refrat dr hadi migren

Upload: muenk

Post on 14-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MIGRENREFRAT

Pembimbing: dr. Hadi Kurniawan , Sp.KFR Disusun olehNama: Ari Herlina SetionoNIM: 11-2012-142KEPANITERAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAFUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

RS PANTI WILASAPERIODE 24 juni 2013 27 Juli 2013DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang. 3

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Definisi . 4

1.2 Jenis-jenis migren 4-9

1.3 Epidemiologi 9-101.4 Faktor Pencetus . 10-111.5 Patofisiologi 11

1.6 Manifestasi klinis 11-131.7 Diagnosis 131.8 Pemeriksaan Penunjang 13-141.9 Penatalaksanaan 14-19

1.10 Komplikasi 19-211.11 Different Diagnosis ... 21BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 22Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sakit kepala adalah salah suatu keluhan yang sering dikemukakan dalam praktek ilmu penyakit saraf. Menurut International Headache Society, sakit kepala dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Sakit kepala primer adalah sakit kepala tanpa penyebab yang jelas dan tidak berhubungan dengan penyakit lain. Contohnya adalah sakit kepala tipe tension,migraine, dan cluster. Sedangkan sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit lain seperti akibat infeksi virus, adanya massa tumor,cairan otak, darah, serta stroke.Migraine adalah nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama4-72 jam. Karekteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atauberat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea dan/atau fotofobia dan fonofobia. Migraine secara umum dibagi menjadi 2 yaitu migraine klasik dan migraine umum dimana migraine umum 5 kali lebih sering terjadi daripada migraine klasik.1Bab II

PEMBAHASAN2.1 DEFINISI

Menurut internastinal headache society (IHS),migren adalah nyeri kepala berulang dengan serangan nyeri yang berlansung selama 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi(unilateral) ,sifatnya berdenyut,intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperhebat oleh aktivitas dan dapat disertai mual muntah,fotofobia dan fonofobia. Secara umum migren dibagi menjadi migren dengan aura dan migren tanpa aura.12.2 JENIS-JENIS MIGREN22.2.1 Migren Tanpa Aura

Istilah sebelumnya: common migraine,hemicranias simplex.Deskripsi: nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam. Karakteristik nyeri kepala unilateral,berdenyut,intensitas sedang atau berat,bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.

Kriteria diagnostic:

A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria

B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil diobati).

C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut:

1. Lokasi unilateral

2. Kualitas berdenyut

3. Intensitas nyeri sedang atau berat

4. Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik atau penderita menghindari aktivitas fisik rutin (berjalan atau naik tangga).

D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini:2. Nausea dan atau muntah

3. Fotofobia dan fonofobiaE. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.

2.2.2 Migren Dengan Aura

Istilah sebelumnya: classic migraine,complicated migraine

Deskripsi:

Suatu serangan nyeri kepala berulang di mana didahului gejala neurologi fokal yang reversible secara bertahap 5-20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit. Gambaran nyeri kepala yang menyerupai migren tanpa aura biasanya timbul sesudah gejala aura.

1. Migren Dengan Aura Tipikal

Deskripsi:

Aura tipikal terdiri dari gejala visual dan atau sensoris dan /berbahasa. Yang berkembang secara bertahap,durasi tidak boleh lebih dari 1 jam.bercempur gambaran positif dan negative,kemudian menghilang sempurna yang memenuhi migren tanpa aura.

Kriteria diagnostic:

a. adanya aura yang terdiri paling sedikit satu dari dibawah ini tetapi tidak dijumpai kelemahan otot.

1. gangguan visual yeng reversible seperti positif (cahaya yang berkedip-kedip,bintik-bintik atau garis-garis) dan negative (hilangnnya pengelihatan)

2. gangguan sensoris yang reversible termasuk positif (pins and needles) atau negative (hilang rasa/kebas)3. gangguan bicara disfasia yang reversible sempurna.

b. paling sedikit dua dari dibawah ini:

1. gejala visual homonim dan atau dengan gejala sensoris unilateral.

2. Paling tidak timbul satu macam auara secara gradual > 5 menit dan atau jenis aura yang lainnya > 5 menit.

3. Masing-masing gejala berlangsung >5 dan 5 menit dan atau jenis aura yang lainnya > 5 menit.

2. setiap gejala berlangsung >5 dan 5 menit dan atau jenis aura yang lainnya > 5 menit.

