laporan kasus dr haryo.docx

Upload: fierda-ovita-azhari

Post on 25-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    1/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tetanus merupakan suatu penyakit klinis yang ditandai dengan onset akut

    hipertonia dan kontraksi otot yang nyeri (biasanya otot rahang dan leher) dan

    spasme otot general tanpa penyebab medis lain. Bakteri Clostridium tetanidapat

    ditemukan di semua tempat di dunia tetapi tetanus terutama ditemukan pada

    negara-negara kurang dan sedang berkembang yang padat penduduk dengan iklim

    hangat dan lembap dan tanah yang kaya dengan material organik. Tanah dan usus

    manusia serta hewan merupakan reservoir spora C. tetani. Transmisi spora C.

    tetani terjadi melalui luka yang kotor (terkontaminasi) atau cidera jaringan lain.

    Insiden puncak tetanus terutama terjadi pada musim panas atau hujan. Tetanus

    tidak menular dari manusia ke manusia.

    Tetanus dapat terjadi apabila tubuh terkena luka dan luka tersebut

    kemudian terkontaminasi oleh spora dariClostridium tetani. Bentuk spora dari

    bakteri akan berubah menjadi vegetatif bila lingkungannya memungkinkan untuk

    perubahan bentuk tersebut (anaerobic) dan kemudian mengeluarkan eksotoksin

    yang menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui peredaran darah dan sistem

    limpa. ejala klinis timbul sebagai dampak eksotoksin pada sinaps ganglion

    spinal danneuromuscular junctionserta syaraf otonom. Toksin dari tempat luka

    menyebar kemotor end platedan setelah masuk lewat ganglioside dijalarkan

    secara intraa!onal kedalam sel saraf tepi" kemudian ke kornu anterior sumsum

    tulang belakang" akhirnya menyebar ke ##$. %anifestasi klinis terutama

    disebabkan oleh pengaruh eksotoksin terhadap susunan saraf tepi dan pusat.

    1

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    2/27

    BAB II

    ILUSTRASI KASUS

    STATUS KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI

    2.1 Identitas Pasien

    &ama ' Tn.

    sia ' *+ tahun

    ,enis elamin ' aki-laki

    /lamat ' 0ukuh tengah 1T21 34235

    /gama ' Islam

    #tatus perkawinan ' %enikah

    %asuk 1# ' 1abu" 64 &ovember 63+4 pukul +7.54 IB

    2.2 Anamnesis

    0ilakukan secara autoanamnesis di bangsal avender atas pria 1#0

    ardinah pada tanggal * januari 63+* pukul 37'5+

    1) Keluan Utama

    edua kaki sulit digerakkan

    2) Ri!a"at Pen"a#it Se#a$an%

    $asien Tn. datang ke I0 1#0 ardinah dengan keluhan kedua kaki sulit

    digerakkan sejak 8 hari #%1#. aki terasa lemas dan sulit untuk diangkat.

    #ebelumnya pasien sehabis jatuh dari sepeda dengan posisi terduduk" terdapat

    luka memar pada kaki namun pasien masih bisa berjalan. 0emam" mual"

    muntah" disangkal. angguan buang air kecil dan buang air besar disangkal.

    &) Ri!a"at Pen"a#it Kelua$%a

    Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang serupa dengan pasien

    2

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    3/27

    ') Ri!a"at (asa Lamau

    Ri!a"at Pen"a#it Daulu1iwayat hipertensi dan diabetes melitus disangkal. 1iwayat stroke

    disangkal.

    Ri!a"at T$auma

    $asien sehabis jatuh terduduk dari sepeda * hari #%1#

    Ri!a"at Oe$asi

    $asien tidak pernah memiliki riwawat operasi apapun sebelumnya

    *) Tin+auan Sistem

    #istem saraf ' demam (-)" kejang (-)" sakit kepala (-)" hemiparesis (9)

    sinistra

    #istem kardiovaskular ' palpitasi (-)" nyeri dada (-)" hipertensi (9)

    #istem pernapasan ' batuk (-)" sesak napas (-)

    #istem gastrointestinal ' mual (-)" nyeri ulu hati (-)" sulit B/B (-)" dapat

    menahan defekasi (9)" flatus (9)

    #istem urogenital ' sulit B/ (-)" dapat menahan miksi (9)

    #istem intergumen ' ruam-ruam (-)" bercak petechiae (-)" basah (-)

    #istem muskuloskeletal ' arthralgia (-)" mialgia (-)

    2.& Status P$aesens

    2.&.1 Su$,ei P$ime$

    Airway(,alan &apas) ' $aten

    Breath-$ernapasan) ' 0istres pernapasan ringan (retraksi otot napas minimal)

    Circulation(#irkulasi) ' dalam batas normal" akral teraba hangat

    Disability(ecacatan) ' :# +4 (;8%*

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    4/27

    2.&.2 Su$,ei Se#unde$

    Status Gene$alis

    Tandatanda /ital

    Tekanan 0arah ' +332=3 mm>g

    &adi ' =* kali 2 menit

    #uhu ' 5*"4 o:

    $ernapasan ' 66 kali 2 menit

    Data ant$00met$i

    Berat badan ' tidak dikaji

    $anjang badan ' tidak dikaji

    Keala normocephali" deformitas (-)

