documentii

Upload: bintang-utami

Post on 15-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

II.Dasar TeoriVitamin C atau asam askorbat, merupakan vitamin yang dapat ditemukan dalam berbagai buah-buahan dan sayuran. Vitamin C dapat disintesis dari glukosa atau diekstrak dari sumber-sumber alam tertentu seperti jus jeruk. Vitamin pertama kali diisolasi dari air jeruk nipis oleh Gyorgy Szent tahun 1928. Vitamin C bertindak ampuh mengurangi oksigen, nitrogen, dan sulfur yang bersifat radikal. Vitamin C bekerja sinergis dengan tokoferol yang tidak dapat mengikat radikal lipofilik dalam area lipid membrane dan protein. Pengobatan dengan vitamin C dapat memulihkan kadar zat besi dalam tubuh. Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk penentuan kadar vitamin C diantaranya adalah metode spektrofotometri UV-Vis (panjang gelombang 265 nm) dan metode iodimetri. Metode Spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran dengan spektrum yang tumpang tindih tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena perangkat lunaknya mudah digunakan untuk instrumentasi analisis dan mikrokomputer, spektrofotometri banyak digunakan di bidang analisis kimia sedangkan iodimetri merupakan metode yang sederhana dan mudah diterapkan dalam suatu penelitian. Sifat Fisika dan KimiaGambar 1. Asam Askorbat/Vitamin CBM : 176,13Sinonim : Acidum Ascorbicum, Asam askorbat, 3-okso-L-gulofuranolakton DefinisiAsam askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C6H8O6. PemerianHablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 1900C. KelarutanMudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzena.

Landasan Teore

Vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari kata tersebut lahirlah kata vitamine yang kemudian diganti dengan kata vitamin. Kini vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan protein, karbohidrat maupun lemak, peranannya bagi beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan. Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat okeh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi (Winarno, 2004 ).Vitamin merupakan molekul polar yang larut dalam air, maupun molekul nonpolar yang larut dalam pelarut lemak. Kebanyakan vitamin yang larut dalam air bertindak sebagi batu bangunan oleh koenzim, contoh asam askorbat (vitamin C) sebagai gizi diperlukan bagi hewan menyusui tingkat tinggi dan normal. Vitamin C adalah vital dalam pembentukan dari kolagen protein struktural (Thenawijaya, 1982).Dalam larutan air, vitamin C mudah dioksidasi terutama bila dipanaskan,oksidasi di percepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi dalam pengolahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan sel-sel intra seluler,kolagen. Vitamin ini tersebar keseluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka, matriks,dll. Vitamin C berperan penting dalam/hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksi lisin.Vitamin C berperan penting dalam menghambat reaksi-reaksi oksidasi dalam tubuh yang berlebihan dengan bertidak sebagai inkubator. Tampaknya vitamin C merupakan vitamin vitamin yang esensial untuk memelihara fungsi normal semua unit sel termasuk struktur-struktur subsel sepertiribosom dan mitokondria (Poedjiadi, 2008).Adanya asam askorbat makanan, membantu penyerapan besi dalam intestin, karena besi makanan umumnya berbentukion ferri, sedangkan besi diserap berbentukion ferro, dalam tubuh asam askorbat diubah menjadi asam oksalat, asam oksalat di ekskresi oleh ginjal (Hardjasamita, 1991).Kebutuhan vitamin C bagi setiap orang berbeda-beda tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Faktor yang berpengaruh biasanya adalah merokok, minum kopi, konsumsi obat tertentu, anti biotik tetraksilin, anti atritis, obat tidur, kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25 % vitamin C dalam darah, selain nikotin vitamin dipengaruhi oleh kavein (Wikipedia, 2010).Penentuan vitamin C dapat dilakukan dengan titrasi iodimetri. Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Indikator yang digunakan yaitu amilum. Akhir titrasi ditandai dengan terjadinya warna biru dari iod-amilum. Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu tiap 1 mL 0,01 N iodin ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Cara lain dalam penentuan vitamin C adalah dengan 2,6 D (2,6 Dikloro fenol indofenol). Asam askorbat dapat direduksi 2,6 D dalam suasana netral atau basa akan berwarna merah muda. Apabila 2,6 D direduksi oleh asam askorbat maka menjadi tak berwarna , dan bila semua asam askorbat telah mereduksi 2,6 D, maka kelebihan 2,6 D sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya pewarnaan (Lehninger, 1982).Alat dan Bahan

