referat - sinusitis dentogen 2

Upload: sisditya

Post on 22-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    1/13

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Anatomi Sinus Paranasal

    Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit

    dideskripsi karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat

    pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus

    frontal,

    sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri (Mehra dan Murad, 2004). Sinus

    paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulangtulang kepala, sehingga

    terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke

    dalam rongga hidung (Soet!ipto dan Mangunkusomo,200"). Semua sinus

    dilapisi oleh epitel saluran pernafasan bersilia yang mengalami modifikasi dan

    mampu menghasilkan mukus serta sekret yang disalurkan ke dalam rongga

    hidung. #ada orang sehat, sinus terutamanya berisi udara ($ilger,%&&").

    #ada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus media,

    ada muaramuara saluran dari sinus maksila, sinus frontal, dan sinus etmoid

    anterior. 'aerah ini rumit dan sempit, dan dinamakan kompleks ostiomeatal

    (M), terdiri dariinfundibulumetmoid yang terdapat di belakang prosesus

    unsinatus, resesus frontalis, bula etmoid dan selsel etmoid anterior dengan

    ostiumnya danostiumsinus maksila ('rake,%&&").

    Se*ara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa

    rongga hidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia +4 bulan,

    ke*uali sinus frontal dan sinus sfenoid. Sinus maksila dan sinus etmoid telah

    ada saat bayi lahir, sedangkan sinus frontal berkembang dari sinus etmoid

    anterior pada anak yang berusia kurang lebih delapan tahun. #neumatisasi

    sinus sfenoid dimulai pada usia %0 tahun dan berasal dari bagian postero

    superior rongga hidung. Sinussinus ini umumnya men*apai besar maksimal

    pada usia antara %-% tahun (Soet!ipto dan Mangunkusomo, 200" /ee,

    200).

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    2/13

    2.1.1. Sinus Maksila

    Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Sinus maksila

    disebut !uga antrumHighmore(u*ker dan S*ho1, 200). Saat lahir, sinus

    maksila bervolume ml. Sinus ini kemudian berkembang dengan *epat dan

    akhirnya men*apai ukuran maksimal, yaitu %- ml saat de1asa (Mehra dan

    Murad, 2004). Sinus maksila berbentuk piramid. 'inding anterior sinus adalah

    permukaan fasial os maksila yang disebut fossa *anina, dinding posteriornya

    adalah permukaan infratemporal maksila, dinding medialnya adalah dinding

    lateral rongga hidung, dinding superiornya adalah dasar orbita, dan dinding

    inferiornya adalah prosesus alveolaris dan palatum.Ostiumsinus maksila

    berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus

    semilunaris melaluiinfundibulumetmoid ( u*ker dan S*ho1, 200)

    Menurut Soet!ipto dan Mangunkusomo (200") dari segi klinik yang

    perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah3

    a. 'asar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas yaitu

    premolar (#% dan #2), molar (M% dan M2), dan kadangkadang !uga gigi

    taring dan gigi M+, bahkan akarakar gigi tersebut dapat menon!ol ke dalam

    sinus sehingga infeksi gigi rahang atas mudah naik ke atas menyebabkan

    sinusitis.

    b. Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita.

    *.Ostiumsinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drainase

    hanya tergantung dari gerak silia, lagipula drainase !uga harus melalui

    infundibulumyang sempit.Infundibulumadalah bagian dari sinus etmoid

    anterior dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada daerah ini dapat

    menghalangi drainase sinus maksila dan selan!utnya menyebabkan sinusitis.

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    3/13

    'ikutip dari3Paranasal Sinuses: Atlas of Human Anatomy(etter, 5.$., 200)

    6ambar 2.% 3 Anatomi Sinus Maksila

    2.1.2. Sinus Frontal

    Sinus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk se!ak bulan ke

    empat fetus, berasal dari selsel resesus frontal atau dari selsel infundibulum

    etmoid. Sesudah lahir, sinus frontal mulai berkembang pada usia %0 tahun

    dan akan men*apai ukuran maksimal sebelum usia 20 tahun (7amalinggam,

    %&&0).

    Sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar

    daripada lainya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis tengah.

    urang lebih %-8 orang de1asa hanya mempunyai satu sinus frontal dan

    kurang lebih lima persen sinus frontalnya tidak berkembang (/ee, 200).