    (ata konjungtiva anemis (9)2(-9)" sklera ikterik (-)2(-)" pupil isokor 5

    mm 2 5 mm? refleks cahaya langsung (9)2(9)" refleks cahaya tidak

    langsung (9)2(9)

    Telin%a ' 0eformitas (-)

    Hidun%' 0eformitas (-)" lipatan nasolabialis kiri menghilang

    Bii$' $ucat (-)" sianotik (-)

    (ulut dalam batas normal

    Lida' dalam batas normal

    T0nsil ' Tidak dilakukan pemeriksaan

    3a$in% ' Tidak dilakukan pemeriksaan

    Lee$ ' aku kuduk (-)

    T0$a#s &apas simetris

    4antun%' #+ @ #6 reguler" murmur (-)" gallop (-)

    Pa$u ' 1etraksi sela iga (-)" suara nafas vesicular (9)2(9)"" ronkhi (-)2(-)"

    wheeAing (-)2(-)

    Ad0men ' defans muskular (9)" opistotonus (9)

    E#st$emitas' /kral hangat" jejas (-)

    Kelen+a$ Geta Benin% Tidak teraba membesar

    Kulit

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    5/27

    Status Neu$0l0%is

    Kesada$an #uantitati5 -G6S)' ;8%*

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    6/27

    $erasaan lidah (625 anterior) ' tidak dilakukan pemeriksaan

    N. /III - N. /estiul0#0#lea$is)' tidak dilakukan pemeriksaan

    N. I9 -N. Gl0ss05a$in%eus) dan N. 9 -N. /a%us)

    $erasaan lidah (+25 posterior) ' tidak dilakukan pemeriksaan

    #ensibilitas faring ' tidak dilakukan pemeriksaan

    /rkus faring ' simetris" posisi uvula terletak di tengah

    N. 9I -N. A#ses0$ius)' dalam batas normal

    N. 9II -N. Hi0%l0ssus) #imetris" tremor (-)" atrofi (-)

    Badan dan An%%0ta Ge$a#

    Badan

    1espirasi ' gerak napas simetris

    erakan koluma vertebralis ' tidak terganggu

    #ensibilitas

    Taktil ' eusthesia

    &yeri ' tidak dilakukan pemeriksaan

    #uhu ' tidak dilakukan pemeriksaan

    0iskriminasi 6 titik ' tidak dilakukan pemeriksaan

    An%%0ta %e$a# atas

    (0t0$i# -#anan : #i$i)

    $ergerakan ' aktif 2 aktif

    ekuatan ' 4 2 4

    Trofi ' eutrofi 2 eutrofi

    Tonus ' normotonus 2 normotonus

    Re5le#s 3isi0l0%is -#anan : #i$i)

    Biseps ' (9) 2 (9)

    Triseps ' (9) 2 (9)

    Re5le#s Pat0l0%is -#anan : #i$i)

    >offman-Tromner ' (-) 2 (-)

    Sensiilitas -#anan : #i$i)

    Taktil ' eusthesia 2 eusthesia

    &yeri ' tidak dilakukan pemeriksaan

    6

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    7/27

    #uhu ' tidak dilakukan pemeriksaan

    0iskriminasi 6 titik ' tidak dilakukan pemeriksaan

    An%%0ta %e$a# a!a

    (0t0$i# -#anan : #i$i)

    $ergerakan ' pasif 2 pasif

    ekuatan ' 62 6

    Trofi ' eutrofi 2 eutrofi

    Tonus ' hipertonus2hipertonus

    Re5le#s 3isi0l0%is -#anan : #i$i)

    $atella ' (-) 2 (-)

    /chilles ' (-) 2 (-)

    Re5le#s Pat0l0%is -#anan : #i$i)

    Babinsky ' (-) 2 (-)

    :haddock ' (-) 2 (-)

    Cppenheim ' (-) 2 (-)

    ordon ' (-) 2 (-)

    #chaeffer ' (-) 2 (-)

    Kl0nus -#anan : #i$i)

    $aha ($atella) ' (-) 2 (-)

    aki (/chilles) ' (-) 2 (-)

    Sensiilitas -#anan : #i$i)

    Taktil ' eusthesia 2 eusthesia

    &yeri ' tidak dilakukan pemeriksaan

    #uhu ' tidak dilakukan pemeriksaan

    0iskriminasi 6 titik ' tidak dilakukan pemeriksaan

    K00$dinasi7 %ait7 dan #eseiman%an

    :ara berjalan ' tidak dapat dilakukan pemeriksaan

    Tes 1omberg ' tidak dilakukan pemeriksaan

    0isdiadokokinesis ' tidak dilakukan pemeriksaan

    /taksia ' (-)

    7

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    8/27

    Rebound Phenomenon' tidak dilakukan pemeriksaan

    0ismetri ' tidak dilakukan pemeriksaan

    Ge$a#an in,0lunte$ -an0$mal)' tidak dilakukan pemeriksaan

    2.' Peme$i#saan Penun+an%

    2.'.1 Peme$i#saan La0$at0$ium Da$a

    Tan%%al * 4anua$i 2;1IB

    Peme$i#saan Hasil Nilai Ru+u#an Satuan

    Hemat0l0%i6B6

    >emoglobin 1;7< ++"6 D +4"7 g2dl

    >ematokrit &17? 57 D 87 E

    Trombosit 673 +43 D 46+ ribu2u

    eukosit 127& 8"8 D ++"5 ribu2u

    ;ritrosit &7? 8"+ D 4"+ juta2u

    Di55 60unt

    &eutrofil **"3 43 D 73 E

    imfosit +7"7 64 D 83 E

    %onosit +6"3 6 D F E

    ;osinofil 8 6 D 8 E

    Basofil 3"6 3 D + E

    aju ;ndap 0arah

    ;0 + jam 1@ 3-+4 mm2jam

    ;0 6 jam

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    9/27

    2.'.2 Peme$i#saan Radi0l0%i

    - $emeriksaan rontgen vertebra lumbosacral ap2lateral

    esan'

