bab i proposallllllllllllllllll.docx

54
7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 1/54 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan pembedahan adalah tindakan medis invasif yang luas, sering kali harus membuka ”jaringan tubuh hama suci”, dan mungkin juga dapat diikuti dengan tindakan manipulatif dan eksploratif. Salah satu resiko yang ditimbulkan oleh tindakan ini adalah penyebaran mikroba patogen ke jaringan tubuh penderita (Darmadi, 2!". #aktor$faktor yang mengganggu penyembuhan luka, yaitu% usia, malnutrisi, obesitas, gangguan oksigenasi, merokok, obat$obatan, diabetes, radiasi, atau respon individu terhadap stress (&otter dan &erry, 2'". &ada proses penyembuhan luka, semakin tua usia seorang akan semakin lama dalam proses penyembuhan luka. al ini dipengaruhi oleh adanya  penurunan elastin dalam kulit dan perbedaan penggantian kolagen mempengaruhi penyembuhan luka. )egitu juga dengan status penyakit dan  pengobatan. *perasi, trauma dan luka bakar merupakan stress fisiologik yang menimbulkan hipermetabolisme sehingga bisa mengakibatkan kehilangan berat  badan (artono, 2+". B. Rumusan Masalah )erdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis merumuskan masalah ”faktor$faktor apa saja yang berhubungan dengan lama peraatan  pasien post operasi laparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar 1”. C. Tujuan penelitian . Tujuan mum  Diketahuinya faktor$faktor yang berhubungan dengan lama peraatan  pasien post operasi laparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.

Upload: yeni-wahyuningsih

Post on 19-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 1/54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tindakan pembedahan adalah tindakan medis invasif yang luas, sering

kali harus membuka ”jaringan tubuh hama suci”, dan mungkin juga dapat

diikuti dengan tindakan manipulatif dan eksploratif. Salah satu resiko yang

ditimbulkan oleh tindakan ini adalah penyebaran mikroba patogen ke jaringan

tubuh penderita (Darmadi, 2!".

#aktor$faktor yang mengganggu penyembuhan luka, yaitu% usia,

malnutrisi, obesitas, gangguan oksigenasi, merokok, obat$obatan, diabetes,

radiasi, atau respon individu terhadap stress (&otter dan &erry, 2'".

&ada proses penyembuhan luka, semakin tua usia seorang akan semakin

lama dalam proses penyembuhan luka. al ini dipengaruhi oleh adanya

 penurunan elastin dalam kulit dan perbedaan penggantian kolagen

mempengaruhi penyembuhan luka. )egitu juga dengan status penyakit dan

 pengobatan. *perasi, trauma dan luka bakar merupakan stress fisiologik yang

menimbulkan hipermetabolisme sehingga bisa mengakibatkan kehilangan berat

 badan (artono, 2+".

B. Rumusan Masalah)erdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis merumuskan

masalah ”faktor$faktor apa saja yang berhubungan dengan lama peraatan

 pasien post operasi laparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar 1”.

C. Tujuan penelitian

. Tujuan mum

  Diketahuinya faktor$faktor yang berhubungan dengan lama peraatan

 pasien post operasi laparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.

Page 2: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 2/54

2. Tujuan 3husus

. Diketahuinya hubungan umur dengan lama peraatan pasien post

operasi laparatomi.

2. Diketahuinya hubungan infeksi nosokomial dengan lama peraatan

 pasien post operasi laparatomi.

4. Diketahuinya hubungan status gi5i (60T" dengan lama peraatan

 pasien post operasi laparatomi.

7. Diketahuinya hubungan mobilisasi dengan lama peraatan pasien post

operasi laparatomi.

D. Manaat Penelitian

. 0anfaat bagi &eneliti

  Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pengalaman berharga

 bagi penulis dan dapat meningkatkan aasan dalam bidang penelitian

serta dapat menambah pengetahuan dalam hal peraatan pada pasien post

operasi laparatomi.

2. 0anfaat bagi 6nstitusi &endidikan

  sebagai informasi tambahan untuk menambah hasanah keilmuan dan

 pengetahuan baik tenaga pendidik maupun mahasisa peserta didik 

sekalipun sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya tentang faktor$faktor 

yang berhubungan dengan lama peraatan pasien pasca bedah laparatomi.

4. 0anfaat bagi 0asyarakat

  Sebagai informasi bagi masyarakat untuk mengetahui tentang faktor$

faktor yang berhubungan dengan lama peraatan pasien post operasi

laparatomi.

Page 3: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 3/54

BAB II

TIN!AUAN PU"TA#A

A. Tinjauan Umum tentang Lama Pera$atan

. Definisi

  /ama peraatan adalah 8umlah hari pasien diraat di -umah Sakit

sampai pulang dengan keadaan membaik dengan nilai ideal 9v/*S

( Average Length of Stay: rata$rata lamanya pasien diraat" adalah antara

+$! hari (Depkes, 2'".

2. /ama &eraatan &asien &ost *perasi /aparatomi

  Salah satu faktor terpenting dalam pelaksanaan pasien post operasi

adalah menyupayakan proses penyembuhan luka akibat pembedahan secara

 primer yakni menyatukan kedua tepi yang berdekatan dan saling

 berhadapan, jaringan yang dihasilkan sedikit, dalam aktu sampai 7

hari, repitalisasi secara normal sudah sempurna dan biasanya hanya

menyisakan jaringan paruh yang tipis yang cepat memudar dengan arna

merah muda menjadi putih (0arison, 27".

Page 4: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 4/54

  &ada umumnya pengangkatan jahitan pada laparatomi dilakukan pada

hari ke$; post operasi untuk sebagian diselesaikan pada hari ke$ (anifa

<., 2!"

4. &roses &enyembuhan /uka

  &enyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan

melibatkan banyak sel. &roses yang dimaksudkan disini karena

 penyembuhan luka melalui beberapa fase. #ase tersebut meliputi (Suriadi,

27"%

a. #ase koagulasi  &ada fase koagulasi merupakan aal proses penyembuhan luka

dengan melibatkan platelet. 9al pengeluaran platelet akan

menyebabkan vasokonstriksi dan terjadi koagulasi. &roses ini sebagai

hemostasis dan mencegah pendarahan yang lebih luas. &ada tahapan ini

terjadi adhesi, agregasi dan degranulasi pada sirkulasi platelet di dalam

 pembentukan gumpalan fibrin. 3emudian suatu  plethona mediator  dan

cytokin dilepaskan seperti transforming growth factor beta(TGFB),

 platelet derived growth factor (!GF)" vasc#lar endotheliar growth

 factor ($%GF)" platelet&activating factor (AF)" dan ins#linike growth

 factor&' (GF&')" yang akan mempengaruhi edema jaringan dan aal

inflamsi. =>?#, suatu faktor permeabilitasi vasukuler, akan

mempengaruhi e@travasasi protein plasma untuk menciptakan suatu

struktur sebagai penyokong yang tidak hanya mengaktifkan sel

endothelial tetapi juga lekosit dan sel epitalial. ntuk proses koagulasi

ini ada manfaatnya, akan tetapi pada permukaan yang berat seperti luka

;

Page 5: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 5/54

 bakar yang luas, akan berdampak negatif pada suplai darah yaitu bila

terjadi koagulasi dapat mengakibatkan iskemia pada jaringan. b. #ase inflamasi

#ase inflamasi mulainya dalam beberapa menit setelah luka dan

kemudian dapat berlangsung sampai beberapa hari. Selama fase ini, sel$

sel inflammatory terikat dalam luka dan aktif melakukan penggerakan

dengan lekosites ( polymorphon#clear le#kocytes ata# ne#trophil ". Aang

 pertama kali muncul dalam luka adalah neutrophil. 0engapa neutrophil,

karena densitasnya lebih tinggi dalam bloodstream  3emudian

 Beutrophil akan mempagosit bakteri dan masuk ke matriks fibrin dalam

 persiapan untuk jaringan baru. 3emudian dalam aktu yang singkat

mensekresi mediator vasodilator dan cytokin  yang mengaktifkan

 fibroblast   dan keratinocytes dan mengikat macrophag  ke dalam luka.

3emudian macrophage menpagosit pathogen, dan sekresi cytokine, dan

groth factors seperti fibroblast groth factor (#?#", epidermal groth

factors (>?#", vasc#lar endotheliar growth factor ($%GF)"t#mor 

necrosis factor (T*F &alpa), interferon gamma(*F&gamma), dan

interle#kin&' (L&'), kimia ini juga akan merangsang infiltrasi, proferasi

dan migrasi fibroblast  dan sel endothelial (dalam hal ini, angiogenesis".

9ngiogenesis adalah suatu proses dimana pembuluh$pembuluh kapiler 

darah yang baru mulai tumbuh dalam luka setelah in+#ry dan sangat

 penting perannya dalam fase proliferasi.  Fibroblast dan sel endotelial

mengubah oksigen molec#ler   dan larut dengan  s#pero,ide  yang

merupakan senyaa penting dalam resistensi terhadap infeksi maupun

Page 6: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 6/54

 pemberian isyarat o,idative  dalam menstimulasi produksi  growth

 factors  lebih lanjut. Dalam proses inflammatory  adalah suatu

 perlaanan terhadap infeksi dan sebagai jembatan antara jaringan yang

mengalami in+#ry atau luka dan untuk pertumbuhan sel$sel baru.

c. #ase proliferasi

  9pabila tidak ada infeksi dan kontaminasi pada fase inflamasi, maka

akan cepat terjadi fase proliferasi. &ada fase proliferasi ini terjadi proses

granulasi dan kontraksi. #ase proliferasi ditandai dengan pembentuhkan

 jaringan granulasi dalam luka, pada fase ini macrophag dan

lymphocytes  masih ikut berperan, tipe sel predominan mengalami

 proliferasi dan migrasi termasuk sel epithelial,  fibroblast , dan sel

endothelial. &roses ini tergantung pada metabolic, konsentrasi oksigen

dan factor pertumbuhan. Dalam beberapa jam setelah in+#ry atau luka,

terjadi epitelialisasi dimana epidermal yang mencakup sebagian besar 

keratinocytes  mulai bermigrasi dan mengalami stratifikasi dan

deferensiasi untuk menyusun kembali fungsi barrier epidermis. &ada

 proses ini diketahui sebagian epitelialisasi, juga meningkatkan produksi

e@traseluler matrik ( promotes&e,tracell#ler matri, atau disingkat %-. ",

 growth factor" sitokin dan angiogenesis  melalui pelepasan faktor 

 pertumbuhan seperti keratinocyte growth factor(/GF)

&ada fase proliferasi fibroblast  adalah merupakan elemen sintetik 

utama dalam proses perbaikan dan berperan dalam produksi struktur 

 protein yang digunakan selama rekonstruksi jaringan secara khusus

 fibroblast   menghasilkan sejumlah kolagen yang banyak. #ibroblast

 biasanya akan tampak pada sekeliling luka. &ada fase ini juga terjadi

Page 7: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 7/54

angiogenesis yaitu suatu proses dimana kapiler$kapiler pembuluh darah

yang baru tumbuh atau pembentukan jaringan baru ( gran#lation tiss#e".

