kti stikes rita rintaka
TRANSCRIPT
1
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI
TK PGRI KECAMATAN DURUKA
KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
PROPOSAL
OLEH :
RITA RINTAKA
01401047
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN GIGI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH
MAKASSAR
2016
2
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal ini telah disetujui untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Tim Penguji
Ujian Proposal dengan Judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Karies
Gigi pada Anak Pra Sekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
Tahun 2016” Program Studi Ilmu Keperawatan Gigi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Amanah Makassar pada tanggal 13 Agustus 2016.
Pembimbing
Pembimbing I
AGUS, S.ST., M.Kes
Pembimbing II
JUNAIDIN, S.Kep.NS
Ketua STIKES Amanah Makassar
Dr. H. Muhammad Adnan LiraNIDN : 00140666102
ii
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
ABSTRAK....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. LatarBelakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................………....6
A. Tinjauan Teoritis………………………………………………......………6
B. Kerangka Konsep………………………………………………......………21
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................24
A. Jenis Penelitian.............................................................................................24
B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................21
C. Populasi, Sampel dan Sampling...................................................................21
D. Instrumen Penilaian......................................................................................25
E. Proses Pengumpulan dan Pengolahan Data..................................................25
F. Analisa dan Penyajian Data..........................................................................26
G. Etika Penelitian.............................................................................................27
iii
4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................29
A. Hasil Penelitian.............................................................................................30
B. Pembahasan..................................................................................................31
BAB V PENUTUP.....................................................................................................36
A. Kesimpulan...................................................................................................36
B. Saran.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................30
LAMPIRAN..................................................................................................30
i
5
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Y.M.E, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya berupa nikmat iman, ilmu, kesehatan dan
kesempatan sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat penulis atasi. Oleh
karenanya perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-
tingnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Aminuddin, MS. Selaku Ketua Yayasan Amanah Makassar
sebagai penyelenggara pendidikan yang telah menerima penulis menuntut
ilmu pada yayasan yang dipimpinya.
2. Bapak Dr. H. Adnan Lira selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Amanah Makassar yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
mengikuti pendidikan pada STIKES yang dipimpinnya.
3. Bapak Asri Awal, S.SiT, M.Kes selaku ketua program studi ilmu
Keperawatan STIKES Amanah Makassar yang telah mengizinkan penulis
untuk menuntut ilmu pada program studi yang dipimpinnya.
4. Bapak Junaidin, S.Kep., Ns. Selaku Pembimbing I yang begitu sabar dan
tulus yang meluangkan waktunya untuk membimbing penuli selama
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Aminuddin, MS.. Selaku pembimbing II yang begitu sabar dan
tulus yang meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama
penyusunan skripsi ini.
iv
6
6. Kepala Puskesmas Wapunto beserta staf yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto.
7. Kepala Sekolah TK PGRI Wapunto beserta staf yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian di instansinya.
8. Bapak / Ibu Dosen pengajar dan Staf Program Studi Keperawatan D3 Gigi
yang telah mencurahkan segenap ilmu dan meluangkan waktunya
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada STIKES Amanah
Makassar.
9. Orang tuaku, saudara-saudaraku, suamiku serta keluarga besarku yang
penuh perhatian dan memberi semangat, motivasi serta dukungan baik
moril maupun material selama mengikuti pendidikan di STIKES Amanah
Makassar.
10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Amanah Makassar Angkatan 2015 yang telah memberikan
bantuan, motivasi dan semangat selama melaksanakan pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Makassar, Juli 2016
Penulis
v
7
ABSTRAK
Rita Rintaka, Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi pada Anak Para Sekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016. Dibimbing oleh Aminuddin dan Junaidin (53 Halaman + 1 Gambar + 4 Lampiran + 7 Tabel).
