proposal eksperimen 2

Upload: rahmawati

Post on 13-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAir adalah salah satu kebetuhan paling dasar manusia. Kemajuan pembangunan dan pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Sementara kerusakan lingkungan dan pencemaran telah menyebabkan sumber air bersih di permukaan terus berkurang. Masalah ini memerlukan pemecahan berupa pencarian sumber-sumber air untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Akibat pertumbuhan penduduk maka kebutuhan akan daerah pemukiman juga semakin meningkat. Banyak daerah resapan air digunakan sebagai daerah pemukiman, dan sebagai akibatnya daerah tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan air penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Sebagai solusinya orang mulai mengeksplorasi dan mengeksploitasi air bawah permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih.

Metode geolistrik tahanan jenis (resistivitas) telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan, termasuk keberadaan air di bawah permukaan. Prinsip dasar metode geolistrik tahanan jenis adalah arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus, kemudian diukur beda potensial yang terjadi melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang diubah-ubah, kemudian diturunkan variasi harga tahanan jenis masing-masing lapisan di bawah permukaan. Susunan elektroda (konfigurasi) saat melakukan survei akan mempengaruhi hasil pencitraan. Terdapat banyak aturan konfigurasi elektroda seperti konfigurasi Wenner, Schlumberger, dan Dipole-dipole.Dalam usaha untuk mendapatkan susunan mengenai lapisan bumi, kegiatan penyelidikan melalui permukaan tanah atau bawah tanah haruslah dilakukan, agar bisa diketahui ada atau tidaknya lapisan pembawa air (akuifer), ketebalan dan kedalamannya. Meskipun air tanah tidak dapat secara langsung diamati melalui permukaan bumi, penyelidikan permukaan tanah merupakan awal penyelidikan yang cukup penting, paling tidak dapat memberikan suatu gambaran mengenai lokasi keberadaan air tanah tersebut.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui susunan lapisan bawah permukaan tanah, sehingga dapat diketahui adanya lapisan pembawa air tanah atau akuifer yang ada di daerah penelitian dengan menggunakan pendekatan geolistrik. Pendekatan geolistrik ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai lapisan tanah di bawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya air tanah pada kedalaman tertentu.1.2 Tujuan Penelitian1.2.1 Mengetahui ada atau tidaknya lapisan pembawa air (akuifer), ketebalan dan kedalamannya.1.2.2 Mengetahui potensi air tanah berdasarkan nilai resistivitas tanah.1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah Memberikan informasi tentang struktur bawah permukaan sehingga dapat di ketahui potensi air tanah di daerah penelitian.BAB IIURAIAN KEGIATANSumber daya air merupakan sumber daya yang terbarui namun demikian ketersediaannya tidak selalu sesuai dengan waktu, ruang, jumlah dan mutu yang dibutuhkan. Peran air tanah sebagai sumber daya yang melengkapi air permukaan untuk pasokan air yang cenderung meningkat dapat dipahami karena beberapa keun-tungan, yakni kualitas air umumnya baik, biaya investasi relatif rendah, dan pemanfaatannya dapat dilaku-kan di tempat yang membutuhkan-nya (insitu). Agar pemanfaatan dan ketersediaan air dapat berke-lanjutan, upaya yang perlu dilaku-kan adalah memanfaatkan dan melestarikan air permukaan dan air tanah secara terpadu.Telah dilakukan penelitian serupa yang berjudul Penentuan Lapisan Air Tanah dengan Metode Geolistrik Schlumberger di Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan oleh peneliti Sri Cahyo Wahyono dan Totok Wianto. Berdasarkan peta geologi daerah Balangan oleh batuan yang berasal dari Formasi Dahor (TQd) berumur Plio-Plistosen dan Warukin (Tmw) berumur Miosen Tengah sampai dengan Miosen Akhir. Nilai tahanan jenis di lokasi penyelidikan dapat dibedakan dalam beberapa kelompok yaitu tahanan jenis antara 1405 m pada bagian atas ditafsirkan sebagai tanah penutup dalam kondisi basah sampai kering, tahanan jenis < 10 m ditafsirkan sebagai lempung yang bersifat kedap air, tahanan jenis 10150 m ditafsirkan sebagai lempung pasiran dan pasir, dan tahanan jenis > 500 m ditafsirkan sebagai lempung kering. Lapisan yang dapat bertindak sebagai perangkap air bawah tanah/akuifer diperkirakan lapisan yang bertahanan jenis 10-150 m. Mempertimbangkan aspek kemungkinan prospek keterdapatan air tanah, maka pengukuran GL.1 diharapkan pemboran mencapai kedalaman lebih dari 140 m, GL.2 pada kedalaman 42-103 m, GL.3 pada kedalaman 25-56 m atau lebih dari 123 m dan GL.4 pada kedalaman 2-151m.2.1 Air TanahAir tanah merupakan air yang menempati rongga-rongga batuan dalam suatu formasi geologi. Air tanah berada dalam formasi geologi yang tembus air (permeable) yang dinamakan aquifer, yaitu formasi-formasi yang mempunyai struktur dimana dimungkinkan adanya gerakan air dalam kondisi medan (field condition) biasa. Sebaliknya, formasi yang tidak dimungkinkan adanya air dinamakan aquiclude. Formasi tersebut dalam kondisi tertentu dapat mengandung air, namun tidak dimungkinkan adanya gerakan air karena sifatnya yang tidak tembus air (impermeable). Aquifuge adalah formasi kedap air yang tidak mengandung atau mengalirkan air, termasuk ke dalam kategori ini adalah batuan keras seperti granit (Soemarto, 1986).

