referat bobath
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Referat Bobath
1/34
BAB I
PENDAHULUAN
Hemiplegia merupakan paralisis salah satu sisi tubuh, merupakan tanda
klasik penyakit neurovaskuler otak. Merupakan salah satu manifestasi penyakit
neurovaskuler, terjadi bersamaan dengan stroke, melibatkan hemisfer serebri atau
batang otak. 1
Proses pemulihan dari stroke biasanya sudah diperkirakan secara relatif,
merupakan serial yang khas pada fase fasenya untuk pasien dengan hemiplegia
yang dicetuskan oleh stroke. Pada awal hemiplegia, lengan lebih terkena
kecacatan daripada tungkai, perbaikan motorik pada tungkai terjadi lebih awal
dan lebih sempurna daripada lengan. ngka pemulihan terbesar terjadi dalam
waktu tiga bulan pertama setelah onset, dan hanya sedikit pemulihan yang
bertambah setelah enam bulan dari onset. !
Pemulihan motorik akan tampak jelas dalam beberapa jam sampai
beberapa hari setelah terjadi stroke. "anyak pendekatan yang sudah digunakan
untuk memfasilitasi dan mempercepat pemulihan motorik, termasuk pendekatan
tradisional seperti teknik neurodevelopmental yang diperkenalkan oleh "obath,
merupakan latihan yang berorientasi perbaikan fungsi motorik # seperti melatih
transfer dan ambulasi awal $, fokus saat ini adalah pada praktek pengulangan
yang berorientasi pada tugas pengulangan. %atihan neurodevelopmental
dimaksudkan untuk menormalkan tonus otot dan mencegah spastisitas yang
berlebihan dengan menggunakan pola penghambatan refleks khusus.& 'ecara
umum konsep "obath didasarkan pada model kontrol sistem motorik, konsep
plastisitas, prinsip pembelajaran motorik, pengertian dan aplikasi dari pergerakan
manusia yang fungsional. (
1
-
7/25/2019 Referat Bobath
2/34
BAB II
HEMIPLEGI DAN SINDROMA UPPER MOTOR NEURON
II.1 Hemiplegia
Hemiplegia adalah paralisis total dari lengan, tungkai dan batang tubuh di
satu sisi tubuh yang merupakan tanda klasik penyakit neurovaskuler otak.
Merupakan salah satu dari berbagai gambaran klinis penyakit neurovaskuler,
hemiplegi terjadi karena stroke yang menyerang hemisfer serebri atau batang
otak. )iga faktor risiko utama penyakit serebrovaskuler adalah hipertensi,
diabetes melitus, dan penyakit jantung. *ang terutama dari tiga hal ini adalah
hipertensi.1
Klasifikasi Penaki! Se"e#"$%ask&le"
Proses patologis yang merupakan hasil dari penyakit serebrovaskuler
terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu +
1. nfark trombotik
Plak arterosklerosis dan hipertensi saling terkait menyebabkan infark
serebri. Plak biasanya terbentuk di depan cabang utama arteri serebri. %esi ini
dapat terjadi dalam proses &- tahun atau lebih dan sebelumnya bisa tidak
menimbulkan gejala apapun. 'umbatan yang timbul intermiten dapat
menyebabkan kerusakan permanen nantinya. Proses oklusi oleh trombus di arteri
memerlukan waktu beberapa jam dan ini menjelaskan perbedaan stroke in evolusi
dan stroke komplit. ) menjelaskan adanya suatu penyakit trombotik dan
merupakan hasil serangan iskemik selintas. alaupun sebab ) belum jelas,
diduga faktor penyebabnya adalah karena vasospasme serebri atau hipotensi
selintas arterial sistemik.1
!. nfark emboli
2
-
7/25/2019 Referat Bobath
3/34
/mboli yang menyebabkan stroke dapat berasal dari jantung, dari
trombosis arteri karotis interna atau dari plak ateromatosa sinus karotikus. "isa
tampak sebagai gejala penyakit jantung. Macam infarknya pucat, hemoragik, dan
tipe campuran. 'uplai darah kolateral tidak terbentuk jika terjadi infark emboli
karena kecepatan pembentukan sumbatan, maka hanya sedikit jaringan yang
selamat pada area distal infark emboli dari pada infark trombotik.1
&. Perdarahan
Penyebab perdarahan intrakranial yang menyebabkan stroke adalah
karena hipertensi, ruptur aneurisma sakular, dan malformasi arteriovena.