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tau” dan ini setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan gigi), berupa infeksi, biasanya berasal dari bakteri, yang menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum), dan perusakan materi organic gigi dengan produksi asam oleh hidrolisis dari akumulasi sisa makanan pada permukaan gigi dan bakteri yang paling umum adalah streptococcus dan lactobacillus. Akibat kurangnya pengetahuan seseorang tentang kebersihan gigi dan mulut khususnya karies gigi maka akan beresiko menimbulkan gangguna kesehatan gigi dan mulut khususnya terjadi karies gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi pada anak usia prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan tentang karies pada ibu anak di TK PGRI Duruka. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan total sampling dimana semua ibu yang memiliki anak yang mempunya karies gigi dijadikan sampe yaitu sebanyak 41 orang. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif dengan menghitung presentase setiap variable. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan, kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan responden tentang karies gigi pada anak pra sekolah di TK PGRI menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 24 orang (58,54%), sedangkan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 17 orang (41,46%), sedangkan anak memiliki karies gigi yaitu sebanyak 34 orang (82,92%), sedangkan yang tidak memiliki karies gigi sebanyak 7 orang (17.07%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadinya karies gigi pada anak pra Sekolah di TK PGRI Wapunto dikarenakan kurangya pengetahuan ibu tentang karies gigi. Disarankan kepada ibu yang memiliki anak pra sekolah agar selalu memperhatikan status kebersihan gigi anak dan mengajarkan cara perawatan gigi yang baik.
Daftar Kunci : Pengetahuan, Ibu, Karies Gigi Daftar Pustaka : 13 Referensi (Dari Tahun 2001-2013)
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sebab kesehatan gigi
dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Penyakit karies
pada anak, banyak dan sering terjadi namun kurang mendapat perhatian dari
orang tua karena anggapan bahwa gigi anak akan digantikan gigi tetap. Orang
tua kurang menyadari bahwa dampak yang ditimbulkan sebenarnya akan
sangat besar bila tidak dilakukan perawatan mencegah karies sejak dini pada
anak (Alfano, 2011).
Kurangnya pengetahuan anak pentingnya pemeliharaan gigi dan
mulut dapat menyebabkan penyakit berbahaya bagi organ dalam manusiam
jantung serta organ-organ vital lainnya. Faktanya kesehatan gigi dan mulut
mempengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti diketahui bahwa sakit gigi
biasanya mempengaruhi produktivitas kerja dan belajar, serta dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari. Belum lagi ditambah dengan keluhan lain
yang ditimbulkan akibat sakit gigi, seperti sulit makan, sulit tidur, sulit bicara
dan masih banyak lagi (Notoatmojo 2013).
Karies yang terjadi pada anak dapat menimbulkan rasa sakit atau
nyeri, amak anak kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam
serta proses mengunyah makanan akan terganggu, sehingga anak menjadi
1
2
malas makan dan akhirnya menjadi kurus. Dalam hal ini secara tidak
langsung karies pada anak akan mempengaruhi proses tumbuh kembang dan
pertumbuhan gigi permanen anak (Anthonie, 2013).
Memasuki usia pra sekolah, resiko anak mengalami karies cukup
tinggi. Pengetahuan orang terutama ibu dalam pemeliharaan gigi member
pengaruh signifikan terhadap sikap dan perilaku anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi. Pada umumnya anak sangat menggemari makanan yang
manis seperti permen, gulai dan coklat yang diketahui sebagai substrak dan
disukai oleh bakteri selanjutnya dapat melarutkan struktur gigi. Keadaan ini
diperburuk oleh kemalasan anak dalam membersihkan giginya (Anthonie,
2013).
Anak usia dini prasekolah umumnya menghabiskan waktu mereka
sehari-hari bersama dengan orang tua atau pengasuh mereka, khususnya ibu.
Hal inilah yang menunjukan bahwa pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anakdan hasilnya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan apa yang
dipercayainya. Melakukan pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak
sejak dini merupakan suatu hal yang kadang-kadang menimbulkan rasa
kekhawatiran pada setiap ibu. Para ibu mempunyai kehawatiran bagaimana
cara mempersiapkan anak-anaknya saat menerima perawatan gigi. Selain itu
merasakan kekhawatiran bila telah melihat ada kelainan pada gigi anaknya.
Rasa khawatir tersebut dapat ditanggulangi dengan cara mempersiapkan para
calon ibu, dan para ibu dalam menentukan dan mengambil langkah-langkah
apa yang tepat dan dapat dilakukan didalam mengenalkan perawatan gigi
3
pada anaknya serta menambah pengetahuan para ibu mengenai kelainan-
kelainan pada gigi anak (Jordan, 2014).
Karies gigi sejauh ini merupakan masalah kesehatan anak. World
Health Organization (WHO) pada tahun 2008 menyatakan angka kejadian
karies pada anak dunia masih besar yaitu 60-90 %. Hal ini merupakan
masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih perlu mendapat perhatian.
