisi
6nfeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit dan
menyerang penderita$penderita yang dalam proses asuhan keperaatan
(Darmadi, 2!".
&enderita yang sedang dalam proses asuhan keperaatan di rumah
sakit, baik dengan penyakit dasarIlebih dari satu, secara umum keadaan
umumnya tentu tidakIkurang baik, sehingga daya tahan tubuhnya
menurun. al ini akan mempermudah terjadinya infeksi silang karena
kuman$kuman, virus, dan sebagainya akan masuk kedalam tubuh
penderita yang sedang dalam proses asuhan keperaatan ini disebut
infeksi nosokomial (Darmadi,2!".
b. paya &encegahan &enularan &enyakit 6nfeksi
Tidak berbeda dengan penyakit infeksi pada umumnya, kasus
infeksi nosokomial yang bersumber pada rumah sakit dan
lingkungannya, dapat pula dicegah dan dikendalikan dengan
memperhatikan tiga sikap pokok berikut (Darmadi, 2!"%
" 3esadaran dan tanggung jaab petugas ( medical provider" baha
dirinya dapat menjadi sumber penularan atau media perantara dalam
setiap prosedur dan tindakan medis (diagnosis dan terapi", sehingga
dapat menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial.
2" Selalu ingat akan metode mengeliminasi mikroba patogen menlalui
tindakan aseptik, disenfeksi dan sterilisasi
4" Disetiap unit pelayanan peraatan dan unit tindakan medis,
khususnya kamar operasi dan kamar bersalin, harus terjaga mutu
sanitasinya.
c. Tindakan &embedahan (*perasi" dalam 6lmu )edah, )erdasarkan &ada
Tingkat 3ontaminasi I-isiko 6nfeksi
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 18/54
Tindakan pembedahan (operasi" dalam ilmu bedah, berdasarkan
pada tingkat kontaminasi Irisiko infeksi, dibagi menjadi empat
klasifikasi secara bertingkat, yaitu%
" *perasi bersih
*perasi pada keadaan prabedah tanpa adanya luka atau operasi yang
melibatkan luka steril dan memperhatikan prosedur aseptik dan
antiseptik. Sebagai catatan, saluran pencernaan atau saluran
pernapasan, ataupun saluran perkemihan tidak dibuka. Gontoh%
herni, tumor payudara, tumor kulit, tulang. 3emungkinan terjadinya
infeksi%'$' J
2" *perasi bersih terkontaminasi
*perasi seperti pada keadaan diatas dengan daerah$daerah yang
terlibat pembedahan seperti saluran napas, saluran kemih, atau
pemasangan drain. Gontoh% prostatektomi, apendiktomi tanpa
radang berat, kolesistektomi efektif. 3emudian terjadinya infeksi% '$
'J.
4" *perasi terkontaminasi
*perasi yang dikerjakan dengan catatan%
a" Daerah dengan luka yang telah terjadi +$ jam dengan atau tanpa
benda asing.
b" Tidak ada tanda$tanda infeksi namun kontaminasi jelas karena
saluran nafas, cerna, atau kemih dibuka.c" Tindakan darurat yang mengabaikan prosedur aseptik$antiseptik.
Gontoh% operasi usus besar, operasi kulit (luka kulit akibat
rudapaksa". 3emungkinan terjadi infeksi %+$2'J.
7" *perasi kotor
*perasi yang melibatkan%
a" Daerah dengan luka terbuka yang telah terjadi lebih dari jamE
b" /uka dengan tanda$tanda klinis infeksiE
c" /uka perforasi organ viseraE
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 19/54
Gontoh% luka rudapaksa yang lama, perforasi usus.
3emungkinan terjadi infeksi% 7$;J. &erlu diketahui, operasi
terkontaminasi dan operasi kotor adalah operasi operasi yang
dikerjakan karena tindakan darurat. Setelah tindakan
pembedahan selesai, dilanjutkan dengan penilaian (observasi
dan evaluasi terhadap luka pasca bedah (luka operasi" dengan
dua kemungkinan%
a" tidak terjadi infeksi, yang artinya sembuh perprimamE b" terjadi infeksi dengan tanda$tanda lokal berupa keluarnya
cairan serosanguinolen, yang kemudian diikuti dengan
keluarnya eksudat (pus", disertai rasa nyeri dan edema
(infeksi luka operasi"Einfeksi luka operasi ada dua macam,
yaitu% infeksi luka operasi superfisialE infeksi yang terjadi
pada daerah insisi yang meliputi kulit, subkutan, dan jaringan
lain di atas fasia dan 6nfeksi luka operasi profundaE 6nfeksi
yang terjadi pada daerah insisi yang meliputi jaringan
dibaah fasia (termasuk organ dalam rongga".
d. #aktor &endukung terjadi 3ontaminasi /uka operasi
/uka operasi ini merupakan salah satu penyebab terjadinya
dehisensi (luka yang dijahit terbuka kembali da hal ini akan
menimbulkan masalah tersendiri. 3ontaminasi luka pascabedah jarang
terjadi. 3ebanyakan kontaminasi terjadi pada saat pembedahan
berlangsung. Dalam hal ini ada sejumlah faktor pendukung antara lain%
" #aktor tingkat kontaminasi yang terkait dengan jenis operasiE
2" #aktor aktu, makin lama proses pembedahan berlangsung, peluang
terjadinya infeksi makin besarE
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 20/54
4" #aktor penderita, yaitu% adanya faktor predisposisi yang dimiliki
penderitaE7" #aktor persiapan dan kesiapan pelaksanaan operasiE
'" faktor teknis operasi yang dilakukan oleh tim operasiE
+" #aktor lokasi luka operasiE
;" 9danya suplai darah yang buruk ke daerah operasiE
F" &encukuran rambut daerah operasi (cara dan pencukuran"E
!" /okasi luka operasi yang mudah tercemar (dekat perineum"E
" Devitalisasi jaringanE
" )enda asing.
e. Tanda$Tanda 6nfeksi
6nfeksi terjadi bila terdapat tanda$tanda seperti (idayat, 2+"%
a. kulit kemerahan,
b. demam atau panas
c. rasa nyeri dan timbul bengkak,
d. jaringan disekitar luka mengeras,
e. adanya kenaikan leukosit.
+. Tinjauan Umum tentang "tatus ,i-i
a. Definisi
Status gi5i merupakan suatu keadaan kesehatan yang ditentukan
oleh nutrien yang diterima dan dimanfaatkan oleh tubuh (artono 9.,
2!".
b. Tujuan Dan Syarat Diet post operasi
Tujuan diet post operasi , yaitu% untuk menupayakan agar status gi5i
pasien segera kembali normal. ntuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien (Sulistyorini
dkk, 2;".
Syarat diet post operasi, yaitu (Sulistyorini dkk, 2;", yaitu%
" memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, sering, lunak
dan biasa. &emberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam
operasi dan keadaan pasien.