2. setiap gejala berlangsung >5 dan 5 menit dan atau gejala aura lain yang terjadi lebih dari 5 menit.

2. Tiap gejala aura berlangsung > 5 menit dan < 60 menit.

d. Migren tanpa aura yang timbul pada waktu bersamaan denga aura ataupun sesudah onset aura dalam waktu 60 menit.

e. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.2.2.3 Menstrual Migrena. Pure menstrual Migraine tanpa aura

Migren tanpa aura yang timbul pada hari 1 kurang lebih 2 hari sebelum menstruasi sampai tiga hari setelah keluarnya haid dan paling sedikit pada dua atau tiga siklus haid serta tidak ada serangan tambahan serangan nyeri migren pada hari lain dalam siklus tersebut,

b. Menstrual related migren tanpa aura

Migren tanpa aura yang timbul pada satu sampai dua hari sebelum sampai hari ketiga setelah keluarnya haid pada paling sedikit dua dari tiga siklus haid dan bisa timbul tambahan serangan nyeri migren kapan saja pada hari lain dalam siklus haid.

c. Non migren menstrual tanpa aura

Serangan nyeri kepala migren tanpa aura pada wanita sedang haid tetapi tidak berhubungan dengan haidnya.2.3 EPIDEMIOLOGI

Migren terjadi pada hampir 30 juta penduduk amerika serikat,75 % di antaranya wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia,tetapi biasanya muncul pada usia 10-40 tahun dan angka kejadian menurun setelah usia 50 tahun. Migren tanpa aura umumnya lebih banyak terjadi dibandingkan dengan migren disertai aura dengan presentasi sebanyak 90 %.12.4 FAKTOR PENCETUS

Faktor pencetus timbulnya migren;11. Perubahan hormone (65,1 %)

Estrogen dan progesterone merupakan hormone utama yang berkaitan dengan migren. Penurunan konsentrasi estrogen dan progesterone pada fase luteal siklus menstruasi saat terjadinya serangan migren.

2. Makanan (26,9 %)

Makanan yang menyebabkan nyeri kepala pada beberapa orang yaitu makanan yang bersifat vasodilator(contoh :anggur merah ), vasokontriktor (keju,coklat,kafein) dan zat tambahan pada bahan makanan(msg,natrium nitrit)

3. Stress (79,7 %)

4. Merangsangan sensorik

Sinar yang menyilaukan (38,1%)

Bau menyengat (43,7 %)

5. Faktor fisik

Kegiatan fisik yang berlebihan(27,3 %)

Perubahan pola tidur(32 %) dan gangguan pada tidur (49,8%)

6. Perubahan lingkungan (53,2 %)

Seperti cuaca,musim,tingkatan dataran tinggi atau zona waktu.

7. Alkohol (37,8 %)

8. Merokok (35,7 %)

Faktor Resiko11. Riwayat penyakit migren pada keluarga.

2. Wanita dan usia muda.

2.5 PATOFISIOLOGISistem trigemino vascular

Pembuluh darah diotak dipersarafi oleh serat saraf yang mengandung substansi P,neurokini A (NKA) dan calcitonin gene related peptid (CGRP). Semua ini berasa dari ganglion nervus trigeminus sesisi . SP,NKA dan CGRP menimbulkan pelebaran pembuluh darah arteri otak. Selain itu rangsangan oleh serotonin pada ujung-ujubg saraf perivascular menyebabkan rasa nyeri dan pelebaran pembuluh darah sesisi. Seperti diketahui waktu serangan migren kadar serotonin dalam plasma meningkat. Dulu kita mengira bahawa serotoninlah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah pada fase aura. Pemikiran sekarang mengatakan bahwa serotonin bekerja melalusi sistem trigemino vascular yang menyebabkan rasa nyeri kepala dan pelebaran pembuluh darah.

Inti-inti saraf di batang otak

Inti-inti saraf dibatang otak misalnya di rafe dan lokus sereleus mempunyai hubugan dan reseptor-reseptor serotonin dan nonadrenalin. Juga dengan pembuluh darah otak yang letaknya lebih tinggi dan sumsum tulang daerah leher yang letaknya lebih rendah. Rangsangan pada inti-inti ini menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak unilateral dan vasodilatasi pembuluh darah di luar otak,misalnya di pelipis yang melebar dan berdenyut.Trigger migren berasal dari:

1. korteks serebri: respon terhadap emosi atau stress.

