bab ii lapkas orto

Upload: ayu-assa-chua

Post on 25-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    1/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak

    dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah

    menetapkan dekade ini (2000-200! menjadi "ekade #ulang dan $ersendian.

    $enyebab %raktur terbanyak adalah karena ke&elakaan lalu lintas. 'e&elakaan lalu

    lintas ini, selain menyebabkan %raktur, menurut WHO, juga menyebabkankematian ,2 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar korbannya

    adalah remaja atau de)asa muda.

    *raktur adalah terputusnya hubungan+kontinuitas struktur tulang atau

    tulang ra)an bisa komplet atau inkomplet atau diskontinuitas tulang yang

    disebabkan oleh gaya yang melebihi elastisitas tulang. *raktur adalah terputusnya

    kontinuitas tulang, kebanyakan %raktur akibat dari trauma, beberapa %raktur

    sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan

    %raktur yang patologis.

    "islokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.

    "islokasi yang sering terjadi pada olahraga)an adalah dislokasi sendi bahu dan

    sendi pinggul (paha!. 'arena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun

    menjadi ma&et. Selain ma&et, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah

    mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. kibatnya,

    sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

    1

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    2/28

    BAB II

    Tinjauan Pustaka

    . Struktur tulang.

    Se&ara maskroskopis, bagian dari tulang dapat dibagi menjadi beberapa bagian

    sebagai berikut

    . "ia%isis merupakan poros tulang bagian tengah, silinder, merupakan bagian

    utama dari tulang.

    2. pi%ises merupakan ujung proksimal dan distal dari tulang.

    /. metaphyses merupakan daerah antara diaphysis dan epi%isis.

    "alam tulang yang sedang akti%, masing-masing meta%isis berisi akan

    mempunyai lempeng pertumbuhan, lapisan yang berisi tulang ra)an hialin.

    apisan ini memungkinkan dia%isis dari tulang untuk tumbuh memanjang.

    'etika tulang berhenti untuk tumbuh memanjang pada sekitaran usia 1-2,

    tulang ra)an di lempeng epi%isis akan digantikan oleh tulang seutuhnya.

    Struktur yang telah menjadi tulang ini akan dikenal sebagai garis epi%isis.

    . rtikulat kartilago adalah lapisan tipis tulang ra)an hialin yang akan

    menyelimuti bagian dari epiphysis.

    $ertemuan tulang akan membentuk artikulasi dengan tulang lain.#ulang ra)an

    arti&ular ini ber%ungsi untuk mengurangi gesekan dan menyerap energi di

    sendi yang bergerak bebas.

    . $eriosteum adalah bagian yang mengelilingi permukaan tulang eksternal di

    luar daerah yang telah ditutupi oleh tulang ra)an artikular.

    Bagian ini terdiri dari lapisan luar %ibrosa padat jaringan ikat yang tidak teratur

    dan lapisan osteogenik dalam yang terdiri dari sel-sel. Beberapa sel-sel

    periosteum mempunyai kemampuan membelah yang memungkinkan tulang

    untu tumbuh menebal. $eriosteum ber%ungsi untuk melindungi tulang,

    membantu dalam perbaikan %raktur, membantu tulang memelihara jaringan,

    dan ber%ungsi sebagai titik perlekatan ligamen dan tendon.

    2

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    3/28

    3. 4ongga medula adalah ruang berongga silinder dalam diaphysis yang berisi

    sumsum tulang lemak kuning pada orang de)asa.

    5. ndosteum adalah membrane tipis yang melapisi permukaan tulang internal

    pada rongga meduler. apisan ini berisi satu lapisan sel dan jaringan ikat.

    6ambar 2. Struktur tulang

    B. "e%inisi

    *raktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan

    atau tulang ra)an yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. #rauma yang

    menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada

    lengan ba)ah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa

    trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan

    tulang kla7ikula atau radius distal patah2.

    kibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan

    arahnya. #rauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat

    menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang yang disebut

    3

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    4/28

    patah tulang terbuka. $atah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat

    menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut %raktur dislokasi2.

    8. 'lasi%ikasi

    Se&ara umum, %raktur dibedakan menurut lokasi, ekstensi (komplit+tidak

    komplit!, kon%igurasi (garis patah!, hubungan antara %ragmen %raktur

    (bergeser+tidakbergeser!, hubungan dengan lingkungan luar (tertutup+terbuka!/.

    Selain itu, %raktur juga dapat di klasi%ikasikan menjadi

    Berdasarkan posisi %raktur dapat dibagi menjadi %raktur dia%iseal, meta%iseal,

    epi%iseal, dan intra-artikular.

    2 Berdasarkan si%at %raktur (luka yang ditimbulkan!.

    a *aktur #ertutup (8losed!, bila tidak terdapat hubungan antara %ragmen

    tulang dengan dunia luar, disebut juga %raktur bersih (karena kulit masih

    utuh! tanpa komplikasi.b *raktur #erbuka (Open+8ompound!, bila terdapat hubungan antara

    hubungan antara %ragmen tulang dengan dunia luar karena adanya

    perlukaan kulit.

    / Berdasarkan komplit atau ketidak komplitan %raktur.

    a *raktur 'omplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau

    melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada %oto.

    b *raktur 9nkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang

    tulang seperti

    Hair ine *raktur (patah dengan garis halus!

