tugas kulia

Upload: sri-mentari-sii-yusriyyah

Post on 22-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 tugas kulia

    1/32

    10

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Persepsi

    1. Pengertian Persepsi

    Menurut Kotler (2000) dalam jurnal psikologi (2009) persepsi sebagai

    proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan

    masukan-masukan informasi untuk menciptakan rrgambaran keseluruhan yang

    berarti. Adapun Robbins (2003) dalam jurnal psikologi (2009) mendeskripsikan

    persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana

    individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar

    memberi makna kepada lingkungan mereka.

    Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

    terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

    sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini,

    akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai

    buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang

    memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian

    mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara

    saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu.

    Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan

    menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

    bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005) dalam jurnal

    psikologi (2009).

  • 7/24/2019 tugas kulia

    2/32

    11

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

    merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan

    menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

    yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

    gambaran yang berarti.

    2. Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

    Alport dalam jurnal psikologi (2009) proses persepsi merupakan suatu

    proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan

    individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur

    bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala

    akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya

    komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang

    berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada.

    Walgito dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan bahwa terjadinya

    persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:

    a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman

    atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat

    indera manusia.

    b.

    Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,

    merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

    indera) melalui saraf-saraf sensoris.

  • 7/24/2019 tugas kulia

    3/32

    12

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    c.

    Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,

    merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang

    diterima reseptor.

    d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu

    berupa tanggapan dan perilaku.

    Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses

    persepsi melalui tiga tahap, yaitu:

    a.

    Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

    melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula

    pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.

    b. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

    pengorganisasian informasi.

    c.

    Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

    lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman,

    cakrawala, serta pengetahuan individu.

    Menurut Newcomb dalam jurnal psikologi (2009), ada beberapa sifat yang

    menyertai proses persepsi, yaitu:

    a.

    Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

    orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.

    b. Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam

    arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

    keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi

    tersebut, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.

  • 7/24/2019 tugas kulia

    4/32

    13

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    c.

    Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama

    dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.

    3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

    Thoha (1993) dalam jurnal psikologi (2009) berpendapat bahwa persepsi

    pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

    Faktor internal berasal dari dlam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan

    kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar

    individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.

    Dijelaskan oleh Robbins (2003) dalam jurnal psikologi (2009) bahwa

    meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka

    dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk

    membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :

    a.

    Pelaku persepsi (perceiver)

    b. Objek atau yang dipersepsikan

    c. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

    Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau

    gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

    orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

    mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia.

    Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

    mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan

    penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

  • 7/24/2019 tugas kulia

    5/32

    14

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

    (Robbins, 2003).

    Gilmer dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan bahwa persepsi

    dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan

    pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena

    ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi,

    maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.

    Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor

    fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan

    individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian,jenis kelamin, dan hal-hal lain

    yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya

    lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

    dalam mempresepsikan sesuatu.

    Dalam kenyataannya situasi dan stimulus yang sama, dapat dipersepsikan

    secara berbeda oleh setiap orang. Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki

    pengalaman dan latar belakang yang berbeda (Milton 1981:23). Selain itu persepsi

    dipelajari berdasarkan kegunaan dan kepentingan dirinya. Untuk itu seseorang

    akan memiliki stimulus sesuai dengan kebutuhannya. Proses pemilihan ini

    dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

    a. Faktor Internal

    Beberapa faktor dalam diri seseorang mempengaruhi proses persepsi antara

    lain kebutuhan, motivasi, proses belajar dan kepribadian. Semua faktor yang

    ada dalam diri individu membentuk adanya perhatian terhadap suatu objek

  • 7/24/2019 tugas kulia

    6/32

    15

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    sehingga menimbulkan adanya persepsi. Hal ini berdasarkan kompleksitas

    fungsi psikologis.

    b. Faktor Eksternal

    Faktor dari luar yang terjadi dari pengaruh lingkungan adalah

    Intensitas

    Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin

    besar intensitas stimulus luar, semakin besar juga perhatian pada stimulus

    tersebut.

    Keberlawanan atau kontras

    Prinsip ini menyatakan bahwa stimulus atau suatu hal yang berlawanan

    biasanya akan banyak menarik perhatian

    Pengulangan

    Situasi stimulus yang sering diulang-ulang akan mendapat perhatian yang

    lebih besar

    Hal yang baru

    Suatu hal atau stimulus yang belum pernah diketahui atau dilihat akan

    lebih menimbulkan keinginan untuk lebih diperhatikan.

    c.

    Faktor Situasi

    Aspek situasi yang ada dalam organisasi kerja merupakan iklim atau kultur

    organisasi yang memiliki kaitan dalam proses perceptual seperti posisi

    pekerjaan, lingkungan organisasi, manajemen organisasi, mempengaruhi

    seseorang terhadap konsep-konsep kerja misalnya kebijaksanaan organisasi

  • 7/24/2019 tugas kulia

    7/32

    16

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    mendukung seseorang untuk dapat menerapkan konsep atau nilai kerja tertentu,

    maka akan semakin tumbuh nilai positif tentang konsep tersebut.

    Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi

    dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor kebutuhan,

    motivasi, proses belajar dan kepribadian.

    4. Aspek-aspek Persepsi

    Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

    komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam jurnal

    psikologi (2009) ada tiga yaitu:

    a. Komponen kognitif

    Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang

    dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian

    akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.

    b. Komponen Afektif

    Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya

    evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem

    nilai yang dimilikinya.

    c.

    Komponen Konatif

    Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

    berhubungan dengan obyek sikapnya.

    Baron dan Byrne, juga Myers dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan

    bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap,

    yaitu:

  • 7/24/2019 tugas kulia

    8/32

    17

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    a.

    Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan

    dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang

    berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

    b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

    berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

    Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang

    merupakan hal yang negatif.

    c.

    Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu

    komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

    objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu

    menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

    seseorang terhadap objek sikap.

    Rokeach dalam jurnal psikologi (2009) memberikan pengertian bahwa

    dalam persepsi terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif, yaitu

    sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk berperilaku. Ini berarti

    bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis posisi untuk

    berbuat atau berperilaku.

    Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

    komponen kognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu

    merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada

    suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

    yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap

    obyek sikap. Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

  • 7/24/2019 tugas kulia

    9/32

    18

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

    tersebut.

    B. Motivasi

    1. Pengertian Motivasi

    Dalam Oemar Hamalik (65:2003) Motivasi adalah suatu perubahan

    energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan

    dan reaksi untuk mencapai tujuan.

    Komponen-komponen motivasi

    Motivasi memiliki dua komponen, yakni : komponen dalam (inner

    component). komponen dalam adalah perubahan dalam diri seseorang, keadaan

    merasa tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang

    diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah tingkah lakunya, sedangkan

    komponen luar adalah tujuan yang hedak dicapai.

    Fungsi Motivasi

    Fungsi motivasi adalah :

    a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi

    tidak akan timbul suatu perbuatan/tindakan/

    b.

    Motivasi berfungsi sebagai pengarah,artinya mengarahkan perbuatan

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan

    c. Motivasi berfungsi sebaai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan

    menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

  • 7/24/2019 tugas kulia

    10/32

    19

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    2. Jenis-jenis Motivasi

    Berdasarkan pengertian di atas dan analisa tentang motivasi yang telah

    dibahas diatas, maka dapat dibagi menjadi dua jenis :

    a. Motivasi intrinstik

    Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi kerja

    dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf. Motivasi ini sering juga

    disebutka motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya, yang timbul dalam

    diri sendiri tanpa pengaruh dari luar.

    Motivasi intrinsik bersifat nyata dan motivasi sesungguhnya atau disebut

    istilah : Sound motivation

    Jenis motivasi ini timbul dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan

    dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan dalam diri sendiri

    b.

    Motivasi ekstrinsik

    Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor

    dari luar. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan sebab tidak semua pekerjaan

    dapat menarik minat bawahan atau sesuai dengan kebutuhannya.

    Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,

    apakah karena adanya ajakan, suruhan tau paksaan dari orang lain sehingga

    dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

    Menurut Maslow dan Rogers dalam (Dimiyati, 2006) mengakui

    pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Maslow setiap individu

    bermotivasi untuk mengaktualisasikan diri. Ciri tersebut adalah

  • 7/24/2019 tugas kulia

    11/32

    20

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya, dan

    terbatas dari subjektivitas

    Dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar

    Berperilaku spontan, sederhana, dan wajar

    Terpusat pada masalah atau tugasnya

    Memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi

    Memiliki kebebasan dan kemandirian terhadap lingkungan dan

    kebudayaannya ; ia mampu mendisiplinkan diri, aktif, dan bertanggung

    jawab atas dirinya. Penghormatan berlebihan, pemberian status,

    popularitas dianggap kurang penting dibandingkan dengan

    perkembangan diri

    Dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah

    Dapat mengalami pengalaman puncak, seperti terwujud dalam

    kreativitas, penemuan, kegiatan intelektual, dan kegiatan persahabatan

    Memiliki rasa ketertarikan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi

    Dapat menjalani hubungan pribadi yang wajar

    Memiliki watak terbuka dan bebas prasangka

    Memiliki standar kesusilaan yang tinggi

    Memiliki rasa humor terpelajar

    Memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan, seperti dalam

    pengetahuan, kesenian, atau keterampilan hidup

    Memiliki otonomi yang tinggi

  • 7/24/2019 tugas kulia

    12/32

    21

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    3. Teori Motivasi Model ARCS keller

    Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan

    pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar

    dalam mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar (Keller,

    1987) pada teori motivasi ARCS (2010). Model pembelajaran ini berkaitan erat

    dengan motivasi siswa terutama motivasi untuk memperoleh pengetahuan yang

    baru.

    Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal

    Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan

    Nasional (2008:28) pada teori motivasi ARCS (2010) motivasi sangat penting

    dalam belajar karena motivasi dapat mendorong siswa mempersepsi informasi

    dalam bahan ajar. Sebagus apa pun rancangan bahan ajar, jika siswa tidak

    termotivasi maka tidak akan terjadi peristiwa belajar karena siswa tidak akan

    mempersepsi informasi dalam bahan ajar tersebut. Sebagai upaya

    meningkatkan motivasi belajar siswa guna meningkatkan prestasi/hasil belajar

    siswa khususnya dalam mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan jurnal

    umum, maka penerapan model pembelajaran ARCS ini sangat efektif

    dipergunakan karena model pembelajaran ARCS ini disesuaikan dengan

    kebutuhan ataupun minat siswa.

    ARCS sendiri adalah akronim dari bentuk sikap siswa yakni attention

    (perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri), dan satisfaction

    (kepuasan). Jadi, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran ARCS

    adalah suatu bentuk pembelajaran yang mengutamakan perhatian siswa,

  • 7/24/2019 tugas kulia

    13/32

    22

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman belajar siswa,

    menciptakan rasa percaya diri dalam diri siswa, dan menimbulkan rasa puas

    dalam diri siswa tersebut. Model pembelajaran ini menarik karena

    dikembangkan atas dasar teori-teori dan pengalaman nyata intsruktur sehinga

    mampu membangkitkan semangat belajar siswa secara optimal dengan

    memotivasi diri siswa sehingga didapatkan hasil belajar yang optimal. Menurut

    Awoniyi, dkk (1997:30) pada teori motivasi ARCS (2010) model pembelajaran

    ARCS ini mempunyai kelebihan yaitu sebagai berikut:

    Memberikan petunjuk: aktif dan memberi arahan tentang apa yang harus

    dilakukan oleh siswa

    Cara penyajian materi dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori

    yang penerapannya kurang menarik

    Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran

    berpusat pada siswa

    Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang kembali

    materi lainnya yang pada hakekatnya kurang menarik

    Penilaian menyeluruh terhadap kemampuan-kemampuan yang lebih dari

    karakteristik siswa-siswa agar strategi pembelajaran lebih efektif

    Selanjutnya Awoniyi, dkk (1997:31) menjelaskan bahwa selain

    mempunyai kelebihan, model pembelajaran ARCS ini juga mempunyai

    kekurangan. Kekurangan model pembelajaran ARCS ini yaitu:

    Hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif

  • 7/24/2019 tugas kulia

    14/32

    23

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit

    dijadikan penilaian

    a. Komponen Model Pembelajaran ARCS

    Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, model pembelajaran ARCS

    terdiri dari empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran ARCS

    tersebut yaitu sebagai berikut:

    1. Attention(perhatian)

    Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat berkonsultasi/

    pemusatan pikiran dalam menghadapi siswa dalam peristiwa proses belajar

    mengajar di kelas.

    Perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula menunjuk

    pada minat momentain yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang

    sedang dipelajari (WS. Winkel, 100) pada teori motivasi ARCS (2010).

    Konsentrasi/perasaan siswa dan minat dalam belajar bisa dilihat dari

    siswa yang perasaannya senang akan membantu dalam konsentrasi belajarnya

    dan sebaliknya siswa dalam kondisi tidak senang maka akan kurang berminat

    dalam belajarnya dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi terhadap

    pelajaran yang sedang berlangsung.

    Gangguan belajar siswa ini biasanya bersumber dari dua faktor yaitu

    faktor eksternel dan faktor internal. Faktor internal yaitu faktor dari luar diri

    siswa dan faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa.

    Perhatian diharap dapat menimbulkan minat yaitu kecenderungan subjek

    yang menetap untuk merasa tertarik pada pelajaran/pokok bahasan tertentu

  • 7/24/2019 tugas kulia

    15/32

    24

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    dan merasa senang mempelajari materi itu yang baru dan dapat berperan

    positif dalam proses belajar mengajar selanjutnya.

    Menurut Keller (1987) pada teori motivasi ARCS (2010) strategi untuk

    menjaga dan meningkatkan perhatian siswa yaitu sebagai berikut:

    Gunakan metode penyampaian dalam proes pembelajaran yang

    bervariasi (kelas, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah

    pendapat, demontrasi, studi kasus).

    Gunakan media (media pandang, audio, dan visual) untuk

    melengkapi penyampaian materi pembelajaran.

    Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses pembelajaran.

    Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas

    konsep yang digunakan.

    Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

    2.Relevance(relevan)

    Relevance yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai keterkaitan atau

    kesesuaian antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman

    belajar siswa. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini otomatis dapat

    menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri siswa karena siswa merasa

    bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyaai manfaat langsung secara

    pribadi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Motivasi siswa akan bangkit dan

    berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu

    memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai yang

    diyakini atau dipegangnya.suciati dan udin syarifuddin winatasyaputra (R.