Secara klinik akan tampak kemerahan pada luka.

  3emudian pada fase kontraksi luka, kontraksi disini adalah

 berfungsi dalam memfasilitasi penutupan luka. 3ontraksi merupakan

 peristia fisiologi yang menyebabkan terjadinya penutupan luka pada

luka terbuka. 3ontraksi terjadi bersama dengan sistensis kolagen. asil

dari kontraksi akan tampak dimana ukuran luka akan tampak semakin

mengecil atau menyatu.

d. #ase remodeling atau maturasi

&ada fase remoding yaitu banyak terdapat komponen matrik.

3omponen hyal#ronicacid" proteoglycan" dan kolagen yang berdeposit

selama perbaikan untuk memudahkan perekatan pada migrasi seluler 

dan manyokong jaringan. Serabut$serabut kolagen meningkat secara

 bertahap dan bertambah tebal kemudian disokong oleh proteinase untuk 

 perbaikan sepanjang garis luka. 3olagen menjadi unsur yang utama

 pada matrik. Serabut kolagen menyebar dengan saling terikat dan

menyatu dan berangsur$angsur menyokong pemulihan jaringan.

-emodeling kolagen selama pembentukan skor tergantung pada sintesis

dan katab

olisme kolagen secara terus menerus.

/ama peraatan pasien post operasi laparatomi memerlukan

aktu yang lama karena proses penyembuhah luka melalui 7 fase

seperti yang dijabarkan diatas dan juga kulit bekas insisi tidak bisa

kembali seperti keadaan semula. )erapa orang dapat menerima

kenyataan tersebut tetapi ada juga yang tidak bisa menerima. *leh

Page 8: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 8/54

karena itu kita perlu kesabaran dan sholat untuk menolong kita dalam

menerima suatu musibah atau cobaaan tersebut. Sebagaimana yang

difirmankan oleh 9llah S<T dalam surah 9l$)aCarah ayat '4.

                                                          

 0ai orang&orang yang beriman" +adikanlah sabar dan sholat sebagai

 penolongm#" ses#ngg#hya Allah bersama orang&orang yang sabar

(1S2 Al&Ba3arah2'45)

 B. Tinjaun Umum tentang P%st &perasi Laparat%mi. Definisi

  *perasi laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada

daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan

(Sjamsuhidayat dan jong, 2+"

  &ost operasi laparatomi adalah keadaan setelah dilakukan pembukaan

rongga abdomen.

2. &erubahan&erubahan pada )adan &ost *perasi

Sesudah operasi, timbul beberapa perubahan pada badan. 6ni perlu

diketahui. &erubahan$ perubahan itu ialah (anifa <., 2!" %

a. 3ehilangan darah dan air yang menyebabkan berkurangnya volume

cairan dalam sirkulasi. 3arena hemokonsentrasi dan vasokonstriksi

tekanan darah dipertahanka, dan dengan mengalirnya cairan dari ruang

ekstraselular, volume kemudian pulih kembali. 9kan tetapi, misalnya

terjadi perdarahan terlalu banyak, tensi menurun dan nadi menjadi cepat,

dan bahaya syok mengancam.

 b. Diuresis post operasi agak berkurang, tetapi beberapa hari kemudian

menjadi normal. &engukuran air kencing yang keluar sangat perlu oleh

karena oliguri merupakan tanda syok mengancam.

Page 9: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 9/54

c. &erlu diketahui baha sebagai operasi terjadi penghancuran protein

 jaringanE baha ekskresi kalium meningkat, sedang pengeluaran

natrium dan klorida berkurang.

4. &enanganan post operasi

  Setelah operasi selesai, penderita tidak boleh ditinggalkan sampai ia

sadar. arus dijaga supaya jalan pernafasan tetap bebas. &ada umumnya,

setelah dioperasi, penderita ditempatkan dalam ruang pulih ( recovery room"

dengan penjagaan terus$menerus sampai ia sadar. Selama beberapa hari

sampai dianggap tidak perlu lagi, suhu, nadi, tensi, dan diuresis harus

diaasi terus$menerus. Sesudah penderita sadar, biasanya ia mengeluh

kesakitan. -asa sakit ini dalam beberapa hari berangsur kurang. &ada hari

operasi dan esok harinya ia biasanya memerlukan obat tahan nyeri, seperti

 petidinE kemudian biasanya dapat diberikan analgetikum yang lebih ringan.

Sebagai akibat anastesi, penderita post operasi biasanya enek, kadang

sampai muntah. 6a tidak boleh minum, sampai rasa enek hilang sama sekaliE

kemudian ia boleh minum sedikit$sedikit, untuk lambat laun ditingkatkan.

Dalam 27 jam sampai 7F jam post aoperasi, hendaknya diberi makanan

cairanE sesudah itu, apalagi sudah flatus, dapat diberi makanan lunak yang

 bergi5i untuk lambat laun menjadi makanan biasa (anifa <., 2!".

&ada post operasi peristaltik usus mengurang dan baru lambat laun pulih

kembali. &ada hari kedua post operasi biasanya usus bergerak kembali. &ada

hari kedua pascaoperasi biasanya usus bergerak lagiE dengan gejala mules,

kadang$kadang disertai dengan perut kembung sedikit. &engeluaran flatus

dapat dibantu dengan pemberian dosis kecil prostigmin, dengan teropong

Page 10: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 10/54

angin dimasukkan kedalam rektum, dan kadang$kadang perlu diberikan

klisma kecil terdiri atas ' cc. Gampuran minyak dan gliserin.

  &emberian antibiotik pada post operasi tergantung jenis operasi yang

diakukan. 0isalnya, setelah kista ovarium kecil diangkat, tidak perlu diberi

antibiotikaE akan tetapi sesudah histerektomi total dengan pembukaan

vagina, sebaiknya obat tersebut diberikan (anifa <., 2!".

  Sesudah penderita sadar, pada post operasi ia dapat menggerakkan

lengan dan kakinya. Dan tidur miring apabila hal itu tidak dihalangi oleh

infus yang diberikan kepadanya. Tidak ada ketentuan pasti kapan ia bisa

duduk, keluar dari tempat tidur, dan berjalan. al itu tergantung dari jenis

operasi, kondisi badannya. Dan komplikasi$komplikasi yang mungkin

timbul. &ada umunya pengangkatan jahitan pada laparatomi dilakukan pada

hari ke $; post operasi untuk sebagian dan diselesaikan pada hari ke$

(anifa <., 2!".

7. 3omplikasi$3omplikasi post operasi

  3omplikasi$ komplikasi yang mungkin timbul dalam masa ini ialah

sebagai berikut (anifa, 2!"%

a. Syok    &eristia ini terjadi karena insufiensi akut dari sistem sirkulasi

dengan akibat sel$sel jaringan tidak mendapat 5at$5at makanan dan *2

dengan akibat terjadi kematiannya. Sebab$sebab syok aneka ragam%

hemoragi, sepsis, neurogenik, dan kardiogenik, atau kombinasi antara

 bebagai sebab tersebut. ?ejala$gejalanya ialah nadi dan pernafasan

meningkat, tensi menurun, oliguri, penderita gelisah, ekstremitas dan

Page 11: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 11/54

muka dingin serta arna kulit keabu$abuan. Sangat penting dalam hal

ini untuk membuat diagnosis sendini mungkin, oleh karena jika

terlambat, perubahan$perubahan sudah tidak dapat dipengaruhi lagi.

Disamping terapi kausal, diberikan oksigen dan infus intavena dengan

 jenis cairan dan dalam jumlah yang sesuai

 b. emoragi

  emoragi post operasi timbul biasanya karena ikatan terlepas atau

oleh karena usaha penghentian darah kurang sempurna. &erdarahan yang

mengalir ke luar mudah diketahui, yang sulit diketahui ialah perdarahan

dalam rongga perut. Diagnosis yang dapat diperbuat dengan observasi

yang cermatE nadi meningkat, tensi menurun, penderita tampak pucat

dan gelisah, kadang$kadang mengeluh kesakitan di perut, dan pada

 periksa ketok pada perut ditemukan suara pekak di samping. 8ika setelah

observasi dicapai kesimpulan baha perdarahan berlangsung terus,

maka tidak ada jalan lain daripada membuka perut lagi.

c. -etensio urin

  &ada operasi kemungkinan terjadi retensio urine, jika air kencing

yang dikeluarkan jauh kurang, ada kemungkinan oliguri atau retensio

urine. &emeriksaan pada abdomen sering kali dapat menentukan adanya

retensi. 9pabila daya upaya supaya penderita dapat kencing tidak 

 berhasil, maka terpaksa dilakukan kateterisasi. &ada retensio urine

kadang$kadang bisa timbul paradoksaE di sini alaupaun ada retensi,

 penderita mengeluarkan kencing secara spontan, tetapi sedikit$sedikit.

8ika ada kecurigaan mengenai hal ini, perlu dimasukkan kateter untuk 

menentukan apakah benar ada retensi.

d. 6nfeksi jalan kencing

Page 12: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 12/54

  3emungkinan infeksi jalan kencing selalu ada, terutama pada

 penderita$penderita yang, untuk salah satu sebab, dikateter. &enderita

menderita panas dan sering kali menderita nyeri pada saat kencing dan

 pemeriksaan air kencing ( yang dikeluarkan dengan kateter atau sebagai

midstream urine" mengandung leukosit dalam kelompok.

  ntuk melakukan pengobatan yang sempurna, sebaiknya diadakan

 pembiakan dahulu guna mengetahui penyebab infeksi dan memberi obat

yang membasmi kuman yang bersangkutan. Sementara menunggu hasil

 pembiakan dan tes kepekaan, kepada penderita dapat diberikan

antibiotika dengan spektrum luas.

e. Distensi perut

  &ada post laparatomi tidak jarang perut agak kembungE akan tetapi,

setelah flatus keluar, keadaan perut menjadi normal. 3eadaan perut post

laparatomi perlu diaasi. 9kan tetapi, ada kemungkinan baha distensi

 bertambah, terdapat timpani diatas perut pada pemeriksa ketok, serta

 penderita merasa ebek dan mulai muntah. Dalam keadaan demikian kita

harus aspada terhadap dilatasi lambung dan atau ileus paralitik.

Sebaiknya minum atau makan per os di hentikan. Dimasukkan sonde

leat hidung sampai lambung untuk mengeluarkan isinya, dan pemberian

makanan parenteral ditingkatkan. Sementara itu, terapi kausal pada ileus

 paralitik kausa biasanya infeksi rongga perut, harus diselenggarakan

dengan sebaik$baiknya. Distensi abdomen dapat disebabkan pula oleh

ileus karena obstruksi. 6leus paralitik umumnya paralitik umumnya

timbul 7F$;2 jam post operasi. Tidak terdapat gerakan usus, dan sakit

 perut tidak seberapa, sedang ileus karena obstruksi timbul '$; hari post

Page 13: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 13/54

operasi, gerakan usus lebih keras disertai rasa mules yang keras dan

 berulang. &embuatan foto roentgen dapat membantu dalam membedakan

antara dua keadaan ini.

f. 6nfeksi

9da kemungkinan adanya infeksi paru$paru post operasi. -adang

 paru$paru lebih mudah timbul apabila sebelum operasi ada penyakit

 paru$paru yang belum sembuh betul. sia lanjut juga memberi

 pradisposisi terhadap radang paru$paru.

