referat smf paru

Upload: amatul-shafi-alfi

Post on 25-Feb-2018

270 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    1/59

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan

    darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) 140/90 mmHg.

    Hipertensi menadi topik pem!i"araan yang hangat dan menadi salah satu prioritas

    masalah kesehatan di #ndonesia maupun di seluruh dunia$ karena dalam angka

    panang peningkatan tekanan darah yang !erlangsung kronik akan menye!a!kanpeningkatan risiko keadian kardio%askuler$ sere!ro%askuler dan reno%askuler.1

    Di #ndonesia$ angka keadian hipertensi !erkisar &'1 dan masih !anyak

    penderita yang !elum terangkau oleh pelayanan kesehatan$ terutama di daerah

    pedesaan. Sementara itu$ di *merika Serikat$ data +H*+,S (+ational Health and

    +utrition ,-amination Sur%ey) memperlihatkan !aha risiko hipertensi meningkat

    sesuai dengan peningkatan usia. Data +H*+,S 00'00 memperlihat kan kurang

    le!ih &$4 uta orang !erusia 0 tahun adalah penderita hipertensi$ !erarti 1 dari 2

    orang deasa menderita hipertensi.1

    Dia!etes mellitus (D3) merupakan suatu kelompok penyakit meta!olik

    dengan karakteristik hiperglikemi yang teradi karena kelainan sekesi insulin atau

    kedua'duanya. eningkatan pendapatan perkapita dan peru!ahan gaya hidup di

    !er!agai negara !erkem!ang$ termasuk di #ndonesia$ terutama di kota'kota !esar$

    meningkatkan pre%alensi penyakit degenerati5 seperti penyakit antung koroner$

    hipertensi$ hiperlipidemia$ dia!etes dan lain'lain. 2

    engananan Hipertensi dengan Dia!etes atau se!aliknya merupakan hal yang

    sangat penting diketahui$ mengingat perlunya pengananan le!ih$ terutama pada pasien

    yang kadar gula darahnya atau tekanan darahnya tidak terkontrol. Tak arang pula

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    2/59

    2

    !ahkan sering pasien penderita tekanan darah tinggi dan D3 datang kerumah sakit

    dan ternyata uga menderita Dispepsia. Dalam kasus ini perlu pemilihan o!at'o!at

    yang tepat$ seperti *6, inhi!itor misalnya yang a!sor!sinya akan diham!at oleh

    antasida$ atau e5ekti%itas keranya yang !erkurang apa!ila di konsumsi !ersamaan

    dengan *#+S$ atau penderita dispepsia yang na5su makannya !erkurang namun tetap

    mengkonsumsi o!at Hipoglikemia oral$ sehingga menye!a!kan Hipoglikemia.

    1.2 Tujuan

    enulisan laporan kasus !erudul Hipertensi$ Dia!etes 3ellitus Tipe dan

    Dispepsia ini !ertuuan untuk menelaskan Hipertensi mulai dari klasi5ikasi

    !erdasarkan pedoman penganganan Hipertensi seperti 7+6 $ 7+6 $ ,SH$ dll. Serta

    epidemiologi$ pato5isiologi$ 5armakologi dan non 5armakologi. 3enelaskan Dia!etes

    3ellitus mulai dari klasi5ikasi !erdasarkan pedoman penanganan Dia!etes 3ellitus

    seperti *D* 014$ erkeni 011. Serta penegakan diagnosis dan geala klinis$

    epidemiologi$ pato5isiologi$ 5armakologi dan non 5armakologi. Hal yang sama uga

    dituukan terhadap Dispepsia. Diharapkan dalam penulisan laporan kasus ini dapat

    mem!erikan in5ormasi yang !erman5aat !agi pem!a"a terutama yang memiliki

    interaksi se"ara langsung dalam penanganan terhadap pasien Hipertensi$ Dia!etes

    3ellitus dan Dispepsia agar !isa mendapatkan penanganan yang tepat.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    3/59

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2. 1 HIPERTENSI2.1.1 Epie!i"l"gi

    Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan

    darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) 140/90 mmHg.

    Hipertensi menadi topik pem!i"araan yang hangat dan menadi salah satu

    prioritas masalah kesehatan di #ndonesia maupun di seluruh dunia$ karena dalam

    angka panang peningkatan tekanan darah yang !erlangsung kronik akan

    menye!a!kan peningkatan risiko keadian kardio%askuler$ sere!ro%askuler dan

    reno%askuler. *nalisis 8earney dkk$ memperlihatkan !aha peningkatan angka

    keadian hipertensi sungguh luar !iasa. ada tahun 000$ le!ih dari

    populasi dunia merupakan penderita hipertensi$ atau sekitar 1 miliar orang$ dan

    dua pertiga penderita hipertensi ada di negara !erkem!ang. ila tidak dilakukanupaya yang tepat$ umlah ini akan terus meningkat$ dan pada tahun 0 yang

    akan datang$ umlah penderita hipertensi diprediksi akan meningkat menadi

    9$ atau sekitar 1$& miliar orang di seluruh dunia.1

    Di #ndonesia$ angka keadian hipertensi !erkisar &'1 dan masih !anyak

    penderita yang !elum terangkau oleh pelayanan kesehatan$ terutama di daerah

    pedesaan. Sementara itu$ di *merika Serikat$ data +H*+,S (+ational Health

    and +utrition ,-amination Sur%ey) memperlihatkan !aha risiko hipertensi

    meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Data +H*+,S 00'00

    memperlihatkan kurang le!ih &$4 uta orang !erusia 0 tahun adalah penderita

    hipertensi$ !erarti 1 dari 2 orang deasa menderita hipertensi. :alau upaya$

    tindakan sudah !anyak dilakukan dan tersedia !anyak o!at untuk mengatasi

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    4/59

    4

    hipertensi$ tatalaksana hipertensi masih auh dari !erhasil. Data +H*+,S 00'

    00 di *merika Serikat menunukkan dari semua penderita hipertensi$ hanya

    9$& sadar telah menderita hipertensi; namun hanya 4$ yang !erusaha

    men"ari terapi$ dan dari 0$9 pasien yang menalani terapi$ $ tidak

    men"apai kontrol tekanan darah target. 1

    #a!$ar 2.1*ngka 8eadian Hipertensi ada

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    5/59

    5

    #a!$ar 2.2eningkatan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik erhu!ungan

    dengan >isiko 8ematian 8ardio%askular

    2.1.2 De%ini&i

    Hipertensi yang tidak diketahui penye!a!nya dide5inisikan se!agai

    hipertensi esensial. e!erapa penulis le!ih memilih hipertensi primer$ untuk

    mem!edakan dengan hipertensi lain yang sekunder karena se!a!'se!a! diketahui

    seperti hipertensi pada penyakit ginal$ hipertensi reno%askular$

    hiperaldoteronisme primer$ 5eokromositoma dan lain'lain yang !elum diketahui

    penye!a!nya$ selain itu ada uga suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan

    darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan akan tim!ulnya atau telah teradi

    kelainan organ target yang dise!ut dengan 8risis Hipertensi. 4

    3enurut The Seventh Report of The Joint National Committe on

    Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure(7+6

    ?##)$ klasi5ikasi tekanan darah pada orang deasa ter!agi menadi kelompok

    normal$ prahipertensi$ hipertensi deraat 1$ dan deraat . Dan yang ter!aru

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    6/59

    6

    adalah 7+6 ?### 014$ namun le!ih 5okus kepada treashold pem!erian terapi

    5armakologi$ tidak kepada klasi5ikasi hipertensi. 4

    3asih ada !e!erapa klasi5ikasi dan pedoman penanganan hipertensi lain

    dari orld Health !rgani"ation #H!$ dan %nternational Societ& of

    H&pertension #%SH$, 'ersama European Societ& of Cardiolog&, British

    H&pertension Societ& #BSH$ serta Canadian H&pertension Education Program

    #CHEP$,tetapi umumnya digunakan 7+6 ?##. 4

    Ta$el 2.18lasi5ikasi Tekanan Darah menurut 7+6 ?##.

    2.1.' Pat"gene&i&

    Hipertensi esensial adalah penyakit multi5a"torial yang tim!ul terutama

    karena interaksi antara 5aktor'5aktor resiko tertentu. @aktor A5aktor resiko yang

    mendorong tim!ulnya kenaikan tekanan darah adalah 4 B

    1. @aktor resiko$ seperti B diet dan asupan garam$ stress$ ras$ o!esitas$

    perokok$ genetik.. Sistem sara5 simpatis.

    Tonus simpatis

    ?ariasi diurnal.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    7/59

    7

    2. 8eseim!angan antara modulator$ %asidilatasi dan %asokonstriksi B

    ,ndotel pem!uluh darah !erperan utama$ terapi remodelling dari endotel$

    otot polos dan interstisium uga mem!eri kontri!usi akhir.

    4. engaruh sistem otokrin setempat yang !erperan pada sistem renin'

    angiotensi'aldosteron.

    2.1.( Pat"%i&i"l"gi

    3eskipun mekanisme regulasi tekanan darah !elum diketahui sempurna$

    pada saat ini diketahui ada tiga sistem yang sangat !erperan dalam homeostasis

    tekanan darah. 8etiga sistem terse!ut adalah B sistem sara5 simpatis$ sistem

    >**S (>enin'*ngiotensin'*ldosterone System)$ dan keseim!angan natrium'

    "airan tu!uh (*DH / aldosteron). Hal yang perlu diingat dalam penatalaksanaan

    hipertensi adalah !aha pato5isiologi peningkatan tekanan darah pada tiap

    pasien !er!eda'!eda. 1

    ada pasien 1$ peningkatan tekanan darah terutama teradi karena sistem

    >**S'nya$ sedangkan 5aktor lainnya (seperti sistem sara5 simpatis dan natrium

    tu!uh total) !erperan le!ih ke"il. er!eda dengan pasien $ kadar natrium dalam

    tu!uh yang terutama mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Cain lagi

    dengan pasien 2$ pengaruh tekanan darah paling !esar dihasilkan oleh sistem

    sara5 simpatis. Dengan memahami pato5isiologinya$ penatalaksanaan hipertensi

    dapat diarahkan sesuai dengan permasalahan utamanya. (am!ar .2) 1

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    8/59

    8

    #a!$ar 2.'er!andingan ato5isiologi eningkatan Tekanan Darah ada 3asing'

    3asing asien

    enelitian #+T,>S*CT (#nternational Study o5 Sodium$ otassium$ and

    lood ressure) untuk mengetahui hu!ungan antara asupan garam dengan tekanan

    darah adalah "ontoh / ilustrasi yang !aik tentang peranan keseim!angan natrium dan

    "airan tu!uh terhadap hipertensi. enelitan ini merupakan penelitian epidemiologi

    dengan sampel se!esar 10.09 pasien pria dan anita dengan usia 0 A 9 tahun dari

    negara. Hasilnya memperlihatkan !aha makin tinggi asupan garam seseorang$

    makin tinggi pula tekanan darah rata'rata orang terse!ut. Dengan menurunkan asupan

    garam$ teradi penurunan tekanan darah yang diikuti dengan penurunan keadian 78

    (enyakit 7antung 8oroner) dan penurunan risiko stroke. erdasarkan penelitian ini$

