rabecca tinjauan jpustaka
TRANSCRIPT
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 1/21
TINJAUAN PUSTAKA
GLAUKOMA
I. Definisi
Definisi glaukoma yang digunakan saat ini adalah keadaan patologis dimana
terjadi kerusakan progresif dari akson ganglion sel saraf optik yang
menyebabkan gangguan lapangan pandang yang berhubungan dengan
tekanan intraokular.
II. Fisiologi dan Patofisiologi
Aqueous diproduksi oleh epitel tidak berpigmen dari prosesus siliaris, yang
merupakan bagian anterior dari badan siliar. Aqueous humor kemudian
mengalir melalui pupil ke dalam kamera okuli anterior, memberikan nutrisi
kepada lensa, iris dan kornea. Drainase aqueous melalui sudut kamera
anterior yang mengandung jaringan trabekular dan kanal Schlemm dan
menuju jaringan vena episklera.
Perjalanan aliran aqueous humor 8!"# melalui jaringan trabekular, namun
terdapat $# melalui ciliary body face, yang disebut jalur uveoskleral.
%erdasarkan fisiologi dari sekresi dan ekskresi cairan aqueous, maka terdapat
tiga faktor utama yang berperan dalam meningkatnya tekanan intraokular,
antara lain&
• 'ecepatan produksi aqueous humor oleh badan siliar
• (esistensi aliran aqueous humor melalui jaringan trabekular dan kanal
Schlemm
• )ekanan vena episklera
)ekanan intraokular normal yang secara umum diterima adalah $!*$ mm+g.
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 2/21
III.Klasifikasi
%anyak sekali pola yang digunakan untuk mengklasifikasikan glaukoma,
namun, klasifikasi yang secara luas digunakan adalah glaukoma sudut
terbuka dan glaukoma sudut tertutup, karena pembagian tersebut terfokus
pada patofisiologi terjadinya glaukoma dan merupakan titik aal
ditentukannya penatalaksanaan klinis yang sesuai.
'lasifkasi -aughen untuk glaukoma adalah &
$. laukoma Primer laukoma primer adalah glaukoma yang tidak berhubungan dengan
penyakit mata atau sistenik yang menyebabkan meningkatnya
resistensi aliran aqueous humor. laukoma primer biasanya terjadi
pada kedua mata.
a. laukoma sudut terbuka /glaukoma simpleks0
b. laukoma sudut tertutup
*. laukoma 'ongenital
a. Primer atau infantil
b. 1enyertai kelainan kongenital lain
2. laukoma Sekunder
laukoma sekunder adalah glaukoma yang berhubungan dengan
penyakit mata atau sistemik yang menyebabkan menurunnya aliran
aqueous humor. laukoma sekunder sering terjadi hanya pada satu
mata.
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 3/21
'elainan mata yang dapat menyebabkan glaukoma antara lain &
a. 'elainan lensa
b. 'elainan uvea
c. )rauma
d. Pasca bedah
3. laukoma absolut
Glaukoma Pime Sudut Te!uka
laukoma primer sudut terbuka merupakan glaukoma yang tidak diketahui
penyebabnya dan ditandai dengan sudut bilik mata terbuka.
laukoma primer sudut terbuka merupakan penyakit kronis dan progresif lambat
dengan atrofi dan cupping dari papil nervus optikus dan pola gangguan lapang
pandang yang khas.
laukoma primer sudut terbuka memiliki kecenderungan familial.
Pada umumnya, glaukoma primer sudut terbuka terjadi pada usia lebih dari 3
tahun. Prevalensi juga lebih tinggi pada orang berkulit gelap atau berarna
dibandingkan dengan orang berkulit putih.
ambaran patologi utama pada glaukoma sudut terbuka adalah proses degeneratif
di jalinan trabekular, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalan
trabekular dan di baah lapisan endotel kanalis Schlemm. Akibatnya adalah
penurunan drainase aqueous humor yang menyebabkan peningkatan tekanan intra
okuler.