2. Thalamus: respon terhadap cahaya menyilaukan,suara bising,makanan,bau-bau yang tajam.

3. Hipotalamus: respon terhadap perubahan lingkungan atau perubahan hormonal

4. Sirkulasi karotis interna atau karotis eksterna; respon terhadap vasodilator.2.6 MANIFESTASI KLINISTerdapat empat fase yang umum terjadi pada penderita migren,tetapi semuanya tidak harus dialami penderita. Fase-fase tersebut antara lain:11. Fase prodromal

Fase ini dialami oleh 40-60 % penderita migren. Gejala berupa perubahan mood ,irritable,depresi atau euphoria,perasaan lemah,letih,lesu,tidur berlebihan,menginginkan jenis makanan tertentu. Gejala ini muncul beberapa jam atau beberapa hari sebelum fase nyeri kepala.

2. Fase Aura

Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau menyertai serangan migren. Fase ini muncul bertahap selama 5-20 menit,dan bertahan kurang dari 60 menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual,sensorik,motoric,atau kombinasi dari aura-aura tersebut.

Aura visual muncul pada 64 % kasus dan merupakan gejala neurologis yang paling umum terjadi. Yang khas untuk migren scintillating scotoma: tampak bintik-bintik kecil yang banyak,gangguan visual homonym,gangguan salah satu sisi lapang pandang,persepsi adanya cahaya berbagai warna yang bergerak pelan (fenomena positif). Kelainan visual lainnya adalah adanya skotoma (fenomena negatif) yang bisa timbul pada salah satu mata atau kedua mata. Kedua fenomena ini bisa timbul bersamaan dan berbentuk zig-zag. Aura pada migren biasanya hilang dalam beberapa menit dan kemudian diikuti dengan periode laten sebelum timbulnya nyeri kepala,walaupun ada juga yang melaporkan tanpa periode laten.

3. Fase Nyeri Kepala

Nyeri kepala migren biasanya berdenyut,unilateral dan awalnya berlokasi didaerah frontotemporalis dan ocular,kemudian setelah 1-2 jam menyebar secara difus kearah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada orang dewasa,sedangkan pada anak-anak berlangsung selama 1-48 jam. Intensitas nyeri berkisar dari sedang sampai berat dan dapat mengganggu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.4. Fase postdromal

Pasien mungkin merasa lelah,iritabel ,konsentrasi terganggu,dan perubahan mood. Akan tetapi beberapa orang merasa segar atau euphoria setelah serangan sedangkan yang lainnya merasa depresi dan lemas.

2.7 DIAGNOSIS

Kriteria diagnosis berdasarkan International headache society (HIS):11. Serangan nyeri kepala yang terjadi 5 kali atau lebih dengan gambaran klinis yang sama selama 4-72 jam pada setiap serangan, dan terdapat periode bebas gejala diantara serangan yang terjadi.2. Terdapat dua atau lebih gambaran nyeri kepala di anataranya sebagai berikut:

Nyeri sedang sampai berat

Nyeri pada satu sisi kepala

Nyeri kepala berdenyut

Nyeri kepala yang diperberat oleh aktivitas sehari-hari seperti naik tangga

3. Terdapat satu atau lebih gejala lain di samping nyeri kepala yaitu:

Gejala aura

Mual selama nyeri kepala

Fotofobia dan atau fonofobia selama nyeri kepala

4. Menyingkirkan nyeri kepala sekunder dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT scan dan MRI kepala

CTscan dan MRI dapa dilakukan dengan indikasi tertentu, seperti: pasien baru pertama kali mengalami sakit kepala, ada perubahan dalam frekuensi serta derajat keparahan sakit kepala, pasien mengeluh sakit kepala hebat, sakit kepala persisten, adanya pemeriksaan neurologis abnormal, pasien tidak meresponterhadap pengobatan, sakit kepala unilateral selalu pada sisi yang sama disertai gejala neurologis kontralateral.3 Pungsi lumbal

Indikasinya adalah jika pasien baru pertama kali mengalami sakit kepala,sakit kepala yang dirasakan adalah yang terburuk sepanjang hidupnya, sakit kepala rekuren, onset cepat, progresif, kronik, dan sulit disembuhkan. Sebelum dilakukan LP seharusnya dilakukan CT scan atau MRI terlebih dulu untuk menyingkirkan adanya massa lesi yang dapat meningkatkan tekanan intracranial.32.9 PENATALAKSANAAN