Perdarahan yang banyak sering merupakan hasil dari masalah penyakit jantung
ginjal hipertensi dan menyebabkan perdarahan di dalam jaringan otak. neurisma
sakular merupakan defek dari bagian membran media dan membrane elastik yang
sudah terbentuk bertahun 0 tahun. efek muskuler dan regangan berlebihan dari
membran elastik internal akibat tekanan darah menyebabkan terbentuknya
aneurisma. neurisma sakular ditemukan pada cabang arteri serebri yang besar
khususnya daerah sirkulus ilisi bagian anterior.1
Gam#a"an Klinis
2elainan fokal neurologis yang terjadi akibat stroke merupakan gambaran
dari ukuran dan lokasi lesi serta serta jumlah aliran darah kolateral. efisit
neurologis unilateral merupakan akibat gangguan pada sistem karotis dan defisit
neurologis bilateral merupakan akibat gangguan pada sistem basiler.1
3angguan pergerakan merupakan gangguan yang paling jelas terlihat dari
stroke. 4kuran dan letak lesi awal menentukan derajat fungsi motorik. 1
'etelah onset penyakit serebrovaskuler dengan hemiplegia, akan terlihat
tonus otot yang rendah # flasid $. Masa flasid ini dapat berlangsung singkat,
beberapa minggu atau beberapa bulan. Masa ini kemudian diikuti dengan
perkembangan pola fungsi motorik, kompensasi pada kelemahan otot, hilangnya
kontrol motorik, keseimbangan yang buruk, dan pola kenaikan tonus otot.
2emunculan pola otot tersebut ditentukan oleh letak dan luas lesi serta fokus
3
-
7/25/2019 Referat Bobath
4/34
proses rehabilitasi. Pada fase awal kembalinya pergerakan terlihat pada bahu dan
otot elevator sendi pinggul # otot trape5ius atas, levator skapula, kuadratus
lumborum, latisimus dorsi $. 2embalinya pola motorik bagian distal bisa terjadi
pada awal masa pemulihan, dan digunakan oleh pasien untuk memperkuat
bangun otot 0 otot proksimal yang lemah. 2etika pasien sudah mulai beraktivitas,
karena munculnya kontrol otot yang tidak sempurna, masalah 0 masalah lain akan
muncul sebagai berikut yaitu pola awal gerakan yang tidak sesuai, hubungan
sendi 0 sendi yang buruk secara peletakan anatomi dan respon pertahanan
penderita pada tekanan.1
)erjadi pola pergerakan yang khas, sebagai berikut +
1. Penggunaan otot 0 otot paraservikal unilateral leher, mengakibatkan fleksi
ipsilateral # telinga sisi sakit akan mendekat ke bahu sakit $, dan rotasi sisi
kontralateral tubuh pasien # putaran wajah menjauhi sisi sakit $.1
!. Penggunaan otot 0 otot elevasi bahu pada skapula yang terotasi ke bawah pelan
0 pelan akan mengubah posisi skapula sisi sakit terdepresi dari skapula yang
mendepresi toraks menjadi skapula yang mengelevasi toraks yang akhirnya akan
menyebabkan subluksasi sendi bahu.1
&. Penggunaan sendi pinggul untuk memulai fase mengayun jauh pada pola jalan
penderita demi mencegah ayunan keluarnya ekstremitas bawah dan rotasi
pinggang.1
II.' Gam#a"an (an Pa!$genesis Sin("$ma UMN
Gam#a"an Sin("$m UMN)
'indroma 4M6 dapat terjadi mengikuti lesi, mempengaruhi beberapa
atau semua jaras motorik desendens. 3ambaran klinis sindroma 4M6 terbagi
menjadi dua grup besar yaitu fenomena positif dan fenomena negatif.
