kti stikes rita rintaka

61
1 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK PGRI KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA TAHUN 2016 PROPOSAL OLEH : RITA RINTAKA 01401047

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 10-Apr-2017

139 views

Category:

Data & Analytics


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti stikes rita rintaka

1

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG

KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI

TK PGRI KECAMATAN DURUKA

KABUPATEN MUNA

TAHUN 2016

PROPOSAL

OLEH :

RITA RINTAKA

01401047

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN GIGI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH

MAKASSAR

2016

Page 2: Kti stikes rita rintaka

2

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal ini telah disetujui untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Tim Penguji

Ujian Proposal dengan Judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Karies

Gigi pada Anak Pra Sekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna

Tahun 2016” Program Studi Ilmu Keperawatan Gigi Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Amanah Makassar pada tanggal 13 Agustus 2016.

Pembimbing

Pembimbing I

AGUS, S.ST., M.Kes

Pembimbing II

JUNAIDIN, S.Kep.NS

Ketua STIKES Amanah Makassar

Dr. H. Muhammad Adnan LiraNIDN : 00140666102

ii

Page 3: Kti stikes rita rintaka

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.................................................................................................iv

ABSTRAK....................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. LatarBelakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................4

C. Tujuan Penelitian............................................................................................4

D. Manfaat Penelitian.........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................………....6

A. Tinjauan Teoritis………………………………………………......………6

B. Kerangka Konsep………………………………………………......………21

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................24

A. Jenis Penelitian.............................................................................................24

B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................21

C. Populasi, Sampel dan Sampling...................................................................21

D. Instrumen Penilaian......................................................................................25

E. Proses Pengumpulan dan Pengolahan Data..................................................25

F. Analisa dan Penyajian Data..........................................................................26

G. Etika Penelitian.............................................................................................27

iii

Page 4: Kti stikes rita rintaka

4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................29

A. Hasil Penelitian.............................................................................................30

B. Pembahasan..................................................................................................31

BAB V PENUTUP.....................................................................................................36

A. Kesimpulan...................................................................................................36

B. Saran.............................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................30

LAMPIRAN..................................................................................................30

i

Page 5: Kti stikes rita rintaka

5

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Y.M.E, karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya berupa nikmat iman, ilmu, kesehatan dan

kesempatan sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat penulis atasi. Oleh

karenanya perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-

tingnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Aminuddin, MS. Selaku Ketua Yayasan Amanah Makassar

sebagai penyelenggara pendidikan yang telah menerima penulis menuntut

ilmu pada yayasan yang dipimpinya.

2. Bapak Dr. H. Adnan Lira selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Amanah Makassar yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk

mengikuti pendidikan pada STIKES yang dipimpinnya.

3. Bapak Asri Awal, S.SiT, M.Kes selaku ketua program studi ilmu

Keperawatan STIKES Amanah Makassar yang telah mengizinkan penulis

untuk menuntut ilmu pada program studi yang dipimpinnya.

4. Bapak Junaidin, S.Kep., Ns. Selaku Pembimbing I yang begitu sabar dan

tulus yang meluangkan waktunya untuk membimbing penuli selama

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Aminuddin, MS.. Selaku pembimbing II yang begitu sabar dan

tulus yang meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama

penyusunan skripsi ini.

iv

Page 6: Kti stikes rita rintaka

6

6. Kepala Puskesmas Wapunto beserta staf yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto.

7. Kepala Sekolah TK PGRI Wapunto beserta staf yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian di instansinya.

8. Bapak / Ibu Dosen pengajar dan Staf Program Studi Keperawatan D3 Gigi

yang telah mencurahkan segenap ilmu dan meluangkan waktunya

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada STIKES Amanah

Makassar.

9. Orang tuaku, saudara-saudaraku, suamiku serta keluarga besarku yang

penuh perhatian dan memberi semangat, motivasi serta dukungan baik

moril maupun material selama mengikuti pendidikan di STIKES Amanah

Makassar.

10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Amanah Makassar Angkatan 2015 yang telah memberikan

bantuan, motivasi dan semangat selama melaksanakan pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang

sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi

ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, Juli 2016

Penulis

v

Page 7: Kti stikes rita rintaka

7

ABSTRAK

Rita Rintaka, Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi pada Anak Para Sekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016. Dibimbing oleh Aminuddin dan Junaidin (53 Halaman + 1 Gambar + 4 Lampiran + 7 Tabel).