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tanggal (SKRT) tahun 2009
menunjukan bahwa pendududk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73%. Menurut data kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2009
sebanyak 89% anak Indonesia di bawah umur 12 tahun menderita karies gigi.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional Tahun 2008 melaporkan
bahwa skor DMFT di Indonesia mencapai4,85 %. RISKESDAS juga
melaporkan angka prevalensi pengalaman karies penduduk di bawah 12
Tahun di Indonesia adalah 36.1 % ternyata peran positif pada orang tua hanya
(10%), peran negatif pada orang tua (26,1%) dan skor DMFT adalah 0,91%.
Angka kejadian karies pada anak di Indonesia ternyata masih tinggi (Ayu,
2014).
Berdasarkan riset Kesehatan Daerah untuk Provinsi Sulawesi
Tenggara di tahun 2013 secara umum lebih dari ¼ penduduk anak di
Sulawesi Tenggara mempunyai masalah gigi dan mulut yaitu 27,5 % dan
yang menerima perawatan gigi sebanyak 21, 2 % ada 3 Kabupaten / Kota
dimana lebih dari 30% Penduduk anak yang mempunyai masalah gigi dan
mulut yaitu Kolaka, Kolaka Utara, dan Kota Bau-bau. Hanya di Kota Kendari
4
lebih dari 30% anak yang bermasalah gigi dan mulutnya yang menerima
perawatan gigi akibat karies. (Depkes 2011).
Untuk Kabupaten Muna berdasarkan umur presentase kesehatan
gigi dan mulut yang bermasalah di daerah Kabupaten Muna yaitu : umur 1-4
tahun sebanyak 5,5 %, umur 4-9 tahun sebanyak 23,2 %, umur 10-14 tahun
sebanyak 24,2 %. Kenyataan ini menunjukan adanya indikasi yang kurang
baik terhadap menjaga kebersihan gigi dan mulut di kalangan anak-anak di
Daerah Kabupaten Muna. (Dinkes 2012).
Adapun jumlah anak prasekolah yang ada pada TK PGRI Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna yaitu 41 orang anak. Anak laki-laki jumlah 9 orang
perempuan 22 orang. Berdasarkan pra survey dari 41 anak dengan
pemeriksaan yang dilakukan secara langsung pada anak usia prasekolah di
TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna pada minggu pertama bulan
Juli Tahun 2016 di dapat hasil bahwa dari 34 anak tersebut keseluruhan
memiliki gigi yang karies, yang tidak menderita sebanyak 7 orang ini hasil
wawancara dari beberapa ibu didapatkan bahwa secara umum tidak
mengetahui masalah karies gigi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah di TK PGRI
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
5
B. Pertanyaan Peneliti
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pertanyaan peneliti
Bagaimanakah gambaran tingkat Pengetahuan ibu tentang karies gigi pada
anak usia prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
Tahun 2016 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi
pada anak usia prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang karies gigi pada
anak usia prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna Tahun 2016.
b. Untuk mengetahui gambaran adanya karies gigi pada anak usia
prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Praktek Keperawatan Gigi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat
gigi tentang perawatan karies gigi.
b. Bagi Pendidikan Keperawatan
Sebagai perkembangan kurikulum keperawatan gigi khususnya dalam
pemberian asuhan keperawatan gigi yang professional
6
c. Untuk Dinkes
d. Untuk Institusi pendidikan STIKES Amanah Makassar
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan masukuan untuk perkembangan pengetahuan subyek
penelitian tentang kesehatan gigi dan mulut.
b. Sebagai bahan acuan atau literatur bagi peneliti selanjutnya
c. Untuk ibu dan anak
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
a. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan respons mental seseorang dalam
hubungan dengan objek tertentu yang disadari sebagai “ada” atau
terjadi. Pengetahuan dapat salah atau keliru, karena bila suatu
pengetahuan ternyata salah atau keliru, tidak dapat diaggap sebagai
pengetahuan. Sehingga apa yang dianggap pengetahuan tersebut
berubah statusnya menjadi keyakinan saja, (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori
yang memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman
langsung maupun melalui pengalaman orang lain,
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tau” dan ini setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalu pasca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman dan peraba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
67
8
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Wawan. A dkk,
2010).
Menurut Wawan. A dkk, (2010) Pengetahuan merupakan factor
yang sangat penting untuk menentukan berbagai tindakan yang dapat
dilakukan dan juga menentukan terbentuknya tindakan seseorang.
