referat ssi
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Referat Ssi
1/12
1
A. Surgical Site Infection(Luka Bekas Operasi)
1. Definisi
Surgical site infection (SSI) atau infeksi pada tempat operasi
merupakan salah satu komplikasi utama operasi yang dapat meningkatkan
morbiditas, mortalitas dan biaya perawatan penderita di rumah sakit.
Surgicalsite infection (SSI) adalah infeksi pada luka operasi (ILO)
atau organ/ruang yang terjadi dalam 30 hari paska operasi
atau dalam kurun 1 tahun apabila terdapat implant.
umber bakteri pada ILO dapat berasal dari pasien! dokter
dan tim! lingkungan! dan termasuk jugainstrumentasi.
2. Epidemiologi
Angka kejadian SSI pada suatu institusi penyedia pelayanan
kesehatan mencerminkan kualitas pelayanan pada institusi tersebut. Di
Amerika Serikat, 38% dari seluruh infeksi nosokomial adalah SSI. Surei
!"# menunjukkan bahwa angka kejadian SSI di dunia berkisar antara $%
sampai 3%. SSI di &nited 'ingdom sekitar ()% dengan biaya untuk
menanganinya mencapai ( juta pound per tahun dan lama rawat inap
meningkat *+() hari. Sekitar **% dari kematian pasien pascaoperasi di
rumah sakit di seluruh dunia diperkirakan berhubungan dengan SSI. (,
Surei oleh !"# menunjukkan bahwa kejadian SS- di dunia
berkisar $ sampai 3%. SS- di &nited 'ingdom sekitar ()%.(,
'artadinata ))*/ melaporkan bahwa angka kejadian infeksi luka operasi
pada kasus bedah digestif selama bulan januari dan 0ebruari ))* adalah
sebesar ($% ($ pasien/.3 Simanjuntak ))*/ melaporkan bahwa angkaSS- pada operasi herniorafi elektif dengan pemasangan mass sekitar
,%. 1usponegoro2o4art (556/ melaporkan angka kejadian infeksi
luka operasi sebesar (% untuk operasi akut abdomen bersih dan bersih
tercemar.$ 7hene ))8/ menemukan SS- pada kasus bedah laparotomi di
-nstalasi awat Darurat 9S: 8,$%.(*
3. Faktor Resiko surgicalsite infection
-
7/23/2019 Referat Ssi
2/12
"
0aktor2faktor yang dapat mempengaruhi faktor resiko/ terjadinya
SSI antara lain sifat operasi derajat kontaminasi operasi/, nilai ASA
American Society of Anesthesiologists/, komorbiditas D diabetes
melitus/, suhu praoperasi, jumlah lekosit dan lama operasi. 7ahun (56
National Research Council memperkenalkan empat kategori derajat
kontaminasi tempat operasi yang kemudian dipopulerkan oleh American
College of Surgeon, salah satunya menyebutkan bahwa makin tinggi
derajat kontaminasi maka angka kejadian Surgical site infection makin
tinggi.8
. !atomekanisme
ekanisme utama yang mendasari terjadinya SSI adalah
kandungan oksigen yang rendah pada jaringan yang mati pada luka
pascabedah.5 1ada suatu studi kohort terhadap (5 pasien dengan gula
darah yang tidak terkontrol yang menjalani reseksi kolorektal ditemukan
SSI lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan pasien dengan gula
darah yang terkontrol 5,*% s (,3%, #9 $, p ),)3/.() 1enelitian lain
memperlihatkan bahwa diabetes melitus merupakan faktor resiko yang
kuat terhadap terjadinya SSIpada operasi spinal orthopedi.((
Suhu sangat berpengaruh terhadap terjadinya SSI. "ipotermia dapat
merusak fungsi immun oxidative killing by neutrophils/ dan terjadi
asokonstriksi kulit dan mengurangi aliran darah ke tempat operasi, dan
selanjutnya akan meningkatkan resiko SSI ;ama operasi berbanding lurus
dengan resiko infeksi luka dan memperberat resiko akibat jenis
kontaminasi. :uler dkk menyatakan bahwa operasi yang berlangsung
lebih dari persentil ke2*$ dari suatu prosedur, dianggap sebagai operasilama.(
". Bakteri #ang dapat men#e$a$kan ter%adin#a surgical site infection
1enelitian
-
7/23/2019 Referat Ssi
3/12
3
pneumoniae! Streptococcus bovis dan Candida nonalbicans masing2
masing (%. Sebelum operasi semua pasien diberikan antibiotik golongan
sefalosporin generasi ketiga yaitu cefota=im. Akan tetapi pada hasil uji
kepekaan terhadap antimikroba didapatkan 8,6% bakteri tersebut masuk
kategori resisten, *,*% masuk kategori intermediate dan *,*% masuk
kategori sensitif terhadap cefota=im.