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tau” dan ini setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan gigi), berupa infeksi, biasanya berasal dari bakteri, yang menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum), dan perusakan materi organic gigi dengan produksi asam oleh hidrolisis dari akumulasi sisa makanan pada permukaan gigi dan bakteri yang paling umum adalah streptococcus dan lactobacillus. Akibat kurangnya pengetahuan seseorang tentang kebersihan gigi dan mulut khususnya karies gigi maka akan beresiko menimbulkan gangguna kesehatan gigi dan mulut khususnya terjadi karies gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi pada anak usia prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan tentang karies pada ibu anak di TK PGRI Duruka. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan total sampling dimana semua ibu yang memiliki anak yang mempunya karies gigi dijadikan sampe yaitu sebanyak 41 orang. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif dengan menghitung presentase setiap variable. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan, kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan responden tentang karies gigi pada anak pra sekolah di TK PGRI menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 24 orang (58,54%), sedangkan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 17 orang (41,46%), sedangkan anak memiliki karies gigi yaitu sebanyak 34 orang (82,92%), sedangkan yang tidak memiliki karies gigi sebanyak 7 orang (17.07%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadinya karies gigi pada anak pra Sekolah di TK PGRI Wapunto dikarenakan kurangya pengetahuan ibu tentang karies gigi. Disarankan kepada ibu yang memiliki anak pra sekolah agar selalu memperhatikan status kebersihan gigi anak dan mengajarkan cara perawatan gigi yang baik.

Daftar Kunci : Pengetahuan, Ibu, Karies Gigi Daftar Pustaka : 13 Referensi (Dari Tahun 2001-2013)

vi

Page 8: Kti stikes rita rintaka

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh

yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sebab kesehatan gigi

dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Penyakit karies

pada anak, banyak dan sering terjadi namun kurang mendapat perhatian dari

orang tua karena anggapan bahwa gigi anak akan digantikan gigi tetap. Orang

tua kurang menyadari bahwa dampak yang ditimbulkan sebenarnya akan

sangat besar bila tidak dilakukan perawatan mencegah karies sejak dini pada

anak (Alfano, 2011).

Kurangnya pengetahuan anak pentingnya pemeliharaan gigi dan

mulut dapat menyebabkan penyakit berbahaya bagi organ dalam manusiam

jantung serta organ-organ vital lainnya. Faktanya kesehatan gigi dan mulut

mempengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti diketahui bahwa sakit gigi

biasanya mempengaruhi produktivitas kerja dan belajar, serta dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari. Belum lagi ditambah dengan keluhan lain

yang ditimbulkan akibat sakit gigi, seperti sulit makan, sulit tidur, sulit bicara

dan masih banyak lagi (Notoatmojo 2013).

Karies yang terjadi pada anak dapat menimbulkan rasa sakit atau

nyeri, amak anak kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam

serta proses mengunyah makanan akan terganggu, sehingga anak menjadi

1

Page 9: Kti stikes rita rintaka

2

malas makan dan akhirnya menjadi kurus. Dalam hal ini secara tidak

langsung karies pada anak akan mempengaruhi proses tumbuh kembang dan

pertumbuhan gigi permanen anak (Anthonie, 2013).

Memasuki usia pra sekolah, resiko anak mengalami karies cukup

tinggi. Pengetahuan orang terutama ibu dalam pemeliharaan gigi member

pengaruh signifikan terhadap sikap dan perilaku anak dalam pemeliharaan

kesehatan gigi. Pada umumnya anak sangat menggemari makanan yang

manis seperti permen, gulai dan coklat yang diketahui sebagai substrak dan

disukai oleh bakteri selanjutnya dapat melarutkan struktur gigi. Keadaan ini

diperburuk oleh kemalasan anak dalam membersihkan giginya (Anthonie,

2013).

Anak usia dini prasekolah umumnya menghabiskan waktu mereka

sehari-hari bersama dengan orang tua atau pengasuh mereka, khususnya ibu.

Hal inilah yang menunjukan bahwa pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

anakdan hasilnya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan apa yang

dipercayainya. Melakukan pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak

sejak dini merupakan suatu hal yang kadang-kadang menimbulkan rasa

kekhawatiran pada setiap ibu. Para ibu mempunyai kehawatiran bagaimana

cara mempersiapkan anak-anaknya saat menerima perawatan gigi. Selain itu

merasakan kekhawatiran bila telah melihat ada kelainan pada gigi anaknya.

Rasa khawatir tersebut dapat ditanggulangi dengan cara mempersiapkan para

calon ibu, dan para ibu dalam menentukan dan mengambil langkah-langkah

apa yang tepat dan dapat dilakukan didalam mengenalkan perawatan gigi

Page 10: Kti stikes rita rintaka

3

pada anaknya serta menambah pengetahuan para ibu mengenai kelainan-

kelainan pada gigi anak (Jordan, 2014).

Karies gigi sejauh ini merupakan masalah kesehatan anak. World

Health Organization (WHO) pada tahun 2008 menyatakan angka kejadian

karies pada anak dunia masih besar yaitu 60-90 %. Hal ini merupakan

masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih perlu mendapat perhatian.

Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tanggal (SKRT) tahun 2009

menunjukan bahwa pendududk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73%. Menurut data kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2009

sebanyak 89% anak Indonesia di bawah umur 12 tahun menderita karies gigi.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional Tahun 2008 melaporkan

bahwa skor DMFT di Indonesia mencapai4,85 %. RISKESDAS juga

melaporkan angka prevalensi pengalaman karies penduduk di bawah 12

Tahun di Indonesia adalah 36.1 % ternyata peran positif pada orang tua hanya

(10%), peran negatif pada orang tua (26,1%) dan skor DMFT adalah 0,91%.

Angka kejadian karies pada anak di Indonesia ternyata masih tinggi (Ayu,

2014).

Berdasarkan riset Kesehatan Daerah untuk Provinsi Sulawesi

Tenggara di tahun 2013 secara umum lebih dari ¼ penduduk anak di

Sulawesi Tenggara mempunyai masalah gigi dan mulut yaitu 27,5 % dan

yang menerima perawatan gigi sebanyak 21, 2 % ada 3 Kabupaten / Kota

dimana lebih dari 30% Penduduk anak yang mempunyai masalah gigi dan

mulut yaitu Kolaka, Kolaka Utara, dan Kota Bau-bau. Hanya di Kota Kendari

Page 11: Kti stikes rita rintaka

4

lebih dari 30% anak yang bermasalah gigi dan mulutnya yang menerima

perawatan gigi akibat karies. (Depkes 2011).

Untuk Kabupaten Muna berdasarkan umur presentase kesehatan

gigi dan mulut yang bermasalah di daerah Kabupaten Muna yaitu : umur 1-4

tahun sebanyak 5,5 %, umur 4-9 tahun sebanyak 23,2 %, umur 10-14 tahun

sebanyak 24,2 %. Kenyataan ini menunjukan adanya indikasi yang kurang

baik terhadap menjaga kebersihan gigi dan mulut di kalangan anak-anak di

Daerah Kabupaten Muna. (Dinkes 2012).

Adapun jumlah anak prasekolah yang ada pada TK PGRI Kecamatan

Duruka Kabupaten Muna yaitu 41 orang anak. Anak laki-laki jumlah 9 orang

perempuan 22 orang. Berdasarkan pra survey dari 41 anak dengan

pemeriksaan yang dilakukan secara langsung pada anak usia prasekolah di

TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna pada minggu pertama bulan

Juli Tahun 2016 di dapat hasil bahwa dari 34 anak tersebut keseluruhan

memiliki gigi yang karies, yang tidak menderita sebanyak 7 orang ini hasil

wawancara dari beberapa ibu didapatkan bahwa secara umum tidak

mengetahui masalah karies gigi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis

tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah di TK PGRI

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.

Page 12: Kti stikes rita rintaka

5

B. Pertanyaan Peneliti

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pertanyaan peneliti

Bagaimanakah gambaran tingkat Pengetahuan ibu tentang karies gigi pada

anak usia prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna

Tahun 2016 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi

pada anak usia prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten

Muna Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang karies gigi pada

anak usia prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten

Muna Tahun 2016.

b. Untuk mengetahui gambaran adanya karies gigi pada anak usia

prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun

2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Praktek Keperawatan Gigi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat

gigi tentang perawatan karies gigi.

b. Bagi Pendidikan Keperawatan

Sebagai perkembangan kurikulum keperawatan gigi khususnya dalam

pemberian asuhan keperawatan gigi yang professional

Page 13: Kti stikes rita rintaka

6

c. Untuk Dinkes

d. Untuk Institusi pendidikan STIKES Amanah Makassar

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan masukuan untuk perkembangan pengetahuan subyek

penelitian tentang kesehatan gigi dan mulut.

b. Sebagai bahan acuan atau literatur bagi peneliti selanjutnya

c. Untuk ibu dan anak

Page 14: Kti stikes rita rintaka

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

a. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan respons mental seseorang dalam

hubungan dengan objek tertentu yang disadari sebagai “ada” atau

terjadi. Pengetahuan dapat salah atau keliru, karena bila suatu

pengetahuan ternyata salah atau keliru, tidak dapat diaggap sebagai

pengetahuan. Sehingga apa yang dianggap pengetahuan tersebut

berubah statusnya menjadi keyakinan saja, (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori

yang memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman

langsung maupun melalui pengalaman orang lain,

(Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tau” dan ini setelah orang

melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalu pasca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman dan peraba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

67

Page 15: Kti stikes rita rintaka

8

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Wawan. A dkk,

2010).

Menurut Wawan. A dkk, (2010) Pengetahuan merupakan factor

yang sangat penting untuk menentukan berbagai tindakan yang dapat

dilakukan dan juga menentukan terbentuknya tindakan seseorang.

