laporan kasus laparatomi apendiktomi

Upload: ladyseptiani

Post on 21-Feb-2018

382 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    1/24

    LAPORAN KASUS

    LAPARATOMI APENDIKTOMI PADA APENDISITIS AKUT

    DENGAN GENERAL ANESTESI INHALASI

    Disusun untuk memenuhi sebagian tugas kepaniteraan klinik bagian Anastesi di

    Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

    Disusun oleh :1. HILMA FITRIA NUR FAIZ 012106183

    2. LADY SEPTIANI 012106203

    Pembimbing :

    dr. Wi!"# S$!%#&$'S(.A!

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNI)ERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

    SEMARANG

    201*

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    2/24

    HALAMAN PENGESAHAN

    Nama : Hilma Fitria Nur Faiz

    Lady Septiani

    Fakultas : edokteran !mum

    !ni"ersitas : !ni"ersitas Islam Sultan Agung # !NISS!LA $

    %ingkat : Program Pendidikan Pro&esi Dokter

    'agian : Ilmu Anastesi

    (udul : Laparatomi Apendiktomi pada Apendi)itis Akut dengan

    *eneral Anestesi Inhalasi

    Semarang+ (uni ,-./

    0engetahui dan 0enyetu1ui

    Pembimbing epaniteraan linik

    'agian Ilmu Anastesi Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

    Pembimbing

    dr. Wi!"# S$!%#' S(. A!' KI+

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    3/24

    ,A, I

    PENDAHULUAN

    1.1 L$%$r ,-$/$!

    Apendisitis merupakan kasus nyeri perut yang sering ter1adi dan

    membutuhkan pengobatan operasi pada anak2anak dan de3asa di ba3ah umur /-

    tahun+ dengan pun)ak ke1adian pada usia dekade kedua dan ketiga yaitu usia .-2,-

    tahun4 Apendisitis merupakan kasus emergensi obstetrik yang paling sering pada

    3anita hamil+ ter1adi sering pada trisemester kedua.4

    Insiden apendisitis akut di negara ma1u lebih tinggi daripada di negara

    berkembang4 e1adian ini mungkin disebabkan akibat perubahan pola makan di

    Negara berkembang yang banyak mengonsumsi makanan berserat4 Di Amerika

    Serikat+ 1umlah kasus apendisitis dilaporkan oleh lebih dari 5-4--- rumah sakit tiap

    tahunnya4 Laki2laki memiliki rasio tinggi ter1adi apendisitis+ dengan rasio laki2

    laki:perempuan yaitu .+5:.+ dengan resiko seumur hidup apendisitis yaitu pada laki2

    laki 6478 dan 7498 pada perempuan.4

    Di Indonesia+ insiden apendisitis akut 1arang dilaporkan4 Insidens apendisitis

    akut pada pria ber1umlah ,5, sedangkan pada 3anita 1umlahnya ,.6 dari keseluruhan

    57- kasus4 Pada tahun ,--6+ insiden apendisitis mengalami peningkatan4 Hal inidisebabkan karena peningkatan konsumsi 1unk &ood; daripada makanan berserat4

    Apendisitis akut yang merupakan keadaan akut abdomen maka diperlukan

    tindakan yang segera maka ke)epatan diagnosis sangat diperlukan4 Diagnosis dapat

    ditegakkan dengan anamnesis+ pemeriksaan &isik dan pemeriksaan penun1ang4

    Pemeriksaan penun1ang yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium+

    !S*+ laparoskopi+ dan

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    4/24

    2.1 M$!$--! A!-&%-&i Pr-#(-r$%i4

    2.1.1 P-!i$i$! Pr-#(-r$%i4

    Sebelum dilakukan tindakan operasi sangat penting untuk dilakukan persiapan

    preoperasi salah satunya adalah kun1ungan terhadap pasien sebelum pasien dibedah

    sehingga dapat diketahui adanya kelainan di luar kelainan yang akan dioperasi4

    %u1uannya adalah:

    .4 0emperkirakan keadaan &isik dan psikis pasien

    ,4 0elihat kelainan yang berhubungan dengan anestesi seperti adanya ri3ayat

    hipertensi+ asma+ atau alergi #serta mani&estasinya baik berupa dyspneu maupun

    urtikaria$4

    >4 Ri3ayat penyakit pasien+ obat2obatan yang diminum pasien

    54 %ahapan risiko anestesi #status ASA$ dan kemungkinan perbaikan status praoperasi