&. 'lasifikasi
#lasi$kasi I menurut The National Nosocomial
Surveillence Infection (NNIS) terbagi menjadi dua jenis
yaitu insisional dibagi menjadi supercial incision SSI yang
melibatkan kulit dan subkutan dan yang melibatkan
jaringan yang lebih dalam yaitu! deep incisional SSI.
a. uper$%ial In%ision I ( I&' uper$sial)
erupakan infeksi yang terjadi pada kurun aktu 30
hari paska operasi dan infeksi tersebut hanya melibatkan
kulit dan jaringan subkutan pada tempat insisi dengan
setidaknya ditemukan salah satu tanda sebagai berikut *
1) &erdapat %airan purulen.
") +itemukan kuman dari %airan atau tanda dari
jaringan super$sial.
3) &erdapat minimal satu dari tanda,tanda in-ammasi
) +inyatakan oleh ahli bedah atau dokter yang
meraat.
b. +eep Insi%ional I ( I&' +alam )
erupakan infeksi yang terjadi dalam kurun aktu 30
hari paska operasi jika tidak menggunakan implan atau
dalam kurun aktu 1 tahun jika terdapat implan dan
infeksi tersebut memang tampak berhubungan dengan
operasi dan melibatkan jaringan yang lebih dalam
(%ontoh! jaringan otot atau fasia) pada tempat insisi
dengan setidaknya terdapat salah satu tanda *
1) #eluar %airan purulen dari tempat insisi.
-
7/23/2019 Referat Ssi
4/12
") +ehidensi dari fasia atau dibebaskan oleh ahli bedah
karena ada tanda in-ammasi.
3) +itemukannya adanya abses pada reoperasi! ' atau
radiologis.
) +inyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter yang
meraat
%. Organ/ pa%e I ( I&' organ dalam)
erupakan infeksi yang terjadi dalam kurun aktu 30
hari paska operasi jika tidak menggunakan implan atau
dalam kurun aktu 1 tahun jika terdapat implan dan
infeksi tersebut memang tampak berhubungan dengan
operasi dan melibatkan suatu bagian anotomi tertentu
(%ontoh! organ atau ruang) pada tempat insisi yang
dibuka atau dimanipulasi pada saat operasi dengan
setidaknya terdapat salah satu tanda *
1) #eluar %airan purulen dari drain organ dalam
") +idapat isolasi bakteri dari organ dalam
3) +itemukan abses
) +inyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter.
. !enega*an
&ntuk pencegahan -;# pada pasien dilakukan dengan perawatan
praoperasi, pencukuran rambut bila mengganggu operasi, cuci dan
bersihkan daerah sekitar tempatinsisi dengan antiseptik pada kulit secara
sirkuler ke arah perifer yang harus cukup luas.
Antibiotik profilaksis terbukti mengurangi kejadian -;# dan
dianjurkan untuk tindakan dengan resiko infeksi yang tinggi seperti pada
infeksi kelas -- dan ---. Selain itu, antibiotik profilaksis juga diberikan jika
diperkirakan akan terjadi infeksi dengan resiko yang serius seperti pada
pemasangan implan, penggantian sendi, dan operasi yang lama. 1emberian
antibiotik profilaksis harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
-
7/23/2019 Referat Ssi
5/12
alergi, resistensi bakteri, superinfeksi, interaksi obat, dan biaya.
1emberiannya dilakukan 3) menit sebelum insisi, atau pada seksio sesaria
diberikan segera setelah tali pusat diklem, dengan jenis antibiotik
disesuaikan dengan jenis kuman yang paling sering mengakibatkan infeksi
pada daerah tersebut. 1ada umumnya adalah sepalosporin generasi - atau
--.