    9kuran sinus frontal adalah mempunyai tinggi 2. *m , lebarnya 2.4

    *m dan dalamnya 2 *m. Sinus frontal biasanya bersekatsekat dan tepi sinus

    berlekuklekuk (etter, 200 Soet!ipto dan Mangunkusomo,200"). idak

    adanya gambaran septumseptum atau lekuklekuk dinding sinus pada foto

    7ontgen menun!ukkan adanya infeksi sinus (7a*hman,200-).

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    4/13

    Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dari orbita dan

    fosa serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus frontal mudah men!alar ke

    daerah ini (/und, %&&" Soet!ipto dan Mangunkusomo,200").

    Sinus frontal berdrainase melalui ostiumnya yang terletak di resesus

    frontal, yang berhubungan denganinfundibulumetmoid (/ee, 200).

    2.1.3. Sinus Etmoid

    'ari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling penting karena

    dapat merupakan fokus infeksi bagi sinussinus lainnya. #ada orang de1asa

    bentuk sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya di bagian posterior.

    9kurannya dari anterior ke posterior 4- *m, tinggi 2.4 *m dan lebarnya 0.-

    *m di bagian anterior dan %.- *m di bagian posterior (etter, 200

    Mangunkusomo, 200").

    Sinus etmoid beronggarongga, terdiri dari selsel yang menyerupai

    sarang ta1on, yang terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang

    terletak di antara konka media dan dinding medial orbita. Selsel ini !umlahnya

    bervariasi. :erdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi men!adi sinus etmoid

    anterior yang bermuara ke meatus media dan sinus etmoid posterior bermuara

    ke di meatus superior. Selsel etmoid anterior biasanya ke*ilke*il dan banyak,

    letaknya di depan lempeng yang menghubungkan bagian posterior konka

    media dengan dinding lateral (lamina basalis), sedangkan selsel sinus etmoid

    posterior biasanya lebih besar dan sedikit !umlahnya dan terletak di posterior

    dari lamina basalis ($ilger, %&&" :allenger, 200&).

    'i bagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit,

    disebut resesus frontal, yang berhubungan dengan sinus frontal. Sel etmoid

    yang terbesar disebut bula etmoid. 'i daerah etmoid anterior terdapat suatu

    penyempitan yang disebutinfundibulum, tempat bermuaranyaostiumsinus

    maksila. #embengkakan atau peradangan di resesus frontal dapat

    menyebabkan sinusitis frontal dan pembengkakan diinfundibulumdapat

    menyebabkan sinusitis maksila (Mehra dan Murad, 2004).

    Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan

    lamina kribrosa. 'inding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat

    tipis dan membatasi sinus etmoid dari rongga orbita (Soet!ipto dan

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    5/13

    Mangunkusomo,200" :allenger, 200&). 'i bagian belakang sinus etmoid

    posterior berbatasan dengan sinus sfenoid ($ilger,%&&").

    2.1.4. Sinus S!noid

    Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid

    posterior. Sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang disebut septum

    intersfenoid. 9kurannya adalah 2 *m tingginya, dalamnya 2.+ *m dan lebarnya

    %." *m. ;olumenya bervariasi dari -".- ml. Saat sinus berkembang,

    pembuluh darah dan nervus di bagian lateral os sfenoid akan men!adi sangat

    berdekatan dengan rongga sinus ($ilger, %&&" etter, 200).

    :atasbatasnya ialah, sebelah superior terdapat fosa superior serebri

    media dan kelen!ar hipofisa, sebelah inferiornya atap nasofaring, sebelah

    lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan arteri karotis interna dan di

    sebelah posteriornya berbatasan dengan fosa serebri posterior di daerah pons

    (7amalinggam, %&&0).

    2.2. Fisiolo"i Sinus Paranasal

    Menurut 'rake (%&&") dan Soet!ipto dan Mangunkusomo (200")

    sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai fisiologi sinus

    paranasal. Ada yang berpendapat bah1a sinus paranasal ini tidak mempunyai

    fungsi apaapa, karena terbentuknya sebagai akibat pertumbuhan tulang muka.