    *H* (*meri"an Heart *sso"iation) merekomendasikan pada hipertensi asupan

    +atrium yang ideal adalah 1$ gram sehari atau ekui%alen dengan 2$ gram +a6l

    sehari. 1

    Hal lain yang perlu diketahui dalam pato5isiologi hipertensi adalah perihal

    resistensi insulin. eningkatan tekanan darah karena resistensi insulin dapat karena

    !e!erapa penye!a!$ di antaranya adalah peningkatanB a) produksi angiotensinogen

    oleh aringan adiposa aringan %iseral yang resisten terhadap insulin; !) penurunan

    kadar +< karena resistensi insulin yang dapat menye!a!kan dis5ungsi endotel; ")

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    9/59

    9

    peningkatan reseptor *T1 dan ekspresi endotelin'1; d) peningkatan rea!sorpsi

    natrium di tu!ulus proksimal serta$ e) peningkatan akti5itas simpatik.asien'pasien

    ini pada umumnya le!ih resisten dan mem!utuhkan terapi kom!inasi untuk kontrol

    hipertensinya. asien hipertensi dan uga dia!etes melitus$ yang meli!atkan resistensi

    insulin$ le!ih sulit diterapi dan pada umumnya mem!utuhkan dua golongan o!at

    antihipertensi atau le!ih. 1

    2.1.) Keru&akan *rgan Target

    ara dokter se!aiknya uga mengetahui !e!erapa petanda aal/ su!klinis

    hipertensi yang harus dideteksi se!elum teradi kerusakan organ. etanda aal iniumumnya teradi pada !e!erapa organ seperti antung$ %askular$ ginal dan retina.4

    Hipertensi dapat menim!ulkan kerusakan organ tu!uh$ !aik se"ara langsung

    maupun tidak langsung. 8erusakan organ'organ target yang umum ditemui pada

    pasien hipertensi adalah4B

    1. 7antung

    Hipertro5i %entrikel kiri

    *ngina atau in5ark miokardium agal antung

    .

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    10/59

    10

    kerusakan pem!uluh darah aki!at meningkatnya ekspresi trans5orming groth 5aktor'

    E (T@'E).4

    *danya kerusakan organ target$ terutama pada antung dan pem!uluh darah$

    akan memper!uruk prognosis pasien hipertensi. Tingginya mor!ilitas dan mortalitas

    pasien hipertensi terutama dise!a!kan oleh tim!ulnya penyakit kardio%askular. @aktor

    resiko penyakit kardio%askuler pada pasien hipertensi antara lain adalahB 4

    3erokok

    8urangnya akti%itas 5isik

    Dislipidemia

    Dia!etes mellitus

    3ikroal!uminuria atau perhitungan C@ F &0 ml/menit

    =mur (laki'laki G tahun$ perempuan F& tahun)

    asien dengan prehipertensi !eresiko mengalami peningkatan tekanan darah

    menadi hipertensi$ mereka yang tekanan darahnya !erkisar antara 120'129 / 0'9

    mmHg dalam sepanang hidupnya akan memiliki dua kali resiko menadi hipertensi

    dan mengalami penyakit kardio%askuler daripada yang tekanan darahnya le!ih

    rendah. 4

    ada orang yang !erumur G 0 tahun$ tekanan darah G140 mmHg$ merupakan

    5aktor resiko yang le!ih penting untuk teradinya penyakit kardio%askuler dari pada

    tekanan darah diastolik B 4

    >esiko penyakit kardio%askuler dimulai pada tekanan darah 11/ mmHg$

    meningkat dua kali dengan tiap kenaikan 0/10 mmHg.

    >esiko penyakit kardio%askuler !ersi5at kontinyu$ konsisten$ dan independen

    dari 5aktor resiko lainnya.

    #ndi%idu !erumur !erumur tahun memiliki 90 resiko untuk mengalami

    hipertensi.

    2.1.+ E,alua&i Hiperten&i

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    11/59

    11

    ,%aluasi pada pasien hipertensi !ertuuan untuk B 4

    1. 3enilai pola hidup dan identi5ikasi 5aktor'5aktor resiko kardio%askuler

    lainnya atau menilai adanya penyakit penyerta yang mempengaruhi prognosis

    dan menentukan pengo!atan.. 3en"ari penye!a! kenaikan tekanan darah.

    2. 3enentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan penyakit kardio%askuler.

    ,%aluasi pasien hipertensi adalah dengan melalukan anamnesis tentang keluhan

    pasien$ riayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga$ pemeriksaan 5isis serta

    pemeriksaan penunang.

    *namnesis meliputi B

    1. Cama menderita hipertensi dan deraat tekanan darah

    . #ndikasi adanya hipertensi sekundera. 8eluarga dengan riayat penyakit ginal (ginal polisiklik)

    !. *danya penyakit ginal$ in5eksi saluran kemih$ hematuria$ pemakaian o!at'

    o!at analgetik dan o!at/ !ahan lain". ,pisoda !erkeringat$ sakit kepala$ ke"emasan$ palpitasi (5eokromositoma)

    d. ,pisoda lemah otot dan tetani (aldosteronisme)

    2. @aktor'5aktor resiko

    a. >iayat hipertensi atau kardio%askuler pada pasien atau keluarga pasien!. >iayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarganya

    ". >iayat dia!etes mellitus pada pasien atau keluarganya

    d. 8e!iasaan merokok

    e. ola makan5. 8egemukan$ intensitas olahraga

    g. 8epri!adian

    4. eala kerusakan organ

    a.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    12/59

    12

    &. @aktor'5aktor pri!adi$ keluarga dan lingkungan

    emeriksaan 5isik selain memeriksa tekanan darah$ uga untuk e%aluasiadanya penyakit penyerta$ kerusakan organ target serta kemungkinan adanya

    hipertensi sekunder. 4

    engukuran tekanan darah B

    1. engukuran rutin dikamar periksa

    . engukuran 4 am ( *m!ulatory lood ressure 3onitoring / *3 )

    2. engukuran sendiri oleh pasien

    emeriksaan penunang pasien hipertensi terdiri dari B

    Test darah rutin

    lukosa darah (se!aiknya puasa).

    8oleterol total serum.

    8olesterol CDC dan HDC serum.

    *sam urat serum.

    8reatinin serum.

    8alium serum

    Hemoglo!in dan hematokrit.

    =rinalisis (ui "arik "elup serta sedimen urin)

    ,lektrokardiogra5i

    ada pasien hipertensi$ !e!erapa pemeriksaan untuk menentukan adanya

    kerusakan target organ dapat dilakukan se"ara rutin$ sedangkan pemeriksasaan

    lainnya dilakukan !ila ada ke"urigaan yang didukung oleh keluhan dan geala pasien.

    emeriksaan untuk menge%aluasi adanya kerusakan organ target meliputi 4B

    1. Jantung

    emeriksaan 5isik

    @oto polos thorak (untuk melihat pem!esaran antung$ kondisi arteri

    intrathoraks dan sirkulasi primer)

    ,lektrokardiogra5i (untuk deteksi iskemia$ gangguan konduksi$ aritmia$ serta

    hipertro5i %entrikel kiri)

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    13/59

    13

    ,kokardiogra5i.

    2. Pe!$ulu- ara-

    emeriksaan 5isik termasuk perhitungan pulse pressure =ltrasonogra5i (=S) karotis.

    @ungsi endotel (masih dalam penelitian)

    '. *tak

    emeriksaan neurologis

    Diagnosis stroke ditegakkan dengan menggunakan "ranial "omputed

    tomogra5i (6T s"an) atau 3agneti" resonan"e imaging (3>#) (untuk pasien

    dengan keluhan gangguan neural$ kehilangan memori atau gangguan

    kogniti5).

    (. ata

    @unduskopi

    ). /ung&i ginjal

    emeriksaan 5ungsi ginal dan penentuan adanya proteinuria/ mikro'

    makroal!uminuria serta rasio al!umin$ kreatinin urin.

    erkiraan lau glomerulus$ yang untuk pasien dalam kondisi sta!il dapat

    diperkirakan dengan menggunakan modi5ikasi rumus dari 6o"kro5t'ault

    sesuai dengan anuran national kidney 5oundation (+8S) yaitu B

    Klirens Kreatinin= (140umur )x BB72x kreatininserum

    x0,85(untuk perempuan)

    2.I.0 Peng"$atanTuuan pengo!atan pasien hipertensi B

    Target tekanan darah F 140/90 mmHg$ untuk indi%idu !eresiko tinggi

    (dia!etes$ gagal ginal proteinuria) F 120/0 mmHg.

    enurunan mordi!itas dan mortalitas kardio%askular

    3engham!at lau penyakit ginal proteinuria.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    14/59

    14

    Selain pengo!atan hipertensi$ pengo!atan terhadap 5aktor resiko atau kondisi

    penyerta lainnya seperti dia!etes mellitus atau dislipidemia uga harus dilaksanakan

    hingga men"apai target terapi masing'masing kondisi.4

    engo!atan hipertensi terdiri dari terapi non5armakologi dan 5armakologis.

    Terapi non5armakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan

    tuuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan 5aktor'5aktor risiko serta

    penyakit penyerta lainnya.4

    Terapi n"n%ar!ak"l"gi& teriri ari (

    3enghentikan merokok

    3enurunkan !erat !adan !erle!ih

    3enurunkan konsumsi alkohol !erle!ih

    Catihan 5isik

    3enurunkan asupan garam

    3eningkatkan konsumsi !uah dan sayur serta menurunkan asupan lemak.

    Terapi %ar!ak"l"gi& (

    7enis'enis o!at antihipertensi untuk terapi 5armakologis hipertensi yang

    dianurkan 7+6 ?## adalah B

    Diuretik$ terutama enis Thiaide atau *ldosteron *ntagonist

    eta lo"ker

    6al"ium "hannel lo"ker atau 6al"ium antagonist (66).

    *ngiotensin 6on%erting ,nyme #nhi!itor (*6,#)

    *ngiotensin ## >e"eptor lo"ker (*>)

    ada 7+6 ?### tahun 014$ hanya mengandalkan 4 enis o!at$ !eta !loker

    tidak terlalu ditekankan. 3asing'masing o!at antihipertensi memiliki e5ekti5itas dan

    keamanan dalam pengo!atan hipertensi tetapi pemilihan o!at antihipertensi uga

    dipengaruhi !e!erapa 5aktor$ yaitu 4$B

    @aktor sosial ekonomi

    ro5il 5aktor resiko kardio%askular

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    15/59

    15

    *da tidaknya kerusakan target organ

    *da tidaknya penyakit penyerta

    ?ariasi indi%idu dari respon terhadap o!at antihipertensi. 8emungkinan adanya interaksi o!at dengan o!at lain yang sedang dikonsumsi

    oleh pasien.

    ukti ilmiah kemampuan o!at antihipertensi yang akan digunakan dalam

    menurunkan resiko kardio%askular

    =ntuk keperluan pengo!atan$ ada pengelompokan pasien !erdasarkan yang

    memerlukan pertim!angan khusus #Special considerantions$, yaitu kelompok indikasi

    yang memaksa meliputi4B

    agal antung

    as"a in5ark mikardium

    >isiko penyakit pem!uluh darah koroner tinggi.