Agar manusia bias melakukan sesuatu hal, diperlukan unsur-unsur

sebagai berikut :

1) Pengetahuan atau pengertian apa yang dilakukan

2) Keyakinan tentang manfaat dan kebenaran hal yang dilakukan

3) Sarana yang diperlukan untuk melakukan suatu tindakan

4) Dorongan atau motivasi untuk berbuat yang disadari oleh

kebutuhan yang dirasakan.

b. Jenis-jenis Pengetahuan

1) Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih

tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-

faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi,

perpektif dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit

untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.

Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin

atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu

bias tampak secara emplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya

untuk mentransferkan ke orang lain secara eksplisit. Contoh

Page 16: Kti stikes rita rintaka

9

sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan

mengendara sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan

implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya

memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bias

menguntungkan orang lain. Pengetahuan implisit sering kali berisi

kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.

2) Pengetahuan eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wujud media atau

semacamnya. Dia telah diartikulasikan kedalam bahasa formal dan

bias dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Contoh

pengetahuan eksplisit adalah informasi yang tersimpan

diensiklopedia (Meliono dkk, 2007).

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005) dari berbagai macam cara yang

telah digunakan untuk memperoleh pengetahuan sepanjang sejarah,

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

pengetahuan, kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya

metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis.

Cara-cara ini antara lain, yaitu :

a. Cara coba-coba (Trial and Error)

Page 17: Kti stikes rita rintaka

10

Melalui cara coba-coba atau dengan kata lain yang lebih

dikenal “trial and error”. Cara coba-coba ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah,

dam apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Berdasarkan pengalaman pribadi dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

d. Melalui jalan pikiran

Kemampuan manusia menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuannya. Dalam memperoleh

pengetahuan manusia menggunakan jalan pikirannya.

2) Cara Modern

Cara ini disebut “metode ilmiah”, atau lebih populer di

sebut metodologi penelitian (research methodology). Dalam

memperoleh pengetahuan menggunakan cara sistematis, logis dan

ilmiah.

Page 18: Kti stikes rita rintaka

11

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, dalam

masyarakat dipengaruhi beberapa factor, antara lain :

1) Faktor Internal

Menurut Wawan. A, ddk, Faktor-faktor internal yang dapat

mempengaruhi pengetahuan (dalam Fahrul Amin, 2014) yaitu :

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.

Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi,

dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya

rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung.

Page 19: Kti stikes rita rintaka

12

c) Umur

Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada

aspek fisik dan psikologis mental. Pertumbuhan fisik secara

garis besar ada empat kategori :

1. Perubahan ukuran

2. Perubahan proporsi

3. Hilangnya ciri-ciri lama

4. Timbulnya ciri-ciri baru

Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek

psikologis atau mental taraf fikir seseorang semakin matang

dan dewasa.

2) Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan, Wawan. A, dkk (dalam Fahrul Amin, 2014) yaitu :

a) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan orang atau kelompok.

b) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan baru.

Page 20: Kti stikes rita rintaka

13

c) Klasifikasi Pengetahuan

Pengetahuan dalam struktur kognitif hirarkis mencakup enam

klasifikasi, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu

yang dipelajari atau ransangan yang diterima,

(Notoatmodjo, 2007).

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar-benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar, (Notoatmodjo, 2007).

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi reall atau

sebenarnya, (Notoatmodjo, 2007).

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampaun untuk menjabarkan

materi atau objek ke dalam komponen. Tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain, (Notoatmodjo, 2007).

Page 21: Kti stikes rita rintaka

14

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk pada kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru, (Notoatmodjo, 2007).

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

meletakkan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi

atau objek, (Notoatmodjo, 2007).

2. Tinjauan Umum Tentang Karies Gigi

a. Defenisi Karies Gigi

Karies adalah kerusakan pada sturktur jaringan keras gigi

(email, dentin) yang diakibatkan oleh asam yang dihasilkan oleh

bakteri yang terdapat pada plak gigi (Post line, 2008).

Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan

keras, tumbuh secara perlahan. Setelah menembus pada lapisan kedua

(dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan

masuk kedalam pulpa atau lapisan gigi yang paling dalam yang

mengandung saraf dan pembuluh darah (Handika, 2008).

Karies gigi juga dikenal sebagai kerusakan gigi (adanya rongga

didalam gigi), berupa infeksi, biasanya berasal dari bakteri, yang

menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi (email, dentin, dan

sementum), dan perusakan materi organic gigi dengan produksi asam

oleh hidrolisis dari akumulasi sisa makanan pada permukaan gigi dan

Page 22: Kti stikes rita rintaka

15

bakteri yang paling umum adalah streptococcus dan lactobacillus

(Yundali dkk, 2012).

b. Penyebab Karies Gigi

Hal-hal yang mendukung terjadinya karies gigi antara lain :

1) Gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau

memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak.

2) Bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya

bakteri jenis tertentu yang menyebabkan pembusukan gigi, yang

paling sering adalah bakteri streptococcus mutans.

3) Sisa-sisa makanan, dalam keadaan normal, didalam mulut terdapat

bakteri. Bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan

karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makan dan saliva

bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang

nempel pada gigi. Plak paling banyak ditemukan pada gigi

geraham belakang. Jika tidak dibersihkan maka plak akan

membentuk mineral yang disebut karang gigi (Kuntari, 2008).

Menurut World Healt Organization (WHO), karies dapat

diartikan sebagai suatu proses patologi paska erupsi yang terlokalisasi

dan disebabkan oleh factor luar, proses ini dimulai dengan kerusakan

jaringan email gigi yang menjadi lunak dan pada akhirnya berbagai

bentuk kavitas (Bahar, 2011).

Page 23: Kti stikes rita rintaka

16

1) Berdasarkan stadium karies (dalamnya karies gigi) terbagi

menjadi tiga, yaitu :

a) Karies Superficialis, dimana karies baru mengenai email saja,

sedang dentin belum terkena

b) Karies Media, dimana karies sudah mengenai dentin tetapi

belum melebihi setengah dentin

c) Karies Profunda, dimana karies sudah mengenai lebih dari

setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.

Karies Profunda ini dibagi dalam beberapa stadium :

1. Karies profunda stadium I, yaitu karies telah melewati

setengah deltin, biasanya radang pulpa belum dijumpai.

2. Karies profunda stadium II, yaitu masih dijumpai lapisan

tipis yang membatasi karies dengan pulpa. Biasanya disini

telah terjadi radang pulpa.

3. Karies profunda stadium III, yaitu pulpa telah terbuka dan

dijumpai bermacam-macam radang pulpa.

2) Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies,

yaitu :

a) Simple karies adalah karies pada satu permukaan gigi

misalnya pada labial, buccal, lingual, mesial, distal dan

oklusal.

b) Kompleks karies adalaj karies yang meluas dan telah

mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi misalnya

Page 24: Kti stikes rita rintaka

17

pada mesio incisal, disto incisal, dan mesio oklusal (Tarigan

2007).

3) Berdasarkan lokalisasinya menurut G.V. Black, yaitu :

a) Kelas I

Karies yang terdapat pada bagian oklusal (pit dan fissure) dari

gigi premolar dan molar (gigi posterior). Dapat juga terdapat

pada gigi anterior di foramen caecum.

b) Kelas II

Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar

atau premolar, yang umumnya meluas sampai kebagian

oklusal.

c) Kelas III

Karies yang terdapat pada bagian apriximal dari gigi depan,

tetapi belum mencapai 1/3 incisal gigi.

d) Kelas IV

Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi depan

dan sudah mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal

gigi).

e) Kelas V

Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi-gigi

depan maupun gigi belakang pada permukaan labial, lingual,

palatal, ataupun bukal dari gigi.

Page 25: Kti stikes rita rintaka

18

4) Indeks Untuk Melihat Tingkat Keparahan Karies

Menurut Panda 2008 dan Swelo 1992 (dalam Martapura, 2013)

untuk melihat kedalaman atau tingkat keparahan karies gigi,

kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) CO : Tidak karies = 0

b) C1 : Karies hanya mengenai email saja = 1

c) C2 : Karies telah mencapai dentin = 2

d) C3 : Karies telah mencapai pulpa = 3

e) C4 : Karies telah mencapai akar gigi = 4

c. Proses Terjadinya Karies Gigi

Di dalam mulut kita terdapat berbagai macam bakteri. Salah satu

bakteri tersebut adalah Streptococcus mutans. Bakteri ini berkumpul

membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut plak yang

menempel pada gigi. Sebagian plak dalam gigi mengubah gula dan

karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman yang masih

menempel pada di gigi menjadi asam yang merusak gigi dengan cara

melarutkan mineral-mineral yang ada dalam gigi. Proses

menghilangkan mineral dari struktur gigi ini disebut demineralisasi,

sedangkan bertambahnya mineral dalam struktur gigi disebut

remineraliasi. Karies gigi terjadi karena proses deminearilasi lebih

besar dari pada reminerialiasi. Pada tahap terbentuknya karies gigi

adalah bintik hitam yang tidak bisa dibersihkan dengan sikat gigi. Apa

bila bintik ini dibiarkan maka akan bertambah besar dan dalam, dan

Page 26: Kti stikes rita rintaka

19

bila karies ini belum mencapai email gigi maka belum ada terasa apa-

apa. Akan tetapi apabila sudah menembus email gigi baru akan ada

keluhan baik rasa linu maupun rasa sakit (Ramadhan Ardyn, 2012).

d. Pencegahan Karies Gigi

Mengingat resiko yang terjadi pada karies gigi berpengaruh

terhadap proses tumbuh kembang anak, maka cara pencegahan yang

lebih awal yaitu melalui pemahaman dan peran serta orang tua

terutama ibu dalam memelihara kesehatan gigi anak (Soebroto, 2009).