    Menurut /und (%&&") beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus

    paranasal antara lain adalah3

    a. Sebagai pengatur kondisi udara (air *onditioning)

    Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan

    mengatur

    kelembaban udara inspirasi. ;olume pertukaran udara dalam ventilasi sinus

    kurang lebih %

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    6/13

    tetapi kenyataannya sinussinus yang besar tidak terletak di antara hidung dan

    organorgan yang dilindungi.

    *. Membantu keseimbangan kepala

    Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang

    muka, akan tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya akan

    memberikan pertambahan berat sebesar satu persen dari berat kepala, sehingga

    teori ini dianggap tidak bermakna.

    d. Membantu resonansi suara

    Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan

    mempengaruhi kualitas suara. Akan tetapi ada yang berpendapat, posisi sinus

    dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonansi yang

    efektif. /agi pula tidak ada korelasi antara resonansi suara dan besarnya sinus

    pada he1anhe1an tingkat rendah.

    e. Sebagai perendam perubahan tekanan udara

    5ungsi ini ber!alan bila ada perubahan tekanan besar dan mendadak,

    misalnya pada 1aktu bersin atau membuang ingus.

    f. Membantu produksi mukus

    Mukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang !umlahnya ke*il

    dibandingkan dengan mukus dari rongga hidung, namun efektif untuk

    membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi kerana mukus

    ini keluar dari meatus media, tempat yang paling strategis.

    Seperti pada mukosa hidung, di dalam sinus !uga terdapat mukosa

    bersilia dan palut lendir di atasnya ($ilger,%&&"). 'i dalam sinus silia bergerak

    se*ara teratur untuk mengalirkan lendir menu!uostiumalamiahnya mengikuti

    !alur!alur yang sudah tertentu polanya. #ada dinding lateral hidung terdapat

    dua aliran transport mukosiliar dari sinus. /endir yang berasal dari kelompok

    sinus anterior yang bergabung diinfundibulumetmoid dialirkan ke nasofaring

    di depan muara tuba =usta*hius. /endir yang berasal dari kelompok sinus

    posterior bergabung dengan resesus sfenoetmoidalis, dialirkan ke nasofaring di

    posterosuperior muara tuba. >nilah sebabnya pada sinusitis didapati sekret

    pas*anasal (post nasal drip), tetapi belum tentu ada sekret di rongga hidung

    (7amalinggam, %&&0 Adam, %&&").

    2.3. Klasiikasi Sinusitis

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    7/13

    onsensus

    internasional tahun

    %&&- membagi

    rinosinusitis hanya

    akut

    dengan batas sampai delapan minggu dan kronik !ika lebih dari delapan

    minggu (Mangunkusomo dan Soet!ipto,200").

    onsensus tahun 2004 membagi rinosinusitis men!adi akut dengan

    batas sampai empat minggu, subakut antara empat minggu sampai tiga bulan

    dan kronik !ika lebih dari tiga bulan atau berdasarkan !enis atau tipe

    inflamasinya yaituinfectiousataunon-infectious(Mangunkusomo dan

    Soet!ipto,200" Sobol, 20%%).

    lasifikasi se*ara klinis untuk sinusitis dibagi atas sinusitis akut,

    subakut dan kronis ($ilger, %&&"). Sedangkan berdasarkan penyebabnya

    sinusitis dibagi kepada sinusitis tipe rinogen dan sinusitis tipe dentogen.

    Sinusitis tipe rinogen ter!adi disebabkan kelainan atau masalah di hidung

    dimana segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat

    menyebabkan sinusitis. Sinusitis tipe dentogen pula ter!adi disebabkan

    kelainan gigi serta yang sering menyebabkan sinusitis adalah infeksi pada gigi

    geraham atas yaitu gigi pre molar dan molar (Mangunkusomo dan

    Soet!ipto,200").

    2.4. Sinusitis Ti#! $!nto"!n

    2.4.1. $!inisi

    Sinusitis didefinikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal.

    9mumnya disertai atau dipi*u oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis

    (umar dan ?lark, 200-). /apisan mukosa dari sinus paranasal merupakan

    lan!utan dari mukosa hidung. $idung dan sinus paranasal merupakan

    bagian dari sistem pernapasan. #enyakit yang menyerang bronkus dan paru

    paru !uga dapat menyerang hidung dan sinus paranasal. leh karena itu,

    dalam kaitannya dengan proses infeksi, seluruh saluran nafas dengan

    perluasanperluasan anatomik harus dianggap sebagai satu kesatuan($ueston,2002).