    Dia!etes

    enyakit ginal kronis

    en"egahan stroke !erulang.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    16/59

    16

    Ta$el 2.2Tatalaksana Hipertensi 3enurut 7+6 ?##

    Tatalak&ana Paa JN 3III )

    a. Rek"!ena&i 1ada usia &0 tahun$ inisiasi terapi 5armakologi untuk menurunkan tekanan

    darah (TD) pada systoli" !lood pressure (S) 10 mmHg$ atau diastoli"

    !lood pressure (D) 90 mmHg dan diturunkan sampai S I 10 mmHg

    dan D I 90 mmHg. (>ekomendasi 8uat'rade *)

    $. "r"llar4 Re5"!!enati"n

    ada populasi umum usia &0 tahun$ ika terapi 5armakologi ternyata

    menurunkan tekanan darah S le!ih rendah dari target (S I 140 mmHg)

    dan terapi dapat ditoleransi tanpa ada e5ek samping yang menganggu maka

    terapi tidak perlu penyusuaian ( endapat *hli'rade ,)

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    17/59

    17

    5. Rek"!ena&i 2

    ada populasi umum dengan usia F &0 tahun$ inisiasi terapi 5armakologi untuk

    menurunkan TD pada D 90 mmHg dan diturunkan sampai tekanan D

    I 90 mmHg. (=ntuk usia 20'9 tahun$ >ekomendasi 8uat ' rade *; untuk

    usia 1'9 tahun$ pendapat ahli'rade ,)

    . Rek"!ena&i '

    ada populasi umum dengan usia F &0 tahun$ inisiasi terapi 5armakologi untuk

    menurukan TD pada S 140 mmHg dan diturunkan sampai tekanan S

    F140 mmHg. (endapat *hli'rade ,)

    e. Rek"!ena&i (

    ada populasi umum usia 1 tahun dengan 6hroni" 8idney Disease (68D)$

    inisiasi terapi 5armakologi untuk menurunkan TD pada S 140 mmHg atau

    D 90 mmHg dan target menurunkan sampai S F 140 mmHg dan D

    F 90 mmHg. (endapat *hli'rade ,)

    %. Rek"!ena&i )

    ada populasi umum usia 1 tahun dengan dia!etes$ inisiasi terapi

    5armakologi untuk menurunkan TD pada S 140 mmHg atau D 90

    mmHg dan target menurunkan sampai S F 140 mmHg dan D F 90

    mmHg. (endapat *hli'rade ,)

    g. Rek"!ena&i +ada populasi !ukan kulit hitam$ termasuk dengan penyakit dia!etes$ inisiasi

    terapi 5armakologi harus men"akup$ diuretik tipe thiaide$ 6al"ium 6hannel

    lo"ker (66)$ *ngiostensin'6on%erting ,nym #nhi!itor (*6,#) atau

    *ngiostensin >e"eptor lo"ker (*>). (>ekomendasi B Sedang'rade )

    -. Rek"!ena&i 0

    ada populasi kulit hitam$ termasuk orang'orang dengan dia!etes$ initiasi

    terapi 5armakologi antihipertensi harus men"akup diuretik tipe thiaide$

    6al"ium 6hannel lo"ker (66) (=ntuk orang kulit hitam >ekomendasi

    Sedang'rade ; untuk orang kulit hitam dengan dia!etes >ekomendasi

    CemahArade 6)

    i. Rek"!ena&i 6

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    18/59

    18

    ada populasi umum usia 1 tahun dengan 68D$ inisiasi terapi 5armakologi

    antihipertensi harus men"akup o!at *6,# atau *> untuk meningkatkan

    5ungsi ginal (>ekomendasi Sedang'rade )

    j. Rek"!ena&i 7

    Tuuan o!ekti5 dari terapi hipertensi adalah untuk men"apai dan

    mempertahankan tekanan darah sesuai target terapi. 7ika tekanan darah tidak

    dapat men"apai target terapi yang diinginkan dalam aktu 1 !ulan terapi

    tekanan darah$ dapat dilakukan peningkatan dosis o!at atau menam!ah

    golongan o!at kedua dari salah satu golongan o!at pada rekomendasi &

    (diuretik tipe thiaide$ 66$ *6,# atau *>). Dokter harus terus menilai

    perkem!angan TD dan menyesuaikan regimen o!at antihipertensi sampai TD

    yang diinginkan dapat di"apai. 7ika target tekanan darah tidak dapat di"apai

    dengan pengunaan enis golongan o!at antihipertensi$ dapat dilakukan

    penam!ahan dan titrasi o!at ke 2 dari da5tar yang telah tersedia. 7angan

    pernah mengunakan o!at *6,# dan *> se"ara !ersamaan pada 1 orang

    pasien. 7ika target tekanan darah tetap tidak dapat di"apai mengunakan terapi

    o!at pada rekomendasi & karena ada kontraindikasi o!at atau mem!utuhkan

    le!ih dari 2 enis o!at$ maka o!at dari golongan antihipertensi lainnya dapat

    digunakan. >uukan ke spesialis perlu dilakukan ika pasien tidak dapat

    men"apai target tekanan darah mengunakan strategi yang di atas atau perlu

    dilakukan managemen komplikasi pada pasien.

    8om!inasi o!at yang telah ter!ukti e5ekti5 dan dapat ditoleransi pasien adalah 4B

    Diuretik dan *6,# atau *>

    66 dan

    66 dan *6,# atau *> 66 dan diuretika

    * dan diuretika

    * dan

    8adang diperlukan tiga atau empat kom!inasi o!at.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    19/59

    19

    #a

    !$ar. 2.(>ekomendasi Terapi 8om!inasi (,SH/,S6)

    Ta$el 2.' Dosis Hipertensi 7+6

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    20/59

    20

    2.I.6 *$at8*$at Anti-iperten&i

    Dikenal kelompok obat lini pertama(5irst line drug) yang laim digunakan

    untuk pengo!atan aal hipertensi yaitu$ Diuretik$ penyekat reseptor !eta

    adrenergik (E'lo"ker)$ pengham!an *ngiotensin "on%erting enyme (*6,#)$

    pengham!at reseptor angiotensin (*>) dan antagonis kalsium.Selain itu dikenal uga tiga kelompok o!at yang dianggap lini keduayaitu$

    pengham!at sara5 adrenergik$ *gonist J' sentral dan %asodilator.

    1. Diuretik

    Diuretik !ekera meningkatkann ekskresi natrium$ air dan klorida sehingga

    menurunkan %olume darah dan "airan ekstra%askular. *ki!atnya teradi penurunan

    "urah antung dan tekanan darah. Selain itu !e!erapa diuretik uga menurunkan

    resistensi peri5er sehingga menam!ah e5ek hipotensinya.

    a. #"l"ngan Tia9i

    Kang termasuk golongan tiaid adalah$ hidroklorotiaid$ !endro5uletiaid$

    klorotiaid dan diuretikk lainyang memiliki gugus aryl'sul5onamida ( indapamid

    dan klortalidon).

    (symport) +a'6l di tu!ulus distal ginal$ sehingga eksresi +aL dan 6l' meningkat.

    Penggunaan Tia9i

    Sampai sekarang golongan tiaid merupakan o!at utama dalam terapi

    hipertensi. er!agai penelitian !esar mem!uktikan !aha diuretik ter!ukti

    paling e5ekti5 dalam menurunkan risiko kardio%askular.

    ada pasien gagal ginal$ kehilangan 5ungsi diuretiknya$ sehingga disarankan

    menggunakan diuretik kuat. ,5ekti5 untuk pasien kadar renin rendah (orang tua)

    Dapat digunakan se!agai o!at tunggal untuk hipertensi ringan dan sedang atau

    kom!inasi dengan antihipertensi lainnya ika TD tidak turun.

    Tiaid arang menye!a!kan hipotensi ortostatik dan ditoleransi dengan !aik$

    harga murah$ dapat di!erikan satu kali per hari$ dan e5eknya angka penang.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    21/59

    21

    ,5ek antihipertensi tiaid antagonis dengan *#+S$ terutama indometasin

    E%ek &a!ping Tia9i

    ada dosis tinggi menye!a!kan hipokalemi$ sehingga dianurkan di kom!inasi

    dengan hemat kalium atau *6,#.

    3enye!a!kan hiponatremia$ hipomagnemia dan hiperkalsemia.

    3engham!at sekresi asam urat di ginal$ menye!a!kan hiperurisemia.

    3eningkatkan kadar kolesterol CDC$ dan T.

    ada D3$ dapat menye!a!kan hiperglikemi karena mengurangi sekresi

    insulin.

    $. Diuretik kuat

    Diuretik kuat !ekera di ansa henle asenden !agian epitel t!al dengan "ara

    mengham!at kontransport +aL$ 8L$ 6l' dan mengham!at rea!sor!si air dan

    elektrolit. 3ula keranya le!ih "epat dan e5ek diuretiknya le!ih kuat daripada

    golongan tiaid$ oleh karena itu golongan diuretik kuat arang digunakan se!agai

    antihipertensi ke"uali pada pasien gangguan 5ungsi ginal (kreatinin serum G $

    mg/dC) atau gagal antung. :aktu paruh diuretik kuat "ukup pendek sehingga

    diperlukan pem!erian '2 kali/hari. ,5ek samping hampir sama dengan tiaid$ke"uali menim!ulkan hiperkalsuria dan menurunkan kalsium darah.

    5. Diuretik He!at kaliu!

    *milorid$ triamteren dan spironolakton merupakan diuretik lemah$

    penggunaannya terutama kom!inasi dengan diuretik lain untuk men"egah

    hipokalemia. Diuretik hemat kalium dapat menim!ulkan hiperkalemia !ila di!erikan

    pada pasien gagal ginal$ atau !ila dikom!inasi dengan pengham!at *6,$ *>$ !eta

    !lo"ker$ *#+S$ atau suplemen kalsium.

    hiperurisemia$ hipokalemia dan dengan intoleransi glukosa. er!eda dengan

    golongan tiaid$ spirinolakton tidak menganggu kadar 6aL dan kadar gula darah.

    ,5ek samping spironolakton adalah ginekomastia$ mastodinia$ gangguan menstruasi

    dan gangguan li!ido pada pria.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    22/59

    22

    Ta$el 2.(Dosis dan Sediaan er!agai Diuretik =ntuk enggunaan Se!agai

    *ntihipertensi

    *$at D"&i& :!g; Pe!$erian Seiaan

    Diuretik Tia9i

    Hidroklorotiaid 1$ '

    1 - Sehari

    Ta! dan 0 mg

    8lortalidon 1$ ' Ta! 0 mg

    #ndapamid 1$ ' $ Ta! $ mg

    endro5lumetiaid $ ' Ta! mg

    3etolaon $ ' Ta! $ ; dan 10 mg3etolaon rapid a"ting 0$ ' 1 Ta! 0$ mg

    Mipamid 10 ' 0 Ta! $ mg

    Diuretik Kuat

    @urosemidN 0 ' 0 '2 - Sehari Ta! 40 mg$ amp 0 mg

    TorsemidNN $ ' 10 1' - Sehari Ta! $ 10$ 0$ 100 mg$ amp

    10 mg/ml ( dan mC)

    umetanid 0$ ' 4 '2 - Sehari Ta! 0$; 1 dan mg

    *s. ,takrinat ' 100 '2 - Sehari Ta! dan 0 mg

    Diuretik He!at Kaliu!