    2 Bu&kle atau #orus *raktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks

    dengan kompresi tulang spongiosa di ba)ahnya.

    / 6reen Sti&k *raktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks

    lainnya yang terjadi pada tulang panjang.

    4

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    5/28

    Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma.

    a *raktur #rans7ersal %raktur yang arahnya melintang pada tulang dan

    merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.

    b *raktur Oblik %raktur yang arah garis patahnya membentuk sudut

    terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi juga.

    & *raktur Spiral %raktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang

    disebabkan trauma rotasi.

    d *raktur 'ompresi %raktur yang terjadi karena trauma aksial %leksi yang

    mendorong tulang ke arah permukaan lain.

    e *raktur 7ulsi %raktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi

    otot pada insersinya pada tulang.

    Berdasarkan jumlah garis patah.

    a *raktur 'omuniti% %raktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling

    berhubungan.

    b *raktur Segmental %raktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak

    berhubungan.

    & *rakturMultiple %raktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak padatulang yang sama.

    3 Berdasarkan pergeseran %ragmen tulang.

    a *raktur Undisplaced (tidak bergeser! garis patah lengkap ttetapi kedua

    %ragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.

    b *raktur "ispla&ed (bergeser! terjadi pergeseran %ragmen tulang yang juga

    disebut lokasi %ragmen, terbagi atas

    "islokasi ad longitudinam &um &ontra&tionum (pergeseran searahsumbu dan o7erlapping!.

    2 "islokasi ad a:im (pergeseran yang membentuk sudut!.

    / "islokasi ad latus (pergeseran dimana kedua %ragmen saling

    menjauh!.

    5

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    6/28

    6ambar .'lasi%ikasi *raktur Se&ara ;mum

    5 'lasi%ikasi *raktur terbuka menurut 6ustillo dan nderson3

    Tipe Batasan

    9 uka bersih dengan panjang luka < &m

    99 $anjang luka = &m tanpa kerusakan jaringan lunak yang berat

    999 'erusakan jaringan lunak yang berat dan luas, %raktur segmental

    terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan ke&epatan tinggi,

    %raktur terbuka di pertanian, %raktur yang perlu repair 7askuler dan

    6

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    7/28

    %raktur yang lebih dari 1 jam setelah kejadian.

    1 'lasi%ikasi lanjut %raktur terbuka tipe 9993

    #ipe Batasan

    999 $eriosteum masih membungkus %ragmen %raktur dengan kerusakan jaringan

    lunak yang luas

    999B 'ehilangan jaringan lunak yang luas, kontaminasi berat,periosteal striping

    atau terjadi bone expose

    9998 "isertai kerusakan arteri yang memerlukan repair tanpa melihat tingkat

    kerusakan jaringan lunak.

    > *raktur tulang tertutup menurut #&herne adalah3

    a. "erajat 0 *raktur sederhana tanpa+disertai dengan sedikit kerusakan

    jaringan lunak.

    b. "erajat *raktur disertai dengan abrasi super%isial atau luka memar pada

    kulit dan jaringan subkutan.

    &. "erajat 2 %raktur yang lebih berat dibandingkan derajat yang disertai

    dengan kontusio dan pembengkakan jaringan lunak.

    d. "erajat / *raktur berat yang disertai dengan kerusakan jaringan lunak

    yang nyata dan terdapat an&aman terjadinya sindroma kompartemen.

    0 'lasi%ikasi salter haris untuk patah tulang yang mengenai lempeng epi%isis

    distal tibia dibagi menjadi lima tipe2

    7

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    8/28

    a. #ipe pi%isis dan &akram epi%isis lepas dari meta%isis tetapi

    periosteumnya masih utuh.

    b. #ipe 2 $eriosteum robek di satu sisi sehingga epi%isis dan &akram

    epi%isis lepas sama sekali dari meta%isis.

    &. #ipe / $atah tulang &akram epi%isis yang melalui sendi

    d. #ipe #erdapat %ragmen patah tulang yang garis patahnya tegak lurus

    &akram epi%isis

    e. #ipe #erdapat kompresi pada sebagian &akram epi%isis yang

    menyebabkan kematian dari sebagian &akram tersebut.

    ". $ato%isiologi

    *raktur terjadi bila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana traumatersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang. "ua %aktor mempengaruhi

    terjadinya %raktur adalah

    . kstrinsik meliputi ke&epatan dan durasi trauma yang mengenai tulang,

    arah dan kekuatan trauma.

    2. 9ntrinsik meliputi kapasitas tulang mengasorbsi energi trauma, kelenturan,

    kekuatan, dan densitas tulang.

    #rauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis %raktur trans7ersal

    dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras disertai dengan

    penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis %raktur kominuti% diikuti dengan

    kerusakan jaringan lunak yang lebih luas.

    #rauma tidak langsung mengakibatkan %raktur terletak jauh dari titik trauma

    dan jaringan sekitar %raktur tidak mengalami kerusakan berat. $ada olahraga)an,

    8

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    9/28

    penari dan tentara dapat pula terjadi %raktur pada tibia, %ibula atau metatarsal

    yang disebabkan oleh karena trauma yang berulang.