    #pondylitis lumbosacral

    #pondilosis lumbalis

    2.* Resume

    $asien Tn. datang ke I0 1#0 ardinah dengan keluhan kedua kaki

    sulit digerakkan sejak 8 hari #%1#. aki terasa lemas dan sulit untuk

    diangkat. #ebelumnya pasien sehabis jatuh dari sepeda dengan posisi

    terduduk" terdapat luka memar pada kaki namun pasien masih bisa berjalan.

    9

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    10/27

    0emam" mual" muntah" disangkal. angguan buang air kecil dan buang air

    besar disangkal. $ada pemeriksaan fisik didapatkan defans muskular (9)"

    opisotonus (9). $emeriksaan anggota gerak bawah didapatkan adanya

    hipertonus pada kedua ekstremitas serta adanya refleks fisiologis yang

    menurun.

    $ada pemeriksaan penunjang darah lengkap didapatkan penurunan nilai

    hemoglobin" peningkatan nilai leukosiat" ;0 pada + dan 6 jam" serta

    peningkatan nilai ureum dalam darah. $ada pemeriksaan radiologis foto

    rontgen vertebra lumbo sacral ap2lateral didapatkan kesan spondilitis

    lumbosacral dan spondilisis lumbalis.

    2.< Dia%n0sa Ke$+a

    Dia%n0sis Klinis ' >ipertonus ekstremitas inferior

    Dia%n0sis T0is' &euro muscular junction

    Dia%n0sis Eti0l0%is' Clostridium tetani

    Dia%n0sis Pat0l0%is' Infeksi system saraf

    2.? Penatala#sanaan

    $ada prinsipnya" tatalaksana dilakukan untuk mempertahankan

    hemodinamika" memelihara fungsi neuron" dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

    +) %edikamentosa

    I

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    11/27

    %enjelaskan tentang diagnosis" faktor risiko" tatalaksana" dan prognosis

    pada pasien dan keluarga. 0iet ' mengurangi makanan asin" lemak jenuh (santan" gorengan" jeroan)"

    memperbanyak konsumsi buah dan sayur

    onsul ke dokter spesialis penyakit dalam dan dokter gigi

    &.= P$0%n0sis

    /d vitam ' dubia ad bonam

    /d functionam ' dubia ad bonam

    /d sanationam ' dubia ad bonam

    11

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    12/27

    BAB III

    PE(BAHASAN

    TETANUS

    &.1 De5inisi

    Tetanus merupakan suatu penyakit klinis yang ditandai dengan onset akut

    hipertonia dan kontraksi otot yang nyeri (biasanya otot rahang dan leher) dan

    spasme otot general tanpa penyebab medis lain yang tampak dengan2tanpa bukti

    laboratoris :. Tetani atau toksinnya+.

    &.2 Eidemi0l0%i

    Bakteri Clostridium tetani dapat ditemukan di semua tempat di dunia

    tetapi tetanus terutama ditemukan pada negara-negara kurang dan sedang

    berkembang yang padat penduduk dengan iklim hangat dan lembap dan tanah

    yang kaya dengan material organik. Tanah dan usus manusia serta hewan

    merupakan reservoir spora C. tetani. Transmisi spora C. tetani terjadi melalui luka

    yang kotor (terkontaminasi) atau cidera jaringan lain. Insiden puncak tetanus

    terutama terjadi pada musim panas atau hujan. Tetanus tidak menular dari manusia

    ke manusia.

    Terdapat satu juta kasus tetanus di dunia per tahunnya yang terutamaditemukan di negara kurang berkembang. Tetanus neonatorum berkontribusi

    terhadap 83-43E mortalitas akibat tetanus di negara berkembang dan terutama

    disebabkan kondisi higiene persalinan yang buruk dan praktik sosial atau tradisi

    seperti mengoleskan kotoran sapi atau ghee (semacam mentega) pada tali pusat

    bayi di India6.

    &.& Eti0l0%i

    12

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    13/27

    Tetanus disebabkan oleh toksin bakteri :lostridium tetani yang memiliki

    dua bentuk" yaitu bentuk vegetatif dan spora. Bentuk vegetatif :. Tetani adalah

    basil" gram positif" tidak berkapsul" motil dan bersifat obligat anaerob. Bentuk

    vegetatif rentan terhadap efek bakterisidal dari proses pemanasan" desinfektan

    kimiawi" dan antibiotik. Bentuk ini merupakan bentuk yang dapat menimbulkan

    tetanus5.

    Clostridium tetanimerupakan organisme obligat anaerob" batang gram

    positif" bergerak" ukurannya kurang lebih 3"8 ! * Hm. %ikroorganisme ini

    menghasilkan spora pada salah satu ujungnya sehingga membentuk gambaran

    tongkat penabuh drum atau raket tenis. #pora Clostridium tetanisangat tahan

    terhadap desinfektan kimia" pemanasan dan pengeringan. uman ini terdapat

    dimana-mana" dalam tanah" debu jalan dan pada kotoran hewan terutama kuda.