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 21/54
2" makanan diusahakan secepat mungkin seperti biasa atau normal (pada post
operasi kecil".4" makanan diberikan secara berhati$hati disesuaikan dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya (pada post operasi besar"
c. &eranan dan akibat kekurangan Butrisi dalam &enyembuhan /uka
Butrisi merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel,
terutama karena terdapat kandungan nutrisi (5at gi5i" di dalamnya
karena penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang
tepat. &roses fisiologis penyembuhan luka tergantung kepada
tersedianya protein, vitamin (terutama vitamin 9 dan G" dan mineral
renik 5ink dan tembaga. 3olagen adalah protein yang terbentuk dari
asam amino yang diperoleh fibroblast dari protein yang dimakan.
>lemen renik 5ink diperlukan untuk pembentukan epitel, sintesis
kolagen (5ink" dapat menyatukan serat$serat kolagen (tembaga" (&erry
dan &otter, 2'".
Butrisi merupakan unsur utama dalam mebantu perbaikan sel,
terutama karena terdapat kandungan 5at gi5i di dalamnya. Sebagai
contoh, vitamin 9 diperlukan untuk menbantu proses epitelisasi atau
penutupan luka dan sintesis kolagenE vitamin ) kompkleks sebagai
kofaktor pada sistem en5im yang mengatur metabolisme protein,
karbohidrat, lemakE vitamin G dapat berfungsi sebagai fibroblas,
mencegah timbulnya infeksi, dan membentuk kapiler$kapiler darahE
vitamin 3 membantu sintesis protrombin dan berfungsi sebagai
pembekuan darah (idayat, 2+".
3ebutuhan protein dan kalori pasien hampir pasti menjadi lebih
tinggi daripada orang normal ketika terdapat luka yang besar (kinney,
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 22/54
!F a,b". 9sam amino diperlukan untuk sintesis protein struktural
seperti kolagen dan untuk melakukan sintesa protein yang berperan
dalam respon imun. &ada stadium aal setelah luka yang besar,
berbagai sistem endokrin dan sistem saraf mengadakan reaksi terhadap
cedera yang kemuidian memicu proses$proses katabolik yang merusak
jaringan tubuhnya sendiri untuk menyediakan bahanbahan yang
diperlukan bagi proses perbaikan yang sifatnya segera (#leck,
!!F".pasien$pasien luka bakar atau trauma berat, dapat menderita
pelisutan otot yang dramatis dan kehilangan berat badan yang cepat,
hanya dalam beberapa hari saja. &enggantian protein, kalori, elektrolit,
dan cairan, merupakan komponen pengobatan aal yang sangat vital.
)ahkan pada luka terbuka yang kronis, seperti dekubitus, protein dalam
jumlah signifikan dapat juga hilang dalam eksudat ()obel, !F;".
0engkaji status nutrisi pasien merupakan suatu bagian penting dari
pengakajian pasien secara menyeluruh (0arison, 27"
Defisiensi protein tidak hanya memperlambat penyembuhan, tetapi
juga mengakibatkan luka tersebut sembuh dengan kekuatan regangan
yang menyusut (Steiger et al, !F4". al ini dapat menyebabkan
terjadinya dehiscence pada pasien gemuk dengan luka laparatomi atau
menyebabkan cepat hancurnya dekubitus yang baru saja sembuh hanya
akibat trauma kecil saja (0arison, 27".
d. Gara 0enentukan 3ebutuhan ?i5i dalam 3eadaan Sehat
&enenntuan kebutuhan gi5i seseorang dalam keadaan sehat
dilakukan berdasarkan umur, gender, aktivitas fisik, serta kondisi
khusus, yaitu ibu hamil dan menyusui (9lmatsier, 2+"%
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 23/54
" >nergi
3omponen utama untuk menentukan kenbutuhan energi adalah
angka metabolisme basal (90)" atau basal metabolic rate ()0-"
dan aktivitas fisik. komponen lain adalah pengaruh termis makanan
atau specific dynamic action of food (SD9". 3arena jumlahnya
relatif kecil, komponen SD9 dapat diabaikan.
a" Gara menentukan 90)
90) dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan tinggi
badan. 9da beberapa cara menentukan 90), yaitu%(" 0enggunakan rumus arris )enedict (!!"
/aki$laki : ++ K (4,; @ ))" K (' @ T)"$ (+,F @ "
&erempuan : ++' K (!,+ @ ))" K (,F @T)"$(7,; @ "
3eterangan% )) : berat badan dalam kg
T) : tinggi badan dalam cm
: mur dalam tahun
(2" Gara cepat (2 cara"
(a" /aki$laki : kkal @ kg )) @ 27 jam
&erempuan : ,!' kkal @ kg )) @ 27 jam
(b" /aki$laki : 4 kkal @ kg ))
&erempuan : 2' kkal @ kg
(4" Gara #9* I<*IB
Gara ini memperhatikan umur, gender, dan berat badan.
Tabel 2.
-umus #9*I<*IB untuk menentukan 90)
3elompok umur 90) (kkalIhari"
/aki$laki &erempuan
$4
4$
$F
$4
4$+
L+
+,! )M" '7
22,; ) K 7!'
;,' ) K +'
',4 ) K +;!
,+ ) K F;!
4,' ) K 7F;
+,$'
22,' ) K 7!!
2,2 ) K ;7!
7,; ) K 7!+
F,; ) K F2!
,' ) K '!+
Sumber% #9*I<*IBI!F' M" berat badan
b" Gara menentukan kebutuhan energi untuk aktivitas fisik
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 24/54
9ktivitas fisik dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu
sangat ringan, ringan, sedang, dan berat. 3ebutuhan energi untuk
berbagai aktivitas fisik dinyatakan dalam kelipatan 90).
Tabel 2.2
Gara menaksir kebutuhan energi
menurut aktivitas dengan menggunakan kelipatan 90)
9ktivitas
?ender
/aki$laki &erempuan
Sangat ringanM"
-inganMM"
SedangMM"
)eratMM"
,4
,+'
,;+
2,
,4
,''
,;
2,
Sumber% M" 0ahan, /.3. dan 0. T. 9rlin, 2, 3rauseNs #ood,
nutritionO diet therapy
MM" 0uhilal, #asli 8alal dan ardiansyah, !!F, angka
kecukupan ?i5i yang dianjurkan idya karya pangan
dan gi5i =6.
c" #aktor )erat )adan 3ebutuhan energi untuk 90) diperhitungkan menurut berat
badan normal atau ideal. Gara menetapkan )erat )adan 6deal
yang sederhana dengan menggunakan rumus )rocca, yaitu%
)erat )adan 6deal (3g" : (Tinggi )adan dalam cm $ " $J.
)erat )adan ideal tergantung pada besar kerangka dan
komposisi tubuh, yaitu otot dan lemak. Seseorang yang
mempunyai kerangka badan yang lebih besar atau mempunyai
komposisi otot yang lebih besar mempunyai berat badan ideal
yang lebih besar dari pada yang sebaliknya. *leh sebab itu,
terhadap rumus berat badan diatas diberi kelonggaran P J.
Gontoh 3asus
Seseorang yang mempunyai tinggi badan + cm dengan
kerangka badan besar mempunyai berat badan ideal%
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 25/54
(+ $ " J (K J" : ('7 K ',7" 3g : '!,7 3g
)ila kerangka badannya kecil, berat badan idealnya adalah%
(+ $ " J ($J" : ('7 $',7" 3g : 7F,+ 3gGara lain melihat berat badan adalah dengan mengunakan 6ndeks
0asa Tubuh (60T".
