bab 1 aqiqah kurban online

Upload: fy-ferdiansyah

Post on 09-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skripsi kurban online

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKedudukan manusia sebagai mahkluk sosial mendorong manusia untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi antar sesamanya guna bertahan hidup. Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata secara lisan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, namun adakalanya komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan yang menunjukan sikap tertentu, seperti senyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu dan gerak badan lainnya. Komunikasi dengan cara demikian itu disebut dengan komunikasi nonverbal.Komunikasi yang terjadi dalam hubungan antar manusia berkembang mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah. Pada abad 19 teknologi komunikasi mulai berkembang dengan pesat, hal ini ditandai dengan ditemukannya teknologi telegram, radio, hingga telepon. Pada akhir abad 20 manusia berhasil menciptakan teknologi baru yang merupakan gabungan berbagai macam teknologi komunikasi yang ada, yaitu internet. Ditemukannya teknologi-teknologi telekomunikasi tersebut mampu merubah secara total cara manusia berkomunikasi dimana komunikasi tidak lagi terhambat oleh jarak dan waktu.Internet merupakan kependekan dari Interconnection Networking. Pengertian dari internet itu sendiri secara harfiah adalah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Media penghubung tersebut bisa berupa kabel, kanal satelit maupun frekuensi radio sehingga komputer-komputer yang saling terhubung tersebut dapat saling berkomunikasi. Setiap komputer yang terhubung dengan jaringan tersebut diberikan sebuah nomor yang unik dan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dengan menggunakan bahasa komunikasi yang sama. Bahasa komunikasi yang sama ini disebut protocol. Protocol yang digunakan di internet adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol). Dewasa ini berkembangnya globalisasi informasi sangat pesat antara lain ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi, sistem komunikasi, dan sistem transaksi elektronik yang semakin meluas dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia. Kemajuan tersebut merubah cara jual beli dari langsung bertatap muka menjadi jual beli melalui internet yang tidak perlu untuk bertatap muka secara langsung, inilah yang disebut dengan transaksi secara elektronik.Internet telah mengkonstruksi dunia maya yang sebenarnya dalam praktiknya disini menjadi dunia tanpa batas yang dapat dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapapun. Manusia disediakan ruang sebebas-bebasnya untuk dapat menggunakannya. Pesatnya perkembangan atau kemajuan teknologi melalui media internet khususnya berbagai jenis transaksi, misalnya jual beli yang biasa disebut dengan e-commerce, baik itu dalam pemesanan barang atau jasa.[footnoteRef:1] [1: Abdul Wahid, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), Bandung: Refika Aditama 2005, hlm. 31 ]

Hal ini dapat memudahkan orang dalam melakukan proses transaksi. Transaksi elektronik pada dasarnya muncul dari suatu perjanjian. Pengertian perjanjian adalah hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.[footnoteRef:2] [2: RM. Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum ( Suatu Pengantar ), Yogyakarta, Liberty, 1988, hlm 97.]