    #pora tumbuh menjadi bentuk vegetatif dalam suasana anaerobik. Bentuk

    vegetatif ini menghasilkan dua jenis toksin" yaitu tetanolisin dan tetanospasmin.

    Tetanolisin belum diketahui kepentingannya dalam patogenesis tetanus dan

    menyebabkan hemolisis in vitro" sedangkan tetanospasmin bekerja pada ujung

    saraf otot dan sistem saraf pusat yang menyebabkan spasme otot dan kejang.

    &.' Pat05isi0l0%i

    Tetanus dapat terjadi apabila tubuh terkena luka dan luka tersebut

    kemudian terkontaminasi oleh spora dariClostridium tetani. Bentuk spora dari

    bakteri akan berubah menjadi vegetatif bila lingkungannya memungkinkan untuk

    perubahan bentuk tersebut (anaerobic) dan kemudian mengeluarkan eksotoksin

    yang menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui peredaran darah dan sistem

    limpa. 0ua macam eksotoksin yang dihasilkan" yaitu tetanolisin dantetanospasmin. uman tetanusnya sendiri akan tetap tinggal di daerah luka"

    sehingga tidak ada penyebaran kuman.

    ejala klinis timbul sebagai dampak eksotoksin pada sinaps ganglion

    spinal danneuromuscular junctionserta syaraf otonom. Toksin dari tempat luka

    menyebar kemotor end platedan setelah masuk lewat ganglioside dijalarkan

    secara intraa!onal kedalam sel saraf tepi" kemudian ke kornu anterior sumsum

    tulang belakang" akhirnya menyebar ke ##$. %anifestasi klinis terutama

    disebabkan oleh pengaruh eksotoksin terhadap susunan saraf tepi dan pusat.

    $engaruh tersebut berupa gangguan terhadap inhibisi presinaptik sehingga

    13

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    14/27

    mencegah keluarnya neurotransmiter inhibisi yaitu ama /minobutyric /cid

    (/B/) dan glisin" sehingga terjadi eksitasi terus-menerus dan spasme.

    ekakuan dimulai pada tempat masuk kuman atau pada otot masseter (trismus)"

    pada saat to!in masuk ke sumsum belakang terjadi kekakuan yang makin berat"

    pada e!tremitas" otot-otot bergaris pada dada" perut dan mulia timbul kejang.

    Bilamana toksin mencapai korteks cerebri" penderita akan mulai mengalami

    kejang umum yang spontan.0engan penggunaan diaAepam dosis tinggi dan

    pernafasan mekanik" kejang dapat diatasi namun gangguan saraf otonom harus

    dikenali dan dikelola dengan teliti8.

    14

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    15/27

    Pat05isi0l0%i tetanus

    15

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    16/27

    &.* (ani5estasi #linis*

    Tetanus biasanya terjadi setelah luka dengan penetrasi yang dalam dimana

    pertumbuhan bakteri anaerob dapat terjadi. Tempat infeksi yang paling umum

    adalah luka pada ekstrimitas bawah" infeksi uterus post partum atau post

    abortus" injeksi imtramuscular non steril dan fraktur terbuka. $enting untuk

    menekankan bahwa trauma minor dapat menimbulkan tetanus.tetanus juga

    dapat terjadi pada infeksi kronis seperti otitis media dan setelah ulkus

    dekubitus. Tetanus dapat dibeakan menjadi empat bentuk berdasarkan

    manifestasi klinisnya.

    +. Tetanus okal

    Bentuk jarang ditemukan. ejalanya meliputi spasme dan peningkatan

    tonus otot terbatas pada otot-otot di sekitar tempat infeksi tanpa tandda-tanda

    sistemik. ontraksi dapat bertahan selama beberapa minggu sebelum

    perlahan-lahan menghilang. Tetanus lokal dapat berlanjut menjadi tetanus

    general tetapi gejala yang timbul biasanya ringan dan jarang menimbulkan

    kematian. %ortalitas akibat tetanus lokal hanya +E

    6. Tetanus #efalik

    ,arang ditemukan. Bentuk tetanus lokal yang mengenai wajah dengan

    masa inkubasi +-6 hari" yang disebabkan oleh luka pada daerah kepala atau

    otitis media kronis. ejalanya berupa trismus" disfagia" rhisus sardonikus dan

    disfungsi nervus kranial. Tetanus sefal jarang terjadi" dapat berkembang

    menjadi tetanus umum dan prognosisnya biasanya jelek.