1ada tahap intra operatif, yang harus diperhatikan adalah bahwa
semakin lama operasi, resiko infeksi semakin tinggi, tindakan yang
mengakibatkan terbentuknya jaringan nekrotik harus dihindarkan, kurangi
dead space, pencucian luka operasi harus dilakukan dengan baik, dan
bahan yang digunakan untk jahitan harus sesuai kebutuhan seperti bahanyang mudah diserap atau monofilamen.
1emasangan drain sebaiknya dilakukan secara tertutup. Dengan
drain terbuka bersifat lembut dan atraumatik/ mengakibatkan open system
bacteria, terjadi kontak pada kulit, sulit untuk dilakukan penilaian,
menuntut perawatan luka yang sangat teliti, hanya untuk luka yang tidak
terlalu besar, tidak bersifat menghisap suction/. Sedangkan pada drain
tertutup, closed system2bacteria mengakibatkan adanya kuman yang dapat
diminimalisasi, mudah untuk dilakukan penilaian, perawatan lebih mudah,
bila dipasang untuk luka yang cukup besar, dapat menghisap cairan
suction/ karena kaku, bersifat lebih traumatik.
1erawatan drain harus dilakukan dengan mencakup apakah ada
penyumbatan, pastikan fungsi suction bekerja dengan baik dan jangan lupa
untuk mengosongkan isi kontainer, pastikan drain disimpan di tempat yang
aman, kulit yang berhubungan dengan drain harus dijaga tetap kering dan
harus dilakukan penggantian balutan, jika terdapat tanda2tanda infeksiharus segera ditangani dan diberikan antiseptik pada kontainer drain.
-
7/23/2019 Referat Ssi
6/12
-
7/23/2019 Referat Ssi
7/12
2
sampai 8)%. 1erdarahan yang terjadi pada partusperaginam normal
berariasi, dapat sampai ))26)) cc. 1ada sectio cesarea, dapat terjadi
perdarahan sampai ())) cc. eskipun demikian jarang diperlukan
transfusi. "al itu karena selamakehamilan normal terjadi jugapeningkatan
faktor pembekuan ?--, ?---,C, C-- dan fibrinogen sehingga darahberada
dalam hypercoagulable stateAfolabi, ;esi, @ erah, ))*/.
3. injal
Aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus meningkat sampai
($)% pada trimester pertama, namun menurun sampai 6)% di atas
nonpregnant state pada saat kehamilan aterm. "al ini kemungkinan
disebabkan oleh aktifitas hormon progesteron. 'adar kreatinin, urea dan
asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
1asien dengan preeklampsia mungkin dapat mengalami kegagalan fungsi
ginjal meskipun pemeriksaan laboratorium mungkin menunjukkan nilai
normal Afolabi, ;esi, @ erah, ))*/.
. Sistem gastrointestinal
&terus graid menyebabkan peningkatan tekanan intragastrik dan
perubahan sudut gastroesophageal &unction, sehingga meningkatkan
kemungkinan terjadinya regurgitasi dan aspirasi pulmonal isi lambung.
Sementara itu terjadi juga peningkatan sekresi asam lambung, penurunan
tonus sfingter esophagus bawah serta perlambatan pengosongan lambung.
n4im2en4im hati pada kehamilan normal sedikit meningkat. 'adar
kolinesterase plasma menurun sampai sekitar 8%, mungkin akibat
hemodilusi dan penurunan sintesis.. ;ambung harus selalu dicurigai penuh
berisi bahan yang berbahaya asam lambung, makanan/ tanpa memandangkapan waktu makan terakhir Afolabi, ;esi, @ erah, ))*/.
$. Sistem saraf pusat
Akibat peningkatan endorphin dan progesteron pada wanita hamil,
konsentrasi obat inhalasi yang lebih rendah cukup untuk mencapai
anestesiaE kebutuhan halotan menurun sampai $%, isofluran )%,
metoksifluran 3%. 1ada anestesi epidural atau intratekal spinal/,
konsentrasi anestetik lokal yang diperlukan untuk mencapai anestesi juga
lebih rendah. "al ini karena pelebaran ena2ena epidural pada kehamilan
-
7/23/2019 Referat Ssi
8/12
menyebabkan ruang subarakhnoid dan ruang epidural menjadi lebih
sempit. 0aktor yang menentukan yaitu peningkatan sensitifitas serabut
saraf akibat meningkatnya kemampuan difusi 4at24at anestetik lokal pada
lokasi membran reseptor enhanced diffusion/ Afolabi, ;esi, @ erah,
))*/.