  3eluhan pada pneumonia mulai tampak 2$4 hari post aoperasi, terdiri

atas sesak nafas, panas badan, dan batuk, disertai gejala$gejala fisik.

&erlu dipikirkan juga adanya atelektasis paru$paru post operasi.

endaknya dalam keadaan ini diminta konsult seorang penyakit dalam

untuk diagnosis dan terapi.

  6nfeksi umum (sepsis" bisa timbul apabila dalam medan operasi

sumber infeksi patogen terbuka, dan drainase tidak mencukupi, atau

keadaan penderita demikian buruknya, sehingga ketahanan badan tidak 

mampu mengatasi infeksi. &ada infeksi umum tampak penderita sakit

keras, suhu tinggi disertai dengan keadaan menggigil, dan nadi cepat,

disetai infeksi lokal yang berpusat di sekitar sumber primer.

Diagnosis sepsis biasaanya tidak seberapa sulit dibuat. ntuk 

mengetahui kuman yang menyebabkan nya, perlu dibuat pembiakan dari

darah. Suatu infeksi yang gaat dengan gejala umum disertai gejala$

gejala lokal ialah peritonitis akut, yang bisa ditemukan sebagai

komplikasi operasi ginekologik.

g. Terbukanya luka operasi dan eviserasi

  Sebab tebukanya luka operasi post operasi ialah luka tidak dijahit

dengan sempurna, distensi perut, batuk dan muntah keras, infeksi, dan

Page 14: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 14/54

debilitas penderita. 8ika hal$hal tersebut ditemukan , harus aspada

terhadap kemungkinan terbukanya luka operasi.9danya disrupsi luka operasi dicurigakan dengan adanya rasa nyeri

setempat, menonjolnya luka operasi, dan keluarnya cairan

serosanguinolen. &ada pemeriksaan dapat di lihat usus halus dalam luka,

atau apabila jahitan kulit tidak terbuka dapat diraba massa yang lembek 

dibaah kulit.

  Setelah diagnosis ditetapkan, maka setelah diadakan persiapan

seperlunya,dilakukan reposisi isi rongga perut dan diadakan jahitan$

 jahitan yang menembus semua lapisan dari kulit sampai pada peritonium

dengan sutra atau nilon kuat.

h. Tromboflebitis

3omplikasi untung jarang terdapat pada penderita post operasi di

6ndonesia. &enyakit ini terdapat pada vena yang bersangkutan sebagai

radang, dan sebagai trombosis tanpa tanda radang.

  &ada tromboflebitis dalam minggu kedua post operasi suhu naik, nadi

mencepat, timbul nyeri spontan dan pada periksa raba pada jalannya vena

yang bersangkutan, dan tampak edema pada kaki, terutama jika vena

femoralis yang terkena. Trombus disini melekat kuat pada dinding

 pembuluh darah, dan tidak banyak bahaya akan emboli paru$paru. &ada

trombosis vena tidak terdapat banyak gejala, mungkin suhu agak naik,

trombus tidak melekat erat pada dinding pembuluh darah, dan bahaya

emboli paru$paru lebih besar.

  <alaupun komplikasi ini jarang terjadi di 6ndonesia, ada juga

manfaatnya untuk menyelenggarakan pencegahan dengan menyuruh

Page 15: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 15/54

 penderita selama masih berbaring di tempat tidur menggerakan kakinya

secara aktif, ditambah dengan gerakan lain yang diselenggarakan dengan

 bantuan seorang peraat.

C. Tinjauan Umum tentang 'aria(el In)epen)en

. mur  

  3ecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau

kematangan usia seseorang. Bamun selanjutnya, proses penuaan dapat

menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses

 penyembuhan luka (idayat, 2+".&enuaan dapat mengganggu semua tahap penyembuhan luka.

&erubahan vaskuler mengganggu sirkulasi ke daerah luka. &enurunan

fungsi hati mengganggu sintesis faktor pembekuan, respon inflamasi

lambat, pembentukan antibody dan limfosit menurun. 8aringan kolagen

kurang lunak. 8aringan parut elastis (&otter dan &erry, 2'".

&ada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama dibandingkan

dengan usia muda. #aktor ini karena kemungkinan adanya proses

degenerasi, tidak adekuatnya pemasukan makanan, menurunnya kekebalan

sirkulasi (Suriadi, 27".

Terdapat perbedaan signifikan didalam struktur dan kulit sepanjang

rentang kehidupan yang disertai dangan perubahan fisiologis normal yang

 berkaitan dengan usia yang terjadi pada sistem tubuh lainnya, yang dapat

mempengaruhi predisposisi terhadap cedera dan efisiensi mekanisme

 penyembuhan luka (0arison, 27".

3ulit utuh pada orang deasa yang sehat merupakan suatu barier 

yang baik terhadap trauma mekanis dan juga infeksi begitu juga dengan

efisiensi sistem imun, sistem kardiovaskular, dan sistem respirasi, yang

memungkinkan penyembuhan luka terjadi lebih cepat. Sistem tubuh yang

Page 16: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 16/54

 berbeda Htumbuh” dengan kecepatan yang berbeda pula, tetapi lebih dari

usia 4 tahun terjadi penurunan yang signifikan dalam beberapa fungsinya,

seperti penurunan efisiensi jantung, kapasitas vital, dan juga penurunan

efisiensi sistem imun, yang masing$masing masalah tersebut ikut

mendukung terjadinya keterlambatan penyembuhan seiring bertambahnya

usia. Terdapat juga perubahan$perubahan yang signifikan dan normal,

yang berhubungan dengan usia, terjadi pada kulit dan cenderung

menyebabkan cedera seperti misalnya dekubitus dan buruknya

 penyembuhan luka. &erubahan$perubahan yang memburuk sejalan dengan

 bertambahnya usia meliputi penurunan dalam frekuensi penggantian sel

epidermis, respons inflamasi terhadap cedera, persepsi sensoris, proteksi

mekanis , dan fungsi barrier kulit. Aang berhubungan dengan hal tersebut

adalah naiknya frekuensi gangguan patologis yang berhubungan dengan

usia, yang memperlambat penyembuhan luka melalui beberapa mekanisme

( 0arison, 27".

>nam tahapan perkembangan manusia dari avighurst, sebagai

 berikut (-e5ki, 24"%

a. )alita % ' tahun

 b. 0asa kanak$kanak % + 2 tahun

c. -emaja % 4 F tahun

d. Deasa muda % ! 2! tahun

e. &aruh baya % 4 + tahun

f. /anjut usia % + tahun keatas

*. Tinjauan Umum Ineksi N%s%k%mial

Page 17: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 17/54

a. Definisi

  6nfeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit dan

menyerang penderita$penderita yang dalam proses asuhan keperaatan

(Darmadi, 2!".

&enderita yang sedang dalam proses asuhan keperaatan di rumah

sakit, baik dengan penyakit dasarIlebih dari satu, secara umum keadaan

umumnya tentu tidakIkurang baik, sehingga daya tahan tubuhnya

menurun. al ini akan mempermudah terjadinya infeksi silang karena

kuman$kuman, virus, dan sebagainya akan masuk kedalam tubuh

 penderita yang sedang dalam proses asuhan keperaatan ini disebut

infeksi nosokomial (Darmadi,2!".

 b. paya &encegahan &enularan &enyakit 6nfeksi

Tidak berbeda dengan penyakit infeksi pada umumnya, kasus

infeksi nosokomial yang bersumber pada rumah sakit dan

lingkungannya, dapat pula dicegah dan dikendalikan dengan

memperhatikan tiga sikap pokok berikut (Darmadi, 2!"%

" 3esadaran dan tanggung jaab petugas ( medical provider" baha

dirinya dapat menjadi sumber penularan atau media perantara dalam

setiap prosedur dan tindakan medis (diagnosis dan terapi", sehingga

dapat menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial.

2" Selalu ingat akan metode mengeliminasi mikroba patogen menlalui

tindakan aseptik, disenfeksi dan sterilisasi

4" Disetiap unit pelayanan peraatan dan unit tindakan medis,

khususnya kamar operasi dan kamar bersalin, harus terjaga mutu

sanitasinya.

c. Tindakan &embedahan (*perasi" dalam 6lmu )edah, )erdasarkan &ada

Tingkat 3ontaminasi I-isiko 6nfeksi

Page 18: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 18/54

Tindakan pembedahan (operasi" dalam ilmu bedah, berdasarkan

 pada tingkat kontaminasi Irisiko infeksi, dibagi menjadi empat

klasifikasi secara bertingkat, yaitu%

" *perasi bersih

*perasi pada keadaan prabedah tanpa adanya luka atau operasi yang

melibatkan luka steril dan memperhatikan prosedur aseptik dan

antiseptik. Sebagai catatan, saluran pencernaan atau saluran

 pernapasan, ataupun saluran perkemihan tidak dibuka. Gontoh%

herni, tumor payudara, tumor kulit, tulang. 3emungkinan terjadinya

infeksi%'$' J

2" *perasi bersih terkontaminasi

*perasi seperti pada keadaan diatas dengan daerah$daerah yang

terlibat pembedahan seperti saluran napas, saluran kemih, atau

 pemasangan drain. Gontoh% prostatektomi, apendiktomi tanpa

radang berat, kolesistektomi efektif. 3emudian terjadinya infeksi% '$

'J.

4" *perasi terkontaminasi

*perasi yang dikerjakan dengan catatan%

a" Daerah dengan luka yang telah terjadi +$ jam dengan atau tanpa

 benda asing.

 b" Tidak ada tanda$tanda infeksi namun kontaminasi jelas karena

saluran nafas, cerna, atau kemih dibuka.c" Tindakan darurat yang mengabaikan prosedur aseptik$antiseptik.

Gontoh% operasi usus besar, operasi kulit (luka kulit akibat

rudapaksa". 3emungkinan terjadi infeksi %+$2'J.

7" *perasi kotor 

 *perasi yang melibatkan%

a" Daerah dengan luka terbuka yang telah terjadi lebih dari jamE

 b" /uka dengan tanda$tanda klinis infeksiE

c" /uka perforasi organ viseraE

Page 19: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 19/54

Gontoh% luka rudapaksa yang lama, perforasi usus.