    5. Tetanus umum

    #ekitar F3E kasus tetanus merupakan tetanus general. Tanda khas dari

    tetanus general adalah trismus (lockjaw) yaitu ketidakmampuan membuka

    mulut akibat spasme otot maseter. Trismus dapat disertai gejala lain seperti

    kekakuan leher" kesulitan menelan" rigiditas otot abdomen" dan peningkatan

    16

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    17/27

    temperatur 6-8: di atas suhu normal. #pasme otot-otot wajah

    menyebabkan wajah penderita tampak menyeringai dan dikenal sebagai

    risus sardonicus (sardonic smile). #pasme otot-otot somatik yang luas

    menyebabkan tubuh penderita membentuk lengkungan seperti busur yang

    dikenal sebagai opistotonus dengan fleksi lengan dan ekstensi tungkai serta

    rigiditas otot abdomen yang teraba seperti papan.

    ejang otot yang akut" paroksismal" tidak terkoordinasi" dan menyeluruh

    merupakan karakteristik dari tetanus general. ejang tersebut terjadi secara

    intermiten" ireguler" tidak dapat diprediksi" dan berlangsung selama

    beberapa detik sampai beberapa menit. $ada awalnya kejang bersifat ringan

    dan terdapat periode relaksasi diantara kejang" lama kelamaan kejang

    menimbulkan nyeri dan kelelahan (paroksismal). ejang dapat terjadi secara

    spontan atau dipicu berbagai stimulus eksternal dan internal. 0istensi vesika

    urinaria dan rektum atau sumbatan mukus dalam bronkus dapat memicu

    kejang paroksismal. dara dingin" suara" cahaya" pergerakan pasien" bahkan

    gerakan pasien untuk minum dapat memicu spasme paroksismal. #ianosis

    dan bahkan kematian mendadak dapat terjadi akibat spasme tersebut.

    Terkadang pasien dengan tetanus general menampakkan manifestasi

    autonomik yang mempersulit perawatan pasien dan dapat mengancam

    nyawa. Cveraktivitas sistem saraf simpatis lebih sering ditemukan pada

    pasien usia tua atau pecandu narkotik dengan tetanus. Cveraktivitas

    autonom dapat menyebabkan fluktuasi ekstrim tekanan darah yang

    bervariasi dari hipertensi ke hipotensi serta takikardia" berkeringat"

    hipertermia" dan aritmia jantung.

    $ada tetanus kesadaran penderita tidak terganggu dan penderita

    mengalami nyeri hebat pada setiap episode spasme. #pasme berlanjut selama

    6-5 minggu" yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transpor

    toksin yang sudah berada intraaksonal" setelah antitoksin diberikan. /pabila

    antitoksin tidak diberikan" pemulihan lengkap akan terjadi dalam beberapa

    bulan sampai produksi dan pengikatan tetanospasmin selesai dan terjadi

    pembentukan neuromuscular junction yang baru.

    17

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    18/27

    Tanda khasnya adalah trismus yaitu ketidakmampuan membuka mulut

    akibat spasme otot maseter. Trismus dapat disertai gejala lain seperti

    kekakuan leher" sulit menelan" rigiditas abdomen dan peningkatan temperatur

    6-8o: di atas suhu normal. #pasme otot wajah menyebabkan wajah penderita

    tampak menyeringai dan dikenal sebagai risus sardonicus. #pasme otot

    somatik yang luas menyebabkan tubuh penderita membentuk lengkungan

    seperti busur yang dikenal sebagai opistotonus dengan fleksi lengan dan

    ekstensi tungkai serta rigiditas otot abdomen yang teraba seperti papan.

    ejang otot akut" paroksismal" tidak terkoordinasi dan menyeluruh merupakan

    karakteristik dari tetanus generalis. ejang terjadi secara intermitten" irreguler

    dan tidak dapat diprediksi dan berlangsung selama beberapa detik sampai

    menit. $ada awalnya kejang bersifat ringan dan terdapat periode relaksasi

    diantara kejang" lama kelamaan kejag menimbulkan nyeri dan kelelahan serta

    kecemasan yang hebat serta kejang umum yang dapat terjadi

    dengan rangsangan ringan seperti sinar" suara dan sentuhan dengan kesadaran

    yang tetap baik.

    8. Tetanus &eonatorum

    0isebabkan oleh karena infeksi : tetani yang masuk melalui tali pusat

    sewaktu proses pertolongan persalinan. #pora masuk disebabkan karena

    proses pertolongan persalinan yang tidak steril" baik karena penggunaan alat

    maupun obat-obatan yang terkontaminasi. ejala awal ditandai dengan

    ketidakmampuan untuk menghisap 5-+3 hari setelah lahir" irritabilitas dan

    menangis terus menerus " risus sardonikus" peningkatan rigiditas dan

    opistotonus.

    &.< Dia%n0sis

    0iagnosis tetanus lebih sering ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis

    dibandingkan berdasarkan penemuan bakteriologis. 0iagnosis relatif lebih mudah

    pada daerah dengan insiden tetanus yang sering" tetapi lebih lambat di negara-

    negara berkembang dimana tetanus jarang ditemukan. #elain trismus"

    pemeriksaan fisik menunjukkan hipertonisitas otot-otot" refleks tendon dalam

    18

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    19/27

    yang meningkat" kesadaran yang tidak terganggu" demam derajat rendah" dan

    sistem saraf sensoris yang normal. #pasme paroksismal dapat ditemukan secara

    lokal maupun general. #ebagian besar pasien memiliki riwayat luka dalam 6

    minggu terakhir dan secara umum tidak memiliki riwayat imunisasi tetanus

    toksoid yang jelas4.

    $emeriksaan bakteriologis dapat mengkonfirmasi adanya C. tetani pada

    hanya sekitar sepertiga pasien yang memiliki tanda klinis tetanus. >arus diingat

    bahwa isolasi C. tetani dari luka terkontaminasi tidak berarti pasien akan atau

    telah menderita tetanus. Grekuensi isolasi C. tetani dari luka pasien dengan tetanus

    klinis dapat ditingkatkan dengan memanaskan satu set spesimen pada suhu F3:

    selama +4 menit untuk menghilangkan bentuk vegetatif mikroorganisme

    kompetitor tidak berspora sebelum media kultur diinokulasi.