)ekanan intraokuler merupakan faktor resiko utama untuk glaukoma primer sudut
terbuka. )erdapat faktor resiko lain yang berhubungan dengan glaukoma primer
sudut terbuka, yaitu4 miopia, diabetes mellitus, hipertensi dan oklusi vena sentralis
retina.
Sifat onsetnya yang samar serta perjalanannya yang progresif lambat maka
timbulnya gejalanya pun lambat dan tidak disadari sampai akhirnya berlanjut
dengan kebutaan. 'eluhan pasien biasanya sangat sedikit atau samar, misalnya
mata terasa berat, kepala pusing sebelah, dan anamnesis tidak khas lainnya.
%iasanya pasien tidak mengeluh adanya halo dan tidak tampak mata merah.
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 4/21
)ekanan intraokuler sehari!hari biasanya tinggi atau lebih dari * mm+g. Akibat
tekanan tinggi akan terbentuk atrofi papil serta ekskavasio glaukomatosa.
'erusakan dimulai dari tepi lapang pandang, dengan demikian penglihatan sentral
tetap baik, sehingga penderita seolah!olah melihat melalui teropong.
Diagnosis glaukoma primer sudut terbuka ditegakkan apabila ditemukan kelainan!
kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapangan pandang disertai
peningkatan tekanan intraokuler, sudut kamera anterior terbuka dan tampak
normal, dan tidak ditemukan sebab lain yang dapat meningkatkan tekanan
intraokuler.
Glaukoma Pime Sudut Tetutu"
Pasien yang menderita glaukoma primer sudut tertutup cenderung memiliki
segmen anterior yang kecil dan sempit, sehingga menjadi faktor predisposisi
untuk timbulnya pupillary block relatif. (esiko terjadinya hal tersebut meningkat
dengan bertambahnya usia, seiring dengan berkembangnya lensa dan pupil
menjadi miosis.
laukoma Primer Sudut )ertutup Akut
laukoma primer sudut tertutup akut adalah kondisi yang timbul saat )56
meningkat secara cepat akibat blokade relatif mendadak dari jaringan trabekular.
+al ini dapat menimbulkan manifestasi berupa rasa sakit, penglihatan buram,
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 5/21
halo, mual dan muntah. Peningkatan )56 yang tinggi menyebabkan edema epitel
kornea yang bertanggung jaab dalam timbulnya keluhan penurunan penglihatan.
)anda!tanda pada glaukoma sudut tertutup akut antara lain &
! )56 yang tinggi
! Pupil yang lebar dan terkadang irreguler
! 7dema epitel kornea
! 'ongesti pembuluh darah episkleral dan konjungtiva
! 'amera okuli anterior yang sempit
Selama serangan akut, )56 cukup tinggi sehingga dapat menyebabkan gangguan
nervus optikus dan oklusi pembuluh darah retina. Sinekia anterior perifer dapat
terbentuk dengan cepat dan )56 yang tinggi menyebabkan terjadinya iskemia
sehingga dapat terjadi atrofi sektoral dari iris. Atrofi pada iris menimbulkan
pelepasan pigmen iris dan pigmen!pigmen tersebut menempel dan mengotori
permukaan iris dan endotel kornea. Akibat iskemia iris, maka pupil dapat
berdilatasi dan terfiksasi.
Diagnosis pasti didapatkan dengan gonioskopi. onioskopi juga membantu
menentukan apakah blokade iris dan jaringan trabekular reversibel atau
irreversibel.
laukoma Primer Sudut )ertutup Subakut
laukoma primer sudut tertutup subakut /intermiten0 adalah kondisi yang ditandai
dengan adanya penglihatan yang buram, halo, dan rasa sakit yang ringan, disertai
dengan peningkatan )56. ejala ini membaik dengan sendirinya, terutama selama
tidur, dan muncul kembali secara periodik dalam hitungan hari atau minggu.