3emungkinan terjadi infeksi% 7$;J. &erlu diketahui, operasi

terkontaminasi dan operasi kotor adalah operasi operasi yang

dikerjakan karena tindakan darurat. Setelah tindakan

 pembedahan selesai, dilanjutkan dengan penilaian (observasi

dan evaluasi terhadap luka pasca bedah (luka operasi" dengan

dua kemungkinan%

a" tidak terjadi infeksi, yang artinya sembuh perprimamE b" terjadi infeksi dengan tanda$tanda lokal berupa keluarnya

cairan serosanguinolen, yang kemudian diikuti dengan

keluarnya eksudat (pus", disertai rasa nyeri dan edema

(infeksi luka operasi"Einfeksi luka operasi ada dua macam,

yaitu% infeksi luka operasi superfisialE infeksi yang terjadi

 pada daerah insisi yang meliputi kulit, subkutan, dan jaringan

lain di atas fasia dan 6nfeksi luka operasi profundaE 6nfeksi

yang terjadi pada daerah insisi yang meliputi jaringan

dibaah fasia (termasuk organ dalam rongga".

d. #aktor &endukung terjadi 3ontaminasi /uka operasi

/uka operasi ini merupakan salah satu penyebab terjadinya

dehisensi (luka yang dijahit terbuka kembali da hal ini akan

menimbulkan masalah tersendiri. 3ontaminasi luka pascabedah jarang

terjadi. 3ebanyakan kontaminasi terjadi pada saat pembedahan

 berlangsung. Dalam hal ini ada sejumlah faktor pendukung antara lain%

" #aktor tingkat kontaminasi yang terkait dengan jenis operasiE

2" #aktor aktu, makin lama proses pembedahan berlangsung, peluang

terjadinya infeksi makin besarE

Page 20: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 20/54

4" #aktor penderita, yaitu% adanya faktor predisposisi yang dimiliki

 penderitaE7" #aktor persiapan dan kesiapan pelaksanaan operasiE

'" faktor teknis operasi yang dilakukan oleh tim operasiE

+" #aktor lokasi luka operasiE

;" 9danya suplai darah yang buruk ke daerah operasiE

F" &encukuran rambut daerah operasi (cara dan pencukuran"E

!" /okasi luka operasi yang mudah tercemar (dekat perineum"E

" Devitalisasi jaringanE

" )enda asing.

e. Tanda$Tanda 6nfeksi

6nfeksi terjadi bila terdapat tanda$tanda seperti (idayat, 2+"%

a. kulit kemerahan,

 b. demam atau panas

c. rasa nyeri dan timbul bengkak,

d. jaringan disekitar luka mengeras,

e. adanya kenaikan leukosit.

+. Tinjauan Umum tentang "tatus ,i-i

a. Definisi

  Status gi5i merupakan suatu keadaan kesehatan yang ditentukan

oleh nutrien yang diterima dan dimanfaatkan oleh tubuh (artono 9.,

2!".

 b. Tujuan Dan Syarat Diet post operasi

  Tujuan diet post operasi , yaitu% untuk menupayakan agar status gi5i

 pasien segera kembali normal. ntuk mempercepat proses

 penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien (Sulistyorini

dkk, 2;".

Syarat diet post operasi, yaitu (Sulistyorini dkk, 2;", yaitu%

" memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, sering, lunak 

dan biasa. &emberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam

operasi dan keadaan pasien.

Page 21: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 21/54

2" makanan diusahakan secepat mungkin seperti biasa atau normal (pada post

operasi kecil".4" makanan diberikan secara berhati$hati disesuaikan dengan kemampuan

 pasien untuk menerimanya (pada post operasi besar"

c. &eranan dan akibat kekurangan Butrisi dalam &enyembuhan /uka

   Butrisi merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel,

terutama karena terdapat kandungan nutrisi (5at gi5i" di dalamnya

karena penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang

tepat. &roses fisiologis penyembuhan luka tergantung kepada

tersedianya protein, vitamin (terutama vitamin 9 dan G" dan mineral

renik 5ink dan tembaga. 3olagen adalah protein yang terbentuk dari

asam amino yang diperoleh fibroblast dari protein yang dimakan.

>lemen renik 5ink diperlukan untuk pembentukan epitel, sintesis

kolagen (5ink" dapat menyatukan serat$serat kolagen (tembaga" (&erry

dan &otter, 2'".

  Butrisi merupakan unsur utama dalam mebantu perbaikan sel,

terutama karena terdapat kandungan 5at gi5i di dalamnya. Sebagai

contoh, vitamin 9 diperlukan untuk menbantu proses epitelisasi atau

 penutupan luka dan sintesis kolagenE vitamin ) kompkleks sebagai

kofaktor pada sistem en5im yang mengatur metabolisme protein,

karbohidrat, lemakE vitamin G dapat berfungsi sebagai fibroblas,

mencegah timbulnya infeksi, dan membentuk kapiler$kapiler darahE

vitamin 3 membantu sintesis protrombin dan berfungsi sebagai

 pembekuan darah (idayat, 2+".

  3ebutuhan protein dan kalori pasien hampir pasti menjadi lebih

tinggi daripada orang normal ketika terdapat luka yang besar (kinney,

Page 22: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 22/54

!F a,b". 9sam amino diperlukan untuk sintesis protein struktural

seperti kolagen dan untuk melakukan sintesa protein yang berperan

dalam respon imun. &ada stadium aal setelah luka yang besar,

 berbagai sistem endokrin dan sistem saraf mengadakan reaksi terhadap

cedera yang kemuidian memicu proses$proses katabolik yang merusak 

 jaringan tubuhnya sendiri untuk menyediakan bahanbahan yang

diperlukan bagi proses perbaikan yang sifatnya segera (#leck,

!!F".pasien$pasien luka bakar atau trauma berat, dapat menderita

 pelisutan otot yang dramatis dan kehilangan berat badan yang cepat,

hanya dalam beberapa hari saja. &enggantian protein, kalori, elektrolit,

dan cairan, merupakan komponen pengobatan aal yang sangat vital.

)ahkan pada luka terbuka yang kronis, seperti dekubitus, protein dalam

 jumlah signifikan dapat juga hilang dalam eksudat ()obel, !F;".

0engkaji status nutrisi pasien merupakan suatu bagian penting dari

 pengakajian pasien secara menyeluruh (0arison, 27"

Defisiensi protein tidak hanya memperlambat penyembuhan, tetapi

 juga mengakibatkan luka tersebut sembuh dengan kekuatan regangan

yang menyusut (Steiger et al, !F4". al ini dapat menyebabkan

terjadinya dehiscence pada pasien gemuk dengan luka laparatomi atau

menyebabkan cepat hancurnya dekubitus yang baru saja sembuh hanya

akibat trauma kecil saja (0arison, 27".

d. Gara 0enentukan 3ebutuhan ?i5i dalam 3eadaan Sehat

  &enenntuan kebutuhan gi5i seseorang dalam keadaan sehat

dilakukan berdasarkan umur, gender, aktivitas fisik, serta kondisi

khusus, yaitu ibu hamil dan menyusui (9lmatsier, 2+"%

Page 23: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 23/54

" >nergi

3omponen utama untuk menentukan kenbutuhan energi adalah

angka metabolisme basal (90)" atau basal metabolic rate ()0-"

dan aktivitas fisik. komponen lain adalah pengaruh termis makanan

atau specific dynamic action of food (SD9". 3arena jumlahnya

relatif kecil, komponen SD9 dapat diabaikan.

a" Gara menentukan 90)

90) dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan tinggi

 badan. 9da beberapa cara menentukan 90), yaitu%(" 0enggunakan rumus arris )enedict (!!"

/aki$laki : ++ K (4,; @ ))" K (' @ T)"$ (+,F @ "

&erempuan : ++' K (!,+ @ ))" K (,F @T)"$(7,; @ "

3eterangan% )) : berat badan dalam kg

T) : tinggi badan dalam cm

: mur dalam tahun

(2" Gara cepat (2 cara"

(a" /aki$laki : kkal @ kg )) @ 27 jam

&erempuan : ,!' kkal @ kg )) @ 27 jam

(b" /aki$laki : 4 kkal @ kg ))

&erempuan : 2' kkal @ kg

(4" Gara #9* I<*IB

Gara ini memperhatikan umur, gender, dan berat badan.

Tabel 2.

  -umus #9*I<*IB untuk menentukan 90)

3elompok umur 90) (kkalIhari"

/aki$laki &erempuan

$4

4$

$F

$4

4$+

L+

+,! )M" '7

22,; ) K 7!'

;,' ) K +'

',4 ) K +;!

,+ ) K F;!

4,' ) K 7F;

+,$'

22,' ) K 7!!

2,2 ) K ;7!

7,; ) K 7!+

F,; ) K F2!

,' ) K '!+

  Sumber% #9*I<*IBI!F' M" berat badan

 b" Gara menentukan kebutuhan energi untuk aktivitas fisik 

Page 24: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 24/54

  9ktivitas fisik dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu

sangat ringan, ringan, sedang, dan berat. 3ebutuhan energi untuk 

 berbagai aktivitas fisik dinyatakan dalam kelipatan 90).

 Tabel 2.2

  Gara menaksir kebutuhan energi

  menurut aktivitas dengan menggunakan kelipatan 90)

9ktivitas

?ender 

/aki$laki &erempuan

Sangat ringanM"

-inganMM"

SedangMM"

)eratMM"

,4

,+'

,;+

2,

,4

,''

,;

2,

  Sumber% M" 0ahan, /.3. dan 0. T. 9rlin, 2, 3rauseNs #ood,

nutritionO diet therapy

MM" 0uhilal, #asli 8alal dan ardiansyah, !!F, angka

kecukupan ?i5i yang dianjurkan idya karya pangan

dan gi5i =6.

c" #aktor )erat )adan  3ebutuhan energi untuk 90) diperhitungkan menurut berat

 badan normal atau ideal. Gara menetapkan )erat )adan 6deal

yang sederhana dengan menggunakan rumus )rocca, yaitu%

)erat )adan 6deal (3g" : (Tinggi )adan dalam cm $ " $J.

  )erat )adan ideal tergantung pada besar kerangka dan

komposisi tubuh, yaitu otot dan lemak. Seseorang yang

mempunyai kerangka badan yang lebih besar atau mempunyai

komposisi otot yang lebih besar mempunyai berat badan ideal

yang lebih besar dari pada yang sebaliknya. *leh sebab itu,

terhadap rumus berat badan diatas diberi kelonggaran P J.

Gontoh 3asus

Seseorang yang mempunyai tinggi badan + cm dengan

kerangka badan besar mempunyai berat badan ideal%

Page 25: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 25/54

(+ $ " J (K J" : ('7 K ',7" 3g : '!,7 3g

)ila kerangka badannya kecil, berat badan idealnya adalah%

(+ $ " J ($J" : ('7 $',7" 3g : 7F,+ 3gGara lain melihat berat badan adalah dengan mengunakan 6ndeks

0asa Tubuh (60T".