    #pemeriksaan tambahan dan atau?terapi diperlukan$

    /4 Pemilihan 1enis anestesi dan pen1elasan persetu1uan operasi #informed consent$

    kepada pasien4

    74 Pemberian obat2obatan premedikasi sehingga dapat mengurangi dosis obat

    induksi>4

    un1ungan preoperati& dapat melihat kelainan yang berhubungan dengan anestesi

    seperti adanya ri3ayat hipertensi+ asma+ alergi+ atau de)ompensatio )ordis4 Selain itu

    dapat mengetahui keadaan pasien se)ara keseluruhan+ dokter anestesi bisa menentukan

    )ara anestesi dan plihan obat yang tepat pada pasien4 un1ungan preoperasi pada pasien

    1uga bisa menghindarkan ke1adian salah identitas dan salah operasi4 @"aluasi preoperasi

    meliputi history taking #A0PL@$+ pemeriksaan &isik+ dan pemeriksaan penun1ang seperti

    laboratorium+ @*+ !S*+ &oto thora+ dll4 Selan1utnya dokter anestesi harus men1elaskan

    dan mendiskusikan kepada pasien tentang mana1emen anestesi yang akan dilakukan+ hal

    ini ter)ermin dalam inform consent>4

    2.1.1.1 History Taking

    History takingbisa dimulai dengan menanyakan adakah ri3ayat alergi terhadap

    makanan+ obat2obatan dan suhu+ alergi #mani&estasi dispneu atau skin rash$ harus

    dibedakan dengan intoleransi #biasanya mani&estasi gastrointestinal$4 Ri3ayat penyakit

    sekarang dan dahulu 1uga harus digali begitu 1uga ri3ayat pengobatan #termasuk obat

    herbal$+ karena adanya potensi ter1adi interaksi obat dengan agen anestesi4 Ri3ayat

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    5/24

    operasi dan anestesi sebelumnya bisa menun1ukkan komplikasi anestesi bila ada4

    Pertanyaan tentang re"ie3 sistem organ 1uga penting untuk mengidenti&ikasi penyakit

    atau masalah medis lain yang belum terdiagnosis4

    2.1.1.2 Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan &isik dan history takingmelengkapi satu sama lain4 Pemeriksaan

    yang dilakukan pada pasien yang sehat dan asimtomatik setidaknya meliputi tanda2tanda

    "ital #tekanan darah+ nadi+ respiratory rate+ suhu$ dan pemeriksaan air3ay+ 1antung+ paru2

    paru+ dan system mus)uloskeletal4 Pemeriksaan neurologis 1uga penting terutama pada

    anestesi regional sehingga bisa diketahui bila ada de&isit neurologis sebelum diakukan

    anestesi regional4

    Pentingnya pemeriksaan air3ay tidak boleh diremehkan4 Pemeriksaan gigi geligi+

    tindakan buka mulut+ lidah relati& besar+ leher pendek dan kaku sangat penting untuk

    diketahui apakah akan menyulitkan dalam melakukan intubasi4 esesuaian masker untuk

    anestesi yang 1elek harus sudah diperkirakan pada pasien dengan abnormalitas 3a1ah

    yang signi&ikan4 0ikrognatia #1arak pendek antara dagu dengan tulang hyoid$+ in)isi"us

    ba3ah yang besar+ makroglosia+ Range of Motionyang terbatas dari Temporomandibular

    Joint atau "ertebrae ser"ikal+ leher yang pendek mengindikasikan bisa ter1adi kesulitanuntuk dilakukan intubasi trakeal4

    lasi&ikasi status &isik ASA bukan alat perkiraan risiko anestesi+ karena e&ek

    samping anestesi tidak dapat dipisahkan dari e&ek samping pembedahan4 Penilaian ASA

    diklasi&ikasikan men1adi / kategori4 ategori ke27 selan1utnya ditambahkan untuk

    ditu1ukan terhadap braindead organ donor. Status &isik ASA se)ara umum 1uga

    berhubungan dengan tingkat mortalitas perioperati&4 arena underlying diseasehanyalah

    satu dari banyak &aktor yang berkontribusi terhadap komplikasi perioperati&+ maka tidak

    mengherankan apabila hubungan ini tidak sempurna4 0eskipun begitu+ klasi&ikasi satus