Diagnosis yang tepat dapat dibantu ditegakkan dengan pemeriksaan gonioskopi.
laukoma Primer Sudut )ertutup 'ronis
laukoma primer sudut tertutup kronis merupakan kondisi yang timbul setelah
glaukoma sudut tertutup akut atau saat sudut kamera anterior tertutup secara
bertahap dan tekanan intraokuler meningkat secara perlahan. ejala klinisnya
serupa dengan glaukoma primer sudut terbuka, yaitu keluhan yang samar, cupping
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 6/21
papil nervus optikus yang progresif dan gangguan lapang pandang glaukomatosa.
Sehingga, pemeriksaan gonioskopi diperlukan untuk menentukan diagnosis yang
tepat.
Glaukoma Kongenital
laukoma kongenital primer atau infantil adalah glaukoma yang timbul sesaat
setelah lahir sampai beberapa tahuh pertama setlah kelahiran. Selain itu, glaukomakongenital juga dapat timbul menyertai anomali kongenital lainnya.
laukoma infantil atau dikenal dengan istilah buphthalmos, dipercaya terjadi
akibat displasia dari sudut kamera anterior tanpa disertai abnormalitas okular dan
sistemik lainnya. )erdapat dua teori yang menerangkan patofisiologi terjadinya
glaukoma infantil, yaitu4 terjadi abnormalitas membran atau sel pada jaringan
trabekular, sehingga jaringan trabekuler menjadi impermeabel4 teori lain
mengatakan baha terjadi anomali luas pada kamera okuli anterior termasuk
insersi abnormal dari muskulus siliaris. Dengan adanya anomali!anomali tersebut,
maka aliran aqueous akan terganggua dan terjadi pembendungan aqueous humor,
maka akan timbul buphtalmos karena jaringan sklera pada neonatus masih lunak.
'eadaan klinis yang khas dari glaukoma infantil adalah trias klasik pada bayi baru
lahir, yaitu4 epifora, fotofobia, dan blefarospasme. Diagnosis tergantung dari
pemeriksaan klinis yang hati!hati, termasuk pemeriksaan )56, pengukuran
diameter kornea, gonioskopi dan oftalmoskopi.
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 7/21
Glaukoma Sekunde
laukoma sekunder merupakan glaukoma yang diketahui penyebab yang
menimbulkannya.
laukoma sekunder dapat terlihat dalam bentuk sudut tertutup maupun sudut
terbuka. 'elainan!kelainan tersebut dapat terletak pada &
• Sudut bilik mata, akibat goniosinekia, hifema, leukoma adheren dan
kontusi sudut bilik mata
• Pupil, akibat seklusio dan oklusi relatif pupil
• %adan siliar, seperti rangsangan akibat luksasio lensa
%eberapa penyakit yang dapat menimbulkan glaukoma, yaitu &
• veitis, dimana glaukoma terjadi akibat adanya sinekia anterior maupun
posterior, penimbunan sel radang di sudut bilik mata dan seklusio pupil
yang biasanya disertai dengan iris bomb9.• Pasca trauma serta ulkus kornea, yang mengakibatkan leukoma adheren
sehingga bilik mata tertutup dan mengganggu aliran aqueous humor.
• +ifema, akan mengakibatkan tersumbatnya sudut bilik mata
• laukoma yang disebabkan oleh lensa. 'atarak yang immatur akan
menyerap cairan sehingga ukurannya membesar sehingga menyumbat
sudut bilik mata, sedangkan katarak yang hipermatur, lensa akan pecah
dan komposisi lensa dapat menyumbat sudut bilik mata. Pascabedah
katarak, yang mengakibatkan terbentuknya sinekia dan terbentuknya
blokade pupil akibat radang di daerah pupil.
Glaukoma A!solut
laukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma dimana sudah terjadi
kebutaan total.
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 8/21
Pada glaukoma absolut, kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi
dengan ekskavasio galukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.
1ata dengan kebutaan ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga
menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris.
#$aluasi Klinis
Penatalaksanaan glaukoma yang tepat dan baik tergantung dari kemampuan
mendiagnosis glaukoma dengan tepat.
Diagnosis dapat dirumuskan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi
yang lengkap.