Pada pasal 2 Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) ini juga memperjelaskan mengapa orang sudah banyak tertarik terhadap transaksi elektronik karena dalam pasal 2 memperjelaskan bahwa. Undang-undang ini berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini, baik yang berada di wilyah hukum Indonesia dan/atau diluar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.Orang yang bergerak didalam bidang penjualan barang atau jasa banyak mempromosikan melalui media internet. Melalui kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi ini, para pihak banyak melakukan kegiatan dengan cara seperti ini, tetapi disamping ada kemudahan itu banyak dari para pihak menyalahgunakan teknologi ini.Penjualan di media internet sangat berkembang pesat karena memberikan kemudahan kepada setiap orang untuk melakukan transaksi tersebut. Orang dapat membeli suatu barang tanpa perlu pergi keluar rumah dan tidak perlu bertemu dengan pihak yang menjual barang.Pada perkembangannya jual beli melalui media internet ini telah merambah kepada dunia Fiqh Ibadah, salah satu contohnya adalah jual beli hewan qurban dan aqiqah melalui media internet seperti yang terlihat di Amanah aqiqah dan qurban yang beralamat di Jl Mesijid Al-Anfal no 85, Koja, Jakarta.Jika kita lihat dari sisi baiknya dalam masyarakat, penjualan hewan qurban yang dilakukan media internet ini dapat dilakukan dengan proses mudah dan cepat, serta tidak memakan biaya banyak, sedangkan sisi buruknya penjualan hewan qurban melalui media internet ini rentan menimbulkan berbagai macam persoalan hukum yang tidak sesederhana yang dibayangkan. Persoalan-persoalan tersebut dapat berupa sah atau tidaknya pelaksanaan qurban melalui media internet ini, pelaksanaan kontrak, sampai dengan wanprestasi yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain.Segala perjanjian yang muncul dalam kegiatan electronic commerce sebelum disahkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 menggunakan ketentuan-ketentuan KUHPerdata, dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) ini maka telah terbentuk suatu perangkat hukum khusus yang mengatur ketentuan-ketentuan yang mengakomodasi perdagangan melalui media internet sehingga segala bentuk perjanjian-perjanjian jual beli yang dibuat dengan media internet tunduk pada hukum perjanjian dan undang-undang tersebut.Melihat mengenai penulisan skripsi yang berjudul: Perjanjian Jual Beli Melalui Media Internet Dihubungkan Dengan Undang Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik oleh Annisa Puspa Handayani NPM AXO.04.694 sebagai tinjauan mengenai penulisan ini.Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul:TINJAUAN YURIDIS TERHADAP JUAL BELI ONLINE KAMBING AQIQAH DAN QURBAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN SYARAT-SYARAT AQIQAH DAN QURBAN DIKAITKAN DENGAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIKB. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan-permasalahan sebagai berikut:1. Bagaimana status Qurban dan Aqiqah yang dilakukan melalui media internet menurut Hukum Islam?2. Bagaimana akibat hukum bila dalam jual beli secara online hewan qurban dan aqiqah tersebut terjadi wanprestasi ditinjau dari Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik?C. Tujuan PenilitianTujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Mengetahui dan menganalisis status jual beli hewan qurban yang dilakukan secara online menurut Hukum Islam.2. Mengetahui dan menganalisis akibat hukum apabila terjadi wanprestasi menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

D. Kegunaan PenelitianDari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan-kegunaan sebagai berikut:1. Kegunaan teoretis, yaitu dapat memberikan masukan untuk pengembangan ilmu hukum, baik itu bagi hukum perdata, hukum informasi dan transaksi elektronik maupun perkembangan hukum islam itu sendiri dalam pengembangannya.2. Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyrakat, baik bagi para pihak yang melakukan transaksi jual beli melalui media internet, bank sebagai pihak penyalur dana serta provider internet selaku pihak yang menyediakan jasa layanan internet.

E. Kerangka PemikiranIndonesia adalah Negara hukum dan bukan Negara agama namun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang begitu kental dengan nilai-nilai ketuhanan. Thomas Aquinas menguraikan bahwa dunia ini diatur oleh tatanan ketuhanan, seluruh masyarakat dunia ini diatur oleh akal ketuhanan. Hukum ketuhanan adalah hukum yang tertinggi ,pendapat Thomas Aquinas ini juga tersirat dalam Pancasila, pembukaan UUD 1945, dan Batang tubuh UUD 1945 amandemen ke IV.Sebagai dasar Negara, Pancasila juga tercantum dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional dan ideologi Negara. Pancasila sebagai pandangan hidup Negara Indonesia merupakan pedoman tingkah laku bagi setiap warga Negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar Negara pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga peraturan hukum yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut, sila-sila dalam pancasila beserta butir-butirnya merupakan sumber nilai kehidupan bagi bangsa Indonesia, dalam sila I pancasila yang menyatakan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan wujud kepercayaan Negara kepada Tuhan Yang Maha EsaPada UUD 1945 terdapat pada Bab XI yang mengatur tentang agama, Bab ini hanya terdiri dari pasal 29 ayat (1) dan ayat (2). Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 menyatakan Bahwa :Negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan demikian agama dijadikan landasan moral dan etika dalam pergaulan masyarakat.

Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa :Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama kepercayaannya itu.

Merupakan kehendak Allah SWT, bahwa manusia diciptakan dalam bingkisan sosial, dimana manusia dituntut untuk berinteraksi. Oleh karenanya harus menyadari akan keterlibatan orang lain dalam suatu kehidupan ini, dan mencapai tujuan hidup yang lebih maju.[footnoteRef:3] [3: Hamzah Yakub, Kode etik dagang menurut Islam (Pola Pembinaan Hidup Dalam Berekonomi), cet 1 Bandung, Diponegoro, 1984, hlm,13-14]

Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini memiliki sisi keunikan tersendiri dimana ajaran tersebut tidak hanya bersifat komperehensif tapi juga bersifat universal. Komprehensif berarti mencakup semua sisi kehidupan, baik ritual, ataupun sosial. Sedangkan universal bisa diterapkan kapan saja, hingga hari akhir.Landasan ajaran Islam Al Quran dan Al Hadits memiliki daya jangkau dan daya atur yang secara universal dapat dilihat dari sisi teksnya yang selalu pas untuk di implementasikan dalam kehidupan sekarang ini, misalnya daya jangkau dan daya atur dalam masalah perekonomian. Dalam hal ini ekonomi maupun bidang-bidang ilmu lainnya tidak luput dalam kajian Islam, yang bertujuan untuk menuntun manusia agar selalu tetap berada dijalan Allah SWT jalan kebenaran dan keselamatan.Salah satu aspek yang menjadi perhatian Islam adalah aspek ekonomi. Allah SWT telah memberikan perintah kepada umat manusia agar dalam memperoleh harta dilakukan dengan cara yang benar, bukan dengan cara yang batil. Bahkan Islam mencegah setiap bentuk perekonomian yang mengandung unsur paksaan.Kehidupan bermasyarakat antara seseorang dengan orang lainnya sering terjadi hubungan dagang baik itu sifatnya jual beli biasa, baik untuk keperluan produksi maupun untuk keperluan konsumsi, dalam agama islam hubungan ini termasuk dalam bidang muamalah, muamalah adalah peraturan mengenai hubungan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bidang tukar menukar benda dan sesuatu yang mempunyai kegunaan dengan cara tertentu, bidang lain dari muamalat antara lain, jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam pemberian/wakaf, dan lainnya yang berkaitan dengan hidup manusia.Jual beli menurut bahasa adalah menukar sesuatu dengan sesuatu. Atau memiliki suatu harta dengan harta. Secara syariyah, jual beli didefinisikan sebagai pertukaran sesuatu yang berharga dengan sesuatu yang berharga sebagai proses kepemilikan yang didasari saling ridla. Kata jual beli dalam bahasa Arab diistilahkan dengan bai dan syirak dapat dipergunakan secara timbal balik. Keduanya merupakan kata sinonim diantara pengertian yang kontradiktif.Sementara dalam terminologi adat membeli diartikan mengambil suatu barang dengan harta tertentu, karena penjual menyerahkan barang yang ingin dijualnya dan pembeli menyerahkan uang sesuai harga yang telah disepakati diantara mereka berdua. Dan ketika jual beli itu terjadi sesuai dengan metode dan pola yang dihalalkan oleh Allah SWT. Maka kepemilikan uang itu berpindah kepada penjual dan kepemilikan barang itu beralih kepada pembeli.Menjual sendiri diistilahkan juga dengan ijab qabul didalam dua harta yang didalamnya tidak terkontaminasi nilai-nilai kesukarelaan sehingga dikecualikan pemberian. Dalil disyariatkannya ijab qabul adalah firman Allah SWT.Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian. (An-Nisa:29).

Sementara dalil disyariatkannya jual beli adalah sebagai berikut:Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (Al-Baqarah:27

Beberapa ketentuan As-Sunnah yang juga dapat dijadikan dasar umum dalam amalan jual beli:[footnoteRef:4] [4: Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2002, hlm 86-87.]