IMT = berat badan(kg )tinggibadan (m ) ²
&enilaian berat badan berdasarkan 60T menggunakan batas
ambang seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini%
Tabel 2.4
penilaian berat badan berdasarkan batas ambang 60T
3ategori )atas ambang
kurus
3ekurangan berat badan
tingkat beratQ ;,
3ekurangan berat badan
tingkat ringan;,$F,'
Bormal RF,'$2',
?emuk
3elebihan berat badan
tingkat ringanR 2', 2;,
3elebihan berat badan
tingkat beratR2;,
Sumber% 4 pesan dasar gi5i seimbang !!7
2" &rotein , /emak, dan 3arbohidrat
Gara menentukan kebutuhan protein, lemak dan karbohidrat
menurut <* adalah sebagai berikut (9lmatsier, 2+"%
a" &rotein % $'J dari kebutuhan energi total. )ila kebutuhan
energi dalam sehari adalah 27' kkal, energi yang berasal dari
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 26/54
dari protein hendaknya sebesar 27'$4+F kkal atau +2$!2 g
protein b" /emak % $2' J dari kebutuhan energi total. )ila kebutuhan
energi dalam sehari adalah 27' kkal, energi yang berasal dari
lemak hendaknya sebesar 27'$+4 kkal atau 2+ +F g lemak
c" 3arbohidrat% +$;' J dari kebutuhan tubuh energi total, atau
sisa dari kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi
yang berasal dari protein dan lemak, bila kebutuhan energi
dalam sehari adalah sebesar 27' kkal, maka energi yang
berasal dari karbohidrat hendaknya sebesar 7;$F4F kkal atau
sebesar 4+F $ 7+ g karbohidrat.
4" =itamin dan mineral
3ebutuhan vitamin dan mineral dapat diambil dari angka
kecukupan gi5i yang dianjurkan (93?". Tetapi, karena sebagian
besar vitamin dan mineral rusak selama penyimpana dan
pengolahan makanan, maka sebaiknya kebutuhan ditetapkan lebih
besar daripada 93?
e. Gara 0enentukan 3ebutuhan ?i5i dalam 3eadaan Sakit
3ebutuhan gi5i dalam keadaan sakit, selain tergantung pada faktor$
faktor yang mempengaruhi dalam keadaan sehat juga dipengaruhi oleh
jenis dan berat ringannya penyakit( 9lmatseir, 2+"%" >nergi
kebutuhan gi5i dalam keadaan sakit, sesuai dengan jenis dan
beratnya penyakit. Gara menentukan kebutuhan energi orang sakit
dapat dilakukan dengan cara (9lmatsier dkk, 2+"%
a) 0enghitung kebutuhan energi menurut kg berat badan
(kkalIkgIhari"
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 27/54
b" 0enurut persen kenaikan kebutuhan diatas angka metabolisme
basal (90)", yaitu dengan mengalikan 90) dengan faktor
aktivitas dan faktor traumaIstress.
2" &rotein
3ebutuhan protein normal adalah $'J dari kebutuhan energi
total, atau ,F$, gIkg )). Demam, sepsis, operasi, trauma, dan
luka dapat meningkatkan katabolisme protein, sehingga
meningkatkan kebutuhan protein sampai ,'$2, kg )). Sebagian
besar pasien yang diraat membutuhkan ,$,' g proteinIkg )).
4" /emak
3ebutuhan normal adalah $2' J dari kebutuhan energi total.
3ebutuhan lemak dalam keadaan sakit tergantung jenis penyakit,
yaitu lemak sedang atau lemak rendah. Di samping itu, pada
penyakit tertentu, misalnya dislipidemia, membutuhkan modifikasi
jenis lemak. /emak sedang dapat dinyatakan sebagai '$2 J dari
kebutuhan energi total, sedangkan lemak rendah J dari
kebutuhan energi total. 0odikasi jenis lemak dapat dinyatakan
sebagai% lemak jenuh Q J dari kebutuhan energi total, lemak tidak
jenuh ganda J dari kebutuhan energi total, dan lemak tidak jenuh
tunggal $' J dari kebutuhan energi total.7" 3arbohidrat
3ebutuhan karbohidarat normal adalah +$;'J dari kebutuhan
energi total, atau sisa energi setelah dikurangi energi yang berasal
dari protein dan lemak. Selain jumlah, kebutuhan karbohidarat yang
dianjurkan. 0isalnya penyakit diabetes militus, dislipidemia, dan
konstipasi membutuhkan serat tinggi (4$'gIhari", sedangkan diare
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 28/54
membutuhkan serat rendah (QgIhari". Tidak dianjurkan
penggunaaan gula sederhana untuk penderita diabetes miletus dan
dislipidemia dan triglisrida darah tinggi.
'" 0ineral dan vitamin
3ebutuhan mineral dan vitamin dapat diambil dari angka
kecukupan (93?" yang dianjurkan. Disamping itu, dipertimbangkan
sifat penyakit, simpanan dalam tubuh, kehilangan melalui urin, kulit
atau saluran cerna, dan interaksi dengan obat$obatan. ntuk
menjamin kebutuhan, dalam keadaan tertentu, vitamin dan mineral
perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
+" Gairan
*rang sehat membutuhakan sebanyak F$2' ml atau ;$
gelas air sehari. paya penyembuhan membutuhkan hidrasi jaringan
yang cukup. Tambahkan cairan yang diperlukan untuk mengganti
kehilangan cairan karena keringat berlebihan, muntah$muntah, diare,
atau keadaan lain yang menyebabkan kehilangan cairan secara
berlebihan. )ila asupan cairan tidak cukup melalui konsumsi
makanan dan minuman perlu dipertimbangkan pemberian cairan
parenteral yang biasanya disertai elektrolit.
.....................
makan dan min#mlah" dan +anganlah berlebih&lebihan
Ses#ngg#hnya Allah tidak meny#kai orang&orang yang berlebih&
lebihan. (S% 9l aNraaf%4"
. Tinjauan Umum tentang M%(ilisasi
a. Definisi
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 29/54
Aang dimaksud dengan mobilisasi merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, dan mempunyai tujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat dan penting untuk
kemandirian. Sebaliknya keadaan mobilisasi adalah suatu pembatasan
gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan itu sendiri berupa
perubahan posisi miring kanan dan miring kiri pada hari pertama,
duduk pada hari kedua samapi hari keempat serta ambulasi atau jalan
hari 7 sampai + (9rfah, 2".
b. 8enis$8enis 0obilisasi
8enis mobilisasasi atau latihan gerak terbagi menjadi dua, yaitu
-*0 aktif dan -*0 pasif. -*0 aktif adalah kemampuan klien dalam
melakukan pergerakan secara mandiri, sedangkan -*0 pasif adalah
pergerakan yang dilakukan dengan bantuan orang lain, peraat atau alat
bantu (/ukman O Bingsih B., 2!".
c. 0anfaat 0obilisasi
9dapun manfaat mobilsasi, yaitu (/ukman O Bingsih B., 2!"%
" ?erakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh.
2" 0emperbaiki tonus otot dan sikap tubuh, mengontrol berat badan,
mengurangi ketegangan, dan meningkatkan relaksasi.
4" 0enjaga kebugaran (fitness" dari tubuh.