+. ,ransfer O$at dari -$u ke anin melalui /irkulasi !lasenta
"al yang menjadi salah satu pertimbangan, karena obat2obatan
anestesia yang umumnya merupakan depresan, dapat juga menyebabkan
depresi pada janin. "arus dianggap bahwa semua obat dapat melintasi
plasenta dan mencapai sirkulasi janin. Dalam kondisi ibu dan fetus normal,general anaesthesia A/ dan regional anaesthesia 9A/ yang dilakukan
dengan terampil hampir sama pengaruhnya terhadap bayi baru lahir. Famun
demikian, karena risiko untuk ibu dan kaitannya dengan Apgar skor yang
lebih rendah daripada A, maka 9A untuk Sectio caesaria lebih disukai.
Anestesi regional akan memberikan hasil neonatal terpapar lebih sedikit obat
anestesi terutama saat digunakan teknik spinal/, memungkinkan ibu dan
pasangannya mengikuti proses kelahiran bayi mereka, dan memberikan
pengobatan rasa sakit pascaoperasi yang lebih baik !"#, ))3/.
0. /etio aesaria
(. Definisi sectio caesaria
Sectio caesaria merupakan lahirnya janin melalui insisi dinding
abdomen laparotomi/ dan dinding uterus histerektomi/. Definisi ini tidak
mencakup pengeluaran janin pada kasus ruptur uteri atau pada kasus
kehamilan abdomen :unningham, )()/.
. -ndikasi sectio caesaria
a. -ndikasi absolut
enurut Forwit4 ))8/, indikasi absolut sectio caesaria dibagi
menjadi 3, yakni G
(/ Berasal dari ibu
a/ -nduksi persalinan yang gagal
b/ 1roses persalinan tidak maju distosia persalinan/
-
7/23/2019 Referat Ssi
9/12
4
c/ Disproporsi sefalopelik
/ &teroplasenta
a/ Bedah uterus sebelumnya sesar klasik/
b/ 9iwayat ruptur uterus
c/ #bstruksi jalan lahir fibroid/
d/ 1lasenta preia, abruptio plasenta berukuran besar
3/ anin
a/ awat janin> hasil pemeriksaan janin tidak meyakinkan
b/ 1rolaps tali pusat
c/ alpresentasi janin
b. -ndikasi relatif
(/ Berasal dari ibu
a/ Bedah sesar elektif berulang
b/ 1enyakit ibu
/ &teroplasenta
a/ 9iwayat bedah uterus sebelumnya
b/ 1resentasi funik pada saat persalinan
3/ anin
a/ alpresentasi janin
b/ akrosomia
c/ 'elainan janin
3. 'ontraindikasi sectio caesaria
enurut 1ernoll ))5/, kontraindikasi tindakan S: meliputi
infeksi piogenik dinding abdomen, janin abnormal yang tidak dapat hidup,
janin mati kecuali untuk menyelamatkan nyawa ibu/ dan kurangnyafasilitas, perlengkapan atau tenaga yang sesuai.
. Anestesi Regional pada /etio esaria
". Anestesi eneral pada /etio esaria
7eknik pelaksanaannya meliputi preoksigenasi, tiga kali nafas dalam
dengan # ())%, injeksi thiopental mg>kg atau ketamin ( mg>kg i dan
suksinilkolin (,$ mg>kg i disertai penekanan krikoid. Setelah )26) detik,
-
7/23/2019 Referat Ssi
10/12
10
dilakukan intubasi trakea dengan cuff. Diberikan entilasi dengan #, F#
dan agen inhalasi ),2),8% A:. 1elumpuh otot dapat diberikan bila perlu.
Setelah bayi lahir, anestesi dapat diperdalam dengan F# atau narkotik. Agen
inhalasi dapat dihentikan. Akhir operasi dilakukan ekstubasi sadar Bengi et
al., ))3/.