Anamnesis
Anamnesis yang diambil harus mencakup keluhan utama pasien, riayat
perjalanan penyakit mata maupun proses sistemik yang ada, dan riayat penyakit
keluarga, baik glaukoma maupun penyakit mata lainnya. )erkadang ada baiknya
kita mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan gejala dari glaukoma
seperti rasa sakit atau nyeri, melihat halo, trauma, riayat operasi sebelumnya dan
penyakit mata yang diderita sebelumnya. Selain itu, riayat penyakit sistemik
yang berhubungan dengan glaukoma juga ditanyakan, seperti riayat diabetes
melitus atau hipertensi. Ada baiknya kita juga menanyakan adanya riayat
penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
(efraksi
Pemeriksaan yang pertama harus dilakukan adalah pemeriksaan refraksi. Pasien
dengan miopia yang tinggi memiliki resiko yang besar menderita glaukoma,
alaupun hubungan antara miopia dengan glaukoma sudut terbuka masih
kontroversial.
'onjungtiva
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 9/21
Pada galukoma akut akan tampak vasodilatasi pembuluh darah konjungtiva.
Penggunaan obat tetes epinefrin jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya
deposit hitam adenokrom pada konjungtiva. Penggunaan obat antiglaukoma
topikal dapat menyebabkan mata kering dan reaksi alergi.
'ornea
Perhatikan adanya edema kornea, garis Scalbe, abnormalitas endotel dan skar
akibat trauma.
'amera 6kuli Anterior
Perhatikan dalam dan dangkalnya kamera okuli anterior. Pemeriksaan lebih tepat
dapat menggunakan gonioskopi.
5ris
Perhatikan adanya atrofi iris, defek transiluminasi, ektropion uvea, nodul dan
eksfoliasi. Perhatikan juga adanya neovaskularisasi pada permukaan anterior iris.
:ensa
Perhatikan posisi, bentuk, ukuran, serta kejernihan atau kekeruhan lensa. ;ika
pasien menggunakan 56:, perhatikan letak dan posisi dari 56: tersebut.
<unduskopi
Pemeriksaan funduskopi dapat menentukan cupping dari papil nervus optikus.
Selain itu, pemeriksaan fundus dapat membantu mengungkapkan kelainan atau
kondisi diluar glaukoma.
Alat bantu pada pemeriksaan glaukoma adalah &
• )onometri /)onometri Digital, Schiot=, Aplanasi oldmann0, pemeriksaan
ini digunakan untuk mengukur tekanan intraokuler.
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 10/21
• ionoskopi, merupakan suatu cara yang digunakan untuk menilai lebar
atau sempitnya sudut bilik mata depan, sehingga dapat dibedakan antara
glaukoma sudut tertutup atau terbuka, dan mengetahui adanya perlekatan
iris bagian perifer.
• Perimetri, merupakan penilaian klinis terhadap lapang pandang seseorang.
Perimetri memiliki dua tujuan utama dalam penatalaksanaan glaukoma,
yaitu, untuk mengidentifikasi gangguan lapang pandang seseorang dan
menilai secara kuantitatif dalam pemantauan peraatan pasien glaukoma.
• )onografi, digunakan untuk mengukur cairan bilik mata yang dikeluarkan
mata melalui trabekula dalam satu satuan aktu.
• )es Provokasi. Pada gaukoma sudut terbuka dapat digunakan tes minum
air, pressure congestion test , kombinasi antara tes minum air dengan
pressure congestion test dan tes steroid. Sedangkan untuk glaukoma sudut
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 11/21
tertutup digunakan tes kamar gelap, tes membaca, tes midriasis, tes
bersujud.
Penatalaksanaan
1asalah yang dihadapi dalam memilih penatalaksanaan yang tepat untuk
glaukoma adalah kapan dan bagaimana penatalaksanaan harus dilakukan.
laukoma primer sudut tertutup dan glaukoma infantil diterapi secepatnya setelah
diagnosis ditegakkan. laukoma sudut terbuka diterapi setelah papil nervus
optikus menunjukkan keadaan patologis progresif berupa penggaungan dan>atau
terdapat defek lapangan pandang, atau saat )56 meningkat sampai diduga
menyebabkan kerusakan papil nervus optikus.