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    8/13

    2.4.2. Insid!ns dan E#id!miolo"i

    Menurut @ald (%&&0) di Amerika men!umpai insiden pada orang

    de1asa antara %0%-8 dari seluruh kasus sinusitis yang berasal dari infeksi

    gigi. 7amalinggam (%&&0) di Madras, >ndia mendapatkan bah1a rinosinusitis

    maksila tipe dentogen sebanyak sepuluh persen kasus yang disebabkan oleh

    abses gigi dan abses apikal. Menurut :e*keret al. (%&&4) dari :onn, erman

    menyatakan sepuluh persen infeksi pada sinus paranasal disebabkan oleh

    penyakit pada akar gigi. 6ranuloma dental, khususnya pada premolar kedua

    dan molar pertama sebagai penyebab rinosinusitis maksila dentogen. $ilger

    (%&&4) dari Minnesota, Amerika Serikat menyatakan terdapat sepuluh persen

    kasus rinosinusitis maksila yang ter!adi setelah gangguan pada gigi. Menurut

    5arhat (2004) di Medan mendapatkan insiden rinosinusitis dentogen di

    'epartemen $/

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    9/13

    g. ista dentogen yang seringkali meluas ke sinus maksila, seperti kista

    radikuler dan folikuler (#rabhu #ad1a 7obsen 7ahbar, 200&).

    h. 'eviasi septum kavum nasi, polip, serta neoplasma atau tumor dapat

    menyebabkan obstruksi ostium yang memi*u sinusitis (Mangunkusomo

    dan Soet!ipto,200").

    2.4.4. Patoisiolo"i

    esehatan sinus dipengaruhi oleh patensiostium-ostiumsinus dan

    lan*arnya klirens mukosiliar (mu*o*iliary *learan*e) di dalam kompleks osteo

    meatal. Sinus dilapisi oleh sel epitel respiratorius. /apisan mukosa yang

    melapisi sinus dapat dibagi men!adi dua yaitu lapisanviscous superficialdan

    lapisanserous profunda. ?airan mukus dilepaskan oleh sel epitel untuk

    membunuh bakteri maka bersifat sebagai antimikroba serta mengandungi Bat

    Bat yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang

    masuk bersama udara pernafasan. ?airan mukus se*ara alami menu!u ke

    ostiumuntuk dikeluarkan !ika !umlahnya berlebihan (7amalinggam, %&&0

    Mangunkusomo dan Soet!ipto,200").

    5aktor yang paling penting yang mempengaruhi patogenesis

    ter!adinya sinusitis yaitu apakah ter!adi obstruksi dariostium. ika ter!adi

    obstruksiostiumsinus akan menyebabkan ter!adinya hipooksigenasi, yang

    menyebabkan fungsi silia berkurang dan epitel sel mensekresikan *airan

    mukus

    dengan kualitas yang kurang baik (ieff dan :usaba, 2004). 'isfungsi silia

    ini akan menyebabkan retensi mukus yang kurang baik pada sinus ($ilger,

    %&&").

    e!adian sinusitis maksila akibat infeksi gigi rahang atas ter!adi karena

    infeksi bakteri (anaerob) menyebabkan ter!adinya karies profunda sehingga

    !aringan lunak gigi dan sekitarnya rusak (#rabhu #ad1a 7obsen 7ahbar,

    200&). #ulpa terbuka maka kuman akan masuk dan mengadakan pembusukan

    pada pulpa sehingga membentuk gangren pulpa. >nfeksi ini meluas dan

    mengenai selaput periodontium menyebabkan periodontitis dan iritasi akan

    berlangsung lama sehingga terbentuk pus. Abses periodontal ini kemudian

    dapat meluas dan men*apai tulang alveolar menyebabkan abses alveolar.ulang alveolar membentuk dasar sinus maksila sehingga memi*u inflamasi

    mukosa sinus. 'isfungsisilia,

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    10/13

    obstruksiostiumsinus serta abnormalitas

    sekresi mukus menyebabkan akumulasi *airan dalam sinus sehingga

    ter!adinya sinusitis maksila ('rake, %&&").

    'engan ini dapat disimpulkan bah1a patofisiologi sinusitis ini

    berhubungan dengan tiga faktor, yaitu patensiostium, fungsi silia, dan

    kualitas sekresi hidung. #erubahan salah satu dari faktor ini akan merubah

    sistem fisiologis dan menyebabkan sinusitis.