    &isik ASA tetap berguna dalam peren)anaan mana1emen anestesi+ terutama teknik

    monitoring54

    %abel ,4. lasi&ikasi ASA

    elas I Pasien sehat tanpa kelainan organik+ biokimia+ atau psikiatri4

    elas II Pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang+ tanpa limitasi akti"itas

    sehari2hari4

    elas III Pasien dengan penyakit sistemik berat+ yang membatasi akti"itas normal4

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    6/24

    elas IB Pasien dengan penyakit berat yang mengan)am nya3a dengan maupun tanpa

    operasi4

    elas B Pasien sekarat yang memiliki harapan hidup ke)il tapi tetap dilakukan operasisebagai upaya resusitasi4

    elas BI Pasien dengan kematian batang otak yang organ tubuhnya akan diambil untuk

    tu1uan donor

    @ Cperasi emergensi+ statusnya mengikuti kelas I BI diatas4

    2.1.1.! Pemeriksaan Penun"ang

    Dasar dan luas )akupan pemeriksaan preanestesi tergantung pada umur pasien+ ada

    tidaknya kondisi )o2morbid saat ini+ sama seperti dasar dan luas dari prosedur bedah yang

    diren)anakan4

    %abel ,4, Pemeriksaan %ambahan yang Dibutuhkan

    P--ri/&$$! r5%i! I!di/$&i

    !rinalisis Pada semua pasien #periksa konsentrasi glukosa

    darah 1ika glukosa urine positi&$

    F'< Pada semua 3anita: pria E 5- tahun semua bedah

    mayor

    !reum+ 'eberapa pemeriksaan preanestesi berserta indikasinya:

    N# T-&% I!di/$&i

    . Darah Lengkap Anemia dan penyakit hematologik lainnya

    Penyakit gin1al

    Pasien yang men1alani kemoterapi

    , !reum+ )reatinin dan

    konsentrasi elektrolit

    Penyakit gin1al

    Penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus

    Nutrisi abnormalRi3ayat diare+ muntah

    Cbat2obatan yang merubah keseimbangan elektrolit

    atau menun1ukkan e&ek toksik dari adanya

    abnormalitas elektrolit seperti digitalik+ diureti)+

    antihipertensi+ kortikosteroid+ hipoglikemik agent4

    > onsentrasi glukosa darah Diabetes 0ellitus

    Penyakit hati yang berat

    5 @lektrokardiogra&i Penyakit 1antung+ hipertensi atau penyakit paru

    kronik

    Diabetes 0ellitus

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    7/24

    /

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    8/24

    men1alani anestesi4 !ntuk meminimalkan risiko tersebut+ semua pasien yang di1ad3alkan

    untuk operasi elekti& dengan anestesi harus dipantangkan dari masukan oral #puasa$

    selama periode tertentu sebelum induksi anestesi4

    %abel ,45Fasting (uideline Preoperatif #Ameri)an So)iety o& Anesthesiologist+ ,-..$/

    !sia pasien Intake oral Lama puasa #1am$ puasa yg diberikan

    7 bln

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    9/24

    Pasien yang puasa tanpa intake )airan sebelum operasi akan mengalami de&i)it

    )airan karena durasi puasa4 De&isit bisa dihitung dengan mengalikan kebutuhan )airan

    maintenan)e dengan 3aktu puasa4

    2.1. Pr--di/$&i

    Premedikasi ialah pemberian obat .2, 1am sebelum induksi anestesi dengan

    tu1uan untuk melan)arkan induksi+ rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya:

    0eredakan ke)emasan dan ketakutan

    0emperlan)ar induksi anesthesia

    0engurangi sekresi kelen1ar ludah dan bronkus

    0eminimalkan 1umlah obat anestetik 0engurangi mual muntah pas)a bedah

    0en)iptakan amnesia

    0engurangi isi )airan lambung

    0engurangi re&lek yang membahayakan

    %abel ,47 Cbat2Cbat Kang Dapat Digunakan !ntuk Premedikasi

    No4 (enis Cbat Dosis #De3asa$

    . S-d$%i47

    Diazepam

    Di&enhidramin

    Promethazin

    0idazolam

    /2.- mg

    . mg?kg''

    . mg?kg''

    -+.2-+, mg?kg''

    , A!$-%i/ O(i$%

    Petidin

    0or&in

    Fentanil

    Analgetik non opiat

    .2, mg?kg''

    -+.2-+, mg?kg''

    .2, g?kg''

    Disesuaikan

    > A!%i/#i!-ri/7

    Sul&as atropine -+. mg?kg''