  • 7/24/2019 tugas kulia

    16/32

    25

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Angkowo dan A. Kosasi, (2007:40-41) pada teori motivasi ARCS (2010)

    mengemukaan bahwa strategi untuk menunjukan relevensi adalah sebagai

    berikut:

    Sampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan

    setelah mempelajari materi pembelajaran ini bearti guru harus

    menjelaskan tujuan intruksional.

    Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai

    yang akan dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan

    dalam pekerjaan dan kehidupan nanti.

    Berikan contoh, latiha atau tes yang lansung berhubungan dengan

    kondisi siswa.

    3.Confidence(percaya diri)

    Demi membangkitkan kesadaran yang kuat di dalam proses belajar

    mengajar siswa yang selama ini lebih banyak dikuasai guru ( teachers

    centered) dan lebih memproduk penghafal kata-kata bukan pada kemampuan

    bagaimana belajar dan akhirnya setelah siswa tamat tidak bisa berbuat apa-

    apa dan tidak ada kemampuan problem solving di tengah masyarakat yang

    plural heterogen dan banyak masalah, maka guru harus menggunakan strategi

    yang efektif.

    Menurut Keller (1987) pada teori motivasi ARCS (2010) strategi yang

    dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah sebagai

    berikut:

  • 7/24/2019 tugas kulia

    17/32

    26

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak

    pengalaman siswa, misal dengan menyusun materi pembelajaran

    agar dengan mudah difahami, di urutkan dari materi yang mudah

    ke sukar. Dengan demikian, siswa merasa mengalami keberhasilan

    sejak awal proses pembelajaran.

    Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang

    lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu

    banyak konsep baru dengan sekaligus.

    Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan

    dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes pada

    awal pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai

    gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan.

    Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan

    strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa

    sendiri.

    Tumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa dengan menganggap

    siswa telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut

    kelemahan siswa sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan.

    Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar

    siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh

    ini

  • 7/24/2019 tugas kulia

    18/32

    27

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    4.Satisfaction(kepuasan)

    Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan gembira, perasaan

    ini dapat menjadi positif yaitu timbul kalau orang mendapatkan

    penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada

    perasaan percaya diri siswa nantinya dengan membangkitkan semangat

    belajar

    C. Persepsi dan Motivasi

    Walgito (1993) dalam jurnal psikologi (2009) mengemukakan bahwa

    persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya

    stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan

    pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam

    menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu

    melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan

    alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia

    luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat

    indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu

    persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah

    pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan

    dengan apa seseorang akan bertindak.

    Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Gilmer dalam jurnal psikologi

    (2009) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

    faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses

    persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat subyektif yang

  • 7/24/2019 tugas kulia

    19/32

    28

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda

    satu sama lain.

    Senada dengan pendapat Milton 1981:23. persepsi dipelajari berdasarkan

    kegunaan dan kepentingan dirinya. Untuk itu seseorang akan memiliki stimulus

    sesuai dengan kebutuhannya. Proses pemilihan ini dipengaruhi oleh beberapa

    faktor yaitu:

    1. Faktor Internal

    Beberapa faktor dalam diri seseorang mempengaruhi proses persepsi antara

    lain kebutuhan, motivasi, proses belajar dan kepribadian. Semua faktor yang

    ada dalam diri individu membentuk adanya perhatian terhadap suatu objek

    sehingga menimbulkan adanya persepsi. Hal ini berdasarkan kompleksitas

    fungsi psikologis.

    2.

    Faktor Eksternal

    3. Faktor Situasi

    Begitu pula penelitian yang di lakukan oleh Deddy (2007:198) Motivasi

    merupakan satu faktor internal yang penting. Dua orang bujangan yang tidak

    saling mengenal di sebuah pesta pernikahan, satu sedang menganggur dan satunya

    lagi sudah mapan namun sudah kebelet untuk punya istri, akan mempersepsi

    seorang wanita menarik yang sedang membicarakan pekerjaan kantornya dengan

    cara yang berlainan. Si penganggur akan cenderung tertarik pada pekerjaannya,

    berharap siapa tahu wanita itu dapat membantunnya memperoleh pekerjaan di

    kantornya. Sedangkan peria yang satunya lagi cenderung tertarik pada

    penampilannya yang mungkin ia anggap sebagai calon ideal untuk menjadi

  • 7/24/2019 tugas kulia

    20/32

    29

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    istrinya. Ketika kita menghadiri suatu pertemuan di kantor, keseriusan kita

    mengikuti acara tersebut juga bergantung pada motivasi kita. Bila pembicaraan

    mengupas masalah kenaikan pangkat atau kenaikan gaji yang merupakan

    kepentingan kita, kita mungkin memperhatikan pembicaraan tersebut. Namun bila

    pada saat yang sama, istri anda sedang hamil tua dan bayi yang dikandungnya bisa

    lahir setiap saat, kemungkinan perhatian anda akan terpecah.