 IMT = berat badan(kg )tinggibadan (m )  ²

&enilaian berat badan berdasarkan 60T menggunakan batas

ambang seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini%

Tabel 2.4

  penilaian berat badan berdasarkan batas ambang 60T

3ategori )atas ambang

kurus

3ekurangan berat badan

tingkat beratQ ;,

3ekurangan berat badan

tingkat ringan;,$F,'

 Bormal RF,'$2',

?emuk 

3elebihan berat badan

tingkat ringanR 2', 2;,

3elebihan berat badan

tingkat beratR2;,

 Sumber% 4 pesan dasar gi5i seimbang !!7

2" &rotein , /emak, dan 3arbohidrat

Gara menentukan kebutuhan protein, lemak dan karbohidrat

menurut <* adalah sebagai berikut (9lmatsier, 2+"%

a" &rotein % $'J dari kebutuhan energi total. )ila kebutuhan

energi dalam sehari adalah 27' kkal, energi yang berasal dari

Page 26: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 26/54

dari protein hendaknya sebesar 27'$4+F kkal atau +2$!2 g

 protein b" /emak % $2' J dari kebutuhan energi total. )ila kebutuhan

energi dalam sehari adalah 27' kkal, energi yang berasal dari

lemak hendaknya sebesar 27'$+4 kkal atau 2+ +F g lemak 

c" 3arbohidrat% +$;' J dari kebutuhan tubuh energi total, atau

sisa dari kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi

yang berasal dari protein dan lemak, bila kebutuhan energi

dalam sehari adalah sebesar 27' kkal, maka energi yang

 berasal dari karbohidrat hendaknya sebesar 7;$F4F kkal atau

sebesar 4+F $ 7+ g karbohidrat.

4" =itamin dan mineral

3ebutuhan vitamin dan mineral dapat diambil dari angka

kecukupan gi5i yang dianjurkan (93?". Tetapi, karena sebagian

 besar vitamin dan mineral rusak selama penyimpana dan

 pengolahan makanan, maka sebaiknya kebutuhan ditetapkan lebih

 besar daripada 93?

e. Gara 0enentukan 3ebutuhan ?i5i dalam 3eadaan Sakit

  3ebutuhan gi5i dalam keadaan sakit, selain tergantung pada faktor$

faktor yang mempengaruhi dalam keadaan sehat juga dipengaruhi oleh

 jenis dan berat ringannya penyakit( 9lmatseir, 2+"%" >nergi

  kebutuhan gi5i dalam keadaan sakit, sesuai dengan jenis dan

 beratnya penyakit. Gara menentukan kebutuhan energi orang sakit

dapat dilakukan dengan cara (9lmatsier dkk, 2+"%

a) 0enghitung kebutuhan energi menurut kg berat badan

(kkalIkgIhari"

Page 27: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 27/54

 b" 0enurut persen kenaikan kebutuhan diatas angka metabolisme

 basal (90)", yaitu dengan mengalikan 90) dengan faktor 

aktivitas dan faktor traumaIstress.

2" &rotein

  3ebutuhan protein normal adalah $'J dari kebutuhan energi

total, atau ,F$, gIkg )). Demam, sepsis, operasi, trauma, dan

luka dapat meningkatkan katabolisme protein, sehingga

meningkatkan kebutuhan protein sampai ,'$2, kg )). Sebagian

 besar pasien yang diraat membutuhkan ,$,' g proteinIkg )).

4" /emak 

  3ebutuhan normal adalah $2' J dari kebutuhan energi total.

3ebutuhan lemak dalam keadaan sakit tergantung jenis penyakit,

yaitu lemak sedang atau lemak rendah. Di samping itu, pada

 penyakit tertentu, misalnya dislipidemia, membutuhkan modifikasi

 jenis lemak. /emak sedang dapat dinyatakan sebagai '$2 J dari

kebutuhan energi total, sedangkan lemak rendah J dari

kebutuhan energi total. 0odikasi jenis lemak dapat dinyatakan

sebagai% lemak jenuh Q J dari kebutuhan energi total, lemak tidak 

 jenuh ganda J dari kebutuhan energi total, dan lemak tidak jenuh

tunggal $' J dari kebutuhan energi total.7" 3arbohidrat

  3ebutuhan karbohidarat normal adalah +$;'J dari kebutuhan

energi total, atau sisa energi setelah dikurangi energi yang berasal

dari protein dan lemak. Selain jumlah, kebutuhan karbohidarat yang

dianjurkan. 0isalnya penyakit diabetes militus, dislipidemia, dan

konstipasi membutuhkan serat tinggi (4$'gIhari", sedangkan diare

Page 28: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 28/54

membutuhkan serat rendah (QgIhari". Tidak dianjurkan

 penggunaaan gula sederhana untuk penderita diabetes miletus dan

dislipidemia dan triglisrida darah tinggi.

'" 0ineral dan vitamin

3ebutuhan mineral dan vitamin dapat diambil dari angka

kecukupan (93?" yang dianjurkan. Disamping itu, dipertimbangkan

sifat penyakit, simpanan dalam tubuh, kehilangan melalui urin, kulit

atau saluran cerna, dan interaksi dengan obat$obatan. ntuk 

menjamin kebutuhan, dalam keadaan tertentu, vitamin dan mineral

 perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.

+" Gairan

*rang sehat membutuhakan sebanyak F$2' ml atau ;$

gelas air sehari. paya penyembuhan membutuhkan hidrasi jaringan

yang cukup. Tambahkan cairan yang diperlukan untuk mengganti

kehilangan cairan karena keringat berlebihan, muntah$muntah, diare,

atau keadaan lain yang menyebabkan kehilangan cairan secara

 berlebihan. )ila asupan cairan tidak cukup melalui konsumsi

makanan dan minuman perlu dipertimbangkan pemberian cairan

 parenteral yang biasanya disertai elektrolit.

.....................                               

makan dan min#mlah" dan +anganlah berlebih&lebihan

Ses#ngg#hnya Allah tidak meny#kai orang&orang yang berlebih&

lebihan. (S% 9l aNraaf%4"

. Tinjauan Umum tentang M%(ilisasi

a. Definisi

Page 29: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 29/54

Aang dimaksud dengan mobilisasi merupakan kemampuan

seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, dan mempunyai tujuan

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat dan penting untuk 

kemandirian. Sebaliknya keadaan mobilisasi adalah suatu pembatasan

gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan itu sendiri berupa

 perubahan posisi miring kanan dan miring kiri pada hari pertama,

duduk pada hari kedua samapi hari keempat serta ambulasi atau jalan

hari 7 sampai + (9rfah, 2".

 b. 8enis$8enis 0obilisasi

8enis mobilisasasi atau latihan gerak terbagi menjadi dua, yaitu

-*0 aktif dan -*0 pasif. -*0 aktif adalah kemampuan klien dalam

melakukan pergerakan secara mandiri, sedangkan -*0 pasif adalah

 pergerakan yang dilakukan dengan bantuan orang lain, peraat atau alat

 bantu (/ukman O Bingsih B., 2!".

c. 0anfaat 0obilisasi

9dapun manfaat mobilsasi, yaitu (/ukman O Bingsih B., 2!"%

" ?erakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh.

2" 0emperbaiki tonus otot dan sikap tubuh, mengontrol berat badan,

mengurangi ketegangan, dan meningkatkan relaksasi.

4" 0enjaga kebugaran (fitness" dari tubuh.

7" 0erangsang peredaran darah dan kelenturan otot.

'" 0enrunkan stress seperti hipertensi, kelebihan )), kepala pusing,

kelelahan, dan depresi.

+" 0erangsang pertumbuhan pada anak.

d. ?erakan 0obilisasi

?erakan -*0 bisa dilakukan pada leher, ektremitas atas, dan

ektremitas baah. /atihan rentang gerak pada leher, meliputi gerakn

fleksi , ekstens, rotasi lateral. 0enurut -eeves (2" rentang gerak 

Page 30: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 30/54

(-*0" standar untuk ekstremitas atas dan ekstremitas baah, adalah

sebagai berikut ( /ukman O Bingsih B., 2!"%. ekstremitas atas

" )ahu% adduksi, fleksi, ekstensi dan hiperektensi.

2" Siku% fleksi dan ekstensi

4" /engan depan% pronasi dan supinasi

7" &ergelangan tangan% fleksi pergelangan, fleksi radialis, fleksi

ulnaris, hiperekstensi pergelangan.

'" 6bu jari% fleksi, ekstensi, oposisi (ibu jari berhadapan dengan jari

kelingking".

+" 8ari$jari% abduksi, adduksi, fleksi dan ekstensi.

2. ektremitas baah

" 3aki % fleksi, ekstensi, hiperekstensi, adduksi, abduksi, rotasi

internal, dan rotasi eksternal.

2" /utut% fleksi dan ekstensi

4" &ergelangan kaki% dorso fleksi, dan plantar fleksi.

7" Telapak kaki % supinasi, dan pronasi

D. #erangka #%nsep

  /aparatomi adalah salah satu tekhsinik operasi yang dilakukan dengan

membuka perut area abdomen. /uka dari operasi laparatomi termasuk luka

yang cepat sembuh, kecuali selama proses penyembuhan terdapat faktor$faktor 

yang membuat penyembuhan luka terhambat. /amanya penyembuhan luka

akan mempengaruhi lamanya peraatan pasien di -umah Sakit. )eberapa

diantaranya faktor yang mempengaruhi lama peraatan antara lainE umur,

infeksi nosokomial,status gi5i dan mobilisasi

mur, &ada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama

dibandingkan dengan usia muda. al ini berhubungan naiknya frekuensi

gangguan patologis yang berhubungan dengan usiaE status gi5i sangat

 berperan penting dalam regenerasi sel dan jaringan tubuh terutama dalam

 proses penyatuan tepi luka, bila klien menderia malnutrisi maka

Page 31: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 31/54

 penyembuhan luka akan lama sehingga lama peraatan akan lamaE infeksi

nosokomial akan memperlama lama peraatan karena dapat mengakibatkan

masalah kesehatan yang baru. /ama penyembuhan luka dipengaruhi oleh

mobilasasi karena luka membutuhkan peredaran darah yang baik untuk 

 pertumbuhan atau perbaiki sel.

3erngka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk 

skema seperti dibaah ini%

  =ariabel independen =ariabel dependen

 

=ariabel kendaliIpengontrol

 

3eterangan %

% =ariabel yang diteliti

% =ariabel yang tidak ditelit

E. Deinisi %perasi%nal )an kriteria %(/ekti 

 Bo =ariabel Definisi *perasional3riteria

*bjektif 

mur  /ama &eraatan &asien post

operasi laparatomi6nfeksi Bosokomial

Status gi5i (60T"

mobilisasi&ulang paksaImeninggal

&enyakit &enyerta

-adiasi

3ecemasan

&enyakit (diabetes"

*bat$obatan

 

Page 32: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 32/54

.

2.

4.

7.

'.

'.