Agar manusia bias melakukan sesuatu hal, diperlukan unsur-unsur
sebagai berikut :
1) Pengetahuan atau pengertian apa yang dilakukan
2) Keyakinan tentang manfaat dan kebenaran hal yang dilakukan
3) Sarana yang diperlukan untuk melakukan suatu tindakan
4) Dorongan atau motivasi untuk berbuat yang disadari oleh
kebutuhan yang dirasakan.
b. Jenis-jenis Pengetahuan
1) Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih
tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-
faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi,
perpektif dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit
untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.
Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin
atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu
bias tampak secara emplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya
untuk mentransferkan ke orang lain secara eksplisit. Contoh
9
sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan
mengendara sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan
implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya
memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bias
menguntungkan orang lain. Pengetahuan implisit sering kali berisi
kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.
2) Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud media atau
semacamnya. Dia telah diartikulasikan kedalam bahasa formal dan
bias dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Contoh
pengetahuan eksplisit adalah informasi yang tersimpan
diensiklopedia (Meliono dkk, 2007).
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005) dari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh pengetahuan sepanjang sejarah,
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh
pengetahuan, kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis.
Cara-cara ini antara lain, yaitu :
a. Cara coba-coba (Trial and Error)
10
Melalui cara coba-coba atau dengan kata lain yang lebih
dikenal “trial and error”. Cara coba-coba ini dilakukan dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah,
dam apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Berdasarkan pengalaman pribadi dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
d. Melalui jalan pikiran
Kemampuan manusia menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dalam memperoleh
pengetahuan manusia menggunakan jalan pikirannya.
2) Cara Modern
Cara ini disebut “metode ilmiah”, atau lebih populer di
sebut metodologi penelitian (research methodology). Dalam
memperoleh pengetahuan menggunakan cara sistematis, logis dan
ilmiah.
11
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, dalam
masyarakat dipengaruhi beberapa factor, antara lain :
1) Faktor Internal
Menurut Wawan. A, ddk, Faktor-faktor internal yang dapat
mempengaruhi pengetahuan (dalam Fahrul Amin, 2014) yaitu :
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi,
dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya
rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
b) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
12
c) Umur
Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada
aspek fisik dan psikologis mental. Pertumbuhan fisik secara
garis besar ada empat kategori :
1. Perubahan ukuran
2. Perubahan proporsi
3. Hilangnya ciri-ciri lama
4. Timbulnya ciri-ciri baru
Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis atau mental taraf fikir seseorang semakin matang
dan dewasa.
2) Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan, Wawan. A, dkk (dalam Fahrul Amin, 2014) yaitu :
a) Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan orang atau kelompok.
b) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh
pengetahuan baru.
13
c) Klasifikasi Pengetahuan
Pengetahuan dalam struktur kognitif hirarkis mencakup enam
klasifikasi, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu
yang dipelajari atau ransangan yang diterima,
(Notoatmodjo, 2007).
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar-benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar, (Notoatmodjo, 2007).
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi reall atau
sebenarnya, (Notoatmodjo, 2007).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampaun untuk menjabarkan
materi atau objek ke dalam komponen. Tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain, (Notoatmodjo, 2007).
14
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk pada kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru, (Notoatmodjo, 2007).
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
meletakkan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi
atau objek, (Notoatmodjo, 2007).
2. Tinjauan Umum Tentang Karies Gigi
a. Defenisi Karies Gigi
Karies adalah kerusakan pada sturktur jaringan keras gigi
(email, dentin) yang diakibatkan oleh asam yang dihasilkan oleh
bakteri yang terdapat pada plak gigi (Post line, 2008).
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan
keras, tumbuh secara perlahan. Setelah menembus pada lapisan kedua
(dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan
masuk kedalam pulpa atau lapisan gigi yang paling dalam yang
mengandung saraf dan pembuluh darah (Handika, 2008).
Karies gigi juga dikenal sebagai kerusakan gigi (adanya rongga
didalam gigi), berupa infeksi, biasanya berasal dari bakteri, yang
menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi (email, dentin, dan
sementum), dan perusakan materi organic gigi dengan produksi asam
oleh hidrolisis dari akumulasi sisa makanan pada permukaan gigi dan
15
bakteri yang paling umum adalah streptococcus dan lactobacillus
(Yundali dkk, 2012).
b. Penyebab Karies Gigi
Hal-hal yang mendukung terjadinya karies gigi antara lain :
1) Gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau
memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak.
2) Bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya
bakteri jenis tertentu yang menyebabkan pembusukan gigi, yang
paling sering adalah bakteri streptococcus mutans.