    Berdasarkan hal tersebut salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi

    sesorang yaitu motivasi yang ada dalam masing-masing individu, sehingga kesan

    yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.

    D. Pendidikan dan Pelatihan

    1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

    Pendidikan dan Pelatihan (disingkat dengan Diklat) adalah suatu proses

    penyampaian pengetahuan dan keterampilan serta pembinaan sikap dan

    kepribadian peserta latih (tenaga kerja) yang dilaksanakan secara terbimbing dan

    terpadu oleh pelatih/widyaiswara yang telah berpengalaman dan kompeten serta

    memiliki kualitas dalam jangka waktu tertentu.

    Pelatihan atau training, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan

    sebagai pelajaran unutk membiasakan atau memperoleh suatu keterampilan.

    Pengertian ini mengandung arti bahwa pelatihan erat kaitannya dengan

    kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ini tergambar dalam

    pengertian pelatihan yang dikemukakan Flippo (1961) dalam Ikka Kartika

    (2006:8), bahwa pada dasarnya pelatihan merupakan suatu usaha pengetahuan

    dan keterampilan agar karyawan dapat mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.

  • 7/24/2019 tugas kulia

    21/32

    30

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Lebih jauh lagi Mills (1973) menjelaskan bahwa pelatihan yang dibarengi

    dengan penuh pengertian merupakan pendidikan lanjutan dan menjadi dasar

    yang lebih luas sehingga pekerja akan lebih terampil, lebih bahagia dalam

    pekerjaannya itu dan akan membuat dirinya sadar terhadap kesempatan-

    kesempatan untuk mencapai kemajuan atau bahkan untuk merubah latihannya

    sesuai dengan yang diinginkannya. Lebih lanjut Mills menyatakan bahwa tujuan

    pelatihan adalah untukmenolong peserta pelatihan agar mereka memperoleh

    skills, sikap, kebiasaan berfikir dan kualitas watak yang memungkinkan mereka

    dapat memahami pekerjaannya dan dapat melakukan secara efisien dan

    memuaskan.

    Dari pendapat-pendapat tersebut seolah-olah tampak bahwa pelatihan

    ditekankan pada perolehan pengetahuan dan keterampilan dalam lingkup

    pekerjaan tertentu, padahal menurut Jucius (1962) pelatihan juga mencakup

    pengembangan bakat. Ia menekankan bahwa pelatihan menunjukkan setiap

    proses untuk mengembangakan bakat, keterampilan dan kemapuan pegawai

    unntuk meningkatkan penyelenggaraan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

    Berdasarkan beberapa pendapat tersebut Ikka Kartika (2006:8)

    mengemukakan pelatihan mencakup tiga aspek pokok yaitu perolehan

    pengetahuan, keterampilan dan pengembangan bakat dalam upaya meningkatkan

    kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan tertentuatau pekerjaan yang spesifik.

    Dalam pengertian ini juga tersirat bahwa upaya perolehan pengetahuan dan

    keterampilan ini dilakukan melalui suatu upaya sengaja, terorganisir, sistematik,

    dalam waktu relatif singkat, dan dalam penyampaiannya menekankan pada

  • 7/24/2019 tugas kulia

    22/32

    31

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    praktek daripada teori. Dampak dari pealtihan adalah meningkatnya kinerja

    seseorang yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap efisiensi dan

    efektivitas kerjanya serta perkembangan lingkungan kerjanya.

    Peserta pelatihan terdiri dari semua unsur tenaga kerja, baik yang telah

    bekerja maupun yang disiapkan untuk menjadi tenaga kerja. Tenaga kerja

    sebagai peserta pelatihan pada gilirannya akan menempati kedudukan sebagai

    pengelola, pelaksana, pengawas maupun sebagai teknisi terampil, yang

    memenuhi persyaratan kemampuan dan keterampilan yang dituntut oleh masing-

    masing pekerjaan tersebut.

    Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam ruang lingkup sebagai

    berikut:

    a. Pendidikan dan Pelatihan bagi jenjang ketenagaan unsur pimpinan yang

    kelak akan bertugas sebagai pengelola atau pemimpin

    b. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga unsur staf pimpinan yang akan

    bertugas sebagai staf manajemen

    c. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga yang dipersiapkan untuk menmpati

    pekerjaan sebagai pelaksana teknis

    d.

    Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga pengawas yang disiapkan sebagai

    tenaga pengawas atau superior

    e. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga terampil yang disiapkan untuk

    mengerjakan pekerjaan yang menuntut keterampilan tangan

  • 7/24/2019 tugas kulia

    23/32

    32

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    2. Fungsi Pendidikan dan Pelatihan

    Menurut Oemar hamalik (2003:37) Pendidikan dan pelatihan memiliki

    beberapa fungsi, ialah : fungsi edukatif, fungsi pembinaan, fungsi secara

    marketing, dan fungsi administratif. Fungsi-fungsi ini saling berkait mengait

    antara satu dan yang lainnya, yang terarah pada pengembangan ketenagaan.