7enomena negatif sindroma 4M6 dikarakteristikkan dengan
pengurangan aktivitas motorik. 8elas sekali hal ini dapat menyebabakan
kelemahan, berkurangnya daya tahan otot, dan mudah lelah. 'ering terjadi hal
4
-
7/25/2019 Referat Bobath
5/34
tersebut dikaitkan dengan kecacatan yang lebih daripada yang ditimbulkan oleh
fenomena positif. 'ayangnya, fenomena negatif sindrom 4M6 lebih sulit
ditangani untuk dikurangi dengan semua rencana strategi rehabilitasi yang ada.
7enomena positif sindrom 4M6 dapat juga membuat pasien cacat tetapi
hal ini lebih mudah ditangani dengan intervensi aktif. Pada tingkat fisiologi
terjadi peningkatan refleks 0 refleks tendon, sering disertai penyebaran refleks.
"iasanya terdapat tanda "abinski positif dan klonus. ni mungkin merupakan
tanda diagnostik penting untuk dokter, sayangnya kaitannya hanya sedikit dengan
disabilitas pasien. Pengecualian jika terjadi kemunculan klonus yang
mengganggu pasien. Hal ini dapat terpicu selama berjalan normal, kadang terjadi
ketika melangkah turun dari tempat tidur, atau bahkan tanpa pemicu apapun # saat
pasien di tempat tidur $. Pada situasi ini klonus menjadi gangguan disabilitas
yang sangat menonjol dan kadang 0 kadang memerlukan penanganan untuk
menghilangkannya. )anda lain sindrom 4M6 menimbulkan kelainan yang jelas
mengganggu.
'indrom paresis spastik sentral terdiri dari + 9
Penurunan kekuatan otot dan gangguan kontrol motorik halus
Peningkatan tonus spastik
:efleks regang yang berlebihan secara abnormal, dapat disertai klonus
Hipoaktivitas atau tidak adanya refleks eksteroseptif # refleks abdominal,
refleks plantar, dan refleks kremaster $
:efleks patologis # "abinski, ;ppenheim, 3ordon, dan Mendel0
"ekhtereuw, serta disinhibisi respons hindar $
walnya massa otot tetap baik.
Pa!$genesis Pa"esis Spas!ik Sen!"al*
Pada fase akut suatu lesi di traktus kortikospinalis, refleks tendon
profunda akan bersifat hipoaktif dan terdapat kelemahan flasid pada otot. :efleks
muncul kembali beberapa hari atau beberapa minggu kemudian dan menjadi
hiperaktif, karena spindel otot berespons lebih sensitif terhadap regangan
5
-
7/25/2019 Referat Bobath
6/34
dibandingkan dengan keadaan normal, terutama fleksor ekstremitas atas dan
ekstensor ekstremitas bawah. Hipersensitivitas ini terjadi akibat hilangnya kontrol
inhibisi sentral desendens pada sel 0 sel fusi motor # neuron motor gama $ yang
mempersarafi spindel otot. engan demikian, serabut 0 serabut otot intrafusal
teraktivasi secara permanen dan lebih mudah berespons terhadap peregangan otot
lebih lanjut dibandingkan normal. 3angguan sirkuit regulasi panjang otot
mungkin terjadi yaitu berupa pemendekan panjang target secara abnormal pada
fleksor ekstremitas atas dan ekstensor ekstremitas bawah. Hasilnya adalah
peningkatan tonus spastik dan hiperefleksia, serta tanda 0 tanda traktus
piramidalis dan klonus. iantara tanda 0 tanda traktus piramidalis tersebut
terdapat tanda 0 tanda yang sudah dikenal baik pada jari 0 jari tangan dan kaki,
seperti tanda "abinski # ekstensi tonik ibu jari kaki sebagai respons terhadap
gesekan di telapak kaki $.
Paresis spastik selalu terjadi akibat lesi susunan saraf pusat # otak dan atau
medulla spinalis $ dan akan terlihat lebih jelas bila terjadi kerusakan pada traktus
desendens lateral dan medial sekaligus #misalnya pada lesi medula spinalis $.
II.+ Ne&"$fisi$l$gi Spas!isi!as
efinisi spastisitas pada 4M6 menurut %ance dikatakan bahwa
spastisitas adalah kelainan motorik yang dikarakteristikkan dengan kecepatan
motorik yang bergantung pada peningkatan refleks regang tonik dengan sentakan
otot yang meningkat karena hipereksitasi refleks regang sebagai satu komponen
sindrom 4M6.