7" 0erangsang peredaran darah dan kelenturan otot.
'" 0enrunkan stress seperti hipertensi, kelebihan )), kepala pusing,
kelelahan, dan depresi.
+" 0erangsang pertumbuhan pada anak.
d. ?erakan 0obilisasi
?erakan -*0 bisa dilakukan pada leher, ektremitas atas, dan
ektremitas baah. /atihan rentang gerak pada leher, meliputi gerakn
fleksi , ekstens, rotasi lateral. 0enurut -eeves (2" rentang gerak
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 30/54
(-*0" standar untuk ekstremitas atas dan ekstremitas baah, adalah
sebagai berikut ( /ukman O Bingsih B., 2!"%. ekstremitas atas
" )ahu% adduksi, fleksi, ekstensi dan hiperektensi.
2" Siku% fleksi dan ekstensi
4" /engan depan% pronasi dan supinasi
7" &ergelangan tangan% fleksi pergelangan, fleksi radialis, fleksi
ulnaris, hiperekstensi pergelangan.
'" 6bu jari% fleksi, ekstensi, oposisi (ibu jari berhadapan dengan jari
kelingking".
+" 8ari$jari% abduksi, adduksi, fleksi dan ekstensi.
2. ektremitas baah
" 3aki % fleksi, ekstensi, hiperekstensi, adduksi, abduksi, rotasi
internal, dan rotasi eksternal.
2" /utut% fleksi dan ekstensi
4" &ergelangan kaki% dorso fleksi, dan plantar fleksi.
7" Telapak kaki % supinasi, dan pronasi
D. #erangka #%nsep
/aparatomi adalah salah satu tekhsinik operasi yang dilakukan dengan
membuka perut area abdomen. /uka dari operasi laparatomi termasuk luka
yang cepat sembuh, kecuali selama proses penyembuhan terdapat faktor$faktor
yang membuat penyembuhan luka terhambat. /amanya penyembuhan luka
akan mempengaruhi lamanya peraatan pasien di -umah Sakit. )eberapa
diantaranya faktor yang mempengaruhi lama peraatan antara lainE umur,
infeksi nosokomial,status gi5i dan mobilisasi
mur, &ada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama
dibandingkan dengan usia muda. al ini berhubungan naiknya frekuensi
gangguan patologis yang berhubungan dengan usiaE status gi5i sangat
berperan penting dalam regenerasi sel dan jaringan tubuh terutama dalam
proses penyatuan tepi luka, bila klien menderia malnutrisi maka
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 31/54
penyembuhan luka akan lama sehingga lama peraatan akan lamaE infeksi
nosokomial akan memperlama lama peraatan karena dapat mengakibatkan
masalah kesehatan yang baru. /ama penyembuhan luka dipengaruhi oleh
mobilasasi karena luka membutuhkan peredaran darah yang baik untuk
pertumbuhan atau perbaiki sel.
3erngka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk
skema seperti dibaah ini%
=ariabel independen =ariabel dependen
=ariabel kendaliIpengontrol
3eterangan %
% =ariabel yang diteliti
% =ariabel yang tidak ditelit
E. Deinisi %perasi%nal )an kriteria %(/ekti
Bo =ariabel Definisi *perasional3riteria
*bjektif
mur /ama &eraatan &asien post
operasi laparatomi6nfeksi Bosokomial
Status gi5i (60T"
mobilisasi&ulang paksaImeninggal
&enyakit &enyerta
-adiasi
3ecemasan
&enyakit (diabetes"
*bat$obatan
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 32/54
.
2.
4.
7.
'.
'.
/ama
&eraatan
mur
6nfeksi
Bosokomial
Status ?i5i
(60T"
0obilisasi
/ama peraatan adalah jumlah
hari raat pasien sejak
menjalani operasi sampai saat
pasien sembuh dan dapat
dipulangkan.
mur adalah usia individu
mulai saat dilahirkan sampai
saat pasienI respoden diteliti
6nfeksi Bosokomial dalam
penelitian ini adalah 6nfeksi
yang muncul selama seseorang
tersebut diraat di rumah sakit
dan mulai menunjukkan suatu
gejala infeksi selama seseorang
itu diraat
sebuah proses dalam tubuh
makhluk untuk memanfaatkan
makanan guna pembentukan
energi, tumbuh$kembang dan
pemeliharaan tubuh, yang
diukur berdasarkan indeks
massa tubuh (60T"
proses aktivitas yang dilakukansetelah operasi dimulai dari
latihan ringan diatas tempat
tidur sampai dengan bisa turun
dari tempat tidur, berjalan ke
kamar mandi dan berjalan ke
luar kamar.
a" Gepat%
Q ! hari
b" /ama %
L ! hari
a" -esiko
rendah % 22
tahun b" -esiko
tinggi% R22
tahun
a" tidak
terinfeksi,
jika skor Q 4
b" terinfeksi,
jika skor L 4
a" Bormal, bila
massa tubuh
responden
normal
(F,' $ 2' ".
b" Tidak
normal, bila
massa tubuh
responden
tidak normal(QF,' dan
R2' ".
a" Gepat, bila
skor L4
b" /ambat, bila
skor Q 4
0. Hip%tesis Penelitian
. 9da hubungan mur dengan /ama &eraatan &asien &ost *perasi
/aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 33/54
2. 9da hubungan 6nfeksi Bosokomial dengan /ama &eraatan &asien &ost
*perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.4. 9da hubungan status gi5i (60T" dengan /ama &eraatan &asien &ost
*perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.
7. 9da hubungan mobilisasi dengan /ama &eraatan &asien &ost *perasi
/aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.
BAB III
MET&DE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional
dengan rancangan cross sectional yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor$
faktor yang mempengaruhi lama peraatan pasien post operasi laparatomi
antara variabel bebas (6ndependen" dengan variabel terikat (Dependen" dimana
observasi atau pengukuran terhadap semua variabel dilakukan sekali dalam
aktu yang bersamaan.
B. P%pulasi )an "ampel Penelitian
. &opulasi
&opulasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang telah
dilakukan tindakan operasi laparatomi di ruang bedah -SD /abuang )aji
0akassar dengan mengambil data sekunder (status pasien" tahun 22
sebanyak 4 pasien.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang telah dioperasi
laparatomi di ruang bedah -SD /abuang )aji 0akassar sebanyak 4
pasien. Dimana sampel diambil dari data primer (ruang peraatan" secara
k#ota sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan menentukan ciri$ciri
tertentu sampai jumlah kuota yang telah ditentukan.
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 34/54
3riteria Sampel%
a. 3riteri 6nklusi.
" pasien post operasi laparatomi yang bersedia menjadi responden
2" &asien yang menggunakan antibiotik
b. 3riteria >ksklusi.
" &asien pulang paksa
2" &asien meninggal
4" &asien tidak bersedia menjadi responden
C. Tempat )an 1aktu Penelitian
. /okasi penelitian
&enelitian dilaksanakan di ruang peraatan -SD /abuang )aji 0akassar.
2. <aktu &enelitian
&enelitian dilaksanakan pada tanggal 2 0ei $ + 8uni 24.
D. Instrumen pengumpulan )ata
6nstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan
lembar observasi dengan memakai skala ?uttman, interpretasi penilaian
apabila jaaban benar nilainya dan apabila jaaban salah nilainya .