3) Sisa-sisa makanan, dalam keadaan normal, didalam mulut terdapat
bakteri. Bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan
karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makan dan saliva
bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang
nempel pada gigi. Plak paling banyak ditemukan pada gigi
geraham belakang. Jika tidak dibersihkan maka plak akan
membentuk mineral yang disebut karang gigi (Kuntari, 2008).
Menurut World Healt Organization (WHO), karies dapat
diartikan sebagai suatu proses patologi paska erupsi yang terlokalisasi
dan disebabkan oleh factor luar, proses ini dimulai dengan kerusakan
jaringan email gigi yang menjadi lunak dan pada akhirnya berbagai
bentuk kavitas (Bahar, 2011).
16
1) Berdasarkan stadium karies (dalamnya karies gigi) terbagi
menjadi tiga, yaitu :
a) Karies Superficialis, dimana karies baru mengenai email saja,
sedang dentin belum terkena
b) Karies Media, dimana karies sudah mengenai dentin tetapi
belum melebihi setengah dentin
c) Karies Profunda, dimana karies sudah mengenai lebih dari
setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.
Karies Profunda ini dibagi dalam beberapa stadium :
1. Karies profunda stadium I, yaitu karies telah melewati
setengah deltin, biasanya radang pulpa belum dijumpai.
2. Karies profunda stadium II, yaitu masih dijumpai lapisan
tipis yang membatasi karies dengan pulpa. Biasanya disini
telah terjadi radang pulpa.
3. Karies profunda stadium III, yaitu pulpa telah terbuka dan
dijumpai bermacam-macam radang pulpa.
2) Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies,
yaitu :
a) Simple karies adalah karies pada satu permukaan gigi
misalnya pada labial, buccal, lingual, mesial, distal dan
oklusal.
b) Kompleks karies adalaj karies yang meluas dan telah
mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi misalnya
17
pada mesio incisal, disto incisal, dan mesio oklusal (Tarigan
2007).
3) Berdasarkan lokalisasinya menurut G.V. Black, yaitu :
a) Kelas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal (pit dan fissure) dari
gigi premolar dan molar (gigi posterior). Dapat juga terdapat
pada gigi anterior di foramen caecum.
b) Kelas II
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar
atau premolar, yang umumnya meluas sampai kebagian
oklusal.
c) Kelas III
Karies yang terdapat pada bagian apriximal dari gigi depan,
tetapi belum mencapai 1/3 incisal gigi.
d) Kelas IV
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi depan
dan sudah mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal
gigi).
e) Kelas V
Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi-gigi
depan maupun gigi belakang pada permukaan labial, lingual,
palatal, ataupun bukal dari gigi.
18
4) Indeks Untuk Melihat Tingkat Keparahan Karies
Menurut Panda 2008 dan Swelo 1992 (dalam Martapura, 2013)
untuk melihat kedalaman atau tingkat keparahan karies gigi,
kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) CO : Tidak karies = 0
b) C1 : Karies hanya mengenai email saja = 1
c) C2 : Karies telah mencapai dentin = 2
d) C3 : Karies telah mencapai pulpa = 3
e) C4 : Karies telah mencapai akar gigi = 4
c. Proses Terjadinya Karies Gigi
Di dalam mulut kita terdapat berbagai macam bakteri. Salah satu
bakteri tersebut adalah Streptococcus mutans. Bakteri ini berkumpul
membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut plak yang
menempel pada gigi. Sebagian plak dalam gigi mengubah gula dan
karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman yang masih
menempel pada di gigi menjadi asam yang merusak gigi dengan cara
melarutkan mineral-mineral yang ada dalam gigi. Proses
menghilangkan mineral dari struktur gigi ini disebut demineralisasi,
sedangkan bertambahnya mineral dalam struktur gigi disebut
remineraliasi. Karies gigi terjadi karena proses deminearilasi lebih
besar dari pada reminerialiasi. Pada tahap terbentuknya karies gigi
adalah bintik hitam yang tidak bisa dibersihkan dengan sikat gigi. Apa
bila bintik ini dibiarkan maka akan bertambah besar dan dalam, dan
19
bila karies ini belum mencapai email gigi maka belum ada terasa apa-
apa. Akan tetapi apabila sudah menembus email gigi baru akan ada
keluhan baik rasa linu maupun rasa sakit (Ramadhan Ardyn, 2012).
d. Pencegahan Karies Gigi
Mengingat resiko yang terjadi pada karies gigi berpengaruh
terhadap proses tumbuh kembang anak, maka cara pencegahan yang
lebih awal yaitu melalui pemahaman dan peran serta orang tua
terutama ibu dalam memelihara kesehatan gigi anak (Soebroto, 2009).