    *milorid '10 1' - sehariSpironolaktonNNN '100 1 - sehari Ta! dan 100 mg

    Triamteren '200 1 - sehari Ta! 0 dan 100 mg

    NDosis 5urosemid untuk gagal antung dan gagal ginaldapat ditingkatkan sampai

    40 mg/hari

    NN Dosis torsemid untuk gagal antung dapat ditingkatkan sampai 00 mg/ hari

    NNN Dosis spirinolakton untuk asistes re5rakter dapat ditingkatkan sampai 400

    mg/hari

    2. Peng-a!$at Aren"re&ept"r Beta :

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    23/59

    23

    antung; () Ham!atan sekresi renin di sel ustaglomerular ginal dengan aki!at

    penurunan produksi angiotensin ##; (2) ,5ek sentral yang mempengaruhi akti5itas

    sara5 simpatis$ peru!ahan pada sensiti%itas !aroreseptor$ peru!ahan akti%itas neuron

    adrenergik peri5er dan peningkatan !iosintesis protasiklin.

    $. Penggunaan

    Digunakan se!agai o!at lini pada hipertensi ringan sampai sedang terutama

    pada pasien dengan penyakit antung koroner (khususnya sesudah in5ark miokard

    akut)$ pasien dengan aritmia supra%entrikuler dan %entrikel tanpa kelainan konduksi

    pada pasien muda dengan sirkulasi hiperdinamik dan pada pasien yang memerlukan

    antidepresan trisiklik atau antipsikotik (karena e5ek antihipertensi !eta !loker tidak

    diham!at oleh o!at'o!at terse!ut).

    *tenolol merupakan o!at yang paling sering dipilih$ !ersi5at kardioselekti5

    dan penetrasinya ke SS minimal sehingga kurang menim!ulkan e5ek samping

    sentral$ Ca!etalol dan kar%edilol memiliki e5ek %asodilatasi karena uga mengham!at

    reseptor al5a.

    5. E%ek Sa!ping= Per-atian an K"ntrainika&i

    O'loker dapat menye!a!kan !radikardia$ !lokade *?$ ham!atan nodus S*

    dan menurunkan kekuatatn kontraksi miokard$ sehingga kontraindikasi pada

    !radiakardi$ lokade *? deraat dan 2$ si"k sinus syndrome dan gagal

    antung tidak sta!il.

    aik untuk hipertensi dengan angina sta!il kronik

    aik untuk pasien hipertensi dengan angina sta!il kronik$ tapi dapat

    memper!erat geala angina prinmetal (angina %ariant).

    enghentian mendadak pada pasien angina dapat mengaki!atkan serangan

    hipertensi (hypertension re!ound)$ serangan angina !ahkan in5ark miokard.

    ronkospasme merupakan e5ek samping yang penting$ terutama pada pasien

    asma dan riayat

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    24/59

    24

    eta !loker dapat menutupi geala hipoglikemia$ adi harus dihindari pada

    pasien D3 dengan terapi o!at hipoglikemi.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    25/59

    25

    Ta$el 2.)Sediaan dan er!agai osologi eta lo"ker

    *$at D"&i& a>al

    :!g?-ari;

    D"&i& a@

    :!g?-ari;

    /rekuen&i

    Pe!$erian

    Seiaan

    Kari"&elekti%

    *se!utolol 00 00 1' - 6ap 00 mg$ ta!

    400 mg

    *tenolol 100 1- Ta! 0 mg$ 100 mg

    isoprolol $ 10 1- Ta! mg

    3etoprolol

    '!iasa

    'lepas lam!at

    0

    100

    00

    00

    1'-

    1-

    Ta! 0$ 100 mg

    Ta! 100 mgN"n&elekti%

    *lprenolol 100 00 - Ta! 0mg

    8arteolol $ 10 '2- Ta! mg

    +adolol 0 1&0 1- Ta! 40$0 mg

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    26/59

    26

    '. Peng-a!$at Si&te! Renin8Angi"ten&in8Al"&ter"n

    Sistem >** !erperan dalam pengaturan tekanan darah dan %olume "airantu!uh. Sistem ini tidak terlalu akti5 pada indi%idu dengan %olume darah dan kadar

    natrium normal$ tapi sangat penting !ila ada penurunan tekanan darah atau deplesi

    "airan atau garam. >eaksi pertama tu!uh terhadap penurunan %olume darah adalah

    peningkatan sekresi renin dari sel ustaglomerular di arteriol a5eren ginal.

    a. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

    8atopril merupakan o!at yang pertama dan yang paling !anyak digunakan di

    klinik untuk pengo!atan hipertensi dan gagal antung. Se"ara umum *6,#

    di!edakan atas kelompok; (1) yang !ekera langsung "ontohnya katopril

    lisinopril$ () prodrug$ "ontohnya enalapril$ kuinapril$ perindopril$ ramipril$

    silaapril$ !enaepril dll. =ntuk mekanisme kera !isa dilihat pada gam!ar ..

    #a!$ar 2.) Sistem >enin *ngiotensin

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    27/59

    27

    Penggunaan

    *6,# e5ekti5 untuk hipertensi ringan$ sedang dan !erat. ahkan !e!erapa

    diantaranya dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti katopril dan

    enalaprilat.

    8om!inasi *6,# dengan pengham!at respons adrenergik al5a dan !eta

    se!aiknya dihindari karena menye!a!kan hipotensi !erkepanangan.

    Terpilih untuk o!at 6H@.

    3enunukan e5ek positi5 terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi

    insulin.

    aik untuk mengurangi proteinuria pada sindrom ne5rotik dan ne5ropati D3.

    aik untuk hipertropi %entrikel kiri dan 78 dll.

    E%ek &a!ping

    Hipotensi$ pada aal pem!erian.

    atuk kering$ diduga aki!at peningkatan !radikinin dan su!stansi atau

    prostaglandin. ,5ek !ergantung dosis.

    Hiperkalemia$ pada pasien gagal ginal$ dengan terapi diuretik hemat kalium$

    *#+S$ suplemen kalium dan eta !loker.

    ,dema angioneuritik$ agal ginal akut$ e5ek teratogenik dan proteinuria dll.

    b. Angiotensin Reseptor Bloker (ARB)

    >eseptor angiotensin ## terdiri atas dua kelompok yaitu *T1 dan *T. >eseptor

    *T1 terdapat pada otot polos pem!uluh darah dan di otot antung$ selain itu terdapat

    pula pada ginal otak dan kelenar adrenal. >eseptor *T terdapat pada medula

    adrenal dan SS$ tetapi 5ungsinya !elum elas.

    Cosartan merupakan prototipe *> yang !ekera selekti5 pada reseptor *T1$

    pem!erian o!at ini akan mengham!at semua e5ek *ngiotensin ##$ seperti pada gam!ar

    .1$ Sehingga e5eknya mirip *6,#$ tapi karena tidak memepengaruhi meta!olisme

    !radikinin$ o!at ini tidak memiliki e5ek samping !atuk kering dan angioedema.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    28/59

    28

    Ta$el 2.+Sediaan dan dosis *6,' #nhi!itor dan *ngiotensin >eseptor lo"ker

    *$at D"&i& :!g?-ari; /rekuen&i

    Pe!$erian

    Seiaan

    AE8In-i$it"r

    8atopril '100 '2- Ta! 1$ dan mg

    enaepril 10'40 1'- Ta! dan 10 mg

    ,nalapril $'40 1'- Ta! dan 10 mg

    @osinoprol 10'40 1- Ta! 10 mg

    Cisinopril 10'40 1- Ta! dan 10 mg

    perindopril 4' 1'- Ta! 4 mg

    Puinapril 10'40 1- Ta! $ 10 dan 0 mg

    >amipril $'0 1- Ta! 10 mgTrandolapril 1'4 1-

    imidapril $'10 1- Ta! dan 10 mg

    ARB

    Cosartan '100 1'- Ta! 0 mg

    ?alsartan 0'20 1- Ta! 40 dan 0 mg

    #r!esartan 10'200 1- Ta! dan 10 mg

    Telmisartan 0'0 1- Ta! 0$ 40$ dan 0 mg

    6andesartan '2 1- Ta! 4$ $ 1& mg

    5. Antag"ni& Kal&iu!*ntagonis kalsium mengham!at in5luks kalsium pad sel otot polos pem!uluh

    darah dan miokard. Dipem!uluh darah antagonis kalsium terutama menim!ulkan

    relaksasi arteriol$ sedangkan %ena kurang dipengaruhi. enurunan resistensi peri5er

    ini sering diikuti re5leks takikardi dan %asokontriksi$ terutama !ila menggunkan

    golongan dihidropiridin kera pendek (+ipedipin).

    Penggunaan

    *ntagonis kalsium ter!ukti sangat e5ekti5 pada pasien kadar renin yang rendah

    seperti pada usia lanut.

    8om!inasi dengan *6,#$ metildopa$ atau !eta !loker.

    ila kom!inasi dengan !eta !loker gunakan antagonis yang !ersi5at

    %askuloselekti5 (dihidropiridin)

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    29/59

    29

    Tidak memiliki e5ek samping$ !aik terhadap gula darah lipid maupun asam urat.

    E%ek &a!ping

    +ipedipin kera singkat paling sering menye!a!kan hipotensi$ iskemia miokard

    dan sere!ral.

    >e5leks takikardi dan palpitasi mempermudah teradinya angina.

    Sakit kepala$ muka merah teradi karena %asodilatasi arteri meningeal dan di

    daerah muka.

    ,dema peri5er.

    8onstipasi dan retensi urin terutama oleh %erampamil. 8adang'kadang teradi

    ,>D.

    Ta$el 2.0 Sediaan dan dosis *ntagonis 8alsium

    *$at D"&i& :!g; /rek>en&i?-ar

    i

    Seiaan

    +i5edipin 2'4-/hari

    +i5edipin (long a"ting) 20'&0 1- Ta!$ 10 mg

    *mlodipin $'10 1- Ta! 20$&0 dan 90 mg

    @elodipin $'0 1- Ta! dan 10 mg

    #sradipin $'10 - Ta! $ dan mg

    6ap 0 dan 20 mg

    +i"ardipin &0'10 - Ta! 20$ 4 dan &0 mg$

    *mp $ mg/mC+i"ardipin S>

    +isoldipin 10'40 1- Ta! 10$0$20 dan 40

    mg

    ?erampamil 0'20 '2- Ta! 40$ 0 dan 10

    mg$ *mp $ mg/ml

    40'40 1'- Ta! 40 mg

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    30/59

    30

    II. DIABETES ELLITUS

    2.2.1 Pena-uluan

    Dia!etes mellitus (D3) merupakan suatu kelompok penyakit meta!olik

    dengan karakteristik hiperglikemia yang teradi karena kelainan sekesi insulin$ kera

    insulin atau kedua'duanya. Hiperglikemia kronik pada dia!etes !erhu!ungan dengan

    kerusakan angka panang$ dis5ungsi atau kegagalan !e!erapa organ tu!uh$ terutama

    mata$ ginal$ sara5$ antung dan pem!uluh darah. eningkatan pendapatan perkapita

    dan peru!ahan gaya hidup di !er!agai negara !erkem!ang$ termasuk di #ndonesia$

    terutama di kota'kota !esar$ meningkatkan pre%alensi penyakit degenerati5 seperti

    penyakit antung koroner$ hipertensi$ hiperlipidemia$ dia!etes dan lain'lain.