E. Pengumpulan Dataa. Data &rimer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil
pengukuran, pengamatan, survei dan lain$lain.
b. Data Sekunder
7
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 35/54
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan atau
instansi yang secara rutin mengumpulkan data.E. Peng%lahan )an Analisa Data
2. &engolahan Data
a. >diting
Setelah data terkumpul maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan data
menurut karakteristik masing$masing, memeriksa kesinambungan data.
(. 3oding
Data yang telah dikumpul diberi kode atau simbol menurut pengamatan
yang telah dilakukan.
3. TabulasiSetelah pengkodean kemudian data dikelompokkan ke dalam suatu tabel
untuk memudahkan menganalisis data.
2. 9nalisa data
a. 9nalisa nivariat
ntuk mengetahui dan memperlihatkan distribusi frekuensi serta
persentase dari tiap variabel yang diteliti.
b. 9nalisa bivariat
ntuk mengetahui hubungan tiap variabel independen dengan variabel
dependen dengan Fisher6s %,act Test dengan tingkat kemaknaan UQ,',
dilakukan uji statistik dengan menggunakan komputer program S&SS
+,.
0. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, perlu adanya rekomendasi dari institusi atas
pihak lain dengan mengajukan permohonan i5in kepada i
nstitusi atau lembaga tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah
melakukan penelitian dengan memperhatiakan masalah etika yang meliputi%
. /embar persetujuan ( nformed -onsent)
/embar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 36/54
penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap
menghormati hak$hak subjek.
2. Tanpa nama (Anomity)
ntuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.
5 3erahasiaan (-onfidentiality)
3erahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
BAB I'
HA"IL DAN PEMBAHA"AN
A. Hasil Penelitian
&enelitian ini dilaksanakan di -SD /abuang )aji 0akassar sejak tanggal
2 0ei sampai tanggal + 8uli 24, dengan jumlah sampel sebanyak 4 pasien
yang diambil dengan cara /#ota sampling yang memenuhi kriteria 6nklusi
penelitian. 9dapun hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut%
. 9nalisis nivariat
a. mur responden
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 37/54
Tabel 7.
Distribusi -esponden )erdasarkan mur
di -SD/abuang )aji 0akassar Tahun 24mur n J
-esiko rendah 4 74,4
-esiko Tinggi ; '+,;
Total 4 ,
S#mber2 !ata rimer .ei 78'5
)erdasarkan tabel 7. diatas menunjukkan baha umur reponden
yang beresiko rendah sebanyak 4 responden (74,4J", dan beresiko
tinggi sebanyak ; responden ('+,;J"
b 8enis 3elamin responden
Tabel 7.2
Distribusi -esponden )erdasarkan 8enis 3elamin
di -SD /abuang )aji 0akassar Tahun 24
8enis 3elamin n J
/aki$laki F 2+,;
perempuan 22 ;4,4
Total 4 ,S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5
)erdasarkan tabel 7.2 diatas menunjukkan baha pasein yang
berjenis kelamin laki$laki sebanyak F responden (2+,;J", dan perempuan
sebanyak 22 responden (;4,4J".
c. Tingkat pendidikan responden
Tabel 7.4Distribusi -esponden )erdasarkan Tingkat &endidikan
di -SD /abuang )aji 0akassar tahun 24
Tingkat &endidikan n J
Tidak Sekolah 4,4
SD 2 7,
S0& ' +,;
S09 44,4
&T 2 +,;
Total 4 ,
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5
7'
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 38/54
)erdasarkan tabel 7.4 diatas menunjukkan baha responden yang
tidak sekolah sebanyak responden (4,4J", SD sebanyak 2 responden
(7J", S0& sebanyak ' responden (+,;J", S09 sebanyak
responden (44,4J" dan &T sebanyak 2 responden (+,;J"
d. &ekerjaan -esponden
Tabel 7.7
distribusi -esponden )erdasarkan &ekerjaaan di -SD
/abuang )aji 0akassar tahun 24
&ekerjaan n J
<irasasta 7 4,4
&egaai Sasta 4,4
)uruh 2 +,;
&etani 4 ,
&elajar 7 4,4
6-T + '4,4
Total 4 ,
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5
)erdasarkan tabel 7.7 diatas menunjukkan baha reponden yang
pekerjaannya irasasta sebanyak 7 responden (4,4J", pegaai
sasta responden (4,4", )uruh 2 responden (+,;J", &etani sebanyak 4
-esponden (,J", pelajar sebanyak 7 -esponden (4,4J"dan 6-T
sebanyak + responden ('4,4J".
e. )erat )adan -esponden
Tabel 7.'
Distribusi -esponden)erdasarkan )erat )adan
di -SD /abuang )aji 0akassar tahun 24
)erat badan n J
Bormal 22 ;4,4
3urus + 2,
?emuk 2 +,;
Total 4 ,
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5
7'
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 39/54
)erdasarkan Tabel diatas 7.' menunjukkan baha responden yang
berat badan ideal sebanyak 22 responden (;4,4J" dan tidak iedal
sebanyak F responden (2+,;J"
f. 6nfeksi Bosokomial -esponden
Tabel 7.+
Distribusi -esponden )erdasarkan 6nfeksi Bosokomial
di -SD /abuang )aji 0akassar tahun 24
6nfeksi Bosokomial n J
Tidak Terinfeksi 2; !,
Terinfeksi 4 ,
Total 4 ,
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5
)erdasarkan tabel 7.+ diatas menunjukkan baha responden yang
tidak terinfeksi nosokomial sebanyak 2; responden (!J" dan terinfeksi
4 responden (J" .
g. 0obilisasi -esponden
Tabel 7.;
Distribusi -esponden )erdasarkan 0obilisasi
di -SD /abuang )aji 0akassar Tahun 24
0obilisasi n JGepat 2 ;,
/ambat ! 4,
Total 4 ,
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5
)erdasarkan tabel 7.; menunjukkan baha yang mobilisasi cepat
sebanyak 2 responden (;J" dan lambat sebanyak ! -esponden (4 J".
h. /ama peraatan -esponden
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 40/54
Tabel 7.F
Distribusi -esponden )erdasarkan /ama &eraatan
&ost *perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar Tahun 24/ama &eraatan n J
Gepat 2 ;,
/ambat ! 4,
Total 4 ,
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5
)erdasarkan tabel 7.F diatas menunjukkan baha responden yang
cepat masa peraatanya sebanyak 2 responden (;,J" dan yang lama
masa peraatanya sebanyak ! responden (4,J".
2. 9nalisis )ivariat
a. ubungan mur -esponden dengan /ama&eraatan
Tabel 7.! ubungan mur -esponden dengan /ama&eraatan
&ost *perasi /aparotmidi -SD /abuang)aji 0akassar tahun 24
mur
/ama &eraatanTotal &
Gepat /ama
n J n J n J
-esiko -endah 4 4
.4-esiko Tinggi F 7;,+ ! '2,! ;
Total 22 ;4,4 F 2+,; 4
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5
Dari tabel 7.! diatas menunjukkan baha dari 4 responden
(J" yang umur resiko rendah, secara keseluruhan yaitu 4 responden
(J" peraatannya cepat dan dari ; responden (J" yang umur
resiko tinggi terdapat F responden (7;,+J" masa peraatanya cepat dan
terdapat ! responden ('2,!J" yang lama masa peraatannya.