Menurut Mansjoer Arief, (2009) penatalaksaan karies gigi dilakukan

dengan :

1) Perawatan mulut

Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi

sebagai berikut :

a) Sikatlah gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari pada waktu

yang tepat, yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur

malam dan bisa juga sesudah makan.

b) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan

kepala sikat kecil.

c) Gunakan dental floss (benang gigi) sedikitnya dua kali sehari.

d) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung anti biotic

(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptic.

e) Anak yang masih kecil belum dapat menggunakan sikat gigi

dengan benar dapat digunakan kain pembersih.

Page 27: Kti stikes rita rintaka

20

f) Kunjungi dokter gigi sedikitnya enam bulan sekali.

2) Diet

Diet dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam

makanan yang dikonsumsi, hindari makanan yang manis dan

membiasakan diri mengkonsumsi makanan yang menyehatkan

gigi (buah dan sayur).

3) Fluoride

Dapat dilakukan dengan memungkingkan menggunakan

pasta gigi yang mengandung flour.

3. Tinjauan Umum Tentang Anak Pra Sekolah

a. Defenisi

Anak usia prasekolah adalah anak berusia 3 sampai 6 bulan yang

merupakan sosok individu, makhluk social cultural yang sedang

mengalami suatu proses perkembangan yang sangat fundamental bagi

kehidupan selanjutnya dengan memiliki sejumlah potensi dan

karakteristik tertentu (Snowman, 2005).

b. Ciri Anak Prasekolah atau TK

Menurut Hurlock (2006) ciri-ciri anak prasekolah meliputi fisik,

motorik, intelektual dan sosial.

1) Ciri Fisik Anak Prasekolah atau TK

Ciri Fisik Anak Prasekolah atau TK yaitu otot-otot lebih kuat dan

pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Anak prasekolah

Page 28: Kti stikes rita rintaka

21

mempergunakan gerak kasar seperti berlari, berjalan, memanjat,

dan melompat sebagai bagian permainan mereka.

2) Secara motorik

Secara motorik adalah anak mampu memanipulasi obyek kecil,

menggunakan balok-balok dengan berbagai ukuran dan bentuk.

Selain itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri

dan cemburu. Hai ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal

yang dimiliki oleh teman sebayanya.

3) Secara sosial

Secara sosial adalah anak menjalani kontak social dengan orang-

orang yang ada di luar rumah, sehingga anak mempunyai minat

yang lebih untuk bermain pada temannya, orang-orang dewasa,

dan saudara kandung di dalam keluarganya. Umumnya anak pada

tahap ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat

berganti, mereka umumnya cepat menyesuaikan diri secara sosial.

Mereka sering memilih sahabat yang sama jenis kelaminnya,

tetapi berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.

Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara

baik, oleh karena kelompok (usia 3 tahun). Sedangkan pada usia 4

sampai 6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman

Kanak-Kanak.

Page 29: Kti stikes rita rintaka

22

B. Kerangka Konsep

1. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap karies yang masih kurang

terhadap proses tumbuh kembang anak sehingga cara pencegahannya

lebih awal melalui pemahaman dan peran serta orang tua terutama ibu

dalam memelihara kesehatan gigi anak.

2. Hubungan antar variabel

Pengetahun ibu tentang karies gigi sangat dibutuhkan mengingat

tingginya angka kejadian karies gigi pada anak pra sekolah. Oleh sebab

itu apabila pengetahun ibu lemah maka pemahaman terhadap karies gigi

pada anak pra sekolah akan menjadi masalah. Secara konseptual

hubungan ini digambarkan dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Bagan kerangka konsep

Faktor Internal Pengetahuan 1. Linier 2. Intelegensi

Tingkat Pengetahuan siswa tentang cara menyikat gigi2. Tahu dan

pengetahuan

Baik Cukup Kurang

Faktor Ekternal Pengetahuan

1. Pendidikan 2. Lingkungan 3. Social budaya 4. Informasi 5. Pengalaman 6. Motivasi

3. Paham 4. Aplikasi 5. Analisis 6. Sintesis 7. Evaluasi

Page 30: Kti stikes rita rintaka

23

3. Variabel Penelitian, Defenisi Operasional dan Kinerja Objektif

a. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas atau variabel penyebab (independen) adalah

variabel yang mempengaruhi atau dianggap mempengaruhi

variabel terikat (Saryono, 2008). Adapun variabel bebas pada

penelitian ini adalah pengetahuan tentang karies gigi

2. Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas (Saryono, 2008). Adapun variabel

terikat pada penelitian ini adalah karies gigi.

b. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden

tentang karies gigi pada anak usia pra sekolah. Untuk mengukur

tingkat pengetahuan ibu maka peneliti memberikan 10 pertanyaan,

jika responden menjawab benar maka diberi nilai 1 (satu) apabila

menjawab salah diberi nilai 0 (nol) (Sugiyono, 2010).