    Di #ndonesia penyandang dia!etes melitus tipe # arang$ pre%alensinya !elum

    diketahui pasti. @aktor genetik adanya kekurangan asam aspartat pada posisi

    HC*DP'!eta menye!a!kan seseorang menadi rentan (sus"epti!le) terhadap D3 tipe

    1$ lain halnya pada D3 tipe yang meliputi le!ih 90 populasi dia!etes. Dalam

    Dia!etes *tlas 000 (#nternational Dia!etes @ederation) perkiraan penduduk

    #ndonesia di atas usia 0 tahun se!esar 1 uta$ dengan asumsi pre%alensi D3 4$&

    diperkirakan ada $& uta penderita D3; pada tahun 00$ dengan asumsi 1 uta

    penduduk diperkirakan akan ada $ uta pasien dia!etes. enelitian Cit!ang Depkes

    terakhir (Desem!er 00) menunukkan pre%alensi nasional untuk TT (Toleransi

    lukosa Terganggu) 10$ dan dia!etes $.

    Hiperglikemia mem!ahayakan !er!agai sel dan sistem organ karena

    pengaruhnya terhadap sistem imun$ dapat !ertindak se!agai mediator inQamasi$

    meningkatkan petanda sitokin proinQamasi seperti tumor ne"rosis 5a"tor J (T+@'J)

    dan interleukin'& (#C&)$ serta memudahkan in5eksi karena dis5ungsi 5agosit.

    Hiperglikemia dapat meningkatkan resiko trom!osis melalui penurunan akti%itas

    R!rinolitik plasma dan akti%ator plasminogen aringan$ peningkatan akti%itas

    inhi!itor akti%ator plasminogen (*#'1)$ peningkatan akti%itas trom!osit sehingga

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    31/59

    31

    !ere5ek !uruk pada sistem kardio%askuler; selain itu sering dihu!ungkan dengan

    kerusakan sel sara5$ iskemi otak$ diperkirakan melalui peningkatan asidosis aringan

    dan kadar laktat darah. Hiperglikemia !erdampak !uruk terhadap luaran klinis

    (6lement et al$ 004).

    e!erapa penelitian seperti =8DS (=nited 8ingdom rospe"ti%e Dia!etes

    Study)$ *D?*+6,$ *6

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    32/59

    32

    insulin a!solut atau relati5 dan gangguan 5ungsi insulin (:H< 190). #nsulin adalah

    hormon pengatur glukosa darah$ yang menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel

    untuk digunakan se!agai sum!er energi$ diproduksi oleh sel !eta pulau Cangerhans

    kelenar pankreas. #nsulin !asal adalah umlah insulin eksogen per unit aktu yang

    diperlukan untuk men"egah hiperglikemia puasa aki!at glukoneogenesis serta

    men"egah ketogenesis yang tidak terdeteksi.

    #nsulin prandial adalah umlah insulin yang di!utuhkan untuk mengkon%ersi

    !ahan makanan ke dalam !entuk energi "adangan sehingga tidak teradi

    hiperglikemia postprandial. #nsulin koreksi adalah umlah insulin yang diperlukan

    pasien di rumah sakit aki!at kenaikan ke!utuhan insulin yang dise!a!kan penyakit

    atau stres. #nsulin endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas. #nsulin

    eksogen adalah insulin yang disuntikkan dan merupakan suatu produk 5armasi. 1=2

    ada keadaan normal glukosa diatur oleh insulin$ sehingga kadarnya di dalam

    darah selalu dalam !atas aman$ !aik pada keadaan puasa maupun sesudah makan$

    kadar glukosa darah selalu sta!il sekitar 0'140 mg/dC. ada keadaan D3 tu!uh

    relati5 kekurangan insulin sehingga pengaturan kadar glukosa darah menadi ka"au;

    alaupun kadar glukosa darah sudah tinggi$ peme"ahan lemak dan protein menadi

    glukosa (glukoneogenesis) di hati tidak diham!at (karena insulin kurang/ relati5

    kurang) sehingga kadar glukosa darah makin meningkat$tim!ul geala khas D3

    (poliuri$ polidipsi$ poli5agi$ !erat !adan turun)$ ika !erlarut menadi kegaatan D3

    (D8*$ HHS$ dll) dan dapat mengaki!atkan kematian.

    ada indi%idu sehat$ hormon kun"i untuk mengontrol glukosa darah adalah

    glukagon dan insulin$ setelah makan sekresi insulin akan meningkat agar teradipengam!ilan glukosa postprandial di hati dan aringan peri5er sedangkan sekresi

    glukagon !erkurang. ada saat kadar glukosa plasma rendah$ sekresi glukagon akan

    meningkatkan konsentrasi glukosa plasma dengan menstimulasi peme"ahan glikogen

    yang tersimpan dalam hati menadi glukosa dan meningkatkan hepati"

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    33/59

    33

    glu"oneogenesis. lukagon !er5ungsi se!agai regulatory "ounterpart insulin dalam

    menaga homeostasis glukosa normal #n"retin glu"agon'like peptide'1 (C'1)

    insulinotropi" polypeptide (#). eningkatan akti%itas C'1 dan # saat ini telah

    menadi target terapi D3 tipe . +amun$ karena e5ekti%itas pem!erian # eksogen

    ternyata le!ih rendah di!andingkan dengan pem!erian C'1 dalam merangsang

    sekresi insulin$ maka penelitian tentang in"retin le!ih !anyak di5okuskan pada upaya

    peningkatan akti%itas C'1 se!agai strategi !aru dalam penanganan penderita D3

    tipe .

    @aktor'5aktor yang dapat diper!aiki untuk men"egah kerusakan sel !eta le!ih

    lanut$ glukotoksisitas (kadar glukosa darah yang !erlangsung lama akan

    menye!a!kan peningkatan stres oksidati5$ #C'1E dan +@' yang mengaki!atkan

    peningkatan apoptosis sel !eta)$ lipotoksisitas (peningkatan asam lemak !e!as yang

    !erasal dari aringan adiposa dalam proses lipolisis akan mengalami meta!olisme non

    oksidati5 menadi "eramide yang toksik sehingga teradi apoptosis sel !eta)$

    penumpukan amiloid (keadaan resistensi insulin mem!uat glukosa darah meningkat$

    se!agai kompensasi sekresi insulin ditingkatkan$ disertai sekresi amylin dari sel !eta$

    ditumpuk menadi aringan amiloid yang akan mendesak sel !eta itu sendiri hingga

    umlahnya !erkurang)$ resistensi insulin yang dipi"u o!esitas$ diet tinggi lemak

    rendah kar!ohidrat$ kurang gerak !adan$ 5aktor keturunan/herediter.2

    2.2.' Kla&i%ika&i

    1. Tipe 1 B Destruksi sel !eta$ umumnya menurus ke deRsiensi insulin a!solut

    *utoimun

    #diopatik. Tipe B er%ariasi$ mulai yang dominan resistensi insulin disertai deRsiensi

    insulin relati5 sampai yang dominan de5ek sekresi insulin disertai resistensi

    insulin2. Tipe Cain B De5ek genetik 5ungsi sel !eta$ de5ek genetik kera insulin$ penyakit

    eksokrin pankreas$ endokrinopati$ karena o!at atau at kimia$ in5eksi$ se!a!

    imunologi yang arang$ sindrom genetik lain yang !erkaitan dengan D3.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    34/59

    34

    4. Dia!etes 3ellitus estasional

    2.2.( Diagn"&i&

    Diagnosis D3 harus didasarkan atas pemeriksaan konsentrasi glukosa darah.

    Dan dalam menentukan diagnosis D3 harus diperhatikan asal !ahan darah yang

    diam!il dan "ara pemeriksaan yang dipakai. =ntuk diagnosis$ pemeriksaan yang

    dianurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan "ara enimatik dengan !ahan darah

    plasma %ena. =ntuk pemantauan hasil pengo!atan dapat diperiksa glukosa darah

    kapiler.

    *da per!edaan antara ui diagnostik D3 dan pemeriksaan penyaring. =i

    diagnostik D3 dilakukan pada mereka yang menunukkan geala atau tanda D3$

    sedangkan pemeriksaan penyaring !ertuuan untuk mengidenti5ikasi mereka yang

    tidak !ergeala$ yang mempunyai risiko D3.

    Ta$el 2.68riteria Diagnosis Dia!etes 3ellitus erdasarkan *D* 014

    Kriteria iagn"&i& D

    1 *16 &$ test harus dilakukan di la!oratorium dengan menggunakan metode

    yang +S (+ational ly"ohemoglo!in Standardiation rogram) yang

    !erserti5ikat dan standar untuk ui D66T (Dia!etes 6ontrol and

    6ompli"ations Trial). *tau

    eala klasik D3$ glukosa plasma seaktu 00 mg/dC (11$1 mmol/C)N

    Nlukosa plasma seaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada satu hari

    tanpa memperhatikan aktu makan terahir. *tau

    2 eala klasik D3 L glukosa plasma puasa 1& mg/dC ($0 mmol/C)

    Nuasa diartikan tidak mendapat kalori tam!ahan. *tau

    4 lukosa plasma am pada TT< 00 mg/dC (11$1 mmol/C)

    TT< dilakukan dengan standar :H

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    35/59

    35

    ila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria +ormal atau D3 maka dapat

    digolongkan ke dalam kelompokB

    TT (Toleransi lukosa Terganggu)B !ila pada TT< kadar glukosa plasma

    140'199 mg/dC DT (lukosa Darah uasa Terganggu)B !ila kadar glukosa plasma puasa

    antara 100'1 mg/dC

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    36/59

    36

    ara Pelak&anaan TT#* :Te&t T"leran&i #luk"&a *ral; H* 177(

    1. Tiga hari se!elum pemeriksaan tetap makan seperti ke!iasaan sehari'hari

    (dengan kar!ohidrat yang "ukup) dan tetap melakukan kegiatan asmani

    seperti !iasa.. erpuasa paling sedikit am (mulai malam hari) se!elum pemeriksaan.

    3inum air putih tanpa gula tetap diper!olehkan.

    2. Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa.4. Di!erikan glukosa gram (orang deasa) atau 1$ gram/kg (anak'anak)$

    dilarutkan dalam air 0 mC dan diminum dalam aktu menit.. erpuasa kem!ali sampai pengam!ilan sampel darah untuk pemeriksaan

    am setelah minum larutan glukosa selesai.

    &. Diperiksa glukosa darah am sesudah !e!an glukosa.. Selama proses pemeriksaan su!yek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

    merokok.

    Hasil pemeriksaan glukosa darah am pas"a pem!e!anan di!agi menadi 2 yaitu B

    F 140 mg/dC (+ormal)

    140 ' F00 mg/Dl (Toleransi lukosa Terganggu)

    00 mg/Dl (Dia!etes)

    emeriksaan penyaring dilakukan pada semua indi%idu #ndeks 3assa Tu!uh

    (#3T) kg/m yang !elum menunukan geala tetapi memilik risiko lain seperti B

    1. *kti%itas 5isik kurang

    . >iayat keluarga mengidap D3$ pada turunan pertama.