    Selain trauma, adanya proses patologi pada tulang seperti. tumor atau pada

    penyakit $aget dengan energi yang minimal saja akan mengakibatkan %raktur.

    Sedang pada orang normal hal tersebut belum tentu menimbulkan %raktur5.

    . ?ani%estasi 'linis

    ?ani%estasi klinik %raktur adalah2

    . @yeri

    @yeri kontinue+terus-menerus dan meningkat semakin berat sampai %ragmen

    tulang tidak bisa digerakkan.

    2. 6angguan %ungsi

    Setelah terjadi %raktur ada bagian yang tidak dapat digunakan dan &enderung

    menunjukkan pergerakan abnormal, ekstremitas tidak ber%ungsi se&ara teratur

    karena %ungsi normal otot tergantung pada integritas tulang yang mana tulangtersebut saling berdekatan.

    /. 6angguan sensiti7itas.

    . "e%ormitas+kelainan bentuk

    $erubahan tulang pada %ragmen disebabkan oleh de%ormitas tulang yang

    diketahui ketika dibandingkan dengan daerah yang tidak luka.

    . 'repitasi

    Suara detik tulang yang dapat didengar atau dirasakan ketika %raktur

    digerakkan.

    3. Bengkak dan perubahan )arna

    Hal ini disebabkan oleh trauma dan perdarahan yang mengikuti %raktur.

    *. "iagnosis

    namnesis

    Biasanya ada ri)ayat &edera, diikuti dengan ketidakmampuan untuk

    menggunakan anggota tubuh terluka. @amun, perlu diperhatika bah)a *raktur

    pada pasien tidak selalu harus pada lokasi yang menerima trauma, misalnya

    pukulan ke daerah lutut, memungkinkan untuk terjadi %raktur pada patela,

    kondilus %emoralis, poros %emur atau bahkan a&etabulum. ;sia pasien dan

    9

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    10/28

    mekanisme &edera juga penting. Aika patah tulang terjadi dengan trauma ringan,

    dapat di&urigai adanya %raktur patologis. @yeri, memar dan bengkak adalah gejala

    umum pada %raktur. @amun, gejala-gejala ini tidak dapat membedakan antara

    patah tulang atau &edera jaringan lunak. "e%ormitas dapat menjadi petunjuk yang

    lebih baik dibandingkan gejala yang lainnya2.

    $ada saat anamnesis, selalu ditanyakan gejala-gejala terkait kerusakan

    jaringan, misalnya rasa sakit dan bengkak, mati rasa atau kehilangan gerakan,

    kulit pu&at atau sianosis, darah dalam urin, perut sakit, kesulitan bernapas atau

    kehilangan kesadaran sementara. Setelah pada %ase darurat telah ditangani,

    tanyakan tentang ri)ayat &edera sebelumnya, atau muskuloskeletal lainnya yang

    mungkin dapat menyebabkan bias ketika dilakukan pemeriksaan :-ray2.

    2 $emeriksaan *isik

    a. ook

    $embengkakan, memar dan de%ormitas mungkin jelas. $erhatikan apakah

    kulit pada daerah trauma masih utuh tidak jika kulit rusak dan luka

    berkomunikasi dengan %raktur, &edera adalah Cterbuka yang perlu penanganan

    segera. $erhatikan juga postur ekstremitas distal dan )arna kulit (tanda-tandagangguan sara% atau kerusakan pembuluh!. $ergeseran %ragmen #ulang ada ,

    yakni2

    ! lignment perubahan arah a:is longitudinal, bisa membentuk sudut

    2! $anjang dapat terjadi pemendekan (shortening!

    /! posisi hubungan ujung %ragmen satu dengan lainnya

    ! 4otasi terjadi perputaran terhadap %ragmen proksimal

    b. *eel

    Bagian yang &edera teraba terdapat nyeri tekan lokal. Beberapa patah

    tulang akan bisa terle)atkan jika tidak di&arii, misalnya tanda klasik dari

    %raktur ska%oid adalah nyeri tekan pada tepatnya di area Dsnu%% bo:E.

    $embuluh darah dan kelainan sara% peri%er harus diuji untuk sebelum dan

    setelah pengobatan2.

    10

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    11/28

    &. ?o7e

    'repitasi dan gerakan abnormal mungkin ada, namun yang lebih penting

    adalah menguji sendi distal &edera2.

    / $emeriksaan penunjang

    $emeriksaan F-ray )ajib dilakukan. $ada F-ray, perlu ditekankan aturan

    D#he 4ule o% #)oE2

    a. #)o Gie)s- *raktur atau dislokasi bias saja tidak terlihat pada %ilm :-ray

    tunggal. ;ntuk itu diperlukan pemeriksaan melalui dua sudut pandang

    (nteroposterior dan lateral!.

    b. #)o Aoints - Sendi atas dan di ba)ah %raktur keduanya harus disertakan

    pada %ilm :-ray.