    5 A!%i--%i/7 Cndansetron

    0etoklopramid

    526 mg #i"$ de3asa

    .- mg #i"$ de3asa

    / Pr#4i$/&i& $&(ir$&i

    -25/ menit sebelum induksi anestesia4 #b$ suntikan intra"ena diberikan /2.-

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    10/24

    menit sebelum induksi anestesia4 omposisi dan dosis obat premedikasi yang akan

    diberikan kepada pasien serta )ara pemberiannya disesuaikan dengan masalah yang

    di1umpai pada pasien54

    2.1.* P-r&i$($! Di K$$r O(-r$&i

    Hal2hal yang perlu dipersiapkan di kamar operasi antara lain adalah:

    a4 0e1a operasi dengan asesoris yang diperlukan

    b4 0esin anestesi dengan sistem aliran gasnya

    )4 Alat2alat resusitasi #S%A%I

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    11/24

    Pada bayi dan anak paling baik dilakukan teknik general anestesi4 Pada pasien

    de3asa untuk tindakan singkat dan hanya dipemukaan dapat dilakukan teknik

    anestesi lokal atau umum4

    ,4 Status &isik pasien

    a4 Ri3ayat penyakit dan anestesi terdahulu4 Penting untuk mengetahui apakah

    pasien pernah men1alani suatu pembedahan dan anestesi4 Apakah ada komplikasi

    anestesi dan paska pembedahan yang dialami saat itu4 Pertanyaa mengenai

    ri3ayat penyakit terutama diarahkan pada ada tidaknya ge1ala penyakit

    kardiorespirasi+ kebiasaan merokok+ meminum alkohol+ dan obat2obatan4 Harus

    mena1adi suatu perhatian saat pasien memakai obat pelumpuh otot

    nondepolarisasi bila didapati atau di)urigai adanya penyakit neuromuskular+

    antaralain poliomielitis dan miastenia gra"is4 Sebaiknya tindakan anestesi

    regional di)egah untuk pasien dengan neuropati diabetes karena mungkin dapat

    memperburuk ge1ala yang telah ada4

    b4 *angguan &ungsi kardiorespirasi berat4 Sedapat mungkin hindari penggunaan

    anestesi umum dan sebaiknya dilakukan dengan anestesi lokal atau regional4

    )4 Pasien gelisah+ tidak kooperati&+ disorientasi+ dan?atau dengan gangguan 1i3a

    sebaiknya dilakukan dengan anestesi umum4

    d4 Pasien obesitas4 'ila disertai leher pendek atau besar atau sering timbul gangguan

    sumbatan 1alan na&as+ sebaiknya dipilih teknik anestesi regional+ spinal+ atau

    anestesi umum ndotrakeal4

    >4 Posisi pembedahan

    Posisi seperti miring+ tengkurap+ duduk+ atau litotomi memerlukan anestesi umum

    endotrakea untuk men1amin "entilasi selama pembedahan4 Demikian 1uga dengan

    pembedahan yang berlangsung lama4

    54 eterampilan dan kebutuhan dokter bedah

    0emilih obat dan teknik anestesi 1uga disesuaikan dengan keterampilan dan

    kebutuhan dokter bedah+ antara lain teknik hipotensi& untuk mengurangi perdarahan+

    relaksasi otot pada laparotomi+ pemakaian adrenalin untuk bedah plastik+ dna lain2

    lain4

    /4 eterampilan dan pengalaman dokter anestesi

    Pre&erensi pengalaman dan keterampilan dokter anestesiologi sangat menentukan

    pilihan2pilihan teknik anestesi4 Sebaiknya tidak melakukan teknik anestesi tertentu

    bila belum ada pengalaman dan keterampilan4

    74 einginan pasien

    einginan pasien untuk pilihan teknik anestesi dapat diperhatikan dan

    dipertimbangkan bila keadaan pasien memang memungkinkan dan tidak

    membahayakan keberhasilan operasi4

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    12/24

    94 'ahaya kebakaran dan ledakan

    Pemakaian obat anestesi yang tidak terbakar dan tidak eksplorati& adalah pilihan

    utama pada pembedahan dengan memakai alat elektrokauter464 Pendidikan

    Di kamar bedah rumah sakit pendidikan+ operasi mungkin dapat ber1alan lama karena

    sering ter1adi per)akapan instruktor dengan residen+ mahasis3a+ atau pera3at4 Cleh

    sebab itu+ sebaiknya pilihan adalah anestesi umum atau bila dengan anestesi spinal

    atau regioal perlu diberikan sedasi yang )ukup>4

    2.3 P-!$%$$/&$!$$!

    .4 Apendiktomi adalah terapi utama,4 Antibioti) pada apendisitis digunakan sebagai:

    a4 Preoperati"e+ antibiotik broad spectrum intra"ena diindikasikan

    untuk mengurangi ke1adian in&eksi pas)a pembedahan4

    b4 Post operati&+ antibioti) diteruskan selama ,5 1am pada pasien

    tanpa komplikasi apendisitis

    )4 Antibioti) diteruskan sampai /29 hari post operati& untuk kasus

    apendisitis ruptur atau dengan abses4

    d4 Antibioti) diteruskan sampai hari 92.- hari pada kasus

    apendisitis rupture dengan peritonitis di&&use4

    T$%$ L$/&$!$ A!-&%-&i d$! T-r$(i I!%-!&i4 ($d$ Ti!d$/$! A(-!di/%#i

    .4 'atasan

    %indakan anestesi yang dilakukan pada operasi pengangkatan

    appendi4

    ,4 0asalah anestesi dan terapi intensi&

    An)aman depresi na&as akibat manipulasi abdomen Perdarahan luka operasi

    >4 Penatalaksanaan Anestesi dan terapi intensi&

    Penilaian status pasien

    @"aluasi status generalis dengan pemeriksaan &isik dan

    penun1ang yang lain sesuai dengan indikasi

    54 Persiapan Pra Cperati&

    Persiapan rutin

    Persiapan donor

    /4 Premedikasi

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    13/24

    Diberikan se)ara intra"ena >- 5/ menit pra induksi dengan obat2

    obat sebagai berikut:

    Cndan)entron 5 mg

    Fentanyl : .2, g?kg''

    74 Pilihan Anestesi

    Anestesi umum inhalasi #imbang$ dengan pemasangan L0A atau

    pipa endotrakea4

    94 %erapi

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    14/24

    dengan tu1uan untuk melan)arkan induksi+ rumatan dan bangun darianestesi

    diantaranya :