AlatBuret 50 mLStatif dan klemCorong biasaNeraca digitalGelas kimia 600 mLPipet tetesPembakar spritusMortar dan aluKaki tiga dan kasa asbesGelas ukur 10 mLPipet ukur 5 ml dan 10 mLLabu erlenmeyer bertutup asa 250 ml 3 buahLabu erlenmeyer 250 ml 3 buah

BahanTablet vitamin CH2SO4 2 NLarutan iod 0,1 NAquadestAmilum 2 %Larutan Na2S2O3 0,1 NKorek apiTissuePembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel untuk mempercepat proses pelarutan vitamin C dalam air, maka sampel tersebut harus digerus sehingga permukaan bidang sentuhnya besar. Adapun air digunakan sebagai pelarut karena vitamin C mudah larut didalamnya, untuk menghindari oksidasi dengan cahaya vitamin C dimasukkan dan dilarutkandalam erlenmeyer tertutup. Hal ini karena vitamin C mudah teroksidasioleh cahaya,namun vitamin C yang terdapat dalam labu tersebut masuh memungkinkan untuk teroksidasi sehingga ditambahkan dengan asam sulfat pekat.Selain itu,asam tersebut juga berfungsiuntuk memberi suasana asam karena proses oksidasi vitamin C pada suasana tersebut dapat maksimal.Dalam penentuan kadar vitamin C larutan sampel ditambahkan dengan iod oleh karena itu titrasi yang digunakan yaitu titrasi iodometrikarena pad aanalit langsung terdapat iod. Iodium mengoksidasi vitamin C ekivalen dengan jumlah total vitamin C yang terdapatdalam sampel. Reaksinya yaitu:

H2SO4+ I2 + 2HI

Vitamin C

Vitamin C yang terdapat dalam sampel tersebut habis teroksidasi, sedangkan kelebihan iodium dititrasi dengan Na2S2O3. Untuk mempertajam perubahan warna saat mencapai titik ekivalenmaka ditambahkan dengan indikator amilum.Titrasi dilakukan hingga analit berubah menjadi warna kuning kembali yang menandakan bahwa semua iodium yang bersisa telah habis bereaksi. Reaksinya :Reduksi : 2e + I2 2 I-Oksidasi : 2S2O32- S4O62- + 2e-I2 + 2S2O32- 2 I- + S4O62-Reaksi lengkapnya adalah :I2 + 2 Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6Untuk menentukan konsentrasi I2 total maka digunakan blangko. Blangko memerlukan volume titran yang lebih besar dibandingkan sampel. Hal ini karena pada blangko semua I2 nya tereduksi oleh Na2S2O3 sedangkan pada sampel I2 selain direduksi oleh Na2S2O3 juga direduksi oleh vitamin C (asam askorbat).Dari analisis data diperoleh massa vitamin C sebesar 26,14 mg sehingga kadarnya 8,71% artinya dalam 100 mg sampel terdapat 8,71 mg vitamin C. Adapun hal yang mempengaruhi apabila kadar tersebut tidak sesuai dengan yang sebenarnya yaitu ketidak akuratan dalam mengamati. Perubahan warna sampel dari coklat menjadi kuning (terjadi titik ekivalen) saat titrasi.selain itu dapat pula disebabkan oleh adanya sebagian vitamin C yang teroksidasi oleh udara saat penggerusan dan penimbangan. Namun, kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel tidak akan mencapai 100% . Halini karena pada tablet tersebut juga mengandung zat-zat lain selain vitamin C.

Kesimpulan dan Saran

KesimpulanKadar vitamin C yang diperoleh pada sampel dalam percobaan ini yaitu 8,71%

SaranDiharapkan agar proses penggerusan sampel dilakukan secepat mungkin untuk menghindari terjadinya oksidasi vitamin C oleh cahaya.

Daftar Pustaka

Hardjasasmita, Panjita. 1991. Iktisar Biokimia Dasar. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Poedjiadji, Anna. 2005. Dasar- Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Thenawijaya, Meiji. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.