1. Ada seorang lelaki dari kalangan Anshar yang datang menemui Nabi saw dan ia meminta sesuatu kepada beliau. Beliau bertanya kepadanya,Apakah di rumahmu tidak ada sesuatu? Lelaki itu menjawab,Ada. Dua potong kain, yang satu dikenakan dan yang lain untuk alas duduk, serta cangkir untuk meminum air. Beliau berkata,Kalau begitu bawalah kedua barang itu kepadaku. Lelaki itu datang membawanya. Rosulullah saw bertanya,Siapa yang mau membeli barang ini? Salah seorang sahabat beliau menjawab,Saya mau membelinya dengan satu dirham. Beliau bertanya lagi,Ada yang mau membelinya dengan harga yang lebih mahal? Beliau menawarkannya hingga dua atau tiga kali. Tiba-tiba salah seorang sahabat beliau yang lain berkata,Aku mau membelinya dengan harga dua dirham. Maka beliau memberikan kedua barang itu kepadanya. Beliau mengambil uang dua dirham itu dan memberikannya kepada lelaki Anshar tersebut. Beliau berkata,Gunakanlah yang satu dirham untuk membeli makanan dan berikan kepada keluargamu. Lalu gunakan yang satu dirham lagi untuk membeli kapak, lalu bawa kapak itu ke hadapanku. Lelaki itu pun pergi dan kembali lagi dengan membawa sebilah kapak. Nabi menggunakan kapak itu untuk membelah kayu dengan tangan beliau sendiri, lalu beliau berkata,Pergi lalu carilah kayu bakar, lalu juallah. Jangan perlihatkan dirimu selama lima belas hari! Lelaki itu pun pergi mencari kayu bakar dan menjualnya(HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa`i, dan at-Tirmidzi)

2. Jika anda menjual sesuatu, maka katakanlah kepada pembelinya ambillah-ambillah dan tidak ada tipu menipu dalam agama(HR. Tirmidzi)

3. Barang siapa menjual sesuatu secara salam, hendaklah melakukannya dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula,sampai batas waktu tertentu(HR. Bukhari dan Muslim )

4. Dari Anas Ra., dia berkata, Rasulullah saw menjual sebuah pelana dan sebuah mangkok air dengan berkata siapa yang mau membeli pelana dan mangkok ini? Seorang laki-laki menyahut, aku bersedia membelinya seharga satu dirham. Lalu Nabi berkata lagi, siapa yang berani menambahi? Maka diberi dua dirham oleh seorang laki-laki kepada beliau, lalu dijuallah kedua benda itu kepada laki-laki tadi (HR. Tirmidzi )

Dengan memperhatikan hadits diatas dapat dipahami bahwa Rasulullah Saw, memperbolehkan jual beli secara baik dan benar,tetapi melarang jual beli secara batil atau penipuan, dibolehkan pula jual beli secara salam, dengan syarat barang tersebut sudah terang sifatnya, masih ada dalam tanggung jawab si penjual dengan harga yang jelas, ketentuan ini semua merupakan ketentuan pokok dalam jual beli maka dapat di katakan bahwa dalam setiap jual beli harus terpenuhi ketentuan-ketentuan tersebut.Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya ialah faktor teknologi dan informasi. Negara yang mampu mempergunakan dengan baik perkembangan teknologi dan informasi akan memperoleh keuntungan lebih dibandingkan negara yang tidak mempergunakanya. Pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat dunia, mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan public, membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang pemanfaatan dan penggunaan teknologi informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab serta memberikan rasa amam, keadialan, dan kepastian hukum pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.Salah satu contoh teknologi yang memberikan pengaruh luar biasa terhadap bidang ekonomi adalah teknologi internet. Dengan menggunakan internet, kegiatan transaksi jual beli dapat menjadi lebih efektif dan efisien karena pihak penjual dan pembeli tidak harus bertemu secara langsung. Pihak penjual cukup menawarkan barang atau jasa yang ditawarkannya melalui internet, demikian pula pihak pembeli cukup melihat barang yang ingin dibelinya melalui internet, dengan demikian ruang lingkup dalam transaksi jual beli melalui internet berskala global karena tidak lagi dibatasi oleh batas-batas Negara.Secara umum pengertian dari electronic commerce dapat diartikan sebagai berikut :1. Electronic Commerce is a dynamic set of technologies, and business process that link enterprises, consumers, and communities through electronic transaction and the electronic exchange of goods, services, and information.[footnoteRef:5] [5: Baum, David, Business Links, Oracle Megazine, No. 3 Vol.XII,May/June.1999, hlm. 36-44 ]