2.2 Jenis AkuiferBerdasarkan kedudukan lapisan akuifer terhadap garis pizomik, menurut (Soemarto, 1986) dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:1. Akuifer bebas (unconfined aquifer), adalah suatu akuifer yang mempunyai bidang batas atas berupa zona tidak jenuh air dan dibatasi oleh muka air tanah (water level). Permukaan air tanah tersebut mempunyai tekanan sama dengan tekanan atmosfir. Bidang batas tersebut sering juga disebut sebagai bidang phreatik.

2. Akuifer tertekan (confined aquifer), adalah suatu akuifer yang mempunyai bidang batas berupa zona kedap air (impermeabel) dan mempunyai tekanan lebih besar dari tekanan atmosfer.

3. Akuifer setengah terkekang , adalah akuifer yang sepenuhnya jenuh air dengan bagian atas dibatasi oleh lapisan setengah kedap air dan bagian bawah dibatasi oleh lapisan kedap air. Akuifer ini disebut juga akuifer bocor.

2.3 Metode GeolistrikGeolistrik adalah metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Metode geolistrik merupakan salah satu metode dalam geofisika yang digunakan untuk penyelidikan bawah permukaan bumi dengan cara memanfaatkan sifat kelistrikan batuan atau mineral bawah permukaan. Metode geolistrik tahanan jenis ini merupakan metode yang paling sering digunakan karena sifatnya yang tidak merusak medium (Bahri, 2005).Penyelidikan air tanah secara tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya adalah metode geofisika. Untuk keperluan penyelidikan air tanah di gunakan metode geolistrik. Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik didalam bumi dan bagaiman cara mendeteksinya dipermukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran arus dan potensial baik yang terjadi secara alamiah maupun akibat injeksi arus kedalam bumi ( Telford, 1990 ). Dengan geolistrik dapat memberikan informasi variasi perubahan resistivity dan kedalaman lapisan batuan baik ke arah lateral maupun ke arah verikal.2.4 Sifat Kelistrikan BatuanAliran listrik di dalam batuan/mineral dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu konduksi secara elektronik, elektrolitik dan konduksi secara dielektrik. Konduksi secara elektronik terjadi jika batuan/mineral banyak mengandung elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan oleh elektron-elektrom bebas itu. Konduksi elektrolitik terjadi jika batuan/mineral bersifat porous dan pori-pori tersebut terisi oleh cairan-cairan elektrolitik. Pada kondisi ini arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolit. Sedangkan kondisi dielektik jika batuan/mineral bersifat dielektrik terhadap arus listrik yaitu terjadi polarisasi saat bahan dialiri. Jenis batuan yang dapat bertindak sebagai lapisan pembawa air ( akufer ) adalah batuan-batuan sedimen, dimana batuan sedimen ini mempunyai harga tahanan jenis yang sangat bervariasi yang sangat ditentukan oleh beberapa faktor seperti: jenis material,ukuran, densitas, porositas dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, kualitasa air, dan suhu (Soebagyo, 2001).Tabel 2.5.1 Harga Tahanan Spesifik BatuanMaterialHarga Tahanan Spesifik