Wikipedia. 2010. Vitamin C. http://id.wikipedia.org/wiki/vitamin-C diakses 7 Desember 2010.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

PendahuluanAsam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalahvitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewanlain. Asam askorbat adalahsuatu reduktor kuat (Winarno1997).Bentuk teroksidasinya, asamdehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor sepertiglutation dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yangmanapun.Sifat fisik dan kimiawi asam askorbat adalah merupakan derivat monosakarida yang mempunyai gugus enediol dan mempunyai 2 rumus bangun yang erat, yaitu sebagai asam askorbat dan dehidro asam askorbat (Wahjudi 2003). Dehidro asam askorbat terjadi karena oksidasi spontan dari udara. Keduanya merupakan bentuk aktif yang terdapat dalam cairan tubuh. Merupakan kristal putih tidak berbau yang larut dalam air (tetapi kurang stabil), tidak larut dalam lemak. Stabil dalam larutan dan penyimpanan dingin, peka terhadap pemanasan dan oksidasi (terutama bila ada Cu, maka vitamin C adalah pereduksi yang kuat). Kebutuhan vitamin C dewasa 45 mg/hari, anak-anak 35 mg/hari, bumil & buteki : 60 mg/hari (Hawab 2005).Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudahdioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktumencincang sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang (Lehninger 1982).Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti: Pemanasan yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur, pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu, adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akanterjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C.Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya.Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asamataubasa atau zat yang dapat diubah menjadi asam/basa. Air digunakan sebagai pelarut karena mudah diperoleh, murah, tidak beracun dan mempunya koefisien suhu muai yang rendah (Underwood 1992). Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air karena kelarutannya rendah atau memiliki kekuatan asam/ basa yg tidak memadai untuk kekuatan asam/ basa yg tidak memadai untuk mencapai titik akhir, senyawa demikian biasanya ditritrasi bebas air.Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan caramereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basadidasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada titrasi asam basa adalah pada saatdimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahanpH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa.Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalenberada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhiryaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titikakhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selaluberimpit dengan titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahantitrasi.Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan terurau dengansempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung darijumlah asam atau basa yang ditambahkan (Mulyono 2005).PembahasanPada percobaan digunakan bahan daritablet vitamin C (supradyn) dan minuman yang banyak mengandung vitaminC (UC1000).Sifat vitamin Csendiritidak dapat ditimbun, oleh karena itu bila kelebihan akan terus dikeluarkan lewat urine sehingga vitamin C bersifat larut dalam air. Hal ini sesuai dengan literatur Baliwati dan Ali (2004) yang menyatakan bahwa vitamin C memiliki sifat-sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, dan stabil pada suasana asam.Vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang,cabai, selada hijau dan jambu biji.

(a)

(b)Gambar 1. Struktur asam askorbat (Lide 2004) (a) dan hasil oksidasi asam askorbat (b)