Skor Tertinggi = ∑ pertanyaan x bobot tertinggi

= 10 x 1

= 10 (100 %)

Page 31: Kti stikes rita rintaka

24

Skor Terendah = ∑ pertanyaan x bobot terendah

= 10 x 0

= 0 (0 %)

Kemudian diukur dengan menggunakan rumus sugiyono (2006)

I = RK

Dimana

I = interval kelas

R = range atau rendah

K = jumlah kategori (2)

Jadi untuk I = RK

= 100%

2

= 50 %

Kriteria objektif :

Baik : jika responden memperoleh skor ≥ 60

Cukup : Jika responden memperoleh skor ≤ 60

2. Karies gigi pada anak adalah hasil pemeriksaaan klinis pada

permukaan jaringan keras gigi yang ditandai dengan terlihatnya

warna coklat kehitaman, tampak lubang besar maupun kecil yang

terdapat pada gigi terasa kasar serta diikuti dengan tertahannya

sonde.

Page 32: Kti stikes rita rintaka

25

Kriteria objektif :

Terdapatnya karies : jika terdapat lubang dibagian email dan dentin

pada anak responden.

Tidak menderita karies : jika tidak terdapat adanya karies pada

anak responden.

Page 33: Kti stikes rita rintaka

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

ibu tentang karies gigi pada anak pra sekolah di TK PGRI Kecamatan

Duruka, Kabupaten Muna.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di TK PGRI Kecamatan Duruka, Kabupaten

Muna.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada Tanggal 7 s/d 21 September

Tahun 2016

C. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan cirri yang

sama (Santosa, 2005). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

keseluruhan ibu dari anak prasekolah yang bersekolah di TK PGRI

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 sebanyak 41 pasang

anak dan ibu.

Page 34: Kti stikes rita rintaka

27

2. Sampel

Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi yang akan

diteliti (Santosa, 2005). Sampel pada penelitian ini yakni ibu dari anak

prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun

2016 sebanyak 41 pasang anak dan ibu.

3. Sampling

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara

pengambilan sampel yang repsentative dari populasi (sudjana, 2005).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan total

sampling dimana ibu yang memiliki anak yang mempunyai karies gigi

dijadikan sampel.

D. Instrument penilaian

Instrument penilaian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Alat diagnostic yaitu alat ukur memeriksa karies gigi yang terdiri dari

sonde, pinset, eksavatar dan mirror.

b. Kuesioner yaitu untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang karies gigi

pada anak prasekolah.

c. Lembaran chek list yaitu untuk mencatat gigi yang terkena karies

d. Kuisioner untuk mengetahui Pengetahuan ibu tentang karies

E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Proses pengumpulan

26

Page 35: Kti stikes rita rintaka

28

Data penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung

dengan melakukan pemeriksaan gigi pada anak prasekolah dan

mewawancarai orang tua atau ibu anak pra sekolah dengan kuesioner

yang telah disediakan dan data sekunder mengenai jumlah anak di TK

PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.

2. Pengolahan Data

Setelah data berhasil dikumpulkan langkah selanjutnya yang

dikumpulkan adalah mengolah data sehingga jelas sifat-sifat yang

dimiliki oleh data tersebut. Proses pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan beberapa tahap sebagai berikut :

a. Editing

Editing dilakukan untuk meneliti setiap item penelitian / memeriksa

kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

b. Coding

Memberi kode pada lembar kuesiner. Pengisian berdasarkan

pelaksanaan setiap indicator yang pada responden tersebut.

c. Tabulating

Membuat table-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode

sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

d. Cleaning

Merupakan kegiatan pencegahan, pengecekan kembali data yang

sudah diolah apakah ada kesalahan atau tidak.