    2. 3asuk kelompok etnik risiko tinggi (*5ri"an *meri"an$ Catino$ +ati%e

    *meri"an$ *sian *meri"an$ a"i5i" #slander)

    4. :anita dengan riayat melahirkan !ayi dengan !erat 4000 gram atau riayat

    D3 estasional.. Hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg atau sedang dalam terapi o!at

    antihipertensi).&. 8olesterol HDC F 2 mg/dC dan atau T 0 mg/dC.

    . :anita dengan sindrom polikistik o%arium.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    37/59

    37

    . >iayat toleransi glukosa terganggu (TT) atau glukosa darah puasa

    terganggu (DT)

    9. 8eadaan lain yang !erhu!ungan dengan resistensi insulin (

    nigrikans).

    10. >iayat penyakit kardio%askular

    asien dengan TT dan DT merupakan tahapan sementara menuu D3.

    Setelah '10 tahun kemudian 1/2 kelompok TT akan !erkem!ang menadi D3$ 1/2

    tetap TT$ dan 1/2 kem!ali normal. *danya TT sering !erkaitan dengan resistensi

    insulin. ada TT risiko teradinya aterosklerosis le!ih tinggi. TT sering !erkaitan

    dengan penyakit kardi%askular$ hipertensi dan dislipidemia.

    #a!$ar 2.+ Cangkah'Cangkah Diagnosis D3 dan Toleransi lukosa Terganggu.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    38/59

    38

    2.2.) Terapi N"n %ar!ak"l"gia. ,dukasi peru!ahan gaya hidup dan perilaku$ dimulai dengan menghindari

    merokok$ alkohol$ makan !erle!ihan terutama tinggi lemak dan kar!ohidrat

    sampai keteraturan minum o!at$ pemakaian insulin.

    !. Terapi gii medis kar!ohidrat 4'&0$ protein 10'0$ lemak 0' dengan

    umlah kalori dihitung dari !erat !adan idaman U(T100) ' 10)V dikali

    kalori !asal 20 kkal/ kg!! untuk laki'laki$ kkal/kg!! untuk anita dan

    ditam!ah kalori untuk akti%itas lalu di!agi 2 porsi !esar makan pagi 0$

    makan siang 20$ sore . dan '2 porsi makan ringan 101. 7umlah

    kandungan serat W g/ hari.". Catihan asmani dianurkan latihan teratur 2'4-/ minggu selama W 20 menit$

    !ersi5at 6>#, (6ontinuous$ >hythmi"al$ #nter%al$ rogressi%e$ ,nduran"e

    training)$ sedapat mungkin men"apai sasaran ' denyut nadi maksimal

    (0'umur). Hati'hati pada dia!etes tidak terkendali (gula darah G0 mg/dC)

    karena olahraga dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan !enda keton

    yang dapat !eraki!at 5atal.

    2.2.+ Terapi /ar!ak"l"gi

    8egagalan pengendalian glikemia pada dia!etes mellitus (D3) setelah

    melakukan peru!ahan gaya hidup memerlukan inter%ensi 5armakoterapi agar

    dapat men"egah teradinya komplikasi dia!etes atau paling sedikit dapat

    mengham!atnya. 8asus dia!etes yang ter!anyak diumpai adalah Dia!etes

    3ellitus tipe $ yang ditandai dengan adanya gangguan sekresi insulin ataupun

    gangguan kera insulin (resistensi insulin) pada organ target terutama di hati dan

    otot.

    *alnya resistensi insulin masih !elum menye!a!kan dia!etes melitus

    se"ara klinis. ada saat terse!ut sel !eta pankreas masih dapat mengkompensasi

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    39/59

    39

    keadaaan ini dan teradi hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau

    !aru sedikit meningkat. 8emudian setelah teradi ketidaksanggupan sel !eta

    pankreas$ !aru akan teradi dia!etes melitus se"ara klinis$ yang ditandai dengan

    teradinya peningkatan kadar glukosa darah yang memenuhi kriteria diagnosis

    dia!etes melitus.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    40/59

    40

    8enaikan glukosa oleh hati

    8ekurangan sekresi insulin oleh pankreas.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    41/59

    41

    I. *$at Anti Hiperglike!ik *ral

    1. #"l"ngan In&ulin Sen&iti9ing

    a. Biguani

    Kang paling !anyak dipakai adalah met5ormin$ met5ormin menurunkan

    glukosa darah dengan pengaruhnya terhadap kera insulin pada tingkat seluler$

    distal reseptor insulin dan menurunkan produksi glukosa hati. 3et5ormin

    meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa

    darah dan uga diduga mengham!at a!sor!si glukosa di usus ssesudah asupan

    makanan.

    Penggunaan

    3et5ormin tidak memiliki e5ek stimulasi pada sel !eta pankreas$ sehingga

    tidak menye!a!kan hipoglikemia dan penam!ahan !erat !adan. 3et5ormin menurunkan !erat !adan dan menurunkan hiperinsulinemia aki!at

    resistensi insulin. 3et5ormin !isa digunakan se!agai o!at monoterapi atau kom!inasi dengan

    sul5onyurea (S=)$ repaglinid$ nateglinid$ mengham!at al5a glikosidase dan

    glitaon. 3et5ormin menadi pilihan utama pada pasien gemuk dengan dislipidemia dan

    resistensi insulin. 8om!inasi met5ormin dengan #nsulin uga dapat dipertim!angkan pada pasien

    gemuk dengaan glikemia yang susah dikendalikan. erdasarkan penelitian$ kom!inasi insulin dan S= le!ih !aik dari pada

    kom!inasi insulin dengan met5ormin dan kom!inasi insulin dan met5ormin

    le!ih !aik dari pada insulin saa

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    42/59

    42

    E%ek &a!ping an k"ntrainika&i

    angguan gastrointestinal W 0 pada aal penggunaan o!at.

    *sidosis laktat$ alau arang (0$02/1000 kasus).

    8ontraindikasi pada gangguan 5ungsi hati$ in5eksi !erat$ penggunaan alkohol$

    gagal antung. ada usia G 0 tahun$ perlu pemantauan ketat$ karena massa otot !e!as

    lemaknya sudah !erkurang. 3et5ormin uga dapat menganggu a!sor!si %itamin 1.

    $. #lita9"n

    ekani&!e kerja

    litaon (Thiaolidinediones)$ merupakan agonis pro-isome proli5erator'

    a"ti%ated re"eptor gamma (*>X) yang sangat selekti5 dan poten. >eseptor *>X

    terdapat diaringan target kera insulin seperti adiposa$ otot skelet$ dan hati. litaon

    dapat merangsang ekspresi !e!erapa protein yang dapat memper!aiki sensiti%itas

    insulin dan memper!aiki glikemia glukose transporter'1 (C=T'1)$ C=T'4$ (=6'

    )$ selain itu uga dapat memepengaruhi ekspresi dan pelepasan mediator resistensi

    insulin seperti T+@'J dan leptin.

    Penggunaan

    >osiglitaon dan pioglitaon saat ini digunakan se!agai monoterapi dan uga

    se!agai kom!inasi dengan met5ormin dan dengan sekretagok insulin. 8om!inasi dengan insulin tidak disarankan$ karena dapat meningkatkan !erat

    !adan dan retensi "airan. litaon dapat memper!aiki konsentrasi glukosa hingga 9'0 mg/dC

    E%ek &a!ping an k"ntrainika&i

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    43/59

    43

    litaon menye!a!kan peningkatan !erat !adan yang !ermakna di!andingkan

    S=$ dan edema. 8eluhan #S* 1&$ Sakit kepala $1

    emakaian liton dihentikan ika peningkatan enim hati$ *ST dan *CT le!ih

    dari 2 kali dari !atas normal. Hati'hati pada pasien riayat penyakit hati$ gagal antung kelas 2 dan 4 dan pada

    edema.

    2 Sekretag"k In&ulin

    a. Sul%"nilurea

    Digunakan pada D3 tipe seak tahun 190'an. Digunakan pada aal pengo!atan

    dia!etes terutama !ila konsentrasi glukosa glukosa tinggi dan teradi gangguan

    sekresi insulin. li!enklamid adalah "ontoh o!at S=$ mempunyai aktu paruh 4 am

    pada pemakaian akut$ pada pemakaian G 1 minggu aktu paruh menadi 1 am

    !ahkan 0 am. Sehingga dianurkan pemakain 1 kali perhari.

    ekani&!e kerja

    sehingga !erman5aat !agi pasien yang masih mampu mensekresikan insulin. Tidak

    !isa dipakai pada D3 tipe 1.

    ,5ek Hipoglikemia S= adalah dengan merangsang "hannel 8 yang tergantung

    pada *T dari sel !eta pankreas. ila S= terikat pada reseptor (S=>) "hannel

    terse!ut$ maka akan teradi penutupan. 8eadaan ini menye!a!kan teradinya

    penurunan peremea!ilitas 8 pada mem!ran sel !eta$ teradi depolarisasi mem!ran

    dan mem!uka "hannel "a tergantung %oltase$ dan menye!a!kan peningkatan 6a

    intrasel. #on 6a akan terikat pada "almodulin dan menye!a!kan eksositosis granul

    yang mengandung insulin.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    44/59

    44

    Penggunaan

    li!enklamid menurunkan glukosa darah puasa le!ih !esar dari pada glukosa

    sesudah makan$ masing'masing 2& dan 1. Dengan penggunaan angka lama$ e5ekti%itas o!at ini !erkurang.

    Dimulai dengan dosis rendah$ untuk mengurangi e5ek hipoglikemi.

    ada o!at yang di!erikan 1 kali perhari$ se!aiknya di!erikan pada aktu makan

    pagi atau pada makan makanan porsi ter!esar. 8om!inasi S= dengan insulin le!ih !aik di!andingkan insulin sendiri

    E%ek &a!ping an k"ntrainika&i

    Hipoglikemia$ terutama pada usia lanut.

    Hipoglikemia uga sering teradai pada gagal ginal$ gangguan 5ungsi hati dan

    pada pasien asupan makanan kurang.

    8enaikan !aerat !adan sekitar 4'& kg$ gangguan pen"ernaan$ 5otosensiti5itas$

    gangguan enim hati dan 5lushing. 8ontraindikasi pada D3 tipe 1$ i!u hamil$ menyusui dan hipersensiti%itas pada

    sul5a.

    $. #lini

    3ekanisme kera linid uga melalui reseptor (S=>) dan mempunyai

    struktur yang mirip dengan sul5onilurea$ per!edaannya dengan S= adalah

    pada masa keranya le!ih pendek. >epaglinid dapat menurunkan glukosa

    puasa alaupun mempunyai aktu paruh yang singkat karena lama

    menempel pada komplek S=>. +ateglinid mempunyai aktu paruh le!ih sinngkat dan tidak menurunkan

    glukosa darah puasa.

    ,5eknya tidak terlalu terhadap glukosa puasa$ sehingga glinid tidk !egitu

    !aik menurunkan H!*1".

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    45/59

    45

    Ta$el 2.7#nter%ensi @armakologi Terapi D3

    5. Peng-a!$at Al%a #luk"&ia&e

    *"ar!ose hampir tidak di a!sor!si dan !ekera lokal pada saluran pen"ernaan.