    $emeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis sedang. $emeriksaan

    cairan serebrospinal normal tetapi tekanan dapat meningkat akibat kontraksi otot.

    >asil elektromiografi dan elektroensefalografi biasanya normal dan tidak

    membantu diagnosis. $ada kasus tertentu apabila terdapat keterlibatan jantung

    elektrokardiografi dapat menunjukkan inversi gelombang T. #inus takikardia juga

    sering ditemukan. 0iagnosis tetanus harus dibuat dengan hati-hati pada pasien

    yang memiliki riwayat dua atau lebih injeksi tetanus toksoid yang terdokumentasi.

    #pesimen serum harus diambil untuk memeriksa kadar antitoksin. adar

    antitoksin 3"3+ I2m dianggap protektif.

    #etelah diagnosis tetanus dibuat harus ditentukan derajat keparahan

    penyakit. Beberapa sistem skoring tetanus dapat digunakan" diantaranya adalah

    skor $hillips" 0akar" /blett" dan dwadia. #istem skoring tetanus juga sekaligus

    bertindak sebagai penentu prognosis.

    19

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    20/27

    Tael 1. #kor $hillips untuk menilai derajat tetanus

    Pa$amete$ Nilai

    %asa inkubasi

    okasi infeksi

    #tatus imunisasi

    Gaktor pemberat

    8F jam6-4 hari*-+3 hari++-+8 hari

    J +8 hari

    Internal dan umbilikal

    eher" kepala" dinding tubuh

    ;kstremitas atas

    ;kstremitas bawah

    Tidak diketahui

    Tidak ada

    %ungkin ada2ibu mendapatkan imunisasi (pada neonatus)

    J +3 tahun yang lalu

    +3 tahun yang lalu

    Imunisasi lengkap

    $enyakit atau trauma yang mengancam nyawa

    eadaan yang tidak langsung mengancam nyawa

    eadaan yang tidak mengancam nyawa

    Trauma atau penyakit ringan

    /#/ derajat I

    4856

    +

    4856

    +

    +3F86

    3

    +3F86

    +

    #istem skoring menurut $hillips dikembangkan pada tahun +=*7 dan

    didasarkan pada empat parameter" yaitu masa inkubasi" lokasi infeksi" status

    imunisasi" dan faktor pemberat.

    #kor dari keempat parameter tersebut dijumlahkan dan interpretasinya

    sebagai berikut' (a) skor = tetanus ringan" (b) skor =-+F tetanus sedang" dan (c)

    skor J +F tetanus berat.

    20

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    21/27

    Tael 2. #istem skoring tetanus menurut /blett

    rade I (ringan) Trismus ringan hingga sedang" spastisitas general" tidak ada distres

    pernapasan" tidak ada spasme dan disfagia.rade II (sedang) Trismus sedang" rigiditas yang tampak" spasme ringan hingga sedang

    dengan durasi pendek" takipnea K 53 kali2menit" disfagia ringan.

    rade III / (berat) Trismus berat" spastisitas menyeluruh" spasme spontan yang

    memanjang" distres pernapasan dengan takipnea K 83 kali2menit"

    apneic spell" disfagia berat" takikardia K +63 kali2menit.rade III B (sangat

    berat)

    eadaan seperti pada grade III ditambah disfungsi otonom berat yang

    melibatkan sistem kardiovaskuler. >ipertensi berat dan takikardia

    bergantian dengan hipotensi relatif dan bradikardia" salah satunya

    dapat menjadi persisten.

    &.? Penatala#sanaan

    $rioritas awal dalam manajemen penderita tetanus adalah kontrol jalan

    napas dan mempertahankan ventilasi yang adekuat. $ada tetanus sedang sampai

    berat risiko spasme laring dan gangguan ventilasi tinggi sehingga harus dipikirkan

    untuk melakukan intubasi profilaksis. Rapid sequence intubation dengan

    midaAolam dan suksinilkolin dianggap aman dan efektif untuk mendapatkan

    patensi jalan napas. Intubasi nasotrakeal dihindari karena stimulasi sensoris yang

    berlebihan. Beberapa rumah sakit yang sering merawat pasien dengan tetanus

    memiliki ruangan yang khusus dibangun. $asien ditempatkan di ruang perawatan

    khusus yang sunyi dan gelap untuk meminimalisir stimulus ekstrinsik yang dapat

    memicu spasme paroksismal. $asien harus diistirahatkan dengan tenang untuk

    membatasi stimulus periferal dan diposisikan secara hati-hati untuk mencegah

    pneumonia aspirasi. $emberian cairan intravena dilakukan dan hasil pemeriksaan

    elektrolit dan analisa gas darah penting untuk menentukan terapi*.

    $enatalaksanaan berikutnya memiliki tiga tujuan utama" yaitu'

    +. menetralisir toksin dalam sirkulasi?