    2.4.%. &!'ala Klinis

    6e!ala infeksi sinus maksilaris akut berupa demam, malaise, dan nyeri

    kepala yang tidak !elas yang biasanya reda dengan pemberian analgetik

    biasanya seperti aspirin. @a!ah terasa bengkak, penuh, dan gigi terasa nyeri

    pada gerakan kepala mendadak, misalnya se1aktu naik dan turun tangga

    (u*ker dan S*ho1, 200). Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul

    dan menusuk, serta nyeri di tempat lain karena nyeri alih (referred pain).

    Sekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang berbau

    busuk. :atuk iritatif nonproduktif !uga seringkali ada (Sobol,20%%).

    Sinusitis maksilaris dari tipe odontogen harus dapat dibedakan

    dengan rinogen karena terapi dan prognosa keduanya sangat berlainan. #ada

    sinusitis maksilaris tipe odontogenik ini hanya ter!adi pada satu sisi serta

    pengeluaran pus yang berbau busuk. 'i samping itu, adanya kelainan apikal

    atau periodontal mempredisposisi kepada sinusitis tipe dentogen. 6e!ala

    sinusitis dentogen men!adi lebih lambat dari sinusitis tipe rinogen

    (Mans!oer,200%).

    2.4.(. $ia"nosis dan P!m!riksaan P!nun'an"

    'iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,

    dan pemeriksaan penun!ang. #emeriksaan dengan palpasi turut membantu

    menemukan nyeri tekan pada daerah sinus yang terkena (Saragih, 200")

    #emeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior, nasoendoskopi

    sangat dian!urkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini (Mangunkusomo

    dan Soet!ipto,200"). 7inoskopi anterior memberi gambaran anatomi dan

    mukosa yang edema, eritema, dan sekret yang mukopurulen. /okasi sekret

    dapat menentukan sinus mana yang terkena. 7inoskopi posterior dapat

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    11/13

    melihat koana dengan baik, mukosa hipertrofi atau hiperplasia (Mans!oer,

    200%).

    #emeriksaan penun!ang lain adalah transiluminasi. $anya sinus frontal

    dan maksila yang dapat dilakukan transiluminasi. #ada sinus yang sakit akan

    men!adi suram atau gelap (7oss, %&&&). 'engan nasal endoskopi dapat

    diketahui sinus mana yang terkena dan dapat melihat adanya faktor etiologi

    lokal. anda khas ialah adanya pus di meatus media pada sinusitis maksila,

    etmoidalis anterior dan frontal atau pus di meatus superior pada sinusitis

    etmoidalis posterior dan sfenoidalis (Mehra dan Murad, 2004 Mangunkusomo

    dan Soet!ipto,200"). Selain itu, nasal endoskopi dilakukan untuk menegakkan

    diagnosis sinusitis akut dimana pus mengalir ke ba1ah konka media dan akan

    !atuh ke posterior membentukpost nasal drip(7oss, %&&&).

    #emeriksaan pembantu yang penting adalah foto polos posisi atau ?

    s*an. 5oto polos posisi @aters, posteroanterior, dan lateral umumnya hanya

    mampu menilai kondisi sinussinus besar seperti sinus maksila dan frontal.

    elainan yang akan terlihat adalah perselubungan, batas udara*airan (air

    fluid level) pada sinusitis maksila atau penebalan mukosa (Mehra dan Murad,

    2004). ?s*an sinus merupakangold standardkarena mampu menilai

    anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus se*ara

    keseluruhan dan perluasannya. amun karena mahal hanya diker!akan sebagai

    penun!ang diagnosis sinusitis kronik yang tidak membaik dengan pengobatan

    atau praoperasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi sinus

    (Mangunkusomo dan Soet!ipto,200").

    #emeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan

    mengambil sekret dari meatus media atau superior, untuk mendapat antibiotik

    yang tepat guna. /ebih baik lagi bila diambil sekret yang keluar dari pungsi

    sinus maksila (Mangunkusomo dan Soet!ipto,200"). ebanyakan sinusitis

    disebabkan infeksi olehStreptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae,

    ora!ella catarrhalis. 6ambaran bakteriologik dari sinusitis yang berasal dari

    gigi geligi didominasi oleh infeksi gram negatif sehingga menyebabkan pus

    berbau busuk dan akibatnya timbul bau busuk dari hidung (7oss, %&&&).