    &. #)o imb - $ada anak-anak, penampilan epi%isis yang belum matang

    dapat membingungkan diagnosis patah tulang :-ray dari ekstremitas yang

    normal diperlukan untuk perbandingan.

    d. #)o 9njuries - kekuatan trauma sering menyebabkan &edera pada lebih

    dari satu tingkat tulang. Oleh karena itu, pada %raktur &al&aneum adan

    tulang paha diperhatikan untuk pemeriksaan :-ray pada tulang panggul

    dan tulang belakang.

    e. #)o O&&asion - Beberapa patah tulang sangat sulit untuk dideteksi segera

    setelah &edera, tapi pada pemeriksaan lain satu atau dua minggu kemudian

    bisa dapat menunjukkan lesi. 8ontoh umum adalah %raktur undispla&ed

    dari ujung distal kla7ikula, ska%oid, leher %emoral dan maleolus lateral, dan

    juga pada %raktur stress tulang dan &edera physeal dimanapun %rakturterjadi.

    6. $enatalaksanaan

    $ada trauma ekstremitas, agar ekstremitas sebagai alat gerak dapat ber%ungsi

    dengan baik, ada hal yang harus diperhatikan1

    1. Recognition

    ;ntuk dapat bertindak dengan baik, maka trauma ekstremitas perlu diketahui

    kelainan yang terjadi akibat &edera, baik pada jaringan lunak maupun pada

    11

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    12/28

    tulangnya dengan mengenali tanda tanda gangguan %ungsi jaringan yang terkena

    &edera.

    2. Reduction (Reposisi)

    4eposisi adalah tindakan mengembalikan pada posisi semula. #indakan ini

    diperlukan untuk mengembalikan tulang kepada bentuk semula sebaik mungkin,

    agar %ungsi dapat kembali semaksimal mungkin terutama permukaan persendian.

    #ehnik reposisi terdiri dari reposisi tertutup dan terbuka. 4eposisi tertutup dapat

    dilakukan dengan %iksasi eksterna atau traksi kulit dan skeletal. 8ara lain yaitu

    dengan reposisi terbuka yang dilakukan padapasien yang telah mengalami gagal

    reposisi tertutup, %ragmen bergeser, mobilisasi dini, %raktur multiple, dan %raktur

    patologis.

    3. Retaining

    4etaining adalah tindakan imobilisasi atau %iksasi untuk memberi istirahat dari

    spasme otot pada anggota atau alat yang sakit agar men&apai kesembuhan.

    9mobilisasi yang tidak adeIuate dapat memberikan dampak pada penyembuhan

    dan rehabilitasi.

    4. Rehabilitation

    4ehabilitasi berarti mengembalikan kemampuan dari anggota atau alat yang

    sakit atau &edera untuk dapat ber%ungsi kembali. 4ehabilitasi dilakukan untuk

    men&egah timbulnya gangguan %ungsi yaitu lingkup gerak sendi dan atro%i

    (disused atrophy atausudeck reflex syphatetic dystrophy!. 4ehabilitasi dimulai

    se&ara

    a. 9sometri& e:er&ise otot

    b. 'alau %iksasi stabil bisa dilakukan isotoni& dan isokineti&.

    $ada kerusakan jaringan lunak perlu ditunggu atau dilakukan imobilisasi

    selama / 3 minggu, pada anggota yang terkena.

    $enatalaksanaan %raktur se&ara ortopedi meliputi proteksi tanpa reposisi dan

    imobilisasi, 9mobilisasi dengan %iksasi, 4eposisi dengan &ara manipulasi diikuti

    12

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    13/28

    dengan imobilisasi, 4eposisi dengan traksi, 4eposisi diikuti dengan imobilisasi

    dengan %iksasi luar, 4eposisi se&ara nonoperati% diikuti dengan pemasangan

    %iksasi dalam pada tulang se&ara operati%. 4eposisi se&ara operati% dikuti dengan

    %iksasi patahan tulang dengan pemasangan %iksasi interna, ksisi %ragmen %raktur

    dan menggantinya dengan prosthesis,>,0.

    $roteksi tanpa reposisi dan imobilisasi digunakan pada penanganan %raktur

    dengan dislokasi %ragmen patahan yang minimal atau dengan dislokasi yang tidak

    akan menyebabkan ke&a&atan dikemudian hari. 8ontoh adalah pada %raktur kosta,

    %raktur kla7ikula pada anak-anak, %raktur 7ertebrae dengan kompresi minimal>,0

    .

    $ada imobilisasi dengan %iksasi dilakukan imobilisasi luar tanpa reposisi,

    tetapi tetap memerlukan imobilisasi agar tidak terjadi dislokasi %ragmen. 8ontoh

    &ara ini adalah pengelolaan %raktur tungkai ba)ah tanpa dislokasi yang

    penting2,>,0.

    #indakan reposisi dengan &ara manipulasi diikuti dengan imobilisasi

    dilakukan pada %raktur dengan dislokasi %ragmen yang berarti seperti pada %rakturradius distal. 4eposisi dengan traksi dilakukan terus-menerus selama masa

    tertentu, misalnya beberapa minggu, kemudian diikuti dengan imobilisasi.

    #indakan ini dilakukan pada %raktur yang bila direposisi se&ara manipulasi akan

    terdislokasi kembali dalam gips. 8ara ini dilakukan pada %raktur dengan otot yang

    kuat, misalnya %raktur %emur2,>.