    6. menghilangkan sumber tetanospasmin? dan

    5. memberikan terapi suportif sampai tetanospasmin yang terfiksir pada

    neuron dimetabolisme4

    &etralisasi toksin dalam sirkulasi dilakukan dengan memberikan antitetanus

    serum (/T#) yang berasal dari serum kuda dengan dosis 83.333 I. :ara

    21

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    22/27

    pemberiannya yaitu 63.333 I antitoksin dimasukkan ke dalam 633 ml cairan

    &a:l fisiologis dan diberikan secara intravena" pemberian harus selesai dalam 53-

    84 menit. #etengah dosis yang tersisa (63.333 I) diberikan secara intramuskular

    pada daerah sekitar luka. /T# berasal dari serum kuda sehingga berpotensi besar

    menimbulkan reaksi hipersensitivitas sehingga pemberiannya harus didahului oleh

    skin test yaitu 3"+ m /T# diencerkan menggunakan cairan garam fisiologis

    dengan perbandingan +'+3 kemudian diinjeksikan intradermal 7.

    ;radikasi sumber toksin dilakukan dengan pemberian antibiotik dan

    debridemen luka. $enggunaan antibiotik $enisilin (+33.333-633.333 I2kgBB

    per hari dibagi 6-8 dosis) dahulunya merupakan terapi pilihan. $enisilin

    merupakan antagonis reseptor /B/ sehingga dapat bekerja secara sinergis

    dengan tetanospasmin. #aat ini %etronidaAole merupakan antibiotik pilihan

    pertama untuk tetanus karena relatif murah dan penetrasi lebih baik ke jaringan

    anaerobik. 0osis %etronidaAole adalah 433 mg setiap * jam diberikan melalui

    jalur intravena atau per oral selama +3-+8 hari. /ntibiotik yang dapat digunakan

    sebagai alternatif terhadap %etronidaAole adalah 0oksisiklin +33 mg setiap +6

    jam selama 7-+3 hari. %akrolida" lindamisin" #efalosporin" dan loramfenikol

    juga efektif

    $ada perawatan luka dilakukan debridemen luka dengan membuang benda

    asing" eksisi jaringan nekrotik" serta irigasi luka. arutan hidrogen peroksida

    (>6C6) dapat digunakan dalam perawatan luka. $erawatan luka dilakukan +-6 jam

    setelah pemberian >TI atau /T# dan antibiotik7.

    Debridement luka (eksisi jaringan nekrotik) di ruangan tindakan khusus2ruang

    operasi. Tindakan debridement luka (eksisi jaringan nekrotik) sangat dibutuhkan

    untuk membuang jaringan nekrotik yang dapat menghalangi proses penyembuhan

    luka dengan menyediakan tempat untuk pertumbuhan bakteri. #aat ini" selain

    dengan melakukan tindakan debridement luka secara pembedahan" untuk

    membuang jaringan nekrotik pada luka tetanus dapat digunakan bahan terapi

    topikal modern yang lebih hemat biaya (seperti hidrogel) yang berfungsi sebagai

    autolisis debridement. /utolisis debridement adalah suatu cara peluruhan jaringan

    nekrotik yang dilakukan oleh tubuh sendiri dengan syarat utama' lingkungan luka

    22

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    23/27

    harus dalam keadaan lembab. $ada keadaan lembab" enAim proteolitik secara

    selektif akan melepas jaringan nekrotik. $ada keadaan melunak" jaringan nekrosis

    akan mudah lepas dengan sendirinya. 0engan metode autolisis debridement ini"

    diharapkan dapat mengurangi tindakan manipulasi terhadap terjadinya

    spasme2kejang pada anak.

    $erawatan suportif meliputi sedasi" blokade neuromuskuler" dan

    manajemen instabilitas autonomik. #edasi secara efektif mengatasi spasme otot

    dan rigiditas. BenAodiaAepin seperti midaAolam dan diaAepam merupakan obat lini

    pertama untuk mencapai sedasi. 0osis benAodiaAepin yang digunakan dapat

    mencapai +33 mg2jam intravena. /ntikonvulsan seperti fenobarbital dan

    secobarbital yang meningkatkan aktivitas /B/ juga dapat memberikan efek

    sedasi dan digunakan dengan dosis awal +.4-6.4 mg2kgBB untuk anak atau +33-

    +43 mg untuk dewasa diberikan intramuskular. 0osis pemeliharaan harus dititrasi.

    /pabila spasme menjadi lebih berat atau lebih sering dapat digunakan

    fenobarbital +63-633 mg intravena dan ditambahkan diaAepam dalam dosis

    terbagi sampai +63 mg2hari diberikan intravena. lorpromaAin dosis 8-+6 mg

    untuk bayi atau 43-+43 mg untuk dewasa diberikan setiap 8-F jam dapat

    digunakan untuk mengendalikan kejang tetaniF.

    $enyebab utama mortalitas pada tetanus adalah kolaps sirkulasi yang

    disebabkan oleh instabilitas autonomik. >enti jantung tiba-tiba sering terjadi dan

    diperkirakan dipicu oleh kadar katekolamin yang tinggi dan efek langsung toksin

    terhadap miokardium. /ktivitas simpatetik yang memanjang dapat berakhir dengan

    hipotensi dan bradikardia. Cveraktivitas parasimpatetik dapat menyebabkan henti

    sinus" yang telah dikaitkan dengan efek langsung perusakan nukleus vagal oleh

    toksin. /tropin dosis tinggi (hingga +33 mg2jam) dianjurkan apabila bradikardia

    merupakan manifestasi utamaF.