(Perdagangan elektronik adalah suatu rangakaian teknologi yang dinamis dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan masyarakat melalui transaksi elektronik untuk melakukan pertukaran barang, jasa dan informasi)2. Electronic Commerce is an emerging concept that describe the buying and selling product, services, and information via computer network including the internet.[footnoteRef:6] [6: Turban, E., Information Technology for Management, New York, second edition;John Wiley and sons, 1999, hlm.211 ]

(Perdagangan elektronik adalah suatu konsep yang timbul dari penggunaan komputer yang melibatkan internet sebagai sarana jual beli barang, jasa, dan informasi.Seperti dijelaskan pada Pasal 18 ayat 1 UU ITE yaitu transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak elektronik mengikat para pihak. Ini menjelaskan bahwa setiap orang yang melakukan transaksi elektronik dan membuat perjanjian yang dituangkan dalam dokumen kontrak mengikat bagi kedua belah pihak.Pengertian atau definisi jual beli juga dapat kita lihat pada Pasal 1457KUH Perdata, yaitu suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa:a. Terdapat dua pihak yang saling mengikatkan dirinya yang masing-masing mempunyai hak da n kewajiban yang timbul dari perikatan jual beli tersebut.b. Pihak yang satu berhak untuk mendapatkan/menerima pembayaran dan berkewajiban menyerahkan suatu kebendaan, sedangkan pihak lain nya berhak atsa mendapatkan/menerima suatu kebendaan dan berkewajiban menyerahkan suatu pembayaran.c. Hak bagi pihak yang satu merupakan kewajiban bagi pihak lain nya, begitupun sebaliknya, kewajiban pihak yang satu merupakan hak bagi pihak lainnya.d. Bila salah satu hak tidak terpenuhi atau kewajiban tidak dipenuhi oleh salah satu pihak, maka tidak akan terjadi perikatan jual beli[footnoteRef:7]. [7: R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: P.T. Citra Aditya Bakti, 1995, hlm.3]

Akan tetapi acapkali kepentingan-kepentingan itu berlainan bahkan ada yang bertentangan, sehingga dapat menimbulkan pertikaian yang mengganggu keserasian hidup bersama. Menurut Mochtar Kusumaatmadja dalam bukunya Pengatar Ilmu Hukum, yaitu[footnoteRef:8] : [8: Mochtar Kusumaatmadja dan Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Buku I, Bandung: Alumni, 2000, hlm 14]

hukum sebagai aturan-aturan hidup yang mengatur hubungan antar manusia yang hidup bersama dalam satu kumpulan manusia dan masyarakat, dan kerenanya aturan- aturan itu mengikat mereka karena mereka sepakat untuk tunduk atau terikat oleh aturan- aturan itu

Hukum positif di Indonesia mempunyai aturan tentang hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan benda, dan lain sebagainya dengan maksud agar tidak terjadi gesekan- gesekan dalam menjalankan kehidupan. Menurut Hukum Perdata, perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang terletak di dalam lapangan harta kekayaan, dimana pihak lainnya wajib memenuhi prestasi itu.Qurban artinya dekat dalam istilah syarak artinya mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menyembelih binatang dengan niat tertentu, dalam waktu tertentu pula. Pada tiap-tiap tahun umat Islam diperintahkan oleh Allah SWT untuk melakukan Qurban, yaitu berhampir diri kepadanya dengan melakukan pemotongan binatang-binatang ternak yang paling dicintai dan disayangi.[footnoteRef:9] [9: H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung: 1992, hlm 437]