Menurut Mansjoer Arief, (2009) penatalaksaan karies gigi dilakukan
dengan :
1) Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi
sebagai berikut :
a) Sikatlah gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari pada waktu
yang tepat, yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur
malam dan bisa juga sesudah makan.
b) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan
kepala sikat kecil.
c) Gunakan dental floss (benang gigi) sedikitnya dua kali sehari.
d) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung anti biotic
(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptic.
e) Anak yang masih kecil belum dapat menggunakan sikat gigi
dengan benar dapat digunakan kain pembersih.
20
f) Kunjungi dokter gigi sedikitnya enam bulan sekali.
2) Diet
Diet dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam
makanan yang dikonsumsi, hindari makanan yang manis dan
membiasakan diri mengkonsumsi makanan yang menyehatkan
gigi (buah dan sayur).
3) Fluoride
Dapat dilakukan dengan memungkingkan menggunakan
pasta gigi yang mengandung flour.
3. Tinjauan Umum Tentang Anak Pra Sekolah
a. Defenisi
Anak usia prasekolah adalah anak berusia 3 sampai 6 bulan yang
merupakan sosok individu, makhluk social cultural yang sedang
mengalami suatu proses perkembangan yang sangat fundamental bagi
kehidupan selanjutnya dengan memiliki sejumlah potensi dan
karakteristik tertentu (Snowman, 2005).
b. Ciri Anak Prasekolah atau TK
Menurut Hurlock (2006) ciri-ciri anak prasekolah meliputi fisik,
motorik, intelektual dan sosial.
1) Ciri Fisik Anak Prasekolah atau TK
Ciri Fisik Anak Prasekolah atau TK yaitu otot-otot lebih kuat dan
pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Anak prasekolah
21
mempergunakan gerak kasar seperti berlari, berjalan, memanjat,
dan melompat sebagai bagian permainan mereka.
2) Secara motorik
Secara motorik adalah anak mampu memanipulasi obyek kecil,
menggunakan balok-balok dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Selain itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri
dan cemburu. Hai ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal
yang dimiliki oleh teman sebayanya.
3) Secara sosial
Secara sosial adalah anak menjalani kontak social dengan orang-
orang yang ada di luar rumah, sehingga anak mempunyai minat
yang lebih untuk bermain pada temannya, orang-orang dewasa,
dan saudara kandung di dalam keluarganya. Umumnya anak pada
tahap ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat
berganti, mereka umumnya cepat menyesuaikan diri secara sosial.
Mereka sering memilih sahabat yang sama jenis kelaminnya,
tetapi berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara
baik, oleh karena kelompok (usia 3 tahun). Sedangkan pada usia 4
sampai 6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman
Kanak-Kanak.
22
B. Kerangka Konsep
1. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian
Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap karies yang masih kurang
terhadap proses tumbuh kembang anak sehingga cara pencegahannya
lebih awal melalui pemahaman dan peran serta orang tua terutama ibu
dalam memelihara kesehatan gigi anak.
2. Hubungan antar variabel
Pengetahun ibu tentang karies gigi sangat dibutuhkan mengingat
tingginya angka kejadian karies gigi pada anak pra sekolah. Oleh sebab
itu apabila pengetahun ibu lemah maka pemahaman terhadap karies gigi
pada anak pra sekolah akan menjadi masalah. Secara konseptual
hubungan ini digambarkan dalam bentuk gambar sebagai berikut :
Bagan kerangka konsep
Faktor Internal Pengetahuan 1. Linier 2. Intelegensi
Tingkat Pengetahuan siswa tentang cara menyikat gigi2. Tahu dan
pengetahuan
Baik Cukup Kurang
Faktor Ekternal Pengetahuan
1. Pendidikan 2. Lingkungan 3. Social budaya 4. Informasi 5. Pengalaman 6. Motivasi
3. Paham 4. Aplikasi 5. Analisis 6. Sintesis 7. Evaluasi
23
3. Variabel Penelitian, Defenisi Operasional dan Kinerja Objektif
a. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independen)
Variabel bebas atau variabel penyebab (independen) adalah
variabel yang mempengaruhi atau dianggap mempengaruhi
variabel terikat (Saryono, 2008). Adapun variabel bebas pada
penelitian ini adalah pengetahuan tentang karies gigi
2. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas (Saryono, 2008). Adapun variabel
terikat pada penelitian ini adalah karies gigi.
b. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden
tentang karies gigi pada anak usia pra sekolah. Untuk mengukur
tingkat pengetahuan ibu maka peneliti memberikan 10 pertanyaan,
jika responden menjawab benar maka diberi nilai 1 (satu) apabila
menjawab salah diberi nilai 0 (nol) (Sugiyono, 2010).