    0eredakan ke)emasan dan ketakutan

    0engurangi sekresi kelen1ar ludah dan bronkus

    0engurang mual dan muntah pas)a bedah

    0engurangi isi )airan lambung

    0embuat amnesia

    0emperlan)ar induksi anestesi

    0eminimalkan 1unmlah obat anestesi

    0engurangi re&lek yang membahayakan4

    1. O9$% Pr--di/$&i

    a4 Cndansetron

    0erupakan suatu antagonis /2H%> yang sangat e&ekti& yang dapat

    menekan mual dan muntah karena sitostatika misalnya )isplatin dan

    radiasi4 Cndansetron memper)epat pengosongan lambung+ bila ke)epatan

    pengosongan basal rendah4 %etapi 3aktu transit saluran )erna meman1ang

    sehingga dapat ter1adi konstipasi4 Cndansetron dieliminasi dengan )epat

    dari tubuh4 0etabolisme obat ini terutama se)ara hidroksilasi dan

    kon1ugasi dengan glukonida atau sul&at dalam hati4 Dosis ondansentron

    yang biasanya diberikan untuk premedikasi antara 526 mg4 Dalam suatu

    penelitian kombinasi antara *ranisetron dosis ke)il yang diberikan sesaat

    sebelum ekstubasi trakhea ditambah Deamethasone yang diberikan saat

    induksi anestesi merupakan suatu alternati& dalam men)egah muntah

    selama -2, 1am setelah ekstubasi trakhea daripada ondansetron dan

    deamethasone4b4 Fentanil

    Fentanil merupakan salah satu preparat golongan analgesik opioid

    dan termasuk dalam opioid potensi tinggi dengan dosis .--2./-

    m)g?kg''+ termasuk su&entanil #-+,/2-+/ m)g?kg''$4 'ahkan sekarang

    ini telah ditemukan remi&entanil+ suatu opioid yang poten dan sangat )epat

    onsetnya+ telah digunakan untuk meminimalkan depresi pernapasan

    residual4 Cpioid dosis tinggi yang deberikan selama operasi dapat

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    15/24

    menyebabkan kekakuan dinding dada dan laryn+ dengan demikian dapat

    mengganggu "entilasi se)ara akut+ sebagaimana meningkatnya kebutuhan

    opioid potoperasi berhubungan dengan perkembangan toleransi akut4

    0aka dari itu+ dosis &entanyl dan su&entanil yang lebih rendah telah

    digunakan sebagai premedikasi dan sebagai suatu tambahan baik dalam

    anestesi inhalasi maupun intra"ena untuk memberikan e&ek analgesi

    perioperati&4

    Sebagai analgesik+ potensinya diperkirakan 6- kali mor&in4

    Lamanya e&ek depresi na&as &entanil lebih pendek dibanding meperidin4

    @&ek euphoria dan analgetik &entanil diantagonis oleh antagonis opioid+

    tetapi se)ara tidak bermakna diperpan1ang masanya atau diperkuat oleh

    droperidol+ yaitu suatu neuroleptik yang biasanya digunakan bersama

    sebagai anestesi IB4 Dosis tinggi &entanil menimbulkan kekakuan yang

    1elas pada otot lurik+ yang mungkin disebabkan oleh e&ek opioid pada

    tranmisi dopaminergik di striatum4 @&ek ini di antagonis oleh nalokson4

    Fentanyl biasanya digunakan hanya untuk anestesi+ meski 1uga dapat

    digunakan sebagai anelgesi pas)a operasi4 Dosis &entanil untuk

    premedikasi yaitu /- m)g .-- m)g4 Cbat ini tersedia dalam bentuk

    larutan untuk suntik dan tersedia pula dalam bentuk kombinasi tetap

    dengan droperidol4 Fentanyl dan droperidol #suatu butypherone yang

    berkaitan dengan haloperidol$ diberikan bersama2sama untuk

    menimbulkan analgesia dan amnesia dan dikombinasikan dengan nitrogen

    oksida memberikan suatu e&ek yang disebut sebagai neurolepanestesia4

    )4 Deamethasone

    Deksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan akti"itas

    imunosupresan dan anti2in&lamasi4 Sebagai imunosupresan Deksametason

    beker1a dengan menurunkan respons imun tubuh terhadap stimulasi

    rangsang4 Akti"itas anti2in&lamasi Deksametason dengan 1alan menekan

    atau men)egah respon 1aringan terhadap proses in&lamasi dan menghambat

    akumulasi sel yang mengalami in&lamasi+ termasuk makro&ag dan leukosit

    pada tempat in&lamasi4 Dosis deamethason in1eksi antara -4/ -4=

    mg?kg''4

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    16/24

    2. O9$% I!d5/&i

    Pro&o&ol

    Propo&ol adalah obat anestesi intra"ena yang beker1a )epat dengan

    karakter re)o"eryanestesi yang )epat tanpa rasa pusing dan mual2mual4

    Pro&o&ol merupakan )airan emulsi minyak2air yang ber3arna putih yang

    bersi&at isotonik dengan kepekatan .8 #.mlO.- mg$ dan mudah larut dalam

    lemak4 Pro&opol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan oleh

    *A'A4 Propo&ol adalah obatanestesi umum yang beker1a )epat yang e&ek

    ker1anya di)apai dalam 3aktu >- detik4Dosis induksi .2, mg?kg''4 Dosis rumatan /--ug?kg''?menit

    in&use4 Dosis sedasi ,/2.--ug?kg''?menit in&use4 Pada pasien yang

    berumur diatas // tahun dosis untuk induksi maupun maintanan)e anestesi

    itu lebih ke)il dari dosis yang diberikan untuk pasien de3asa menyebabkan

    depolarisasi+ hanya menghalangi asetilkolin menempatinya+ sehingga

    asetilkolin tidak dapat beker1a4

    Dosis a3al -+/2-+7 mg?kg''+ dosis rumatan -+. mg?kg''+ durasinya

    selama ,-25/ menit dan dapat meningkat men1adi , kali lipat pada suhu ,/-

    mg?kg'' pada de3asa4

    3. M$i!%$!$!:-

    a4N,C

    N,C #gas gelak+ laughling gas+ nitrous oide+ dinitrogen monoksida$

    diperoleh dengan memanaskan ammonium nitrat sampai ,5-< #NH5 NC>

    ,H,C J N,C$ N,C dalam ruangan berbentuk gas tak ber3arna+ bau manis+

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    17/24

    tak iritasi+ tak terbakar+ dan beratnya .+/ kali berat udara4 Pemberian anestesi

    dengan N,C harus disertai C, minimal ,/84 *as ini bersi&at anestesik lemah+

    tetapi analgesinya kuat+ sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri

    men1elang persalinan4 Padaanestesi inhalasi 1arang digunakan sendirian+ tetapi

    dikombinasi dengan salah satu anestesi lain seperti halotan dan sebaagainya4

    Pada akhir anestesi setelah N,C dihentikan+ maka N,C akan )epat keluar

    mengisi al"eoli+ sehingga ter1adi pengen)eran C, dan ter1adilah hipoksia

    di&usi4 !ntuk menghindari ter1adinya hipoksia di&usi+ berikan C, .--8

    selama /2.- menit4Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai dalam

    kombinasi N,C : C, yaitu 7-8 : 5-8+ 9-8 : >-84 Dosis untuk mendapatkan

    e&ek analgesik digunakan dengan perbandingan ,-8 : 6-8+ untuk induksi

    6-8 : ,-8+ dan pemeliharaan 9-8 : >-84 N,C sangat berbahaya bila

    digunakan pada pasien pneumothorak+ pneumomediastinum+ obstruksi+

    emboli udara dan timpanoplasti4

    b4 Se"o&lurane

    Se"o&luran #ultane$ merupakan halogenasi eter4 Induksi dan pulih dari

    anestesilebih )epat dibandingkan dengan iso&luran4 'aunya tidak menyengat

    dan tidak merangsang 1alan napas+ sehingga digemari untuk induksi anestesi

    inhalasi disampinghalotan4@&ek terhadap kardio"askuler )ukup stabil+ 1arang

    menyebabkan aritmia4 @&ek terhadap sistem sara& pusat seperti iso&luran dan

    belum ada laporan toksik terhadaphepar4 Setelah pemberian dihentikan

    se"o&luran )epat dikeluarkan oleh badan4Qalaupun dirusak oleh kapur soda

    #soda lime+ baralime$+ tetapi belum ada laporanmembahayakan terhadap

    tubuh manusia

    ,A, III

    LAPORAN KASUS

    3.1 Id-!%i%$&

    Nama : Ny4 NS

    !sia : /6 tahun

    (enis elamin : Perempuan

    Alamat : arangkimpul+ aliga3e Semarang

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    18/24

    Agama : Islam

    Suku : (a3a

    e3arganegaraan : Indonesia Peker1aan : Ibu Rumah %angga

    Status Pernikahan : 0enikah

    %anggal 0RS : 9 (uni ,-./

    No4 R0 : -..>-

    'erat 'adan : 7- kg

    %inggi 'adan : ./5 )m

    3.2 Pr-O(-r$&i

    3.2.1 A!$!-&$ K5!5!$! Pr-O(-r$&i ;8 5!i 201*29 hari4 Ri3ayat anastesi dan anastesi sebelumnya

    belum ada4 Cperasi ini merupakan pengalaman pertama pasien mengalami

    pembedahan anastesi4 0erokok #2$+ konsumsi minuman beralkohol #2$4 eadaan

    psikis: kesan tenang4

    L ##ast Meal$: pasien terakhir makan pukul -94--

    @ #+licit History$: pasien mengeluh nyeri perut di tengah se1ak > hari4 Nyeri perut

