kti utari zlma

Download Kti Utari Zlma

If you can't read please download the document

Upload: rona-chania

Post on 01-Feb-2016

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

46KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia -Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal karya tulis ilmiah dengan judul Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Implant dengan Peningkatan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di RT 01 RW 08 Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2015Proposal karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk melanj utkan penelitian. Dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini, penulis telah mendapatkan bantum dan bimbingan serta dukuugm moril dari berbagai pihak.Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :Ibu Yani Maidelwita SKM, M.Biomed sebagai pembimbirg yang telah meluangkan waktu, mlmberi petunjuk, naseha! bimbingan, semangat dan arahan selamapenyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.Ibu Devi Syarief S.Si.T, M.Keb sebagai Kefta Prodi D-III Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.Ibu Hj. Elmiyasna K, SKP, MM sebagai ketua STIKes MERCUBAKTUAYA Padang.Dosen dan Staf Prodi D-III Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.Teristimewa kepada kedua orang tua serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan material serta do'a restu dan harapannya yang selalu menjadi semangat disetiap langkah penulis dalam mencapai segala harapan dan impian.Serta semua pihak tang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah ikut memberikan paltisipasi dalam penyustman Proposal Karya Tulis llmiah ini.Penulis menyadari bahwa dalam peryustmafl proposal karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesernpurnaim proposal karya tulis ilmiah ini.Akhimya penulis berharap agar proposal karya tulis ilmiah ini diterima dan dilanjutkan ke penelitian.Padang, Agustus 2015Penulis DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiiBAB I PENDAHULUANLatar Belakang1Tujuan Penelitian5Manfaat Penclitian6Ruang Lingkup Penelitian6BAB II TINJAUAN PUSTAKABerat badan8Kontrasepsi12Implant16Kerangka konsep33Hipotesa33Definisi opresional34BAB III METODE PENELITIANJenis penelitian35Tempat dan waktu Penelitian35Populas dan Sampel35Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data36Teknik Pengolahan Data38Analisa Data39DAFTAR PUSTAKA BAB IPENDAHULUANLatar BelakangMasa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif Pada masa dewasa ini perhatian lebih khusus ditujukan pada keterkaitan berat badan, meskipun berat badan dan keterkaitanya ada di sepanjang siklus kehidupan ini, karena permasalahan berat badan ini mencapai puncaknya pada masa dewasa (Departemen FKM UI Gizi dan Kesehatan Masyarakat 2008). Masalah kegemukan bukanlah hal baru dalam masyarakat kita, bahkan 20 tahun yang lalu kegemukan merupakan sebuah kebanggan dan lambang kemakmuran. Bentuk tubuh yang gemuk merupakan mode bagi pejabat atau eksekutif (Anita, 1995 dalam Kurniati, 2012). Istilah Obesitas dengan overweight sering digunakan untuk menyatakan adanya kelebihan berat badan, akan tetapi sesungguhnya obesitas dan overweight memiliki arti yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah ketidakseimbangan antara jumlah makanan yang masuk dibandingkan dengan pengeluaran energi oleh tubuh. Orang yang kegemukan memiliki berat badan yang berlebihan yang diakibatkan penimbunan lemak tubuh yang borlebihan (Wikipedia:2013). Sedangkan overweigtrt adalah kelebihan berat badan dibandingkan berat badan ideal yang terjadi akibat penimbunan jaringan lemak ataupun non lemak yang meliputi, otot, tulang, lemak, dan air (Indonesian Nutrition Network;2005).obesitas saat ini sudah menjadi masalah global. Prevalensinya meningkat tidak saja dinegara-negara maju tapi juga dinegara-negara berkembang (Mayer,1973 dalam Rahmawati,2009). Memperlihatkan statistic yang menjelaskan 60% orang dewasa AS memiliki masalah yang sama, yakni kegemukan atau obesitas. Ditahun 2000 38,8 Juta orang dewasa di AS dapat diklasifikasikan sebagai penderita obesitas prevalensi obesitas pada laki-laki sekitar 32,2% dan pada perempuan sebesar 35.5% (Flegal,et.al.2010). Prevalensi overweight dan obesitas meningkat sangat tajam di kawasan Asia-Pasifik. Sebagai contoh, 20% dari penduduk Korea Selatan tergolong overweight dan l,5% tergolong obesitas. Di Thailand 16% penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obesitas.Bila dilihat dari kelompok umur, prevalensi kegemukan tertinggi di Negara-negara berkembang terdapat pada kelompok umur yang lebih muda (40-50 tahun). Hal ini dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dinegara-negara berkembang yang berpendapatan rata-rata menengah dan rendah (Low, chin & Deurenberg-yap,2009). Kegemukan dapat menimbulkan berbagai konsekuensi kesehatan, sosial, dan ekonomi. Review yang dilakukan Swinburn et al (2004) Menunjukkan, kejadian kegemukan berhubungan dengan peningkatan resiko diabetes tipe-2,tekanan darah dan resiko