    4eposisi diikuti dengan imobilisasi dengan %iksasi luar dilakukan untuk %iksasi

    %ragmen patahan tulang, dimana digunakan pin baja yang ditusukkan pada

    %ragmen tulang, kemudian pin baja tadi disatukan se&ara kokoh dengan batangan

    logam di kulit luar. Beberapa indikasi pemasangan %iksasi luar antara lain %raktur

    dengan rusaknya jaringan lunak yang berat (termasuk %raktur terbuka!, dimana

    pemasangan internal %iksasi terlalu berisiko untuk terjadi in%eksi, atau

    diperlukannya akses berulang terhadap luka %raktur di sekitar sendi yang &o&ok

    untuk internal %iksasi namun jaringan lunak terlalu bengkak untuk operasi yang

    13

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    14/28

    aman, asien dengan &edera multiple yang berat, %raktur tulang panggul dengan

    perdarahan hebat, atau yang terkait dengan &edera kepala %raktur dengan in%eksi2,>.

    4eposisi dilakukan se&ara non-operati% diikuti dengan pemasangan %iksator

    tulang se&ara operati%, misalnya reposisi patah tulang pada %raktur kolum %emur.

    *ragmen direposisi se&ara non-operati% dengan meja traksi, setelah tereposisi,

    dilakukan pemasangan prosthesis se&ara operati% pada kolum %emur,2,>.

    4eposisi se&ara operati% dikuti dengan %iksasi patahan tulang dengan

    pemasangan %iksasi interna dilakukan, misalnya pada %raktur %emur, tibia,

    humerus, atau lengan ba)ah. *iksasi interna yang dipakai bisa berupa pen di

    dalam sumsum tulang panjang, bisa juga plat dengan skrup di permukaan tulang.

    'euntungan reposisi se&ara operati% adalah dapat di&apai reposisi sempurna, dan

    bila dipasang %iksasi interna yang kokoh, sesudah operasi tidak diperlukan

    pemasangan gips lagi dan segera bisa dilakukan imobilisasi. 9ndikasi pemasangan

    %iksasi interna adalah %raktur tidak bisa di reduksi ke&uali dengan operasi, %raktur

    yang tidak stabil dan &enderung terjadi displa&ement kembali setelah reduksi

    %raktur dengan penyatuan yang buruk dan perlahan (%raktur %emoral ne&k!, %raktur

    patologis, %raktur multiple dimana dengan reduksi dini bisa meminimkan

    komplikasi, %raktur pada pasien dengan pera)atan yang sulit (paraplegia, pasien

    geriatri!.,0

    ksisi %ragmen %raktur dan menggantinya dengan prosthesis dilakukan pada

    %raktur kolum %emur. 8aput %emur dibuang se&ara operati% dan diganti dengan

    prosthesis. #indakan ini diakukan pada orang tua yang patahan pada kolum %emur

    tidak dapat menyambung kembali. ,>,0

    $enanganan *raktur #ebuka

    'husus pada %raktur terbuka, harus diperhatikan bahaya terjadi in%eksi, baik

    in%eki umum maupun in%eksi lokal pada tulang yang bersangkutan. mpat hal

    penting yang perlu adalah antibiotik pro%ilaksis, debridement urgent pada luka dan

    %raktur, stabillisasi %raktur, penutupan luka segera se&ara de%initi%0.

    14

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    15/28

    H. $enyembuhan *raktur

    $roses penyembuhan %raktur pada tulang kortikal terdiri atas lima %ase, yaitu

    *ase hematoma

    pabila terjadi %raktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah ke&il yang

    mele)ati kanalikuli dalam sistem Ha7ersian mengalami robekan pada daerah

    %raktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi %raktur. Hematoma

    yang besar diliputi oleh periosteum. $eriosteum akan terdorong dan dapat

    mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat terjadi

    ekstra7asasi darah ke dalam jaringan lunak.

    Osteosit dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter dari daerah

    %raktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu daerah

    &in&in a7askuler tulang yang mati pada sisi-sisi %raktur segera setelah trauma.

    2 *ase proli%erasi seluler subperiosteal dan endosteal

    $ada %ase ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar %raktur sebagai suatu reaksi

    penyembuhan. $enyembuhan %raktur terjadi karena adanya sel-sel osteogenik

    yang berproli%erasi dari periosteum untuk membentuk kalus eksterna serta pada

    daerah endosteum membentuk kalus interna sebagai akti%itas seluler dalam kanalis

    medularis. pabila terjadi robekan yang hebat pada periosteum, maka

    penyembuhan sel berasal dari di%erensiasi sel-sel mesenkimal yang tidak

    berdi%erensiasi ke dalam jaringan lunak. $ada tahap a)al dari penyembuhan

    %raktur ini terjadi pertambahan jumlah dari sel-sel osteogenik yang memberi

    pertumbuhan yang &epat pada jaringan osteogenik yang si%atnya lebih &epat dari

    tumor ganas. $embentukan jaringan seluler tidak terbentuk dari organisasi

    pembekuan hematoma suatu daerah %raktur. Setelah beberapa minggu, kalus dari

    %raktur akan membentuk suatu massa yang meliputi jaringan osteogenik. $ada

    15

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    16/28

    pemeriksaan radiologis kalus belum mengandung tulang sehingga merupakan

    suatu daerah radiolusen.