/ama

&eraatan

mur 

6nfeksi

 Bosokomial

Status ?i5i

(60T"

0obilisasi

/ama peraatan adalah jumlah

hari raat pasien sejak 

menjalani operasi sampai saat

 pasien sembuh dan dapat

dipulangkan.

mur adalah usia individu

mulai saat dilahirkan sampai

saat pasienI respoden diteliti

6nfeksi Bosokomial dalam

 penelitian ini adalah 6nfeksi

yang muncul selama seseorang

tersebut diraat di rumah sakit

dan mulai menunjukkan suatu

gejala infeksi selama seseorang

itu diraat

sebuah proses dalam tubuh

makhluk untuk memanfaatkan

makanan guna pembentukan

energi, tumbuh$kembang dan

 pemeliharaan tubuh, yang

diukur berdasarkan indeks

massa tubuh (60T"

 proses aktivitas yang dilakukansetelah operasi dimulai dari

latihan ringan diatas tempat

tidur sampai dengan bisa turun

dari tempat tidur, berjalan ke

kamar mandi dan berjalan ke

luar kamar.

a" Gepat%

Q ! hari

 b" /ama %

L ! hari

a" -esiko

rendah % 22

tahun b" -esiko

tinggi% R22

tahun

a" tidak  

terinfeksi,

 jika skor Q 4

 b" terinfeksi,

 jika skor L 4

a" Bormal, bila

massa tubuh

responden

normal

(F,' $ 2' ".

 b" Tidak 

normal, bila

massa tubuh

responden

tidak normal(QF,' dan

R2' ".

a" Gepat, bila

skor L4

 b" /ambat, bila

skor Q 4

0. Hip%tesis Penelitian

. 9da hubungan mur dengan /ama &eraatan &asien &ost *perasi

/aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.

Page 33: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 33/54

2. 9da hubungan 6nfeksi Bosokomial dengan /ama &eraatan &asien &ost

*perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.4. 9da hubungan status gi5i (60T" dengan /ama &eraatan &asien &ost

*perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.

7. 9da hubungan mobilisasi dengan /ama &eraatan &asien &ost *perasi

/aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar.

BAB III

MET&DE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

  Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

dengan rancangan cross sectional yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor$

faktor yang mempengaruhi lama peraatan pasien post operasi laparatomi

antara variabel bebas (6ndependen" dengan variabel terikat (Dependen" dimana

observasi atau pengukuran terhadap semua variabel dilakukan sekali dalam

aktu yang bersamaan.

B. P%pulasi )an "ampel Penelitian

. &opulasi

  &opulasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang telah

dilakukan tindakan operasi laparatomi di ruang bedah -SD /abuang )aji

0akassar dengan mengambil data sekunder (status pasien" tahun 22

sebanyak 4 pasien.

2. Sampel

  Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang telah dioperasi

laparatomi di ruang bedah -SD /abuang )aji 0akassar sebanyak 4

 pasien. Dimana sampel diambil dari data primer (ruang peraatan" secara

k#ota sampling  yaitu cara pengambilan sampel dengan menentukan ciri$ciri

tertentu sampai jumlah kuota yang telah ditentukan.

Page 34: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 34/54

3riteria Sampel%

a.  3riteri 6nklusi.

" pasien post operasi laparatomi yang bersedia menjadi responden

2" &asien yang menggunakan antibiotik 

 b.  3riteria >ksklusi.

" &asien pulang paksa

2" &asien meninggal

4" &asien tidak bersedia menjadi responden

C. Tempat )an 1aktu Penelitian

. /okasi penelitian

&enelitian dilaksanakan di ruang peraatan -SD /abuang )aji 0akassar.

2. <aktu &enelitian

&enelitian dilaksanakan pada tanggal 2 0ei $ + 8uni 24.

D. Instrumen pengumpulan )ata

6nstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan

lembar observasi dengan memakai skala ?uttman, interpretasi penilaian

apabila jaaban benar nilainya dan apabila jaaban salah nilainya .

E. Pengumpulan Dataa. Data &rimer 

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil

 pengukuran, pengamatan, survei dan lain$lain.

 b. Data Sekunder 

7

Page 35: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 35/54

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan atau

instansi yang secara rutin mengumpulkan data.E. Peng%lahan )an Analisa Data

2. &engolahan Data

a. >diting

Setelah data terkumpul maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan data

menurut karakteristik masing$masing, memeriksa kesinambungan data.

(. 3oding

Data yang telah dikumpul diberi kode atau simbol menurut pengamatan

yang telah dilakukan.

3. TabulasiSetelah pengkodean kemudian data dikelompokkan ke dalam suatu tabel

untuk memudahkan menganalisis data.

2. 9nalisa data

a. 9nalisa nivariat

ntuk mengetahui dan memperlihatkan distribusi frekuensi serta

 persentase dari tiap variabel yang diteliti.

 b. 9nalisa bivariat

ntuk mengetahui hubungan tiap variabel independen dengan variabel

dependen dengan Fisher6s %,act Test  dengan tingkat kemaknaan UQ,',

dilakukan uji statistik dengan menggunakan komputer program S&SS

+,.

0. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu adanya rekomendasi dari institusi atas

 pihak lain dengan mengajukan permohonan i5in kepada i

nstitusi atau lembaga tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah

melakukan penelitian dengan memperhatiakan masalah etika yang meliputi%

. /embar persetujuan ( nformed -onsent)

/embar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang

memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat

Page 36: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 36/54

 penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati hak$hak subjek.

2. Tanpa nama (Anomity)

ntuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.

5 3erahasiaan (-onfidentiality)

3erahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

BAB I'

HA"IL DAN PEMBAHA"AN

A. Hasil Penelitian

&enelitian ini dilaksanakan di -SD /abuang )aji 0akassar sejak tanggal

2 0ei sampai tanggal + 8uli 24, dengan jumlah sampel sebanyak 4 pasien

yang diambil dengan cara  /#ota sampling   yang memenuhi kriteria 6nklusi

 penelitian. 9dapun hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut%

. 9nalisis nivariat

a. mur responden

Page 37: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 37/54

Tabel 7.

Distribusi -esponden )erdasarkan mur

di -SD/abuang )aji 0akassar Tahun 24mur n J

-esiko rendah 4 74,4

-esiko Tinggi ; '+,;

Total 4 ,

S#mber2 !ata rimer .ei 78'5

)erdasarkan tabel 7. diatas menunjukkan baha umur reponden

yang beresiko rendah sebanyak 4 responden (74,4J", dan beresiko

tinggi sebanyak ; responden ('+,;J"

b 8enis 3elamin responden

Tabel 7.2

Distribusi -esponden )erdasarkan 8enis 3elamin

di -SD /abuang )aji 0akassar Tahun 24

8enis 3elamin n J

/aki$laki F 2+,;

 perempuan 22 ;4,4

Total 4 ,S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5

)erdasarkan tabel 7.2 diatas menunjukkan baha pasein yang

 berjenis kelamin laki$laki sebanyak F responden (2+,;J", dan perempuan

sebanyak 22 responden (;4,4J".

c. Tingkat pendidikan responden

Tabel 7.4Distribusi -esponden )erdasarkan Tingkat &endidikan

di -SD /abuang )aji 0akassar tahun 24

Tingkat &endidikan n J

Tidak Sekolah 4,4

SD 2 7,

S0& ' +,;

S09 44,4

&T 2 +,;

Total 4 ,

S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5

7'

Page 38: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 38/54

)erdasarkan tabel 7.4 diatas menunjukkan baha responden yang

tidak sekolah sebanyak responden (4,4J", SD sebanyak 2 responden

(7J", S0& sebanyak ' responden (+,;J", S09 sebanyak

responden (44,4J" dan &T sebanyak 2 responden (+,;J"

d. &ekerjaan -esponden

Tabel 7.7

distribusi -esponden )erdasarkan &ekerjaaan di -SD

/abuang )aji 0akassar tahun 24

&ekerjaan n J

<irasasta 7 4,4

&egaai Sasta 4,4

)uruh 2 +,;

&etani 4 ,

&elajar 7 4,4

6-T + '4,4

Total 4 ,

S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5

)erdasarkan tabel 7.7 diatas menunjukkan baha reponden yang

 pekerjaannya irasasta sebanyak 7 responden (4,4J", pegaai

sasta responden (4,4", )uruh 2 responden (+,;J", &etani sebanyak 4

-esponden (,J", pelajar sebanyak 7 -esponden (4,4J"dan 6-T

sebanyak + responden ('4,4J".

e. )erat )adan -esponden

Tabel 7.'

Distribusi -esponden)erdasarkan )erat )adan

di -SD /abuang )aji 0akassar tahun 24

)erat badan n J

 Bormal 22 ;4,4

3urus + 2,

?emuk 2 +,;

Total 4 ,

S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5

7'

Page 39: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 39/54

)erdasarkan Tabel diatas 7.' menunjukkan baha responden yang

 berat badan ideal sebanyak 22 responden (;4,4J" dan tidak iedal

sebanyak F responden (2+,;J"

f. 6nfeksi Bosokomial -esponden

Tabel 7.+

Distribusi -esponden )erdasarkan 6nfeksi Bosokomial

 di -SD /abuang )aji 0akassar tahun 24

6nfeksi Bosokomial n J

Tidak Terinfeksi 2; !,

Terinfeksi 4 ,

Total 4 ,

S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5

)erdasarkan tabel 7.+ diatas menunjukkan baha responden yang

tidak terinfeksi nosokomial sebanyak 2; responden (!J" dan terinfeksi

4 responden (J" .

g. 0obilisasi -esponden

Tabel 7.;

Distribusi -esponden )erdasarkan 0obilisasi

di -SD /abuang )aji 0akassar Tahun 24

0obilisasi n JGepat 2 ;,

/ambat ! 4,

Total 4 ,

S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5

)erdasarkan tabel 7.; menunjukkan baha yang mobilisasi cepat

sebanyak 2 responden (;J" dan lambat sebanyak ! -esponden (4 J".

h. /ama peraatan -esponden

Page 40: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 40/54

Tabel 7.F

Distribusi -esponden )erdasarkan /ama &eraatan

&ost *perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar Tahun 24/ama &eraatan n J

Gepat 2 ;,

/ambat ! 4,

Total 4 ,

S#mber  2 !ata rimer .ei 78'5

)erdasarkan tabel 7.F diatas menunjukkan baha responden yang

cepat masa peraatanya sebanyak 2 responden (;,J" dan yang lama

masa peraatanya sebanyak ! responden (4,J".

2. 9nalisis )ivariat

a. ubungan mur -esponden dengan /ama&eraatan

Tabel 7.!  ubungan mur -esponden dengan /ama&eraatan

  &ost *perasi /aparotmidi -SD /abuang)aji 0akassar tahun 24

mur 

/ama &eraatanTotal &

Gepat /ama

n J n J n J

-esiko -endah 4 4

.4-esiko Tinggi F 7;,+ ! '2,! ;

Total 22 ;4,4 F 2+,; 4

  S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5

Dari tabel 7.! diatas menunjukkan baha dari 4 responden

(J" yang umur resiko rendah, secara keseluruhan yaitu 4 responden

(J" peraatannya cepat dan dari ; responden (J" yang umur 

resiko tinggi terdapat F responden (7;,+J" masa peraatanya cepat dan

terdapat ! responden ('2,!J" yang lama masa peraatannya.