hipertensi, kadar kolesterol-total dan kolesterol-LDl resiko panyakit jantung coroner dan stroke, resiko penyakit kantung empedu dan insiden gejala klinis batu empedu, resiko kanker tertentu dan resiko gout. Dari segi sosial, kegemukan akan berdampak terhadap perasaan rendah diri kelambanan bergerak kurang fashionable, dan malu bergaul. Adapun segi ekonomi, kegemukan mengurangi produktivitas kerja, hari produktif, usia produktif dan meningkatk4n pengeluaran kesehatan (Hardinsyah, 2007 dalam Humayrah, 2009) Pada wanita dewasa terdapat juga beberapa factor yang mempengaruhi peningkatan berat badan Seperti pada saat menstruasi, kehamilan dan menyusui, penggunaan alat kontrasepsi, pola makan, dan kehamilan. Pemakaian kontrasepsi hormonal sangat terlihat disini.Menurut data kesehatan dunia WHO (World Healtd Organization) menjelaskan bahwa terjadi peningkatan angka pengguna alat kontrasepsi terutama kontrasepsi yang mempunyai efektifitas jangka panjang seperti Implant dan IUD tahun 2011 jumlah pengguna IUD sebanyak 35,7% meningkat pada tahun 2012 sebanyak 39,13% sedangkan implant tahun 2011 sebanyak 23,4% mcningkat pada tahun 2012 sebanyak26,l7% (WHO, 2013) Di Indonesia tahun 2Ol2 jumlah akseptor KB sebanyak 6.152.231 adapun jenis kontrasepsi yang gunakan adalah suntikan 2.949.633 (47,94%), Pll 1.649.256 (26,81yo),Imp1ant 527.569 (8,58%), kondom 462,186 (7.51%) IUD 459.177 (7,49%), MOW S7 .079 (1,42%) dan MOP 17,331 (O,28%) (BKKBN,2003)Propinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu 2007-2009 terlihat bahwa realisasi akseptor KB melebihi target yang telah ditetapkan, kecuali pada tahun 2008 dimana realisasi KB sebanyak 1,22.589 orang tidak mencapai target akseptor sebanyak 123.000 (BPS Sumbar, 2009). Sepanjang 2A07-2009 propinsi Sumatera Barat jumlah akseptor KB semakin meningkat menjadi 140.343 orang pada tahun 2009.Cara atau alat suntikan masih menjadi pilihan utama yakni sekitar 48,44Yo (67.975 orang) dari keseluruhan akseptor KB, sedangkan yang menggunakan pil, kondom, implant, IUD, dan MOW/MOP masing-masing sebanyak 18,86%, 74,98%,12,13%, 4,73% dan 0,86% (BPS Sumbar, 2009)Implant merupakan kontrasepsi bawah lrulit yang mengandung levonorgestrel yang di bungkus dalam kapsul silastik silicon (polidomenthyl silixone) yang berisi hormon golongan progesterone (sarwono 2013), keuntungan dari alat kontrasepsi implant adalah efektifitas tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), mudah dalam pemakaian tidak mengganggu pengeluaran ASI, hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan, selain itu implant juga mempunyai efek samping salah satunya adalah kenaikan berat badan per tahun antara 2,3kg-2,9kg, untuk penurunan rata-rata per tahun 1,6kg-1,9kg pada akseptor KB implant (Koes lrianto,2012).Di Puskesmas Lubuk Buaya terdapat 6 kelurahan yang memiliki akseptor KB aktif dengan jumlah total 16.326 yaitu Kelurahan Tunggul Hitam dengan 2613 (75%) KB akti{ Perupuk Tabing 3755 (75%), Bungo Pasang 2450 (75%), Pasia Nan Tigo 2120 (74,9Yo), Batang Kabung Ganting 27:85 (75yo), Lubuk Buaya 3102 (75%) dari data di atas kunjungan yang paling terbanyak adalah di Kelurahan Parupuk Tabing 3755 (75Yo) Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2014.Berdasarkan survey awal yang penulig lakukan di Puskesmas Lubuk Buaya Padang pada tanggal 20 April 2015 di dapatkan di antara 10 orang akseptor KB implant yang penulis wawancarai 6 di antaranya mengalami kenaikan berat badan > 3kg setelah pemakaian kontrasepsi implant, dan 4 orang dari akseptor KB implant tersebut tidak mengalami kenaikan berat badan.Dari permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul tentang Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Implant dengan Peningkatan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di RT 01 RW 08 Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2015.Tujuan PenelitianTujuan UmumMengetahui Hubungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Implant dengan Peningkatan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di RT 01 RW 08 Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2015Tujuan khusus.Diketahuinya Distribusi frekuensi pemakaian kontrasepsi di RT 01 RW 08 Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2015Diketahuinya Distribusi frekuensi peningkatan berat badan pada akseptor implant di RT 01 RW 08 Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2015Diketahuinya Hubungan pemakaian alat kontrasepsi implant dengan peningkatan berat badan pada akseptor implant di RT 01 RW 08 Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2015Manfaat PenclitianBagi penelitiPenelitian ini sangat berguna untuk menambahkan pengalaman dan wawasan dalam penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah di dapatkan selama kuliah.Bagi PuskesmasHasil penelitian di harapkan dapat memberikan masukan guna peningkatan pelayanan kontrasepsi implant demi terciptanya metode kontrasepsi efe}rif dan berjangka panjang.Bagi InstitusiHasil penelitian di harapkan dapat memberikan masukan guna peningkatan pelayanan