Sasaran pengobatan Migren Sasaran pengobatan tergantung lama dan intensitas nyeri,gejala penyerta,derajat disabilitas serta respon awal dari pengobatan dan mungkin pula ditemukan penyakit lain seperti epilepsy,ansietas,stroke,infark miokard. Karena itu harusa hati-hati memberika obat. Bila ada gejala mual/muntah,obat diberikan rektal,nasal,subkutan atau intravena.2Tata laksanan pengobatan migren dapat dibagi menjadi 3 kategori:2a. Langkah umum

Perlu menghindari penecetus nyeri,seperti perubahan pola tidur,makanan,stress dan rutinitas sehari-hari,cahaya terang,kelap kelip,perubahan cuaca,berada ditempat yang tinggi seperti gunung atau di pesawat udara.

b. Terapi abortif

Abortif non spesifik; pada serangan ringan sampai sedang atau serangan berat atau berespon baik terhadap obat yang sama dapat dipakai:analgetik OTCs (over the counters), NSAIDs (oral).

Abortif sepsifik: bila tidak respon terhadap analgesic/NSAIDs,dipakai obat spesifik seperti : triptans (naratriptans,rizatriptan,sumatriptan,zolmitriptan), dihydro ergotamine (DHE) (obat golongan).1. Analgetik

Obat pilihan pertama untuk serangan migren ringan dan sedang adalah analgetik. Untuk mencegah drug overuse headache penggunaan analgetik tunggal sebaiknya tidak lebih dari 15 hari perbulan dan penggunaan analgetik kombinasi tidak lebih dari 10 hari dalam sebulan. Pada table dibawah ini dicantumkan daftar obat analgetik untuk pengobatan serangan migren akut disertai level of recommendation dari masing-masing obat.

2. AntiemetikPenggunaan antiemetik pada serangan migren akut direkomendasikan untuk pengobatan nausea dan potensial emesis karena diasumsikan bahwa obat-obatan antiemetic ini meningkatkan resorbsi analgetik. Metoclopramide 20 mg direkomendasikan untuk dewasa dan remaja. Untuk anak-anak sebaiknya diberikan domperidon 10 mg karena kemungkinan timbulnya efek samping ekstrapiramidal pada penggunaan metoclopramide.

3. Alkaloid ergot

Penelitian komperatif melaporkan bahwa triptan memiliki efikasi yang lebih baik daripada alkaloid ergot. Keuntungan penggunaan alkaloid ergot adalah angka rekurensinya lebih rendah pada beberapa pasien. Oleh karena itu obat golongan ini sebaiknya penggunaannya terbatas pada pasien dengan serangan migren yang sangat panjang atau dengan rekurensi yang reguler. Merupakan agonis selektif reseptor serotonin.4Senyawa satu-satunya yang memiliki bukti efikasi yang cukup adalah ergotamine tartart dan dihydroergotamine 2 mg (oral dan suppositoria). Alkaloid ergot dapat menginduksi drug overuse headache sangat cepat pada dosis yang sangat rendah. Oleh karena itu penggunaanya harus dibatasi hanya sampai 10 hari saja perbulan. Efek samping terutama nausea,muntah,parestesi dan ergotisme. Kontra indikasi pemeberian obat ini pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler dan serebovaskuler,penyakit Raynaud, hipertensi,gagal ginjal,kehamilan dan masa laktasi.

4. Triptans

Untuk migren sedang sampai berat atau migren ringan sampai sedang yang tidak respon terhadap analgesic atau NSAIDs. Sumatriptan s.c lebih efektif karena cepat mencapai terapeutik efek (kurang lebih 15 menit) pada 70-82 % penderita. Penderita harus mencoba satu macam obat untuk 2-3 kali serangan sebelum ingin menukar obat dengan jenis triptan lain.Efek samping yang umum terjadi pada penggunaan semua jenis triptan;nausea,paraestesia distal,fatigue. Kontra indikasi umumnya pada : hipertensi arterial,penyakit jantung coroner,penyakit serebo vaskuler, Raynaud disease,kehamilan dan laktasi,usia dibawah 18 tahun (kecuali sumatriptan nasal spray ) dan usia diatas 65 tahun,penyakit hati atau gagal ginjal.Definisi pengobatan akut migren dianggap berhasil jika memenuhi kriteria di bawah ini:21. Bebas nyeri sesudah 2 jam pengobatan

2. Perbaikan nyeri dari skala 2 (sedang ) atau 3 ( berat ) menjadi skala nyeri kepala 1 (ringan ) atau skala 0 (tidak ada nyeri kepala ) sesudah 2 jam.