    Setiap program Diklat mencakup keempat fungsi tersebut secara terpadu.

    Fungsi edukatif ialah untuk mempersiapkan tenaga yang terdidik dan

    terlatih yang memiliki kemampuan, keahlian dan keterampilan sesuai dengan

    tugas-tugas kerja.

    Fungsi pembinaan adalah bertujuan membina dedikasi, loyalitas dan

    disiplin mental spiritual dan moral serta semangat kerja, sehingga berdayaguna

    bagi perusahaan dan bagi dirinya sebagai masyarakat.

    Fungsi pemasaran (social marketing) yang bertujuan menyebarluaskan

    dan menyampaikan pesan-pesan perusahaan dan masyarakat pemakai.

    Fungsi administratif, hasil pelatihan merupakan bahan untuk melengkapi

    data ketenagaan tentang pribadi dan kemampuan seorang karyawan, yang kelak

    akan digunakan sebagai bahanpertimbangan bagi pimpinan mengenai yang

    bersangkutan misalnya unutk promosi, mutasi, pembinaan karier, kaderisasi dan

    sebaginya.

    3. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

    Tujuan pendidikan dan pelatihan di lihat dari konteks secara umum dan

    secara khusus. Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk mempersiapkan tenaga

    kerja sebagai tenaga terdidik dan terlatih. Secara umum, setiap tenaga kerja

  • 7/24/2019 tugas kulia

    24/32

    33

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    merupakan manusia terdidik sebagaimana dipersyaratkan bagi semua warga

    negara Indonesia.

    Secara khusus, tujuan pendidikan dan pelatihan harus dilihat dalam

    konteks kepentingan organisasi, seperti : manajer, supervisor, staf, tenaga teknis,

    pemasaran, dan sebagainya. Pendidikan dan pelatihan bertujuan unutk

    meningkatkan kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan kualifikasi

    jabatan dan pekerjaannya.

    Menurut pendapat Handoko (2001:103) disebutkan :

    Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan karyawan, yaitu :

    untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karywan dengan

    permintaan jabatan serta untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitaskerja

    karyawan dalammencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.

    Berbeda dengan pendapat Moekijat (1991:19) dalam Oemar hamalik

    (2003) bahwa tujuan umum pelatihan adalah :

    a.

    Untuk mengembangkan keahlian,sehingga pekerjaan dapat

    diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif,

    b. Untk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat

    diselesaikan secara rasional,

    c. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan

    kerjasama dengan teman-teman pegawai dan pimpinan.

    Menurut Moenir (1983:162) tujuan penyelenggaraan pendidikan dan

    latihan dalam suatu organisasi adalah:

    a.

    Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam

    menjalankan tugas/ pekerjaan, naik pekerjaan lama maupun baru,

    baik dari segi peralatan maupun metoda.

    b.

    Menyalurkan keinginan pegawai untuk maju dari segi kemampuan

    dan memberikan rasa kebanggaan kepada mereka.

    Berdasarkan pendapat diatas maka penulis dapat mengemukakan bahwa

    tujuan pendidikan dan pelatihan yaitu untuk Memelihara dan meningkatkan

  • 7/24/2019 tugas kulia

    25/32

    34

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    kecakapan atau kemampuan baik dalam pengatahuan ataupun keterampilan

    sehingga dapat menjalankan tugas/ pekerjaan secara cepat dan efektif.

    4. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

    Menurut Manulang (1982), mafaat yang diperoleh dari adanyan latihan

    mencakup :

    a. Memudahkan pelaksanaan tugas

    Melalui latihan atu pendidikan seseorang lebih mudah dalam

    melaksanakan tugasnya dan menjamin tersedianya tenaga-tenaga dalam

    perusahaan yang mempunyai keahlianb.

    Membantu stabilitas pegawai

    Memalui latihan stabilitas pegawai dapat dijaga dan mendorong

    karyawan untuk betah bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Apalagi

    karyawan dilatih untuk mewujudkan promosi dari dalam perusahaan

    (promotion from within) maka cara bekerja dan moral mereka dapat

    diperbaiki

    c. Bekerja lebih efisien

    Apabila karyawan menerima latihan di bawah pengawasan instruktur

    ahli maka karyawan akan berkembang lebih cepat dan lebih baik serta bekerja

    lebih efisien

    Handoko (2001) berpendapat bahwa latihan dan pengembangan karyawan

    akan memberikan beberapa manfaat, yaitu:

    a. Menghilangkan kebiasaan kerja yang jelek

    Para karyawan perlu dilatih untuk mengurangi atau menghilangkan

    kebiasaan kerja yang jelek atau untuk mempelajari keteampilan baru yang

    dapat meningkatkan prestasi kerja

    b. Karier jangka panjang

    Latihan atau pengembangan mempunyai berbagai manfaat karier jangkapanjang yang membantu karyawan untuk tanggung jawab yang lebih besar

    di waktu yang akan datang.

    c. Mengurangi pemborosan, ansensia, keluhan yang berkepanjangan dan

    perputaran tenaga kerja

  • 7/24/2019 tugas kulia

    26/32

    35

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    5. Komponen pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

    a.