Adapun perintah suci ini, ialah untuk mengikuti perbuatan Nabi Ibrahim as yang telah melakukan korban terhadap anak yang dicintainya, Nabi Ismail as. Beberapa ketentuan dalam Al-Quran yang dapat dijadikan dasar bagi perintah Qurban tersebut.[footnoteRef:10] [10: Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi, Riyadh: Daarut Tsariya, 2002, hlm 13-14.]

1. Terjemahan Quran Surat Al-Hajj ayat 34Dan bagi tiap-tiap umat kami jadikan tempat berkorban (supaya ia berkorban), agar mereka mengingat nama Allah SWT atas apa. Maka Tuhanmu itu ialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepadaNya kamu berserah diri dan berilah kabar gembira (hai Muhammad) orang-orang yang tunduk KepadaNya. (Al-Hajj:34)

2. Terjemahan Quran Surat Al-Kautsar ayat 2

Maka shalatlah karena rabbmu dan sembelilah qurban.

3. Terjemahan Quran Surat Al-Anam ayat 162

Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya shalatku, nusuku/ibadah qurbanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, aku diperintahkan seperti itu dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri

Makna nusuk dalam ayat di atas adalah menyembelih hewan. Demikian penjelasan dari Said bin Jubair. Ada pula yang menyatakan bahwa makna nusuk adalah semua bentuk Ibadah, salah satunya menyembelih hewan.Beberapa ketentuan As-Sunnah yang juga dapat dijadikan dasar umum dalam ibadah Qurban.[footnoteRef:11] [11: Ibid, hlm 15. ]

1. Nabi Muhammad SAW berqurban dengan dua ekor kambing kibasy yang berpenampilan sempurna. Beliau sembelih sendiri dengan tangannya. Beliau membaca bismillah, bertakbir dan meletakan salah satu kaki beliau pada lambung kambing tersebut. (HR. Bukhar dan Muslim)

2. Nabi Muhammad Saw tinggal di Madinah selama sepuluh tahun dan selalu berqurban (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Dalam pelaksanaan qurban ada beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan melaksanakan qurban tersebut, binatang yang hendak diqurbankan ialah yang tidak bercacat, seperti pincang, sangat kurus, putus telinga, putus ekornya.Binatang qurban harus berupa bintang ternak, yaitu onta, sapi, dan kambing, baik berupa kambing lokal maupun kambing domba dan telah berumur sebagai berikut:a. Domba yang telah berumur satu tahun lebih atau sudah berganti giginyab. Kambing yang telah berumur dua tahun lebihc. Onta yang telah berumur lima tahun lebihd. Sapi atau kerbau yang teah berumur dua tahun atau lebihAqiqah artinya rambut bayi atau rambut anak yang dicukur pada hari ketujuh dengan upacara memotong kambing. Adapun aqiqah itu sunat hukumnya tetapi sangat dituntut sekali oleh Nabi Muhammad SAW.[footnoteRef:12] [12: Op Cit, hlm 441.]

Tiap-tiap bayi itu tergadai dengan aqiqahnya, yang harus dipotongkan kambing pada hari ketujuh (dari hari lahirnya) dan digunting rambutnya pada hari itu serta diberi nama. (HR. Abu Daud)

Yang dimaksud dengan anak tergadaikan dalam hadits diatas tersebut adalah bahwa anak itu terlarang memberi syafaat, andaikata ia mati selagi kecil atau anak itu tergadai (tertahan) jiwanya dari pertumbuhan yang baik dan tertahan jiwanya menghadapi kebahagiaan dirinya sampai ia di aqiqahkan. Untuk anak laki-laki disunatkan memotong dua ekor kambing dan untuk anak perempuan cukup satu ekor kambing, seperti yang diriwayatkan dalam hadits:Untuk laki-laki dua ekor kambing yang sama besar dan untuk bayi yang perempuan seekor kambing (HR. Abu Daud).

F. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu sarana pokok pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi, hal ini karena penelitian bertujuanuntuk mengungkapkan kebenaran secara sistematik, metodelogis, dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisis dan kontruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.[footnoteRef:13] [13: Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 1.]

Metode Penelitian merupakan unsur yang mutlak dalam suatu penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan, dengan langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut:1. Metode Pendekatan Dalam penelitian akan digunakan metode penelitian dengan pendekatan yuridis normatif artinya penelitian dititik beratkan pada penggunaan bahan pustaka atau data sekunder, yang mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder dan tersier.[footnoteRef:14] Penelitian ini dilakukan dengan meneliti ketentuan-ketentuan mengenai jual beli hewan qurban melalui media internet dihubungkan dengan hukum islam dan ditunjang studi lapangan di PT Villa Domba Niaga yang beralamat di Desa Jatisari, Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, Jawa Barat. [14: Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, hlm. 52.]

2. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analistis, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan, menelaah dan menganalisis secara sistematis tentang suatu keadaan tertentu. Metode ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis, faktual secara akurat dari objek penelitian itu sendiri.[footnoteRef:15] [15: Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Galian Indonesia Jakarta, 1998, hlm. 97-98.]

3. Tahap PenelitianPenelitian ini dilakukan oleh penulis melalui tahap-tahap penelitian sebagai berikut :[footnoteRef:16] [16: Ibid, hlm.98.]

a. Penelitian Kepustakaan, yaitu dengan mencari, mengumpulkan dan mengkaji data sekunder yang terdiri dari:1) Bahan Hukum PrimerBahan Hukum Primer berupa peraturan perundang-undangan yaitu : a. Undang-Undang Dasar 1945.b. Hukum Islamc. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. d. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata2) Bahan Hukum SekunderBahan hukum Sekunder merupakan bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer. Penulis meneliti buku-buku ilmiah hasil karya dikalangan hukum yang ada relevansinya dengan masalah-masalah yang di teliti. 3) Bahan Hukum TersierBahan Hukum Tersier merupakan bahan-bahan acuan di dalam bidang hukum maupun di luar bidang hukum yang memberikan informasi penunjang bahan hukum primer dan sekunder maupun informasi penunjang lainya yang dapat digunakan dalam penulisan ini, misalnya :[footnoteRef:17] [17: Ibid, hlm. 12.]

a) Ensiklopediab) Artikel dari surat kabarc) Majalahd) Situs Internetb. Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mendukung data sekunder yang telah diperoleh yang memiliki korelasi dengan penelitian yang sedang dilakukan, yaitu dengan cara melakukan wawancara dengan pemilik Amanah Aqiqah dan Qurban untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.[footnoteRef:18] [18: Ibid,hlm. 98.]

4. Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan melalui :a. Penelitian Kepustakaan, yaitu dengan menelusuri dan menganalisis bahan pustaka yang berkaitan dengan E-commerce, Qurban, dan Aqiqah.b. Wawancara (interview) dilakukan secara langsung yang terdiri dari orang dan lembaga terkait dengan berpedoman pada pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu untuk memperoleh informasi berkaitan dengan penjualan hewan qurban dan aqiqah melalui media internet.5. Metode Analisis DataSetelah memperoleh data penunjang, penulisan skripsi ini dilakukan secara yuridis kualitatif. Disebut normatif karena bertitik tolak dari peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum positif, sedangkan disebut kualitatif dikarenakan data yang diperoleh, di analisisnya dengan tidak menggunakan rumus statistik.[footnoteRef:19] [19: Ibid, hlm. 99.]

6. Lokasi PenelitianLokasi pengumpulan data yang akan didatangi untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :a. Perpustakaan Meliputi :1) CISRAL (Centre of Information Scientific Resources and Library), Bandung.2) Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung.b. Instansi meliputi.1) Majelis Ulama Indonesia 2) Dewan Syariah Nasional