3. Efikasi pengobatan konsisten 2-3 x serangan.

4. Tidak ada nyeri kepa rekuren/berulang dan tidak ada pemakaian obat lagi dalam waktu/pada 24 jam sesudah pengobatan berhasil.

c. Terapi preventif/profilaksis

Prinsip umum terapi preventif:

1. Mengurangi frekuensi berat dan lamanya serangan.

2. Meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan

3. Meningkatkan aktivitas sehari-hari,serta pengurangan disabilitas.

Indikasi kriteria pemberian terapi preventif berdasarkan:

1. Serangan berulang >2 kali /minggu yang mengganggu aktivitas,meskipun telah diberikan pengobatan akut yang adekuat.

2. Nyeri kepala migren yang sering atau berlangsung >48 jam.

3. Pengobatan akut gagal

4. Ada kontra indikasi obat,efek samping obat muncul,atau cenderung over use terhadap terapi akut.

5. Munculnya gejala-gejala dan kondisi yang luar biasa,umpamanya migren basiler hemiplegik,aura yang memanjang.

6. Keinginan permintaan penderita sendiri.

Formula prevensi migren2 Pemakaian obat dosis rendah yang efektif dinaikan pelan-pelan sampai dosis efektif. Efek klinik setelah 2-3 bulan.

Pendidikan terhadap penderita

Teratur memakai obat,perlu diskusi rasional tentang pengobatan,efek samping.

Evaluasi: headache diary merupakan suatu gold standart evaluasi serangan,frekuensi,lama,beratnya serangan,disabilitas dan respon obat.

Kondisi penyakit lain

Peduli kelaianan yang sedang diderita seperti stroke,infark miokard,epilepsy dan ansietas,penderita hamil,hati-hati interaksi obat.

Obat preventif berdasarkan pertimbangan kondisi penderita.

blockers, menurunkan frekuensi serangan.kontraindikasi penderita asma,diabetes mellitus,penyakit vaskuler perifer,heart block,ibu hamil.

Calcium channel blockers,efeknya agak lambat sampai beberapa bulan mengurangi frekuensi serangan 50 %. Kontra indikasi; ibu hamil,hipertensi,aritmia dan congestive heart failure.

Serotonin receptor antagonists efektif mengurangi frekuensi sampai 50-64 %,efek sampingnya lesu,berat badan meningkat. Methysergide,untuk profilaksis serangan berat yang tidak respon terhadap obat-obat abortif. Kontra indikasi: hipertensi,kelainan liver,ginjal,paru,jantung,kehamilan,tromboflebitis. Efek samping : mual,kaku otot,batuk,halusinasi. Pemakaiannya tidak lebih dari 6 bulan.

Tricyclic antidepnosant. Kontraindikasi : kelainan liver,ginjal,paru,glaucoma,hipertensi. Anti epileptics drug

Valproic acid suatu obat anti epilepsy,mempunyai bukti efikasi pada lebih dari 1 placebo controlled trial sebagai profilaksis migren. Telah di approved oleh FDA sejak tahun 2000,efikasinya setara dengan obat profiilaksis lain yang telah di approved sebelumnya.

Profilaksis migren dianggap berhasil apabila frekuensi serangan migren menurun setidaknya 50 % perbulan selama 3 bulan.2Migren pada kehamilan2Hampir semua obat migren kontra indikasi pada kehamilan,kecuali:

1. Parasetamol dapat diberikan pada segala masa kehamilan.

2. NSAIDs boleh diberika pada masa trisemester kedua masa kehamilan.

3. Pilihan obat profilaksis migren hanya magnesium dan metoprolol diperbolehkan pada masa kehamialan.

Migren pada anak-anak dan remaja21. Obat analgetik yang direkomendasikan hanya:

Ibuprofen 10 mg/kg BB

Parasetamol 15 mg/kgBB

2. Antiemetikum pada anak dibawah umur 12 tahun adalah domperidon.

3. Sumatriptan nasal spray 5-20 mg hanya satu-satunnya yang dianjurkan mempeunyai nilai positif pada placebo controlled trial pada anak-ank dan remaja.4. Oral triptan tidak menunjukan efikasi yang signifikan.