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 41/54
)erdasarkan hasil Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p :
,4 yang berarti Q dari nilai U : ,' maka ditolak, hal ini berarti
ada hubungan antara umur dengan lama peraatan pasien post operasi
/aparatomi.
b. ubungan 6nfeksi Bosokomial dengan /ama peraatan
Tabel 7.
ubungan 6nfeksi Bosokomial -esponden dengan /ama peraatan
&ost *perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar tahun 24
6nfeksi Bosokomial
/ama &eraatanTotal
&Gepat /ama
B J n J n J
Tidak Terinfeksi 2 ;;,F + 22,2 2;
,2Terinfeksi 4 4
Total 2 ; ! 4. 4
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5
)erdasarkan Tabel 7. diatas menunjukkan baha dari 2;
responden (J" yang tidak terinfeksi, terdapat 2 responden (;;,FJ"
yang peraatannya cepat dan terdapat + responden (22,2J" yang
peraatannya lama. Dan dari 4 responden (J" yang terinfeksi
secara keseluruhan yaitu 4 responden (J" peraatannya lama
)erdasarkan Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p : ,2
yang berarti Q dari nilai U : ,' maka ditolak, hal ini berarti ada
hubungan antara infeski nosokomial dengan lama peraatan pasien post
operasi laparatomi.
c. ubungan Status ?i5i (60T" dengan /ama &eraatan
Tabel 7.
ubungan Status ?i5i (60T" -esponden dengan/ama &eraatan
&ost *perasi /aparatomi di -SD/abuang )aji 0akassar tahun 24
Status ?i5i (60T"
/ama &eraatanTotal &
Gepat /ambat
n J n J n J
Bormal F F,F 7 F,2 22 ,42
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 42/54
Tidak Bormal 4 4;,' ' +2,' F
Total 2 ;, ! 4, 4
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5)erdasarkan tabel 7. diatas menunjukkan baha dari 22
responden (J" yang status ?i5i (60T" yang normal, terdapat F
responden (F,FJ" masa peraatannya cepat dan terdapat 7 responden
(F,2J" masa peraatannya lama.Dan dari F responden (J" yang
status gi5i (60T" tidak normal, terdapat 4 responden (4;,'J" yang masa
peraatannya cepat dan terdapat ' responden (+2,'J" yang masa
peraatannya lama.
)erdasarkan Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p :,42
yang berarti Q nilai U : ,' maka ditolak, hal ini berarti ada
hubungan antara status ?i5i dengan lama peraatan pasien post operasi
/aparatomi.
d. ubungan 0obilisasi dengan /ama &eraatan
Tabel 7.2
ubungan 0obilisasi -esponden dengan /ama&eraatan
&ost *perasi /aparatomi di -SD/abuang )aji 0akassar tahun 24
0obilisasi
/ama &eraatanTotal &
Gepat /ama
n J n J n J
Gepat ! !,' 2 !,' 2
,/ambat 2 22,2 ; ;;,F !
Total 2 ;, ! 4, 4
S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5)erdasarkan tabel 7.2 diatas menunjukkan baha dari 2 responden
(J" yang mobilisasinya cepat, terdapat ! responden (!,'J" yang
peraatannya cepat dan terdapat 2 responden (!,'J" yang peraatannya
lama. Dan dari ! responden (J" yang mobilisasinya lambat, terdapat
2 responden (22,2J" yang peraatannya cepat dan terdapat ; responden
(;;,FJ" yang peraatannya lama.
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 43/54
)erdasarkan Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p : ,
yang bearti Q nilai U : ,' maka ditolak, hal ini berarti ada hubungan
antara mobilisasi dengan lama peraatan pasien post *perasi laparatomi.
B. Pem(ahasan
2. ubungan mur dengan lama peraatan pasien post operasi laparatomi
)erdasarkan hasil Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p : ,4
yang bearti Q dari nilai U : ,' maka ditolak, hal ini berarti ada
hubungan antara umur dengan lama peraatan pasien post operasi
/aparatomi.
)erdasarkan hasil penelitian dari 4 responden (J" yang umur
resiko rendah, secara keseluruhan yaitu 4 responden (J" masa
peraatannya cepat karena umur resiko rendah memiliki sistem imun yang
masih bagus sehingga tidak rentan terhadap infeksi nosokomial dan status
gi5i responden yang ideal dan mobilisasi responden yang cepat sehingga
proses penyembuhan luka cepat.
)erdasarkan hasil penelitian dari ; jumlah responden (J" yang
umur resiko tinggi terdapat F responden (7;,+J" masa peraatanya cepat,
hal ini dikarenakan responden tersebut mobilisasinya cepat, tidak terinfeksi
nosokomial,dan sebagain besar status gi5inya (60T" normal, dimana
peraatan lukanya cukup bagus dan terdapat ! responden yang masa
peraatannya lama karena penurunan sistem perbaikan sel dan responden
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 44/54
tersebut memiliki umur resiko tinggi serta sebagian besar mobilisasi yang
lambat. )erdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi baha semakin
tua usia seseorang maka semakin menurun sistem perbaikan sel sehingga
perlambat penyembuhan luka.
asil penelitian ini sesuai dengan penelitian #erry >fendi (2;"
mengatakan baha faktor$faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
secara umum antara lain faktor usia, semakin tua usia seseorang akan
semakin lama dalam proses penyembuhan luka. al ini dipengaruhi oleh
adanya penurunan elastin dalam kulit, /apisan luar atau epidermal kulit
mulai menipis karena lapisan dalam dermis menjadi lebih berserabut yang
mengakibatkan pengeriputan, kerja kelenjar peluh dan kelenjar minyak
dalam kulit yang berfungsi melumasi, memelihara, dan memperlancar
kelenturan kulit menjadi kurang efisien. 3elembaban kulit mulai berkurang,
perbedaan penggantian kolagen mempengaruhi penyembuhan luka sehingga
akan mempengaruhi lama peraatan pada pasien dan 9khmad ariady
(2" yang mengatakan baha pasien dengan umur yang lebih muda
memiliki kemungkinan sembuh dengan baik dan dalam aktu yang lebih
singkat dibandingkan dengan pasien yang berumur lebih tua.
&enelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakn oleh idayat
(2+", 3ecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan
atau kematangan usia seseorang. Bamun selanjutnya, proses penuaan dapat
menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses
penyembuhan luka (idayat, 2+".
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 45/54
3ulit utuh pada orang deasa yang sehat merupakan suatu barier yang
baik terhadap trauma mekanis dan juga infeksi begitu juga dengan efisiensi
sistem imun, sistem kardiovaskular, dan sistem respirasi, yang
memungkinkan penyembuhan luka terjadi lebih cepat. Sistem tubuh yang
berbeda Htumbuh” dengan kecepatan yang berbeda pula, tetapi lebih dari
usia 4 tahun terjadi penurunan yang signifikan dalam beberapa fungsinya,
seperti penurunan efisiensi jantung, kapasitas vital, dan juga penurunan
efisiensi sistem imun, yang masing$masing masalah tersebut ikut
mendukung terjadinya keterlambatan penyembuhan seiring bertambahnya
usia. Terdapat juga perubahan$perubahan yang signifikan dan normal, yang
berhubungan dengan usia, terjadi pada kulit dan cenderung menyebabkan
cedera seperti misalnya dekubitus dan buruknya penyembuhan luka.