kontrasepsi implant demi terciptanya metode kontrasepsi efektif dan berlangka paniang.Ruang Lingkup PenelitianDalam peneliti.an ini membahas hubungan pemakaian alat kontrasepsi implant dengan peningkatan berat badan pada akseptor keluarga berencana di RT 01 RW 08 Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2015. Populasi dari penelitian ini adalah akseptor KB di RT 01 RW 08 Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2015 yang berjumlah 114 orang dengan sampel setiap ibu (PUS) yang datang ke Puskesmas Lubuk Buaya pada saat penelitian. Desain penelitian yang di gunakan adalah survey analitik melalui pendekatan cross sectional yaitu dimana peneliti mengukur variabel independen yaitu peningkatan berat badan dan variable dependen kontrasepsi implant di kumpulkan pada wakru bersamaaan (Hidayat, 2011) data yang di kumpulkan adalah data primer. Data primer di kumpulkan meliputi data nama responden, data peningkata.n berat badan pada ibu pada pemakaian kontrasepsi implant yang di peroleh langsung dari respondenBAB IITINJAUAN PUSTAKABerat badanPengertian Berat BadanBerat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting yang digunakan sebagai ukuran laju pertumbuhan fisik, disamping itu berat badan digunakan sebagai ukuran perhitungan dosis obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai yaitu parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.Perubahan Berat BadanPerubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan dibagi menjadi:Berat badan meningkat atau naik jika hasil penimbangan berat badan lebih besar dibandingkan dengan berat badan sebelumnya.Berat badan menurun jika hasil penimbangan berat badan lebih rendah dibandingkar berat badan sebelumnya.Ada beberapa faktor yang memepengaruhi berat badan, diantaranya adalah:Kelebihan makananKegemukan hanya mungkin terjadi jika terdaapat kelebihan makanan dalam tubuh terutama bahan makanan sumber energi. Dengan kata lain, jumlah makanan yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh.Kekurangan aktifitas dan kemudahan hidupKegemukan dapat terjadi bukan hanya karena makanan berlebih, tetapi juga karena aktifitas fisik berkurang, sehingga terjadi kelebihan energi. Berbagai kemudahan hidup juga menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik, serta kemajuan tekhnologi diberbagai bidang kehidupan mendorong masyarakat untuk menempuh kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat.Faktor psikologisFaktor psikologis sering juga disebut sebagai faktor yang mendorong terjadinya obesitas. Gangguan emosional akibat adanya tekanan psikologis atau lingkungan kehidupan masyarakat yang dirasakan tidak menguntungkan. Saat seseorang merasa cemas, sedih, kecewa, atau tertekan, biasanya cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk mengatasi perasaan-perasaan tidak menyenangkan tersebut.Faktor geneticKegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita sering menjumpai orangtua gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula.Dalam hal ini faktor genetik telah ikut campur menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh yang berjumlah besar melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada bayi yang serlam ini di dalam kandungan. Maka tidak heran bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.Pola konsumsi makananPola makanan masyarakat perkotaan yang tinggi kalori dan lemak serta rendah serat memicu peningkatan jumlah penderita obesitas. Masyarakat diperkotaan cenderung sibuk, biasanya lebih menyukai mengkonsumsi makanan cepat saji, dengan alasan lebih praktis. Meskipun mereka mengetahui bahwa nilai kalori yang terkandung dalam makanan cepat saji sangat tinggi, dan didalam tubuh kelebihan kalori akan diubah dan di simpan menj adi I emak tubuh. (Soeharto,200 1 )KebudayaanBayi-bayi yang gemuk biasanya dianggap bayi yang sehat. Banyat orang tua yang berusaha membuat bayinya sehat dengan cara memberikan terlalu banyak susu, yang biasa diberikan adalah susu botol atau formula. Bayi yang terlalu gemuk dalam usia enam minggu pertama akan cenderung tumbuh menjadi remaja yang gemuk. Beberapa studi menunjukkan bahwa 80% dari anak-anak yang kegemukan akan tumbuh menjadi anak-anak dewasa yang kegemukan juga (Hutapea, 1994).Faktor hormonalMenurut hipotesa para ahli, Depo Medroxy Progetseron Acetat (DMPA) merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya (Hartanto, 2004).Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makanan tuletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makanan yaitu Hipotalamus Lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan), Hipotalamus Ventromedial (HVM) yang bertuigas menggerakkan nafsu makan (pemberian pusat kenyang). Dari hasil suatu penelitian didapat bahwa jika HL rusak atau hancur makan individu menolak untuk makan atau minum (diberi infus). Sedangkan kerusakan pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegernukan (Ndu'tadin, 2002). Pada penggunaan progesteron yang lama fiangka panjang) menyebabkan pertambahan berat badan akibat terjadinya perubahan anabolik dan stimulasi nafsu makan.Faktor lingkunganFaktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut cenderung untuk merijadi gemuk.Pengaruh KB hormonal lerhadap berat badanPemakaian kontrasepsi hormonal mempunyai efek samping utama yaitu perubahan berat badan. Faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan akseptor KB suntik adalah adanya hormon progesteron yang lnrat sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus. Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebrhan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak (Mansjoer, 2003).EtiologiKenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormone progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya dapat menyebabkan berat badan bertambah.KontrasepsiPengertian KontrasepsiKontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Sarwono, 2009). Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada (Sarwono, 2009).Pengertian keluarga berencana menurut UU.No 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), Pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum Sujiyatini, 2011)Tujuan program I(BTujuan program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas adalah untuk membina kemandirian dan sekaligus meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, serta pemberdayaan dan ketahanan keluarga terutama yang di selenggarakan oleh institusi masyarakat di daerah perkotaan dan perdesaan sehingga membudidaya dan melarnbaganya keluarga kecil berkualitas. Perlu di ketahui bahwa tujuan-tujuan tersebut berkaitan erat dan merupakan kolanjutan dari tujuan program KB tahun 1970 yaitu (Sujiyatini Arum 2011):Tujuan demografis berupa penurunan TFR tahun 2000 sebesar 50% dari kondisi, tahun 1970Tujuan filosofi berupa kelembagaan dan pembudidayaan norna keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS)Perencanaan kehamilan dan mencegah kehamilan yang belum di inginkanPengaturan jarak dan usia melahirkanPenggunaan kontrasepsi rasional, efektif efisien.Pelayanan KB bagi keluarga miskinKeterlibatan pria dalam perencanaan kehamilan dan keterlibatan pria dalam KBPenurunan kehamilan di kalangan PUS muda.Meningkatan status kesehatan perempuan dan anak.Pengaturan usia melahirkan yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tuaPengaturan jarak antara kehamilan.Peningkatan keterlibatan pria dalam kehamilan dan perawatan anak.Peningkatan menyusui eksklusifPencegahan dan perlindungan HIV dan AIDSMeningkatkan kesehatan dan kepuasan seksualKondom fungsi ganda (dual protection)Program universal precaution untuk pencegahan HIV dan AIDS dalam program KB.Penggunaan kontresepsi pada PUS yang ingin menunda anak pertama.Pelayanan terintegrasi dan deteksi dini kanker alat reproduksiManfaat Program Keluarga Berencana KBBerikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana (KB), yaitu :Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan.Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependuiukan. Program keluarga berencana nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu.Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan peningkatan kualitas penduduk.Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan kontrasepsi'Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak-hak asasi manusia dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan berkeluarga.Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang tangguh.Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga' antara lain:Manfaat Untuk Ibu:Mencegah kehamilan yang tidak diinginkanMencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibuMenjaga kesehatan ibuMerencanakan kehamilan lebih terprogramPerbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendet'Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anah beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.Manfaat Untuk Anak:Mengurangi risiko kematian bayiMeningkatkan kesehatan bayiMencegah bayi kekurangan giziTumbuh kembang bayi lebih terjaminKebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhiMendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimalManfaat Untuk Keluarga:Meningkatkan kesejahteraan keluargaHarmonisasi keluarga lebih terjagaImplantPengertian ImplantSusuk Implant adalah. suatu alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon (polydimethyl siloxane) yang berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam yang berfungsi untuk mencegah kehamilan (Febriana, 2014).Sedangkan menurut BKKBN implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (entur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).Jenis-Jenis ImplantNorplantTerdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 rnfi, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun psrtalna penggunaan, kemudian menurun sampai 30-35 mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai (Febriana, 2Ol4).ImplanonTerdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/ disposable, dengan panjang kira-kira 40 mn, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto- desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnjrh adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya (Febriana,2Al4\.Jadena dan lndoplantTerdiri dari 2 batang yang diisi dengan ?5 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.UniplantTerdiri dari I batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 pg per hari dan lama kerja I tahun.CapronorTerdiri dari I kapsul biodegradable. Biodegradable implant melepaskan progestin dari bahan pembawa/ pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misalnya pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implant dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 crn, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama keria 12 - 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah l0 kali lebih cepat dibandingkan.slastic.Cara Kerja ImplantMenghalangi terjadinya ovulasi .Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003).Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit .Mengentalkan lendir serviks, kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.Menghambat perkembangan siklis dari endometriumMenggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implantMengurangi transportasi sperma.Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma.Keuntungan dan Kerugian ImplantKeuntunganEfektivitas tinggiPerlindungan jangka panjang ( sampai 5 tahun )Mudah dalam PemakaianTidak menganggu kegiatan senggamaTidak mengganggu pengeluaran ASIKlien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhanPengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutanTidak membutuhkan pemeriksaan dalamTidak mengandung zat alrtif yang bersiko (bebas estrogen)Cara pcnggunanya mudahEkonomiKerugianImplant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatihGangguan pola haid.Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.Perubahan libido dan Berat BadanNyeri kepala, pusing, peningNyeri mamaeJerawatPerasaan mualAnoreksiaEfektifitas turun jika menggunakan obat-obatan tuberkolosis dan epilepsyTidak bisa melindungi dari IMSMembutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutanKontraindikasi Kehamilan atau disangka hamil.Penderita penyakit hati akut.Riwayat kanker payudaraKelainan jiwa (Psikis, neurosis).Penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus.Penyakit trombo emboli.Riwayat kehamilan ektopik.Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.Memakai obat-obatan untuk epilepsi / TBCIndikasiMerupakan metode kontrasepsi yang sesuai bagi wanita dengan kriteria scbagai berikut (Febriana, 2014). Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak tersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR.Wanita yang tidak boleh menggunakan pi1 KB yang mengandung estfogen.Usia reproduksi Perempuan pada usia reproduksi (20-30 tahun).Punya anak atau belumPostpartum atau menlrusuiPasca keguguranTekanan Darah < 1801110 mmHgWanita yang mengalami kesulitan untuk mempergunakan kontrasepsi barrier/ merasa kurang disiplin untuk minum pil setiap hari. Menghendaki penjarangan kehamilan jangka panjang (2 Tahun I lebih) atau telah mempunyai cukup anak sesuai keinginan, tetapi belum siap ikut program sterilisasiPasca persalinan dan tidak menyusuiTekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemie bulan sabit (sickle cell)Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogenEfektivitasMenurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < I per 100 wanita per tahun dalam tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode harrierEfektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah sedikit setelah 5 tahun, dan pada Tahun ke 6 kira-kira2,5-3o/o akseptor menjadi hamil.Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5 tahun tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6yo. Penyebabnya belum'jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya.Efek Samping dan PenanganannyaAmenorrhoePenyebabHymen imperforate, yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Keluhan pada kejadian ini biasanya mengeluh sakit perut tiap bulan. Hal ini bisa diatasi dengan operasiMenstruasi anovulatiore, yaitu rangsangan hormon-honnon yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid/ hanya sedikit. Pengobatannya dengan terapi hormoneAmenorrhoe sekunder, yaitu biasanya pada wanita yang pernah menstruasi sebelumnya. Penyebab amenorrhoe sekunder ini karena hipotensi, anemia, infeksi atau kelemahan kondisi tubuh secara umum stress Psikologis.Penyebab paling umum pada amenore adalah adanya kehamilan, maka perlu dilakukan tes kehamilan sebagai langkah awal dalam mengevaluasi gangguan tersebut. Untuk penegakan diagnosa dan pengobatan selanjutnya, maka perlu adanya evaluasi terhadap fungsi organ-organ yang terlibat dalam siklus menstruasi, yang meliputi uterus, ovariurn" hipofisis anterior, dan hipotalamus.Apabila tidik ada indikasi kehamilan maka ada 5 penyebab paling umum pada amenore sekunder, berdasarkan urutan prevalensinya adalah hypothalamic suppression (33%), chronic anovulation (28%), hyperprolactinemia (l 