Page 36: Kti stikes rita rintaka

29

F. Analisa dan Penyajian Data

1. Analisa data

Data yang didapat dari hasil kuesioner secara deskriptif dengan

menghitung presentase setiap variable. Penilaian dilakukan dengan cara

membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan,

kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase dengan rumus

yang digunakan sebagai berikut :

N = SP X 100 %

Sm

Keterangan :

N = Nilai Pengetahuan

Sp = skor yang didapat

Sm = skor tertinggi maksimum

2. Penyajian data

Data hasil penelitian dari tiap variable disajikan dalam table

distribusi frekuensi dan juga menggunakan tabel silang

G. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak sujek. Dalam

penelitian ini peneliti menekankan masalah etika yang meliputi antara lain

yaitu :

1. Informed concent

Page 37: Kti stikes rita rintaka

30

Ini diperlukan karena berkaitan dengan publikasi hasil penelitian yang

sarat akan hal-hal yang mungkin tabu, dan karena beresiko bagi

subjek penelitian.

2. Confidentiality

Confidentiality berkenaan dengan prinsip kerahasiaan, yaitu informasi

subjek yang hanya akan digunakan berkaitan dengan kepentingan

penelitian dan akan dijaga kerahasiaanya.

3. Anonymity

Baik itu bagi subjek, maupun peneliti itu sendiri, terutama jika itu

berkenaan dengan alas an keamanan dan keselamatan.

4. Rights of service

Yaitu perlakuan khusus berupa kunjungan rutin pasca penelitian bagi

subjek penelitian sebagai bentuk tanggung jawab peneliti terhadap

permasalahan yang ia teliti.

Page 38: Kti stikes rita rintaka

31

DAFTAR PUSTAKA

Alfano, 2011, Karies dan Perawatan Pulpa pada anak secara komprehensif.

Makassar : Bimer.

Antonie, Akbar 2013. Kejadian Karies Gigi pada Anak ditinjau Dari Faktor

Perilaku Ibu di TK Itmunkuta Kec.Ule Kareengn Banda Aceh,

http://akbarAntonie.blogspot.com.

Ayu, 2014. Hubungan Keluarga dalam Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies

Gigi Anak. http:// Ayunarulita. Blogspot.com/2014-02-01. Archieve.html

Bahar, 2011, serba-serbi kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Bukune

Meliono, Irmayanti, 2007.MPKT Modul I Jakarta : Lembaga Penerbitan FEUI.

Notoatmojo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan PT Rineka Cipta : Jakarta,

2010.

Ramadhan Ardin, 2012 Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut, Yogyakarta : Rapha

Publishing.

Tarigan, Rasinta Karies Gigi Edisi ke 2, buku kedokteran EGC : Jakarta, 1990.

Karies Gigi Pertama, Hipokrates : Jakarta

Suryono, 2008, Anatomi Gigi, Edisi 2. Jakarta : EGC

Sugiono, 2006 dan 2010, Pola Makan dan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan

Timbulnya Karies Gigi pada Anak. Journal of Pediatric Nursing.

Wawan dan Dewi M, 2010. Teori dan Pengukuran, Pengetahuan, sikap dan

perilaku Manusia. Cet, Pertama, Nuha, Medika : Jakarta.

Page 39: Kti stikes rita rintaka

32

Yundari dkk, 2012 kesehatan gigi dan mulut; Buku Lanjutan Dental Terminology.

Bandung : Pustaka Reka Cipta.

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Bapak / Ibu Calon Responden

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi

Ilmu D3 Keperawatan Gigi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Amanah Makassar :

Nama : RITA RINTAKA

NIM : 01401047

Alamat : Jln. Basuki Rahmat No. 37 Raha

Akan mengadakan penelitian dengan judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan ibu

Tentang Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka

Kabupaten Muna Tahun 2016.

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak /

Ibu sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan di jaga

dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada paksaan bagi Bapak

/ Ibu untuk menjadi Responden Penelitian ini.

Jika terjadi hal-hal yang merugikan selama penelitian ini, maka Bapak /

Ibu diperbolehkan memundurkan diri untuk tidak berpartisipasi dalam penelitian

ini.

Apabila bapak / Ibu menyetujui, maka dimohon kesediaanya untuk

menandatangani lembaran persetujuan yang telah disediakan.

Atas kesediaan dan kerjasamanya diucapkan banyak terima kasih.

Page 40: Kti stikes rita rintaka

33

Peneliti

RITA RINTAKA

Lampiran 2

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya bersedia menjadi Responden dalam penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Ilmu D3 Keperawatan Gigi Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Amanah Makassar atas nama :

Nama : RITA RINTAKA

NIM : 01401047

Dengan judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan ibu Tentang Karies Gigi pada

Anak Pra Sekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.

Saya telah memahami maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

kepentingan Perkembangan Ilmu Keperawatan khususnya Keperawatan Gigi,

dan sebagai syarat dalam rangka Penyelesaian Tugas Akhir dari Peneliti.

Partisipasi saya dalam penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saya

sehingga akan dijaga kerahasiaannya.

Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari

siapapun, saya berpartisipasi dalam penelitian ini.

Wapunto,………………………2016

Responden

Page 41: Kti stikes rita rintaka

34

(………………………….)