&erubahan$perubahan yang memburuk sejalan dengan bertambahnya usia
meliputi penurunan dalam frekuensi penggantian sel epidermis, respons
inflamasi terhadap cedera, persepsi sensoris, proteksi mekanis, dan fungsi
barrier kulit. Aang berhubungan dengan hal tersebut adalah naiknya
frekuensi gangguan patologis yang berhubungan dengan usia, yang
memperlambat penyembuhan luka melalui beberapa mekanisme (0arison,
27".
2. ubungan 6nfeksi nosokomial dengan lama peraatan pasien post *perasi
)erdasarkan Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p : ,2 yang
berarti Q dari nilai U : ,'maka ditolak, hal ini berarti ada hubungan
antara infeski nosokomial dengan lama peraatan pasien post operasi
laparatomi.
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 46/54
)erdasarkan hasil penelitian dari 2; jumlah responden (J" yang
tidak terinfeksi, terdapat 2 responden (;;,FJ" yang cepat dan terdapat +
responden (22,2J" yang tidak terinfeksi nosokomial tetapi masa
peraatannya lama dikarenakan responden tersebut memiliki umur yang
resiko tinggi sehingga sistem imunnya menurun yang dapat menghambat
proses penyembuhan luka, sebagian memiliki status gi5i (60T" tidak normal
serta mobilisasi yang lambat dan mungkin dikarenakan psikososial pasien
yang kurang baik dan manajemen luka yang tidak tepat.
)erdasarkan hasil penelitian dari 4 responden (J" yang terinfeksi
secara keseluruhan yaitu 4 responden (J" peraatannya lama, dalam hal
ini pengaruh terbesar adalah terjadi infeksi yang berlangsung dalam aktu
yang cukup lama mengakibatkan katabolisme dan habisnya timbunan
protein yang merupakan sumber$sumber endogen infeksi luka dan
responden memiliki umur yang beresiko tinggi dan status gi5i (60T" tidak
normal.
)erdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi baha infeksi
nosokomial tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat
memperburuk keadaan kesehatan responden, dimana responden tersebut
berada dalam sistem imun yang kurang baik sehingga mudah terserang
penyakit yang baru.
al ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh 9khmad ariady
(2" mengatakan baha pasien yang selama proses penyembuhannya
tidak terjadi infeksi memiliki kemungkinan sembuh lebih baik dan dalam
aktu yang lebih singkat dibandingkan dengan pasien yang selama proses
penyembuhannya mengalami infeksi. 3arena infeksi nosokomial adalah
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 47/54
infeksi yang didapat dirumah sakit selama masa peraataan sehingga
menambah masalah kesehatan responden yang dalam keadaan sistem
imunnya menurun. )iasanya infeksi berhubungan dengan organisme yang
resinten atau menjadi resisten terhadap obat tetentu.
al ini didukung oleh 0arison (27", infeksi luka dapat
memperlambat penyembuhan dan sangat membebani biaya peraatan di
-umah Sakit, terutama jika infeksi tersebut melibatkan prostesis ortopedik
atau setelah bedah mayor pada jantung atau abdomen. Setidaknya, pasien
disulitkan oleh hospitalisasi yang berkepanjangan, yang dapat menimbulkan
kesulitan ekonomi dan sosial bagi seluruh keluargaE dan yang terburuk
adalah pasien dapat meninggal karena septikemia.
0enurut #erry >ffendi (2;" menyatakan baha dari semua faktor
yang memperlambat penyembuhan luka, infeksi adalah yang paling penting.
6nfeksi dapat terjadi jika selama persiapan pembedahan, selama
pembedahan dan setelah pembedahan tidak dilakukan dengan prinsip
aseptik dan antiseptik yang baik. 8enis luka dan lokasi pembedahan juga
mempengaruhi risiko infeksi pada luka insisi. 6nfeksi tidak hanya
menghambat proses penyembuhan luka tetapi juga dapat menyebabkan
kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran
dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka serta
berpengaruh pada lama peraatan post operasi.
Stress dan cedera merupakan fenomena yang sering dijumpai pada
pasien bedah. &ada keadaan normal, respon metabolik terhadap cedera
merupakan reaksi adaktif dan bermanfaat untuk hospes. Dalam respon
terhadap cedera, massa tubuh kurus (terutama dalam bentuk otot"
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 48/54
dimobilisasi, protein dipecah, dan asam amino dilepaskan. 9sam amino
dibakar langsung untuk mendapat tenaga oleh otot, oleh hati dan oleh ginjal.
&ada umumnya setelah trauma atau cedera berat, katabolisme bertambah.
&eningkatan ini biasanya melebihi peningkatan pada sintesis dan
menempatkan pasien pada risiko pelarutan jaringan kurus. &ada cedera
ringan, kecepatan sintesis protein berkurang, sedang katabolisme hanya
sedikit berubah.
4. ubungan status gi5i (60T" dengan lama peraatan pasien post operasi
laparatomi
)erdasarkan Fisher6s %,act Test maka dipeoleh nilai p :,42 yang
berarti Q nilai U : ,' maka ditolak, hal ini berarti ada hubungan antara
status ?i5i dengan lama peraatan pasien post operasi /aparatomi.
)erdasarkan hasil penelitian dari 22 jumlah responden (J" yang
status ?i5i (60T" yang normal, diantaranya F responden (F,FJ" yang
masa peraatannya cepat, nutrisi memegang peranan penting dalam
memelihara kesehatan dan menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit
serta membantu proses penyembuhan terhadap penyakit. Seorang pasien
yang kebutuhan nutrisinya terpenuhi lebih dapat mempertahankan status
kesehatannya dan memiliki kecenderungan proses penyembuhan penyakit
yang lebih baik. Dan 7 responden (F,2J" yang status gi5i (60T" yang
normal masa peraatannya lama karena responden tersebut memiliki umur
yang resiko tinggi dan responden mobilisasinya lambat, jika faktor$faktor
yang esensial untuk penyembuhan seperti oksigen, asam amino, vitamin dan
mineral, sangat lambat mencapai luka karena lemahnya vaskularisasi, maka
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 49/54
penyembuhan luka tersebut akan lambat, meskipun pada responden yang
nutrisinya baik . )erdasarkan hasil penelitian dari F jumlah responden (J" yang
status ?i5i (60T" tidak normal terdapat ' responden (+2,'J" yang masa
peraatannya lama. ?angguan nutrisi ini akan mempengaruhi sistem
imunitas, kardiovaskular, respirasi, sehingga risiko infeksi meningkat.
&enyembuhan luka terhambat dan lama raat inap memanjang. Dan 4
responden (',+J" yang masa peraatannya cepat karena alaupun status
?i5i (60T" responden tidak normal tetapi asupan nutrisi yang diperlukan
untuk proses penyembuhan luka sangat baik pada aktu responden diraat
sehingga mencegah akibat dari status ?i5i (60T" yang tidak normal.