4%), ovarian fai lure (12%), and uterine disorders (7%)Penanganan:Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalall jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi (silfioktafiautami, 20I I).Perdarahan bercak (sepotting) ringanPenyebabKetidakseimbangan hormon dan diperkirakan karena kerja enzim plasmin yang terkonsentrasi di jaringan selaput lendir rahim. Enzim ini bersifat fibrinolitik (menghancurkan fibrin yang berguna untuk pembekuan darah) dan beban kerja (Hartanto, 2003). Perdarahan bercak juga diduga terjadi penurunan kadar estrogen prahaid. Perlu juga dipikirkan adanya polip servik, erosi porsio dan juga dapat disebabkan oleh insufisiensi korpus luteum (perdarahan terjadi karena menurunnya kadar estrogen), scdangkan pada masa pascahaid disebabkan oleh defisiensi estrogen, sehingga regenerasi endometrium terganggu (Baziad, 1992).Penanggulangan perdarahan menurut Prawiroharjo, 2003. Perdarahan/ spotting terus berlanjut/ setelah tidak haid, RamuR kemudian terjadi perdarahan, maka perlu di cari penyebab perdarahan. Informasikaa pada klien bahwa pendarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan.l siklus pil kontrasepsi kombinsi ( 30-35 mg etiniles-tradiol ), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), ataupun obat jenis lain. Jelaskan juga pada klien bahwa pemberian pil kontrasepsi hormonaldapat terjadi perdarahan. Jika terjadi perdarahan, obatilah penyebab perdarahan dengan cara yang sezuai, bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan, maka suntikan jangan di lanjutkan lagi. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan di tangani dengan pemberian 2 tablet pil kontra sepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari di lanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14- 2l hari. Bila perdarahan terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun kemudian terjadi perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan itu, bila ditemukan penyakit radang panggu atau penyakit akibat hubungan seksual, maka perlu diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat terus berlanjut.PenangananKontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama I siklus 1Ibuprofen (hingga 800mg 3kali sehari x 5 hari) Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.Pertambahan atau kehilangan berat badanBerat badan bertamah atau menurun secara cepat dalam beberapa bulan pertama pemasangan implant. Menurut penelitian depo-provera kenaikan per tahun antara 2,3k9-2,9kg, sedangkan untuk penurunan rata- rata pertahun 1,6kg-1,9kg.Hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak dan merangsang nafsu makan serta menurunkan aktivitas fisik, sehingga adanya implant dapat menyebabkan berat badan bertambah.EkspulsiCabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara. Susuk tidak akan berpindah pindah dari tempat insersinya, dan akan tetap berada di lokasinya sampai saatnya diangkat dan prosedur pemasangan selalu disertai pemberian anastesi lokal sehingga tidak akan timbul rasa sakit yang hebat. Infeksi pada daerah insersiLuka insisi dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci pakaian. Jangan membuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid ditempatnya sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5 hari). Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:Bersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implant dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik). langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien sangat kurangCuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabr.ltan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukupPakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau di DTT (Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silangSiapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangarl pencabutan implan.Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan, dan sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang alau merendam jarum dan alat suntik, isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama l0 menit; kemudian bilas segera dengan air bersih-Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutupDengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa, kapas, dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5ys. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar (silfi Oktafia Utami, 201l)Waktu pemasangan ImplantSewaktu haid berlangsungSetiap saat asal diyakini klien tidak hamilBila menyusui . 6 minggu-6 br.rlan pasca salinSaat ganti cara dari metode yang lainPascakeguguranProsedur Pemasangan dan Pelepasan ImplantProsedur PemasanganTerhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor betul-betul mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakai dan berikan informed cansent untuk ditanda tangani oleh suami istri.Persiapan alat-alat yang diperlukan :Sabun antisepti.cKasa sterilCairan antiseptic (betadine)Kain steril yang mempunyai lubangObat anestesi localSemprit dan jarum suntikTrokar no. l0Sepasang sarung tangan sterilSatu set kapsul norplant (6 bulan)l0) Scalpel yang tajam.Teknik pemasanganTenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabunPasien dibaringakan di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan di atas meja kecil di samping tempat tidur pasien.Daerah tempat pemasangan (lengan kiri atas) dicuci denagan sabun antiseptic kemudian diberi cairan antiseptic.Daerah tempat pemasangan implant di tutup dengan kain steril yang berlubang.Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan sikuSetelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajamTroika dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit.Kemudian kapsul dimasukan kedalam trojkar dan dido:ong dengan plunger sampaim kapsul terletak dibawah kulit.Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul keenam. Keenam kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunanya seperti kipas.Setelah semua kapsul berada dibawh kulit, troikar ditarik pelan-pelan keluar.Control luka apakah ada perdarahan atau tidak.Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian diplester, umumnya tidak diperlukan jahitan.Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 4 hari dan datang kembali jika ada keluhan-keluhan yang menggangguProsedur Pencabutan I EkstraksiAlat-alat yang diperlukanSelain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul implant diperlukan satu forceps lurus dan satu forceps bengkok.Tentukan letak posisi kapsul implant (kapsul 1-6) kalau perlu kapsul didorong kearah tempat insisi akan di lakukan.Daerah insisi didisinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berlubang.Lakukan anastesi local, jangan menyuntikkan anastesi local di atas Implant karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari letak implantnya. Kemudian lakukan insisi selebar lebih kurang 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul implant.Forsep dimasukkan melalui lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan ke arah ujung forceps. Forceps dibuka" lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps Kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalau perlu dapat dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan disekitarnya. Dalam hal ini lakukanlah insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pe1an sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar.Lakukanlah prosedur ini berturut-turut untuk mengeluarkan kapsul lainnya. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul implant terjadi perdarahan, hentikanlah perdarahan terlebih dahulu umpama dengan menekan daerah yang berdarah tersebut dengan kain kasa steril.Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak di jumpai lagi perdarahan, tutuplah luka insisi dengan kasa steril, kemudian diplester.Umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit, apabila akseptor ingin dipasang implant yang baru ini dapat segera dilakukan.Nasehati pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam keadaan bersihselama lebih kurang 4 hari(Sumber: Sarwono Prawirohardjo, 2008 dan KB dan dr.Hanafi Hartanto.2004)Selain itu Sampai saat ini dikenal 4 carapencabutan implant :Cara POP - OUT (Darney, Klaise dan Walker), merupakan teknik pilihan bila memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah untuk mengerjakannya. Dorong ujung proksimal "kapsul" (arah bahu) ke arah diistal dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara jari telunjuk menahan bagian tengah "kapsul", sehingga ujung distal kapsul menekan kulit.Cara standard, jepit ujung distal "kapsul" dengan klem mosquito, sampai kira-kira 0,5 -1 cm dari ujung kiemnya, masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada posisi 180 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke dagu akseptor. Bersihkan jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan kapsul dengan skalpet atau kasa steril sampai "kapsul" terlihat dengan jelas. Tangkap ujung "kapsul" yang sudah terlihat dengan klem orile lepaskan klem mosquito dan keluarkan "kapsul" dengan klem orile.Cara U, Teknik ini dikembangkan oleh Dr Untung prawiroharjo dari semarang dibuat insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal "kapsul" di antara kapsul ke-3 dan kapsul ke-4. "kapsul" yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di pmping "kapsul". "kap$ul" dipegang dengan klern (Norplant holding forceps) kurang lebih 5 mm dari ujung distalnya. Kemudian klem diputar ke arah pangkal lengan atas I bahu akseptor sehingga "kapsul terlihat di bawah lubang insisi dan dapat dibersihkan dari jaringan- jaringan yang menyelubunginya dengan memakai skalpel untuk seterusnya dicabut keluar.Cara Tusuk "Ma", Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari Denpasar memakai alat bantu kawat atau jari roda sepeda satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5-0,?5 cm dengan sudut 90 dan diperkecil serta diruncingkan, sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu bidang dengan lengkungan runeing tadi dan dipakai untuk pegaogan operator setelah "kapsul" dijepit dengan pinset