)ujuan utama jangka pendek penatalaksanaan glaukoma adalah menurunkan )56,
sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah mempertahankan fungsi visual
dengan efek samping terapi yang minimal.
)erdapat dua macam terapi yang dapat digunakan, yaitu terapi medikamentosa
dan terapi bedah. +ubungan antara keduanya sangat kompleks. Pada glaukoma
primer sudut tertutup dengan blokade pupil dan glaukoma infantil, terapi bedah
merupakan terapi utama, sedangkan terapi medikamentosa merupakan terapi
sekunder setelah dilakukan pembedahan. Pada glaukoma primer sudut terbuka,
terapi aal adalah terapi medikamentosa, terapi bedah dilakukan bila pengoabatan
gagal atau tidak dapat ditoleransi lagi. ?amun, yang terpenting dalam
penatalaksanaan glaukoma adalah evaluasi secara periodeik perkembangan
penyakit dan peraatannya.
$. )erapi 1edikamentosa
1elihat patofisiologi terjadinya glaukoma, maka terapi medikamentosa ini
ada yang bekerja pada sistem sekresi dan ada yang bekerja pada sistem
ekskresi.
6bat yang bekerja pada sistem sekresi, antara lain &
Antagonis @!adrenergik. 6bat beta!blocker ini dapat menurunkan
)56 dengan mengurangi sekresi dari aqueous humor, akibat blokade
reseptor beta pada badan siliar. Preparat beta!blocker topikal yang
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 12/21
digunakan antara lain adalah timolol, betaolol, carteolol,
levobunolol dan metipranolol.
5nhibitor Barbonic Anhidrase. Preparat ini menghambat en=im
carbonic anhidrase sehingga menurunkan produksi aqueous humor
pada badan siliar. )ersedia preparat topikal maupun sistemik, namun,
topikal lebih baik digunakan karena jika diberikan sistemik maka
akan muncul efek samping yang lebih banyak. Preparat yang sering
digunakan adalah aseta=olamide dan metha=olamide
Agonis Adrenergik. 1ekanismenya adalah melalui aktivasi reseptor
alfa!* pada badan siliar sehingga sekresi aqueous humor terhambat.
Preparat yang adalah garam epinefrine, yaitu epinephrine
hydrochloride, epinephrine borate dan epinephrine bitartrate.
6bat yang bekerja pada sistem ekskresi, antara lain &
Parasimpatomimetik /1iosis0. 1ekanismenya adalah melalui stimulasi
reseptor muskarinik dan blokade antikolinesterase, sehingga
muskulus siliar berkontraksi dan menarik spur sklera an melebarkan
jaringan trabekuler sehingga aliran aqueous menjadi lancar. Preparat
yang kita ketahui adalah obat tetes Pilocarpine.
+iperosmotik. 1erupakan preparat yang menurunkan volume cairan
intraokuler dengan menarik cairan ke intravaskuler secara osmosis.
Preparat oralnya antara lain adalah gliserin dan isosorbid, sedangkan
preparat intravenanya adalah manitol. Preparat ini biasanya hanya
digunakan pada glaukoma akut dan hanya digunakan dalam beberapa
hari saja.
Analog Prostaglandin. 1ekanisme dari analog prostaglandin ini adalah
dengan meningkatkan aliran uveoskleral aqueous dengan
meningkatkan matriks ekstraseluler dari cilliary body face. Preparat
yang ada adalah Calatan, (escula, )ravatan dan :umigan.
Diluar preparat tersebut, terdapat preparat kombinasi, sehingga seorang
dokter dapat memberikan hanya satu obat tetes saja, sebagai contoh,
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 13/21
Bosopt, yang berisi kombinasi beta!blocker /timolol ,#0 dan BA
inhibitor /dor=olamide0.