)erdasarkan hasil penelitian peneliti berasumsi baha nutrisi
merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mempercepat
masa peraatan pasien karena nutrisi sangat dibutuhkan oleh sistem tubuh
manusia.
al ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh 9khmad ariady
(2" mengatakan baha pasien dengan status nutrisi yang baik memiliki
kemungkinan sembuh dengan baik dan dalam aktu yang lebih singkat
dibandingkan dengan pasien yang status nutrisinya kurang baik. status gi5i
(60T" merupakan keadaan kesehatan ditentukan oleh nutrien yang diterima
dan dimanfaatkan oleh tubuh. nutrisi itu se
ndiri merupakan unsur utama dalam perbaikan sel terutama protein.
al ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh &otter dan &erry
(2'", nutrisi merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel,
terutama karena terdapat kandungan nutrisi (5at gi5i" di dalamnya karena
penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang tepat. &roses
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 50/54
fisiologis penyembuhan luka tergantung kepada tersedianya protein, vitamin
(terutama vitamin 9 dan G" dan mineral renik 5ink dan tembaga. 3olagen
adalah protein yang terbentuk dari asam amino yang diperoleh fibroblast
dari protein yang dimakan. >lemen renik 5ink diperlukan untuk
pembentukan epitel, sintesis kolagen (5ink" dapat menyatukan serat$serat
kolagen (tembaga" (&otter dan &erry, 2'".
Butrisi merupakan unsur utama dalam mebantu perbaikan sel, terutama
karena terdapat kandungan 5at gi5i di dalamnya. Sebagai contoh, vitamin 9
diperlukan untuk menbantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan
sintesis kolagenE vitamin ) kompleks sebagai kofaktor pada sistem en5im
yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat, lemakE vitamin G dapat
berfungsi sebagai fibroblas, mencegah timbulnya infeksi, dan membentuk
kapiler$kapiler darahE vitamin 3 membantu sintesis protrombin dan
berfungsi sebagai pembekuan darah (idayat, 2+".
7. ubungan 0obilisasi dengan lama peraatan pasien post operasi
laparatomi.
)erdasarkan Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p : , yang
bearti Q nilai U : ,' maka ditolak, hal ini berarti ada hubungan antara
mobilisasi dengan lama peraatan pasien post operasi laparatomi.
)erdasarkan hasil penelitian dari 2 jumlah responden (J" yang
mobilisasinya cepat, diantaranya ! responden (!,'J" yang masa
peraatannya cepat karena mobilisasi membantu sirkulasi ke daerah insisi
menjadi lancar sehingga jaringan insisi yang mengalami cedera dan
kontinuitas jaringan yang terganggu akan mendapatkan 5at$5at esensial
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 51/54
untuk penyembuhan seperti oksigen, asam amino, vitamin dan mineral Dan
terdapat 2 responden (!,'J" yang mobilisasinya cepat tetapi masa
peraatannya lama karena responden tersebut memiliki umur resiko tinggi
dan status gi5i (60T" yang tidak normal oleh karena itu alapun
mobilisasinya cepat tetapi status gi5i (60T" yang tidak normal dan asupan
nutrisi yang diperlukasn untuk proses penyembuhan luka kurang pada saat
diraat sehingga transport 5at$5at esensial yang diperlukan untuk proses
penyembuhan luka kurang sehingga mengakibatkan lama proses
penyembuhan luka post operasi laparatomi.
)erdasarkan hasil penelitian dari ! jumlan responden (J" yang
mobilisasi lambat terdapat ; responden (;;,FJ" masa peraatannya lama
karena mobilisasi yang lambat akan memperlambat sirkulasi ke daerah insisi
dan juga responden tersebut memiliki umur yang resiko tinggi dan status
gi5i (60T" yang tidak normal. Dan 2 responden (22,2J" masa peraatannya
cepat karena 2 responden tersebut memiliki umur resiko rendah, status gi5i
(60T" ideal, dan tidak terinfeksi nosokomial.
)erdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi baha dari semua
faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, yang paling berpengaruh
adalah mobilisasi, karena mobilisasi sirkulasi ke daerah insisi lancar yang
akan meningkatkan transportasi 5at$5at esensial yang berperan dalam proses
penyembuhan.
al ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bursiah 9rfah
Boer (2" mengatakan baha ada hubungan mobilisasi dini dengan lama
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 52/54
hari raat pasien post operasi laparatomi dan penelitian yang dilakukan oleh
Gitra Dei (2+" yang mengatakan baha pengaruh mobilisasi dini setelah
pasca operasi laparatomi sangat besar manfaatnya dalam proses
penyembuhan luka karena mobilisasi dapat meningkatkan sirkulasi di
daerah insisi yang dengan sendirinya akan meningkatkan transportasi 5at$5at
esensial yang berperan dalam proses penyembuhan.
&enelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh idayat
(2+", latihan mobilisasi dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi,
mencegah dekubitus, merangsang peristaltik serta mengurangi adanya nyeri.
ntuk melakukan latihan mobilisasi, pasien harus mampu menggunakan
alat di tempat tidur, seperti menggunakan penghalang agar bisa memutar
badan, melatih duduk di sisi tempat tidur atau dengan cara menggeser
pasien ke sisi tempat tidur, melatih duduk diaali tidur foler, kemudian
duduk tegak dengan kaki menggantung di sisi tempat tidur (idayat, 2+".
0obilisasi dini mempercepat terjadinya stadium proliferasi dengan
merangsang makrofag untuk menghasilkan angiogenesis sehingga
fibroplasias meletakkan substansi dasar dan serabut kolagen serta pembuluh
darah mulai menginfiltrasi luka. Dengan dilakukannya mobilisasi secara
teratur maka sirkulasi ke daerah insisi menjadi lancar sehingga jaringan
insisi yang mengalami cedera dan kontinuitas jaringan yang terganggu akan
mendapatkan 5at$5at esensial untuk penyembuhan seperti oksigen, asam
amino, vitamin dan mineral (0arison, 27".
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 53/54
BAB '
PENUTUP
A. #esimpulan
Dari hasil pengolahan data penelitian yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan baha %
. 9da hubungan mur dengan lama peraatan pasien post operasi
/aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar
2. 9da hubungan 6nfeksi Bosokomial dengan lama peraatan pasien post
*perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar
4. 9da hubungan Status ?i5i (60T" dengan lama &eraatan pasien &ost
*perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar
7. 9da hubungan 0obilisasi dengan lama peraatanpasien post operasi
laparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar
B. "aran
. )agi rumah sakit, agar kiranya petugas kesehatan rumah sakit sering
memberikan penyuluhan kepada klien mengenai pentingnya mobilisasi
dini serta memperhatikan manajemen peraatan luka.
2. )agi institusi pendidikan kiranya menyediakan atau memperbanyak
literatur yang berhubungan dengan peraatan pasien post operasi
laparatomi yang akan bermanfaat bagi mahasisa dalam melakukan
penelitian.
+4
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 54/54
4. )agi masyarakat sebagai bahan informasi dalam hal peraatan pasien
post operasi laparatomi sehingga dapat memperhatikan aspek yang dapat
mempercepat peraatan pasien post operasi laparatomi.
7. )agi peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian dengan
menggunakan metode yang lain dan menggunakan sampel yang lebih
banyak agar hasil penelitian lebih obyektif.