    / *ase pembentukan kalus (%ase union se&ara klinis!

    Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap %ragmen sel

    dasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuk

    tulang ra)an. #empat osteoblast diduduki oleh matriks interseluler kolagen dan

    perlengketan polisakarida oleh garam-garam kalsium membentuk suatu tulang

    yang imatur. Bentuk tulang ini disebut sebagai !o"en bone. $ada pemeriksaanradiologi kalus atau !o"en bonesudah terlihat dan merupakan indikasi radiologik

    pertama terjadinya penyembuhan %raktur.

    *ase konsolidasi (%ase union se&ara radiologik!

    Wo7en bone akan membentuk kalus primer dan se&ara perlahan-lahan diubah

    menjadi tulang yang lebih matang oleh akti7itas osteoblas yang menjadi struktur

    lamelar dan kelebihan kalus akan diresorpsi se&ara bertahap.

    *ase remodeling

    Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk bagian

    yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. $ada

    %ase remodeling ini, perlahan-lahan terjadi resorpsi se&ara osteoklastik dan tetap

    terjadi proses osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna se&ara perlahan-lahan

    menghilang. 'alus intermediat berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi

    sistem Ha7ersian dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk

    membentuk ruang sumsum.

    16

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    17/28

    9. 'omplikasi *raktur

    'omplikasi %raktur dapat diakibatkan oleh trauma itu sendiri atau akibat

    penanganan %raktur yang disebut komplikasi iatrogenik2.

    17

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    18/28

    a. 'omplikasi umum

    Syok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri, koagulopati di%%us dan

    gangguan %ungsi perna%asan.

    'etiga ma&am komplikasi tersebut diatas dapat terjadi dalam 2 jam pertama

    pas&a trauma dan setelah beberapa hari atau minggu akan terjadi gangguan

    metabolisme, berupa peningkatan katabolisme. 'omplikasi umum lain dapat

    berupa emboli lemak, trombosis 7ena dalam ("G#!, tetanus atau gas gangren

    b. 'omplikasi okal! 'omplikasi dini

    'omplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu pas&a

    trauma, sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu minggu pas&a trauma

    disebut komplikasi lanjut.

    a! $ada #ulang

    - 9n%eksi, terutama pada %raktur terbuka.

    - Osteomielitis dapat diakibatkan oleh %raktur terbuka atau tindakanoperasi pada %raktur tertutup. 'eadaan ini dapat menimbulkan

    delayed union atau bahkan non union

    'omplikasi sendi dan tulang dapat berupa artritis supurati% yang sering

    terjadi pada %raktur terbuka atau pas&a operasi yang melibatkan sendi

    sehingga terjadi kerusakan kartilago sendi dan berakhir dengan degenerasi

    b! $ada Aaringan lunak

    - epuh , 'ulit yang melepuh adalah akibat dari ele7asi kulit

    super%isial karena edema. #erapinya adalah dengan menutup kasa

    steril kering dan melakukan pemasangan elastik

    - "ekubitus.. terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh

    gips. Oleh karena itu perlu diberikan bantalan yang tebal pada

    daerah-daerah yang menonjol

    &! $ada Otot

    18

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    19/28

    #erputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan akti% otot

    tersebut terganggu. Hal ini terjadi karena serabut otot yang robek melekat

    pada serabut yang utuh, kapsul sendi dan tulang. 'ehan&uran otot akibat

    trauma dan terjepit dalam )aktu &ukup lama akan menimbulkan sindroma

    &rush atau trombus.

    d! $ada pembuluh darah

    $ada robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus menerus.

    Sedangkan pada robekan yang komplit ujung pembuluh darah mengalami

    retraksi dan perdarahan berhenti spontan.

    $ada jaringan distal dari lesi akan mengalami iskemi bahkan nekrosis.

    #rauma atau manipulasi se)aktu melakukan reposisi dapat menimbulkan

    tarikan mendadak pada pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan

    spasme. apisan intima pembuluh darah tersebut terlepas dan terjadi

    trombus. $ada kompresi arteri yang lama seperti pemasangan torniIuet

    dapat terjadi sindrome &rush. $embuluh 7ena yang putus perlu dilakukanrepair untuk men&egah kongesti bagian distal lesi.

    Sindroma kompartemen terjadi akibat tekanan intra kompartemen otot

    pada tungkai atas maupun tungkai ba)ah sehingga terjadi penekanan

    neuro7askuler sekitarnya. *enomena ini disebut 9skhemi Golkmann. 9ni

    dapat terjadi pada pemasangan gips yang terlalu ketat sehingga dapat

    menggangu aliran darah dan terjadi edema dalam otot.

    pabila iskhemi dalam 3 jam pertama tidak mendapat tindakan dapat

    menimbulkan kematian+nekrosis otot yang nantinya akan diganti dengan

    jaringan %ibrus yang se&ara periahan-lahan menjadi pendek dan disebut

    dengan kontraktur 7olkmann. 6ejala klinisnya adalah $ yaitu $ain

    (nyeri!, $arestesia, $allor (pu&at!, $ulseness (denyut nadi hilang! dan

    $aralisis

    e! $ada sara%

    19

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    20/28

    Berupa kompresi, neuropraksi, neurometsis (sara% putus!,

    aksonometsis (kerusakan akson!. Setiap trauma terbuka dilakukan

    eksplorasi dan identi%ikasi ner7us

    2! 'omplikasi lanjut

    $ada tulang dapat berupa malunion, delayed union atau non union. $ada

    pemeriksaan terlihat de%ormitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan atau

    perpanjangan.