)erkadang pemberian secara topikal /tetes mata0 dapat menyebabkan
cairan tersebut mengalir ke sistem saluran air mata menuju hidung,
sehingga absorbsi topikal mata berkurang dan hal tersebut dapat
mempengaruhi efek obat itu sendiri. Sehingga, sebaiknya dilakukan oklusi
punctum lakrimalis dengan memencet pangkal hidung bagian atas
sehingga oba tetes tidak memasuki saluran air mata dan dapat diserap
dengan baik.
*. )erapi %edah
a0 )erapi bedah pada glaukoma sudut terbuka
5ndikasi terapi bedah pada glaukoma sudut terbuka adalah saat )56
tidak lagi dapat diatur atau dipertahankan dalam batas normal dengan
pengobatan medikamentosa. )indakan bedah yang dilakukan adalah
)rabekuloplsti /Argon :aser )rabeculoplasty0, trabekulektomi, Tube-
shunt surgery, skelrostomi, ablasi badan siliar dan siklodialisis.
b0 )erapi bedah pada glaukoma sudut tertutup
)indakan bedah yang dapat dilakukan antara lain Laser Iridotomy,
5ridotomi perifer, Laser Gonioplasty, Goniophotocoagulation,
oniophotodisruption, ekstraksi katarak, vitrektomi dan Tube-shunt
surgery.
c0 )erapi bedah pada glaukoma kongenital
)erapi bedah yang dilakukan adalah trabekulotomi dan goniotomi.
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 14/21
KATA%AK
Definisi
'atarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat
hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti
tertutup air terjun atau kabut. /BataractaEair terjun0.
Klasifikasi
'atarak dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan, antara lain &
$0 %erdasarkan penyebab terjadinya &
→ 'atarak Primer, terjadi akibat gangguan perkembangan
danmetabolisme dasar lensa.
→ 'atarak Sekunder, terjadi akibat tindakan pembedahan lensa
→ 'atarak akibat komplikasi dari penyakit mata atau sistemik lainnya
*0 %erdasarkan usia pasien &
→ 'atarak 'ongenital
→ 'atarak ;uvenil
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 15/21
→ 'atarak Presenile
→ 'atarak Senile
20 %erdasarkan lokalisasi anatomis lensa yang terkena &
→ 'atarak 'ortikal Anterior
→ 'atarak 'ortikal Posterior
→ 'atarak ?uklear
→ 'atarak Subkapsular
→ 'atarak )otal
30 %erdasarkan konsistensinya &
→ 'atarak Bair
→ 'atarak :unak
→ 'atarak 'eras
0 %erdasarkan stadium penyakitnya &
→ 'atarak 5nsipien
→ 'atarak 5mmatur
→ 'atarak 1atur
→ 'atarak +ipermatur
F0 %erdasarkan bentuk atau pola kekeruhan lensa &
→ 'atarak Polaris Anterior
→ 'atarak Polaris Posterior
→ 'atarak :amelar atau Gonular
→ 'atarak Sentral
Kataak Kongenital
'atarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, dan
terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. 'atarak ini biasanya
terlihat segera setelah lahir sampai usia $ tahun. :etak kekeruhan sangat
tergantung pada saat terjadinya gangguan metabolisme serat lensa. 'atarak ini
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 16/21
terjadi karena gangguan metabolisme serat!serat lensa pada saat pembentukan
serta lensa akibat infeksi virus atau gangguan metabolisme jaringan lensa pada
saat bayi masih dalam kandungan, dan gangguan metabolisme oksigen.
Pada bayi dengan katarak kongenital, akan terlihat bercak putih di depan pupil
yang disebut dengan leukokoria /pupil berarna putih0.
Kataak Ju$enil
'atarak juvenil adalah katarak yang terlihat setelah usia $ tahun. 'atarak ini dapat
terjadi karena lanjutan katarak kongenital yang makin nyata, komplikasi dari
penyakit lain seperti uveitis anterior, ablasio retina dan galukoma yang mengenai
satu mata. Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi akibat penyakit sistemik seperti
hipoparatiroid dan diabetes melitus.
%iasanya katarak juvenil ini meripakan katarak yang didapat dan dipengaruhi oelh
beberapa faktor.