    Tujuan

    Pelaksanaan pelatihan, sangatlah bijak apabila sebelum pelaksanaannya

    terlebih dahulu disusun perencanaan yang disesuaikan dengan tujuan akhir

    apabila proses pendidikan dan latihan kembali maka akan terlihat bahwa tujuan

    proses akhir tersebut adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan. Ini

    berarti bahwa pendidikan pada hakikatnya bertujuan mengubah tingkah laku

    sasaran pendidikan. Tingkah laku baru itu dirumuskan dalam suatu tujuan

    pendidikan.

    Menurut Notoatmodjo (2003:41) yaitu : tujuan pendidikan adalah suatu

    deskripsi dari pengetahuan, sikap, tindakan, penampilan, dan sebagainya yang

    diharapkan akan memiliki sasaran pendidikan pada periode tertentu.

    Tingkat tujuan pendidikan menurut Notoatmodjo (2003:42) yaitu:

    tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional, Tujuan anatara, Tujuan

    Instruksional.

    Isi rumusan tujuan dalam pendidikan harus bersifat komprehensif, artinya

    mengandung aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ketiga aspek ini

    harus terdapat baik dalam tujuan yang bersifat umum maupun tujuan yang

    bersifat khusus.

    b. Materi

    Materi pelatihan merupakan pokok bahasan yang mengacu pada bidang-

    bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu yang dirancang untuk

    memberikan bekal kemampuan bagi peserta. Pokok-pokok bahasan tersebut

    dapat diperoleh dari sejumlah referensi terpilih yang relevan untuk menunjang

    kelengkapan dan kevaliditasan materi.

  • 7/24/2019 tugas kulia

    27/32

    36

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Materi yang dibahas harus berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan

    sebelumnya. Bukan hanya pada tujuan saja, pilihan materi bergantung pada isi

    pelatihan, desain instruksional dan alat bantu pelatihan. Selain itu rumusan

    materi harus tersusun sesuai struktur materi yang telah terintegrasi di mana

    memenuhi kebutuhan peserta akan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.

    Berdasarkan uraian di atas, penentuan materi pelatihan telah sesuai

    dengan kriteria perumusan, seperti yang dinyatakan oleh Hamalik (2000:46)

    bahwa :

    dalam menyusun materi atau kurikulum harus memenuhi beberapa

    kriteria yaitu : (1) jenis kemampuan yang hendak dikembangkan, (2) jenis

    program pelatihan, (3) tingkat perkembangan peserta didik, dan (4) jenis mata

    pelatihan yang diberikan

    Prinsip-prinsip perumusan materi meliputi :

    Materi harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang

    peserta pelatihan

    Materi dipilih secara cermat dan diorganisir dengan

    mempertimbangkan aspek kemanfaatan bagi peserta.

    Materi yang diberikan haruslah bermanfaat bagi peserta.

    c. Metode

    Selain kurikulum proses belajar mengajar termasuk dalam pendidikan

    dan pelatihan, metode juga alat pendidikan yang berperan penting.

    Bagaimanapun pandainya seorang pendidik dalam usahanya mengubah tingkah

    laku, tidak terlepas dari metode dan alat bantu yang digunakan.

    Menurut Notoatmodjo (2003:59) tentang pengelompokan jenis metode

    belajar mengajar adalah :

  • 7/24/2019 tugas kulia

    28/32

    37

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metoda belajar mengajar, yaitu:

    Metoda Dedaktik (One way method) Metode ceramah

    Siaran melalui radio

    Pemutaran film/slide

    Penyebaran pamflet, booklet, poster

    Metode Sokratik (Two waymethod)

    Demosntrasi

    Diskusi

    Role playing

    Seminar

    Simposium Lokakarya

    Latihan lapangan

    Tugas perorangan

    Studi kasus

    Field trip

    Sistem modul

    Panel

    Brain storming

    Buzz group

    Sosio drama Proyek

    Konferensi

    Forum

    Debat

    Pendapat diatas hanya mengemukakan cara penyampaian bahan

    pengajaran kepada peserta pendidikan, dan itu hanya teori. Adapun hasil

    metode yang diterapkan masih tergantung pada faktor lain, yaitu pribadi

    pengajar yang menggunakan metode itu. Bagaimanapun metode baru tidak

    lepas dari metode ceramah.

    d. Media

    Media adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam

    menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini lebih sering

  • 7/24/2019 tugas kulia

    29/32

    38

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan

    sesuatu dalam proses pendidikan dan pengajaran

    Masing-masing alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip, bahwa

    pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui

    panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu

    maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang di

    dapat. Dengan kata lain alat peraga ini dimaksudkan untuk mengarahkan indera

    sebanyak mungkin terhadap suatu obyek, sehingga mampu mempermudah

    persepsi.