    *"ar!os mengalami meta!olisme di saluran pen"ernaan$ meta!olisme terutama oleh

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    46/59

    46

    5lora mikri!iologis$ hidrolisis intestinal dan akti%itas enim pen"ernaan. ekera pada

    lumen usus sehingga tidak ada e5ek hipoglikemi dan tidak !erpengaruh terhadap

    insulin.

    ekani&!e Kerja

    pem!entukan monosakarida intraluminal$ mengham!at dan memperpanang glukosa

    darah postprandial$ dan mempengaruhi respons insulin plasma. Hasil akhirnya

    penurunan glukosa darah post prandial. Se!agai monoterapi tidak akan merangsang

    sekresi insulin dan tidak dapat menye!a!kan hipoglikemia.

    Penggunaan

    *"ar!ose dapat digunakan se!agai monoterapi atau se!agai kom!inasi dengan

    insulin$ met5ormin$ glitaone atau S=. Di!erikan segera pada saat makanan utama.

    3em!erikan 1 menit se!elum atau sesudah makan akan mengurangi dampak

    pengo!atan terhadap glukosa post prandial. 3onoterapi dengan a"ar!ose dapat menurunkan rata'rata glukosa post

    prandial se!esar 40'&0 mg/dC dan glukosa puasa rata'rata 10'0 mg/dC dan

    H!*1" 0$'1. 8om!inasi dengan S=$ met5ormin$ dan insulin maka dapat menurunkan le!ih

    !anyak terhadap *1" se!esar 0$2'0$ rata'rata glukosa post prandial se!esar

    0'20 mg/dC dari keadaan se!elumnya.

    E%ek &a!ping an k"ntrainika&i

    eala gastrointestinal$ meteorismus$ 5latulen"e dan diare. @latulen"e

    merupakan e5ek tersering (0).

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    47/59

    47

    Dapat mengham!at !ioa%a!ilitas met5ormin ika di!erikan !ersamaan pada

    orang normal. 8ontaraindikasi pada #S$ o!struksi saluran "erna$ sirosis hati dan gangguan

    5unsi ginal.

    II. Terapi In&ulin

    Sekresi insulin dapat di!agi menadi sekresi insulin !asal (saat puasa/se!elum

    makan) dan insulin prandial (setelah makan).Terapi insulin diperlukan pada keadaan B

    o enurunan !erat !adan yang "epat

    o Hiperglikemia !erat yang disertai ketosis

    o 8etoasidosis dia!etik

    o Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

    o Hiperglikemia dengan asidosis laktat

    o agal dengan kom!inasi

    o Stress !erat (in5eksi sistemik$ operasi !esar$ #3*$ stroke)

    o 8ehamilan dengan D3/dia!etes gestasional yang tidak terkendali dengan

    peren"anaan makan.

    o angguan 5ungsi ginal atau hati yang !erat

    o 8ontra indikasi dan atau alergi terhadap

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    48/59

    48

    5ungsi sel !eta pankreas. #nsulin uga dapat men"egah kerusakan endotel$

    menekan proses inQamasi$ mengurangi keadian apoptosis$ memper!aiki proRl lipid;

    se"ara ringkas terapi insulin memper!aiki luaran klinis.

    #nsulin terutama insulin analog merupakan enis yang !aik karena proRl

    sekresinya sangat mendekati pola sekresi insulin normal atau Rsiologis. ada pasien

    D3 tipe 1 terapi insulin di!erikan segera setelah diagnosis ditegakkan$ dianurkan

    ineksi harian multipel untuk kendali kadar glukosa darah yang !aik$ pem!erian dapat

    melalui pompa insulin (6ontinuous Su!"utaneus #nsulin #n5usion/6S##).ada D3 tipe ## dipakai a"uan hasil konsensus ,>8,+# 00& dan

    konsensus *D*',*SD 00& B ika kadar glukosa darah tidak terkontrol !aik (H!*1"

    G &$) dalam 2 !ulan dengan o!at oral$ ada indikasi terapi kom!inasinasi

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    49/59

    49

    #a!$ar 2.(Tatalaksana Dia!etes 3elitus *D* 014.

    K"!plika&i Terapi In&ulin

    Hipoglikemia$ terapi insulin intensi5 "enderung meningkatkan risiko

    hipoglikemia; edukasi pasien dan penggunaan insulin yang mendekati

    Rsiologis dapat mengurangi risiko hipoglikemia. 8enaikan !erat !adan$ karena terapi insulin memulihkan massa otot dan

    lemak (pengaruh ana!olik insulin). enye!a! kenaikan !erat !adan lain adalah

    makan !erle!ihan serta ke!iasaan mengudap untuk menghindari hipoglikemia$

    !iasanya pasien dengan terapi insulin melakukan diet yang le!ih longgar

    di!andingkan dengan diet ketat saat terapi

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    50/59

    50

    2.2 DISPEPSIA2.2.1 De%eni&i

    Dalam re5erensi$ "ukup !anyak de5enisi untuk dyspepsia. Dispepsia

    !erasal dari !ahasa Kunani$ yaitu dys' (!uruk) dan Apeptein (pen"ernaan).

    erdasarkan konsensus Panel of Clinical %nvestigators$ dispepsia dide5inisikan

    se!agai rasa nyeri atau tidak nyaman yang terutama dirasakan di daerah perut

    !agian atas. #stilah dispepsia sendiri mulai gen"ar dikemukakan seak akhir tahun

    190'an$ yang menggam!arkan keluhan atau kumpulan geala (sindrom) yang

    terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium$ mual$ muntah$ kem!ung$

    "epat kenyang$ rasa penuh$ sendaa$ regurgitasi$ dan rasa panas yang menalar di

    dada. Sindrom atau keluhan ini dapat dise!a!kan atau didasari oleh !er!agai

    penyakit$ tentunya termasuk uga di dalamnya penyakit yang mengenai lam!ung$

    atau yang le!ih dikenal se!agai penyakit maag.

    Dyspepsia merupakan keluhan umum yang dalam aktu tertentu dapat

    dialami oleh seseorang. erdasarkan penelitian 1'20 orang deasa pernah

    mengalami hal ini !iasanya diderita selama !e!erapa minggu /!ulan yang si5atnya

    hilang tim!ul atau terus ' menerus.

    2.2.2 Kla&i%ika&i

    Se"ara garis !esar$ dispepsia ter!agi atas dua su!klasi5ikasi$ yakni

    dispepsia organik dan dispepsia 5ungsional.

    1. Di&pep&ia *rganik

    Dispepsia organik adalah dispepsia yang telah diketahui adanya kelainan

    organik se!agai penye!a!nya. Dispepsia organik arang ditemukan pada usia

    muda$ tetapi !anyak ditemukan pada usia le!ih dari 40 tahun. erikut ini adalah!e!erapa !agian dari dispepsia organik B

    Di&pep&ia Tukak

    8eluhan penderita yang sering diaukan ialah rasa nyeri ulu hati.

    erkurang atau !ertam!ahnya rasa nyeri ada hu!ungannya dengan

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    51/59

    51

    makanan. Hanya dengan pemeriksaan endoskopi dan radiologi dapat

    menentukan adanya tukak di lam!ung atau duodenum.

    Re%luk& #a&tr"e&"%ageal

    eala yang klasik dari re5luks gastroeso5ageal$ yaitu rasa panas di dada

    dan regurgitasi asam terutama setelah makan.

    Ulku& Peptik

    =lkus peptik dapat teradi di esophagus$ lam!ung$ duodenum atau pada

    di%ertikulum me"kel ileum. =lkus peptikum tim!ul aki!at kera getah

    lam!ung yang asam terhadap epitel yang rentan. enye!a! yang tepat

    masih !elum dapat dipastikan.

    2. Di&pep&ia /ung&i"nal

    Dispepsia 5ungsional dapat dielaskan se!agai keluhan dispepsia yang

    telah !erlangsung dalam !e!erapa minggu tanpa didapatkan kelainan atau

    gangguan struktural/organik/meta!olik !erdasarkan pemeriksaan klinik$

    la!oratorium$ radiology dan endoskop. 3enurut 8riteria >oma ###

    ter!aru$dispepsia 5ungsional dide5inisikan se!agai sindrom yang men"akup satu

    atau le!ih dari geala'geala !erikut B perasaan perut penuh setelah makan$ "epatkenyang$ atau rasa ter!akar di ulu hati$ yang !erlangsung sedikitnya dalam 2

    !ulan terakhir$ dengan aal mula geala sedikitnya tim!ul & !ulan se!elum

    diagnosis.Dyspepsia 5ungsional di!agi menadi 2 kelompok$ yaitu B

    1. Ul5er8like 4&pep&ia

    Kang le!ih dominan adalah nyeri epigastrik.

    2. D4&!"tilit48like 4&pep&ia

    Kang le!ih dominan adalah keluhan kem!ung$ mual$ muntah$ rasa penuh$

    "epat kenyang.'. D4&pep&ia n"n8&pe&i%ikTidak ada keluhan yang dominan.

    2.2.' Eti"l"gi

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    52/59

    52

    Se!agai suatu geala atau sindrom$ dispepsia dapat dise!a!kan oleh

    !er!agai penyakit. e!erapa penyakit yang dapat menye!a!kan dispepsia dapat

    dilihat pada ta!el !erikut B

    Ta$el 2.1 enye!a! Dispepsia

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    53/59

    53

    2.2.( ekani&!e Pat"l"gi&

    Dari sudut pandang pato5isiologis$ proses yang paling !anyak di!i"arakan

    dan potensial !erhu!ungan dengan dispepsia 5ungsional adalah hipersekresi asam

    lam!ung$ in5eksi Heli"o!a"ter ylori$ dismotilitas gastrointestinal$ dan

    hipersensiti%itas %iseral.@erri et al. (01) menegaskan !aha pato5isiologi dispepsia hingga kini

    masih !elum sepenuhnya elas dan penelitian'penelitian masih terus dilakukan

    terhadap 5aktor'5aktor yang di"urigai memiliki peranan !ermakna$ seperti di

    !aah ini B

    a. *!normalitas 5ungsi motorik lam!ung$ khususnya keterlam!atan

    pengosongan lam!ung$ hipomotilitas antrum$ hu!ungan antara %olume

    lam!ung saat puasa yang rendah dengan pengosongan lam!ung yang le!ih

    "epat$ serta gastri" "omplian"e yang le!ih rendah.

    !. #n5eksi Heli"o!a"ter pylori

    ". @aktor'5aktor psikososial$ khususnya terkait dengan gangguan "emas dan

    depresi.