    kemudian terasa 1uga di perut bagian kanan dan kiri4 Pasien mengeluhkan perut

    sakit 1ika digunakan ber1alan4 Pasien 1uga mengeluhkan tidak 'A' se1ak / hari

    yang lalu dan demam yang dirasakan . minggu yang lalu4 'A dalam batas

    normal4

    3.2.2 P--ri/&$$! Fi&i/ Pr-O(-r$&i

    '.2'reathing

    o Air3ay paten+ na&as spontan+ RR ,- kali?menit

    o Qa1ah dan rongga mulut: bentuk 3a1ah dalam batas normal+ buka mulut lebih

    dari > 1ari+ mallampati .+ gigi utuh dan baik+ kebersihan rongga mulut baik4

    o Hidung: perdarahan #2$+ de"iasi septum #2$+ polip #2$+ P

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    19/24

    o Paru: suara paru "esikuler+ rhonki + 3heezing

    ',2'lood

    o Akral hangat+ merah+ dan kering4 Nadi 66 kali?menit+ regular+ dan kuat4 %D

    .>-?6- mmHg+ (BP tidak meningkat+ i)tus kordis tidak terlihat+ i)tus kordis

    teraba pada I

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    20/24

    @ritrosit 546, .-7?mm> 54- /4- Normal

    Leukosit .64-- .->?mm> 5+92..+> Normal

    Hematokrit 5.4.- 8 >6 2 5, Normal

    %rombosit >>9 .->?mm> .5, 5,5 Normal

    0 Normal

    0. Normal

    054.- gr8 >, >7 Normal

    RDQ .54-- 8 ..+/ 2 .5+/ Normal

    Faal Hemostasis

    PP% ..45 Detik ..46 Normal

    INR -4=6AP%% ,745 Detik ,64, Normal

    @lektrolit Serum

    Natrium #Na$ .>6 0mol?L .>7 .5/ Normal

    alium #$ >4/. 0mol?L >4/ /4- Normal

    lorida #

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    21/24

    2 %idak menggunakan perhiasan?kosmetik

    2 %idak menggunakan gigi palsu

    2 0emakai ba1u khusus kamar bedah

    .4 Premedikasi : Cndan)etron 5 mg Fentanyl /- g Sul&as

    Atropin -+,/ mg

    ,4 Diagnosis Pra 'edah : Apendisitis Akut

    >4 Diagnosis pas)a 'edah :Post Laparotomi2Apendiktomi a?i Apendisitis

    54 (enis Anestesi : *eneral Anestesi

    /4 %eknik : Inhalasi+ perna&asan diambil+

    pemasangan @ndotra)heal %ube

    74 Induksi : Propo&ol .-- mg

    94 Pemeliharaan : -,+ N,C+ Se"o&lurane

    64 Cbat2obat : Cndansentron 5 mg+ etorola) >- mg

    =4 (enis

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    22/24

    .>4 0onitoring pas)a Cperasi

    Skor Lo)kharte?Aldrete Pasien

    (am I #per ./;$ (am II (am III (am IB

    Akti"itas ,

    Respirasi ,

    Sirkulasi ,

    esadaran .

    Qarna kulit ,

    Skor total .-

    ,A, I)

    PEM,AHASAN

    Diagnosis apendisitis akut pada pasien ini ditegakkan berdasarkan

    pemeriksaan &isik melalui palpasi ditemukan adanya nyeri pada perut bagian

    kanan ba3ah+ nyeri semakin hebat 1ika pasien berakti"itas serta di tun1ang oleh

    pemeriksaan apendikogram4

    Status &isik pada pasien ini dimasukkan ke dalam ASA I dalam hal ini

    pasien tidak memiliki ri3ayat alergi4 %eknik general anestesi inhalasi pada pasien

    ini dilakukan atas pertimbangan lama 3aktu operasi yang relati& lama+ yaitu

    sekitar . 1am4

    Pada pasien ini diberikan premedikasi berupa ondan)entron 5 mg

    intra"ena+ Sul&as Atropin -+,/ mg dan &entanil /- m)g4 Induksi anestesia

    dilakukan dengan pemberian propo&ol .-- mg #, ,+/ mg?kg''$ #intra"ena$+

    setelah re&leks bulu mata menghilang segera dilakukan pemasangan @% no4 94

    !ntuk maintenan)e selama operasi berlangsung diberikan N,C /-8+ C, /-8+ dan

    Se"o&lurane , "ol 8 dengan )ara inhalasi dengan mesin anestesia4 Selama operasi

    berlangsung+ dilakukan monitoring perioperasi untuk membantu ahli anestesi

    mendapatkan in&ormasi &ungsi organ "ital selama perioperasi+ supaya dapat

    beker1a dengan aman4 0onitoring se)ara elektronik membantu ahli anestesi

    mengadakan obser"asi pasien lebih e&isien se)ara terus menerus4 Selama operasi

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    23/24

    berlangsung 1uga tetap diberikan )airan intra"ena RL4 Pada saat dilakukannya

    operasi diberika in1eksi ketorola) >-mg intra"ena sebagai analgesik untuk

    mengurangi nyeri setelah operasi dan anestesi selesai4 Setelah operasi selesai+

    dilakukan tindakan su)tion dan reoksigenasi menggunakan &a)e mask dengan

    Cksigen ,2> liter?menit4

    Pasien dipindah ke ruang pemulihan dan dilakukan obser"asi sesuai skor

    Aldrete4 'ila pasien tenang dan Aldrete S)ore W 6 dan tanpa nilai -+ pasien dapat

    dipindahkan ke bangsal4 Pada kasus ini Aldrete S)ore2nya sebesar .- dengan

    rin)ian yaitu akti"itas , # dapat menggerakan 5 etrimitas setelah diperintah$+

    respirasi , #dapat berna&as dalam dan batuk$+ sirkulasi , #perubahan tekanan darah

    ,- mmHg dari tekanan darah preoperasi$+ kesadaran . #dapat dibangunkan dan

    membuka mata ketika diperintah$+ saturasi oksigen , #saturasi oksigen ==2.--8

    diudara kamar$4 Setelah dinilai Aldrete skornya dan nilainya E 6+ pasien

    dipindahkan ke bangsal4

  • 7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    'arash+ P4 *4+