Asam askorbat juga memainkan peran yang sangat penting sebagaikoenzimdan pendonorelektrondi dalamreaksiorganikenzimatikdioksigenasesepertihidroksilasipadakarnitina,EGF, atau mono- dan di-oksigenasipada berbagaineurotransmiterdansintesishormonpeptida,noradrenalin,kolesteroldanasam amino,demetilasihistondanasam nukleat,dealkilasioksidatifDNAmeningkatkan kualitasasam suksinat,asam malatdangliserol 3-fosfatdi dalammitokondria,homeostasisgaya gerak proton,deglikanasisenyawaproteoglikan, menangkapROSberlebih hingga menurunkanstres oksidatif. Salah satu fungsi kofaktor yang sangat dikenal adalah denganhidroksilase prolildanlisilyang mengkoplinghidroksilasipadahypoxia-inducible factor-1danprokolagen.Oleh karena kapasitasnya sebagai antioksidan yang meredamspesi oksigen reaktifyang dapat menyebabkanhipertensi, asam askorbat sering dianggap dapat menurunkantekanan darahtinggi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa asam askorbat dapat menurunkan rasioplasmaC-reactive protein,8-isoprostane, danmalondialdehyde-modifiedLDL, meskipun tidak selalu diiringi oleh penurunan tekanan darah.Asam askorbat juga digunakan sebagai terapi antikankerpada jenis-jenis tertentu oleh karena sifatnya yang menekansitokinaIL-18danenzimhialuronidasepada degradasiasam hialuronatguna mencegahmetastasis, stimulasikolagenuntuk mengisolasisel tumorin vivo, mencegah efekonkogenikvirusdankarsinogen. Asam askorbat diketahui bersifat toksik terhadap beberapa jenissel kanker, namun tidak bersifat demikian terhadap sel normal tubuh. Studi klinis menunjukkan bahwa pemberian vitamin C dosis tinggi, baik melalui injeksi maupun asupan, dapat meredakan simtoma patogen dan memperpanjang harapan hidup penderita kanker stadium lanjut, sepertiRCC,tumorkandung kemih,limfomasel B.Penetapan kadar vitamin dalam suatu bahan dapat dilakukan secara titrasi yodometri atau yodometri tak langsung dimana penitarnya adalah natrium tiosulfat 0,1N. Larutan natrium tiosulfat biasanya dibuat dari garam pentahidratnya, Na2S2O3.5H2O. Natrium tiosulfat bersifat kurang stabil, sehingga perlu distandardisasi terlebih dahulu sebelum digunakan (Harjadi 1986). Penambahan kanji pada saat titrasi dilakukan pada saat mendekati titik akhir artinya saatiod sudah tinggal sedikit yang tampak dari warna kuning muda. Tujuannya yaitu agar kanji tidak membungkus (adsorpsi)iod dan menyebabkan sukar lepas kembali, perlakuan ini sebaiknya menggunakan Erlenmeyer asah (Erlenmeyer bertutup), setelah tampak larutan berwarna biru dikocok setiap satu tetes hingga terjadi perubahan warna. Titik akhir yang tercapai yaitu terbentuk warna dari coklat-kuning-biru-takberwarna. Kanji yang digunakan yaitu berupa amilosa (1,4) atau disebut -Amilosa bukan amilopektin atau (1,4);(1,6) atau disebut -Amilosa. Menurut reaksi yang terjadi bila dilihat dari skema pada molekul pati, yaitu:Amilosa + I2biruAmilopektin + I2violetPanambahan larutan H2SO4dilakukan terlebih dahulu sebelum larutan Iod ini di lakukan untuk membuat larutan Iod tidak mengalami oksidasi.Pada percobaan reaksi Iodin dengan vitamin C yang sebelumnya ditambahkan pati untuk menguji kadar vitamin C diperoleh hasil larutan dengan warna hitam permanen. Hal ini menunjukkan bahwa buah yang mempunyai kadar vitamin C yang tinggi dengan penambahan senyawa lain. Keadaaninisesuai dengan literatur Sulaiman (1995)yang menyatakan bahwa asam askorbat suatu reduktor kuat dan bentuk teroksidasi mudah direduksi dengan berbagai reduktor.Hasil dari titrasi inimenghasilkan kadar vitamin C pada UC1000 dalamempatkali ulangan diperoleh39,28mg/5mldan kadar vitamin C dalam tabletsupradynyaitu30,704mg/5mL. Berdasarkan literatur pada komposisi UC1000 kadar vitamin C-nya 35-50mg/5mL.