    'i samping itu, sinuskopi dilakukan dengan pungsi menembus dinding

    medial sinus maksila melalui meatus inferior, dengan alat endoskopi dapat

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    12/13

    dilihat kondisi sinus maksila yang sebenarnya, selan!utnya dapat dilakukan

    irigasi sinus untuk terapi (Mangunkusomo dan Soet!ipto,200").

    2.4.). T!ra#i

    #rinsip terapi 3

    a.

    b.

    *.

    Atasi masalah gigi

    onservatif dilakukan dengan memberikan obatobatan atau irigasi

    peratif

    Antibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada

    sinusitis akut bakterial, untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan

    mukosa serta

    membuka sumbatanostiumsinus (u*ker dan S*ho1, 200). Antibiotik

    pilihan berupa golongan penisilin seperti Amoksisilin. ika diperkirakan

    kuman telah resisten atau memproduksi betalaktamase, maka dapat

    diberikan Amoksisilinlavulanat atau !enis ?ephalosporin generasi kedua

    (?hambers dan 'e*k, 200&). erapi lain dapat diberikan !ika diperlukan

    seperti mukolitik, analgetik, steroid oral dan topikal, pen*u*ian rongga

    hidung dengan natrium klorida atau pemanasan. Selain itu, dapat dilakukan

    irigasi sinus maksilaris atau koreksi gangguan gigi (Mangunkusomo dan

    Soet!ipto,200"). :edah sinus endoskopi fungsional (:S=5) adalah operasi

    pada hidung dan sinus yang menggunakan endoskopi dengan tu!uan

    menormalkan kembali ventilasi sinus dan klirens mukosiliar (/onghini

    :ransletter 5erguson, 20%0). #rinsip :S=5 ialah membuka dan membersihkan

    kompleksosteomeatalsehingga drainase dan ventilasi sinus lan*ar se*ara

    alami. Selain itu, operasi ?ald1ell /u* dapat !uga dilakukan untuk

    memulihkan sumbatan sinus atau infeksi sinus maksila. indakan ini

    dilakukan dengan mengadakan suatu rute untuk mengkoneksi sinus maksila

    dengan hidung sehingga memulihkan drainase (?ho dan $1ang, 200).

    2.4.*. Kom#likasi

    omplikasi sinusitis adalah kelainan orbital disebabkan oleh sinus

    paranasal yang berdekatan dengan mata. Cang paling sering ialah sinusitis

    etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila. #enyebaran infeksi ter!adimelalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. elainan yang dapat timbul ialah

  • 7/24/2019 Referat - Sinusitis Dentogen 2

    13/13

    edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita dan

    selan!utnya dapat ter!adi thrombosis sinus kavernosus (Mangunkusomo dan

    Soet!ipto,200"). omplikasi lain adalah infeksi orbital menyebabkan mata

    tidak dapat digerakkan serta kebutaan karena tekanan pada nervus optikus

    ($ilger, %&&").

    steomielitis dan abses subperiosteal paling sering timbul akibat

    sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anakanak. #ada osteomielitis

    sinus maksila dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi (u*ker dan

    S*ho1, 200)

    >nfeksi otak yang paling berbahaya karena penyebaran bakteri ke

    otak melalui tulang atau pembuluh darah. >ni dapat !uga mengakibatkan

    meningitis, abses otak dan abses ekstradural atau subdural ($ilger, %&&").

    omplikasi sinusitis yang lain adalah kelainan paru seperti bronkitis

    kronis dan bronkiektasi. Adanya kelainan sinus paranasal disertai dengan

    kelainan paru ini disebut sinobronkitis. Selain itu, dapat !uga menyebabkan

    kambuhnya asma bron*hial yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya

    disembuhkan (:allenger, 200&).

    2.4.+. Pro"nosis

    #rognosis sinusitis tipe dentogen sangat tergantung kepada tindakan

    pengobatan yang dilakukan dan komplikasi penyakitnya. ika, drainase sinus

    membaik dengan terapi antibiotik atau terapi operatif maka pasien mempunyai

    prognosis yang baik (Mehra dan Murad, 2004).