Page 41: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 41/54

)erdasarkan hasil  Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p :

,4 yang berarti Q dari nilai U : ,' maka ditolak, hal ini berarti

ada hubungan antara umur dengan lama peraatan pasien post operasi

/aparatomi.

 b. ubungan 6nfeksi Bosokomial dengan /ama peraatan

Tabel 7.

  ubungan 6nfeksi Bosokomial -esponden dengan /ama peraatan

  &ost *perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar tahun 24

6nfeksi Bosokomial

/ama &eraatanTotal

&Gepat /ama

 B J n J n J

Tidak Terinfeksi 2 ;;,F + 22,2 2;

,2Terinfeksi 4 4

Total 2 ; ! 4. 4

S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5

)erdasarkan Tabel 7. diatas menunjukkan baha dari 2;

responden (J" yang tidak terinfeksi, terdapat 2 responden (;;,FJ"

yang peraatannya cepat dan terdapat + responden (22,2J" yang

 peraatannya lama. Dan dari 4 responden (J" yang terinfeksi

secara keseluruhan yaitu 4 responden (J" peraatannya lama

)erdasarkan  Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p : ,2

yang berarti Q dari nilai U : ,' maka   ditolak, hal ini berarti ada

hubungan antara infeski nosokomial dengan lama peraatan pasien post

operasi laparatomi.

c. ubungan Status ?i5i (60T" dengan /ama &eraatan

Tabel 7.

  ubungan Status ?i5i (60T" -esponden dengan/ama &eraatan

  &ost *perasi /aparatomi di -SD/abuang )aji 0akassar tahun 24

Status ?i5i (60T"

/ama &eraatanTotal &

Gepat /ambat

n J n J n J

 Bormal F F,F 7 F,2 22 ,42

Page 42: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 42/54

Tidak Bormal 4 4;,' ' +2,' F

Total 2 ;, ! 4, 4

S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5)erdasarkan tabel 7. diatas menunjukkan baha dari 22

responden (J" yang status ?i5i (60T" yang normal, terdapat F

responden (F,FJ" masa peraatannya cepat dan terdapat 7 responden

(F,2J" masa peraatannya lama.Dan dari F responden (J" yang

status gi5i (60T" tidak normal, terdapat 4 responden (4;,'J" yang masa

 peraatannya cepat dan terdapat ' responden (+2,'J" yang masa

 peraatannya lama.

)erdasarkan  Fisher6s %,act Test  maka diperoleh nilai p :,42

yang berarti Q nilai U : ,' maka   ditolak, hal ini berarti ada

hubungan antara status ?i5i dengan lama peraatan pasien post operasi

/aparatomi.

d. ubungan 0obilisasi dengan /ama &eraatan

 Tabel 7.2

  ubungan 0obilisasi -esponden dengan /ama&eraatan

  &ost *perasi /aparatomi di -SD/abuang )aji 0akassar tahun 24

0obilisasi

/ama &eraatanTotal &

Gepat /ama

n J n J n J

Gepat ! !,' 2 !,' 2

,/ambat 2 22,2 ; ;;,F !

Total 2 ;, ! 4, 4

 S#mber 2 !ata rimer .ei 78'5)erdasarkan tabel 7.2 diatas menunjukkan baha dari 2 responden

(J" yang mobilisasinya cepat, terdapat ! responden (!,'J" yang

 peraatannya cepat dan terdapat 2 responden (!,'J" yang peraatannya

lama. Dan dari ! responden (J" yang mobilisasinya lambat, terdapat

2 responden (22,2J" yang peraatannya cepat dan terdapat ; responden

(;;,FJ" yang peraatannya lama.

Page 43: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 43/54

)erdasarkan  Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p : ,

yang bearti Q nilai U : ,' maka  ditolak, hal ini berarti ada hubungan

antara mobilisasi dengan lama peraatan pasien post *perasi laparatomi.

B. Pem(ahasan

2. ubungan mur dengan lama peraatan pasien post operasi laparatomi

  )erdasarkan hasil Fisher6s %,act Test  maka diperoleh nilai p : ,4

yang bearti Q dari nilai U : ,' maka ditolak, hal ini berarti ada

hubungan antara umur dengan lama peraatan pasien post operasi

/aparatomi.

  )erdasarkan hasil penelitian dari 4 responden (J" yang umur 

resiko rendah, secara keseluruhan yaitu 4 responden (J" masa

 peraatannya cepat karena umur resiko rendah memiliki sistem imun yang

masih bagus sehingga tidak rentan terhadap infeksi nosokomial dan status

gi5i responden yang ideal dan mobilisasi responden yang cepat sehingga

 proses penyembuhan luka cepat.

  )erdasarkan hasil penelitian dari ; jumlah responden (J" yang

umur resiko tinggi terdapat F responden (7;,+J" masa peraatanya cepat,

hal ini dikarenakan responden tersebut mobilisasinya cepat, tidak terinfeksi

nosokomial,dan sebagain besar status gi5inya (60T" normal, dimana

 peraatan lukanya cukup bagus dan terdapat ! responden yang masa

 peraatannya lama karena penurunan sistem perbaikan sel dan responden

Page 44: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 44/54

tersebut memiliki umur resiko tinggi serta sebagian besar mobilisasi yang

lambat.  )erdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi baha semakin

tua usia seseorang maka semakin menurun sistem perbaikan sel sehingga

 perlambat penyembuhan luka.

asil penelitian ini sesuai dengan penelitian #erry >fendi (2;"

mengatakan baha faktor$faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

secara umum antara lain faktor usia, semakin tua usia seseorang akan

semakin lama dalam proses penyembuhan luka. al ini dipengaruhi oleh

adanya penurunan elastin dalam kulit, /apisan luar atau epidermal kulit

mulai menipis karena lapisan dalam dermis menjadi lebih berserabut yang

mengakibatkan pengeriputan, kerja kelenjar peluh dan kelenjar minyak 

dalam kulit yang berfungsi melumasi, memelihara, dan memperlancar 

kelenturan kulit menjadi kurang efisien. 3elembaban kulit mulai berkurang,

 perbedaan penggantian kolagen mempengaruhi penyembuhan luka sehingga

akan mempengaruhi lama peraatan pada pasien dan 9khmad ariady

(2" yang mengatakan baha pasien dengan umur yang lebih muda

memiliki kemungkinan sembuh dengan baik dan dalam aktu yang lebih

singkat dibandingkan dengan pasien yang berumur lebih tua.

&enelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakn oleh idayat

(2+", 3ecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan

atau kematangan usia seseorang. Bamun selanjutnya, proses penuaan dapat

menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses

 penyembuhan luka (idayat, 2+".

Page 45: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 45/54

  3ulit utuh pada orang deasa yang sehat merupakan suatu barier yang

 baik terhadap trauma mekanis dan juga infeksi begitu juga dengan efisiensi

sistem imun, sistem kardiovaskular, dan sistem respirasi, yang

memungkinkan penyembuhan luka terjadi lebih cepat. Sistem tubuh yang

 berbeda Htumbuh” dengan kecepatan yang berbeda pula, tetapi lebih dari

usia 4 tahun terjadi penurunan yang signifikan dalam beberapa fungsinya,

seperti penurunan efisiensi jantung, kapasitas vital, dan juga penurunan

efisiensi sistem imun, yang masing$masing masalah tersebut ikut

mendukung terjadinya keterlambatan penyembuhan seiring bertambahnya

usia. Terdapat juga perubahan$perubahan yang signifikan dan normal, yang

 berhubungan dengan usia, terjadi pada kulit dan cenderung menyebabkan

cedera seperti misalnya dekubitus dan buruknya penyembuhan luka.

&erubahan$perubahan yang memburuk sejalan dengan bertambahnya usia

meliputi penurunan dalam frekuensi penggantian sel epidermis, respons

inflamasi terhadap cedera, persepsi sensoris, proteksi mekanis, dan fungsi

 barrier kulit. Aang berhubungan dengan hal tersebut adalah naiknya

frekuensi gangguan patologis yang berhubungan dengan usia, yang

memperlambat penyembuhan luka melalui beberapa mekanisme (0arison,

27".

2. ubungan 6nfeksi nosokomial dengan lama peraatan pasien post *perasi

  )erdasarkan Fisher6s %,act Test  maka diperoleh nilai p : ,2 yang

 berarti Q dari nilai U : ,'maka   ditolak, hal ini berarti ada hubungan

antara infeski nosokomial dengan lama peraatan pasien post operasi

laparatomi.

Page 46: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 46/54

  )erdasarkan hasil penelitian dari 2; jumlah responden (J" yang

tidak terinfeksi, terdapat 2 responden (;;,FJ" yang cepat dan terdapat +

responden (22,2J" yang tidak terinfeksi nosokomial tetapi masa

 peraatannya lama dikarenakan responden tersebut memiliki umur yang

resiko tinggi sehingga sistem imunnya menurun yang dapat menghambat

 proses penyembuhan luka, sebagian memiliki status gi5i (60T" tidak normal

serta mobilisasi yang lambat dan mungkin dikarenakan psikososial pasien

yang kurang baik dan manajemen luka yang tidak tepat.

  )erdasarkan hasil penelitian dari 4 responden (J" yang terinfeksi

secara keseluruhan yaitu 4 responden (J" peraatannya lama, dalam hal

ini pengaruh terbesar adalah terjadi infeksi yang berlangsung dalam aktu

yang cukup lama mengakibatkan katabolisme dan habisnya timbunan

 protein yang merupakan sumber$sumber endogen infeksi luka dan

responden memiliki umur yang beresiko tinggi dan status gi5i (60T" tidak 

normal.

  )erdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi baha infeksi

nosokomial tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat

memperburuk keadaan kesehatan responden, dimana responden tersebut

 berada dalam sistem imun yang kurang baik sehingga mudah terserang

 penyakit yang baru.

  al ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh 9khmad ariady

(2" mengatakan baha pasien yang selama proses penyembuhannya

tidak terjadi infeksi memiliki kemungkinan sembuh lebih baik dan dalam

aktu yang lebih singkat dibandingkan dengan pasien yang selama proses

 penyembuhannya mengalami infeksi. 3arena infeksi nosokomial adalah

Page 47: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 47/54

infeksi yang didapat dirumah sakit selama masa peraataan sehingga

menambah masalah kesehatan responden yang dalam keadaan sistem

imunnya menurun. )iasanya infeksi berhubungan dengan organisme yang

resinten atau menjadi resisten terhadap obat tetentu.

  al ini didukung oleh 0arison (27", infeksi luka dapat

memperlambat penyembuhan dan sangat membebani biaya peraatan di

-umah Sakit, terutama jika infeksi tersebut melibatkan prostesis ortopedik 

atau setelah bedah mayor pada jantung atau abdomen. Setidaknya, pasien

disulitkan oleh hospitalisasi yang berkepanjangan, yang dapat menimbulkan

kesulitan ekonomi dan sosial bagi seluruh keluargaE dan yang terburuk 

adalah pasien dapat meninggal karena septikemia.

  0enurut #erry >ffendi (2;" menyatakan baha dari semua faktor 

yang memperlambat penyembuhan luka, infeksi adalah yang paling penting.