5. Ergotamine dilarang diberikan pada anak-anak dan remaja karena efek samping dan juga cenderung jatuh pada drug induced headache.

Migren akut pada masa menstrual

Pengobatan Sama saja dengan migren non menstrual

a. Obat pilihan Naproxen sodium 2 x 550 mg/hari

b. Triptan dapat diberikan sebagai short term prophylaxis,yaitu:

Naratriptan ( 2x 1 mg/hari selama 5 hari dimulai saat 2 hari sebelum onset menstruasi)

Frovatriptan (2 x 2,5 mg/hari diberikan selama 6 hari masa menstruasi)2.10 KOMPLIKASI21. Migren kronik

Deskripsi:

Nyeri kepala yang berlangsung > 15 hari dengan paling tidak ada 8 hari serangan migren atau probable migraine dalam satu bulan selama lebih dari 3 bulan dan tidak adanya riwayat penggunaan obat berlebihan.

Kriteria diagnostic:

a. Nyeri kepala dalam > 15 hari per bulannya dan berlangsung lebih dari 3 bulan.

b. Didapti pada pasien yang mendapat > 5 serangan yang memenuhi kriteria migren tanpa aura.

2. Mempunyai gejala paling tidak 2 dari dibawah ini:

a. Lokasi unilateral

b. Berdenyut

c. Intensitas nyeri sedang-berat

d. Bertambah berat apabila melakukan aktivitas fisik rutin seperti berjalan atau naik tangga.

3. Mempunyai gejala paling tidak 1 dari dibawah ini:

a. Mual dan muntah

b. Fotofobia dan fonofobia.

c.didapatkan perbaikan apabila diberikan obat triptan atau ergot pada saat sebelum,yang diduga akan timbul gejala.

d. tidak ada penggunaan obat berlebihan dan tidak berlaitan dengan penyebab gangguan lain.

2. Status Migrenous

Deskripsi:

Suatu serangan migren berat yang berlangsung > 72 jam.

4. Migrenous InfarkDeskripsi:Satu atau lebih tanda-tanda aura migren yang sehubungan dengan lesi iskemika otak pada teritori yang sesuai,dibuktikan dengan pemeriksaan neuroimaging.

Kriteria diagnostic:

a. Adanya serangan pada pasien migren dengan aura yang khas seperti serangan sebelumnya kecuali satu atau lebih tanda-tanda aura yang menetap lebih dari 60 menit.

b. Pemeriksaan neuroimaging menunjukan infark iskemia dengan area yang sesuai.

c. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.2.11 DIFFERENT DIAGNOSIS

Nyeri kepala Cluster

Nyeri kepala yang hebat,nyeri selalu unilateral di orbita,supraorbital,temporal,atau kombinasi dari tempat-tempat tersebut. Berlangsung 1-180 mennit dan terjadi dengan frekuensi dari sekali tiap dua hari sampai 8 kali sehari. Serangan-serangannya diseratai satu atau lebih sebagai berikut: semuanya ipsilateral seperti injeksi konjungtiva,lakrimasi,dahi dan wjah berkeringat,miosis,ptosis,edema palpebral.

Bab III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Migren adalah nyeri kepala berulang dengan serangan nyeri yang berlansung selama 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi(unilateral) ,sifatnya berdenyut,intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperhebat oleh aktivitas dan dapat disertai mual muntah,fotofobia dan fonofobia. 75 % di antaranya wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia,tetapi biasanya muncul pada usia 10-40 tahun dan angka kejadian menurun setelah usia 50 tahun. Migren tanpa aura umumnya lebih banyak terjadi dibandingkan dengan migren disertai aura dengan presentasi sebanyak 90 %.

DAFTAR PUSTAKA1. Dewanto, G. Panduan praktis diagnosis dan tata laksanan penyakit saraf. Jakarta:EGC. 2009:102-105.2. Machfoed, H. Konsensus nasional III diagnostic dan penatalaksanaan nyeri kepala. Surabaya: AUP.2010:11-28.

3. Katzung, Bertram. Basic and Clinical Pharmacology. 10th edition. Boston:McGraw Hill. 2007. p 2895.4. Wibowo,S. farmakologi dalam neurologi.Jakarta: Salemba medika.2001.21 | Ilmu Penyakit saraf