Skor Tertinggi = ∑ pertanyaan x bobot tertinggi
= 10 x 1
= 10 (100 %)
24
Skor Terendah = ∑ pertanyaan x bobot terendah
= 10 x 0
= 0 (0 %)
Kemudian diukur dengan menggunakan rumus sugiyono (2006)
I = RK
Dimana
I = interval kelas
R = range atau rendah
K = jumlah kategori (2)
Jadi untuk I = RK
= 100%
2
= 50 %
Kriteria objektif :
Baik : jika responden memperoleh skor ≥ 60
Cukup : Jika responden memperoleh skor ≤ 60
2. Karies gigi pada anak adalah hasil pemeriksaaan klinis pada
permukaan jaringan keras gigi yang ditandai dengan terlihatnya
warna coklat kehitaman, tampak lubang besar maupun kecil yang
terdapat pada gigi terasa kasar serta diikuti dengan tertahannya
sonde.
25
Kriteria objektif :
Terdapatnya karies : jika terdapat lubang dibagian email dan dentin
pada anak responden.
Tidak menderita karies : jika tidak terdapat adanya karies pada
anak responden.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ibu tentang karies gigi pada anak pra sekolah di TK PGRI Kecamatan
Duruka, Kabupaten Muna.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di TK PGRI Kecamatan Duruka, Kabupaten
Muna.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan pada Tanggal 7 s/d 21 September
Tahun 2016
C. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan cirri yang
sama (Santosa, 2005). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan ibu dari anak prasekolah yang bersekolah di TK PGRI
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 sebanyak 41 pasang
anak dan ibu.
27
2. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi yang akan
diteliti (Santosa, 2005). Sampel pada penelitian ini yakni ibu dari anak
prasekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016 sebanyak 41 pasang anak dan ibu.
3. Sampling
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
pengambilan sampel yang repsentative dari populasi (sudjana, 2005).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan total
sampling dimana ibu yang memiliki anak yang mempunyai karies gigi
dijadikan sampel.
D. Instrument penilaian
Instrument penilaian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Alat diagnostic yaitu alat ukur memeriksa karies gigi yang terdiri dari
sonde, pinset, eksavatar dan mirror.
b. Kuesioner yaitu untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang karies gigi
pada anak prasekolah.
c. Lembaran chek list yaitu untuk mencatat gigi yang terkena karies
d. Kuisioner untuk mengetahui Pengetahuan ibu tentang karies
E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Proses pengumpulan
26
28
Data penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung
dengan melakukan pemeriksaan gigi pada anak prasekolah dan
mewawancarai orang tua atau ibu anak pra sekolah dengan kuesioner
yang telah disediakan dan data sekunder mengenai jumlah anak di TK
PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
2. Pengolahan Data
Setelah data berhasil dikumpulkan langkah selanjutnya yang
dikumpulkan adalah mengolah data sehingga jelas sifat-sifat yang
dimiliki oleh data tersebut. Proses pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan beberapa tahap sebagai berikut :
a. Editing
Editing dilakukan untuk meneliti setiap item penelitian / memeriksa
kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.
b. Coding
Memberi kode pada lembar kuesiner. Pengisian berdasarkan
pelaksanaan setiap indicator yang pada responden tersebut.
c. Tabulating
Membuat table-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode
sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
d. Cleaning
Merupakan kegiatan pencegahan, pengecekan kembali data yang
sudah diolah apakah ada kesalahan atau tidak.
29
F. Analisa dan Penyajian Data
1. Analisa data
Data yang didapat dari hasil kuesioner secara deskriptif dengan
menghitung presentase setiap variable. Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan,
kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase dengan rumus
yang digunakan sebagai berikut :
N = SP X 100 %
Sm
Keterangan :
N = Nilai Pengetahuan
Sp = skor yang didapat
Sm = skor tertinggi maksimum
2. Penyajian data
Data hasil penelitian dari tiap variable disajikan dalam table
distribusi frekuensi dan juga menggunakan tabel silang
G. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak sujek. Dalam
penelitian ini peneliti menekankan masalah etika yang meliputi antara lain
yaitu :
1. Informed concent
30
Ini diperlukan karena berkaitan dengan publikasi hasil penelitian yang
sarat akan hal-hal yang mungkin tabu, dan karena beresiko bagi
subjek penelitian.