    a! "elayed union

    $roses penyembuhan lambat dari )aktu yang dibutuhkan se&ara

    normal. $ada pemeriksaan radiogra%i, tidak akan terlihat bayangan

    sklerosis pada ujung-ujung %raktur. #erapi konser7ati% selama 3 bulan

    bila gagal dilakukan Osteotomi. Bila lebih 20 minggu dilakukan

    &an&ellus gra%ting (2-3 minggu!

    b! @on union

    "imana se&ara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan.

    - #ipe 9 (hypertrophi& non union! tidak akan terjadi proses penyembuhan

    %raktur dan diantara %ragmen %raktur tumbuh jaringan %ibrus yang

    masih mempunyai potensi untuk union dengan melakukan koreksi

    %iksasi dan bone gra%ting.

    - #ipe 99 (atrophi& non union! disebut juga sendi palsu (pseudoartrosis!

    terdapat jaringan sino7ial sebagai kapsul sendi beserta rongga sino7ial

    yang berisi &airan, proses union tidak akan di&apai )alaupun dilakukan

    imobilisasi lama.

    - Beberapa %aktor yang menimbulkan non union seperti disrupsi

    periosteum yang luas, hilangnya 7askularisasi %ragmen-%ragmen

    %raktur, )aktu imobilisasi yang tidak memadai, implant atau gips yang

    tidak memadai, distraksi interposisi, in%eksi dan penyakit tulang

    (%raktur patologis!

    &! ?al union

    20

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    21/28

    $enyambungan %raktur tidak normal sehingga menimbukan de%ormitas.

    #indakan re%raktur atau osteotomi koreksi .

    d! Osteomielitis

    Osteomielitis kronis dapat terjadi pada %raktur terbuka atau tindakan

    operasi pada %raktur tertutup sehingga dapat menimbulkan delayed union

    sampai non union (in%e&ted non union!. 9mobilisasi anggota gerak yang

    mengalami osteomielitis mengakibatkan terjadinya atropi tulang berupa

    osteoporosis dan atropi otot

    A. 'omplikasi manajemen %raktur

    'omplikasi yang bersi%at iatrogenik adalah yang disebabkan oleh manajemen

    dari %raktur tersebut. 'omplikasi ini kebanyakan dapat di&egah dan berhubungan

    dengan tiga %aktor utama, yaitu tekanan lokalyang berlebihan, traksi yang

    berlebihan, dan in%eksi. 'lasi%ikasi dari 'omplikasi karena ?anajemen *raktur

    adalah

    'omplikasi kulit

    a. %ek tato dari abrasi

    b. esi tekanan (luka tekanan! Bed sores (ulkus dekubitus! 8ast sores

    (ulkus bebat!

    2 'omplikasi 7askuler esi traksi dan tekanan GolkmannJs is&hemia

    (8ompartment syndrome!, 6angren dan gas gangrene, #hrombosis 7ena dan

    emboli pulmonal

    / 'omplikasi neurologis esi traksi dan tekanan

    'omplikasi sendi 9n%eksi (septi& arthritis! yang memberi komplikasi padaoperasi terbuka pada %raktur tertutup

    'omplikasi tulang 9n%eksi (osteomyelitis! yang memberi komplikasi pada

    operasi terbuka pada %raktur tertutup

    21

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    22/28

    BAB III

    DISLOKASI

    . "e%inisi

    "islokasi adalah pemisahan lengkap dari permukaan-permukaan yang

    disebabkan tertariknya kapsul sendi.

    22

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    23/28

    "islokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang

    membentuk sendi tidak lagi dalam posisi anatomis. Se&ara kasar adalah tulang

    terlepas dari persendian. Subluksasi adalah dislokasi parsial permukaan

    persendian. 'adang luksasi disertai dengan %raktur luksasi + dislokasi, misalnya

    %raktur panggul dengan %raktur pinggir a&etabulum2.

    "islokasi disertai dengan kerusakan simpai sendi atau ligament sendi. Bila

    kerusakan tersebut tidak sembuh dengan baik, luksasi muda terulang kembali

    seperti sendi bahu. $ada sendi panggul perdarahan di&aput %emur mungkin

    terganggu karena kerusakan pada trauma luksasi sehingga terjadi nekrosis

    a7as&uler2.

    B. 'lasi%ikasi

    . "islokasi &ongenital

    #erjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan yang paling sering terjadi

    pada panggul. "islokasi panggul &ogenital merupakan suatu keadaan dimana

    &aput %emoris posisisnya dalam a&etabulum tidak normal sejak lahir. 8aput

    %emoris biasanya ke&il dan sering kali terletak diluar superior dan lateral

    23

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    24/28

    a&etabulum. $erkembangan panggul normal yang harmonis membutuhkan

    hubungan antara &aput %emoris dan a&etabulum. "isosiasi jangka panjang dapat

    menyebabkan perkembangan yang tak memadai baik &aput %emoris maupun

    a&etabulum sehingga akhirnya menyebabkan &a&at2.