SIMPULANBerdasarkan hasil yang didapat kadar vitamin C pada tabletsupradynsebesar30,704mg/5mLdan kadar vitamin C dalam larutan UC1000 sebesar39,28mg/5ml.

DAFTAR PUSTAKABaliwati, Y.F dan Ali, K.2002.Penilaian Status Gizi.Jakarta:EGCGirindra,A.1993.Biokimia 1.Jakarta:GramediaHarjadi.1986.Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta:GramediaHawab,HM.2005.Pengantar BiokimiaEdisi Revisi.Bayumedia:MedanLehninger A.1982.Dasar-dasar Biokimia. Maggy Thenawidjaya, penerjemah. Jakarta:Erlangga.Terjemahan dari :Basic of BiochemistryLide R.2004.CRC Handbook of Chemistryy and Physics. London:CRC PressMulyono,HAM.2005.Kamus Kimia.Jakarta:Bumi AksaraWinarno F.G.1997.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka UtamaPenentuan kadar vitamin C pada tablet dan minuman UC 1000 dapat dilakukan dengan titrasi iodometri tidak langsung. Penambahan larutan H2SO4dilakukan terlebih dahulu sebelum larutan Iod pada pembuatan titrat dilakukan untuk membuat larutan Iod tidak mengalami oksidasi. Titrasi iodometri tidak langsung melibatkan Na2S2O3sebagai titran. Vitamin C atau asam askorbat (C6H8O6) merupakan oksidator yang dapat bereaksi dengan I- (iodida) untuk menghasilkan I2, I2yang terbentuk secara kuantitatif dapat dititrasi dengan larutan tiosulfat. Dari pengertian diatas maka titrasi iodometri adalah dapat dikategorikan sebagai titrasi kembali (Girindra 1986).Iodida adalah reduktor lemah dan dengan mudah akan teroksidasi jika direaksikan dengan oksidator kuat. Iodida tidak dipakai sebagai titran. Hal ini disebabkan faktor kecepatan reaksi dan kurangnya jenis indikator yang dapat dipakai untuk iodida. Oleh sebab itu titrasi kembali merupakan proses titrasi yang sangat baik untuk titrasi yang melibatkan iodida. Senyawaan iodida umumnya KI ditambahkan secara berlebih pada larutan oksidator sehingga terbentuk I2. I2 yang terbentuk adalah ekuivalen dengan jumlah oksidator yang akan ditentukan. Jumlah I2 ditentukan dengan mentitrasi I2 dengan larutan standar tiosulfat(Baliwati 2002).Penentuan kadar vitamin C atau asam askorbat pada percobaan kali ini dilakukan dengan asam askorbat dititrasi dengan Na2S2O3. Hal ini disebabkan asam askorbat yang bersifat oksidator dapat mengoksidasi tiosulfat menjadi senyawaan yang bilangan oksidasinya lebih tinggi dari tetrationat dan umumnya reaksi ini tidak stoikiometri. Indikator yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu pati atau amilum. Amium dengan I2membentuk suatu kompleks berwarna biru tua yang masih sangat jelas sekalipun I2sedikit sekali. Pada titik akhir, iod yang terikat itu pun hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru lenyap mendadak dan perubahan warnanya tampak sangat jelas. Penambahan amilum ini harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi (bila iod sudah tinggal sedikit yang tampakdari warnanya yang kuning muda). Maksudnya ialah agar amilum tidak membungkus iod dan menyebabkan sulit lepas kembali. Hal itu akan berakibat warna biru sulit sekali lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila iod masih banyak sekali bahkan dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan warna pada titik akhir (Harjadi 1986). Perubahan warna yang terjadi adalah dari coklat menjadi kuning, saat kuning ditambahkan amilum sehingga terbentuk warna biru dan dititrasi kembali sampai tidak berwarna(Harjadi 1986).Penambahan amilum (pati) menjelang akhir titrasi juga disebabkan kompleks amilum-I2terdisosiasi sangat lambat maka banyak I2yang akan terabsorbsi oleh amilum jika amilum ditambahkan pada awal titrasi dan biasanya iodometri dilakukan pada media asam kuat sehingga akan menghindari terjadinya hidrolisis amilum. Reaksi yang terjadi pada percobaan kali ini sebagai berikut:I2+ 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6C6H8O6+ I2 C6H6O6+ 2HI (Hart 2003)Titrasi harus dilakukan dengan cepat untuk meminimalisasi terjadinya oksidasi iodida oleh udara bebas. Pengocokan pada saat melakukan titrasi iodometri dilakukan untuk menghindari penumpukan tiosulfat pada area tertentu, penumpukkan konsentrasi tiosulfat dapat menyebabkan terjadinya dekomposisi tiosulfat untuk menghasilkan belerang. Terbentuknya reaksi ini dapat diamati dengan adanya belerang dan larutan menjadi bersifat koloid (tampak keruh oleh kehadiran S)(Harjadi 1986).S2O32- + 2H+ -> H2SO3+ SJumlah iodida yang ditambahkan dipastikan berlebih sehingga semua analat tereduksi dengan demikian titrasi akan menjadi akurat. Kelebihan iodida tidak akan mengganggu jalannya titrasi redoks akan tetapi jika titrasi tidak dilakukan dengan segera maka I-dapat teroksidasi oleh udara menjadi I2(Harjadi 1986)Kadar vitamin C pada tablet vitamin C dan minumanUC 1000 merupakan selisih antara volume titran blanko dengan volume titran sampel yang kemudian dikalikan 8,08 mg. Nilai 8,08 mg menunjukkan bahwa 1 ml tiosulfat setara dengan 8,08 mg. Berdasarkan percobaan, kadar vitamin C rata-rata yang diperoleh pada tablet vitamin Cadalah 15,7560 mg/tabletdan minuman UC-1000 denganadalah 36,3600mg/tablet. Berdasarkan literatur, kandungan vitamin C pada tablet sebanyak 50 mg/tablet sedangkan pada UC-1000 sebanyak 1000 mg/140 ml, dengan kata lain kandungan vitamin C pada UC-1000 sebanyak 35,71 mg/5 ml. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan adanya kesalahan dalam percbaan. Kesalahan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya larutan natrium sulfat yangtidak distandardisasi, penambahan titran yang berlebih, I2yang telah teroksidasi dan pengamatan setiap orang berbeda saat menentukan titik akhir titrasi.II. MATERI POKOKVitamin Cadalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin.Sejarah penemuanVitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Gyorgyi menerimapenghargaan nobel dalam fisiologi atau kedokteranpada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti diTexas Woman's Universitymenemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.Peranan vitamin C dalam tubuhVitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkanradikal bebasdi seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.Hipoaskorbemia(defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut maupun perut,kulitkasar,gusitidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolesterol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.KonsumsiKebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang,antibiotiktetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu stres,demam,infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk,tomat,arbei,stroberi,asparagus,kol,susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.