2. Confidentiality
Confidentiality berkenaan dengan prinsip kerahasiaan, yaitu informasi
subjek yang hanya akan digunakan berkaitan dengan kepentingan
penelitian dan akan dijaga kerahasiaanya.
3. Anonymity
Baik itu bagi subjek, maupun peneliti itu sendiri, terutama jika itu
berkenaan dengan alas an keamanan dan keselamatan.
4. Rights of service
Yaitu perlakuan khusus berupa kunjungan rutin pasca penelitian bagi
subjek penelitian sebagai bentuk tanggung jawab peneliti terhadap
permasalahan yang ia teliti.
31
DAFTAR PUSTAKA
Alfano, 2011, Karies dan Perawatan Pulpa pada anak secara komprehensif.
Makassar : Bimer.
Antonie, Akbar 2013. Kejadian Karies Gigi pada Anak ditinjau Dari Faktor
Perilaku Ibu di TK Itmunkuta Kec.Ule Kareengn Banda Aceh,
http://akbarAntonie.blogspot.com.
Ayu, 2014. Hubungan Keluarga dalam Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies
Gigi Anak. http:// Ayunarulita. Blogspot.com/2014-02-01. Archieve.html
Bahar, 2011, serba-serbi kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Bukune
Meliono, Irmayanti, 2007.MPKT Modul I Jakarta : Lembaga Penerbitan FEUI.
Notoatmojo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan PT Rineka Cipta : Jakarta,
2010.
Ramadhan Ardin, 2012 Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut, Yogyakarta : Rapha
Publishing.
Tarigan, Rasinta Karies Gigi Edisi ke 2, buku kedokteran EGC : Jakarta, 1990.
Karies Gigi Pertama, Hipokrates : Jakarta
Suryono, 2008, Anatomi Gigi, Edisi 2. Jakarta : EGC
Sugiono, 2006 dan 2010, Pola Makan dan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan
Timbulnya Karies Gigi pada Anak. Journal of Pediatric Nursing.
Wawan dan Dewi M, 2010. Teori dan Pengukuran, Pengetahuan, sikap dan
perilaku Manusia. Cet, Pertama, Nuha, Medika : Jakarta.
32
Yundari dkk, 2012 kesehatan gigi dan mulut; Buku Lanjutan Dental Terminology.
Bandung : Pustaka Reka Cipta.
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth
Bapak / Ibu Calon Responden
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi
Ilmu D3 Keperawatan Gigi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Amanah Makassar :
Nama : RITA RINTAKA
NIM : 01401047
Alamat : Jln. Basuki Rahmat No. 37 Raha
Akan mengadakan penelitian dengan judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan ibu
Tentang Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak /
Ibu sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan di jaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada paksaan bagi Bapak
/ Ibu untuk menjadi Responden Penelitian ini.
Jika terjadi hal-hal yang merugikan selama penelitian ini, maka Bapak /
Ibu diperbolehkan memundurkan diri untuk tidak berpartisipasi dalam penelitian
ini.
Apabila bapak / Ibu menyetujui, maka dimohon kesediaanya untuk
menandatangani lembaran persetujuan yang telah disediakan.
Atas kesediaan dan kerjasamanya diucapkan banyak terima kasih.
33
Peneliti
RITA RINTAKA
Lampiran 2
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya bersedia menjadi Responden dalam penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Ilmu D3 Keperawatan Gigi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Amanah Makassar atas nama :
Nama : RITA RINTAKA
NIM : 01401047
Dengan judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan ibu Tentang Karies Gigi pada
Anak Pra Sekolah di TK PGRI Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
Saya telah memahami maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
kepentingan Perkembangan Ilmu Keperawatan khususnya Keperawatan Gigi,
dan sebagai syarat dalam rangka Penyelesaian Tugas Akhir dari Peneliti.
Partisipasi saya dalam penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saya
sehingga akan dijaga kerahasiaannya.
Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun, saya berpartisipasi dalam penelitian ini.
Wapunto,………………………2016
Responden
34
(………………………….)