6nfeksi dapat terjadi jika selama persiapan pembedahan, selama

 pembedahan dan setelah pembedahan tidak dilakukan dengan prinsip

aseptik dan antiseptik yang baik. 8enis luka dan lokasi pembedahan juga

mempengaruhi risiko infeksi pada luka insisi. 6nfeksi tidak hanya

menghambat proses penyembuhan luka tetapi juga dapat menyebabkan

kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran

dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka serta

 berpengaruh pada lama peraatan post operasi.

  Stress dan cedera merupakan fenomena yang sering dijumpai pada

 pasien bedah. &ada keadaan normal, respon metabolik terhadap cedera

merupakan reaksi adaktif dan bermanfaat untuk hospes. Dalam respon

terhadap cedera, massa tubuh kurus (terutama dalam bentuk otot"

Page 48: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 48/54

dimobilisasi, protein dipecah, dan asam amino dilepaskan. 9sam amino

dibakar langsung untuk mendapat tenaga oleh otot, oleh hati dan oleh ginjal.

&ada umumnya setelah trauma atau cedera berat, katabolisme bertambah.

&eningkatan ini biasanya melebihi peningkatan pada sintesis dan

menempatkan pasien pada risiko pelarutan jaringan kurus. &ada cedera

ringan, kecepatan sintesis protein berkurang, sedang katabolisme hanya

sedikit berubah.

4. ubungan status gi5i (60T" dengan lama peraatan pasien post operasi

laparatomi

  )erdasarkan Fisher6s %,act Test maka dipeoleh nilai p :,42 yang

 berarti Q nilai U : ,' maka  ditolak, hal ini berarti ada hubungan antara

status ?i5i dengan lama peraatan pasien post operasi /aparatomi.

  )erdasarkan hasil penelitian dari 22 jumlah responden (J" yang

status ?i5i (60T" yang normal, diantaranya F responden (F,FJ" yang

masa peraatannya cepat, nutrisi memegang peranan penting dalam

memelihara kesehatan dan menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit

serta membantu proses penyembuhan terhadap penyakit. Seorang pasien

yang kebutuhan nutrisinya terpenuhi lebih dapat mempertahankan status

kesehatannya dan memiliki kecenderungan proses penyembuhan penyakit

yang lebih baik. Dan 7 responden (F,2J" yang status gi5i (60T" yang

normal masa peraatannya lama karena responden tersebut memiliki umur 

yang resiko tinggi dan responden mobilisasinya lambat, jika faktor$faktor 

yang esensial untuk penyembuhan seperti oksigen, asam amino, vitamin dan

mineral, sangat lambat mencapai luka karena lemahnya vaskularisasi, maka

Page 49: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 49/54

 penyembuhan luka tersebut akan lambat, meskipun pada responden yang

nutrisinya baik .  )erdasarkan hasil penelitian dari F jumlah responden (J" yang

status ?i5i (60T" tidak normal terdapat ' responden (+2,'J" yang masa

 peraatannya lama. ?angguan nutrisi ini akan mempengaruhi sistem

imunitas, kardiovaskular, respirasi, sehingga risiko infeksi meningkat.

&enyembuhan luka terhambat dan lama raat inap memanjang. Dan 4

responden (',+J" yang masa peraatannya cepat karena alaupun status

?i5i (60T" responden tidak normal tetapi asupan nutrisi yang diperlukan

untuk proses penyembuhan luka sangat baik pada aktu responden diraat

sehingga mencegah akibat dari status ?i5i (60T" yang tidak normal.

  )erdasarkan hasil penelitian peneliti berasumsi baha nutrisi

merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mempercepat

masa peraatan pasien karena nutrisi sangat dibutuhkan oleh sistem tubuh

manusia.

  al ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh 9khmad ariady

(2" mengatakan baha pasien dengan status nutrisi yang baik memiliki

kemungkinan sembuh dengan baik dan dalam aktu yang lebih singkat

dibandingkan dengan pasien yang status nutrisinya kurang baik. status gi5i

(60T" merupakan keadaan kesehatan ditentukan oleh nutrien yang diterima

dan dimanfaatkan oleh tubuh. nutrisi itu se

ndiri merupakan unsur utama dalam perbaikan sel terutama protein.

  al ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh &otter dan &erry

(2'", nutrisi merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel,

terutama karena terdapat kandungan nutrisi (5at gi5i" di dalamnya karena

 penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang tepat. &roses

Page 50: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 50/54

fisiologis penyembuhan luka tergantung kepada tersedianya protein, vitamin

(terutama vitamin 9 dan G" dan mineral renik 5ink dan tembaga. 3olagen

adalah protein yang terbentuk dari asam amino yang diperoleh fibroblast

dari protein yang dimakan. >lemen renik 5ink diperlukan untuk 

 pembentukan epitel, sintesis kolagen (5ink" dapat menyatukan serat$serat

kolagen (tembaga" (&otter dan &erry, 2'".

  Butrisi merupakan unsur utama dalam mebantu perbaikan sel, terutama

karena terdapat kandungan 5at gi5i di dalamnya. Sebagai contoh, vitamin 9

diperlukan untuk menbantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan

sintesis kolagenE vitamin ) kompleks sebagai kofaktor pada sistem en5im

yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat, lemakE vitamin G dapat

 berfungsi sebagai fibroblas, mencegah timbulnya infeksi, dan membentuk 

kapiler$kapiler darahE vitamin 3 membantu sintesis protrombin dan

 berfungsi sebagai pembekuan darah (idayat, 2+".

7. ubungan 0obilisasi dengan lama peraatan pasien post operasi

laparatomi.

  )erdasarkan Fisher6s %,act Test maka diperoleh nilai p : , yang

 bearti Q nilai U : ,' maka  ditolak, hal ini berarti ada hubungan antara

mobilisasi dengan lama peraatan pasien post operasi laparatomi.

  )erdasarkan hasil penelitian dari 2 jumlah responden (J" yang

mobilisasinya cepat, diantaranya ! responden (!,'J" yang masa

 peraatannya cepat karena mobilisasi membantu sirkulasi ke daerah insisi

menjadi lancar sehingga jaringan insisi yang mengalami cedera dan

kontinuitas jaringan yang terganggu akan mendapatkan 5at$5at esensial

Page 51: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 51/54

untuk penyembuhan seperti oksigen, asam amino, vitamin dan mineral Dan

terdapat 2 responden (!,'J" yang mobilisasinya cepat tetapi masa

 peraatannya lama karena responden tersebut memiliki umur resiko tinggi

dan status gi5i (60T" yang tidak normal oleh karena itu alapun

mobilisasinya cepat tetapi status gi5i (60T" yang tidak normal dan asupan

nutrisi yang diperlukasn untuk proses penyembuhan luka kurang pada saat

diraat sehingga transport 5at$5at esensial yang diperlukan untuk proses

 penyembuhan luka kurang sehingga mengakibatkan lama proses

 penyembuhan luka post operasi laparatomi.

  )erdasarkan hasil penelitian dari ! jumlan responden (J" yang

mobilisasi lambat terdapat ; responden (;;,FJ" masa peraatannya lama

karena mobilisasi yang lambat akan memperlambat sirkulasi ke daerah insisi

dan juga responden tersebut memiliki umur yang resiko tinggi dan status

gi5i (60T" yang tidak normal. Dan 2 responden (22,2J" masa peraatannya

cepat karena 2 responden tersebut memiliki umur resiko rendah, status gi5i

(60T" ideal, dan tidak terinfeksi nosokomial.

  )erdasarkan hasil penelitian diatas peneliti berasumsi baha dari semua

faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, yang paling berpengaruh

adalah mobilisasi, karena mobilisasi sirkulasi ke daerah insisi lancar yang

akan meningkatkan transportasi 5at$5at esensial yang berperan dalam proses

 penyembuhan.

  al ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh  Bursiah 9rfah

 Boer (2" mengatakan baha ada hubungan mobilisasi dini dengan lama

Page 52: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 52/54

hari raat pasien post operasi laparatomi dan penelitian yang dilakukan oleh

Gitra Dei (2+" yang mengatakan baha pengaruh mobilisasi dini setelah

 pasca operasi laparatomi sangat besar manfaatnya dalam proses

 penyembuhan luka karena mobilisasi dapat meningkatkan sirkulasi di

daerah insisi yang dengan sendirinya akan meningkatkan transportasi 5at$5at

esensial yang berperan dalam proses penyembuhan.

  &enelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh idayat

(2+", latihan mobilisasi dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi,

mencegah dekubitus, merangsang peristaltik serta mengurangi adanya nyeri.

ntuk melakukan latihan mobilisasi, pasien harus mampu menggunakan

alat di tempat tidur, seperti menggunakan penghalang agar bisa memutar 

 badan, melatih duduk di sisi tempat tidur atau dengan cara menggeser 

 pasien ke sisi tempat tidur, melatih duduk diaali tidur foler, kemudian

duduk tegak dengan kaki menggantung di sisi tempat tidur (idayat, 2+".

  0obilisasi dini mempercepat terjadinya stadium proliferasi dengan

merangsang makrofag untuk menghasilkan angiogenesis sehingga

fibroplasias meletakkan substansi dasar dan serabut kolagen serta pembuluh

darah mulai menginfiltrasi luka. Dengan dilakukannya mobilisasi secara

teratur maka sirkulasi ke daerah insisi menjadi lancar sehingga jaringan

insisi yang mengalami cedera dan kontinuitas jaringan yang terganggu akan

mendapatkan 5at$5at esensial untuk penyembuhan seperti oksigen, asam

amino, vitamin dan mineral (0arison, 27".

Page 53: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 53/54

BAB '

PENUTUP

A. #esimpulan

Dari hasil pengolahan data penelitian yang telah dilakukan diperoleh

kesimpulan baha %

. 9da hubungan mur dengan lama peraatan pasien post operasi

/aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar 

2. 9da hubungan 6nfeksi Bosokomial dengan lama peraatan pasien post

*perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar

4. 9da hubungan Status ?i5i (60T" dengan lama &eraatan pasien &ost

*perasi /aparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar 

7. 9da hubungan 0obilisasi dengan lama peraatanpasien post operasi

laparatomi di -SD /abuang )aji 0akassar 

B. "aran

. )agi rumah sakit, agar kiranya petugas kesehatan rumah sakit sering

memberikan penyuluhan kepada klien mengenai pentingnya mobilisasi

dini serta memperhatikan manajemen peraatan luka.

2. )agi institusi pendidikan kiranya menyediakan atau memperbanyak 

literatur yang berhubungan dengan peraatan pasien post operasi

laparatomi yang akan bermanfaat bagi mahasisa dalam melakukan

 penelitian.

+4

Page 54: BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

7/23/2019 BAB I PROPOSALLLLLLLLLLLLLLLLLL.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-proposalllllllllllllllllldocx 54/54

4. )agi masyarakat sebagai bahan informasi dalam hal peraatan pasien

 post operasi laparatomi sehingga dapat memperhatikan aspek yang dapat

mempercepat peraatan pasien post operasi laparatomi.

7. )agi peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian dengan

menggunakan metode yang lain dan menggunakan sampel yang lebih

 banyak agar hasil penelitian lebih obyektif.