'omplikasi anestesi general antara lain aspirasi isi lambung yang
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu, kegagalan intubasi>
entilasi karena pasien obstetrik memiliki risiko kesulitan intubasi> entilasi
()= dibanding wanita tak hamil akibat perubahan anatomi leher pendek,
edema laring, obesitas morbid, operasi emergensi/E "ipertensi berat akibat
anestesi yang kurang dalam dan stimulasi trakea dapat menyebabkan
penurunan aliran darah uterus,fetal distress, dan dapat memperberat hipertensi
sebelumnya preeklampsia/.
(. Sedatif dan hipnotik
'arbituratG digunakan untuk induksi pada A karena onsetnya yang
cepat. Semua barbiturat mendepresi ibu dan janin tergantung dosis yang
diberikan. Barbiturate tidak digunakan untuk sedasi Bengi et al., ))3/.
'enodiaepinG merupakan ansiolitik dan antikonulsi diberikan
dalam dosis kecil 2$ mg i/. Dalam dosis besar menyebabkan hipotonia
dan hipotermia janin, kelambatan pemberian makanan bayi, meningkatkan
kejadian ikterik dan kernikterus Bengi et al., ))3/.
#ropofolG merupakan obat untuk induksi anestesi dalam dosis 2,$
mg>kg. Status kardioaskuler ibu tidak berubah, akan tetapi terjadi
iritabilitas janin Bengi et al., ))3/.
$etamin ( mg>kg memberikan analgesia disosiatif, amnesia, dan
sedasi dengan mempertahankan tekanan darah ibu dan tidak mendepresijanin. Dikontraindikasikan pada pasien dengan preeklampsia atau
hipertensi dan dapat menyebabkan krisis hipertensi bila dikombinasi
dengan ergonoin atau asopresor Bengi et al., ))3/.
*pioidE morfin, meperidin, fentanyl dan sufentanyl merupakan
analgesik sistemik yang sangat poten. 7idak satupun narkotik yang dapat
memberikan analgesia yang efektif selama persalinan tanpa menyebabkan
depresi nafas pada ibu dan bayi bila diberikan secara intraena atau
intramuskuler. fek samping lainG mual muntah, hipotensi ortostatik,
-
7/23/2019 Referat Ssi
11/12
11
penurunan motilitas gaster, somnolen. 'ini sering digunakan sebagai
tambahan pada anestesi regional Bengi et al., ))3/.
. Anestesi inhalasi
Nitrous oksida 1ada kelarutan yang rendah, dapat menyebabkan
ambilan dan pemulihan yang cepat. eski efek analgesiknya cukup baik,
namun potensinya yang rendah tidak memberikan analgesi yang cukup
untuk persalinan. F# yang diberikan dalam konsentrasi analgesia $)2
*)%/ tidak menyebabkan depresi kardioaskuler atau respirasi dan tidak
mempengaruhi kontraksi uterus. fek terhadap janin adalah pada
pemberian jangka lama, terjadi depresi respirasi dan asidosis janin,
khususnya bila analgesia ibu tidak sempurna dan kadar katekolamin ibu
meningkat Afolabi, ;esi, @ erah, ))*/.
Agen halogenated halotan! enfluran!isofluran! sevofluran fek
terhadap ibu, dalam konsentrasi anestesi, semua agen halogenated
menyebabkan depresi kardioaskuler dan respirasi. 'ontraksi uterus
menurun tergantung dosis yang diberikan. fek terhadap janin adalah
konsentrasi rendah yang diberikan dalam waktu singkat menyebabkan
sedasi janin. 'onsentrasi tinggi dan waktu pemberian yang lama
menyebabkan apnoe dan hipotensi janin Afolabi, ;esi, @ erah, ))*/.
-. 'E/-!4LA5
-
7/23/2019 Referat Ssi
12/12
1"
(. 'ehamilan mempengaruhi berbagai perubahan fisiologis sistem organ
yang merupakan mekanisme adaptasi dan berguna bagi ibu untuk
mentoleransi stres selama kehamilan dan persalinan.
. 1erubahan fisiologis selama kehamilan meliputi sistem respirasi,
kardioaskuler, ginjal, hematologi dan koagulasi, gastrointestinal, dan
sistem saraf pusat.
3. Sectio caesaria membutuhkan anestesi yang efektif yang merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan outcome darisectio caesaria.
. enis anestesi yang sering digunakan pada saat sectio caesaria
diantaranya adalah anestesi regional dan anestesi umum, keduanya
mempunyai kelebihan dan kekurangan.