    Setiap alat peraga mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam

    membantu persepsi seseorang. Edgar dale membai alat peraga menjadi 11

    macam, yaitu :

    Menurut (Wina Sanjaya, 2008:165) Kerucut pengalaman ini dianut

    secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa

    memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang

    dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman

    Sadiman (2002:8)

  • 7/24/2019 tugas kulia

    30/32

    39

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami

    sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui

    media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret

    siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung,

    maka semakin banyaklah pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin

    abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan

    bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.

    Menurut Hamalik (1993:60) media pendidikan yang dipilih dikategorikan

    sebagai berikut:

    a.

    Media cetak

    b. Media gambar

    c. Media audio

    d. Media visual

    e. Media audiovisual

    f. Media Proyeksi dan Non-proyeksi

    Menurut Notoatmodjo (2003:73) manfaat alat bantu pendidikan adalah :

    a.

    Menimbulkan minat dan sasaran pendidikan

    b. Mencapai sasaran yang lebih besar

    c. Membantu mangatasi hambatan bahasa

    d. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan

    e. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat

    f. Merangsang sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat

    g. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para

    pendidik/pelaku pendidikan

    h. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan

    i.

    Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian mendalamij. Membantu menegakkan pengertian diperoleh

    e. Pelatih/instruktur

    Menurut Notoatmodjo (2003:107) Instruktur adalah guru, ia harus

    profesional dalam keguruannya. Seorang guru atau instruktur dituntut harus

    selalu kreatif mengembangkan kemampuannya agar mampu menciptakan

    pengalaman belajar yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

  • 7/24/2019 tugas kulia

    31/32

    40

    Muhamad Iqbal Anshari,2013

    Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

    Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar.Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Setiap sesi pelatihan seorang instruktur harus dapat menciptakan suasana

    belajar yang menyenangkan cara memberikan kesan yang baik. Tindakan

    instruktur di depan kelas menunjukan jenis suasana yang peserta inginkan.

    Sesuai dengan pendapat Donaldson (1993:187) tentang sikap seorang

    instruktur yaitu jika bertindak rileks dan bersahabat, tersenyum dan membuka

    pertemuan dengan cara hangat dan informal, maka partisipan akan merasa

    senang dan lebih santai serta ingin berpartisipasi. Guru sangat lah penting

    dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

    f. Evaluasi

    Pendidikan apapun bentuk dan tingkatannya pada akhirnya akan menuju

    pada suatu perubahan perilaku baik individu, kelompok maupun masyarakat.

    Perubahan perilaku di sini mencakup pula perubahan/ peningkatan kemampuan

    di tiga bidang yakni, kognitif, afektif fan psikomotor.

    Seberapa jauh perubahan atau peningkatan itu terjadi, diperlukan suatu

    mekanisme sitem atau alat ukur yang disebut dengan tes, evaluasi dan

    pengukuran.

    Tes mempunyai pengertian yang sempit, dan diartikan sebagai tugas-

    tugas yang telah di bagukukan yang diberikan kepada sasaran belajar untuk

    diselesaikan. Pengukuran meliputi segala cara untuk memperoleh informasi ini,

    orang melakukan tes atau cara lain untuk memperoleh dan membuat keputusan

    pendidikan. Untuk melakukan evaluasi pendidikan diperlukan informasi-

    informasi yang diperoleh dari pengukuran ini dilakukan tes.

    Menurut Notoatmodjo ((2003:82) bahwa:

  • 7/24/2019 tugas kulia

    32/32

    41

    untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan di dalam proses belajar,

    evaluasi juga diperlukan untuk mengukur kemampuan leaner atau

    lulusan, dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana lulusanatau program pendidikan itu mampu mengatasi masalah-masalah

    kemasyarakatan, yang diterjemahkan di dalam kemampuan kerja

    mereka.

    Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses yang sifatnya terus menerus

    dan harus direncanakan bersamaan waktu dan program pelatihan. Keseluruhan

    proses harus dilaksanakan ilmiah, menggunakan sedapat-dapatnya

    menggunakan metoda-metoda ujian yang tepat. Masing-masing program

    pelatihan harus memiliki tujuan yang jelas, apabila evaluasi pelatihan itu

    diharapkan adan manfaatnya. Kriteria yang digunakan harus sesuai dengan

    tujuan program.

    Evaluasi program erat kaitannya dengan perencanaan, manfaat

    perncanaan pelatihan adalah diperolehnya pengetahuan tentang hasil-hasil yang

    diinginkan setelah pelatihan.