( Ohm-meter )

Air permukaan

Air tanah

Air asin/payau

Silt-lempung

Tanah lempungan

Pasir

Pasir pasir dan kerikil

Batu lumpur

Batu pasir

Konglomerat

Tufa

Kelompok andesit

Kelompok granit

Kelompok chert, slate

Batugamping kristalin

Batugamping kalkarenit80-200

30-100

7-19

10-200

< 20

100-600

100-1000

20-200

50-500

100-500

20-200

100-2000

1000-10000

200-2000

20-150

7-19

BAB III

METODELOGI PENELITIANData yang di gunakan dalam laporan ini adalah data sekunder yang di dapatkan dari hasil pengukuran peneliti sebelumnya. Data ini merupakan data sekunder yang diambil dengan metode Geolistrik. Sebelum mengolah data sekunder dilakukan terlebih dahulu studi pustaka mengenai tema penelitian yaitu Geolistrik. Setelah mengerti dan memahami dengan jelas tentang metode geolistrik, mendapatkan data sekunder dari dosen yang bersangkutan. Lalu dilakukan pengolahan data menggunakan software IP2WIN atau Res2Dniv. Hasil dari pengolahan data menggunakan software di interpretasikan dan alur dari penelitian inipun selesai.Tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada eksperimen II kali ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini :

BAB IV

JADWAL PELAKSANAAN

NoJenis KegiatanMinggu ke

12345678910111213141516

1Pembuatan Proposal

2Pengolahan Data

3Penyusunan Laporan Kemajuan

4Penyusunan Laporan Akhir

5Presentasi

DAFTAR PUSTAKAArtanto, Eko F, dan Juhaeratun H. 2010. Mengukur menggunakan resistivitas bawah permukaan tanah metode geolistrik sounding konfigurasi Schlumberger. Universitas Negeri Malang, Malang.

Bahri, 2005. Hand Out Mata Kuliah Geofisika Lingkungan dengan topik Metoda Geolistrik Resistivitas. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS, Surabaya.Soemarto, C.D., 1986. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional, Surabaya.

Soebagyo, Herry., 2001. Studi Pendugaan Geolistrik Untuk Air Tanah Tersebar di Kalimantan Timur. Proyek Irigasi Kalimantan Timur.Telford, W. M., Geldart, L. P. and Sheriff, R. E.1990. Applied Geophysics, Second Edition. Cambridge University Press, United State of America.Wahyono, Sri Cahyo dan Totok Wianto. Penentuan Lapisan Air Tanah dengan Metode Geolistrik Schlumberger di Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan. Universitas Lampung, Mangkurat.LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Profil PribadiNama

: RahmawatiTempat, Tanggal Lahir: Kediri, 10 April 1992Kewarganegaraan: Indonesia

Jenis Kelamin

: PerempuanStatus

: Single

Agama

: Islam

Alamat

: Jln Pariwisata, Lelede, Banyumulek, Kediri, Indonesia

No.Hp

: 083129248775Email

: [email protected] Belakang Pendidikan2011 SekarangMahasiswa Fisika Program Studi Fisika, Universitas Mataram

2008 2011SMAN 2 Mataram

2005 2008SMPN 1 Gerung

1999 2005SDN 2 Banyumulek

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Selesai

Interpretasi Hasil

Interpretasi secara kuantitatif

Studi pustaka yang berkaiatan dengan tema penelitian.

Pengolahan Data

Mendapatkan data sekunder

Mulai

10