Kataak Senil
'atarak senil biasanya dimulai pada usia tahun. 'edua mata dapa terlihat
dengan derajat kekeruhan yang sama atau berbeda.
Proses degenerasi pada lensa terjadi secara perlahan!lahan, oleh sebab itu
penglihatan pasien pun turun secara perlahan!lahan.
Proses degenerasi lensa dapat terlihat pada beberapa stadium katarak senil, yaitu
&
Stadium 5nsipien, dimana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi
lensa. 'ekeruhan lesa tidak teratur. Pada stadium ini, proses degenerasi
belum menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga kedalaman bilik
mata depan akan tampak normal. )ajam penglihatan pasien mulai menurun
tetapi belum mengganggu.
Stadium 5mmatur, dimana pada stadium ini, proses degeneratif yang terjadi
mulai menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 17/21
cembung. Pada stadium ini terjadi pembengkakan lensa, sehingga iris
terdorong ke depan, bilik mata dangkal dan sudut bilik mata menjadi
sempit atau tertutup, sehingga pada stadium ini dapat terjadi glaukoma
sekunder. Pada katarak immatur, penglihatan mulai mengganggu, hal
tersebut terjadi akibat media refraksi tertutup oleh kekeruhan lensa yang
makin menebal. Pada pemeriksaan shado test, maka akan terlihat
bayangan iris pada lensa. ji shado test /H0.
Stadium 1atur, merupakan proses degenerasi lanjut dari lensa. Pada
stadium ini terjadi kekeruhan seluruh lensa. )ekanan cairan di dalam lensa
sudah seimbang dengan cairan dalam mata, sehingga ukuran lensa kembali
normal. Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi normal, bilik mata
depan normal dan sudut bilik mata depan terbuka normal dan shado test
/!0. )ajam penglihatan sangat menurun dan hanya dapat melihat proyeksi
sinar.
Stadium hipermatur, pada stadium ini terjadi proses degenerasi lanjut lensa
dan korteks mencair sehingga nukleus lensa tenggelam di dalam korteks
lensa. Pada stadium ini terjadi juga degenerasi kapsul lensa sehingga bahan
lensa yang cair keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan. Pada stadium
hipermatur ini akan tampak lensa dengan ukuran yang lebih kecil dari
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 18/21
normal, sehingga tampak sudut bilik mata depan yang terbuka. Shado test
/!0. Shado test dapat /H0, karena bayangan iris terbentuk pada kapsul
anterior dengan lensa yang mengecil, sehingga disebut dengan
pseudopositif. Akibat dari bahan lensa yang keluar, dapat terjadi proses
inflamasi yaitu uveitis, selain itu, bahan!bahan tersebut dapat menyumbat
jaringan trabekular sehingga mengganggu aliran aqueous humor dan
timbullah glaukoma /glaukoma fakolitik0.
ejala 'linis katarak senil
Akibat kekeruhan lensa yang prosesnya berjalan perlahan, maka terjadi penurunan
penglihatan yang berkurang secara perlahan hingga hanya dapat mengenali sinar
pada proses yang lanjut, dan berakhir dengan kebutaan pada stadium hipermatur.
Pada pupil akan terlihat gambaran kekeruhan lensa yang biasanya berarna putih.
Iarna pupil dapat bearna kuning atau coklat. Penglihatan malam atau pada
penerangan yang kurang sangat menurun. Pada penerangan yang kuat akan timbul
rasa silau.
Pengobatan 'atarak Senil
)idak ada satupun obat yang dapat mengatasi katarak senil kecuali tindakan
bedah. Pengobatan yang biasanya diberikan hanya memperlambat proses, namun
tidak menghentikan proses degenerasi lensa tersebut. )indakan bedah dilakukan
bila terdapat indikasi, seperti & katarak matur, katarak hipermatur, katarak yng
belum matur namun telah mengganggu pekerjaan sehari!hari, dan katarak yang
menimbulkan komplikasi /uveitis dan glaukoma0.