atau klem afieri, jaringan ikat dibersihkan dengan pisau sampai. "kapsul" tampak putih. Kemudian alat tusuk "ma" ditusukkan pada "kapsul" serta terus diikat keluar. Berikan anestesi lagi bila diperlukan untuk mengeluarkan implant yang lain.Kerangka konsepVariable independen Variabel dependenPeningkatan berat badan Pemakaian Kontrasepsi implantGambar 2,1kerangka konsep variable independen dan dependenHipotesaHipotesa merupaka jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Hipotesa berfungsi untuk menentukan kearah pembuktian, artinya hipotesa ini merupakan pernyataan yang harus di buktikan(notoadmojo,20 1 0)Ha : Ada hubungan pemakaian alat kontrasepsi implant dengan peningkatan berat badan pada akseptor keluarga berencanaHo : Tidak ada hubungan pemakaian alat kontrasepsi implant dengan peningkatan berat badan pada akseptor keluarga berencana.Definisi opresionalNoVariabelDefinisi operasionalAlat ukurCara ukurHasil ukurSkala ukurPeningkatan berat badan Perubahan peningkatan berat badan pada akseptor KB implant, dinilai dari BB sebelumnya dan saat pemakaian alat KB implant Timbang berat badan Wawancara BB sebelum pemakaian KB implant.Observsi peningkatan BB sekarang setelah pemakaian implant yaitu Peningkatan berat badan > 2Peningkatan berat badan < 2 kg Meningkat apabila peningkatan BB > 3 kbTidak meningkat apabila peningkatan BB < 2 KgOrdinal Pemakaian kontrasepsi implant Suatu pilihan yang dilakukan oleh akseptor KB aktif dalam pemilihan alat kontrasepsi implant Pertanyaan Dengan mengisi kuesioner masing-masing dengan jawaban Iya : 2Tidak : 2Memakai apabila memakai kontrasepsi implant Tidak memakai apabila tidak memakai kontrasepsi implant Nominal BAB IIIMETODE PENELITIANJenis penelitianJenis penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat analitik denganrancangan penelitian cross sectional yaitu dimana peneliti mengukur variable independen yaitu kontrasepsi implant dan variable dependen peningkatan berat badan, dikumpulkan pada waktu bersamaan (hidayat,20l1)Tempat dan waktu PenelitianPengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus di RT 01 RW 08 Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 Populas dan SampelPopulasiPopulasi dalam'irenelitian ini adalah seluruh ibu akseptor KB aktif yang ada di RT 01 RW 08 Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 dengan jumlah populasi 114 orang SampelSampel adalah'sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi(notoatmojo,2010). Penelitian ini di ambil dengan menggunakan rumus:Keterangan :Keterangan : N : Besar populasin : Besar sampeld : Tingkat kepercyaan yang diinginkan ( 0,1 )Maka jumlah sampel :n = 53,27n = 53 orang Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 53 orang. Pengambilan di lakukan dengan cara accidental sampling dimana setiap ibu (PUS) yang datang ke Puskesmas Lubuk Buaya pada saat penelitian.Dengankriteria:Ibu bersediaDatang kepuskesmas lubuk Buaya pada saat penelitian.Ibu akseptor KB yang telah menggunakan KB implant selama 6 bulan.Ibu peningkatan berat badan sebelum pemakaian alat KB implant.Jenis Dan Teknik Pengumpulan DataJenis dataPrimerData yang di kumpulkan adalah data primer. Data primer di kumpulkan meliputi data nama responden, data peningkatan berat badan pada akseptor keluarga berencana pada pemakaian kontrasepsi implant yang di peroleh langsung dari responden yaitu ibu akseptor KB aktif di RT 01 RW 08 Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015. Sekunder Merupakan data yang diperoleh langsung dari responden. Data di kumpulkan denan menggunakan dalam bentuk pertanyaan yang berkaitan dengan peningkatan berat badan pada akseptor keluarga berencana pada pemakaian kontrasepsi implant di RT 01 RW 08 Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan instrument berupa format panduan wawancara dan timbangan berat badan. Pengumpulan data di lakukan pada semua akseptor KB implant yang ada di RT 01 RW 08 Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2015 dengan melakukan penimbangan berat badan pada ibu akseptor KB implant dan wawancara dengan ibu yang memakai KB Implant Perubahan berat badanData tentang perubahan berat badan ibu akseptor KB aktif dalam penelitian ini di peroleh melalui penimbangan BB sekarang dan yang lalu diperoleh dengan menanyakan BB sebelum yang menggunakan alat KB dengan bantuan format panduan wawancara. Pemilihan Kontrasepsi implantData tentang pemilihan kontrasepsi implant di peroleh dengan menggunakan pertanyaan mengenai alat KB yang di gunakan oleh responden ,dan berapa lama pemakaian kontrasepsi tersebut.Teknik Pengolahan DataData diolah secara SPSS, setelah data terkumpul kemudian di olah dengan langkah-langkah sebagai berikut :Pemeriksaan data (editing)Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isisan formulir atau kuesioner.Pengkodean data (coding)Memberikan kode jawaban dengan angka pada setiap pertanyaan dalamformat wawancara untuk mempermudah dalam mengolah data.(Menggunakan implant)Iya: 1(Tidak menggunakan implant)Tidak : 0(Meningkat= >3kg)(Tidak meningkat=