bab 1 skripsi erp
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 bab 1 skripsi ERP
1/4
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan gedung merupakan suatu fenomena daerah perkotaan,
dimana semakin banyak didirikan diberbagai kota besar di Indonesia. Faktor
keselamatan telah menjadi persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh
bangunan gedung. Salah satu aspek keselamatan adalah keselamatan dari
bahaya kebakaran. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran Pada Bangunan Gedung diharapkan dapat menjamin keselamatan
gedung agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Kebakaran pada bangunan gedung dapat menimbulkan kerugian
berupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang
dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya ketenangan masyarakat.
Seiring meningkatnya ukuran dan kompleksitas bangunan gedung, sudah
seharusnya pula diiringi dengan peningkatan perlindungan terhadap
masyarakat. Penanganan kebakaran di gedung-gedung masih mengandalkan
kesiagapan dan peralatan dari pemadam kebakaran setempat. Kesiagaan dari
pemadam kebakaran gedung pun terkadang masih kurang memadai. Salah
satu kejadian yang menimpa bangunan seperti kasus kebakaran pada bengkel
kayu PPNS-ITS pada tahun 2000 lalu.
Sebagai institusi pusat unggulan yang diakui dalam melaksanakan
ilmu dan teknologi dalam bidang kemaritiman dan industri terkait denganberwawasan lingkungan, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya-Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (PPNS-ITS) lembaga pendidikan tinggi yang
didirikan tahun 1987, yang terdiri dari gedung pertemuan, bengkel
permesinan, gedung perkuliahan, laboratorium, gedung teleconference,
-
7/24/2019 bab 1 skripsi ERP
2/4
2
gedung plasa, gedung graha musik, gedung himpunan mahasiswa, mushola
dan kantin. Selain gedung-gedung tersebut, kini sedang dibangun gedung baru
yaitu gedung direktorat. Gedung Direktorat PPNS ITS akan difungsikan
sebagai ruang direktur, ruang arsip dan fasilitas penunjang lainnya. Gedung
berlantai 4 ini memiliki luas 1050 m2, disini hanya terdapat detektor (asap)
pada lantai 1, sedangkan untuk proteksi kebakaran aktif lain seperti APAR
belum tersedia, padahal salah satu cara pemadaman awal yang tepat adalah
dengan menggunakan APAR. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat
yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api
pada mula terjadinya kebakaran, serta belum adanya sarana proteksi
kebakaran pasif salah satunya sistem tanggap darurat (ERP). Bedasarkankondisi tersebut perlu dilakukan perencanaan Emergency Response Plan
yang berfokus terhadap bahaya kebakaran, adapun alasan untuk melakukan
pembentukan sarana tanggap darurat yang berfokus pada kebakaran karena
kebakaran dalam gedung direktorat dapat mengakibatkan terhentinya proses
dan aktivitas yang sangat penting guna memberi petunjuk dan arah
penyelamatan diri apabila terjadi keadaan darurat. Untuk itu perancangan
sistem emergency response yang tepat dan efektif akan sangat membantu
sekali dalam melakukan pertolongan jalan keluar dari dalam gedung jika
nantinya timbul musibah kebakaran .
1.2 Perumusan Masalah
Perencanaan merupakan upaya untuk pencegahan dan penggulangan
awal kebakaran untuk itu perlu dilakukan perancangan, penganalisaan, dan
penentuan sarana evakuasi. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas
dalam tugas akhir ini adalah :
1.
Berapa jumlah pintu darurat dan lebar tempat keluar yang sesuai
dengan jumlah penghuni didalamnya
-
7/24/2019 bab 1 skripsi ERP
3/4
3
2. Berapa jumlah dan letak meeting point yang dibutuhkan sebagai
tempat evakuasi, peta evakuasi dan petunjuk arah menuju tempat
evakuasi dari gedung Direktorat PPNS-ITS.
3.
Bagaimana melakukan perancangan fasilitas escape kebakaran
kebakaran (exit route, tangga darurat, exit sign, meeting point, pintu
darurat dan lebar tempat keluar) pada gedung Direktorat PPNS-ITS.
4.
Bagaimana melakukan perancangan standart operating procedure
(SOP) emergency responpada gedung Direktorat PPNS-ITS.
5.
Bagaimana menentukan penempatan, jumlah dan jenis APAR yang
diperlukan pada gedung Direktorat PPNS-ITS.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam Perencanaan Emergency Response Plan dan
Penempatan APAR pada Gedung Direktorat PPNS-ITS adalah :
1.
Untuk menentukan jumlah pintu darurat dan lebar tempat keluar
yang sesuai dengan jumlah penghuni didalamnya.
2. Untuk menentukan jumlah dan letak meeting point yang dibutuhkan
sebagai tempat evakuasi, peta evakuasi dan petunjuk arah menuju
tempat evakuasi dari gedung Direktorat PPNS-ITS.
3. Melakukan perancangan fasilitas escapekebakaran (exit route, tangga
darurat, exit sign, meeting point, pintu darurat dan lebar tempat keluar)
pada gedung Direktorat PPNS-ITS.
4. Melakukan perancangan standart operating procedure (SOP)
emergency responpada gedung Direktorat PPNS-ITS.
5. Untuk penempatan, jumlah dan jenis APAR yang diperlukan pada
gedung Direktorat PPNS-ITS.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam Perencanaan Emergency Response Plan dan
Penempatan APAR pada Gedung Direktorat PPNS-ITS adalah :
-
7/24/2019 bab 1 skripsi ERP
4/4
4
1. Memberikan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada gedung
Direktorat sebagai kesiapsiagaan jika terjadi bencana kebakaran.
2.
Masukan kepada PPNS-ITS untuk menerapkan Emergency Response
Plandan penempatan APAR pada gedung Direktorat PPNS-ITS.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Penelitian dilakukan pada gedung direktorat PPNS-ITS.
2.
Pada perencanaan ini peneliti tidak memperhitungkan estimasi biaya.
3.
Penelitian ini hanya untuk perancangan Emergency Response Plan
dan penempatan APAR.
4.
Difokuskan pada perancangan fasilitas escapekebakaran yaitu : exit
route, tangga darurat, exit sign, meeting point, pintu darurat dan lebar
tempat keluar.
5.
Peneliti tidak membahas tentang emergency lighting.
6. Peneliti tidak membahas prosedur pemeliharaan APAR.
7. Menggunakan standar NFPA 101 Life Safety Code edisi tahun 2000
dan SFPE 3rd
edition2002 untuk perancangan Emergency Response
Plan.
8. Menggunakan standar NFPA 10 tahun 1998 dan
PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980 untuk pemasangan
APAR.