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 19/21
Pembedahan dapat dibedakan menjadi ekstraksi lensa intrakapsuler, merupakan
operasi katarak dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya,
keuntungan dari proses ini adalah seluruh lensa dikeluarkan dari mata sehingga
tidak ada resiko katarak sekunder, sedangkan kerugiannya adalah bisa terjadi
prolaps badan kaca ke dalam bilik mata depan.
7kstraksi lensa ekstrakapsuler, pada operasi ini yang diambil hanya kapsul lensa
anterior bagian tengah, korteks, dan nukleus, kapsul posterior tetap ditempatnya.
'erugian cara ini adalah adanya kemungkinan terjadinya katarak sekunder karena
sisa!sisa badan lensa mungkin masih tertinggal di mata. 'euntungannya adalah
dengan masih utuhnya kapsul posterior, berarti badan kaca terlindung dan bisa
mengurangi insiden edema macula kistoid. Selain itu, terdapat pembedahan
dengan fakoemulsifikasi, pada operasi ini, katarak yang lunak dapat dipecah!
pecah menjadi fragmen!fragmen dan diaspirasi. 'euntungannya adalah hanya
diperlukan insisi kecil. 'erugiannya adalah masih tertinggalnya sisa!sisa bahan
lensa di dalam mata sehingga untuk menangani inti lensa yang keras diperlukan
manipulasi dan aktu pengerjaan yang cukup lama.
Setelah pembedahan katarak, maka dipasang lensa intra okuler. Ada yang
diletakkan di depan iris dan ada yang diletakkan di belakang iris. Pemasangan
lensa intra okuler merupakan solusi terbaik untuk memperbaiki penglihatan yang
afakia.
Pandangan pasien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan bedah &
Sesudah OperasiSebelum Operasi
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 20/21
Kataak Kom"likata
'atarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa
sehingga kejernihan lensa terganggu.
$. 'atarak komplikata akibat kelainan sistemik
'elainan sistemik akan mengenai kedua mata, seperti pada &
• Diabetes 1elitus, akan menyebabkan katarak dengan gambaran
tebaran kapas atau salju di dalam bahan lensa. 'ekeruhan lensa
dapat berjalan progresif sehingga terjadi gangguan penglihatan
yang berat. 'atarak pada diabetes terjadi akibat terjandinya
gangguan keseimbangan komponen cairan mata.
• +ipoparatiorid, akan menyebabkan kekeruhan lensa pada lensa
dengan bentuk katarak kortikal posterior pada kedua mata.
*. 'atarak komplikata akibat kelainan lokal
• veitis, akan menimbulkan katarak kortikalis posterior dan katarak
pada tempat terjadinya sinekia anterior.
• laukoma, pada keadaan tekanan bola mata yang sangat tinggi,
maka akan terjadi gangguan permeabilitas kapsul lensa sehingga
terjadi kekeruhan lensa.
• 1iopia atau proses degenerasi pada satu mata lainnya, dapat
memberikan kekeruhan lensa yang dimulai dari nukleus lensa dan
kemudian menyebar ke seluruh bagian lensa.
7/24/2019 rabecca tinjauan jpustaka
http://slidepdf.com/reader/full/rabecca-tinjauan-jpustaka 21/21
DAFTA% PUSTAKA
$. American Academy of 6phtalmology. Glaucoma,
Basic and Clinical Science Course. American Academy of 6phtalmology.
SA& $""J.
*. (hee, D. ;. Color Atlas and Synopsis of Clinical
phtalmology, !ills "ye #ospital, Glaucoma. 1cra +ill. SA& *2.
2. 5lyas, S, Prof, Dr. Ilmu $enyakit %ata. <akultas
'edokteran niversitas 5ndonesia. ;akarta& *2.
3. 5lyas, S, Prof, Dr. $enuntun Ilmu penyakit %ata "disi
&edua. <akultas 'edokteran niversitas 5ndonesia. ;akarta&*2.
. Soekardi, 54 +utauruk, ;. A. Transisi %enu'u
(akoemulsifikasi. ranit. ;akarta&*3.