    Sekre&i a&a! la!$ung

    8asus dispepsia 5ungsional umumnya mempunyai tingkat sekresi asam

    lam!ung$ !aik sekresi !asal maupun dengan stimulasi pentagastrin$ yang rata'rata

    normal. Diduga terdapat peningkatan sensiti%itas mukosa lam!ung terhadap asam

    yang menim!ulkan rasa tidak enak di perut

    Heli5"$a5ter P4l"ri

    eran in5eksi Heli"o!a"ter ylori pada dispepsia 5ungsional !elum

    sepenuhnya dimengerti dan diterima. 8ekerapan in5eksi H. ylori pada dispepsia

    5ungsional sekitar 0 dan tidak !er!eda !ermakna dengan angka kekerapan in5eksi

    H. ylori pada kelompok orang sehat. 3ulai ada ke"enderungan untuk melakukan

    eradikasi H. ylori pada dispepsia 5ungsional dengan H. ylori positi5 yang gagal

    dengan pengo!atan konser%ati5 !aku.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    54/59

    54

    Di&!"tilita&

    Selama e!erapa aktu$ dismotilitas telah menadi 5okus perhatian dan

    !eragam a!normalitas motorik telah dilaporkan$ di antaranya keterlam!atan

    pengosongan lam!ung$ akomodasi 5undus terganggu$ distensi antrum$ kontraktilitas

    5undus postprandial$ dan dismotilitas duodenal. eragam studi melaporkan !aha

    pada dispepsia 5ungsional$ teradi perlam!atan pengosongan lam!ung dan

    hipomotilitas antrum (hingga 0 kasus)$ tetapi harus dimengerti !aha proses

    motilitas gastrointestinal merupakan proses yang sangat kompleks$ sehingga

    gangguan pengosongan lam!ung saa tidak dapat mutlak menadi penye!a! tunggal

    adanya gangguan motilitas.

    A!$ang Rang&ang Per&ep&i

    Dinding usus mempunyai !er!agai reseptor$ termasuk reseptor kimiai$

    reseptor mekanik$ dan no"i"eptors. erdasarkan studi$ pasien dispepsia di"urigai

    mempunyai hipersensiti%itas %iseral terhadap distensi !alon di gaster atau duodenum$

    meskipun mekanisme pastinya masih !elum dipahami. Hipersensiti%itas %iseral uga

    dise!ut'se!ut memainkan peranan penting pada semua gangguan 5ungsional dan

    dilaporkan teradi pada 20 ' 40 pasien dengan dispepsia 5ungsional. 3ekanisme

    hipersensiti%itas ini di!uktikan melalui ui klinis pada tahun 01. Dalam penelitian

    terse!ut$ seumlah asam dimasukkan ke dalam lam!ung pasien dispepsia 5ungsional

    dan orang sehat. Didapatkan hasil tingkat keparahan geala dispeptik le!ih tinggi pada

    indi%idu dispepsia 5ungsional. Hal ini mem!uktikan peranan penting hipersensiti%itas

    dalam pato5isiologi dispepsia.

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    55/59

    55

    Di&%ung&i Aut"n"!

    Dis5ungsi persara5an %agal diduga !erperan dalam hipersensiti%itas

    gastrointestinal pada kasus dispepsia 5ungsional. *danya neuropati %agal uga diduga

    !erperan dalam kegagalan relaksasi !agian proksimal lam!ung seaktumenerima

    makanan$ sehingga menim!ulkan gangguan akomodasi lam!ung dan rasa "epat

    kenyang.

    Akti,ita& i"elektrik La!$ung

    *danya disritmia mioelektrik lam!ung pada pemeriksaan elektrogastrogra5i

    terdeteksi pada !e!erapa kasus dispepsia 5ungsional$ tetapi peranannya masih perlu

    di!uktikan le!ih lanut.

    Peranan H"r!"nal

    eranan hormon masih !elum elas diketahui dalam patogenesis dispepsia

    5ungsional. Dilaporkan adanya penurunan kadar hormon motilin yang menye!a!kan

    gangguan motilitas antroduodenal. Dalam !e!erapa per"o!aan$ progesteron$ estradiol$

    dan prolaktin memengaruhi kontraktilitas otot polos dan memperlam!at aktu transit

    gastrointestinal. Diet dan 5aktor lingkungan. #ntoleransi makanan dilaporkan le!ih

    sering teradi pada kasus dispepsia 5ungsional di!anding kasus kontrol.

    P&ik"l"gi&

    *danya stres akut dapat memengaruhi 5ungsi gastrointestinal dan

    men"etuskan keluhan pada orang sehat. Dilaporkan adanya penurunan kontraktilitas

    lam!ung yang mendahului keluhan mual setelah pem!erian stimulus !erupa stres.

    8ontro%ersi masih !anyak ditemukan pada upaya menghu!ungkan 5aktor psikologis

    stres kehidupan$ 5ungsi autonom$ dan motilitas. Tidak didapatkan kepri!adian yang

    karakteristik untuk kelompok dispepsia 5ungsional ini$ alaupun dalam se!uah studi

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    56/59

    56

    dipaparkan adanya ke"enderungan masa ke"il yang tidak !ahagia$ pele"ehan seksual$

    atau gangguan ia pada kasus dispepsia 5ungsional.

    /akt"r #enetik

    otensi kontri!usi 5aktor genetik uga mulai dipertim!angkan$ seiring dengan

    terdapatnya !ukti'!ukti penelitian yang menemukan adanya interaksi antara

    polimor5isme gen'gen terkait respons imun dengan in5eksi Heli"o!a"ter pylori pada

    pasien dengan dispepsia 5ungsional.

    2.2.) Penekatan Diagn"&tik

    8eluhan utama yang menadi kun"i untuk mendiagnosis dispepsia adalah

    adanya nyeri dan atau rasa tidak nyaman pada perut !agian atas. *pa!ila kelainan

    organik ditemukan$ dipikirkan kemungkinan diagnosis !anding dispepsia organik$

    sedangkan !ila tidak ditemukan kelainan organik apa pun$ dipikirkan ke"urigaan ke

    arah dispepsia 5ungsional.

    ,so5agogastroduodenoskopi dapat dilakukan !ila sulit mem!edakan antara

    dispepsia 5ungsional dan organik$ terutama !ila geala yang tim!ul tidak khas$ dan

    menadi indikasi mutlak !ila pasien !erusia le!ih dari tahun dan didapatkan tanda'

    tanda !ahaya.

    (larm S&mptoms seperti penurunan !erat !adan$ tim!ulnya anemia$ melena$

    muntah yang prominen$ maka merupakan petunuk aal kemungkinan adanya

    kelainan organik.

    8riteria >oma ### pada tahun 010$ dalam (merican Journal of

    )astroenterolog&$ menegaskan kriteria diagnostik dispepsia 5ungsional se!agai

    !erikut B

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    57/59

    57

    Ta$el 2.11 Kriteria iagn"&tik R"!a III untuk 4&pep&ia %ung&i"nal

    D4&pep&ia /ung&i"nal

    Kriteria diagnostic terpenuhi* bila 2 poin dibawah ini terpenuhi

    1. Salah satu atau le!ih dari geala ini B

    a.>asa penuh setelah makan yang mengganggu

    !. erasaan "epat kenyang

    ".+yeri ulu hatid. >asa ter!akar di daerah epigastrium

    . Tidak ditemukan !ukti adanya kelainan stru"tural yang menye!a!kan tim!ulnya

    geala (termasuk endoskopi saluran "erna !agian atas.*Bila geala!geala diatas teradi sedi"itn#a 3 bulan tera"hir$ dengan

    awal %ula geala ti%bul sedi"itn#a 6 bulan sebelu% diagnosis&

    P"&t Pranial Di&tre&& S4nr"!e'erpenuhi bila 2 poin dibawah ini terpenuhi (

    1. >asa penuh setelah makan yang mengganggu$ teradi setelah makan dengan

    porsi !iasa$ sedikitnya teradi !e!erapa kali seminggu.. erasaan "epat kenyang yang mem!uat tidak mampu mengha!iskan porsi

    makan !iasa$ sedikitnya teradi !e!erapa kali seminggu.Kriteria penunjang :

    1. *danya rasa kem!ung di daerah perut !agian atas atau mual setelah makan

    atau !ersendaa yang !erle!ihan.

    . Dapat tim!ul !ersamaan denagn sindrom nyeri epigastrik.

    Epiga&trik Pain S4nr"!e'erpenuhi bila 5 poin terpenuhi

    1. +yeri atau rasa ter!akar yang terlokalisasi di daerah epigastrium dengan

    tingkat keparahan moderste (sedang)$ paling sedkit teradi sekali dalam

    seminggu.. +yeri tim!ul !erulang

    2. Tidak menalar atau terlokalisasi di daerah perut atau dada selain daerah perut

    !agian atas/epigastrium4. Tidak !erkurang dengan * atau !uang angin.

    . eala'geala yang ada tidak memenuhi kriteria diagnosis kelainan kandung

    empedu dan s5i ngter

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    58/59

    58

    2.2.+ Penunjang Diagn"&tik

    ada dasarnya pemeriksaan penunang diagnostik adalah mengekslusi

    gangguan organik atau !iokimiai. emeriksaan penunang yang digunakan

    adalah B

    a. emeriksaan la!oratorium (gula darah$ 5ungsi tiroid$ 5ungsi pankreas$

    ds!).

    !. >adiologi (!arium meal$ =S)

    ". ,ndoskopi B merupakan langkah yang paling penting untuk ekslusi organik

    ataupun !iokimia

    d. pH'metri B untuk menilai tingkat sekresi asam lam!ung

    e. 3anometri B untuk menilai adanya gangguan 5ase ### migrating motor

    "omple-.5. ,lektrogastrogra5i B untuk mengukur aktu pengosongan lam!ung$

    Heli"o!a"ter ylori$ ds!.

    2.2.0 Penatalak&anaan

    1. N"n eika!ent"&a

    Euka&i

    enelasan mengenai latar !elakang keluhan yang dialami$ merupakan

    langkah aal yang penting. Catar !elakang 5aktor psikologis perlu

    die%aluasi. erikan penelasan mengenai hindari makanan yang dapatmen"etus keluhan.

    Diet

    Tidak ada diet !aku yang menghasilkan penyem!uhan keluhan se"ara

    !ermakna. rinsip dasar menghindari makanan pen"etus serangan

    merupakan pegangan yang le!ih !erman5aat. 3akanan yang merangsang

    seperti pedas$ asam$ tinggi lemak$ se!aiknya dipakai se!agai pegangan

    umum se"ara proporsional dan angan mempengaruhi kualitas hidup

    pasien.

    2. eika!ent"&&a

    Anta&ia

    3erupakan o!at yang paling umum dikonsumsi oleh pasien$ namun studi

    metaanalisis o!at ini tidak le!ih unggul di!anding plase!o.

    H2 Re&ept"r In-i$it"r

  • 7/25/2019 Referat SMF Paru

    59/59

    59

    Se"ara metaanalisis diperkirakan man5aat terapinya 0 diatas plase!o.

    =mumnya man5aatnya dituukan untuk menghilangkan rasa nyeri di ulu

    hati. 3isalnya ranitidine

    Pu!p Pr"t"n In-i$it"r

    >espon ter!aik terlihat pada kelompok dyspepsia 5ungsional type ul"er

    like. 3isalnya i&aprie

    ereaksi pada pengosongan lam!ung dan disaritmia lam!ung. Setelah

    diketahui e5eksamping aritmia antung$ sehingga pemakaiannya !erada

    dalam pengaasan. Termasuk golongan agonis reseptor 'HT4

    2.'.6 Pr"gn"&i&

    Dyspepsia 5ungsional yang ditegakkan setelah pemeriksaan klinis dan

    penunang yang akurat$ mempunyai prognosis yang !aik.