    2. "islokasi traumatik

    "islokasi traumatik adalah suatu kedaruratan ortopedi, yang memerlukan

    pertolongan segera, karena struktur sendi yang terlibat pasokan darah dan sara%

    rusak susunannya dan mengalami stres. Bila tidak ditangani segera dapatterjadinekrosis a7as&uler ( kematian jaringan akibat anoksia dan hilangnya

    pasokan darah ! dan paralylisis sara%. #rauma sendi dapat berupa2

    a. 'ontusio sendi biasa terjadi oleh benturan.

    b. Aoint srain oleh trauma ke&il yang berulang ( otot tertarik akibat

    penggunaan yang berlebihan, peregangan berlebihan dan atau stres yang

    berlebihan !.

    &. Aoint sprain + keseleo ada robekan mikroskopis dari ligament atau kapsul

    sendi yang tidak mengganggu stabilitas akibat gerakan memutar.

    d. 4uptur ligament

    e. "islokasi.

    /. "islokasi spontan atau patologik

    #erjadi akibat penyakit struktur sendi dan jaringan sekitar sendi2.

    8. 6ambaran klinis

    Setelah mengalami &edera sendi, pasien akan terlihat men&oba untuk

    menghindari setiap gerakan yang melibatkan sendi yang &edera. Bentuk sendi

    24

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    25/28

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    26/28

    Banyak komplikasi patah tulang terlihat juga pada keadaan dislokasi,

    misalnya &edera 7askular, &edera sara%, tulang nekrosis karena iskemi, pengerasan

    heterotopi&, kekakuan sendi dan osteoarthritis sekunder2.

    26

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    27/28

    BAB IV

    KESIMPULAN

    *raktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

    dan atau tulang ra)an yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. $enyebab

    %raktur ini dapat berupa trauma langsung, tak langsung, maupun penyakit yang

    menyertai. ;ntuk mendiagnosis suatu %raktur, harus dilakukan anamnesis trauma,

    pemeriksaan %isik yang terdiri dari look, %eel dan mo7e, serta pemeriksaan

    penunjang F-ray. $enatalaksaan dari %raktur yaitu dengan re&ogniKe, redu&tion,

    4eposition dan rehabilitation. #erdapat berbagai komplikasi yagn didapatkan bila

    penanganan %raktur ini tidak adekuat diantaranya yaitu malunion, delayed union

    maupun nonunion.

    "islokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang

    membentuk sendi tidak lagi dalam posisi anatomis. Se&ara kasar adalah tulang

    terlepas dari persendian.pasien akan terlihat men&oba untuk menghindari setiap

    gerakan yang melibatkan sendi yang &edera. Bentuk sendi akan terliihat abnormal

    dan tulang akan terlihat mengalami perubahan posisi. 6erakan pada sendi yang

    &edera akan menimbulkan kesakitan dan terbatas. ;ntuk penanganan, "islokasi

    harus direposisi sesegera mungkin.

    27

  • 7/25/2019 Bab II Lapkas Orto

    28/28

    DAFTAR PUSTAKA

    . #ortora, 6erard A Bryan "erri&kson. 200>. #rinciples of $natoy and

    #hysiology %!elfth edition."an7ers Aohn Wiley L Sons 9n&.

    2. Solomon, ouis "a7id War)i&k Sel7adural @ayagam 200. $pley&

    'yste of rthopedic and racture *inth +dition. ondon Hodder

    du&ation

    /. Salter, 4.B. >>>. %extbook of ,isorders and -nuries of %he

    Musculoskeletal 'yste 3rd. William and Wilkins ;S.Bagian Bedah

    Sta% $engajar *akultas kedokteran ;ni7ersitas 9ndonesia./upulan /uliah

    -lu 0edah. Aakarta Binarupa ksara.>>.

    . 4asjad, 8hairuddin. 2005. #engantar -lu 0edah rtopedi. Aakarta $#.

    Marsi% Watampone.

    . $orth, 8arol ?attson. 200/. +ssentials of #athophysiology oncepts of

    $ltered ealth 'tates.ippin&ott Williams L Wilkins

    3. @o7al. 'enneth A dan Aoseph ". Nu&kerman. 2003. andbook f

    ractures& 3

    er

    +dition. ippin&ott Wiliam L Wilkins.5. Bedah *';@S-elearning.&om

    1. #emyang-4eksoprodjo, . *. 2003. ipunan Makalah #rof. dr. .

    'oelarto Reksoprodo& 'p0.& 'p%. Aakarta

    >. Helmi N@. 0uku $ar $*U$* MU'/U5'/+5+%$5. Aakarta

    Salemba ?edika. 20. p-

    0. Sjamsuhidayat, de Aong. 0U/U $6$R -5MU 0+,$ +,-'- 3. Aakarta

    $enerbit Buku 'edokteran 86. 20. p>>-01/

    . 7elyn 8, $ear&e. 2003.$natoi dan isiologi Untuk #araedis. Aakarta

    $# 6ramedia $ustaka2. 8ole, Warren H dan Nollinger 4obert ?. %extbook of 'urgery& *inth

    edition. @e)york ?eredith 8orporation.