    >al lain yang tidak boleh dilupakan adalah pengaturan diet yang adekuat.

    ebutuhan energi pada tetanus meningkat karena spasme berulang dan

    overaktivitas sistemik. $emberian nutrisi harus dimulai sejak dini" idealnya

    melalui jalur enteral untuk mempertahankan integritas gastrointestinal. $ada

    penderita tetanus diberikan diet cukup kalori dan protein melalui jalur enteral

    23

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    24/27

    maupun parenteral. Bentuk makanan tergantung kemampuan membuka mulut dan

    menelan. #elama pasase usus baik diberikan nutrisi enteral. /pabila ada trismus

    makanan dapat diberikan lewat pipa lambung maupun gastrostomi=.

    &.= K0mli#asi

    omplikasi tetanus dapat berupa komplikasi primer atau efek langsung

    dari toksin seperti aspirasi" spasme laring" hipertensi" dan henti jantung" atau

    komplikasi sekunder akibat imobilisasi yang lama maupun tindakan suportif

    seperti ulkus dekubitus" pneumonia akibat ventilasi jangka panjang" stress ulcer"

    dan fraktur serta ruptur tendon akibat spasme otot.

    Tael &. omplikasi akibat tetanus

    Sistem 0$%an K0mli#asi

    ,alan napas /spirasi" spasme laring" obstruksi terkait penggunaan sedatif.

    1espirasi /pneu" hipoksia" gagal napas tipe I dan II" /10#" komplikasi akibat ventilasi

    mekanis jangka panjang (misalnya pneumonia)" komplikasi trakeostomi.ardiovaskular Takikardia" hipertensi" iskemia" hipotensi" bradikardia" aritmia" asistol" gagal

    jantung.1enal agal ginjal" infeksi dan stasis urin.

    astrointestinal #tasis" ileus" perdarahan.%uskuloskeletal 1abdomiolisis" myositis ossificans circumscripta" fraktur akibat spasme.ain-lain $enurunan berat badan" tromboembolisme" sepsis" sindrom disfungsi

    multiorgan.

    &.@ P$0%n0sis

    Gaktor yang mempengaruhi mortalitas pasien tetanus adalah masa inkubasi"

    periode awal pengobatan" status imunisasi" lokasi fokus infeksi" penyakit lain

    yang menyertai" serta penyulit yang timbul. Berbagai sistem skoring yang

    digunakan untuk menilai berat penyakit juga bertindak sebagai penentu

    prognostik. #istem skoring yang dapat digunakan antara lain skor $hillips" 0akar"

    dwadia" dan /blett. Tingkat mortalitas mencapai lebih dari 43E di negara-

    negara berkembang dengan gagal napas menjadi penyebab utama mortalitas dan

    morbiditas. %ortalitas lebih tinggi pada kelompok usia neonatus dan J *3 tahun 6.

    24

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    25/27

    .

    BAB I/

    KESI(PULAN

    Tetanus merupakan suatu penyakit klinis yang ditandai dengan onset akut

    hipertonia dan kontraksi otot yang nyeri (biasanya otot rahang dan leher) dan

    spasme otot general tanpa penyebab medis lain . Tetanus dapat terjadi apabila

    tubuh terkena luka dan luka tersebut kemudian terkontaminasi oleh spora

    dariClostridium tetani.

    25

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    26/27

    Gaktor yang mempengaruhi mortalitas pasien tetanus adalah masa

    inkubasi" periode awal pengobatan" status imunisasi" lokasi fokus infeksi" penyakit

    lain yang menyertai" serta penyulit yang timbul. $rioritas awal dalam manajemen

    penderita tetanus adalah kontrol jalan napas dan mempertahankan ventilasi yang

    adekuat.

    DA3TAR PUSTAKA

    +. 0 i r e 0 , . Tet a n u s i n ; m e r g e n c y % e d i c i n e .

    ( C n l i n e ) . http'22emedicine.medscape.com2article27F*8+8-overview"

    diakses +3 januari 63+*.

    6. Bhatia 1" $rabhakar #" rover

  • 7/25/2019 Laporan Kasus Dr Haryo.docx

    27/27

    5. / n g , . 6 3 3 5 . T e t a n u s . ( C n l i n e ) . www.chmkids.org2upload2docs2imed2T;T/.pdf" diakses +3 januari 63+*

    8. #jamsuhidajat 1" ,ong 0. Buku /jar Ilmu Bedah ;d. 6.

    6338?,akarta' ;: hlm.6+-68.

    4. ;dlich 1G" >il l " %ahler :/" :o! %," Becker 0" ,ed

    >. >or owitA %" et al .%anagement and $revention of Tetanus.

    ,ournal of ong-Term ;ffects of %edicalImplants. 6335?+5(5)'+5=-48

    *. 0ittrich :" eilany B. Tetanus' lest we forget. :anadian ,ournal of

    ;mergency %edicine. 633+?5(+)'87-43.

    7. /fshar %" 1aju %" /nsell 0" Bleck T$. &arrative 1eview' TetanusL

    / >ealth Threat /fter &atural 0isasters in 0eveloping :ountries. /nn

    Intern %ed. 63++?+48'56=-54.F. Taylor /%. Tetanus. :ontinuing ;ducation in /naesthesia" :ritical

    :are @ $ain. 633*?*(5)'+3+-8.

    =. :ottle ;" Beeching &," :arrol ;0" $arry :%. 63++. Tetanus. (Cnine)

    https'22online.epocrates.com2u26=886632Tetanus9infection

    https://online.epocrates.com/u/2944220/Tetanus+infectionhttps://online.epocrates.com/u/2944220/Tetanus+infection